Disusun Oleh:
CECEP SULAEMAN
NIM. P17320115011
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
“Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya memiliki
ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat maka wajib baginya
memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki keduanya maka wajib
baginya memiliki ilmu.”
(HR. Turmudzi)
Sebuah mahakarya
Karya Tulis Ilmiah ini kupersembahkan
Untuk orang-orang yang berarti dalam hidupku
Kepada Allah SWT, terima kasih atas semua keajaiban yang Kau beri.
Kepada Ayah dan Ibuku, Pa Lili dan Bu Entin
Yang tak henti mempertaruhkan harta, jiwa, bahkan nyawa,
dalam doamu kudengar namaku disebut, semoga semua tak membuat kecewa.
Ini yang terbaik yang bisa kuberikan.
Untuk alm. Kakek dan Nenekku
Perjuanganku adalah bagian dari cita-cita nenek dan kakek
semoga nenek dan kakek kekal di surga.
dan sahabat-sahabat seperjuanganku yang telah berjuang bersama dalam
menyelesaikan hal terindah ini, yang selalu memberi motivasi, semangat, dan
kebahagiaan dalam hidupku...
iv
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bandung
Jurusan Keperawatan Bandung
Program Studi Diploma III Keperawatan Bandung
Bandung, Juli 2018
Cecep Sulaeman, P17320115011
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan
Karakteristik Usia dan Pendidikan di RSUD Soreang 2018”. Karya tulis ilmiah
ini diajukan untuk menyelesaikan program studi diploma III Keperawatan pada
Karya tulis ilmiah ini disusun dengan usaha peneliti serta dapat diselesaikan
dengan baik karena doa, bimbingan, bantuan, serta dukungan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, peneliti mengucapkan banyak terimakasih yang setulusnya kepada
1. Kedua orangtua dan keluarga besar yang telah memberikan dukungan, doa,
5. Dra. Hj. Atin Karjatin, M.Kes., selaku pembimbing yang selalu memberikan
vi
6. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Jurusan Keperawatan Bandung
7. Ibu Ai, Am. Keb selaku Kepala Ruangan poliklinik kebidanan RSUD
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ilmiah ini masih
untuk memberi kritik dan saran yang membangun demi terciptanya karya tulis
Harapan penulis semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca umumnya. Akhir kata semoga Allah SWT
memberikan balasan yang berlimpah atas segala sesuatu yang telah dikerjakan
Penulis
vii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR BAGAN
x
DAFTAR TABEL
..........................................................................................................40
2018................................................................................................... 41
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 6 Surat-surat
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Angka Kematian Ibu (AKI). AKI adalah jumlah kematian ibu selama masa
kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan
nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015 AKI di Indonesia sebanyak 305 per
Penyebab terbesar kematian ibu selama tahun 2010-2013 masih tetap sama
terendah. Sementara itu penyebab lain-lain juga berperan cukup besar dalam
penyebab kematian ibu secara tidak langsung, seperti penyakit kanker, ginjal,
jantung, tuberkulosis, atau penyakit lain yang diderita ibu. Tingginya kematian ibu
akibat penyebab lain-lain menuntut peran besar rumah sakit dalam menangani
kematian pada Ibu Hamil 219 orang (22,15/100.000), pada Ibu Bersalin 2412 orang
(24,46/100.000 KH), dan pada Ibu Nifas, 364 orang (36,84/100.000 KH). Jika
1
2
dibandingkan dengan proporsi AKI yang ditargetkan maka AKI di Provinsi Jawa
Barat sudah berada di bawah target nasional tahun 2015 (Dinas Kesehatan Provinsi
cukup tinggi yaitu, sekitar 22% sehingga pencegahan dan penanganannya perlu
Antenatal care (ANC) adalah salah satu faktor yang mempengaruhi hasil
kesehatan untuk ibu dan bayi. ANC adalah pelayanan kesehatan yang terencana
berupa observasi, edukasi, dan penanganan medik pada ibu hamil, diberikan oleh
empat kali (K4), dan dilaksanakan sesuai dengan standar antenatal. Tujuan umum
antenatal care adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu serta
anak selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas sehingga angka morbiditas dan
mortalitas ibu serta anak dapat diturunkan. Pemeriksaan kandungan yang baik dan
tersedianya fasilitas rujukan bagi kasus risiko tinggi terutama perdarahan yang
dapat diturunkan. Hal ini disebabkan karena dengan adanya antenatal care tanda-
3
tanda dini perdarahan yang berlebihan dapat dideteksi dan ditanggulangi dengan
kunjungan ibu pertama kali (K1) dan kunjungan ibu hamil empat kali (K4). K1 atau
ANC minimal 1 kali adalah proporsi kelahiran yang mendapat pelayanan kesehatan
ibu hamil pertama kali pada trimester 1. K4 adalah proporsi kelahiran yang
mendapat pelayanan kesehatan ibu hamil selama 4 kali dan memenuhi kriteria 1-1-
2 yaitu minimal 1 kali pada trimester 1, minimal 1 kali pada trimester 2 dan minimal
tenaga kesehatan seorang ibu hamil adalah 4 kali selama kehamilan (Kementerian
Kunjungan ibu hamil pertama pada umur kehamilan 0-3 bulan (K1) di
Provinsi Jawa Barat tahun 2014, sebanyak 1.031.168 Bumil dari sasaran 979.472
58.289 Bumil yang mangkir (drop out) pada pemeriksaan ke 4 (5,65%). Angka
Kesehatan Kota Manado tahun 2010 adalah K1 82,10%, dan K4 74,66%. Persentasi
4
ini meningkat bila dibandingkan tahun 2009 adalah K1 72,26% dan K4 62,10%
ukur target. Kunjungan ibu hamil K4 di Kabupaten Bandung tahun 2015 sebanyak
medik RSUD Soreang selama tiga bulan terakhir yaitu sebanyak 540 ibu hamil.
ibu hamil, yaitu faktor internal dan eksternal. Beberapa faktor yang dikategorikan
Sikap Ibu dapat diartikan sebagai respon dari apa yang diterimanya dari
anak, hal ini didasari perilaku Ibu dalam memeriksa kehamilannya. Dengan adanya
sikap Ibu yang merespon dari informasi yang ia dapatkan mengenai kesehatan
janinnya atau Ibu hamil tersebut memiliki komplikasi dalam kehamilannya, maka
infromasi tersebut akan mengubah sikap Ibu. Perubahan sikap tersebut akan
adanya peningkatan dalam kunjungan ANC (Adam, Wati dan Budiman, 2015, hal.
4).
masalah yang dapat peneliti rumuskan adalah “Bagaimana Gambaran Sikap Ibu
karakteristik usia.
6
karakteristik pendidikan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi Rumah Sakit
antenatal care.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai literatur ilmiah dan
referensi di perpustakaan.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar bagi peneliti selanjutnya terkait
TINJAUAN PUSTAKA
a. Pengertian Sikap
menentukan tindakannya dan bertingkah laku terhadap suatu objek disertai dengan
Sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu
bertindak terhadap suatu objek. Sikap merupakan konsep yang paling penting
dalam psikologi sosial yang membahas unsur sikap baik sebagai individu maupun
adalah kecenderungan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap
b. Komponen Sikap
7
8
Azwar (2016) menjelaskan struktur sikap terdiri dari tiga komponen yang
1) Komponen kognitif
Komponen kognitif berisi persepsi dan kepercayaan yang dimiliki oleh individu
opini.
2) Komponen afektif
menyangkut masalah emosi. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling
dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan
3) Komponen konatif
c. Tingkatan Sikap
1) Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang atau subjek mau menerima stimulus yang
diberikan (objek). Misalnya sikap orang terhadap suatu hal dapat dilihat dari
kesediaan dan perhatian itu terhadap ceramah-ceramah. Sikap Ibu hamil dalam
melaksanakan antenatal care, dapat diketahui atau diukur dari kehadiran untuk
2) Menanggapi (responding)
pertanyaan atau objek yang dihadapi. Misalnya dari contoh di atas saat seseorang
3) Menghargai (valuing)
terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan orang lain, bahkan
Contohnya pada kasus di atas seseorang mengajak sesama Ibu hamil untuk
apa yang telah diyakininya. Seseorang yang telah mengambil sikap tertentu
10
berdasarkan keyakinannya, dia harus berani mengambil resiko bila ada orang lain
mengorbankan waktunya.
1) Pengalaman Pribadi
Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan
menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk dapat mempunyai tanggapan
Orang lain disekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial
yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita anggap penting,
seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak tingkah dan
pendapat kita, seseorang yang berarti khusus bagi kita, akan banyak
dianggap penting bagi individu adalah orangtua, orang yang status sosialnya lebih
tinggi, teman sebaya, teman dekat, guru, teman kerja, istri, suami, dan lain-lain.
11
3) Pengaruh Kebudayaan
terhadap pembentukan sikap kita. Apabila kita hidup dalam budaya yang
kepentingan perorangan.
4) Media Massa
pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Media massa
seseorang. Pesan sugesti yang dibawa oleh informasi tersebut, apabila cukup kuat,
akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah
sikap tertentu.
pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran
e. Indikator Sikap
Dalam berinteraksi sosial semua orang melakukan melakukan hal tersebut baik
disadari atau tidak. Bahkan, individu dapat mempelajari sikap yang berbeda
melalui proses pengamatan sikap orang lain. Indikator sikap terdiri dari :
1) Sikap muncul karena proses belajar, yang berdasarkan dengan latihan dan
pengkondisian.
6) Sikap memiliki rasa dan motivasi, dua hal inilah yang membedakan dengan
pengetahuan.
(Donsu, 2017).
13
f. Penilaian Sikap
Secara umum, sikap dapat diukur dengan dua cara, yaitu secara langsung
1) Langsung
pertanyaan. Adapun beberapa jenis pengukuran sikap secara langsung dengan cara
a) Skala Terstruktur
Skala terstruktur selain dengan cara tertulis, juga bisa dengan mengajukan
pertanyaan yang telah disusun secara teratur. Adapun beberapa nama alat tes
Keterangan :
x = skor responden pada skala sikap yang hendak diubah menjadi skor
sosial.
2) Tidak Langsung
diferensial. Cara pengukuran sikap ini lebih banyak digunakan saat menilai
a. Pengertian Kehamilan
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan berlangsung dalam tiga
minggu (minggu ke-14 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu
informasi secara tepat waktu dan efektif, melalui institusi yang dipilih, agar
siap untuk merespon secara efektif terhadap kelainan, komplikasi dan penyakit
yang lazim terjadi pada ibu masa kehamilan, persalinan, dan masa nifas.
Pembagian klien dalam klasifikasi penilaian deteksi dini : (1) klien dengan
kehamilan normal adalah seorang ibu yang sedang hamil dan kehamilannya dialui
tanpa komplikasi. (2) Ibu hamil dengan kehamilan yang bermasalah tapi dalam
pengawasan khusus. (3) Seorang ibu dengan kehamilan resiko tinggi adalah klien
yang membutuhkan rujukan yang cepat ke Rumah Sakit untuk perawatan khusus.
terjadinya komplikasi pada saat kehamilan dan persalinan dari risiko yang dimiliki
komplikasi selama kehamilan, bahkan saat persalinan berlangsung dan juga saat
masa nifas. Oleh karena itu, untuk mengetahui ibu hamil memiliki resiko tinggi,
bahwa sekitar 15% dari seluruh wanita yang hamil akan berkembang menjadi
secara dini. Sementara itu deteksi dini dalam pelayanan antenatal care yaitu
mengarah pada penemuan ibu hamil yang berisiko agar dapat ditangani secara
memadai, sehingga kesakitan atau kematian dapat dicegah. Deteksi dini pada
deteksi dini kehamilan sehingga dapat diketahui kelompok risiko obstetri sebagai
dipengaruhi oleh 4T, antara lain terlalu tua dengan usia Ibu lebih dari 35 tahun,
terlalu muda dengan usia Ibu kurang dari 19 tahun, terlalu sering dengan Ibu yang
melahirkan lebih dari tiga kali, dan terlalu dekat dengan jarak melahirkan kurang
mungkin dan segera pergi ke posyandu, puskesmas, atau rumah sakit terdekat jika
ditemukan tanda bahaya tersebut. Tanda bahaya kehamilan merupakan tanda yang
mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan atau periode
antenatal care, yang jika tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi, maka dapat
menyebabkan kematian Ibu. Jika ibu hamil mengalami tanda bahaya, maka
keluarga harus mengambil keputusan untuk menentukan tempat rujukan jika harus
ditangani ditempat fasilitas yang lengkap dan segera diberikan tindakan jika telah
observasi, edukasi, dan penanganan medik pada ibu hamil, diberikan oleh tenaga
kali (K4), dan dilaksanakan sesuai dengan standar antenatal yang ditetapkan
pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (WHO, 2010 dalam
Dewi,2011).
18
dan Anak minimal empat kali selama kehamilan. Jadwal kunjungan pemeriksaan
1) Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika haidnya
(Dewi, 2011).
memeriksa posisi janin, bagian terendah janin, dan masuknya kepala janin ke
Tenaga professional menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada
Tenaga professional memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami, dan
Pelayanan antenatal disebut lengkap apabila dilakukan oleh tenaga kesehatan serta
Tujuan utama asuhan antenatal care adalah untuk memfasilitasi hasil yang
sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara-cara sebagai berikut :
janin.
5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas dan pemberian ASI Eksklusif berjalan
normal.
(Sulistyawati, 2011).
laboratorium atas indikasi serta intervensi dasar dan khusus sesuai dengan resiko
1) Pendidikan
objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya).
pengetahuannya.
2) Sosial budaya
kebiasaan berevolusi dimuka bumi ini sehingga hasil karya, karsa dan cipta dari
tradisi dan sosial budaya yang bertentangan dari segi kesehatan dimana hal ini
3) Ekonomi
rendah keluarga rendah tidak mampu untu menyediakan dana bagi pemeriksaan
kehamilan, masalah yang timbul pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah
ibu hamil kekurangan energy dan protein (KEK) hal ini disebabkan tidak
4) Lingkungan
kebiasaan, kelembagaan, dan hukum adat yang lazim dilakukan di suatu daerah.
Apabila adat ini tidak dilaksanakan akan terjadi kerancuan yang menimbulkan
sanksi tak tertulis oleh masyarakat setempat terhadap pelaku yang dianggap
5) Geografis
yang terpencil ibu hamil sulit memeriksakan kehamilannya, hal ini karena
Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan
antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu
dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2014).
24
Bagan 1
Kerangka Konsep
a. Pengalaman pribadi
b. Pengaruh orang lain Favorable
yang dianggap (Positif)
penting
Sikap
c. Pengaruh
kebudayaan
d. Media massa Unfavorable
e. Lembaga pendidikan (Negatif)
dan lembaga agama
f. Factor emosional
(usia)
: diteliti
: tidak diteliti
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Ibu hamil dalam melaksanakan antenatal care berdasarkan Karakteristik Usia dan
3.2.1 Variabel
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang
dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang sesuatu konsep pengertian
Variabel dalam penelitian ini adalah sikap ibu hamil dalam melaksanakan
antenatal care.
25
26
variabel penelitian, definisi operasional dan skala pengukuran yang tertera dalam
tabel dibawah.
27
TABEL 1
No. Variabel Definisi Konseptual Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Cara Skala Ukur
Operasional Ukur
1. Sikap Ibu Sikap adalah Sikap dalam Kuesioner 1= positif (nilai Lembar Nominal
Hamil dalam keteraturan perasaan penelitian ini ≥ median) check list
melaksnakan dan pemikiran adalah tanggapan 2 = negatif (nilai dengan
antenanal seseorang untuk ibu hamil dalam < median) mengguna
care menentukan bentuk pernyataan kan skala
berdasarkan tindakannya dan setuju atau tidak likert
karakteristik bertingkah laku setuju dalam
terhadap suatu objek melaksanakan
disertai dengan antenatal care.
perasaan positif dan
negatif menurut Azwar
Saifuddin. ( Donsu,
2017).
Berdasarkan
Karakteristik :
1. Usia adalah usia Usia Ibu hamil Kuesioner 1=tidak berisiko Lembar Nominal
individu yang saat dilakukan (20-35 tahun) check list
terhitung mulai saat pengkajian. 2= berisiko (<20
dilahirkan sampai tahun dan >35
berukang tahun. tahun)
Semakin cukup (Wiknjosastro,
umur, tingkat 2010).
kematangan dan
kekuatan akan lebih
matang dalam
berfikir dan bekerja.
(Wawan dan Dewi,
2011)
3.3.1 Populasi
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
penelitian ini adalah Ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal care ke
poliklinik kebidanan RSUD Soreang dan tercatat dalam rekam medik RSUD
Soreang dalam kurun waktu tiga bulan terakhir (Desember sampai Februari) yaitu
sejumlah 540 ibu hamil dengan rata-rata perbulan 180 ibu hamil.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah objek yang di teliti dan dianggap mewakili seluruh populasi.
kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian
(Notoatmodjo, 2010). Sampel dalam penelitian ini adalah Ibu hamil yang
dari hari Senin sampai Sabtu selama bulan April sampai Juni 2018.
Dalam menentukan banyaknya sampel atau besar sampel pada penelitian ini
𝑁
𝑛 =
1 + 𝑁 (𝑑)2
Keterangan :
n : Besar Sampel
𝑁
𝑛 =
1 + 𝑁 (𝑑)2
180
𝑛 =
1 + 180 (0,1)2
180
𝑛=
1 + 180(0.01)
180
𝑛=
1 + 1.8
180
𝑛=
2,8
𝑛 = 65
Sehingga besar sampel yang diambil peneliti dalam penelitian ini yaitu 65
responden.
Waktu penelitian dilaksanakan selama bulan April sampai Juni 2018. Lokasi
Kabupaten Bandung.
30
Instrumen yang dipakai dalam mengukur variabel sikap adalah skala likert
sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Untuk pernyataan
positif diberikan skor sebagai berikut: sangat setuju (SS) = 4, setuju (S) = 3, tidak
setuju (TS) = 2, dan sangat tidak setuju (STS) = 1. Sedangkan untuk pernyataan
negatif diberikan nilai sangat setuju (SS) = 1, setuju (S) = 2, tidak setuju (TS) = 3,
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukuran itu benar-benar
valid. Uji validitas ini dilakukan untuk menguji ketepatan suatu item dalam
validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas
𝑁 ∑ 𝑥𝑦−(∑ 𝑥)(∑ 𝑦)
𝑟𝑥𝑦 =
√{ 𝑁(∑ 𝑥2)−(∑ 𝑥2)}{ 𝑁.∑ 𝑦2−(∑ 𝑦2)}
Keterangan :
pernyataan tersebut valid dan apabila r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut
soal pada 8 pernyataan sikap yang nilainya mendekati valid yaitu pada nomor
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur
dapat dipercaya atau dapat diandalkan sehingga hasil pengukuran tetap konsisten
atau tetap asas (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap
32
gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo,
2010).
Uji reliabilitas ini dilakukan pada pernyataan yang sudah valid, untuk
mengetahui sejauh mana hasil pengukuran ini dapat tetap konsisten bila dilakukan
pengukuran kembali terhadap gejala yang sama. Teknik uji reliabilitas yang
digunakan untuk instrumen sikap yang sudah valid yaitu menggunakan teknik uji
𝑟11 = [ 𝑘 ] [1 − ∑ 𝜎𝑏2 ]
𝑘−1 𝜎 𝑡2
Keterangan :
𝜎 𝑡2 = varian total
konstanta (0,6) atau dengan ”r tabel”. Ketentuannya adalah bila Alpha Cronbach
> konstanta (0,6) atau ”r tabel” maka pertanyaan tersebut reliabel (Riyanto, &
33
dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang didapatkan
DM.02.02.4.1/0245/2018
c. Setelah mendapatkan izin dari Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
kuisioner.
datanya.
dianalisis.
35
a. Editing
penelitian ini yaitu mengecek kembali kuesioner yang telah diisi oleh responden.
b. Coding
Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data
angka atau bilangan (Notoatmodjo, 2010). Pemberian kode ini sangat penting bila
Pengkodean karakteristik usia yaitu usia tidak berisiko (20-35 tahun) diberi
kode 1, dan usia berisiko (<20 tahun dan >35 tahun) diberi kode 2. Untuk
diberi kode 2, dan pendidikan Tinggi (D3, S1, S2, dan S3) diberi kode 3. Variabel
sikap yaitu pada responden yang sikapnya positif diberi kode 1 dan untuk sikap
c. Entry
d. Cleaning
Peneliti memeriksa kembali data yang sudah di entry mulai dari kode,
kelengkapan, dan melakukan pembetulan atau koreksi pada data yang salah atau
tertukar.
e. Tabulating
atau yang dinginkan oleh peneliti (Notoatmodjo, 2010). Peneliti membuat tabulasi
dengan memasukkan data ke dalam tabel yang digunakan yaitu tabel distribusi
frekuensi.
f. Analisis
gambaran sikap ibu hamil dalam melaksanakan antenatal care dengan cara
deskriptif. Data hasil penelitian ini ditampilkan ke dalam bentuk tabel. Setelah
Keterangan :
P = Persentase
n = Jumlah Responden
positif dan negatif. Karena responden lebih dari 50, maka uji normalitas data yang
(0,005) < α (0,05) yang berarti data berdistribusi tidak normal sehingga patokan
untuk kategori sikap yang digunakan yaitu median. Ibu hamil yang dikatakan
sikapnya positif jika ≥ median (62), sedangkan untuk kategori sikap negatif jika <
median (62).
(Arikunto, 2014):
Keterbatasan yang dialami oleh peneliti pada penelitian ini yaitu waktu yang
tersedia untuk penelitian berbenturan dengan kegiatan mata kuliah dan praktik
tugasnya hendaknya memegang teguh sikap ilmiah serta berpegang teguh pada
meliputi:
39
diminta untuk mengisi informed concent dengan tujuan agar responden mengerti
maksud dan tujuan penelitian, dan sebagai tanda bahwa responden bersedia
data.
c. Confidentiality (Kerahasiaan)
Bab ini akan membahas hasil penelitian mengenai gambaran sikap ibu hamil
di RSUD Soreang, yang dilaksanakan pada bulan April hingga Juni 2017 dengan
sikap ibu hamil dalam melaksanakan antenatal care. Sikap ibu hamil dalam
penelitian ini adalah tanggapan ibu hamil dalam bentuk pernyataan setuju atau tidak
TABEL 2
Distribusi Frekuensi Sikap Ibu Hamil dalam Melaksanakan Antenatal Care
Berdasarkan Karakteristik Usia di RSUD Soreang
Tahun 2018
Sikap
Total
Usia Positif Negatif
n % n % n %
Tidak berisiko 21 53,8 18 46,2 39 100
Berisiko 14 53,8 12 46,2 26 100
Total 35 53,8 30 46,2 65 100
40
41
Interpretasi data :
Berdasarkan tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa dari 39 ibu hamil yang
berada dalam kategori usia tidak berisiko menunjukkan hampir setengahnya dari
responden memiliki sikap negatif yaitu sebanyak 18 ibu hamil (46,2%). Dari 26 ibu
hamil yang berada dalam kategori usia berisiko menunjukkan hampir setengahnya
dari responden memiliki sikap negatif yaitu sebanyak 12 ibu hamil (46,2%).
TABEL 3
Distribusi Frekuensi Sikap Ibu Hamil dalam Melaksanakan Antenatal Care
Berdasarkan Karakteristik Pendidikan di RSUD Soreang
Tahun 2018
Sikap
Total
Pendidikan Positif Negatif
n % n % n %
Dasar 5 26,3 14 73,7 19 100
Menengah 25 62,5 15 37,5 40 100
Tinggi 5 83,3 1 16,7 6 100
Total 35 53,8 30 46,2 65 100
Interpretasi data :
Berdasarkan tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa dari 19 ibu hamil yang
responden memiliki sikap negatif yaitu sebanyak 14 ibu hamil (73,7%), dari 40 ibu
hamil yang berada pada kategori pendidikan menengah menunjukkan lebih dari
setengahnya responden memiliki sikap positif yaitu sebanyak 25 ibu hamil (62,5%),
dan dari 6 ibu hamil yang berada kategori pendidikan tinggi menunjukkan sebagian
kecil dari responden memiliki sikap negatif yaitu sebanyak 1 ibu hamil (16,7%).
42
4.2 Pembahasan
Karakteristik Usia
Sikap ibu dapat diartikan sebagai respon dari apa yang diterimanya dari
sumber informasi terutama kesehatan dalam mempersiapkan kelahiran anak, hal ini
didasari perilaku dalam memeriksa kehamilannya. Dengan adanya sikap ibu hamil
yang merespon dari informasi yang ia dapatkan mengenai kesehatan janinnya atau
peningkatan dalam kunjungan ANC (Adam, Wati dan Budiman, 2015, hal. 4).
antenatal care berdasarkan karakteristik usia dapat diketahui bahwa 39 ibu hamil
yang berada dalam kategori usia tidak berisiko menunjukkan lebih dari setengahnya
responden memiliki sikap positif yaitu sebanyak 21 ibu hamil (53,8%) dan hampir
setengahnya dari responden memiliki sikap negatif yaitu sebanyak 18 ibu hamil
(46,2%).
Responden dengan kategori usia tidak berisiko dalam kehamilan atau 20-35
tahun memiliki sikap positif. Sikap merupakan pandangan seseorang yang disertai
yang paling penting dalam psikologi sosial yang membahas unsur sikap baik
43
responden yang paling banyak adalah umur 20-35 tahun yaitu sebanyak 22 orang
(64,7%) dan distribusi frekuensi umur yang paling sedikit adalah umur >35 yaitu
5 orang (14,7%).
diketahui bahwa sikap ibu hamil dengan kriteria sikap positif sebesar 86 responden
dengan presentase 95,6% dan sikap negatif 4 responden dengan presentase 4,4%.
Sikap positif ibu hamil dalam melaksanakan antenatal care dapat meningkatkan
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo
(2010) dimana ada empat tingkatan sikap yaitu menerima (receiving), menanggapi
hamil yang memiliki sikap yang positif telah mampu melalui empat tingkatan
tersebut sehingga ibu hamil telah mampu memilih sikap yang akan dilakukan. Ibu
hamil yang memiliki sikap negatif dapat dikatakan belum mampu melewati
tingkatan sikap tersebut sehingga ibu hami belum mampu untuk menentukkan sikap
yang akan dilakukan. Hal ini juga berkaitan dengan usia ibu hamil saat dilakukan
Karakteristik Pendidikan
hamil yang berada dalam kategori pendidikan dasar menunjukkan lebih dari
sebanyak 25 ibu hamil (62,5%), dan 6 ibu hamil yang berada kategori pendidikan
tinggi menunjukkan sebagian kecil dari responden memiliki sikap negatif yaitu
yang paling sedikit adalah lulusan DIII yaitu sebanyak 4 responden (11,8%)
pendidikan SMA (sekolah menengah atas), yaitu 71,1%. Sedangkan jumlah terkecil
negatif. Sikap ibu hamil dalam melaksanakan antenatal care dipengaruhi oleh
konsep moral dalam diri individu (Azwar, 2016). Semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang, maka akan mempengaruhi dalam menentukan sikap. Hal ini
sejalan dengan data mengenai jumlah kematian ibu dari laporan sarana pelayanan
kesehatan. Ditinjau dari sudut pendidikannya, maka diduga terdapat korelasi yang
kuat antara pendidikan perempuan dengan besarnya Angka Kematian Ibu, seperti
tahun ke atas yang tidak bersekolah mencapai 15,53% (Dinas Kesehatan Provinsi
5.1 Simpulan
a. Ibu hamil yang berada dalam kategori usia tidak berisiko dan berisiko
(46,2%).
b. Ibu hamil yang berada dalam kategori pendidikan dasar menunjukkan lebih
responden memiliki sikap positif (62,5%), dan yang berada pada kategori
5.2 Rekomendasi
pelayanan antenatal care sehingga terpenuhi kebutuhan bio, psiko, sosio, spiritual
46
47
ibu hamil dan memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu hamil tentang
lapangan maka pelaksanaan praktik lapangan akan lebih efektif jika dilaksanakan
5.2.3 Profesi
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan sumber informasi
antenatal care.
dengan menjadikan hasil penelitian ini sebagai data awal untuk melakukan
penelitian tentang faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi sikap ibu hamil
Adam, M., Wati, Y., & Budiman. (2015). Hubungan karakteristik antenatal care
(ANC) dengan kematian ibu. 787-792.
Asihani, Dewi. (2010). Hubungan Antara persepsi dan sikap ibu hamil tentang
antenatal care dengan kunjungan pemeriksaan kehamilan di rumah bersalin
permata bunda sragen. Tesis. Surakarta : Program Studi Kedokteran
Keluarga Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Astuti, Sri, dkk. (2016). Asuhan ibu dalam masa kehmilan buku ajar kebidanan
antental care (ANC). Bandung. Penerbit erlangga.
Dewi, Vivian Nanny Lia & Tri Sunarsih. (2011). Asuhan kehamilan untuk
kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung. (2016). Laporan tahunan tahun 2015 edisi
terbit tahun 2016. Soreang : Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung.
Dinas Kesehatan Provinsi jawa Barat. (2015). Profil kesehatan provinsi jawa
barat 2015. Bandung : Dinas Kesehatan Provinsi jawa Barat.
Evayanti, Y. (2015). Hubungan pengetahuan ibu dan dukungan suami pada ibu
hamil terhadap keteraturan kunjungan antenatal care (ANC) di puskesmas
wates lampung tengah tahun 2014. 1 (2). 81-90.
Ompungsunggu, E., Siagian, I., & Umboh, J. (2015). Perilaku ibu hamil tentang
antenatal care di puskesmas bahu kecamatan malalayang kota manado. 1
(2). 28-33.
Prawirohardjo, Sarwono. (2010). Ilmu Kebidanan Edisi Keempat, cetakan ketiga.
Jakarta : YBPSP.
Purwoastuti, Endang dan Siswi Elisabeth. 2015. Ilmu obstetri & ginekologi sosial
untuk kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Riyanto, Agus, & Budiman. (2013). Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan
Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika.
Soesanto, E., Winaryati, E. (2009). Antenatal care (ANC) dalam perspektif ibu
hamil : gambaran kerentanan kesehatan reproduksi pada masyarakat
nelayan di kabupaten rembang. 2 (2). 21-27.
Suandewi, P., Kismoyo, & C. Suharni. (2015). Sikap ibu hamil dengan kepatuhan
kunjungan antenatal care pertama (K1). 3 (1). 33-38.
Wawan, A & Dewi, M. (2011). Teori dan pengukuran pengetahuan, sikap, dan
perilaku manusia. Cetakan II. Yogyakarta : Nuha Medika.
Dalam Penelitian
Gambaran Sikap Ibu Hamil dalam Melaksanakan Antenatal Care berdasarkan
Karakteristik Usia dan Pendidikan di RSUD Soreang 2018
Pengumpulan data dilakukan pada bulan April sampai Juni 2017 dengan
menggunakan kuesioner yang dibuat oleh peneliti yang akan saudara kerjakan
selama 20 menit, untuk terlaksananya penelitian ini saya mengharapkan saudara
bersedia menjadi responden dalam penelitian ini dengan menjawab pertanyaan
yang ada pada lembar kuesioner. Penelitian ini tidak bersifat membahayakan,
tidak dipungut biaya apapun dan keikutsertaan dalam penelitian ini bersifat
sukarela artinya saudara diperkenankan untuk tidak melanjutkan mengikuti
penelitian apabila dikehendaki. Informasi yang anda berikan akan dijaga
kerahasiaannya.
Semua informasi saudara dan hasil penelitian ini hanya akan dipergunakan
untuk kepentingan pendidikan serta pengembangan ilmu pengetahuan. Atas
bantuan dan kerja samanya, saya ucapkan terimakasih. Semua data tidak dikaitkan
dengan identitas anda dalam penyajian data (tanpa nama). Adapun kompensasi
yang diberikan pada penelitian ini adalah alat kesehatan berupa thermometer
digital dan midline yang diberikan kepada ruang poliklinik kebidanan RSUD
Soreang.
INFORMED CONSENT
Saya telah memperoleh penjelasan secara rinci dan menyadari, mengerti, dan
memahami mengenai hal yang yang berkaitan dengan penelitian “ Sikap Ibu
Hamil dalam Melaksanakan Antenatal Care berdasarkan Karakteristik Usia
dan Pendidikan di RSUD Soreang 2018” yang dilaksanakan oleh Cecep
Sulaeman, sebagai mahasiswa D-III Jurusan Keperawatan Bandung di Politeknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Bandung.
Saya memutuskan setuju untuk berpartisipasi untuk ikut serta dalam penelitian ini
secara sukarela tanpa paksaan. Bila saya inginkan maka saya dapat mengundurkan
diri sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun.
JADWAL PENELITIAN
KARYA TULIS ILMIAH 2018
Bulan
No Kegiatan
Februari Maret April Mei Juni Juli
1 Penyusunan
Proposal
2 7-8
Sidang Proposal
3
Pengumpulan data
4 Penyusunan hasil
penelitian
5 17-18
Sidang KTI
Lampiran 4 : Kisi-Kisi
1. Kuesioner
a. Identitas Responden
No. Responden :
Usia : kurang dari 20 tahun
20-35 tahun
Lebih dari 35 tahun
Pendidikan : tidak sekolah
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
b. Petunjuk pengisian:
1. Bacalah dengan cermat semua pernyataan yang ada dalam kuesioner ini.
2. Berilah tanda ceklis (√) pada (SS) bila anda sangat setuju , (S) bila anda
setuju, (TS) bila anda tidak setuju, dan (STS) bila anda sangat tidak setuju.
3. Isi sesuai dengan pendapat dan keadaan yang sebenarnya.
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.789 20
Lampiran 8 : Hasil Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Uji normalitas data yang dilakukan peneliti yaitu menggunakan uji normalitas
data Kolmogorov Smirnov yang didapatkan hasil p value < α (0,05) yang berarti
data berdistribusi tidak normal. Patokan kategori sikap yang digunakan yaitu
median.
Statistics
jumlahsikap
Valid 65
N
Missing 0
Mean 61.58
Median 62.00
Mode 57
Sum 4003
Lampiran 9 : Hasil Analisis Univariat
usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
tidak berisiko 39 60.0 60.0 60.0
Valid berisiko 26 40.0 40.0 100.0
Total 65 100.0 100.0
40.0
60.0
pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
dasar 19 29.2 29.2 29.2
menengah 40 61.5 61.5 90.8
Valid tinggi 6 9.2 9.3 100.0
Total 65 100.0 100.0
9,3 29.2
61.5
kategorisikap
Sikap
Total
Usia Positif Negatif
N % N % N %
Tidak berisiko 21 53,8 18 46,2 39 100
Berisiko 14 53,8 12 46,2 26 100
Total 35 53,8 30 46,2 65 100
Lampiran 9 : Hasil Analisis Univariat
Sikap
Total
Pendidikan Positif Negatif
N % N % N %
Dasar 5 26,3 14 73,7 19 100
Menengah 25 62,5 15 37,5 40 100
Tinggi 5 83,3 1 16,7 6 100
Total 35 53,8 30 46,2 65 100
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
BANDUNG
NIM : P17320115011
Lakukan pengumpulan
data
Perbaikan :
3. Kamis/ Tambahkan
10 Mei interpretasi data
Bab III
2018 Perbaiki kata-kata
pada keterbatasan
penelitian
Perbaikan :
4. Jumat/ 8 BAB IV
Juni Sesuaikan dengan
2018 tujuan khusus
Perbaiki pembahasan
pada sikap
berdasarkan
pendidikan
A. IDENTITAS DIRI
NAMA : Cecep Sulaeman
TTL : Sumedang, 3 September 1996
JENIS KELAMIN : Laki-Laki
ALAMAT : Dusun Malaka RT 015/RW 005 Desa Banyuresmi
Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang
AGAMA : Islam
EMAIL : cecepsulaeman67@gmail.com
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
PERIODE Nama sekolah/Institusi
2003-2009 SD NEGERI NANGGERANG
2009-2012 SMP NEGERI 1 TANJUNGSARI
2012-2015 SMA NEGERI TANJUNGSARI
2015-2018 JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES
RI BANDUNG
C. RIWAYAT ORGANISASI
PERIODE ORGANISASI
2015-2016 Anggota Badan Perwakilan Mahasiswa Jurusan
Keperawatan Bandung
2015-2016 Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa Jurusan Keperawatan
Bandung
2015-2017 Anggota Satuan Tugas (SATGAS) Penanggulangan Bencana
dan Wabah Penyakit Poltekkes Kemenkes Bandung
2017-2018 Koordinator Divisi Informasi dan Komunikasi Satuan Tugas
(SATGAS) Penanggulangan Bencana dan Wabah Penyakit
Poltekkes Kemenkes Bandung