Anda di halaman 1dari 53

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.

E G7P6A0H5 DENGAN KASUS RESTI


UMUR DAN PARITAS DI RUANGAN KB TINDAKAN

RSI IBNU SINA YARSI BUKITTINGGI

Disusun oleh :

1.Iswatul Hasanah 2114154012248


2. Lidia Julia Putri 2114154012251
3. Nadya Aprilia Bakhtiar 1912154010073
4. Retri Safarinda 1912154010088
5. Shania Tasya Bella 1912154010094
6. Tiara Nurul Utami 2114154012313

Pembimbing Lapangan Pembimbing Akademik

Yulia Nengsih Str.Keb YessiArdiani,S.ST.M.Keb

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

UNIVERSITAS MOHHAMMAD NATSIR YARSI BUKITTINGGI

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
nikmatnya yang telah dilimpahkan kepada kita semua sehingga kelompok dapat
menyelesaikan penulisan Laporan Kasus tentang “Asuhan kebidanan pada Ny.E
G7P6A0H5 Dengan Resti Umur dan Paritas Di Ruangan KB Tindakan RSI Ibnu Sina
Bukittinggi”.

Kami mengucapkan terimakasih kepada CI lapangan yang telah membantu kami


dan menerima konsul kami selama ini,bagitu juga untuk Dosen pembimbing lapangan
yang telah membantu kami untuk persiapan seminar ini dan Komkordik RSI Ibnu Sina
Bukittinggi yang telah membimbing dan mengarahkan kami.

Kami sebagai penyusun makalah ini telah berusaha semaksimal mungkin untuk
mencapai hasil yang baik,namun apabila ada kekurangan atau salah dalam penulisan
kata,kami mohon masukan dan sarannya yang kami harapkan dari pembaca dan
pendengar untuk perbaikan makalah ini untuk penyusunan makalah yang baik
kedepannya.Sekian terimakasih.

Bukittinggi,10 April 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan .....................................................................................................................2
D. Waktu dan Tempat...................................................................................................4

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Resti Umur dan Paritas............................................................................................5

BAB II TINJAUAN KASUS

A. Askeb Varney..........................................................................................................22
B. Askeb SOAP............................................................................................................36

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................................................47
B. Saran........................................................................................................................47

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kehamilan resiko tinggi adalah suatu keadaan yang dapat mempengaruhi
optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi (Manuaba, 2012).
Ibu hamil yang mengalami beberapa masalah satu atau lebih dari faktor
penyebab AKI masuk ke dalam kategori ibu hamil resiko tinggi (Manuaba,
2012). Pada dasarnya kematian ibu dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu
penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab kematian ibu secara
langsung sangat berkaitan dengan medis, yaitu berhubungan dengan komplikasi
obstetrik selama masa kehamilan, persalinan dan masa nifas (post partum)
seperti perdarahan, preeklamsia dan eklamsia, partus lama, komplikasi aborsi
dan infeksi (Astuti, 2017).
resiko tinggi dapat mengakibatkan resiko di dalam persalinannya, kira-
kira 40% ibu hamil dapat mengalami masalah kesehatan berkaitan dengan
kehamilan dan 15% dari semua ibu hamil dapat menderita komplikasi jangka
panjang yang akan mengancam jiwa bahkan sampai menimbulkan kematian
(Fitriani & Utami, 2014).
Menurut World Health Organizaation (WHO), sekitar 830 wanita di
dunia meninggal setiap harinya akibat komplikasi yang terkait dengan
kehamilan maupun persalinan dan sebanyak 99% diantaranya terdapat di
Negara berkembang (WHO, 2015). Indonesia Angka Kematian Ibu (AKI)
masih cukup tinggi, pada tahun 2012 mencapai 228 kasus per 100.000 kelahiran
hidup, dan masih dibawah pencapaian target tahun 2014 yaitu 118 kasus per
100.000 kelahiran hidup (Riskesdas, 2013). Kematian ibu sering terjadi pada
perempuan yang terlalu muda dan terlalu tua untuk hamil, jarak kehamilan yang
terlalu dekat, serta kehamilan yang terlalu sering (Riskesdas, 2013).
Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan AKI
sebanyak 107 orang pada tahun 2016 (Dinkes Sumbar, 2017). Berdasarkan data
yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun 2017, Kota

1
Padang merupakan salah satu kota dengan urutan tertinggi dengan AKI
sebanyak 20 orang (Dinkes Sumbar, 2017).
Penyebab komplikasi kehamilan antara lain 3 terlambat yaitu
terlambatmengenali tanda bahaya kehamilan, terlambat mencapai fasilitas
kesehatan danterlambat mendapatkan pelayanan dan 4 terlalu yaitu terlalu muda,
terlalu banyakmelahirkan, terlalu dekat jarak melahirkan dan terlalu tua. Hamil
denganprimitua ,hamil dengan primimuda ,terlau sering hamil,sering abortus
merupkakn penyebab komplikasi kehamilan. Kehamilan pertama dengan usia
maternal lebih dari 35 tahun, dapat meningkatkankomplikasi atau resiko
kehamilan seperti hipertensi, preeklamsi, KPD, persalinanmacet dan pendarahan
postpartum.Terlau sering hamil atau grademultipara tergolong dalam kehmilan
resiko tinggi .Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu yaitu:ketuban pecah
dini,pendarahan post partum,pendarahan antepartum,solusio plasenta ,plsenta
previa dan abortus.Komplikasi yang mungkin bisa terjadi pda janin yaitu :IUFD
dan BBLR Untuk menghindari komplikasi yangditimbulkan, peran bidan adalah
memberikan Komunikasi Informasi Edukasi(KIE) tentang perawatan antenatal
secara teratur dan mendeteksi sedini mungkinadanya factor resiko pada ibu
hamil resti dengan grademultipara baik di fasilitas pelayanankesehatan maupun
di masyarakat (Rochjati, 2011).

Kehamilan risiko tinggi merupakan kehamilan yang dapat


memungkinkan terjadinya komplikasi pada saat kehamilan dan persalinan dari
risiko yang dimiliki oleh ibu dibandingkan dengan kehamilan normal.
Kehamilan mempunyai risiko tinggi apabila dipengaruhi oleh faktor pemicu
yang akan menyebabkan terjadinya komplikasi selama kehamilan, bahkan pada
saat persalinan berlangsung dan juga pada saat masa nifas. Oleh karena itu,
untuk mengetahui apakah ibu hamil memiliki risiko tinggi, maka akan dilakukan
deteksi dini dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan kehamilan dan
pemeriksaan penunjang jika dibutuhkan (Astuti, 2017).
Sedangkan penyebab kematian ibu secara tidak langsung adalah empat
terlalu dan tiga terlambat. Empat terlalu terdiri dari terlalu muda hamil atau

2
melahirkan dibawah usia 20 tahun, terlalu tua usia hamil atau melahirkan di atas
usia 35 tahun, terlalu dekat jarak kelahiran anak yang satu dengan anak yang lain
di bawah tiga tahun, terlalu banyak melahirkan lebih dari tiga anak. Tiga
terlambat terdiri dari terlambat mengambil keputusan, terlambat mengantar ke
tempat persalinan dan terlambat mendapat penanganan persalinan (Astuti, 2017).
Pada awalnya kehamilan yang diperkirakan normal dapat berkembang menjadi
kehamilan yang pathologi sehingga akan meningkatkan angka kematian pada
ibu hamil.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penulis tertarik dan
ingin memberikan “Asuhan Kebidanan Pada Ny.E Dengan Resiko Tinggi
Umur dan Paritas di Ruangan KB Tindakan RSI Ibnu Sina Yarsi
Bukittinggi “

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut,"Asuhan Kebidanan Pada Ny.E dengan Resiko Tinggi Umur
dan Paritas di ruangan KB Tindakan RSI Ibnu Sina Yarsi Bukittinggi”

1.3. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum
Penulis mampu untuk dapat memberikan asuhan kebidanan pada Ny.E
dengan Resiko Tinggi Umur dan Paritas di RSI Ibnu Sina Yarsi Bukittinggi.
2. Tujuan khusus
Mahasiswa mampu :
1) Melakukan pengkajian data subyektif dan obyektif.
2) Menganalisadatauntukmenentukandiagnosis potensialyang
mungkin timbul pada Ny.E dengan Resiko Tinggi Umur dan Paritas.
3) Merencanakan Asuhan Kebidanan yang menyeluruh
berdasarkankebutuhan pada Ny.E dengan Resiko Tinggi Umur dan
Paritas.

3
4) Melaksanakan Asuhan Kebidanan sesuai dengan rencana yang
telahdisusun.
5) Melakukan evaluasi terhadap Asuhan yang dilaksanakan.
6) Melakukan pendokumentasian hasil Asuhan Kebidanan denganVarney
dan SOAP.

1.4. Waktu dan Tempat


1. Tempat
Asuhan kebidanan komprehensif dilakukan di Ruangan KB Tindakan RSI
Ibnu Sina Yarsi Bukittinggi.
2. Waktu
Asuhan Kebidanan ini dilakukan pada tanggal 10 – 13 April 2022

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

4
A. Kehamilan Risiko Tinggi
a. Pengertian

Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang akan menyebabkan


terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar baik pada ibu maupun pada
janin dalam kandungan dan dapat menyebabkan kematian, kesakitan, kecacatan,
ketidak nyamanan dan ketidak puasan. Dengan demikian untuk mengahadapi
kehamilan atau janin risiko tinggi harus diambil sikap proaktif, berencana
dengan upaya promotif dan preventif. Sampai pada waktunya, harus diambil
sikap tepat dan cepat untuk menyelamatkan ibu dan bayinya atau hanya dipilih
ibunya saja. Keadaan yang dapat meningkatkan risiko kematian ibu secara tidak
langsung disebut sebagai faktor risiko, semakin banyak faktor risiko yang
ditemukan pada kehamilan maka semakin tinggi pula risikonya.Komplikasi pada
saat kehamilan dapat dikategorikan dalam risiko kehamilan, sebanyak 90%
penyebab kematian terjadi karena komplikasi obstetric yang tidak terduga saat
kehamilan, saat persalinan atau pasca persalinan dan 15% kehamilan
diperkirakan berisiko tinggi dan dapat membahayakan ibu dan janin.

b.Kriteria Kehamilan Berisiko

Kehamilan berisiko terbagi menjadi tiga kriteria yang dituangkan dalam


bentuk angka atau skor. Angka bulat yang digunakan dalam penilaian yaitu 2, 4
dan 8 pada setiap variabel dan kemudian dijumlahkan menjadi total skor
akhir.19Berdasarkan total skor kehamilan berisiko dibedakan menjadi:

a) Kehamilan Risiko Rendah (KRR)

Kehamilan risiko rendah dimana ibu seluruh ibu hamil berisiko terhadap
kehamilanya untuk ibu hamil dengan kehamilan risiko rendah jumlah skor 2
yaitu tanpa adanya masalah atau faktor risiko. Persalinan dengan kehamilan
risiko rendah dalam dilakukan secara normal dengan keadaan ibu dan bayi
sehat, tidak dirujuk dan dapat ditolong oleh bidan.

5
b) Kehamilan Risiko Tinggi (KRT)

Kehamilan risiko tinggi dengan jumlah skor 6 - 10, adanya satu atau lebih
penyebab masalah pada kehamilan, baik dari pihak ibu maupun bayi dalam
kandungan yang memberi dampak kurang menguntungkan baik bagi ibu atau
calon bayi. Kategori KRT memiliki risiko kegawatan tetapi tidak darurat.

c) Kehamilan Risko Sangat Tinggi (KRST)

Kehamilan risiko sangat tinggi (KRST) dengan jumlah skor ≥ 12. Ibu
hamil dengan dua atau lebih faktor risiko meningkat dan memerlukan
ketepatan waktu dalam melakukan tidakan rujukan serta pertolongan persalinan
yang memadai di Rumah Sakit ditantangani oleh Dokter spesialis. Hasil
penelitian menunjukan bahwa KRST merupakan kelompok risiko terbanyak
penyebab kematian maternal.

c. Pengelompokan faktor risiko tinggi kehamilan

a) Faktor risiko tinggi menjelang kehamilan. Faktor genetika yaitu faktor


keturunan dan faktor lingkungan yang dipengaruhi oleh pendidikan dan
sosial.
b) Faktor risiko tinggi yang bekerja selama hamil atau keadaan yang dapat
merangsang kehamilan. Kebiasaan ibu seperti merokok, minum
minuman alkohol, kecanduan obat dll. Penyakit yang mempengaruhi
kehamilan misalnya hipertensi gestasional, toksemia gravidarum.
c) Faktor risiko saat persalinan
d) Faktor risiko pada neonatus.

d. Batasan Faktor Risiko

a) Ada Potensi Gawat Obstetri (APGO)

Merupakan banyak faktor atau kriteria – kriteria risiko kehamilan. Ibu


hamil primi muda, primi tua, primi tua sekunder, anak terkecil ≤ 2 tahun,
Tinggi Badan (TB) ≤ 145 cm, riwayat penyakit, kehamilan hidramnion dan

6
riwayat tindakan ini merupakan faktor fisik pertama yang menyebabkan ibu
hamil berisiko.

1) Primi muda
Ibu yang hamil pertama kali pada usia ≤ 16 tahun, dimana pada
usia tersebut reproduksi belum siap dalam menerima kehamilan kondisi
rahim dan panggul yang masih kecil, akibat dari ini janin mengalami
gangguan. Disisi lain mental ibu belum siap menerima kehamilan dan
persalinan. Bahaya yang terjadi jika usia terlalu muda yaitu premature,
perdarahan anterpartum, perdarahan post partum.Hasil penelitian
disalah satu Rumah Sakit, ibu hamil yang dikategorikan dalam primi
muda sangat rendah yakni hanya mencapai angka 1,7%.Faktor risiko
yang berpengaruh terhadap terjadinya komplikasi persalinan adalah ibu
yang berumur < 20 ahun.
2) Primi tua
a. Lama perkawinan ibu ≥ 4 tahun dan mengalami kehamilan
pertama setelah masa pernikahan danpasangan tidak
mengguanakan alat kontrasepsi KB.
b. Pada umur ibu ≥ 35 tahun dan mengalami kehamilan. tersebut
dikategorikan usia tua, ibu dengan usia tersebut mudah terserang
penyakit, kemungkinan mengalami kecacatan untuk bayinya dan
Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR), cacat bawaan sedangkan
komplikasi yang dialami oleh ibu berupa pre-eklamsi, mola
hidatidosa, abortus.19 Menurut hasil penelitianusia ≥ 35 tahun
kemungkinan 2,954 kali mengalami komplikasi persalinan.
3) Primi tua sekunder
Ibu yang mengalami kehamilan dengan jarak persalinan
sebelumnya adalah ≥ 10 tahun. Dalam hal ini ibu tersebut seolah
menghadapi kehamilan yang pertama lagi. Kehamilan dapat terjadi pada
ibu yang mempunyai riwayat anak pertama mati atau ibu yang

7
mempunyai anak terkecil hidup berumur 10 tahun, serta pada ibu yang
tidak menggunakan KB.
4) Anak terkecil ≤ 2 tahun
Ibu yang mempunyai anak pertama terkecil ≤ 2 tahun namun
tersebut telah mengalami kehamilan berikutnya. Jarak kehamilan ≤ 2
tahun kondisi rahim belum kembali seperti semula selain itu ibu masih
dalam proses menyusui. Komplikasi yang mungkin terjadi yaitu
perdarahan setelah bayi lahir, bayi lahir namun belum cukup umur
sehingga menyebabkan berat badan bayi lahir rendah (BBLR) < 2.500.25
Jarak kehamilan ≤ 2 tahun dan ≥ 5 tahun mempunyai kemungkinan 1,25
kali mengalami komplikasi persalinan, ibu hamilyang pemeriksaan
kehamilannya kurang kemungkinan mengalami 0,396 kali komplikasi
pada saat persalinan, ibu dengan deteksi dini kehamilan risiko tinggi
kategori kurang kemungkinan 0,057 kali mengalami komplikasi
persalinan.
5) Multigrande
Yaitu Ibu yang pernah mengalami persalinan sebanyak 4 kali atau
lebih, komplikasi yang mungkin terjadi seperti anemia, kurang gizi, dan
kekendoran pada dinding rahim. Keadaan tersebut dapat menyebabkan
kelainan letak janin, persalinan lama, perdarahan pasca persalinan, dan
rahim robek pada kelainan letak lintang.Sedangkan grandemultipara
adalah ibu yang pernah melahirkan lebih dari 6 kali atau lebih baik bayi
dalam keadaan hidup atau mati.
6) Usia ibu hamil 35 tahun atau lebih
Ibu hamil pada usia ini dapat menglami komplikasi seperti
Ketuban Pecah Dini (KPD), hipertensi, partus lama, partus macet dan
perdarahan post partum. Komplikasi tersebut mungkin dialami oleh ibu
hamil pada usia tersebut dikarenakan organ jalan lahir sudah tidak lentur
dan memungkinkan mengalami penyakit.Kejadian kehamilan risiko
tinggi dipengaruhi oleh umur dan paritas. Kehamilan resiko tiinggi
mayoritas berumur ≥ 35 tahun dan terjadi pada grandemultipara.

8
7) Tinggi Badan (TB) 145 cm atau kurang komplikasi yang mungki terjadi
yaitu ukuran panggul ibu sebagai jalan lahir sempit namun ukuran kepala
janin tidak besar atau ketidak sesuaian antara janin dan jalan lahir.
Kemungkinan ukuran panggul ibunormal, sedangkan ukuran kepala janin
besar.Komplikasi yang terjadi yaitu BBLR, prematur, bayi mati dalam
kandungan (IUFD).
8) Ibu hamil dengan riwayat obstetric jelek dengan kondisi: Ibu hamil kedua
dimana kehamilan pertama mengalami keguguran,meninggal di dalam
kandungan, lahir dalam keadaan belum cukup umur, lahir mati, dan lahir
hidup kemudian mati pada usia ≤ 7 hari, kehamilan sebelumnya pernah
keguguran sebanyak ≥ 2 kali.Salah satu faktor yang menyebabkan
kegagalan kehamilan dan meninggalnya janin dalam kandungan pada ibu
adalah adanya penyakit seperti ; diabetes mellitus, radang saluran
kencing, dan lain-lain.
9) Persalinan yang lalu dengan tindakan persalinan ditolong oleh alat bantu
seperti: cunam/forcep/vakum, uri manual (manual plasenta), pemberian
infus / tranfusi pada saatproses persalinan dan operasi sectio caesars pada
persalinan.

B. Konsep Dasar Kehamilan dengan Risiko Tinggi Usia dan Paritas


a. Pengertiandari segi usia >35 tahun
Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang terjadi pada wanita
berusia lebih dari 35 tahun atau dibawah 20 tahun, baik primi maupun
multigravida. Semua kehamilan memiliki risiko, dan risiko-risiko tersebut
semakin meningkat pada kehamilan di usia tua. Berbagai faktor risiko ini
berkumpul pada satu kelompok yang dinamakan penyulit kehamilan atau
kehamilan risiko tinggi, dimana hal tersebut mengancam mortalitas dan
morbiditas tidak hanya pada janin namun juga pada ibu (Shella Marcelya,
2018). Kehamilan resiko tinggi merupakan suatu keadaan dimana kehamilan
itu dapat berpengaruh buruk terhadap keadaan ibu atau sebaliknya, keadaan

9
ibu dapat berpengaruh buruk pada janin atau keduanya saling berpengaruh.
Kehamilan resiko tinggi merupakan ancaman. (Rochjati, 2013).
1) Penyulit kehamilan risiko tinggi usia > 35 tahun
a) Preeklampsia dan Eklampsia
Preeklampsia/eklampsia didefinisikan adalah timbulnya
hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah
usia 20 minggu/segera setelah persalinan. Sedangkan etiologi dari
preeklampsia /eklampsia belum diketahui secara pasti, namun faktor-
faktor predisposisi dari preeklampsia yaitu usia, paritas, status social
ekonomi, predisposisi genetik, komplikasi obstetrikdan kondisi
medis yang sudah ada sebelumnya.
b) Diabetes Gestasional
Kehamilan merupakan sutau keadaan intoleransi
glukosa,meskipun begitu hanya 3-5% wanita hamil yang kemudian
menderita diabetes gestasional. Seiring bertambahnya usia
kehamilan, jaringan yang mengalami resistensi terhadap insulin
semakin meningkat, sehingga menciptakan peningkatan kebutuhan
insulin. Pada kehamilan normal, resistensi insulin dan pemenuhan
kebutuhannya berada dalam keadaan seimbang. Namun, apabila
resistensi menjadi dominan, ibu akan mengalami kondisi
hiperglikemi.
Hal ini biasanya terjadi pada usia terakhir kehamilan, ditandai
dengan meningkatnya resistensi Insulin secara progresif sampai
proses persalinan.Risiko ini semakin tinggi pada usia >35 tahun.

c) Intra Uterine Fetal Death

Ibu multipara berusia 40 tahun memiliki rasio komplikasi


antepartum lebih tinggi, dibanding ibu yang berusia lebih muda,
dimana termasuk didalamnya risiko Intrauterine Fetal Death
(IUFD).Faktor Risiko Intrauterine Fetal Death dapat disimpulkan
bahwa Faktor maternal yang menyebabkan kejadian intrauterine fetal

10
death antara lain, kehamilan post term (> 42 minggu), umur ibu tua,
diabetes melitus tidak terkontol, hipertensi, preeklampsia, eklampsia,
ruptur uteri. Usia yang ideal bagi seorang wanita untuk hamil dan
melahirkan adalah dalam rentang 20 - 30 tahun .

d) Ketuban Pecah Dini


Ketuban pecah dini (KPD) adalah selaput ketuban yang pecah
sebelum adanya tanda persalinan.Insiden KPD di Indonesia berkisar
4,5% sampai 7,6% dari seluruh kehamilan. Bila KPD terjadi sebelum
usia kehamilan 37 minggu disebut Ketuban Pecah Dini. Usia tua
merupakan faktor risiko terjadinya bakteriuria asimptomatik pada
kehamilan, hal ini didasarkan bahwa pada ibu usia tua umumnya
telah terjadi beberapa kehamilan sebelumnya (multiparitas), dan
multiparitas adalah salah satu faktor risiko dari bekteriuria
asimptomatik.

e) Plasenta Previa

Plasenta previa digunakan untuk menggambarkan plasenta


yang berimplantasi di atas atau sangat berdekatan dengan ostium
uteri internum. Usia ibu yang semakin lanjut meningkatkan risiko
plasenta previa. Terdapat 1 insiden dalam 1500 kehamilan pada
perempuan kelompok usia ≤19 tahun dan sebesar 1 insiden dalam
100 kehamilan pada perempuan kelompok usia >35 tahun.

f) Kelainan Letak

Kelainan letak atau malposisi janin merupakan salah satu


penyebab utama terjadinya partus macet. Berdasarkan studi yang
dilakukan Turcot et aldisimpulkan bahwa Ibu usia ≥35 tahun paling
kuat berhubungan dengan persalinan dengan tindakan (Operative
delivery). Dimana, salah satu alasan yang mendasari tingginya angka
persalinan dengan Caesar ialah malposisi janin. Selain itu pada
penelitian sebelumnya, didapatkan dari 60 ibu hamil usia tua yang

11
melahirkan dengan seccio caesaria, 7 kasus dilakukan atas indikasi
kelainan letak.

2) Luaran Maternal
a) Partus dengan tindakan
Berdasarkan kepustakaan, Ibu usia >35 tahun memiliki risiko
lebih tinggi menghadapi penyulit dalam masa kehamilan dan
persalinan. Berbagai penyulit kehamilan tersebut berdampak pada
meningkatnya kebutuhan persalinan dengan tindakan. Ibu usia > 35
tahun memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk melahirkan dengan
sectio caesariaserta persalinan dengan induksi dibanding ibu yang
berusia lebih muda. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya rasio
sectio caesaria pada ibu usia 40-45 tahun hingga mencapai 50%.
Begitu pula pada ibu usia 50-63 tahun, yang rasionya meningkat
menjadi 80%. Usia ibu yang tua merupakan faktor risiko tunggal
dilakukannya sectio caesaria, baik tindakan section secara langsung
maupun yang didahului oleh persalinan spontan atau persalinan
menggunakan induksi lainnya.
b) Perdarahan post partum
Perdarahan post partum (PPP) adalah perdarahan pasif
>500ml setelah bayi lahir) yang berasal dari tempat implantasi
plasenta, robekan pada jalan lahir dan jaringan sekitarnya.
Perdarahan post partum merupakan satu dari tiga penyebab utama
kematian ibu dan berdasarkan laporan Menteri Kesehatan tahun 2009
insidennya diIndonesia mencapai 40-60%. PPP dipengaruhi oleh
berbagai hal, antara lain usia ibu yang tua, partus lama,
grandmultipara, eklampsia, ibu obesitas, kehamilan multipel, berat
lahir >4000 gram, serta riwayat PPP pada kehamilan sebelumnya.
Perdarahan antepartum akibat solusio plasenta dan plasenta previa
juga berhubungan dengan peningkatan risikoperdarahan post partum.

12
Telah disebutkan bahwa kehamilan di usia tua meningkatkan
berbagai risiko komplikasi dalam kehamilan maupun saat persalinan.
c) Inersia Uteri
Inersia uteri adalah salah satu jenis kelainan kontraksi uterus
pada saat persalinan. Inersia uteri adalah kontraksi uterus berupa his
yang kekuatannya lemah, lama kontraksinya pendek, interval
kontraksinya lama, serta perasaan sakit yang ringan. Berbagai faktor
yang berpengaruh terhadap kejadian inersia uteri antara lain panggul
sempit ringan, malpresentasi letak kepala (posisi oksipitalis
posterior), serviks yang kaku dan sukar membuka, keadaan fisik yang
lemah, uterus hamil yang terlalu teregang, serta mioma uteri, Donald
menyebutkan bahwa tingginya angka stimulasi partus pada primitua
terutama disebabkan terjadinya inersia uteri pada kala I, yang
mungkin disebabkan ketakutan ibu dalam menghadapi persalinan
pertama ( Kusmiyati, 2011).
d) Kematian maternal
Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
2009,AKI di Indonesia tercatat sebesar 228 per 100.000 kelahiran
hidup, dimana angka ini masih tertinggi di Asia. Seperti yang telah
disebutkan oleh berbagai penelitian sebelumnya, peningkatan usia
ibu berpengaruh terhadap peningkatan risiko komplikasi serta
kejadian luaran perinatal yang tidak diinginkan. Hal ini disebabkan
ibu usia tua cenderung memiliki penyakit penyerta seperti hipertensi
kronik, preeklampsia ringan ataupun sedang, dan diabetes
gestasional. Selain itu adanya penyakit kronik pregestasional pada
ibu turut menjadi salah satu faktor munculnya luaran perinatal yang
tidak diinginkan, meskipun tentu saja terdapat beberapa komplikasi
yang merupakan akibat tunggal dari usia ibu itu sendiri.

13
3) Luaran Perinatal
a) Prematuritas
Persalinan prematur mengacu pada persalinan yang terjadi
sebelum usia kehamilan 37 minggu, baik karena persalinan spontan
dengan membran yang intak, akibat PPROM, maupun persalinan
dengan induksi atas indikasi pada ibu maupun janin. Dimana, risiko
janin dilahirkan sebelum minggu ke 34 meningkat mencapai 70%
pada ibu berusia tua. Sementara risiko janin dilahirkan sebelum
minggu ke 37 dan janin dengan KMK meningkat mencapai 40%
pada kelompok usia yang sama.
Hal ini dapat dikarenakan ibu yang berusia tua memiliki
risiko 1.5x menderita preeklampsia, dimana salah satu komplikasi
dari penyakit ini ialah prematuritas. Selain itu, kehamilan multi yang
insidensinya meningkat pada ibu berusia tua seiring dengan adanya
Assisted Reproductive Technology (ART) dapat juga menjadi salah
satu faktor risiko persalinan prematur. Tingginya angka
infeksitraktus urinarius pada ibu >40 tahun juga menyumbangkan
kejadian persalinan prematur pada ibu usia tua ( Kusmiyati,2011).
b) Asfiksia
Asfiksia pada neonatus merupakan keadaan gawat pada bayi
dimana bayi gagal untuk bernafas secara spontan, teratur, serta
disertai dengan hipoksia dan hiperkapneu. Hipoksia yang terjadi pada
bayi asfiksia adalah faktor yang dapat menghambat adaptasi bayi
baru lahir terhadap kehidupan ekstra uterine, selain itu asfiksia dapat
menyebabkan terjadinya depresi susunan saraf pusat. Menurut
penelitian Wiradharma Asfiksia pada neonates mencapai 2-9%. Oleh
karena itu, bila keadaan ini tidak ditanggulangi secara adekuat, dapat
menimbulkan kematian.
c) Kelainan congenital
Kelainan kongenital dan persalinan prematur merupakan
penyebab penting dari kematian anak, penyakit kronik, maupun

14
kecacatan pada banyak negara. Insidensinya terjadi pada 1 dari 33
bayi dan menghasilkan 3.2 juta kecacatan terkait efek kelahiran
setiap tahunnya. Penyebab terjadinya kelainan kongenital pada bayi
masih banyak yang belum diketahui. Namun umumnya dipengaruhi
oleh faktor instrinsik, ekstrinsik, maupun gabungan keduanya. Faktor
intrinsik ialah faktor genetik dan kromosom. Sementara faktor
ekstrinsik ialah infeksi, usia ibu, radiasi, obat-obatan, nutrisi, maupun
social ekonomi. Kelainan kongenital parah yang paling sering terjadi
ialah defek jantung, defek pada neural tube, serta Sindrom Down.
d) Berat bayi lahir rendah
Berat badan lahir rendah (BBLR) merujuk pada bayi
denganberat kurang dari 2500 gram pada waktu lahir, dapat
disebabkan oleh umur kehamilan kurang 37 minggu dengan berat
badan sesuai Kecil Masa Kehamilan (KMK). Jolly dalam
penelitiannya menyebutkan, terdapat distribusi yang luas pada ibu
dengan usia tua untuk melahirkan bayi dengan KMK. Selain itu,
Joseph et al menyebutkan bahwa ibu berusia tua memiliki risiko
1.29x lebih tinggi untuk melahirkan bayi BBLR.Hal ini dapat
dihubungkan dengan semakin buruknya perfusi plasenta atau aliran
nutrisi trans plasenta pada ibu berusia tua( Kusmiyati,2011).
e) Kematian Perinatal
Kematian perinatal ialah jumlah bayi lahir mati (stillbirth)
ditambah kematian bayi yang lahir hidup dalam 7 hari pertama
setelah lahir. Seiring dengan meningkatnya usia ibu, berbagai
komplikasi selama kehamilan dan persalinan pun meningkat. Hal ini
juga berpengaruh terhadap luaran perinatal yang tidak diharapkan,
dimana bayi-bayi yang lahir dari ibu berusia tua memiliki risiko
mortalitas dan morbitis yang lebih tinggi.Berbagai faktor
berkontribusi terhadap kematian perinatal.
4) Meminimalkan Risiko dengan Kehamilan Risiko Tinggi Usia dan Paritas
a) Periksakan kehamilan secara rutin

15
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan
antara usia ibu dengan kecemasan ibu hamil trimester III dengan p-
value=0,000. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Zamriati,
menyatakan ada hubungan yang signifikan antara usia dengan
kecemasan ibu hamil trimester III. Usia memiliki pengaruh penting
terhadap perilaku kesehatan ibu hamil, khususnya pada ibu hamil
trimester III. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Handayani (2015), bahwa kemampuan seseorang dalam merespon
kecemasan salah satunya dapat dipengaruhi oleh usia. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui kondisi ibu dan janin serta untuk
mencegah atau mengurangi risiko penyakit saat hamil.
b) Tanyakan ke dokter mengenai perawatan selama kehamilan
Anda harus mengetahui apa saja yang harus ibu lakukan dan
perawatan apa yang harus ibu jalani untuk mencegah penyakit saat
hamil, serta untuk mencegah bayi lahir prematur dan bayi BBLR. Tes
darah untuk mengetahui risiko kelainan kromosom sebelum bayi
lahir mungkin diperlukan.
c) Jaga asupan makan
Ibu hamil dianjurkan dengan porsi makan sedikit tapi sering,
dan harus banyak makan makanan yang mengandung zat gizi
penting, ibu dapat mendapatkan karbohidrat dari nasi, jagung,
kentang, dan roti sumber lemak baik dari ikan, alpukat, sayuran
hijau, dan minyak nabati sumber protein dari daging, ayam, ikan,
tahu, tempe serta sumber vitamin dan mineral dari sayuran dan buah-
buahan.

d) Kontrol kenaikan berat badan


Konsultasikan dengan dokter berapa kenaikan berat badan
yang harus ibu capai. Kenaikan berat badan normal yang dianjurkan
selama hamil yaitu 12,5-16 kg. Kenaikan berat badan yang cukup

16
selama kehamilan dapat mengurangi risiko ibu hamil terkena
penyakit diabetes gestasional dan hipertensi gestasional.
e) Olahraga teratur
Olahraga teratur yang bisa ibu lakukan seperti jalan pagi
karena ibu sudah memasuki trimester III, karena itu dapat membantu
ibu mengontrol berat badan, membuat tubuh lebih sehat, dan juga
untuk mengurangi stres.
f) Hindari stress
Wanita hamil biasanya memiliki beberapa kecemasan tentang
kesehatan bayi dalam kandungannya, bahkan takut mengalami
keguguran. sebaiknya bicarakan apa yang ibu rasakan dengan dokter
dan orang sekitar Anda, seperti suami, saudara, atau teman. Hal ini
bisa mengurangi beban pikiran Anda.
b. Risiko Tinggi Dari Segi Paritas
1. Pengertian
Paritas adalah keadaan melahirkan anak baik hidup ataupun mati,
tetapi bukan aborsi, tanpa melihat jumlah anaknya. Dengan demikian,
kelahiran kembar hanya dihitung sebagai satu kali paritas (Veronika
Magdalena, 2015)
2. Klasifikasi Jumlah Paritas
Berdasarkan jumlahnya, maka paritas seorang perempuan dapat
dibedakan menjadi:
a) Nullipara adalah perempuan yang belum pernah melahirkan anak
sama sekali (Manuaba, 2010).
b) Primipara Adalah perempuan yang telah melahirkan seorang
anak,yang cukup besar untuk hidup didunia luar (Manuaba, 2010) c)
Multipara adalah perempuan yang telah melahirkan dua hingga empat
kali (Manuaba, 2010)
d) Grandemultipa adalah perempuan yang telah melahirkan 5 orang anak
atau lebih dan biasanya mengalami penyulit dalam kehamilan dan
persalinan (Manuaba, 2010)

17
3. Akibat Dari Kehamilan Sering

Menurut Veronika Magdalena, 2015 ada beberapa akibat dari kehamilan


yang sering yaitu :

1) Dapat mengakibatkan terjadinya gangguan dalam kehamilan,


seperti plasenta (ari-ari) yang letaknya dekat jalan lahir
2) Dapat menghambat proses persalinan, seperti gangguan kekuatan
kontraksi, kelainan letak dan posisi janin
3) Dapat menyebabkan perdarahan pasca persalinan
4) Waktu ibu untuk menyusui dan merawat bayi kurang
5) Tumbuh kembang anak tidak optimal
6) Menambah beban ekonomi keluarga.

Risiko yang mungkin terjadi antara lain dari Sisi Kesehatan

a) Keguguran
b) Anemia
c) Perdarahan hebat
d) Preeklamsia (tekanan darah tinggi, oedema, proteinuria) e)
Eklamsia (keracunan kehamilan karena hypertensi, dll)
e) Plasenta previa (piasenta menghalangi jalan lahir)
c. Kartu Skor Poedji Rochjati ( KSPR )
1) Pengertian Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR)
Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR) adalah kartu skor yang
digunakan sebagai alat skrining antenatal berbasis keluarga untuk
menemukan faktor risiko ibu hamil, yang selanjutnya mempermudah
pengenalan kondisi untuk mencegah terjadi komplikasi obstetrik pada
saat persalinan. KSPR disusun dengan format 14 kombinasi antara
checklist dari kondisi ibu hamil / faktor risiko dengan sistem skor. Kartu
skor ini dikembangkan sebagai suatu teknologi sederhana, mudah, dapat
diterima dan cepat digunakan oleh tenaga non professional (Rochjati, P,
2018).

18
2) Fungsi dari KSPR
a) Melakukan skrining deteksi dini ibu hamil risiko tinggi.
b) Memantau kondisi ibu dan janin selama kehamilan.
c) Memberi pedoman penyuluhan untuk persalinan aman berencana
(Komunikasi Informasi Edukasi/KIE).
d) Mencatat dan melaporkan keadaan kehamilan, persalinan, nifas.
e) Validasi data mengenai perawatan ibu selama kehamilan, persalinan,
nifas dengan kondisi ibu dan bayinya.
f) Audit Maternal Perinatal (AMP)
g) Sistem skor memudahkan pengedukasian mengenai berat ringannya
faktor risiko kepada ibu hamil, suami, maupun keluarga(Rochjati, P,
2018).
Skor dengan nilai 2, 4, dan 8 merupakan bobot risiko dari tiap
faktor risiko. Sedangkan jumlah skor setiap kontak merupakan perkiraan
besar risiko persalinan dengan perencanaan pencegahan. Kelompok
risiko dibagi menjadi 3 yaitu :
a) Kehamilan Risiko Rendah (KRR) : Skor 2(hijau)
b) Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) : Skor 6-10 (kuning)
c) Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) : Skor ≥ 12 (merah)
Terdapat 20 faktor risiko yang dibagi menjadi 3 kelompok faktor
risiko pada penilaian KSPR(Rochjhati P, 2016) :
a) Kelompok Faktor Risiko I (Ada Potensi Gawat Obstetrik)
(1) Primi muda : terlalu muda, hamil pertama usia 16 tahun atau
kurang
(2) Primi Tua : terlalu tua, hamil usia ≥ 35 tahun
(3) Primi Tua Sekunder : jarak anak terkecil >10 tahun
(4) Anak terkecil < 2 tahun : terlalu cepat memiliki anak lagi
(5) Grande multi : terlalu banyak memiliki anak, anak ≥ 4
(6) Umur ibu ≥ 35 tahun : terlalu tua
(7) Tinggi badan ≤ 145 cm : terlalu pendek, curiga panggul sempit
(8) Pernah gagal kehamilan

19
(9) Persalinan yang lalu dengan tindakan
(10) Bekas operasi sesar
b) Kelompok Faktor Risiko II
(1) Penyakit ibu : anemia, malaria, TBC paru, payah jantung, dan
penyakit lain.
(2) Preeklampsia ringan
(3) Hamil kembar
(4) Hidramnion : air ketuban terlalu banyak
(5) IUFD (Intra Uterine Fetal Death) : bayi mati dalam kandungan
(6) Hamil serotinus : hamil lebih bulan (≥ 42 minggu belum
melahirkan)
(7) Letak sungsang
(8) Letak Lintang
c) Kelompok Faktor Risiko III
(1) Perdarahan Antepartum : dapat berupa solusio plasenta, plasenta
previa, atau vasa previa
(2) Preeklampsia Berat/Eklampsia

20
KARTUSKORPOEDJIROCHJATI
I II III IV
Trimester
KEL N Masalah/resiko skor
I II III.1 III.2
.F.R O
Skorawalibuhamil 2 2 2 2 2
1. TerlalumudahamilI≤ 20 tahun 4
I 2. a.terlalutuahamilI≥35 tahun 4
b.terlalulambathamil Ikawin≥ 4tahun 4
3. Terlalulama hamil lagi ≥10tahun 4
4. Terlalucepat hamil lagi ≤2tahun 4
5. Terlalubanyak anak, 4 ataulebih 4
6. Terlalutua umur ≥35tahun 4
7. Terlalupendek ≤ 145 cm 4
8. Pernahgagalkehamilan 4
9. Pernahmelahirkandengan 4
a.tarikantang/vakum
b.uridirogoh 4
c.diberiinfuse/tranfuse 4
10. Pernah operasisesar 8
II 11. Penyakitpadaibuhamil 4
a.kurangdarah 4
b.malaria 4
c.TBCparu 4
d.payahjantung
d.kencingmanis(Diabetes) 4
f.penyakitmenularseksual 4
12. Bengkakpada muka/tungkaidan 4
Tekanandarahtinggi
13. Hamilkembar 4
14. Hydramnion 4
15. Bayimati dalamkandungan 4
16 Kehamilanlebihbulan 4
17. Letaksungsang 8
18. Letaklintang 8
III 19. Perdarahandalamkehamilan 8
20. Preeklamsia/kejang-kejang 8
JUMLAHSKOR
BAB III

TINJAUAN KASUS

21
A. VARNEY

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN G7P6A0H5


PADA Ny.E DI RSI IBNU SINA BUKITTINGGI
TAHUN 2022

Tanggal Pengkajian :Sabtu,09 April 2022


Jam pengkajian :16.30.00 WIB
Dikaji Oleh : Kelompok 1

KALA I
I . PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
1. Identitas / Biodata
Nama Ibu : Ny.E Nama Suami : Tn. M

Umur : 36 Tahun Umur : 35 Tahun

Suku / Bangsa : Harahab/indonesia Suku / Bangsa : Jambak/indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SD

Pekerjaan : IRT Pekerjaan :Dagang

Alamat rumah : Jambak

Telp : 08xxxxxxxx

2. Alasan Kunjungan :Ibu mengatakan melakukan kunjungan karena dapat surat


rujukan dari puskesmas,di karenakan kehamilan ibu sudah
lewat bulan.

22
Keluhan : Ibu mengatakan tidak ada keluhan.

3. Riwayat Obstetri

a. Riwayat menstruasi
 Haid pertama : umur 12 tahun Teratur / tidak : Teratur
 Siklus : 28 hari Lamanya : 6-7 hari
 Banyaknya : 2 kali ganti duk Sifat darah : encer
 Dismenorhea : tidak ada Warna darah : kecoklatan
 HPHT : 21 Juni 2021
b. Riwayat Pernikahan
 Status Perkawinan: Sah Kawin : 1
 Kawin I : Umur 21 tahun, dengan suami umur 20 tahun
Lamanya : 15 tahun, anak : 5 orang, abortus : -kali

4. Riwayat Kehamialn, Persalinan dan Nifas yang lalu

Anak Kehamilan Persalinan Nifas

ke
ANC TT Usia Penyulit TTL Jenis Penolong Tempat Komplikasi BB/PB JK Keadaan Involusi Laktasi

kehamilan Nifas (lamanya)


Persalinan

1. 6X 5 Aterm Tidak 15-1- Spontan Bidan BPM Tidak ada 3900gr L Baik 40 hari 6 bulan

ada 2006
/48cm

2. 7X 5 Aterm Tidak 2-4- Spontan Bidan BPM Tidak ada 4000gr L Baik 40 hari 6 bulan

ada 2008
/47cm

3. 4X 5 Aterm Tidak 4-02- Spontan Bidan BPM Tidak ada 3600gr L Baik 40 hari 6 bulan

ada 2011
/48cm

4 5X 5 Aterm Tidak 05- Spontan Bidan BPM Tidak ada 3800gr L Baik 40 hari 6 bulan

ada 12-

23
2012 /50cm

5 6X 5 Aterm Tidak 03- Spontan Bidan BPM Tidak ada 3500gr L Baik 40 hari 6 bulan

ada 04-
/49cm
2016

6 6C 5 Aterm Tidak 17- Spontan Bidan BPM Tidak ada 3800gr P Baik 40 hari 6 bulan

ada 08-
/50 cm
2018

7 INI 5

5. Riwayat kehamilan Sekarang

a. BB Sebelum hamil : 80 Kg
b. Trimester I
ANC : 1 kali

Keluhan : Mual muntah

Anjuran : makan sedikit tapi sering

Therapi : Asam folat,B6

Imunisasi : Tidak ada

Tanda Bahaya : Tidak ada

c. Trimester II

ANC : 2 kali

Keluhan : Ingin memeriksakan kehamilannya

24
Anjuran :Istirahat yang cukup

Therapi : Calsium,Fe

Imunisasi : Tidak ada

Tanda Bahaya : Tidak ada

Pergerakan janin pertama kali dirasakan : 20 minggu

d. Trimester III
ANC : 2 kali

Keluhan : Tidak ada

Anjuran : Jalan pagi

Therapi : Fe,Calcium

Imunisasi : Tidak ada

Tanda Bahaya : Tidak ada

6. Riwayat Kontrasepsi

a. Jenis : KB Suntuk 1 Bulan


b. Lama Pemakaian : 1 Tahun
c. Alasan berhenti : Kegagalan KB
d. Efek samping : Tidak ada
7. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat penyakit yang pernah diderita

 Jantung : Tidak ada


 Hipertensi :Tidak ada
 Ginjal : Tidak ada
 DM : Tidak ada
 Asma : Tidak ada

25
 Epilepsi : Tidak ada
 PMS : Tidak ada
b. Riwayat Penyakit keturunan dan keluarga

 Jantung : Tidak ada


 Hipertensi : Tidak ada
 Ginjal : Tidak ada
 DM : Tidak ada
 Asma : Tidak ada
 Epilepsi : Tidak ada
 PMS : Tidak ada
c. Prilaku kesehatan

 Penggunaan alkohol / obat sejenisnya : Tidak ada


 Obat/jamu yang sering digunakan : Tidak ada
 Rokok, makan sirih : Tidak ada
8. Aktifitas sehari - hari

a. Pola makan

Frekuensi sebelum hamil : 2x sehari

Siang : 1 piring sedang nasi + 1 potong protein hewani + 1

mangkok sayur

Malam : 1 piring sedang nasi + 1 potong protein hewani

Frekuensi sekarang : 3x sehari

Menu Pagi : 1 piring sedang nasi + 1 potong protein +1

mangkok sayur

Siang : 1 piring sedang nasi + 1 potong protein + 1 mangkok sayur +

1 buah

26
Malam : 1 piring sedang nasi + 1 potong protein + 1 mangkok sayur

Keluhan : tidak ada

b. Pola minum
 Frekuensi sebelum hamil : 6 gelas sehari
 Frekuensi sekarang : 10 gelas sehari
 Jenis : Air putih + Susu
 Keluhan : Tidak ada
c. Pola Eliminasi
BAK BAB Personal higiene

Frekuensi : 5 kali sehari Frekuensi : 1 kali Mandi : 2 kali sehari

Warna : Kuning jernih Warna : Kecoklatan Keramas : 3 kali seminggu

Bau : Khas Konsistensi : Lembek Gosok gigi : 2 kali sehari

Keluhan : Tidak ada Keluhan : Tidak ada Ganti pakaian dalam : 2


kali sehari

Ganti pakaian luar : 2 kali


sehari

d. Pola istirahat dan tidur


 Tidur malam : 7-8 Jam
 Istirahat siang : 1sampai 2 Jam
 Istirahat terakhir : Malam
e. Kegiatan sehari – hari : Mengerjakan perkerjaan rumah
seperti,mencuci,memasak,mengurus anak dan suami.
f. Pola Seksualitas : 2 kali seminggu
9. Keadaan Ekonomi
 Penghasilan per bulan : Rp.1.000.000

27
 Penghasilan per tahun : Rp.12.000.000
10. Psikososial
a. Psikologis : Ibu sedikit merasa cemas dengan persalinannya
b. Sosial : Hubungan ibu dengan suami,keluarga dan tetangga baik
c. Spritual : Ibu melaksanakan sholat 5 waktu sewaktu masih dirumah
d. Kultural : Ibu tidak mempercayai kebiasaan yang merugikan
persalinannya
B. Data Objektif

1. Pemeriksaan umum
a. kesadaran : Composmentis
b. Keadaan emosional : Stabil
c. Postur tubuh : Lordosis
d. TB : 160 Cm
e. BB : 95 Kg
f. LILA : 38 Cm
g. Vital sign
 TD : 124/82 mmHG Nadi : 80 x/i
 RR : 22 x/I Suhu : 36,60C
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
 Warna rambut : Hitam
 Pedikulus humanus : Tidak ada
 Ketombe : Tidak ada
 Pembengkakan : Tidak ada
 Kerontokan : Tidak ada
b. Muka

 Simetris : Kiri dan kanan


 Pucat : Tidak pucat
 Oedema : Tidak oedema

28
 Cloasma gravidarum :Ada
c. Mata
 Simetris : Kiri dan kanan
 Palpebra : Tidak oedema
 Konjungtiva : Merah muda
 Sklera : Putih jernih
d. Hidung
 Simetris : Kiri dan kanan
 Kebersihan : Bersih
 Pembengkakan : Tidak ada
e. Gigi/mulut :
 Simetris : Atas dan bawah
 Bibir : Tidak pucat
 Lidah : Bersih
 Stomatits : Tidak ada
 Caries : Tidak ada
 Caries denties : Tidak ada
 Tonsil : Tidak meradang
f. Telinga
 Simetris : Kiri dan kanan
 Kebersihan : Bersih
 Radang : Tidak meradang
g. Leher
 Kelenjar lymfe :Tidak ada pembengkakan kelenjar limfe
 Kelenjer tiroid : Tidak ada pembengkakankelenjar tiroid
 Vena jugularis : Tidak ada pelebaran vena jugularis
h. Payudara
 Simetris : Kiri dan kanan
 Striae : Tidak ada

29
 Areola mamae : Hiperpigmentasi
 Papilla mamae : Menonjol
 Retraksi : Tidak ada
 Massa : Tidak ada
 Pengeluaran : Ada
 Kebersihan : Bersih
i. Abdomen
 Pembesaran perut : Sesuai usia kehamilan
 Bekas luka operasi : Tidak ada
 Striae : Ada
 Linea : Nigra
k. Pemeriksaan kebidanan
 Palpasi uterus
 Leopold I
: TFU teraba di pertengahan pusat dan Px,pada fundus teraba
bundar,lunak dan tidak melenting
 Leopold II
: Bagian kanan perut ibu teraba panjang,datar dan mapan,dan
bagian kiri perut ibu teraba tonjolan-tonjolan kecil
 Leopold III
:Bagian bawah perut ibu teraba bulat,keras,melenting dan tidak
bisa digoyangkan
 Leopold IV
: Konvergent

 Perlimaan : 1/5
 Lingkaran Bandle : Tidak ada
 Blass : Minimal
 TFU : 36 cm
 Auskultasi

30
 Frekwensi : 145 x/i
 Punctum Maks : 1/3 pusat dengan sias kanan
 Irama : Teratur
 Kontraksi/ HIS
 Frekuensi : 1x per 10 menit
 Durasi : 1-10 detik
 Interval : 1-5 menit
 Intensitas : < 20
l. Ekstremitas
 Atas
 Oedema : Tidak ada
 Sianosis : Tidak ada
 Kuku : Bersih

 Bawah
 Oedema : Tidak ada
 Sianosis : Tidak ada
 Kuku : Bersih
 Varises : Tidak ada
 Reflek patella ka/ki : +/+

m. Anogenital
 Inspeksi
 Vulva/vagina
- Varises : Tidak ada
- Kemerahan : Tidak ada
- Luka : Tidak ada
- Oedema : Tidak ada
- Dll : Tidak ada
 Perineum (luka parut) : Tidak ada

31
 Periksa dalam
 Pukul : 17.00
 Dinding vagina : Tidak Ada masa
 Posisi portio : Ante fleksi
 Konsistensi servik : lembek
 Pembukaan serviks : Tidak ada
 Penipisan (Effecement) : 0%
 Ketuban : Utuh
 Presentasi fetus : Tidak teraba
 Posisi janin : Tidak teraba
 Molase : Tidak ada
 Penurunan bagian terendah: Tidak ada
 Penumbungan : Tidak ada
n. Anus
 Hemoroid : Tidak ada
3. Pemeriksaan penunjang
 HB : 12 gr%
 Protein urin : Tidak dilakukan
 Glukosa urin : Tidak dilakukan
 Golongan darah : Tidak dilakukan

II. INTERPRESTASI DATA


A. Diagnosa
Ibu G7P6A0H5 usia kehamilan 41-42 minggu inpartu kala I fase laten, janin

hidup tunggal, intrauterine, presentasi kepala, puka, preskep, ketuban

utuh ,pembukaan 0 cm, keadaan ibu dan janin baik

B. Data dasar
 Ibu mengatakan ini kehamilan ketujuh
 Ibu mengatakan anak yang hidup 5 orang

32
 Ibu mengatakan anak ke 2 nya meninggal saat umur 2,5 tahun
 Ibu mengatakan usia kehamilan sudah 41-42 minggu
 Ibu mengatakan HPHT 21 Juni 2021
 TP 28 Maret 2022
 TTV : TD : 124/82 mmHg
RR : 22 x/i
N : 80 x/i
S : 36,6℃
DJJ : 145 x/i
 Leopold I : TFU pertengahan pusat dan Px,Bokong
 Leopold II : Puka
 Leopold III : Letkep
 Leopold IV : Konvergen
C. Masalah
Ibu merasa cemas dengan persalinan sekarang
D. Kebutuhan
1. Pemberian informasi hasil pemeriksaan
2. Melakukan pemantauan kala I
3. Penkes tentang nutrisi dan cairan
4. Penkes tentang eliminasi
5. Personal hygiene
6. Dukungan psikologi

III. IDENTIFIKASI MASALAH DAN DIAGNOSA POTENSIAL


Ibu: Perdarahan,Preeklamsi.
Bayi:Asfiksia.

IV. TINDAKAN SEGERA


Kolaborasi dengan Dokter SpOG

33
V. RENCANA ASUHAN
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
2. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
3. Observasi DJJ setiap 1 jam
4. Observasi vagina touche control tiap 2 jan/4 jam atau jika ada indikasi
5. Observasi His setiap 30 menit
6. Berikan ibu penkes untuk melakukan MOW
7. Anjurkan ibu teknik relaksasi
8. Anjurkan pengosongan kandung kemih sesering mungkin
9. Berkolaborasi dengan dokter obgyin
10. Menganjurkan kepada ibu untuk selalu berdoa

VI. PELAKSANAAN
1. Memberitahu ibu informasi hasil pemeri/ksaan bahwa keadaan ibu dan janin
baik dan didapatkan hasil TD : 124/82 mmHg, RR : 22 x/I, N : 80 x/I, S :
36,6℃, DJJ : 145x/I, UK 41-42 mgg, pembukaan 0, TP: 28 maret 2022.
2. Mengobservasi tanda vital setiap 4 jam pada kala 1 fase laten kecuali jika
indikasi dilakukan setiap 30 menit
3. Mengobservasi DJJ tiap 1 jam pada kala 1 fase latenkecuali jika ada indikasi
dilakukan setiap 30 menit
4. Mengobservasi vaginal toucher (VT)
Pembukaan tidak ada
5. Mengobservasi HIS tiap 1 jam pada kala 1 fase laten kecuali jika ada indikasi
dilakukan setiap 30 menit
6. Memberikan ibu penkes untuk melakukan MOW, di karenakan ibu sudah
dikategorikan resiko tinggi jika ibu hamil lagi dan umur ibu sudah lewat dari 35
tahun,dan ibu sudah pernah hamil 7 kali.
7. Mengajarkan kepada ibu teknik relaksasi yaitu menarik nafas melalui hidung
dan hembuskan melalui mulut.
8. Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih

34
9. Berkolaborasi dengan dokter obgyn untuk penatalaksanaan pemberian infuse RL
20 tetes per menit
10. Menganjurkan kepada ibu dan keluarga untuk berdoa untuk kelancaran
persalinan dan kesehatan untuk ibu dan bayi.

VII. EVALUASI
1. Ibu sudah mengetahui tentang informasi hasil pemeriksaan
2. Ibu sudah dilakukan observasi tanda-tanda vital setian 4 jam
3. Ibu sudah dilakukan observasi DJJ setiap 1 jam
4. Ibu sudah dilakukan observasi vaginal touche control tiap 4 jam
5. Ibu sudah dilakukan pemantau HIS
6. Ibu mau untuk melakukan MOW
7. Ibu sudah dianjurkan teknik relaksasi
8. Ibu sudah melakukan pengosongan kantong kemih sesering mungkin
9. Sudah dilakukan kolaborasi dengan dokter obgyin
10. Ibu selalu berdoa untuk kelancaran persalinannya

35
1
Hari/Tanggal : Sabtu,9 April 2022

Waktu : 18.00 wib

Kala I

DATA DATA OBJEKTIF ASSESMENT PLANNING


SUBJEKTIF
1. Ibu mengatakan 1. Data umum 1.Diagnosa: Ibu G7P6A0H5 usia 1. Informasikan hasil pemeriksaan : Menjelaskan informasi
kehamilannya  KU ibu: hasil pemeriksaan pada ibu yaitu keadaan ibu baik dan
kehamilan 41-42 minggu inpartu
sudah lewat composmentis keadaan janin baik dan setelah pemeriksaan didapatkan
bulan  TTV kala I fase laten, janin hidup bahwa belum ada pembukaan, ketuban masih utuh dan
TD : 128/76 mmHg Hasil Pemeriksaan telah disampaikan kepada ibu, dan ibu
2. Ibu mengatakan tunggal, intrauterine, presentasi
Nadi : 78 x/i telah mengetahui.
saat ini sedikit R : 18 x/I kepala, puka, preskep, ketuban
cemas Suhu : 36,5 C0 2. Berikan cairan pada ibu : Memberikan ibu nutria dan cairan
utuh ,pembukaan 0 cm, keadaan agar ibu tidak dehidrasi dan mempunyai tenaga saat
2. Datakhusus
 Pembukaan tidak ada ibu dan janin baik bersalin. Ibu sudah memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan.
 His 1 x lamanya 10 2.Masalah : tidak ada
3. Anjurkan ibu teknik relaksasi untuk menarik nafas dalam
menit 3.Kebutuhan jika ibuk merasakan kontaksi.
 Portio ante fleksi 1. Informasi
 DJJ 148 x/i 2. Nutrisi dan cairan 4.Tanggal 09-04-22 pemberian RL + induksin ½ amp kolf 1
 Jam 18.00 Wib 3. Penkes relaksasi grup 1 pemberian 20 tetes/i mulai 18.00 wib, dan habis jam
4. Pemberian induksi 03:00 wib.
5. Pemantauan kala I
6. Perlengkapan persalinan
5. Pemantauan Kala I sedang dilakukan.

36
6. Perlengkapan persalinan sudah di siapkan.

37
Hari/Tanggal : Sabtu,09 April 2022

Waktu : 22.00 wib

Kala I

DATA DATA OBJEKTIF ASSESMENT PLANNING


SUBJEKTIF
1. Ibu mengatakan 1.Data umum 1.Diagnosa: Ibu G7P6A0H5 usia 1.Informasikan hasil pemeriksaan : Menjelaskan informasi hasil
masih merasa  KU ibu: pemeriksaan pada ibu yaitu keadaan ibu baik dan keadaan janin
kehamilan 41-42 minggu inpartu
cemas composmentis baik dan setelah pemeriksaan didapatkan bahwa pembukaan
 TTV kala I fase laten, janin hidup ibu masih belum ada, Hasil Pemeriksaan telah disampaikan
2. Ibu mengatakan TD : 130/76 mmHg kepada ibu, dan ibu telah mengetahui.
his ada tapi belum tunggal, intrauterine, presentasi
Nadi : 79 x/i
terlalu sering. R : 18 x/I kepala, puka, preskep, ketuban 2.Berikan cairan pada ibu : Memberikan ibu nutrisi dan cairan
Suhu : 36,70C agar ibu tidak dehidrasi dan mempunyai tenaga saat bersalin.
utuh ,pembukaan 0 cm, keadaan Ibu sudah memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan.
2.Datakhusus
 Pembukaan tidak ada ibu dan janin baik
3.Anjurkan ibu teknik relaksasi untuk menarik nafas dari
 His 1 x dalam 10 2.Masalah : tidak ada hidung dan dikeluarkan dari mulut.
menit,lamanya 10 detik
 Portio ante fleksi 3.Kebutuhan:
4. pemantauan kala 1 masih berlanjut
 DJJ 140 x/i 1)Informasi
 Jam 22:00 Wib
2)Nutrisi dan cairan 5.perlengkapan persalinan sudah dipersiapkan
3)Penkes relaksasi
6.sudah dilakukan kolaborasi dengan dokter
4)Pemantauan kala I
5)Perlengkapan persalinan

38
6) kolaborasi dengan dokter

39
Hari/Tanggal : Minggu, 10 April 2022

Waktu : 03.00 wib

Kala I

DATA DATA OBJEKTIF ASSESMENT PLANNING


SUBJEKTIF
1. Ibu mengatakan 1.Data umum 1.Diagnosa: Ibu G7P6A0H5 usia 1.Informasikan hasil pemeriksaan : Menjelaskan informasi hasil
masih belum ada  KU ibu: pemeriksaan pada ibu yaitu keadaan ibu baik dan keadaan janin
kehamilan 41-42 minggu inpartu
sakit composmentis baik dan setelah dilakukan pemeriksaan dalam didapatkan
 TTV kala I fase laten, janin hidup bahwa pembukaan ibu masih belum ada, Hasil Pemeriksaan
2. Ibu mengatakan TD : 129/75 mmHg telah disampaikan kepada ibu, dan ibu telah mengetahui.
masih merasa tunggal, intrauterine, presentasi
Nadi : 80 x/i
cemas R : 19 x/i kepala, puka, preskep, ketuban 2.Tanggal 10-04-22 pemberian RL + induksin ½ Ampul
Suhu : 36,60C kolfgrup II Pemberian 20 tetes/i dari jam 03:00 Wib Habis
3.Ibu mengatakan utuh ,pembukaan 0 cm, keadaan jam 11:00 wib.
2.Datakhusus
his tidak  Pembukaan masih ibu dan janin baik
bertambah. belum ada 3. pemantauan kala 1 masih berlanjut
2.Masalah : tidak ada
 His 1 x dalam 10
menit,lamanya 10 detik 3.Kebutuhan: 4.perlengkapan persalinan sudah dipersiapkan
 Portio ante fleksi 1)Informasi
 DJJ 145 x/i 5. Sudah dilakukan kolaborasi dengan dokter dan dokter
2)Pemberian induksi menganjurkan untuk melakukan sc,karena sudah diberikan
 Jam 03:00 Wib
3)Pemantauan kala I induksin tapi masih belum ada kemajuan. Ibu sedah diberi
tahu tentang anjuran yang diberikan dokter dan ibu mau
4)Perlengkapan persalinan untuk melakukan sc
5) kolaborasi dengan dokter

40
6) Anjuran puasa dan sesudah 6. Menganjurkan ibu untuk berpuasa selama 6 jam sebelum
dilakukan sc,dimulai dari jam 05.00 dan setelah sc ibu juga
sc
harus berpuasa selama 6 jam. Ibu sudah diberitahu untuk
berpuasa sebelum dan sesudah sc dan ibu mau untuk
melakukannya.

41
KONTROL DETAK JANTUNG JANIN (DJJ)

Hari/Tanggal Jam DJJ Nama Ket


Kali/Menit Pemeriksa
Tanda
Tangan
Sabtu,9 April 18.0 WIB 148 x/i Shania Induksin ½
2022 Ampul Kolf
ke-1
19.00 WIB 143 x/i Retry

20.00 WIB 138 x/i Iis

21.00 WIB 140 x/i Tiara

22.0 WIB 140 x/i Iis

23.00 WIB 148 x/i Iis

24.00 WIB 137 x/i Tiara

Minggu,10 April 01.00 WIB 140 x/i Tiara


2022
02.00 WIB 148 x/i Tiara

03.0 WIB 145 x/i Iis Induksin ½


Ampul Kolf
ke- 2
04.00 WIB 138 x/i Iis

05.00 WIB 137 x/i Iis

06.00 WIB 143 x/i Tiara

07.00 WIB 142 x/i Tiara

08.00 WIB 145 x/i Lidia

09.00 WIB 148 x/i Nadya

10.00 WIB 148 x/i Lidia

42
KALA II

Tanggal pengkajian :-
Jam pengkajian :-

I. PENGKAJIAN

Ibu kala II dengan Sc

II. INTERPRESTASI DATA

III. IDENTIFIKASI MASALAH DAN DIAGNOSA POTENSIAL

IV. TINDAKAN SEGERA

V. RENCANA ASUHAN

VI. PELAKSANAAN

VII. EVALUASI

KALA III

Tanggal pengkajian :-
Jam pengkajian :-
I. PENGKAJIAN

43
Ibu kala III dengan Sc

II. INTERPRESTASI DATA

III. IDENTIFIKASI MASALAH DAN DIAGNOSA POTENSIAL

IV. TINDAKAN SEGERA

V. RENCANA ASUHAN

VI. PELAKSANAAN

VII. EVALUASI

KALA IV

Tanggal pengkajian :-
Jam pengkajian :-

I. PENGKAJIAN

Ibu kala IV dengan Sc

II. INTERPRESTASI DATA

III. IDENTIFIKASI MASALAH DAN DIAGNOSA POTENSIAL

44
IV. TINDAKAN SEGERA

V. RENCANA ASUHAN

VI. PELAKSANAAN

VII. EVALUASI

45
KARTUSKORPOEDJIROCHJATI
I II III IV
Trimester
KEL N Masalah/resiko skor
I II III.1 III.2
.F.R O
Skorawalibuhamil 2 2 2 2 2
1. TerlalumudahamilI≤ 20 tahun 4
I 2. a.terlalutuahamilI≥35 tahun 4
b.terlalulambathamil Ikawin≥ 4tahun 4
3. Terlalulama hamil lagi ≥10tahun 4
4. Terlalucepat hamil lagi ≤2tahun 4
5. Terlalubanyak anak, 4 ataulebih 4 4 4 4 4
6. Terlalutua umur ≥35tahun 4 4 4 4 4
7. Terlalupendek ≤ 145 cm 4
8. Pernahgagalkehamilan 4
9. Pernahmelahirkandengan 4
a.tarikantang/vakum
b.uridirogoh 4
c.diberiinfuse/transfuse 4
10. Pernah operasisesar 8
II 11. Penyakitpadaibuhamil 4
a.kurangdarah 4
b.malaria 4
c.TBCparu d.payahjantung 4
d.kencingmanis(Diabetes) 4
f.penyakitmenularseksual 4
12. Bengkakpada muka/tungkaidan 4
Tekanandarahtinggi
13. Hamilkembar 4

45
14. Hydramnion 4
15. Bayimatidalamkandungan 4
16 Kehamilanlebihbulan 4
17. Letaksungsang 8
18. Letaklintang 8
III 19. Perdarahandalamkehamilan 8
20. Preeklamsia/kejang-kejang 8
JUMLAHSKOR 10 10 10 10

Dari hasil skord poedji di atas disimpulkan bahwa hasil skor 10 jadi Ny.E termasuk
kategori resiko tinggi,pembagian resiko tinggi meliputi : Resiko rendah 1-4, Resiko
tinggi 6-10, Resiko sangat tinggi >12

BAB IV

46
PENUTUP

A.Kesimpulan

Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan Pada Ny.E dengan G7P6A0H5 usia

kehamilan 42-43 minggu di ruang KB Tindakan RSI Ibnu Sina Yarsi Bukittinggi

dengan menggunakan proses kebidanan mulai dari pengkajian, diagnosa, intervensi,

implementasi dan evaluasi penulis dapat menyimpulkan : Berdasarkan pengkajian

yang dilakukan tanggal 9 April 2022 adalah data subjektif mengatakan Ny.E dengan

G7P6A0H5 usia kehamilan 41-42 minggu dengan hasil pemeriksaan dalam belum

ada pembukaan ,maka dari itu tindakan yang dilakukan adalah pemberian induksin 1

ampul ,TD 129/75 mmHg,suhu 36,6℃,nadi 80x/menit,RR 19x/menit dan pada

tanggal 10 April 2022 setelah diberikan induksin 1 ampul dilakukan pemeriksaan

dalam dari hasil pemeriksaan masih tidak ada pembukaan ,maka setelah dilakukan

kolaborasi dengan dokter SpOG, dokter menganjurkan untuk melakukan Sc pada

Ny.E.

B.Saran

Untuk meningkatkan informasi tentang kehamilan risiko tinggi oleh tenaga

kesehatan khususnya bidan dengan meningkatkan penyuluhan dan memberikan

informasi yang jelas untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil tersebut betapa

pentingnya pemeriksaan rutin kehamilan dan adanya dukungan yang diberikan

keluarga yang perlu untuk membrikan motivasi agar ibu mau memeriksakan

kehamilannya, agar ibu dapat menghindari kehamilan risiko tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

47
Astari, PD dan Putu, GA. 2012. Pengaruh Senam Lansia Terhadap Tekanan Darah
Lansia dengan Hipertensi pada Kelompok Senam Lansia di Banjar Kaja Sesetan
Denpasar Selatan. Jurnal Keperawatan. ISSN 2301-8556, Vol.1 No.1 Edisi Januari-Juni
2013. Bali: Universitas Undayana Denpasar.

Damayanti, M. 2010. Komunikasi Terapeutik dalam Praktik Keperawatan. Bandung:


PT. Refika Aditama.

Darmojo, B. 2003. Buku Ajar Geriatri. Ilmu Kesehatan Lanjut Usia Edisi 3. Jakarta:
Bala Penerbit FKUI.

Departemen Kesehatan R.I. 2005. Petunjuk Pengukuran Kebugaran Jasman. Jakarta:


Depkes RI.

Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori dan Praktik.
Jakarta: EGC.

Gruccione. 2000. Muscle and Its Desease. An Outline Primer of Basic Science and
Clinical Method, Year Book Medical Publisher, Inc. Chicago.

Guyton dan Hall. 2008. Textbook of Medical Physiology. 10th Edition. W.B. Saunders
Company. Philadeplhia, Pennsylvania.

48

Anda mungkin juga menyukai