Anda di halaman 1dari 80

GAMBARAN SIKAP IBU HAMIL DALAM MELAKSANAKAN

ANTENATAL CARE BERDASARKAN KARAKTERISTIK


USIA DAN PENDIDIKAN DI RSUD SOREANG
2018

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan untuk Menyelesaikan Program Studi Diploma III Keperawatan
Pada Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung

Disusun Oleh:
CECEP SULAEMAN

NIM. P17320115011

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN BANDUNG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
2018
ii
iii
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

“Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya memiliki
ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat maka wajib baginya
memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki keduanya maka wajib
baginya memiliki ilmu.”

(HR. Turmudzi)

“Kudu nepi samemeh indit”


(Cecep Sulaeman)
Selaksa Rasa (Teruntuk alm. Kakek)
Cipt. Cecep Sulaeman
Kuselip kasih dalam bait
Kuungkap rasa dalam doa
Kaulah selaksa rasa
Lembut tangan membelai dan sedikit tawa meneyeringai
Tak pelak memberi gurau
Jerihku hampir usai, meski langkahku gontai
Air mataku berderai, sahutan kata kuuntai
“untukmu kupersembahkan diploma disurga”

Sebuah mahakarya
Karya Tulis Ilmiah ini kupersembahkan
Untuk orang-orang yang berarti dalam hidupku
Kepada Allah SWT, terima kasih atas semua keajaiban yang Kau beri.
Kepada Ayah dan Ibuku, Pa Lili dan Bu Entin
Yang tak henti mempertaruhkan harta, jiwa, bahkan nyawa,
dalam doamu kudengar namaku disebut, semoga semua tak membuat kecewa.
Ini yang terbaik yang bisa kuberikan.
Untuk alm. Kakek dan Nenekku
Perjuanganku adalah bagian dari cita-cita nenek dan kakek
semoga nenek dan kakek kekal di surga.
dan sahabat-sahabat seperjuanganku yang telah berjuang bersama dalam
menyelesaikan hal terindah ini, yang selalu memberi motivasi, semangat, dan
kebahagiaan dalam hidupku...

iv
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bandung
Jurusan Keperawatan Bandung
Program Studi Diploma III Keperawatan Bandung
Bandung, Juli 2018
Cecep Sulaeman, P17320115011

GAMBARAN SIKAP IBU HAMIL DALAM MELAKSANAKAN


ANTENATAL CARE BERDASARKAN KARAKTERISTIK
USIA DAN PENDIDIKAN DI RSUD SOREANG 2018

ABSTRAK

xii, 47 Halaman, 5 Bab, 3 Tabel, 11 Lampiran

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tingginya angka kematian ibu di Indonesia,


berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015 AKI di
Indonesia sebanyak 305 per 100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia,
2016). Kematian ibu dapat dicegah melalui pelayanan antenatal care. Pelayanan
antenatal care diberikan kepada ibu hamil selama masa kehamilan, dimulai dari
konsepsi sampai lahirnya janin. Kunjungan ibu hamil K4 di Kabupaten Bandung
tahun 2015 sebanyak 91,5%. Angka tersebut berada dibawah target Standar
Pelayanan minimal Kabupaten Bandung, yaitu 95%. Kunjungan antenatal care
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya usia, pendidikan dan sikap. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sikap ibu hamil dalam melaksanakan
antenatal care berdasarkan karakteristik usia dan pendidikan. Metodologi
penelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian survei deskriftif dengan populasi
ibu hamil rata-rata perbulan 180 ibu hamil yang melaksanakan pemeriksaan
antenatal care ke poliklinik kebidanan RSUD Soreang dan tercatat dalam rekam
medik RSUD Soreang dengan jumlah sampel 65 ibu hamil menggunakan non
random sampling dengan teknik accidental sampling. Uji statistik yang digunakan
yaitu analisis univariat. Hasil penelitian didapatkan kategori usia tidak berisiko
menunjukkan lebih dari setengahnya responden memiliki sikap positif yaitu
sebanyak 21 ibu hamil (53,8%). kategori pendidikan dasar menunjukkan lebih dari
setengahnya responden memiliki sikap negatif yaitu sebanyak 14 ibu hamil
(73,7%). Disarankan kepada intitusi pelayanan kesehatan dapat mengembangkan
pelayanan antenatal care dan memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu hamil
tentang pentingnya melaksanakan kunjungan anatenatal care sesuai jadwal sebagai
upaya preventif penatalaksanaan deteksi dini kehamilan risiko tinggi.

Kata kunci : Sikap, Antental Care


Daftar Pustaka : 34 (2009-2017)

v
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan

rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan

judul “Sikap Ibu Hamil dalam Melaksanakan Antenatal Care berdasarkan

Karakteristik Usia dan Pendidikan di RSUD Soreang 2018”. Karya tulis ilmiah

ini diajukan untuk menyelesaikan program studi diploma III Keperawatan pada

Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung.

Karya tulis ilmiah ini disusun dengan usaha peneliti serta dapat diselesaikan

dengan baik karena doa, bimbingan, bantuan, serta dukungan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, peneliti mengucapkan banyak terimakasih yang setulusnya kepada

1. Kedua orangtua dan keluarga besar yang telah memberikan dukungan, doa,

dan motivasi tiada henti.

2. Bapak Dr. Ir. H. R. Osman Syarief, MKM selaku Direktur Politeknik

Kesehatan Kementrian Kesehatan RI bandung.

3. Bapak Ali Hamzah, SKP., MNS selaku Ketua Jurusan Keperawatan

Politeknik Kementrian Kesehatan RI bandung yang selalu memberikan

semangat kepada penulis.

4. Bapak Ridwan Setiawan, SKp., M. Kes., selaku Pembimbing Akademik yang

selalu memberikan dukungan kepada penulis.

5. Dra. Hj. Atin Karjatin, M.Kes., selaku pembimbing yang selalu memberikan

perhatian dan ketulusan dalam memberikan bimbingan.

vi
6. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Jurusan Keperawatan Bandung

Politeknik Kementrian Kesehatan RI Bandung.

7. Ibu Ai, Am. Keb selaku Kepala Ruangan poliklinik kebidanan RSUD

Soreang yang telah membimbing selama melaksanakan penelitian.

8. Rekan-rekan seperjuangan mahasiswa D3 Keperawatan Polieknik Kesehatan

Kementrian Kesehatan RI bandung yang selalu memberi dukungan dalam

karya tulis ilmiah ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu

peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ilmiah ini masih

banyak ditemukan kekurangan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan pembaca

untuk memberi kritik dan saran yang membangun demi terciptanya karya tulis

ilmiah yang lebih baik.

Harapan penulis semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi penulis

khususnya dan bagi pembaca umumnya. Akhir kata semoga Allah SWT

memberikan balasan yang berlimpah atas segala sesuatu yang telah dikerjakan

penulis dalam pembuatan karya tulis ilmiah. Aamiin.

Bandung, Juli 2018

Penulis

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ............................................ iv
ABSTRAK ..................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................. viii
DAFTAR BAGAN ......................................................................................... x
DAFTAR TABEL.......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1


1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 7


2.1 Landasan teori ........................................................................................... 7
2.1.1 Konsep Sikap .................................................. 7
2.1.2 Konsep Kehamilan ............................................................................ 15
2.1.3 Konsep Antenatal Care ...................................................................... 17
2.1 Kerangka Konsep ...................................................................................... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 25


3.1 Desain Penelitian ....................................................................................... 25
3.2 Definisi Konsep dan Operasionalisasi Variabel ........................................ 25
3.3 Populasi dan Sampel ................................................................................. 28
3.4 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... 29
3.5 Pengumpulan Data .................................................................................... 30
3.6 Analisis Data ............................................................................................. 35
3.7 Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 38
3.8 Etika Penelitian ......................................................................................... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................... 40


4.1 Hasil Penelitian ......................................................................................... 40
4.1.1 Analisis Univariat ........................................................................... 40
viii
4.2 Pembahasan ............................................................................................... 42
4.2.1 Sikap Ibu Hamil dalam Melaksanakan Antenatal Care
Berdasarkan Karakteristik Usia ...................................................... 42
4.2.2 Sikap Ibu Hamil dalam Melaksanakan Antenatal Care
Berdasarkan Karakteristik Pendidikan ........................................... 44

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ............................................. 46


5.1 Simpulan ................................................................................................... 46
5.2 Rekomendasi ............................................................................................. 47

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
DAFTAR BAGAN

Bagan 1 Kerangka Konsep .............................................................................. 24

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Definisi Konsep dan Operasional Variabel ........................................ 27

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Sikap Ibu Hamil dalam Melaksanakan Antenatal

Care Berdasarkan Karakteristik Usia di RSUD Soreang Tahun 2018

..........................................................................................................40

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Sikap Ibu Hamil dalam Melaksanakan Antenatal

Care Berdasarkan Karakteristik Pendidikan di RSUD Soreang Tahun

2018................................................................................................... 41

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Penjelasan Penelitian

Lampiran 2 Lembar Informed Concent

Lampiran 3 Jadwal Penelitian

Lampiran 4 Lembar Kisi-Kisi Soal Kuesioner Sikap

Lampiran 5 Lembar Soal Kuesioner Sikap

Lampiran 6 Surat-surat

Lampiran 7 Lembar Uji Instrumen Penelitian

Lampiran 8 Lembar Uji Normalitas Data

Lampiran 9 Lembar Hasil Analisis Data

Lampiran 10 Lembar Bimbingan Tugas Akhir Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 11 Lembar Riwayat Hidup

xii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberhasilan upaya kesehatan ibu, di antaranya dapat dilihat dari indikator

Angka Kematian Ibu (AKI). AKI adalah jumlah kematian ibu selama masa

kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan

nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan

atau terjatuh di setiap 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan Survey Demografi

Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015 AKI di Indonesia sebanyak 305 per

100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2016).

Penyebab terbesar kematian ibu selama tahun 2010-2013 masih tetap sama

yaitu perdarahan. Sedangkan partus lama merupakan penyumbang kematian ibu

terendah. Sementara itu penyebab lain-lain juga berperan cukup besar dalam

menyebabkan kematian ibu. Yang dimaksud dengan penyebab lain-lain adalah

penyebab kematian ibu secara tidak langsung, seperti penyakit kanker, ginjal,

jantung, tuberkulosis, atau penyakit lain yang diderita ibu. Tingginya kematian ibu

akibat penyebab lain-lain menuntut peran besar rumah sakit dalam menangani

penyebab tersebut (Direktorat Kesehatan Ibu, 2013).

Profil Kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2015 jumlah kematian ibu maternal

yang terlaporkan sebanyak 825 orang (83,47/100.000 KH), dengan proporsi

kematian pada Ibu Hamil 219 orang (22,15/100.000), pada Ibu Bersalin 2412 orang

(24,46/100.000 KH), dan pada Ibu Nifas, 364 orang (36,84/100.000 KH). Jika

1
2

dibandingkan dengan proporsi AKI yang ditargetkan maka AKI di Provinsi Jawa

Barat sudah berada di bawah target nasional tahun 2015 (Dinas Kesehatan Provinsi

Jawa Barat, 2015).

Tahun 2015 terlaporkan 25 kasus kematian Ibu dengan penyebab kematian

terdiri dari pendarahan sebanyak 7 kasus, hipertensi dalam kehamilan 6 kasus,

infeksi 1 kasus, dan lain-lain 11 kasus. Pendarahan, hipertensi dalam kehamilan

merupakan penyebab langsung kematian dalam kehamilan, sedangkan penyebab

tidak langsung kematian dalam kehamilan adalah keadaan yang memperberat

kehamilan. Presentasi kematian Ibu karena peyebab tidak langsung di Indonesia

cukup tinggi yaitu, sekitar 22% sehingga pencegahan dan penanganannya perlu

mendapatkan perhatian (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2015).

Antenatal care (ANC) adalah salah satu faktor yang mempengaruhi hasil

kesehatan untuk ibu dan bayi. ANC adalah pelayanan kesehatan yang terencana

berupa observasi, edukasi, dan penanganan medik pada ibu hamil, diberikan oleh

tenaga professional (tenaga kesehatan) dengan frekuensi kunjungan paling sedikit

empat kali (K4), dan dilaksanakan sesuai dengan standar antenatal. Tujuan umum

antenatal care adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu serta

anak selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas sehingga angka morbiditas dan

mortalitas ibu serta anak dapat diturunkan. Pemeriksaan kandungan yang baik dan

tersedianya fasilitas rujukan bagi kasus risiko tinggi terutama perdarahan yang

selalu mungkin terjadi setelah persalinan yang mengakibatkan kematian maternal

dapat diturunkan. Hal ini disebabkan karena dengan adanya antenatal care tanda-
3

tanda dini perdarahan yang berlebihan dapat dideteksi dan ditanggulangi dengan

cepat (Kementerian Kesehatan RI, 2016).

Hasil pelayanan antenatal care dapat dilihat pada indikator cakupan

kunjungan ibu pertama kali (K1) dan kunjungan ibu hamil empat kali (K4). K1 atau

ANC minimal 1 kali adalah proporsi kelahiran yang mendapat pelayanan kesehatan

ibu hamil minimal 1 kali tanpa memperhitungkan periode waktu pemeriksaan.

Sementara K1 ideal adalah proporsi kelahiran yang mendapat pelayanan kesehatan

ibu hamil pertama kali pada trimester 1. K4 adalah proporsi kelahiran yang

mendapat pelayanan kesehatan ibu hamil selama 4 kali dan memenuhi kriteria 1-1-

2 yaitu minimal 1 kali pada trimester 1, minimal 1 kali pada trimester 2 dan minimal

2 kali pada trimester 3. Pemeriksaan minimal kehamilan yang dianjurkan oleh

tenaga kesehatan seorang ibu hamil adalah 4 kali selama kehamilan (Kementerian

Kesehatan RI, 2016).

Kunjungan ibu hamil pertama pada umur kehamilan 0-3 bulan (K1) di

Provinsi Jawa Barat tahun 2014, sebanyak 1.031.168 Bumil dari sasaran 979.472

Bumil (105,3%), dan Kunjungan K4 sebanyak 972.879 Bumil (99,3%), terdapat

58.289 Bumil yang mangkir (drop out) pada pemeriksaan ke 4 (5,65%). Angka

tersebut menujukkan banyaknya ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan

ulangan kandungan (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2015).

Hasil penelitian didapatkan Perilaku ibu hamil tentang antenatal care di

Puskesmas Bahu sendiri cakupan K1 dan K4 berdasarkan rekapan PWS-KIA Dinas

Kesehatan Kota Manado tahun 2010 adalah K1 82,10%, dan K4 74,66%. Persentasi
4

ini meningkat bila dibandingkan tahun 2009 adalah K1 72,26% dan K4 62,10%

(Ompusunggu, Siagian, dan Umboh, 2013, vol. 1(2), hal. 2)

Pencapaian derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari capaian indikator

pelayanan kesehatan dan capaian program kesehatan dengan menggunakan tolok

ukur target. Kunjungan ibu hamil K4 di Kabupaten Bandung tahun 2015 sebanyak

91,5%. Angka tersebut berada dibawah target Standar Pelayanan minimal

Kabupaten Bandung, yaitu 95% (Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, 2016).

RSUD Soreang kabupaten Bandung merupakan salah satu Rumah Sakit

rujukan yang menyediakan fasilitas pelayanan antenatal care. Hasil studi

pendahuluan didapatkan jumlah kunjungan antenatal care yang tercatat di rekam

medik RSUD Soreang selama tiga bulan terakhir yaitu sebanyak 540 ibu hamil.

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi kunjungan ANC yang dilakukan

ibu hamil, yaitu faktor internal dan eksternal. Beberapa faktor yang dikategorikan

dalam faktor internal adalah usia, pendidikan dan sikap.

Sikap Ibu dapat diartikan sebagai respon dari apa yang diterimanya dari

sumber informasi terutama kesehatan Ibu hamil dalam mempersiapkan kelahiran

anak, hal ini didasari perilaku Ibu dalam memeriksa kehamilannya. Dengan adanya

sikap Ibu yang merespon dari informasi yang ia dapatkan mengenai kesehatan

janinnya atau Ibu hamil tersebut memiliki komplikasi dalam kehamilannya, maka

infromasi tersebut akan mengubah sikap Ibu. Perubahan sikap tersebut akan

ditunjukkan dengan peningkatan program kunjungan program ANC untuk

memeriksakan kandungannya. Sehingga, diyakini sikap ibu dapat mempengaruhi


5

adanya peningkatan dalam kunjungan ANC (Adam, Wati dan Budiman, 2015, hal.

4).

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian tentang “Gambaran Sikap Ibu Hamil dalam

Melaksanakan Antenatal Care berdasarkan Karakteristik Usia dan Pendidikan di

RSUD Soreang 2018”.

1.2 Rumusan Masalah

Dengan melihat latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan

masalah yang dapat peneliti rumuskan adalah “Bagaimana Gambaran Sikap Ibu

Hamil dalam Melaksanakan Antenatal Care berdasarkan Karakteristik Usia dan

Pendidikan di RSUD Soreang 2018 ?”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui Gambaran Sikap Ibu Hamil dalam Melaksanakan Antenatal Care

berdasarkan Karakteristik Usia dan Pendidikan di RSUD Soreang 2018.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui sikap ibu hamil dalam melaksanakan antenatal care berdasarkan

karakteristik usia.
6

b. Mengetahui sikap ibu hamil dalam melaksanakan antenatal care berdasarkan

karakteristik pendidikan.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Manfaat bagi Institusi Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi Rumah Sakit

dalam meningkatkan asuhan keperawatan maternitas khusunya dalam pelayanan

antenatal care.

b. Manfaat bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai literatur ilmiah dan

referensi di perpustakaan.

c. Manfaat bagi Profesi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi rekan profesi

Keperawatan dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan maternitas

khususnya antenatal care.

d. Manfaat bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar bagi peneliti selanjutnya terkait

sikap ibu hamil dalam melaksanakan antenatal care.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Tepori

2.1.1 Konsep Sikap

a. Pengertian Sikap

Sikap adalah keteraturan perasaan dan pemikiran seseorang untuk

menentukan tindakannya dan bertingkah laku terhadap suatu objek disertai dengan

perasaan positif dan negatif menurut Azwar Saifuddin ( Donsu, 2017).

Sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu

stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2010).

Sikap merupakan pandangan seseorang yang disertai kecenderungan untuk

bertindak terhadap suatu objek. Sikap merupakan konsep yang paling penting

dalam psikologi sosial yang membahas unsur sikap baik sebagai individu maupun

kelompok (Ariani, 2014).

Berdasarkan ketiga pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sikap

adalah kecenderungan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap

suatu objek disertai dengan perasaan positif dan negatif.

b. Komponen Sikap

Komponen pokok sikap menurut Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2010)

terdiri dari tiga komponen pokok, yaitu :

7
8

1) Kepercayaan atau keyakinan, ide, konsep , terhapap objek, artinya bagaimana

keyakinan, pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek.

2) Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya bagaimana

penilaian (terkandung di dalamnya faktor emosi) orang tersebut terhadap objek.

3) Kencenderungan untuk bertindak (tend to behave), artinya sikap merupakan

komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka. Sikap merupakan

ancang-ancang untuk bertindak atau berperilaku terbuka (tindakan).

Azwar (2016) menjelaskan struktur sikap terdiri dari tiga komponen yang

sangat menunjang yaitu :

1) Komponen kognitif

Komponen kognitif berisi persepsi dan kepercayaan yang dimiliki oleh individu

mengenai sesuatu. Seringkali komponen kognitif ini dapat disamakan dengan

opini.

2) Komponen afektif

Komponen afektif merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan

menyangkut masalah emosi. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling

dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan

terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin akan mengubah sikap seseorang.

3) Komponen konatif

Komponen konatif merupakan komponen perilaku yang cenderung untuk

bertindak atau untuk bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu.


9

c. Tingkatan Sikap

Notoatmodjo (2010) memaparkan seperti halnya pengetahuan, sikap juga

mempunyai tingkat-tingkat berdasarkan intensitasnya, yaitu :

1) Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang atau subjek mau menerima stimulus yang

diberikan (objek). Misalnya sikap orang terhadap suatu hal dapat dilihat dari

kesediaan dan perhatian itu terhadap ceramah-ceramah. Sikap Ibu hamil dalam

melaksanakan antenatal care, dapat diketahui atau diukur dari kehadiran untuk

mendengarkan penyuluhan tentang antenatal care.

2) Menanggapi (responding)

Menanggapi di sini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap

pertanyaan atau objek yang dihadapi. Misalnya dari contoh di atas saat seseorang

mengikuti penyuluhan tentang antenatal care ditanya atau diminta menanggapi

oleh penyuluh, kemudian ia menjawab atau menaggapinya.

3) Menghargai (valuing)

Menghargai diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai yang positif

terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan orang lain, bahkan

mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan orang lain merespon.

Contohnya pada kasus di atas seseorang mengajak sesama Ibu hamil untuk

mendengarkan penyuluhan antenatal care.

4) Bertanggung jawab (responsible)

Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab terhadap

apa yang telah diyakininya. Seseorang yang telah mengambil sikap tertentu
10

berdasarkan keyakinannya, dia harus berani mengambil resiko bila ada orang lain

yang mencemoohkan atau adanya resiko lain. Melanjutkan contoh di atas

seseorang yang mengikuti pemeriksaan antenatal care harus berani untuk

mengorbankan waktunya.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap

Faktor-faktor yang ikut berperan dalam membentuk sikap menurut Azwar

(2016) antara lain :

1) Pengalaman Pribadi

Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan

mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan

menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk dapat mempunyai tanggapan

dan penghayatan, seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan

objek psikologis. Apakah penghayatan itu kemudian akan membentuk sikap

positif atau negatif, akan tergantung pada faktor lain.

2) Pengaruh Orang Lain yang Dianggap Penting

Orang lain disekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial

yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita anggap penting,

seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak tingkah dan

pendapat kita, seseorang yang berarti khusus bagi kita, akan banyak

mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu. Orang yang biasanya

dianggap penting bagi individu adalah orangtua, orang yang status sosialnya lebih

tinggi, teman sebaya, teman dekat, guru, teman kerja, istri, suami, dan lain-lain.
11

Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk menghindari

konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.

3) Pengaruh Kebudayaan

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar

terhadap pembentukan sikap kita. Apabila kita hidup dalam budaya yang

mempunyai norma longgar bagi pergaulan heteroseksual, sangat mungkin kita

akan mempunyai sikap yang mendukung terhadap masalah kebebasan pergaulan

heteroseksual. Apabila kita hidup dalam budaya sosial yang sangat

mengutamakan kehidupan berkelompok, maka sangat mungkin kita akan

mempunyai sikap negatif terhadap kehidupan individulisme yang mengutamakan

kepentingan perorangan.

4) Media Massa

Sebagi sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa mempunyai

pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Media massa

membawa pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini

seseorang. Pesan sugesti yang dibawa oleh informasi tersebut, apabila cukup kuat,

akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah

sikap tertentu.

5) Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama

Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai

pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakan dasar

pengertian dan konsep moral dalam diri individu.


12

6) Pengaruh Faktor Emosional

Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan

pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang, suatu bentuk sikap merupakan

pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran

frustasi atau bentuk pengalihan mekanisme pertahanan ego. Mekanisme

pertahanan ego dipengaruhi oleh kematangan usia seseorang.

e. Indikator Sikap

Indikator sikap memberikan garis batas sejauh mana terbentuknya sikap.

Dalam berinteraksi sosial semua orang melakukan melakukan hal tersebut baik

disadari atau tidak. Bahkan, individu dapat mempelajari sikap yang berbeda

melalui proses pengamatan sikap orang lain. Indikator sikap terdiri dari :

1) Sikap muncul karena proses belajar, yang berdasarkan dengan latihan dan

pengkondisian.

2) Sifat sikap berubah-ubah, sehingga itulah yang menyebabkan seseorang

mempelajari perilaku satu sama lain.

3) Sikap berdiri saling berhubungan dengan objek sikap.

4) Sikap tertuju pada satu objek dan banyak objek.

5) Sikap berjalan dalam waktu lama maupun sebentar.

6) Sikap memiliki rasa dan motivasi, dua hal inilah yang membedakan dengan

pengetahuan.

(Donsu, 2017).
13

f. Penilaian Sikap

Secara umum, sikap dapat diukur dengan dua cara, yaitu secara langsung

dan tidak langsung.

1) Langsung

Pengukuran sikap secara langsung bisa dilakukan dengan cara mengajukan

pertanyaan. Adapun beberapa jenis pengukuran sikap secara langsung dengan cara

terstruktur dan tidak terstruktur.

a) Skala Terstruktur

Skala terstruktur selain dengan cara tertulis, juga bisa dengan mengajukan

pertanyaan yang telah disusun secara teratur. Adapun beberapa nama alat tes

pengukursikap yang disebut skala.

(1) Skala Bogardus

Skala Bogardus adalah skala untuk mengetahui sejauh mana sikap

seseorang, berdasarkan jarak sosialnya. Dalam interaksi sosial , sering

terjadi jarak sosial. Penyebabnya bermacam-macam, bisa disebabkan

karena faktor usia, ras, dan agama.

(2) Skala Thurston

Skala yang digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap

pengaruh like-dislike. Penggunaan skala Thurston menggunakan

metode equal-appearing intervals yang telah disusun sedemikian rupa.

Penyusunannya dibuat semacam range bawah ke atas, dari yang

menyenangkan sampai tidak menyenangkan.


14

(3) Skala Likert

Skala ini dikemas dengan menampilkan lima pilihan jawaban.

Pertanyaan yang diajukan berupa pernyataan. Tester biasanya disuruh

memilih jawaban yang sudah disediakan. Bentuk pilihan jawabannya

sama dengan jawaban sebelumnya, yaitu meliputi sangat setuju, setuju,

tidak setuju, dan sangat tidak setuju.

Azwar (2016) menjelaskan salah satu skor standar yang biasanya

digunakan dalam skala model Likert adalah skor-T, yaitu:


𝑥−𝑥
T = 50+10⌈ ⌉
𝑠

Keterangan :

x = skor responden pada skala sikap yang hendak diubah menjadi skor

x = mean skor kelompok

s = deviasi standar skor kelompok

b) Skala tidak Terstruktur

Penilaian ini dilakukan hanya dengan melakukan wawancara kepada

partisispan. Pada saat wawancara juga dilakukan pengamatan secara

langsung dan melakukan survei. Survei bisa dilakukan di jejaring media

sosial.

2) Tidak Langsung

Mengukur sikap secara tidak langsung dapat menggunakan skala semantik-

diferensial. Cara pengukuran sikap ini lebih banyak digunakan saat menilai

seseorang. Penggagas skala ini adalah Charles E. Osgood.


15

2.1.2 Konsep Kehamilan

a. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum

dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan berlangsung dalam tiga

trimester, trimester satu berlangsung dalam 13 minggu, trimester kedua 14

minggu (minggu ke-14 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu

ke-28 hingga ke-40) (Evayanti, Yulistiana, 2015).

b. Deteksi Dini Kehamilan Risiko Tinggi

Deteksi dini kehamilan adalah suatu mekanisme yang berupa pemberian

informasi secara tepat waktu dan efektif, melalui institusi yang dipilih, agar

masyarakat/individu (ibu selama masih reproduksi) di daerah rawan mampu

mengambil tindakan menghindari atau mengurangi resiko dan mampu bersiap-

siap untuk merespon secara efektif terhadap kelainan, komplikasi dan penyakit

yang lazim terjadi pada ibu masa kehamilan, persalinan, dan masa nifas.

Pembagian klien dalam klasifikasi penilaian deteksi dini : (1) klien dengan

kehamilan normal adalah seorang ibu yang sedang hamil dan kehamilannya dialui

tanpa komplikasi. (2) Ibu hamil dengan kehamilan yang bermasalah tapi dalam

pengawasan khusus. (3) Seorang ibu dengan kehamilan resiko tinggi adalah klien

yang membutuhkan rujukan yang cepat ke Rumah Sakit untuk perawatan khusus.

Kehamilan risiko tinggi merupakan kehamilan yang memungkinkan

terjadinya komplikasi pada saat kehamilan dan persalinan dari risiko yang dimiliki

ibu dibandingkan dengan kehamilan normal. Kehamilan memiliki risiko tinggi


16

jika dipengaruhi oleh faktor pemicu yang akan menyebabkan terjadinya

komplikasi selama kehamilan, bahkan saat persalinan berlangsung dan juga saat

masa nifas. Oleh karena itu, untuk mengetahui ibu hamil memiliki resiko tinggi,

maka dilakukan deteksi dini dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan

kehamilan, dan pemeriksaan penunjang jika dibutuhkan. WHO memperkirakan

bahwa sekitar 15% dari seluruh wanita yang hamil akan berkembang menjadi

komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya serta dapat dicegah melalui

pemberian asuhan kehamilan yang berkualitas.

Deteksi dini terhadap komplikasi kehamilan merupakan upaya penjaringan

yang dilakukan untuk menemukan penyimpangan yang terjadi selama kehamilan

secara dini. Sementara itu deteksi dini dalam pelayanan antenatal care yaitu

mengarah pada penemuan ibu hamil yang berisiko agar dapat ditangani secara

memadai, sehingga kesakitan atau kematian dapat dicegah. Deteksi dini pada

kehamilan bertujuan untuk mengetahui penyulit atau komplikasi yang terjadi

pada kehamilan ibu secara dini.

Komplikasi pada saat persalinan dapat dicegah dengan melakukan dengan

deteksi dini kehamilan sehingga dapat diketahui kelompok risiko obstetri sebagai

penyebab langsung terjadinya penyulit atau komplikasi dalam persalinan.

Kehamilan yang termasuk kelompok risiko obstetri yaitu kehamilan yang

dipengaruhi oleh 4T, antara lain terlalu tua dengan usia Ibu lebih dari 35 tahun,

terlalu muda dengan usia Ibu kurang dari 19 tahun, terlalu sering dengan Ibu yang

melahirkan lebih dari tiga kali, dan terlalu dekat dengan jarak melahirkan kurang

dari dua tahun.


17

Hal yang dapat dilakukan seorang ibu untuk menghindari terjadinya

komplikasi kehamilan yaitu dengan mengenali tanda bahaya kehamilan sedini

mungkin dan segera pergi ke posyandu, puskesmas, atau rumah sakit terdekat jika

ditemukan tanda bahaya tersebut. Tanda bahaya kehamilan merupakan tanda yang

mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan atau periode

antenatal care, yang jika tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi, maka dapat

menyebabkan kematian Ibu. Jika ibu hamil mengalami tanda bahaya, maka

keluarga harus mengambil keputusan untuk menentukan tempat rujukan jika harus

ditangani ditempat fasilitas yang lengkap dan segera diberikan tindakan jika telah

berada di tempat rujukan atau rumah sakit (Astuti, dkk, 2016).

2.1.3 Konsep Antenatal Care

a. Pengertian Antenatal Care

Antenatal care adalah pelayanan kesehatan yang terencana berupa

observasi, edukasi, dan penanganan medik pada ibu hamil, diberikan oleh tenaga

profesional (tenaga kesehatan) dengan frekuensi kunjungan paling sedikit empat

kali (K4), dan dilaksanakan sesuai dengan standar antenatal yang ditetapkan

dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) (Kementerian Kesehatan RI, 2016).

Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan

pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (WHO, 2010 dalam

Dewi,2011).
18

Berdasarkan kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa antenatal

care adalah pelayanan kesehatan yang terencana berupa pengawasan pertumbuhan

dan perkembangan janin yang dilakukan oleh tenaga profesional.

b. Jadwal Kunjungan Antenatal Care

Kunjungan antenatal untuk pemantauan dan pengawasan kesejahteraan Ibu

dan Anak minimal empat kali selama kehamilan. Jadwal kunjungan pemeriksaan

antenatal care yaitu :

1) Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika haidnya

terlambat satu bulan

2) Pemeriksaan ulang satu kali sebulan sampai kehamilan tujuh bulan.

3) Pemeriksaan setia dua kali sebelum sampai kehamilan sembilan bulan.

4) Pemeriksaan ulang setiap minggu sesudah kehamilan sembilan bulan

5) Pemeriksaan khusus bila ada keluhan-keluhan.

(Dewi, 2011).

c. Standar Antenatal Care

Terdapat enam standar dalam pelayanan asuhan antenatal. Standar tersebut

merupakan bagian dari lingkup standar pelayanan kebidanan:

1) Standar 1 Identifikasi ibu hamil

Tenaga profesional melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan

masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu,


19

suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan

kehamilannya sejak dini secara teratur.

2) Standar 2 Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal

Tenaga profesional memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal.

Pemeriksaan meliputi anamnesis, perkembangan janin, mengenal kehamilan

resiko tinggi, imunisasi, nasihat, dan penyuluhan kesehatan.

3) Standar 3 Palpasi Abdominal

Tenaga profesional melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan,

memeriksa posisi janin, bagian terendah janin, dan masuknya kepala janin ke

dalam rongga panggul untuk mencari kelainan.

4) Standar 4 Pengelolaan Anemia pada Kehamilan

Tenaga professional melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan,

dan/atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan.

5) Standar 5 Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan

Tenaga professional menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada

kehamilan, mengenali tanda dan gejala preeklamsia lainnya, mengambil tindakan

yang tepat, dan merujuknya.

6) Standar 6 Persiapan Persalinan

Tenaga professional memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami, dan

keluarganya pada trimester ketiga untuk memastikan bahwa persiapan persalinan

bersih dan aman, serta suasana yang menyenangkan.

Pelayanan antenatal disebut lengkap apabila dilakukan oleh tenaga kesehatan serta

memenuhi standar tersebut. (Kementerian Kesehatan RI, 2014).


20

d. Tujuan Pemeriksaan Antenatal Care

Tujuan utama asuhan antenatal care adalah untuk memfasilitasi hasil yang

sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara-cara sebagai berikut :

1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang janin.

2) Meningkatkan serta mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial ibu dan

janin.

3) Menemukan secara dini adanya masalah/gangguan dan kemungkinan

komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit

secara umum, kebidanan dan pembedahan.

4) Mempersiapkan kehamilan dan persalinan dengan selamat baik ibu maupun

bayi dengan trauma seminimal mungkin.

5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas dan pemberian ASI Eksklusif berjalan

normal.

6) Mempersiapkan Ibu dan keluarga dapat berperan dengan baik dalam

memelihara bayi agar dapat tumbuh dan berkembang secara normal

(Sulistyawati, 2011).

e. Pelayanan Pemeriksaan Antenatal Care

Pelayanan pemeriksaan kehamilan adalah pelayanan kesehatan yang

diberikan kepada ibu selama kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan

Antenatal care (ANC), selengkapnya mencakup banyak hal yang meliputi

anamnesis, pemeriksaan fisik baik umum dan kebidanan, pemeriksaan


21

laboratorium atas indikasi serta intervensi dasar dan khusus sesuai dengan resiko

yang ada. (Rukiyah, 2010). Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 43 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang

Kesehatan, Standar pelayanan antenatal adalah pelayanan yang dilakukan kepada

ibu hamil dengan memenuhi kriteria 10 T yaitu :

1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan;

2) Ukur tekanan darah;

3) Nilai status gizi (Ukur Lingkar Lengan Atas/LILA)

4) Ukur tinggi puncak rahim (fundus uteri);

5) Tentukan presentasi janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ);

6) Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid

(TT) bila diperlukan;

7) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan;

8) Tes laboratorium: tes kehamilan, pemeriksaan hemoglobin darah (Hb),

pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya),

pemeriksaan protein urin (bila ada indikasi); yang pemberian pelayanannya

disesuaikan dengan trimester kehamilan.

9) Tatalaksana/penanganan kasus sesuai kewenangan;

10) Temu wicara (konseling)

f. Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Antenatal Care

Pemeriksaan kehamilan dipengaruhi berbagai faktor seperti pendidikan,

sosial budaya, ekonomi, lingkungan, geografis (Sarwono, 2010).


22

1) Pendidikan

Pendidikan erat kaitannya dengan pengetahuan. Kurangnya pengetahuan ibu

dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan berdampak pada ibu

hamil tidak memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan. Menurut

Notoatmodjo (2012) pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia terhadap

objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya).

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin tinggi tingkat

pengetahuannya.

2) Sosial budaya

Sosial budaya adalah hal-hal yang komplek yang mencakup pengetahuan,

kepercayaan, moral, hukum, adat-istiadat, kemampuan-kemampuan, serta

kebiasaan berevolusi dimuka bumi ini sehingga hasil karya, karsa dan cipta dari

masyarakat. Masyarakat kurang menyadari bahwa kurang mengetahui beberapa

tradisi dan sosial budaya yang bertentangan dari segi kesehatan dimana hal ini

tentunya berkaitan atau tidak terlepas dari suatu pendidikan.

3) Ekonomi

Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan, tingkat ekonomi

rendah keluarga rendah tidak mampu untu menyediakan dana bagi pemeriksaan

kehamilan, masalah yang timbul pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah

ibu hamil kekurangan energy dan protein (KEK) hal ini disebabkan tidak

mampunya keluarga untuk menyediakan kebutuhan energi dan protein yang

dibutuhkan ibu selama kehamilan.


23

4) Lingkungan

Keadaan lingkungan keluarga yang tidak mendukung akan mempengaruhi

dalam memeriksakan kehamilannya. Perilaku keluarga yang tidak mengijinkan

seorang wanita meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya

merupakan yang menghambat keteraturan kunjungan ibu hamil memeriksakan

kehamilannya. Perubahan sosial budaya terdiri dari nilai-nilai kebudayaan, norma,

kebiasaan, kelembagaan, dan hukum adat yang lazim dilakukan di suatu daerah.

Apabila adat ini tidak dilaksanakan akan terjadi kerancuan yang menimbulkan

sanksi tak tertulis oleh masyarakat setempat terhadap pelaku yang dianggap

menyimpang. Tatanan budaya mempengaruhi dalam keputusan ibu hamil

memeriksakan kehamilan pada tenaga kesehatan.

5) Geografis

Letak geografis sangat menentukan terhadap pelayanan kesehatan, ditempat

yang terpencil ibu hamil sulit memeriksakan kehamilannya, hal ini karena

transportasi yang sulit menjangkau sampai tempat terpencil.

2.2 Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan

antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu

dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2014).
24

Bagan 1
Kerangka Konsep

Faktor yang mempengaruhi


sikap :

a. Pengalaman pribadi
b. Pengaruh orang lain Favorable
yang dianggap (Positif)
penting
Sikap
c. Pengaruh
kebudayaan
d. Media massa Unfavorable
e. Lembaga pendidikan (Negatif)
dan lembaga agama
f. Factor emosional
(usia)

Sumber : Azwar (2016)


Keterangan :

: diteliti

: tidak diteliti
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei

deskriptif. Survei deskriptif adalah sautu penelitian yang dilakukan untuk

mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di dalam

masyarakat. Survei deskriftif dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya

bertujuan untuk melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi

diadalam suatu populasi tertentu (Notoatmodjo, 2010).

Metode survei deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sikap

Ibu hamil dalam melaksanakan antenatal care berdasarkan Karakteristik Usia dan

Pendidikan di RSUD Soreang tahun 2018.

3.2 Definisi Konsep dan Operasionalisasi Variabel

3.2.1 Variabel

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang

dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang sesuatu konsep pengertian

tertentu , misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan,

pengetahuan, sikap, pendapatan, penyakit, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2014).

Variabel dalam penelitian ini adalah sikap ibu hamil dalam melaksanakan

antenatal care.

25
26

3.2.2 Definisi Konseptual

Definisi konseptual adalah definisi teoritis dari teori yang mendukung

penelitian. Konsep ini merupakan penarikan batasan yang menjelaskan suatu

konsep secara singkat dan jelas (Notoatmodjo, 2010).

3.2.3 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan batasan untuk ruang lingkup atau

pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti yang bermanfaat untuk

mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-variabel

yang bersangkutan serta pengembangan instrumen (alat ukur) (Notoatmodjo,

2010). Peneliti akan menguraikan beberapa hal yang berhubungan dengan

variabel penelitian, definisi operasional dan skala pengukuran yang tertera dalam

tabel dibawah.
27

TABEL 1

Definisi Konsep dan Operasional Variabel

No. Variabel Definisi Konseptual Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Cara Skala Ukur
Operasional Ukur
1. Sikap Ibu Sikap adalah Sikap dalam Kuesioner 1= positif (nilai Lembar Nominal
Hamil dalam keteraturan perasaan penelitian ini ≥ median) check list
melaksnakan dan pemikiran adalah tanggapan 2 = negatif (nilai dengan
antenanal seseorang untuk ibu hamil dalam < median) mengguna
care menentukan bentuk pernyataan kan skala
berdasarkan tindakannya dan setuju atau tidak likert
karakteristik bertingkah laku setuju dalam
terhadap suatu objek melaksanakan
disertai dengan antenatal care.
perasaan positif dan
negatif menurut Azwar
Saifuddin. ( Donsu,
2017).

Berdasarkan
Karakteristik :

1. Usia adalah usia Usia Ibu hamil Kuesioner 1=tidak berisiko Lembar Nominal
individu yang saat dilakukan (20-35 tahun) check list
terhitung mulai saat pengkajian. 2= berisiko (<20
dilahirkan sampai tahun dan >35
berukang tahun. tahun)
Semakin cukup (Wiknjosastro,
umur, tingkat 2010).
kematangan dan
kekuatan akan lebih
matang dalam
berfikir dan bekerja.
(Wawan dan Dewi,
2011)

2. Pendidikan berarti Pendidikan Kuesioner 1= Dasar Lembar Nominal


bimbingan yang terakhir yang (SD/MI, Check list
diberikan seseorang ditempuh Ibu SMP/MTs,dan
terhadap hamil saat sederajat)
perkembangan orang dilakukan 2= Menengah
lain menuju kea rah pengkajian. (SMA/MA/SMK,
cita-cita tertentu yng dan sederajat)
menentukan manusia 3= Tinggi (tamat
untuk berbuat dan D3, S1, S2, dan
mengisi kehidupan. S3) (UU RI No.
(Notoatmodjo, 2010) 20 Th. 2003).
28

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017). Populasi dalam

penelitian ini adalah Ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal care ke

poliklinik kebidanan RSUD Soreang dan tercatat dalam rekam medik RSUD

Soreang dalam kurun waktu tiga bulan terakhir (Desember sampai Februari) yaitu

sejumlah 540 ibu hamil dengan rata-rata perbulan 180 ibu hamil.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah objek yang di teliti dan dianggap mewakili seluruh populasi.

Untuk keberhasilan penelitian ini, teknik dalam pengambilan sampel penulis

menggunakan teknik non random sampling dangan metode accidental sampling.

Metode accidental sampling adalah pengambilan kasus atau responden yang

kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian

(Notoatmodjo, 2010). Sampel dalam penelitian ini adalah Ibu hamil yang

melakukan pemeriksaan antenatal care ke poliklinik kebidanan RSUD Soreang

dari hari Senin sampai Sabtu selama bulan April sampai Juni 2018.

Dalam menentukan banyaknya sampel atau besar sampel pada penelitian ini

yaitu menggunakan rumus :


29

𝑁
𝑛 =
1 + 𝑁 (𝑑)2

Keterangan :

N : Besar Populasi (rata-rata/bulan) 180

n : Besar Sampel

d : Tingkat kepercayaan yang diinginkan 90% dengan tingkat kealpaan

10% (0,1) (Nursalam, 2013).

𝑁
𝑛 =
1 + 𝑁 (𝑑)2

180
𝑛 =
1 + 180 (0,1)2

180
𝑛=
1 + 180(0.01)

180
𝑛=
1 + 1.8

180
𝑛=
2,8

𝑛 = 65

Sehingga besar sampel yang diambil peneliti dalam penelitian ini yaitu 65

responden.

3.4 Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan selama bulan April sampai Juni 2018. Lokasi

penelitian yang digunakan adalah Ruang Poliklinik Kebidanan RSUD Soreang

Kabupaten Bandung.
30

3.5 Pengumpulan Data

3.5.1 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data. (Notoatmodjo, 2014). Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kuesioner menggunakan lembar check list.

Instrumen yang dipakai dalam mengukur variabel sikap adalah skala likert

yang terdiri dari 20 pernyataan dengan menggunakan 4 alernatif jawaban yaitu

sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Untuk pernyataan

positif diberikan skor sebagai berikut: sangat setuju (SS) = 4, setuju (S) = 3, tidak

setuju (TS) = 2, dan sangat tidak setuju (STS) = 1. Sedangkan untuk pernyataan

negatif diberikan nilai sangat setuju (SS) = 1, setuju (S) = 2, tidak setuju (TS) = 3,

sangat tidak setuju (STS) = 4 (Azwar, 2012).

Instrumen yang dibuat peneliti sudah teruji validitas dan reliabilitasnya,

adapun hasilnya sebagai berikut :

a. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukuran itu benar-benar

valid. Uji validitas ini dilakukan untuk menguji ketepatan suatu item dalam

mengukur instrumennya. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai

validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas

rendah (Notoatmodjo, 2010).

Uji validitas dilakukan di poliklinik kebidanan RSUD Soreang Kabupaten

Bandung dengan jumlah 30 responden menggunakan teknik uji untuk instrument


31

sikap yaitu korelasi pearson product moment menggunakan program komputer

yaitu dengan menggunakan rumus berikut ini (Arikunto, 2014) :

𝑁 ∑ 𝑥𝑦−(∑ 𝑥)(∑ 𝑦)
𝑟𝑥𝑦 =
√{ 𝑁(∑ 𝑥2)−(∑ 𝑥2)}{ 𝑁.∑ 𝑦2−(∑ 𝑦2)}

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dan y

N = Jumlah responden uji coba

y = Skor total pertanyaan

xy = Skor pertanyaan dikalikan jumlah responden yang diteliti

x = Jumlah skor item

Pengambilan keputusan yaitu dengan melihat apabila r hitung > r tabel

(0,361) dengan tingkat kemaknaan 5 % dan responden sebanyak 30 orang maka

pernyataan tersebut valid dan apabila r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut

tidak valid (Sugiyono, 2015 ; Riyanto, & Budiman, 2013).

Berdasarkan hasil uji validitas dengan jumlah 32 pernyataan sikap diperoleh

hasil 12 pernyaatan sikap yang valid. Kemudian peneliti melakukan perbaikan

soal pada 8 pernyataan sikap yang nilainya mendekati valid yaitu pada nomor

pernyataan 2, 3, 11, 12, 13, 14, 15 dan 22.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur

dapat dipercaya atau dapat diandalkan sehingga hasil pengukuran tetap konsisten

atau tetap asas (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap
32

gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo,

2010).

Uji reliabilitas ini dilakukan pada pernyataan yang sudah valid, untuk

mengetahui sejauh mana hasil pengukuran ini dapat tetap konsisten bila dilakukan

pengukuran kembali terhadap gejala yang sama. Teknik uji reliabilitas yang

digunakan untuk instrumen sikap yang sudah valid yaitu menggunakan teknik uji

reliabilitas Alpha Cronbach menggunakan program komputer dengan

pertimbangan bahwa reliabilitas Alpha Cronbach dapat dipergunakan untuk

instrumen yang jawabannya berskala maupun yang bersifat dikotomis. Rumus

koefisien reliabilitas Alpha Cronbach adalah sebagai berikut:

(Riyanto, & Budiman, 2013)

𝑟11 = [ 𝑘 ] [1 − ∑ 𝜎𝑏2 ]
𝑘−1 𝜎 𝑡2

Keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen

∑ 𝜎𝑏2 = jumlah varian butir

𝜎 𝑡2 = varian total

K = banyaknya butir pertanyaan

Alpha Cronbach digunakan untuk mengetahui reliabilitas suatu

instrumen dengan cara membandingkan nilai Alpha Cronbach dengan nilai

konstanta (0,6) atau dengan ”r tabel”. Ketentuannya adalah bila Alpha Cronbach

> konstanta (0,6) atau ”r tabel” maka pertanyaan tersebut reliabel (Riyanto, &
33

Budiman, 2013). Berdasarkan hasil uji reliabilitas dari 20 pernyataan sikap

diperoleh nilai reliabilitas yaitu 0,789.

3.5.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan kegiatan penelitian untuk melakukan

pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang

dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang didapatkan

langsung dari responden menggunakan kuesioner (Notoatmodjo, 2010).

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data secara formal yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawab (Nursalam, 2013). Adapun Dalam pelaksanaan

penelitian, langkah-langkah yang di lakukan untuk pengumpulan data adalah:

a. Peneliti meminta surat permohonan izin penelitian kepada ketua jurusan

Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Bandung untuk

diajukan ke Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Polikliniktik Kabupaten

Bandung dan RSUD Soreang.

b. Setelah mendapatkan surat izin dari ketua jurusan keperawatan, peneliti

mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada Kepala Badan

Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Bandung dengan nomer surat :

DM.02.02.4.1/0245/2018

c. Setelah mendapatkan izin dari Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

Kabupaten Bandung dengan nomor surat : 070.1/406/Bakesbangpol, peneliti


34

mengajukan surat permohonan izin ke Kepala RSUD Soreang dengan

nomor surat : DM.02.02.4.1/0248/2018

d. Setelah mendapat surat keterangan diizinkan melaksanakan penelitian,

peneliti menyampaikan maksud dan tujuan dari penelitian yang dilakukan

kepada CI dan Kepala Ruangan Poliklinik Kebidanan RSUD Soreang.

e. Peneliti mengidentifikasi responden yang sesuai dengan kriteria. Sebelum

memulai penelitian peneliti terlebih dahulu melakukan uji validitas dan

reliabilitas pada tanggal 10 sampai 17 April 2018.

f. Setelah selesai melakukan uji validitas dan reliabilitas, peneliti mengambil

responden yang telah ditentukan dengan teknik accidental sampling.

g. Peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan kepada responden tentang

maksud dan tujuan dari penelitian .

h. Peneliti memberikan lembar persetujuan menjadi responden / inform

consent untuk di tandatangani.

i. Setelah responden setuju, peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner.

j. Peneliti memberi waktu selama 20 menit kepada responden untuk mengisi

kuisioner.

k. Kuisioner yang telah di isi, dikumpulkan dan di cek kelengkapanya, apabila

ada kuisioner yang belum terisi lengkap, maka peneliti mengembalikan

kuisioner kepada responden dan meminta untuk melengkapi kembali

datanya.

l. Setelah selesai, kuesioner dikumpulkan kepada peneliti untuk diolah dan

dianalisis.
35

3.6 Analisis Data

3.6.1 Pengolahan Data

Setelah data dikumpulkan selanjutnya peneliti melakukan pengolahan data

dengan komputer melalui tahap-tahap sebagai berikut :

a. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan (Notoadmojo, 2010). Tahap editing data dalam

penelitian ini yaitu mengecek kembali kuesioner yang telah diisi oleh responden.

b. Coding

Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data

angka atau bilangan (Notoatmodjo, 2010). Pemberian kode ini sangat penting bila

pengolahan data menggunakan program komputer.

Pengkodean karakteristik usia yaitu usia tidak berisiko (20-35 tahun) diberi

kode 1, dan usia berisiko (<20 tahun dan >35 tahun) diberi kode 2. Untuk

karakteristik pendidikan yaitu pendidikan dasar (SD/MI. SMP/MTs, dan

sederajat) diberi kode 1, pendidikan menengah (SMA/MA/SMK dan sederajat)

diberi kode 2, dan pendidikan Tinggi (D3, S1, S2, dan S3) diberi kode 3. Variabel

sikap yaitu pada responden yang sikapnya positif diberi kode 1 dan untuk sikap

negatif diberi kode 2.

c. Entry

Entry adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan ke dalam

tabel atau database computer (Notoatmodjo,2010). Dalam penelitian ini peneliti


36

menggunakan program komputer yang bernama IBM SPSS Statistics 20 untuk

entry data karakteristik dan nilai skor sikap responden.

d. Cleaning

Peneliti memeriksa kembali data yang sudah di entry mulai dari kode,

kelengkapan, dan melakukan pembetulan atau koreksi pada data yang salah atau

tertukar.

e. Tabulating

Tabulating yaitu membuat tabel-tabel data, sesuai dengaan tujuan penelitian

atau yang dinginkan oleh peneliti (Notoatmodjo, 2010). Peneliti membuat tabulasi

dengan memasukkan data ke dalam tabel yang digunakan yaitu tabel distribusi

frekuensi.

f. Analisis

Analisis dilakukan untuk mendeskripsikan, menghubungkan, dan

menginterpretasikan suatu data penelitian (Notoatmodjo, 2010). Setelah melalui

proses editing, coding, entry ,cleanning, dan tabulating selanjutnya peneliti

melakukan analisis yaitu dengan analisis univariat.

3.6.2 Analisa Data

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan analisis

univariat. Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian. (Notoatmodjo, 2014) Penelitian ini melihat

gambaran sikap ibu hamil dalam melaksanakan antenatal care dengan cara

membuat tabel distribusi frekuensi dengan menggunakan program komputer.


37

Berdasarkan tabel tersebut variabel yang diteliti kemudian dianalisis secara

deskriptif. Data hasil penelitian ini ditampilkan ke dalam bentuk tabel. Setelah

pengolahan data selesai maka kuesioner yang telah terkumpul selanjutnya

diseleksi dan dikelompokan. Kemudian dari jawaban yang terkumpul dihitung

dengan menggunakan perhitungan. Menghitung nilai dari jawaban masing-masing

responden, maka digunakan rumus (Nursalam, 2013).

Keterangan :

P = Persentase

f = Jumlah Kategori Responden

n = Jumlah Responden

Peneliti menggunakan dua kategori untuk pengkategorian sikap, yaitu

positif dan negatif. Karena responden lebih dari 50, maka uji normalitas data yang

dilakukan peneliti yaitu Kolmogorov Smirnov, hasil yang didapatkan p value

(0,005) < α (0,05) yang berarti data berdistribusi tidak normal sehingga patokan

untuk kategori sikap yang digunakan yaitu median. Ibu hamil yang dikatakan

sikapnya positif jika ≥ median (62), sedangkan untuk kategori sikap negatif jika <

median (62).

Data ditabulasikan dan diinterpretasikan dengan menggunakan skala

(Arikunto, 2014):

a) 100% : Seluruh responden


38

b) 75%-99% : Sebagian besar responden

c) 51%-74% : Lebih dari setengahnya responden

d) 50% : Setengah dari responden

e) 26%-49% : Hampir setengahnya dari responden

f) 1%-25% : Sebagian kecil dari responden

g) 0% : Tidak seorangpun dari responden

3.7 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan yang dialami oleh peneliti pada penelitian ini yaitu waktu yang

tersedia untuk penelitian berbenturan dengan kegiatan mata kuliah dan praktik

lapangan yang harus dijalani.

3.8 Etika Penelitian

Dalam penelitian kesehatan, khususnya penelitian kesehatan masyarakat

subjek tersebut adalah manusia. Maka, seorang peneliti dalam menjalankan

tugasnya hendaknya memegang teguh sikap ilmiah serta berpegang teguh pada

etika penelitian, meskipun mungkin penelitian yang dilakukan tidak akan

merugikan ataupun membahayakan bagi subjek penelitian (Notoatmodjo, 2010).

Adapun yang perlu ditekankan dalam masalah etika penelitian yaitu

meliputi:
39

a. Informed Consent (Persetujuan)

Sebelum memberikan kuesioner penelitian, responden terlebih dahulu

diminta untuk mengisi informed concent dengan tujuan agar responden mengerti

maksud dan tujuan penelitian, dan sebagai tanda bahwa responden bersedia

menjadi responden dalam penelitian.

b. Anonymity (Tanpa Nama)

Peneliti tetap meminta responden untuk menuliskan namanya dalam

kuesioner namun untuk menjaga kerahasiaannya peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden dalam lampiran laporan dan dalam pengolahan

data.

c. Confidentiality (Kerahasiaan)

Confidentially menjelaskan masalah-masalah responden yang harus

dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan

dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data yang dilaporkan

dalam hasil penelitian.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Bab ini akan membahas hasil penelitian mengenai gambaran sikap ibu hamil

dalam melaksanakan antenatal care berdasarkan karakteristik usia dan pendidikan

di RSUD Soreang, yang dilaksanakan pada bulan April hingga Juni 2017 dengan

jumlah sampel 65 responden. Hasil penelitian ini dianalisa dengan menggunakan

pendekatan analisis univariat.

4.1.1 Analisis Univariat

Analisis data univariat bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai

sikap ibu hamil dalam melaksanakan antenatal care. Sikap ibu hamil dalam

penelitian ini adalah tanggapan ibu hamil dalam bentuk pernyataan setuju atau tidak

setuju dalam melaksanakan antenatal care.

TABEL 2
Distribusi Frekuensi Sikap Ibu Hamil dalam Melaksanakan Antenatal Care
Berdasarkan Karakteristik Usia di RSUD Soreang
Tahun 2018

Sikap
Total
Usia Positif Negatif
n % n % n %
Tidak berisiko 21 53,8 18 46,2 39 100
Berisiko 14 53,8 12 46,2 26 100
Total 35 53,8 30 46,2 65 100

40
41

Interpretasi data :

Berdasarkan tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa dari 39 ibu hamil yang

berada dalam kategori usia tidak berisiko menunjukkan hampir setengahnya dari

responden memiliki sikap negatif yaitu sebanyak 18 ibu hamil (46,2%). Dari 26 ibu

hamil yang berada dalam kategori usia berisiko menunjukkan hampir setengahnya

dari responden memiliki sikap negatif yaitu sebanyak 12 ibu hamil (46,2%).

TABEL 3
Distribusi Frekuensi Sikap Ibu Hamil dalam Melaksanakan Antenatal Care
Berdasarkan Karakteristik Pendidikan di RSUD Soreang
Tahun 2018

Sikap
Total
Pendidikan Positif Negatif
n % n % n %
Dasar 5 26,3 14 73,7 19 100
Menengah 25 62,5 15 37,5 40 100
Tinggi 5 83,3 1 16,7 6 100
Total 35 53,8 30 46,2 65 100

Interpretasi data :

Berdasarkan tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa dari 19 ibu hamil yang

berada dalam kategori pendidikan dasar menunjukkan lebih dari setengahnya

responden memiliki sikap negatif yaitu sebanyak 14 ibu hamil (73,7%), dari 40 ibu

hamil yang berada pada kategori pendidikan menengah menunjukkan lebih dari

setengahnya responden memiliki sikap positif yaitu sebanyak 25 ibu hamil (62,5%),

dan dari 6 ibu hamil yang berada kategori pendidikan tinggi menunjukkan sebagian

kecil dari responden memiliki sikap negatif yaitu sebanyak 1 ibu hamil (16,7%).
42

4.2 Pembahasan

4.2.1 Sikap Ibu Hamil dalam Melaksanakan Antenatal Care Berdasarkan

Karakteristik Usia

Sikap ibu dapat diartikan sebagai respon dari apa yang diterimanya dari

sumber informasi terutama kesehatan dalam mempersiapkan kelahiran anak, hal ini

didasari perilaku dalam memeriksa kehamilannya. Dengan adanya sikap ibu hamil

yang merespon dari informasi yang ia dapatkan mengenai kesehatan janinnya atau

memiliki komplikasi dalam kehamilannya, maka infromasi tersebut akan

mengubah sikapnya. Perubahan sikap tersebut akan ditunjukkan dengan

peningkatan program kunjungan program ANC untuk memeriksakan

kandungannya. Sehingga, diyakini sikap ibu dapat mempengaruhi adanya

peningkatan dalam kunjungan ANC (Adam, Wati dan Budiman, 2015, hal. 4).

Berdasarkan hasil penelitian mengenai sikap ibu hamil dalam melaksanakan

antenatal care berdasarkan karakteristik usia dapat diketahui bahwa 39 ibu hamil

yang berada dalam kategori usia tidak berisiko menunjukkan lebih dari setengahnya

responden memiliki sikap positif yaitu sebanyak 21 ibu hamil (53,8%) dan hampir

setengahnya dari responden memiliki sikap negatif yaitu sebanyak 18 ibu hamil

(46,2%).

Responden dengan kategori usia tidak berisiko dalam kehamilan atau 20-35

tahun memiliki sikap positif. Sikap merupakan pandangan seseorang yang disertai

kecenderungan untuk bertindak terhadap suatu objek. Sikap merupakan konsep

yang paling penting dalam psikologi sosial yang membahas unsur sikap baik
43

sebagai individu maupun kelompok (Ariani, 2014). Psikologi sosial berkembang

sesuai dengan usia dan mempengaruhi individu dalam menentukan sikap.

Sejalan dengan penelitian Marbun (2015) bahwa distribusi frekuensi umur

responden yang paling banyak adalah umur 20-35 tahun yaitu sebanyak 22 orang

(64,7%) dan distribusi frekuensi umur yang paling sedikit adalah umur >35 yaitu

5 orang (14,7%).

Penelitian Suandewi, Kismoyo dan Suharni (2015) dari 90 responden dapat

diketahui bahwa sikap ibu hamil dengan kriteria sikap positif sebesar 86 responden

dengan presentase 95,6% dan sikap negatif 4 responden dengan presentase 4,4%.

Sikap positif ibu hamil dalam melaksanakan antenatal care dapat meningkatkan

kunjungan antenatal care.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo

(2010) dimana ada empat tingkatan sikap yaitu menerima (receiving), menanggapi

(responding), menghargai (valuing), dan bertanggung jawab (responsible). Ibu

hamil yang memiliki sikap yang positif telah mampu melalui empat tingkatan

tersebut sehingga ibu hamil telah mampu memilih sikap yang akan dilakukan. Ibu

hamil yang memiliki sikap negatif dapat dikatakan belum mampu melewati

tingkatan sikap tersebut sehingga ibu hami belum mampu untuk menentukkan sikap

yang akan dilakukan. Hal ini juga berkaitan dengan usia ibu hamil saat dilakukan

pengkajian. Kematangan usia ibu hamil dapat mempengaruhi proses melalui

tingkatan sikap dan menentukan sikap.


44

4.2.2 Sikap Ibu Hamil dalam Melaksanakan Antenatal Care Berdasarkan

Karakteristik Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai sikap ibu hamil dalam melaksanakan

antenatal care berdasarkan karakteristik pendidikan dapat diketahui bahwa 19 ibu

hamil yang berada dalam kategori pendidikan dasar menunjukkan lebih dari

setengahnya responden memiliki sikap negatif yaitu sebanyak 14 ibu hamil

(73,7%), 40 ibu hamil yang berada pada kategori pendidikan menengah

menunjukkan lebih dari setengahnya responden memiliki sikap positif yaitu

sebanyak 25 ibu hamil (62,5%), dan 6 ibu hamil yang berada kategori pendidikan

tinggi menunjukkan sebagian kecil dari responden memiliki sikap negatif yaitu

sebanyak 1 ibu hamil (16,7%).

Sejalan dengan penelitian yang dilaksanakan oleh Marbun (2015)

menunjukkan bahwa distribusi frekuensi pendidikan yang paling banyak adalah

lulusan SMA sebanyak 14 responden (41,1%), dan distribusi frekuensi pendidikan

yang paling sedikit adalah lulusan DIII yaitu sebanyak 4 responden (11,8%)

sedangkan S1 tidak terdapat untuk distribusi frekuensi pendidikan.

Penelitian Suandewi, Kismoyo dan Suharni (2015) menyebutkan berdasarkan

pendidikan responden diketahui bahwa sebagian besar responden adalah

pendidikan SMA (sekolah menengah atas), yaitu 71,1%. Sedangkan jumlah terkecil

adalah pendidikan PT (Perguruan Tinggi), yaitu sebanyak 12,2%.

Responden dengan pendidikan dasar lebih dari setengahnya memiliki sikap

negatif. Sikap ibu hamil dalam melaksanakan antenatal care dipengaruhi oleh

tingkat pendidikan. Pendidikan erat kaitannya dengan pengetahuan. Kurangnya


45

pengetahuan terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan berdampak pada ibu

hamil tidak memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan.

Lembaga pendidikan merupakan suatu sistem yang mempunyai pengaruh

dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakan dasar pengertian dan

konsep moral dalam diri individu (Azwar, 2016). Semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang, maka akan mempengaruhi dalam menentukan sikap. Hal ini

sejalan dengan data mengenai jumlah kematian ibu dari laporan sarana pelayanan

kesehatan. Ditinjau dari sudut pendidikannya, maka diduga terdapat korelasi yang

kuat antara pendidikan perempuan dengan besarnya Angka Kematian Ibu, seperti

di daerah Pantura dimana AKI-nya tinggi dimana ternyata perempuan berumur 10

tahun ke atas yang tidak bersekolah mencapai 15,53% (Dinas Kesehatan Provinsi

Jawa Barat, 2015).


BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis, dan pembahasan di bab sebelumnya

mengenai sikap ibu hamil dalam melaksanakan antenatal care berdasarkan

karakteristik usia dan pendidikan dapat disimpulkan bahwa :

a. Ibu hamil yang berada dalam kategori usia tidak berisiko dan berisiko

menunjukkan lebih dari setengahnya responden memiliki sikap positif

(53,8%) dan hampir setengahnya dari responden memiliki sikap negatif

(46,2%).

b. Ibu hamil yang berada dalam kategori pendidikan dasar menunjukkan lebih

dari setengahnya responden memiliki sikap negatif (73,7%), yang berada

pada kategori pendidikan menengah menunjukkan lebih dari setengahnya

responden memiliki sikap positif (62,5%), dan yang berada pada kategori

pendidikan tinggi menunjukkan sebagian kecil dari responden memiliki

sikap negatif (16,7%).

5.2 Rekomendasi

5.2.1 Institusi Pelayanan Kesehatan

Bagi institusi pelayanan kesehatan diharapkan dapat mengembangkan

pelayanan antenatal care sehingga terpenuhi kebutuhan bio, psiko, sosio, spiritual

46
47

ibu hamil dan memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu hamil tentang

pentingnya melaksanakan kunjungan anatenatal care serta tujuan memeriksakan

kandungan sesuai jadwal sebagai upaya preventif penatalaksanaan deteksi dini

kehamilan risiko tinggi.

5.2.2 Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan bacaan bagi

mahasiswa maupun dosen sebagai sumber kepustakaan. Terkait dengan

keterbatasan penelitian yang berbenturan dengan mata kuliah dan praktik

lapangan maka pelaksanaan praktik lapangan akan lebih efektif jika dilaksanakan

setelah sidang tugas akhir.

5.2.3 Profesi

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan sumber informasi

yang dapat dijadikan referensi di bidang keperawatan maternitas dalam pelayanan

antenatal care.

5.2.4 Peneliti Selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian

dengan menjadikan hasil penelitian ini sebagai data awal untuk melakukan

penelitian tentang faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi sikap ibu hamil

dalam melaksanakan antenatal care.


DAFTAR PUSTAKA

Adam, M., Wati, Y., & Budiman. (2015). Hubungan karakteristik antenatal care
(ANC) dengan kematian ibu. 787-792.

Ariani, A.P. (2014). Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan Dan Kesehatan


Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika.

Arikunto, Suharsimi. (2014). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta : Rineka Cipta.

Asihani, Dewi. (2010). Hubungan Antara persepsi dan sikap ibu hamil tentang
antenatal care dengan kunjungan pemeriksaan kehamilan di rumah bersalin
permata bunda sragen. Tesis. Surakarta : Program Studi Kedokteran
Keluarga Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Astuti, Sri, dkk. (2016). Asuhan ibu dalam masa kehmilan buku ajar kebidanan
antental care (ANC). Bandung. Penerbit erlangga.

Azwar, Saifuddin. (2016). Sikap manusia teori dan pengukurannya edisi ke 2.


Yogyakarta : PUSTAKA PELAJAR.

Dewi, Vivian Nanny Lia & Tri Sunarsih. (2011). Asuhan kehamilan untuk
kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.

Dinarohmayanti, Keintjem, F., & Losu, F. (2014). Faktor-faktor yang


berhubungan dengan motivasi ibu hamil melakukan kunjungan antenatal
care di puskesmas kauditan kecamatan kauditan. Kabupaten minahasa
utara. 2 (2). 34-40.

Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung. (2016). Laporan tahunan tahun 2015 edisi
terbit tahun 2016. Soreang : Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung.

Dinas Kesehatan Provinsi jawa Barat. (2015). Profil kesehatan provinsi jawa
barat 2015. Bandung : Dinas Kesehatan Provinsi jawa Barat.

Direktorat Bina Kesehatan Ibu, Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat.


(2010). Pedoman pelayanan antenatal terpadu. Jakarta : Direktorat Bina
Kesehatan Ibu.
Donsu, Jenita Doli Tine. (2017). Psikologi Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka
Baru Press.

Evayanti, Y. (2015). Hubungan pengetahuan ibu dan dukungan suami pada ibu
hamil terhadap keteraturan kunjungan antenatal care (ANC) di puskesmas
wates lampung tengah tahun 2014. 1 (2). 81-90.

Kementerian Kesehatan RI. (2014). Petunjuk teknis jaminan persalinan. Jakarta :


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

. (2016). Standar minimal pelayanan kesehatan.


Jakarta : Kemneterian Kesehatan Republik Indonesia.

. (2016). Profil kesehatan Indonesia 2016. Jakarta :


Kemneterian Kesehatan Republik Indonesia.

Marbun, Rumondang Mutiara. (2015). Gambaran pengetahuan dan sikap ibu


hamil tentang kunjungan kehamilan di puskesmas padang bulan selayang ii
kecamatan medan selayang tahun 2015. Karya Tulis Ilmiah. Medan : Stikes
Sumatera Utara.

Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

. (2012). Promosi Kesehatan dan perilaku kesehatan. Jakarta : PT.


Rineka Cipta.

. (2014). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : PT. Rineka


Cipta.

Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi ketiga.


Jakarta: Salemba Medika.

Ompungsunggu, E., Siagian, I., & Umboh, J. (2015). Perilaku ibu hamil tentang
antenatal care di puskesmas bahu kecamatan malalayang kota manado. 1
(2). 28-33.
Prawirohardjo, Sarwono. (2010). Ilmu Kebidanan Edisi Keempat, cetakan ketiga.
Jakarta : YBPSP.

Purwoastuti, Endang dan Siswi Elisabeth. 2015. Ilmu obstetri & ginekologi sosial
untuk kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Riyanto, Agus, & Budiman. (2013). Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan
Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika.

Rukiyah, Ai Yeyeh, & Lia Yulianti. (2010). Asuhan kebidanan IV (patologi


kebidanan). Jakarta: Trans Info Media.

Soesanto, E., Winaryati, E. (2009). Antenatal care (ANC) dalam perspektif ibu
hamil : gambaran kerentanan kesehatan reproduksi pada masyarakat
nelayan di kabupaten rembang. 2 (2). 21-27.

Suandewi, P., Kismoyo, & C. Suharni. (2015). Sikap ibu hamil dengan kepatuhan
kunjungan antenatal care pertama (K1). 3 (1). 33-38.

Sugiyono. (2015. M etode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif


dan R&D). Penerbit CV. Alfabeta: Bandung.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sulistyawati, Ari. (2011). AsuhankKebidanan pada masa kehamilan. Jakarta:


Salemba Medika.

Sushantri, E. & Yusiana, M. (2011). Hubungan kepuasan pasien antenatal care


dengan motivasi untuk bersalin di rumah sakit baptis Kediri. 4 (1). 25-30.

Wawan, A & Dewi, M. (2011). Teori dan pengukuran pengetahuan, sikap, dan
perilaku manusia. Cetakan II. Yogyakarta : Nuha Medika.

Wiknjosastro. (2010). Buku panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal, Edisi 1. Cet. 12. Jakarta : Bina Pustaka.
Lampiran 1 : Persetujuan Setelah Penjelasan

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG


Naskah Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP)

Dalam Penelitian
Gambaran Sikap Ibu Hamil dalam Melaksanakan Antenatal Care berdasarkan
Karakteristik Usia dan Pendidikan di RSUD Soreang 2018

Saya adalah mahasiswa D-III Jurusan Keperawatan Bandung di Politeknik


Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Bandung. Saya mengajak anda untuk
berpartisipasi dalam penelitian berjudul “Gambaran Sikap Ibu Hamil dalam
Melaksanakan Antenatal Care berdasarkan Karakteristik Usia dan Pendidikan di
RSUD Soreang 2018”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sikap ibu hamil dalam
melaksanakan antenatal care berdasarkan karakteristik usia dan pendidikan.
Adapun manfaat secara umum dari hasil penelitian ini yaitu dapat
menggambarkan sikap ibu hamil dalam melaksanakan antenatal care, dan
manfaat langsung bagi sampel dari penelitian ini yaitu sampel dapat mengetahui
mengenai pelayanan antenatal care.
Penelitian akan dilakukan terhadap 65 ibu hamil yang memeriksakan
kandungan ke Poliklinik Kebidanan RSUD Soreang dengan karakteristik sebagai
berikut :
1) Ibu hamil
2) Usia kehamilan 0 sampai 9 bulan

Pengumpulan data dilakukan pada bulan April sampai Juni 2017 dengan
menggunakan kuesioner yang dibuat oleh peneliti yang akan saudara kerjakan
selama 20 menit, untuk terlaksananya penelitian ini saya mengharapkan saudara
bersedia menjadi responden dalam penelitian ini dengan menjawab pertanyaan
yang ada pada lembar kuesioner. Penelitian ini tidak bersifat membahayakan,
tidak dipungut biaya apapun dan keikutsertaan dalam penelitian ini bersifat
sukarela artinya saudara diperkenankan untuk tidak melanjutkan mengikuti
penelitian apabila dikehendaki. Informasi yang anda berikan akan dijaga
kerahasiaannya.
Semua informasi saudara dan hasil penelitian ini hanya akan dipergunakan
untuk kepentingan pendidikan serta pengembangan ilmu pengetahuan. Atas
bantuan dan kerja samanya, saya ucapkan terimakasih. Semua data tidak dikaitkan
dengan identitas anda dalam penyajian data (tanpa nama). Adapun kompensasi
yang diberikan pada penelitian ini adalah alat kesehatan berupa thermometer
digital dan midline yang diberikan kepada ruang poliklinik kebidanan RSUD
Soreang.

Apabila saudara membutuhkan penjelasan lebih lanjut mengenai penelitian ini


dapat menghubungi Cecep Sulaeman (085795998410) Mahasiswa D-III Jurusan
Keperawatan Bandung di Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan RI
Bandung.
Lampiran 2 : Informed Consent

INFORMED CONSENT

Saya telah memperoleh penjelasan secara rinci dan menyadari, mengerti, dan
memahami mengenai hal yang yang berkaitan dengan penelitian “ Sikap Ibu
Hamil dalam Melaksanakan Antenatal Care berdasarkan Karakteristik Usia
dan Pendidikan di RSUD Soreang 2018” yang dilaksanakan oleh Cecep
Sulaeman, sebagai mahasiswa D-III Jurusan Keperawatan Bandung di Politeknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Bandung.

Saya memutuskan setuju untuk berpartisipasi untuk ikut serta dalam penelitian ini
secara sukarela tanpa paksaan. Bila saya inginkan maka saya dapat mengundurkan
diri sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun.

Nama Responden Tgl/Bln/Thn Tanda Tangan / Cap Jempol

Nama Saksi Tgl/Bln/Thn Tanda Tangan


Lampiran 3 : Jadwal Penelitian

JADWAL PENELITIAN
KARYA TULIS ILMIAH 2018

Bulan
No Kegiatan
Februari Maret April Mei Juni Juli

1 Penyusunan
Proposal
2 7-8
Sidang Proposal
3
Pengumpulan data
4 Penyusunan hasil
penelitian
5 17-18
Sidang KTI
Lampiran 4 : Kisi-Kisi

KISI-KISI KUESIONER SIKAP

Variabel Indikator Item pernyataan Jumlah Nomor item Keterangan


pernyataan
Sikap Ibu 1. Sikap ibu hamil 1. Sikap ibu hamil 2 1, 4 Pernyataan positif :
hamil dalam tentang pengertian tentang pengertian 1, 3, 5, 8, 9, 11, 15
melaksanakan antenatal care. antenatal care.
Antenatal 2. Sikap ibu hamil 2. Sikap ibu hamil 5 2, 3, 6, 8, 15
Care tentang jadwal tentang pemeriksaan Pernyataan negatif :
kunjungan pertama, pemeriksaan 2, 4, 6, 7, 10, 12,
antenatal care. ulang, dan 13, 14, 16, 17, 18,
pemeriksaan khusus. 19, 20
3. Sikap ibu hamil 3. Sikap ibu hamil 5 5, 10, 11, 12, 18
tentang standar tentang 6 standar
antenatal care. antenatal care.
4. Sikap ibu hamil 4. Sikap ibu hamil 4 7, 9, 13, 14
tentan tujuan tentang 6 tujuan
pemeriksaan pemeriksaan
antenatal care. antenatal care.
5. Sikap ibu hamil 5. Sikap ibu hamil 2 16, 19
tentang pelayanan tentang 11 pelayanan
pemeriksaan pemeriksaan
antenatal care. antenatal care.
6. Sikap ibu hamil 6. Sikap ibu hamil 2 17, 20
tentang faktor yang tentang faktor yang
mempengaruhi mempengaruhi
kunjungan kunjungan antenatal
antenatal care. care.
Lampiran 5 : Kuesioner

Kuesioner Gambaran Sikap Ibu Hamil dalam Melaksanakan Antenatal Care


berdasarkan Karakteristik Usia dan Pendidi kan di RSUD Soreang
Kabupaten Bandung Tahun 2018

1. Kuesioner
a. Identitas Responden
No. Responden :
Usia : kurang dari 20 tahun
20-35 tahun
Lebih dari 35 tahun
Pendidikan : tidak sekolah
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
b. Petunjuk pengisian:
1. Bacalah dengan cermat semua pernyataan yang ada dalam kuesioner ini.
2. Berilah tanda ceklis (√) pada (SS) bila anda sangat setuju , (S) bila anda
setuju, (TS) bila anda tidak setuju, dan (STS) bila anda sangat tidak setuju.
3. Isi sesuai dengan pendapat dan keadaan yang sebenarnya.

No. PERNYATAAN SS S TS STS


1. Saya akan memeriksakan kehamilan untuk
mendapatka pelayanan kesehatan berupa observasi,
edukasi, dan penanganan medik pada ibu hamil.
2. Saya akan memeriksakan kandungan setiap bulan
selama hamil.
3. Saya akan melaksanakan pemantauan kehamilan
minimal 4 kali selama kehamilan
4. Saya akan melaksanakan pemeriksaan kehamilan
kepada siapa saja.
5. Suami dan keluarga harus mendukung saya untuk
memeriksakan kehamilan secara teratur.
6. Saya memeriksakan kehamilan bila ada keluhan saja.
7. Pemeriksaan kehamilan membuat Saya takut dalam
merawat bayi untuk tumbuh dan berkembang secara
normal.
8. Pada usia kehamilan 7-9 bulan saya akan
melaksanakan pemeriksaan kehamilan minimal 2
kali.
Lampiran 5 : Kuesioner

9. Pemeriksaan kehamilan membuat saya sehat secara


fisik, mental, dan sosial.
10. Anemia pada kehamilan tidak membahayakan bagi
Saya ataupun janin.
11. Dengan pemeriksaan kehamilan Saya akan
mengetahui tentang perkembangan janin, mengenal
kehamilan resiko tinggi, imunisasi.
12. Pemeriksaan tekanan darah hanya dilakukan jika
Saya hamil merasa pusing.
13. Masalah atau gangguan kehamilan tidak
diberitahukan pada saat pemeriksaan kehamilan.
14. Pemeriksaan kehamilan tidak membantu Saya dalam
mempersiapkan persalinan.
15. Saya akan memeriksakan kehamilan pertama kali
jika haid terlambat 1 bulan.
16. Pemeriksaan laboratorium seperti haemoglobin
darah dan golongan darah tidak perlu dilakukan
17. Saya tidak memeriksakan kehamilan karena jarak
fasilitas kesehatan yang jauh.
18. Informasi tentang persalinan tidak penting bagi
Saya.
19. Menentukan letak janin cukup dilakukan 1 kali
selama kehamilan.
20. Tanpa memeriksakan kehamilan Saya dapat
melahirkan bayi yang sehat.
Lampiran 7 : Hasil Uji Instrumen Penelitian

Lembar Uji Instrumen Penelitian


a. Uji Validitas Sikap
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's
Item Deleted if Item Deleted Total Alpha if Item
Correlation Deleted
sikap1 93.3667 22.516 .379 .314
sikap2 95.0333 23.620 .175 .348
sikap3 93.5667 23.082 .227 .336
sikap4 93.6333 21.482 .487 .301
sikap5 92.8333 21.730 .751 .279
sikap6 93.6000 22.317 .457 .314
sikap7 93.2333 21.978 .547 .292
sikap8 93.3667 23.068 .379 .334
sikap9 93.6000 26.041 -.206 .414
sikap10 93.9667 25.068 -.075 .396
sikap11 93.3667 23.620 .184 .347
sikap12 93.7667 23.909 .080 .364
sikap13 93.3667 23.895 .257 .346
sikap14 93.3667 23.826 .148 .353
sikap15 93.3667 22.930 .121 .355
sikap16 93.3000 26.148 -.204 .431
sikap17 93.2333 20.461 .640 .248
sikap18 93.1333 24.395 .087 .364
sikap19 93.6000 26.731 -.254 .454
sikap20 93.8667 25.223 -.107 .410
sikap21 93.6000 26.938 -.287 .448
sikap22 93.4333 24.530 .126 .362
sikap23 93.2333 21.909 .442 .297
sikap24 95.0000 28.966 -.635 .475
sikap25 92.9333 23.168 .439 .328
sikap26 94.0333 26.723 -.255 .452
sikap27 92.9667 22.861 .414 .319
sikap28 93.8000 25.062 -.059 .387
sikap29 93.4000 21.972 .400 .301
sikap30 93.8667 27.706 -.404 .455
sikap31 93.5333 25.085 -.042 .379
sikap32 93.2000 21.545 .384 .295

b. Uji Reliabilitas Sikap

Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.789 20
Lampiran 8 : Hasil Uji Normalitas

Lembar Hasil Uji Normalitas Data

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

jumlahsikap .135 65 .005 .947 65 .008

a. Lilliefors Significance Correction

Uji normalitas data yang dilakukan peneliti yaitu menggunakan uji normalitas

data Kolmogorov Smirnov yang didapatkan hasil p value < α (0,05) yang berarti

data berdistribusi tidak normal. Patokan kategori sikap yang digunakan yaitu

median.

Statistics
jumlahsikap
Valid 65
N
Missing 0
Mean 61.58
Median 62.00
Mode 57
Sum 4003
Lampiran 9 : Hasil Analisis Univariat

a. Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Hamil yang Melaksanakan Antenatal


Care di RSUD Soreang Tahun 2018

usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
tidak berisiko 39 60.0 60.0 60.0
Valid berisiko 26 40.0 40.0 100.0
Total 65 100.0 100.0

distribusi frekuensi Ibu Hamil


berdasarkan Kategori Usia

40.0

60.0

tidak berisiko berisiko

pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
dasar 19 29.2 29.2 29.2
menengah 40 61.5 61.5 90.8
Valid tinggi 6 9.2 9.3 100.0
Total 65 100.0 100.0

distribusi frekuensi Ibu Hamil berdasarkan


Kategori Pendidikan

9,3 29.2

61.5

dasar menengah tinggi


Lampiran 9 : Hasil Analisis Univariat

b. Distribusi Frekuensi Sikap Ibu Hamil dalam Melaksanakan Antenatal Care


di RSUD Soreang Tahun 2018

kategorisikap

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
positif 35 53.8 53.8 53.8

Valid negatif 30 46.2 46.2 100.0


Total 65 100.0 100.0

No. Sikap Frekuensi (F) Persentasi (%)


1. Positif 35 53,8 %
2. Negatif 30 46,2 %
Total 65 100%

c. Distribusi Frekuensi Sikap Ibu Hamil dalam Melaksanakan Antenatal Care


Berdasarkan Karakteristik Usia di RSUD Soreang Tahun 2018
usia * kategorisikap Crosstabulation
kategorisikap Total
positif negatif
Count 21 18 39
tidak berisiko
% within usia 53.8% 46.2% 100.0%
usia
Count 14 12 26
berisiko
% within usia 53.8% 46.2% 100.0%
Count 35 30 65
Total
% within usia 53.8% 46.2% 100.0%

Sikap
Total
Usia Positif Negatif
N % N % N %
Tidak berisiko 21 53,8 18 46,2 39 100
Berisiko 14 53,8 12 46,2 26 100
Total 35 53,8 30 46,2 65 100
Lampiran 9 : Hasil Analisis Univariat

d. Distribusi Frekuensi Sikap Ibu Hamil dalam Melaksanakan Antenatal


Care Berdasarkan Karakteristik Pendidikan di RSUD Soreang Tahun 2018
pendidikan * kategorisikap Crosstabulation
kategorisikap Total
positif negatif
Count 5 14 19
dasar
% within pendidikan 26.3% 73.7% 100.0%
Count 25 15 40
pendidikan menengah
% within pendidikan 62.5% 37.5% 100.0%
Count 5 1 6
tinggi
% within pendidikan 83.3% 16.7% 100.0%
Count 35 30 65
Total
% within pendidikan 53.8% 46.2% 100.0%

Sikap
Total
Pendidikan Positif Negatif
N % N % N %
Dasar 5 26,3 14 73,7 19 100
Menengah 25 62,5 15 37,5 40 100
Tinggi 5 83,3 1 16,7 6 100
Total 35 53,8 30 46,2 65 100
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
BANDUNG

LEMBAR BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH

Nama Mahasiswa : Cecep Sulaeman

NIM : P17320115011

Nama Pembimbing : Dra. Hj. Atin Karjatin, M. Kes

Judul KTI : Gambaran Sikap Ibu Hamil dalam Melaksanakan


Antenatal Care Berdasarkan Karakteristik Usia dan
Pendidikan di RSUD Soreang 2018

No. Hari / Topik Bimbingan Rekomendasi Ttd Ttd


Tanggal Mahasiswa Pembimbing

1. Kamis/ 5 Instrument Perbaiki susunan


April katanya dan sesuaikan
2018 dengan Buku KIA
Perbaikan :
2. Selasa/ Hail Uji Instrument  Berbaiki susunan kata
10 April pada pernyataan yang
2018 mendekati valid
 Perbanyak Kuesioner

Lakukan pengumpulan
data
Perbaikan :
3. Kamis/  Tambahkan
10 Mei interpretasi data
Bab III
2018  Perbaiki kata-kata
pada keterbatasan
penelitian
Perbaikan :
4. Jumat/ 8 BAB IV
Juni  Sesuaikan dengan
2018 tujuan khusus
 Perbaiki pembahasan
pada sikap
berdasarkan
pendidikan

5. Jumat/ ABSTRAK, BAB 1- Perbaikan :


22 Juni BAB 5
2018  Penulisan sesuaikan
pedoman
 Abstrak ACC
 Kesimpulan
sesuaikan tujuan
 Rekomendasi
sesuaikan dengan
manfaat

6. Jumat/ BAB 1, BAB 2, Perbaikan :


13 Juli BAB 5, Power Point
2018  Perbaikan susunan
kata
 Kesimpulan lebih
diefektifkan
penggunaan katanya

7 Senin/ 16  Draft Tugas Akhir


Juli 2018 ACC
 PPT ACC
RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS DIRI
NAMA : Cecep Sulaeman
TTL : Sumedang, 3 September 1996
JENIS KELAMIN : Laki-Laki
ALAMAT : Dusun Malaka RT 015/RW 005 Desa Banyuresmi
Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang
AGAMA : Islam
EMAIL : cecepsulaeman67@gmail.com

B. RIWAYAT PENDIDIKAN
PERIODE Nama sekolah/Institusi
2003-2009 SD NEGERI NANGGERANG
2009-2012 SMP NEGERI 1 TANJUNGSARI
2012-2015 SMA NEGERI TANJUNGSARI
2015-2018 JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES
RI BANDUNG

C. RIWAYAT ORGANISASI
PERIODE ORGANISASI
2015-2016 Anggota Badan Perwakilan Mahasiswa Jurusan
Keperawatan Bandung
2015-2016 Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa Jurusan Keperawatan
Bandung
2015-2017 Anggota Satuan Tugas (SATGAS) Penanggulangan Bencana
dan Wabah Penyakit Poltekkes Kemenkes Bandung
2017-2018 Koordinator Divisi Informasi dan Komunikasi Satuan Tugas
(SATGAS) Penanggulangan Bencana dan Wabah Penyakit
Poltekkes Kemenkes Bandung

Anda mungkin juga menyukai