K DENGAN
FAKTOR RESIKO UMUR > 35 TAHUN DI PUSKESMAS JATIBOGOR
KABUPATEN TEGAL TAHUN 2018
Disusun Oleh :
SILVIANI EKA FEBRIANTI
NIM.16070075
1. Belajar dari kegagalan adalah hal yang bijak. Jika orang lain
kerendahan hati.
PERSEMBAHAN
2. Orangtua tercinta Bapak Slamet Hartono dan Ibu Erni Indriasih yang selalu
mencapai kesuksesanku.
3. Ketiga Adikku terimakasih atas semua do'a, semangat, dan dukungan yang
selalu diberikan.
kalian dibalas dengan rezeki dan rahmat yang tiada hentinyadari Allah
SWT.
5. Yang terhormat Ibu Ulfatul Latifah, SKM, M.Kes dan Ibu Ndari Ernawati,
menuntut ilmu dan kompak dalam kegiatan apapun, kalian luar biasa.
KATA PENGANTAR
Seraya memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
Penulis menyadari dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini banyak sekali
kesalahan dan kekeliruan, tapi berkat imbingan dan arahan dari semua pihak
akhirnya Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu pada
Bersama.
5. Kedua orangtua dam keluarga tercinta, terimakasih atas do'a dan restunya.
penulis.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini membawa manfaat bagi pengembangan
ilmu.
Tegal, ...................................
Penulis
FAKTOR RESIKO UMUR > 35 TAHUN
(Studi kasus terhadap Ny. K di Puskesmas Jatibogor Kabupaten Tegal)
Abstrak
Angka Kematian Ibu pada tahun 2016 tercatat 173 kematian per 1.000
kelahiran. AKI mengalami penurunan setiap tahunnya mulai dari tahun 2015 33
kasus, kemudian berkurang menjadi 27 kasus di tahun 2016 dan tahun 2017 AKI
berkurang menjadi 14 kasus saja. Jumlah AKI di Desa Jatibogor tahun 2017 ada 0
kasus dan AKB ada 12 kasus, sedangkan pada tahun 2018 jumlah AKI di Desa
Jatibogor 2 kasus dan AKB 9 jiwa. Maka dalam rangka menurunkan jumlah AKI
dan AKB di Jawa Tengah pemerintah membuat program OSOC yang diharapkan
dapat melakukan upaya preventif dan promotif dalam rangka meningkatkan
kesehatan ibu dan anak melalui pendampingan sejak hamil hingga nifas 42 hari.
Tujuan umum dilakukannya studi kasus ini untuk meningkatkan
kemampuan dan keterampilan mahasiswa untuk memperoleh pengalaman secara
nyata yang dapat digunakan dalam memberikan Asuhan Kebidanan pada ibu
dengan faktor resiko umur lebih dari 35 tahun melalui pendekatan menejemen
kebidanan menurut Varney dan metode SOAP. Penelitian ini menggunakan
pendekatan studi kasus. Subyek penelitian adalah ibu hamil Ny. K berusia 37
tahun dengan kehamilan faktor resiko umur > 35 tahun. Data diambil sejak bulan
Agustus sampai Oktober 2018. Data ini diambil dengan menggunakan
wawancara, observasi dan dokumentasi.
Dari semua data yang diperoleh penyusun selama melakukan asuhan
kebidanan komprehensif pada Ny. K sejak umur kehamilan 38 minggu lebih 2
hari, bersalin, hingga nifas 40 hari post SC. Penyusun menyimpulkan bahwa masa
kehamilan dengan faktor umur pada Ny. K normal, saat persalinan dilakukan
sectio caesarea, bayi baru lahir dan masa nifas berlangsung normal. Diharapkan
bagi tenaga kesehatan mampu melakukan peningkatan mutu pelayanan asuhan
kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas untuk membantu
mengurangi AKI dengan adanya program-program yang terbaru.
Kata kunci : Hamil, Bersalin, Nifas, Faktor resiko umur > 35 tahun.
Daftar Pustaka : 29 Kepustakaan (2007-2018)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
ABSTRAK ...................................................................................................... xi
G. Sistematika penulisan9
h. Persiapan Persalinan..............................................................42
i. Lima Benang Merah yang Mempengaruhi Persalinan ..........43
d. Komplikasi ............................................................................48
e. Komplikasi ............................................................................55
C. TEORI NIFAS.....................................................................................55
Uterus ...........................................................................................69
A. Kesimpulan........................................................................................194
B. Saran ..................................................................................................195
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tebel 2.5 tentang Perubahan-perubahan normal pada uterus selama postpartum .59
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 5 Dokumentasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
harus diambil sikap tegas dan cepat untuk menyelamatkan ibu dan janin.
usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun, paritas (primigravida
dari dua kali, partus prematus 2 kali atau lebih, riwayat kematian janin
Pasalnya, keadaan ibu sudah mulai menurun tidak lagi seperti pada saat
muda. Akibat yang dapat muncul yaitu perdarahan, ketuban pecah dini,
persalinan lama, ruptur uteri, bayi lahir prematur atau belum cukup bulan,
4.999kasus pada tahun 2015 turun menjadi 4.912 kasus di tahun 2016,
penurunan dari 33.278 kasus pada tahun 2015 menjadi 32.007 kasus pada
2017).
tercatat 88,58 kematian per 100.000 kelahiran. Pada tahun 2013 AKI di
Jawa Tengah masih 118,62 per 100.000 kelahiran dan 2014 naik sedikit,
AKI di Jawa Tengah yang menyentuh angka 88,58 per 100.000 kelahiran
itu bahkan melampaui target SDG's yang menetapkan pada angka 90 per
Wong Meteng yang diluncurkan pada tahun 2015 oleh Gubernur Jawa
Tengah tercatat 10,41 per 1.000 kelahiran, pada tahun 2017 sudah turun
menjadi 8,93 per 1.000 kelahiran. Maka dalam rangka mewujudkan derajat
Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2016 tercatat 173 kematian per 1.000
kelahiran. Pada tahun 2017 turun menjadi 52,7 kematian per 1.000
tahun 2017 AKI berkurang menjadi 14 kasus saja. AKI juga beriringan
dengan Angka Kematian Bayi (AKB) yang menurun signifikan dari 9,6 di
tahun 2014 menjadi 7,8 di tahun 2017. Menurunnya AKI dan AKB di
pelayanan emergency obstetri dan bayi baru lahir minimal di rumah sakit
yang efisien dan efektif antar Puskesmas dan Rumah Sakit. (Dinas
tahun 2017 terdapat Angka Kematian Ibu (AKI) 0 kasus dari jumlah
keseluruhan ibu hamil 840 orang dan Angka Kematian Bayi (AKB)
terdapat 12 jiwa dari jumlah keseluruhan bayi 764 jiwa. Jumlah ibu hamil
beresiko tinggi terdapat 215 orang dengan kasus antara lain ibu hamil usia
< 20 tahun dan > 35 tahun sebanyak 105 kasus (12,5%), ibu hamil dengan
kasus (0,83%), ibu hamil gemelly sebanyak 2 kasus (0,2%), ibu hamil
dengan jarak kelahiran < 2 tahun sebanyak 8 kasus (0,95%), ibu hamil
dengan tinggi badan < 145 cm sebanyak 4 kasus (0,47%), ibu hamil
2017)
hamil 832 orang dan Angka Kematian Bayi (AKB) terdapat 9 jiwa dari
jumlah keseluruhan bayi 756 jiwa. Jumlah ibu hamil beresiko tinggi
terdapat 183 orang dengan kasus antara lain ibu hamil usia < 20 tahun dan
kasus (1,08%), ibu hamil gemelly sebanyak 4 kasus (0,48%), ibu hamil
dengan jarak kelahiran < 2 tahun sebanyak 7 kasus (0,84%), ibu hamil
dengan tinggi badan < 145 cm sebanyak 2 kasus (0,24%), ibu hamil
2018)
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
di Puskesmas Jatibogor.
Jatibogor.
D. Ruang Lingkup
1. Penelitian ini mengambil sasaran yaitu Ny. K ibu hamil dengan umur
2. Tempat
Kabupaten Tegal.
3. Waktu
E. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
resiko.
pada ibu hamil agar menurunkan angka kematian pada ibu bersalin
3. Bagi Institusi
1. Wawancara
2. Observasi (pengamatan)
ada hubungannya dengan masalah yang diteliti, dikaji dari hasil yang
3. Pemeriksaan Fisik
menegakkan diagnosa.
4. Dokumentasi
resmi.
5. Studi Pustaka
G. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
perkembangan SOAP.
BAB IV PEMBAHASAN
sampai evaluasi.
BAB V PENUTUP
anggota provesi.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
A. TEORI KEHAMILAN
a. Pengertian Kehamilan
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
(Prawiroharjo,2010).
b. Proses Kehamilan
1) Konsepsi
yang tepat.
ovulasi.
c. Pria harus mengeluarkan sperma yang cukup normal dan sehat
selama ejakulasi.
membuahi ovum.
2) Fertilisasi
2) Proses kapasitasi
3) Reaksi akromosom
6) Fertilisasi
3) Implantasi/nidasi
mencairkan jaringan.
c. Tanda-tanda Kehamilan
gambaran janin.
sampai 20 minggu.
minggu).
a) Rahim membesar
b) Tanda hegar
c) Tanda chadwick
d) Tanda piskacek
e) Braxton hick
berkontraksi.
g) Ballotement positif
Jika dilakukan pemeriksaan palpasi pada perut dengan cara
(terlambat haid).
c) Pusing.
f) Varises.
g) Payudara menegang
h) Perubahan perasaan.
Kebutuhan dasar ibu hamil menurut (Ai Yeyeh Rukiyah dkk, 2009)
1) Oksigen
1) Protein
postpartum.
3) Asam folat
telur.
dan 470 mikrogram untuk trimester I, II, dan III.. asam folat
5) Personal hygiene
6) Pakaian
harus longgar.
7) Eliminasi
8) Seksual
9) Istirahat
yang normal 6-8 jam. Untuk tidur siang tidak semua wanita
persalinan.
12) Imunisasi
neonatorum.
13) Persiapan laktasi
1) Uterus
a. Ukuran
simfisis.
panggul (PAP).
b. Berat
2) Ovarium
Ovulasi berhenti namun masih terdapat korpus luteum
4) Kulit
5) Payudara
diantaranya :
darah ke rahim.
7) Sistem urinaria
konstipasi.
9) Sistem metabolisme
Kebutuhan zat besi wanita hamil kurang lebih 1.000 mg, 500
a. Kalsium
b. Fosfor
c. Air
dan dirinya.
1) Trimester I
pada diri sendiri dan pada realitas awal kehamilan itu sendiri.
Dia selalu mencari tanda-tanda untuk meyakinkan bahwa diriya
2) Trimester II
3) Trimester III
waspada, sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu
1) Perdarahan pervaginam
Pada awal kehamilan perdarahan yang tidak normal
dan disertai dengan keluhan fisik lain. Hal ini merupakan tanda
1) Keputihan
asam di mulut.
3) Mual Muntah
4) Konstipasi
6) Keringat Bertambah
1. Kebijakan program
bulan.
kehamilan.
RUJUK.
perlindungannya.
rasa mual.
8) Tes Laboratorium
hamil.
B. TEORI PERSALINAN
1. PERSALINAN NORMAL
a. Pengertian Persalinan
(Sarwono, 2008:100)
Sondakh, 2013) :
yang hebat.
2) Teori keregangan
4) Teori prostaglandin
c. Macam-macam Persalinan
(Yanti, 2010) :
1) Persalinan spontan
2) Persalinan buatan
aprostaglandin.
d. Mekanisme Persalinan
1) Penurunan kepala
2) Fleksi
4) Ekstensi
6) Ekspulsi
e. Tahapan persalinan
(kala pengawasan).
fase :
1) Fase laten
2) Fase aktif
a. Fase akselerasi
4 cm sampai 9 cm.
c. Fase deselerasi
bayi
jam.
250 cc, biasanya 100-300 cc. Jika perdarahan lebih dari 500 cc
bertambah.
c. Pengeluaran Cairan
serviks.
g. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persalinan
1) Passanger (penumpang)
Jalan lahir terbagi menjadi dua yaitu jaalan lahir keras dan
jalan lahir lunak. Yang perlu diperhatikan dari jalan lahir keras
introitus vagina.
3) Power (kekuatan)
mendorong keluar.
h. Persiapan Persalinan
biaya lainnya.
sewaktu-waktu diperlukan.
5) Rencanakan melahirkan ditolong oleh doter atau bidan di fasilitas
kesehatan.
Ada lima aspek dasar yang penting dan saling keterkaitan dalam
dan aman, baik bagi pasien dan keluarganya maupun petugas yang
memberikan pertolongan.
keputusan.
mengatasi masalah.
solusi masalah.
f) Melaksanakan asuhan
3. Pencegahan Infeksi
HIV/AIDS.
4. Pencatatan (dokumentasi)
menyelamatkkan jiwa para ibu dan bayi baru lahir. Sangat sulit
upaya penyelamatan.
yaitu :
ke fasilitas kesehatan.
persalinan, masa nifas, dan bayi baru lahir (tabung suntik, selang
kesehatan.
ibu dan atau bayi mengapa ibu dan atau bayi perlu dirujuk. Suami
dan anggota keluarga yang lain harus menemani ibu dan atau bayi
atau obat-obatan yang telah diberikan terhadap ibu dan atau bayi
baru lahir.
transfusi.
anak lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus. (Harry Oxorn,
2010)
Sofian, 2011)
2) Panggul sempit.
3) Disproporsi sefaloselvik yaitu ketidakseimbangan antara
5) Partus lama.
7) Distosia serviks.
9) Malpresentasi janin.
uteri
rahim
a) Sayatan memanjang
b) Sayatan melintang
c) Sayatan huruf T
d. Komplikasi
a. Perdarahan
b. Infeksi
tidak lengkap.
a. Asfiksia
Tekanan langsung pada kepala menekan pusat-pusat vital
pusat.
c. Infeksi
kematian.
diantaranya :
1) Pemasangan infus
diperlukan.
2) Persiapan narkosa
3. INDUKSI PERSALINAN
dan eklamsi.
2) Postmaturitas.
6) Antagonisme rhesus.
1) Disproporsi sefalopelvik.
1) Cara kimiawi
infus tetes, dan secara bukal. Yang paling baik dan aman
buatan.
2) Cara mekanis
Gauz.
e. Komplikasi
1) Terhadap ibu
2) Terhadap bayi
C. TEORI NIFAS
2015)
pasca melahirkan.
Menurut Buku Kesehatan Ibu dan Anak (2016) kunjungan masa nifas
dibagi menjadi :
Jenis pelayanan yang berikan yaitu menilai kondisi ibu secara umum,
Marlidiani, 2015) :
1. Uterus
(normalnya ± 15 cc).
1) Suhu tubuh
2) Nadi
peningkatan.
3) Tekanan darah
saat hamil.
4) Pernafasan
1. Fase taking in
bayinya, ibu merasa lebih percaya diri akan peran barunya. Fase
kembali di rumah.
1. Nutrisi
unit.
2. Eliminasi
3. Defekasi
besar karena semakin lama feses tertahan dalam usus maka akan
Diharapkan maksimal ibu sudah bisa buang air besar pada hari
4. Hubungan Seksual
dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jari kedalam vagina tanpa
rasa nyeri. Ibu harus mengingat bahwa ovulasi dapat terjadi kapan
5. Kebersihan Diri
7. Istirahat
diharapkan juga ikut istirahat ketika bayi tidur. Jika ibu kurang
8. Perawatan Payudara
9. Kebutuhan Pskologis
kebutuhan keluarga.
untuk beristirahat.
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur
Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2.500 gram
sampai 4.000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis dan tidak
ada kelainan kongenital (cacat bawaan) yang berat. (M. Soleh Kosim,
2007)
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia
11) Grasping refleks sudah baik, apabila diletakkan suatu benda diatas
perempuan).
1) Sistem pernafasan
2) Suhu tubuh
lebih tinggi. Suhu tubuh aksila pada bayi normal adalah 36,5◦C –
3) Metabolisme
pada bayi baru lahir, yaitu setelah bayi itu lahir akan terjadi proses
permulaan).
7) Warna kulit
merah jambu.
Luar Uterus
3) Setelah respon awal ini, bayi baru lahir akan menjadi tenang, relaks,
dan jatuh tertidur. Tidur pertama ini terjadi dalam 2 jam setelah
b. Dengan kain yang bersih dan kering atau kasa, bersihkan darah
setelah lahir.
2. Perawatan Mata
Obat mata eritromisi 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan
persalinan.
pendengaran.
jari.
9) Dada : bentuk dan kelainan bentuk dada, puting susu,
12) Tungkai dan kaki : gerakan, bentuk simetris atau tidak, jumlah
jari, pergerakan.
13) Anus : berlubang atau tidak, posisi, fungsi sfingter ani, ada
megacolon.
a. Asfiksia.
b. Gangguan nafas.
e. Dehidrasi.
f. Ikterus.
g. Infeksi.
h. Tetanus neonatonum.
i. Kejang.
j. Cidera lahir.
b. Kejang.
e. Merintih.
g. Sianosis sentral.
b. Jika tali pusat terkena kotoran atau tinja, dicuci dengan sabun
kering.
busuk, berdarah.
bayi.
i. Kunjungan Neonatal
d) Memberikan imunisasi HB 0
hari yaitu :
a) Minum
makanan apapun.
sering terjadi adalah 6-10 kali sehari dengan warna urine pucat.
ml/kg/hari.
c) Kebersihan kulit
Kebersihan kulit perlu benar-benar dijaga. Walaupun
tangan.
d) Keamanan
e) Tanda bahaya
sulit atau lebih dari 60x/menit, terlalu hangat (> 38oC) atau
terlalu dingin (< 36oC), kulit bayi kering terutama pada 24 jam
berlebihan.
g) Jaga kehangatan
kanguru.
a. Pengertian Resiko
bayi.
kehamilan dengan satu atau lebih faktor resiko, baik dari ibu
yaitu perdarahan sebelum bayi lahir, ibu dengan faktor resiko dua
atau lebih, tingkat resiko kegawatannya meningkat, dan
a) Primi muda
yang mungkin terjadi antara lain : bayi lahir belum cukup umur
b) Primi tua
pada ibu dan organ kandungan yang menua, jalan lahir tambah
dari 2 tahun. Kesehatan fisik dan rahim ibu masih butuh cukup
persalinan.
e) Grandemultipara
persalinan.
kandungan dan jalan lahir tidak lentur lagi. Bahaya yang dapat
terjadi diantaranya :
20-25 tahun.
>40 tahun.
dari 2.500 gram pada waktu lahir dapat disebabkan oleh umur
1,6x lebih banyak pada ibu hamil di usia tua dibanding ibu
kehamilan.
muda.
berbagai faktor antara lain ras, usia kehamilan, dan usia ibu.
tidak proposional.
kurang.
kandungan.
2007; 26)
1) Data subyektif
a) Biodata
(1.) Nama
(2.) Umur
(3.) Agama
Sebagai dasar bidan untuk mengetahui
(4.) Pendidikan
(5.) Pekerjaan
dengan persalinan.
(7.) Alamat
istrinya.
b) Riwayat pasien
Yulifah, 2013)
2012)
Sulistyawati, 2012)
Data ini penting untuk dikaji karena dari data ini kita akan
dan gunting kuku. Adat ini akan sangat merugikan pasien dan
Sulistyawati, 2012)
f) Data Psikologis
2012)
2) Data obyektif
a) Keadaan Umum
Sulistyawati, 2012)
b) Kesadaran
c) Tanda-tanda vital
Pengukuran tanda-tanda vital meliputi tekanan darah
darurat.
apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap
masalah yang berkaitan. Oleh karena itu, pada langkah ini tugas
dan aman.
7) Langkah 7 : evaluasi
Pada langkah ketujuh, ini dilakukan evaluasi keefektifan
fisik klien, hasil laboratorium dan uji diagnosis lain yang dirumuskan
disimpulkan.
klien.
Pasal 18
Dalam penyelenggaraan Praktik Kebidanan, Bidan memiliki
Pasal 19
a pada masa sebelum hamil, masa hamil, masa persalinan, masa nifas,
meliputi pelayanan :
c. Persalinan normal.
e. Ibu menyusui.
a. Episiotomi.
eksklusif.
postpartum.
Pasal 20
huruf b diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak pra
sekolah.
sekolah.
pemberian tanda identitas diri, dan merujuk kasus yang tidak dapat
ditangani dalam kondisi stabil dan tepat waktu ke Fasilitas Pelayanan
atau povidon iodine serta menjaga luka tali pusat tetap bersih dan
kering.
5) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan anak pra sekolah
Perkembangan (KPSP).
ibu dan keluarga tentang perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif,
tanda bahaya pada bayi baru lahir, pelayanan kesehatan, imunisasi,
Pasal 21
keluarga berencana.
938/MenKes/SK/VIII/2007 yaitu :
Standar I : Pengkajian.
Standar IV : Implementasi.
Standar V : Evaluasi.
klien, sebagai hasil dan catatan yang ada pada status serta data ibu hamil,
Ibu mengatakan saat ini mengeluh sering buang air kecil, disertai kenceng-
kenceng.
a. Data Subyektif
1) Biodata
pendidikan terakhir SD, tinggi badan 150 cm, berat badan 55 kg,
3) Keluhan Utama
gram.
kehamilan.
sebanyak 3 kali.
c) Riwayat Haid
November 2017.
5) Riwayat Kesehatan
disebutkan di atas.
kecil, mudah haus dan lapar, berat badan turun secara drastis
kista. Dan ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada riwayat bayi
kembar.
6) Kebiasaan
apapun dirumahnya.
7) Kebiasaan Sehari-hari
a) Pola nutrisi
yaitu dari frekuensi 5-6 kali sehari menjadi 6-7 kali sehari,
eliminasi.
c) Pola aktivitas
e) Pola seksual
seksualnya.
f) Pola istirahat
8) Data Psikologis
dan senang dengan kehamilan saat ini. Suami dan keluarga juga
tahun.
keselamatan janinnya.
12) Data Sosial Budaya
perut sebelah kiri dengan maksud untuk menjaga janin dari roh
halus.
bercampur darah.
b. Data Obyektif
a) Pemeriksaan fisik
seclera berwarna putih, hidung bersih, tidak ada polip, mulut bibir
lembab, tidak pucat, gigi tidak berlubang, gusi tidak epulis, gigi
mamae tidak ada benjolan, tidak ada luka bekas operasi, abdomen
nigra dan tidak ada luka bekas operasi, pada genetalia vagina
tidak ada varises dan tidak oedema, anus tidak ada hemoroid,
dan ekstremitas bawah (kaki) kuku tidak pucat, tidak oedema, dan
b) Pemeriksaan obstetric
panggul.
c) Pemeriksaan penunjang
2. Interpretasi Data
a. Diagnosa (nomenklatur)
1) Data Subyektif
2) Data Obyektif
b. Masalah
kenceng dan ibu merasa kurang nyaman karena sering buang air kecil.
c. Kebutuhan
3. Diagnosa Potensial
b. Beritahu ibu tentang penyebab sering buang air kecil dan kenceng-
kenceng
36,5◦C, TFU 30cm, DJJ 138x/menit, bagian atas perut ibu (leopold I)
teraba bokong bayi, bagian kiri perut ibu (leopold II) teraba punggung
janin, dan bagian bawah perut ibu (lepold III) teraba kepala janin. Pada
panggul (divergen).
b. Memberitahu ibu penyebab dari sering buang air kecil yaitu karena
c. Memberitahu ibu cara mengatasi keluhan sering buang air kecil yaitu
ibu dapat tarik nafas panjang dan tidur dengan posisi miring ke kiri.
tangan dan kaki, pusing kepala yang hebat, tekanan darah >140/90
mmHg, protein urine +1 (pre eklampsia), gerakan janin kurang dari 10-
nanti ketika sudah lahir sampai usia 6 bulan tanpa diberikan tambahan
b. Ibu sudah tahu penyebab dari sering buang air kecil dan kenceng-
kenceng.
III
1. Subyektif
2. Obyektif
3. Assesment
4. Penatalaksanaan
Hasil : ibu bersedia untuk tetap minum tablet tambah darah 1x sehari
1. Subyektif
10 menit.
2. Obyektif
mmHg, TFU 29cm, DJJ 134x/menit, berat badan 63kg. Leopold I teraba
3. Assesment
berat badan 63kg. Pada bagian atas perut ibu kemungkinannya bokong
bayi. Pada bagian kiri perut ibu kemungkinannya punggung bayi dan
b. Memberitahu ibu untuk tarik nafas panjang atau tidur miring kiri jika
kenceng-kenceng
Hasil : ibu bersedia untuk tarik nafas panjang atau tidur miring kiri
Hasil : ibu bersedia untuk minum tablet tambah darah 1x sehari dan
(PERSIAPAN PERSALINAN)
karena usia kehamilan Ny.K sudah melewati Hari Perkiraan Lahir (HPL) 3 hari.
Pada tanggal 27 Agustus 2018 pukul 08.00 WIB Ny. K bersama suami
RSUD Suradadi. Sebelum diberi surat rujukan Ny. K diperiksa terlebih dahulu
oleh Bidan, setelah dilakukan pemeriksaan oleh Bidan R ditemukan hasil bahwa
belum ada pembukaan. Ny. K diberi surat rujukan dari puskesmas untuk
Pada tanggal 27 Agustus 2018 pukul 12.00 WIB hari pertama dilakukan
induksi persalinan pembukaan hanya 1 cm. Tanggal 28 Agustus 2018 hari kedua
pembukaan masih sama 1 cm. Tanggal 29 Agustus 2018 pukul 05.00 pembukaan
A. PERSALINAN
Cara persalinan : SC
B. NIFAS
Kontraksi : Keras
PPV : ± 50 cc
Bau : Khas
Tekanan darah : 103/95 mmHg
Anak ke : 3 (tiga)
Panjang badan : 45 cm
Lingkar kepala : 31 cm
Menangis : Kuat
A/S : 8, 9, 10
Pemberian imunisasi HB 0
11.00 WIB.
Ibu mengatakan masih merasakan sedikit nyeri pada luka bekas operasi.
perdarahan dalam batas normal. Ibu sudah bisa duduk, berjalan, menyusui
1. Subyektif
kesehatan. Pada waktu nifas ibu makan 3-4 kali dalam sehari, porsinya 1
piring, jenisnya beragam, minumnya 7-8 gelas sehari, jenisnya air putih
Ibu mengatakan selama masa nifas bisa BAB pada hari ketiga,
jernih. Pola istirahat ibu selama nifas tidur siang 2 jam dan tidur malam 7
rumah tangga, sehari ibu mandi 2 kali, keramas baru 1 kali, gosok gigi 3
keluar, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus keras, PPV lochea rubra
3. Assesment
4. Penatalaksanaan
85x/menit, kondisi ibu baik, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi keras,
b. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya masa nifas yaitu demam tinggi
ibu terasa lemas dan pucat, pembengkakan pada wajah, tangan, dan
kaki, penglihatan kabur, nyeri kepala yang hebat, perasaan tidak ingin
Hasil : ibu bersedia untuk istirahat cukup dan makan makanan bergizi
2 kali sehari, ganti pembalut minimal 2-3 kali sehari dan menjaga luka
Hasil : ibu bersedia untuk menjaga kebersihan diri dan luka bekas
1. Subyektif
makanan beragam, minum 8-10 gelas sehari, dan tidak ada gangguan
menyapu dan mencuci piring. Sehari mandi 2x, gosok gigi 3x, ganti baju
2. Obyektif
simetris, konjungtiva tidak pucat, seclera putih, puting susu menonjol, ASI
kurang lancar, TFU pertengahan pusat dan simfisis, kontraksi keras, PPV
lochea sanguinolenta warna coklat tua bau khas. Pada ekstremitas atas dan
4. Penatalaksanaan
Hasil : ibu bersedia untuk makan makanan bergizi dan tidak ada
bulan.
1. Subyektif
makanan beragam, minum 8-10 gelas sehari, dan tidak ada gangguan
mengatakan tidur siang 1 jam dan malam kurang lebih 7 jam. Sehari
mandi 2 kali, gosok gigi 3 kali, ganti baju 2 kali, dan keramas 3x
seminggu.
2. Obyektif
simetris, konjungtiva tidak pucat, seclera putih, puting susu menonjol, ASI
sudah keluar, TFU sudah tidak teraba, PPV lochea serosa warna
kekuningan, luka jahitan operasi kering dan tidak ada pus. Pada
ekstremitas atas dan bawah tidak edema dan tidak ada varises.
3. Assesment
4. Penatalaksanaan
respirasi 23x/menit, suhu badan 36,5◦C, TFU sudah tidak teraba, PPV
lochea serosa warna kekuningan, luka jahitan operasi kering dan tidak
ada pus.
Hasil : ibu sudah tahu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
Hasil : ibu bersedia untuk makan makanan bergizi dan tidak ada
kontrasepsi mantap.
AKDR atau alat kontrasepsi dalam rahim, biasa di kenal dengan IUD.
efektif.
Hasil : ibu sudah tahu macam-macam KB yang cocok untuk usia lebih
dari 35 tahun
(implant/IUD) atau MOP/MOW karena usia ibu yang sudah lebih dari
35 tahun.
1. Subyektif
Ibu mengatakan bayinya sehat dan menyusu, tidur pulas, dan tidak
rewel. BAK 7x/hari dan BAB 2-3 kali/hari. Ibu mengatakan bayinya hanya
2. Obyektif
pembesaran kelenjar polip, tidak ada cuping hidung, bentuk bibir simetris,
tidak pucat, bibir lembab dan tidak ada labiopalatokisis, refleks sucking
dan rooting ada aktif. Bentuk dada simetris, tidak ada retraksi dinding
dada, lingkar dada 29 cm, refleks moro ada aktif, pada bagian ekstremitas
tidak ada polidaktil dan sindaktil, gerakan aktif, refleks graps ada aktif,
kulit kemerahan, tali pusat belum lepas dan tidak berbau busuk.
3. Assesment
normal.
4. Penatalaksanaan
keadaan bayi baik dan sehat, suhu badan 36,6◦C, respirasi 41x/menit,
keadaan baik.
Hasil : ibu sudah mengerti cara perawatan tali pusat dan tali pusat
Bayi tidak mau menyusu, kejang-kejang, lemah, sesak nafas (lebih dari
berbau, dan bernanah, demam atau panas tinggi, mata bayi bernanah,
diare atau buang air besar lebih dari 3 kali/ hari dengan konsistensi
cair, kulit dan mata bayi kuning, tinja bayi saat buang air besar
berwarna pucat.
Hasil : ibu sudah tahu tanda bahaya pada bayi.
e. Menganjurkan ibu untuk mengganti popok bayi ketika bayi BAB dan
BAK agar bayi tidak hipotermi dan menjaga personal hygiene agar
1. Subyektif
pulas, dan tidak rewel. BAK 8x/hari dan BAB 2 kali/hari. Ibu mengatakan
2. Obyektif
jantung 131x/menit. Berat badan 2600 gram, panjang badan 45 cm, mata
simetris, konjungtiva tidak pucat, seclera putih, bayi menghisap kuat saat
menyusu, pernafasan teratur, gerakan bayi aktif, tali pusat sudah lepas.
3. Assesment
normal.
4. Penatalaksanaan
BAB untuk menjaga personal hygiene bayi agar tidak terkena infeksi.
Hasil : ibu mengatakan bayinya menyusu dengan kuat dan sering, tidur
1. Subyektif
pulas, dan tidak rewel. BAK 10x/hari dan BAB 2 kali/hari. Ibu
2. Obyektif
putih, bayi menghisap kuat saat menyusu, pernafasan teratur, gerakan bayi
3. Assesment
normal.
4. Penatalaksanaan
BAB untuk menjaga personal hygiene bayi agar tidak terkena infeksi.
Hasil : ibu mengatakan bayinya menyusu dengan kuat dan sering serta
Cairan pervaginam berwarna putih (lochea alba). Tekanan darah terakhir dalam
batas normal 110/70 mmHg. Ibu mengatakan bayinya dalam keadaan sehat, dan
menyusu dengan kuat. Berat badan bayinya sekarang 2.900 gram. Asuhan yang
diberikan kepada ibu yaitu untuk terus memberikan ASI kepada bayinya sampai
menganjurkan ibu untuk tetap makan-makanan yang bergizi dan menjaga pola
Dalam bab ini penulis akan membahas masalah-masalah yang ada selama
pembuatan laporan tugas akhir ini. selain itu juga untuk mengetahui dan
membandingkan adanya kesamaan atau kesenjangan selama memberikan asuhan
kebidanan dengan teori yang sama.
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari
1. Pengkajian/pengumpulan Data
a. Data Subyektif
1) Identitas
a) Nama
Pada kasus ibu mengatakan bernama Ny. K.
b) Umur
usia atau tidak. Karena pada usia > 35 tahun terjadi perubahan
lagi.
yang lama.
masalah yang muncul antara lain resiko pada bayi yaitu asfiksia
neonatus, kelainan kongenital, BBLR, persalinan prematur,
c) Keluhan Utama
e) Tingkat Pendidikan
Sukini, 2016)
f) Pekerjaan
Dari data yang diperoleh, Ny. K sebagai ibu rumah tangga,
g) Alamat
kehamilan ke Puskesmas.
kali selama kehamilan. Satu kali pada triwulan pertama, 1 kali pada
triwulan kedua, dan 2 kali pada triwulan ketiga. (Ai Yeyeh Rukiyah,
2009)
4) Riwayat Haid
5) Riwayat Kesehatan
Dari data yang diperoleh dilahan, ibu mengatakan saat ini dan
disebutkan diatas.
2013)
menu makan bervariasi seperti nasi, ikan, sayur, dan lain-lain. Ibu
asupan energi sebesar 285 kkal per hari. Tambahan energi ini
dan kalsium.
kebiasan BAB yaitu tetap 1x/hari konsistensi agak keras dan namun
tonus dan mortili lambung dan usus terjadi reabsorbsi zat makanan
Hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus karena
kandung kemih.
berkaitan dengan perubahan sistem pada tubuh ibu hamil, hal ini
sebagainya.
nyaman.
hamil pola seksualnya tidak menentu serta tidak ada gangguan dalam
pola seksualnya.
pola hubungan seksual ibu, apakah ada keluhan atau tidak, frekuensi
kesenjangan antara teori dan kasus karena Ny. K tidak ada gangguan
Pada pola istirahat ibu mengatakan selama hamil ini tidak ada
perubahan dalam pola istirahat. Tidur siang ± 2 jam dan malam ± 7-8
jam.
tidur siang. Oleh karena itu perlu kita sampaikan tidur siang sangat
sekitar 2 jam dan tidur malam sekitar 7-8 jam sesuai dengan teori
7) Data Psikologis
anaknya dan senang dengan kehamilan saat ini. suami dan keluarga
teori dengan kasus, karena respon ibu dan keluarga positif dengan
kehamilannya.
8) Data Perkawinan
Pada kasus Ny. K mengatakan ini status perkawinannya sah,
17 tahun.
seprti Berapa tahun usia ibu saat menikah pertama kali, status
antara teori dan kasus karena ini merupakan pernikahan pertama Ny.
diperut sebelah kiri dengan maksud untuk menjaga janin dari roh
halus.
kuku. Adat ini akan sangat merugikan pasien dan janin karena hal
tersebut justru akan menghambat pertumbuhan dan membahayakan
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum
b) Kesadaran
c) Tanda-tanda Vital
respirasi 23x/menit.
d) Tinggi badan
badan < 145 cm, maka faktor resiko panggul sempit yang
dengan kasus karena Ny. K memiliki tinggi badan > 145 cm dan
e) Berat badan
bulan.
2) Pemeriksaan Obstetri
b) Palpasi
c) Auskultasi
3) Pemeriksaan Laboratorium
2. Interpretasi Data
kehamilan yang dihadapi seperti primi muda, primi tua, anak terkahir < 2
3. Diagnosa Potensial
Pada kasus ini diagnosa potensial yang terjadi adalah perdarahan,
mencapai usia 35 tahun atau lebih pada saat hamil, pada usia tersebut
mudah terjadi penyakit pada ibu dan organ kandungan yang menua, jalan
lahir tambah kaku. Ada kemungkinan besar ibu hamil mendapatkan anak
Namun dalam hal ini Ny. K tidak mengalami salah satu diantara
adalah diketahuinya secara dini keadaan resiko tinggi ibu dan janin,
5. Intervensi
tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien
pasien dan tidak ada kesenjangan, karena intervensi yang dibuat sesuai
6. Implementasi
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti apa yang telah
Perencanaan ini bisa dilakukan seluruh bidan atau sebagian oleh klien
23x/menit, Suhu badan 36,5◦C, TFU 30 cm, DJJ 138x/menit, bagian atas
perut ibu (leopold I) teraba bokong bayi, bagian kiri perut ibu (leopold II)
teraba punggung janin, dan bagian bawah perut ibu (lepold III) teraba
Sehingga dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
menjelang persalinan.
kemih ketika ada dorongan ingin berkemih, perbanyak minum pada siang
hari, jangan kurangi minum dimalam hari kecuali menggangu tidur dan
kaki, pusing kepala yang hebat, tekanan darah > 140/90 mmHg, protein
dan kasus, karena pasien mengetahui apa saja tanda bahaya pada masa
kehamilan dan tidak ditemukan salah satu atau lebih tanda bahaya
lebih dari 1 orang yang memiliki golongan darah yang sama dan bersedia
cadangan untuk biaya persalinan dan biaya lainnya, suami, keluarga, dan
dan kasus karena Ny. K mengetahui apa saja yang perlu disiapkan untuk
banyinya nanti ketika sudah lahir sampai usia 6 bulan tanpa diberikan
7. Evaluasi
Suhu badan 36,5◦C, TFU 30 cm, DJJ 138x/menit, bagian atas perut ibu
teraba bokong bayi, bagian kiri perut ibu teraba punggung janin, dan
bagian bawah perut ibu teraba kepala janin. Pada leopold IV kepala bayi
hari.
atau dana cadangan untuk biaya persalinan dan biaya lainnya (berupa
pada Ny.K baru didapatkan salah satu tanda persalinan yaitu ibu
bercampur darah.
kontrasepsi jangka panjang jika usia bayinya sudah 2 tahun. Dan ibu
1. Subyektif
dengan usia kehamilan yang sudah aterm sehingga tidak ada kesenjangan
2. Obyektif
batas normal.
3. Assesment
4. Penatalaksanaan
bagian kiri perut ibu kemungkinannya punggung bayi dan sebelah kiri
normal.
agar rasa nyeri lebih berkurang.Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa
ibu telah melakukan anjuran bidan untuk tarik nafas panjang jika terasa
kenceng-kenceng.
pada malam hari dan calcium lactate 2x sehari. Dalam hal ini didapatkan
hasil bahwa ibu rutin minum tablet tambah darah 1x sehari dan calcium
tabulin berupa BPJS aktif, fotocopy Kartu Keluarga, fotocopy buku KIA,
lebih dari 1 orang yang memiliki golongan darah yang sama dan bersedia
cadangan untuk biaya persalinan dan biaya lainnya, suami, keluarga, dan
Nasional dan keperluan lain untuk ibu dan bayi, rencanakan ikut KB
setelah bersalin. Tanyakan ke petugas kesehatan cara ber-KB. Sehingga
dalam hal ini dapat disimpulkan tidak ada kesenjangan antara teori dan
persalinannya.
DATA PERKEMBANGAN II
(KUNJUNGAN ANC KE-3)
1. Subyektif
darah.
lendir yang terdapat pada kalanis servikalis lepas, maka terjadi perdarahan
2. Obyektif
mmHg, TFU 29cm, DJJ 134x/menit, berat badan 63kg. Leopold I teraba
menentukan letak janin yang berada pada bagian fundus (kepala atau
batas normal karena dari hasil pemeriksaan palpasi posisi janin normal
3. Assesment
4. Penatalaksanaan
batas normal. Tekanan darah 110/70 mmHg, TFU 29cm, DJJ 134x/menit,
berat badan 63kg. Pada bagian atas perut ibu kemungkinannya bokong
bayi. Pada bagian kiri perut ibu kemungkinannya punggung bayi dan
dapat disimpulkan bahwa ibu sudah mengetahui keadaan ibu dalam batas
normal.
Memberitahu ibu untuk tarik nafas panjang atau tidur miring kiri jika
melakukan anjuran bidan untuk tarik nafas panjang jika terasa kenceng-
minum 1 tablet tambah darah setiap hari minimal selama 90 hari. Tablet
mual.Dalam hal ini didapatkan hasil bahwa ibu rutin minum tablet tambah
yang dapat hidup diluar uterus melalui vagina ke dunia luar. Proses tersebut
dapat dikatakan normal atau spontan jika bayi yang dilahirrkan berada ada
posisi letak belakang kepala dan berlangsung tanpa bantuan alat-alat atau
pertolongan serta tidak melukai ibu atau bayi. (Jenny J.S Sondakh, 2013)
sayatan pada dinding uterus melalui depan perut. (Amru Sofian, 2011)
uteria mengancam, partus lama, partus tak maju, distosia serviks, preeklamsia
gagal dalam induksi persalinan. Ny. K diberi surat rujukan dari puskesmas
2018 hari kedua pembukaan masih sama 1 cm. Tanggal 29 Agustus 2018
Sectio Cesarea (SC). Pada tanggal 29 Agustus 2018 pukul 12.33 WIB bayi
lahir secara SC dengan berat lahir 2.600 gram dan panjang badan 45 cm.
Ny. K dengan sectio caesarea adalah tepat karena air ketuban sudah
berkurang dan gagal dalam induksi persalinan dengan fase pembukaan kala 1
yang lama.
USG untuk menilai usia kehamilan, jumlah air ketuban oligohidramnion atau
tidak, gerakan janin, dan keadaan maturitas plasenta. Atas hasil temuan dari
timbulnya his. Namun pada tindakan induksi persalinan terhadap Ny. K yang
masa kehamilan dan persalinan yang dimulai sejak setelah lahirnya plasenta
dan berakhir ketika alat-alat reproduksi kembali dalam kondisi wanita tidak
2016)
makanan, cairan dan istirahat, memastikan ibu menyusui dengan baik dan
bayi, rawat tali pusat,menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-
a. Subyektif
Pada kunjungan nifas 3 hari post SC didapatkan data
obatan selain dari tenaga kesehatan. Pada waktu nifas ibu makan 3-4
8 gelas sehari, jenisnya air putih dan teh, serta tidak ada gangguan.
Ibu mengatakan selama masa nifas bisa BAB pada hari ketiga,
kuning jernih.
jam dan dalam 24 jam pertama juga harus buang air besar karena
semakin lama feses tertahan dalam usus maka akan semakin sulit
juga sudah lancar ibu sudah bisa BAB tidak lebih dari 3 hari.
b. Obyektif
hari 1-3 postpartum berisi darah segar bercampur darah sel desidua,
sisa darah.
antara teori dengan kasus, karena pada hari ketiga lochea masih
c. Assesment
d. Penatalaksanaan
wajah, tangan, dan kaki, penglihatan kabur, nyeri kepala yang hebat,
pembalut minimal 2-3 kali sehari dan menjaga luka bekas operasi
pada ibu nifas yaitu infeksi pada luka bekas operasi, keluar cairan
berbau dari jalan lahir, suhu badan meningkat lebih dari 39°C,
teori dan kasus karena tidak ditemukan tanda-tanda bahaya pada Ny.
tanda vital dalam batas normal, asupan nutrisi terpenuhi dengan baik.
makanan, cairan dan istirahat, memastikan ibu menyusui dengan baik dan
bayi, rawat tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi
a. Subyektif
keras, BAK 5x/hari, berwarna kuning jernih, tidak ada gangguan. Ibu
piring. Sehari mandi 2x, gosok gigi 3x, ganti baju 2x, mengganti
merawat bayinya.
b. Obyektif
coklat tua bau khas. Pada ekstremitas atas dan bawah tidak edema
antara teori dan kasus karena proses involusi uteri berjalan dengan
c. Assesment
d. Penatalaksanaan
payudara kiri dengan tangan kiri kemudia urut payudara dengan sisi
penting bagi ibu nifas untuk kelancaran produksi ASI. Selama nifas
teori dan kasus karena hasil pemeriksaan dalam batas normal, serta
ASInya.
3. Nifas 18 hari post SC
rawat tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
a. Subyektif
piring. Pada pola istirahat Ny. K tidur siang 1 jam dan malam sekitar
7 jam. Sehari mandi 2 kali, gosok gigi 3 kali, ganti baju 2 kali, dan
keramas 3x seminggu.
dirinya sendiri.
b. Obyektif
puting susu menonjol, ASI sudah keluar lancar, TFU sudah tidak
teraba, PPV lochea serosa warna kekuningan, bau khas, luka jahitan
operasi kering dan tidak ada pus. Pada ekstremitas atas dan bawah
post partum pada 14 hari dan seterusnya tinggi fundus uteri sudah
tidak teraba. Berat uterus sekitar 350 gram dan diameter uterus 5 cm.
antara teori dan kasus, karena pada pemeriksaan 18 hari ini tinggi
fundus uteri sudah tidak teraba, PPV berwarna kekuningan, tanda-
c. Assesment
d. Penatalaksanaan
2016)
mandi minimal 2 kali sehari, ganti pembalut minimal 2-3 kali sehari.
dan IUD.
menjaga pola istirahat dengan baik. Data ini didapatkan tidak dengan
minggu masa nifas yang perlu dikaji adalah menanyakan kepada ibu
Sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan
a. Subyektif
ketiga ibu mengatakan bayinya sehat dan menyusu, tidur pulas, dan
tidak rewel. BAK 7x/hari dan BAB 2-3 kali/hari. Ibu mengatakan
terjadi dengan frekuensi 6-10 kali sehari dengan warna urine yang
pucat. Kondisi ini menunjukkan masukan cairan yang cukup.
teori dengan kasus karena bayi BAK lebih dari 6 kali/hari dan bayi
b. Obyektif
neonatus hari ketiga adalah berat badan 2600 gram, panjang badan
belum lepas dan tidak berbau busuk, pemeriksaan fisik dalam batas
normal.
Suhu tubuh aksila pada bayi normal adalah 36,5◦C – 37,5◦C. Berat
antara teori dengan kasus karena pada bayi Ny. K hasil pemeriksaan
c. Assesment
Menurut Ari Sulistyawati (2012) masalah atau diagnosa
d. Penatalaksanaan
yaitu keadaan bayi baik dan sehat, suhu badan 36,6◦C, respirasi
agar nutrisi bayi tercukupi atau setiap 2-3 jam sekali.Menurut Vivian
Nanny Lia Dewi (2014) ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi.
Berikan ASI sesering mungkin atau setiap 2-3 jam bergantian antara
payudara kanan dan kiri. Sehingga dalam hal ini tidak ada
kesenjangan antara teori dan kasus karena bayi disusui setiap 2-3
antara teori dengan kasus karena ibu sudah tahu bagaimana cara
perawatan tali pusat yang baik, yaitu hanya menggunakan kasa steril
saja.
berbau, dan bernanah, demam atau panas tinggi, mata bayi bernanah,
diare atau buang air besar lebih dari 3 kali/ hari dengan konsistensi
cair, kulit dan mata bayi kuning, tinja bayi saat buang air besar
ketika bayi BAB dan BAK agar bayi tidak hipotermi dan menjaga
a. Subyektif
pulas, dan tidak rewel. BAK 8x/hari dan BAB 2 kali/hari. Ibu
keinginan bayi.
teori dan kasus kena pada hari ke 7 pola eliminasi bayi khususnya
b. Obyektif
teori dan kasus karena pada kunjungan 7 hari tali pusat sudah lepas.
c. Assesment
d. Penatalaksanaan
Jenny J.S Sondakh (2013) bunyi jantung pada bayi baru lahir antara
aksila pada bayi normal adalah 36,5◦C – 37,5◦C. Sehingga dalam hal
ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus karena hasil
BAK dan BAB untuk menjaga personal hygiene bayi agar tidak
Jenny J.S Sondakh (2013) orangtua diajarkan cara merawat bayi dan
melakukan perawatan harian bayi baru lahir meliputi pemberian ASI
sesuai dengan kebutuhan setiap 2-3 jam, dimulai dari hari pertama,
keamanan bayi terhadap trauma dan infeksi. Sehingga dalam hal ini
tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus karena ibu selalu
a. Subyektif
bayinya sehat dan menyusu dengan aktif, tidur pulas, dan tidak
b. Obyektif
teori dan kasus karena tanda-tanda vital bayi dalam batas normal.
c. Assesment
bayi normal.
d. Penatalaksanaan
bayi BAK dan BAB untuk menjaga personal hygiene bayi agar tidak
bayinya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Pada langkah interpretasi data yang sesuai pada data subyektif dan
teori yang ada. Sehingga tidak ditemukan kesenjangan antra teori dan
kasus.
A. Saran
1. Bagi Penulis
terbaru.
3. Bagi Institusi
4. Bagi Masyarakat
Atika, V, Jaya, P. 2016. Asuhan Kebidanan pada Neonatus, Bayi, Balita, dan
Anak Pra Sekolah. Jakarta : CV Trans Info Media.
Dinkes Jawa Tengah. 2018. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.
https://jatengprov.go.id.
Dinkes Kabupaten Tegal. 2017. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.
DepKes RI. 2017. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.
www.depkes.go.id.
Gary, CF. 2013. Dalam buku Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta : Penerbit Erlangga.
Handayani, E, Astuti, WP. 2016. Asuhan Holistik pada Masa Nifas dan Menyusui.
Yogyakarta : Trans Medika.
Https://eprints.undip.ac.id/44831/3/melida_dwi_hardiyanti_220101101
0026_BAB2KTI.pdf
Hutabarat, H. 2010. Dalam Buku Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
JNPK. 2007. Pelatihan Asuhan Persalinan Normal Buku Acuan. Jakarta : JNPK
KR/POGI dan JHPIEGO.
Kosim, MS. 2007. Dalam buku Asuhan Kebidanan pada Neonatus, Bayi, Balita,
dan Anak Pra Sekolah. Jakarta : CV Trans Info Media.
Manuaba, IB. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC.
Marliandiani, Y. 2015. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas dan
Menyusui. Jakarta : Salemba Medika.
Nanny, V. 2014. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Salemba
Medika.
Puskesmas Jatibogor. 2018. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.
Kabupaten Tegal.
Sondakh, JS. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta :
Penerbit Erlangga.
Abstrak
Angka Kematian Ibu pada tahun 2016 tercatat 173 kematian per 1.000 kelahiran. AKI
mengalami penurunan setiap tahunnya mulai dari tahun 2015 33 kasus, kemudian berkurang
menjadi 27 kasus di tahun 2016 dan tahun 2017 AKI berkurang menjadi 14 kasus saja. Jumlah
AKI di Desa Jatibogor tahun 2017 ada 0 kasus dan AKB ada 12 kasus, sedangkan pada tahun
2018 jumlah AKI di Desa Jatibogor 2 kasus dan AKB 9 jiwa. Maka dalam rangka menurunkan
jumlah AKI dan AKB di Jawa Tengah pemerintah membuat program OSOC yang diharapkan
dapat melakukan upaya preventif dan promotif dalam rangka meningkatkan kesehatan ibu dan
anak melalui pendampingan sejak hamil hingga nifas 42 hari.
Tujuan umum dilakukannya studi kasus ini untuk meningkatkan kemampuan dan
keterampilan mahasiswa untuk memperoleh pengalaman secara nyata yang dapat digunakan
dalam memberikan Asuhan Kebidanan pada ibu dengan faktor resiko umur lebih dari 35 tahun
melalui pendekatan menejemen kebidanan menurut Varney dan metode SOAP. Penelitian ini
menggunakan pendekatan studi kasus. Subyek penelitian adalah ibu hamil Ny. K berusia 37 tahun
dengan kehamilan faktor resiko umur > 35 tahun. Data diambil sejak bulan Agustus sampai
Oktober 2018. Data ini diambil dengan menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi.
Dari semua data yang diperoleh penyusun selama melakukan asuhan kebidanan
komprehensif pada Ny. K sejak umur kehamilan 38 minggu lebih 2 hari, bersalin, hingga nifas 40
hari post SC. Penyusun menyimpulkan bahwa masa kehamilan dengan faktor umur pada Ny. K
normal, saat persalinan dilakukan sectio caesarea, bayi baru lahir dan masa nifas berlangsung
normal. Diharapkan bagi tenaga kesehatan mampu melakukan peningkatan mutu pelayanan
asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas untuk membantu
mengurangi AKI dengan adanya program-program yang terbaru.
Kata kunci : Asuhan Kebidanan, komprehensif, Faktor resiko umur > 35 tahun.
Kasus : Seorang ibu hamil (Ny. K) usia 37 tahun dengan umur kehamilan 41 minggu lebih 3
hari G3 P2 A0 dengan faktor resiko umur > 35 tahun, ibu bersalin secara SC, keadaan selama
nifas dalam batas normal sampai 40 hari post partum.
PENDAHULUAN persalinan lama, ruptur uteri, bayi lahir
prematur atau belum cukup bulan,
Kehamilan resiko tinggi serotinus dan yang lainnya 1 .
merupakan keadaan yang dapat
mempengaruhi optimalisasi ibu maupun Jumlah kasus kematian Ibu di
janin pada kehamilan yang dihadapi. Indonesia mengalami penurunan dari
Untuk menghadapi resiko tinggi harus 4.999 kasus pada tahun 2015 turun
diambil sikap proaktif, berencana menjadi 4.912 kasus di tahun 2016,
dengan upaya promotif dan preventif sementara hingga semester satu di tahun
sampai dengan waktunya harus diambil 2017 sejumlah 1.712 kasus. Demikian
sikap tegas dan cepat untuk pula untuk Angka Kematian Bayi
menyelamatkan ibu dan janin. (AKB) juga mengalami penurunan dari
Keuntungan pengawasan antenatal 33.278 kasus pada tahun 2015 menjadi
adalah diketahuinya secara dini keadaan 32.007 kasus pada tahun 2016,
resiko tinggi ibu dan janin, sehingga sementara hingga pertengahan tahun
dapat melakukan pengawasan yang lebih 2017 tercatat sebanyak 10.294 kasus
intensif, memberikan pengobatan kematian bayi 3 .
sehingga resikonya dapat dikendalikan,
melakukan rujukan untuk mendapatkan Angka Kematian Ibu (AKI) di
tindakan yang adekuat 1 . Jawa Tengah pada tahun 2017 tercatat
88,58 kematian per 100.000 kelahiran.
Kehamilan resiko tinggi dibagi Penurunan AKI tersebut tetunya tidak
menjadi 2 golongan yaitu komplikasi terlepas dari Program Jateng Gayeng
obstetri dan komplikasi medis. Nginceng Wong Meteng yang
Komplikasi obstetri meliputi usia kurang diluncurkan pada tahun 2015 oleh
dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun, Gubernur Jawa Tengah. Selain capaian
paritas (primigravida primer atau AKI yang menggembirakan, Angka
sekunder, grandemultipara), riwayat Kematian Bayi (AKB) juga mengalami
persalinan (abortus lebih dari dua kali, penurunan. Pada tahun 2017 sudah turun
partus prematus 2 kali atau lebih, menjadi 8,93 per 1.000 kelahiran 4 .
riwayat kematian janin dalam rahim,
perdarahan pasca persalinan, riwayat Berdasarkan data Dinas
preeklamsia-eklamsia), riwayat Kesehatan Kabupaten Tegal Angka
kehamilan mola hidatidosa, riwayat Kematian Ibu (AKI) mengalami
persalinan dengan tindakan operasi, penurunan setiap tahunnya mulai dari
ekstraksi vakum, ekstraksi forceps, tahun 2015 33 kasus, kemudian
perdarahan antepartum, kehamilan berkurang menjadi 27 kasus di tahun
ganda, hidramnion, hamil dengan 2016 dan tahun 2017 AKI berkurang
kelainan letak, hamil disertai mioma menjadi 14 kasus saja. AKI juga
uteri atau kista ovarium. Komplikasi beriringan dengan Angka Kematian
medis meliputi kehamilan disertai Bayi (AKB) yang menurun signifikan
anemia, hipertensi, penyakit jantung, dari 9,6 di tahun 2014 menjadi 7,8 di
hamil dengan diabetes melitus, hamil tahun 2017 5 .
dengan obesitas, hamil dengan penyakit
Berdasarkan data yang diperoleh
hati, hamil disertai penyakit paru, dan
dari Puskesmas Jatibogor pada tahun
penyakit lainnya 2 .
2017 terdapat Angka Kematian Ibu
Kehamilan pada usia lanjut (AKI) 0 kasus dari jumlah keseluruhan
memuat resiko yang cukup berat. ibu hamil 840 orang dan Angka
Pasalnya, keadaan ibu sudah mulai Kematian Bayi (AKB) terdapat 12 jiwa
menurun tidak lagi seperti pada saat dari jumlah keseluruhan bayi 764 jiwa.
muda. Akibat yang dapat muncul yaitu Jumlah ibu hamil beresiko tinggi
perdarahan, ketuban pecah dini, terdapat 215 orang dengan kasus antara
lain ibu hamil usia < 20 tahun dan > 35 Pengumpulan data dilakukan
tahun sebanyak 105 kasus, ibu hamil dengan melakukan anamnesa
dengan riwayat SC sebanyak 15 kasus, (wawancara), observasi partisipatif
ibu hamil dengan KEK sebanyak 49 (pemeriksaan fisik, pemeriksaan
kasus. Pada tahun 2018 Angka penunjang, observasi perilaku selama
Kematian Ibu (AKI) sebanyak 2 kasus kehamilan hingga nifas), studi analisa
dari jumlah keseluruhan ibu hamil 832 dokumen (KIA, RM, dll). Data yang
orang dan Angka Kematian Bayi (AKB) didapatkan kemudian didokumentasikan
terdapat 9 jiwa dari jumlah keseluruhan kedalam laporan asuhan kebidanan
bayi 756 jiwa. Jumlah ibu hamil komprehensif dengan teknik 7 langkah
beresiko tinggi terdapat 183 orang varney yaitu mulai dari pengumpulan
dengan kasus antara lain ibu hamil usia data sampai evaluasi pada asuhan
< 20 tahun dan > 35 tahun sebanyak 97 kebidanan kehamilan dan juga
kasus, ibu hamil dengan riwayat SC menggunakan sistem subyektif,
sebanyak 18 kasus, ibu hamil dengan obyektif, analisis, planning (SOAP).
KEK sebanyak 25 kasus 6 .
HASIL DAN PEMBAHASAN
Salah satu program untuk
menurunkan AKI / AKB di Jawa Penelitian ini dilakukan untuk
Tengah, maka pemerintah membuat mengkaji kasus kebidanan patologi
program OSOC (One Student One dengan tujuan memberikan asuhan
Client) yang diharapkan dapat secara komprehensif sehingga dapat
melakukan upaya preventif dan promotif dideteksi secara dini komplikasi
dalam rangka meningkatkan kesehatan kehamilan dan dapat segera dilakukan
ibu dan anak, melalui pendampingan penatalaksanaan kasus.
sejak hamil, persalinan hingga 42 hari
masa nifas, untuk mendeteksi dini Dari hasil wawancara yang
terhadap faktor resiko maupun dilakukan didapatkan data Ny. K
komplikasi yang terjadi pada masa berumur 37 tahun, agama islam,
kehamilan, persalinan, nifas sehingga pendidikan terakhir SD, pekerjaan ibu
dapat dilakukan penanganan secara rumah tangga, mempunyai suami
cepat dan tepat. bernama Tn. T berumur 41 tahun, agama
islam, pendidikan terakhir SD, dan
METODE pekerjaan sebagai petani. Alamat rumah
di Desa Jatibogor RT 03/RW 10,
Penelitian ini menggunakan Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal.
pendekatan studi kasus yaitu mengkaji Kehamilan Ny. K ini merupakan
kasus kebidanan patologi. Peneliti dalam kehamilan yang ketiga, dan tidak pernah
melakukan penelitian mengacu pada mengalami keguguran. Ibu melakukan
asuhan kebidanan 7 langkah varney. kunjungan ANC sebanyak 8 kali selama
Kasus pada penelitian ini berfokus pada kehamilan ini. Ibu mengatakan hari
kasus ibu hamil dengan faktor resiko pertama haid terakhirnya pada tanggal
umur > 35 tahun. Subjek saat penelitian 15 November 2017 dan hari taksiran
dilakukan memiliki riwayat kehamilan persalinannya pada tanggal 22 Agustus
G3 P2 A0. Asuhan kebidanan dilakukan 2018. Dari hasil anamnesa didapatkan
sejak bulan Agustus yaitu pada saat ibu hasil ibu mengeluh sering buang air
hamil 38 minggu lebih 2 hari. Peneliti kecil dan kenceng-kenceng. Pada
terus melakukan pendampingan selama tanggal 22 Agustus 2018 tepat dihari
kehamilan, bersalin, nifas dan bayi baru taksiran persalinan Ny. K belum
lahir yang berakhir pada bulan oktober mengalami tanda-tanda persalinan. Pada
2018. tanggal 27 Agustus 2018 Ny. K
melakukan pemeriksaan USG di RSUD
Suradadi karena usia kehamilan sudah
melebihi HPL. Dari hasil pemeriksaan Dari hasil penelitian didapatkan
USG didapatkan hasil bahwa air ketuban bahwa ibu termasuk dalam kehamilan
sudah berkurang dan dianjurkan untuk beresiko karena faktor umur. Dalam
dilakukan induksi persalinan. Selama 3 proses persalinannya, ibu melahirkan
hari dilakukan induksi persalinan tidak secara sectio caesarea (SC) karena gagal
membuahkan hasil dan pembukaan dalam induksi persalinan. Pada masa
hanya sampai 3 cm (gagal induksi nifas sampai 40 hari keadaan ibu dan
persalinan). bayi dalam batas normal, tidak ada
masalah.
Proses persalinan pada Ny. K
terjadi pada usia kehamilan 41 minggu. KESIMPULAN
Menurut teori serotinus merupakan
suatu kondisi kehamilan dimana Dari penelitian yang telah
persalinan terjadi pada minggu ke 42 dilakukan penulis mendapatkan
atau lebih. Hasil USG menunjukkan gambaran dan pengalaman secara nyata
tanda adanya penurunan kondisi ketuban tentang pemberian asuhan kebidanan
yang mulai berkurang. Menurut bahwa Ny. K umur 37 tahun G3 P2 A0
Sujiyatini (2009) pemeriksaan hamil 41 minggu tidak ada kesenjangan
penunjang pada kehamilan lewat waktu antara teori dengan kasus.
yaitu USG untuk menilai usia
kehamilan, jumlah air ketuban SARAN
oligohidramnion atau tidak, gerakan Diharapkan bagi tenaga
janin, dan keadaan maturitas plasenta. kesehatan mampu melakukan
Atas hasil temuan dari Dr. SPOG mulai peningkatan mutu pelayanan asuhan
didapatkan advice untuk dilakukan kebidanan secara komprehensif pada ibu
induksi persalinan. Induksi persalinan hamil, bersalin, nifas untuk membantu
merupakan suatu upaya agar persalian mengurangi AKI dengan adanya
mulai berlangsung sebelum atau sesudah program-program yang terbaru.
kehamilan cukup bulan dengan jalan
merangsang timbulnya his. Namun pada
tindakan induksi persalinan terhadap Ny.
K yang dilakukan selama 3 hari tidak Daftar Pustaka
berhasil (gagal). Hasil penelitian
Setianingsih pada tahun 2015 2. Manuaba, IB. 2010. Ilmu Kebidanan
menunjukkan adanya hubungan yang Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta
signifikan antara tingkat kematangan : Buku Kedokteran EGC.
serviks (skor bishop) dengan 3. Hutabarat, H. 2010. Dalam Buku
keberhasilan induksi persalinan dengan Ilmu Kebidanan, Penyakit
nilai P = 0,05. Penelitian tersebut Kandungan, dan KB. Jakarta :
dilakukan pada 70 ibu bersalin dengan Penerbit Buku Kedokteran EGC.
kehamilan postterm di RSUD Dr. R. 4. DepKes RI. 2017. Angka Kematian
Koesma Tubansebanyak 41 responden Ibu dan Angka Kematian
(73,22%) yang berhasil diinduksi Bayi.www.depkes.go.id.
persalinan mempunyai skor bishop yang 5. Dinkes Jawa Tengah. 2018. Angka
matang. Sedangkan 13 responden Kematian Ibu dan Angka Kematian
(92,86%) yang mengalami kegagalan Bayi. https://jatengprov.go.id.
induksi persalinan mempunyai skor 6. Dinkes Kabupaten Tegal. 2017.
bishop yang tidak matang. Dari Angka Kematian Ibu dan Angka
penelitian tersebut, dapat diperkirakan Kematian Bayi.
bahwa kegagalan induksi persalinan 7. Puskesmas Jatibogor. 2018. Angka
pada Ny. K disebabkan belum Kematian Ibu dan Angka Kematian
matangnya serviks 7 . Bayi. Kabupaten Tegal
8. Setianingsih, dkk. 2015. Hubungan http://journal.poltekkesdepkessby.ac.i
antara skor bishop dengan d/index.php/JPK/article/viewFile/665
keberhasilan induksi persalinan pada /492. diakses pada tanggal 15 Juli
kehamilan postterm. Jurnal penelitian 2015 pukul 10.15 WIB.
kesehatan. Volume. 13, NO 4,
Desember 2015.