KTI Menya
KTI Menya
Oleh :
Oleh :
Mengetahui,
ii
LEMBAR PENGESAHAN
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :
Amelia Simon Sampe
NPM : 18522015
Menegtahui
iii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Npm 18522015
(............................)
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
Persembahan :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberikan hikmat dan akal
2. Orang tua Bapak dan Ibu atas pengorbanan dan nasehat yang akan
v
Pemeriksaan HbsAg dan HIV pada ibu hamil
Di Puskesmas Kwamki Baru Timika
Oleh :
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian dengan judul pemeriksaan HbsAg dan HIV pada ibu
hamil di puskesmas kwamki baru timika kabupaten mimika. Penelitian ini
dilakukan pada tanggal 18 April – 18 Mei 2023. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui hasil dari pemeriksaan HbAg dan HIV di puskesmas kwamki
baru timika. Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif.
Populasi penelitian ini adalah ibu hamil yang melakukan pemeriksaan di
puskesmas kwamki baru timika, sampel yang digunakan adalah sampel
Serum/plasma jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
berjumlah 32 sampel, didapatkan hasil dengan pemeriksaan HbsAg positif
sebanyak 6 orang (18,7%) sedangkan negatif sebanyak 26 orang (81,3%) dan
sampel HIV yang positif sebanyak 2 orang (6%) dan negatif sebanyak 30 orang
(94%).
Kata kunci : Ibu hamil, HbsAg dan HIV.
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa karena telah memberikan
kesehatan dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya
Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul ‟ Pemeriksaan Hepatitis B (HbsAg) dan HIV
Pada Ibu Hamil di Puskesmas Kwamki Baru Timika ”. Adapun maksud dari
penelitian ini merupakan salah satu syarat dalam menyesuaikan Program Studi
Diploma Tiga predikat Ahli Madya Kesehatan. Dalam penulisan Karya Tulis
Ilmiah ini penulis diberikan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, karena
itu dengan penuh rasa hormat dan tulus hati penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Rektor Universitas Sains dan Teknologi Jayapura
2. Dekan Fakultas Ilmu - Ilmu Kesehatan Universitas Sains dan
Teknologi Jayapura
3. Ketua Program Studi Diploma III Analis Kesehatan
Universitas Sains dan Teknologi Jayapura
4. Dosen Pembimbing Herlando Sinaga, M.Si atas arahan dan bimbingan
dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
5. Dosen Penguji I Tika Romadhonni S.Si,M.Sc
6. Dosen Penguji II Dra. Ester Rampa, M.Si
7. Seluruh Dosen dan Staf di lingkungan Fakultas Ilmu - Ilmu
Kesehatan Universitas Sains dan Teknologi Jayapura.
8. Orangtua Simon Sampe dan Marthina Rante yang telah memberikan
dukungan doa selama penulis melakukan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
9. Teman–teman Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Sains dan
Teknologi Jayapura angkatan 2018 yang telah mendukung Karya Tulis
Ilmiah ini
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kata
sempurna, masih banhyak kekurangan baik dari segi penulisan maupun dari
materi yang disajikan. Oleh karena itu, untuk kesempurnaan penulisan ini
penulismengharapkan masukan yang bersifat membangun dari semua pihak.
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................,i
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................iii
PERNTAAN KEASLIAN KTI......................................................................iv
MOTTO DAN KEASLIAN KTI....................................................................v
ABSTRAK.......................................................................................................vi
KATA PENGANTAR....................................................................................vii
DAFTAR ISI..................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................ix
DAFTAR ISTILAH.........................................................................................x
DAFTAR TABEL............................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................3
1.3. Tujuan Penelitian.............................................................................3
1.4. Manfaat Penelitian...........................................................................3
1.5. Keaslian Penulisan...........................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hepatitis..............................................................................................5
2.2. Hepatitis B..........................................................................................6
a. Patologi............................................................................................6
b. Gejala...............................................................................................7
c. Penularan..........................................................................................8
d. Pengobatan.......................................................................................9
e. Pencegahan ................................................................................ 10
2.3. Bilirubin .........................................................................................11
2.4. HIV....................................................................................................14
2.5. Ibu Hamil ....................................................................................... 17
2.6.Pemeriksaan Hepatitis .................................................................... 20
2.7. Kerangka Konsep .......................................................................... 22
2.8.Definisi Operasional ....................................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian ................................................................................ 25
3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian........................................................... 25
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................... 25
3.4. Variabel Penelitian.......................................................................... 25
3.5. Teknik Pengambilan Sampel ........................................................... 26
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
2.1 Virus Hepatitis ............................................................... 6
2.2 Virus Hepatitis B ............................................................ 7
2.3 Gejala Hepatitis .............................................................. 8
2.4 Penularan Hepatitis............................................................9
2.5 Pencegahan Hepatitis .................................................... 11
2.6 Skema kerangka konsep................................................ 23
3.1 Hasil Pemeriksaan Hepatitis B ...................................... 30
3.2 Hasil Pemeriksaan HIV ................................................ 31
3.3 Gambaran pemeriksaan. ............................................... 32
ix
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH
x
BAB 1
PENDAHULUAN
Setiap tahun terdapat 5,3 juta ibu hamil hepatitis B (HBsAg) reaktif padaibu
hamil rata-rata 2,7%, maka setiap tahun diperkirakan terdapat 150 ribu bayi
kedepan(Kemenkes 2017).
hepatitis C di dunia diperkirakan sekitar 170 juta orang. Sekitar 1,5 juta
2010).
1
2
kedua Negara South East Asian Region (SEAR) setelah Myanmar, hal ini
Studi dan uji saring darah PMI, diperkirakan dari 100 orang Indonesia 10
seluruh ibu hamil berjumlah 43,624 ibu hamil yang melakukan tes HIV/AIDS
di dapatkan ibu hamil yang positif HIV/AIDS sebanyak 1.329 orang (3,01 %).
sejak tahun 2005 sampai dengan bulan September 2014 sebanyak 150.285
orang jumlah infeksi HIV tertingi di dapatkan di Provinsi DKI Jakarta 32.782
(21,8 %), Dikuti Jawa Timur 19.249 (12,8%) Papua 16,051 (10,6%) Jawa Barat
13,507 (8,9%) dan Bali 9,637. (6,41%) Sedangkan kasus AIDS yang di
laporkan sejak Tahun 2005 sampai dengan bulan September 2014 Sebanyak
(18,25%), Jawa Timur 8,976 (16.0%) DKI Jakarta 7,477 (13.3%) Bali 4,261
(7.63%) Jawa Barat 4,191 (7.51%) Jawa Tengah 3,767 (6.75%) Papua Barat
(3.04%), Sumatra Barat 1,573 (2.81 %). (Ditjen PP & PL,Kemenkes RI,
kronis 90% terjadi pada bayi baru lahir yang terinfeksi HBV, 25 - 50% pada
anak kecil usia 1 - 5 tahun yang terinfeksi HBV. Infeksi tersebut sangat sering
terjadi pada penderita penurunan sistem kekebalan tubuh (Alamudi ddk, 2017).
Jumlah ibu hamil selama bulan januari-februari 2023 yaitu 20 pasien dan
diwajibkan melakukan pemeriksaan HbsAg dan HIV. Hal ini yang membuat
pasien.
Keaslian penelitian dalam penelitian ini yang ditunjukan dalam Tabel 1.1
HbsAg dan HIV Pada Ibu Hamil di Puskesmas Kwamki Baru Timika” yang
penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hepatitis
Ada 5 jenis virus hepatitis : A,B,C,D, dan E. Infeksi ini akan mengganggu kerja
organ hati ini dapat menular dengan mudah, melalui makanan atau minuman
kontaminasi makanan dan air yang kemudian makanan atau air tersebut
setidaknya 2 miliar orang di dunia dan 240 juta dari total penderita tersebut
hepatitis B tidak bisa diobati namun hanya bisa untuk menekan pertumbuhan
virus didalam tubuh. Penyakit hepatitis C juga disebabkan oleh virus yang
menyebar dari kontak cairan tubuh dan melakukan hubungan seksual. Penyakit
ini dapat menyebabkan luka pada hati kemudian meningkatkan resiko kanker
hati . Kemudian virus hepatitis D muncul ketika terjadi infeksi serius yang
disebabkan oleh HBV. Penyakit ini dapat disebut dengan penyakit kronis dan
akut yang disebabkan oleh replikasi atau pertumbuhan virus hepatitis B yang
terlalu banyak.
dan sehat, memilih serta mengonsumsi makanan yang dicuci bersih sebelum
5
6
2.2 Hepatitis B
disebabkan oleh virus hepatitis B. Virus ini ditularkan melalui kontak dengan
darah atau cairan tubuh lain dari orang yang terinfeksi. Hampir semua jenis
virus hepatitis dapat menyerang manusia. Pada ibu hamil jika terserang virus
ini dapat menularkan pada bayi itu. Bentuk penularan seperti inilah yang
Pada saat ini jenis hepatitis yang paling banyak dipelajari ialah hepatitis B
dan telah dapat pula dicegah melalui vaksinasi. Walaupun infeksi virus ini
jarang terjadi pada populasi orang dewasa, kelompok tertentu dan orang yang
a. Patologi
Pada manusia hati merupakan target organ bagi virus hepatitis B. Virus
akan keluar dari nukleokapsid dan akan menempel pada DNA hospes dan
hati untuk membentuk protein bagi virus baru dan kemudian terjadi
melalui membrane mukosa atau merusak kulit untuk mencapai hati. Di hati,
Beberapa infeksi tidak terlihat untuk mereka yang mengalami gejala, tingkat
makan, merasa tidak enak badan, mual, demam. Kadang terjadi nyeri sendi
infeksi oleh virus hepatitis B. Beberapa hari kemudian, air kemih warnanya
Pada saat ini gejala lainnya menghilang dan penderita merasa lebih baik,
yang berwarnapucat dan gatal di seluruh tubuh (Hasdianah & Prima, 2014)
c. Penularan
darah dan produk darah, air ludah, cairan cerebrospinal, peritoneal, pleural,
cairan pericardial dan synovial; cairan amniotic, semen, cairan vagina, cairan
bagian tubuh lainnya yang berisi darah, organ dan jaringan tubuh yang terlepas.
Cara penularan HBV yang paling sering terjadi antara lain meliputi kontak
seksual atau kontak rumah tangga dengan seseorang yang tertular, penularan
perinatal terjadi dari ibu kepada bayinya, penggunaan alat suntik pada para
(Masriadi, 2014).
9
Penularan HBV di antara anggota rumah tangga terutama terjadi dari anak
ke anak. Secara umum, kadang penggunaan pisau cukur dan sikat gigi bersama
saat ibu pengidap HBV dengan positif HBsAg. Angka penularan dari ibu yang
positif HBsAg, dan juga dengan HBeAg positif adalah lebih dari 70%, dan
angka penularan untuk ibu yang positif HBsAg, dengan HBeAg negatif adalah
dan karena tertusuk jarum suntik secara tidak sengaja atau luka lain yang
d. Pengobatan
tanpa lemak, cukup istirahat dan tidak mengkonsumsi alkohol. Bila gejalanya
ringan, dapat dirawat dirumah. Bila gejalanya berat, terutama bila timbul
sakit
10
tidak boleh memakai jarum, sikat gigi atau pisau cukur bersama-sama. Dapat
semua hubungan seksual berisiko selama virus berada dalam darah. Kondom
mungkin saja bisa melindungi, tetapi hal ini bukan jaminan(Terry Bolin,2010).
e. Pencegahan
sebagai berikut :
HBsAg, memberikan HBIG dan vaksinasi hepatitis B pada bayi yang lahir
dari ibu dengan HBsAg positif, dan memberikan vaksinasi hepatitis B untuk
asli Alaska, penduduk Pacific Island dan anakanak para pendatang generasi
2.3 Bilirubin
a. Definisi bilirubin
utama dari hasil perombakan heme dari hemoglobin yang terjadi akibat
perombakan sel darah merah oleh sel retikuloendotel. selain sebagai hasil
disaring dari darah oleh hati, dan dikeluarkan melalui cairan empedu. Tingkat
2004).
12
Bilirubin direk adalah bilirubin bebas yang terdapat dalam hati dan
tidak lagi berikatan dengan albumin. Bilirubin ini akan dengan mudah
urobilirubin untuk kemudian dibuang keluar dari tubuh melalui urin dan
feses. Bilirubin direk bersifat larut dalam air. Dalam keadaan normal,
bilirubin direk ini tidak ditemukan dalam plasma darah. Peningkatan kadar
b. Patogenesis
darah hepatik dan adanya ikatan protein. Bilirubin yang tidak terkonjugasi
bilirubin mono dan diglukuronida yang polar larut dalam air (bereaksi direk)
Bilirubin yang terkonjugasi yang larut dalam air dapat dieliminasi melalui
diaktifkan oleh bakteri menjadi urobilinogen dalam tinja dan urine. Beberapa
kuning dalam kulit akibat dari akumjulasi pigmen bilirubin yang larut dari
protein hepatik sejalan dengan penurunan aliran darah hepatik jaundice yang
terdapat dalam ASI. Terjadi 4 samapi 7 hari setelah lahir. Dimana terdapat
minggu ke-2 sampai minggu ke-3. Biasanya dapat mencapai usia4 minggu
serum akan turun dengan cepat, biasanya mencapai normal dalam beberapa
hari. Penghentian ASI selama 1 sampai 2 hari dan penggantian ASI dengan
pemberian ASI dapat dimuali lagi dan hiperbilirubin tidak kembali ke kadar
c. Gejala klinis
Tampak ikterus pada sklera, kuku atau kulit dan membran mukosa. Yang
tampak dalam 24 jam pertama disebabkan oleh penyakit hemolitik pada bayi
baru lahir, spesies, atau ibu dengan diabetik atau infeksi. Jaundice yang
14
tampak pada hari ke dua atau hari ketiga, dan mencapai puncak pada hari
ketiga sampai hari ke empat dan menurun pada hari ke lima sampai hari ke
terang atau orange, ikterus pada tipe obstruksi (bilirubin direk) kulit tampak
berwarna kuning kehijauan atau keruh. Perbedaan ini hanya dapat dilihat pada
ikterus yang berat. Muntah, anoksia, fatigue, warna urin gelap dan warna tinja
pucat, seperti dempul. Perut membuncit dan pembesaran pada hati. Pada
kejang, tidak mau menghisap. Dapat tuli, gangguan bicara dan retardasi
mental. Bila bayi hidup pada umur lebih lanjut dapat disertai spasme otot,
yang menyerang sistem imun manusia, penurunan sistem imun pada orang
Syndrome (AIDS) ialah sekumpulan tanda atau gejala klinis pada penderita
(Kemenkes RI, 2014). HIV dapat menular melalui hubungan seksual yang
tidak aman, pemakaian jarum suntik secara bergantian, dan dari ibu hamil
Lebih dari 90% anak pada tahun 2013 terinfeksi HIV didapatkan dari
ibunya. Virus HIV dapat ditularkan dari ibu yang terinfeksi HIV ke
berisiko tinggi terhadap HIV. Risiko penularan dari ibu ke anak lebih tinggi
program PPIA (Pencegahan Penularan HIV dari ibu ke anak) atau PMTCT
yang dilahirkan dari ibu HIV positif terbebaskan dari HIV, kemudian ibu
dan bayi tetap hidup dan sehat. Dalam program PPIA terdapat kebijakan
yang terintegrasi dalam pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) untuk
melakukan tes HIV pada ibu hamil yang 3 didasarkan pada tingkat
prevelensi kasus HIV disuatu wilayah. Pada tingkat prevelensi kasus HIV
semua ibu hamil. Di daerah epidemi rendah tes HIV dianjurkan pada ibu
ibu ke bayi serta mengurangi dampak epidemi HIV terhadap ibu dan bayi.
Konseling dan tes HIV mencegah penularan dari ibu ke anak.Sesuai dengan
rekomendasi dari WHO bahwa pada dasarnya semua ibu hamil harus
16
ditawarkan untuk tes HIV.Tes HIV ini dilakukan dengan tujuan dapat
mengetahui lebih cepat adanya infeksi HIV pada ibu hamil sehingga dapat
profilaksis pada bayi yang dikandung sehingga bayi dapat terhindar dari
a. Gejala
Gejala HIV pada ibu hamil biasanya akan tampak setelah 2-4 minggu
ibu hamil terinfeksi. Ditahap ini, gejala meliputi sakit kepala, demam,
b. Pencegahan
c. Faktor resiko
darah.
2011).
d. Pengobatan
menurunkan jumlah viral load HIV pada darah ibu hamil. Seiring waktu,
bayi. Pada kehamilan terdapat adaptasi ibu dalam bentuk perubahan fisiologis
10 bulan atau 9 bulan kalender, atau 40 minggu atau 280 hari. Lama
kehamilan akan dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir, akan tetapi
biokimiawi. Pada saat perubahan itu terjadi, jika ibu mengidap Hepatitis B
makan janin yang dikandungnya dapat terinfeksi virus tersebut (Noer, 2007).
atau 280 hari. Lama kehamilan akan dihitung dari hari pertama menstruasi
terakhir, akan tetapi konsepsi terjadi sekitar 2 minggu setelah hari pertama
Oleh karena itu, bayi yang terlahir dari ibu yang sehat maka bayinya akan
penting, yaitu tingkat telur pada umur 0-2 minggu, embrio antara umur 3-5
minggu dan janin yang sudah berbentuk manusia dan berumur diatas 5
adalah :
1. Trimester I
Tahap ini merupakan tahap dimana embrio berlangsung dari hari ke-15
sampai sekitar 8 minggu setelah konsepsi. Masa ini merupakan masa yang
paling kritis dalam perkembangan sistem organ dan sangat rentan terhadap
Berat janin pada tahap ini sekitar 15-30 gram dan panjangnya sekitar 5-
9mm.
2. Trimester kedua dan ketiga
Pada tahap ini ibu sudah dapat merasakan gerakan bayi. Pada akhir
kehamilan 20 minggu berat janin akan mencapai 340 gram dan panjang
sekitar 16-17 cm. Sedangkan pada kehamilan 28 minggu, berat janin akan
Jikapada usia kehamilan 36-40 minggu dengan kondisi gizi ibu baik, maka
sama sekali.
20
anak lebih dari satu kali. Multipara adalah perempuan yang telah melahirkan
metode deteksi HBsAg yang paling sensitif dan paling spesifik pada
sensitifitas yang cukup baik jika dibandingkan dengan RIA. Rapid test
memerlukan pembacaan dengan mata. Tes ini sudah secara luas digunakan
Tujuan adanya pemeriksaan HBsAg menggunakan rapid test ini adalah untuk
mendeteksi kadar rendah antigen target yang ada pada darah dengan pasien
Imunokromatografi test atau rapid test dapat disebut juga dengan uji strip.
Metode ini tidak memerlukan peralatan untuk membaca hasilnya, tetapi cukup
dilihat dengan kasat mata, sehingga jauh lebih praktis. Prinsip dari metode ini
adalah jika terdapat HBsAg pada serum sampel, maka antigen tersebut akan
membentuk garis merah yang dapat dilihat. Apabila hasil test reaktif maka alat
akan menunjukkan dua garis berwarna, yaitu pada area tes (T=positif) dan area
kontrol (C=kontrol). Apabila hanya satu warna yang tergambar pada area
kontrol, maka interpretasinya yaitu nonreaktif. Sedangkan jika tidak ada warna
B dan virus HIV pada saat kehamilan dapat menjadi resiko tinggi kepada
perubahan itu terjadi, jika ibu mengidap Hepatitis B makan janin yang
apabila reaktif ditandai dengan terbantuk 2 garis pada area control (C) dan
area test (T) dan apabila Non Reaktif ditandai dengan terbentuk 1 garis
pada area control (C), jika pada pemeriksaan HbsAg di dapatkan hasil
Reaktif (positif), maka pada serum ibu hamil tersebut telah terinfeksi
Reaktif (positif), maka pada serum ibu hamil tersebut beresiko tinggi
Hasil Pemeriksaan
HbsAg dan HIV
Gambar 2.6 skema kerangka konsep
24
a. Waktu
April-Juli 2023
b. Lokasi
timika
a. Populasi Penelitian
b. Sampel Penelitian
25
26
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh
dari hasil pemeriksaan kehamilan serta data sekunder yang diambil dari rekam
Mimika
a) Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : Spuit 3 cc,
b) Bahan
Serum
melakukan aktifitas.
7. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alkohol
8. Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Jika
27
jarum masuk kedalam vena, akan terlihat darah masuk kedalam semprit
tangannya.
10. Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/ tarik jarum.
b. Analitik
2. Isi aquades kedalam tabung vactuner yang kosong. Dan harus sama
15 menit.
c. Pasca analitik
melakukan aktifitas.
7. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alkohol
8. Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Jika
jarum masuk kedalam vena, akan terlihat darah masuk kedalam semprit
tangannya.
10. Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/ tarik jarum.
b. Analitik
2. Isi aquades kedalam tabung vactuner yang kosong. Dan harus sama
15 menit.
c. pasca analitik
a. Positif (+) : terbentuk dua garis merah pada area control (C) dan test.
c. Invalid : tidak terbentuk garis dan hanya satu garis pada areatest.
(Wijayanti,2016).
3. Terdapat dua garis berwarna pada garis control, test 1 dan test 2
30
mengindikasikan hasil positif HIV-1 dan HIV-2. Jika warna pada garis
test 1 lebih gelap dari pada garis test 2. Dapat disimpulkan bahwa HIV-1
positif. Jika warna pada garis test 2 lebih gelap dari garis test 1. Dapat
Pembuatan serum
Pemeriksaan HbsAg
dan HIV
Hasil
Analisis data
Pembahasan
Kesimpulan
4.1 Hasil
Penelitian ini dilakukan dengan baca hasil HbsAg pada ibu hanil
32
33
Penelitian ini dilakukan dengan baca hasil HbsAg pada ibu hanil
4.3 Pembahasan
dapat dijumpai pada ibu hamil, sehingga perlu adanya skrining/deteksi dini
pada ibu hamil penting untuk mencegah penularan virus kepada janin dan
persalinan. Bayi yang lahir akan memiliki potensi menderita penyakt hati
kronis. Deteksi penyakit hepatitis B pada ibu hamil, harus dilakukan sedini
melalui darah, air mani, dan cairan tubuh lainnya. Hal ini yang menjadi
alasan mengapa virus ini dapat ditularkan melalui proses persalinan. Bayi
masa anak – anak dan masa dewasa. Anak – anak yang menderita penyakit
35
lebih besar terpapar penyakit ini. Pengobatan yang dapat dilakukan adalah
dengan mengkonsumsi obat tenofovir yang merupakan obat ani virus dan
upaya pencegahan, bayi yang baru lahir akan diberikan vaksin hepatitis B
diberikan dengan benar, bayi yang baru lahir akan terlindungi dari infeksi
vaksin hepatitis B yang kedua dan ketiga dalam pemeriksaan kesehatan ter
Selama bayi menerima vaksin hepatitis B dan HBIg, ibu dengan hepatitis
keberadaan virus hepatitis B dalam darah Anda. Selain itu, tes ini juga
terinfeksi HIV dan 28 orang lainnya (92%) diperoleh hasil negatif. Wanita
usia produktif merupakan usia yang berisiko tertular infeksi HIV. Dilihat
dari profil umur ada kecenderungan bahwa infeksi HIV pada wanita
36
mengarah ke umur yang lebih mudah, dalam arti usia muda lebih banyak
kematian yang paling tinggi pada usia 15-49 tahun (UNAIDS, 2012). Usia
kepada bayi dari ibu yang mempunyai status HIV positif berkisar 15-
45%. Kematian bayi akibat HIV/AIDS tercatat pada tahun 2010 sebanyak
2% dan 90% penularan pada anak usia kurang 13 tahun berasal dari ibu
langkah awal bagi ibu hamil untuk melakukan kontak langsung dengan
petugas kesehatan untuk mencegah penularan HIV ke bayi. Ibu hamil yang
pemahaman diri akan status HIV agar dapat mencegah dirinya dari
penularan infeksi penyakit yang lain dan penularan kepada orang lain.
dilakukan yaitu dengan melakukan tes HIV sehingga akan banyak kasus
37
HIV yang ditemukan dan pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak
dapat berjalan optimal. Tes HIV perlu dilakukan pada semua ibu hamil
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa dari 43 pasien ibu hamil di puskesmas kwamki baru timika yang
didapatkan hasil positif 2 (6%) orang dan negatif yaitu sebanyak 28 orang
(94%).
5.2 Saran
tahun 2023 saran yang dapat diberikan adalah : Diharapkan bagi ibu
38
39
DAFTAR PUSTAKA
Elsheikh RM, Daak AA, Elsheikh MA, Karsany MS, Adam I. 2007.
Hepatitis B Virus and Hepatitis C Virus In Pregnant
Sudanese Women. Virologi Journal.
Musdalifah, Andi. 2013. Faktor resiko kejadian Hepatitis B pada pasien Di RSUP
Dr. Wahidin Sudirohusodo, Universitas Hasanuddin : Makassar
Nuzliati T, Nurkila S, Karimah S. 2017. Upaya Ibu dalam Pencegahan Penularan HIV
dari Ibu ke Bayi di Puskesmas Siko Ternate Tahun 2016. Politeknik
Kesehatan Kemenkes Ternate.
World Health Organization. Guidelines for the Prevention Care and Treatment of
Persons with Chronic Hepatitis B Infection.Geneva: World
Health Organization; 2015
41
Lampiran
HIV (-)
22. K. g 23 Jl. yosudarso HbsAg (-)
HIV (-)
23. I.w 30 Jl. Ahmad HbsAg (-)
Yani HIV (-)
24. C.r.d 34 Jl. Matoa HbsAg (-)
HIV (-)
25. B.g 26 Jl. K sirih HbsAg (-)
HIV (-)
26. L.e 21 Jl. Belibis HbsAg (-)
HIV (-)
27. F.o 38 Jl. Kartini HbsAg (-)
HIV (-)
28. W. m.d 34 Jl. HbsAg (+)
budiotomo HIV (-)
29. R.c 22 Jl. Baru HbsAg (-)
HIV (-)
30. D.a 29 Jl. K sirih HbsAg (-)
HIV (-)
31. C.j 19 Jl. Ahmad HbsAg (-)
Yani HIV (-)
32. A. g 23 Jl. Kartini HbsAg (-)
HIV (-)
Sumber : Data primer
Keterangan : puskesmas kwamki baru timika
43
Lampiran 1. 1 Lokasi Tempat Penelitian