Anda di halaman 1dari 248

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.

S
DI PUSKESMAS DUKUHWARU KABUPATEN TEGAL
(Studi Kasus Hepatitis B dan Kala 1 Lama)

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan


Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun Oleh :
SALYA AKMALA
NIM : 16070005

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN


POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL
TAHUN 2019

i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya Tulis Ilmiah dengan judul

" ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY . S DI

PUSKESMAS DUKUHWARU KABUPATEN TEGAL " (Studi

Kasus Hepatitis dengan Kala 1 Lama)

Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua

sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan

benar.

Nama : Salya Akmala

Nim : 16070005

Tegal

Salya Akmala

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah dengan judul :

“ Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. S Di Puskesmas Dukuhwaru


Kabupaten Tegal (Studi Kasus Hepatitis B dan Kala I Lama)”

Disusun oleh :

Nama : Salya Akmala

NIM : 16070005

Telah mendapatkan persetujuan dan siap dipertahankan didepan tim penguji karya
tulis ilmiah Program Studi D III Kebidanan Politeknik Harapan Bersama Tegal.

Tegal,

Pembimbing I : Umriaty, S.ST M.Kes (......................…..)

Pembimbing II : Titin Winingsih, S.ST (............................)

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah diajukan oleh :

Nama : Salya Akmala

Nim : 16070005

Program Studi : Diploma III Kebidanan

Judul : “ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny. S DI

PUSKESMAS DUKUHWARU KABUPATEN TEGAL

TAHUN 2019 (Studi Kasus Hepatitis B dan Kala 1 Lama)”.

Telah berhasil dipertahankan dihadapan dewan penguji dan diterima

sebagai bagian persayaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ahli

Madya Kebidanan pada program studi DIII Kebidanan Politeknik Harapan

Bersama Tegal.

Tegal, April 2019

DEWAN PENGUJI

Penguji I : Nora Rahmanindar, S.SiT, M.Keb (........................)

Penguji II : Umriaty. S.ST.,M.Kes (........................)

Penguji III : Titin Winingsih. S.ST (........................)

Ketua Program Studi D III Kebidanan


Politeknik Harapan Bersama Tegal

(Nilatul Izah, S.ST, M.Keb)

iv
v
MOTTO

 Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua

 Waktu itu bagaikan pedang, jika kamu tidak memanfaatkannya

untuk menggunakan untuk memotong, ia akan memotong mu (H.R

Muslim)

 Bekerjalah bagaikan tak butuh uang, mencintailah bagai tak pernah

disakiti, menarilah bagaikan tak seorang pun yang sedang menonton

 Tugas kita bukanlah untuk berhasil, tugas kita adalah untuk mencoba

karena di dalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar

membangun kesempatan untuk berhasil (Mario Teguh)

 Ku olah kata, ku baca makna, ku ikat dalam alinea, ku bingkai dalam

bab sejumlah lima jauilah maha karya, gelar sarjanah ku terima,

orang tua, calon suami dan mertua pun bahagia.

 Saya bimbingan, saya ujian, saya revisi dan saya menang.

 Doa orang tua adalah kunci utama dari suatu keberhasilan.

vi
PERSEMBAHAN

Karya tulis ini saya persembahkan untuk :

1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, keselamatan dan berkah

yang telah Engkau berikan selalu ku syukuri.

2. Orang tua tercinta bapak Sahlan dan mama Amalia yang selalu mendoakan

dan memberikan motivasi dalam hidupku, yang tak pernah bosan

menyayangiku, terima kasih atas segala pengorbanan kalian untuk

mencapai kesuksesanku, saranghae.

3. Adik saya Salma Aulia tetimakasih atas doanya.

4. Lilik Selvi Yanah Kartikadan Um Ali terima kasihsudah meminjamkan

leptop kalian disaat leptopku bermasalah semoga kebaikan kalian di balas

dengan rezeki dan rahmat yang tiada hentinya dari Allah SWT.

5. Yang terhormat Ibu Umriaty, S,ST.M.Kes dan ibu Titin Winingsih S,ST

terimakasih atas waktu dan kesabarannya dalam membimbing selama

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Teman – teman satu bimbingan KTI yang tak akan pernah saya lupakan

Kharisma, Sintia, Amel gumawo untuk semangat dan perjuangannya.

7. Sahabatku Tri, Silvi, yanah dan teman-teman 6C Gumawo gays atas do’a

dan semangat kalian selama 3 tahun ini yang telah kalian berikan kepada

saya.

vii
HEPATITIS B DAN KALA 1 LAMA
(Studi kasus terhadap Ny. S di Puskesmas Dukuhwaru Kabupaten Tegal)

Salya Akmala¹, Umriaty², Titin Winingsih³


Email : Salyaakmala12@gmail.com,¹,² Diploma III Kebidanan. Politeknik
Harapan Bersama Tegal³ Puskesmas Dukuhwaru
Kabupaten Tegal.

Abstrak
Angka Kematian Ibu di Kabupaten Tegal Tahun 2017 sebanyak 14 Kasus.
Data pada tahun 2018 di Puskesmas Dukuhwaru Kabupaten tegal ibu hamil
resiko tinggi 4 kasus tertinggi dari 110 kasus dengan penyebab yaitu usia <20
tahun dan >35 tahun sebanyak 38 kasus, Riwayat SC sebanyak 33 kasus,
penyakit lainnya penyerta sebanyak 31 kasus, dan Hepatitis sebanyak 12 kasus.
Hepatitis merupakan penyakit yang berbahaya berbahaya terutama apabila
terjadi pada wanita hamil yang menderita hepatitis. Tujuan dari peneliti ini
adalah untuk mengkaji kasus kebidanan dengan Hepatitis B dan Kala 1 Lama.
Tujuan umum dilakukan studi kasus ini adalah agar mampu melaksanakan
asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, nifas dan bayi baru lahir secara
komprehensif dengan menggunakan manajemen asuhan kebidanan menurut
varney dan pendokumentasian dengan metode SOAP.
Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus. Obyek penelitian adalah
ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir pada Ny. S berusia 32 tahun
dengan Hepatitis B. Data yang diambil sejak bulan September sampai Oktober
2018. Di Puskesmas Dukuhwaru, asuhan tersebut di jabarkan secara
menyeluruh di mulai sejak pasien hali TM III (umur 36 minggu lebih 6 hari
sampai 38 minggu lebih 4 hari)
Hasil pengelolaan kasus pada Ny. S berjalan sesuai dengan manajemen
kebidanan resiko pada pengelolaan kasus adalah kehamilan dengan Hepatitis.
Tatalaksana menitikberatkan pada pencegahan penularan Hepatitis B dari
ibu ke bayi. Pada kasus bayi telah diberikan imunisasi Hbig untuk memutus
rantai penularan Hepatitis.
Saran anjurkan kepada ibu yang terkena Hepatitis setelah anaknya berumur 9
bulan untuk di periksa Hepatitis.

Kata Kunci : Hepatitis B, Kala 1 Lama


Daftar Pustaka : 32 (2002-2017)

viii
KATA PENGANTAR

Seraya memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat

rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyeselasikan Karya Tulis Ilmiah ini

dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. di Wilayah Puskesmas

Dukuhwaru Tahun 2019 (Studi Kasus Hepatitis B dan Kala 1 Lama)”.

Dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini penulis menyadari bahwa Karya

Tulis Ilmiah ini tidak akan terwujud tanpa adanya partisipasi dari semua pihak.

Oleh karena itu dengan sehala ketulusan dan keikhlasan penulis menyampaikan

rasa terimaksaih yang sedalam - dalamnya kepada yang terhomat :

1. Khafdilah, MS, S.KOM. Selaku Ketua Yayasan Politeknik Harapan Bersama

Tegal.

2. Ir. MC, Chambali, B.Eng.EE, M.Kom Selaku Direktur Politeknik Harapan

Bersama Tegal.

3. Nilatul Izah, S.ST, M.Keb Selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan Politeknik

Harapan Bersama Tegal.

4. Umriaty, S.ST, M.Kes Selaku Pembimbing I yang telah memberikan

pebimbingan dalam penyusunan karya Tulis Ilmiah.

5. Titin Winingsih, S.ST Selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

6. Ny. S beserta keluarga selaku pasien dalam pelaksanaan asuhan kebidanan

yang telah membantu dan memberikan partisipasinya dalam pembuatan

Karya Tulis Ilmiah dan bersedia dilakukannya pemeriksaan sehingga penulis

tahu akan informasi hamil, persalinan. Nifas dan bayi baru lahir

ix
7. Kedua orang tua penulis yang telah mendukung baik secara material, moral,

dan spiritual dan keluarga tercinta, terimakasih atas do’a dan restunya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, oleh karena itupenulis mengharapkan kritik

dan saran yang membangun dari para pembaca.

Penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi

penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya

Tegal, April 2019

Penulis

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN ORISINALITAS ....................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii
KATA PENGESAHAN ................................................................................ iv
MOTO ............................................................................................................ v
PERSEMBAHAN ......................................................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................ viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................... 5
C. Tujuan ..................................................................................................... 5
D. Ruang Lingkup ........................................................................................ 6
E. Manfaat ................................................................................................... 7
F. Metode Memperoleh Data ...................................................................... 8
G. Sistematika Penulisan ............................................................................. 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Teori Kehamilan ................................................................................... 11
1. Definisi Kehamilan .......................................................................... 11
2. Proses Terjadinya Kehamilan........................................................... 11
3. Diagnosa Kehamilan ........................................................................ 12
4. Tanda Bahaya Pada Kehamilan........................................................ 17
5. Perubahan Anatomi dan Psikologis Pada kehamilan ...................... 17

xi
6. Kebutuhan Dasar Pada Ibu Hamil .................................................... 21
7. Standar Asuhan Pada Kehamilan ..................................................... 23
B. Kehamilan Dengan Hepatitis ................................................................ 29
1. Pengertian Hepatitis.. ....................................................................... 29
2. Tanda Gejala yang Mungkin Muncul Pada Penderita Hepatitis ...... 30
3. Cara Penularan Penyakit Hepatitis ................................................... 30
4. Penyebab Hepatitis ........................................................................... 30
5. Bahaya Hepatitis .............................................................................. 31
6. Pengaruh Pada Kehamilan ............................................................... 31
7. Penatalaksanaan Pada Ibu Hamil, Bersalin, Nifas dan BBL ............ 32
C. Teori Persalinan .................................................................................... 35
1. Pengertian Persalinan ....................................................................... 35
2. Macam-Macam Persalinan ............................................................... 35
3. Tanda Mulainya Persalinan .............................................................. 36
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jalannya Persalinan ................ 39
5. Tahapan Persalinan .......................................................................... 42
6. Lima Benang Merah Dalam Asuhan Kebidanan .............................. 46
D. Persalinan Dengan Kala 1 Lama ........................................................... 54
1. Pengertian ......................................................................................... 54
2. Etiologi ............................................................................................. 55
3. Klasifikasi......................................................................................... 55
4. Patofisiologis .................................................................................... 55
E. Nifas ...................................................................................................... 57
1. Pengertian Masa Nifas ..................................................................... 57
2. Tahapan Masa Nifas ......................................................................... 57
3. Adaptasi Psikologis pada Masa Nifas .............................................. 58
4. Involusi Alat- alat Kandungan ......................................................... 60
5. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas .............................................................. 62
6. Deteksi Dini Komplikasi pada Nifas Dan Penanganannya .............. 65
F. Bayi Baru Lahir..................................................................................... 72
1. Pengertian ......................................................................................... 73
2. Ciri – Ciri Bayi Baru Lahir Normal ................................................. 73

xii
3. Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir ................................................ 74
4. Penilaian APGAR ............................................................................ 74
5. Tahapan Bayi Baru Lahir ................................................................. 76
6. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir........................................ 76
7. Perawatan Lanjut .............................................................................. 78
8. Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir ........................................................ 79
9. Imunisasi .......................................................................................... 79
G. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan ....................................................... 81
1. Pengertian Manajemen Kebidanan ................................................... 81
2. Manajemen Kebidanan Dengan Metode Varney ............................. 82
3. Manajemen Kebidanan Dengan Metode Soap ................................. 97
4. Landasan Hukum Kewenangan Bidan ............................................. 98
5. Standar Asuhan Kebidanan ............................................................ 102
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan ................................................... 104
B. Catatan Persalinan ............................................................................... 122
C. Asuhan Kebidanan pada Nifas ............................................................ 123
D. Asuhan Bayi Baru Lahir ..................................................................... 132
BAB IV PEMBAHASAN
A. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan ................................................... 141
B. Catatan Rujukan .................................................................................. 177
C. Asuhan Kebidanan Pada Nifas ............................................................ 179
D. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir .......................................... 188
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................197
B. Saran...................................................................................................200
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Umur Kehamilan Berdasarkan Tinggi Fundus Uteri...............25

Tabel 2.2 Imunisasi TT............................................................................27

Tabel 2.3 Tinggi Fundus dan Berat Uterus..............................................61

Tabel 2.4 Tanda APGAR........................................................................75

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gambar Penyedot Puting Tenggelam.....................................67

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Pengambilan Data Di Puskesmas Dukuhwaru dan

Surat Permohonan Pengambilan Data Di RS Adella

Lampiran 2 Kartu Monitoring Bayi Dari Ibu Dengan HbsAg Reaktif

Lampiran 3 Partograf

Lampiran 4 MTBM

Lampiran 5 Konsul

Lampiran 6 Dokumentasi

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program One Student One Client (OSOC) merupakan program yang

diluncurkan pemerintah Provinsi Jawa Tengah dam upaya penurunan Angka

Kematian Ibu (AKI) di Jawa Tengah yang cukup tinggi program OSOC ini

merupakan kegiatan pendampingan ibu hamil dinyatakan hamil sampai masa

nifas selesai bahkan bila memungkinkan dimulia sejak persiapan calon ibu

sehingga mengarah pada pendampingan kesehatan bagi keluarga. Penurunan

AKI dijawa tengah ini merupakan tanggungjawab semua masyarakat Jawa

Tengah, dan Program OSOC ini merupakan sumbangsih dan bentuk

kepedulian dari kalangan akademis Pendidikan Kesehatan di Jawa Tengah

untuk berperan serta dalam kegiatan tersebut. Dengan harapan Program ini

akan dapat menurunkan AKI di Jawa Tengah (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

Tengah, 2015)

Menurut WHO setiap tahun sekitar 160 juta perempuan diseluruh dunia

hamil. Sebagaian besar kehamilan ini berlangsung dengan aman. Namun,

sekitar 15% menderita komplikasi berat, dengan merupakan komplikasi yang

mengancam jiwa ibu (Sarwono,2011).

Upaya kesehatan Ibu, di antaranya dapat dilihat dari indikator Angka

Kematian Ibu (AKI). Kematian ibu atau kematian maternal adalah kematian

seorang ibu waktu hamil atau dalam waktu 42 hari sesudah berakhirnya

kehamilan, tidak bergantung pada tempat atau usia kehamilan. Indikator

1
2

umum yang digunakan dalam kematian ibu adalah Angka Kematian Ibu

(Martenal Mortality Ratio) yaitu jumlah kematian ibu dalam 100.000

kelahiran hidup. Angka ini mencerminkan resiko obstetrik yang dihadapi oleh

seorang ibu sewaktu ia hamil. Kematian ibu dibagi menjadi kematian

langsung dan tidak langsung. Kematian ibu langsung adalah sebagai intervensi

atau penanganan tidak tepat dari komplikasi tersebut. Kematian ibu tidak

langsung merupakan akibat dari penyakit yang sudah ada atau penyakit yang

timbul sewaktu kehamilan yang berpengaruh terhadap kehamilan, misalnya

malaria, anemia, HIV/AIDS, dan penyakit kardiovaskuler(Prawihardjo,2011).

Kematian ibu biasanya terjadi karena tidak mempunyai akses ke pelayanan

kesehatan ibu yang berkualitas terutama pada pelayanan kegawatdaruratan

tepat waktu yang dilatarbelakangi oleh “3T” yaitu Terlambat mengenal tanda

bahaya,Terlambat mengambil keputusan, Terlambat mencapai fasilitas

kesehatan selain itu penyebab kematian ibu juga tidak terlepas dari kondisi ibu

itu sendiri dan merupakan salah satu dari kriteria “ 4 terlalu” terlalu tua

melahirkan (>35 tahun) , terlalu muda saat melahirkan ( <20 tahun ), yaitu

terlalu banyak anak (>4 anak), terlalu rapat jarak kehamilan/partus (<2 tahun)

( profil Kesehatan Jawa Tengah,2015).

Jumlah AKI di Indonesia adalah 1.712 kasus dan AKB sebanyak 10.294

kasus. Jumlah kasus kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2017

sebanyak 475 kasus, mengalami penurunan dibandingkan kasus kematian ibu

tahun 2016 yang sebanyak 602 kasus. Dengan demikian Angka Kematian Ibu

di Provinsi Jawa Tengah juga mengalami penurunan dari 109,65 per 100.000
3

kelahiran hidup pada tahun 2016 menjadi 88,05 per 100.000 kelahiran hidup

pada tahun 2017.

Kabupaten atau Kota dengan kasus kematian Ibu tertinggi pada tahun 2016

adalah Kabupaten Brebes yaitu 45 kasus, diikuti Kota Pemalang 45

kasus,Kota Semarang 32 kasus dan Kabupaten Tegal yaitu 27 kasus ( Profil

Kesehatan Jawa Tengah 2016). Serta Kabupaten/Kota dengan kasus kematian

ibu tertinggi pada tahun 2017 adalah Kabupaten Brebes yaitu 31 kasus, diikuti

kota Pemalang 25 kasus, Kendal 25 kasus, dan Kabupaten Tegal 14 kasus

(Profil Kesehatan Jawa Tengah 2017).

Program Trobasan Jawa Tengah yaitu menuju Jawa Tengah sejahtera dan

berdikari salah satunya untuk menurunkan AKI ( Angka Kematian Ibu ) yang

cukup tinggi. Termasuk 5 NG ( Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng )

yang memiliki 4 fase yaitu pra hamil, fase kehamilan, fase persalinan, dan fase

nifas. Dimana pada fase pertama terdapat 2 terminologi yaitu stop dan tunda,

stop hamil jika ibu usia >35 tahun dan sudah memiliki anak, faktor kesehatan

tidak memungkinkan atau berbahaya bagi kesehatan, Tunda jika usia <20

tahun dan kondisi kesehatan belum optimal. Fase kedua pada fase ini dapat

dideteksi, di data, dilaporkan secara sistem melalui teknologi informasi. Fase

ketiga yaitu ibu hamil yang melahirkan didampingi, ibu dengan persalinan

normal bersalin difasilitas kesehatan dasar, sedangkan ibu hamil resiko tinggi

dirujuk ke Rumah Sakit di pantau. Fase keempat yaitu ibu nifas diberikan

asuhan pasca persalinan baik oleh bidan, perawat, atau dokter (Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2018).


4

Angka Kematian ibu pada tahun 2016 yang mencapai 22 kasus kematian

Ibu. Penyebab AKI yaitu perdarahan, PEB, jantung,infeksi emboli air ket,

edema pulmo, anemia, dan KPD terjadi penurunan. jumlah Angka Kematian

Ibu (AKI) yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2017

terdapat 14 kasus kematian ibu. Penyebabnya yaitu perdarahan, PEB, jantung,

infeksi, emboli air ket, edema pulmo, anemia. (Dinkes Kabupaten Tegal 2017)

Berdasarkan data yang diperoleh diPuskesmas Dukuhwaru Kabupaten

Tegal tahun 2018 tidak terjadi kematian ibu sedangkan jumlah kematian bayi

pada 2018 sebanyak 6 kasus kematian penyebab kematian karena kuning virus

1, kasus Asfiksia 3, kasus febris 1, kasus congenital 1, Ibu hamil dengan

Resiko Tinggi di wilayah Puskesmas Dukuhwaru sebanyak 110 kasus, ibu

hamil yang terdiri dari usia <20 tahun dan >35 tahun sebanyak 38 kasus, ibu

hamil dengan riwayat SC sebanyak 33 kasus,dan ibu hamil dengan lain-lain

sebanyak 31 kasus sedangkan ibu hamil dengan hepatitis 12 kasus. (Data Ibu

Resti diPuskesmas Dukuhwaru, Bulan Januari –November 2018).

Hepatitis dalam kehamilanDapat menyebabkan bayi berat lahir rendah dan

prematur. Penularan ke bayi jika ibu terinfeksi pada trimester III adalah

sebesar 60-90%. Sedangkan pada trimester I hanya 10%. (Fadlun, 2011).

Selain kasus ibu hamil resiko tinggi juga terdapat kasus penyulit persalinan di

Puskesmas Dukuhwaru yaitu KPD sebanyak 80 kasus, PEB 50 kasus, Kala I

Lama sebanyak 41 kasus. (Pada bulan Maret – September 2018)

Dalam pendampingan Asuhan Kebidanan dilakukan Asuhan Kebidanan

Komprehensif yaitu asuhan yang dimulai sejak kehamilan, persalinan, nifas


5

dan Bayi Baru Lahir. Dari latar belakang diatas penulis tertarik untuk

menyusun judul Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Kebidanan

Komprehensif pada Ny. S di wilayah kerja Puskesmas Dukuhwaru Kabupaten

Tegal dengan studi kasus Hepatitis B dan Kala I Lama.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat didapatkan dirumuskan

permasalahan sebagai berikut “Bagaimana Asuhan Kebidanan Komprehensif

Pada Ny. S umur 32 tahun GII PI A0 di Wilayah Puskesmas Dukuhwaru

Tahun 2018 (Studi Kasus HbsAg reaktif dan Kala I Lama)?”

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Meningkatkan kemapuan dan ketrampilan mahasiswa untuk

memperoleh gambaran dan pengalaman secara nyata yang dapat

digunakan dalam memberikan Asuhan Kebidanan pada ibu dengan faktor

resiko Hepatitis dan Kala I Lama dalam kehamilan dan persalinan,

berdasarkan menejemen kebidanan menurut Hellen varney (2010) yang

didokumentasikan menggunakan 7 langkah Varney dan metode SOAP.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian data ibu hamil, bersalin, nifas

Ny. S umur 32 tahun GII PI A0 kehamilan dengan Hepatitis dan

Kala I Lama.

b. Mampu mengidentifikasi diagnosa data untuk membuat diagnosa,

masalah dan kebutuhan dari data dasar yang dikumpulkan ibu hamil,
6

bersalin, dan nifas Ny. S umur 32 tahun GII PI A0 kehamilan dengan

Hepatitis dan Kala I Lama.

c. Mampu merumuskan diagnosa potensial yang muncul pada ibu

hamil, bersalin, dan nifas Ny. S umur 32 tahun GII P1A0 kehamilan

dengan Hepatitis dan Kala I Lama.

d. Mampu melakukan tindakan antisipasi terhadap daignosa potensial

yang muncul pada ibu hamil, bersalin, dan nifas Ny. S umur 32 tahun

GII PI A0 kehamilan dengan Hepatitis dan Kala I Lama.

e. Mampu mengimplementasikan rencana asuhan kebidanan secara

efesien pada ibu hamil, bersalin, dan nifas Ny. S umur 32 tahun GII

PI A0 kehamilan dengan Hepatitis dan Kala I Lama.

f. Mengevaluasi asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu

hamil, bersalin, dan nifas Ny. S umur 32 tahun G2P1A0 kehamilan

dengan Hepatitis dan Kala I Lama.

D. Ruang Lingkup

1. Sasaran

Sasaran dalam KTI ini adalah Ny. S umur 32 Tahun GII PI A0 Umur

Kehamilan 36 lebih 3 hari dari kehamilan, persalinan, nifas sampai

perawatan bayi baru lahir Di Puskesmas Dukuhwaru Kabupaten Tegal.

2. Tempat

Penilitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Dukuhwaru

Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal.


7

3. Waktu

Waktu pengambilan studi kasus dalam pembuatan karya tulis ini

dilaksanakan pada tanggal 03 Oktober – 29 Oktober 2018.

E. Manfaat

1. Bagi Institusi

Sebagai bahan acuan atau pedoman bagi intitusi jurusan kebidanan

untuk penulis karya tulis selanjutnya.

2. Bagi Lahan Praktek

Sebagai masukan dan gambaran informasi untuk meningkatkan

asuhan kebidanan pada ibu hamil agar menurunkan angka kematian pada

ibu bersalin akibat komplikasi yang tidak tertangani pada ibu hamil.

3. Bagi Penulis

Untuk memahami wawasan dan pengetahuan tentang asuhan kebidanan

komprehensif pada ibu hamil, bersalin, dan nifas dan dapat

mengaplikasikan teori yang telah didapat selama masa pendidikan.

4. Bagi Masyarakat

Diharapkan masyarakat dapat meningkatkan pengetahuan dan

kesadaran untuk melakukan pemeriksaan kesehatan selama hamil,

persalinan, dan nifas di tenaga kesehatan.


8

F. Metode Memperoleh Data

1. Wawancara (Interview)

Penulis melakukan tanya jawab kepada Ny. S dan suami untuk

mendapatkan data yang diperlukan, seperti identitas, riwayat kesehatan,

riwayat obstetri, riwayat haid, riwayat kontrasepsi, kebutuhan dan pola

kebiasaan ibu sehari-hari, data psikologi ibu, data sosial, ekenomi, data

perkawinan, dan data pengetahuan ibu.

2. Pengamatan

Yaitu suatu prosedur yang berencana antara lain meliputi melihat,

mendengar, dan mencatat sejumlah aktifitas tertentu yang ada hubunganya

dengan masalah yang diteliti, dikaji dari hasil yang telah dilakukan. Dari

hasil observasi didapatkan data objektif seperti pemeriksaan fisik ibu,

pemeriksaan obstetri, dan pemeriksaan penunjang.

3. Pemeriksan Fisik

Melakukan pemeriksaan fisik secara inspeksi, palpasi, auskultasi, dan

pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendapatkan

data obyektif yang nantinya akan digunakan untuk menegakan diagnosa.

4. Dokumentasi

Pendokumentasian data pasien dengan cara, pencatatan saat

melakukan pelayanan kebidanan, pada pasien maupun mempelajari

dokumentasi yang didapatkan dari tenaga kesehatan lain seperti dokter.


9

5. Studi Keputusan

Penulis mempelajari bernagi buku, hand out, mengambil data dari

internet, ataupun mempelajari kemabli materi kuliah yang berkaitan

dengan kasus yang didapatkan yaitu Hepatitis dan Kala I Lama.

G. Sistematika Penulisan

Karya Tulis Imiah ini disusun secara sistematis terdiri dari :

1. BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pendahuluan yang memberikan gambaran pada

pembaca, peneliti, dan pemerhati tulisan karya tulis ilmiah komprehensif

untuk memberikan gambaran awal tentang permasalahan yang akan

dikupas dan diberikan solusinya oleh penulisan.

Bab pendahuluan ini terdiri atas : latar belakang, rumusan masalah,

tujuan, manfaat, ruang lingkup, metode memperoleh data dan

sistematika penulisan.

2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi mengenai teori dimana penulis mengembangkan konsep dari

berbagai sumber yang dipakai. Bab ini berisi tinjauan teori medis,

tinjauan teori asuhan kebidanan dan landasan hukum kebidana

3. BAB III TINJAUAN KASUS

Berisi tentang Asuhan Kebidanan pada kehamilan Hepatitis dan Kala

I Lama, catatan persalinan, nifas dan BBL pada Ny. S GII PI A0.
10

4. BAB IV PEMBAHASAN

Berisi perbandinan antara teori dengan kenyataan pada kasus yang di

sajikan sesuai dengan langkah-langkah kebidanan yaitu mulai dari

pengumpulan data dasar sampai evaluasi.

a. Pengumpulan Data Dasar

b. Interpretasi data untuk mengidentifikasi diagnosa/masalah

5. BAB V PENUTUP

a. Kesimpulan

b. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TEORI KEHAMILAN

1. Definisi kehamilan

a. Kehamilan adalah masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai

lahirnya janin,lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu

atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari mulai pertama haid terakhir.

(Saifudin, 2002).

b. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin,

lamanya hamil normal adalah 280 hari(40 minggu atau 9 bulan 7

hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. (Prawiharjo, 2009)

2. Proses Terjadinya Kehamilan

Proses kehamilan dimulai dari konsepsi. Konsepsi adalah

bersatunya sel telur (ovum) dan sperma. Proses kehamilan (gestasi)

berlangsung selama 40 minggu atau 280 hari dihitung dari hari

pertama menstruasi terakhir. Usia kehamilan sendiri adalah 38 minggu,

karena dihitung dari mulai konsepsi (tanggal bersatunya sperma

dengan telur) yang terjadi dua minggu setelahnya. (Kamariyah, 2014)

Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari

indung telur (ovulasi), yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbriae)

dan masuk kedalam saluran telur. Waktu persetubuhan, cairan semen

tumbuh kedalam vagina dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak

memasuki rongga rahim lalu masuk kesaluran telur. Pembuahan sel

11
12

telur oleh sperma biasanya terjadi dibagi yang menggembung dari tuba

falopi.

Disekitar sel telur, banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi

untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada

tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah satu sel telur mani dan

kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan

(konsepsi=fertilisasi).

Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak

(oleh rambut getar tuba) menuju ruang rahim, kemudian melekat pada

mukosa rahim, kemudian melekat pada mukosa rahim untuk

selanjutnya bersarang diruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi

(implementasi). Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu kira-

kira 6-7 hari. ( Mochtar, 2002).

3. Diagnosa Kehamilan

1. Tanda Kehamilan pasti

Pada ibu yang yang diyakini sedang dalam kondisi hamil maka

dalam pemeriksaan melalui USG (ultrasonografi) terlihat adanya

gambaran janin.

Ulftrasonografi memungkingkan untuk mendeteksi jantung

kehamilan (gestasional sac) pada minggu ke-5 sampai ke-7

pergerakan jantung biasanya terlihat pada 42 hari setelah konsepsi

yang normal atau sekitar minggu ke-8, melalui pemeriksaan USG,

dapat diketahui juga panjang, kepala dan bokong (trwon-sump


13

lenghth/TRI) janin dan merupakan metode yang akurat dalam

menentukan usia kehamilan.

Terdengar adanya denyut jantung janin, melalui pemeriksaan

dengan ultasonografi Doppler dapat dideteksi dengan denyut

jantung janin pada minggu ke-8 sampai minggu ke-12 setelah

menstruasi terakhir dengan stetoskop leanec denyut jantung

terdeteksi pada minggu ke-18 sampai minggu ke-20.

2. Tanda-Tanda Kemungkinan Hamil

1) Reaksi kehamilan positif

Dasar dari tes kehamilan adalah pemeriksaan hormon

choriorik gonadotropin sub unit beta (beta heg) dalam urin.

2) Pemeriksaan perut

Terjadi akibat pemeriksaan uterus. Hal ini terjadi pada

bulan ke empat kehamilan

3) Tanda Hegar

Pelunakan segmen bawah rahim, biasanya muncul pada

minggu keenam dan sepuluh serta terlihat lebih awal pada

perempuan yang hamilnya berulang.

4) Tanda Chandwick

Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan

mukosa vagina termasuk juga portio dan serviks.

5) Tanda Goodel

Biasanya muncul pada minggu keenam dari terlihat lebih

awal pada waniat yang hamilnya berulang tanda ini berupa


14

serviks menjadi lebih lunak dan jika dilakukan pemeriksaa

dengan speculum, serviks terlihat berwarna lebih kelabu

kehitaman.

6) Tanda Piscasek

Uterus membesar secara simetris menjauhi garis tengah

tubuh (setengah bagian terasa lebih keras dari yang lainnya)

bagian yang lebih besar tersebut terdapat pada tempat

melekatnya (implantasi) tempat kehamilan.

7) Tanda Braxton Hick

Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda ini khas

untuk uterus dalam masa hamil. Pada keadaan uterus yang

membesar tetapi tidak ada kehamilan misalnya pada mioma

uteri, tanda ini tidak ditemukan.

3. Tanda Tidak Pasti Hamil

1) Amenorrhea

Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi

pembentukan folikel degraaf dan ovulasi , mengetahui tanggal

haid terakhir dengan perhitungan rumus nagle dapat ditentukan

perkiraan persalinan, amenorea(tidak haid), gejala ini sangat

penting diketahui tanggal hari pertama haid terakhir, supaya

dapat ditentukan tuanya kehamilan dan bila persalinan

diperkirakan akan terjadi.


15

2) Mual Muntah

Pengaruh estrogen dan progesteron mempengaruhi asam

lambung yang berlebihan, menimbulakan mual-muntah

terutama pada pagi hari yang disebut morning sikness, akibat

mual muntah nafsu makan berkurang. Mual muntah ini pada

umumnya terjadi pada bulan –bulan pertama kehamilan,

disertai kadang-kadang oleh emesis. Keadaaan ini lazim disebut

morning sickness.

3) Mengidam

Mengidam (menginginkan makanan atau minuman

tertentu), sering terjadi pada bulan-bulan pertama akan

menghilang dengan makin tuanya kehamilan.

4) Pingsan

Pingsan, sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat

ramai. Dianjurkan untuk tidak pergi ke tempat-tempat ramai

pada bulan-bulan pertama kehamilan. Hilang sesudah

kehamilan 16 minggu.

5) Mamae menjadi tegang dan membesar

Keadaan ini disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron

yang merangsang duktus dan alveoli payudara. Kelenjar

montgometry terlihat lebih membesar.

6) Anoreksia

Tidak ada nafsu makan, pada bulan-bulan pertama tetapi

setelah itu nafsu makan timbul lagi. Hendaknya dijaga jangan


16

sampai salah pengertian makan untuk dua orang. Sehingga

kenaikan tidak sesuai dengan tuanya kehamilan.

7) Sering Miksi

Sering kencing terjadi karena kandung kemih pada bulan-

bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai

membesar. Pada triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang

oleh karena uterus yang membesar keluar dari rongga panggul.

Pada akhir triwulan gejala ini bisa timbul lagi karena janin

mulai masuk ke rongga panggul dan menekan kembali kandung

kemih.

8) Konstipasi/obstipasi

Obstipasi terjadi karena tonus otot menurun karena

disebabkan oleh pengaruh hormone steroid sehingga kesulitan

untuk BAB.

9) Hioertropi dari papilla gusi (epulsi)

Tanda berupa pembengkakan pada gusi. Gusi tampak

bengkak karena peningkatan jumlah pembuluh darah disekitar

gusi, epulsiadalah suatu hiperirofi papila ginggivae. Sering

terjadi pada triwulan pertama.

10) Perubahan pada perut

Uterus tetap berada pada rongga panggul sampai minggu

ke-2 setelah itu uterus mulai diraba di atas simfisis pubis.


17

11) Leukore (keputihan)

Tanda berupa peningkatan jumlah cairan vagina pada

pengaruh hormone cairan tersebut tidak menimbulkan rasa

gatal, warnanya jernih jumlahnya tidak banyak. (Yeyeh,2009).

4. Tanda Bahaya Pada kehamilan

Tanda-tanda bahaya pada kehamilan adalah sebagai :

a. Perdarahan pervaginam

b. Hipertensi gravidarum

c. Nyeri perut bagian bawah

d. Sakit kepala yang hebat dan menetap

e. Nyeri abdomen yang hebat

f. Bengkak pada muka dan tangan

g. Bayi kurang bergerak seperti biasa (Hani,dkk,2010)

5. Perubahan Anatomi, dan psikologis saat kehamilan

a. Uterus

Pertumbuhan uterus yang fenomenal pada trimester

pertama berlanjut sebagai respons terhadap stimulus kadar

hormon esterogen dan progesteron yang tinggi. Pembesaran

terjadi akibat (1) peningkatan vaskularisasi dan dilatasi

pembuluh darah, (2) hiperplasia (produksi serabut otot dan

jaringan fibroelastis baru) dan hipertrofi (pembesaran serabut

otot dan jaringan fibroelastis yang sudah ada), dan (3)

perkembangan desidua. Uterus yang tidak hamil memiliki

panjang 7,5 vcm, lebar 5 cm, dan tebal 2,5 cm, sertaberat
18

sekitar 60 gram. Ketika sudah aterm, ukurannya rata-rata

menjadi 30 cm x 23 cm x 20 cm dan berat meningkat sampai

900 gram. Pertumbuhan uterus dapat diukur melalui dinding

abdomen sepanjang kehamilan. Pertumbuhan uterus yang

adekuat merupakan indikator yang baik terhadap kesehatan dan

pertumbuhan janin. (Kamariyah,2014).

b. Serviks

Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih

lunak dan kebiruan. (Wiknjosastro,2008).

c. Vagina dan Perenium

Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan

hiperenemiaterlihat jelas kulit dan otot-otot di perinium dan

vulva, sehingga pada vagina akan terlihat berwarna keunguan

yang dikenal dengan tanda chadwick (Wiknjosasto,2008).

d. Payudara

Rasa penuh, peningkatan senditivitas, rasa geli, dan rasa

berat di payudara mulai timbul sejak minggu keenam gestasi.

Puting susu dan serola menjadi lebih berpigmen, terbentuk

warna merah muda sekunder pada aerola, dan puting susu

menjadi lebih erektil. Peningkatan suplai darah membuat

pembuluh darah dibawah kulit berdilatasi. Selama trimester

kedua dan ketiga, pertumbuhan kelenjar mamae membuat

ukuran payudara meningkat secara progesif. Kadar hormon

luteal dan plasenta pada masa hamil meningkatkan proliferansi


19

duktus latiferus dan jaringan lobulud-alveolar sehingga pada

palpasi payudara teraba penyebaran nodul kasr. Walaupun

perkembangan kelenjar mamae secara fungsional lengkap pada

masa pertengahan kehamilan, tetapi laktasi terhambat sampai

kadar estrogen menurun, yaitu setelah janin dan plasenta lahir.

Kolostrum, cairan sebelum susu, berwarna putih kekuningan

dapat dikeluarkan dari puting susu selama trimester

ketiga.(Kamariyah,2014).

e. Kulit

Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna

menjadi kemerahan, kusam dan kadang-kadang juga akan

mengenai daerah paha dan payudara. Perubahan ini dikenal

dengan nama strie gravidarum. Pada banyak kulit di garis

pertengahan perutnya (linea alba) akan berubah menjadi hitam

kecoklatan yang disebut dengan lina nigra. Kadang-kadang

muncul dalam ukuran yang bervariasi pada wajah dan leher).

Yang disebut dengan cloasma gravidarum. (wiknjosastro,2008)

f. Perubahan metabolic

Sebagai besar penambahan berat badan selam kehamilan

berasal dari uterus dan isinya, kemungkinan payudara dan

volume darah, dan cairan ekstaseluler. Diperkirakan selama

kehamilan berat badan akan bertambah 12,5 kg.

(Wiknjosastro,2008).
20

g. Perubahan-Perubahan psikologi :

1) Perubahan pesikologi pada trimester I

a) Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci

dengan kehamilanya.

b) Kadang muncul penolakan, kecemasan, dan kesedihan.

Bahkan ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja.

c) Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-

benar hamil, hal ini dilakukan sekedar untuk

meyakinkan dirinya.

d) Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu

mendapat perhatian dengan seksama.

2) Perubahan psikologi pada trimester II

a) Ibu merasa tidak sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan

kadar hormone yang tinggal.

b) Ibu sudah bisa menerima kehamilanya.

c) Merasakan gerakan anak

d) Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kehawatiran

e) Libido meningkat

f) Menuntut perhatian dan cinta

g) Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan

bagian dari dirinya.

3) Perubahan psikologi pada trimester III

a) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya

jelek, aneh dan tidak menarik.


21

b) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir

tepat waktu

c) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada

saat melahirkan, khawatir akan keselamatanya

d) Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak

normal, bermimpi yang mencerminkan perhatian dan

kehawatiran

e) Merasa sedih karena akan terpisah dengan bayinya

f) Merasa akan kehilangan perhatian

g) Perasaan mudah terluka (sensitif)

h) Libido menurun (Sulistyowati,2009)

6. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil

a. Oksigenasi

Kebutuhan oksigen selama kehamilan meningkat sebagai

respon tubuh terhadap ekcelerasi metabolisme rate perlu untuk

menambah masa jaringan pada payudara, hasil konsepsi dan

masa uterus dan lain-lain. (Yeyeh,dkk,2009)

b. Nutrisi

Pada saat hamil harus makan makanan yang mengandung

nilai gizi bermutu tinggi meskipun tidak berarti makanan yang

mahal harganya. Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan

hingg 300 kalori perhari, ibu hamil seharusnya mengkonsumsi

makanan yang mengadung protein, zat besi dan minuman

cukup cairan (menu seimbang). (Kusmiyati, 2009).


22

c. Personal hygiene

Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi mandi

dianjurkan setidaknya dua kali sehari karena ibu hamil

cenderung untuk mengeluarkan banyak keringat, menjaga

kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada,

daerah genetalia) dengan cara dibersihkan dengan air dan

dikeringkan. Kebersihan gigi dan mulut, perlu mendapat

perhatian karena seringkali muda terjadi gigi berlubang,

terutama pada ibu yang kekurangan kalsium. Rasa mual selama

hamil dapat mengakibatkan perburukan hygiene mulut dan

dapat menimbulkan karies gigi.(Sulistyawati,2014).

d. Pakaian

Pada dasarnya pakaian apa saja bisa dipakai, baju

hendaknya yang longgar dan mudah dipakai serta bahan yang

mudah menyerap keringat.(Kusmiyati,2009)

e. Eliminasi

Keluhan yang muncul pada ibu hamil berkaitan dengan

dengan eliminasi adalah konstipasi dan buang air kecil.

Konstipasi terjadi akibat adanya pengaruh hormone

progesteron yang mempunyai efek rileks terhadap otot polos,

salah satunya otot usus. Selain itu, desakan usus oleh

pembesaran janin juga menyebabkan bertambahnya konstipasi.

(Sulistyawati,2012).
23

f. Seksual

Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan

sampai akhir kehamilan, meskipun beberapa ahli berpendapat

sebaiknya tidak lagi berhubungan seksual selama 14 hari

menjelang kelahiran. Koitus tidak dibenarkan bila terjadi

perdarahan pervaginam, riwayat abortus berulang,

abortus/partus prematur imminen, ketuban pecah sebelum

waktunya.(Kusmiyati,2009).

7. Standar Asuhan kehamilan

ANC (antenatal care) adalah pelayanan yang diberikan oleh

ibu hamil secara berkala untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya.

Tujuan asuhan kehamilan seperti memantau kemajuan untuk

memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang anak,

meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan

social budaya bagi sang ibu dan bayinya, serta mengenali secara

dini adanya ketidak normalan atau kompikasi yang mungkin terjadi

selama kehamilan.

a. Kebijakan program

Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4

kali selama kehamilan menurut Saiffudin(2009)

1) Satu kali pada triwulan pertama

2) Satu kali pada triwulan kedua

3) Dua kali pada triwulan ketiga

4)
24

b. Pelayanan/asuhan standar minimal “10T”

Dalam melaksanakan pelayanan antenal care, ada sepuluh

standar pelayanan yang harus dilakukan oleh bidan atau tenaga

kesehatan yang dikenal dengan 10 T. Pelayanan atau asuhan

standar minimal 10 T adalah sebagai berikut (Depkes RI,2009)

1) Timbang berat badan dan pengukuran berat badan

Pertambahan berat badan yang normal pada ibu hamil

yaitu berdasarkan masa tubuh (BMI : Body Mass Index)

dimana metode ini untuk menentukan pertambahan berat

badan yang penting mengetahui BMI wanita hamil. Total

pertambahan berat badan pada kehamilan yang normal

11,5-16 kg. Adapun tinggi badan menentukan ukuran

panggul ibu, ukuran normal tinggi badan yang baik untuk

ibu hamil anatara lain > 145 cm.

2) Ukuran tekanan darah

Tekanan darah perlu diukur untuk mengetahui

perbandingan nilai dasar selama masa kehamilan, tekanan

darah yang adekuat perlu untuk mempertahankan fungsi

plasenta, tetapi tekanan darah sistolik 140 mmHg atau

distolik 90 mmHg pada saat awal pemeriksaan dapat

mengindikasi potensi hipertensi.

3) Ukuran tinggi fundus uteri

Apabila usia kehamilan dibawah 24 minggu

pengukuran dilakukan dengan jari, tetapi apabila kehamilan


25

diatas 24 minggu memakai pengukur mc donaldyaitu

dengan cara mengukur tinggi fundus memakai cm dari atas

simfisis ke uteri kemudian sesuai rumusnya.

Tabel 2.1 usia kehamilan berdasarkan tinggi fundus uteri

Usia
kehamilan TFU dalam cm Tinggi Fundus uteri

28 minggu 25 cm 3 jari diatas pusat


32 minggu Pertengahan pusat
27 cm dengan processus
xyphodeus
1 jari dibawah
36 minggu 30 cm
processus xyphodeus
40 minggu 33 cm 3 jari dibawah pusat
( Kumiyati,2009).

4) Tetapkan status gizi (LILA)

Pada ibu hamil ( bumil) pengukuran LILA merupakan

suatu cara untuk mendeteksi dini adanya Kurang Energi

Kronis (KEK) atau kekurangan gizi. Malnutrisi pada ibu

hamil mengakibatkan transfer nutrisi ke janin berkurang,

sehingga pertumbuhan janin terhambat dan berpotensi

melahirkan bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). BBLR

berkaitan dengan volume otak dan IQ seorang anak Kurang

Energi Kronis atau KEK (ukuran LILA < 23,5 cm), yang

menggambarkan kekurangan pangan dalam jangka panjang

baik dalam jumlah maupun kualitasnya.

Cara melakukan pengukuran LILA :


26

a) Menentukan titik tengah antar pangkal bahu dan ujung

siku dengan meteran

b) Lingkarkan ujung pita di lubang yang ada pada pita

LILA. Baca menurut tanda panah

c) Menentukan titik tengah antar pangkal bahu dan ujung

siku dengan pita LILA.

5) Tentukan presentasi janin dan hitung DJJ

Tujuan pemantauan janin yaitu adalah untuk

mendeteksi dari ada atau tidaknya faktor-faktor resiko

kematian prenatal tersebut(hipoksia/asfiksia, gangguan

perut pertumbuhan, cacat bawaan, dan infeksi).

Pemeriksaan denyut jantung janin adalah salah satu cara

memantau janin.

Pemeriksaan denyut jantung janin harus di lakukan

pada ibu hamil.denyut jantung janin baru dapat di dengar

pada usia kehamilan 16 minggu/4bulan.

Gambaran DJJ :

a) Takikardi berat badan:detak jantung diatas 180x/menit.

b) Takikardi ringan: antara 160-180x/menit

c) Normal: antara 120-160x/menit

d) Bradikardia :antara 100-119x/menit

e) Brakikardia sedang: antara 80-100x/menit

f) Brakikardia berat : kurang dari 80x/menit

6) Pemberian imunisasi Tentanus Toxoid (TT) lengkap


27

Pemberian imunisasi tetanus toxoid pada kehamilan

umumnya di berikan 2 kali saja, imunisasi pertama di

berikan pada usia kehamilan 16 minggu untuk yang kedua

di berikan 4 minggu kemudian. Akan tetapi untuk

memaksimalkan perlindungan maka di bentuk program

jadwal pemberian imunisasi pada ibu hamil.

Tabel 2.2 jadwal pemberian imunisasi

Antigen Interval Lama %


(selangwaktu perlindungan Perlindungan
minimal)
TT1 Pada - -
kunjungan
antenatal
pertama
TT2 4 minggu 3 Tahun 88
setelah TT1
TT3 6 bulan setelah 5 Tahun 95
TT2
TT4 1Tahun 10 Tahun 99
setelah TT3
TT5 1Tahun 25Tahun 99
setelah TT4
Kemudian : artinya dalam waktu 3 tahun WUS tersebut

melahirkan,maka bayi yang dilahirkan akan terlindung dari

TN(Tetanus Neonatortum)

7) Pemberian Tablet Besi minimal 90 tablet selama kehamilan

dimulai dengan memberikan 1 tablet besi sehari sesegera

mungkin setelah rasa mual hilang. Tiap tablet besi

mengandung FeSO4 320 mg(zat besi 60mg) dan asam folat

500 mg, minimal masing-masing 90 tablet besi.

sebaiknyatidak diminum bersama teh atau kopi karena akan


28

mengganggu penyerapan. Anjurkan ibu untuk

mengkonsumsi vitamin C dapat bersamaan dengan

mengkonsumsi tablet besi karena vitamin C dapat

membantu penyerapan tablet besi sehingga tablet besi yang

di konsumsi dapat terserap sempurna oleh tubuh.

8) Tes lebarotarium
Morbiditas dan mortalitas terhadap ibu maupun janin

yang dikandung. Pada asuhan kehamilan dialakukan

anamnesa kehamilan resiko terhadap PMS meliputi

penapisan, konseling, dan terapi PMS.

9) Temu Wicara (konseling dan pemecahan masalah)


Temu wicara pasti dilakukan dalam setiap klain

melakukan kunjungan. Bisa berupa, anamesa, biodata,

riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan,

persalinan, dan nifas, biopsikososial, dan pengetahuan

klien. Memberikan konsultasi atau melakukan kerjasama

penanganan. tindakan bidan dalam melakukan temu wicara

antara lain :

a) Merujuk kedokter untuk konsultasi dan menolong ibu

menentukan pilihan yang tepat.

b) Melampirkan kartu kesehatan ibu serta surat rujukan

c) Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan

membawa surat hasil rujukan.

d) Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama

kehamilan.
29

e) Memberikan asuhan antenatal.

f) Perenacanan dini jika tidak aman melahirkan dirumah.

g) Menyepakati diantara pengambilan keputasan dalam

keluarga tentang rencana proses kelahiran.

h) Persiapan dan biaya persalinan.

10. Tata Laksana Kasus

B. KEHAMILAN DENGAN HEPATITIS


1. Pengertian hepatitis
a. Hepatitis B merupakan penyakit yang jauh lebih berbahaya

dibandingkan dengan hepatitis A. Penyakit ini dapat

menimpa seluruh penduduk dunia tanpa terkecuali, akan

tetapi yang paling dominan pada negara yang beriklim

tropis, termasuk Indonesia. Sasaran dari hepatitis B adalah

orang usia lanjut, umumnya orang dewasa.(Sholeh,2012).

b. Hepatitis adalah suatu proses peradangan hati. Secara

populer di kenal dengan istilah penyakit hati, sakit liver,

atau sakit kuning. Namun istilah sakit kuning (ikterik atau

jaundice) dapat menyebabkan keracunan karena tidak

semua sakit kuning disebabkan oleh radang hati. (Dr

Setiawan 2015)

c. Hepatitis merupakan suatu infeksi aktif atau diidentifikasi

sebagai infeksi kronis setelah dilakukan pemeriksaan

laboratorium selama masa hamil.(Varney,dkk,2002).


30

2. Tanda dan gejala yang mungkin muncul pada penderita

hepatitis B adalah sebagai berikut :

a. Kuning, mual, muntah, dan nyeri perut kanan dan atas.

b. Diagnosis ditegakkan dengan mengandalkan pemeriksaan

darah spesifik (HbsAg, Anti-HBs) dan fungsi hati yaitu

enzim SGOT dan SGPT.(Fadlun,2011)

3. Cara penularan penyakit hepatitis B adalah sebagai

berikut :

a. Secara vertikal dari ibu ke bayi.

b. Hubungan seksual

c. Penggunaan jarum suntik bersamaan(Fadlun,2011)

d. Pria homoseksual

e. Janin lahir dari ibu-ibu dengan hepatitis B (aktif, kronis,

atau karier)

f. Pasien-pasien hemodialisis(Varney,dkk,2002)

4. Penyebab Hepatitis

Menurut Fadlun (2011), penyebab Hepatitis yaitu :

a. Virus (penyebab terbanyak)

b. Bakteri, misalnya salmonella typhi

c. Parasit

d. Obat-obatan

e. Bahan kimia alami atau sintesis yang dapat merusak

hati(hepatotoksik)

f. Alkohol
31

g. Cacing

h. Gizi yang buruk

i. autoimun

5. Bahaya hepatitis
Sebagai yang terinfeksi akan sembuh sendiri dan tidak

menetap menjadi kronik, hanya 2-6% menjadi kronik. Namun,

apabila telah terinfeksi dari kecil/lahir kemungkinan 60%

menjadi kronik. Hepatitis kronik akan berkembang menjadi

sirosis(yaitu hati terbentuk jaringan parut, mengecil, dan terjadi

gangguan fungsi hati). Dalam 20 tahun sirosis berkembang

menjadi kanker hati.

Sembilan dari sepuluh bayi yang lahir dari ibu yang

terinfeksi hepatitis B akan menjadi karier seumur hidup bila

tidak mendapat imunisasi. Satu dari empat bayi akan

meninggal karena gangguan hati di masa dewasa, sedangkan 19

dari 20 bayi yang mendapat imunisasi akan mendapat

perlindungan seumur hidup. (Fadlun, 2011).

6. Pengaruh Pada kehamilan


Dapat menyebabkan bayi berat lahir rendah dan prematur.

Penularan ke bayi jika ibu terinfeksi pada trimester III adalah

sebesar 60-90%. Sedangkan pada trimester I hanya 10%.

(Fadlun, 2011).

Saat nifas dan menyusui, ibu dengan hepatitis B tetap boleh

menyusui setelah bayinya sudah mendapatkan imunisasi HBIG


32

dan vaksin hepatitis B selama 12 pertama kelahiran. (Fadlun,

2011).

Belum pernah dilaporkan ada penularan infeksi hepatitis B

melalui ASI. Dalam ASI justru terdapat zat protektif yang

dapat membunuh virus hepatitis B. Awasi puting susu ibu

jangan sampai terluka atau lecet. Setiap selesai menyusui

bersihkan dengan air hangat tanpa sabun karena sabun terdapat

membuat kulit kering dan mudah luka. (Fadlun,2011).

7. Penatalaksanaan pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi

baru lahir

a. Pada ibu hamil dengan HbsAg reaktif tidak dilakukan

penanganan khusus seperti aktivitas fisik tidak perlu di

batasi, tidak perlu mendapatkan perawatan di Rumah Sakit

tetapi perlu diberi penjelasan tentang keadaannya, dimana

seharusnya melahirkan dan adanya penanganan khusus

bagi ibu dan bayinya (Soemorharjo).

b. Indikasi rawat di Rumah Sakit adalah bila ibu hamil

dengan HbsAg disertai anemia berat, dengan hal-hal

berikut : cara penularan VBH dan pencegahan.

c. Setelah melahirkan, ibu dengan setatus HbsAg positif

perlu mendapatkan edukasi berkaitan dengan hal-hal

berikut : cara penularan VHB dan pencegahan.

d. Diet rendah lemak, tinggi karbohidrat dan protein.


33

e. Penderita mendapat cukup kalori dengan ukuran 30-35

kalori per kg berat badan atau sekitar 150-175% dari

kebutuhan kalori basal. Makanan yang kaya dengan

karbohidrat sebaiknya di berikan 300-400 gram per hari

agar dapat melindungi protein tubuh. Protein atau asam

amino di berikan sebanyak 0,75 gram per kg berat badan.

Selama ada rasa mual, kembung dan mencret pada

penderita karena aliran empedunya terhambat (kolestrasi).

f. Vaksinasi bayi yang terlahir dari ibu dengan HbsAg positif

harus mendapatkan vaksinasi Hbig. Kandungan dari

vaksin Hbig sendiri yaitu larutan yang di buat dari plasma

yang mengandung protein. HbsAg yang telah di purifikasi

tanpa mengandung asam nukleat VHB sehingga

pemberian imunisasi Hbig sangat aman untuk mencegah

transmisi virus hepatitis B usia antara 9-18 bulan bayi baru

menjalani pemeriksaan kadar anti HbsAg.

g. Bayi yang baru lahir dari ibu dengan hepatitis B

memungkinkan untuk disusui, namun sebaiknya setelah

bayi mendapatkan Hbig terlebih dahulu. Dengan catatan

tetap menjaga kebersihan payudara dan puting susu agar

bersih dan tidak terluka saat menyusui anaknya (Suharjo,

2010)

h. Cara pemberian vaksin Hbsag

1) Buka penutup jarum dari syringe


34

2) Aplikasi, dengan injeksi inta muskelar dipaha 1/3

paha anterolateral (perhatian : tahan safety lock warna

pink) ketika melakukan injeksi ke arah berlawanan

jarum agar tidak mengunci jarum suntik.

3) Setelah penyuntikan, tutup jarum dengan penutup

jarum sebelumnya (hati-hati, jangan sampai tertusuk

jarum pemakaian).

i. Perbedaan Hbig dan Hb O

Imunoglobulin Hepatitis B atau yang di sebut Hbig

adalah larutan yang dibuat dari plasma yang mengandung

protein. Yang diberikan sebelum 24 jam HbsAg yang telah

di purifikasi tanpa mengandung asam nukleat VHB

sehingga pemberian imunisasi Hbig sangat aman untuk

mencegah transmisi virus hepatitis B usia antara 9-18

bulan bayi baru menjalani pemeriksaan kadar anti HbsAg.

Sedangkan vaksin Hb O mengandung HbsAg dalam

bentuk cair terdapat vaksin B-PID (Prefill Injection

Device) yang di berikan 0-7 hari mencegah HbsAg,

mencegah tansmisi virus jangka waktu panjang.

C. Teori Persalinan

1. Pengertian persalinan

Beberapa pengertian dari persalinan adalah sebagai

berikut:
35

a. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya

serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir.

Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di

dorong keluar melalui jalan lahir (Sarwono,

2008:100)

b. Persalinan adalah hasil pengeluaran konsepsi (janin

dan ari) yang telah cukup bulan atau dapat di

luarkandungan melalui jalan lahir atau melaui jalan

lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan

sendiri) (Manuaba, 998:157)

c. Persalinan adalah kontraksi uterus yang

menyebabkan dilatasi uterus serviks dan mendorong

janin melalui jalan lahir. (Canningham, F. Gary,

2006:15)

d. Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan

ketuban keluar dari uterus. (JNPK-KR2208:52)

2. Macam – Macam Persalinan.

a. Persalinan Normal

Adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang

kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat–

alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya

berlangsung kurang dari 24 jam(Marmi,

Mochtar,2012)
36

b. Persalinan Spontan

Bila persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu

sendiri, melalui jalan lahir ibu tersebut.

c. Persalinan Buatan

Dengan rangsangan sehingga terdapat kekuatan

untuk persalinan.

d. Persalinan Tindakan

Adalalah proses persalinan yang berlangsung dengan

tenaga dari luar misalnya ekstrasi forceps, ekstrasi

vakum, atau dilakukan oprasi sectio caeseria.

e. Persalinan Anjuran

Persalinan yang tidak dimulainya dengan sendirinya

tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban,

pemberian pitocin, atau prostaglandin

(Pantiawati,2010)

3. Tanda Mulainya Persalinan

a. Teori Penurunan Progesteron

Kadar hormon progesteron akan mulai menurun

pada kira – kira 1 – 2 minggu sebelum persalainan di

mulai (Prawiroharjo 2007 : 181).

Terjadinya kontraksi otot polos uterus pada

persalinanakan menyebabkan rasa nyeri yang hebat

yang belum diketahui secara pasti penyebabnya,

tetapi terdapat beberapa kemungkinan, yaitu :


37

1) Hipoksia pada miometrium yang sedang

berkontraksi.

2) Adanya penekanan ganglia saraf di serviks dan

uterus bagian bawah otot–otot yang saling

bertautan.

3) Peregangan serviks pada saat dilatasi atau

pendataran serviks, yaitu pemendekan saluran

serviks dari panjang sekitar 2 cm menjadi hanya

berupa muara melingkar dengan tepi hampir

setipis kertas.

4) Perinium yang berada diatas fundus mengalami

peregangan.

b. Teori Keregangan

Ukuran uterus yang makin membesar dan

mengalami penegangan akan mengakibatkan otot –

otot uterus mengalami iskemia sehingga mungkin

dapat menjadi faktor yang dapat mengganggu sirkulasi

uteroplasenta yang pada akhirnya membuat plasenta

mengalami degenerasi.

c. Teori Oksitosin Interna

Hipofisis posterior menghasilkan hormon oksitosin.

Adanya perubahan keseimbangan antara ekstrogen dan

progesteron dapat mengubah tingkat sensitivitas otot


38

rahim dan akan mengakibatkan terjadinya kontraksi

uterus yang disebut braxton Hicks.

Menurut (Sondakh, 2013, Hal : 3 – 5). Beberapa tanda-tanda

dimulainya proses persalinan adalah sebagai berikut:

1) Terjadinya His Persalinan

Sifat his persalinan

a) Pinggang terasa sakit dan menjalar ke depan.

b) Sifatnya teratur, interval makin pendek, dan kekuatan

makin besar.

c) Makin beraktivitas (jalan), kekuatan akan makin

bertambah.

2) Pengeluaran lendir dengan darah

Terjadinya his persalinan mengakibatkan terjadinya

perubahan pada serviks yang akan menimbulkan:

a) Pembukaan

b) Pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada

kanalis serviks lepas.

c) Terjadi perdarahan karena kapile pembuluh darah

pecah.

3) Pengeluaran Cairan

Pada beberapa kasus persalinan akan terjadi pecah

ketuban. Sebagian besar, keadaan ini terjadi

menjelangpembukaan lengkap.setelah adanya pecah


39

ketuban, diharapkan proses persalinan akan berlangsung

kurang dari 24 jam.

4) Hasil yang didapatkan pada pemeriksaan dalam

a) Perlunakan serviks

b) Pendataran serviks

c) Pembukaan serviks

4. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya

proses persalinan adalah :

a. Penumpang (Passenger)

Penumpang dalam persalinan adalah janin dan plasenta.

Hal – hal yang perlu di perhatikan mengenai janin adalah

ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap,dan posisi

janin : sedangkan yang perlu diperhatikan pada plasenta

adalah letak, besar, dan luasnya.

b. Jalan Lahir (Passage)

Jalan lahir terbagi menjadi dua, yaitu jalan lahir luas dan

jalan lahir lunak. Hal – hal yang perlu diperhatikan dari

jalan lahir keras adalah ukuran dan bentuk tulang

panggul : adapun hal – hal yang di perhatikan dari jalan

lahir lunak adalah segmen bawah uterus yang dapat

meregang, serviks, otot dasar panggul, vagina, dan

introitus vagina.

c. Kekuatan (Power)

Faktor kekuatan dalam persalinan di bagi atas dua yaitu :


40

a) Kekuatan Primer (Kontraksi Involunter).

Kontraksi berasal dari segmen atas uterus yang

menebal dan di hantarkan ke uterus bawah dalam

bentuk gelombang. Istilah yang di gunakan untuk

menggambarkan kontraksi involunter ini antara lain

frekuensi, durasi, dan intensitas kontraksi kekuatan

primer ini mengakibatkan serviks menipis

(effacement) dan berdilatasi sehingga janin turun.

b) Kekuatan Sekunder (Kontraksi Volunter)

Pada kekuatan ini, otot-otot diafragma dan

abdomen ibu berkontraksi dan mendorong keluar isi

ke jalan lahir sehingga menimbulkan tekanan

intraabdomen. Tekanan ini menekan pada uterus

pada semua sisi dan menambah kekuatan dalam

mendorong keluar.

d. Posisi Ibu (Positioning)

Posisi ibu dapat mempengaruhi adaptasi anatomi

dan fisiologi persalinan. Perubahan posisi yang di

berikan pada ibu bertujuan untuk menghilangkan rasa

letih, memberi rasa nyaman, dan memperbaiki sirkulas.

Posisi tegak (contoh: posisi berdiri, berjalan, duduk dan

jongkok) memberi sejumlah keuntungan, salah satunya

adalah memungkinkan gaya gravitasi membantu


41

penurunan janin. Selain itu, posisi ini dianggap dapat

mengurangi kejadian penekanan tali pusat.

e. Respon Psikologi (Psychology Response)

Respon psikologi ibu dapat di pengaruhi oleh :

1) Dukungan ayah bayi/pasangan selama proses

persalinan.

2) Dukungan kakek nenek (saudara dekat) selama

persalinan.

3) Saudara kandung bayi selama persalinan.

Tanda – tanda bahwa persalinan sudah dekat

1) Terjadi Lighteningmenjelang minggu ke -36, tanda

primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena

kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang di

sebabkan:

a) Kontraksi Braxton hiks

b) Ketegangan dinding perut

c) Ketegangan ligamentum rotundum

d) Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah

2) Terjadinya His Permulaan

Makin tua kehamilan, pengeluaran estrogen dan

progesteron makin berkurang sehingga produksi

oksitosin meningkat, dengan demikian dapat

menimbulkan kontraksi yang lebih sering disebut his

palsu. Sifat his palsu antara lain :


42

a) Rasa nyeri ringan dibagian bawah

b) Datangnya tidak teratur

c) Tidak ada perubahan pada serviks atau tidak ada

tanda-tanda kemajuan persalinan

d) Durasinya pendek

e) Tidak bertambah bila beraktifitas (Marmi, 2012).

3) Perubahan Serviks

Pada akhir bulan ke 9 hasil pemeriksaan serviks

menunjukan bahwa serviks yang tadinya tertutup,

panjang dan kurang lunak namun menjadi lebih

lembut, beberapa mungkin menunjukan telah terjadi

pembukaan dan penipisan. Perubahan ini berada

untuk masing – masing ibu, misalnya pada multipara

sudah terjadi pembukaan 2 cm namun pada primipara

sebagian masih ada dalam keadaan tertutup

(Sondakh, 2013)

5. Tahapan Persalinan

a. Kala I (Kala Pembukaan)

Kala I dimulai dari saat persalinan mulai (pembukaan

nol) sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini

terbagi dalam 2 fase, yaitu :

1) Fase Laten berlangsung selama 8 jam, seviks

membuka sampai 3 cm.


43

2) Fase Aktif berlangsung selama 7 jam, serviks

membuka dari 4 cm sampai 10 cm, kontraksi

lebih kuat dan sering :

a) Fase Akselerasi : dalam waktu 2 jam

pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.

b) Fase Dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam

pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4

cm menjadi 9 cm.

c) Fase Deselerasi : pembukaan pembukan

menjadi lambat sekali, dalam waktu 2 jam

pembukaan 9 cm menjadi lengkap.

Proses di atas terjadi pada primigravida ataupun

multigravida, tetapi pada multi gravida memiliki

jangka waktu yang lebih pendek. Pada primi gravida,

kala I berlangsung ±12 jam, sedangkan pada multi

gravida ±8 jam.

b. Kala II (Kala Pengeluaran Janin)

Gejala utama kala II adalah sebagai berikut :

1) His semakin kuat, dengan dengan interval 2

sampai 3 menit, dengan durasi 50 sampai 100

detik.

2) Menjelang akhir kala I, ketuban pecah yang di

tandai dengan pengeluaran cairan secara

mendadak.
44

3) Ketuban pecah pada pembukaan mendekati

lengkap diikuti keinginan mengejan akibat

tertekannya pleksus frankenhauser.

4) Kedua kekuatan his dan mengejan lebih

mendorong kepala bayi sehingga terjadi :

a) Kepala membuka pintu

b) Subocciput bertindak sebagai hipomoglion,

kemudian secara berturut-turut lahir ubun

ubun besar, dahi, hidung dan muka, serta

kepala seluruhnya.

5) Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar

paksi luar, yaitu penyesuaian kepala pada

punggung.

6) Setelah pasksi luar berlangsung, maka persalinan

bayi di tolong dengan cara :

a) Kepala di pegang pada os occiput dan di

bawah dagu, kemudian di tarik dengan

menggunakan cunam ke bawah untuk

melahirkan bahu depan dan ke atas untuk

melahirkan bahu ke belakang.

b) Setelah kedua bahu lahir, ketiak dikait untuk

melahirkan sisa badan bayi.

c) Bayi lahir diikuti oleh sisa air ketuban.


45

7) Lamanya kala II untuk primigravida 1,5-2 jam

dan multigravida 1,5-1 jam.

c. Kala III (Pelepasan Plasenta)

Kala III di mulai segera setelah bayi lahir sampai

lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari

30 menit. Proses lepasnya plasenta dapatdi

perkirakan dengan mempertahankan tanda tanda di

bawah ini.

1) Uterus menjadi bundar.

2) Uterus terdorong ke atas karena plasenta di lepas

ke segmen bahwa rahim.

3) Tali pusat bertambah panjang.

4) Terjadi semburan darah tiba-tiba.

d. Kala IV ( kala pengawasan/observasi/pemulihan)

Kala IV di mulai saat lahirnya plasenta sampai 2

jam post partum. Kla ini terutama bertujuan untuk

melakukan observasi karena perdarahan post partum

paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Rata rata

perdarahan yang dikatakan normal adalah 250c,

biasanya 100-300 cc. Jika perdarahan lebih dari 500

cc, maka sudah dianggap abnormal. Periksa ulang

terlebih dulu dan perhatikan 7 pokok penting berikut:

1) Kontraksi rahim : baik atau tidaknya di ketahui

oleh pemeriksaan palpasi. Jika perlu di lakukan


46

masase dan berikan uterotonika, seperti

metherghin, atau ermetrin dan oksitosin.

2) Perdarahan : ada atau tidak, banyak atau biasa.

3) Kandung kemih : harus kosong, jika penuh, ibu

di anjurkan berkemih dan kalau tidak bisa,

lakukan kateter. Luka- luka : jahitannya baik

atau tidak, ada perdarahan atau tidak.

4) Plasenta dan selaput ketuban harus lengkap

5) Keadaan umum ibu, tekanan darah, nadi,

pernafasan dan masalah lain

6) Bayi dalam keaadaan baik.

6. Lima benang merah dalam Asuhan Persalinan dan

Kelahiran Bayi

Ada lima aspek dasar, atau Lima Benang merah, yang

paling dan saling terkait dalam asuhan persalinan yang

bersih dan aman. Berbagai aspek tersebut melekat pada

setiap persalinan, baik normal maupun patologis. Lima

benang merah tersebut adalah :

a. Membuat keputusan klinik

Membuat keputusan merupakan proses yang

menentukan untuk menyelesaikan masalah dan

menentukan asuhan yang di perlukan oleh pasien.

Keputusan itu harus akurat, komprehensif dan aman,


47

baik bagi pasien dan keluarganya maupun petugas yang

memberikan pertolngan.

Tujuh langkah dalam membuat keputusan Klinik :

1) Pengumpulan data utama dan relevan untuk membuat

keputusan

2) Interpretasikan data dan mengidentifikasi masalah

3) Membuat diagnosis atau menentukan masalah yang

terjadi/ dihadapi

4) Menilai adanya kebutuhan dan kesiapan intervensi

untuk mengatasi masalah

5) Menyusun rencana pemberian asuhan atau intervensi

untuk solusi masalah

6) Melaksanakan asuhan / intervensi terpilih

7) Memantau dan mengevaluasi efektifitas asuhan atau

intervensi

b. Asuhan Sayang Ibu

Asuhan sayang ibu adalah asuhan yang menghargai

budaya, kepercayaan, dan keinginan ibu. Salah satu

prinsip dasar asuhan sayang ibu adalah dengan mengikut

sertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan

kelahiran bayi. Banyak hasil penelitian, menunjukan

bahwa jika ibu di perhatikan dan diberi dukungan selama

persalinan dan kelahiran bayi serta mengetahui dengan

baik mengenai proses persalinan dan asuhan yang mereka


48

akan mereka terima, maka ibu akan merasa aman dan

keluarga akan lebih baik, disebutkan juga bahwa hal

tersebut dapat mengurangi terjadinya persalinan dengan

vacum, cunam, seksio sesar dan persalinan berlangsung

cepat.

Asuhan sayang ibu dalam proses persalinan :

1) Panggil ibu sesuai dengan namanya, hargai dan

perlakukan ibu sesuai martabatnya.

2) Jelaskan semua asuhan dan perawatan kepada ibu

sebelum asuhan tersebut di mulai.

3) Jelaskan proses persalinan kepada ibu dan keluarganya.

4) Anjurkan ibu bertanya dan membicarakan rasa takut dan

khawatir..

5) Dengarkan dan tanggapi pertanyaan dan kehawatiran ibu.

6) Berikan dukungan, tentramkan perasaan ibu serta

anggota keluarganya.

7) Anjurkan ibu untuk di temani suami/keluarga yang lain

selama persalinan dan kelahiran bayinya.

8) Ajarkan suami dan anggota keluarga mengenai cara

bagaimana mereka dapat memperhatikan dan

mendukung ibu selama persalinan dan kelahiran bayinya.

9) Secara konsisten lakukan praktik – praktik pencegahan

infeksi.

10) Hargai privasi ibu.


49

11) Anjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi selama

persalinan dan kelahiran.

12) Anjurkan ibu untuk minum dan makan – makanan

ringan sepanjang iya menginginkan.

13) Hargai dan memperbolehkan praktik – pratik tradisional

yang tidak merugukan kesehatan ibu.

14) Hindari tindakan berlebihan dan mungkin

membahayakan seperti episiotomi, pencukuran.

15) Anjurkan ibu untuk memeluknya sesegera mungkin.

16) Membantu pemberian ASI dalam satu jam pertama

setelah kelahiran bayi .

17) Siapkan rujukan (bila perlu)

18) Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan

baik dan bahan-bahan, perlengkapan dan obat – obatan

yang di perlukan. Siap untuk melakukan resusitasi bayi

baru lahir pada setiap kelahiran bayi.

Asuhan sayang ibu dan bayi pada masa pasca persalinan

a) Anjurkan ibu untuk selalu berdekatan dengan bayinya

(rawat gabung)

b) Bantu ibu untuk mulai membiasakan menyusui dan

anjurkan pemberian ASI sesuai dengan permintaan

c) Ajarkan ibu dan keluarganya tentang nutrisi daan

istirahat yang cukup setelah melahirkan


50

d) Anjurkan suami dan anggota keluarganya untuk memeluk

bayi dan mensyukuri kelahiran bayi

e) Ajarkan ibu dan anggota keluarganya tentang gejala dan

tanda bahaya yang mungkin terjadi dan anjurkan mereka

untuk mencari pertolongan jika timbul masalah atau rasa

khawatir

c. Pencegahan infeksi

Pencegahan infeksi adalah bagian yang esensial dari

semua aspek asuhan yang di berikan kepada ibu dan bayi

lahir harus dilaksanakan secara rutin pada saat menolong

persalinan dan kelahiran saat memberikan asuhan selama

kunjungan antenatal atau pasca persalinan/bayi baru lahir

atau saat menatalaksana penyulit.

Tindakan pencegahan infeksi tidak terpisah dari komponen –

komponen lain dalam asuhan selama persalinan dan

kelahiran bayi. Tindakan ini harus di terapkan dalam setiap

aspek asuhan untuk melindungi ibu, bayi baru lahir,

keluarga, penolong persalinan dan tenaga kesehatan lainnya

dengan mengurangi infeksi karena bakteri, virus dan jamur.

Dilakuakan pula upaya untuk menurunkan resiko penularan

penyakit–penyakit berbahaya yang hingga kini belum

ditemukan cara pengobatannya, seperti misalnya hepatitis

dan HIV/AIDS.
51

d. Pencatatan

Catat semua asuhan yang telah di berikan kepada ibu dan

bayinya. Jika asuhan tidak dicatat dapat di anggap bahwa hal

tersebut tidak dilakukan pencatatan adalah bagian penting

dari proses membuat keputusan klinik karena

memungkinkan penolong persalinan untuk terus menerus

memperhatikan yang di berikan selama proses persalinan

dan kelahiran bayi. Mengkaji ulang catatan memungkinkan

untuk menganalisa data yang telah di kumpulkan dan dapat

lebih efektif dalam merumuskan suatu diagnosis dan

membuat rencana asuhan atau perawatan bagi ibu dan

bayinya. Partograf adalah bagian terpenting dari proses

pencatatan selama persalinan.

e. Rujukan

Rujukan dalam kondisi optimal dan tepat ke fasilitas

rujukan atau fasilitas yang memiliki sarana lebih lengkap,

diharapkan mampu menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi

baru lahir. Meskipun sebagian besar ibu menjalani

persalinan normal namun sekitar 10 -15% diantaranya akan

mengalami masalah selama proses persalinan dan kelahiran

bayi sehingga perlu di rujuk ke fasilitas kesehatan rujukan.

Sangat sulit menduga kapan penyulit akan terjadi sehingga

kesiapan untuk merujuk ibu dan bayinya ke fasilitas


52

kesehatan rujukan secara optimal dan tepat waktu menjadi

syarat bagi keberhasialan upaya penyelamatan.

Untuk mengingat hal – hal penting dalam mempersiapkan

rujukan, maka singkatan dari BAKSOKUDA dapat

digunakan :

B (bidan) Pastikan bahwa ibu dan bayi

Didampingi oleh penolong

Persalinan yang kompetenUntuk

melaksanakan gawat Darurat

obstetric dan bayi lahir untuk

dibawa ke fasilitas kesehatan.

A (alat) Bawa perlengkapan dan bahan-

bahan untuk asuhan persalinan.

Perlengkapan dan bahan – bahan

tersebut mungkin di perlukan jika

ibu melahirkan dalam perjalanan

menuju fasilitas rujukan

K (keluarga) Beritahu ibu dan keluarga mengenai

kondisi terahkir ibu dan bayi dan

mengapa ibu dan bayi perlu di rujuk.

Jelaskan pada mereka alasan dan

tujuan rujukan merujuk ibu ke

fasilitas rujukan tersebut. Suami dan

anggota keluarga yang lain harus


53

menemani ibu dan bayi baru lahir

hingga ke fasilitas rujukan.

S (surat) Berikan surat ke tempat rujukan.

Surat ini harus memberikan

identifikasi mengenai ibu dan bayi

baru lahir, cantumkan alasan

rujukan dan uraikan hasil

pemeriksaan, asuhan atau obat–

obatan yang di terima ibu dan bayi

baru lahir. Sertakan juga partograf

yang dipakai untuk membuat

keputusan klinik.

O (obat) Bawa obat-obatan esensial pada saat

mengantar ibu ke fasilitas rujukan.

Obat–obatan tersebut mungkin akan

di perlukan selama di perjalanan.

K (kendaraan) Siapkan kendaraan yang paling

memungkinkan untuk merujuk ibu

dalam kondisi cukup nyaman. Selain

itu, pastikan kondisi kendaraan

cukup baik untuk mencapai tujuan

pada waktu yang tepat.

U (Uang) Ingatkan pada keluarga agar

membawa uang dalam jumlah yang


54

cukup untuk membeli obat – obatan

yang diperlukan dan bahan – bahan

kesehatan lain yang diperlukan

selama ibu dan bayi baru lahir

tinggal di fasilitasrujukan.

DA (Darah) Siapkan orang yang akan menjadi

pendonor darah jika tranfuse jadi

pendonor.

D. Persalinan dengan Kala I Lama

1. Pengertian Kala I Lama

Kala I lama adalah persalinan yang fase latennya

berlangsung Lebih dari 8 jam dan pada fase aktif laju

pembukaannya tidak adekuat atau bervariasi : kurang

dari 1 cm setiap jam selama kurang kurangnya 2 jam

setelah kemajuan persalinan : kurang dari 1,2 cm perjam

pada primigravida dan kurang dari 1,5 perjam pada

multipara lebih dari 12 jam sejak pembukaan 4 sampai

pembukaan lengkap (rata-rata 0,5 cm perjam) (Saifuddin,

2009).

2. Etiologi

Menurut Mochtar (2011), sebab – sebab terjadinya partus

lama yaitu:

a. Kelainan letak janin

b. Kelainan – kelainan panggul


55

c. Kelainan His

d. Janin besar atau ada kelainan kongenital

e. Ketuban pecah dini

3. Klasifikasi

Kala I lama di klasifikasikan menjadi 2 yaitu :

a. Fase laten memanjang

Adalah fase pembukaan serviks yang tidak melewati 3

cm setelah 8 jam inpartu.

b. Fase aktif memanjang

Adalah fase yang lebih panjang dari 12 jam dengan

pembukaan serviks kurang dari 1,2 cm per jam pada

primigravida dan 6 jam rata – rata 2,5 jam dengan laju

dilatasi kurang dari 1,5 cm per jam pada multigravida

(Saefuddin, 2009).

4. Patofisiologi

Faktor – faktor yang mempengaruhi terjadinya kala I

lama meliputi kelainan letak janin seperti letak sungsang,

letak lintang, presentasi muka, dahi dan puncak kepala,

kelainan panggul seperti pelvis terlalu kecil dan CPD,

kelainan his seperti inersia uteri, incoordinste uteri action.

Kelainan–kelainan tersebut dapat mengakibatkan

pembukaan serviks berjalan sangat lambat, akibatnya kala I

lama menjadi lama (Saifuddin, 2009).


56

a. Komplikasi

1) Bagi ibu

a) Ketuban pecah dini.

b) Sepsis purerperalis.

c) Ruptur uteri.

2) Bagi janin

a) Detak jantung janin mengalami gangguan.

b) Caput succedenum .

c) Molase tumpang tindih.

b. Penatalaksanaan

Menurut (Saifuddin, 2009), penanganan umum ibu

bersalin dengan kala I lama yaitu :

1) Nilai keadaan umum, tanda – tanda vital, dan tingkat

hidrasinya.

2) Tentukan keadaan janin.

3) Perbaiki keadaan umum ibu .

4) Menganjurkan ibu untuk mobilisasi.

5) Rehidrasi melalui infus atau minuman.

6) Lakukan penilaian frekuensi dan lamanya kontraksi

berdasarkan partograf.

E. NIFAS

Dikemukakan adanya resiko terjadinya kematian ibu

setelah melahirkan pada jam, hari, dan minggu pertama

setelah melahirkan, dan periode tersebut merupakan waktu


57

yang berbahaya bagi ibu dan bayi baru lahir. Asuhan periode

ini sangat penting, tidak hanya untuk keberlangsungan hidup

saja, tetapi untuk masa depan ibu dan bayi baru lahir.

1.Pengertian Nifas
a. Masa nifas(puerperium) adalah masa pemulihan

kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat

kandungan kembali seperti prahamil. (Sofian,2011).

b. Masa nifas adalah dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya

plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah

itu.(Prawirahardjo,2014).

c. Masa nifas merupakan masa dimana tubuh ibu

melakukan adaptasi pasca persalinan, meliputi

perubahan kondisi tubuh ibu hamil kembali ke kondisi

sebelum hamil (Sri Astuti,2015).

2. Tahapan Masa Nifas

Tahapan masa nifas menurut (Esti Handayani 2016):

a. Periode Masa Nifas (berdasarkan tingkat kepulihan) :

1) Puerperium dini merupakan masa kepulihan

dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan

berjalan.

2) Puerperiun intermedial merupakan masa

kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang

lamanya 6-8 minggu.


58

3) Remote purperium merupakan masa waktu yang

diperlikan untuk pulih dan sempurna.

b. Tahapan masa nifas (berdasarkan waktu)

1) Immediate purpirium merupakan sampai dengan

24 jam pasca melahirkan.

2) Early puerperium merupakan masa setelah 24 jam

sampai dengan 1 minggu pertama.

3) Late puerperium merupakan setelah 1 minggu

sampai selesai.

3. Adaptasi Psikologi Pada Masa Nifas

Periode masa nifas merupakan waktu dimana ibu

mengalami stres pasca persalinan, terutama pada ibu

pripara.

Priode ini diekspresikan oleh Reva Rubin yang terjadi

pada tiga tahap berikut :

a. Taking in period
Terjadi pada 1-2 hari setelah persalinan, ibu masih

pasif dan sangat bergantung pada orang lain, fokus

perhatian terhadap tubuhnya.

b. Taking hold period


Berlangsung 3-4 hari postpartum, ibu lebih

berkonsentrasi pada kemampuan dalam menerima

tanggung jawab sepenuhnya terhadap perawatan bayi.

Pada masa ini ibu sangat sensitif. Sehingga


59

membutuhkan bimbingan dan dorongan perawatan

untuk mengatasi kritikan yang dialami ibu.

c. Letting go period
Dialami setelah ibu dan bayi tiba dirumah. Ibu mulai

secara penuh menerima tanggung jawab sebagai

“seorang ibu” dan menyadari atau merasa kebutuhan

bayi sangat bergantung pada dirinya(salkeha,2009).

memastikan involusi uterus berjalan dengan normal,

uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilicus, tidak

ada perdarahan abnormal dan tidak ada bau

(Saifuddin,2009).

4. Involusi alat-alat kandungan

a. Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil

(berinvolusi) hingga akhirnya kembali seperti sebelum

hamil.

b. Bekas implantasi uri: Placenta bed mengecil karena

kontraksi dan menonjol ke kavum uteri dengan

diameter 7,5 cm. Sedudah 2 minggu menjadi 3,5 cm,

pada minggu keenam 2,4 cm, dan akhirnya pulih.

c. Luka-luka pada jalan lahir jika tidak disertai infeksi

akan sembuh dalam 6-7 hari.

d. Rasa nyeri yang disebut after pains, (merian atau

mulas-mulas) disebabkan kontraksi rahim, biasanya

langsung 2-4 hari pascapersalinan. Perlu diberikan


60

pengertian pada ibu mengenai hal tersebut dan jika

terlalu mengganggu, dapat diberikan obat-obat anti

nyeri dan antimulas.

e. Lokea adalah cairan sekret yang bersal dari kavum uteri

dan vagina dalam masa nifas.

1) Lokia rubra (cruenta) : berisi darah segar dan sisa-

sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, lanugo, dan

mekonium, selama 2 hari pascapersalinan.

2) Lokea sanguinolenta : berwarna merah kuning,

berisi darah dan lendir, hari ke 3-7 pascapersalinan.

3) Lokea serosa : berwarna kuning, cairan tidak

berdarah lagi, pada hari ke 7-14 hari

pascapersalinan.

4) Lokea alba : cairan putih, setelah 2 minggu.

5) Lokea purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan

seperti nanah berbau busuk.

6) Lokea stasis : lokia tidak lancar keluarnya.

f. Serviks setelah persalinan, bentuk serviks agak

menganga seperti corong, berwarna merah kehitaman.

Konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat

perlukaan-perlukaan kecil. Setelah bayi lahir, tangan

masih bisa dimasukkan ke rongga rahim, setelah 2 jam,

dapat dilalui oleh 2-3 jari, dan setelah 7 hari, hanya

dapat dilalui 1 jari.


61

g. Ligamen-ligamen, ligamen, fascia, dan diafragma pelvis

yang meregang pada waktu persalinan, setelah bayi

lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih

kembali. (Sofian,2011)

Tabel 2.3 tinggi fundus dan berat uterus menurut masainvolusi

Involusi Tinggi fundus uteri Berat uterus

Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram

Uri lahir 2 jari bawah pusat 750 gram

1 minggu Pertengahan pusat 500 gram


simfisis

2 minggu Tidak teraba diatas 350 gram


simfisis

6 minggu Bertambah kecil 50 gram

8 minggu Sebesar normal 30 gram

Kebijakan program pemerintah paling sedikit 4 kali kunjungan

masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru

lahir, untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-

masalah yang terjadi, yaitu : pada 6-8 jam postpartum, 6 hari

postpartum, 2 minggu postpartem dan 6 minggu postpartum.

Sehubungan dengan waktu yang terbatas maka pada jadwal

kunjungan nifas yang minimal 4 kali yaitu : menjadi 2 hari, 6

hari, dan 2 minggu. Asuhan yang diberikan penulis pun

disesusaikan dengan kebutuhan pasien saat pengkajian. (Yetty,

2010).
62

5. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas

a. Nutrisi

Kalori untuk memenuhi kebutuhan ibu dan produksi

ASI sebanyak 2700-2900 kalori (tambahan 500 kalori). Zat

besi mencegah anemia dan meningkatkan daya tahan tubuh

bisa didapatkan dari hati, tulang sumsum, telur, sayuran

hijau. Kebutuhan zat besi per hari 28 mg. Kebutuhan energi

dari karbohidrat dalam masa menyusui sekitar 60-70% dari

seluruh kebutuhan total. Protein membantu dalam

penyembuhan jaringan dan produksi ASI. Jumlah

kebutuhan 10-20% dari total kalori. Lemak membantu

perkembangan otak bayi dan retina mata, jumlah

kebutuhannya sekitar 20-30% dari total kalori. Vitamin

untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh

membantu produksi ASI. Kebutuhan vitamin C per hari 85

mg sedangkan kebutuhan vitamin A 850 mg per hari.

Minum kapsul vitamin A 2 x 200.000 unit.

b. Eliminasi

Kandung kemih harus segera dikosongkan setelah

partus, paling lama dalam waktu 6 jam setelah melahirkan.

Bila dalam waktu 4 jam setelah melahirkan belum miksi,

lakukan ambulasi ke kamar kecil, jika terpaksa pasang

kateter (setelah 6 jam).


63

c. Defekasi

Dalam 24 jam pertama pasien juga harus dapat buang

air besar karena semakin lama feses tertahan dalam usus

maka akan semakin sulit baginya untuk buang air besar

secara lancar. Diharapkan maksimal ibu sudah bisa buang

air besar pada hari ketiga setelah melahirkan. Anjurkan ibu

untuk makan tinggi serat seperti buah-buahan dan sayur

serta banyak minum air putih.

d. Hubungan Seksual

Hubungan seksual boleh dilakukan setelah darah

berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jari

kedalam vagina tanpa rasa nyeri. Ibu harus mengingat

bahwa ovulasi dapat terjadi kapan saja sehingga ibu pelu

mendapatkan informasi mengenai penggunaan alat

kontrasepsi pasca persalinan secara dini untuk mencegah

terjadinya kehamilan dalam waktu yang terlalu dekat.

e. Kebersihan Diri

Ibu dianjurkan untuk menjaga kebersihan seluruh tubuh

dengan sabun dan air, menjaga kebersihan kelamin dari

depan ke belakang, membersihkan diri setiap kali BAB atau

BAK, mengganti pembalut minimal 2 kali sehari, cuci

tagan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah

membersihkan alat kelamin, bila ada luka episiotomi

hindari menyentuh luka.


64

f. Ambulasi dan Latihan

Ambulasi akan memulihkan kekutan otot panggul

kembali normal. Ambulasi dilakukan sedini mungkin,

maksimal dalam waktu 6 jam. Ibu postpartum dengan

jahitan harus tetap melakukan ambulasi untuk mengurangi

oedema.

g. Istirahat

Istirahat cukup untuk mencegah kelelahan. Kembali pada

kegiatan rumah tangga secara perlahan membuat ibu

kelelahan. Ibu diharapkan juga ikut istirahat ketika bayi

tidur. Jika ibu kurang istirahat dapat mengurangi produksi

ASI, memperlambat involusi uterus, memperbanyak

perdarahan, depresi dan ketidakmampuan untuk merawat

bayi dan dirinya sendiri.

h. Perawatan Payudara

Selama masa nifas ibu harus menjaga payudara agar tetap

bersih dan kering, bersihkan payudara dengan sabun PH

ringan untuk mencegah penumpukan sisa air susu sehingga

menyebabkan infeksi. Gunakan bra yang menyokong

payudara dan ajarkan teknik laktasi yang baik.

i. Kebutuhan Pskologis

1) Terjadi perubahan emosional yang sangat besar selama

masa nifas, hal ini dikarenakan pengalaman persalinan

merupakan titik puncak dari tingginya harapan dan


65

ketakutan serta dimulainya suatu peran dan tanggung

jawab baru.

2) Ibu memerlukan bantuan untuk merawat bayi dan

memenuhi kebutuhan keluarga.

3) Memberikan bimbingan dan pujian.Keluarga harus

menjaga agar ibu tetap mempunyai waktu.

6. Deteksi Dini Komplikasi Pada Nifas dan Penanganannya

(Siti Saleha, 2009)

a. Perdarahan pada masa nifas

1) Penyebab perdarahan pada masa nifas dan polip

plasenta.

a. Sisa plasenta dan polip plasenta

Sisa plasenta dalam masa nifas menyebabkan

perdarahan dan infeksi. Perdarahan yang banyak

dalam masa nifas hampir selalu di sebabkan oleh

sisa plasenta. Jika pada pemeriksaan plasenta

ternyata jaringan plasenta tidak lengkap, maka harus

dilakukan eksplorasi dan cavum uteri.

2) Terapi

Dengan perlindungan antibiotik sisa plasenta

dikeluarkan secara digital atau dengan kuret besar. Jika

ada demam ditunggu dulu sampai suhu turun dengan

pemberian antibiotik dan 3-4 hari kemudian rahim

dibersihkan.
66

b. Puting tenggelam

1) Penyebab puting tenggelam

a) Adanya perlekatan yang menyebabkan saluran susu

lebih pendek dari biasanya sehingga menarik puting

susu kedalam.

b) Kurangnya perawatan sejak dini pada payudara

c) Penyusu yang tertunda

d) Penyusu yang jarang dan dalam waktu singkat

e) Pemberian minum selain ASI

f) Ibu terlalu lelah dan tidak mau menyusu

Alat untuk merangsang puting susu keluar

Gambar 2.1 gambar alat ponyedot puting

2) Cara penggunaan yaitu dengan cara tempelkan alat

keputing susu pencet ujung secara perlahan.

c. Puting lecet

1) Penyebab lecet sebagai berikut

a) Kesalahan dalam teknik menyusui, bayi tidak

menyusui sampai areola tertutup oleh mulut bayi.


67

Karena gusi bayi tidak menekan pada sinus latiferus,

sedangkan pada ibunya akan menjadi nyeri/kelecetan

pada puting susu.

b) Akibat dari pemakaian sabun, alkohol, krim,atau zat

iritan lainnya untuk mencuci puting susu.

c) Bayi dengan tali lidah yang pendek (frenulum lingue),

sehingga menyebabkan bayi sulit menghisap sampai

kalang payudara dan isapan hanya pada puting susu

saja.

d) Rasa nyeri juga dapat timbul apabila ibu

menghentikan menyusui dengan kurang hati-hati.

2) Penanganan

a) Bayi harus disusukan terlebih dahulu pada puting

yang normal yang lecetnya sedikit. Untuk mengurangi

tekanan lokal pada puting, maka posisi menyusu

harus sering diubah. Untuk puting yang sakit di

anjurkan mengurangi frekuensi dan lama menyusui.

b) Jangan menggunakan sabun, alkohol, atau zat iritan

lainnya untuk membersihkan payudara.

c) Pada puting susu bisa di bubuhkan minyak kelapa

yang telah dimasak terlebih dahulu.

d) Menyusui lebih sering (8-12 kali dalam 24 jam),

sehingga payudara tidak sampai terlalu penuh dan

bayi tidak begitu lapar juga tidak mnyusu terus.


68

d. Payudara Bengkak

1) Penyebab

Pembengkakan payudara terjadi karena ASI tidak disusui

dengan adekuat, sehingga sisa ASI terkumpul pda sistem

duktus yang mengakibatkan terjadinya pembengkakan.

2) Gejala

Kalang paydara lebih menonjol, puting lebih datar dan

sulit diisap oleh bayi, kulit payudara lebih mengkilap.

3) Penanganan

a) Masase payudara dan ASI dipras dengan tangan

sebelum menyusui.

b) Kompers dingin untuk mengurangi statis pembuluh

darah vena dan mengurangi rasa nyeri. Bisa dilakukan

selang-seling dengan kompres panas untuk

melancarkan pembuluh darah.

c) Menyusui lebih sering dan lebih lama pada payudara

yang terkena untuk melancarkan aliran ASI dan

menurunkan tegangan payudara.

Pencegahan apabila memungkinkan susukan bayi

segera setelah lahir, susukan bayi, tanpa jadwa,

keluarkan ASI dengan pompa bila produksi melebihi

kebutuhan bayi, melakukan perawatan pasca

persalinan secara teratur.


69

e. Saluran susu tersumbat

1) Penyebab

a) Tekanan jari ibu yang terlalu kuat pada waktu

menyusui.

b) Pemakaian bra terlau kuat

c) Komplikai payudara bengkak, yaitu susu

terkumpul tidak segera di keluarkan, sehingga

terbentuklah sumbatan.

2) Gejala

a) Pada wanita yang kurus terlihat jelas dan lunak

pada perabaan.

b) Payudara pada daera yang mengalami

penyumbatan terasa nyeri dan bengkak yang

terlokalisir.

3) Penanganan

a) Untuk mengurangi rasa nyeri dan bengkak,

dapat dilakukan masase serta kompres panas dan

dingin secara bergantian.

b) Bila payudara terasa penuh, ibu dianjurkan

untuk mengeluarkan ASI pakai tangan atau

dengan pompa setiap selesai menyusui.

c) Ubah posisi menyusui untuk melancarkan aliran

ASI.
70

4) Pencegahan

Perawatan payudara pasca persalinan secara teratur,

posisi menyusui yang diubah-ubah, menggunkan

bra yang longggar.

f. Mastitis

Mastitis adalah radang pada payudara

1) Penyebab

a) Payudara lengkap yang tidak disusui secara

adekuat.

b) Puting lecet akan memudahkan masuknya

kuman dan terjadinya payudra bengkak.

c) Bra yang terlalu ketat

d) Ibu yang dietnya buruk, kurang istirahat, dan

anemia akan memud terinfeksi.

2) Gejala

a) Bengkak, nyeri pada seluruh payudara/nyeri

lokal.

b) Kemerahan pada sluruh payudara atau hanya

lokal.

c) Payudra keras dan berbenjol-benjol.

d) Panas badan dan rasa sakit umum.

3) Penanganan

a) Istirahat cukup
71

b) Hindari pakaian ketat/ bra yang ketat

c) Kompres payudara dengan air hangat sering

mengubah posisi menyusui.

g. Abses payudara

1) Gejala

a) Ibu lebih parah sakitnya.

b) Payudra lebih merah dan mengkilap. Benjolan

lebih lunak karena berisi nanah, mengeluarkan

nanah tersebut.

2) Penanganan

a) Teknik menyusui yang benar

b) Kompres air hangat dan dingin

c) Susukan dari payudara yang sehat

d) Terus menyusui pada mastitis

e) Senam laktasi

f) Rujuk

g) Pengeluaran nanah dan pemberian antibiotik

bila abses bertambah

F. BBL (Bayi Baru Lahir)

Seperti kita ketahui bahwa setiap tahun diperkirakan 4 juta

bayi meninggal pada bulan pertama kehidupannya dan dua

pertiganya meninggal minggu pertama. Penyebab utama

adalah komplikasi kehamilan dan persalinan seperti asfiksia,

spesis, dan komplikasi Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)


72

kurang dari 98% dapat dicegah dengan penanganan

pengenalan dini dan obat yang tepat.

1. Pengertian BBL

a. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada

usia kehamilan 37-42 minggu dengan berat lahir

antara 2.50o-4.000 gram.

b. Bayi lahir normal adalah bayi yang lahir cukup bulan,

38-42 minggu dengan berat badan sekitar 2.500-3.000

gram dan panjang badan sekitar 50-55

cm.(Sondakh,2013).

c. Bayi lahir normal adalah bayi yang lahir dalam

presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa

memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu

sampai 42 minggu, dengan berat badan 2.500-4.000

gram, nilai APGAR >7 dan tanpa cacat bawaan.

2. Ciri-ciri bayi baru lahir normal sebagaiberikut,

a. Berat badan lahir bayi antara 2.500-4.000 gram

b. Panjang badan bayi 48-50 cm

c. Lingkar dada bayi 32-34 cm

d. Lingkar kepala bayi 33-35 cm

e. Bunyi jantung dalam menit pertama 180 kali/menit,

kemudian turun sampai 140-120 kali/menit pada

saat bayi umur 30 menit.


73

f. Pernapasan cepat pada menit-menit pertama kira-

kira 80 kali/menit disertai pernapasan cuping

hidung, retraksi suprasternal dan interkostal, seta

rintihan hanya berlangsung 10-15 menit.

g. Kulit kemerahan-merahan dan licin karena jaringan

subkutan cukup terbentuk dan dilapisi vernik

kaseosa rambut lanugo telah hilang, rambut kepala

tumbuh baik.

h. Kuku telah agak panjang dan lemas.

i. Genetalia testis sudah turun (pada bayi laki-laki)

dan labia mayora telah menutupi labia minora (pada

bayi perempuan)

j. Reflek isap menelan dan moro telah terbentuk

k. Eliminasi, urin dan mekonium normalnya keluar

pada 24 jam pertama mekonium memiliki

karakteristik hitam kehijauan dan lengket.

(Sondhak,2013).

3. Adaptasi fisiologi BBl terhadap kehidupan diluar uterus

Konsep mengenai adaptasi bayi baru lahir adalah

sebagai berikut :

a. Memulai segera pernapasan dan perubuhan dalam pola

sirkulasi konsep ini merupakan hal yang ensesial pada

kehidupan ekstauterin.
74

b. Dalam 24 jam setelah lahir, sistem ginjal

gastrointesinal, hematologi, metabolik dan sistem

neurologis bayi baru lahir harus berfungsi secara

memadai untuk mempertahankan kehidupan ekstauteri.

4. Penilaian APGAR

Penilaian keadaan umum bayi dimulai satu menit setelah

lahir dengan menggunakan nilai APGAR. Penilaian

berikutnya dilakukan pada menit kelima dan kesepuluh.

Penilaian ini perlu untuk mengetahui apakah bayi

menderita asfiksia atau tidak.

Penilaian keadaan umum bayi berdasarkan Nilai APGAR

Tabel 2.4 tanda APGAR

0 1 2

Appearance Pucat Badan merah Seluruh


(warna kulit) tubuh
Ekstermitas biru kemerah-
merahan

Pulse rate Tidak ada Kurang dari 100 Lebih dari


(frekusensi 100
nadi)

Grimace Tidak ada Sedikit gerakan Batuk/besi


(reaksi mimik(grimace) n
rangsang)

Activiti (tonus Tidak ada Ektermitas Gerakan


otot) dalam sedikit aktif
fleksi

Respiration Tidak ada Lemah/tidak Baik/mena


(pernapasan) teratur ngis
75

Interpretasi :

a. Nilai 1-asfiksia berat

b.Nilai 4-6 asfiksia sedang

c. Nilai 7-10 asfiksia ringan (normal)

5. Tahapan bayi baru lahir menurut vivin 2013 yaitu :

a. Tahapan 1 terjadi setelah lahir, selama menit-menit pertama

kelahiran pada tahapan ini digunakan sistem scroring apgar

untuk fisik dan scoring gray untuk interaksi bayi dan ibu.

b. Tahapan II disebut tahapan transisional reaktivitas. Pada

tahap II dilakukan pengkajian selama 24 jam pertama

terhadap adanya perubahan perilaku.

c. Tahap III disebut tahap periodik, pengkajian dilakukan

setelah 24 jam pertama yang meliputi pemeriksaan seluruh

tubuh.

6. Asuhan kebidanan pada BBL normal

a. Cara memotong tali pusat

1) Menjepit tali dengan klem dengan jarak 3 cm dari pusat,

lalu mengerut tali pusat kearah ibu dan memasang klem

ke-2 dengan jarak 2 cm dari klem.

2) Memegang tali pusat diantara 2 klem dengan

menggunakan tangan kiri (jari tengah melindungi tubuh

bayi) lalu memotong tali pusat diantara 2 klem.

3) Mengikat tali pusat dengan jarak 1 cm dari umbilikus

dengan simpul mati lalu mengikat balik tali pusat


76

dengan simpul mati. Untuk kedua kalinya bungkus

dengan kasa steril, lepaskan klem pada tali pusat, lalu

memasukannya dalam wadah yang berisi larutan klorin

0,5%.

4) Membungkus bayi dengan kain bersih dan

memberikannya kepada ibu.

b. Mempertahankan suhu tubuh BBL dan mencegah

hipotermia

1) Mengerikan tubuh bayi segera setelah lahir.


Kondisi bayi baru lahir dengan tubuh basah karena air

ketuban atau aliran udara melalui jendela/pintu yang

terbuka akan mempercepat terjadinya penguapan yang

akan mengakibatkan bayi cepat kehilangan suhu tubuh.

Hal ini akan mengakibatkan serangan dingin (cold

stress) yang merupakan gejala mengigil oleh karena

kontrol suhunya belum sempurna.

2) Untuk mencegah terjadinya hipotermi, bayi yang baru

lahir harus segera dikeringkan dan dibungkus dengan

kain kering kemudian diletakan tengkurap diatasdada

ibu untuk mendapatkan kehangatan dari dekapan ibu.

3) Menunda memandikan BBL sampai tubuh bayi stabil


Pada BBL cukup bulan dengan berat badan lebih dari

2.500 gram dan menangis kuat bisa dimandikan kurang

lebih 24 jam setelah kelahiran dengan tetap


77

menggunakan air hangat. Pada BBL beresiko yang

berat badanya kurang dari 2.500 gram atau keadaanya

sangat lemah sebaiknya jangan dimandikan sampai

suhu tubuhnya stabil dan mampu menghisap ASI

dengan baik.

4) Menghindari kehilangan panas pada bayi baru lahir

5) Ada empat cara yang membuat bayi kehilangan panas,

yaitu melalui radiasi, evaporasi, konduksi dan

konveksi.(Vivian,2013).

7. Perawatan lanjut

Disamping perawatan khusus untuk masalah bayi, berikan

perawatan umum dan perwatan lanjut :

a. Buat perencanan perawatan umum yang meliputi kebutuhan

bayi

b. Panatu kemajuan-kemajuan bayi dengan melakukan

penilaian umum terus menerus tanpa mengganggu bayi

termasuk:

1) Frekuesi nafas

2) Denyut jantung

3) Warna kulit

4) Suhu tubuh

5) Kecepatan dan volume pemberian minum siap dengan

perubahan pencernaan perawatan.


78

c. Bila terjadi perubahan kondisi bayi yang ditemukan oleh

hasil pemantaunkhusus dan umum.

d. Bila perlu siapkan transportasi dan atau rujukan (Sudarti dan

Endang, 2010)

8. Tanda bahaya bayi baru lahir

Tanda bahaya bayi baru lahir (JNPK-KR,2008), adalah :

a. Tidak dapat menetek

b. Kejang

c. Bayi bergerak jika dirangsang

d. Kecepatan nafas (>60 kali/menit) atau lambat

(<30kali/menit)

e. Tarikan dinding dada yang dalam

f. Suhu aksila demam (>37,5ºC) atau dinding (36ºC)

g. Merintih

h. Nanah banyak dimata

i. Pusar kemerahan/diare

j. Seanosis issentral

9. Imunisasi

a. Hepatitis B
Vaksin ini diberikan saat bayi lahir, paling baik

diberikan sebelum waktu 12 jam setelah bayi lahir.

Vaksin ini berfungsi untuk mencegah penularan

hepatitis B dari ibu ke anak saat proses kelahiran.

Menurut Permenkes No 52 tahun 2017, penanganan


79

bayi dari ibu terinfeksi hepatitis B mendapatkan

pelayanan standar vitamin K dan imunisasi HB0 <24

jam dan Hbig <24 jam, dilanjutkan dengan HB1, 2, 3

dan 4( Vaksin DPT-HB-Hib) sesuai dengan program

imunisasi nasional, pemeriksaan scrologis HbsAg saat

bayi usia 9-12 bulan.

b. Polio
Vaksin polio diberikan sebanyak 4 kali sebelum

bayi berusia 6 bulan. Vaksin ini diberikan pada usia 2

bulan, 4 bulan, dan 6 bulan. Vaksin ini diberikan untuk

mencegah lumpuh layu.

c. BCG
BCG hanya diberikan sebanyak 1 kali dan

disarankan pemberiannya sebelum bayi berusia 3 bulan.

Paling baik diberikan saat berusia 2 bulan. Vaksin BCG

ini berfungsi untuk mencegah kuman tuberkulosis yang

dapat menyerang paru-paru dan selaput otak, dapat

menyebabkan kecacatan bahkan kematian.

d. Campak
Vaksin campak diberikan sebanyak 2 kali, yaitu

pada usia 9 bulan dan 24 bulan. Namun, vaksin campak

kedua pada usia 24 bulan tidak perlu lagi diberikan

ketika anak sudah mendapatkan vaksin MMR pada usia

15 bulan. Vaksin ini diberikan untuk mencegah


80

penyakit campak berat yang dapat menyebabkan

pneumonia (radang paru), diare, dan bahkan menyerang

otak.

e. Pentavalen (DPT-HB-HiB)
Pentavalen merupakan vaksin gabungan dari vaksin

DPT (difteri, pertusis, tetanus), vaksin HB (Hepatitis

B), dan vaksin HiB (Haemophilus influnza tipe B).

Vaksin ini diberikan untuk mencegah 6 penyakit

sekaligus, yaitu difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B,

pneumonia, dan meningitis (radang otak). Vaksin ini

diberikan sebanyak 4 kali yaitu pada usia 2 bulan, 3

bulan, 4 bulan, dan 18 bulan.

G. TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN

Menejemen kebidanan menurut (Rita Yulifah, 2013) :

1. Pengertian Menejemen Kebidanan

Menejemen kebidanan adalah pendekatan dan

kerangka berfikir yang digunakan oleh bidan dalam

menerapkan metode pemecahan masalah secara

sistematis mulai dari pengumpulan data, analisa data,

diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi (Kepmenkes 369; 2007, 5).

Menejemen kebidanan merupakan proses

pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode

untuk mengorganisasikan pikirandan tindakan dengan


81

urutan logis dan perilaku yang diharapkan dari pemberi

asuhan yang berdasarkan ilmiah, penemuan, dan

keterampilan dalam tahap yang logis untuk

pengambilan keputusan yang berfokus pada klien

(Helen Varney, 2007; 26).

2. Menejemen Kebidanan dengan Metode Varney

Proses menejemen terdiri atas tujuh langkah yang

berurutan dimana setiap langkah disempurnakan secara

periodik. Proses dimulai dengan mengumpulkan data

dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah

tersebut membentuk suatu kerangka yan dapat

diaplikasikan dalam situasi apapun. Langkah-langkah

tersebut adalah sebagai berikut :

a. Langkah 1 : Pengkajian / pengumpulan data dasar

Pada langkah ini, dilakukan pengkajian

dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan

untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap.

Data-data yang dikumpulkan antara lain :

1) Data Subyektif

Data subyektif adalah mengumpulkan

informasi akurat dan lengkap dari beberapa

sumber yang berkaitan dengan kondisi klien

dengan cara wawancara dengan klien, suami,

dan dari catatan/dokumentasi pasien.


82

a) Biodata

(1) Nama

Selain sebagai identitas, upayakan

agar bidan untuk membangun

komunikasi pada pasien menjadi lebih

akrab. (Ari Sulistyawati, 2010)

(2) Umur

Dari anamnesa yang telah

dilakukan ibu mengatakan berumur 32

tahun. Usia wanita yang tidak di

anjurkan untuk hamil adalah Usia

dibawah 20 tahun meningkatkan

insiden preeklamsi dan usia diatas 35

tahun meningkatkan insiden diabetes

militus tipe II, hipertensi kronis,

persalinan yang lama pada multipara,

secsio sesaria, persalinan preterem,

IUGR, anomaly kromosom dan

kematian janin (Handayani, 2017)

(3) Agama

Pengkajian agama di perlukan

untuk mengetahui keyakinan ibu

sehingga dapat membimbing dan


83

mengarahkan ibu untuk berdoa sesuai

dengan keyakinan (Handayani, 2017).

(4) Pendidikan

Pendidikan sebagai dasar bidan

untuk menentukan metode yang paling

tepat dalam penyampaian informasi.

Tingkat pendidikan ini sangat

mempengaruhi daya tangkap dan

tanggap pasien terhadap instruksi atau

informasi yang di berikan bidan pada

pasien. (Sulistyawati, 2010)

(5) Pekerjaan

Pekerjaan seseorang akan

menggambarkan aktivitas dan tingkat

kesejahteraan ekonomi yang

didapatkan. (Sulistyawati, 2012)

(6) Suku bangsa

Asal daerah atau bangsa seseorang

wanita berpengaruh terhadap pola pikir

mengenai tenaga kesehatan, pola

nutrisi dan adat istiadat yang dianut

(Handayani, 2017).
84

(7) Alamat

Alamat pasien dikaji untuk

mengetahui keadaan lingkungan

sekitar pasien dan kunjungan rumah

bila di perlukan (Ambarwati, 2008)

b) Riwayat pasien

(1) Keluhan utama

Ditanyakan untuk mengetahui alasan

pasien datang ke fasilitas pelayanan

kesehatan. (Ari Sulistyawati, 2012)

(2) Riwayat kebidanan

Ditanyakan untuk memprediksi

jalannya proses persalinan dan untuk

mendeteksi apakah ada kemungkinan

penyulit selama proses persalinan.

(Rita Yulifah, 2013).

(3) Kunjungan antenatal care (ANC)

minimal satu kali pada trimester I (usia

kehamilan 0-13 minggu), satu kali pda

trimester II (usia kehamilan 14-27

minggu), dua kali pada trimester III

(usia kehamilan 28-40 minggu).

(Sulistyawati, 2012).
85

(4) Riwayat haid

Menarce adalah usia pertama kali

mengalami menstruasi, untuk wanita

indonesia menarche terjadi pada usia

sekitar 12-16 tahun. (Sulistyawati,

2013)

(5) Riwayat Kontrasepsi

Riwayat kontrasepsi ini perlu

dikaji saat pemeriksaan kehamilan

untuk menentukan jenis kontrasepsi

yang akan digunakan pasca

melahirkan. (Hani, 2010).

(6) Riwayat kesehatan

Digunakan sebagai penanda akan

adanya penyulit masa hamil. Adanya

perubahan fisiologis pada masa hamil

yang melibatkan seluruh sistem dalam

tubuh akan mempengaruhi organ yang

mengalami gangguaan (Sulistyawati,

2012).

(7) Kebiasaan

Menu makan untuk ibu hamil,

misalkan ibu hamil harus pantang

makanan yang berasal dari daging, ikan


86

dan telur karena dipercaya dapat

menyebabkan kelainan pada janin.

Adat ini sangat merugikan pasien dan

janin karena hal ini justru akan

membantu pertumbuhan janin tidak

optimal dan pemulihan kesehatan akan

terhambat (Sulistyawati, 2012).

c) Pola kebiasaan sehari-hari

(1) Pola nutrisi

Pada saat hamil harus makan

makanan yang mengandung nilai gizi

bermutu tinggi meskipun tidak berarti

makan makanan yang mahal harganya.

Gizi pada waktu hamil harus

ditingkatkan hingga 300 kalori per

hari, ibu hamil seharusnya makanan

yang mengandung protein, zat besi dan

minuman cukup cairan (menu

seimbang) (Kusmiyati, 2009).

(2) Pola eliminasi

Keluhan yang muncul dengan

eliminasi adalah konstipasi dan buang

air kecil. Konstipasi terjadi akibat

adanya pengaruh hormone progesteron


87

yang mempunyai efek rileks terhadap

otot polos, salah satunya otot usus.

Selain itu desakan usus oleh

pembesaran janin juga menyebabkan

bertambahnya konstipasi.

(Sulistyawati, 2012)

(3) Pola istirahat

Istirahat sangat diperlukan oleh

ibu hamil. Rata-rata lama tidur malam

normal adalah 6-8 jam, sedangkan

tidur siang antara 1-2 jam, dan tidak

semua wanita mempunyai kebiasaan

tidur siang. Oleh karena itu, hal ini

disampaikan kepada ibu bahwa tidur

siang sangat penting untuk menjaga

istirahat yang baik

(4) Pola personal hygiene

Kebersihan harus dijaga pada

masa hamil. Mandi dianjurkan

setidaknya dua kali sehari karena ibu

hamil cenderung untuk mengeluarkan

banyak keringat, menjaga kebersihan

diri terutama lipatan kulit (ketiak,

bawah buah dada, daerah genetalia)


88

dengan cara dibersihkan dengan air

dan dikeringkan. Kebersihan gigi dan

mulut, perlu mendapat perhatian

karena seringkali muda terjadi gigi

berlubang, terutama kepada ibu yang

kekurangan kalsium. Rasa mual selama

hamil dapat mengakibatkan

perburukan hygiene mulut dan

menimbulkan karies gigi (Sulistyawati,

2014)

(5) Pola seksual

Selama kehamilan berjalan dengan

normal, koitus di perbolehkan sampai

akhir kehamilan, meskipun beberapa

ahli berpendapat sebaiknya tidak lagi

berhubungan seksual selama 14 hari

menjelang kelahiran. Koitus tidak

dibenarkan bila terjadi perdarahan

pervaginam riwayat abortus berulang,

abortus/partus prematur imminen,

ketuban pecah sebelum waktunya

(Kusmiyati,2009)
89

d) Data Psikologi

Adanya beban psikologis yang

ditanggung oleh ibu dapat menyebabkan

gangguan perkembangan bayi yang nantinya

akan terlihat ketikabayi lahir (Sulistyawati,

2012).

e) Data sosial ekonomi

Adanya beban psikologis yang

ditanggung oleh ibu dapat menyebabkan

gangguan perkembangan bayi yang nantinya

akan terlihat ketika bayi lahir (Sulistyawati,

2012).

f) Data perkawinan

Menurut Sulistyawati (2010), status

perkawinan penting untuk kita kaji karena

dari data ini kita akan mendapatkan

gambaran mengenai suasana rumah tangga

serta kepastian mengenai siapa yang akan

mendampingi persalinan.

g) Data spiriutual

Menurut (Nur, 2009) agama merupakan

salah satu karakteristik tentang orang dapat

memberikan ketenangan tentang pengalaman


90

dan keadaan penyakit dalam masyarakat

tertentu. Melalui pendekatan ini akan

memudahkan kita sebagai tenaga kesehatan

untuk memberi dukungan spiritual kepada

ibu.

h) Data sosial budaya

Menurut teori Ambarwati (2008),

kebiasaan sosial budaya perlu dikaji untuk

mengetahui klien dan keluarga menganut

adat istiadat yang akan menguntungkan atau

merugikan klien khususnya pada masa hamil.

i) Data pengetahuan

Menurut Kementrian Kesehatan RI 2014

kegiatan kelas ibu hamil merupakan sarana

untuk belajar kelompok tentang kesehatan

bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka

yang bertujuan meningkatkan penegetahuan

dan ketarampilan ibu-ibu mengenai

kehamilan, persalinan, perawatan nifas dan

perawatan bayi baru lahir, melalui praktik

dengan menggunakan BUKU KIA

2) Data obyektif

Menurut Sulistyawati (2013), data ini

dikumpulkan guna melengkapi data untuk


91

menegakkan diagnosis dengan melakukan

pengkajian melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi,

auskultasi, perkusi, dan pemeriksaan penunjang

yang dilakukan secara berurutan.

a) Keadaan Umum

Menurut Sulistyawati (2013), keadaan

umum dikaji untuk mengamati keadaan

umum pasien secara keseluruhan, normalnya

keadaan umum baik apabila pasien

memperlihatkan respon yang baik terhadap

lingkungan dan orang lain, serta secara fisik

pasien tidak mengalami ketergantungan

dalam berjalan. Sedangkan dikatakan lemah

apabila pasien kurang atau tidak memberikan

respon yang baik terhadap lingkungan dan

orang lain, dan pasien sudah tidak mampu

berjalan sendiri.

b) Kesadaran

Menurut Yulifah (2013), untuk mendapatkan

gambaran tentang kesadaran pasien, kita

dapat melakukan pengkajian derajat

kesadaran pasien dari keadaan

composmentis sampai dengan koma.


92

c) Tekanan darah

Tekanan darah perlu diukur untuk

mengetahui perbandingan nilai dasar selama

masa kehamilan tekanan darah yang adekuat

perlu untuk mempertahankan fungsi plasenta,

tetapi tekanan darah sistolik 140 mmHg atau

diastolik 90 mmHg pada saat awal

pemeriksaandapat mengindikasi potensi

hipertensi (Depkes RI, 2009)

d) Tinggi badan

Menurut (Depkes RI, 2009), tinggi

badan menentukan ukuran panggul ibu,

ukuran normal tinggi badan yang baik untuk

ibu hamil antara lain > 145 cm.

e) Berat badan

Menurut (Depkes RI, 2009),

pertambahan berat badab yang normal pada

ibu hamil yaitu berdasarkan masa tubuh

(BMI : Body Mass Index) dimana metode ini

untuk menentukan pertambahan berat badan

yang penting mengetahui BMI wanita hamil.

Total pertambahan berat badan pada

kehamilan yang normal 11,5- 16 kg.


93

f) Lila

Menurut Depkes RI (2009), pada ibu

hamil pengukuran LILA merupakan suatu

cara untuk mendeteksi dini adanya Kurang

Energi Kronis (KEK) atau kekurangan gizi.

Malnutrisi pada ibu hamil mengakibatkan

transfer nutrisi berkurang, sehingga

pertumbuhan janin terhambat dan berpotensi

melahirkan bayi Berat Badan Lahir Rendah

(BBLR). BBLR berkaitan dengan volume

otak IQ seorang anak Kurang Energi Kronis

KEK (ukuran LILA < 23,5 cm), yang

menggambarkan kekurangan pangan dalam

jangka panjang baik dalam jumlah maupun

kualitasnya.

1) Pemeriksaan Fisik

Dimaksudkan untuk memperoleh data

objektif. Pemeriksaan fisik dilakukan

meliputi pemeriksaan umum, pengukuran

tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik khusus,

pemeriksaan fisik penunjang (pemeriksaan

laboratorium, rontgen, USG).


94

b. Langkah 2 : Identifikasi diagnosa dan masalah

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar

terhadap diagnosis atau masalah dan kebutuhan klien

berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data

yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah

dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat

merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.

Diagnosis kebidanan adalah diagnosis yang

ditegakkakn bidan dalam lingkup praktik kebidanan

dan memenuhi standar nomenklatur diagnosis

kebidanan. Masalah adalah hal-hal yang berkaitan

dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil

pengkajian atau yang menyertai diagnosis.

c. Langkah 3 : identifikasi diagnosis dan masalah

potensialPada langkah ini, kita mengidentifikasi

masalah potensial atau diagnosis potensial

berdasarkan diagnosis/masalah yang sudah

diidentifikasi. Tujuan dari langkah ini adalah untuk

mengantisipasi semua kemungkinan yang dapat

muncul. Pada langkah ini, bidan mengidentifikasi

diagnosis dan masalah potensial berdasarkan

diagnosis dan masalah yang sudah teridentifikasi atau

diagnosis dan masalah aktual.


95

d. Langkah 4 : identifikasi kebutuhan segeraKebutuhan

adalah hal-hal yang dibutuhkan klien dan belum

teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang

didapatkan dengan melakukan analisis data. Pada

langkah ini, bidan menetapkan kebutuhan terhadap

tindakan segera, melakukan konsultasi, kolaborasi

dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi

klien. Langkah keempat mencerminkan

kesinambungan dari proses menejemen kebidanan

yang terjadi dalam kondisi darurat.

e. Langkah 5 : menyusun rencana asuhan menyeluruh

(intervensi)Rencana asuhan yang menyeluruh tidak

hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari

kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan.

Oleh karena itu, pada langkah ini tugas bidan adalah

merumuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil

pembahasan rencana asuhan bersama klien kemudian

membuat kesepakatan bersama sebelum

melaksanakannya.

f. Langkah 6 : pelaksanaan rencana asuhan

(implementasi)Pada langkah ini dilakukan

pelaksanaan asuhan langsung secara efisien dan aman.

Rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah


96

diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara

efisien dan aman.

g. Langkah 7 : evaluasiPada langkah ketujuh, ini

dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang telah

diberikan. Hal yang dievaluasi meliputi apakah

kebutuhan telah terpenuhi dan mengatasi diagnosis

dan masalah yang telah diidentifikasi.

3. Menejemen Kebidanan dengan Metode SOAP

S (Subyektif) Menggambarkan pendokumentasian

hasil pengumpulan data klien melalui

anamnesis (langkah I Varney).

O (Obyektif) Menggambarkan pendokumentasian

hasil pemeriksaan fisik klien, hasil

laboratorium dan uji diagnosis lain yan

dirumuskan dalam data fokus untuk

mendukung asuhan (langkah I

Varney).

A (Assesment) Menggambarkan pendokumentasian

hasil analisis dan interpretasi data

subjektif dan objektif dalam suatu

identifikasi :

1. Diagnosis/masalah.

2. Antisipasi diagnosis/masalah

potensial.
97

3. Perlunya tindakan segera oleh

bidan atau dokter.

P (Penatalaksana) Menggambarkan pendokumentasian

tindakan dan evaluasi perencanaan

berdasarkan assesment (langkah V,IV

dan VII Varney).

4. LANDASAN HUKUM KEWENANGAN BIDAN

Kewenangan bidan sesuai dengan peraturan menteri

kesehatan Republik Indonesia nomor 28 tahun 2017 tentang

izin penyelenggaraan praktik bidan, kewenangan bidan

meliputi :

a. Pasal 18

Dalam penyelenggaraan Praktik Kebidanan, Bidan

memiliki kewenangan untuk memberikan :

1) Pelayanan kesehatan ibu.

2) Pelayanan kesehatan anak.

3) Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan

keluarga berencana.

b. Pasal 19

1) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud

dalam pasal 18 huruf a pada masa sebelum hamil,

masa hamil, masa persalinan, masa nifas, masa

menyusui, dan masa antara dua kehamilan.


98

2) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimkasud

pada ayat (1) meliputi pelayanan :

a) Konseling pada masa sebelum hamil.

b) Antenatal pada kehamilan normal.

c) Persalinan normal.

d) Ibu nifas normal.

e) Ibu menyusui.

f) Konseling pada masa antara dua kehamilan.

3) Dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu

sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidan

berwenang melakukan :

a) Episiotomi.

b) Pertolongan persalinan normal.

c) Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II.

d) Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan

dengan perujukan.

e) Pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil.

f) Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas.

g) Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusui dini dan

promosi air susu ibu eksklusif.

h) Pemberian uterotonika pada menejemen aktif

kala III dan postpartum.

i) Penyuluhan dan konseling.


99

j) Pemberian surat keterangan kehamilan dan

kelahiran.

c. Pasal 20

1) Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud

dalam pasal 18 huruf b diberikan pada bayi baru

lahir, bayi, anak balita, dan anak pra sekolah.

2) Dalam memberikan pelayanan kesehatan anak

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidan

berwenang melakukan :

a) Pelayanan neonatal esensial.

b) Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan

dengan rujukan.

c) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita,

dan anak pra sekolah.

d) Konseling dan penyuluhan.

3) Pelayanan neonatal esensial sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) huruf a meliputi inisiasi menyusui

dini, pemotongan dan perawatan tali pusat,

pemberian suntikan vitamin K1, pemberian

imunisasi HB0, pemeriksaan fisik bayi baru lahir,

pemantauan tanda bahaya, pemberian tanda

identitas diri, dan merujuk kasus yang tidak dapat

ditangani dalam kondisi stabil dan tepat waktu ke

Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang lebih mampu.


100

4) Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan

perujukan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf b meliputi :

a) Penanganan awal asfiksia bayi baru lahir

melalui pembersihan jalan nafas, ventilasi

tekanan positif, dan/kompresi jantung.

b) Penanganan awal hipotermia pada bayi baru

lahir dengan BBLR melalui penggunaan selimut

atau fasilitasi dengan cara menghangatkan tubuh

bayi dengan kanguru.

c) Penanganan awal infeksi tali pusat dengan

mengoleskan alkohol atau povidon iodine serta

menjaga luka tali pusat tetap bersih dan kering.

d) Membersihkan dan pemberian salep mata pada

bayi baru lahir dengan infeksi honore (GO).

5) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan

anak pra sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) huruf c meliputi kegiatn penimbangan berat

badan, pengukuran lingkar kepala, pengukuran

tinggi badan, stimulasi deteksi dini, dan intervensi

dini penyimpangan tumbuh kembang balita dengan

menggunakan Kuesioner Pra Skrining

Perkembangan (KPSP).
101

6) Konseling dan penyuluhan sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) huruf d meliputi pemberian

komunikasi, informasi, edukasi (KIE) kepada ibu

dan keluarga tentang perawatan bayi baru lahir, ASI

eksklusif, tanda bahaya pada bayi baru lahir,

pelayanan kesehatan, imunisasi, gizi seimbang,

PHBS, dan tumbuh kembang.

d. Pasal 21

Dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi

perempuan dan keluarga berencana sebagaimana

dimaksud dalam pasal 18 huruf c, Bidan berwenang

memberikan :

a. Penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi

perempuan dan keluarga berencana.

b. Pelayanan konttrasepsi oral, kondom, dan suntikan.

5. STANDAR ASUHAN KEBIDANAN

Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam

proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan

oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkupnya

berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia nomor 938/MenKes/SK/VIII/2007 yaitu :

Standar I : Pengkajian.

Standar II : Perumusan diagnosa dan atau masalah.


102

Standar III : Perencanaan.

Standar IV : Implementasi.

Standar V : Evaluasi.

Standar VI : Pencatatan Asuhan Kebidanan.


BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. S
DI PUSKESMAS DUKUHWARU KABUPATEN TEGAL TAHUN 2018
(Stadi Kasus Hepatitis. B dan Kala I Lama)

A. Asuahan Kebidanan Pada Kehamilan

Pada tanggal 06 Oktober 2018 jam 14.00 WIB penulis melakukan

kunjungan awal di rumah Ny. S di Desa Dukuhwaru RT 04 RW 01 untuk

melakukan pengkajian awal dengan teknik wawancara dan pemeriksaan

kehamilan. Data yang diperoleh dan pengkajian adalah sebagai berikut :

1. Pengumpulan Data

a. Data Subyektif

1) Identitas Klien

Ibu mengatakan bernama Ny. S umur 32 tahun, suku bangsa

Jawa, Agama Islam, riwayat Pendidikan terakhi SMP, Pekerjaan

konveksi, Ny. S Mempunyai suami bernama Tn. S umur 36

tahun, suku bangsa Jawa, Agama islam, riwayat pendidikan

terakhir suami SD, bekerja di DLH (Dinas Lingkungan Hidup).

Ny. S dan suami tinggal bersama di Desa Dukuwaru RT 04 RW

01 Kecamatan DukuhwaruKabupaten Tegal.

2) Keluhan Utama

Ibu mengatakan pada kehamilan ini pernah kencing berwarna

kemerahan, dan uluhatinya sering sakit.

103
104

3) Alasan datang

Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya

4) Riwayat Obstetri dan Ginekologi

Ibu mengatakan hamil yang pertama Umur kehamilannya

cukup bulan , jenis persalinan spontan vacum, penolong

persalinan yaitu dokter Sp.Og berat badan lahir 3600 gram

dengan nifas normal, keadaan anak saat ini hidup, sekarang

berumur 10 tahun dan jenis kelamin laki – laki.

4) Riwayat Kehamilan sekarang

Kehamilan ini merupakan kehamilan yang kedua, dan

tidak pernah ke guguran, ANC pertama kali di bidan karena

telah mengalami terlambat haid dan timbul tanda – tanda hamil

serta ingin melakukan test kehamilan. Kemudian pada tanggal

08 April 2018 periksa di puskesmas teraba tegang di usia

kehamilan 11 minggu pergerakan janin masih dirasakan oleh

ibu sampai saat ini Ny. S tidak memeriksakan kehamilannya

pada trimester 1 Trimester II Sebanyak 5 kali trimester III

sebanyak 5 kali. Selama hamil ibu selalu mengkonsumsi tablet

penambah darah sebanyak 10 bungkus atau > 90 tablet

5) Riwayat Haid

Ibu mengatakan pertama kali menstruasi ( menarche ) pada

usia 12 tahun lamanya haid 7 hari, banyaknya 3 kali ganti

pembalut dalam sehari. Dengan Siklus 28 hari, teratur dan ibu


105

tidak merasakan nyeri haid baik sebelum dan sesudah

mendapatkan menstruasi. Serta tidak ada keputihan yang berbau

dan gatal. Hari pertama haid terakhir (HPHT) : 21–01–2018 .

sehingga (HPL) 28–10–2018

6). Riwayat Penggunaan Kontrasepsi

Ibu mengatakan sebelum kehamilan ini menggunakan KB

Suntik 3 bulan selama 5 tahun Kemudian iu berhenti

menggunakan KB karena ingin memiliki anak lagi. Ibu

berencana ingin menggunakan KB suntik 3 bulan. Lagi dengan

alasan lebih praktis.

7). Riwayat Kesehatan

Ibu mengatakan pada saat ini sedang menderita penyakit

hepatitis berdasarkan hasil tes laboratorium Puskesmas

Dukuhwaru pada tanggal 23 –04–2018 HbsAg Reaktif, dengan

umur kehamilan 12 minggu lebih 4 hari, untuk memastikan

kembali di cek ulang di Rs dr Soesilo Slawi Tegal dengan hasil

test HbsAg (+) sebelumnya dan pada keluarga tidak pernah

menderita penyakit seperti : TBC , DM, Hipertensi, Asma,

Hepatitis, kecelakaan / trauma dan penyakit yang dioperasi. Ibu

mengatakan bahwa dalam keluarga tidak memiliki riwayat

keturunan kembar.
106

8). Kebiasaan

Ibu mengatakan tidak ada pantangan makan, tidak pernah

mengkonsumsi jamu selama kehamilan , tidak pernah minum

obat –obatan selain dari tenaga kesehatan, tidak pernah

minuman keras, dan tidak merokok sebelum dan selama hamil

dan tidak memelihara binatang dirumahnya seperti ayam,

kucing, anjing, burung dan lain-lain.

9). Kebutuhan sehari–hari

a) Makan

Ibu mengatakan sebelum hamil frekuensi makan 3 kali

sehari, porsi 1 piring menu bervariasi nasi, sayur, ikan,

tempe dan lain lainIbu mengatakan selamahamil makan 3

kali sehari, porsi 1 piring, menu bervariasi seperti sayur,

nasi, ikan telur tempe dan lain-lain tidak ada gangguan pola

makan.

b) Minum

Ibu mengatakan Frekuensi minum 8-9x/hari, minum

air putih atau air teh, dan tidak ada gangguan pada makan

dan minum. Ibu mengatakan selama hamil frekuensi minum

sekitar 12 gelas/hari minum air putih dan teh dan tidak ada

gangguan pada pola minum.


107

c) Eliminasi

Ibu mengatakan sebelum hamil BAB : frekuensi 1 kali

sehari, konsistensi lembek, warna kuning kecoklatan, tidak

ada gangguan, ibu mengatakan selama hamil BAB yaitu

frekuensi 1 kali sehari, konsistensi padat lembek warna

kuning kecoklatan tidak ada gangguan pada BAB.

Sedangkan pada BAK : Buang air kencing sering , frekuensi

6–8 kali/hari, bau khas warna kuning jernih, tidak ada

gangguan.

d) Istirahat

Ibu mengatakan sebelum hamil yaitu istirahatnya cukup

yaitu siang 2 jam mlam 8 jam, tidak ada gangguan pada

istirahatnya

Ibu mengatakan selama hamil ibu mengatakan ada

perubahan dengan pola tidur tidak tidur siang dan malam 7

jam.

e) Aktivitas

Ibu mengatakan aktivitas sehari hari sebelum hamil yaitu

bekerja sebagai karyawan swasta di konveksi, menyapu,

memasak mencuci ibu mengatakan selama hamil aktivitas

sehari hari seprti menyapu, memasak, megepel.

f) Personal hygien

Ibu mengatakan sebelum hamil mandi 2 kali sehari,

menggunakan sabun ,keramas 2 kali seminggu


108

menggunakan sampo gosok gigi 2 kali sehari menggunakan

pasta gigi. Ibu mengatakan selama hamil tidak ada

perubahan pada pola personal hygien yaitu :mandi 2 kali

sehari, menggunakan sabun ,keramas 2 kali seminggu

menggunakan sampo gosok gigi 2 kali sehari menggunakan

pasta gigi.

g) Seksual

Ibu mengatakan sebelum hamil pola seksualnya 2 kali

seminggu ibu mengatakan selama hamil pola seksualnya

jarang

10). Data Psikologis

Ibu mengatakan ini anak yang diharapkan dan senang

dengan kehamilannya saat ini. Suami dan keluarga juga

senang dengan kehamilan ibu saat ini dan ibu sudah siap

menjalani proses kehamilan ini sampai proses melahirkan.

11). Data Sosial ekonomi

Ibu mengatakan penghasilannya cukup untuk memenuhi

kebutuhan sehari – hari, tanggung jawab perekonomiannya

ditanggung oleh suami dan ibu dan pengambilan daalam

keputusan yaitu suami dan ibu serta keluarga.


109

12). Data Perkawinan

Ibu mengatakan status perkawinan sah, ini adalah

perkawinan yang pertama dan lama perkawinannya yaitu 12

tahun Usia pertama kali menikah yaitu 20 tahun.

13). Data Spiritual

Ibu mengatakan menjalankan solat 5 waktu serta selalu

berdoa

14). Data Sosial Budaya

Ibu mengatakan tidak percaya dengan adatistiadat setempat

seperti membawa gunting kemana-manasaat hamil.

15). Data Pengetahuan Ibu

Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang maanfaat tablet

tambah darah yaitu untuk mencegah kurang darah (anemia)

b. Data Obyektif

Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan terdapat hasil

keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, tekanan darah

110/70 mmHg, denyut nadi 80x/menit, pernafasan 20x/menit,

suhu, 36,5 ˚C, tinggi badan 150 cm berat badan 60 kg, berat

badan sebelum hamil 55 kg, LILA 27 cm.

Pada pemeriksaan fisik secara inspeksi, kepala atau rambut

bersih tidak rontok, kelopak mata tidak oedem, konjung tiva


110

tidak anemis, sclera ikhterik, telinga dan hidung tidak ada

kelainan, mulut dan gigi bersih, tidak ada caries gigi, tidak ada

pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis. Pada payudara

bentuk simetris, puting susu agak mendelep abdomen membesar

dengan kehamilan dan terdapat linea nigra, tidak ada luka bekas

operasi, genetalia tidak ada varices, anus tidak ada hemoroid,

dan ekstermitas tida oedem dan tidak varices .

Sedangkan pada pemeriksaan palpasi terdapat Leopold I :

TFU 3 jari di bawah prosecus xifodeus, bagian fundus teraba

bulat, lunak, tidak melenting yaitu bokong janin, Leopold II :

pada perut sebelah kanan ibu teraba bagian – bagian kecil, tidak

merata yaitu ekstermitas janin, pada bagian kiri ibu teraba

panjang, keras, ada tahanan yaitu punggung janin, Leopold III

pada perut bagian bawah janin yaitu kepala sudah masuk PAP

(Divergen), Tinggi Fundus Uteri (TFU) 30 cm dan dari TFU

yang ada dapat di temukan taksiran berat badan janin (TBBJ)

dengan mengunakan rumus Mc. Donald yaitu (30–11) x 155 =

2,945 gram, HPL : 28–10–2018 dan umur kehamialan 36 minggu

Lebih 6 hari

Pada pemeriksaan auskultasi DJJ/Reguler 146x/menit, pada

pemeriksaan Perkusi Refleks patella kanan (+) positif dan Reflek

patella kiri (+) positif, tidak di lakukan pemeriksaan panggul,

dan dilakukan pemeriksaan labolatorium pada tanggal 23 – 04 –


111

2018 VCT (-) Negatif, HbsAg (+) Positif, Sipilis (-) Negatif,

Golongan Darah O.

2. Interpretasi Data

a. Diagnosa (Nomenklatur)

Dari hasil pemeriksaan yang di lakukan maka didapatkan

diagnosa : Ny. S umur 32 tahun G2 P1 A0 hamil 36 minggu

lebih 3 hari, janin tunggal hidup intra uterin , letak memanjang

puki presentasi kepala, divergen, dengan kehamilan hepatitis B

1). Data Subyektif

Ibu mengatakan bernama Ny. S umur 32 tahun, ibu

mengatakan ini kehamilan yang ke dua dan tidak pernah

keguguran. Ibu mengatakan haid terakhir ibu pada tanggal

21– 01–2018.

2). Data Obyektif

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tanda vital :

tekanan darah 110/70 mmHg, denyut nadi 80x/menit

pernafasan 20 x/menit , suhu tubuh 36,5 °C, palpasi :

Leopold I : bokong, leopold II : punggung kiri, ekstermitas

kanan, leopold III :presentasi kepala, Leopold IV divergen

TFU : 30 cm DJJ : 146x/menit.


112

b. Masalah

Penularan Hepatitis B dari ibu ke janin

c. Kebutuhan

Persiapan pemberian HBIg pada BBL

3. Diagnosa Potensial

Dari data yang diperoleh dalam kasus ini didapatkan data

potensial sebagai berikut :

Ibu : kanker hati, hepatitis akut, sirosis hati, perdarahan saat

persalinan

Janin : Asfiksia, bayi baru lahir prematur hepatitis virus,

kematian janin

4. Antisipasi penanganan segera

Kolaborasi dengan dokter Sp.OG

5. Intervensi (06Oktober 2018 Jam 14 :10 WIB )

a) Beritahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

b) Berikan informasi pada ibu tentang penyakit Hepatitis pada

ibu hamil

c) Anjurkan ibu untuk mencukupi kebutuhan gizinya

d) Anjurkan ibu minum tablet fe teratur

e) Jelaskan pada ibu tentang tanda – tanda persalinan


113

f) Siapkan imunisasi HBIg yaitu demgam berkomunikasi

dengan pemegang program.

g) Anjurkan pada ibu untuk istirahat yang cukup dan tidak

melakukan aktifitas yang berat

h) Anjurkan keluarga ibu untuk pemeriksaan hepatitis

i) Anjurkan pada ibu untuk mempersiapkan persalinannya

j) Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang atau apabila ada

keluhan

6. Implementasi (06 Oktober 2018 Jam 14:20 WIB)

a) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan

TD : 110/70 mmHg N : 80x/menit DJJ : 146x/menit

S : 36,5˚C R : 20x/menit TBBJ :3100 gram

Letak janin sudah bagus yaitu memanjang dengan posisi

kepala berada dibawah perut ibu dan kepala sudah masuk

panggul, keadaan ibu dan janinnya saat ini dalam keadaan

baik – baik saja sesuai dengan usia kehamilan ibu.

b) Memberi informasi pada ibu tentang hepatitis pada ibu hamil

adalah infeksi hati /liver dengan ciri penguningan pada kuku,

mata dan kulit pda ibu hamil kemungkinan dapat menular ke

kebayinya.

c) Menganjurkan ibu agar mencukupi kebutuhan gizinya dengan


114

cara mengkonsumsi makan - makanan yang bergizi seperti

sayur, telur, ikan, susu dan buah – buahan

d) Menganjurkan ibu untuk minum tablet fe yang teratur 1x1/hari

Evaluasi : ibu bersedia minum tablet fe 1x1/hari

e) Menjelaskan ibu tentang tanda – tanda persalinan yaitu

keluarnya lendir becampur darah, perut kencang –kencang

yang teratur dan menetap, keluar air ketubanatau air kawah

dari jalan lahir.

f) Mempersiapkan pemberian imunisasi Hbsag yaitu

Berkomunikasi dengan pemegang program

g) Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup yaitu tidur

siang ± 2 jam dan tidur malam ± 8 jam dan jangan melakukan

aktifitas yang berat berat

h) Menganjurkan pada keluarga ibu untuk dilakukan

pemeriksaan Hepatistis agar mengetahui apakah ada yang

sudah tertular

i) Menganjurkan ibu mempersiapkan persalinannya

seperti,penolong persalinan, tempat persalinan, pendamping

persalinan, transportasi, calon pendonor darah dan

mempersiapkan baju bayi, bedong, topi bayi, sarung tangan


115

dan kaki, popok, dan perlengkapan persalinan ibu seperti baju,

tapih, ander bad, pempers, kendi yang akan dibawa ke rumah

sakit,

j) Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang atau apabila ada

keluhan.

7. Evaluasi (06 Oktober 2018 Jam 14:30 WIB)

a) Ibu sudah tahu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.

b) Ibu sudah mengerti tentang Hepatitis pada ibu hamil

c) Ibu bersedia untuk mengkonsumsi makan – makanan yang

bergizi

d) Ibu bersedia minum fe 1x1/hari secara teratur

e) Ibu sudah mengerti dan tahu tentang tanda – tanda persalinan

f) Sudah di siapkan imunisasi HbsAg oleh pemegang program

g) Ibu bersedia untuk mengikuti anjuran bidan untuk istirahat yang

cukup dan tidak melakukan aktifitas yang berat berat.

h) Ibu bersedia untuk melakukan pemeriksaan hepatitis setalah

bayinya berumur 9 bulan

i) Ibu bersedia untuk mempersiapkan persalinannya

Seperti penolong persalinan bidan, tempat persalinan Puskesmas

Dukuhwaru, pendamping persalinan keluarga,transportasi

pribadi, calon pendonor darah keluarga sendiri jika di perlukan.

j) Ibu bersedia untuk kunjungan ulang atau jika ada keluhan.


116

DATA PERKEMBANGAN I

Tanggal / jam : 3 Oktober 2018

Waktu : 12.00 WIB

Tempat : Rumah Ny. S

a. Data Subyektif

Ibu mengatakan bernama Ny. S umur 32 tahun, ibu mengatakan

kehamilan kedua ibu mengatakan tidak ada keluhan. Ibu mengatakan

melakukan tes kembali pada tanggal 13 September 2018 periksa di RS

dr Soesilo Hbsag (+) B

b. Data Obyektif

pada pemeriksaan fisik ibu di dapatkan hasil keadaan umum baik,

kesadaran composmentis, tekanan darah 110/70 mmHg, denyut nadi

82x/menit, pernafasan 22x/menit, suhu 36,6 °. pada pemeriksaan

palpasi Leopold 1 : TFU 3 jari dibawah procecus xipodeus, Bagian

fundus teraba bulat, lunak tidak melenting yaitu bokong,janin, Leopold

II : Pada perut sebelah kiri teraba panjang seperti papan, bagian kanan

teraba kecil keci ekstermitas, Leopold III : pada bagian perut bawah

teraba bulat keras melenting yaitu kepala bayi janin Leopold : IV

bagian terbawah janin yaitu kepala sudah masuk PAP (divergen) TFU :

30 cm , DJJ 140 x/menit, taksiran berat badan janin (TBBJ) : 2,945

gram, umur kehamilan 36 minggu lebih 3 hari.


117

c. Assesment

Ny. S umur 32 tahun G II PI A0 hamil 36 minggu lebih 3 hari janin

tunggal, hidup intra uterin, letak memanjang, punggung kiri presentasi

kepala, di vergen dengan hepatitis B.

d. Penatalaksanaan

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan yaitu TD :

110/70 mmHg, N : 82 x/menit, S : 36,6 ˚C, R : 22 x/menit, TFU : 30

cm, DJJ : 140 x/menit, Leopold I : bokong, Leopold II : puki,

Leopold III : Kepala, Leopold IV : Divergent

Hasil : ibu sudah mengerti hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.

2. Menganjurkan ibu agar tetap makan makanan yang bergizi seperti

Sayur-sayuran buah-buahan

Hasil : ibu sudah mengerti dan bersedia makan makanan yang

Bergizi

3. menganjurkan ibu diet Hepatitis yaitu diet rendah lemak dan tinggi

protein dan karbohidrat

Hasil : ibu bersedia untuk diet Hepatitis

4. Menganjurkan ibu beli alat untuk puting tenggelam yaitu alat untuk

menyedot puting nama alatnya yaitu nipple puller cara pakainya

yaitu dengan cara tempelkan alat ke puting susu lalu di pencet

ujungnya.
118

Hasil : ibu bersedia beli alat untuk puting tenggelam

5. Menganjurkan ibu agar istirahat yang cukup yaitu pada siang hari

± 2 jam dan tidur malam ± 8 jam dan jangan melakukan ktifitas

yang berat berat

Hasil : ibu bersedia istirahat yang cukup

6. Menganjurkan ibu untuk rutin minum tablet tambah darah yaitu

1x1/ hari

Hasil : ibu bersedia minum tablet tambah darah

7. Menganjurkan ibu untuk rutin kunjungan ulang / jika ada keluhan.

Hasil : ibu bersedia untuk kunjungan ulang.

DATA PERKEMBANGAN II

Tanggal / jam : 15 Oktober 2018

Waktu : 08.40 WIB

Tempat : Puskesmas Dukuhwaru

a. Data Subyektif

Ibu mengatakan bernama Ny. S umur 32 tahun, ibu

mengatakan kehamilan kedua ibu mengatakan perutnya merasakan

kencang kencang.
119

b. Data Obyektif

pada pemeriksaan fisik ibu di dapatkan hasil keadaan umum baik,

kesadaran composmentis, tekanan darah 110/80 mmHg, denyut Nadi

82x/menit, Pernafasan 22x/menit, Suhu 36,6 °.pada pemeriksaan

palpasi Leopold 1 : TFU 3 jari dibawah procecus xipodeus, Bagian

fundus teraba bulat, lunak tidak melenting yaitu bokong,janin, Leopold

II : Pada perut sebelah kiri teraba panjang seperti papan, bagian kanan

teraba kecil kecil ekstermitas, Leopold III : pada bagian perut bawah

teraba bulat keras melenting yaitu kepala bayi janin Leopold : IV

bagian terbawah janin yaitu kepala sudah masuk PAP (divergen) TFU

: 33 cm , DJJ 136x/menit, taksiran berat badan janin (TBBJ) : 3410

gram, umur kehamilan 38 minggu lebih 4 hari.

c. Assesment

Ny. S umur 32 tahun G II PI A0 hamil 38 minggu lebih 4 hari,

janin tunggal, hidup intra uterin, letak memanjang, punggung kiri

presentasi kepala, di vergent dengan hepatitis B.

d. Penatalaksanaan

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan yaitu TD :

110/80 mmHg, N : 82X/menit, S : 36,6 ˚C, R : 22X/menit, TFU : 33

cm, DJJ : 136x/menit, Leopold I : bokong, Leopold II : puki,

Leopold III : Kepala, Leopold IV : Divergen

Hasil : ibu sudah mengerti hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.


120

8. Menganjurkan ibu tarik nafas jika ada kontraksi yaitu dengan

menarik nafas dalam panjang dan mengeluarkan perlahan-lahan

Hasil : ibu bersedia tarik nafas jika ada kontraksi

9. Menganjurkan ibu agar tetap makan makanan yang bergizi seperti

Sayur-sayuran buah-buahan

Hasil : ibu sudah mengerti dan bersedia makan makanan yang

bergizi

10. Menganjurkan ibu agar istirahat yang cukup yaitu pada siang hari ±2

jam dan pada malam hari ± 8 jam

Hasil : ibu bersedia istirahat yang cukup

11. Menganjurkan ibu untuk rutin minum tablet tambah darah yaitu

1x1/ hari

Hasil : ibu bersedia minum tablet tambah darah

12. Menganjurkan ibu mempersiapkan persalinannya seperti,

mempersiapkanKTP, BPJS, Kartu Keluarga dan mempersiapkan

baju bayi, bedong, topi bayi, sarung tangan dan kaki, popok, dan

perlengkapan persalinan ibu seperti baju, tapih, ander bad,

pempers, kendi yang akan dibawa ke rumah sakit,

Hasil : ibu bersedia mempersiapkan surat – surat dan keperluan ibu

dan bayi.
121

B. CATATAN PERSALINAN

Ibu mengatakan Pada tanggal 14 Oktober 2018 jam 17:00 WIB

periksa kehamilannya di BPM karena sudah merasa kencang kencang

setelah di periksa baru ada pembukaan 1 cm, kontraksi 3x dalam 10

menit 20 detik TD 110/80 mmHg, N : 82x/menit R : 22x/menit S :36,

5 Leopold I : Bokong, Leopold II : puki Leopold III: kepala Leopold

IV : divergent TFU 33 cm DJJ : 135x/menit. Keesokan harinya, pada

tanggal 15 Oktober 2018 ibu datang ke Puskesmas Dukuhwaru untuk

memeriksa kehamilannya pada pukul 07.30 WIB Ny. S umur 32 tahun

hamil 38 minggu lebih 4 hari periksa di pkm baru ada pembukaan 1

cm. Kontraksi 3x dalam 10 menit 25 detik dengan hasil TD 110/70

mmHg N : 84x/menit R : 22x/menit S 36,6 °C, Leopold 1 : bokong,

Leopold II : puki, Leopold III : kepala, Leopold IV : divergen sudah

masuk kepala DJJ : 140x/menit dan di periksa lagi VT pembukaan 1

cm, di cek protein urine (-) Hb 11,0 gr% urine reduksi (-) melakukan

pemasangan infus RL 500 ML 20 tpm. Memberitahu ibu akan dirujuk

dan persiapan persalinan seperti surat surat yang di butuhkan yaitu

KTP, BPJS, KK dan keperluan ibu dan bayi kerumah sakit Lalu Ny. S

rujuk ke Rs adella sampai di RS adella Pada pukul 11 : 55 WIB

Hasil Pemantauan K ala I RS Adella

Jam Ttv Djj Pembukaan Kk His Penur


unan
12:00 120/80 135x/me 1 longgar + 3x10’20’’ H1
mmHg nit
13:55 - 136x/me 3 cm jernih 3x10’20’’ H2
nit
14:15 - 136x/me 4-5 cm Jernih 3x10’35’’ H2
122

nit
14:30 110/80 138x/me 10 cm jernih 3x10’40’’ H4
mmHg nit

bayi lahir spontan pukul 14 : 40 WIB Jenis kelamin laki-laki berat

badan 3100 gram panjang badan 48 cm lingkar dada 30 cm Lingkar

Kepala 31 cm a/s 10/10/10 bayi Ny. S di berikan salep mata dan vit K

kemudian dilakukan imunisasi Hbig di sepertiga paha kiri anterolateral

setelah imunisasi Hbig yaitu imunisasi Hb 0 di sepertiga paha kanan

anterolateral.

C. Asuhan Kebidanan Pada Nifas

1. Asuhan 2 Jam Post Partum

Tanggal : 15 Oktober 2018

Waktu : 17 : 30 WIB

Tempat : Rs adella

a. Subyektif

ibu mengatakan habis melahirkan pada jam 14 : 40 WIB,

Ny. S saat ini merasa lemas, masih merasakan mules–mules.

b. Obyektif

keadaan umum ibu baik. Kesadaran composmentis. Tanda

vital : tekanan darah 110/70 mmHg, suhu 36,5°C, nadi 80x/menit,

pernafasan 20x/menit. Muka tidak pucat, konjung tiva tidak pucat,

sclera ihterik, hidung : tidak ada polip secret dalam batas normal,

mulut tidak ada stomatitis dan caries gigi, leher tidak ada

pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis, payudara simetris,


123

puting susu agak mendelep, ada ASI sedikit Pada pemeriksaan

palpasi didapat TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus keras ,

tidak ada luka bekas operasi, kandung kemih kosong, Lochea

rubra berwarna merah, terdapat luka jahitan perinium bau khas

dengan perdarahan ± 150 cc.anus tidak ada hemoroid ekstermitas

tidak oedem dan tidak ada varises.

c. Assesment

Ny. S umur 32 tahun P2 A0 2 Jam post partum dengan nifas

normal

d. penatalaksanaan

1) Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan.

Evaluasi :

a) Keadaan Umum : Baik

b) TTV : TD :100/70 mmHg S :36,5°C

N :80x/menit R :20x/menit

c) Kontraksi : Keras

d) Tinggi Fundus 2 jari dibawah pusat

e) Payudarah : ASI sudah keluar

f) Perdarahan : ± 150 cc

g) Lochea : Rubra

Evaluasi : ibu sudah mengerti hasil pemeriksaan yang

telah dilakukan
124

2) Menganjurkan ibu untuk makan sedikit demi sedikit minum

dengan cukup

Evaluasi : ibu sudah bersedia melakukannya.

3) Memberitahu ibu bahwa anaknya sudah bisa di berikan ASI

karena sudah di berikan imunisasi Hbig

Evaluasi : ibu mengerti dan bersedia memberikan ASI.

4) Memberitahu ibu cara perawatan payudara yaitu buka baju

ibu, puting di kompres dengan minyak oleskan tangan

dengan minyak, letakkan kedua telapak tangan diantara

kedua tangan, kemudian memutar kesamping dan ke bawah

kemudian tangan di lepaskan kedepan lakukan sebanyak 20

kali, kemudian tangan kiri menopang payudara kemudian

tangan kanan mengurut payudara dari pangkal kearah puting

susu sebanyak 20 kali secara bergantian kemudian, tangan

kiri menyanggah payudara kemudian tangan kanan mengepal

pakai punggung jari dari pangkal payudara sampai puting

susu secara bergantian kemudian, kompres dengan air hangat

lalu payudara dibersihkan dengan kain kering dan bersih.

Evaluasi : ibu sudah tahu dan mengerti

5) Menganjurkan ibu tentang pemberian ASI eksklusif yaitu

maksimal dua jam sekali bayi di susui dan hanya di berikan

ASI saja tanpa makanan pendamping atau pun susu formula

selama 6 bulan.

Evaluasi : ibu bersedia memberikan ASI eksklusif pada


125

bayinya.

6) Memberitahu ibu untuk mobilisasi dini dengan cara miring ke

Kiri Dan kanan duduk perlahan lahan

Evaluasi : ibu bersedia untuk mobilisasi dini

7) Memastikan tali pusat tidak terjadi infeksi yaitu tali pusat

tidak bernanah, kemerahan

Evaluasi : Tali pusat terbungkus kassa bersih lagi.

8) Menganjurkan ibu untuk melakukan Diet Hepatitis dengan

mengkonsumsi makanan yang berkarbohitrat tinggi, lemak

sedang, dan protein, cukup vitamin dan mineral, rendah

garam.

Evaluasi : Ibu bersedia dengan anjuran yang diberikan.

2. Asuhan 2 Hari Post Partum

Tanggal : 17 Oktober 2018

Waktu : 13 : 00 WIB

Tempat : Rumah Ny. S

a. Subyektif

Ibu mengatakan ini hari kedua setelah melahirkan, saat ini

merasa lemas, ASI sudah keluar lancar tapi sedikit dan sudah

BAB hari ini.

b. Obyektif

keadaan umum ibu baik. Kesadaran composmentis. Tanda

vital : tekanan darah 110/70 mmHg, suhu 36,5°C, nadi

80x/menit, pernafasan 20x/menit. Muka tidak pucat, konjungtiva


126

tidak pucat, sclera putih, payudara simetris, puting susu agak

mendelep, ASI sudah keluar. Pada pemeriksaan palpasi didapat

TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi uterus keras. Lochea

sanguelenta berwarna merah, kontraksi keras, bau khas dengan

perdarahan ± 20 cc.

c. Assesment

Ny. S umur 32 tahun P2 A0 2 hari post partum dengan

nifas normal

d. Penatalaksanaan

1) Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan.

Evaluasi : TD :110/70 mmHg S :36,5°C

N :80x/menit R :20x/menit

Kontraksi : keras

Perdarahan ± 20cc

2) Menganjurkan ibu untuk istirahat dengan cara jika bayinya

tidur ibu ikut tidur juga atau bergantian menjaga bayinya

dengan keluarganya.

Evaluasi : ibu sudah bersedia melakukannya.

3) Memberitahu ibu untuk makan dan minum dengan gizi

seimbang seperti mengkonsumsi makanan yang

mengandung karbohidrat ( nasi, jagung, roti dll ), mineral dan

vitamin (sayur –sayuran dan buah buahan) tidak ada

pantangan makan dan perbanyak makan-makanan yng


127

mengandung zat besi dari nabati (bayam, kangkung kacanfg-

kacangan dll) terutama zat besi dari hewani (ikan telur,

daging sap, hati dll )

Evaluasi : ibu bersedia mengkonsumsi makan makanan yang

bergizi seimbang dan tidak ada pantangan makan, besedia

makan-makanan yang mengandung zat besi.

4) Menganjurkan ibu tentang pemberian ASI eksklusif yaitu

maksimal dua jam sekali bayi di susui dan hanya di berikan

ASI saja tanpa makanan pendamping atau pun susu formula

selama 6 bulan.

Evaluasi : ibu bersedia memberikan ASI eksklusif pada

bayinya.

5) Memastikan tali pusat tidak terjadi infeksi yaitu tali pusat

tidak bernanah, kemerahan

Evaluasi : Tali pusat terbungkus kassa bersih dan tidak

terjadi lagi.

6) Memberitahu ibu langkah-langkah senam nifas yaitu :

(a) Lutut ditekuk tangan diatas perut Napas dalam dan

lambat dari hidung keluarkan melalui mulut, kencangkan

diding perut

(b) Lengan diatas kepala, telapak terbuka ke atas . lendurkan

lengan kiri sedikit dan tegangkan lengan kanan.

Rileksaksikan kaki kiri dan regangkan kaki kanan.

(c) Kedua kaki sedikit diregangkan. Tarik dasar panggu,


128

tahan selama 3 detik dan kemudian rileks.

(d) Miringkan panggul, lutut ditekuk. Kencangkan otot otot

bokong tahan 3 detik kemudian rileks , lalu kaki di tekuk

tangan di luruskan ke depan

(e) kedua tangan di bawah kepala dan kaki di luruskan.

Angkakat kaki kanan lurus dan kaki kiri di tekuk lalu di

goeskan seperti naik sepeda.

7) Menganjurkan ibu untuk melakukan Diet Hepatitis dengan

mengkonsumsi makanan yang berkarbohitrat tinggi, lemak

sedang, dan protein, cukup vitamin dan mineral, rendah

garam.

Evaluasi : Ibu bersedia dengan anjuran yang diberikan.

2. Asuhan 14 Hari Post Partum

Tanggal : 29oktober 2018

Waktu : 14 :30 WIB

Tempat : Rumah Ny. S

a. Subyektif

Ibu mengatakan ini hari ke 14 setelah melahirkan, ASI nya

keluar lancar dan tidak ada keluhan.

b. Obyektif

Keadaan umum ibu baik. Kesadaran

composmentis.Tanda vital :Tekanan darah 100/70 mmHg,

Suhu 36,50C, Nadi 82 x/menit, respirasi 20 x/menit. Maka

tidak pucat dan oedem, konjungtiva merah muda, sclera


129

putih, payudara simetris, puting susu menonjol, ASI sudah

keluar banyak. Pada pemeriksaan palpasi didapat TFU

berada di antara pusat dan symfisis kontraksi keras.Lochea

serosa, pengeluaranpervaginaan darah bercampur lendir,

warna kecoklatan.

c. Assesment

Ny. S umur 32 tahun P2 A0 14 hari Post Partum dengan

nifas normal.

d. Penatalaksanaan

1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan

TD : 100/70 mmHg N : 82 x/menit

S : 36,50C R : 20 x/menit

Evaluasi : Ibu sudah tahu hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan.

2) Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus

berkontraksi dengan baik, fundus dibawah umbilicus

dan tidak ada tanda-tanda perdarahan.

Evaluasi : Ibu mengerti hasil pemeriksaan dan

semuanya dalam batas normal

3) Memastikan ibu tidak ada tanda bahaya saat nifas

seperti :

Demam >38 0C, lochea berbau, perdarahan dari jalan

lahir, sakit kepala yang berlebihan, penglihatan


130

kabur,Pembengkakan pada wajah maupun okstremitas,

payudara menjadi merah, panas, terasa sakit. Apabila

terdapat tanda-tanda bahaya tersebut segera lapor ke

tenaga kesehatan.

Evaluasi : Ibu tidak ditemukan tanda bahaya nifas, dan

ibu bersedia untuk ke tenaga kerja kesehatan apabila

ibu ditemukan tanda bahaya tersebut.

4) Memberikan konseling pada ibu mengenai menjaga

kehangatan pada bayi yaitu memberikan minyak telon

dioleskan seluruhan bagian tubuh kecuali kepala dan

wajah bayi sehabis mandi.

Evaluasi : Ibu tahu dan bersedia menjaga kehangatan

bayinya.

5) Memberitahu ibu bahwa pada bayinya sebelum umur 1

bulan (15 November 2018) akan di imunisasi BCG di

Posyandu.

Evaluasi : Ibu sudah tahu dan bersedia bayinya di

imunisasi paada umur 1 bulan

6) Menganjurkkan pada ibu untuk melakukan kunjungan

ulang 2 minggu lagi atau jika ada keluhan.

Evaluasi : Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan

ulang 2 minggu lagi atau jika ada keluhan.

7) Menganjurkan kepada ibu untuk memakai KB


131

Evaluasi : Ibu bersedia untuk memakai KB yaitu

dengan KB suntik 3 bulan.

D. AsuhanKebidanan Pada Bayi Baru Lahir

Pada tanggal 15 oktober 2018 pukul 14 40 WIB bayi lahir

di rs adella. Bayi lahir dengan spontan normal, jenis

kelamin laki-laki, berat badan 3100 gram, panjang badan 48

cm, lingkar dada 30 cm Lingkar Kepala 31 cm, APGAR

skor 10/10/10. Pemberian vitamin K1 tetes mata profilaksis

sudah di berikan serta Hb 0 dan Hbig sudah di berikan pada

Jam 16.15 WIB.

1) Kunjungan Neonatal 2 jam (KN-1)

Tanggal : 15 Oktober 2018

Waktu : 17 : 30 WIB

Tempat : Rs adella (Ruang nifas)

a. Subjektif

Ibu mengatakan bayi lahir umur 2 jam , jenis

kelamin laki – laki lahir secara spontan normal

dengan selamat dan tidak ada keluhan. Ibu

mengatakan bayinya sudah BAB, 1 jam yang lalu

berwarna kehitaman dan dan 1x BAK berwarna

kuning jernih.

b. Obyektif

Keadaan umum bayi cukup baik, kesadaran

composmentis, bayi lahir dengan spontan normal


132

jenis kelamin laki-laki berat badan 3100 gram,

panjang badan 48 cm, lingkar dada 30 cm,

menangis kuat, kulit kemerahan, gerakan aktif

denyut nadi 120 x/menit, respirasi 55x/menit, suhu

36,5 °C, Kepala mesocepal, tidak ada caput

succedenum, tidak ada cepal hematoma, ubun ubun

terbuka, tidak ada molase, muka simetris, mata

simetris, konjung tiva merah muda, sklera putih,

reflek pupil ada positif, hidung simetris, tidak ada

cuping hidung, tidak ada polip, bibir simetris,

lembab berwarna merah muda, tidak

labiopalatoskisis, telinga simetris, serumen dalam

batas normal, pada thorax anterior tidak ada frajtur

klavikula, tidak ada retraksi dinding dadadan pada

abdomen tidak ada pembesaran hepar, tali pust

masih segar. Genetalia ada kesesuain jenis kelamin

testis sudah turun ke skrotum dan ada penis. Anus

tidak ada atresia ani, dan ekstermitas tidak ada

sindaktil maupun polidaktil. APGAR skor 10/10/10.

Refleks sucking (+), rooting (+), graps (+), moro

(+), tonicneck (+), babyski (+).


133

c. Assesment

Bayi Ny. S umur 2 jam lahir spontan jenis

kelamin laki – laki menangis kuat keadaan baik A/S

09-10-10 dengan BBL Normal.

d. Penatalaksanaan

1) Memberitahu ibu hasi pemeriksaan yang telah di

lakukan yaitu berat badan 3100 gram, panjang

badan 48 cm, lingkar dada 30 cm, nadi 120

x/menit, respirasi 55x/menit, suhu 36,5 °C, dan

semua refleknya ada dan aktif.

Evaluasi : Ibu sudah mengetahui keadaan

bayinya

2) Memberitahu ibu bahwa bayinya sudah bisa

disusui karena sudah diberikan imunisasi HbIg

Evaluasi : ibu sudah mengerti dan bersedia untuk

memberikan ASI

3) Memberitahu ibu cara menjaga kehangatan bayi

yaitu dengan cara bayi diselimuti/ dibedong

tetapi bedongnya jangan terlalu lama, hindari

dari udara dingin/di luar rumah terlalu lama,

jangan berada dekat dari kipas angin, gunakan

pakaian bayi yang mudah menyerap keringat

bayi
134

Evaluasi : ibu tidak membiarkan anaknya tidak

dalam keadaan hangat

4) Memberitahu ibu untuk sering mengganti

popok/baju bayi jika terkena keringat/basah

karena kulit bayi sangat sensitif dan bagian yang

lembab/basah karena keringat/cairan dapat

menimbulkan ruam merah/gatal sehingga bayi

menjadi rewel.

Evaluasi : ibu selalu memperhatikan bayinya dan

mengganti pakaian/popok bila pakaian/popok

basah.

2. Kunjungan Neonatal 2 hari (KN-2)

Tanggal : 17 Oktober 2018

Waktu : 13 : 00 WIB

Tempat : Rumah Ny. S

a. Subyektif

Ibu mengatakan bayinya berumur 2 hari. Ibu

mengatakan bayinya menyusu kuat, Ibu mengatakan

bayinya BAB sudah 2x/hari warna kuning kecoklatan

dan BAK sudah 4-5x/hari, warna kuning.

b. Obyektif

Keadaan umumbaik kesadaran Composmentis,

suhu 36°C nadi 130x/menit pernafasan 45x/menit berat


135

badan 3100 gram, panjang badan 49 cm, lingkar dada 30

cm,

Tidak ada perdarahan tali pusat genetalia testis sudah

turun ke secrotum, terdapat lubanga anus, jumlah jari

lengkap tidak ada polidaktil dan sindaktil, Refleks

sucking (+), rooting (+), graps (+), moro (+), tonicneck

(+), babyski (+).

c. Assesment

Bayi Ny. S umur 2 hari lahir normal jenis kelamin

laki – laki dengan BBL normal

d. Penatalaksanaan

1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah di

lakukan yaitu berat badan 3100 gram, panjang

badan 48 cm, lingkar dada 30 cm, nadi 130 x/menit,

respirasi 45x/menit, suhu 36,5 °C, dan semua

refleknya ada dan aktif.

Evaluasi : Ibu sudah mengetahui keadaan bayinya

2) Memberitahu ibu cara perawatan tali pusat yaitu

dengan dibersihkan dengan air hangat dan di

bungkus dengan kasa steril jangan dikasih betadine

Evaluasi : ibu sudah tahu cara perawatana tali pusat

3) Memberitahu ibu cara menjaga kehangatan bayi

yaitu dengan cara bayi diselimuti/ dibedong tetapi

bedongnya jangan terlalu lama, hindari dari udara


136

dingin/di luar rumah terlalu lama, jangan berada

dekat dari kipas angin, gunakan pakaian bayi yang

mudah menyerap keringat bayi

Evaluasi : ibu tidak membiarkan anaknya tidak

dalam keadaan hangat.

4) Memberitahu ibu untuk sering mengganti popok/baju

bayi jika terkena keringat/basah karena kulit bayi

sangat sensitif dan bagian yang lembab/basah karena

keringat/cairan dapat menimbulkan ruam merah/gatal

sehingga bayi menjadi rewel.

Evaluasi : ibu selalu memperhatikan bayinya dan

mengganti pakaian/popok bila pakaian/popok basah.

5) Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI saja tanpa

tambahan makanan/minuman lain kecuali obat dan

vitamin selama 6 bulan secara rutin tiap 2 jam sekali

atau bayi menginginkan dan jika bayi tidur hendaknya

di bangunkan agar bayi tidak mengalami dehidrasi/

kekurangan cairan

Evaluasi : ibu bselalu disusui setiap 2 jam sekali/ tiap

bayi menginginkan.

6) Memberitahu ibu tanda bahaya bayi baru lahir

a) Tidak mau menetek

b) Bayi bergerak jika hanya di rangsang

c) Demam
137

d) Diare

e) Kecepatan nafas (>60kali/menit)/ lambat (< 30

kali/menit)

Evaluasi : ibu sudah tahu tentang tanda bahaya.

3. Kunjungan Neonatal 14 hari (KN-3)

Tanggal : 29 Oktober 2018

Waktu : 14 : 30 WIB

Tempat : Rumah Ny. S

a. Subyektif

Ibu mengatakan bernama bayi Ny. S bayinya

berumur 14 hari. Tidak ada keluhan

b. Obyektif

Keadaan umumbaik kesadaran Composmentis, suhu

36°C nadi 130x/menit pernafasan 40x/menit berat badan

3300 gram, panjang badan 49 cm, lingkar dada 31 cm,

c. Assesment

Bayi Ny. S umur 14 hari lahir normal jenis kelamin laki –

laki dengan BBL normal

d. Penatalaksanaan

1) Memberitahu ibu hasi pemeriksaan yang telah di

lakukan yaitu berat badan 3300 gram, panjang badan

49 cm, lingkar dada 31 cm, nadi 130 x/menit,

respirasi 40x/menit, suhu 36°C, dan semua refleknya

ada dan aktif.


138

Evaluasi : Ibu sudah mengetahui keadaan bayinya

2) Menganjurkan ibu untuk selalu mencuci tangan

sebelum dan sesudah menyentuh bayi dengan sabun

dan air mengalir

Evaluasi : ibu bersedia untuk melakukannya

3) Menjelaskan ibu tentang memperbanyak asi

a. Menyusui bayinya setiap 2 jam sekali

b. Konsumsi makanan penambah produksi ASI

seperti daun katup

c. Minum air putih 8 gelas/hari

d. Istirahat cukup

e. Hindari stres

Evaluasi : ibu sedah mengerti upaya memperbanyak

ASI

4) Memberitahu ibu untuk sering mengganti popok/baju

bayi jika terkena keringat/basah karena kulit bayi

sangat sensitif dan bagian yang lembab/basah karena

keringat/cairan dapat menimbulkan ruam merah/gatal

sehingga bayi menjadi rewel.

Evaluasi : ibu selalu memperhatikan bayinya dan

mengganti pakaian/popok bila pakaian/popok basah.

5) Menganjurkan ibu bayinya dicek hepatitis setelah bayi

berumur 9 bulan
139

Evaluasi : ibu bersedia bayinya dicek hepatitis setelah

umur bayi 9 bulan.

6) Mengingatkan kembali kepada ibu bahwa bayinya

harus di imunisasi BCG pada usia 1 bulan

Evaluasi : ibu bersedia untuk mengimunisasi bayinya.


BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas perbandingan antara teori yang

diuraikan pada bab II dengan hasil penatalaksanaan studi kasus

dengan harapan untuk memperoleh gambaran secara nyata dan

sejauh mana asuhan kebidanan komprehensif di berikan. Selain

itu untuk mengetahui dan membandingkan adanya kesesuaian

dan kesenjangan selama memberikan asuhan dengan teori yang

ada.

Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan secara

komprehensif meliputi kehamilan, persalianan, nifas dan bayi

baru lahir pada Ny. S umur 32 tahun GII PI A0 dengan

kehamilan faktor resiko tinggi di Puskesmas Dukuhwaru

Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal yang dilakukan sejak

bulan September sampai bulan Oktober 2018 yaitu sejak usia

kehamilan 36 minggu lebih 3 hari sampai 14 hari post partum

dengan melakukan pendekatan management varney yang

berurutan dimulai pengumpulan data dasar sampai evaluasidan

data perkembangan dengan metode SOAP.

A. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai

lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hati (40

minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid

terakhir. (Prawiharjo,2009)

140
141

1. Pengumpulan Data Dasar

Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua

informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber

yang berkaitan dengan kondisi klien. Pengkajian data

wanita hamil terdiri atas anamnesa, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang (Hani, 2012).

a. Data Subjektif

Data Subyektif adalah mengumpulkan

informasi akurat dan lengkap dari beberapa sumber

yang berkaitan dengan kondisi klien dengan cara

wawancara dengsn klien, suami dan dari

catatan/dokumentasi pasien.

1) Identitas Pasien

a) Nama

Dari anamnesa yang telah dilakukan ibu

mengatakan bernama Ny. S dan suaminya

bernama Tn. S

Sebagai identitas, upayakan agar bidan

untuk membangun komunikasi dengan pasien

menjadi lebih akrab (Sulistyawati, 2010)

Dari data di atas tidak di temukan

kesenjangan antara teori dan kasus.

b) Umur
142

Dari anamnesa yang telah dilakukan ibu

mengatakan berumur 32 tahun. Usia wanita

yang tidak di anjurkan untuk hamil adalah

Usia dibawah 20 tahun meningkatkan insiden

preeklamsi dan usia diatas 35 tahun

meningkatkan insiden diabetes militus tipe II,

hipertensi kronis, persalinan yang lama pada

multipara, secsio sesaria, persalinan preterem,

IUGR, anomaly kromosom dan kematian

janin (Handayani, 2017)

Usia Ny. S tergolong usia yang bukan

merupakan faktor dari resiko tinggi termasuk

dalam reproduksi sehat.

Sehingga tidak di temukan kesenjangan

antara teori dan kasus.

c) Suku Bangsa

Dari anamnesa yang dilakukan ibu

mengatakan bersuku bangsa jawa

Asal daerah atau bangsa seseorang wanita

berpengaruh terhadap pola pikir mengenai

tenaga kesehatan, pola nutrisi dan adat istiadat

yang dianut (Handayani, 2017)


143

Ibu mengatakan bersuku jawa, sehingga

tidak ditemukan adanya kesenjangan antara

teori dan kasus.

d) Agama

Ibu mengatakan beragama Islam

sehingga setiap harinya selalu menjalankan

solat 5 waktu sesuai anjuran islam begitu

njuga dengan suaminya

Pengkajian agama di perlukan untuk

mengetahui keyakinan ibu sehingga dapat

membimbing dan mengarahkan ibu untuk

berdoa sesuai dengan keyakinan (Handayani,

2017).

Dalam hal ini tidak ditemukan

kesenjangan antara teori dan praktek karena

pasien selalu berdoa untuk kelancaran

persalinan.

e) Pendidikan

Pendidikan sebagai dasar bidan untuk

menentukan metode yang paling tepat dalam

penyampaian informasi. Tingkat pendidikan

ini sangat mempengaruhi daya tangkap dan

tanggap pasien terhadap instruksi atau


144

informasi yang di berikan bidan pada pasien.

(Sulistyawati, 2010)

Tidak terdapat antara kesenjangan teori

dan kasus karena selama pemberian konseling

dan asuhan yang diberikan ibu mudah

mengerti walaupun tingkat pendidikan Ny. S

hanya lulusan SMP, hal itu karena rasa

antusias ibu tinggi terhadap kehamilannya.

f) Pekerjaan

Data yang didapat pada Ny. S ibu bekerja

di konveksi, dan suami dari Ny. S bekerja di

Dinas Lingkungan Hidup

Pekerjaan seseorang akan

menggambarkan aktivitas dan tingkat

kesejahteraan ekonomi yang didapatkan.

(Sulistyawati, 2012) .

Hal ini dapat disimpulkan bahwa pada

kasus Ny. S dari segi ekonomi dapat

tercukupi. Sehingga tidak terdapat

kesenjangan antara teori dan kasus.

g) Alamat

Ibu mengatakan bertempat tinggal di

Dukuhwaru RT 04 RW 01 Kecamatan
145

Dukuhwaru Kabupaten Tegal dan penulis

melakukan survey.

Alamat pasien dikaji untuk mengetahui

keadaan lingkungan sekitar pasien dan

kunjungan rumah bila di perlukan

(Ambarwati, 2008)

Kurang lebih jarak rumah Ny. S 400

meter dari Puskesmas, dan rumah Ny. S dapat

di akses dengan mudah bisa dilewati mobil

dan motor. Sehingga pada kasus ini tidak

ditemukan adanya suatu kesenjangan antara

teori dan kasus.

2) Keluhan utama

Keluhan yang muncul pada kehamilan

trimester III meliputi sering kencing, nyeri

pinggang dan merasa pusing, dari

kemarinlemas, akibat pembesaran uterus serta

merasa khawatir akan kelahirannya selain itu

konstipasi dan sering lelah merupakan hal

yang wajar di keluhkan oleh ibu hamil

(Mochtar,2011)

Hampir 1/3 pasienyang menderita hepatitis

akut khas ditandai mata kuning. Seringkali


146

pasien merasakan nyeri perut di sebelah kanan

atas, warna kencing menjadi gelap seperti air

teh (Menurut Suharjo 2010)

Pada kasus Ny. S mengatakan kadang nyeri

pada ulu hati dan pernah kencing kecoklatan.

Dalam hal ini ditemukan adanya kesenjangan

antara teori dan kasus. Ny. S

3) Riwayat Obstetrik dan Ginekologi

a) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas

yang lalu

Pada kasus Ny. S ini merupakan

kehamilan kedua, pada hamil pertama

dengan umur kehamilan cukup bulan

berat badan 3600 gram jenis kelamin laki-

laki keadaan janin normal persalinan

spontan vacum pada saat ini lahir normal

dengan ibu terkena hepatitis.

Menurut (Sarwono,2008) Partus

macet adalah persalinan dengan tidak ada

penurunan kepala > 1 jam untuk nulipara

dan multipara.

Menurut (Yulifah, 2013),

dinyatakan untuk memprediksi jalannya

proses persalinan dan untuk mendeteksi


147

apakah ada kemungkinan penyulit selama

persalinan jadi antara kasus dan teori

terdapat kenjangan yaitu dengan ibu yang

terkena hepatitis dan kemungkinan dapat

terulang kembalidari persalinan

selanjutnya karena ibu mempunyai

riwayat persalinan yang lalu dengan

melahirkan secara spontan vacum.

b) Riwayat Kehamilan Sekarang

Kunjungan antenatal care (ANC)

minimal satu kali pada trimester I (usia

kehamilan 0-13 minggu), satu kali pda

trimester II (usia kehamilan 14-27

minggu), dua kali pada trimester III (usia

kehamilan 28-40 minggu). (Sulistyawati,

2012).

Data yang di dapat dari buku KIA

Ny. S sudah melakukan

pemeriksaankehamilan 13 kali baik di

Puskesmas dan Dokter pada trimester I

sebanyak 3 kali, trimester III 4 kali,

trimester III 5 kali

Dalam hal ini Ny. S sudah

melakukan pemeriksaan kehamilan secara


148

teratur. Sehingga tiadak ada kesenjangan

antara teori dan kasus.

4) Riwayat Haid

Riwayat haid Ny. S menarce 12 tahun

siklus teratur 28 hari lamanya 7 hari dengan 3

kali ganti pembalut.

Menarce adalah usia pertama kali

mengalami menstruasi, untuk wanita

indonesia menarche terjadi pada usia sekitar

12-16 tahun. (Sulistyawati, 2013)

Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan

antara teori dengan kasus.

Pada Ny. S telah mengalami terlambat

haid dan timbul tanda tanda dugaan hamil, ibu

memeriksakan kehamilan di pidan dengan

HPHT pada tanggal 21 Januari 2018 dan

sampai dengan 28 Oktober 2018

Siklus menstruasi adalah jarak antara

menstruasi yang dialami dengan menstruasi

berikutnya dalam hitung hari, biasanya sekitar

23-32 hari. (Sulistyawati, 2013)

5) Riwayat Kontrasepsi

Pada kasus Ny. S ibu mengatakan

mengggunakan KB suntik 3 bulan selama 5


149

tahun kemudian berhenti dengan alasan ingin

punya anak lagi ibu berencana menggunakan

KB suntik 3 bulan setelah melahirkan.

Riwayat kontrasepsi ini perlu dikaji saat

pemeriksaan kehamilan untuk menentukan

jenis kontrasepsi yang akan digunakan pasca

melahirkan. (Hani, 2010).

Dalam hal ini ibu sudah merencanakan

penggunaan alat kontrasepsi pasca persalinan

sehingga tidak ada kesenjangan antara teori

dan kasus.

6) Riwayat Kesehatan

Dari data yang di peroleh dilahan

praktek ibu mengatakan pada saat ini sedang

menderita Hepatitis, berdasarkan hasil

laboratorium tanggal 23 April 2018 dengan

umur kehamilan 12 minggu lebih 4 hari

sebelumnya dan pada keluarga tidak pernah

menderita penyakit TBC, DM, Hipertensi,

Asma, Kecelakaan/Trauma dan Penyakit yang

dioperasi.

Digunakan sebagai penanda akan

adanya penyulit masa hamil. Adanya

perubahan fisiologis pada masa hamil yang


150

melibatkan seluruh sistem dalam tubuh akan

mempengaruhi organ yang mengalami

gangguaan (Sulistyawati, 2012).

Dalam hal ini ditemukan kesenjangan

antara teori dan kasus.

7) Kebiasaan

Pada kasus Ny. S tidak ada pantangan

makanan apapun, selama hamil tidak minum

jamu maupun obat-obatan selain dari bidan

atau dokter, tidak minum-minuman keras,

tidak merokok dan tidak memelihara binatang.

Menu makan untuk ibu hamil, misalkan

ibu hamil harus pantang makanan yang berasal

dari daging, ikan dan telur karena dipercaya

dapat menyebabkan kelainan pada janin. Adat

ini sangat merugikan pasien dan janin karena

hal ini justru akan membantu pertumbuhan

janin tidak optimal dan pemulihan kesehatan

akan terhambat (Sulistyawati, 2012).

Kebiasaan minum jamu merupakan

salah satu kebiasaan yang beresiko tinggi bagi

ibu hamil, karena efek minum jamu dapat

membahayakan tumbuh kembang janin seperti


151

menimbulkan kecacatan, abortus, BBLR dan

patus prematus (Prantikawati,2010).

Berhenti merokok atau bahkan

menghindari asap rokok merupakan salah satu

gaya hidup yang perlu diperhatikan oleh ibu

yang sedang hamil karena akan membantu

mempersiapkan awal yang baik bagi bayi.

Merokok selama hamil berkaitan dengan

keguguran, perdarahan vagina, kelahiran

prematurus, dan BBLR (Roumali, 2011).

Kesimpulannya ibu tidak mempunyai

kebiasaan buruk baik pantang makan, minum

jamu maupun merokok yang dapat merugikan

kondisi kehamilannya. Sehingga tidak ada

kesenjangan antara teori dan kasus.

8) Riwayat Kebutuhan sehari-hari

a) Pola Nutrisi

Pada kasus ini penulis memperoleh data

bahwa sebelum dan selama hamil setiap hari

ibu makan 3x sehari dengan porsi 1 piring

yang terdiri dari nasi, lauk dan sayur,

sedangkan setiap harinya ibu mengatakan

minum sebelum dan selama hamil sekitar 8

gelas, bervariasi. Dan ibu tidak ada pantangan


152

makan, sehingga pada sebelum hamil dan

selama hamil ibu tidak memilik keluhan atau

gangguan.

Pada saat hamil harus makan makanan

yang mengandung nilai gizi bermutu tinggi

meskipun tidak berarti makan makanan yang

mahal harganya. Gizi pada waktu hamil harus

ditingkatkan hingga 300 kalori per hari, ibu

hamil seharusnya makanan yang mengandung

protein, zat besi dan minuman cukup cairan

(menu seimbang) (Kusmiyati, 2009)

Frekuensi makan akan memberi

petunjuk tentang seberapa banyak asupan

makanan yang dikonsumsi ibu. Jumlah makan

perhari memberikan volume atau seberapa

banyak makanan yang ibu makan dalam

waktu satu kali makan (Sulistyawati, 2012)

Jika dilihat dari pola kebiasaan nutrisi

ibu dapat di ambil kesimpulan kebutuhan gizi

dapat terpenuhi mengingat pilihan menu yang

disajikan juga variatif sehingga tidak ada

kesenjangan antara kasus dan teori.


153

b) Pola Eliminasi

Keluhan yang muncul dengan eliminasi

adalah konstipasi dan buang air kecil.

Konstipasi terjadi akibat adanya pengaruh

hormone progesteron yang mempunyai efek

rileks terhadap otot polos, salah satunya otot

usus. Selain itu desakan usus oleh pembesaran

janin juga menyebabkan bertambahnya

konstipasi. (Sulistyawati, 2012)

Pada kasus ini penulis memperoleh data

seperti setiap hari ibu buang air kecil

sebanyak 6-8 kali perhari dengan warna

kuning jernih konstitensi cair, buang air besar

1 kali perhari mengatakan tidak ada gangguan

buang air kecil dan nuang air besarnya.

Sehingga dalam kasus ini tidak ada

kesenjangan antara teori dan kasus.

c) Pola Istirahat

Istirahat sangat diperlukan oleh ibu

hamil. Rata-rata lama tidur malam normal

adalah 6-8 jam, sedangkan tidur siang antara

1-2 jam, dan tidak semua wanita mempunyai

kebiasaan tidur siang. Oleh karena itu, hal ini

disampaikan kepada ibu bahwa tidur siang


154

sangat penting untuk menjaga istirahat yang

baik

Dari data yang di peroleh pada kasus ibu

mengatakan ada perubahan pola tidur tidak

tidur siang dan tidur malam 7 jam. Meskipun

berkurang, sehingga ada kesenjangan antara

teori dan kasus tetapi ibu tidak merasa

terganggu, dan masih merasa nyaman dengan

pola tersebut.

d) Personal hygien

Pada kasus ibu mengatakan setiap

harinya mandi 2 kali sehari keramas 2 kali

seminggu, gosok gigi 2 kali sehari dan ganti

baju 2 kali sehari.

Kebersihan harus dijaga pada masa

hamil. Mandi dianjurkan setidaknya dua kali

sehari karena ibu hamil cenderung untuk

mengeluarkan banyak keringat, menjaga

kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak,

bawah buah dada, daerah genetalia) dengan

cara dibersihkan dengan air dan dikeringkan.

Kebersihan gigi dan mulut, perlu mendapat

perhatian karena seringkali muda terjadi gigi

berlubang, terutama kepada ibu yang


155

kekurangan kalsium. Rasa mual selama hamil

dapat mengakibatkan perburukan hygiene

mulut dan menimbulkan karies gigi

(Sulistyawati, 2014)

Dengan demikian tidak ada kesenjangan

antara teori dan kasus.

e) Pola Seksual

Dari data yang di peroleh pada pola

seksual Ny. S ada perubahan sebelum dan

selama hamil yaitu sebelum hamil 2 kali

seminggu namun selama hamil jarang

berhubungan.

Selama kehamilan berjalan dengan

normal, koitus di perbolehkan sampai akhir

kehamilan, meskipun beberapa ahli

berpendapat sebaiknya tidak lagi berhubungan

seksual selama 14 hari menjelang kelahiran.

Koitus tidak dibenarkan bila terjadi

perdarahan pervaginam riwayat abortus

berulang, abortus/partus prematur imminen,

ketuban pecah sebelum waktunya

(Kusmiyati,2009)

Dalam hal ini ditemukan ada

kesenjangan antara teori dan kasus.


156

9) Data Psikologi

Pada kasus Ny. S ibu mengatakan senang

dengan kehamilannya serta suami dan keluarga

juga senang dan mendukung terhadap kehamilan

ini. Ibu sudah siap menjalani proses kehamilan ini

sampai proses melahirkan.

Adanya beban psikologis yang ditanggung

oleh ibu dapat menyebabkan gangguan

perkembangan bayi yang nantinya akan terlihat

ketika bayi lahir (Sulistyawati, 2012)

Dengan demikian tidak ada kesenjangan

antara teori dan kasus.

10) Data Sosial Ekonomi

Pada kasus Ny. S ibu mengatakan

penghasilan suami mencukupi untuk memenuhi

kebutuhan, penanggung jawab perekonomian

suami dan pengambil keputusan suami dan istri.

Menurut teori Sulistyawati (2012), tingkat

sosial ekonomi sangat berpengaruh terhadap

kondisi kesehatan fisik dan psikologi ibu hamil.

Pada ibu hamil dengan tingkat sosial ekonomi

yang baik, otomatis akan mendapatkan

kesejahteraan fisik dan psikologi yang lemah


157

makan ia akan mendapatkan banyak kesulitan,

terutama masalah pemenuhan kebutuhan primer.

Dengan demikian tidak ada kesenjangan

antara teori dan kasus.

11) Data Perkawinan

Pada kasus Ny. S status perkawinan syah,

perkawinan yang pertama dan lama perkawinan

yaitu 12 tahun. Usia pertama kali menikah yaitu

pada umur 20 tahun. Pendamping saat persalinan

yaitu suami.

Menurut Sulistyawati (2010), status

perkawinan penting untuk kita kaji karena dari

data ini kita akan mendapatkan gambaran

mengenai suasana rumah tangga serta kepastian

mengenai siapa yang akan mendampingi

persalinan.

Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan

kasus.

12) Data Spiritual

Dari data Ny. S menjalankan solat 5 waktu

serta selalu berdoa.

Menurut (Nur, 2009) agama merupakan salah

satu karakteristik tentang orang dapat memberikan

ketenangan tentang pengalaman dan keadaan


158

penyakit dalam masyarakat tertentu. Melalui

pendekatan ini akan memudahkan kita sebagai

tenaga kesehatan untuk memberi dukungan

spiritual kepada ibu.

Dengan demikian tidak ada kesenjangan

antara teori dan kasus.

13) Data Sosial Budaya

Pada kasus Ny. S ibu mengatakan tidak

mempercayai adat istiadat seperti membawa

gunting kemana mana

Menurut teori Ambarwati (2008), kebiasaan

sosial budaya perlu dikaji untuk mengetahui klien

dan keluarga menganut adat istiadat yang akan

menguntungkan atau merugikan klien khususnya

pada masa hamil.

Dalam hal ini penulis tidak menemukan

adanya kebiasaan yang terkait dengat adat istiadat

yang dianut oleh Ny. S yang dapat merugikan

kehamilannya. Dengan demikian tidak ada

kesenjangan antara teori dan kasus.

14) Data Pengetahuan

Dari data yang diperoleh bahwa Ny. S

mengatakan sudah mengetahui tentang manfaat

tablet tambah darah


159

Menurut Kementrian Kesehatan RI 2014

kegiatan kelas ibu hamil merupakan sarana untuk

belajar kelompok tentang kesehatan bagi ibu

hamil, dalam bentuk tatap muka yang bertujuan

meningkatkan penegetahuan dan ketarampilan

ibu-ibu mengenai kehamilan, persalinan,

perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir,

melalui praktik dengan menggunakan BUKU

KIA.

Dengan demikian tidak ada kesenjangan

antara teori dan kasus.

b. Data Obyektif

Menurut Sulistyawati (2013), data ini

dikumpulkan guna melengkapi data untuk

menegakkan diagnosis dengan melakukan pengkajian

melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi,

perkusi, dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan

secara berurutan.

1) Pemeriksaan Fisik

a) Keadaan Umum

Dari data yang diperoleh pada kasus Ny.

S keadaan umumnya yaitu baik karena pasien

masih mampu berjalan sendiri.


160

Menurut Sulistyawati (2013), keadaan

umum dikaji untuk mengamati keadaan

umum pasien secara keseluruhan, normalnya

keadaan umum baik apabila pasien

memperlihatkan respon yang baik terhadap

lingkungan dan orang lain, serta secara fisik

pasien tidak mengalami ketergantungan

dalam berjalan. Sedangkan dikatakan lemah

apabila pasien kurang atau tidak memberikan

respon yang baik terhadap lingkungan dan

orang lain, dan pasien sudah tidak mampu

berjalan sendiri.

Sehingga dalam hal ini tidak ada

kesenjangan anatara teori dan kasus.

b) Kesadaran

Dari data yang diperoleh pada kasus Ny.

S kesadarannya Compsmentis hal tersebut

dapat terlihat ketika dalam pemeriksaan yaitu

ibu masih dapat menerima pesan dari bidan

dengan baik.

Menurut Yulifah (2013), untuk

mendapatkan gambaran tentang kesadaran

pasien, kita dapat melakukan pengkajian


161

derajat kesadaran pasien dari keadaan

composmentis sampai dengan koma.

Sehingga dalam hal ini tidak ada

masalah anatara teori dan kasus karena

kesadaran Ny. S composmentis

c) Tekanan Darah

Pada kasus Ny. S tekanan darah 110/70


mmHg.

Tekanan darah perlu diukur untuk

mengetahui perbandingan nilai dasar selama

masa kehamilan tekanan darah yang adekuat

perlu untuk mempertahankan fungsi plasenta,

tetapi tekanan darah sistolik 140 mmHg atau

diastolik 90 mmHg pada saat awal

pemeriksaandapat mengindikasi potensi

hipertensi (Depkes RI, 2009)

Dari hasil pemeriksaan selama ANC

tidak ditemukan keadaan abnormal pada

pengukuran Tekanan Darah Ny. S yaitu 110/

70 mmHg. Sehingga tidak ada kesenjangan

antara teori dan kasus.


162

d) Tinggi Badan

Pada kasus Ny. S didapatkan tinggi badan ibu


150 cm.

Menurut (Depkes RI, 2009), tinggi

badan menentukan ukuran panggul ibu,

ukuran normal tinggi badan yang baik untuk

ibu hamil antara lain > 145 cm.

Sehingga Ny. S tidak dikatakan dalam

kategori ibu hamil resiko tinggi. Dalam hal ini

tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

e) Berat Badan

Pada kasus Ny. S didapatkan berat badan

ibu pada trimester III 60 kg. Dan pada awal

kehamilannya berat badan Ny. S 55 kg

sehingga total kenaikan berat badan pada Ny.

S adalah 5 kg.

Menurut (Depkes RI, 2009),

pertambahan berat badab yang normal pada

ibu hamil yaitu berdasarkan masa tubuh (BMI

: Body Mass Index) dimana metode ini untuk

menentukan pertambahan berat badan yang

penting mengetahui BMI wanita hamil. Total


163

pertambahan berat badan pada kehamilan yang

normal 11,5- 16 kg.

Jadi dalam hal ini kenaikan BB Ny. S

kurang seharusnya kenaikan BB total yaitu

11,5-16 kg selama hamil menurut Depkes RI

2009 sehingga terjadi kesenjangan antara teori

dan kasus.

f) LILA

Menurut Depkes RI (2009), pada ibu

hamil pengukuran LILA merupakan suatu cara

untuk mendeteksi dini adanya Kurang Energi

Kronis (KEK) atau kekurangan gizi.

Malnutrisi pada ibu hamil mengakibatkan

transfer nutrisi berkurang, sehingga

pertumbuhan janin terhambat dan berpotensi

melahirkan bayi Berat Badan Lahir Rendah

(BBLR). BBLR berkaitan dengan volume otak

IQ seorang anak Kurang Energi Kronis KEK

(ukuran LILA < 23,5 cm), yang

menggambarkan kekurangan pangan dalam

jangka panjang baik dalam jumlah maupun

kualitasnya.
164

Pada Ny. S ukuran lila normal yaitu 27

cm sehingga tidak masuk kategori KEK.

Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori

dan kasus.

2) Pemeriksaan Fisik

Pada kasus Ny. S hasil pemeriksaan yang

telah dilakukan yaitu kepala mesochepal. Rambut

bersih tidak ada ketombe, tidak rontok. Muka

bersih, tidak pucat, tidak oedema. Mata simetris,

konjungtiva merah muda, tidak ada coungtifitis,

sklera ikhterik. Hidung bersih, tidak ada polip,

sekret bersih, mulut atau bibir simetris, bibir

lembab, tidak pucat, tidak ada stomatitis, gusi

tidak epulsi, dan tidak ada carieas dentis. Telinga

simetris, bersih dan serumen dalam batas normal.

Leher tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan

vena jugularis. Aksila tidak ada pembesaran

kelenjar limfe. Dada tidak ada retraksi dinding

dada, bentuknya simetris. Payudara bentuk

simetris, puting susu agak mendelep ada

hiperpigmentasi pada areola, abdomen membesar

sesuai dengan kehamilan dan terdapat linea nigra,

tidak ada luka bekas operasi, genetalia tidak ada


165

varises, anus tidak ada hemoroid, dan ekstermiatas

tidak ada odema dan varices.

Pada kasus Ny. S ditemukan seclera ihterik

sehingga ada kesenjangan antara teori dan kasus.

3) Pemeriksaan obstetri

a) Inspeksi (Payudara, Abdomen)

Hasil pemeriksaan obstetri Ny. S

didapatkan pemeriksaan inspeksi pada

payudara yaitu simetris, puting susu agak

mendelep, kolostrum/ASI belum keluar,

kebersihan payudara bersih pada

abdomentidak ada luka operasi, tidak ada strie

gravidarum, ada linea nigra, pembesaran

uterus sesuai dengan umur kehamilan.

Pemeriksaan inspeksi pada Ny. S

ditemukan adanya seclera ihterik dan puting

susu agak mendelep

Menurut Suryati (2011), inspeksi adalah

memeriksa dengan cara melihat keadaan

umum klien gejala kehamilan dan adanya

kelainan.

Puting susu terbenam adalah puting susu

yang tidak dapat menonjol dan cenderung


166

masuk kedalam, sehingga ASI tidak dapat

keluar dengan lancar

(http//www.scried.com/doc/16308578/leaflet-

perawatan-payudara)

Menurut Prawihardjo (2010), pada kulit

dinding perut akan terjadi perubahan warna

menjadi kemerahan, kusam dan kadang-

kadang juga akan mengenai daerah payudara

dan paha. Perubahan ini dikenal dengan nama

strie gravidarum. Pada banyak perempuan

kulit digaris pertengahan perutnya (linea alba)

akan berubah menjadi hitam kecoklatan yang

disebut dengan linea nigra. Selain itu, pada

areola dan daerah genital juga akan terlihat

pigmentasi yang berlebihan.

Sehingga antara teori dan kasus terdapat

kesenjangan kareana terdapat ibu puting susu

yang tenggelam/ mendelep.

b) Palpasi

Menurut pantikawati (2012), ukuran ini

biasanya sesuai dengan umur kehamilan dalam

minggu setelah umur kehamilan 24 minggu.

Namun demikian bisa terjadi beberapa variasi


167

(± 1-2 cm). Bila deviasi lebih dari 1-2 cm dari

umur gestasi kemungkinan terjadi kehamilan

kembar atau polihidramnion dan bila deviasi

lebih kecil berarti ada gangguan pertumbuhan

janin.

Setelah dilakukan pemeriksaan palpasi

pada Ny. S didapatkan hasil bahwa TFU 3 jari

dibawah prosecus xifodeus dan Leopold I

teraba bulat, lunak, tidak melenting yaitu

(bokong) janin, Leopold II pada perut sebelah

kanan ibu teraba bagian-bagian kecil, tidak

merata yaitu (ekstremitas) janin, pada perut

sebelah kiri ibu teraba panjang, keras, ada

tahanan yaitu (punggung) janin, Leopold III

pada perut bagian bawah teraba bulat, keras,

melinting yaitu (kepala) janin, Leopold IV

Divergen, dengan umur kehamilan 36 minggu

lebih 6 hari.

Penambahan TFU pada Ny. S dari umur

kehamilan 36 minggu lebih 6 hari yaitu

normal 32 cm, TBBJ 3,255 gram posisi janin

memanjang, presentasi kepala, punggung kiri,


168

hal ini dapat disampaikan bahwa posisi janin

normal.

Kesimpulannya yaitu TBBJ Ny. S tidak

kurang dari 2.500 gram yang akan

mengakibatkan BBLR. Dengan demikian tidak

terjadi kesenjangan antara teori dan kasus.

c) Auskultasi

Pada pemeriksaan detak jantung janin

pada Ny. S adalah 146x/menit

Menurut Manuaba (2007), auskultasi

berarti mendengarkan detak jantung janin

dalam rahim. Untuk dapat mendengarkan

detak jantung janin dapat dipergunakan

stetoskop laenack atau dopton/Doppler.

Pemeriksaan DJJ pada Ny. S selama

pemeriksaan dari awal kehamilan sampai

sekarang normal yaitu >120 dan 160 x/menit.

Menurut teori Manuaba (2007), DJJ

(Denyut Jantung Janin) normalnya yaitu 120-

160 x/menit. Jika kurang dari 120 x/menit

disebut Bradikardi dan apabila lebih dari 160

x/menit disebut Takikardi.


169

Sehingga antara kasus dan teori tidak ada

kesenjangan

d) Pemeriksaan Penunjang

Pada kasus ini dilakukan pemeriksaan

laboratorium di puskesmas pada tanggal 23

April 2018 dan sesuai catatan buku KIA ibu

yaitu : Hb 9,9 gr/%, HbsAg (Reaktif), protein

Urine (-), Reduksi Urine (-), golongan darah

(O), VCT(-)

Menurut teori Manuaba (2007),

pemeriksaan penunjang adalah salah satu

upaya untuk mendeteksi adanya penyakit-

penyakit yang diperlukan data penunjang.

Jenis pemeriksaan DNA VHB yaitu branched

DNA, hybrid capture, liquid hybridization,

dan PCR untuk jenis Pemeriksaan yang di

puskesmas menggunakan RAPID TEST SD

Pemeriksaan penunjang sebagaimana

dimaksud permenkes no 97 tahun 2014 dalam

pasal 5 ayat (3) huruf b merupakan pelayanan

kesehatan yang dilakukan berdasarkan

indikasi medis meliputi pemeriksaan darah

rutin, pemeriksaan darah yang dianjurkan,


170

pemeriksaan penyakit menular seksual,

pemeriksaan urin, pemeriksaan penunjang

lainnya

2. Interpretasi Data

a. Diagnosa Nomenklatur

Pada kasus Ny. S umur 32 tahun GII PI A0

Hamil 36 minggu lebih 6 hari, janin tunggal hidup

intra uterin , letak memanjang puki presentasi

kepala, divergen, dengan kehamilan hepatitis B

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang

benar terhadap diagnosa atau masalah dan

kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang

benar atas dasar data-data yang telah dikumpulkan.

Data dasar yang sudah dikumpulkan

diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau

diagnosis yang spesifik. Diagnosa kebidanan

adalah diagnosa yang ditegakkan oleh profesi

(bidan) dalam lingkup praktik kebidanan dan

memenuhi standar nomenklatur diagnosa

kebidanan. (Sulistyawati, 2012)

Penyebab penyakit Hepatitis B adalah racun

dan zat kimia seperti alkohol yang berlebihan,

autoimun yang menurun, mikroorganisme


171

termasuk virus HBV yang menyerang sel hati atau

hepatosit yang menjadi tempat untuk virus

berkembang biak dan merusak hati yang dapat

menyebabkan peradangan hati atau hepatitis.

Berbagi dengan jarum suntik dengan orang yang

terinfeksi. Saling meminjam barang pribadi dengan

oeang yang terinfeksi seperti alat cukur, sikat gigi,

dan handuk, melakukan hubungan seksual tanpa

pelindung (termasuk oral dan seks anal) dengan

orang yang terinfeksi.

Berdasarkan hal tersebut, dalam interoretasi

data penulis menemukan tidak ada kesenjangan

antara teori dan kasus.

b. Masalah

Masalah Ny. S yaitu penularan Hepatitis B dari ibu

ke bayi

Pada langkah ini kita mengidentifikasi

masalah potensial berdasarkan diagnosis/masalah

yang sudah diidentifikasi. Tujuan dari langkah ini

adalah untuk mengantisipasi semua kemungkinan

yang dapat muncul. Pada langkah ini bidan

mengidentifikasi diagnosis dan masalah potensial


172

berdasarkan diagnosis dan masalah yang sudah

teridentifikasi atau diagnosa dan masalah aktual.

c. Kebutuhan

Kebutuhan adalah hal hal yang dibutuhkan

klien dan belum teridentifikasi dalam diagnosis dan

masalah yang didapatkan dengan melakukan

analisis data. Pada langkah ini bidan menetapkan

kebutuhan terhadap tindakan segera, melakukan

konsultasi, kolaborasi, dengan tenaga kesehatan

yang lain berdasarkan kondisi klien.

Pada Ny. S persiapan pemberian vaksin Hbig

dalam hal ini dari pihak puskesmas suadah

mempersiapkan vaksin Hbig sehingga tidak ada

kesenjangan antara teori dan kasus.

3. Diagnosa Potensial

Pada kasus Ny. S hasil pengkajian dan

interpretasi data bahwa pada ibu akan mengalami :

kanker hati, hepatitis akut, sirosis hati, dan perdarahan

saat persalinan. Pada bayi : Asfiksia, Hepatitis virus dan

kematian janin.

Menurut Yulifah (2013), mengidentifikasi

diagnosa atau masalah potensial lain berdasarkan

masalah dan diagnosis yang telah diidentifikasi.

Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila


173

memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil

mengamati klien bidan diharapkan dapat bersiap-siap

bila diagnosis/masalah potensial ini benar-benar terjadi.

Melakukan asuhan yang aman penting sekali dalam hal

ini. Tujuan dari langkah ketiga ini adalah untuk

mengantsipasi semua kemungkinan yang dapat muncul.

Komplikasi dari Hepatitis B yaitu dapat

menyebabkan sirosis hepatitis akut yang dapat berlanjut

menjadi sirosis hati atau kanker hati (Penyakit Dalam

Indonesia, 2017).

Jadi belum ditemukan munculnya Diagnosa

Potensial pada kasus ini seperti sirosis hati. Meskipun

Ny. S mengeluh kadang merasakan nyeri pada ulu hati.

Diperlukan pemantauan dan pemeriksaan lebih lanjut

untuk mengetahui kondisi hati pada Ny. S. Sehingga

dalam hal ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan

kasus.

4. Antisipasi Penangan Segera

Pada kasus Ny. S ibu memerlukan antisipasi

penanganan segera yaitu kolaborasi dengan dokter

Sp.OG. hal ini karena ibu mempunyai diagnosa

potensial. Selain itu, terdapat masalah yang

membutuhkan tindakan kegawatdaruratan dan


174

kolaborasi atau rujukan, ketersediaan Hbig, dan

persiapan persalinan.

Menurut Yulifah (2013), mengidentifikasi

perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan

atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama

dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan

kondisi klien.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan

kasus.

5. Intervensi

Pada langkah ini penulis melakukan intervensi

sesuai kebutuhan Ny. S yaitu berikan informasi pada

ibu tentang penyakit Hepatitis pada ibu hamil, anjurkan

ibu untuk mencukupi kebutuhan gizi seimbang,

anjurkan ibu diet Hepatitis rendah lemak dan tinggi

protein, anjurkan ibu minum teratur tablet fe, jelaskan

pada ibu tentang tanda-tanda persalinan, anjurkan pada

ibu untuk istirahat cukup, anjurkan pada ibu untuk

menjaga kebersihan diri dan kebersihan keluarga,

anjurkan ibu untuk keluarganya dilakukan pemeriksaan

HbsAg, anjurkan pada ibu untuk mempersiapkan

persalinanya, anjurkan ibu untuk kunjungan ulang atau

apabila ada keluhan.


175

Pada langkah ini dilakukan perencanaan yang

menyeluruh, ditentukan langkah-langkah sebelumnya.

Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap

diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi atau

diantisipasi, pada langkah ini informasi atau data dasar

yang tidak lengkap dapat dilengkapi (Rita Yulifah,

2013).

Diet hepatitis yaitu diet rendah lemak dan tinggi

karbohidrat dan protein (Suharjo2010).

Pada Ny. S terdapat intervensi khusus pada ibu

ibu hamil dengan diet rendah lemak dan tinggi

karbohidrat dan protein

Pada kasus Ny. S asuhan direncanakan sesuai

keluhan dan tidak ada kesenjangan, karena intervensi

yang dibuat sudah sesuai dengan teori bahwa

direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh

langkah sebelumnya. Merupakan kelanjutan

penatalaksanaan terhadap masalah atau diagnosa yang

telah diidentifikasi atau diantisipasi.

6. Implementasi

Pada langkah ini penulis melakukan

implementasi sesuai kebutuhan Ny. S yaitu memberi

informasi pada ibu tentang hepatitis pada ibu hamil


176

adalah suatu infeksi hati/liver ciri dengan ciri-ciri

penguningan pada kuku, mata dan kulit ibu hamil, bisa

disebabkan karena virus, kebiasaan mengkonsumsi

minuman keras, faktor lingkungan dan pekerjaan. Pada

ibu hamil kemungkinan dapat menular pada bayinya

melalui plasenta. Untuk mengurangi penularan ibu

harus sering berkonsultasi dengan dr. SpOG,

menganjurkan ibu selalu teratur minum tablet tambah

darah menganjurkan ibu agar mencukupi kebutuhan

gizinya, menganjurkan ibu diet Hepatitis diet rendah

lemak dan tinggi protein dan karbohidrat, menjelaskan

pada ibu tentang tanda-tanda persalinan, menganjurkan

pada ibu untuk istirahat cukup, mempersiapkan

imunisasi Hbig menganjurkan pada ibu untuk menjaga

kebersihan diri dan kebersihan keluarga, menganjurkan

pada ibu untuk keluarganya dilakukan pemeriksaan

HbsAg agar mengetahui apakah sudah ada yang

tertular, menganjurkan ibu untuk mempersiapkan

persalinanya, menganjurkan ibu untuk melakukan

kunjungan ulang atau apabila ada keluhan.

Pada langkah ini dilakukan penatalaksanan

asuhan langsung secara efisien dan aman. Rencana

asuhan menyeluruh seperti yang telah di uraikan pada


177

langkah ke enam di laksanakan secara efisien dan aman.

(Rita Yulifah, 2013).

Pada tahapan pelaksanaan, penulis melaksanakan

sesuai dengan rencana asuahan yang sudah dibuat pada

langkah sebelumnya, sehingga tidak ada kesenjangan

anatar teori dan kasus.

7. Evaluasi

Dalam langkah ini penulis melakukan evaluasi

pada kasus Ny. S ibu sudah mengerti hasil pemeriksaan

yang telah dilakukan, Ibu sudah mengerti tentang

Hepatitis pada Ibu hamil, Ibu bersedia untuk

mengkonsumsi makan-makanan yang bergizi, ibu

bersedia untuk diet hepatitis, Ibu sudah mengerti dan

tahu tentang tanda-tanda persalinan, Ibu bersedia

mengikuti anjuran bidan untuk istirahat cukup, ibu

bersedia minum tablet fe, Ibu bersedia menjaga

kebersihan dirinya dan keluarga, Keluarganya akan

melakukan pemeriksaan Hepatitis B, Ibu bersedia

mempersiapkan persalinanya, Ibu bersedia untuk

knjungan ulang atau apabila ada keluhan.

Pada langkah ke tujuh, ini dilakukan evaluasi

keefektifan asuhan yang telah diberikan. Hal yang

dievaluasi meliputi apakah kebutuhan telah terpenuhi


178

dan mengatasi diagnosis dan masalah yang telah

diidentifikasi (Rita Yulifah, 2013)

Pada kasus Ny. S telah dilakukan evaluasi agar

dalam asuhan yang diberikan dapat terlaksana dengan

efektif sehingga hasilnya klien dikatakan dalam status

kehamilan yang fisiologis.

Data Perkembangan ANC ke I

a. Subyektif

Ibu mengatakan tidak ada keluhan, ibu

mengatakan habis melakukan pemeriksaan kembali di

RS dr Soesilo pada tanggal 13 September 2018dengan

hasil HbsAg (+) ), dan ibu mengatakan keluarganya

belum dilakukan pemeriksaan HbsAg

Menurut Sulistyawati (2012), kunjungan ulang

dilakukan pada pendeteksian komplikasi-komlpikasi,

mempersiapkan kelahiran, kegawatdaruratan,

pemeriksaan fisik yang berfokus dan pembelajaran.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori

dan kasus Ny. S .

b. Obyektif

Pada kasus yang penulis ambil didapat data

obyektif sebagai berikut : keadaan umum ibu baik,

kesadaran composmentis, TD : 110/70 mmHg, Denyut


179

nadi 82 x/menit, pernafasan 22 x/menit, suhu tubuh

36,6°C,seclera ihterik lingkar lengan atas ibu 27 cm.

Pada pemeriksaan palpasi, Leopold I: TFU 30

cm, bagian fundus teraba bagian bulat, lunak, tidak

melenting yaitu bokong janin, Leopold II: pada perut

sebelah kanan ibu teraba keci-kecil yaitu ekstermitas,

pada perut sebelah kiri ibu teraba memanjang keras,

ada tahanan yaitu punggung janin. Leopold: III pada

perut bagian bawah teraba bagian bulat, keras yaitu

kepala janin, kepala sudah tidak bisa digoyangkan,

Leopold IV: Kepala sudah masuk PAP (divergen). UK :

36 minggu lebih 3 hari TBBJ: 2,945 gr, DJJ :

140x/menit,

Menurut Sulistyawati (2012), pemeriksaan fisik

meliputi pemeriksaan tekanan darah, mengukur TFU,

melakukan palpasi abdomen, dan memeriksa DJJ.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antar teori

dan kasus.

c. Assesment

Ny. S umur 32 tahun G2 P1 A0 hamil 36 minggu

janin tunggal hidup intra uterin, letak memanjang

punggung kiri presentasi kepala, divergen dengan

kehamilan Hepatitis B
180

Menurut Muslihatun (2009), Assesment adalah

pendokumentasian hasil dari analisis dan interpretasi

(kesimpulan) dari data subyektif dan obyektif.

Hepatitis B merupakan penyebab utama penyakit

kronik dan dapat menyebabkan sirosis dan gagal hati.

Ibu hamil dengan HbsAg positif sekitar 70-90 % dapat

menularkan virus Hepatitis pada bayinya, ini terjadi

melalui proses kelahiran, yaitu ketika mikotranfusi atau

terdapat kontak anatara darah ibu dengan mukosa bayi

saat kontraksi (Penyakit Dalam Indonesia,2016).

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori

dan kasus

d. Penatalaksanaan

Asuhan yang diberikan pada masa hamil

perkembangan ANC ke 1 adalah melanjutkan

pemantauan keadaan umum ibu dan janin hasilnya TD

120/80 mmHg, Nadi 82 kali/menit, pernafasan 22

kali/menit, suhu tubuh 36,6°C, BB 46 kg, LILA 27 cm,

TFU 30 cm, TBBJ 2945 gram, DJJ 140x/menit,

menganjurkan ibu untuk menyiapkan persiapan

persalinan seperti kain bersih, baju ganti ibu, pembalut

ibu, baju bayi, popok bayi, topi bayi, dan

sebagainya,menganjurkan ibu untuk beli alat puting


181

tenggelam mengingatkan kembali kepada ibu untuk

makan yang bergizi dengan cara mengkonsumsi

makanan-makanan yang bergizi seperti sayuran, telur,

ikan, susu, buah-buahan, diet Hepatitis, melanjutkan

terapi yang diberikan, menganjurkan ibu untuk

melakukan kunjangan ulang jika ada keluhan ke tenaga

kesehatan.

Menurut Sulistyawati (2012), mengembangkan

rencana sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan

kehamilan, jelaskan mengenai ketidaknyamanan normal

yang dialaminya, diskusikan mengenai rencana

persiapan kelahiran dan kegawatdaruratan.

Data Perkembangan ANC ke II

a. Subyektif

Pada kasus yang penulis ambil didapatkan data

subyektif Ibu mengatakan kehamilan kedua, ibu

mengatakan perutnya merasakan kencang-kencang

sejak tanggal 14 oktober 2018 jam 17.00 WIB.

Menurut Yanti 2010 menjelang persalinan akan

timbul gangguan his pendahuluan yang sebetulnya

hanya merupakan peningkatan dari kontraksi Braxton

Hickh.
182

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan

kasus

b. Obyektif

Pada pemeriksaan fisik ibu di dapatkan hasil

keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tekanan

darah 110/80 mmHg, denyut Nadi 82x/menit,

Pernafasan 22x/menit, Suhu 36,6 °.pada pemeriksaan

palpasi Leopold 1 : TFU 3 jari dibawah procecus

xipodeus, Bagian fundus teraba bulat, lunak tidak

melenting yaitu bokong,janin, Leopold II : Pada perut

sebelah kiri teraba panjang seperti papan, bagian kanan

teraba kecil kecil ekstermitas, Leopold III : pada bagian

perut bawah teraba bulat keras melenting yaitu kepala

bayi janin Leopold : IV bagian terbawah janin yaitu

kepala sudah masuk PAP (divergen) TFU : 33 cm , DJJ

136x/menit, taksiran berat badan janin (TBBJ) : 3410

gram, umur kehamilan 38 minggu lebih 3 hari.

Menurut Sulistyawati (2012), pemeriksaan fisik

meliputi pemeriksaan tekanan darah, mengukur TFU,

melakukan palpasi abdomen, dan memeriksa DJJ.

c. Assesment

Ny. S umur 32 tahun G2 P1 A0 hamil 36 minggu

janin tunggal hidup intra uterin, letak memanjang


183

punggung kiri presentasi kepala, divergen dengan

kehamilan Hepatitis B

Menurut Muslihatun (2009), Assesment adalah

pendokumentasian hasil dari analisis dan interpretasi

(kesimpulan) dari data subyektif dan obyektif.

Hepatitis B merupakan penyebab utama penyakit

kronik dan dapat menyebabkan sirosis dan gagal hati.

Ibu hamil dengan HbsAg positif sekitar 70-90 % dapat

menularkan virus Hepatitis pada bayinya, ini terjadi

melalui proses kelahiran, yaitu ketika mikotranfusi atau

terdapat kontak anatara darah ibu dengan mukosa bayi

saat kontraksi (Penyakit Dalam Indonesia,2016).

Dalam hal ini tidak ada masalah dan diagnosa pada

Ny. S sesuai dengan riwayat yang dialami oleh Ny. S.

d. Penatalaksanaan

Menurut Sulistyawati (2012), mengembangkan

rencana sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan

kehamilan, jelaskan mengenai ketidaknyamanan normal

yang dialaminya, diskusikan mengenai rencana

persiapan kelahiran dan kegawatdaruratan.

Asuhan yang diberikan pada masa hamil

perkembangan ANC ke II adalah melanjutkan

pemantauan keadaan umum ibu dan janin hasilnya TD :

110/80 mmHg, N : 82X/menit, S : 36,6 ˚C, R :


184

22X/menit, TFU : 33 cm, DJJ : 136x/menit, Leopold I :

bokong, Leopold II : puki, Leopold III : Kepala,

Leopold IV : Divergen, Tarik nafas panjang jika ada

kontraksi, makan bergizi, istirahat cukup,

mempersiapkan persalinan seperti KTP,BPJS, KK dan

mempersiapkan kebutuhan bayi serta kebutuhan ibu,

serta di rujuk ke RS Adella.

B. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya

serviks dan janin turun kedalam jalan lahir kelahiran adalah

proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar melalui

jalan lahir (Sarwono, 2008).

1. Catatan Rujukan

Ibu mengatakan pada tanggal 14 oktober 2018

periksa kehamilannya di bpm sudah merasa kencang

kencang sejak sore hari jam 17.00 WIB keesokan

harinya Pada kasus Ny. S datang ke Puskesmas pada

tanggal 15 Oktober jam 07.30 WIB dan Ibu

mengatakan kencang-kencang pada perut dengan durasi

3x 10 menit di periksa pembukaan 1 cm. Melakukan

kolaborasi dengan Dokter Puskesmas Dukuhwaru

dengan Advice melakukan rujukan ke Rumah Sakit

Adella dengan diagnosa kala 1 lama pemasangan infus.


185

Memberitahu ibu dan keluarga jika ibu harus di rujuk

ke rumah sakit pembukaan tidak menambah

Memberitahu ibu dan keluarga untuk menyiapkan

kebutuhan persiapan persalinan dengan menggunakan

BAKSOKUDA (Bidan/dokter, alat, keluarga, uang,

biaya, darah). Mempersiapkan vaksin HbiG dan Hb0

dalam rangka memutuskan penularan Hepatitis ibu ke

bayi.

Kala I lama adalah persalinan yang fase latennya

berlangsung Lebih dari 8 jam dan pada fase aktif laju

pembukaannya tidak adekuat atau bervariasi : kurang

dari 1 cm setiap jam selama kurang kurangnya 2 jam

setelah kemajuan persalinan : kurang dari 1,2 cm

perjam pada primigravida dan kurang dari 1,5 perjam

pada multipara lebih dari 12 jam sejak pembukaan 4

sampai pembukaan lengkap (rata-rata 0,5 cm perjam)

(Saifuddin, 2009).

Dalam hal ini ada kesenjangan antara teori dan

kasus karena pada kasus pembukaan 1 lebih dari 12

jam sedangkan dalam teori dikatakan kala 1 lama pada

multipara lebih dari 12 jam sejak pembukaan 4

samapai lengkap.

Penatalaksanaan di rs adella pukul 12.00 WIB

hasil vt 1 longgar lunak kepala masih tinggi his 5/20’’,


186

pukul 13.55 WIB kk pecah spontan jernih VT 3 cm,

pukul 14.15 WIB VT 4-5 cm 14.30 WIB VT lengkap

bayi lahir spontan pukul 14.40 WIB bayi lahir spontan

pukul 14 : 40 WIB Jenis kelamin laki-laki berat badan

3100 gram panjang badan 48 cm lingkar dada 30 cm

Lingkar Kepala 31 cm a/s 10/10/10 bayi Ny. S di

berikan salep mata dan vit K kemudian dilakukan

imunisasi Hbig di sepertiga paha kiri anterolateral

setelah imunisasi Hbig yaitu imunisasi Hb 0 di

sepertiga paha kanan anterolateral. Pada pukul 16.15

WIB

Menurut Permenkes No 52 tahun 2017,

penanganan bayi dari ibu terinfeksi hepatitis B

mendapatkan pelayanan standar vitamin K dan

imunisasi HB0 <24 jam dan Hbig <24 jam, dilanjutkan

dengan HB1, 2, 3 dan 4( Vaksin DPT-HB-Hib) sesuai

dengan program imunisasi nasional, pemeriksaan

scrologis HbsAg saat bayi usia 9-12 bulan.Pada kasus

Ny. S tidak terjadi kesenjangan antara teori dan kasus

karena vaksin yang di berikan tidak lebih dari 24 jam .

C. Asuhan kebidanan Pada Nifas

Masa nifas (purperium) adalah masa pemulihan

kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat

kandungan kembali seperti prahamil (Sofian, 2011).


187

1. Asuhan 2 jam Post Partum

a. Data Subyektif

Pada kasus yang penulis ambil didapatkan data

subyektif Ibu mengatakan ini 2 jam setelah

melahirkan, saat ini merasa lemas, dan ibu

mengatakan masih merasa mulas

Menurut Anggaini (2010) setelah melahirkan

rahim akan berkontraksi (gerakan meremas) untuk

merapatkan dinding rahim sehingga terjadi

perdarahan kontraksi inilah yang menimbulkan rasa

mulas.

Menurut Yefi (2015), setelah persalinan, kadar

estrogen menurun 10% dalam kurun waktu sekitar

tiga jam. Progesteron turun pada hari ketiga post

partum kemudian digantikan dengan peningkatan

hormon prolaktin dan prostaglandin yang berfungsi

sebagai pembentukan ASI dan meningkatkan

kontraksi uterus sehingga mencegah terjadinya

perdarahan.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara

teori dengan kasus.

b. Data Obyektif

Pada kasus yang penulis ambil didapat data

obyektif sebagai berikut Keadaan umum ibu baik.


188

Kesadaran composmentis. Tanda vita :Tekanan

darah 110/70 mmHg, suhu 36,50C, nadi 80

x/menit,pernafasan 20 x/menit. Mata tidak pucat,

konjungtiva tidak pucat, sclera ikterik, payudara

simetris, puting susu agak mendelep, ASI sudah

keluar pada pemeriksaan palpasi di dapat TFU 2 jari

dibawah pusat, uterus keras. Ada luka jahitan belum

mengering Lochea rubra berwarna merah,

konistensi cair, bau khas, dengan estimasi ± 150 cc.

Menurut buku yang ditulis oleh Soleha (2009),

lochea rubra berisi darah segar dan sisa sisa selaput

ketuban sel desidua, lanugo, sisa mekonium,

selama 2 hari pasca persalinan.

Pada kunjungan hari ke 1 post partum pada

pemeriksaan Ny. S semuanya normal tidak ada

masalah. Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara

teori dan kasus.

c. Assesment

Ny. S umur 32 tahun P2 A0 2 jam post partum

dengan nifas normal.

Menurut Muslihatun (2009), assesment adalah

pendokumentasian hasil dari analis dan interpretasi

(kesimpulan) dari data subyektif dan obyektif.


189

Dalam hal ini tidak ditemukan masalah pada

kasus Ny. S dan diagnosa sesuai dengan hasil

pemeriksaan yang telah dilakukan. Dalam hal ini

tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

d. Penatalaksanaan

Asuhan yang diberikan pada masa nifas hari

pertama adalah makan dan minum sedikit demi

sedikit, anaknya sudah bisa di susui karena sudah

diberikan imunisasi Hbig pertahankan pola istirahat

cukup yaitu tidur siang ± 2 jam, malam ± 8 jam dan

saat bayi sedang tidur sebaiknya ibu juga tidur, cara

perawatan payudarah, pemberian ASI ekslusif,

mobilisasi dini, memastikan tali pusat tidak terjadi

infeksi, diet hepatitis

Menurut Yefi (2015), guna meminimalkan

terjadinya komplikasi masa nifas, sekaligus upaya

menurunkan angka kematian ibu pada masa nifas

pemerintah membuat suatu kebijakan yaitu minimal

4 kali selama masa nifas ada interaksi anatara ibu

nifas dengan tenaga kesehatan.

Bayi yang lahir dari ibu dengan Hepatitis B

memungkinkan untuk disusui, namun sebaiknya

setelah bayi mendapatkan imunisasi Hbig terlebih

dahulu. Dengan catatan tetap menjaga kebersihan


190

payudara dan puting susu agar bersih dan tidak

terluka saat menyusui (Suharjo, 2010).

Menurut Permenkes No 52 tahun 2017

penanganan bayi dari ibu terinfeksi hepatitis B

mendapatkan pelayanan standar vitamin K dan

imunisasi HB 0 < 12 jam dan Hbig < 12 jam,

dilanjutkan HB 1,2,3dan 4 (Vaksin DPT-HB-HIb)

sesuai dengan program imunisasi nasional

pemeriksaan scologis HbsAg saat bayi berusia 9-12

bulan. Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara

teori dan kasus.

2. Asuhan 2 Hari Post Partum

a. Data Subyektif

Pada kasus yang penulis ambil didapatkan data

subyektif Ibu mengatakan ini hari ke dua, saat ini

ibu tidak ada keluhan, ASI sudah keluar lancar tapi

sedikit dan sudah BAB hari ini.

Menurut buku yang ditulis oleh Yetty, dkk

(2015), pada persalinan normal masalah berkemih

dan buang air besar tidak mengalami hambatan apa

pun. Kebanyakan pasien dapat melakukan BAK

secara sepontan dalam 6 jam setelah melahirkan.

Bila dalam waktu 4 jam setelah melahirkan belum

miksi, lakukan ambulasi ke kamar kecil, jika


191

terpaksa pasang kateter Sedangkan bila 3-4 hari

pasca persalinan belum BAB, sebaiknya dilakukan

diberikan obat rangsangan per oral atau per rectal,

jika masih belum bisa dilakukan klisma.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara

teori dengan kasus.

b. Data Obyektif

Pada kasus yang penulis ambil didapat data

obyektif sebagai berikut Keadaan umum ibu

baik.Kesadaran composmentis. Tanda vital

:Tekanan darah 110/70 mmHg, suhu 36,50C, nadi

80 x/menit,pernafasan 20 x/menit. Maka tidak

pucat, konjungtiva tidak pucat, sclera ikterik,

payudara simetris, puting susu menonjol, ASI sudah

keluar banyak pada pemeriksaan palpasi di dapat

TFU 2 jari dibawah pusat,uterus keras. Ada luka

jaihtan belum mengering Lochea rubra berwarna

merah, konistensi cair, bau khas, dengan estimasi 20

cc.

Menurut buku yang ditulis oleh Yefi (2015),

lochea rubra timbul pada hari 1-2 postpartum, berisi

darah segar bercampur sel desidua, verniks kaseosa,

lanugo, sisa mekonium, sisa selaput ketuban dan

sisa darah.
192

Setelah bayi lahir tinggi fundus uteri berada

pada pertengahan simpisis pubis dan pusat, 12 jam

kemudian akan naik menjadi setinggi pusat atau

sedikit diatas atau dibawah. (Blackburn,

2007;James,2008)

Pada kunjungan hari ke 2 post partum pada

pemeriksaan Ny. S semuanya normal tidak ada

masalah. Sehingga tidak ada masalah antara teori

dan kasus

c. Assesment

Ny. S umur 32 tahun P2 A0 2 hari post partum

dengan nifas normal.

Menurut Muslihatun (2009), assesment adalah

pendokumentasian hasil dari analis dan interpretasi

(kesimpulan) dari data subyektif dan obyektif.

Dalam hal ini tidak ditemukan masalah pada

kasus Ny. S dan diagnosa sesuai dengan hasil

pemeriksaan yang telah dilakukan. Dengan

demikian tidak ada kesenjangan antara teori dan

kasus.

d. Penatalaksanaan

Asuhan yang diberikan pada masa nifas hari

kedua adalah untuk mengurangi aktifitas yang

melelahkan dan pertahankan pola istirahat cukup


193

yaitu tidur siang ± 2 jam, malam ± 8 jam dan saat

bayi sedang tidur sebaiknya ibu juga tidur, dan juga

bergantian dengan keluarga untuk menjaga bayinya.

Makan dan minum dengan gizi seimbang,

pemberian ASI ekslusif, senam nifas, diet hepatitis.

Menurut Yefi (2015), guna meminimalkan

terjadinya komplikasi masa nifas, sekaligus upaya

menurunkan angka kematian ibu pada masa nifas

pemerintah membuat suatu kebijakan yaitu minimal

4 kali selama masa nifas ada interaksi anatara ibu

nifas dengan tenaga kesehatan.

Bayi yang lahir dari ibu dengan Hepatitis B

memungkinkan untuk disusui, namun sebaiknya

setelah bayi mendapatkan imunisassi Hbig terlebih

dahulu. Dengan catatan tetap menjaga kebersihan

payudara dan puting susu agar bersih dan tidak

terluka saat menyusui (Suharjo, 2010).

Pada kunjungan ke 2 Ny. S sudah diberikan

asuhan kebidanan sesuai dengan teori dan

kebutuhan pasien. Sehingga tidak ada kesenjangan

antara teori dan kasus.


194

3. Asuhan 14 hari Post partum

a. Data Subyektif

Pada kasus yang penulis ambil pada data

subyektif, ibu mengatakan ASI nya keluar lancar

dan tidak ada keluhan

Masa nifas adalah masa dimana tubuh ibu

melakukan adaptasi pasca persalinan, meliputi

perubahan kondisi tubuh ibu hamil kembali ke

kondisi sebelum hamil masa ini di mulai setelah

plasenta lahir, dan sebagai penanda berahirnya masa

nifas adalah ketika alat-alat kandungan sudah

kembali seperti keadaan sebelum hamil. Sebagai

acuan, rentang masa nifas berdasarkan penanda

tersebut adalah 6 minggu atau 42 hari (Astuti,

2015).

Pada masa nifas kadar estrogen menurun 10%

dalam waktu sekitar 3 jam postpartum. Progesteron

turun pada hari ke 3 post partum kemudian

digantikan dengan peningkatan hormon prolaktin

dan prostaglandin yang berfungsi sebagai

pembentukan ASI dan meningkatkan kontraksi

uterus sehingga mencegah terjadinya perdarahan.


195

Pada kunjungan ke 14 hari Ny. S mengatakan

bahwa bayinya hanya minum ASI saja dan tidak

lagi memberikan susu formula lagi pada bayinya.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan

kasus.

b. Data Obyektif

Pada kasus yang penulis ambil didapatkan data

obyektif yaitu Tekanan darah 100/70 mmHG. Suhu

36,50C,nadi 82 x/menit,respirasi 20 x/menit. Maka

tidak pucat dan tidak oedem, konjungtiva merah

muda, sclera ihterik, payudara simetris, puting susu

mendelep, ASI sudah keluar banyak. Pada

pemeriksaan palpasi di dapat TFU berada diantara

pusat dan sympisis. Lochea serosa, pengeluaran

pervaginam berwarna kekuning-kuningan.

Menurut soleha (2009), loche serosa berwarna

kuning tidak berdarah lagi, pada hari ke 7 sampai 14

hari post partum.

Pada pemeriksaan Ny. S tidak ditemukan

masalah dan hasilnya normal semua dan sesuai

dengan teori. Sehingga tidak ada kiesenjangan

antara teori dan kasus.


196

c. Assesment

Pada kasus yang penulis ambil didapat

assesment sebagai berikut Ny. S umur 32 tahun post

partum 14 hari dengan nifas normal.

Menurut Muslihatun (2009), assesment adalah

pendokumentasian hasil dari analisis dan

interpretasi (kesimpulan) dari data subyektif dan

obyektif.

Dalam hal ini tidak ditemukan masalah pada

kasus Ny. S dan diagnosa sesuai dengan hasil

pemeriksaan yang telah dilakukan. Sehingga tidak

ada kesenjangan antara teori dan kasus.

d. Penatalaksanaan

Asuhan yang diberikan pada 14 hari post

partum adalah memberitahu ibu hasil pemeriksaan,

memastian involusi uterus berjalan normal,

berkontraksi dengan baik fundus dibawah umbilicus

dan tidak ada perdarahan. memastikan ibu tidak ada

tanda bahaya saat nifas, memberikan konseling

tentang menjaga kehangatan pada bayi. makan dan

minum dengan gizi seimbang, dan tidak ada

pantangan makan, bayinya sebelum umur 1

bulanuntuk imunisai BCG pada tanggal 15


197

November 2018 diposyandu. mengurangi aktifitas

pola istirahat, menganjurkan ibu untuk kunjungan

ulang jika ada keluhan menganjurkan pada ibu

untuk ber KB sesuai dengan pilihannya.

Menurut buku KIA 2016 tanda bahaya nifas

sebagai berikut pendarahan lewat jalan lahir, keluar

cairan berbau dari jalan lahir, demam lebih dari 2

hari, payudara bengkak, merah dan disertai rasa

sakit, ibu terlihat sedih murung dan menangis tanpa

sebab (depresi), bengkak pada wajah, tangan, dan

kaki atau sakit kepala serta kejang.

Menurut buku yang ditulis Elisabeth (2015),

rencana KB setelah ibu melahirkan itu sangatlah

penting, dikarenakan secara tidak langsung KB

dapat membantu ibu untuk dapat merawat anaknya

dengan baik serta mengistirahatkan alat kandung

(pemulihan alat kandung).

Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori

dan kasus.
198

4. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir

1. Bayi Baru lahir 2 jam

a. Subyektif

Pada kasus bayi Ny. S didapatkan data

subyektif ibu mengatakan bayinya umur 2 jam dan

jenis kelamin laki-laki.

Bayi lahir normal adalah bayi yang lahir

dalam presentasi belakang kepala melalui vagina

tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37

minggu sampai 42 minggu, dengan berat badan

2.500-4.000 gram, nilai APGAR >7 dan tanpa cacat

bawaan (Yeyeh, 2011).

Menurut JNPK-KR (2008), asuhan bayi baru

lahir antara lain : pencegahan infeksi, penilaian bayi

baru lahir, mencegah kehilangan panas, lakukan

inisiasi menyusui dini, berikan vitamin K1,

perawatan mata, pemberian imunisasi.

Pada kunjungan 1 hari bayi Ny. S tidak ada

kesenjangan antara teori dengan kasus .

b. Obyektif

Pada kasus yang penulis ambil didapat data

obyektif yaitu keadaan umum bayi baik, kesadaran

composmentis, suhu 36,5ºC, Nadi 120 x/menit,


199

pernapasan 55 x/menit, BB 3100 gram, PB 48 cm,

LIDA 30cm, sudah BAB dan BAK.

Suhu tubuh bayi baru lahir belum dapat

mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan mengalami

stres dengan adanya perubahan lingkungan dari

dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang suhunya

lebih tinggi. Suhu tubuh aksila bayi normal adalah

36,5˚C-37,5˚C. Kemungkinan bayi dapat kehilangan

panas yaitu konveksi, radiasi, konduksi dan

evaporasi.(Vidia Atika, Pongki Jaya, 2016)

Bayi dapat kehilangan panas melalui 1.

Evaporasi yaitu penguapan cairan ketuban pada

permukaan tubuh bayi sendiri karena setelah lahir

tidak segera dikeringkan dan diselimuti 2. Konduksi

yaitu melalui kontak langsung antara tubuh bayi

dengan permukaan dingin 3. Konveksi yaitu pada

saat bayi terpapar udara yang lebih dingin (melalui

kipas angin hembusan udara, atau poendingin

ruangan) 4. Radiasi yaitu ketika bayi di tempatkan

di dekat benda-benda yang mempunyai suhu lebih

rendah dari suhu tubuh bayi (walaupun tidak

bersentuhan langsung) (JNPK-KR, 2007)

Menurut Permenkes No 52 tahun 2017,

penanganan bayi dari ibu terinfeksi hepatitis B


200

mendapatkan pelayanan standar vitamin K dan

imunisasi HB0 <24 jam dan Hbig <24 jam,

dilanjutkan dengan HB1, 2, 3 dan 4( Vaksin DPT-

HB-Hib) sesuai dengan program imunisasi nasional,

pemeriksaan scrologis HbsAg saat bayi usia 9-12

bulan.

Dalam hal ini tidak terjadi kesenjangan antara

teori dan kasus.

c. Assesment

Bayi Ny. S umur 1 hari dengan BBL normal,

jenis kelamin laki-laki.

Menurut Nanny (2013), bayi baru lahir yang

lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat

badannya 2500-4000 gram.

Masalah atau diagnosa ditegakkan berdasarkan

data atau informasi subyektif maupun obyektif yang

di kumpulkan (Sulistyawati, 2012)

Dalam hal ini tidak ditemukan masalah pada

kasus Ny. S dan diagnosa sesuai dengan hasil

pemeriksaan yang telah dilakukan. Sehingga tidak

ada kesenjangan antara teori dan kasus.

d. Penatalaksanaan

Diberikan imunisasi hepatitis B, memberitahu

ibu tentang imunisasi Hepatitis B yaitu imunisasi


201

adalah usaha untuk memberikan kekebalan pada

bayi terhadap penyakit tertentu. Manfaat imuniasasi

hepatitis B adalah untuk memberikan kekebalan

kepada bayi agar tidak mudah tertular penyakit

hepatitis B. Dan memutus rantai penularan penyakit

Hbsa g dari ibu dan bayi monitoring pemberian

HbiG pada bayi dengan ibu bersalin dengan HbsAg

reaktif yang dilakukan penyuntikan Hb 0 dan HbiG

di RS Adella.

Menurut Soemorharjo (2010), Vaksinasi bayi

yang terlahir dari ibu dengan HbsAg positif harus

mendapatkan vaksinasi Hbig. Kandungan dari

vaksin Hbig sendiri yaitu larutan yang dibuat dari

plasma yang mengandung protein. HbsAg yang

telah dipurifikasi tanpa mengandung asam nukleat

VHB sehingga pemberian imunisasi Hbig sangat

aman untuk mencegah transmisi virus hepatitis B

usia antara 9-18 bulan bayi baru menjalani

pemeriksaan kadar anti HbsAg.

Bayi yang lahir dari ibu dengan hepatitis B

memungkinkan untuk disusui, namun sebaiknya

setelah bayi mendapatkan Hbig terlebih dahulu.

Dengan catatan tetap menjaga kebersihan payudara


202

dan puting susu agar bersih dan tidak terluka saat

menyusui anaknya (Suharjo, 2010).

Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan

antara teori dan kasus.

2. Asuhan bayi baru lahir 2 hari

a. Subyektif

Pada kasus Bayi Ny. S didapatkan data

subjektif ibu mengatakan bayinya umur 2 hari, ibu

mengatakan bayinya sudah menyusu kuat dan ibu

mengatakan bayinya sudah BAB 2x dan BAK 4-

5x/hari ibu mengatakan tidak ada keluhan pada

bayinya.

Bayi lahir normal adalah bayi yang lahir

cukup bulan, 38-42 minggu dengan berat badan

sekitar 2.500-4.000 gram dan panjang badan sekitar

50-55 cm (Sondakh, 2013).

Pada kunjungan 2 hari pada Ny. S tidak

ditemukan masalah dan tidak terdapat kesenjangan

antara teori dan kasus.

b. Obyektif

Pada pemeriksaan fisik bayi didapatkan hasil

kedaan umum bayi baik, kesadaran composmentis,

suhu 360C, nadi 130 x/menit, pernafasan 45


203

x/menit, BB 3100 gram, PB 48 cm, LIDA 30 cm,

BAB 2 x/hari, BAK 4-5 x/hari.

Menurut JNPK-KR (2008), tanda bahaya bayi

baru lahir adalah tidak dapat menetek, kejang, bayi

bergerak hanya jika dirangsang, kecepatan nafas (>

60 kali/menit) / lambat (<30 kali/menit), tarikan

dindingan dada yang dalam, suhu aksila demam

(>37,5ºC) / dingin (<36ºC), merintih, nanah banyak

dimata, pusar kemerahan / diare, sianos issentral.

Dari hasil pemeriksaan yang telah dialkukan

pada bayi Ny. S tidak ditemukan masalah dan

semuanya normal sesuai dengan teori. Sehingga

tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

c. Assesment

Bayi Ny. S umur 2 hari lahir spontan jenis

kelamin laki-laki dengan BBL normal.

Menurut Nanny (2013), Bayi baru lahir normal

adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42

minggu dengan berat lahir antara 2.500-4.000 gram.

Dalam hal ini tidak ditemukan masalah pada

bayi Ny. S dan diagnosa sesuai dengan hasil

pemeriksaan yang telah dilakukan. Sehingga tidak

ada kesenjangan antara teori dan kasus.


204

d. Penatalaksaan

Asuhan yang diberikan adalah memberitahu

ibu hasil pemeriksaan bayinya yang telah diakukan

meliputi BB : 3100 gram, S = 360C, R = 45 x/menit.

cara merawat tali pusat yang benar ialah tali pusat

dibungkus / ditutupi dengan kassa bersih tanpa

diberi betadine / obat merah, lalu ganti kasanya bila

basah atau tiap kali mandi agar tali pusat tetap

bersih dan terhindar dari infeksi. cara menjaga

kehangatan bayi yaitu dengan cara bayi diselimuti /

dibedong tetapi membedongnya jangan terlalu lama,

hindari dari udara dingin / diluar rumah terlalu

lama, jangan berada dekat dengan kipas angin,

gunakan pakaian bayi yang mudah menyerap

keringat bayi. sering mengganti popok bayi, tanda

bahaya bayi baru lahir yaitu : tidak mau menetek,

demam, diare, bayi bergerak jika hanya dirangsang.

Menurut Sondakh (2013), cara melakukan

perawatan tali pusat ialah dengan mempertahankan

sisatali pusat dalam keadaan terbuka agar terkena

udara dan tertiup dengan kain bersih secara longgar,

jika tali pusat terkena kotoran atau tinja dicuci

dengan air bersih dan keringkan sampai benar-benar

kering.
205

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori

dan kasus.

3. Asuhan Bayi Lahir 14 hari

a. Subyektif

Pada kasus bayi Ny. S didapatkan data

subyektif Ibu mengatakan bayinya tidak ada

keluhan karena anaknya tidak rewel atau sakit.

Menurut Maryanti (2011), bayi baru lahir

(neonatus adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37

minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir

>2500 gram sampai 4000 gram.

Pada kunjungan 14 hari pada bayi Ny. S tidak

ditemukan masalah dan tidak terdapat kesenjangan

antara teori dan kasus

b. Obyektif

Pada pemeriksaan fisik bayi didapatkan hasil

keadaan umumya baik, kesadaran composmentis,

suhu 360C, nadi 130 x/menit, pernafasan 40 x/menit,

BB 3400 gram, PB 51 cm, LIDA 31 cm.

Menurut Kementrian Kesehatan RI (2010),

masalah yang sering dijumpai pada bayi baru lahir

ialah : BAB dan BAK pada hari-hari pertama, bayi


206

rewel, bayi kolik, gumoh, hidung tersumbat, kerak

topi, bercak kebiruan, milia, biang keringt.

Pada kunjungan 14 hari bayi Ny. S sudah

dilakukan pemriksaan sesuai dengan teori dan tidak

ditemukan masalah pada bayi Ny. S. Sehingga tidak

ada kesenjangan antara teori dan kasus.

c. Assesment

Bayi Ny. S umur 14 Hari lahir normal jneis

kelamin laki-laki dengan bayi normal.

Menurut Nanny (2013), bayi baru lahir yang

lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat

badannya 2500-4000 gram.

Dalam hal ini tidak ditemukan masalah pada

kasus bayi Ny. S dan diagnosa sesuai dengan hasil

pemeriksaan yang telah dilakukan. Sehingga tidak

ada kesenjangan antara teori dan kasus.

d. Penatalaksanaan

Asuhan yang diberikan adalah Memberitahu

ibu hasil pemeriksaan yang dilakukan meliputi

Berat-Badan 3300 gram, S 360C, R 40 x/menit,

Memberitahu ibu untuk selalu menjaga kesehatan

ibu dan bayinya juga menjaga kebersihan diri,


207

terlebih jika mau /sesudah memegang bayi

hendaknya cuci tangan karena bayi sangat rentan

dengan penyakit dan sensitif. Cara memperbanyak

ASI konsumsi makanan penambah produksi ASI

seperti daun katup, minum air putih 8 gelas, istirahat

cukup, susui bayinya setiap 2 jam sekali. jangan

diberi makan / minum dulu agar usus bayi tetap

sehat. Imunisasi BCG pada bayinya umur 1 bulan

Mengingatkan ibu untuk datang ke posyandu atau

bila ada keluhan. Menganjurkan ibu untuk anaknya

usia 9 dan 18 bulan dilakukan pemeriksaa

laboratorium untuk mengetahui apakah bayinya

tertular hepatitis B.

Menurut yeyeh (2010) BCG dapat diberikan

sejak lahir. Apabila BCG akan di berikan pada umur

> 3 bulan sebaiknya silakukan tes uji tuberkulin

terlebih dahulu dan BCG di berikan apabila uji

tuberkulin negatif.

Menurut Buku KIA pemantauan,

pertumbuhan dan perkembangannya pada balita

dapat dilakukan dengan cara : 1. Timbang berat

badannya di Posyandu dan fasilitas kesehatan

lainnya, di Pos PAUD (Pendidikan Usia Dini) 2.

Bawa anak ke tenaga kesehatan, pos fasilitas


208

kesehata, atau pos pengembangan Usia Dini

Holistik Integratif (Pos PAUD HI) untuk

mendapatkan Pelayanan Stimulasi Deteksi dan

Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK). –

umur 3 bulan – 2 tahun setiap 3 bulan. – umur 2-6

tahun setiap 6 bulan. Dengan pelayanan SDIDTK

tenaga kesehatan akan menentukan status gizi anak,

stunting (tinggi badan anak lebih pendek dari

umurnya) atau tidak, perkembangannya sesuai umur

atau tidak dan adakah di trmukan gangguan perilaku

atau gangguan emosional. 3. Ajak anak bermain dan

bercakap-cakap 4. Stimulasi perkembangan anak

sesuai umurnya.

Menurut Roesli (2010), ASI ekslusif adalah

pemberian ASI selama 6 bulan tanpa tamabahan

cairan apapun seperti susu formula, jeruk, madu, air

putih, serta tambahan makanan padat seperti pisang,

bubur susu, biskuit, bubur nasi, nasi tim kecuali

obat dan vitamin.

Pada kunjungan 14 hari bayi Ny. S telah

diberikan asuhan sesuai dengan teori dan kebutuhan

bayi Ny. S. Sehingga tidak ada kesenjangan antara

teori dan kasus.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil,

bersalin, bayi baru lahir dan nifas patologis pada tanggal 03 Oktober - 29

Oktober 2018 hasil yang didapatkan sesuai yang diharapkan yaitu :

1. Pada langkah pengumpulan data dasar baik data subyektif dan obyektif

yang diperoleh dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir dan nifas pada

kasus Ny. S secara fisiologis di temukan dengan kala 1 lama pada

persalinan dilakukan di Rs Adella. Dan bayi Ny. S sudah diberikan HbiG.

2. Pada langkah interpretasi data sesuai dengan data subyektif dan obyektif

yang diperoleh pada kasus Ny. S didapatkan diagnosa.

a. Kehamilan

Ny. S umur 32 tahun GII PI A0 hamil 38 mingggu lebih 3 hari janin

tunggal hidup intra uterine, letak memanjang, punggung kiri,

presentasi kepala, divergen dengan kehamilan hepatitis

b. Persalinan

Ny. S umur 32 tahun GII PI A0 hamil 38 minggu lebih 4 hari, janin

tunggal hidup intra uterine, letak memanjang, punggung kiri,

presentasi kepala, divergen dengan inpartu kala 1 lama.

c. Nifas

Ny. S umur 32 tahun P2 A0 dengan nifas 2 jam, 2 hari, 14 hari post

partum dengan nifas normal.

209
210

d. BBL

Bayi Ny. S umur 2 jam, 2 hari, 14 hari jenis kelamin laki laki dengan

bayi baru lahir normal.

3. Pada langkah diagnosa potensial pada Ny. S terdapat diagnosa potensial

yang berdasarkan pada asuhan kebidanan hamil, bersalin, nifas dan BBL

adalah asuhan secara komprehensif terdapat diagnosa potensial

kemungkinan terjadinya pada ibu : kehamilan, persalinan, dan nifas pada

Ny. S ditemukan masalah atau diagnosa potensial kangker hati, hepatitis

akut, sirosis hati, perdarahan pada saat persalinan dan pada janin :

Asfiksia, hepatitis virus, dan kematian janin. Namun kasus ini tidak di

dapatkan diagnosa potensial.

4. Pada langkah ini ditemukan antisipasi penanganan segera yaitu

memberikan bayi vaksin HbiG agar terhindar penularan dari ibu ke bayi

dan melakukan kolaborasi dengan SpoG.

5. Pada langkah pelaksanaan asuhan kebidanan kompehensif adalah pada

asuhan kehamilan patologis dengan dilakukannya mulai dari anamnesa

kemudian pemeriksaan dengan inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi

persalinan normal, nifas normal dilakukan dengan memberi asuhan,

pemeriksaan dan kunjungan rumah, sehingga tidak ada kesenjangan antara

teori dan kasus

6. Pada langkah pelaksanaan evaluasi terhadap tindakan asuhan kebidanan

dalam kehamilan, persalinan dan nifa pada Ny. S yang dilaksanakan sesuai

harapan
211

7. Pada langkah ini didapatkan hasil akhir pada asuhan kehamilan secara

komprehensif ibu dapat melahirkan dengan selamat dan bayi berjenis

kelamin laki- laki dan bayi sudah diberikan vaksin HbiG serta dapat

melewati masa nifas dengan normal.

B. Saran

1. Bagi tenaga kesehatan

a. Perlu adanya peningkatan kualitas SDM dalam melaksanakan

konseling pendidikan kesehatan tentang penyakit hepatitis dan kala 1

lama sehingga mendapat pelayanan yang lebih baik lagi.

b. Meningkatkan tindakan preventif atau pencegahan penyakit hepatitis

dengan memberikan vaksinasi hepatitis kepada bayi dan meningkatkan

kewaspadaan dengan pencegahan infeksi saat kontak dengan pasien.

c. Meningkatkan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui seseorang

yang terdapat HbsaG Reaktif untuk pencegah terjadinya penularan.

d. Melakukan screening untuk tenaga kesehatan untuk mencegah

penularan Hbsag dari pasien ke tenaga kesehatan dengan melakukan

pemeriksaan laboratorium dan melakukan vaksinasi untuk mencegah

penularan

e. Perlunya melakukan manajemen kebidanan yang tepat dan

bekesinambungan kepada ibu hamil sehingga dapat mencegah

komplikasi yang timbul.

f. Memperbanyak media tepat guna seperti poster, leaflet, petunjuk

kesehatan ibu hamil.


212

2. Bagi pendidikan

Diharapkan dapat mengembangkan penelitian untuk meningkatkan

kemampuan dan pengetahuan mahasiswa tentang asuhan kebidanan pada

kasus kehamilan, persalinan dan nifas

3. Untuk Mahasiswa

Dengan adanya pembuatan karya tulis ilmiah mahasiswa diharapkan bisa

menjadi motivasi untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan

terutama dalam memberikan pelayanan ibu hamil, bersalin, dan nifas yang

terbaik di masyarakat dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan

bayi.

Dengan adanya One Student One Client (OSOC) yang bertujuan untuk

menurunkan angka kematian ibu dan bayi, juga menjadikan program baru

untuk mahasiswa kebidanan dengan konsep pembelajaran diluar

lingkungan kampus agar mahasiswa lebih mengetahui kondisi rill lapangan

dan juga diharapkan mahasiswa mampu mengaplikasikan jiwa pengabdian

sebagai bidan dimasa yang akan datang dan menjadi pendamping maupun

penolong ibu hamil, dimasa kehamilan bersalin dan, masa nifas.

4. Untuk masyarakat

a. Di harapkan masyarakat lebih tahu akan pentingnya kesehatan ibu

hamil agar dapat meminimalisir adanya resiko memeriksakan

kehamilan pada tenaga kesehatan serta memilih tempat persalinan

ditenaga kesehatan, agar proses persalinan dapat berjalan lancar dan

ibu maupun bayi sehat.


213

b. Di harapkan masyarakat lebih memperhatikan sanitasi di kesehatan

makanan dan minuman yang kita konsumsi

c. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit menular

serta cara pencegahan dan penularan


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad feryanto, Fadlun.2011 Asuhan Kebidanan Patologis Jakarta :

Salemba Medika

Astuti,Sri.2015.Asuhan Kebidanan Nifas dan menyusui.Jakarta : Erlangga

Anggraeni, Yetti.2010. Asuhan Kebidanan masa Nifas. Yogyakarta,

Pustaka Rihana

Depkes RI, (2008). Profil Dinas Kesehatan Replubik Indonesia. Jakarta.

Depkes RI, (2009). Profil Dinas Kesehatan Replubik Indonesia. Jakarta.

Dinkes Provinsi Jateng.2017 Profil keesehatan provinsi jateng,

https://dinkesjateng.go.id

Dewi,Vivian.2013.Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba

Medika

JNPK-KR 2008. Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusu Dini.

Jakarta: Jaringan Pelatihan Klinik-Kespro.

Kusmiyati, (2009). Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : fitramay

Kamariyah, Nurul dkk 2014 buku Ajaran Kehamilan untuk mahasiswa dan

praktisi keperawatan serta kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.

Maryunani, Anik.2010. Biologi Reproduksi Dalam Kebidanan :Jakarta.CV,

Trans Info Media

Maryunani, Anik,Yetti 2011 Senam Hamil Senam Nifas dan Terapi musik

Jakarta.CV, Trans Media

Mochtar, Rustam.2012.Sinopsis Obstetri, Obstetri Fisiologi, Obstetri

Patologi, Ed 3 jilid 1. Jakarta :EGC

214
215

Oxorn Harry, william R. Forte.2010. Ilmu Kebidanan Patologi dan

Fisiologi Persalinan.Yogyakarta.C.V, ANDI OFFSET

Pantikawati, S (2010) Asuhan Kebidanan 1 (Kehamialan). Yogyakarta :

Nuha Medika

Prawirohardjo, Sarewono.2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina

Pustaka Sarwono prawirohardjo

Puskesmas Dukuhwaru. Jumlah Ibu Resiko Tinggi di Wilayah Puskesmas

Dukuhwaru

Rukiyah , Ai dan Yulianti, Lia.2013. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak

Balita. Jakarta.CV : Trans Info Media

Saefudin. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal

dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Salekha, 2009.Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas Salemba : Salemba

Medika

Sukarni Icesmi, Sudarti. 2014 Patologi Kehamilan, Persalinan, Nifas dan

Neonatus Resiko Tinggi. Yogyakarta : Nuha Medika

Suryati.2011 Asuhan Kebidanan 1 (Konsep Dasar Asuhan Kebidanan)

Yogyakarta : Nuha Medika

Suharjo.cahyono 2010 Hepatitis B Yogyakarta : Kanisius

Sulistiawati, Ari, Nugraheni, Esti.2012 Asuhan Kebidanan Pada Ibu

Besalin. Jakarta : Salemba Medika

Sondakh.2013. Asuhan Kebidanan Persalinan dan BBL Jakarta : Erlangga


216

Soleh, S Naga.2012 ilmu penyakit dalam yogyakarta : DIVA pres

Varney (2002) Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta :EGC

Varney, Helen (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta :EGC

Walyani, Elisabet siwi dan Purwoastuti, Endang, 2015. Asuhan Kebidanan

Masa Nifas dan Menyusui. Yogyakarta Pustaka baru pres.

Winkjosastro.2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo.

Yeti (2010). Asuhan Antenatal Care Jakarta : Nuha Medika

Yulifah, Rita, (2013). Konsep Kebidanan Untuk Pendidikan Kebidanan

Jakarta : Salemba Medika


217

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. S DI


PUSKESMAS DUKUHWARU KABUPATEN TEGAL
(Studi Kasus Hepatitis B dan Kala I Lama)

Salya Akmala¹, Umriaty², Titin Winingsih³


Email : Salyaakmala12@gmail.com,¹,² Diploma III Kebidanan. Politeknik Harapan Bersama
Tegal³ Puskesmas Dukuhwaru
Kabupaten Tegal.

Abstrak
Angka Kematian Ibu di Kabupaten Tegal Tahun 2017 sebanyak 14 Kasus. Data pada
tahun 2018 di Puskesmas Dukuhwaru Kabupaten tegal ibu hamil resiko tinggi 4 kasus
tertinggi dari 110 kasus dengan penyebab yaitu usia <20 tahun dan >35 tahun sebanyak 38
kasus,Riwayat SC sebanyak 33 kasus, penyakit lainnya penyerta sebanyak 31 kasus, dan
Hepatitis sebanyak 12 kasus. Hepatitis merupakan penyakit yang berbahaya berbahaya
terutama apabila terjadi pada wanita hamil yang menderita hepatitis. Tujuan dari peneliti ini
adalah untuk mengkaji kasus kebidanan dengan Hepatitis B dan Kala 1 Lama.
Tujuan umum dilakukan studi kasus ini adalah agar mampu melaksanakan asuhan
kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, nifas dan bayi baru lahir secara komprehensif dengan
menggunakan manajemen asuhan kebidanan menurut varney dan pendokumentasian dengan
metode SOAP.
Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus. Obyek penelitian adalah ibu hamil,
bersalin, nifas dan bayi baru lahir pada Ny. S berusia 32 tahun dengan Hepatitis B. Data yang
diambil sejak bulan September sampai Oktober 2018. Di Puskesmas Dukuhwaru, asuhan
tersebut di jabarkan secara menyeluruh di mulai sejak pasien hali TM III (umur 36minggu
lebih 6 harisampai 38 minggu lebih 4 hari)
Hasil pengelolaan kasus pada Ny. S berjalan sesuai dengan manajemen kebidanan resiko
pada pengelolaan kasus adalah kehamilan dengan Hepatitis.
Tatalaksana menitik eratkan pada pencegahan penularan Hepatitis B dari ibu ke bayi.
Pada kasus bayi telah diberikan imunisasi Hbig untuk memutus rantai penularan Hepatitis.
Saran anjurkan kepada ibu yang terkena Hepatitis setelah anaknya berumur 9 bulan untuk
di periksa Hepatitis.
Kata Kunci : Hepatitis B, Kala 1 Lama

I. PENDAHULUAN 100.000 kelahiran hidup pada tahun


2017.¹
Jumlah kasus kematian ibu di
Provinsi Jawa Tengah pada tahun Angka Kematian Ibu ( AKI)
2017 sebanyak 475 kasus, yang diperoleh dari Dinas
mengalami penurunan dibandingkan Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun
kasus kematian ibu tahun 2016 yang 2017 terdapat 14 kasus kematian
sebanyak 602 kasus. Dengan dari total kasus keseluruhan AKI di
demikian Angka Kematian Ibu di Kabupaten Tegal 2016 terdapat 22
provinsi Jawa Tengah juga kasus kematian dari total kasus
mengalami penurunan dari 109,69 keselurahan AKI di Kabupaten
per 100.000 kelahiran hidup pada Tegal dari kasus per 100.000
tahun 2016 menjadi 88,05 per kelahiran hidup.²
218

Berdasarkan data yang diperoleh yang berakhir pada 29 Oktober


di Puskesmas Dukuhwaru 2018.
Kabupaten Tegal tahun 2018, Angka
kematian Ibu tidak ada, sedangkan Pengumpulan data dilakukan
jumlah angka kematian bayi ada 6 dengan melakukan anamnesa
kasus penyebab kematian karena (wawancara), observasi partisipatif
kuning virus 1 kasus, Asfiksia 3 (pemeriksaan fisik, pemeriksaan
kasus, febris 1 kasus, congenital 1 penunjang, observasi perilaku
kasus. Ibu hamil dengan Resiko selama kehamilan hingga nifas)
Tinggi sebanyak 110 kasus, ibu studi analisis dokumen (KIA, RM,
hamil usia <20 tahun dan >35 tahun dll).Data yang didapatkan kemudian
sebanyak 38 kasus, ibu hamil didokumentasikan kedalam laporan
dengan riwayat SC 33 kasus, ibu asuhan kebidanan komprehensif
hamil dengan lain-lain sebanyak 31 dengan teknik 7 langkah varney
kasus, sedangkan ibu hamil dengan yaitu mulai dari pengumpulan data
hepatitis sebanyak 12 kasus,³ sampai evaluasi pada asuhan
kebidanan kehamilan dan juga
Selain kasus ibu hamil resiko menggunakan system subyektif,
tinggi juga terdapat kasus penyulit obyektif, Analsis, Planning (SOAP).
persalinan di Puskesmas Dukuhwaru
yaitu KPD sebanyak 80 kasus, PEB III. HASIL PEMBAHASAN
50 Kasus, kala 1 Lama 41 kasus.³
Penelitian ini dilakukan untuk
Hepatitis adalah suatu proses mengkaji kasus kebidanan patologis
perdangan hati. Secara pupuler dengan tujuan memberikan asuhan
dikenal dengan istilah penyakit hati, secara dini komplikasi kehamilan
sakit liver, atau sakit kuning, namun dan dapat segera dilakukan
istilah sakit kuning. 4 penatalaksanaan kasus.

Hepatitis dalam kehamilan dapat Dari hasil penelitian didapatkan


menyebabkan berat lahir rendah dan bahwa ibu mengalami Hepatitis B
prematur. Penularan bayi jika ibu pada saat awal kehamilan 12
terinfeksi pada trimester III adalah minggu lebih 4 hari, dan menurut
sebesar 60-90%. Sedangakan pada teori ibu hamil dengan Hepatitis B
trimester I hanya 10%.5 sangat berbahaya untuk janin ada
pun komplikasi yang nantinya akan
II. METODE terjadi yaitu pada ibu kanker hati,
hepatitis akut dan perdarahan dan
Penelitian ini menggunakan pada bayi asfiksia,prematur hepatitis
penekatan studi kasus yaitu virus dan kematian janin. 5
mengkaji kasus kebidanan patologis,
penelitian dalam melakukan Pada persalinan ibu dirujuk di
penelitian mengacu pada asuhan rumah sakit Adella karena
kebidanan 7 langkah varney. Kasus persalinan tak maju terjadi Kala 1
dalam penelitian ini berfokus pada Lama persalian berlangsung secara
kasus ibu hamil dengan Hepatitis B normal jenis kelamin laki-laki BB
dan Kala 1 Lama. Subjek saat lahir 3.100 gram. Kala 1 lama
penelitian dilakukan memiliki adalah persalinan yang fase latennya
riwayat G2 P1 A0. Asuhan berlangsung lebih dari 8 jam dan
kebidanan dilakukan sejak 3 pada fase aktif laju pembukaannya
Oktober yaitu saat ibu hamil 36 tidak adekuat atau bervariasi, kurang
minggu lebih 3 hari, peneliti terus dari 1 cm setiap jam selama
melakukan selama kehamilan, sekurang kurangnya 2 jam setelah
bersalin nifas dan bayi baru lahir kemajuan persalinan. Sebab sebab
219

terjadinya persalinan lama yaitu membantu mengurangi AKI dan


kelainan letak janin, kelainan jalan AKB.
lahir, kelainan his.
V. DAFTAR PUSTAKA
Pada masa nifas menganjurkan
pada ibu untuk diet heaptitis dengan [1] Profil Kesehatan jawa
rendah lemak tinggi protein dan tengah.2017
kalori, dan juga menganjurkan untuk
menggunakan KB dan ibu sudah [2] Dinkes Kabupaten Tegal.2017.
memilih KB suntik sesuai keinginan Angka Kematian Ibu
sendiri. Peneliti pun menyarankan [3] Puskesmas Dukuhwaru
kepada ibu dan suami walaupun kabupaten tegal, (2018).
sudah menggunakan KB suntik Resiko tinggi ibu hamil.
tetapi pada saat melakukan Kabupaten Tegal, AKI dan
hubungan seksual di harapkan suami AKB
menggunakan kondom untuk [4] setiawan Dr, dkk. 2015.
mencegah terjadi penularan penyakit Hepatitis virus B. Jakarta :
Hepatitis. Menganjurkan pada ibu EGC.
tetap untuk menyusui bayinya secara [5] Fadlun, Feryanto, Achmad.
on demaind dan hanya diberikan 2011. Asuhan kebidanan
ASI saja tanpa pemberian makanan patologis.Jakarta:Salemba
pendamping selama 6 bulan, peneliti [6] Saefudin 2009. Buku Acuan
menyarakan jangan takut untuk Nasional pelayanan kesehatan
menyusui bayinya selama bayi maternal dan neonatal. Jakarta
sudah diberikan vaksin Hbig dan : PT Bina Pustaka sarwono
jangan sampai puting susu lecet Prawiroharjo
tidak akan tertular. Dan
memberitahu ibu agar bayinya pada
usia 9 bulan sampai 18 bulan untuk
dilakukan pemriksaan laboratorium
untuk mengecek apakah bayinya
tertular atau tidak. Dan menyertakan
kelaurga sebagai pendukung dalam
ibu menjalani masa nifas.

IV. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah


dilakukan penulis mendapatkan
gambaran dan pengalaman secara
nyata tentang pemberian asuhan
kebidanan bahwa Ny. S umur 32
tahun G2 P1 A0 hamil 36 minggu
lebih 3 hari terdapat kesenjangan
kasus dengan teori. Penulis berharap
tenaga kesehatan mampu
melakukan/meningkatkan pelayanan
kebidanan secara komprehensif,
serta mampu memberikan pelayanan
yang lebih cepat dan tepat
khususnya pada ibu hamil dengan
faktor resiko dan resiko tinggi untuk
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
231
232

Anda mungkin juga menyukai