Disusun oleh :
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
nikmatnya yang telah dilimpahkan kepada kita semua sehingga kelompok dapat
menyelesaikan penulisan Laporan Kasus tentang “Asuhan kebidanan pada Ny.E
G7P6A0H5 Dengan Resti Umur dan Paritas Di Ruangan KB Tindakan RSI Ibnu Sina
Bukittinggi”.
Kami sebagai penyusun makalah ini telah berusaha semaksimal mungkin untuk
mencapai hasil yang baik,namun apabila ada kekurangan atau salah dalam penulisan
kata,kami mohon masukan dan sarannya yang kami harapkan dari pembaca dan
pendengar untuk perbaikan makalah ini untuk penyusunan makalah yang baik
kedepannya.Sekian terimakasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan .....................................................................................................................2
D. Waktu dan Tempat...................................................................................................4
A. Askeb Varney..........................................................................................................22
B. Askeb SOAP............................................................................................................36
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................................47
B. Saran........................................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Padang merupakan salah satu kota dengan urutan tertinggi dengan AKI
sebanyak 20 orang (Dinkes Sumbar, 2017).
Penyebab komplikasi kehamilan antara lain 3 terlambat yaitu
terlambatmengenali tanda bahaya kehamilan, terlambat mencapai fasilitas
kesehatan danterlambat mendapatkan pelayanan dan 4 terlalu yaitu terlalu muda,
terlalu banyakmelahirkan, terlalu dekat jarak melahirkan dan terlalu tua. Hamil
denganprimitua ,hamil dengan primimuda ,terlau sering hamil,sering abortus
merupkakn penyebab komplikasi kehamilan. Kehamilan pertama dengan usia
maternal lebih dari 35 tahun, dapat meningkatkankomplikasi atau resiko
kehamilan seperti hipertensi, preeklamsi, KPD, persalinanmacet dan pendarahan
postpartum.Terlau sering hamil atau grademultipara tergolong dalam kehmilan
resiko tinggi .Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu yaitu:ketuban pecah
dini,pendarahan post partum,pendarahan antepartum,solusio plasenta ,plsenta
previa dan abortus.Komplikasi yang mungkin bisa terjadi pda janin yaitu :IUFD
dan BBLR Untuk menghindari komplikasi yangditimbulkan, peran bidan adalah
memberikan Komunikasi Informasi Edukasi(KIE) tentang perawatan antenatal
secara teratur dan mendeteksi sedini mungkinadanya factor resiko pada ibu
hamil resti dengan grademultipara baik di fasilitas pelayanankesehatan maupun
di masyarakat (Rochjati, 2011).
2
melahirkan dibawah usia 20 tahun, terlalu tua usia hamil atau melahirkan di atas
usia 35 tahun, terlalu dekat jarak kelahiran anak yang satu dengan anak yang lain
di bawah tiga tahun, terlalu banyak melahirkan lebih dari tiga anak. Tiga
terlambat terdiri dari terlambat mengambil keputusan, terlambat mengantar ke
tempat persalinan dan terlambat mendapat penanganan persalinan (Astuti, 2017).
Pada awalnya kehamilan yang diperkirakan normal dapat berkembang menjadi
kehamilan yang pathologi sehingga akan meningkatkan angka kematian pada
ibu hamil.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penulis tertarik dan
ingin memberikan “Asuhan Kebidanan Pada Ny.E Dengan Resiko Tinggi
Umur dan Paritas di Ruangan KB Tindakan RSI Ibnu Sina Yarsi
Bukittinggi “
1. Tujuan umum
Penulis mampu untuk dapat memberikan asuhan kebidanan pada Ny.E
dengan Resiko Tinggi Umur dan Paritas di RSI Ibnu Sina Yarsi Bukittinggi.
2. Tujuan khusus
Mahasiswa mampu :
1) Melakukan pengkajian data subyektif dan obyektif.
2) Menganalisadatauntukmenentukandiagnosis potensialyang
mungkin timbul pada Ny.E dengan Resiko Tinggi Umur dan Paritas.
3) Merencanakan Asuhan Kebidanan yang menyeluruh
berdasarkankebutuhan pada Ny.E dengan Resiko Tinggi Umur dan
Paritas.
3
4) Melaksanakan Asuhan Kebidanan sesuai dengan rencana yang
telahdisusun.
5) Melakukan evaluasi terhadap Asuhan yang dilaksanakan.
6) Melakukan pendokumentasian hasil Asuhan Kebidanan denganVarney
dan SOAP.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
A. Kehamilan Risiko Tinggi
a. Pengertian
Kehamilan risiko rendah dimana ibu seluruh ibu hamil berisiko terhadap
kehamilanya untuk ibu hamil dengan kehamilan risiko rendah jumlah skor 2
yaitu tanpa adanya masalah atau faktor risiko. Persalinan dengan kehamilan
risiko rendah dalam dilakukan secara normal dengan keadaan ibu dan bayi
sehat, tidak dirujuk dan dapat ditolong oleh bidan.
5
b) Kehamilan Risiko Tinggi (KRT)
Kehamilan risiko tinggi dengan jumlah skor 6 - 10, adanya satu atau lebih
penyebab masalah pada kehamilan, baik dari pihak ibu maupun bayi dalam
kandungan yang memberi dampak kurang menguntungkan baik bagi ibu atau
calon bayi. Kategori KRT memiliki risiko kegawatan tetapi tidak darurat.
Kehamilan risiko sangat tinggi (KRST) dengan jumlah skor ≥ 12. Ibu
hamil dengan dua atau lebih faktor risiko meningkat dan memerlukan
ketepatan waktu dalam melakukan tidakan rujukan serta pertolongan persalinan
yang memadai di Rumah Sakit ditantangani oleh Dokter spesialis. Hasil
penelitian menunjukan bahwa KRST merupakan kelompok risiko terbanyak
penyebab kematian maternal.
6
riwayat tindakan ini merupakan faktor fisik pertama yang menyebabkan ibu
hamil berisiko.
1) Primi muda
Ibu yang hamil pertama kali pada usia ≤ 16 tahun, dimana pada
usia tersebut reproduksi belum siap dalam menerima kehamilan kondisi
rahim dan panggul yang masih kecil, akibat dari ini janin mengalami
gangguan. Disisi lain mental ibu belum siap menerima kehamilan dan
persalinan. Bahaya yang terjadi jika usia terlalu muda yaitu premature,
perdarahan anterpartum, perdarahan post partum.Hasil penelitian
disalah satu Rumah Sakit, ibu hamil yang dikategorikan dalam primi
muda sangat rendah yakni hanya mencapai angka 1,7%.Faktor risiko
yang berpengaruh terhadap terjadinya komplikasi persalinan adalah ibu
yang berumur < 20 ahun.
2) Primi tua
a. Lama perkawinan ibu ≥ 4 tahun dan mengalami kehamilan
pertama setelah masa pernikahan danpasangan tidak
mengguanakan alat kontrasepsi KB.
b. Pada umur ibu ≥ 35 tahun dan mengalami kehamilan. tersebut
dikategorikan usia tua, ibu dengan usia tersebut mudah terserang
penyakit, kemungkinan mengalami kecacatan untuk bayinya dan
Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR), cacat bawaan sedangkan
komplikasi yang dialami oleh ibu berupa pre-eklamsi, mola
hidatidosa, abortus.19 Menurut hasil penelitianusia ≥ 35 tahun
kemungkinan 2,954 kali mengalami komplikasi persalinan.
3) Primi tua sekunder
Ibu yang mengalami kehamilan dengan jarak persalinan
sebelumnya adalah ≥ 10 tahun. Dalam hal ini ibu tersebut seolah
menghadapi kehamilan yang pertama lagi. Kehamilan dapat terjadi pada
ibu yang mempunyai riwayat anak pertama mati atau ibu yang
7
mempunyai anak terkecil hidup berumur 10 tahun, serta pada ibu yang
tidak menggunakan KB.
4) Anak terkecil ≤ 2 tahun
Ibu yang mempunyai anak pertama terkecil ≤ 2 tahun namun
tersebut telah mengalami kehamilan berikutnya. Jarak kehamilan ≤ 2
tahun kondisi rahim belum kembali seperti semula selain itu ibu masih
dalam proses menyusui. Komplikasi yang mungkin terjadi yaitu
perdarahan setelah bayi lahir, bayi lahir namun belum cukup umur
sehingga menyebabkan berat badan bayi lahir rendah (BBLR) < 2.500.25
Jarak kehamilan ≤ 2 tahun dan ≥ 5 tahun mempunyai kemungkinan 1,25
kali mengalami komplikasi persalinan, ibu hamilyang pemeriksaan
kehamilannya kurang kemungkinan mengalami 0,396 kali komplikasi
pada saat persalinan, ibu dengan deteksi dini kehamilan risiko tinggi
kategori kurang kemungkinan 0,057 kali mengalami komplikasi
persalinan.
5) Multigrande
Yaitu Ibu yang pernah mengalami persalinan sebanyak 4 kali atau
lebih, komplikasi yang mungkin terjadi seperti anemia, kurang gizi, dan
kekendoran pada dinding rahim. Keadaan tersebut dapat menyebabkan
kelainan letak janin, persalinan lama, perdarahan pasca persalinan, dan
rahim robek pada kelainan letak lintang.Sedangkan grandemultipara
adalah ibu yang pernah melahirkan lebih dari 6 kali atau lebih baik bayi
dalam keadaan hidup atau mati.
6) Usia ibu hamil 35 tahun atau lebih
Ibu hamil pada usia ini dapat menglami komplikasi seperti
Ketuban Pecah Dini (KPD), hipertensi, partus lama, partus macet dan
perdarahan post partum. Komplikasi tersebut mungkin dialami oleh ibu
hamil pada usia tersebut dikarenakan organ jalan lahir sudah tidak lentur
dan memungkinkan mengalami penyakit.Kejadian kehamilan risiko
tinggi dipengaruhi oleh umur dan paritas. Kehamilan resiko tiinggi
mayoritas berumur ≥ 35 tahun dan terjadi pada grandemultipara.
8
7) Tinggi Badan (TB) 145 cm atau kurang komplikasi yang mungki terjadi
yaitu ukuran panggul ibu sebagai jalan lahir sempit namun ukuran kepala
janin tidak besar atau ketidak sesuaian antara janin dan jalan lahir.
Kemungkinan ukuran panggul ibunormal, sedangkan ukuran kepala janin
besar.Komplikasi yang terjadi yaitu BBLR, prematur, bayi mati dalam
kandungan (IUFD).
8) Ibu hamil dengan riwayat obstetric jelek dengan kondisi: Ibu hamil kedua
dimana kehamilan pertama mengalami keguguran,meninggal di dalam
kandungan, lahir dalam keadaan belum cukup umur, lahir mati, dan lahir
hidup kemudian mati pada usia ≤ 7 hari, kehamilan sebelumnya pernah
keguguran sebanyak ≥ 2 kali.Salah satu faktor yang menyebabkan
kegagalan kehamilan dan meninggalnya janin dalam kandungan pada ibu
adalah adanya penyakit seperti ; diabetes mellitus, radang saluran
kencing, dan lain-lain.
9) Persalinan yang lalu dengan tindakan persalinan ditolong oleh alat bantu
seperti: cunam/forcep/vakum, uri manual (manual plasenta), pemberian
infus / tranfusi pada saatproses persalinan dan operasi sectio caesars pada
persalinan.
9
ibu dapat berpengaruh buruk pada janin atau keduanya saling berpengaruh.
Kehamilan resiko tinggi merupakan ancaman. (Rochjati, 2013).
1) Penyulit kehamilan risiko tinggi usia > 35 tahun
a) Preeklampsia dan Eklampsia
Preeklampsia/eklampsia didefinisikan adalah timbulnya
hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah
usia 20 minggu/segera setelah persalinan. Sedangkan etiologi dari
preeklampsia /eklampsia belum diketahui secara pasti, namun faktor-
faktor predisposisi dari preeklampsia yaitu usia, paritas, status social
ekonomi, predisposisi genetik, komplikasi obstetrikdan kondisi
medis yang sudah ada sebelumnya.
b) Diabetes Gestasional
Kehamilan merupakan sutau keadaan intoleransi
glukosa,meskipun begitu hanya 3-5% wanita hamil yang kemudian
menderita diabetes gestasional. Seiring bertambahnya usia
kehamilan, jaringan yang mengalami resistensi terhadap insulin
semakin meningkat, sehingga menciptakan peningkatan kebutuhan
insulin. Pada kehamilan normal, resistensi insulin dan pemenuhan
kebutuhannya berada dalam keadaan seimbang. Namun, apabila
resistensi menjadi dominan, ibu akan mengalami kondisi
hiperglikemi.
Hal ini biasanya terjadi pada usia terakhir kehamilan, ditandai
dengan meningkatnya resistensi Insulin secara progresif sampai
proses persalinan.Risiko ini semakin tinggi pada usia >35 tahun.
10
death antara lain, kehamilan post term (> 42 minggu), umur ibu tua,
diabetes melitus tidak terkontol, hipertensi, preeklampsia, eklampsia,
ruptur uteri. Usia yang ideal bagi seorang wanita untuk hamil dan
melahirkan adalah dalam rentang 20 - 30 tahun .
e) Plasenta Previa
f) Kelainan Letak
11
melahirkan dengan seccio caesaria, 7 kasus dilakukan atas indikasi
kelainan letak.
2) Luaran Maternal
a) Partus dengan tindakan
Berdasarkan kepustakaan, Ibu usia >35 tahun memiliki risiko
lebih tinggi menghadapi penyulit dalam masa kehamilan dan
persalinan. Berbagai penyulit kehamilan tersebut berdampak pada
meningkatnya kebutuhan persalinan dengan tindakan. Ibu usia > 35
tahun memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk melahirkan dengan
sectio caesariaserta persalinan dengan induksi dibanding ibu yang
berusia lebih muda. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya rasio
sectio caesaria pada ibu usia 40-45 tahun hingga mencapai 50%.
Begitu pula pada ibu usia 50-63 tahun, yang rasionya meningkat
menjadi 80%. Usia ibu yang tua merupakan faktor risiko tunggal
dilakukannya sectio caesaria, baik tindakan section secara langsung
maupun yang didahului oleh persalinan spontan atau persalinan
menggunakan induksi lainnya.
b) Perdarahan post partum
Perdarahan post partum (PPP) adalah perdarahan pasif
>500ml setelah bayi lahir) yang berasal dari tempat implantasi
plasenta, robekan pada jalan lahir dan jaringan sekitarnya.
Perdarahan post partum merupakan satu dari tiga penyebab utama
kematian ibu dan berdasarkan laporan Menteri Kesehatan tahun 2009
insidennya diIndonesia mencapai 40-60%. PPP dipengaruhi oleh
berbagai hal, antara lain usia ibu yang tua, partus lama,
grandmultipara, eklampsia, ibu obesitas, kehamilan multipel, berat
lahir >4000 gram, serta riwayat PPP pada kehamilan sebelumnya.
Perdarahan antepartum akibat solusio plasenta dan plasenta previa
juga berhubungan dengan peningkatan risikoperdarahan post partum.
12
Telah disebutkan bahwa kehamilan di usia tua meningkatkan
berbagai risiko komplikasi dalam kehamilan maupun saat persalinan.
c) Inersia Uteri
Inersia uteri adalah salah satu jenis kelainan kontraksi uterus
pada saat persalinan. Inersia uteri adalah kontraksi uterus berupa his
yang kekuatannya lemah, lama kontraksinya pendek, interval
kontraksinya lama, serta perasaan sakit yang ringan. Berbagai faktor
yang berpengaruh terhadap kejadian inersia uteri antara lain panggul
sempit ringan, malpresentasi letak kepala (posisi oksipitalis
posterior), serviks yang kaku dan sukar membuka, keadaan fisik yang
lemah, uterus hamil yang terlalu teregang, serta mioma uteri, Donald
menyebutkan bahwa tingginya angka stimulasi partus pada primitua
terutama disebabkan terjadinya inersia uteri pada kala I, yang
mungkin disebabkan ketakutan ibu dalam menghadapi persalinan
pertama ( Kusmiyati, 2011).
d) Kematian maternal
Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
2009,AKI di Indonesia tercatat sebesar 228 per 100.000 kelahiran
hidup, dimana angka ini masih tertinggi di Asia. Seperti yang telah
disebutkan oleh berbagai penelitian sebelumnya, peningkatan usia
ibu berpengaruh terhadap peningkatan risiko komplikasi serta
kejadian luaran perinatal yang tidak diinginkan. Hal ini disebabkan
ibu usia tua cenderung memiliki penyakit penyerta seperti hipertensi
kronik, preeklampsia ringan ataupun sedang, dan diabetes
gestasional. Selain itu adanya penyakit kronik pregestasional pada
ibu turut menjadi salah satu faktor munculnya luaran perinatal yang
tidak diinginkan, meskipun tentu saja terdapat beberapa komplikasi
yang merupakan akibat tunggal dari usia ibu itu sendiri.
13
3) Luaran Perinatal
a) Prematuritas
Persalinan prematur mengacu pada persalinan yang terjadi
sebelum usia kehamilan 37 minggu, baik karena persalinan spontan
dengan membran yang intak, akibat PPROM, maupun persalinan
dengan induksi atas indikasi pada ibu maupun janin. Dimana, risiko
janin dilahirkan sebelum minggu ke 34 meningkat mencapai 70%
pada ibu berusia tua. Sementara risiko janin dilahirkan sebelum
minggu ke 37 dan janin dengan KMK meningkat mencapai 40%
pada kelompok usia yang sama.
Hal ini dapat dikarenakan ibu yang berusia tua memiliki
risiko 1.5x menderita preeklampsia, dimana salah satu komplikasi
dari penyakit ini ialah prematuritas. Selain itu, kehamilan multi yang
insidensinya meningkat pada ibu berusia tua seiring dengan adanya
Assisted Reproductive Technology (ART) dapat juga menjadi salah
satu faktor risiko persalinan prematur. Tingginya angka
infeksitraktus urinarius pada ibu >40 tahun juga menyumbangkan
kejadian persalinan prematur pada ibu usia tua ( Kusmiyati,2011).
b) Asfiksia
Asfiksia pada neonatus merupakan keadaan gawat pada bayi
dimana bayi gagal untuk bernafas secara spontan, teratur, serta
disertai dengan hipoksia dan hiperkapneu. Hipoksia yang terjadi pada
bayi asfiksia adalah faktor yang dapat menghambat adaptasi bayi
baru lahir terhadap kehidupan ekstra uterine, selain itu asfiksia dapat
menyebabkan terjadinya depresi susunan saraf pusat. Menurut
penelitian Wiradharma Asfiksia pada neonates mencapai 2-9%. Oleh
karena itu, bila keadaan ini tidak ditanggulangi secara adekuat, dapat
menimbulkan kematian.
c) Kelainan congenital
Kelainan kongenital dan persalinan prematur merupakan
penyebab penting dari kematian anak, penyakit kronik, maupun
14
kecacatan pada banyak negara. Insidensinya terjadi pada 1 dari 33
bayi dan menghasilkan 3.2 juta kecacatan terkait efek kelahiran
setiap tahunnya. Penyebab terjadinya kelainan kongenital pada bayi
masih banyak yang belum diketahui. Namun umumnya dipengaruhi
oleh faktor instrinsik, ekstrinsik, maupun gabungan keduanya. Faktor
intrinsik ialah faktor genetik dan kromosom. Sementara faktor
ekstrinsik ialah infeksi, usia ibu, radiasi, obat-obatan, nutrisi, maupun
social ekonomi. Kelainan kongenital parah yang paling sering terjadi
ialah defek jantung, defek pada neural tube, serta Sindrom Down.
d) Berat bayi lahir rendah
Berat badan lahir rendah (BBLR) merujuk pada bayi
denganberat kurang dari 2500 gram pada waktu lahir, dapat
disebabkan oleh umur kehamilan kurang 37 minggu dengan berat
badan sesuai Kecil Masa Kehamilan (KMK). Jolly dalam
penelitiannya menyebutkan, terdapat distribusi yang luas pada ibu
dengan usia tua untuk melahirkan bayi dengan KMK. Selain itu,
Joseph et al menyebutkan bahwa ibu berusia tua memiliki risiko
1.29x lebih tinggi untuk melahirkan bayi BBLR.Hal ini dapat
dihubungkan dengan semakin buruknya perfusi plasenta atau aliran
nutrisi trans plasenta pada ibu berusia tua( Kusmiyati,2011).
e) Kematian Perinatal
Kematian perinatal ialah jumlah bayi lahir mati (stillbirth)
ditambah kematian bayi yang lahir hidup dalam 7 hari pertama
setelah lahir. Seiring dengan meningkatnya usia ibu, berbagai
komplikasi selama kehamilan dan persalinan pun meningkat. Hal ini
juga berpengaruh terhadap luaran perinatal yang tidak diharapkan,
dimana bayi-bayi yang lahir dari ibu berusia tua memiliki risiko
mortalitas dan morbitis yang lebih tinggi.Berbagai faktor
berkontribusi terhadap kematian perinatal.
4) Meminimalkan Risiko dengan Kehamilan Risiko Tinggi Usia dan Paritas
a) Periksakan kehamilan secara rutin
15
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan
antara usia ibu dengan kecemasan ibu hamil trimester III dengan p-
value=0,000. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Zamriati,
menyatakan ada hubungan yang signifikan antara usia dengan
kecemasan ibu hamil trimester III. Usia memiliki pengaruh penting
terhadap perilaku kesehatan ibu hamil, khususnya pada ibu hamil
trimester III. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Handayani (2015), bahwa kemampuan seseorang dalam merespon
kecemasan salah satunya dapat dipengaruhi oleh usia. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui kondisi ibu dan janin serta untuk
mencegah atau mengurangi risiko penyakit saat hamil.
b) Tanyakan ke dokter mengenai perawatan selama kehamilan
Anda harus mengetahui apa saja yang harus ibu lakukan dan
perawatan apa yang harus ibu jalani untuk mencegah penyakit saat
hamil, serta untuk mencegah bayi lahir prematur dan bayi BBLR. Tes
darah untuk mengetahui risiko kelainan kromosom sebelum bayi
lahir mungkin diperlukan.
c) Jaga asupan makan
Ibu hamil dianjurkan dengan porsi makan sedikit tapi sering,
dan harus banyak makan makanan yang mengandung zat gizi
penting, ibu dapat mendapatkan karbohidrat dari nasi, jagung,
kentang, dan roti sumber lemak baik dari ikan, alpukat, sayuran
hijau, dan minyak nabati sumber protein dari daging, ayam, ikan,
tahu, tempe serta sumber vitamin dan mineral dari sayuran dan buah-
buahan.
16
selama kehamilan dapat mengurangi risiko ibu hamil terkena
penyakit diabetes gestasional dan hipertensi gestasional.
e) Olahraga teratur
Olahraga teratur yang bisa ibu lakukan seperti jalan pagi
karena ibu sudah memasuki trimester III, karena itu dapat membantu
ibu mengontrol berat badan, membuat tubuh lebih sehat, dan juga
untuk mengurangi stres.
f) Hindari stress
Wanita hamil biasanya memiliki beberapa kecemasan tentang
kesehatan bayi dalam kandungannya, bahkan takut mengalami
keguguran. sebaiknya bicarakan apa yang ibu rasakan dengan dokter
dan orang sekitar Anda, seperti suami, saudara, atau teman. Hal ini
bisa mengurangi beban pikiran Anda.
b. Risiko Tinggi Dari Segi Paritas
1. Pengertian
Paritas adalah keadaan melahirkan anak baik hidup ataupun mati,
tetapi bukan aborsi, tanpa melihat jumlah anaknya. Dengan demikian,
kelahiran kembar hanya dihitung sebagai satu kali paritas (Veronika
Magdalena, 2015)
2. Klasifikasi Jumlah Paritas
Berdasarkan jumlahnya, maka paritas seorang perempuan dapat
dibedakan menjadi:
a) Nullipara adalah perempuan yang belum pernah melahirkan anak
sama sekali (Manuaba, 2010).
b) Primipara Adalah perempuan yang telah melahirkan seorang
anak,yang cukup besar untuk hidup didunia luar (Manuaba, 2010) c)
Multipara adalah perempuan yang telah melahirkan dua hingga empat
kali (Manuaba, 2010)
d) Grandemultipa adalah perempuan yang telah melahirkan 5 orang anak
atau lebih dan biasanya mengalami penyulit dalam kehamilan dan
persalinan (Manuaba, 2010)
17
3. Akibat Dari Kehamilan Sering
a) Keguguran
b) Anemia
c) Perdarahan hebat
d) Preeklamsia (tekanan darah tinggi, oedema, proteinuria) e)
Eklamsia (keracunan kehamilan karena hypertensi, dll)
e) Plasenta previa (piasenta menghalangi jalan lahir)
c. Kartu Skor Poedji Rochjati ( KSPR )
1) Pengertian Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR)
Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR) adalah kartu skor yang
digunakan sebagai alat skrining antenatal berbasis keluarga untuk
menemukan faktor risiko ibu hamil, yang selanjutnya mempermudah
pengenalan kondisi untuk mencegah terjadi komplikasi obstetrik pada
saat persalinan. KSPR disusun dengan format 14 kombinasi antara
checklist dari kondisi ibu hamil / faktor risiko dengan sistem skor. Kartu
skor ini dikembangkan sebagai suatu teknologi sederhana, mudah, dapat
diterima dan cepat digunakan oleh tenaga non professional (Rochjati, P,
2018).
18
2) Fungsi dari KSPR
a) Melakukan skrining deteksi dini ibu hamil risiko tinggi.
b) Memantau kondisi ibu dan janin selama kehamilan.
c) Memberi pedoman penyuluhan untuk persalinan aman berencana
(Komunikasi Informasi Edukasi/KIE).
d) Mencatat dan melaporkan keadaan kehamilan, persalinan, nifas.
e) Validasi data mengenai perawatan ibu selama kehamilan, persalinan,
nifas dengan kondisi ibu dan bayinya.
f) Audit Maternal Perinatal (AMP)
g) Sistem skor memudahkan pengedukasian mengenai berat ringannya
faktor risiko kepada ibu hamil, suami, maupun keluarga(Rochjati, P,
2018).
Skor dengan nilai 2, 4, dan 8 merupakan bobot risiko dari tiap
faktor risiko. Sedangkan jumlah skor setiap kontak merupakan perkiraan
besar risiko persalinan dengan perencanaan pencegahan. Kelompok
risiko dibagi menjadi 3 yaitu :
a) Kehamilan Risiko Rendah (KRR) : Skor 2(hijau)
b) Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) : Skor 6-10 (kuning)
c) Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) : Skor ≥ 12 (merah)
Terdapat 20 faktor risiko yang dibagi menjadi 3 kelompok faktor
risiko pada penilaian KSPR(Rochjhati P, 2016) :
a) Kelompok Faktor Risiko I (Ada Potensi Gawat Obstetrik)
(1) Primi muda : terlalu muda, hamil pertama usia 16 tahun atau
kurang
(2) Primi Tua : terlalu tua, hamil usia ≥ 35 tahun
(3) Primi Tua Sekunder : jarak anak terkecil >10 tahun
(4) Anak terkecil < 2 tahun : terlalu cepat memiliki anak lagi
(5) Grande multi : terlalu banyak memiliki anak, anak ≥ 4
(6) Umur ibu ≥ 35 tahun : terlalu tua
(7) Tinggi badan ≤ 145 cm : terlalu pendek, curiga panggul sempit
(8) Pernah gagal kehamilan
19
(9) Persalinan yang lalu dengan tindakan
(10) Bekas operasi sesar
b) Kelompok Faktor Risiko II
(1) Penyakit ibu : anemia, malaria, TBC paru, payah jantung, dan
penyakit lain.
(2) Preeklampsia ringan
(3) Hamil kembar
(4) Hidramnion : air ketuban terlalu banyak
(5) IUFD (Intra Uterine Fetal Death) : bayi mati dalam kandungan
(6) Hamil serotinus : hamil lebih bulan (≥ 42 minggu belum
melahirkan)
(7) Letak sungsang
(8) Letak Lintang
c) Kelompok Faktor Risiko III
(1) Perdarahan Antepartum : dapat berupa solusio plasenta, plasenta
previa, atau vasa previa
(2) Preeklampsia Berat/Eklampsia
20
KARTUSKORPOEDJIROCHJATI
I II III IV
Trimester
KEL N Masalah/resiko skor
I II III.1 III.2
.F.R O
Skorawalibuhamil 2 2 2 2 2
1. TerlalumudahamilI≤ 20 tahun 4
I 2. a.terlalutuahamilI≥35 tahun 4
b.terlalulambathamil Ikawin≥ 4tahun 4
3. Terlalulama hamil lagi ≥10tahun 4
4. Terlalucepat hamil lagi ≤2tahun 4
5. Terlalubanyak anak, 4 ataulebih 4
6. Terlalutua umur ≥35tahun 4
7. Terlalupendek ≤ 145 cm 4
8. Pernahgagalkehamilan 4
9. Pernahmelahirkandengan 4
a.tarikantang/vakum
b.uridirogoh 4
c.diberiinfuse/tranfuse 4
10. Pernah operasisesar 8
II 11. Penyakitpadaibuhamil 4
a.kurangdarah 4
b.malaria 4
c.TBCparu 4
d.payahjantung
d.kencingmanis(Diabetes) 4
f.penyakitmenularseksual 4
12. Bengkakpada muka/tungkaidan 4
Tekanandarahtinggi
13. Hamilkembar 4
14. Hydramnion 4
15. Bayimati dalamkandungan 4
16 Kehamilanlebihbulan 4
17. Letaksungsang 8
18. Letaklintang 8
III 19. Perdarahandalamkehamilan 8
20. Preeklamsia/kejang-kejang 8
JUMLAHSKOR
BAB III
TINJAUAN KASUS
21
A. VARNEY
KALA I
I . PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
1. Identitas / Biodata
Nama Ibu : Ny.E Nama Suami : Tn. M
Telp : 08xxxxxxxx
22
Keluhan : Ibu mengatakan tidak ada keluhan.
3. Riwayat Obstetri
a. Riwayat menstruasi
Haid pertama : umur 12 tahun Teratur / tidak : Teratur
Siklus : 28 hari Lamanya : 6-7 hari
Banyaknya : 2 kali ganti duk Sifat darah : encer
Dismenorhea : tidak ada Warna darah : kecoklatan
HPHT : 21 Juni 2021
b. Riwayat Pernikahan
Status Perkawinan: Sah Kawin : 1
Kawin I : Umur 21 tahun, dengan suami umur 20 tahun
Lamanya : 15 tahun, anak : 5 orang, abortus : -kali
ke
ANC TT Usia Penyulit TTL Jenis Penolong Tempat Komplikasi BB/PB JK Keadaan Involusi Laktasi
1. 6X 5 Aterm Tidak 15-1- Spontan Bidan BPM Tidak ada 3900gr L Baik 40 hari 6 bulan
ada 2006
/48cm
2. 7X 5 Aterm Tidak 2-4- Spontan Bidan BPM Tidak ada 4000gr L Baik 40 hari 6 bulan
ada 2008
/47cm
3. 4X 5 Aterm Tidak 4-02- Spontan Bidan BPM Tidak ada 3600gr L Baik 40 hari 6 bulan
ada 2011
/48cm
4 5X 5 Aterm Tidak 05- Spontan Bidan BPM Tidak ada 3800gr L Baik 40 hari 6 bulan
ada 12-
23
2012 /50cm
5 6X 5 Aterm Tidak 03- Spontan Bidan BPM Tidak ada 3500gr L Baik 40 hari 6 bulan
ada 04-
/49cm
2016
6 6C 5 Aterm Tidak 17- Spontan Bidan BPM Tidak ada 3800gr P Baik 40 hari 6 bulan
ada 08-
/50 cm
2018
7 INI 5
a. BB Sebelum hamil : 80 Kg
b. Trimester I
ANC : 1 kali
c. Trimester II
ANC : 2 kali
24
Anjuran :Istirahat yang cukup
Therapi : Calsium,Fe
d. Trimester III
ANC : 2 kali
Therapi : Fe,Calcium
6. Riwayat Kontrasepsi
25
Epilepsi : Tidak ada
PMS : Tidak ada
b. Riwayat Penyakit keturunan dan keluarga
a. Pola makan
mangkok sayur
mangkok sayur
1 buah
26
Malam : 1 piring sedang nasi + 1 potong protein + 1 mangkok sayur
b. Pola minum
Frekuensi sebelum hamil : 6 gelas sehari
Frekuensi sekarang : 10 gelas sehari
Jenis : Air putih + Susu
Keluhan : Tidak ada
c. Pola Eliminasi
BAK BAB Personal higiene
27
Penghasilan per tahun : Rp.12.000.000
10. Psikososial
a. Psikologis : Ibu sedikit merasa cemas dengan persalinannya
b. Sosial : Hubungan ibu dengan suami,keluarga dan tetangga baik
c. Spritual : Ibu melaksanakan sholat 5 waktu sewaktu masih dirumah
d. Kultural : Ibu tidak mempercayai kebiasaan yang merugikan
persalinannya
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. kesadaran : Composmentis
b. Keadaan emosional : Stabil
c. Postur tubuh : Lordosis
d. TB : 160 Cm
e. BB : 95 Kg
f. LILA : 38 Cm
g. Vital sign
TD : 124/82 mmHG Nadi : 80 x/i
RR : 22 x/I Suhu : 36,60C
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Warna rambut : Hitam
Pedikulus humanus : Tidak ada
Ketombe : Tidak ada
Pembengkakan : Tidak ada
Kerontokan : Tidak ada
b. Muka
28
Cloasma gravidarum :Ada
c. Mata
Simetris : Kiri dan kanan
Palpebra : Tidak oedema
Konjungtiva : Merah muda
Sklera : Putih jernih
d. Hidung
Simetris : Kiri dan kanan
Kebersihan : Bersih
Pembengkakan : Tidak ada
e. Gigi/mulut :
Simetris : Atas dan bawah
Bibir : Tidak pucat
Lidah : Bersih
Stomatits : Tidak ada
Caries : Tidak ada
Caries denties : Tidak ada
Tonsil : Tidak meradang
f. Telinga
Simetris : Kiri dan kanan
Kebersihan : Bersih
Radang : Tidak meradang
g. Leher
Kelenjar lymfe :Tidak ada pembengkakan kelenjar limfe
Kelenjer tiroid : Tidak ada pembengkakankelenjar tiroid
Vena jugularis : Tidak ada pelebaran vena jugularis
h. Payudara
Simetris : Kiri dan kanan
Striae : Tidak ada
29
Areola mamae : Hiperpigmentasi
Papilla mamae : Menonjol
Retraksi : Tidak ada
Massa : Tidak ada
Pengeluaran : Ada
Kebersihan : Bersih
i. Abdomen
Pembesaran perut : Sesuai usia kehamilan
Bekas luka operasi : Tidak ada
Striae : Ada
Linea : Nigra
k. Pemeriksaan kebidanan
Palpasi uterus
Leopold I
: TFU teraba di pertengahan pusat dan Px,pada fundus teraba
bundar,lunak dan tidak melenting
Leopold II
: Bagian kanan perut ibu teraba panjang,datar dan mapan,dan
bagian kiri perut ibu teraba tonjolan-tonjolan kecil
Leopold III
:Bagian bawah perut ibu teraba bulat,keras,melenting dan tidak
bisa digoyangkan
Leopold IV
: Konvergent
Perlimaan : 1/5
Lingkaran Bandle : Tidak ada
Blass : Minimal
TFU : 36 cm
Auskultasi
30
Frekwensi : 145 x/i
Punctum Maks : 1/3 pusat dengan sias kanan
Irama : Teratur
Kontraksi/ HIS
Frekuensi : 1x per 10 menit
Durasi : 1-10 detik
Interval : 1-5 menit
Intensitas : < 20
l. Ekstremitas
Atas
Oedema : Tidak ada
Sianosis : Tidak ada
Kuku : Bersih
Bawah
Oedema : Tidak ada
Sianosis : Tidak ada
Kuku : Bersih
Varises : Tidak ada
Reflek patella ka/ki : +/+
m. Anogenital
Inspeksi
Vulva/vagina
- Varises : Tidak ada
- Kemerahan : Tidak ada
- Luka : Tidak ada
- Oedema : Tidak ada
- Dll : Tidak ada
Perineum (luka parut) : Tidak ada
31
Periksa dalam
Pukul : 17.00
Dinding vagina : Tidak Ada masa
Posisi portio : Ante fleksi
Konsistensi servik : lembek
Pembukaan serviks : Tidak ada
Penipisan (Effecement) : 0%
Ketuban : Utuh
Presentasi fetus : Tidak teraba
Posisi janin : Tidak teraba
Molase : Tidak ada
Penurunan bagian terendah: Tidak ada
Penumbungan : Tidak ada
n. Anus
Hemoroid : Tidak ada
3. Pemeriksaan penunjang
HB : 12 gr%
Protein urin : Tidak dilakukan
Glukosa urin : Tidak dilakukan
Golongan darah : Tidak dilakukan
B. Data dasar
Ibu mengatakan ini kehamilan ketujuh
Ibu mengatakan anak yang hidup 5 orang
32
Ibu mengatakan anak ke 2 nya meninggal saat umur 2,5 tahun
Ibu mengatakan usia kehamilan sudah 41-42 minggu
Ibu mengatakan HPHT 21 Juni 2021
TP 28 Maret 2022
TTV : TD : 124/82 mmHg
RR : 22 x/i
N : 80 x/i
S : 36,6℃
DJJ : 145 x/i
Leopold I : TFU pertengahan pusat dan Px,Bokong
Leopold II : Puka
Leopold III : Letkep
Leopold IV : Konvergen
C. Masalah
Ibu merasa cemas dengan persalinan sekarang
D. Kebutuhan
1. Pemberian informasi hasil pemeriksaan
2. Melakukan pemantauan kala I
3. Penkes tentang nutrisi dan cairan
4. Penkes tentang eliminasi
5. Personal hygiene
6. Dukungan psikologi
33
V. RENCANA ASUHAN
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
2. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
3. Observasi DJJ setiap 1 jam
4. Observasi vagina touche control tiap 2 jan/4 jam atau jika ada indikasi
5. Observasi His setiap 30 menit
6. Berikan ibu penkes untuk melakukan MOW
7. Anjurkan ibu teknik relaksasi
8. Anjurkan pengosongan kandung kemih sesering mungkin
9. Berkolaborasi dengan dokter obgyin
10. Menganjurkan kepada ibu untuk selalu berdoa
VI. PELAKSANAAN
1. Memberitahu ibu informasi hasil pemeri/ksaan bahwa keadaan ibu dan janin
baik dan didapatkan hasil TD : 124/82 mmHg, RR : 22 x/I, N : 80 x/I, S :
36,6℃, DJJ : 145x/I, UK 41-42 mgg, pembukaan 0, TP: 28 maret 2022.
2. Mengobservasi tanda vital setiap 4 jam pada kala 1 fase laten kecuali jika
indikasi dilakukan setiap 30 menit
3. Mengobservasi DJJ tiap 1 jam pada kala 1 fase latenkecuali jika ada indikasi
dilakukan setiap 30 menit
4. Mengobservasi vaginal toucher (VT)
Pembukaan tidak ada
5. Mengobservasi HIS tiap 1 jam pada kala 1 fase laten kecuali jika ada indikasi
dilakukan setiap 30 menit
6. Memberikan ibu penkes untuk melakukan MOW, di karenakan ibu sudah
dikategorikan resiko tinggi jika ibu hamil lagi dan umur ibu sudah lewat dari 35
tahun,dan ibu sudah pernah hamil 7 kali.
7. Mengajarkan kepada ibu teknik relaksasi yaitu menarik nafas melalui hidung
dan hembuskan melalui mulut.
8. Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih
34
9. Berkolaborasi dengan dokter obgyn untuk penatalaksanaan pemberian infuse RL
20 tetes per menit
10. Menganjurkan kepada ibu dan keluarga untuk berdoa untuk kelancaran
persalinan dan kesehatan untuk ibu dan bayi.
VII. EVALUASI
1. Ibu sudah mengetahui tentang informasi hasil pemeriksaan
2. Ibu sudah dilakukan observasi tanda-tanda vital setian 4 jam
3. Ibu sudah dilakukan observasi DJJ setiap 1 jam
4. Ibu sudah dilakukan observasi vaginal touche control tiap 4 jam
5. Ibu sudah dilakukan pemantau HIS
6. Ibu mau untuk melakukan MOW
7. Ibu sudah dianjurkan teknik relaksasi
8. Ibu sudah melakukan pengosongan kantong kemih sesering mungkin
9. Sudah dilakukan kolaborasi dengan dokter obgyin
10. Ibu selalu berdoa untuk kelancaran persalinannya
35
1
Hari/Tanggal : Sabtu,9 April 2022
Kala I
36
6. Perlengkapan persalinan sudah di siapkan.
37
Hari/Tanggal : Sabtu,09 April 2022
Kala I
38
6) kolaborasi dengan dokter
39
Hari/Tanggal : Minggu, 10 April 2022
Kala I
40
6) Anjuran puasa dan sesudah 6. Menganjurkan ibu untuk berpuasa selama 6 jam sebelum
dilakukan sc,dimulai dari jam 05.00 dan setelah sc ibu juga
sc
harus berpuasa selama 6 jam. Ibu sudah diberitahu untuk
berpuasa sebelum dan sesudah sc dan ibu mau untuk
melakukannya.
41
KONTROL DETAK JANTUNG JANIN (DJJ)
42
KALA II
Tanggal pengkajian :-
Jam pengkajian :-
I. PENGKAJIAN
V. RENCANA ASUHAN
VI. PELAKSANAAN
VII. EVALUASI
KALA III
Tanggal pengkajian :-
Jam pengkajian :-
I. PENGKAJIAN
43
Ibu kala III dengan Sc
V. RENCANA ASUHAN
VI. PELAKSANAAN
VII. EVALUASI
KALA IV
Tanggal pengkajian :-
Jam pengkajian :-
I. PENGKAJIAN
44
IV. TINDAKAN SEGERA
V. RENCANA ASUHAN
VI. PELAKSANAAN
VII. EVALUASI
45
KARTUSKORPOEDJIROCHJATI
I II III IV
Trimester
KEL N Masalah/resiko skor
I II III.1 III.2
.F.R O
Skorawalibuhamil 2 2 2 2 2
1. TerlalumudahamilI≤ 20 tahun 4
I 2. a.terlalutuahamilI≥35 tahun 4
b.terlalulambathamil Ikawin≥ 4tahun 4
3. Terlalulama hamil lagi ≥10tahun 4
4. Terlalucepat hamil lagi ≤2tahun 4
5. Terlalubanyak anak, 4 ataulebih 4 4 4 4 4
6. Terlalutua umur ≥35tahun 4 4 4 4 4
7. Terlalupendek ≤ 145 cm 4
8. Pernahgagalkehamilan 4
9. Pernahmelahirkandengan 4
a.tarikantang/vakum
b.uridirogoh 4
c.diberiinfuse/transfuse 4
10. Pernah operasisesar 8
II 11. Penyakitpadaibuhamil 4
a.kurangdarah 4
b.malaria 4
c.TBCparu d.payahjantung 4
d.kencingmanis(Diabetes) 4
f.penyakitmenularseksual 4
12. Bengkakpada muka/tungkaidan 4
Tekanandarahtinggi
13. Hamilkembar 4
45
14. Hydramnion 4
15. Bayimatidalamkandungan 4
16 Kehamilanlebihbulan 4
17. Letaksungsang 8
18. Letaklintang 8
III 19. Perdarahandalamkehamilan 8
20. Preeklamsia/kejang-kejang 8
JUMLAHSKOR 10 10 10 10
Dari hasil skord poedji di atas disimpulkan bahwa hasil skor 10 jadi Ny.E termasuk
kategori resiko tinggi,pembagian resiko tinggi meliputi : Resiko rendah 1-4, Resiko
tinggi 6-10, Resiko sangat tinggi >12
BAB IV
46
PENUTUP
A.Kesimpulan
kehamilan 42-43 minggu di ruang KB Tindakan RSI Ibnu Sina Yarsi Bukittinggi
yang dilakukan tanggal 9 April 2022 adalah data subjektif mengatakan Ny.E dengan
G7P6A0H5 usia kehamilan 41-42 minggu dengan hasil pemeriksaan dalam belum
ada pembukaan ,maka dari itu tindakan yang dilakukan adalah pemberian induksin 1
dalam dari hasil pemeriksaan masih tidak ada pembukaan ,maka setelah dilakukan
Ny.E.
B.Saran
informasi yang jelas untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil tersebut betapa
keluarga yang perlu untuk membrikan motivasi agar ibu mau memeriksakan
DAFTAR PUSTAKA
47
Astari, PD dan Putu, GA. 2012. Pengaruh Senam Lansia Terhadap Tekanan Darah
Lansia dengan Hipertensi pada Kelompok Senam Lansia di Banjar Kaja Sesetan
Denpasar Selatan. Jurnal Keperawatan. ISSN 2301-8556, Vol.1 No.1 Edisi Januari-Juni
2013. Bali: Universitas Undayana Denpasar.
Darmojo, B. 2003. Buku Ajar Geriatri. Ilmu Kesehatan Lanjut Usia Edisi 3. Jakarta:
Bala Penerbit FKUI.
Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori dan Praktik.
Jakarta: EGC.
Gruccione. 2000. Muscle and Its Desease. An Outline Primer of Basic Science and
Clinical Method, Year Book Medical Publisher, Inc. Chicago.
Guyton dan Hall. 2008. Textbook of Medical Physiology. 10th Edition. W.B. Saunders
Company. Philadeplhia, Pennsylvania.
48