Anda di halaman 1dari 245

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.

R DI PUSKESMAS
DUKUHWARU KABUPATEN TEGAL (Studi Kasus Anemia Sedang,
Faktor Resiko Tinggi Dengan Umur >35 Tahun, Multigravida, Serotinus)

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan sebagai salah satu studi syarat untuk menyelesaikan

Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun Oleh :

AMELIA RISQA ANDRIANA

NIM.16070021

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN POLITEKNIK HARAPAN

BERSAMA TEGAL

TAHUN 2019

i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya Tulis Ilmiah dengan judul :

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. R DI PUSKESMAS


DUKUHWARU KABUPATEN TEGAL DENGAN STUDI KASUS ANEMIA
SEDANG, FAKTOR RESIKO DENGAN USIA >35 TAHUN,
MULTIGRAVIDA DAN SEROTINUS.

adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun
dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Amelia Risqa Andriana

NIM : 16070021

Tegal, September 2019

Penulis

(Amelia Risqa Andriana)

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah dengan judul :

"ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. R DI PUSKESMAS


DUKUHWARU KABUPATEN TEGAL (Studi Kasus Anemia Sedang, Faktor
Resiko Tinggi Dengan Umur >35 Tahun, Multigravida, Serotinus)"

Disusun oleh :

Nama : Amelia Risqa Andriana

NIM : 16070021

Telah mendapat persetujuan pembimbing dan siap dipertahankan di depan tim


penguji Karya Tulis Ilmiah Program Studi D III Kebidanan Politeknik Harapan
Bersama Tegal

Tegal, September 2019

Pembimbing I : Umriaty, S.ST.M.Kes ( )

Pembimbing II : Titin Winingsih, S.ST ( )

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :

Nama : Amelia Risqa Andriana

NIM : 16070021

Program Studi : DIII Kebidanan

Judul : "ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA


NY. R DI PUSKESMAS DUKUHWARU
KABUPATEN TEGAL (Studi Kasus Anemia Sedang,
Faktor Resiko Tinggi Dengan Umur >35 Tahun,
Multigravida, Serotinus)"
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima
sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ahli
Madya Kebidanan pada Program Studi DIII Kebidanan Politeknik Harapan
Bersama Tegal.

Tegal, September 2019

DEWAN PENGUJI

Penguji I : Nora Rahmanindar, S.SiT, M.Keb ( )

Penguji II : Umriaty, S.ST.M.Kes ( )

Penguji III : Titin Winingsih, S.ST ( )

Ketua Program Studi D III Kebidanan


Politeknik Harapan Bersama Tegal

(Nilatul Izah, S.ST., M.Keb)

iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Politeknik Harapan Bersama Tegal, saya yang bertanda
tangan dibawah ini :

Nama : AMELIA RISQA ANDRIANA

NIM : 16070021

Jurusan/Program studi: DIII Kebidanan

Jenis Karya : Karya Tulis Ilmiah

Dengan menyetujui untuk memberikan kepada Politeknik Harapan Bersama Tegal


Hak Bebas Royalty Nonekslusif (None Exclusive Royalty Free Righ) atas Karya
Tulis Ilmiah saya yang berjudul :

ASUHAN KEBIDANAN KOMPERENSIF PADA NY. R UMUR 36 TAHUN


G5P4A0 DI PUSKESMAS DUKUHWARU KECAMATAN DUKUHWARU
KABUPATEN TEGAL TAHUN 2019.

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas


Royalty/Nonekslusif ini Politeknik Harapan Bersama Tegal berhak menyimpan
mengalih mediakan/formatkan. Mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat dan mempublikasikan Karya Tulis Ilmiah saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis atau pencipta dan pemilik Hak Cipta.

Demikan pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Di buat di : Politeknik Harapan Bersama Tegal

Pada tanggal : September 2019

Yang menyatakan

AMELIA RISQA ANDRIANA

v
POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL
KARYA TULIS ILMIAH, SEPTEMBER 2019

ASUHAN KEBIDANAN SECARA KOMPREHENSIF PADA Ny. R


DENGAN ANEMIA SEDANG, FAKTOR USIA, MULTIGRAVIDA,
SEROTINUS TAHUN 2019

AMELIA RISQA ANDRIANA DIBAWAH BIMBINGAN UMRIATY,


S.ST.,M.Kes, TITIN WININGSIH, S.ST
xvii, 5 bab, 215 halaman, 3 tabel, 6 lampiran

ABSTRAK

Anemia pada kehamilan merupakan faktor resiko yang dapat mengancam


ibu dan bayi. Angka kematian ibu kabupaten Tegal tahun 2017 terdapat 14 kasus.
Berdasarkan data yang diperoleh di Puskesmas Dukuhwaru Kabupaten Tegal
tahun 2018 tidak terjadi kematian ibu. Ibu hamil dengan resiko tinggi di wilayah
Puskesmas Dukuhwaru sebanyak 110 kasus, ibu hamil yang terdiri dari usia <20
tahun dan >35 tahun sebanyak 38 kasus, ibu hamil dengan grandemultipara
sebanyak 11 kasus, ibu hamil dengan riwayat SC sebanyak 33 kasus, dan lain -
lain sebanyak 31 kasus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kasus
kebidanan komprehensif pada Ny. R dengan anemia sedang, faktor usia,
multigravida dan serotinus.
Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus. Subyek penelitian
adalah ibu hamil Ny. R berumur 36 tahun dengan anemia sedang, faktor usia,
multigravida dan serotinus. Data diambil sejak September 2018 - Maret 2019.
Data diambil dengan menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi, hasil
selama kehamilan subyek menerima pengobatan anemia sedang dan hingga masa
nifas berakhir kadar Hb belum diketahui. Faktor usia lebih dari 35 tahun,
multigravida dan serotinus pengaruhnya lebih terlihat ketika proses persalinan
yang mengalami persalinan lama.
Saran, apabila ditemukkan kasus yang sama perlu adanya kolaborasi
dengan dokter selama kehamilan sampai nifas, selain itu perlu melibatkan
keluarga selama kehamilan sampai masa nifas.
Kata kunci : anemia sedang, faktor usia, multigravida, serotinus.
Daftar pustaka : 45 (2008 - 2018)
Daftar bacaan : 35 buku + 8 website

vi
MOTTO

1. Kerjakanlah, wujudkanlah dan nikmatilah segala tugasmu dengan ikhlas.

2. Renungi, laksanakan ibadah sholat dan berdo’a selalu kepada Allah SWT,

yang senantiasa membantu dan Ridha Allah yang tidak akan menghianati

hasil dan usaha kita.

3. Doa dan Restu Orang tua adalah kunci utama dalam keberhasilan.

4. Dari Keluarga kecil dan Keluarga besar serta Teman dan Sahabat, sebagai

pelengkap dari kunci keberhasilan dan semangat yang diberikannya.

5. Tetapi musuh terbesarmu adalah sifat pemalas.

6. Jadikanlah prinsip ‘Waktu adalah Uang’ karena dari waktu adalah bagaikan

pedang, jika kamu tidak memanfatkannya menggunakannya untuk memotong,

ia akan memotongmu.

7. Sedikit memotivasi hidup ’direndahkan tidak mungkin jadi sampah, disanjung

tidak mungkin jadi rembulan ’. Maka jangan risaukan omongan orang, sebab

setiap orang yang menilaimu akan berbeda dengan pemahamanmu. Teruslah

berjuang, selama berada dijalan yang benar meski terkadang kebaikanmu

tidak selalu dihargai.

8. Tetap menjadi pribadimu sendiri dan rendah hati.

9. Jangan malu untuk bertanya, jadikanlah pribadimu’banyak menanyak’ tentang

perihal yang positif.

10.’ Laa Tahzan Innallaha ma’aana’. Sesungguhnya Allah bersama kita.

vii
PERSEMBAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini kupersembahkan :

1. Kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah - Nya yang telah memberikan

kesehatan dan kemudahan hingga aku bisa menyelesaikan Tugas Akhir ini.

2. Ibu dan Bapak yang selalu memberikan semangat, do'a dan motivasi yang

sangat besar dan berarti dalam hidup saya.

3. Teman - teman seperjuangan terima kasih atas kebersamaan dan

kekeluargaannya.

viii
KATA PENGANTAR

Seraya memanjakan puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat


rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
dengan judul "Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. R umur 35 tahun
G5P4A0 di Wilayah Puskesmas Dukuhwaru Tahun 2019 (Studi Kasus Anemia
Sedang, Faktor Resiko Tinggi Dengan Umur >35 Tahun, Multigravida,
Serotinus)".

Penulis menyadari dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini banyak sekali
kesalahan dan kekeliruan, tapi berkat bimbingan dan arahan dari semua pihak
akhirnya Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Khafdilah, MS.S.KOM, selaku Ketua Yayasan Politeknik Harapan Bersama


Tegal.

2. MC Chambali, B.Eng.EE,M.Kom selaku Direktur Politeknik Harapan


Bersama Tegal.

3. Nilatul Izah, S.ST. Ka. Prodi DIII Kebidanan Politeknik Harapan Bersama
Tegal.

4. Umriaty, S.ST.M.Kes selaku Pembimbing I yang telah memberikan


bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

5. Titin Winingsih, S.ST selaku pembimbing II yang telah memberikan


bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

6. Kedua orang tua dan keluarga tercinta, terimakasih atas do'a dan restunya.

7. Teman-teman saya yang sudah banyak mendukung dan partner saya Sintia
Ananti, terimakasih banyak.

ix
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan Karya Tulis
Ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna, disebabkan keterbatasan pengetahuan
penulis. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini membawa manfaat bagi pengembangan
ilmu.

Tegal, September 2019

Penulis

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iv

HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ....................................................... v

ABSTRAK ........................................................................................................ vi

MOTO ............................................................................................................. vii

PERSEMBAHAN ........................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 4

C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 5

D. Ruang Lingkup .......................................................................................... 6

E. Manfaat Penulisan ...................................................................................... 7

F. Metode Memperoleh Data .......................................................................... 8

G. Sistematika Penulis .................................................................................. 11

BAB II TINJAUAN TEORI .............................................................................. 14

A. Tinjauan Teori Medis .............................................................................. 14

1. Kehamilan ........................................................................................... 14

a. Pengertian Kehamilan ...................................................................... 14

xi
b. Proses Terjadinya Kehamilan .......................................................... 15

c. Tanda-tanda Kehamilan ................................................................... 17

d. Perubahan Fisiologi Pada Ibu Hamil ................................................ 21

e. Perubahan Psikologis Pada Ibu Hamil .............................................. 23

f. Tanda Bahaya Dalam Kehamilan ...................................................... 24

g. Pemeriksaan Diagnostik Kehamilan ................................................ 25

h. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil ............................................................ 26

i. Asuhan Antenatal Care ..................................................................... 31

j. Jadwal Pemeriksaan Antenatal ......................................................... 32

k. Pelayanan Asuhan Standar Antenatal ............................................... 32

2. Persalinan ............................................................................................ 35

a. Pengertian Persalinan ....................................................................... 35

b. Macam-macam Persalinan ............................................................... 36

c. Sebab Mulainya Persalinan ............................................................... 36

d. Tanda-tanda Persalinan .................................................................... 38

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persalinan .................................. 39

f. Tahapan Persalinan .......................................................................... 41

g. Mekanisme Persalinan ..................................................................... 43

h. Lima Benang Merah Dalam Asuhan Persalinan Dan Kelahiran Bayi 45

3. Nifas .................................................................................................... 49

a. Pengertian Nifas .............................................................................. 49

b. Tujuan Asuhan Masa Nifas .............................................................. 50

c. Perubahan Fisiologis ........................................................................ 51

d. Perubahan Psikologi ........................................................................ 54

e. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas .............................................................. 57

f. Tanda Bahaya Masa Nifas ................................................................ 59


xii
4. Bayi Baru Lahir ................................................................................... 59

a. Pengertian Bayi Baru Lahir .............................................................. 59

b. Karakteristik Bayi Baru Lahir .......................................................... 60

c. Penanganan Bayi Baru Lahir ........................................................... 61

d. Perubahan Yang Terjadi Pada Bayi Baru Lahir ................................ 65

e. Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir ........................................................ 70

5. Kehamilan Resiko Tinggi

a. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil Resiko Tinggi ........ 71

b. Tanda – Tanda Kehamilan Resiko Tinggi ......................................... 74

c. Penanganan / Penatalaksanaan Kehamilan Resiko Tinggi ................ 76

d. Pencegahan Kehamilan Resiko Tinggi ............................................. 76

6. Anemia Pada Ibu Hamil ....................................................................... 78

a. Pengertian Anemia .......................................................................... 78

b. Anemia Dalam Kehamilan ............................................................... 79

c. Etiologi / Penyebab Anemia Pada Ibu Hamil ................................... 79

d. Faktor - Faktor Anemia Dalam Kehamilan ..................................... 80

e. Klasifikasi Anemia Dalam Kehamilan ............................................. 80

f. Derajat Anemia Pada Ibu Hamil ....................................................... 80

g. Tanda Dan Gejala Anemia ............................................................... 81

h. Pengaruh Anemia Terhadap Konsepsi .............................................. 81

i. Pengaruh Anemia Terhadap Kehamilan, Persalinan, Nifas ............... 81

j. Cara Mengatasi Anemia Pada Ibu Hamil .......................................... 82

7. Kehamilan Dengan Grandemultipara..................................................... 83

a. Pengertian Grandemultipara ............................................................. 83

b. Komplikasi Pada Grandemultipara .................................................. 83

8. Ibu Hamil Dengan Faktor Resiko Umur >35 Tahun ............................. 84


xiii
a. Pengertian Terlalu Tua ..................................................................... 84

b. Resiko Yang Dapat Terjadi .............................................................. 84

c. Alasan Yang Perlu Diketahui ........................................................... 85

d. Dampak Kehamilan Risiko Tinggi Pada Usia Tua ........................... 85

e. Pencegahan ...................................................................................... 89

9. Serotinus Pada Kehamilan .................................................................... 90

1. Pengertian ....................................................................................... 90

2. Faktor Risiko ................................................................................... 92

3. Diagnosa ......................................................................................... 93

4. Komplikasi ...................................................................................... 97

5. Tanda Bayi Postmatur ..................................................................... 98

6. Penatalaksanaan .............................................................................. 99

7. Pertimbangan Persalinan Anjuran .................................................. 100

8. Skor Bishop ................................................................................... 104

9. Pengelolaan Selama Persalinan ...................................................... 105

B. Manajemen Asuhan Kebidanan .............................................................. 106

1. Pengertian Manajemen Kebidanan ..................................................... 106

2. Manajemen Kebidanan Dengan Metode Varney ................................. 106

3. Manajemen Kebidanan Dengan Metode Soap .................................... 109

4. Landasan Hukum Kewenangan Bidan ................................................ 110

BAB III TINJAUAN KASUS ......................................................................... 118

A. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan ...................................................... 118

B. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan ....................................................... 142

C. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas ...................................................... 147

D. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir .............................................. 161

BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................... 172


xiv
A. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan ...................................................... 172

B. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan ....................................................... 200

C. Asuhan Kebidanan Pada Nifas ............................................................... 201

D. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir ............................................ 206

BAB V PENUTUP ......................................................................................... 211

A. Kesimpulan .......................................................................................... 211

B. Saran ..................................................................................................... 213

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pemberian Imunisasi TT ................................................................... 34

Tabel 2.2 Skor Bishop ..................................................................................... 101

Tabel 2.3 Pemantauan Kala I ........................................................................... 146

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Rekomendasi Pengambilan Data Dari Prodi D III


Kebidanan Politeknik Harapan Bersama

Lampiran 2 Informed Consent & Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 3 Lembar MTBM

Lampiran 4 Lembar Konsulan

Lampiran 5 Buku KIA

Lampiran 6 Lembar Dokumentasi

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ibu dan anak merupakan anggota keluarga yang perlu mendapatkan

prioritas dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, karena ibu dan anak

merupakan kelompok rentan terhadap keadaan keluarga dan sekitarnya secara

umum. Sehingga penilaian terhadap status kesehatan dan kinerja upaya

kesehatan ibu dan anak penting untuk dilakukan. Keberhasilan upaya

kesehatan ibu, diantaranya dapat dilihat dari indikator Angka Kematian Ibu

(AKI). Angka Kematian Ibu (AKI) adalah jumlah kematian ibu selama masa

kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan,

dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti

kecelakaan atau terjatuh di setiap 100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan

Indonesia, 2016).

Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2013 Angka

Kematian Ibu (AKI) di dunia 210 per 100.000 kelahiran hidup, AKI di negara

berkembang 230 per 100.000 kelahiran hidup dan AKI di negara maju 16 per

100.000 kelahiran hidup. AKI di Asia Timur 33 per 100.000 kelahiran hidup,

Asia Tenggara 140 per 100.000 kelahiran hidup, Asia Selatan 190 per

100.000 kelahiran hidup dan Asia Barat 74 per 100.000 kelahiran hidup

(WHO, 2014).

Kematian ibu biasanya karena tidak mempunyai akses ke pelayanan

kesehatan ibu yang berkualitas terutama pada pelayanan kegawat daruratan

1
2

tepat waktu yang dilatar belakangi oleh "3T" yaitu terlambat mengenal tanda

bahaya, terlambat mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas

kesehatan selain itu penyebab kematian ibu juga tidak lepas dari kondisi ibu

itu sendiri dan merupakan salah satu dari kriteria "4 terlalu" terlalu tua

melahirkan (>35 tahun), terlalu muda saat melahirkan (<20 tahun), yaitu

terlalu banyak anak (>4 anak), terlalu rapat jarak kehamilan (<2 tahun) (Profil

Kesehatan Jawa Tengah, 2015).

Angka Kematian Ibu (AKI) yang diperoleh dari Dinas Kesehatan

Kabupaten Tegal Tahun 2017 terdapat 14 kasus kematian dari total kasus

keseluruhan AKI di Jawa Tengah yaitu dari jumlah 337 kasus per 100.000

keseluruh hidup. Sedangkan Angka Kematian Bayi (0-1 tahun) di Kabupaten

Tegal Tahun 2017 masih tinggi yaitu 164 kematian dari 3503 total kasus per

1000 kelahiran hidup di Provinsi Jawa Tengah (Dinkes Kabupaten Tegal,

2017).

Kabupaten atau kota dengan kasus kematian ibu tertinggi pada tahun

2016 adalah Kabupaten Brebes yaitu 45 kasus, diikuti Kota Pemalang 45

kasus, Kota Semarang 32 kasus dan Kabupaten Tegal yaitu 27 kasus (Profil

Kesehatan Jawa Tengah 2016). Serta Kabupaten/Kota dengan kasus kematian

ibu tertinggi pada tahun 2017 adalah Kabupaten Brebes yaitu 31 kasus,

diikuti kota Pemalang 25 kasus, Kendal 25 kasus, dan Kabupaten Tegal 14

kasus (Profil Kesehatan Jawa Tengah tahun 2017).

Program Trobosan Jawa Tengah yaitu menuju Jawa Tengah sejahtera

dan berdikari salah satunya untuk menurunkan AKI (Angka Kematian Ibu)

yang cukup tinggi. Termasuk 5 NG (Jateng Gayeng, Nginceng Wong Meteng)


3

yang memiliki 4 fase yaitu pra hamil, fase kehamilan, fase persalinan, dan

fase nifas. Dimana pada fase pertama terdapat 2 terminologi yaitu stop dan

tunda, stop hamil jika ibu usia >35 tahun dan sudah memiliki anak, faktor

kesehatan tidak memungkinkan atau berbahaya bagi kesehatan, tunda jika

usia <20 tahun dan kondisi kesehatan belum optimal. Fase kedua pada fase

ini dapat dideteksi, di data, dilaporkan secara sistem melalui teknologi

informasi. Fase ketiga yaitu ibu hamil yang melahirkan didampingi, ibu

dengan persalinan normal bersalin difasilitas kesehatan dasar, sedangkan ibu

hamil resiko tinggi dirujuk ke Rumah Sakit di pantau. Fase keempat yaitu ibu

nifas diberikan asuhan pasca bersalin baik oleh bidan, perawat, atau dokter

(Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah,2018).

Dari jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) yang diperoleh dari Dinas

Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2017 terdapat 14 kasus kematian ibu.

Terjadi kenaikan Angka Kematian Ibu pada tahun 2016 yang mencapai 27

kasus kematian ibu (Dinkes Kabupaten Tegal, 2017).

Berdasarkan data yang diperoleh di Puskesmas Dukuhwaru Kabupaten

Tegal tahun 2018 tidak terjadi kematian ibu sedangkan jumlah kematian bayi

pada tahun 2018 sebanyak 6 kasus kematian penyebab kematian karena virus

kuning 1 kasus, asfiksia 3 kasus, febris 1 kasus, kelainan congenital 1 kasus.

Ibu hamil dengan resiko tinggi di wilayah Puskesmas Dukuhwaru sebanyak

110 kasus, ibu hamil yang terdiri dari usia <20 tahun dan >35 tahun sebanyak

38 kasus, ibu hamil dengan riwayat SC sebanyak 33 kasus, dan ibu hamil

dengan lain-lain sebanyak 31 kasus sedangkan ibu hamil dengan


4

grandemultipara 11 kasus. (Data Ibu Resti di Puskesmas Dukuhwaru, Bulan

Januari-November 2018).

Selain kasus ibu hamil resiko tinggi juga terdapat kasus penyulit

persalinan di Puskesmas Dukuhwaru yaitu KPD sebanyak 80 kasus, PEB 50

kasus, Kala 1 lama sebanyak 41 kasus. (Pada bulan Maret-September 2018).

Dalam pendampingan Asuhan Kebidanan dilakukan Asuhan

Kebidanan Komprehensif yaitu asuhan yang dimulai sejak kehamilan,

persalinan, nifas, dan BBL. Dari latar belakang diatas penulis tertarik untuk

menyusun judul Proposal Karya Tulis Ilmiah dengan judul "Asuhan

Kebidanan Komprehensif pada Ny. R di wilayah kerja Puskesmas

Dukuhwaru Kabupaten Tegal dengan studi kasus Resiko tinggi umur >35

tahun, Multigravida, Anemia Sedang, Serotinus".

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatasi dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut "Bagaimana Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. R

umur 35 tahun G5P4A0 di Wilayah Puskesmas Dukuhwaru Kabupaten Tegal

Tahun 2018 (Studi Kasus Resiko Tinggi umur >35 Tahun, Multigravida,

Anemia Sedang, Serotinus)?".

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Dapat melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. R

melalui pendekatan manajemen kebidanan di rumah Ny. R dengan


5

Resiko Tinggi Hamil Umur >35 tahun, Multigravida, Anemia Sedang

dan Serotinus di Puskesmas Dukuhwaru Kabupaten Tegal.

2. Tujuan Khusus

a. Dapat melakukan pengkajian data pada Ny. R dengan Resiko Tinggi

Hamil Umur >35 tahun, Multigravida, Anemia Sedang, dan

Serotinus di Puskesmas Dukuhwaru Kabupaten Tegal.

b. Dapat menentukan diagnosa masalah dan kebutuhan pada Ny. R

dengan Resiko Tinggi Hamil Umur >35 tahun, Multigravida,

Anemia Sedang dan Serotinus di Puskesmas Dukuhwaru Kabupaten

Tegal.

c. Dapat mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial pada Ny. R

dengan Resiko Tinggi Hamil Umur >35 tahun, Multigravida,

Anemia Sedang dan Serotinus di Puskesmas Dukuhwaru Kabupaten

Tegal.

d. Dapat menentukan antisipasi masalah yang terjadi pada Ny. R

dengan Resiko Tinggi Hamil Umur >35 tahun, Multigravida,

Anemia Sedang dan Serotinus di Puskesmas Dukuhwaru Kabupaten

Tegal.

e. Dapat merencanakan asuhan kebidanan yang menyeluruh pada Ny.

R dengan Resiko Tinggi Hamil Umur >35 tahun, Multigravida,

Anemia Sedang dan Serotinus di Puskesmas Dukuhwaru Kabupaten

Tegal.

f. Dapat melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara efektif dan

aman pada Ny. R denga Resiko Tinggi Hamil Umur >35 tahun,
6

Multigravida, Anemia Sedang dan Serotinus di Puskesmas

Dukuhwaru Kabupaten Tegal.

g. Dapat mengevaluasi asuhan yang telah diberikan pada Ny. R dengan

Resiko Tinggi Hamil Umur >35 tahun, Multigravida, Anemia

Sedang dan Serotinus di Puskesmas Dukuhwaru Kabupaten Tegal.

D. Ruang Lingkup

1. Sasaran

Subjek yang akan diberikan asuhan kebidanan adalah Ny. R umur 36

tahun G5P4A0 dengan Resiko Tinggi Hamil Umur >35 tahun,

Multigravida, Anemia Sedang dan Serotinus di Puskesmas Dukuhwaru

Kabupaten Tegal.

2. Tempat

Tempat pengambilan studi kasus ini adalah di Puskesmas Dukuhwaru

Kabupaten Tegal.

3. Waktu

Waktu pengambilan studi kasus dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini

dilaksanakan pada tanggal September 2018 - Maret 2019.

E. Manfaat Penulisan

1. Bagi Institusi

Dapat dijadikan bahan perbandingan antara teori yang berada di

instansi dan praktek lahan supaya dapat dijadikan pedoman bagi

mahasiswa dalam meningkatkan pembelajaran tentang kasus Resiko


7

Tinggi Hamil Umur >35 tahun, Multigravida, Anemia Sedang, dan

Serotinus pada ibu hamil maupun nifas.

2. Bagi Penulis

Dapat menambah pengetahuan dan manfaat bagi penulis melalui

pengalaman yang nyata dari pasien agar dapat lebih baik lagi dalam

menjalankan asuhan kebidanan terutama dalam kasus Resiko Tinggi

Hamil Umur >35 tahun, Multigravida, Anemia Sedang, dan Serotinus

pada ibu hamil maupun nifas.

3. Bagi Tenaga Kesehatan

Dapat menambah informasi serta masukan dalam melakukan

pengkajian dan deteksi dini terhadap masalah-masalah kesehatan yang

terjadi khususnya kehamilan, persalinan, nifas yang beresiko tinggi.

4. Bagi Ibu Hamil

Dapat menambah pengetahuan serta informasi pada ibu hamil

tentang resiko yang disebabkan oleh Resiko Tinggi Hamil Umur >35

tahun, Multigravida, Anemia Sedang, dan Serotinus sehingga diharapkan

pada semua ibu hamil dapat meningkatkan kesadaran tentang pentingnya

pemenuhan nutrisi ibu hamil dengan gizi seimbang serta konsumsi tablet

tambah darah secara rutin sesuai anjuran yang diberikan oleh tenaga

kesehatan untuk mencegah terjadinya anemia pada masa kehamilan

maupun masa nifas.


8

5. Bagi masyarakat

Dapat dijadikan suatu informasi bagi masyarakat serta dapat

mendeteksi secara dini tentang komplikasi yang disebabkan oleh anemia

yaitu perdarahan, infeksi bahkan kematian bagi ibu maupun janin.

F. Metode Memperoleh Data

Penulisan karya tulis ilmiah ini menggunakan metode studi kasus One

Student One Client (OSOC) yang bertujuan untuk mengetahui perencanaan

serta penatalaksanaan pada kasus yang akan di kaji sesuai dengan manajemen

kebidanan menurut 7 langkah Varney. Dalam penyusunan karya tulis ilmiah

ini berdasarkan dari teori yang dipadukan serta dengan praktik dan

pengalaman. Penulis memerlukan data yang objektif dengan teori-teori yang

dijadikan dasar analisa dalam pemecahan masalah, untuk itu penulis

menggunakan metode :

1. Anamnesa

Suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data, dimana

penulis mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari

seseorang sasaran (responden/pasien), atau bercakap-cakap berhadapan

muka orang tersebut (face to face) dan keluarga (Notoatmodjo, 2012).

2. Observasi

Observasi adalah suatu prosedur yang berencana, yang antara lain

meliputi melihat, mendengar dan mencatat sejumlah dan taraf aktivitas

tertentu atau situasi tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang

di teliti. Jadi dalam melakukan observasi bukan hanya mengunjungi


9

"melihat" atau "menonton" saja, tetapi disertai keaktifan jiwa atau

perhatian khusus dan melakukan pencatatan-pencatatan (Notoatmodjo,

2012).

3. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik adalah tindakan untuk mengkaji bagian tubuh

pasien baik secara lokal atau (head to toe) guna memperoleh informasi /

data dari keadaan pasien secara komprehensif untuk menegakkan suatu

diagnosa. Menurut Rustam (2011) metode melakukan pemeriksaan fisik

langsung terdiri dari :

a. Inspeksi (dilihat)

Untuk mengetahui bentuk dan ukuran abdomen, perut bekas

operasi, gerakan janin, varices atau pelebaran vena dan oedema.

b. Perkusi (diketuk)

Untuk mengetahui reflek pattela kanan dan kiri, tidak begitu

banyak artinya kecuali jika ada suatu indikasi.

c. Palpasi (diraba)

Ibu hamil diminta untuk berbaring terlentang, kepala dan

bahu sedikit ditinggikan dengan memakai bantal, pemeriksa

menghadap kearah muka ibu dengan menggunakan teknik leopold

untuk menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin yang berada

di fundus, menentukan batas samping kanan dan kiri, menentukan

bagian bawah tersebut apakah sudah masuk pintu atas panggul atau

masih dapat digerakkan dan dapat juga menentukan bagian terbawah

janin dan berapa jauh bagian tersebut masuk pintu atas panggul.
10

d. Auskultasi (didengar)

Dilakukan dengan memggunakan leannec atau dopler untuk

mendengarkan denyut jantung janin (DJJ).

e. Pemeriksaan Dalam

Dilakukan untuk mengetahui keadaan portio, pembukaan

serviks, pelunakan serviks, ketuban, penurunan bagian terendah dan

titik tunjuk.

4. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang hanya dilakukan jika diperlukan, gunanya

untuk membantu menegakkan diagnosa meningkatkan diagnosa banding.

Jika ada indikasi yang mengarah pada keadaan tersebut maka pemeriksa

penunjang tidak perlu dilakukan (Devi, 2009).

5. Dokumentasi

Membaca dan mempelajari status kesehatan yang berhubungan

dengan keadaan pasien yang dilihat dan dicatat dokter, bidan, maupun

hasil pemeriksaan penunjang lainnya.

6. Studi Kepustakaan

Penulis mempelajari buku, hang out, mengambil data dari internet,

atau ataupun mempelajari kembali materi kuliah yang berkaitan dengan

kasus yang didapat oleh penulis.

G. Sistematika Penulis

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah studi kasus ini agar dapat lebih

mudah, jelas dan berkesinambungan, maka penulis menyusun laporan ini


11

secara sistematik. Adapun sistematika penyusunan yang dipakai adalah

sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pendahuluan yang memberikan gambaran

awal pada pembaca, peneliti dan pemerhati karya tulis ilmiah

komprehensif tentang permasalahan yang akan dikupas dan

diberikan solusinya bagi penulis.

Bab pendahuluan ini terdiri atas : latar belakang, rumusan

masalah, tujuan, manfaat, ruang lingkup, metode memperoleh

data, dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Landasan teori yang digunakan penulis untuk mengembangkan

konsep sedemikian rupa dari berbagai sumber yang dipakai.

Kerangka teori medis, tinjauan teori asuhan kebidanan, landasan

hukum kewenangan bidan.

BAB III : TINJAUAN KASUS

Memuat keseluruhan asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan.

Jenis kasus yang diambil adalah kasus komprehensif mulai dari

hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir. Asuhan kebidanan

ditulis sesuai dengan urutan managemen kebidanan 7 langkah

varney, yaitu mulai dari pengumpulan data sampai evaluasi pada

asuhan kebidanan kehamilan dan juga menggunakan sistem

SOAP pada asuhan kebidanan bersalin, nifas, dan bayi baru lahir.
12

BAB IV : PEMBAHASAN

Pembahasan kasus yang berisi tentang kesesuaian dan kesenjangan

antara masalah yang timbul saat memberi asuhan kebidanan pada

kasus asuhan kebidanan komprehensif dengan Faktor Resiko

Usia > 35 Tahun, Multigravida, Anemia Sedang, Serotinus yang

dibahas secara sistematis sesuai dengan teori-teori dan konsep.

BAB V : PENUTUP

Penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran yang mungkin

dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan bersama untuk

masa yang akan datang.

a. Kesimpulan

Merupakan hasil pembahasan yang dapat menjawab permasalahan

dan tujuan penyusunan studi kasus.

b. Saran

Merupakan sebuah masukan berdasarkan kesimpulan, saran

menekankan pada asuhan yang sifatnya lebih operasional atau

aplikasi, saran bisa ditinjau pada institusi, organisasi, profesi,

anggota profesi, dan provider.

c. Daftar Pustaka

Berisi sumber-sumber materi


13

d. Lampiran

Berisi surat-surat, buku KIA, dan lain-lain.


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Teori Medis

1. Kehamilan

a. Pengertian Kehamilan

1) Kehamilan merupakan proses yang alamiah. Perubahan-

perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan normal

adalah bersifat fisiologis, bukan patologis. (Elisabeth Siwi

Walyani, 2015).

2) Menurut Federasi obstetric Genekologi Internasional, kehamilan

didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa

dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi

(Prawirohardjo, 2010)

3) Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

Lamanya, hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9

bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir

(Prawirohardjo, 2009).

4) kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin Intra

uterine mulai sejak konsepsi sampai permulaan persalinan (Ide

Bagus Gede Manuaba).

14
15

b. Proses Terjadinya Kehamilan

1) Konsepsi

Konsepsi adalah bersatunya sel telur (ovum) dan sperma. (Nurul

Kamariyah, 2014 )

a) Ovum

1. Bisa dibuahi jika sudah melewati proses oogenesis.

2. Dikeluarkan oleh ovarium saat fase ovulasi, satu kali

setiap siklus haid dan akan habis jika sudah masuk

masa menopause.

3. Ovum mempunyai waktu hidup 24-28 jam setelah

dikeluarkan dari ovarium.

4. Mempunyai lapisan pelindung yaitu sel-sel granulosa

dan zona pelusida yang harus bisa ditembus oleh

sperma untuk dapat terjadi suatu kehamilan.

b) Sperma

(1) Dikeluarkan oleh testis dan peristiwa pematangannya

disebut spermatogenesis.

(2) Jumlahnya akan berkurang, tetapi tidak akan habis

seperti pada ovum dan tetep berproduksi meskipun

pada lansia.

(3) Kemampuan fertilasi selama 2-4 hari rata-rata 3 hari.

(4) Terdapat 100 juta sperma pada setiap mililiter air mani

yang dihasilkan, rata-rata 3 cc tiap ejakulasi.


16

(5) Mengeluarkan enzim hialuronidase untuk melunakkan

korona radiate.

(6) Mempunyai morfologi yang sempurna, yaitu kepala

berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti (nukleus),

diliputi lagi oleh akromosom dan membran plasma,

leher menghubungkan kepala dengan bagian tengah.

Ekor panjang kurang lebih 10 kali bagian kepala dan

dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan

cepat.

2) Fertilisasi

Fertilisasi adalah bertemunya sel telur dan sperma saat

ejakulasi, sperma dikeluarkan dari organ reproduksi pria kurang

lebih berisi 300 juta sperma. Setelah masuk ke organ genetalia

interna wanita, sperma akan menghadapi beberapa rintangan

antara lain : lendir vagina yang bersifat asam, lendir servik yang

kental, panjangnya uterus, serta silia yang ada tuba falopi.

Tempat bertemunya ovum dan sperma paling sering adalah

didaerah ampula tuba.

3) Pembelahan

Setelah itu zigot akan membelah menjadi tingkat 2 sel

(30 jam), 4 sel, 8 sel, sampai dengan 16 sel disebut blastomer (3

hari) dan membentuk sebuah gumpalan longgar. Setelah 3 hari

akan membelah membentuk buah arbei dari 16 sel disebut

morula (4 hari). Berangsur-angsur ruang antara sel menyatu


17

dan akhirnya membentuk sebuah rongga disebut blastokista (4-5

hari). Zona pelusida akhirnya menghilang sehingga trofoblas

bisa memasuki dinding rahim (endometrium) dan siap

berimplantasi (5-6 hari).

4) Implantasi / Nidasi

Penanaman sel telur yang sudah dibuahi kedalam dinding

uterus pada awal kehamilan. ( Ummi Hani dkk, 2014 ).

c. Tanda-tanda kehamilan

1) Tanda pasti kehamilan

Menurut Anik Maryunani (2010), tanda pasti hamil meliputi :

a) Pada palpasi di rasakan janin (bagian-bagian janin) dan

balotemen serta gerak janin :

(1) Gerak janin harus di rasakan oleh pemeriksa

(2) Pada primigravida dirasakan pada kehamilan ±18-20

minggu.

(3) Pada multigravida dirasakan pada kehamilan ±16

minggu.

b) Pada auskultasi terdengar bunyi jantung janin (DJJ)

(1) Dapat dicatat dan didengar bunyi jantung janin.

c) Dengan bantuan stetoskop laenner, denyut jantung janin

bisa terdengar pada usia kehamilan 18-20 minggu.

d) Dengan Doppler, denyut jantung janin bisa terdengar pada

usia kehamilan 12-14 minggu.

e) Dengan ultrasonografi (USG)


18

(1) Rahim yang membesar bisa dilihat dengan USG pada

kehamilan 6 minggu.

(2) Janin dapat dilihat gambarnya dan di dengar denyut

jantungnya pada kehamilan 7-8 minggu.

f) Pada pemeriksaan sinar X tampak kerangka janin, namun

sekarang tidak dilakukan lagi karena adanya dampak radiasi

terhadap janin.

2) Tanda tidak pasti kehamilan

Menurut Vivian, dkk (2011), tanda tidak pasti meliputi :

a) Amenorea

Wanita harus mengetahui hari pertama haid terakhir

(HPHT) supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran

tanggal persalinan.

b) Mual dan muntah

Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan

hingga akhir triwulan pertama. sering terjadi pada pagi hari

maka disebut morning sickness,bila mual dan muntah

terlalu sering disebut hiperemesis.

c) Mengidam (ingin makanan khusus)

Ibu hamil sering meminta makanan/minuman tertentu

terutama pada bulan-bulan triwulan pertama.

d) Pingsan

Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat

bisa pingsan.
19

e) Tidak ada selera makan

Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan

kemudian nafsu makan timbul kembali.

f) Lelah

g) Payudara

Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri disebabkan

pengaruh estrogen dan progesterone

h) Miksi

Miksi/BAK sering terjadi karena kandung kemih tertekan

oleh rahim yang membesar.

3) Tanda kemungkinan hamil

Tanda-tanda kehamilan menurut Ummi Hani, 2014 :

a) Pembesaran perut

Terjadi akibat pebesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan

keempat kehamilan.

b) Tanda Hegar

Tanda Hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya itsmus

uteri.

c) Tanda Goodel

Adalah pelunakan serviks. Pada wanita yang tidak hamil

serviks seperti ujung hidung, sedangkan pada wanita hamil

melunak seperti bibir.


20

d) Tanda Chadwicks

Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa

vagina termasuk juga porsio dan serviks.

e) Tanda Piscaseck

Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi

karena ovum berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu

sehingga daerah tersebut berkembang lebih dulu.

f) Kontraksi Braxton Hicks

Merupakan peregangan sel-sel otot uterus, akibat

meningkatnya actomysin di dalam otot uterus. Kontraksi ini

tidak beritmik, tidak nyeri, biasanya timbul pada kehamilan

delapan minggu, tetapi baru dapat diamati dari pemeriksaan

abdominal pada trimester tiga. Kontraksi ini akan terus

meningkat frekuensinya, lamanya, dan kekuatannya sampai

mendekati persalinan.

g) Teraba Ballotement

Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin

bergerak dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh

tangan pemeriksa. Hal ini harus ada pada pemeriksaan

kehamilan karena perabaan bagian seperti bentuk janin saja

tidak cukup karena dapat saja merupakan myoma uteri.

h) Pemeriksaan tes biologis kehamilan (planotest) positif

Pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya Hormon

Chorionic Gonadotropin (hCG). Hormon ini disekresi di


21

peredaran darah ibu (pada plasma darah), dan disekresi pada

urine ibu. Hormon ini dapat mulai dideteksi pada 26 hari

setelah konsepsi dan meningkat dengan cepat pada hari ke

30-60, tingkat tertinggi pada hari ke 60-70 usia gestasi,

kemudian menurun pada hari ke 100-130.

d. Perubahan Fisiologis Pada Ibu Hamil

Menurut Vivian (2011), perubahan fisiologis yang terjadi pada ibu

hamil meliputi :

1) Trimester I

Tanda fisik pertama yang dapat dilihat pada beberapa ibu

adalah perdarahan sedikit atau spoting sekitar 11 hari setelah

konsepsi pada saat embrio melekat pada lapisan uterus.

Perdarahan implantasi ini biasanya kurang dari lamanya

menstruasi yang normal. Setelah terlambat satu periode

menstruasi, perubahan fisik berikutnya biasanya adalah nyeri

dan pembesaran payudara diikuti oleh rasa kelelahan yang

kronis/menetap dan sering BAK. Ibu akan mengalami dua

gejala yang terakhir selama tiga bulan berikutnya. Morning

sickness atau mual dan muntah biasanya dimulai sekitar 8

minggu dan mungkin berakhir sampai 12 minggu. Pada usia

kehamilan 12 minggu, pertumbuhan uterus diatas simpisis pubis

dapat dirasakan. Ibu biasanya mengalami kenaikan berat badan

sekitar 1-2 kg selama trimester pertama.


22

2) Trimester II

Uterus akan terus tumbuh pada usia kehamilan 16

minggu, uterus biasanya berada pada pertengahan antara

simpisis pubis dan pusat. Pada usia kehamilan 20 minggu

fundus berada dekat dengan pusat, payudara mulai

mengeluarkan kolostrum. Ibu dapat merasa gerakan bayinya dan

juga mengalami perubahan yang normal pada kulitnya, meliputi

adanya chloasma, linea nigra, dan striae gravidarum.

3) Trimester III

Pada usia kehamilan 28 minggu, fundus berada pada

pertengahan antara pusat dan sifoideus. Pada usia kehamilan 32-

36 minggu, fundus mencapai prosesus sifoideus. Payudara

penuh dan nyeri tekan. Sering BAK kembali terjadi, sekitar usia

38 minggu bayi masuk/turun kedalam panggul. Sakit punggung

dan sering BAK meningkat, ibu mungkin sulit tidur.

e. Perubahan Psikologis Pada Ibu Hamil

Menurut Vivian (2011), perubahan Psikologis pada ibu hamil

meliputi :

1) Trimester I (1-3bulan)

Setelah konsepsi, kadar hormone progesterone dan

estrogen dalam kehamilan akan meningkat. Hal ini

menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi hari,

lemah, lelah, dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak

sehat dan sering kali membenci kehamilannya. Banyak ibu yang


23

merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan, dan kesedihan.

Pada trimester ini ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk

lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil.

2) Trimester II (4-6 bulan)

Pada trimester ini ibu sudah menerima kehamilannya dan

mulai dapat menggunakan energi dan pikirannya. Ibu juga dapat

merasakan gerakan bayinya dan sudah menerima kehadiran

bayinya. Ibu merasa lebih stabil, kesanggupan mengatur diri

lebih baik, keadaan ibu lebih menyenangkan, ibu mulai terbiasa

dengan perubahan fisik tubuhnya dan mulai menerima serta

mengerti tentang kehamilannya.

3) Trimester III (7-9 bulan)

Trimester ini sering disebut dengan periode menunggu

dan waspada karena ibu tidak sabar menunggu kelahiran

bayinya. Terkadang ibu merasa khawatir dan kewaspadaan akan

timbulnya tanda dan gejala terjadinya persalinan. Pada trimester

inilah ibu memerlukan dukungan dari suami, keluarga, dan

bidan.

f. Tanda bahaya dalam kehamilan

Tanda bahaya dalam kehamilan menurut Ari Sulistyawati, (2012) :

1) Kehamilan muda

a) Perdarahan pervaginam

(1) Abortus : abortus imminens (ancaman keguguran),

abortus insipiens (keguguran sedang berlangsung),


24

abortus habitualis (keguguran berulang), abortus

inkompletus (keguguran bersisa), abortus kompletus

(keguguran lengkap).

(2) Kehamilan molahidatidosa (kehamilan angggur)

(3) Kehamilan ektopik (kehamilan diluar kandungan)

b) Hiperemesis gravidarum (mual muntah berlebihan)

2) Kehamilan lanjut

a) Perdarahan pervaginam

(1) Plasenta previa (implantasi plasenta abnormal)

(2) Solusio plasenta (lepasnya plasenta dari tempat

implantasi)

(a) Sakit kepala yang hebat

(b) Penglihatan kabur

(c) Bengkak diwajah dan jari-jari tangan

(d) Keluar cairan pervaginam

(e) Gerakan janin tidak terasa

(f) Nyeri perut yang hebat

g. Pemeriksaan Diagnostik Kehamilan

Menurut Ari Sulistyawati, (2012), pemeriksaan diagnostik

kehamilan meliputi:

1) Tes urine kehamilan (Tes HCG)

a) Dilaksanakan seawal mungkin begitu diketahui ada

amenore(satu minggu setelah koitus)

b) Upayakan urine yang digunakan adalah urine pagi


25

c) Pemeriksaan tinggi fundus uteri

d) Palpasi abdomen

(1) Leopold I

Bertujuan untuk mengetahui TFU dan bagian janin

yang ada difundus.

(2) Leopold II

Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada

disebelah kanan atau kiri ibu.

(3) Leopold III

Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang

dibawah uterus

(4) Leopold IV

Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang

dibawah dan untuk mengetahui apakah kepala sudah

masuk panggul atau belum.

e) Pemeriksaan USG

h. Kebutuhan dasar ibu hamil

Kebutuhan dasar ibu hamil menurut Ai Yeyeh Rukiyah, 2009 :

1) Oksigen

Kebutuhan oksigen berhubungan dengan perubahan

sistem pernafasan pada masa kehamilan. Kebutuhan oksigen

selama masa kehamilan meningkat sebagai respon tubuh

terhadap akselerasi metabolisme rate perlu untuk menambah


26

masa jaringan pada payudara, hasil konsepsi dan masa uterus

dan lain-lain, akibat terjadi perubahan anatomi paru.

Fungsi paru-paru : wanita hamil bernafas lebih dalam

(karena meningkatnya tidal volume, jumlah pertukaran gas pada

setiap kali nafas).

2) Basal metabolisme rate (BMR)

BMR meningkat 15-20%, vasodilatasi periper dan

akselerasi aktifitas kelenjar keringat membantu menghilangkan

panas yang berlebihan dan dihasilkan dari peningkatan

metabolisme selama kehamilan.

3) Nutrisi

Pada saat hamil, harus makan makanan yang

mengandung nilai gizi bermutu tinggi. Gizi pada waktu hamil

harus ditingkatkan hingga 300 kalori perhari, ibu hamil

seharusnya mengkonsumsi makanan yang mengandung protein,

zat besi, dan minum cukup cairan (menu seimbang).

Wanita hamil harus betul-betul mendapatkan perhatian

susunan dietnya, terutama mengenai jumlah kalori, protein yang

berguna untukpertumbuhan janin dan kesehatan ibu.

Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, partus

prematuruss, inersia uteri, perdarahan pasca persalinan, sepsis

puerpuralis, dan lain-lain, sedangkan makanan berlebihan dapat

menyebabkan gemuk, preeklampsi, janin besar dan sebagainya.

Zat-zat yang diperlukan antara lain protein, karbohidrat, zat


27

lemak, mineral / bermacam-macam garam terutama kalsium,

fosfor dan zat besi (Fe), vitamin dan air. (Mochtar, 2009)

4) Personal Hygiene

Selama kehamilan, PH vagina menjadi asam dan berubah

dari 4 menjadi 5-6. Akibatnya vagina mudah terkena

infeksi.Stimulus estrogen menyebabkan adanya flour albus

(keputihan). Peningkatan vaskularisasi di perifer mengakibatkan

wanita hamil sering berkeringat. Uterus yang membesar

menekan kandung kemih yang mengakibatkan sering berkemih.

Mandi teratur bisa juga menggunakan air hangat yang dapat

mencegah iritasi vagina, teknik pencucian perianal dari depan ke

belakang.

5) Pakaian Selama Hamil

Baju hendaknya yang longgar dan mudah dipakai serta

bahan yang mudah menyerap keringat. Dua hal yang harus

diperhatikan dan dihindari yaitu : sabuk dan stoking yang terlalu

ketat akan mengganggu aliran balik, sepatu dan hak tinggi akan

menambah lordosis sehingga sakit pinggang akan bertambah.

6) Eliminasi (BAB atau BAK)

Masalah buang air kecil tidak mengalami kesulitan,

bahkan cukup lancar. Untuk memperlancar dan mengurangi

infeksi kandung kemih, yaitu dengan minum dan menjaga

kebersihan sekitar alat kelamin. Serta wanita perlu mempelajari

cara membersihkan alat kelamin yaitu dengan gerakan dari


28

depan ke belakang setiap kali selesai berkemih atau BAB dan

harus menggunakan tisu atau lap atau handuk yang bersih tiap

kali melakukan.

7) Seksual

Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan

sampai akhir kehamilan. Koitus tidak dibenarkan bila : riwayat

abortus berulang, terdapat pendarahan pervaginam, ketuban

pecah dan servik telah membuka.

8) Mobilisasi dan Body Mekanik

Ibu hamil boleh melakukan aktifitas fisik biasa selama

tidak terlalu melelahkan. Ibu hamil dapat melakukan pekerjaan

seperti menyapu, mengepel dan masak. Pekerjaan dilakukan

sesuai wanita tersebut dan mempunyai istirahat yang cukup.

9) Exercise atau Senam Hamil

Ibu hamil perlu menjaga kesehatan tubuhnya dengan

berjalan-jalan di pagi hari, renang dan olahraga ringan selama

hamil. Dengan tujuan untuk membentuk sikap tubuh yang

sempurna selama kehamilan, mendukung ketenangan fisik dan

memperoleh relaksasi yang sempurna dengan latihan kontraksi

dan relaksasi.

10) Istirahat atau Tidur

Wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan istirahat

yang teratur khususnya seiring kemajuan kehamilannya,


29

sehingga dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani

untuk kepentingan perkembangan dan pertumbuhan janin.

11) Persiapan Laktasi

Persiapan laktasi dan persiapan persalinan menurut

Suryati (2011) :

Payudara merupakan aset yang sangat penting untuk

menyambut kelahiran sang bayi dalam proses menyusui.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perawatan

payudara adalah :

a) Hindari pemakaian bra dengan ukuran yang terlalu ketat dan

yang menggunakan busa, karena akan mengganggu

penyerapan keringat payudara.

b) Gunakan bra yang menyokong payudara.

c) Hindari membersihkan puting dengan sabun mandi karena

akan menyebabkan iritasi. Bersihkan puting susu dengan

minyak kelapa lalu bilas dengan air hangat.

d) Jika ditemukan pengeluaran cairan yang berwarna

kekuning-kuningan dari payudara berarti produksi ASI

sudah dimulai.

12) Persiapan Persalinan dan Kelahiran Bayi

Rencana persalinan adalah rencana tindakan yang dibuat

oleh ibu, anggota keluarga dan bidan. Dengan adanya rencana

persalinan akan mengurangi kebingungan dan kekacauan pada

saat persalinan dan meningkatkan bahwa ibu akan menerima


30

asuhan yang sesuai dan tepat waktu. Ada 5 komponen penting

dalam rencana persalinan seperti tempat persalinan, memilih

tenaga kesehatan terlatih, mempersiapkan sistem transportasi

jika terjadi dalam keadaan gawat darurat, berapa banyak biaya

yang dibutuhkan dan mempersiapkan langkah yang diperlukan

untuk persalinan (keperluan ibu dan bayi).

i. Asuhan Antenatal Care

1) Pengertian Antenatal Care

Menurut Elisabeth Siwi Walyani, (2015) asuhan

antenatal care adalah suatu program yang terencana berupa

observasi, edukasi, dan penanganan medik pada ibu hamil,

untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persiapan

persalinan yang aman dan memuaskan.

2) Adapun tujuan asuhan antenatal care :

a) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan

kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.

b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental

dan sosial ibu juga bayi.

c) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau

komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk

riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.

d) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan

selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal

mungkin.
31

j. Jadwal Pemeriksaan Antenatal

1) Pemeriksaan Pertama

Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui

terlambat haid.

2) Pemeriksaan Ulang

a) Setiap bulan sampai umur kehamilan 6 sampai 7 bulan

b) Setiap 2 minggu sampai kehamilan berumur 8 bulan

c) Setiap 1 minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai

terjadi persalinan. (Elizabeth siwi walyani, 2015).

3) Menurut ( Mufdillah, 2009)

Pelayanan antenatal oleh WHO ditetapkan 4 kali kunjungan

ibu hamil dalam pelayanan antennal, selama kehamilan dengan

ketentuan :

a) 1 kali pada trimester pertama (K1)

b) 1 kali pada trimester dua dan 2 kali pada trimester ketiga

(K4).

k. Pelayanan Asuhan Standar Antenatal

Pelayanan Asuhan Standar Antenatal “10T” menurut standar

buku KIA :

a) Pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat badan

Pengukuran tinggi badan cukup dilakukan satu kali.

Apabila tinggi badan < 145 cm, maka faktor risiko panggul

sempit, maka tidak dapat melahirkan secara normal.


32

Penimbangan berat badan dilakukan setiap kali periksa. Sejak

bulan ke-4 penambahan berat badan paling sedikit 1 kg/bulan.

b) Pengukuran Tekanan Darah (Tensi)

Tekanan darah normal 120/80 mmHg. Apabila tekanan

darah 140/90 mmHg bisa menyebabkan faktor risiko hipertensi

(tekanan darah tinggi) dalam kekhamilan.

c) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)

Apabila < 23,5 cm menunjukan ibu hamil menderita

Kurang Energi Kronis (KEK) dan berisiko melahirkan bayi

berat lahir rendah (BBLR).

d) Pengukuran Tinggi Rahim

Pengukuran tinggi rahim berguna untuk melihat

pertumbuhan janin apakah sesuai dengan usia kehamilan.

e) Penentuan letak janin (presentasi janin) dan perhitungan denyut

jantung janin (DJJ)

Apabila trimester III bagian bawah janin bukan kepala

atau kepala belum masuk panggul, kemungkinan ada kelainan

letak atau ada masalah lain. Apabila denyut jantung janin kurang

dari 120 kali/menit atau lebih dari 160 kali/menit menunjukan

ada tanda gawat janin, dan segera di rujuk.

f) Penentuan status Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)

Pada Imunisasi Tetanus Toksoid ini harus dianjurkan

oleh petugas kesehatan untuk mencegah tetanus pada ibu dan

bayi.
33

Tabel 2.1 tentang waktu pemberian imunisasi TT dan lama

perlindungannya:

Imunisas Selang Waktu


Lama Perlindungan
i TT Minimal
Langkah awal pembentukan
TT 1 0 - 7 hari kekebalan tubuh terhadap
penyakit tetanus
TT 2 1 bulan setelah TT 1 3 tahun
TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun
TT 4 12 bulan setelah TT 3 10 tahun
TT 5 12 bulan setelah TT 4 > 25 Tahun

g) Pemberian Tablet Tambah Darah

Ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet tambah

darah setiap hari minimal selama 90 hari. Tablet tambah darah

diminum pada malam hari untuk mengurangi rasa mual.

h) Tes Laboratorium

(1) Tes golongan darah, untuk mempersiapkan donor bagi ibu

hamil bila diperlukan.

(2) Tes hemoglobin, untuk mengetahui apakah ibu kekurangan

darah (Anemia).

(3) Tes pemeriksaan urine (air kencing).

(4) Tes pemeriksaan darah lainnya, sesuai indikasi seperti

malaria, HIV, Sifilis, dan lain-lain.

i) Konseling atau Penjelasan

Tenaga kesehatan memberi penjelasan mengenai

perawatan kehamilan, pencegahan kelainan bawaan, persalinan

dan inisiasi menyusu dini (IMD), nifas, perawatan bayi baru


34

lahir, ASI eksklusif, Keluarga Berencana, dan Imunisasi pada

bayi. Penjelasan ini diberikan secara bertahap setiap kunjungan

ibu hamil.

j) Tata laksana atau mendapatkan pengobatan

Apabila ibu memiliki masalah kesehatan pada saat hamil.

2. Persalinan

a. Pengertian Persalinan

Beberapa pengertian dari persalinan adalah sebagai berikut :

1) Persalinanadalah proses membuka dan menipisnya serviks dan

janin turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana

janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir. (Sarwono,

2009).

2) Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat di luar kandungan

melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau

tanpa bantuan (kekuatan sendiri). (Sulistyawati, 2014).

3) Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan

pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul

dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu.

(yanti, 2010).

4) Persalinan adalahproses dimana bayi, plasenta, dan ketuban

keluar dari uterus (Jenny Sondakh, 2013).


35

b. Macam-macam Persalinan

Menurut Yanti, 2010 proses berlangsungnya persalinan

dibedakan sebagi berikut:

1) Persalinan Spontan

Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri,

melalui jalan lahir ibu tersebut.

2) Persalinan Buatan

Persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi

forceps, atau dilakukan operasi Sectio Caesaria.

3) Persalinan Anjuran

Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru

berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau

prostaglandin.

c. Sebab Mulainya Persalinan

Sebab-sebab yang menimbulkan persalinan menurut Sulistyawati

(2014) :

1) Teori Penurunan Hormone

Saat1-2 minggu sebelum proses melahirkan dimulai,

terjadi penurunan kadar esterogen dan progesterone.

Progesterone bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim,

jika kadar progesterone turun akan menyebabkan tegangnya

pembuluh darah dan menimbulkan his.


36

2) Teori Plasenta Menjadi Tua

Seiring matangnya usia kehamilan, villi chorialis dalam

plasenta mengalami beberapa perubahan, hal ini menyebabkan

turunnya kadar esterogen dan progesterone yang mengakibatkan

tegangnya pembuluh darah sehingga akan menimbulkan

kontraksi uterus.

3) Teori distensi Rahim

Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam

batas tertentu. Setelah melewati batas tersebut, akhirnya terjadi

kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai.

4) Teori iritasi Mekanis

Dibelakang serviks terletak ganglion servikalis (fleksus

frankenhauser), bila ganglion ini digeser dan ditekan (misalnya

oleh kepala janin), maka akan timbul kontraksi uterus.

5) Teori Oksitosin

Menurunnya konsentrasi progesterone karena

matangnya usia kehamilan menyebabkan oksitosin

meningkatkan aktivitasnya dalam merangsang otot rahim untuk

berkontraksi, dan akhirnya persalinan dimulai.

6) Teori hipotalamus pituitary dan glandula suprarenalis

a) Glandula suprarenalis merupakan pemicu terjadinya

persalinan
37

b) Teori menunjukan, pada kehamilan dengan bayi anensefalus

sering terjadi kelambatan persalinan karena tidak

terbentuknya hipotalamus.

7) Teori prostaglandin

Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua disangka

sebagai salah satu sebab permulaan persalinan.

8) Induksi Persalinan

Persalinan dapat juga ditimbulkan dengan jalan sebagi berikut :

a) Gagang laminaria : Dengan cara laminaria dimasukkan

kedalam kanali servikalis dengan

tujuan merangsang fleksus

frankenhauser.

b) Amniotomi : Pemecahan ketuban.

c) Oksitosin drip : Pemberian oksitosin menurut tetesan

per infus.

d. Tanda-tanda Persalinan

1) Terjadinya his persalinan

Karakter dari his persalinan :

a) Pinggang terasa sakit menjalar ke depan .

b) Sifat his teratur, interval makin pendek, dan kekuatan makin

besar.

c) Terjadi perubahan serviks.

d) Jika pasien menambah aktivitasnya, misalnya dengan

berjalan, maka kekuatannya bertambah.


38

2) Pengeluaran lendir dan darah (penanda persalinan)

Dengan adanya his persalinan, terjadi perubahan pada serviks

yang menimbulkan :

a) Pendataran dan pembukaan

b) Pembukaan menyebabkan selaput lendir yang terdapat pada

kanalis servikalis terlepas

c) Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah

3) Pengeluaran cairan

Sebagian pasien mengeluarakan air ketuban akibat

pecahnya selaput ketuban. Jika ketuban sudah pecah, maka

ditargetkan persalinan dapat berlangsung dalam 24 jam. Namun

jika ternyata tidak tercapai, maka persalinan akhirnya diakhiri

dengan tindakan tertentu, misalnya ekstraksi vakum, atau sectio

caesaria. (sulistyawati, 2014).

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persalinan

Menurut Jenny Sondakh, 2013 adapun faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi jalannya proses persalinan adalah penumpang

(passenger), jalan lahir (passage), kekuatan (power), posisi ibu

(postioning), dan respons psikologis (psychology response).

Masing-masing dari faktor tersebut dijelaskan berikut ini:

1) Penumpang (Pasenger)

Penumpang dalam persalinan adalah janin dan plasenta.

Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai janin adalah ukuran

kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan posisi janin; sedangkan


39

yang perlu diperhatikan pada plasenta adalah letak, besar, dan

luasnya.

2) Jalan Lahir (Passage)

Jalan lahir terbagi atas dua, yaitu jalan lahir keras dan

jalan lahir lunak. Hal-hal yang perlu diperhatikan dari jalan lahir

keras adalah ukuran dan bentuk tulang panggul, sedangkan yang

perlu diperhatikan pada jalan lahir lunak adalah segmen bawah

uterus yang dapat meregang, serviks, otot dasar panggul, vagina

dan introitus vagina.

3) Kekuatan (Power)

Faktor kekuatan dalam persalinan dibagi atas dua, yaitu:

a) Kekuatan primer (kontraksi involunter)

Kekuatan primer ini mengakibatkan serviks menipis

(effacement) dan berdilatasi sehingga janin turun.

b) Kekuatan sekunder (kontraksi volunter)

Pada kekuatan ini, otot-otot diafragma dan abdomen ibu

berkontraksi dan mendorong keluar isi ke jalan lahir

sehingga menimbulkan tekanan intraabdomen. Kekuatan

sekunder tidak memengaruhi dilatasi serviks, tetapi setelah

dilatasi lengkap, kekuatan ini cukup penting dalam usaha

untuk mendorong keluar dari uterus dan vagina.

4) Posisi Ibu (Positioning)

Posisi ibu dapat memengaruhi adaptasi anatomi dan

fisiologi persalinan. Perubahan posisi yang diberikan pada ibu


40

bertujuan untuk menghilangkan rasa letih, memberi rasa

nyaman, dan memperbaiki sirkulasi.

5) Respons Psikologi (Psycology Response)

Respon psikologi ibu dapat dipengaruhi oleh :

f. Dukungan ayah bayi/pasangan selama proses persalinan.

g. Dukungan kakek-nenek (saudara dekat) selama persalinan.

h. Saudara kandung bayi selama persalinan.

f. Tahapan Persalinan

1) Kala I

Kala I atau Kala Pembukaan adalah periode persalinan

yang dimulai dari his persalinan yang pertama sampai

pembukaan serviks menjadi lengkap. Berdasarkan kemajuan

pembukaan kala I dibagi menjadi:

a) Fase Laten, yaitu fase pembukaan yang sangat lambat ialah

dari 0 sampai 3 cm yang membutuhkan waktu 8 jam

b) Fase Aktif, yaitu fase pembukaan yang sangat cepat yang

terbagi lagi menjadi:

(1) Fase Akselerasi (fase percepatan), dari pembukaan 3

cm sampai 4 cm yang dicapai dalam 2 jam

(2) Fase Dilatasi Maksimal, dari pembukaan 4 cm sampai 9

cm yang dicapai dalam 2 jam

(3) Fase Deselerasi (kurangnya kecepatan), dari

pembukaan 9 cm sampai 10 cm selama 2 jam

Menurut JNPK – KR (2008), rencana asuhan Kala I meliputi :


41

a) Denyut jantung janin : setiap 1/2 jam.

b) Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus : setiap 1/2 jam.

c) Nadi : setiap 1/2 jam.

d) Pembukaan serviks : setiap 4 jam.

e) Penurunan bagian terbawah janin :setiap 4 jam.

f) Tekanan darah dan temperatur tubuh : setiap 4 jam.

Produksi urin, aseton dan protein : setiap 2 sampai 4 jam.

2) Kala II

Kala II atau Kala Pengeluaran adalah periode persalinan yang

dimulai dari pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi.

3) Kala III

Kala IIIatau Kala Uri adalah periode persalinan yang dimulai

dari lahirnya bayi sampai lahirnya placenta. Manajemen kala

aktif III terdiri dari empat langkah utama, yaitu :

a) Melakukan pengecekan kembali tinggi fundus uteri untuk

mengetahui adanya janin tunggal.

b) Pemberian suntik oksitosin dalam satu menit pertama

setelah bayi lahir.

c) Melakukan penengangan tali pusat terkendali.

d) Memassage fundus uteri segera setelah plasenta lahir.

4) Kala IV

Kala IV merupakan masa 1-2 jam setelah placenta lahir yaitu

masa dimulainya masa nifas (puerperium), mengingat pada

masa ini sering timbul perdarahan. (Yanti, 2010).


42

g. Mekanisme Persalinan

Menurut Ayu, 2011 mekanisme persalinan normal adalah

proses pengeluaran bayi dengan mengandalkan posisi, bentuk

panggul, serta presentasi jalan lahir. Bagian terendah dari fetus akan

menyesuaikan diri terhadap panggul pada saat turun melalui jalan

lahir. Kepala akan melewati rongga panggul dengan ukuran yang

menyesuaikan dengan ukuran panggul. Gerakan-gerakan utama dari

mekanisme persalinan adalah sebagai berikut:

1) Penurunan Kepala

Pada primigravida masuknya kepala ke dalam pintu atas

panggul (PAP) biasanya sudah terjadi pada bulan terakhir dari

kehamilan, tetapi pada multigravida biasanya baru terjadi pada

permulaan persalinan.

2) Fleksi Kepala

Ada beberapa teori yang menjelaskan mengapa fleksi

dapat terjadi. Fleksi ini disebabkan karena anak didorong maju

dan sebaliknya mendapat tahanan dari serviks, dinding panggul

atau dasar panggul. Akibat dari keadaan ini terjadilah fleksi.

3) Putaran Paksi Dalam (PPD)

Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan

sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan

janin memutar ke depan ke bawah simfisis.


43

4) Ekstensi atau Defleksi Kepala

Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-

ubun kecil berada di bawah simfisis, maka terjadilah ekstensi

dari janin. Ekstensi kepala terjadi sebagai resultan antara dua

kekuatan yaitu sebagai berikut:

a) Kekuatan uterus yang mendesak kepala lebih ke arah

belakang.

b) Tahanan dasar panggul yang menolak kepala lebih ke

depan.

5) Putaran Paksi Luar (PPL)

Kepala yang sudah lahir selanjutnya mengalami retitusi

yaitu kepala bayi memutar ke arah punggung anak untuk

menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran

paksi dalam.

6) Ekspulsi

Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah

simfisis dan menjadi hipomoklion untuk kelahiran bahu

belakang. Setelah kedua bahu lahir, selanjutnya seluruh badan

bayi dilahirkan searah dengan sumbu jalan lahir.

h. Lima Benang Merah Dalam Asuhan Persalinan Dan Kelahiran

Bayi

Ada lima aspek dasar, atau Lima Benang Merah, yang

penting dan saling terkait dalam asuhan persalinan yang bersih dan
44

aman. Berbagai aspek tersebut melekat pada setiap persalinan, baik

normal maupun patologis. Lima Benang Merah tersebut adalah :

1) Membuat keputusan klinik

Membuat keputusan merupakan proses yang menentukan

untuk menyelesaikan masalah dan menentukan asuhan yang

diperlukan oleh pasien. Keputusan itu harus akurat,

komprehensif dan aman, baik bagi pasien dan keluarganya

maupun petugas yang memberikan pertolongan. Tujuan langkah

dalam membuat keputusan klinik adalah sebagai berikut :

a) Pengumpulan data utama dan relevan untuk membuat

keputusan.

b) Menginterpretasikan data dan mengidentifikasi masalah.

c) Membuat diagnosis atau menentukan masalah yang terjadi

atau dihadapi.

d) Menilai adanya kebutuhan dan kesiapan intervensi untuk

mengatasi masalah.

e) Menyusun rencana pemberian asuhan atau intervensi untuk

solusi masalah.

f) Melaksanakan asuhan atau intervensi terpilih.

g) Memantau dan mengevaluasi efektifitas asuhan atau

intervensi.

2) Asuhan Sayang Ibu

Asuhan sayang ibu adalah asuhan yang menghargai

budaya, kepercayaan dan keinginan sang ibu. Salah satu prinsip


45

dasar asuhan sayang ibu adalah dengan mengikut sertakan suami

dan keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi.

3) Pencegahan Infeksi

Tindakan pencegahan infeksi (PI) tidak terpisah dari

komponen-komponen lain dalam asuhan selama persalinan dan

kelahiran bayi. Tindakan ini harus diterapkan dalam setiap

aspek asuhan untuk melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga,

penolong persalinan dan tenaga kesehatan lainnya dengan

mengurangi infeksi karena bakteri, virus dan jamur. Dilakukan

pula upaya untuk menurunkan resiko penularan penyakit-

penyakit berbahaya yang hingga kini belum ditemukan

pengobatannya, seperti hepatitis dan HIV/AIDS.

4) Pencatatan (Dokumentasi)

Pencatatan adalah bagian penting dari proses membuat

keputusan klinik karena memungkinkan penolong persalinan

untuk terus menerus memperhatikan asuhan yang diberikan

selama proses persalinan dan kelahiran bayi.

5) Rujukan

Rujukan adalah kondisi optimal dan tepat waktu ke fasilitas

yang memiliki sarana lebih lengkap, diharapkan mampu

menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi baru lahir. Sangat sulit

untuk menduga kapan penyulit akan terjadi sehingga kesiapan

untuk merujuk ibu atau bayinya ke fasilitas rujukan secara


46

optimal dan tepat waktu (jika penyulit terjadi) menjadi syarat

bagi keberhasilan upaya penyelamatan. (JNPK-KR, 2008).

Rujukan efektif adalah rujukan dengan prinsip

BAKSOKUDA Menurut Mufdlillah (2012) yaitu :

B (Bidan) : Pastikan bahwa ibu atau bayi baru lahir

didampingioleh penolong persalinan yang

kompeten untuk memiliki kemampuan

menatalaksanakan kedaruratan obstetrik

dan bayi baru lahir untuk dibawa ke

fasilitas rujukan.

A (Alat) : Bawakan perlengkapan dan bahan-bahan

untukasuhan persalinan, nifas dan bayi baru

lahir (tabung suntik, selang IV, alat

resusitasi dan lain-lain) bersama ibu ke

tempat rujukan. Perlengkapan dan bahan-

bahan tersebut mungkin diperlukan jika ibu

melahirkan dalam perjalanan.

K (Keluarga) : Beritahu ibu dan keluarga mengenai

kondisi terakhir ibu atau bayi dan mengapa

ibu atau bayi perlu dirujuk. Jelaskan pada

mereka alasan dan tujuan merujuk ibu ke

fasilitas rujukan tersebut. Suami atau

keluarga harus menemani ke tempat

rujukan.
47

S (Surat) : Berikan surat ke tempat rujukan. Surat ini

menggambarkan identifikasi mengenai ibu

atau bayi baru lahir, cantumkan alasan

rujukan dan uraikan hasil pemeriksaan,

asuhan atau obat-obatan yang diterima ibu

atau bayi baru lahir. Lampirkan patograf

kemajuan persalinan ibu saat rujukan.

O (Obat) : Bawa obat-obatan yang diperlukan saat

merujuk.

K (kendaraan) : Siapkan kendaraan yang paling

memungkinkanuntuk merujuk ibu dalam

kondisi cukup nyaman. Selain itu, pastikan

kondisi kendaraan cukup baik untuk

mencapai tujuan pada waktu yang tepat.

U (Uang) : ingatkan keluarga untuk membawa uang

dalamjumlah yang cukup untuk membeli

obat-obatan yang diperlukan dan bahan-

bahan kesehatan lain yang diperlukan

selama ibu atau bayi baru lahir berada di

fasilitas kesehatan rujukan.

DA (Darah) : Ingatkan keluarga untuk menyiapkan

darah demi keselamatan dan mengharap

pertolongan dari Allah.


48

3. Nifas

a. Pengertian Nifas

1) Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan

selesai hingga alat-alat kandungan kembali seperti prahamil

(Bahiyatun, 2009).

2) Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi,

plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan

kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu

kurang lebih 6 minggu (Sitti Saleha, 2009).

3) Masa nifas adalah dimulai setelah kelahiran plasenta dan

berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan

sebelum hamil (Vivian Nanny Lia Dewi, 2011).

b. Tujuan Asuhan Masa Nifas

1) Memulihkan kesehatan umum penderita

a) Menyediakan makanan sesuai kebutuhan.

b) Mengatasi anemia.

c) Mencegah infeksi dengan memperhatikan kebersihan

personal hygiene.

d) Mengembalikan kesehatan umum dengan pergerakan tubuh

untuk memperlancar peredaran darah.

2) Mempertahankan kesehatan psikologis.

3) Mencegah infeksi dan komplikasi.

4) Memperlancar pembentukan air susu ibu (ASI).


49

5) Mengajarkan ibu untuk melaksanakan perawatan mandiri

sampai masa nifas selesai dan memelihara bayi dengan baik,

sehingga bayi dapat mengalami pertumbuhan dan

perkembangan yang normal. (Bahiyatun, 2009).

c. Perubahan Fisiologis

1) Perubahan sistem reproduksi

a) Perubahan Uterus

Ukuran uterus mengecil kembali (setelah 2 hari

pasca persalinan, setinggi sekitar umbilicus, setelah 2

minggu masuk panggul, setelah 4 minggu kembali pada

ukuran sebelum hamil).

b) Perubahan Vagina

a) Vagina

Pada minggu ketiga, vagina mengecil dan timbul rugae

(lipatan-lipatan atau kerutan-kerutan) kembali.

b) Perlukaan Vagina

Perlukaan vagina yang tidak berhubungan dengan luka

perineum tidak sering dijumpai. Mungkin ditemukan

setelah persalinan biasa, tetapi lebih sering terjadi

sebagai akibat ekstraksi dengan cunam, terlebih apabila

kepala janin harus diputar. Robekan terdapat pada

dinding lateral dan baru terlihat pada pemeriksaan

spekulum.
50

c) Perubahan Pada Perineum

Terjadi robekan perineum pada hampir semua

persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan

berikutnya. Robekan perineum umumnya terjadi di garis

tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir

terlalu cepat, sudut arkus pubis lebih kecil dari pada biasa,

kepala janin melewati pintu panggul bawah dengan ukuran

yang lebih besar daripada sirkumferensia suboksipito

bregmatika.

2) Perubahan Pada Sistem Pencernaan

Sering terjadi konstipasi pada ibu setelah melahirkan.

Hal ini umumnya disebabkan karena makanan padat dan

kurangnya berserat selama persalinan. Disamping itu rasa takut

untuk buang air besar, sehubungan dengan jahitan pada

perineum, jangan sampai lepas dan juga takut akan rasa nyeri.

Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari setelah persalinan.

3) Perubahan perkemihan

Saluran kencing kembali normal dalam waktu 2 sampai 8

minggu, tergantung pada keadaan/status sebelum persalinan,

lamanya partus kala II dilalui, besarnya tekanan kepala yang

menekan pada saat persalinan.

4) Perubahan tanda-tanda Vital

a) Suhu Badan
51

(1) Sekitar hari ke-4 setelah persalinan suhu ibu mungkin

naik sedikit, antara 37,2oC - 37,5oC. Kemungkinan

disebabkan karena ikutan dari aktivitas payudara.

(2) Bila kenaikan mencapai 38oC pada hari kedua sampai

hari-hari berikutnya, harus diwaspadai adanya infeksi

atau sepsis nifas.

b) Denyut Nadi

(1) Denyut nadi ibu akan melambat sampai sekitar

60x/menit, yakni pada waktu habis persalinan karena

ibu dalam keadaan istirahat penuh. Ini terjadi utamanya

pada minggu pertama post partum.

(2) Pada ibu yang nerves nadinya bisa cepat, kira-kira

110x/menit. Bisa juga terjadi gejala syok karena

infeksi, khususnya bila disertai peningkatan suhu tubuh

c) Tekanan Darah

(1) Tekanan darah <140/90mmHg. Tekanan darah tersebut

bisa meningkat dari pra persalinan pada 1-3 hari post

partum.

(2) Bila tekanan darah menjadi rendah menunjukan adanya

perdarahan post partum. Sebaliknya bila tekanan darah

tinggi, merupakan petunjuk kemungkinan adanya pre-

eklamsi yang bisa timbul pada masa nifas. Namun hal

seperti itu jarang terjadi.


52

d) Respirasi

(1) Pada umumnya respirasi lambat atau bahkan normal.

Mengapa demikian, tidak lain karena ibu dalam

keadaan pemulihan atau dalam kondisi istirahat.

(2) Bila ada respirasi cepat postpartum (>30x/menit),

mungkin karena adanya ikutan tanda-tanda syok.

(Suherni, 2008).

d. Perubahan Psikologi

Proses adaptasi psikologi pada seorang ibu sudah dimulai

sejak dia hamil. Wanita hamil akan mengalami perubahan psikologi

yang nyata sehingga memerlukan adaptasi. Pada awal kehamilan ibu

beradaptasi menerima bayi yang dikandungnya sebagai bagian dari

dirinya. Seorang wanita setelah sebelumnya menjalani fase sebagai

anak kemudian berubah menjadi istri dan sebentar lagi dia harus

bersiap menjadi ibu, proses adaptasi ini memerlukan waktu untuk

bisa menguasai perasaan dan pikirannya. Seiring dengan

bertambahnya usia kehamilan perubahan tubuh yang dialami oleh

seorang wanita juga mempengaruhi kondisi psikologinya. Badan

langsing yang dulu dimiliki berubah menjadi overweight,

ketidaknyamanan sebagai akibat dari perubahan tubuh juga kerap

dirasakan.

Menjelang proses kelahiran, kecemasan seorang wanita dapat

bertambah. Gambaran tentang proses persalinan yang diceritakan

orang lain dapat menambah kegelisahannya. Kehadiran suami dan


53

keluarga yang menemani selama proses berlangsung merupakan

dukungan yang tidak ternilai harganya untuk mengurangi ketegangan

dan kecemasan tersebut.

Setelah persalinan yang merupakan pengalaman unik yang

dialami ibu, masa nifas juga merupakan salah satu fase yang

memerlukan adaptasi psikologi. Ikatan antara ibu dan bayi yang

sudah lama terbentuk sebelum kelahiran akan semakin mendorong

wanita untuk menjadi ibu yang sebenarnya. Inilah pentingnya rawat

gabung atau rooming in pada ibu nifas agar ibu dapat leluasa

menumpuhkan segala kasih sayang kepada bayinya tidak hanya dari

segi fisik seperti menyusui, mengganti popok saja tapi juga dari segi

psikologi seperti menatap, mencium, menimang sehingga kasih

sayang ibu dapat terus terjaga.

Perubahan peran seorang ibu memerlukan adaptasi yang

harus dijalani. Tanggung jawab bertambah dengan hadirnya bayi

yang baru lahir. Dorongan serta perhatian anggota keluarga lainnya

merupakan dukungan positif untuk ibu. Dalam menjalani adaptasi

setelah melahirkan, ibu akan mengalami fase-fase sebagai berikut:

1) Fase Taking In

Pada fase ini, ibu sedang berfokus terutama pada dirinya

sendiri. Ibu akan berulang kali menceritakan proses persalinan

yang dialaminya dari awal sampai akhir. Ibu perlu bicara

tentang dirinya sendiri. Ketidaknyamanan fisik yang dialami ibu

pada fase ini seperti mules, nyeri pada jahitan, kurang tidur dan
54

kelelahan merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari. Hal

tersebut membuat ibu perlu cukup istirahat untuk mencegah

gangguan psikologis yang mungkin dialami, seperti mudah

tersinggung, menangis. Hal ini membuat ibu cenderung

menjadi pasif terhadap lingkungannya. Kehadiran suami atau

keluarga sangat di perlukan pada fase ini.

Gangguan psikologis yang mungkin dirasakan ibu adalah:

(a) Kekecewaan karena tidak mendapatkan apa yang diinginkan

tentang bayinya missal jenis kelamin tertentu, warna kulit,

jenis rambut dan lain-lain.

(b) Ketidaknyamanan sebagai akibat dari perubahan fisik yang

dialami ibu missal rasa mules karena rahim berkontraksi

untuk kembali pada keadaan semula, payudara bengkak,

nyeri luka jahitan.

(c) Rasa bersalah karena tidak menyusui bayinya.

(d) Suami atau keluarga yang mengkritik ibu tentang cara

merawat bayi dan cenderung melihat saja tanpa membantu.

Ibu merasa tidak nyaman karena sebenarnya hal tersebut

bukan hanya tanggung jawab ibu semata.

2) Fase Taking Hold

Pada fase ini ibu timbul rasa khawatir akan

ketidaknyamanan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat

bayi.
55

3) Fase Letting Go

Fase letting go yaitu penerimaan tanggung jawab akan

peran barunya. Ibu sudah mulai menyesuaikan diri dengan

ketergantungan bayinya. Ibu memahami bahwa bayi butuh di

susui sehingga siap terjaga untuk memenuhi kebutuhan bayinya.

Ibu akan lebih percaya diri dalam menjalani peran barunya,

pendidikan kesehatan yang kita berikan pada fase sebelumnya

akan sangat berguna bagi ibu. Dukungan suami dan keluarga

masih di perlukan ibu. (Suherni, 2008).

e. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas

1) Gizi

a) Makan dengan diet berimbang, cukup karbohidrat, protein,

lemak,vitamin dan mineral.

b) Mengkonsumsi vitamin A dalam bentuk suplementasi dapat

meningkatkan kualitas ASI, meningkatkan daya tahan tubuh

dan meningkatkan kelangsungan hidup anak.

2) Kebersihan Diri

a) Menjaga kebersihan seluruh tubuh.

b) Mengajarkan ibu cara membersihkan daerah kelamin

dengan sabun dan air.

c) Menyarankan ibu mengganti pembalut setiap kali mandi,

BAB/BAK, paling tidak dalam waktu 3-4 jam supaya ganti

pembalut.
56

d) Menyarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan

air sebelum menyentuh daerah kelamin.

e) Pada ibu post section caesaria (SC) luka tetap dijaga agar

tetap bersih dan kering, tiap hari diganti balutan.

3) Kebersihan Bayi

a) Memandikan bayi 2 kali sehari tiap pagi dan sore.

b) Mengganti pakaian bayi tiap habis mandi dan tiap kali

basah atau kotor karena BAB/BAK.

c) Menjaga pantat dan daerah kelamin bayi agar selalu bersih

dan kering.

d) Menjaga tempat tidur bayi selalu bersih dan hangat.

e) Menjaga alat apa saja yang dipakai bayi agar selalu bersih.

4) Istirahat dan Tidur

a) Istirahat yang cukup untuk mengurangi kelelahan.

b) Tidur siang atau istirahat selagi bayi tidur.

c) Mengatur kegiatan rumahnya sehingga dapat menyediakan

waktu untuk istirahat pada siang kira-kira 2 jam dam malam

7-8 jam. (Suherni, 2008).

f. Tanda Bahaya Masa Nifas

Tanda-tanda bahaya pada masa nifas menurut Sri Astuti (2015)

yaitu:

1) Perdarahan Hebat.

2) Mengeluarkan gumpalan darah.

3) Pusing.
57

4) Lemas yang berlebihan.

5) Suhu tubuh ibu > 38˚C.

6) Nyeri perut atau lochea berbau.

7) Kejang-kejang.

Apabila ibu terdapat satu atau lenih tanda bahaya seperti

diatas, maka ibu berada dalam bahaya.

4. Bayi Baru Lahir

1. Pengertian Bayi Baru Lahir

1) Bayi baru lahir bayi yang lahir pada usia kehamilan 37- 42

minggu dan berat badannya 2500-4000 gram. (Vivian Nanny,

2013).

2) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam

presentasi kepala melalui vagina tanpa alat, pada usia kehamilan

genap 37 - 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram,

nilai apgar >7 tanpa cacat. (Ai Yeye Rukiyah dkk, 2013)

2. Karakteristik Bayi Baru Lahir

Menurut Jenny J. S. Sondakh, 2013 bayi baru lahir normal

dikatakan normal jika termasuk dalam kriteria sebagai berikut :

1) Berat badan lahir bayi antara 2500-4000 gram.

2) Panjang dada bayi 48-50 cm.

3) Lingkar dada bayi 32-34 cm.

4) Lingkar kepala bayi 33-35 cm.


58

5) Bunyi jantung dalam permenit kurang lebih 180

x/menit,kemudian turun sampai 140-120 x/menit pada saat bayi

umur 30 menit.

6) Pernafasan cepat pada menit-menit pertama kira-kira 80

x/menit.

7) kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan

cukup terbentuk dan dilapisi verniks kaseosa.

8) Rambut lanugo telah hilang, rambut kepala tumbuh baik.

9) Kuku telah agak panjang dan lemas.

10) Genetalia: testis sudah turun (bayi laki-laki) dan labia mayora

telah menutupi labia minora (bayi perempuan).

11) Reflek isap, menelan, dan moro telah terbentuk

12) Eliminasi, urin, dan mekonium normalnya keluar pada 24 jam

pertama. Mekonium memiliki karakteristik hitam kehijauan dan

lengket.

3. Penanganan Bayi Baru Lahir

Menurut JNPK-KR, 2008 Asuhan Bayi Baru Lahir antara lain :

1) Pencegahan Infeksi

BBL sangat rentan terhadap infeksi mikroorganisme

yang terpapar atau terkontaminasi selama proses persalinan

berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir, maka sebelum

menangani BBL, pastikan penolong persalinan dan pemberi

asuhan BBL telah melakukan upaya pencegahan infeksi berikut:


59

a) Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah

bersentuhan dengan bayi.

b) Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi.

c) Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan,

terutama klem, gunting, pengisaplendir DeLee, alat

resusitasi dan benang tali pusat telah di Disinfeksi Tingkat

Tinggi (DTT) atau sterilisasi.

d) Pastikan semua pakaian bayi sudah dalam keadaan bersih.

Dekontaminasi dan cuci bersih semua peralatan, setiap kali

setelah digunakan.

2) Penilaian Bayi Baru Lahir

Segera setelah lahir, letakan bayi di atas kain bersih dan

kering yang disiapkan pada perut bawah ibu. Segera lakukan

penilaian awal :

a) Apakah bayi cukup bulan ?

b) Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium ?

c) Apakah bayi menangis atau bernafas ?

d) Apakah tonus otot bayi baik ?

3) Mencegah Kehilangan Panas

Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya sebagai

berikut :

a) Keringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks.

b) Letakan bayi di dada ibu agar ada kontak kulit ibu ke kulit

bayi.
60

c) Selimuti ibu dan bayi dan pasang topi di kepala bayi.

d) Jangan segera menimbang atau memandikan bayi sebelum 6

jam setelah melahirkan.

e) Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat.

f) Bayi jangan dibedong.

4) Lakukan Inisiasi Menyusui Dini

a) Langkah Menyusi Dini (IMD)

(1) Bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan ibunya

segera setelah lahir selama paling sedikit satu jam.

(2) Bayi harus dibiarkan untuk melakukan IMD dan ibu

dapat mengenali bahwa bayinya siap untuk menyusu

serta memberi bantuan jika diperlukan

(3) Menundasemua prosedur lainnya yang harus dilakukan

pada bayi baru lahir hingga inisiasi menyusui selesai

dilakukan, prosedur tersebut seperti : pemberian

salep/tetes mata, pemberian vitamin K1, menimbang

dan lain-lain.

b) Keuntungan Inisiasi Menyusu Dini bagi Ibu dan Bayi

(1) Bagi bayi

(a) Mempercepat keluarnya kolostrum yaitu makanan

dengan kualitas dan kuantitas optimal untuk bayi.

(b) Mengurangi infeksi dengan kekebalan pada asi

(melalui kolostrum) maupun aktif.


61

(c) Mengurangi 22% kematian bayi berusia 28 hari

kebawah.

(d) Meningkatkan keberhasilan menyusui secara

eksklusif dan lamanya bayi di susui. Membantu

bayi mengkoordinasikan kemampuan isap, telan,

dan nafas. Refleks menghisap awal pada bayi

paling kuat dalam beberapa jam pertama setelah

lahir.

(e) Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi.

(f) Mencegah kehilangan panas.

(2) Bagi ibu

(a) Pengaruh Oksitosin

(1) Membantu kontraksi uterus sehingga

menurunkan resiko pendarahan pasca

persalinan.

(2) Merangsang pengeluaran kolostrum dan

meningkatkan produksi ASI.

(3) Membantu ibu mengatasi stress sehingga ibu

merasa lebih tenang dan tidak nyeri pada saat

plasenta lahir dan prosedur pasca persalinan

lainnya.

(b) Pengaruh Prolaktin

(1) Meningkatkan produksi ASI

(2) Menunda ovulasi


62

5) Berikan Vitamin K1

Pemberian vitamin K 1 mg secara intra muskuler di paha

kiri antero lateral setelah IMD. Tujuannya untuk mencegah

perdarahan yang disebut juga Perdarahan Akibat Defesiensi

Vitamin K (PDVK). Perdarahan dapat terjadi beberapa bagian

tubuh bayi seperti pada otak, kulit, mata, talipusat, hidung,

telinga dan saluran pencernaan.

6) Perawatan Mata

Berikan tetes mata yang mengandung tetrasiklin 1%

dengan tujuan untuk mencegah infeksi/kerusakan pada mata

yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri tersebut adalah Gonorea

(Neisseria gonorrhea) dan klamidia (Chlamydia trachomatis),

yang dapat ditularkan dari ibu ke anak saat melahirkan. Cara

pemberiannya yaitu teteskan satu kali pada setiap mata, dan

diberikan setelah proses Inisiasi Menyusui Dini dan bayi selesai

menyusu, apabila diberikan > 1jam setelah melahirkan maka

kurang efektif.

7) Pemberian Imunisasi

Imunisasi Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah

infeksi Hepatitis B (kerusakan hati) terhadap bayi, terutama jalur

penularan ibu dan bayi, pemberian imunisasi Hepatitis B 0,5 ml

intra muskuler, di paha kanan antero lateral. Imunisasi Hepatitis

B pertama diberikan 1-2 jam setelah pemberian Vitamin K, pada

saat bayi baru berumur 2 jam.


63

4. Perubahan Yang Terjadi Pada Bayi Baru Lahir

Menurut Jenny J.S. Sondakh, 2013 yaitu :

1) Adaptasi Pernafasan

Pernafasan pertama pada bayi normal terjadi pada waktu

30 detik setelah kelahiran. Pernafasan ini timbul sebagai akibat

aktivitas normal sistem saraf pusat dan parifer yang dibantu

oleh beberapa rangsangan lainnya. Semua ini menyebabkan

perangsangan pusat pernafasan otak yang melanjutkan

rangsangan tersebut untuk menggerakan diagfragma, serta otot-

otot lainnya. Tekanan rongga dada bayi pada saat melalui jalan

lahir pervagina mengakibatkan paru-paru kehilangan 1/3 dari

cairan yang terdapat didalamnya, sehingga tersisa 80-100 mL.

Setelah bayi lahir, cairan yang hilang tersebut akan diganti

dengan udara.

2) Adaptasi Kardiovaskular

Dengan berkembangnya paru-paru, pada alveoli akan

terjadi peningkatan tekanan oksigen. Sebaliknya, tekanan

karbondioksida akan mengalami penurunan. Hal ini

mengakibatkan terjadinya penurunan resistensi pembuluh darah

dari arteri pilmonalis mengalir ke paru-paru dan duktus

arteriosus tetutup. Setelah tali pusat dipotong, aliran darah dari

plasenta terhenti dan foramen ovale tertutup.


64

3) Perubahan Termoregulasi dan Metabolik

Sesaat sesudah bayi lahir, ia akan berada ditempat yang

suhunya lebih rendah dari dalam kandungan dan dalam keadaan

basah. Bila bayi dibiarkan dalam suhu kamar 25°C, maka bayi

akan kehilangan panas melalui evaporasi, konveksi, konduksi,

dan radiasi sebanyak 200 kalori/kgBB/menit. Hal ini

menyebabkan penurunan suhu tubuh sebanyak 2°C dalam

waktu 15 menit. Suhu lingkungan yang tidak baik akan

menyebabkan bayi menderita hipotermi dan trauma dingin (cold

injury). Bayi baru lahir dapat mempertahankan suhu tubuhnya

dengan mengurangi konsumsi energi, serta merawatnya didalam

Natural Thermal Environment (NTE), yaitu suhu lingkungan

rata-rata dimana produksi panas, pemakaian oksigen, dan

kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan adalah minimal agar suhu

tubuh menjadi normal.

4) Adaptasi Neurologis

a) Sistem neurologis bayi secara anatomik atau fisiologi belum

berkembang sempurna.

b) Bayi baru lahir menunjukkan gerakan-gerakan tidak

teroorginasi, pengaturan suhu yang labil, kontrol otot yang

buruk, mudah terkejut, dan tremor pada ekstremitas.

c) Perkembangan neonatus terjadi cepat. Saat bayi tumbuh,

perilaku yang lebih kompleks (misalnya: kontrol kepala,

tersenyum, dan meraih dengan tujuan) akan berkembang.


65

d) Reflek bayi barulahir merupakan indikator penting

perkembangan normal.

5) Adaptasi Gastrointestinal

Kadar gula darah tali pusat 65 mg/100 mL akan menurun

menjadi 50 mg/100 mL dalam waktu 2 jam sesudah lahir, energi

tambahan yang diperlukan neonatus pada jam-jam pertama

sesudah lahir diambil dari hasil metabolisme asam lemak

sehingga kadar gula akan mencapai 120 mg/100 mL. Bila

perubahan glukosa menjadi glikogen meningkat atau adanya

gangguan metabolisme asam lemak yang tidak dapat memenuhi

kebutuhan neonatus,maka kemungkinan besar bayi mengalami

hipoglikemi.

6) Adaptasi Ginjal

a) Laju filtrasiglomerulus relatif rendah pada saat lahir

disebabkan oleh tidak adekuatnya area permukaan kapiler

glomerulus.

b) Meskipunketerbatasan ini mengancam bayi baru lahir yang

normal, tetapi menghemat kapasitas bayi untuk berespons

terhadap stresor.

c) Penurunan kemampuan untuk mengekskresikan obat-obatan

dan kehilangan cairan yang berlebihan mengakibatkan

asidosis dan ketidakseimbangan cairan.

d) Sebagian besar bayi baru lahir berkemih dalam 24 jam

pertama setelah lahir dan 2-6 kali sehari pada 1-2 hari
66

pertama, setelah itu mereka berkemih 5-20 kali dalam 24

jam.

e) Urin dapat keruh karena lendir dan garam asam urat, noda

kemerahan (debu batu bata) dapat diamati pada popok

karena kristal asam urat.

7) Adaptasi Hati

a) Selama kehidupan janin dan sampai tingkat tertentu setelah

lahir, hati terus membantu pembentukan darah.

b) Selama periode neonatus, hati memproduksi zat yang

esensial untuk pembekuan darah.

c) Penyimpanan zat besi ibu cukup memadai bagi bayi

sampai 5 bulan kehidupan ekstrauterin, pada saat ini bayi

baru lahir menjadi rentan terhadap defisensi zat besi.

d) Hati juga mengontrol jumlah bilirubin tak terkonjugasi yang

bersirkulasi, pigmen berasal dari hemoglobin dan

dilepaskan bersamaan dengan pemecahan sel-sel merah.

e) Bilirubin tak berkonjugasi dapat meninggalkan sistem

vaskular dan menembus jaringan ekstravaskular lainnya

(misalnya : kulit, sklera, dan membran mukosa oral)

mengakibatkan warna kuning disebut ikterus.

f) Pada stres dingin yang lama, glikolisis anaerobik terjadi,

yang mengakibatkan peningkatan produksi asam. Asam

lemak berlebihan menggeser bilirubin dari tempat-tempat

pengikatan albumin. Peningkatan kadar bilirubin tidak


67

berikatan yang bersirkulasi mengakibatkan peningkatan

risiko ikterus bahkan pada kadar bilirubin srum 10 mg/dL

atau kurang.

8) Adaptasi Imun

a) Bayi baru lahir tidak dapat membatasi organisme penyerang

dipintu masuk.

b) Imaturitas jumlah sistem perlindungan secara signifikan

meningkatkan risiko infeksi pada periode bayi baru lahir.

c) respons inflamasi berkurang, baik secara kualitatif maupun

kuantitatif.

d) fagotisosis lambat

e) keasaman lambung dan produksi pepsin dan tripsin belum

berkembang sempurna sampai usia 3-4 minggu.

f) Imunoglobulin A hilang dari saluran pernafasan dan

perkemihan, kecuali jika bayi tersebut menyusu ASI.

Infeksi merupakan penyebab utama morbiditas dan

mortalitas selama periode.

5. Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir

Tanda bahaya bayi baru lahir JNPK-KR, 2008 adalah :

1) Tidak dapat menetek

2) Kejang

3) Bayi bergerak hanya jika dirangsang

4) Kecepatan nafas (> 60 kali/menit) / lambat (<30 kali/menit)

5) Tarikan dinding dada yang dalam


68

6) Suhu aksila demam (>37,5˚C)/dingin (<36˚C)

7) Merintih

8) Nanah banyak dimata

9) Pusar kemerahan / diare

10) Sianos issentral.

5. Kehamilan Resiko Tinggi

Kehamilan berisiko adalah kehamilan yang akan menyebabkan

terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar, baik terhadap ibu

maupun terhadap janin yang dikandungnya selama masa kehamilan,

melahirkan ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan persalinan

dan nifas normal (Haryati N., 2012).

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Hamil Risiko Tinggi

a) Tekanan darah tinggi lebih dari 140/90 mmHg

Perlu diketahui bahwa tekanan darah tinggi ada dua. Pertama,

penderita yang sudah mengidap hipertensi sebelum kehamilan terjadi.

Kedua, penderita hipertensi akibat kehamilan itu sendiri. Jadi mungkin

saja sebelum kehamilan tekanan darah ibu normal, lalu disaat

kehamilan mendadak tinggi. Kondisi inilah yang disebut preklamsia

dan eklamsia. Preklamsia biasanya terjadi pada kehamilan lebih dari

20 minggu dan harus segera ditangani agar tidak meningkat menjadi

eklamsia yang tidak saja berbahaya bagi ibu tapi juga janin. Ibu bisa

mengalami kejang - kejang hingga bisa tidak terselamatkan, tentunya

jika ibu tidak terselamatkan, janin pun bisa mengalami nasib yang

sama.
69

b) Kaki bengkak (Odema)

Biasanya pembengkakan terjadi pada tungkai bawah, yang disebabkan

penekanan rahim yang membesar seiring dengan bertambahnya usia

kehamilan. Hal ini tampak saat usia kehamilan semakin tua. Jika

pembengkakan juga terjadi pada tangan dan wajah., atau sakit kepala

kadangkala disertai kejang. Ini bisa membahayakan keselamatan ibu

dan bayi dalam kandungan. Untuk mengetahui apakah kaki

mengalami pembengkakan tekanlah kulit disekitar pergelangan kaki

dengan ibu jari. Jika tempat yang ditekan menjadi kempis dan tidak

segera pulih berarti kaki tersebut bengkak.

c) Peningkatan berat badan lebih dari 5 kg atau kurang 4 kg

Penambahan berat badan yang normal hingga kehamilan berusia 6

bulan adalah sekitar 1- 1,5 kg / bulan. Setelah memasuki kehamilan

bulan 7 kenaikan bobot sebaiknya berkisar antara 0,5- 1/ bulan.

d) Pucat

Wajah pucat, kelopak dalam mata pucat, telapak tangan pucat, mudah

lelah, lemah, lesuh, kemungkinan ibu hamil menderita anemia (kurang

darah). Sebenarnya ibu hamil kekurangan hemoglobin pada sel darah

merahnya pada ibu hamil. anemia sering disebabkan kekurangan zat

besi. Anemia kekurangan zat besi mudah diatasi dengan pemberian

tambahan pil zat besi (sulfas ferosus) atau tablet penambah zat besi

lainnya. Anemia dalam kehamilan berakibat buruk pada kehamilan

dan janin yang dikandung. Pasokan oksigen janin kurang normal.


70

Gangguan plasenta dan pendarahan pasca persalinan juga sering

terjadi pada ibu hamil yang anemia.

e) Tinggi badan kurang dari 145 cm

Wanita hamil yang mempunyai tinggi badan kurang dari 145 cm,

memiliki resiko tinggi mengalami persalinan secara premature, karena

lebih mungkin memiliki panggul yang sempit.

f) Perdarahan

Perdarahan adalah salah satu kejadian yang menakutkan selama

kehamilan. Perdarahan ini dapat bervariasi mulai dari jumlah yang

sangat kecil (bintik-bintik), sampai pendarahan hebat dengan

gumpalan dan kram perut. Perdarahan hamper 30 % terjadi pada

kehamilan. Kondisi ini terjadi di awal masa kehamilan (trimester

pertama), tengah semester (trimester kedua) atau bahkan pada masa

kehamilan tua (trimester ketiga). Perdarahan pada kehamilan

merupakan keadaan yang tidak normal sehingga harus diwaspadai.

Ada beberapa penyebab perdarahan yang dialami oleh wanita hamil.

Setiap kasus muncul dalam fase tertentu. Ibu hamil yang mengalami

perdarahan perlu segera diperiksa untuk mengetahui penyebabnya

agar bisa dilakukan solusi medis yang tepat untuk menyelamatkan

kehamilan. Adakalanya kehamilan bisa diselamatkan, namum tidak

jarang yang gagal. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan

kandungan disertai dengan pengajuan beberapa pertanyaan-pertanyaan

yang berhubungan dengan terjadinya perdarahan. Bila perlu dilakukan


71

pemeriksaan penunjang seperti ultrasonographi (USG) dan

pemeriksaan laboratorium.

g) Deman tinggi

Demam tinggi pada ibu hamil biasanya disebabkan karena infeksi atau

malaria. Demam tinggi biasanya membahayakan keselamatan jiwa ibu

bisa menyebabkan keguguran atau kelahiran (Nurhayati, N., 2012)

Tanda-Tanda Kehamilan Risiko Tinggi

1. Keguguran.

Keguguran dapat terjadi secara tidak disengaja. misalnya : karena

terkejut, cemas, stres. Tetapi ada juga keguguran yang sengaja

dilakukan oleh tenaga non profesional sehingga dapat menimbulkan

akibat efek samping yang serius seperti tingginya angka kematian dan

infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat menimbulkan

kemandulan.

2. Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelainan

bawaan.

Prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi

terutama rahim yang belum siap dalam suatu proses kehamilan, berat

badan lahir rendah (BBLR) juga dipengaruhi oleh kurangnya gizi saat

hamil dan juga umur ibu yang belum 20 tahun. Cacat bawaan

dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan ibu tentang kehamilan,

pengetahuan akan asupan gizi sangat rendah, pemeriksaan kehamilan

(ANC) yang kurang, keadaan psikologi ibu kurang stabil. Selain itu

cacat bawaan juga di sebabkan karena keturunan (genetik) proses


72

pengguguran sendiri yang gagal, seperti dengan minum obat-obatan

(gynecosit sytotec) atau dengan loncat-loncat dan memijat perutnya

sendiri. Pengetahuan ibu hamil akan gizi masih kurang, sehingga akan

berakibat kekurangan berbagai zat yang diperlukan saat pertumbuhan

dengan demikian akan mengakibatkan makin tingginya kelahiran

prematur, berat badan lahir rendah dan cacat bawaan.

3. Mudah terjadi infeksi.

Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stress

memudahkan terjadi infeksi saat hamil terlebih pada kala nifas.

4. Anemia kehamilan / kekurangan zat besi.

Penyebab anemia pada saat hamil disebabkan kurang pengetahuan

akan pentingnya gizi pada saat hamil karena pada saat hamil

mayoritas seorang ibu mengalami anemia. Tambahan zat besi dalam

tubuh fungsinya untuk meningkatkan jumlah sel darah merah,

membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Lama kelamaan

seorang yang kehilangan sel darah merah akan menjadi anemis.

5. Keracunan Kehamilan (Gestosis).

Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia

makin meningkatkan terjadinya keracunan hamil dalam bentuk pre-

eklampsia atau eklampsia. Pre-eklampsia dan eklampsia memerlukan

perhatian serius karena dapat menyebabkan kematian.

6. Kematian ibu yang tinggi.

Kematian ibu pada saat melahirkan banyak disebabkan karena

perdarahan dan infeksi (Rochyati, P., 2011)


73

Penanganan / Penatalaksanaan Kehamilan Berisiko tinggi

a. Lebih banyak mengunjungi dokter dibandingkan dengan mereka yang

tidak memiliki risiko tinggi. Tekanan darah anda akan diperiksa secara

teratur, dan urin anda akan dites untuk melihat kandungan protein

dalam urin (tanda preeclampsia) dan infeksi pada saluran kencing.

b. Tes genetik mungkin dilakukan bila anda berusia diatas 35 tahun atau

pernah memiliki masalah genetik pada kehamilan sebelumnya. Dokter

akan meresepkan obat-obatan yang mungkin anda butuhkan, seperti

obat diabetes, asma, atau tekanan darah tinggi.

c. Kunjungi dokter secara rutin

d. Makan makanan sehat yang mengandung protein, susu dan produk

olahannya, buah-buahan, dan sayur-sayuran.

e. Minum obat-obatan, zat besi, atau vitamin yang diresepkan dokter.

Jangan minum obat-obatan yang dijual bebas tanpa resep dokter.

f. Minum asam folat setiap hari. Minum asam folat sebelum dan selama

masa awal kehamilan mengurangi kemungkinan anda melahirkan bayi

dengan gangguan saraf/otak maupun cacat bawaan lainnya.

g. Ikuti instruksi dokter anda dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

h. Menjaga jarak dari orang-orang yang sedang terkena flu atau infeksi

lainnya (Wulandari, 2011)

Pencegahan Kehamilan Risiko Tinggi

Sebagian besar kematian ibu hamil dapat dicegah apabila mendapat

penanganan yang adekuat difasilitas kesehatan. Kehamilan dengan risiko


74

tinggi dapat dicegah bila gejalanya ditemukan sedini mungkin sehingga

dapat dilakukan tindakan pencegahan menurut Kusmiyati (2011), antara

lain:

1. Sering memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur, minimal 4x

kunjungan selama masa kehamilan yaitu:

a. Satu kali kunjungan pada triwulan pertama (tiga bulan pertama).

b. Satu kali kunjungan pada triwulan kedua (antara bulan keempat

sampai bulan keenam).

c. Dua kali kunjungan pada triwulan ketiga (bulan ketujuh sampai bulan

kesembilan).

2. Imunisasi TT yaitu imunisasi anti tetanus 2 (dua) kali selama kehamilan

dengan jarak satu bulan, untuk mencegah penyakit tetanus pada bayi baru

lahir.

3. Bila ditemukan risiko tinggi, pemeriksaan kehamilan harus lebih sering

dan intensif .

4. Makan makanan yang bergizi Asupan gizi seimbang pada ibu hamil dapat

meningkatkan kesehatan ibu dan menghindarinya dari penyakit- penyakit

yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi.

5. Menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan komplikasi pada ibu hamil:

a. Berdekatan dengan penderita penyakit menular.

b. Makanan dan minuman beralkohol.

c. Pekerjaan berat.

d. Pemijatan/urut perut selama hamil.

e. Berpantang makanan yang dibutuhkan pada ibu hamil.


75

6. Mengenal tanda-tanda kehamilan dengan risiko tinggi dan mewaspadai

penyakit apa saja pada ibu hamil.

7. Segera periksa bila ditemukan tanda-tanda kehamilan dengan risiko tinggi.

Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan di Polindes/bidan desa,

Puskesmas/Puskesmas pembantu, rumah bersalin, rumah sakit pemerintah

atau swasta.

Cara mencegah kehamilan risiko tinggi yaitu tidak melahirkan pada umur

kurang dari 20 tahun / lebih dari 35 tahun, Hindari jarak kelahiran terlalu

dekat / kurang dari 2 tahun, rencanakan jumlah anak 2 orang saja,

memeriksa kehamilan secara teratur pada tenaga kesehatan seperti

posyandu, puskesmas, rumah sakit, memakan makanan yang bergizi.

6. Anemia Pada Ibu Hamil

a. Pengertian Anemia

Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah

merah atau hemoglobin kurang dari normal ( Proverawati, 2001 ).

Anemia adalah suatu kondisi dimana terdapat kekurangan sel

darah merah atau hemoglobin ( Kementrian Kesehatan Republik

Indonesia, 2013).

Anemia adalah suatu kondisi dimana berkurangnya sel darah

merah (eritrosit) dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin

sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa

oksigen keseluruh jaringan ( Wasdinar, 2013).


76

b. Anemia Dalam Kehamilan

Anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar

hemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar <

10,5 gr% pada trimester 2 ( Prawirohardjo,2009).

Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan

zat besi, dan merupakan jenis anemia yang pengobatannya relatif

mudah, bahkan murah (Manuaba, 2010)

Anemia dalam kehamilan adalah keadaan dimana terjadi

kekurangan darah merah dan menurunnya hemoglobin kurang dari

9,5 gram% dalam tubuh ibu hamil (Hb normal = 11 gram%)

(Wasnidar, 2013).

c. Etiologi/Penyebab Anemia Pada Ibu Hamil

Penyebab anemia dalam kehamilan secara umum menurut Marmi,

2013 :

1) Kurang gizi (malnutrisi)

2) Kurang zat besi

3) Kurang asam folat

4) Kurang vitamin B12

5) Malabsorbsi

6) Kehilangan darah yang banyak : persalinan yang lalu, haid, dan

lain-lain

7)Penyakit-penyakit kronis : TBC, paru, cacing usus, malaria dan

lain-lain
77

d. Faktor - Faktor Anemia Dalam Kehamilan

Faktor - faktor anemia dalam kehamilan menurut Manuaba, 2010 :

1) Lingkungan

2) Pendidikan

3) Terlalu sering melahirkan

4) Kurang gizi

e. Klasifikasi Anemia Dalam Kehamilan

Klasifikasi anemia menurut Marni, 2013 :

1) Anemia defisiensi besi (62,3%)

2) Anemia megaloblastik (29%)

3) Anemia hipoplastik (8%)

4) Anemia hemolitik / sel sickle (0,7%)

f. Derajat Anemia Pada Ibu Hamil

Berdasarkan ketetapan WHO, anemia bumil adalah bila Hb kurang

dari 11 gr%

Anemia bumil di Indonesia sangat bervariasi, yaitu :

1) Hb 11 gr% : normal

2) Hb 9 – 10 gr% : anemia ringan

3) Hb 7 – 9 gr% : anemia sedang

4) Hb < 7 gr% : anemia berat (Manuaba, 2010)

g. Tanda Dan Gejala Anemia

Tanda dan gejala anemia pada ibu hamil menurut Proverowati,

2011 :

1) Pucat pada mata


78

2) Kulit pucat

3) Cepat lelah, sering pusing dan sakit kepala

4) Denyut jantung cepat

5) Sesak nafas

6) Kosentrasi terganggu

h. Pengaruh Anemia Terhadap Konsepsi

Pengaruh anemia terhadap konsepsi menurut Manuaba, 2010 :

1) Kematian mudigah (keguguran)

2) Kematian janin dalam kandungan

3) Kematian janin waktu lahir (stillbirth)

4) Kematian perinatal tingggi

5) Prematuritas

6) Dapat terjadi cacat bawaan

7) Cadangan besi kurang

i. Pengaruh Anemia Terhadap Kehamilan, Persalinan Dan Nifas

Pengaruh anemia terhadap kehamilan, persalinan dan nifas menurtut

Mani,2013 :

1) Keguguran

2) Partus prematurus

3) Inersia uteri dan partus lama, ibu lemah

4) Atonia uteri dan menyebabkan perdarahan

5) Syok

6) Afibrinogenemia dan hipofibrinogenemia

7) Infeksi intrapartum dan dalam nifas


79

8) Payah jantung (bila Hb < 4 gram%)

j. Cara Mengatasi Anemia Pada Ibu Hamil

Cara mengatasi anemia pada ibu hamil menurut Wasnidar, 2013 :

1) Identifikasi penyebab anemia pada ibu hamil

2) Pastikan tanda dan gejala anemia yang terjadi pada ibu hamil

3) Makan-makanan yang banyak mengandung zat besi, asam folat

4) Makan yang cukup, 2 kali lipat dari pola makan sebelum

hamil

5) Konsumsi vitamin c yang lebih banyak

6) Hindari penggunaan alkohol dan obat-obatan/zat penenang

7) Minum suplemen zatn besi 90 tablet selama kehamilan

8) Hindari atau kurangi minum kopi dan teh

9) Istirahat yang cukup

10) Timbang berat badan setiap minggu

11) Ukur tekanan darah

12) Periksa Hb pada tempat pelayanan kesehatan rutin tiap

bulan pada TM I, TM II, TM III hingga normal. Apabila

ditemukan anemia pada TM III akhir maka dilakukan

pemeriksaan Hb tiap 1 minggu sekali hingga Hb normal.

7. Kehamilan Dengan Grandemultipara

Seorang ibu yang telah hamil lebih dari 4 kali memang terlihat

berpengalaman tetapi pada kehamilannya memiliki tinggi kehamilan.


80

a. Pengertian Grande Multipara

Grande multipara merupakan salah satu resiko tinggi

kehamilan, grande multipara biasanya diartikan sebagai seorang

wanita yang mempunyai 4 anak atau lebih. Angka kejadian grande

multipara mengalami angka penurunan karena meningkatnya

kesadaran norma keluarga kecil. Sebagian kecil ibu grande multipara

dari keluarga miiskin, pekerja keras, kelelahan dan kurang makanan.

Mereka biasanya mengalami anemia, kekurangan vitamin dan protei

serta kekurangan kalsium yang sangat cepat disebabkan proses

kehamilan dan laktasi (Rao, 2010).

b. Komplikasi Pada Grande Multipara

Menurut morgan dan hamdion, 2009

1. Komplikasi antepartum

a. Anemia (apabila jarak kehamilan kurang dari 1 tahun )

b. Obesitas

c. Hipertensi

d. Plasenta previa

2. Komplikasi intrapartum dan pascapartum

a. Presentasi abnormal

b. Persalinan dan pelahira dipercepat atau keduanya

c. Distosia persalinan karena tonus otot yang buruk

d. Bayi besar pada masa kehamilan dan perdarahan

pascapartum
81

8. Ibu Hamil Dengan Faktor Resiko Umur > 35 Tahun

Faktor ini menjadi masalah karena dengan bertambahnya umur,

maka akan terjadi penurunan fungsi dari organ melalui proses penuaan.

Adanya kehamilan membuat seorang ibu membutuhkan ekstra energi

untuk kehidupannya dan kehidupan janin yang sedang dikandungnya (

atikah proverawati, 2009)

a. Pengertian Terlalu Tua

Terlalu tua adalah ibu hamil pada usia > 35 tahun

b. Resiko Yang Dapat Terjadi

Resiko yang dapat terjadi kehamilan terlalu tua ( 35 tahun) adalah

1. Hipertensi/tekanan darah tingi

2. Pre-ekslampsi

3. Ketubaban pecah dini : yaitu ketuban pecah sebelum masa

persalinan dimulai

4. Persalinan macet : ibu mengejan lebih dari 1 jam, bayi tidak

dapat lahir dengan tenaga ibu sendiri melalui jalan lahir biasa

5. Perdarahan setelah bayi lahir

6. Bayi lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah/BBLR < 2.500 gr

c. Alasan yang perlu diketahui adalah :

1) Pada usia ini kondisi kesehatan ibu mulai mennurun

2) Fungsi rahim menurun

3) Kualitas sel telur berkurang


82

d. Dampak Kehamilan Resiko Tinggi Pada Usia Tua

Resiko kehamilan yang mungkin terjadi saat terjadi

kehamilan usia ibu mecapai 40 tahun atau lebih, terdapat risiko pada

ibu dan pada bayi. Sel telur itu sudah ada di dalam organ reproduksi

sejak wanita dilahirkan. Namun, setiap bulan sel telur itu dilepaskan

satu perstu karena sudah matang. Berarti sel telur yang tersimpan

selama hamir 40 tahun ini usianya juga sudah cukup tua, karena

selama itu sel telur mungkin terkena paparan radiasi. Di usia ini.

Wanita akan lebh sulit mendapatkan keturunan karena tingkat

kesuburan yang sudah menurun.

1) Resiko pada bayi

a) Kehamilan diatas usia 40 tahun berisiko melahirkan bayi

yang cacat. Kecacatan yang paling umum adalah down

syndrom ( kelemahan motorik, IQ rendah) atau bisa juga

cacat fisik.

b) Adanya kelainan kromosom dipercaya sebagai risiko

kehamilan diusia 40 tahun. Pertambahan usia dapat

menyebabkan terjadinya kelainan terutama pada

pembelahan kromosom. Pembelahan kromosom abnormal

menyebabkan adanya peristiwa gagal berpisah yang

menimbulkan kelainan pada individu yang dilahirkan.

Terjadi kelahiran anak denga sindroma down, kembar siam,

autism yang sering disangkut pautkan dengan masalah

kelainan kromosom yang diakibatkan oleh usia ibu yang


83

sudah terlalu tua untuk hamil. Akan tetapi hal inipun masih

berada didalam penelitian lanjut mengenai kebenarannya.

c) Seiring bertambahnya usia maka risiko kelahiran bayi down

syndrome cukup tingi yaitu 1:50. Hal ini berbeda pada

kehamilan diusia 20-30 tahun dengan raio 1:1500.

d) Selain itu, bayi yang lahir dari kelompok tertua cenderung

untuk memiliki caccat lahir dan harus dirawat di unit

perawatan intensif neonatal.

e) Kebanyakan akan mengalami penurunan stamina, karena itu

disarankan untuk melakukan persalinan dengan operasi

caesar. Hal ini dilakukan bukan tanpa alasan namum

mengingat untuk melahirkan normal membutuhkan tenaga

yang kuat.

f) Pada ibu hamil dengan usia 40 tahun keatas kebanyakan

tidak kuat untuk mengejan karena nafas yang pendek.

Akibatnya bayi mengalami stress karena saat proses

persalinan pembukaan mulut rahim akan terasa sulit.

Kebanyakan kasus kehamilan di usia 40 tahun ke atas akan

mengalami kesulitan saat melahirkan secara normal.

Apalagi untuk ibu hamil yang hipertensi, maka sangat

dianjurkan melakukan persalinan secara operasi caesar.

Untuk menyelamatkan ibu dan juga bayi.


84

2) Risiko Pada Ibu

a) Memasuki usia 35, wanita sudah harus berhati-hati ketika

hamil karena kesehatan reproduksi wanita pada usia ini

menurun. Kondisi ini akan makin menurun ketika

memasuki usia 40 tahun.

b) Risiko makin bertambah karena pada usia 40 tahun,

penyakit-penyakit degeneratif ( seperti tekanan darah tinggi,

diabetes ) mulai muncul. Selain bisa menyebabkan

kematian pada ibu, bayi yang dilahirkan juga bisa cacat.

c) Kehamilan di usia ini sangat rentan erhadap kemungkinan

komplikasi sseperti plasenta previa, pre-ekslampsia, dan

diabetes.

d) Resiko keguguran juga akan meningkat hingga 50 % saat

wanita menginjak usia 42 tahun. Terjadi perdarahan

penyulit kelahiran. Elastisitas jaringan akan berkurang

seiring dengan bertambahnya usia. Di usia semakin lanjut,

maka sering terjadi perjadi penipisan dinding pembuluh

darah meskipun kasus tidak terlalu banyak dijumpai,

namum masalah pada kualitas dinding pembuluh darah

khususnya terdapat di rahim, dengan adanya pembesaran

dinding rahim akibat adanya pembesaran ruang rahim

akibat adanya pertumbuhan janin dapat menyebabkan

perdarahan.
85

e) Hamil di usia 40 merupakan kehamilan dengan resiko

komplikasi yang tinggi. Menurut penelitian yang dilakukan

Royal Collage Of Obstetricians And Gynaecologists,

perempuan yang hamil diakhir usia 30-an dan 40-an lebih

beresiko mengalami hipertensi saat kehamilan (pre-

ekslampsia), kehamilan diluar rahim (kehamilan ektopik),

mengalami keguguran`

f) Kualitas sel telur yang lemah menyebabkan penempelan

janin pada dinding rahim lemah sehingga menmbulkan

perdarahan.

g) Terjadi pre-eklampsia. Pre eklampsia atau perdarahan yang

disebabkan oleh adanya tekanan darah yang tinggi meleihi

batas normal sering menjadi penyebab kematian ibu yang

melahirkan. Pre eklampsia banyak dikaitkan dengan usia

ibu yang terlalu tua untuk hamil.

h) Kesulitan melahirkan. Proses melahirkan butuh energi yang

ekstra. Tanpa adanya tenaga yang kuat, maka ibu dapat sulit

mengejan sehingga justru berbahaya bagi bayi yang

dilahirkan.. semakin tua usia ibu dikhawatirkan tenaga

sudah relatif menurun, meskipun tidak dapat disama ratakan

dengan yang lainnya.

i) Di saat melahirkan, pembukaan mulut rahim mungkin akan

terasa sulit sehingga bayi bisa mengalami stress. Oleh


86

karena itu, proses melahirkan pada ibu yang berusia 40

tahun pada umumnya dilakukan secara caesar

e. Pencegahan

1) Rajin menjaga kebugaran tubuh. Anda tak perlu khawatir.

Karena, anda tetap bisa melahirkan secara normal. Anda

dan bayipun akan baik-baik saja.

2) Berkonsultasi kepada dokter mengenai asupan gizi yang

perlu bagi kesehatan kehamilan. Jangan lupakan

menerapkan pola hidup sehat dengan mengonsumsi

makanan yang bernutrisi yang dibutuhkan untuk ibu hamil

dan janin dalam perut.

3) Karena adanya sejumlah komplikasi ini, anda yang berusia

35 tahun ke atas cukup besar kemungkinannya untuk

melahirkan caesar.

4) Sejumlah resiko di atas tetap dapat diminimalkan dengan

berkonsultasi secara intensif dengan dokter kandungan.

5) Ibu hamil dengan usia beresiko lebih sering melakukan

pemeriksaan dan konsultasi. Segeralah melakukan

screening atau tes untuk mencegah atau mengurangi resiko

yang membahayakan ibu dan anak. Pemeriksaan yang bisa

dilakukan seperti, USG, Triple Test dengan mengambil

sampel darah, Nuchal Translucency yang mengukur

ketebalan belakang leher janin, dan Amniocentesis yaitu

pengambilan cairan ketuban dari dalam rahim, yang


87

selanjutnya diirim ke laboratorium genetic untuk dilihat

adakah kelebihan atau kelainan kromosom.

6) Disarankan untuk mengonsumsi minuman suplemen

suplemen asam folat dan rajin mengunjungi dokter spesialis

kandungan.

7) Melakukan olahraga low impact juga bisa dilakukan untuk

melatih stamina selama menjalani kehamilan.

9. Serotinus Pada kehamilan

1. Pengertian

Persalinan postterm atau serotinus adalah persalinan

melampaui umur hamil 42 minggu dan pada janin terdapat tanda

postmaturitas (Manuaba, 2007). Definisi standar untuk kehamilan

dan persalinan lewat bulan adalah 294 hari setelah hari pertama

menstruasi terakhir, atau 280 hari setelah ovulasi. Istilah lewat bulan

(postdate) digunakan karena tidak menyatakan secara langsung

pemahaman mengenai lama kehamilan dan maturitas janin ( Varney

Helen, 2007). Persalinan postterm menunjukkan kehamilan

berlangsung sampai 42 minggu (294 hari) atau lebih, dihitung dari

hari pertama haid terakhir menurut rumus Naegele dengan siklus

haid rata-rata 28 hari (Prawirohardjo, 2008).

Menurut Sarwono Prawirohardjo dalam bukunya (Ilmu

Kebidanan, 2008) faktor penyebab kehamilan postterm adalah :


88

a. Pengaruh Progesteron

Penurunan hormon progesteron dalam kehamilan

dipercaya merupakan kejadian perubahan endokrin yang penting

dalam memacu proses biomolekuler pada persalinan dan

meningkatkan sensitivitas uterus terhadap oksitosin , sehingga

terjadinya kehamilan dan persalinan postterm adalah karena

masih berlangsungnya pengaruh progesteron.

b. Teori Oksitosin

Pemakaian oksitosin untuk induksi persalinan pada

kehamilan postterm memberi kesan atau dipercaya bahwa

oksitosin secara fisiologis memegang peranan penting dalam

menimbulkan persalinan dan pelepasan oksitosin dari

neurohipofisis ibu hamil yang kurang pada usia kehamilan lanjut

diduga sebagai salah satu faktor penyebabnya.

c. Teori Kortisol/ACTH janin

Dalam teori ini diajukan bahwa sebagai “pemberi tanda”

untuk dimulainya persalinan adalah janin, diduga akibat

peningkatan tiba-tiba kadar kortisol plasma janin. Kortisol janin

akan mempengaruhi plasenta sehingga produksi progesteron

berkurang dan memperbesar sekresi estrogen, selanjutnya

berpengaruh terhadap meningkatnya produksi prostaglandin.

Pada cacat bawaan janin seperti anansefalus, hipoplasia adrenal

janin, dan tidak adanya kelenjar hipofisis pada janin akan


89

menyebabkan kortisol janin tidak diproduksi dengan baik

sehingga kehamilan dapat berlangsung lewat bulan.

d. Saraf Uterus

Tekanan pada ganglion servikalis dari pleksus

Frankenhauser akan membangkitkan kontraksi uterus. Pada

keadaan di mana tidak ada tekanan pada pleksus ini, seperti pada

kelainan letak, tali pusat pendek dan bagian bawah masih tinggi

kesemuanya diduga sebagai penyebabnya.

e. Heriditer

Beberapa penulis menyatakan bahwa seseorang ibu yang

mengalami kehamilan postterm mempunyai kecenderungan

untuk melahirkan lewat bulan pada kehamilan berikutnya.

Mogren (1999) seperti dikutip Cunningham, menyatakan bahwa

bilamana seseorang ibu mengalami kehamilan postterm saat

melahirkan anak perempuan, maka besar kemungkinan anak

perempuannya mengalami kehamilan postterm.

2. Faktor Resiko

Beberapa faktor penyebab kehamilan lewat waktu adalah

sebagai berikut:

a. Kesalahan dalam penanggalan, merupakan penyebab yang

paling sering.

b. Tidak diketahui.

c. Primigravida dan riwayat kehamilan lewat bulan.


90

d. Defisiensi sulfatase plasenta atau anensefalus, merupakan

penyebab yang jarang terjadi.

3. Diagnosa

Tidak jarang seorang bidan mengalami kesulitan dalam

menentukan diagnosis karena diagnosis ditegakkan berdasarkan

umur kehamilan, bukan terhadap kondisi kehamilan. Diagnosis dapat

ditentukan melalui (Prawirohardjo, 2008) :

a. Riwayat Haid

Diagnosis tidak sulit untuk ditegakkan apabila hari

pertama haid terakhir (HPHT) diketahui dengan pasti. Untuk

riwayat haid yang dapat dipercaya, diperlukan beberapa kriteria

antara lain:

1) Penderita harus yakin betul dengan HPHT-nya

2) Siklus 28 hari dan teratur

3) Tidak minum pil antihamil setidaknya 3 bulan terakhir

Selanjutnya diagnosis ditentukan dengan menghitung

menurut rumus Naegele. Berdasarkan riwayat haid, seseorang

penderita yang ditetapkan sebagai kehamilan dan persalinan

postterm kemungkinan adalah sebagai berikut:

1) Terjadi kesalahan dalam menetukan tanggal haid terakhir

atau akibat menstruasi abnormal.

2) Tanggal haid terakhir diketahui jelas, tetapi terjad

kelambatan ovulasi.
91

3) Tidak ada kesalahan menentukan haid terakhir dan

kehamilan memang berlangsung lewat bulan (keadaan ini

sekitar 20-30% dari seluruh penderita yang diduga

kehamilan postterm).

b. Riwayat Pemerikasaan Antenatal

1) Tes Kehamilan

Pasien melakukan tes imunologik sesudah terlambat

2 minggu, maka dapat diperkirakan kehamilan memang

telah berlangsung 6 minggu.

2) Gerak Janin

Gerak janin atau quickening pada umumnya

dirasakan ibu pada umur kehamilan 18-20 minggu. Pada

primigravida dirasakan sekitar umur kehamilan 18 minggu,

sedangkan pada multigravida pada 16 minggu. Petunjuk

umum untuk menentukan persalinan adalah quickening

ditambah 22 minggu pada primigravida atau ditambah 24

minggu pada multigravida.

3) Denyut Jantung Janin (DJJ)

Dengan stetoskop Laenec DJJ dapat didengar mulai

umur 18-20 minggu, sedangkan dengan Doppler dapat

terdengar pada umur kehamilan 10-12 minggu. Kehamilan

dapat dinyatakan sebagai kehamilan postterm bila didapat 3

atau lebih dari 4 kriteria hasil pemeriksaan sebagai berikut:

a) Telah lewat 36 minggu sejak tes kehamilan positif.


92

b) Telah lewat 32 minggu sejak DJJ pertama terdengar

dengan Doppler.

c) Telah lewat 24 minggu sejak dirasakan gerakan janin

pertama kali.

d) Telah lewat 22 minggu sejak terdengarnya DJJ pertama

kali dengan stetoskop Laennec.

4) Tinggi Fundus Uteri

Dalam trimester pertama pemeriksaan tinggi fundus

uteri serial dalam sentimeter dapat bermanfaat bila

dilakukan pemeriksaan secara berulang tiap bulan. Lebih

dari 20 minggu, tinggi fundus uteri dapat menentukan umur

kehamilan secara kasar

5) Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)

Bila telah dilakukan pemeriksaan ultrasonografi

terutama sejak trimester pertama,hamper dapat dipastikan

usia kehamilan. Pada trimester pertama pemeriksaan

panjang kepala-tungging (crown-rump length/CRL)

memberikan ketepatan kurang lebih 4 hari dari taksiran

persalinan.

6) Pemeriksaan Radiologi

Dapat dilakukan dengan melihat pusat tulang.

Gambaran epifisis femur bagian distal paling dini dapat

dilihat pada kehamilan 32 minggu, epifisis tibia proksimal


93

terlihat setelah umur kehamilan 36 minggu dan epifisis

kuboid pada kehamilan 40 minggu.

7) Pemeriksaan Laboratorium

a) Kadar Lesitin/Spinngomielin

Bila lesitin/spinngomielin dalam cairan amniom

kadarnya sama, maka umur kehamilan sekitar 22-28

minggu, lesitin 1,2 kali kadar spingomielin: 28-32

minggu, pada kehamilan genap bulan rasio menjadi 2:1 .

Pemeriksaan ini tidak dapat dipakai untuk menentukan

kehamilan postterm, tetapi hanya digunakan untuk

menentukan apakah janin cukup umur/matang untuk

dilahirkan yang berkaitan dengan mencegah kesalahan

dalam tindakan pengakhiran kehamilan.

b) Aktivitas Tromboplastin Cairan Amniom

Hastwell berhasil membuktikan bahwa cairan

amnion mempercepat waktu pembekuan darah.

Aktifitas ini meningkat dengan bertambahnya umur

kehamilan. Pada umur kehamilan 41-42 minggu ATCA

berkisar antara 45-65 detik, pada umur kehamilan lebih

dari 42 minggu didapatkan ATCA kurang dari 45 detik.

Bila didapatkan ATCA antara 42-46 detik

menunjukkan bahwa kehamilan berlangsung lewat

waktu.
94

c) Sitologi Cairan Amnion

Pengecatan nile bluesulphate dapat melihat sel

lemak dalam cairan amnion. Bila jumlah sel yang

mengandung lemak melebihi 10% maka kehamilan

diperkirakan 36 minggu dan apabila 50% atau lebih

maka umur kehamilan 39 minggu atau lebih

d) Sitologi Vagina

Pemeriksaan sitologi vagina (indeks kariopiknotik >

20%) mempunyai sensitivitas 75 %.

4. Komplikasi

Kemungkinan komplikasi pada persalinan postterm adalah:

a. Terhadap Ibu

Persalinan postterm dapat menyebabkan distosis karena

aksi uterus tidak terkoordinir, janin besar, moulding kepala

kurang. Maka akan sering dijumpai seperti partus lama,

kesalahan letak, inersia uteri, distosia bahu, robekan luas jalan

lahir, dan perdarahan postmaturitas. Hal ini akan menaikkan

angka mordibitas dan mortalitas (Prawirohardjo, 2006).

b. Terhadap Janin

Permasalahan kehamilan lewat waktu adalah plasenta

tidak sanggup memberikan nutrisi dan pertukaran CO2/O2

sehingga mempunyai risiko asfiksia, hipoksia, hipovolemia,

asidosis, hipoglikemia, hipofungsi adrenal sampai kematian

dalam rahim (Saifuddin, 2002).


95

5. Tanda Bayi Postmatur

Tanda postmatur dapat di bagi dalam 3 stadium (Prawirohardjo,

2008) :

a. Stadium I

Kulit menunjukkan kehilangan verniks kaseosa dan maserasi

berupa kulit kering, rapuh dan mudah mengelupas.

b. Stadium II

Gejala diatas disertai pewarnaan mekonium (kehijauan) pada

kulit.

c. Stadium III

Terdapat pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit dan tali pusat.

Menurut Manuaba 2007, tanda bayi postmatur adalah:

a. Biasanya lebih berat dari bayi matur ( > 4000 gram).

1) Tulang dan sutura kepala lebih keras dari bayi matur.

2) Rambut lanugo hilang atau sangat kurang.

3) Verniks kaseosa di badan berkurang.

4) Kuku-kuku panjang.

5) Rambut kepala agak tebal.

6) Kulit agak pucat dengan deskuamasi epitel.

6. Penatalaksanaan

Tindakan yang penting dilakukan (Saifuddin, 2002) adalah:

a) Setelah usia kehamilan > 40-42 minggu yang penting adalah

monitoring janin sebaik-baiknya.


96

b) Apabila tidak ada tanda-tanda insufisiensi plasenta, persalinan

spontan dapat ditunggu dengan pengawasan ketat.

c) Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks,

kalau sudah matang boleh dilakukan induksi persalinan dengan

atau tanpa amniotomi.

Bila :

1) Riwayat kehamilan yang lalu ada kematian janin dalam

rahim.

2) Terdapat hipertensi, pre-eklampsia.

3) Kehamilan ini adalah anak pertama karena infertilitas.

4) Pada kehamilan > 40-42 minggu.

Maka Ibu Dirawat Di Rumah Sakit :

a. Tindakan operasi seksio sesarea dapat dipertimbangkan pada.

1. Insufisiensi plasenta dengan keadaan serviks belum matang.

2. Pembukaan yang belum lengkap, persalinan lama dan

terjadi gawat janin.

3. Pada primigravida tua, kematian janin dalam kandungan,

pre-eklampsia, hipertensi menahun, anak berharga

(infertilitas) dan kesalahan letak janin.

Pada persalinan pervaginam harus diperhatikan bahwa partus

lama akan sangat merugikan bayi, janin postmatur kadang-kadang

besar dan kemungkinan diproporsi sefalo-pelvik dan distosia janin

perlu dipertimbangkan. Selain itu janin postmatur lebih peka

terhadap sedatif dan narkosa, jadi pakailah anestesi konduksi.


97

7. Pertimbangan Persalinan Anjuran

Persalinan anjuran bertujuan untuk dapat (Wiknjosastro, 2000):

a. Merangsang otot rahim berkontraksi, sehingga persalinan

berlangsung.

b. Membuktikan ketidakseimbangan antara kepala janin dengan

jalan lahir bishop telah menetapkan beberapa penilaian agar

persalinan induksi dapat berhasil seperti yang ditujukan pada

tabel berikut :

Tabel 2.2 skor bishop

0 1 2 3
Pendataran 0-30% 40-50% 60-70% 80%
serviks
Pembukaan 0 1-2 3-4 5-6
serviks
Penurunan -3 -2 -1,0 +1,
kepala dari +2
Hodge III
Konsistensi Keras sedang lunak
serviks
Posisi serviks Posterior Searah anterior
sumbu
jalan
lahir

1) Bila nilai pelvis (PS) >8, maka induksi persalinan

kemungkinan besar akan berhasil

2) Bila PS >5, dapat dilakukan drip oksitosin

3) Bila PS <5, dapat dilakukan pematangan servik terlebih

dahulu, kemudian lakukan pengukuran PS lagi


98

Persalinan anjuran atau induksi persalinan dapat dilakukan

dengan metode (Manuaba, 2007):

Metode Stein

Metode Steinsche merupakan metode lama, tetapi masih perlu

diketahui, yaitu:

a. Penderita diharapkan tenang pada malam harinya.

b. Pada pagi harinya diberikan enema dengan caster oil atau sabun

panas.

c. Diberikan pil kinine sebesar 0,200 gr, setiap jam sampai

mencapai dosis 1,200 gr.

d. Satu jam setelah pemberian kinine pertama, disuntikkan

oksitosin 0,2 unit/jam sampai tercapai his yang adekuat.

Persalinan anjuran dengan metode ini di luar rumah sakit berbahaya

karena dapat terjadi :

a. Kontraksi rahim yang kuat sehingga dapat mengancam : ketuban

pecah saat pembukaan kecil, ruptura uteri membakat, gawat

janin dalam rahim.

b. Kelambatan melakukan rujukan, dapat merugikan penderita.

c. Persalinan anjuran dengan infus pituitrin (sintosinon).

Persalinan anjuran dengan infus oksitosin, pituitrin atau sintosinon 5

unit dalam 500 cc glukosa 5%.

Teknik induksi dengan infus glukosa lebih sederhana, dan

mulai dengan 8 tetes, dengan teknik maksimal 40 tetes/menit.

Kenaikan tetesan setiap 15 menit sebanyak 4 sampai 8 tetes sampai


99

kontraksi optimal tercapai. Bila dengan 30 tetes kontraksi maksimal

telah tercapai, maka tetesan tersebut dipertahankan sampai terjadi

persalinan. Apabila terjadi kegagalan, ulangi persalinan anjuran

dengan selang waktu 24 sampai 48 jam.

Memecahkan ketuban

Memecahkan ketuban merupakan salah satu metode untuk

mempercepat persalinan. Setelah ketuban pecah, ditunggu sekitar 4

sampai 6 jam dengan harapan kontraksi otot rahim akan berlangsung.

Apabila belum berlangsung kontraksi otot rahim dapat diikuti

induksi persalinan dengan infus glukosa yang mengandung 5 unit

oksitosin.

Persalinan anjuran dengan menggunakan prostaglandin

Telah diketahui bahwa kontraksi otot rahim terutama

dirangsang oleh prostaglandin. Pemakaian prostaglandin sebagai

induksi persalinan dapat dalam bentuk infus intravena (Nalador) dan

pervaginam (prostaglandin vagina suppositoria).

Pompa Payudara atau Stimulasi Putting

Beberapa studi skala besar telah mengevaluasi keamanan dan

keefektifitasaan stimulasi payudara sebagai metede induksi

persalinan. Namun, efek komulatif dari banyak studi yang

menggunakan pompa payudara atau stimulasi putting manual yang

di kombinasi dengan landasan fisiologi perubahan serviks.

Penanganan yang beragam termasuk pompa payudara listrik

otomatis yang menstimulasi masing-masing payudara selama15


100

menit, diselingi periode istirahat selama15 menit, stimulasi payudara

dengan pijatan lembut menggunakan kompresan hangat dan lembab

salama 1 jam sebanyak 3 kali sehari, stimulasi payudara selama 45

menit tiga kali sehari dan pijatan lembut pada kedua payudara secara

bergantian selama waktu 3 jam sehari. Kelemahan penelitian ini

meliputi kurangnya kepatuhan dalam melaksanakan intervensi yang

di anjurkan, jumlah anggoata sedikit dalam kelompok, kontrol

minim terhadap variabel penting, seperti usia gestasi, dan kriteria

intervensi yang tidak dapat di andalkan. Wanita yang mencoba

teknik ini sebaiknya di peringatkan membatasi kontak dengan puting

sehingga tidak terlalu hiperstimulasi uterus.

8. Skor Bishop 41 Minggu (rujuk )

Puskesmas

a. Penilaian umur kehamilan HPHT

b. Riwayat obstetri yang lalu

c. Tinggi fundus uteri

d. Faktor risiko

e. Kehamilan > 41 minggu (rujuk )

Rumah Sakit

a. Penilaian ulang umur kehamilan

b. Penilaian Skor Bishop

c. Pemeriksaan fetal assessment

d. USG

e. NST (kalau perlu CST)


101

Skor Bishop 5

Anak tidak besar

NST reaktif

Penempatan normal

Lakukan induksi (sambil observasi)

9. Pengelolaan Selama Persalinan

Selama proses persalinan yang penting di lakukan (Prawirohardjo,

2008) adalah :

a. Pemantauan yang baik terhadap ibu (aktivitas uterus) dan

kesejahteraan janin. Pemakaian continuous electronic fetal

monitoring sangat bermanfaat.

b. Hindari penggunaan obat penenang atau analgetika selama

persalinan.

c. Awasi jalannya persalinan.

d. Persiapan oksigen dan bedah sesar bila sewaktu-waktu terjadi

gawat janin.

e. Cegah terjadinya aspirasi mekonium dengan mengusap wajah

neonatus dan dilanjutkan resusitasi sesuai dengan prosedur pada

janin dengan cairan ketuban bercampur mekonium.

f. Segera setelah lahir,bayi harus segera diperiksa terhadap

kemungkinan hipoglikemi, hiovolemi, hipotermi dan polisitemi.

g. Pengawasan ketat terhadap neonatus dengan tanda-tanda

posmaturitas.

Hati-hati kemungkinan terjadi distosia bahu.


102

Sedangkan dalam buku acuan nasional pelayaan kesehatan maternal

dan neonatal, pengelolaan intrapartum dapat dilakukan dengan :

a. Pasien tidur miring sebelah kiri

b. Pergunakan pemantauan elektronik jantung janin.

c. Beri oksigen bila ditemukan keadaan jantung yang abnormal.

b. Perhatikan jalannya persalinan.

c. Segera setelah lahir, bayi harus segera diperiksa terhadap

kemungkinan hipoglikemi, hipovolemi, hipotermi dan polisitemi.

Apabila ditemukan cairan ketuban yang terwarnai mekoneum harus

segera dilakukan resusitasi sebagai berikut :

a. Penghisapan nasofaring dan orofaring posterior secara agresif

sebelum dada janin lahir.

b. Bila mekoneum tampak pada pita suara, pemberian ventilasi

dengan tekanan positif dan tangguhkan dahulu sampai trakea

telah di intubasi dan penghisapan yang cukup.

c. Intubasi trakea harus dilakukan rutin bila ditemukan mekoneum

yang tebal.

B. Manajemen Asuhan Kebidanan

1. Pengertian Manajemen Kebidanan

Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh

bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis,

mulai dari dalam pengkajian, analisis data, diagnosis kebidanan,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Nurhayati, 2012: 139).


103

2. Manajemen kebidanan dengan metode varney

Tujuh langkah manajemen kebidanan menurut Nurhayati,

(2012:139) adalah sebagai berikut :

a. Mengenali semua data penting untuk mengevaluasi pasien secara

akurat

b. Mengidentifikasi secara akurat masalah-masalah potensial atau

diagnosis berdasarkan masalah atau diagnosis yang ada.

c. Antisipasi masalah potensial atau diagnosis yang mungkin terjadi

berdasarkan masalah atau diagnosis yang ada.

d. Evaluasi kebutuhan untuk intetrvensi segera oleh bidan atau dokter

dan atau untuk konsultasi kolaborasi dengan anggota tim kesehatan

lain sesuai kondisi pasien.

e. Menyusun rencana asuhan secara komprehensif yang di dukunng

dengan penjelasa rasional.

f. Melaksanakan rencana asuhan secara efisien.

g. Evaluasi efektifitas asuhan yang diberikan atau kembali sesuai

dengan siklus untuk masukan yang tidak efektif.

Penerapan Langkah Manajemen Kebidanan

a. Langkah Pertama : pengumpulan data dasar

Mengumpulkan data adalah menghimpun informasi tentang klien

/orang yang meminta asuhan. Teknik pengumpulan data ada tiga

yaitu observasi, wawancara dan pemeriksaan.


104

b. Langkah Kedua : interpretasi data dasar

Mengidentifikasi diagnosis atau masalah dan kebutuhan klien

berasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang sudah

dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan

diagnosis dan masalah yang spesifik.

c. Langkah Ketiga: mengidentifikasi diagnosis atau masalah

Mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosis potensial

berdasarkan diagnosis atau masalah yang sudah diidentifikasi.

Langkah ini membutuhkan antisipasi atau pencegahan, jika

kemungkinan dilakukan pencegahan. Sambil mengamati klien, bidan

diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosis/masalah potensial ini

benar-benar terjadi.

d. Langkah Keempat : mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan

yang memerlukan penanganan segera.

Beberapa data menujukan situasi emergensi, dimana bidan perlu

tindakan segera demi keselamatan ibu dan bayi dan ada juga

memerlukan konsultasi dengan tim kesehatan lain. Bidan

mengevaluasi situaasi setiap pasien untuk menentukan asuhan pasien

yang paling tepat. Lngkah ini mencerminkan kesimbangan dari

proses manajemen kebidanan.

e. Langkah kelima : merencanankan asuhan yang komprehensif

Pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan

sesuai dengan hasil pembahasan rencana asuhan bersama klien

kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum melaksnakannya.


105

f. Langkah Keenam ; melaksanakan perencanaan

Pada langkah ini dilakukan pelaksanaan asuhan langsung secara

efisien dan aman. Perencanaan ini dapat dilakukan seluruhnya oleh

bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim lainnya. Dalam

situasi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter maka keterlibatan

bidan dalam pelaksanaan asuhan bagi klien adalah tetap tanggung

jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama dengan

menyeluruh.

g. Langkah Ketujuh : evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang telah

diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah

benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana

telah diidentifikasi didalam diagnosa dan masalah.

3. Manajemen kebidanan dengan metode SOAP

Untuk mengetahui apa yang telah dilakukan oleh seorang bidan

melalui proses berfikir sistematis, didokumentasikan dalam bentuk

SOAP. SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis dan

tertulis.

S (Subyektif) : Menggambarkan pendokumentasian hasil

pengumpulan data klien melalui anamnesis

(langkah 1 Varney)

O (Objektif) : Menggambarkan pendokumentasian hasil

pemeriksaan fisik klien, dan hasil laboratorium dan

uji diagnosis lain.


106

A (Assesment) : menggambarkan pendokumentasian hasil analisis

dan interpretasi data subyektif dan obyektif dalam

suatu identifikaasi.

P (Planning) : Menggambarkan pendokumentasian tindakan dan

evaluasi perencanaan berdasarkan assesment.

4. Landasan Hukum Kewenangan Bidan

Landasan hukum tentang kewenangan bidan diatur dalam :

a. Permenkes RI nomor 28/Menkes/Per/XVII/2017 tentang zin dan

penyelenggara praktik bidan dan kewenangan yang dimiliki bidan.

1) Pasal 18

Dalam penyelenggaraan praktik kebidanan, bidan memiliki

kewenangaan untuk memberikan :

a) Pelayanan kesehatan ibu

b) Pelayanan kesehatan anak

c) Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga

berencana.

2) Pasal 19

a) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 18 huruf a diberikan pada masa sebelum hamil, masa

hamil, masa persalinan, masa nifas, masa menstruasi, masa

menyusui, dan masa antara dua kehamilan.

b) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) Meliputi pelayanan :

(1) Konseling pada masa sebelum hamil


107

(2) Antenatal pada kehamilan normal

(3) Persalinan normal

(4) Ibu nifas normal

(5) Ibu menyusui

(6) Konseling pada masa antara dua kehamilan.

c) Dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu sebagaimana

dimaksud pada ayat (2), bidan berwnang melakukan :

(1) Episiotomi

(2) Perolongan persalinan normal

(3) Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II

(4) Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan

perujukan

(5) Pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil

(6) Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas

(7) Fasilitas/bimbingan inisiasi menyusui dini dan promosi

air susu ibu eksklusif

(8) Pembeian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga

dan postpartum

(9) Penyuluhan dan konseling

(10) Bimbingan pada kelompok ibu hamil

(11) Pemberian surat keterangan kehmilan dan kelahiran.


108

3) Pasal 20

a) Pelayalanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud dalam

pasal 18 huruf B diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak,

balita, dan anak pra sekolah

b) Dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), bidan berwenang melakukan :

(1) Pelayanan neonatal essensial

(2) Penanganan kegawat daruratan, dilanjutkan dengan

perujukan

(3) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan

anak pra sekolah

(4) Konseling dan penyuluhan

c) Pelayanan neonatal esensial sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) huruf ameliputi inisiasi menyusui dini, pemotongan

dan perawatan tali pusat, pemberian suntikan Vitamin K1,

pemberian imunisasi Hb 0, pemeriksaan fisik bayi baru

lahir, pemantauan tanda bahaya, pemberian tanda identitas

diri, dan merujuk kasus yang tidak dapat ditangani dalam

kondisi stabil dan tepat waktu ke fasilitas pelayanan

kesehatan yang lebih mampu.

d) Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan

perujukan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b

meliputi :
109

(1) penanganan awal asfiksia bayi baru lahir melalui

pembersihan jalan nafas, ventilasi tekanan positif, dan

atau kompresi jantung.

(2) penanganan awal hipotermia pada bayi baru lahir

dengan BBLR melalui penggunaan selimut atau

fasilitas dengan cara menghangatkan tubuh bayi dengan

metode kangguru

(3) penanganan awal infeksi tali pusat dengan mengoleskan

alkohol atau povidon iodine serta menjaga luka tali

pusat tetap bersih dan kering

(4) membersihkan dan pemberian salep mata pada bayi

baru lahir dengan infeksi gonore (GO)

e) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan anak

prasekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c

meliputi kegiatan penimbangan berat badan, pengukuran

lingkar kepala, pengukuran tinggi badan, stimulasi deteksi

dini, dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang

balita dengan menggunakan Kuisoner Pra Skrining

Perkembangan (KPSP)

f) Konseling dan penyuluhan sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) huruf d meliputi pemberian komunikasi, informasi,

edukasi (KIE) kepada ibu dan keluarga tentang perawatan

bayi baru lahir, ASI eksklusif, tanda bahaya pada bayi baru
110

lahir, pelayanan kesehatan, imunisasi, gizi seimbang, PHBS

(Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), dan tumbuh kembang

4) Pasal 21

Dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi

perempuan dan keluarga berencana sebagaimana dimaksud

dalam pasal 18 huruf c, bidan berwenang memberikan :

a) Penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan

dan keluarga berencana

b) Pelayanan kontrasepsi oral, kondom, dan suntikan.

(1) Standar Praktik Bidan

Standar praktik bidan secara umum

Terdapat 2 standar dalam praktik dan secara umum.

a) standar 1 : persiapan kehamilan, persalinan dan

periode nifas yang sehat

b) standar 2 : pendokumentasian

(2) Standar praktik bidan pada kesehatan ibu dan anak

Dalam standar ini di bagi menjadi 3 bagian

besar yaitu pelayanan ibu hamil 5 standar, ibu bersalin

3 standar dan kesehatan anak 5 standar, sehingga

jumlah standar pada kesehatan ibu dan anak ada 13

standar.

1. Standar 3 : identifikasi ibu hamil

2. Standar 4 : pemeriksaan antenatal dan deteksi

dini komplikasi
111

3. Standar 5 : penatalaksanaan anemia pada

kehamilan

4. Standar 6 : persiapan persalinan

5. Standar 7 : pencegahan HIV dari ibu dan ayah

ke anak

6. Standar 8 : penatalaksanaan persalinan

7. Standar 9 : asuhan ibu post partum

8. Standar 10 : asuhan ibu dan bayi selama masa

post natal

9. Standar 11 : asuhan segera pada bayi baru lahir

normal

10. Standar 12 : asuhan neonatus

11. Standar 13 : pemberian imunisasi dasar lengkap

12. Standar 14 : pemantauan tumbuh kembang bayi,

anak, balita dan anak prasekolah

13. Stadar 15 : manajemen bayi berat lahir rendah

(BBLR)

(3) Standar praktik kesehatan reproduksi perempuan dan

KB terdapat 6 standar dalam standar pelayanan

reproduksi perempuan dan keluarga berencana.

1. Standar 16 : kesehatan reproduksi perempuan

2. Standar 17 : konseling dan persetujuan tindakan

medis

3. Standar 18 : pelayanan kontrasepsi pil


112

4. Standar 19 : pelayanan kontrasepsi suntik

5. Standar 20 : pelayanan kontrasepsi bawah kulit

(AKBK) / Intra Uterine Device

(IUD).

(4) Standar praktik bidan pada kegawatdaruratan maternal

dan neonatal

Terdapat 10 standar dalam standar praktik bidan

pada kegawatdaruratan ,maternal dan neonatal.

1. Standar 22 : penanganan perdarahan dalam

kehamilan muda (<22 minggu)

2. Standar 23 : penangan perdarahan dalam

kehamilan (>22 minggu)

3. standar 24 : penanganan pre - eklamsi dan

eklamsia

4. standar 25 : penanganan partus lama /macet

5. standar 26 : penanganan gawat janin

6. standar 27 : penanganan retensio plasenta

7. standar 28 : penanganan perdarahan post

partum primer

8. standar 29 : penanganan perdarahan post

partum sekunder

9. standar 30 : penanganan sepsis puerperalis

10. standar 31 : penanganan asfiksia neonatorum.


BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. R DI PUSKESMAS

DUKUHWARU KABUPATEN TEGAL TAHUN 2018

(Studi Kasus Resiko Tinggi Dengan umur >35 tahun,

Multi Gravida, Anemia Sedang, Serotinus)

A. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan

Pada tanggal 30 September 2018 pukul 17.36 WIB, penulis

melakukan kunjungan awal di rumah Ny. R di Desa Dukuhwaru RT 02 RW

01 untuk melakukan pengkajian awal dengan teknik wawancara dan

pemeriksaan kehamilan. Data yang diperoleh dari pengkajian adalah sebagai

berikut :

i. Pengumpulan Data

g) Data Subyektif

C. Biodata

Ibu mengatakan bernama Ny. R berumur 36 tahun, dan

mempunyai suami bernama Tn. R umur 39 tahun, mereka

beragama Islam dan bersuku bangsa Jawa, Ny. R dan suami

mempunyai riwayat pendidikan terahir SD, Ibu tidak bekerja

atau sebagai ibu rumah tangga, sedangkan suami bekerja sebagai

wiraswasta (proyek bangunan), mereka tinggal bersama di Desa

113
114

Dukuhwaru RT 02 RW 01 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten

Tegal.

D. Keluhan utama

Ibu mengatakan merasa pegal-pegal pada pinggangnya.

E. Riwayat obstetri dan ginekologi

a. Riwayat Kehamilan Yang Lalu.

Ibu mengatakan ini kehamilan yang kelima pernah

melahirkan empat kali dan tidak pernah keguguran. Anak

pertama lahir spontan, penolong persalinan dukun dengan

nifas normal, berat badan saat lahir 3.300 gram. Keadaan

anak saat ini hidup, sekarang berumur 17 tahun berjenis

kelamin laki-laki anak ke dua lahir spontan, penolong

persalinan bidan dengan nifas normal, berat badan saat lahir

4.000 gram. Keadaan anak saat ini hidup, sekarang berumur

12 tahun berjenis kelamin laki-laki anak ke tiga lahir

spontan, penolong persalinan dukun dengan nifas normal,

berat badan saat lahir 4.000 gram. Keadaan anak saat ini

hidup, sekarang berumur 9 tahun berjenis kelamin

perempuan dan anak keempat lahir spontan, penolong

persalinan bidan dengan nifas normal, berat badan saat lahir

1.800 gram. Keadaan anak saat ini hidup, sekarang berumur

5 tahun berjenis kelamin perempuan.


115

b. Riwayat Kehamilan Sekarang

Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang

kelima dan belum pernah mengalami keguguran

sebelumnya. Pada kehamilan Trimester I ibu mengatakan

memeriksakan kehamilannya sebanyak 1 kali di Puskesmas

Dukuhwaru dengan keluhan muntah-muntah, diberi terapi

asam folat 400mcg (1x1), B6 10mg (2x1), diberi nasehat

istirahat yang cukup, makan dengan porsi sedikit tapi sering,

hindari makanan berlemak dan berbau menyengat.

Pada Kehamilan Trimester II ibu mengatakan

memeriksakan kehamilannya sebanyak 2 kali di Puskesmas

Dukuhwaru, dengan tidak ada keluhan, diberi terapi tablet

Fe 250 mg (1x1), calsium 500 mg (1x1) dan di beri nasehat

istirahat cukup, makan-makanan bergizi.

Pada kehamilan Trimester III ibu mengatakan

memeriksakan kehamilan 5 kali di Puskesmas Dukuhwaru,

dengan tidak ada keluhan, dan diberi terapi Fe 250 mg

(2x1), calsium 500 mg (2x1), diberi nasehat istirahat cukup,

makan-makanan bergizi. Ibu sudah mendapat imunisasi

Tetanus Toxoid ke- 5 pada tanggal 5 Oktober 2018.

Ibu melakukan pemeriksaan kehamilan dan

melakukan pemeriksaan Laboratorium di Puskesmas

Dukuhwaru pada tanggal 7 Juli 2018, dengan hasil

pemeriksaan yaitu tidak ada keluhan dan hasil HB: 10


116

gr/dl, Goldar : B, PU: (-) ,VCT: NR, dan di beri terapi oleh

bidan yaitu diberikan obat Fe 250 mg (1x1) dalam sehari

dan calsium 500 mg (1x1) dalam sehari, dan anjuran ibu

untuk istirahat yang cukup. Pada tanggal 2 Oktober 2018

ibu melakukan kunjungan ulang untuk pemeriksaan

Laboratorium dengan hasil HB: 9,9 gr/dl, HBSAG : NR,

dan diberikan terapi Fe 250 mg (2x1) dalam sehari, Calsium

500 mg (1x1) dalam sehari dan anjuran ibu untuk teratur

minum obat penambah darah.

c. Riwayat Haid

Ibu mengatakan pertama kali mengalami menstruasi

pada usia 12 tahun, dengan siklus 28 hari teratur, lamanya 7

hari, banyaknya 2-3 kali ganti pembalut dalam sehari. Dan

tidak merasakan nyeri haid baik sebelum dan sesudah

menstruasi. Serta tidak ada keputihan yang berbau dan gatal.

Ibu mengatakan hari pertama haid terahirnya (HPHT) pada

tanggal 25 Desember 2017 sehingga taksiran persalinannya

tanggal 2 Oktober 2018.

d. Riwayat Penggunaan Kontrasepsi

Ibu mengatakan sebelumnya pernah menggunakan

KB suntik 3 bulan lamanya 6 tahun, selama menggunakan

KB suntik 3 bulan tidak ada keluhan dan alasan dilepas

karena ibu ingin mempunyai anak lagi. Ibu berencana


117

setelah melahirkan menggunakan KB suntik 3 bulan ibu

mengatakan cocok menggunakan KB suntik 3 bulan.

F. Riwayat Kesehatan

Ibu mengatakan tidak pernah dan tidak sedang menderita

penyakit dengan gejala seperti: batuk lebih dari dua minggu,

batuk disertai dahak yaitu tanda- tanda TBC, penyakit keturunan

dengan gejala sering kencing, sering haus, sering lapar dimalam

hari, mudah mengantuk, berat badan turun, dan luka yang sukar

sembuh yaitu tanda-tanda Diabetes Millitus, tekanan darah

tinggi lebih dari 140/90 mmHg, pusing sakit kepala pada daerah

tengkuk yaitu tanda-tanda Hipertensi dan sesak nafas saat udara

dingin dan banyak debu, pernapasan berbunyi mengik yaitu

tanda-tanda Asma, tidak pernah mengalami kecelakaan/trauma

yang menyebabkan patah tulang serta ibu tidak pernah

menderita penyakit yang di operasi seperti mioma dan kista.

Ibu mengatakan dikeluarga tidak ada yang menderita

penyakit dengan gejala batuk lebih dari 2 minggu, batuk disertai

dahak yaitu tanda-tanda TBC, penyakit keturunan dengan gejala

sering kencing, sering haus, sering lapar dimalam hari, mudah

mengantuk, berat badan turun yaitu tanda-tanda Diabetes

Millitus, tekanan darah tinggi lebih dari 140/90 mmHg, pusing

sakit kepala pada daerah tengkuk yaitu tanda-tanda Hipertensi

dan sesak nafas saat udara dingin dan banyak debu, pernapasan
118

berbunyi mengik yaitu tanda-tanda Asma, Ibu mengatakan

dalam keluarga tidak ada yang mempunyai riwayat bayi kembar.

G. Pola Kebiasaan

Ibu mengatakan tidak ada pantangan makan seperti

makan ikan dan telur, tidak minum jamu selama hamil, tidak

pernah minum obat-obatan selain dari tenaga kesehatan, tidak

pernah minum minuman keras atau merokok sebelum dan

selama hamil dan tidak pernah memelihara binatang dirumahnya

seperti ayam, kucing, anjing, burung dan lain-lain.

H. Pola Kebutuhan Sehari-hari

Ibu mengatakan sebelum hamil frekuensi makan 3 kali

sehari, porsi 1 piring dengan menu bervariasi seperti nasi, sayur-

sayuran, ikan, susu, telur serta tidak ada gangguan pada saat

makan. Ibu mengatakan frekuensi minum sebelum dan selama

hamil 7-8 gelas/hari dengan macam air putih, air teh, dan susu

serta tidak ada gangguan pada saat minum. Ibu mengatakan

sebelum dan selama hamil tidak ada perubahan pada pola

eliminasi yaitu frekuensi BAB 1 kali sehari, konsistensi lembek

warna kuning kecoklatan, tidak ada gangguan pada BAB.

Sedangkan pada BAK frekuensi 5-6 kali sehari, warna kuning

jernih dan tidak ada gangguan pada BAK. Ibu mengatakan

sebelum dan selama hamil tidak ada perubahan dalam pola

istirahat yaitu siang 1-2 jam dan malam 8 jam dan tidak ada

gangguan pada pola istirahat. Ibu mengatakan sebelum dan


119

selama hamil sehari-hari beraktivitas sebagai ibu rumah tangga,

bisa mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu, memasak,

menyuci dan lain-lain. Ibu mengatakan sebelum dan selama

hamil personal hygiennya yaitu mandi 2 kali sehari

menggunakan sabun, kramas 3 kali seminggu menggunakan

shampo, gosok gigi 3 kali sehari menggunakan pasta gigi, dan

ganti baju 2 kali sehari. Ibu mengatakan sebelum dan selama

hamil pola seksualnya tidak ada perubahan yaitu 2 kali dalam

seminggu tidak ada keluhan pada pola seksual dan tidak ada

gangguan .

I. Data Psikologis

Ibu mengatakan mengharapkan anak yang kelima ini dan

merasa senang dengan kehamilannya saat ini karena ibu berkata

banyak anak banyak rezeki. Ibu mengatakan suami dan keluarga

juga merasa senang dengan kehamilannya saat ini, ibu sudah

siap untuk melahirkan anaknya dan merawat anaknya.

J. Data Sosial Ekonomi

Ibu mengatakan penghasilan suaminya mencukupi untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari, tanggung jawab

perekonomiannya ditanggung oleh suami dan pengambilan

dalam keputusan yaitu bersama. Ibu mengatakan mempunyai

jaminan kesehatan seperti BPJS dari pemerintah.


120

K. Data Perkawinan

Ibu mengatakan status perkawinannya Sah sudah

terdaftar di KUA, ini adalah perkawinan yang pertama dan lama

perkawinannya yaitu 17 tahun dan usia saat menikah umur 20

tahun.

L. Data Spiritual

Ibu mengatakan beribadah sesuai ajaran agama Islam

seperti mengerjakan sholat 5 waktu serta selalu berdoa agar

janinnya normal dan sehat serta saat persalinan nanti diberi

kelancaran.

M. Data Sosial Budaya

Ibu mengatakan sudah tidak percaya dengan adat istiadat

setempat seperti membawa gunting kemana-mana pada saat

keluar rumah untuk menjaga bayinya dari makhluk gaib.

12) Data Pengetahuan Ibu

Ibu mengatakan sudah mengerti tanda-tanda persalinan

seperti keluar lendir bercampur darah, keluar cairan ketuban dari

jalan lahir akibat pecahnya selaput ketuban, ibu sudah tahu

tentang anemia sedang tetapi belum tahu komplikasi yang dapat

ditimbulkan dan cara mengatasi anemia sedang.


121

h) Data Obyektif

1. Pemeriksaan Fisik

Dari hasil pemeriksaan fisik yang telah dilakukan pada

tanggal 5 September 2018 diperoleh dari hasil keadaan umum

ibu baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 120/80

mmHg, denyut nadi 80x/menit, pernapasan 21x/menit, suhu

36,6°C, tinggi badan 148 cm, berat badan ibu saat ini 58 Kg,

berat badan sebelum hamil 49 Kg, berat badan saat trimester I

naik 3 kg, trimester II naik 3 kg, trimester III naik 3 kg, jadi

kenaikan berat badan ibu selama hamil 9 kg, lingkar lengan kiri

atas (LILA) 27 cm.

2. Pemeriksaan Obstetric

Pada pemeriksaan fisik secara inspeksi, kepala

mesochepal, rambut bersih, tidak rontok, tidak ada ketombe,

muka tidak odem, mata simetris, reflek pupil positif, penglihatan

baik, konjungtiva merah muda, sclera putih, hidung bersih, tidak

ada pembesaran polip, mulut bersih, bibir lembab, gusi tidak

epulis, gigi tidak ada caries, tidak ada stomatitis, telinga

simetris, serumen dalam batas normal, pendengaran baik, leher

tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis, aksila

tidak ada pembesaran kelenjar limfe, pada dada bentuk simetris,

tidak ada retraksi dinding dada, mamae simetris, tidak ada

benjolan abnormal, tidak ada luka bekas operasi, abdomen

sesuai dengan usia kehamilan, tidak ada pembesaran hepar,


122

genetalia tidak ada varises, tidak oedem, anus tidak ada

hemoroid, dan ekstermitas atas tidak odema, kuku tidak pucat,

ekstermitas bawah tidak oedem, kuku tidak pucat, dan tidak

varises.

Didapatkan dari hasil pemeriksaan obstetri, secara

inspeksi muka tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum, tidak

oedem, mamae simetris, putting susu menonjol, areola

membesar, kolostrum/ASI belum keluar, kebersihan terjaga,

pada abdomen ada linea nigra dan streae gravidarum, tidak ada

luka bekas operasi, genetalia tidak ada varises, tidak oedem,

pengeluaran pervagina tidak ada.

Didapatkan hasil palpasi Leopold I : TFU di atas

simpisis, bagian fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting

yaitu bokong janin, Leopold II : pada perut sebelah kanan ibu

teraba memanjang, keras, ada tahanan seperti papan yaitu

punggung janin, pada bagian perut sebelah kiri ibu teraba

bagian-bagian kecil, tidak merata yaitu ekstermitas janin,

Leopold III : pada bagian bawah perut ibu teraba bulat , keras,

melenting, ada tahanan, bisa digoyangkan kepala belum masuk

panggul yaitu kepala janin. Leopold IV : bagian bawah janin

yaitu kepala belum masuk pintu atas panggul (PAP) /

konvergen.

Pengukuran menurut Mc. Donald tinggi fundus uteri

(TFU) : 26 cm dan dari TFU yang ada sehingga di temukkan


123

taksiran berat badan janin (TBBJ) yaitu (26-11) x 155 = 2.325

gram.

Hari perkiraan lahir (HPL) : 2 Oktober 2018 dan umur

kehamilan 39 minggu lebih 6 hari. Pada pemeriksaan auskultasi

denyut jantung janin /DJJ: 131x/menit.

Sedangkan pada pemeriksaan perkusi reflek patella

kanan dan kiri positif (+) dan tidak dilakukan pemeriksaan

lingkar panggul.

3. Pemeriksaan penunjang

Dilakukan pemeriksaan laboratorium pada tanggal 5

September 2018 di Puskesmas Dukuhwaru dengan HB : 9,9 gr%,

VCT : NR, HBsAg : NR, sifilis : NR, golda : B.

j. Interpretasi Data

a. Diagnosa (Nomenklatur)

Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan maka

didapatkan diagnosa nomenklatur: Ny. R umur 36 tahun G5P4A0

hamil 39 minggu lebih 6 hari, janin tunggal, hidup intra uterin, letak

memanjang, punggung kanan, dengan presentasi kepala, konvergen

dengan kehamilan anemia sedang, grandemultipara dan faktor

umur >35 tahun.

1. Data Subyektif :

Ibu mengatakan bernama Ny. R umur 36 tahun, ibu

mengatakan ini kehamilan kelima dan tidak pernah mengalami

keguguran sebelumnya, ibu mengatakan tidak ada keluhan. Ibu


124

mengatakan hari pertama haid terakhirnya tanggal 25 Desember

2017.

2. Data Obyektif :

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tekanan

darah 120/80 mmHg, respirasi 21x/menit, nadi 80x/menit, suhu

36,6°C. Palpasi : Leopold I : teraba bulat, lunak, dan tidak

melenting yaitu bokong, Leopold II : pada bagian kanan ibu

teraba panjang, ada tahanan seperti papan yaitu punggung janin,

di bagian kiri ibu teraba kecil - kecil janin tidak beraturan yaitu

ekstermitas janin, Leopold III : bagian terendah teraba bulat,

keras, melenting, dan masih bisa di goyangkan yaitu kepala

janin, Leopold IV : bagian terendah janin belum masuk panggul

(konvergen), TFU: 26 cm, TBBJ: (26-11) x 155 = 2.325 gram,

DJJ regular 131x/menit, HB: 9,9 gr%.

b. Masalah

Ibu merasa perut bagian bawah terasa sakit.

c. Kebutuhan

Istirahat yang cukup dan memberi support mental.

k. Diagnosa Potensial

Dari data yang diperoleh dalam kasus ini didapatkan diagnose

potensial berikut:

4) Pada ibu terjadi : anemia berat, partus prematur.

5) Pada janin terjadi : asfiksia, cacat bawaan, IUFD.


125

l. Antisipasi Penanganan Segera

(3) Pemberian tablet Fe

(4) Pengawasan menjelang persalinan

m. Intervensi

5) Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

6) Beritahu ibu tentang anemia dan cara mencegahnya

7) Anjurkan ibu untuk rutin minum tablet Fe

8) Beritahu ibu efek samping dari tablet Fe

9) Beritahu ibu cara mengurangi nyeri pada perutnya

10) Anjurkan ibu makan-makanan yang bergizi

11) Anjurkan ibu untuk makan kuning telur atau telur puyuh

12) Beritahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan pada Trimester III.

13) Anjurkan ibu untuk memeriksakann kehamilannya dan cek Hb

kembali.

n. Implementasi

g) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan yaitu :

tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80x/menit, suhu 36,6°C,

pernapasan ibu 22x/menit, detak jantung janin 138x/menit.

Pemeriksaan perut juga posisinya normal, bagian atasnya teraba

bokong, bagian kanan punggung , bagian kiri ekstermitas, bagian

bawahnya kepala. LILA : 27 cm, TFU : 26 cm, TBBJ : 2.325 gram.

h) Memberitahu ibu tentang anemia yaitu suatu keadaan dimana kadar

hb dalam darah kurang dari normal (<11gr%) jika tidak segera

teratasi maka akan menimbulkan bahaya bagi ibu dan akan terjadi
126

perdarahan saat bersalin atau sesudah bersalin. Sedangkan bahaya

untuk janinnya yaitu janin akan mengalami BBLR dan akan

mengalami cacat bawaan. Cara mencegahnya dengan mengkonsumsi

tablet Fe dan menambah asupan makanan yang mengandung zat besi.

i) Menganjurkan ibu untuk rutin meminum tablet Fe 500mg yaitu :

i. Diminum pada malam hari untuk mengurangi rasa mual

j. Diminum dengan menggunakan air putih atau air jeruk.

k. Hindari minum teh atau kopi karena dapat menghambat proses

penyerapan tablet penambah darah (Fe).

j) Memberitahu ibu tentang efek samping mengkonsumsi tablet

penambah darah (Fe) yaitu:

5. Ibu akan mengalami mual setelah mengkonsumsi tablet Fe

6. Ibu akan mengalami BAB susah.

k) Memberitahu ibu tentang senam ibu hamil yaitu :

1) Berjalan kaki : lakukanlah pada trimester III karena membantu

posisi bayi agar masuk ke jalan lahir.

2) Posisi jongkok : senam ini dilakukan dengan posisi punggung

lurus dan pelan - pelan menurunkan badan sampai jongkok.

Tahan selama 10 detik dan kembali ke posisi berdiri. Untuk

memperkuat otot paha dan peregangan otot panggul.

3) Memiringkan panggul : memiringkan panggul dapat

meningkatkan kekuatan otot dan meredakan sakit pinggang

terutama pada trimester III. Ambil posisi merangkak dengan


127

kepala sejajar punggung. Tengadah ke atas sambil menarik dan

melepas nafas.

l) Memberitahu ibu cara mengurangi nyeri pada perutnya yaitu :

9) Hindari melakukan gerakan tiba-tiba jika sakit perut terjadi

10) Bungkukkan badan ke arah sumber sakit untuk membantu

melegakan

11) Minum air putih minimal 2 liter perhari

12) Tidurlah dalam posisi menyamping dan hindari tidur terlentang

13) Olahraga ringan seperti jalan kaki pada pagi hari

m) Menganjurkan ibu untuk makan-makanan yang bergizi seperti sayur-

sayuran hijau, daging, ikan, telur, susu.

n) Menganjurkan ibu untuk makan kuning telur atau telur puyuh setiap

hari agar hb ibu meningkat dan tidak terjadi anemia.

o) Memberitahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan pada trimester III

yaitu:

6) Ibu akan mengalami sakit kepala yang hebat

Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah yang serius

adalah sakit kepala hebat, yang menetap dan tidak hilang dengan

beristirahat. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah

gejala dari terjadinya pre-eklampsia.

7) Ibu akan mengalami pandangan mata kabur

Penglihatan menjadi kabur dapat disebabkan oleh sakit

kepala yang hebat, sehingga terjadi odem pada otak dan

meningkatkan resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf


128

pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala,

kejang), dan gangguan penglihatan, perubahan penglihatan atau

pandangan mata kabur, dapat menjadi tanda pre-eklampsia.

8) Ibu akan merasakan gerakan janin yang berkurang

Ibu mulai merasakan gerakan bayinya pada bulan ke-5

atau ke-6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih

awal. Jika bayi tidur gerakannya melemah. Bayi harus bergerak

paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan bayi akan

lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika

ibu makan dan minum dengan baik.

9) Ibu akan mengalami keluar cairan ketuban sebelum waktunya.

Keluar cairan ketuban sebelum waktunya atau yang di

sebut ketuban pecah dini apabila terjadi sebelum persalinan

berlangsung yang disebabkan karena berkurangnya kekuatan

membrane atau meningkatnya tekanan intra uteri, juga karena

adanya infeksi yang berasal dari vagina atau serviks.

10) Ibu akan mengalami perdarahan pervaginam

Pada kehamilan lanjut perdarahan yang tidak normal

seperti plasenta previa dan solusio plasenta.

p) Menganjurkan pada ibu untuk memeriksakan kehamilannya dan cek

Hb kembali.

o. Evaluasi

2) Ibu sudah mengerti tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

seperti tekanan darah normal dan detak jantung bayi juga normal
129

3) Ibu sudah mengerti tentang anemia dan cara mencegahnya.

4) Ibu bersedia untuk rutin minum tablet Fe dan sudah mengerti cara

minum tablet Fe.

5) Ibu sudah mengetahui efek samping dari mengkonsumsi tablet Fe.

6) Ibu sudah tahu cara mengurangi nyeri pada perutnya.

7) Ibu bersedia untuk makan-makanan yang bergizi.

8) Ibu bersedia untuk makan kuning telur setiap hari.

9) Ibu sudah mengerti tanda bahaya pada kehamilan Trimester III.

10) Ibu bersedia untuk memeriksakan kehamilannya dan cek Hb

kembali.

Data Perkembangan II

Tanggal : 2 Oktober 2018

Waktu : 10.00 WIB

Tempat : Rumah Ny. R

1. Data Subyektif

Ibu mengatakan bernama Ny. R umur 36 tahun, ibu mengatakan ini

kehamilan kelima dan belum pernah keguguran. Ibu mengatakan hari pertama

haid terakhir yaitu tanggal 25 Desember 2017. Ibu mengatakan tidak ada

keluhan.

2. Data Obyektif

Dari hasil pemeriksaan fisik yang telah dilakukan, terdapat hasil

keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 120/80

mmHg, nadi 80 x/menit, pernapasan 21 x/menit, suhu 36,5°C, LILA 27 cm,


130

berat badan 57 Kg, TFU 29 cm, TBBJ 2.635 gram, DJJ 138 x/menit.

Didapatkan hasil pemeriksaan obstetri secara inspeksi muka tidak pucat, tidak

ada cloasma gravidarum pada muka, mamae simetris, putting susu menonjol,

areola menghitam, kolostrum/ASI sudah keluar, kebersihan terjaga, pada

abdomen tidak ada linea nigra dan tidak ada streae gravidarum, dan tidak ada

luka bekas operasi.

Sedangkan pada pemeriksaan palpasi terdapat Leopold I : teraba

bulat, lunak, tidak melenting yaitu bokong janin, Leopold II : pada perut

bagian kanan ibu teraba memanjang, keras, ada tahanan seperti papan yaitu

punggung janin, pada perut bagian kiri teraba kecil-kecil tidak beraturan,

tidak merata yaitu ekstermitas janin, Leopold III : pada bagian perut ibu

bagian bawah teraba bulat, keras, melenting, sudah tidak bisa di goyangkan

yaitu kepala janin, Leopold IV : bagian bawah janin yaitu kepala sudah

masuk panggul (divergen).

3. Assesment

Ny. R umur 36 tahun G5P4A0 hamil 40 minggu lebih 1 hari, janin

tunggal, hidup intra uterin, letak memanjang, punggung kanan, presentasi

kepala, divergen dengan kehamilan anemia sedang, grandemultipara, faktor

umur >35 tahun.

4. Penatalaksanaan

(3) Memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

yaitu: Tekanan darah ibu 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 36,5°C,

pernapasan ibu 21 x/menit, detak jantung janin ibu 138 x/menit. Pada

pemeriksaan palpasi terdapat posisi normal, bagian atasnya teraba


131

bokong, bagian kanan teraba punggung, bagian kiri teraba ekstermitas,

pada bagian bawah teraba kepala, sudah masuk panggul dan bayi dalam

keadaan baik. BB 57 kg, LILA 27 cm, TFU 29 cm, TBBJ 2.635 gram.

Evaluasi : Ibu sudah mengetahui tentang hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan.

(4) Mengingat kembali kepada ibu tentang keadaannya yaitu saat ini ibu

mengalami anemia sedang atau kekurangan zat besi yaitu jika tidak

segera teratasi maka akan menimbulkan bahaya bagi ibu, akan

mengalami anemia berat dan akan terjadi perdarahan saat bersalin atau

sesudah bersalin. Sedangkan bahaya untuk janinnya yaitu janin akan

mengalami BBLR dan akan mengalami cacat bawaan.

Evaluasi : Ibu sudah mengerti tentang keadaannya bahwa ibu mengalami

anemia dan bahayanya.

(5) Mengingat kembali kepada ibu cara mengatasi anemia yaitu dengan salah

satunya meminum tablet penambah darah (Fe) dan cara meminumnya

seperti :

6) Diminum pada malam hari untuk mengurangi rasa mual.

7) Diminum dengan menggunakan air putih atau air jeruk.

8) Hindari minum air teh atau kopi karena dapat menghambat proses

penyerapan tablet penambah darah (Fe).

Evaluasi : Ibu sudah mengerti tentang cara mengatasi anemia dan sudah

mengetahui cara meminum tablet Fe

(6) Mengingat kembali kepada ibu tentang efek samping mengkonsumsi

tablet penambah darah (Fe) yaitu:


132

d) Ibu akan mengalami mual setelah mengkonsumsi tablet Fe.

e) Ibu akan mengalami BAB susah.

Evaluasi : Ibu sudah mengetahui efek samping mengkonsumsi tablet Fe.

(7) Mengingat kembali kepada ibu selama hamil untuk makan-makanan

yang mengandung tinggi zat besi seperti sumber nabati (kentang, jamur,

bayam, jagung, kacang-kacangan) sumber hewani (daging merah, ikan,

telur).

Evaluasi : Ibu bersedia untuk makan-makanan tinggi zat besi.

(8) Mengingat kembali kepada ibu untuk makan kuning telur atau telur

puyuh setiap hari.

Evaluasi : Ibu bersedia makan kuning telur atau telur puyuh

(9) Menganjurkan ibu untuk sering melakukan komunikasi dengan tenaga

kesehatan jika ada keluhan atau ada yang ditanyakan seputar

kehamilannya.

Evaluasi : Ibu bersedia untuk melakukan komunikasi dengan tenaga

kesehatan jika ada keluahan.

(10) Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang memeriksakan

kehamilannya.

Evaluasi : Ibu bersedia kunjungan ulang untuk memeriksakan

kehamilannya.
133

Data Perkembangan III

Tanggal : 5 Oktober 2018

Pukul : 10.00 WIB

Tempat : Rumah Ny. R

1) Data Subyektif

Ibu mengatakan bernama Ny. R umur 36 tahun. Ibu mengatakan ini

kehamilan kelima dan belum pernah mengalami keguguran. Ibu mengatakan

merasa nyeri dibagian bawah perut. Ibu mengatakan pola makannya dan

istirahatnya terjaga, Ibu mengatakan rutin mengkonsumsi tablet Fe.

2) Data Obyektif

Dari hasil pemeriksaan fisik yang telah dilakukan, didapatkan hasil

keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 120/80 mmHg,

nadi 82 x/menit, pernapasan 21 x/menit, suhu 36,5 °C, LILA 27 cm, BB 57

kg.

Didapatkan hasil pemeriksaan obstetri secara inspeksi muka tidak

pucat, tidak ada chloasma gravidarum pada muka, mamae simetris, putting

susu menonjol, areola menghitam, kolostrum/ASI sudah keluar, kebersihan

terjaga, pada abdomen tidak ada linea nigra dan tidak ada streae gravidarum,

dan tidak ada luka bekas operasi.

Sedangkan pada pemeriksaan palpasi terdapat Leopold I : TFU 2 jari

di bawah prosesus xifoideus, bagian fundus teraba bulat, lunak, tidak

melenting yaitu bokong janin, Leopold II : pada perut bagian kanan ibu teraba

memanjang ada tahanan seperti papan yaitu punggung bayi, pada perut bagian
134

kiri ibu teraba bagian kecil-kecil yang tidak beraturan, tidak merata yaitu

ekstermitas bayi, Leopold III : pada bagian perut ibu di bagian bawah teraba

bulat, keras, melenting yaitu kepala janin, Leopold IV : bagian bawah janin

yaitu kepala sudah masuk pintu atas panggul / PAP (Divergen), DJJ 138

x/menit, TBBJ 2.790 gram, TFU 30 cm. Pada pemeriksaan Laboratorium

terdapat hasil yaitu Hb : 9.9 gr%.

3) Assesment

Ny. R umur 36 tahun G5P4A0 hamil 40 minggu lebih 4 hari, janin

tunggal, hidup, intra uterin, letak memanjang, punggung kanan, presentasi

kepala, Divergen dengan kehamilan anemia sedang, grandemultipara faktor

resiko umur >35 tahun.

4) Penatalaksanaan

e) Memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

yaitu: Tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 82 x/menit, suhu badan ibu

36,5°C, pernapasan 21 x/menit, detak jantung janin ibu 138 x/menit. TFU

30 cm, TBBJ 2.790 kg, BB 57 kg, LILA 27 cm, HB 9,9 gr%, inspeksi

kepala janin sudah masuk panggul.

Evaluasi : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.

f) Mengingat kembali kepada ibu untuk tetap meminum obat penambah

darah/tablet Fe yang diberikan oleh bidan agar Hb normal

Evaluasi : Ibu bersedia meminum obat penambah darah/tablet Fe sesuai

anjuran

g) Meningat kembali ibu untuk mengkonsumsi kuning telur

Evaluasi : Ibu bersedia untuk mengkonsumsi kuning telur


135

h) Mengingat kembali kepada ibu tentang tanda-tanda persalinan

b) Perut mulas-mulas yang teratur, semakin sering dan semakin lama.

c) Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir

d) Keluar cairan ketuban dari jalan lahir

Evaluasi : Ibu sudah mengerti tanda-tanda persalinan

i) Mengingat kembali kepada ibu untuk sering melakukan komunikasi

dengan tenaga kesehatan jika ada keluhan atau ada yang ditanyakan

seputar kehamilannya.

Evaluasi : Ibu bersedia untuk komunikasi dengan tenaga kesehatan jika

ada keluhan dan ada yang dipertanyakan tentang kehamilannya

j) Memberitahu ibu dan keluarga untuk mempersiapkan keperluan

persalinan seperti : biaya persalinan, surat - surat yang di perlukan, baju

bayi, bedong bayi, kain tapih, baju ganti ibu.

Evaluasi : ibu dan keluarga sudah mengerti persiapan saat persalinan.

k) Memotivasi ibu untuk USG ke dr. Sp. OG karena sudah lewat HPL

Evaluasi : Ibu memutuskan periksa di RS Adella. Hasilnya dokter

mengatakan di tunggu 1 minggu jika tidak ada tanda-tanda persalinan

maka ibu di minta datang ke RS Adella.

l) Mengingat kembali kepada Ibu untuk melakukan kunjungan ulang.

Evaluasi : Ibu bersedia untuk kunjungan ulang.


136

B. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan

a) Catatan Rujukan

Pada tanggal 20 Oktober 2018 pukul 10.00 WIB Ny. R datang ke

puskesmas Dukuhwaru karena sudah mengeluarkan lendir darah.

a. Subjektif

Ny. R umur 36 tahun mengatakan HPHT 25 Desember 2017.

Ibu mengatakan sudah mengeluarkan lendir darah dan kencang -

kencang, ibu mengatakan masih merasakan gerakan janin, ibu

mengatakan disarankan dokter rumah sakit dirujuk karena umur

janin sudah melewati bulan harus segera dilakukan tindakan induksi

persalinan agar janinnya terselamatkan.

b. Obyektif

Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik,

kesadaran composmentis, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi : 80

x/menit, suhu : 36,5°C, pernapasan : 22 x/menit. Konjungtiva pucat

sklera putih dan ekstermitas tidak oedema dan varises. Pada

pemeriksaan palpasi didapatkan tinggi fundus uteri 30 cm, punggung

kanan, presentasi kepala, kepala janin sudah masuk pintu atas

panggul, DJJ : 140 x/menit teratur, gerakan janin aktif, sudah ada

pengeluaran pervagina berupa lendir bercampur darah, vulva tidak

oedema dan varises, pada anus tidak ada hemoroid, protein urine

negatif. Pemeriksaan dalam : keadaan portio tipis, pembukaan 1 cm

longgar, ketuban positif, bagian terendah kepala, penurunan Hodge

II, titik penunjuk UUK, tidak ada bagian menumbung. Hb : 9.9gr%.


137

c. Assesment

Ny. R umur 36 tahun G5P4A0 hamil 42 minggu lebih 5 hari,

janin tunggal, hidup intra uterin, letak memanjang, punggung kanan,

presentasi kepala, divergen dengan inpartu kala I fase laten,

grandemultipara dan serotinus.

d. Penatalaksanaan

2) Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa

keadaan ibu baik, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80 x/menit,

suhu 36,5°C, pernafasan 22 x/menit, DJJ 140x/menit teratur dan

sudah ada pembukaan.

Evaluasi : ibu dan keluarga sudah tahu hasil pemeriksaan.

3) Memotivasi ibu untuk di rujuk ke RS Adella

Evaluasi : ibu bersedia untuk di rujuk ke RS Adella

4) Mengatur posisi ibu yang nyaman, yaitu miring kiri agar

oksigen janin terpenuhi dan. cepat lahir.

Evaluasi : Ibu sudah dalam posisi miring

5) Menganjurkan keluarga untuk mendampingi ibu selama proses

rujukan dan persalinan.

Evaluasi : Keluarga bersedia untuk mendampingi ibu.

6) Menganjurkan ibu untuk makan atau minum jika tidak ada

kontraksi.

Evaluasi : Ibu bersedia makan atau minum jika tidak ada

kontraksi.

7) Menganjurkan ibu untuk tarik nafas saat ada kontraksi


138

Evaluasi : Ibu bersedia untuk tarik nafas saat ada kontraksi

8) Memberitahu ibu dan keluarga untuk menyiapkan kebutuhan

bersalin bagi ibu pakaian ganti, pembalut, kain untuk bayi popok,

bedong, baju bayi, topi sarung tangan dan sarung kaki.

Evaluasi : keluarga sudah menyiapkan persiapan untuk bersalin.

2. Catatan Kemajuan Persalinan di RS Adella

a. Tanggal 20-10-2018 jam 13.00 WIB

e) Subyektif : pasien datang rujukan dari Puskesmas Dukuhwaru

G5P4A0 UK 42 minggu lebih 5 hari dengan resiko

tinggi hamil umur >35 tahun, multigravida, anemia

sedang dan serotinus

f) Obyektif : TD : 110/70 mmHg, nadi : 86 x/menit, TFU : 30 cm,

HIS : 3 kali selama 25 detik dalam waktu 10 menit,

DJJ : 149-155 x/menit, VT : pembukaan 1 jari longgar,

portio tipis lunak, kepala Hodge II, KK (+), titik

penunjuk : UUK, tidak ada bagian menumbung.

g) Assesment : Ny. R G5P4A0 UK 42 minggu lebih 5 hari inpartu kala

I fase laten dengan resti umur >35 tahun, multigravida,

anemia sedang dan serotinus

h) Penatalaksanaan : Kolaborasi dr. Sp. OG

Hasil : Observasi jika tidak ada kemajuan persalinan maka dilakukan

induksi.
139

Tabel 2.3 pemantauan kala I

Jam TD S N DJJ HIS VT Ketuban BR VU

13.00 110/70 36,5 80 149 3x10’25’’ 1 Utuh Tidak Tidak


ada ada
14.00 110/70 36.5 80 138 3x10’25’’ Utuh

15.00 120/80 36.5 81 136 3x10’25’’ Utuh


Tidak Tidak
16.00 120/80 36.5 80 128 3x10’30’’ 2 Utuh ada ada

b. Jam 14.00 WIB

Observasi HIS 3 kali selama 25 detik dalam waktu 10 menit, DJJ : 138-

143 x/menit

c. Jam 15.00 WIB

Observasi HIS 3 kali selama 25 detik dalam waktu 10 menit, DJJ : 136-

140 x/menit

d. Jam 16.00 WIB

Observasi HIS 3 kali selama 30 detik dalam waktu 10 menit, DJJ : 123-

128 x/menit, VT pembukaan 2 jari longgar, portio tipis, lunak, kepala

Hodge II, ketuban utuh, titik penunjuk UUK, tidak ada bagian

menumbung.

e. Jam 17.00 WIB

Observasi HIS 3-4 kali selama 30 detik dalam waktu 10 menit, DJJ :

126-130 x/menit

f. Jam 18.25 WIB


140

Observasi HIS 3 kali selama 35 detik dalam waktu 10 menit, DJJ : 136-

140 x/menit, VT pembukaan lengkap 10 cm, keadaan portio tipis, titik

penunjuk kepala, penurunan kepala Hodge III, ketuban pecah spontan.

g. Jam 18.40 WIB

Observasi HIS 3 kali selama 35 detik dalam waktu 10 menit, DJJ : 125-

130 x/menit, pimpin persalinan

h. Jam 18.50 WIB

Bayi lahir spontan, JK : perempuan, BB : 3000 gr, PB : 48 cm, A/S :

9.10.10, air ketuban : hijau, cacat (-), anus (+), injeksi oxytocin 1 ampul

/ IM.

i. Jam 19.00 WIB

Plasenta lahir spontan, lengkap, perenium utuh, PPV dalam batas

normal, kontraksi uterus keras, TFU 2 jari di bawah pusat

C. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

1. Kunjungan Nifas 2 hari post partum (KF)

Tanggal : 22 Oktober 2018

Waktu : 12.40WIB

Tempat : Rumah Ny. R

a. Data Subyektif

Ibu mengatakan telah melahirkan bayinya 2 hari yang lalu,

ibu mengatakan saat ini perutnya masih merasa sedikit mulas, ibu
141

mengatakan ASI sudah keluar dan ibu sudah menyusui bayinya, ibu

mengatakan sudah BAB.

b. Data Obyektif

Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan terdapat hasil

keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis. Tanda vital :

tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, pernapasan 22

x/menit, suhu 36,5°C, LILA 27cm, muka tidak pucat, tidak odema,

konjungtiva merah muda, sclera putih, payudara simetris, bersih,

tidak ada luka bekas operasi, puting susu menonjol, ASI sudah

keluar. Pada pemeriksaa palpasi didapat tinggi fundus uteri (TFU) 2

jari dibawah pusat, kontraksi keras, lochea rubra warna merah darah,

konsistensi cair, berbau khas, perdarahan 25 cc, tidak ada jahitan

pada perineum, tidak ada tanda infeksi, tanda homan negatif.

c. Assesment

Ny. R umur 36 tahun P5A0 2 hari post partum dengan nifas normal

d. Penatalaksanaan

b. Memberitahu kepada ibu hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan yaitu :

KU : baik, tanda - tanda vital : Tekanan darah ibu 120/80 mmHg,

nadi 80 x/menit, suhu 36,5°C, pernapasan ibu 22 x/menit, TFU :

2 jari dibawah pusat, kontraksi keras, perdarahan : 25 cc, lochea :

rubra, tidak ada perdarahan berlebihan.

Evaluasi : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan.
142

c. Memberitahu ibu tentang penyebab perut ibu masih merasa

mules dikarenakan adanya proses involusi uterus / kembalinya

rahim kebentuk semula seperti sebelum hamil, jadi hal tersebut

wajar dan alami saat masa nifas

Evaluasi : Ibu sudah mengerti penyebab dari masalahnya

d. Memberitahu ibu untuk makan-makanan yang bergizi seperti

mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat

(nasi,gandum), protein (daging,ikan), vitamin dan mineral serta

sayur-sayuran hijau dan buah-buahan.

Evaluasi : ibu bersedia untuk makan-makanan yang bergizi.

e. Memberitahu ibu tanda bahaya masa nifas yaitu perdarahan

pervaginam, keluar cairan yang berbau dari jalan lahir, tekanan

darah lebih dari 140/90 mmHg, pandangan mata kabur, sakit

kepala yang tidak hilang ketika dibawa tidur, bengkak pada kaki,

pada tangan dan muka (tanda preeklampsia), nyeri pada ulu hati,

nyeri pada payudara, payudara bengkak dan kemerahan,

kehilangan nafsu makan, mual muntah, demam tinggi lebih dari

38°C. Apabila terdapat tanda-tanda bahaya tersebut segera

datang ke tenaga kesehatan.

Evaluasi : Ibu sudah mengerti tanda bahaya masa nifas

f. Memberitahu ibu tentang pemberian ASI eksklusif yaitu

memberikan ASI saja pada bayi saja selama 6 bulan tanpa

makanan pendamping dan minuman apapun kecuali vitamin dan


143

obat-obatan dari tenaga kesehatan dan menganjurkan ibu untuk

menyusui bayinya sesering mungkin (On Demaind).

Evaluasi : Ibu bersedia untuk memberikan ASI eksklusif dan

menyusui secara On Demaind pada bayinya.

g. Menganjurkan ibu untuk perawatan perenium atau daerah

genetalia yaitu mengganti pembalut 2-3 kali sehari, membasuh

daerah genetalia dari atas terlebih dahulu kemudian kebawah

dan menjaga agar tetap kering dan bersih

Evaluasi : Ibu bersedia untuk menjaga kebersihannya.

h. Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan cairan guna

memperlancar pengeluaran ASI yaitu 14 gelas pada 6 bulan

pertama serta istirahat yang cukup saat bayi tidur.

Evaluasi : ibu bersedia untuk memenuhi kebutuhan cairannya

dan istirahat yang cukup

i. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang di puskesmas atau jika ada

keluhan

Evaluasi : ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang

9) Mengajarkan pada ibu cara menyusui yang benar dengan cara :

a) Sebelum menyusui, keluarkan sedikit ASI untuk mengolesi

puting ibu agar bayi mencium aromanya dan lebih berselera

menyusus.

b) Susui bayi setiap kali menginginkan dan selama bayi mau.

c) Saat menyusui, letakkan bayi dalam pangkuan sedemikian

rupa hingga wajah dan tubuhnya menghadap ke payudara


144

ibu. Posisinya harus lurus searah dari telinga, hidung dan

badannya. Dagunya menempel di payudara ibu.

d) Duduklah dalam posisi yang nyaman dan tegak, jangan

membungkuk. Kalau perlu, sangga tubuh bayi dengan

bantal.

e) Jika bayi menyusu pada payudara kiri, letakkan kepalanya

di siku lengan kiri ibu. Lengan kiri bayi bebas ke arah

payudara. Begitupun sebaliknya.

f) Topanglah payudara dengan meletakkan ibu jari tangan ibu

di atas puting dan keempat jari menyangga payudara.

g) Usai menyusui, bayi akan melepaskan isapannya. Kalau

tidak, lepaskan puting dengan memasukkan jari kelingking

ibu ke mulut bayi melalui sudut mulut atau tekan dagu bayi

agar bibir bawahnya terbuka. Jangan langsung menarik

puting terlalu kuat selagi masih berada di dalam mulut bayi

karena akan membuatnya lecet.

h) Usai menyusui, usapkan ASI ke puting ibu sebagai pelumas

dan perlindungan.

Evaluasi : ibu sudah tahu cara menyusui yang benar

2. Data Perkembangan Nifas 8 hari (KF)

Tanggal : 28 Oktober 2018

Pukul : 14.00 WIB

Tempat : Rumah Ny. R


145

a. Data Subyektif

Ibu mengatakan telah melahirkan 8 hari yang lalu, ibu

mengatakan tidak ada keluhan dan ASI sudah keluar lancar, dan

masih keluar darah bercampur lendir dari vagina ibu.

b. Data Obyektif

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, keadaan umum ibu

baik, kesadaran composmentis. Tanda vital : tekanan darah 110/70

mmHg, nadi 82 x/menit, pernapasan 22 x/menit, suhu 36°C. Muka

tidak pucat, tidak oedema, konjungtiva merah muda, sclera putih,

payudara simetris, puting susu menonjol, ASI sudah keluar banyak.

Pada pemeriksaan palpasi di dapatkan tinggi fundus uteri (TFU)

berada di pertengahan pusat dan simpisis, kontraksi keras, lochea

sanguinolenta yaitu darah bercampur lendir warna kecoklatan, tidak

ada tanda infeksi, ekstremitas atas dan bawah tidak pucat, gerak

normal, tidak oedema, tidak varises, tanda homan negatif.

c. Assesment

Ny. R umur 36 tahun P5A0 8 hari post partum dengan nifas normal.

d. Penatalaksanaan

c) Memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan yaitu: Tekanan darah ibu 110/70 mmHg, nadi 82

x/menit, suhu 36°C, pernapasan ibu 22 x/menit. Pada

pemeriksaan palpasi terdapat TFU pertengahan pusat dan

simpisis, kontraksi keras dan pengeluaran pervagina lochea

sanguinolenta
146

Evaluasi : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan

d) Mengingat kembali kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan

yang mengandung gizi seimbang seperti mengkonsumsi

makanan yang mngandung karbohidrat (nasi, jagung, roti, dan

lain-lain), protein (ikan, ayam, telur), mineral (air putih),

vitamin (sayur dan buah-buahan).

Evaluasi : Ibu sudah mengetahui makanan yang mengandung

gizi seimbang dan ibu siap mengkonsumsinya

e) Mengingat kembali kepada ibu untuk mengurangi aktivitas yang

melelahkan dan mempertahankan pola istirahat (tidur) yang

benar yaitu 2 jam pada siang hari dan 8 jam pada malam hari.

Saat bayi sedang tidur sebaiknya ibu juga ikut tidur.

Evaluasi : Ibu bersedia melaksanakan apa yang sudah

dianjurkan

f) Memberikan konseling pada ibu mengenai menjaga bayi agar tetap

hangat yaitu dengan meletakkan bayi ke ditempat yang hangat,

memakaikan pakaian yang kering dan bersih, segera mengganti

pakaian yang basah dan tidak meletakkan bayi dibawah kipas

angin

Evaluasi : Ibu bersedia menjaga kehangatan bayinya

g) Mengingatkan ibu untuk minum tablet Fe

Evaluasi : Ibu bersedia untuk minum tablet Fe


147

h) Menganjurkan ibu untuk memeriksakan diri ke tenaga kesehatan

apabila ibu atau bayinya ada keluhan

Evaluasi : ibu bersedia untuk memeriksakan dirinya.

7) Mengajarkan ibu cara merawat payudara yang benar dengan

cara :

a) Buka pakaian ibu.

b) Letakkan handuk di atas pangkuan ibu tutuplah payudara

dengan handuk.

c) Buka handuk pada daerah payudara dan taruh di pundak.

d) Kompres puting susu dengan menggunakan kapas minyak

selama 3-5 menit agar epitel yang lepas tidak menumpuk

lalu bersihkan kerak-kerak pada puting susu.

e) Bersihkan dan tariklah puting susu keluar terutama untuk

puting susu yang datar.

f) Ketuk-ketuk sekeliling puting susu dengan ujung-ujung jari.

(c) Pengurutan I

b. Licinkan kedua tangan dengan baby oil

c. Menyongkong payudara kiri dengan tangan kiri,

lakukan gerakan kecil dengan 2 atau 3 jari tangan

mulai dari pangkal payudara dengan gerakan

memutar berakhir pada daerah puting (dilakukan

20-30 kali).
148

(d) Pengurutan II

Membuat gerakan memutar sambil menekan

dari pangkal payudara dan berakhir pada puting susu

(dilakukan 20-30kali) pada kedua payudara.

(e) Pengurutan III

Meletakkan kedua tangan diantara payudara,

mengurut dari tengah ke atas sambil mengangkat kedua

payudara dan lepaskan keduanya perlahan.

(f) Pengurutan VI

Mengurut payudara dengan sisi kelingking dari

arah pangkal ke arah puting susu.

g) Payudara di kompres dengan air hangat lalu dingin secara

bergantian kira-kira 5 menit. Keringkan dengan handuk dan

pakailah BH khusus yang dapat menopang dan menyangga

payudara.

Evaluasi : ibu bersedia untuk melakukan perawatan

payudara.

3. Data Perkembangan Nifas 15 hari (KF)

Tanggal : 4 November 2018,

Pukul : 15.00 WIB

Tempat : Rumah Ny. R


149

a. Data Subyektif

Ibu mengatakan telah melahirkan 15 hari yang lalu, ibu

mengatakan saat ini tidak ada keluhan, ibu mengatakan ASI sudah

keluar lancar, ibu mengatakan mengkonsumsi makanan bergizi

seimbang.

b. Data Obyektif

Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, tekanan

darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, pernapasan 24 x/menit, suhu

36,5°C. Muka tidak pucat, tidak oedema, konjungtiva merah muda,

sclera putih, payudara simetris, tidak ada benjolan, puting susu

menonjol, ASI sudah keluar banyak. Pada pemeriksaan palpasi di

dapatkan tinggi fundus uteri (TFU) sudah tidak teraba, lochea serosa ,

pengeluaran pervaginam berwarna kekuningan, ekstermitas atas dan

bawah tidak pucat, gerak normal, tidak oedema, tidak varises, tanda

homan negatif.

c. Assesment

Ny.R umur 36 tahun P5A0 15 hari post partum dengan nifas normal

d. Penatalaksanaan

5) Memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan yaitu : Tekanan darah ibu 120/80 mmHg, nadi 80

x/menit, suhu 36,5°C, pernapasan 24 x/menit. Pada pemeriksaan

palpasi terdapat TFU sudah tidak teraba, kontraksi keras dan

pengeluaran pervagina lochea serosa yaitu berwarna kekuningan.


150

Evalusi : Ibu sudah mengetahui hasil pemriksaan yang telah

dilakukannya

6) Memotivasi ibu agar selalu memberikan ASI ekslusif selama 6

bulan tanpa tambahan apapun kecuali vitamin, obat dan mineral

Evaluasi : Ibu bersedia melakukannya

7) Menjelaskan pada ibu tentang alat kontrasepsi apa saja yang

dapat digunakan bagi ibu menyusui, seperti IUD, pil, suntik dan

implant

Evaluasi : Ibu mengerti dan dapat menyebutkan macam-macam

alat kontrasepsi.

8) Mengingat kembali kepada ibu untuk mendiskusikan dengan

suami tentang alat kontrasepsi yang akan dipilih

Evaluasi : Ibu bersedia untuk mendiskusikan dengan suami

9) Mengingat kembali kepada ibu untuk kunjungan ulang 4 minggu

yang akan datang.

Evaluasi : Ibu bersedia untuk kunjungan ulang 4 minggu yang

akan datang.

6) Memberitahu ibu jenis-jenis KB yaitu :

a) Pil

Pil dapat digunakan untuk menghindari kehamilan

pertama atau menjarangkan waktu kehamilan berikutnya

sesuai dengan keinginan Anda. Kekurangannya adalah pil

tidak melindungi dari penularan penyakit seksual. Terdiri

dari pil gabungan atau kombinasi yang mengandung dua


151

hormon sintetis, yaitu hormon estrogen dan progesteron.

Ada pula pil mini yang mengandung dosis kecil progesteron

dan tidak mengandung hormon estrogen. Dapat dikonsumsi

oleh wanita yang tidak dapat menggunakan kontrasepsi

menganndung estrogen karena mengidap tekanan darah

tinggi atau kegemukan.

b) Kondom

Kondom berbentuk kantung karet tipis yang

biasanya terbuat dari lateks, tidak memiliki pori, dipakai

oleh pria untuk mencegah sperma agar tidak masuk ke

dalam tubub wanita. Kelebihannya yaitu harga terjangkau,

mudah dibeli dan dapat mengurangi resiko penularan

penyakit seksual termasuk HIV/AIDS. Hanya saja kondom

adalah alat sekali pakai dan hanya efektif bila dipasang

dengan tepat.

c) AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

AKDR adalah perangkat plastik berbentuk huruf T

yang diletakkan di dalam rahim yang berguna untuk

menghadang sperma agar tidak membuahi sel telur. Bagi

ibu menyusui, AKDR tidak mempengaruhi asi, kelancaran

ataupun kadar asinya. Kelebihannya adalah waktu

pemakaian sekali untuk jangka panjang dan Anda bisa

segera kembali subur setelah AKDR dilepas. Namun bagi

beberapa penggunanya dapat menimbulkan rasa tidak


152

nyaman dan berpotensi menimbulkan efek samping berupa

rasa kram dan menambah menstrual bleeding.

d) Suntikan

Kontrasepsi suntikan adalah dengan menyuntikkan

obat pencegah kehamilan yang pemakaiannya dilakukan

dengan jalan menyuntikkan obat ke wanita subur. Obat ini

berisi Depo Medorxi Progesteron Acetate (DMPA).

Penyuntikkan dilakukan pada bokong atau pada pangkal

lengan. Suntikan bertahan hingga 3 bulan dan dapat

digunakan oleh wanita yang tidak dapat menggunakan

kontrasepsi mengandung estrogen. Efek sampingnya yaitu

mual dan nyeri pada payudara.

e) Implan

KB implan memiliki bentuk garis atau tabung tipis

sepanjang 40 mm dan selebar 2 mm yang mengandung

hormon progesteron dan terbuat dari bahan plastik. Implan

mencegahan pembuahan dengan cara menebalkan lendir

pada leher mulut rahim, serta membuat lapisan pada rahim

menipis, sehingga sperma sulit untuk membuahi dan rahim

tidak siap untuk terjadinya kehamilan. Dapat bekerja efektif

hingga 3 tahun lamanya namun memiliki efek samping

seperti rasa perih pada kulit di sekitar implan yang

dipasangkan, nyeri bengkak, serta kemungkinan menstruasi

menjadi tidak teratur.


153

Karena ibu sudah mempunyai anak > 3 disarankan

menggunakan jenis KB implant atau alat kontrasepsi dalam

rahim (AKDR) untuk mencegah kehamilan lagi.

Evaluasi : ibu sudah mengerti jenis-jenis KB dan ibu saat

ini masih menggunakan KB suntik 3 bulan.

D. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

Pada tanggal 20 Oktober 2018 pukul 18.50 WIB bayi lahir di Rumah

Sakit Adella. Bayi lahir normal, jenis kelamin perempuan, berat badan 3.000

gram, panjang badan 48 cm, lingkar kepala 34 cm, lingkar dada 33 cm,

menangis kuat, gerakan aktif, kulit kemerahan, denyut nadi 110 x/menit,

respirasi 40 x/menit, APGAR skor 9/10/10, pemberian vit K dan tetes mata

sudah diberikan.

1. Kunjungan Neonatal 2 hari (KN-1)

Tanggal : 22 Oktober 2018

Pukul : 12.40 WIB

Tempat : Rumah Ny. R

a. Data Subyektif

Ibu mengatakan bayinya lahir pukul 18.50 WIB dengan

selamat dan tidak ada keluhan, ibu mengatakan bayinya sudah BAB

sejak 2 hari yang lalu berwarna kehitaman, sudah BAK sejak 2 hari

yang lalu berwarna kuning jernih.


154

b. Data Obyektif

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, keadaan umum baik,

jenis kelamin perempuan, BB 3.000 gram, PB 48 cm, LK 34 cm, LD

33 cm, menangis kuat, kulit tidak ikterik, gerak aktif, denyut nadi

110 x/menit, pernapasan 40 x/menit, suhu 36,5°C, kepala cepal,

ubun - ubun tidak cekung, tidak ada benjolan, muka tidak pucat,

mata simetris, reaksi pupil ada aktif, hidung tidak ada nafas cuping

hidung, mulut / bibir tidak pucat, tidak ada atreksia koanal, telinga

simetris, leher tidak ada bulnek, thorak anterior simetris, tidak ada

retraksi dinding dada, genetalia labiya mayor sudah menutupi labiya

minor, terdapat lubang anus, ektermitas atas dan bawah jumlah jari

tangan dan kaki lengkap, tidak ada sindaktil dan polidaktil. APGAR

skor 9/10/10, reflek suching ada aktif, reflek rooting ada aktif, reflek

graps ada aktif, reflek moro ada aktif, reflek babyskin ada aktif.

c. Assesment

Bayi Ny. R umur 2 hari lahir normal, jenis kelamin

perempuan, dengan bayi baru lahir normal

d. Penatalaksanaan

(3) Memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan pada bayinya yaitu: Nadi 110 x/menit, suhu 36,5°C,

pernapasan 40 x/menit, berat badan bayi 3.000 gram, panjang

badan 48 cm, lingkar kepala 34 cm dan lingkar dada: 33 cm.

Evaluasi : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan pada

bayinya.
155

(4) Memberitahu ibu cara merawat tali pusat yang benar yaitu tali

pusat di bungkus dengan kasa bersih tanpa di berikan alkohol

atau obat merah. Gantilah kasa apabila kasa basah atau kotor

supaya terhindar dari infeksi.

Evaluasi : ibu sudah mengerti cara merawat tali pusat.

(5) Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan cara mengganti kain

yang kotor dengan kain yang bersih dan kering, kemudian

membedong bayi dan memakaikan topi ke kepala bayi

Evaluasi : Bayi sudah di gantikan pakaian yang kering dan

bersih

(6) Memberitahu ibu untuk menyusui banyinya setiap 2 jam sekali

atau ketika bayi menginginkannya agar bayi terhindar dari

dehidrasi dan menyusui secara ekslusif selama 6 bulan tanpa

tambahan makanan apapun ataupun susu formula

Evaluasi : Ibu bersedia untuk menyusui bayinya dan bersedia

untuk ASI eksklusif

(7) Memberitahu ibu tanda bahaya bayi baru lahir yaitu bayi tidak

mau menyusu, pernapasan cepat lebih dari 60 x/menit, warna

kulit pucat dan suhu lebih dari 37,5°C atau kurang dari 36,5°C

Evaluasi : Ibu sudah mengerti tanda bahaya bayi baru lahir

(8) Memberitahu ibu agar mengganti pakaian bayi yang basah /

terkena keringat karena kulit bayi yang sensitif agar tidak

menimbulkan ruam merah pada bayi.


156

Evaluasi: ibu bersedia untuk lebih memperhatikan kebersihan

bayinya.

(9) Menjelaskan kepada ibu tentang upaya memperbanyak ASI

a. Kompres payudara sebelum menyusui

b. Menyusui secara on demaind

c. Konsumsi makanan penambah ASI seperti sayuran hijau

d. Banyak minum air putih 8 gelas / hari

e. Posisi menyusui yang benar

Evaluasi : ibu sudah tahu upaya untuk memperbanyak ASI

(10) Menjelaskan kepada ibu manfaat ASI eksklusif kepada ibu

yaitu :

a) Untuk bayi : Sebagai sistem kekebalan tubuh bayi,

sebagai sumber nutrisi bayi, melindungi

bayi dari infeksi.

b) Untuk ibu : Menjalin kasih sayang antara ibu dan bayi,

sebagai alat kontrasepsi, mengurangi resiko

terkena kanker payudara dan kanker rahim.

Evaluasi : ibu sudah tahu manfaat ASI eksklusif untuk ibu dan

bayi

(11) Menjelaskan kepada ibu akibat dari kurangnya istirahat dapat

mengurangi produksi ASI

Evaluasi : ibu bersedia untuk cukup istirahat

(12) Menjelaskan kepada ibu tentang imunisasi dan manfaat

imunisasi yaitu :
157

a) Hepatitis B

Vaksin ini diberikan saat bayi baru lahir, paling baik

diberikan sebelum waktu 12 jam setelah bayi lahir. Vaksin

ini berfungsi untuk mencegah penularan hepatitis B dari ibu

ke anak saat proses kelahiran.

b) Polio

Vaksin polio diberikan sebanyak 4 kali sebelum bayi

berusia 6 bulan. Vaksin ini bisa diberikan pada saat lahir,

kemudian pada usia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan. Vaksin

ini diberikan untuk mencegah kelumpuhan.

c) BCG

Hanya diberikan sebanyak 1 kali dan disarankan

pemberiannya sebelum bayi berusia 3 bulan. Paling baik

diberikan pada saat bayi berusia 2 bulan. Vaksin BCG

berfungsi untuk mencegah kuman tuberkulosis yang dapat

menyerang paru-paru dan selaput otak dapat menyebabkan

kecacatan bahkan kematian.

d) Campak :

Campak diberikan sebanyak 2 kali, yaitu pada usia 9

bulan dan 24 bulan. Namun, vaksin campak kedua pada usia

24 bulan tidak perlu lagi diberikan ketika anak sudah

mendapatkan vaksin MMR pada usia 15 bulan. Vaksin ini

diberikan untuk mencegah penyakit campak berat yang


158

dapat menyebabkan pneumonia (radang paru), diare, dan

bahkan bisa menyerang otak.

e) Pentavalen (DPT-HB-HiB)\

Pentavalen merupakan vaksin gabungan dari vaksin

DPT (difteri, pertusis, tetanus), vaksin HB (Hepatitis B),

dan vaksin HiB (haemophilus influenza tipe B). Vaksin ini

diberikan untuk mencegah 6 penyakit sekaligus, yaitu

difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, pneumonia, dan

meningitis (radang otak). Vaksin ini diberikan sebanyak 4

kali, yaitu pada usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, dan 18 bulan.

Evaluasi : ibu sudah tahu tentang imunisasi dan manfaatnya.

11) Menganjurkan kepada ibu datang ke bidan untuk mengimunisasi

bayinya sebelum usia 1 bulan yaitu imunisasi BCG

Evaluasi : ibu bersedia datang ke bidan untuk mengimunisasi

bayinya.

2. Kunjungan Neonatal 8 hari (KN -2)

Tanggal : 28 Oktober 2018

Pukul : 14.00 WIB

Tempat : Rumah Ny. R

a. Data Subyektif

Ibu mengatakan bayinya lahir pukul 18.50 WIB dengan

selamat dan tidak ada keluhan, ibu mengatakan bayinya sudah BAB

dan BAK, ibu mengatakan bayinya menyusu dengan aktif


159

b. Data Obyektif

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, keadaan umum baik,

jenis kelamin perempuan, BB 3.150 gram, PB 49 cm, LK 35 cm, LD

34 cm, menangis kuat, kulit kemerahan, gerak aktif, denyut nadi 120

x/menit, pernapasan 45 x/menit, suhu 36,6°C

c. Assesment

Bayi Ny. R umur 8 hari lahir normal, jenis kelamin

perempuan dengan bayi baru lahir normal.

d. Penatalaksanaan

(2) Memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan pada bayinya yaitu: Nadi 120 x/menit, suhu badan ibu

36,6°C, pernapasan 45x/menit, berat badan 3.150 gram, panjang

badan 49 cm, lingkar kepala 35 cm, lingkar dada 34 cm

Evaluasi : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan pada bayinya

(3) Mengingat kembali kepada ibu untuk menjaga kehangatan

bayinya, dengan cara tidak membiarkan bayinya kedinginan,

tidak meletakan bayi didekat jendela atau kipas angin, segera

keringkan bayi setelah mandi atau saat bayi basah, untuk

mengurangi penguapan dan menjaga lingkungan bayi tetap

hangat.

Evaluasi : Ibu bersedia untuk melakukannya.

(4) Memastikan bayi tidak ada tanda bahaya pada bayi baru lahir

seperti pernapasan sulit atau lebih dari 60 x/menit, suhu badan


160

terlalu hangat lebih dari 37,5 °C atau terlalu dingin kurang dari

36,5°C, kulit bayi kering (terutama 24 jam pertama), biru, pucat

atau memar, hisapan saat menyusu lemah, rewel, sering muntah,

mengantuk berlebihan, tali pusat merah, bengkak, keluar cairan,

berbau busuk, berdarah pada tali pusat, tanda-tanda infeksi

seperti suhu tubuh meningkat, merah, bengkak, berbau busuk,

keluar cairan, pernapasan sulit, tidak BAB dalam 3 hari, tidak

BAK dalam 24 jam, tinja lembek/encer, sering berwarna hijau

tua, ada lender atau darah, menggigil, rewel, lemas, mengantuk,

kejang, tidak bisa tenang, menangis terus-menerus

Evaluasi : Tidak ada tanda-tanda bayi sakit berat

(5) Menjelaskan tentang manfaat ASI Eksklusif bagi bayi

a) Nutrisi yang sesuai untuk bayi

b) Meningkatkan hubungan antara ibu dan bayi

c) Menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan bayi

menjadi baik

d) Mengurangi penyebab karies dentis

e) Mempunyai efek psikologi yang menguntungkan

Evaluasi : Ibu mengerti manfaat ASI Eksklusif

(6) Memberitahu ibu tentang kebutuhan nutrisi bayi yaitu bayi

dalam masa dimana tidur lebih banyak dari pada beraktifitas,

oleh karena itu ibu perlu membangungkan bayi setiap 2 jam

sekali untuk mendapatkan ASI supaya tidak dehidrasi

Evaluasi : ibu bersedia untuk menyusui banyinya


161

(7) Menganjurkan ibu untuk segera datang ke tenaga kesehatan

apabila bayinya ada keluhan

Evaluasi : ibu bersedia untuk datang ke tenaga kesehatan jika

bayinya ada keluhan.

3. Kunjungan Neonatal 15 hari (KN -3)

Tanggal : 4 November 2018

Pukul : 15.00 WIB

Tempat : Rumah Ny.R

a. Data Subyektif

Ibu mengatakan bayinya lahir pukul 18.50 WIB dengan

selamat dan tidak ada keluhan, ibu mengatakan bayinya sudah BAB

dan BAK, ibu mengatakan bayinya menyusu dengan aktif

b. Data Obyektif

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, keadaan umum baik,

jenis kelamin perempuan, BB 3.400 gram, PB 51 cm, LK 36 cm, LD

35 cm, menangis kuat, kulit tidak ikterik, gerak aktif, denyut nadi

120 x/menit, pernapasan 40 x/menit, suhu 36,5°C.

c. Assesment

Bayi Ny. R umur 15 hari, lahir normal, jenis kelamin

perempuan dengan bayi baru lahir normal.

d. Penatalaksanaan

4) Memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan pada bayinya yaitu: Nadi 120 x/menit, suhu 36,5°C,


162

pernapasan 40 x/menit, berat badan 3400 gram, panjang badan

51 cm, lingkar kepala 36 cm, lingkar dada 35 cm

Evaluasi : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan pada bayinya

5) Mengingat kembali kepada ibu untuk menyusui bayinya

sesering mungkin yaitu 2 jam sekali atau jika bayi

menginginkan supaya bayi terhindar dari dehidrasi.

Evaluasi : Ibu bersedia untuk menyusui bayinya sesering

mungkin

6) Menjelaskan tentang upaya memperbanyak ASI

a) Menyusui bayinya setiap 2 jam sekali, siang dan malam hari

b) Konsumsi makanan penambah produksi ASI seperti daun

katuk, papaya, bayam dan wortel

c) Minum air putih 8 gelas/hari

d) Posisi menyusui yang benar, nyaman dan aman

e) Hindari stress

f) Istirahat cukup

Evaluasi : Ibu sudah mengerti upaya memperbanyak ASI

7) Mengingat kembali kepada ibu untuk mengganti popok bayi

setiap basah dan keringkan dengan handuk untuk mencegah

terjadinya iritasi pada genetalia bayi

Evaluasi : Ibu bersedia melakukannya


163

8) Mengingat kembali kepada ibu untuk selalu mencuci tangan

sebelum dan sesudah menyentuh bayi dengan sabun dan air

mengalir.

Evaluasi : Ibu bersedia untuk melakukannya

9) Mengingat kembali kepada ibu bahwa bayinya harus di

imunisasi BCG pada usia 1 bulan

Evaluasi : Ibu bersedia untuk mengimunisasi bayinya.


BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif

dimulai dari kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir pada Ny. R di

Puskesmas Dukuhwaru Kabupaten Tegal, selanjutnya penulis pada bab ini akan

membahas perbandingan antara teori dengan hasil penatalaksanaan studi kasus ibu

hamil dengan faktor resiko umur >35 tahun, multigravida, anemia sedang,

serotinus dengan harapan dapat memperoleh gambaran secara nyata dan sejauh

mana asuhan kebidanan yang telah diberikan.

Dalam penatalaksanaan Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan pendekatan

manajemen kebidanan 7 Langkah Varney yang berurutan dimulai dari

pengumpulan data sampai dengan evaluasi, selain itu juga menggunakan metode

SOAP (Subyektif, Obyektif, Assement dan Planning).

Adapun kasus yang ditemukan pembahasannya akan dijelaskan satu

persatu dimulai dari kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir yaitu sebagai

berikut.

A. Asuhan Kebidanan Pada Kehamillan

Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) di

hitung dari pertama haid terakhir (Saiffudin, 2009).

172
173

1. Pengumpulan Data Dasar atau Pengkajian

Pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan

semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara

lengkap (Walyunani, 2015).

a. Data Subyektif

Data subyektif merupakan data atau informasi yang diperoleh dari

apa yang diucapkan oleh pasien. Data subyektif ini untuk menunjang

diagnosa dari asuhan kebidanan hamil, bersalin, nifas dan bayi baru

lahir.

1) Identitas

a) Nama

Pada kasus ini, ibu mengatakan bernama Ny. R dan Suami

bernama Tn. R.

Menurut Walyunani (2015), selain sebagai identitas,

upayakan agar bidan memanggil dengan nama panggilan sehingga

hubungan komunikasi antara bidan dan pasien menjadi lebih

akrab.

Dari data diatas tidak ditemukan kesenjangan antara teori

dan praktek.

b) Umur

Dari anamnesa yang telah dilakukan, ibu mengatakan

berumur 36 tahun.
174

Menurut Walyunani (2015), data ini ditanyakan untuk

menentukan apakah ibu didalam persalinan beresiko karena usia

atau tidak.

Dari data umur ditemukan kesenjangan antara teori dan

kasus, karena umur ibu 36 tahun. Dalam kehamilan dengan

umur >35 tahun merupakan resiko tinggi, akibatnya kesehatan ibu

menurun dan kemungkinan terjadi persalinan kala 1 lama,

perdarahan, prematur dan anemia.

c) Agama

Dari data agama, ibu mengatakan beragama islam.

Menurut Walyunani (2015), sebagai dasar bidan dalam

memberikan dukungan mental dan spriritual terhadap pasien dan

keluarga sebelum dan pada saat kelahiran.

Dalam hal ini, tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan

praktik karena ibu mengatakan beragama islam. Sehingga dapat

memudahkan penulis untuk memberikan mental terhadap pasien.

d) Suku bangsa

Dari data suku bangsa, ibu mengatakan bersuku bangsa Jawa.

Menurut Walyunani (2015), data ini berhubungan dengan

sosial budaya yang dianut oleh pasien dan keluarga yang

berkaitan dengan persalinan.

Dari data suku bangsa, tidak ditemukan kesenjangan antara

teori dan kasus, karena ibu mengatakan bersuku bangsa Jawa

sehingga memudahkan penulis dalam berkomunikasi.


175

e) Pendidikan

Dari data pendidikan, ibu mengatakan pendidikan terakhirnya

yaitu SD.

Menurut Walyunani (2015), tingkat pendidikan ini akan sangat

mempengaruhi daya tangkap dan tanggap pasien terhadap

instruksi yang diberikan bidan pada proses persalinan.

Dalam hal ini, tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan

kasus karena ibu mengatakan pendidikan terakhirnya yaitu SD.

Meskipun pendidikan terakhir Ibu hanya tamatan SD tetapi

mampu menyerap informasi yang disampaikan selama proses

asuhan.

f) Pekerjaan

Dari data pekerjaan, ibu mengatakan tidak bekerja.

Menurut Walyunani (2015), data ini menggambarkan tingkat

sosial ekonomi, pola sosialisasi dan data pendukung dalam

menentukan pola komunikasi yang akan dipilih selama asuhan.

Dalam hal ini, tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan

kasus karena ibu mengatakan tidak bekerja dan ibu mengatakan

dari pengahasilan suaminya yang bekerja sebagai wiraswasta

sudah mencukupi sehingga ibu hanya sebagai ibu rumah tangga

(IRT).
176

g) Alamat

Dari data alamat, ibu mengatakan bertempat tinggal di di Desa

Dukuhwaru RT 02 RW 01 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten

Tegal.

Menurut Walyunani (2015), data ini memberi gambaran

mengenai jarak dan waktu yang ditempuh pasien menuju lokasi

persalinan.

Dalam hal ini, tidak ditemukan kesenjangan teori antara

praktik karena ibu mengatakan bertempat tinggal di di Desa

Dukuhwaru RT 02 RW 01 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten

Tegal, jarak antara rumah ibu dan puskesmas sekitar 1 km

sehingga mudah dijangkau penulis untuk berkunjung ke rumah.

2) Keluhan Utama

Dari data keluhan utama, ibu mengatakan merasa pegal-pegal

pada pinggannya sejak masuk kehamilan trimester 3.

Menurut Walyunani (2015), ditanyakan untuk mengetahui

alasan pasien datang ke fasilitas pelayanan kesehatan.

Dalam hal ini, ditemukan kesenjangan antara teori dan

kasus karena ibu mengatakan merasa pegal-pegal pada pinggangnya

sejak masuk kehamilan trimester 3.

3) Riwayat Obstetri dan Ginekologi

Menurut Walyunani (2016), kehamilan pada grandemultipara

akan lebih beresiko dari pada anak pertama maupun kedua baik

untuk ibu dan juga bayi. Karena seringnya melahirkan maka pada
177

grandemultipara akan menimbulkan kelainan letak dinding uterus

atau perut yang telah longgar, kesehatan terganggu karena gangguan

anemia atau kurang gizi, kekendoran dinding rahim, gangguan

kardiovaskuler misalnya kelainan jantung atau hipertensi, kelainan

endoktrin misalnya diabetes militus, hipertheroid, plasenta previa

karena dinding uterus di daerah fundus dan korpus telah pernah

dilekati plasenta, sehingga sekarang plasenta melekat di bawah,

solusio plasenta, rupture uteri, kelemahan his, persalinan lama,

perdarahan pasca persalinan.

a) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu

Dalam kasus ini, ibu mengatakan ini kehamilan yang ke lima

pernah melahirkan empat kali dan tidak pernah keguguran.

Anak pertama lahir spontan, penolong persalinan dukun dengan

nifas normal, berat badan saat lahir 3.300 gram. Keadaan anak saat

ini hidup, sekarang berumur 17 tahun jenis kelamin laki-laki. Anak

kedua lahir spontan, penolong persalinan bidan dengan nifas

normal, berat badan saat lahir 4.000 gram. Keadaan anak saat ini

hidup, sekarang berumur 12 tahun jenis kelamin laki-laki. Anak ke

tiga lahir spontan, penolong persalinan dukun dengan nifas normal,

berat badan saat lahir 4.000 gram. Keadaan anak saat ini hidup,

sekarang berumur 9 tahun jenis kelamin perempuan. Anak ke

empat lahir spontan, penolong persalinan bidan dengan nifas

normal, berat badan saat lahir 1.800 gram (prematur). Keadaan


178

anak saat ini hidup, sekarang berumur 5 tahun jenis kelamin

perempuan.

Menurut Walyunani (2016), paritas (multigravida) salah satu

penyebab faktor resiko pada persalinan. Sehingga ibu yang sudah

pernah melahirkan lebih dari 4 kali harus di rujuk ke rumah sakit

untuk mendapatkan pelayanan yang lebih baik dan lengkap

sehingga mampu berkolaborasi dengan dokter obgyn dan jika

terjadi kegawat daruratan cepat di tangani.

Sehingga dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori

dan kasus.

b) Riwayat Kunjungan Antenatal Care (ANC) / Kehamilan sekarang

Dari data yang diperoleh di buku KIA Ny. R, ibu melakukan

ANC 8 kali dengan teratur yaitu pada trimester 1 melakukan ANC

1 kali trimester 2 melakukan ANC 2 kali dan trimester 3

melakukan ANC 5 kali.

Menurut Dewi (2011), kunjungan antenatal sebaiknya

dilakukan minimal 4 kali selama kehamilan menurut Dewi (2011)

yaitu satu kali pada trimester I ( usia kehamilan 0-12 minggu), satu

kali pada trimester II (usia kehamilan 13-24 minggu) dan dua kali

pada trimester III (usia kehamilan 25-40 minggu).

Sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan

kasus.

Dari data imunisasi, ibu mengatakan sudah mendapatkan

imunisasi TT 5 pada kehamilan ini.


179

Menurut Kemenkes (2015), imunisasi dilakukan 5 kali yaitu

TT 1 langkah awal pembentukan kekebalan tubuh terhadap

penyakit tetanus, TT 2 selang waktu 1 bulan setelah TT1 lama

perlindungannya 3 tahun, TT 3 selang waktu 6 bulan setelah TT 2

lama perlindungannya 5 tahun, TT 4 selang waktu 12 bulan setelah

TT 3 lama perlindungannya 10 tahun dan , TT 5 selang waktu 12

bulan setelah TT 4 lama perlindungannya >25 tahun.

Dalam hal ini ibu sudah mendapatkan imunisasi TT 5,

sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

Dari data yang sudah didapatkan, ibu megatakan sudah

mendapatkan tablet penambah darah (90 tablet) dan rajin

meminumnya dimalam hari.

Menurut Kemenkes (2015), ibu hamil sejak awal kehamilan

minum 1 tablet tambah darah setiap hari minimal selama 90 hari.

Tablet tambah darah diminum pada malam hari untuk mengurangi

rasa mual.

Dalam hal ini ibu sudah mendapatkan tablet tambah darah

selama kehamilannya yaitu 90 tablet, sehingga tidak ada

kesenjangan antara teori dan kasus.

c) Riwayat haid

Pada kasus Ny. R pertama kali menstruasi (menarche) pada

usia 12 tahun, lamanya 7 hari, 2-3x ganti pembalut dalam sehari.

Siklus 28 hari teratur dan tidak merasakan nyeri haid yang hebat

menjelang haid maupun sesudah haid. Serta tidak ada keputihan


180

yang berbau dan gatal. Ibu mengatakan hari pertama haid

terakhirnya (HPHT) pada tanggal 25 Desember 2017.

Menurut Walyunani (2015), data ini secara tidak langsung

memang berhubungan dengan masa persalinan, namun dari data

yang kita peroleh kita akan mempunyai gambaran tentang keadaan

dasar dari organ reproduksi, dari riwayat haid ini kita dapat

mengetahui pertama haid terakhirnya.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

4) Riwayat Kontrasepsi

Dari data kontrasepsi, ibu mengatakan tidak pernah

menggunakan jenis alat kontrasepsi lain, selain KB suntik 3 bulan dari

anak pertama lahir sampai anak yang ke empat berumur 4 tahun dan

sekarang lamanya sudah 4 tahun ibu menggunakan KB suntik 3 bulan.

Ibu berencana setelah melahirkan menggunakan KB suntik 3 bulan.

Menurut BKKBN (2011), metode kontrasepsi jangka panjang

(MKJP) adalah metode kontrasepsi yang masa kerjanya lama dan

mempunyai efektivitas tinggi terhadap pencegahan kehamilan yang

terdiri dari susuk / implant, AKDR / IUD, MOP dan MOW. Metode

kontrasepsi jangka panjang untuk grandemultipara sebaiknya

menggunakan metode kontrasepsi yang dapat mengakhiri kesuburan

seorang wanita agar tidak dapat hamil lagi. Pilihan yang ideal yaitu

dengan sterilisasi, dimana seorang wanita yang telah mengikuti

sterilisasi kemungkinan besar tidak dapat hamil lagi.


181

Dalam hal ini ada kesenjangan antara teori dan kasus karena ibu masih

menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan.

5) Riwayat Kesehatan

Menurut Walyunani (2015), dasar dari riwayat kesehatan ini dapat

kita gunakan sebagai "warning" akan adanya penyulit saat persalinan.

Beberapa data penting tentang riwayat kesehatan pasien yang perlu

kita ketahui adalah apakah pasien pernah atau sedang menderita

penyakit seperti jantung, diabetes mellitus, ginjal, hipertensi, hepatitis

atau anemia.

Ibu mengatakan tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit

dengan gejala seperti: batuk lebih dari dua minggu, batuk disertai

dahak yaitu tanda- tanda TBC, penyakit keturunan dengan gejala

sering kencing, sering haus, sering lapar dimalam hari, mudah

mengantuk, berat badan turun, dan luka yang sukar sembuh yaitu

tanda-tanda Diabetes Millitus, tekanan darah tinggi lebih dari 140/90

mmHg, pusing sakit kepala pada daerah tengkuk yaitu tanda-tanda

Hipertensi dan sesak nafas saat udara dingin dan banyak debu,

pernapasan berbunyi mengik yaitu tanda-tanda Asma, tidak pernah

mengalami kecelakaan/trauma yang menyebabkan patah tulang serta

ibu tidak pernah menderita penyakit yang di operasi seperti mioma

dan kista.

Ibu mengatakan dikeluarga tidak ada yang menderita penyakit

dengan gejala batuk lebih dari 2 minggu, batuk disertai dahak yaitu

tanda-tanda TBC, penyakit keturunan dengan gejala sering kencing,


182

sering haus, sering lapar dimalam hari, mudah mengantuk, berat

badan turun yaitu tanda-tanda Diabetes Millitus, tekanan darah tinggi

lebih dari 140/90 mmHg, pusing sakit kepala pada daerah tengkuk

yaitu tanda-tanda Hipertensi dan sesak nafas saat udara dingin dan

banyak debu, pernapasan berbunyi mengik yaitu tanda-tanda Asma,

Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mempunyai riwayat

bayi kembar.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

6) Pola Kebiasaan

Dari data kebiasaan yang diperoleh, ibu mengatakan tidak

melakukan tradisi pantang makanan pada ibu hamil, tidak pernah

minum jamu, tidak pernah minum obat-obatan selain dari tenaga

kesehatan, tidak pernah minum-minuman keras, tidak merokok

sebelum hamil maupun selama hamil dan tidak memelihara binatang

dirumahnya seperti ayam, kucing, burung dan lain-lain.

Menurut Mochtar (2011), mengatur pola makan/minum, istirahat

maupun kebiasaan sehari-hari sangat diperlukan bagi ibu hamil.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

7) Pola Kebutuhan Sehari-hari

a) Nutrisi

Dari data nutrisi yang diperoleh, ibu mengatakan selama hamil

frekuensi makan 3x sehari, porsi 1 piring dengan menu bervariasi

dan tidak ada gangguan pada pola makan, sedangkan pada pola
183

minum selama hamil frekuensi minum 7-8 gelas/hari, minum air

putih, air teh dan susu serta tidak ada gangguan pada pola minum.

Menurut Walyunani (2015), data ini penting untuk diketahui

agar bisa mendapatkan gambaran bagaimana pasien mencukupi

asupan gizi selama hamil dengan masa awal persalinan.

Sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan

kasus.

b) Pola Eliminasi

Dari data eliminasi yang diperoleh, ibu mengatakan selama

hamil BAB yaitu frekuensi 1x dalam sehari, konsistensi lembek

warna kuning kecoklatan, tidak ada gangguan pada BAB. Pada

BAK frekuensi 5-6x dalam sehari, warna kuning jernih dan tidak

ada gangguan pada BAK.

Menurut Walyunani (2015), dikaji untuk mengetahui apakah

ada gangguan dalam defekasi dan miksi.

Sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan

kasus.

c) Pola Istirahat

Dari data pola istirahat yang diperoleh, ibu mengatakan selama

hamil tidak ada perubahan pada pola istirahatnya yaitu 1-2 jam dan

malam 8 jam, tidak ada gangguan pada pola istirahatnya.

Menurut Walyunani (2015), istirahat sangat diperlukan oleh

pasien untuk mempersiapkan energi menghadapi proses

persalinannya.
184

Sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan

kasus.

d) Personal Hygiene

Dari data yang diperoleh, ibu mengatakan selama hamil

personal hygiene yaitu mandi 2x dalam sehari mengunakan sabun,

keramas 3x dalam seminggu menggunakan shampo, gosok gigi 3x

dalam sehari menggunakan pasta gigi, dan ganti baju 2x dalam

sehari.

Menurut Walyunani (2015), ditanyakan karena sangat

berkaitan dengan kenyamanan pasien dalam menjalani proses

persalinan.

Sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan

kasus.

e) Pola Aktivitas

Hasil anamnesa pada Ny. R hanya melakukan aktivitasnya

sebagai ibu rumah tangga sehingga tidak membahayakan

kehamilannya.

Menurut Romauli (2011), pola aktivitas sehari-hari pada ibu

hamil perlu dikaji karena data ini memberikan gambaran tentang

seberapa berat aktivitas yang biasa dilakukan oleh pasien dirumah.

Jika kegiatan pasien terlalu berat sampai dikhawatirkan dapat

menimbulkan penyulit masa hamil.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
185

f) Pola Seksual

Dari data yang diperoleh, ibu mengatakan sebelum dan selama

hamil tidak ada perubahan pada pola seksualnya yaitu frekuensinya

2x dalam seminggu, tidak ada gangguan pada pola seksualnya.

Menurut Walyunani (2015), dikaji untuk mengetahui aktifitas

seksual ibu, apakah ada keluhan atau tidak.

Sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan

kasus.

e) Pola Psikologi

Dari data yang diperoleh, ibu mengatakan ini anak yang tidak

diharapkan tetapi ibu merasa senang dengan kehamilannya. Suami

dan keluarga juga ikut merasa senang dengan kehamilannya saat ini

dan ibu mengatakan sudah siap melahirkan anaknya dan merawat

anaknya.

Menurut Sulistyawati (2012), adanya beban psikologis yang

ditanggung oleh ibu dapat menyebabkan gangguan perkembangan

bayi yang nantinya akan terlihat ketika bayi lahir.

Sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan

kasus.

9) Data Sosial Ekonomi

Dari data yang diperoleh, ibu mengatakan penghasilan suaminya

mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehri-harinya yaitu Rp.

7.800.000,00 tiap bulannya, tanggung jawab perekonomian

ditanggung oleh suami dan pengambil keputusannya yaitu bersama.


186

Ibu mengatakan mempunyai jaminan kesehatan seperti BPJS dari

pemerintah.

Menurut Sulistyawati (2012), tingkat sosial ekonomi sangat

berpengaruh terhadap kondisi keadaan fisik dan psikologi ibu hamil.

Sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan

kasus.

10) Data Perkawinan

Dari data yang diperoleh, ibu mengatakan status perkawinannya

sah sudah terdaftar di KUA, ini adalah perkawinan yang pertama dan

lama perkawinannya yaitu 17 tahun dan usia saat pertama kali

menikah umur 20 tahun.

Menurut Walyunani (2015), data ini penting untuk kita kaji karena

dari data ini kita akan mendapatkan gambaran mengenai suasana

rumah tangga pasangan serta kepastian mengenai siapa yang

mendampingi persalinan.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

11) Data Spiritual

Dari data yang diperoleh, ibu mengatakan beribadah sesuai ajaran

agama Islam seperti mengerjakan sholat 5 waktu serta selalu berdoa

agar janinnya normal dan sehat serta saat persalinan nanti diberi

kelancaran.

Menurut Nasry (2008), agama merupakan salah satu karakteristik

tentang orang dapat memberikan keterangan tentang pengalaman dan


187

penyakit dalam masyarakat tertentu. Melalui pendekatan ini akan

memudahkan untuk memberikan dukungan spiritual.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

12) Data Sosial Budaya

Dari data yang diperoleh, ibu mengatakan sudah tidak

mempercayai adat istiadat setempat seperti membawa gunting kuku

kemana-mana pada saat keluar rumah untuk menjaga bayinya dari

mahluk ghaib.

Menurut Walyunani (2015), data ini ditanyakan untuk mengetahui

keadaan psikososial pasien, apakah ibu merasa cemas atau tidak,

karena keadaan psikologis ibu sangat berpengaruh pada proses

persalinan.

Dalam hal ini ada kesenjangan antara teori dan kasus.

13) Data Pengetahuan

Dari data yang diperoleh, ibu mengatakan sudah mengerti tanda-

tanda persalinan seperti keluar lendir bercampur darah, keluar cairan

ketuban dari jalan lahir akibat pecahnya selaput ketuban, ibu sudah tahu

tentang anemia sedang tetapi belum tahu komplikasi yang dapat

ditimbulkan dan cara mengatasi anemianya.

Menurut Walyunani (2015), dikaji untuk pengetahuan atau

kepahaman ibu tentang persalinan.

Dengan demikian tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.


188

b. Data Obyektif

Menurut Walyunani (2015), data ini dikumpulkan melalui perkawinan

inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi dan pemeriksaan penunjang yang

dilakukan secara berurutan.

1) Pemeriksaan Fisik

a) Keadaan Umum

Dari data yang diperoleh, keadaan umum pada Ny. R yaitu baik

karena pasien masih bisa memperhatikan respon yang baik ketika

diajak bicara dan secara fisik pasien masih mampu berjalan sendiri.

Menurut Walyunani (2015), data ini didapatkan dengan mengamati

keadaan pasien secara keseluruhan, hasil pengamatan yang dilaporkan

kriterianya adalah baik dan lemah.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

b) Kesadaran

Dari data yang diperoleh, kesadaran pada Ny. R yaitu

composmentis hal tersebut dapat dilihat ketika dalam pemeriksaan

yaitu ibu masih dapat menerima pesan dari bidan dengan baik.

Menurut Walyunani (2015), untuk mendapatkan gambaran tentang

kesadaran pasien, kita dapat melakukan pengkajian derajat kesadaran

pasien dari keadaan composmentis sampai dengan koma.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
189

c) Tanda-tanda vital

Dari hasil yang telah dilakukan pada Ny. R yaitu hasil tekanan

darah 120/80 mmHg, denyut nadi 80x/m, pernapasan 21x/m, suhu

tubuh 36,6˚c.

Menurut Walyunani (2015), pengukuran tanda tanda vital meliputi

tekanan darah yang normalnya dibawah 130/90 mmHg, temperatur

normalnya 36-370C, deyut nadi normalnya 55-90 x/menit.

Dengan demikian tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

d) Berat Badan

Dari data yang diperoleh yaitu pada Ny. R berat badan sebelum

hamil 49 kg, berat badan sekarang selama hamil 58 kg. Jadi kenaikan

berat badan selama hamil 9 kg.

Pada wanita hamil terjadi penambahan berat badan. Perkiraan

peningkatan berat badan yang dianjurkan 4 kg pada kehamilan

trimester I, 0,5 kg/minggu pada kehamilan trimester II sampai III

totalnya sekitar 15-16 kg (Sulistyawati, 2012).

Sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan

kasus.

e) Tinggi Badan

Dari data yang diperoleh yaitu pada Ny. R tinggi badannya 148 cm.

Menurut Pantikawati (2010), dikatakan bahwa tinggi badan

diperiksa sekali pada saat ibu hamil datang pertama kali kunjungan,

dilakukan untuk mendeteksi tinggi badan ibu yang berguna untuk

mengkategorikan adanya resiko apabila hasil pengukuran > 145 cm.


190

Sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan

kasus.

f) LILA

Dari hasil yang diperoleh pada Ny. R yaitu LILA 27 cm.

Menurut Kemenkes (2015), bila LILA <23,5 cm menunjukkan ibu

hamil menderita Kekurangan Energi Kronik (ibu hamil KEK) dan

beresiko melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).

Dengan demikian tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

2) Pemeriksaan Obstetri

a) Inspeksi

Dari hasil pemeriksaan pada kasus Ny. R yaitu dari kepala sampai

muka, kepala mesochepal, rambut bersih, berwarna hitam, tidak

rontok, tidak ada ketombe, muka tidak odem, tidak pucat, penglihatan

baik bentuk simetris, conjungtiva pucat, sclera putih, hidung bersih,

tidak ada pembesaran polip, secret dalam atas normal, mulut bibir

bentuk simetris, tidak pucat, tidak ada stomatitis, gusi tidak epulis,

gigi tidak ada caries, telinga bentuk normal, serumen dalam batas

normal, dan pendengaran baik, leher tidak ada pembesaran kelenjar

vena jugularis dan thyroid, pada aksila tidak ada pembesaran limfe,

pada dada bentuk simetris, tidak ada retraksi dinding dada, mamae

hyperpigmentasi dan tidak ada benjolan, pada abdomen bentuk normal,

tidak ada bekas luka jahitan, pada genetalia bersih, tidak ada tanda-

tanda infeksi, tidak ada varises, pada anus tidak ada hemoroid dan
191

ekstermitas bersih, tidak pucat, tidak odem dan tidak ada varises pada

bagian kakinya.

Didapatkan hasil pemeriksaan obstretri secara inspeksi muka

terlihat tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum pada muka, mamae

simetris puting susu menonjol, areola membesar, kolustrum/ASI

belum keluar, kebersihan terjaga pada abdomen ada linea nigra dan

streae gravidarum, tidak ada luka bekas operasi, generalis tidak

varises, tidak oedem, pengeluaran perbagian tidak ada.

Menurut Ramauli (2011), inspeksi adalah memeriksa dengan cara

melihat atau memandang. Tujuannya untuk melihat keadaan umum,

gejala kehamilan atau adanya kelainan.

Dalam hal ini ada kesenjangan antara teori dan kasus karena

conjungtiva ibu pucat.

b) Pemeriksaan Palpasi

Dari hasil pengkajian pertama, kedua, ketiga pada kasus Ny. R

didapatkan hasil palpasi Leopold I : TFU di atas simpisis, bagian

fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting yaitu bokong janin.

Leopold II: pada perut sebelah kanan ibu teraba memanjang, keras,

ada tahanan seperti papan yaitu punggung janin, pada bagian perut

sebelah kiri ibu teraba bagian-bagian kecil, tidak merata yaitu

ekstermitas janin, Leopold III: pada bagian bawah perut ibu teraba

bulat, keras, melenting, ada tahanan, bisa digoyangkan yaitu kepala

janin. Leopold IV: bagian bawah janin yaitu kepala belum masuk

pintu atas panggul (PAP) atau konvergen.


192

Menurut Mochtar (2011), pemeriksaan palpasi untuk menentukan

letak dan presentasi, dapat diketahui dengan menggunakan palpasi.

Salah satu palpasi yang sering digunakan adalah Leopold dan TFU.

Pengukuran menurut Mc. Donald tinggi fundus uteri (TFU) : 26 cm

dan dari TFU yang ada sehingga di temukan taksiran berat badan janin

(TBBJ) yaitu (26-11) x 155 = 2.325 gram.

Menurut Penny Simkin (2007), menjelang persalinan yaitu usia

kehamilan 39 - 40 minggu berat badan janin naik kira - kira 0,5 kg.

Pada saat melahirkan berat bayi rata - rata 3,5 - 3,7 kg, meskipun berat

normal bayi cukup bulan bervariasi antara 2,5 - 5 kg.

Sehingga dalam hal ini terdapat kesenjangan antara teori dan kasus,

karena berat janin berdasarkan umur kehamilan tidak sesuai dengan

teori.

c) Pemeriksaan Auskultasi

Hasil pemeriksaan auskultasi denyut jantung janin pada Ny. R

yaitu DJJ : 131x/menit teratur.

Menurut Pantikawati (2010), denyut jantung janin normal 120-

160x/m. Apabila kurang 120x/m disebut bradikardi sedangkan lebih

dari 160x/m disebut takhikardi.

Sehingga dalam hal ini DJJ normal, karena masih dalam rentang

120 - 160x/menit.

d) Perkusi

Hasil pemeriksaan perkusi pada kasus Ny. R yaitu reflek patella

kanan positif (+), reflek patella kiri positif (+).


193

Menurut Ramauli (2011), pemeriksaan yang telah dilakukan

dengan cara mengetuk. Pada hal ini yang termasuk dalam pemeriksaan

perkusi adalah pemeriksaan patella, dikatakan normal apabila tungkai

bawah akan bergerak sedikit ketika tendon diketuk. Bila gerakannya

berlebihan atau cepat maka hal ini mungkin tanda pre eklampsi dan

bila negatif kemungkinan mengalami kekurangan B1.

Sehingga pada pemeriksaan tidak ditemukan indikasi Ny. R

mengalami pre eklamsi atau kekurangan B1.

3) Pemeriksaan Penunjang

Hasil pemeriksaan pada kasus Ny. R yaitu Hb 9,9 gr% pada tanggal

5 September 2018 di Puskesmas Dukuhwaru.

Dikatakan yang menderita anemia yaitu ibu hamil dengan Hb 11

gr% : tidak anemia, Hb 9 - < 11 gr% : anemia ringan, Hb 7 - < 9 gr% :

anemia sedang dan Hb < 7 gr% : anemia berat (Proverawati, 2009).

Dengan demikian Ny. R mengalami anemia sedang.

2. Interpretasi Data

Menurut Walyunani (2015), pada langkah ini dilakukan identifikasi yang

benar terhadap diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan

interpretasi yang benar atas dasar data-data yang telah dikumpulkan. Data

dasar yang sudah dikumpulkan di interpretasikan sehingga ditemukan masalah

atau diagnosis yang spesifik. Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang

ditegakkan oleh profesi (bidan) dalam lingkup praktik kebidanan dan

memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan.


194

a. Diagnosa (nomenklatur)

Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan maka didapatkan diagnosa

nomenklatur pada kunjungan pertama : Ny. R umur 36 tahun G5P4A0 hamil

39 minggu lebih 6 hari, janin tunggal, hidup intra uterin, letak memanjang,

punggung kanan, presentasi kepala, konvergen dengan kehamilan anemia

sedang, grandemultipara, faktor umur >35 tahun, serotinus. Kunjungan

kedua : Ny. R umur 36 tahun G5P4A0, umur kehamilan 40 minggu lebih 1

hari janin tunggal, hidup intra uterin, letak memanjang, punggung kanan,

presentasi kepala, divergen dengan kehamilan anemia sedang,

grandemultipara, faktor umur >35 tahun dan serotinus. Kunjungan ketiga :

Ny.R umur 36 tahun G5P4A0, umur kehamilan 40 minggu lebih 4 hari janin

tunggal, hidup, intra uterin, letak memanjang, punggung kanan, presentasi

kepala, divergen dengan kehamilan anemia sedang, grandemultipara, faktor

umur >35 tahun dan serotinus. Sehingga dalam hal ini didapatkan ibu

mengalami anemia sedang, grandemultipara, faktor resiko umur >35 tahun

dan serotinus.

b. Masalah

Dari data masalah yang diperoleh pada kasus Ny. R yaitu Ibu

mengatakan aktivitasnya terganggu karena perut bagian bawah ibu terasa

sakit.

Menurut Sarwono Prawirohardjo (2009), nyeri perut akut merupakan

keluhan yang sering didapatkan pada ibu hamil. Yang disebut nyeri perut

akut adalah setiap keadaan akut intra - abdomen yang ditandai dengan rasa
195

nyeri, otot perut tegang, dan nyeri tekan serta memerlukan tindakan bedah

emergensi.

Dengan demikian tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus

karena ibu mengalami perut bagian bawah terasa sakit.

c. Kebutuhan

Dengan demikian pada kasus Ny. R diberikan konseling dengan

kebutuhannya yaitu menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan

memberi support mental.

Menurut Sulistyawati (2012), dalam hal ini bidan menentukan

kebutuhan pasien berdasarkan keadaan dan masalahnya.

Dalam hal ini terdapat kesenjangan antara teori dan kasus karena ibu

kurang istirahat dan membutuhkan support mental.

3. Diagnosa Potensial

Dari data yang diperoleh dalam kasus ini didapatkan diagnosa potensial

berikut : Pada ibu terjadi : anemia berat, partus prematur. Pada janin terjadi :

asfiksia, cacat bawaan, IUFD.

Menurut Walyunani (2015), mengidentifikasi diagnosa atau masalah

potensial lain berdasarkan masalah dan diagnosis yang telah diidentifikasi.

Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinan dilakukan

pencegahan, sambil mengamati klien bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila

diagnosis/masalah potensial ini benar-benar terjadi. Melakukan asuhan yang

aman penting sekali dalam hal ini. Tujuan dari langkah ketiga ini adalah untuk

mengantisipasi semua kemungkinan yang dapat muncul.


196

Menurut Varney (2006), multigravida adalah kelahiran 5 orang anak atau

lebih dari seorang wanita.

Menurut Kristiyanasari (2010), umur yang kurang dari 20 tahun atau lebih

dari 35 tahun, beresiko tinggi untuk melahirkan. Primi tua adalah usia ibu yang

melahirkan lebih dari 35 tahun. Pada wanita usia tersebut ada kecenderungan

besar untuk terjadinya pre eklamsi, hipertensi yang menyebabkan perdarahan

dan persalinan terlalu dini. Tatalaksana kehamilan dengan multigravida dan

faktor umur >35 tahun yaitu : pemeriksaan kehamilan yang rutin, menjaga pola

makan, istirahat yang cukup, meminum suplemen asam folat, makan -

makanan bergizi.

Sehingga dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus

karena ibu memiliki resiko tinggi pada kehamilannya.

4. Antisipasi Penanganan Segera

Dengan demikian pada kasus Ny. R harus mendapatkan antisipasi segera

dengan cara : pemberian tablet Fe, pengawasan menjelang persalinan.

Menurut Walyunani (2015), mengidentisifikasi perlunya tindakan segera

oleh bidan atau dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama

dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

5. Intervensi

Dengan demikian pada kasus Ny. R diberikan asuhan kebidanan sesuai

keluhan dan pemeriksaan yaitu beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan yang

telah dilakukan, beritahu ibu tentang anemia dan cara mencegahnya, anjurkan

ibu untuk rutin minum tablet Fe, beritahu ibu efek samping dari tablet Fe,
197

beritahu ibu cara mengurangi nyeri pada perutnya, anjurkan ibu makan-

makanan yang bergizi, anjurkan ibu untuk makan kuning telur atau telur puyuh,

beritahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan pada Trimester III dan anjurkan

ibu untuk memeriksakan kehamilannya dan untuk cek HB kembali.

Menurut Walyunani (2015), pada langkah ini dilakukan perencenaan yang

menyeluruh, ditentukan langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan

kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi

atau diantisipasi, pada langkah ini informasi atau data dasar yang tidak lengkap

dapat dilengkapi.

Menurut WHO (2013), anemia adalah suatu kondisi dimana terdapat

kekurangan sel darah merah atau hemoglobin. Kadar Hb <11 gr% (pada

trimester I dan III) atau <10,5 gr% (pada trimester II). Tatalaksana : apabila

diagnosis anemia telah ditegakkan, lakukan pemeriksaan apusan darah tepi

untuk melihat morfologi sel darah merah. Bila pemeriksaan apusan darah tepi

tidak tersedia, berikan suplemen zat besi dan asam folat. Tablet yang saat ini

banyak tersedia di Puskesmas adalah tablet tambah darah yang berisi 60 mg

besi elemental dan 250 mikrogram asam folat. Pada ibu hamil dengan anemia,

tablet tersebut dapat diberikan 3 kali sehari. Bila dalam 90 hari muncul

perbaikan, lanjutkan pemberian tablet sampai 42 hari pascasalin. Apabila

setelah 90 hari pemberian tablet besi dan asam folat kadar hemoglobin tidak

meningkat, rujuk pasien ke pusat pelayanan yang lebih tinggi untuk mencari

penyebab anemia.

Menurut WHO (2013), serotinus adalah kehamilan lewat waktu sebagai

kehamilan usia >42 minggu (294 hari) atau lebih terhitung sejak hari pertama
198

haid terakhir. Tatalaksana : sedapat mungkin rujuk pasien ke rumah sakit.

Apabila memungkinkan, tawarkan pilihan membrane sweeping antara usia

kehamilan 38 - 41 minggu setelah berdiskusi mengenai risiko dan

keuntungannya. Tawaran induksi persalinan mulai dari usia kehamilan 41

minggu. Pemeriksaan antenatal untuk mengawasi kehamilan usia 41 -42

minggu sebaiknya meliputi non-stress test dan pemeriksaan volume cairan

amnion. Bila usia kehamilan telah mencapai 42 minggu, lahirkan bayi.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

6. Implementasi

Dengan demikian pada kasus Ny. R diberikan asuhan kebidanan yang

menyeluruh sesuai keluhan dan pemeriksaan yaitu memberitahu ibu hasil

pemeriksaan yang telah dilakukan kesadaran composmetis, keadaan umum

baik, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80x/menit, suhu badan ibu 36,6°C,

pernapasan ibu 22x/menit, detak jantung janin 138x/menit. Pemeriksaan perut

posisi normal, LILA : 27 cm, TFU : 26 cm, TBBJ : 2.170 gram, memberitahu

ibu tentang anemia yaitu suatu keadaan dimana kadar hb dalam darah kurang

dari normal (<11gr%) jika tidak segera teratasi maka akan menimbulkan

bahaya bagi ibu dan akan terjadi perdarahan saat bersalin atau sesudah bersalin.

Sedangkan bahaya untuk janinya yaitu janin akan mengalami BBLR dan akan

mengalami cacat bawaan. Cara mencegahnya dengan mengkonsumsi tablet Fe

dan menambah asuhan makanan yang mengandung zat besi. Menganjurkan ibu

untuk rutin minum tablet De 500 mg yaitu : diminum pada malam hari untuk

mengurangi rasa mual, diminum dengan menggunakan air putih atau air jeruk,

memberitahu ibu cara mengurangi nyeri pada perutnya yaitu : hindari


199

melakukan gerakan tiba-tiba jika sakit perut terjadi, bungkukkan badan ke arah

sumber sakit untuk membantu melegakan, minum air putih minimal 2 liter

perhari, tidurlah dalam posisi menyamping dan hindari tidur terlentang,

menganjurkan ibu untuk makan-makanan bergizi.

Menurut Walyunani (2015), langkah ini, rencana asuhan yang menyeluruh

di langkah kelima harus dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini

bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan lagi oleh klien,

atau anggota tim kesehatan lainnya.

Sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

7. Evaluasi

Pada kasus Ny. R telah dilakukan evaluasi agar dalam asuhan yang

diberikan dapat terlaksana dengan efektif seperti ibu sudah mengerti tentang

hasil pemeriksaan yang telah dilakukan seperti tekanan darah normal dan detak

jantung bayi juga normal, ibu sudah mengerti tentang anemia dan cara

mencegahnya, ibu bersedia untuk rutin minum tablet Fe dan sudah mengerti

cara minum tablet Fe, ibu sudah tahu cara mengurangi nyeri pada perutnya,

ibu bersedia untuk makan-makanan bergizi.

Menurut Walyunani (2015), pada langkah ini dilakukan evaluasi

keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan

akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan

sebagaimana telah diidentifikasi didalam masalah dan diagnosis.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
200

B. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan

Persalinan menurut Sulistyawati (2010), adalah proses hasil pengeluaran

konsepsi (janin dan plasenta) yang cukup bulan atau dapat hidup di luar

kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau

tanpa bantuan (kekuatan sendiri).

Di dalam pembahasan persalinan ini penulis menggunakan metode

manajemen kebidanan dengan catatan persalinan yang bersifat sederhana, jelas,

logis dan singkat.

Pada kasus Ny. R dilakukan induksi persalinan pada tanggal 20 Oktober

2018 dengan indikasi umur janin sudah melewati bulan di Rumah Sakit Adella.

Bayi lahir spontan, jam 18.50 WIB di Rumah Sakit Adella, jenis kelamin

perempuan, berat badan 3000 gram, panjang badan 48 cm, A/S : 9,10,10 air

ketuban hijau, cacat (-), anus (+) dan plasenta lahir spontan jam 19.00 WIB.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

Menurut Sarwono Prawirohardjo (2009), bila servik telah matang (dengan

nilai Bishop >5) dilakukan induksi persalinan dan dilakukan pengawasan

intrapartum terhadap jalannya persalinan dan keadaan janin. Induksi pada

servik yang telah matang akan menurunkan risiko kegagalan ataupun

persalinan tindakan

Sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
201

C. Asuhan Kebidanan Pada Nifas

1. Kunjungan Nifas 2 hari postpartum (KF)

Dari data subyektif yang diperoleh, ibu mengatakan telah melahirkan

anaknya 2 hari yang lalu, ibu mengatakan saat ini perutnya masih merasa

sedikit mulas. Ibu mengatakan ASI sudah keluar dan ibu sudah bisa

menyusui bayinya, ibu mengatakan sudah BAB.

Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya

plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu (Prawirahardjo, 2009).

Jadi dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

Dari data obyektif yang diperoleh, pada Ny. R terdapat hasil kesadaran

composmentis, keadaan umum ibu baik, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi

80 x/menit, pernapasan 22 x/menit, suhu badan 36,5°C, muka tidak pucat,

conjungtiva merah muda, sclera putih, payudara simetris, putting susu

menonjol, ASI sudah keluar.Pada pemeriksaan palpasi tinggi fundus uteri

(TFU) 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus keras, pengeluaran vagina

lochea rubra warna merah darah, konsistensi cair, berbau khas, perdarahan

25 cc. tidak ada jahitan pada perineum, tidak ada infeksi, tanda homan (-),

Hb : 10gr%.

Menurut Manuaba (2010), perubahan fisilogis masa nifas antara lain

karena perubahan oksitosin dengan pengeluaran oksitosin oleh kelenjar

hipofisis posterior sehingga merangsang kontraksi rahim sehingga

mengurangi perdarahan serta pengeluaran lochea dimaknai sebagai

peluruhan jaringan desidua yang menyebabkan keluarnya secret vagina

dalam jumlah bervariasi dan lochea pada hari ke 1-3 lochea rubra yaitu
202

warna kehitaman dengan ciri-ciri terdiri dari sel desidua, vernik caseosa,

rambut lanugo, sisa mekonium dan sisa darah. Dengan demikian tidak ada

kesenjangan antara teori dan kasus.

Asuhan yang diberikan pada Ny. R yaitu memberitahu kepada ibu

tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan yaitu : KU : baik, Tekanan

darah ibu 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu badan ibu 36,5°C,

pernapasan ibu 22 x/menit.Pada pemeriksaan palpasi terdapat TFU 2 jari

dibawah pusat, kontraksi keras dan PPV : lochea rubra, perdarahan : 25 cc.

Memberitahu ibu tentang penyebab perut ibu masih merasa mules

dikarenakan adanya proses involusi uterus / kembalinya rahim kebentuk

semula seperti sebelum hamil, jadi hal tersebut wajar dan alami saat masa

nifas. Memberitahu ibu untuk makan-makanan bergizi seperti

mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat (nasi, gandum),

protein (daging, ikan), vitamin dan mineral serta sayur-sayuran hijau dan

buah-buahan. Menganjurkan ibu untuk perawatan perenium atau daerah

genetalia yaitu mengganti pembalut 2-3 kali sehari, membasuh daerah

genetalia dari atas terlebih dahulu kemudian kebawah dan menjaga agar

tetap kering dan bersih. Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan

cairan guna memperlancar pengeluaran ASI yaitu 14 gelas pada 6 bulan

pertama serta istirahat yang cukup saat bayi tidur.

Rasa nyeri yang disebut after pains (merian atau mulas - mulas)

disebabkan kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2-4 hari panca persalinan

(Rustam Mochtar, 2011). Dengan demikian dalam hal ini tidak ada

kesenjangan antara teori dan kasus.


203

2. Data Perkembangan Nifas 8 hari (KF)

Dari data subyektif yang diperoleh, ibu mengatakan telah melahirkan 8

hari yang lalu, tidak ada keluhan dan ASI sudah keluar lancar, dan masih

keluar darah bercampur lendir dari vagina ibu.

Menurut Sri Astuti (2015), masa nifas dimulai segera setelah kelahiran

bayi sampai 6 minggu.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus

Dari data obyektif yang diperoleh, keadaan umum ibu baik, kesadaran

composmentis, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 82 x/menit, pernapasan

22 x/menit, suhu 36°C. Muka tidak pucat, tidak oedem, konjungtiva merah

muda, sclera putih, payudara simetris, putting susu menonjol, ASI sudah

keluar banyak. Pada pemeriksaan palpasi di dapatkan tinggi fundus uteri

(TFU) berada di pertengahan pusat dan simpisis, dan kontraksi keras.

Lochea sanguinolenta : darah bercampur lendir warna kecoklatan, tidak ada

tanda infeksi, ekstermitas atas dan bawah tidak pucat, gerak normal, tidak

oedem, tidak ada varises, tanda homan (-).

Paling sedikit 4 kali kunjungan yang dilakukan untuk menilai status ibu

dan bayi baru lahir serta untuk mencegah, mendeteksi, dan menangani

masalah-masalah yang terjadi. Kunjungan dalam masa nifas antara lain

(Anggraini, 2010): 6-8 jam setelah persalinan, 6 hari setelah persalinan, 2

minggu setelah persalinan, 6 minggu setelah persalinan. Sehinga dalam hal

ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

Asuhan yang diberikan pada Ny. R yaitu memberitahu kepada ibu

tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan yaitu: tekanan darah ibu
204

110/70 mmHg, nadi 82 x/menit, suhu badan ibu 36°C, pernapasan ibu 22

x/menit. Pada pemeriksaan palpasi terdapat TFU pertengahan pusat dan

simpisis, kontraksi keras dan PPV : Lochea Sanguinolenta. Mengingat

kembali kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi

seimbang seperti mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat

(nasi, jagung, roti, dan lain-lain), protein (ikan, ayam, telur), mineral (air

putih), vitamin (sayur dan buah-buahan). Memberikan konseling pada ibu

mengenai menjaga bayi agar tetap hangat yaitu dengan meletakkan bayi ke

ditempat yang hangat, memakaikan pakaian yang kering dan bersih, segera

mengganti pakaian yang basah dan tidak meletakkan bayi dibawah kipas

angin. Menganjurkan ibu untuk memeriksakan diri ke tenaga kesehatan

apabila ibu atau bayinya ada keluhan.

Menurut Rustam Mochtar (2011), tinggi fundus uteri atau TFU menurut

masa involusi pada nifas 8 hari yaitu pada pertengahan pusat simpisis.

Dengan demikian dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

3. Data Perkembangan Nifas 15 hari (KF)

Dari data subyektif yang diperoleh, ibu mengatakan telah melahirkan 15

hari yang lalu, tidak ada keluhan dan ibu mengatakan ASI sudah keluar

lancar, ibu mengatakan mengkonsumsi makanan bergizi seimbang.

Periode postpartum dimulai segera setelah kelahiran bayi sampai enam

minggu (42 hari) setelah lahir (WHO, 2010). Dalam hal ini tidak ada

kesenjangan antara teori dan kasus.

Dari data obyektif yang diperoleh, keadaan umum ibu baik, kesadaran

composmentis, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, pernapasan


205

24 x/menit, suhu 36,5°C. Muka tidak pucat, tidak oedem, konjungtiva merah

muda, sclera putih, payudara simetris, tidak ada benjolan, putting susu

menonjol, ASI sudah keluar banyak. Pada pemeriksaan palpasi di dapatkan

tinggi fundus uteri (TFU) sudah tidak teraba. Lochea serosa berwarna

kekuningan, ekstremitas atas dan bawah tidak pucat, gerak normal, tidak

oedem, tidak varises, tanda homan (-).

Kembalinya sistem reproduksi pada masa nifas dibagi menjadi tiga

tahap yaitu puerperium dini, puerperium intermedial, remote puerperium

(Cuningham, 2005). Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan

kasus.

Asuhan yang diberikan pada Ny. R yaitu memberitahu kepada ibu

tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan yaitu: Tekanan darah ibu

120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu badan ibu 36,5°C, pernapasan ibu 24

x/menit. Pada pemeriksaan palpasi terdapat TFU sudah tidak teraba,

kontraksi keras dan PPV : Lochea Serosa berwarna kekuning. Memotivasi

ibu agar selalu memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan tanpa tambahan

apapun kecuali vitamin, obat dan mineral. Menjelaskan pada ibu tentang

alat kontrasepsi apa saja yang dapat digunakan bagi ibu menyusui, seperti

IUD, pil, suntik dan implant. Mengingat kembali kepada ibu untuk

mendiskusikan dengan suami tentang alat kontrasepsi yang akan dipilih.

Mengingat kembali kepada ibu untuk kunjungan ulang 4 minggu yang akan

datang. Memberitahu ibu jenis-jenis KB yaitu Pil, kondom, AKDR, Suntik,

Implant.
206

Menurut Rustam Mochtar (2011), lochea pada nifas 15 hari yaitu lochea

serosa (berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi. Dengan demikian pada

kasus Ny. R tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

D. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir

1. Kunjungan Neonatal 2 hari (KN-1)

Dari data subyektif yang diperoleh, ibu mengatakan bayinya lahir dengan

selamat tidak ada keluhan, ibu mengatakan bayinya sudah BAK dan BAB

sejak 2 hari yang lalu.

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir pada usia kehamilan

37-40 minggu dan berat badanya 2500-4000 gram (Vivian, 2010). Jadi

dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

Dari data obyektif yang diperoleh,keadaan umum baik, jenis kelamin

perempuan BB 3.000 gram, PB 48 cm, LK 34 cm, LD 33 cm, menangis kuat,

kulit tidak ikterik, gerak aktif, denyut nadi 110 x/menit, pernapasan 40

x/menit, suhu 36,5°C, kepala cepal, ubun - ubun tidak cekung, tidak ada

benjolan, muka tidak pucat, mata simetris, reaksi pupil ada aktif, hidung

tidak ada nafas cuping hidung, mulut / bibir tidak pucat, tidak ada atreksia

koanal, telinga simetris, leher tidak ada bulnek, thorak anterior simetris,

tidak ada retraksi dinding dada, genetalia labiya mayor sudah menutupi

labiya minor, terdapat lubang anus, ektermitas atas dan bawah jumlah jari

tangan dan kaki lengkap, tidak ada sindaktil dan polidaktil. APGAR skor

9/10/10, reflek suching ada aktif, reflek rooting ada aktif, reflek graps ada

aktif, reflek moro ada aktif, reflek babyskin ada aktif.


207

Menurut JNPK-KR (2008), asuhan bayi baru lahir antara lain pencegahan

infeksi, penilaian bayi baru lahir, mencegah hipotermi dan sebagainya.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

Asuhan yang diberikan pada bayi Ny. R, memberitahu kepada ibu

tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pada bayinya yaitu: Nadi

110 x/menit, suhu badan ibu 36,5°C, pernapasan 40 x/menit, berat badan

bayi 3.000 gram, panjang badan 48 cm, lingkar kepala 34 cm dan lingkar

dada: 33 cm. Memberitahu ibu cara merawat tali pusat yang benar yaitu tali

pusat di bungkus dengan kasa bersih tanpa di berikan alkohol atau obat

merah. Gantilah kasa apabila kasa basah atau kotor supaya terhindar dari

infeksi. Memberitahu ibu tanda bahaya bayi baru lahir yaitu bayi tidak mau

menyusu, pernapasan cepat lebih dari 60 x/menit, warna kulit pucat dan

suhu lebih dari 37,5°C atau kurang dari 36,5°C.

Menurut Sondakh (2013), cara melakukan perawatan tali pusat dengan

mempertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka agar terkena udara

dan menggunakan kassa steril. Dengan demikian tidak ada kesejangan

antara teori dan kasus.

2. Kunjungan Neonatal 8 hari (KN-2)

Dari data subyektif yang diperoleh, ibu mengatakan tidak ada masalah

pada bayinya, ibu mengatakan bayinya sudah BAB dan BAK, ibu

mengatakan bayinya menyusu dengan aktif.

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir dalam presentasi

belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan

genap pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badanya 2500-4000
208

gram, nilai apgar >7 dan tanpa cacat bawaan (Yeyeh, 2010). Dalam hal ini

tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

Dari data obyektif yang diperoleh, keadaan umum bayi baik, jenis

kelamin perempuan, BB 3.150 gram, PB 49 cm, LK 35 cm, LD 34 cm,

menangis kuat, kulit kemerahan, gerak aktif, denyut nadi 120 x/menit,

pernapasan 45 x/menit, suhu 36,6°C

Menurut Manggiasih (2016), bayi baru lahir normal yaitu berat badan

2500-4000 gram , panjang badan 48-52 cm, lingkar dada 30-38 cm, lingkar

kepala 33-35 cm, lingkar lengan 11-12 cm dan sebagainya. Sehingga dalam

hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

Asuhan yang diberikan pada bayi Ny. R, memberitahu kepada ibu

tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pada bayinya yaitu: Nadi

120 x/menit, suhu badan 36,6°C, pernapasan 45 x/menit, berat badan 3.150

gram, panjang badan 49 cm, lingkar kepala 35 cm, lingkar dada 34 cm.

Memastikan bayi tidak ada tanda bahaya pada bayi baru lahir seperti

pernapasan sulit atau lebih dari 60 x/menit, suhu badan terlalu hangat lebih

dari 37,5 °C atau terlalu dingin kurang dari 36,5°C, kulit bayi kering

(terutama 24 jam pertama), biru, pucat atau memar, hadapan pada saat

menyusu lemah.

Tanda bahaya bayi baru lahir menurut Depkes RI tahun 2008 yaitu tidak

dapat menyusu, kejang, nafas cepat (>60x/menit), merintih, retraksi dinding

dada bawah.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
209

3. Kunjungan Neonatal 15 hari (KN-3)

Dari data subyektif yang diperoleh, ibu mengatakan tidak ada keluhan

pada bayinya, ibu mengatakan bayinya sudah BAB dan BAK, ibu

mengatakan bayinya menyusu dengan aktif.

Menurut Ibrahim (2013), bayi baru lahir normal adalah lahir pada usia

38-42 minggu dan berat badannya 2500-4000 gram. Dalam hal ini tidak ada

kesenjangan antara teori dan kasus.

Dari data obyektif yang diperoleh, keadaan umum bayi baik, jenis

kelamin perempuan, berat badan 3.400 gram, panjang badan 51 cm,

Lingkar kepala 36 cm, Lingkar dada 35 cm, menangis kuat, kulit tidak

ikterik, gerak aktif, denyut nadi 120x/menit, pernapasan 40x/menit, suhu

36,5°C

Menurut Marmi (2015), neonatus berat badan lahir yaitu berat lahir

rendah <2500 gram, berat lahir cukup 2500-4000, berat lahir lebih >4000.

Sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

Asuhan yang diberikan pada bayi Ny. R, Memberitahu kepada ibu

tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pada bayinya yaitu: Nadi

120 x/menit, suhu 36,5°C, pernapasan 40 x/menit, berat badan 3.400 gram,

panjang badan 51 cm, lingkar kepala 36 cm, lingkar dada 35 cm.

Mengingat kembali kepada ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin

yaitu 2 jam sekali atau jika bayi menginginkan supaya tidak dehidrasi.

Menjelaskan tentang upaya memperbanyak ASI yaitu: menyusui bayinya

setiap 2 jam sekali, siang dan malam hari, konsumsi makanan penambah

produksi ASI seperti daun katuk, pepaya, bayam dan wortel, minum air
210

putih 8 gelas/hari, posisi menyusui yang benar, nyaman dan aman, hindari

stress, istirahat cukup.

Menurut Roesli (2000), asi ekslusif adalah pemberian asi selama 6 bulan

tanpa tambahan cairan lain. Sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan

antara teori dan kasus.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan Asuhan Kebidanan Komprehensif pada ibu hamil,

bersalin, nifas dan bayi baru lahir pada Ny. R dengan umur >35 tahun,

multigravida, anemia sedang dan serotinus di Wilayah Puskesmas Dukuhwaru

Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal, sejak September 2018 - Maret 2019,

maka penulis menyimpulkan bahwa :

1. Pada langkah pengumpulan data dasar baik data subyektif dan obyektif yang

diperoleh mulai dari kehamilan, bersalin, nifas dan bayi baru lahir pada

kasus Ny. R penulis tidak mengalami kesulitan karena kerja sama dengan

baik antara pasien. Pada Ny. R ditemukan komplikasi sehingga ada

kesenjangan antara teori dan kasus.

2. Pada langkah interpretasi data sesuai dengan data subyektif dan obyektif

yang diperoleh pada kasus Ny. R di dapatkan diagnosa .

a. Kehamilan kunjungan pertama : Ny.R umur 36 tahun G5P42A0 hamil 39

minggu lebih 6 hari, janin tunggal, hidup intra uterin, letak memanjang,

punggung kanan, presentasi kepala, konvergen dengan kehamilan anemia

sedang, grandemultipara, faktor umur >35 tahun dan serotinus.

Kunjungan kedua : Ny. R umur 36 tahun G5P4A0, umur kehamilan 40

minggu lebih 1 hari janin tunggal, hidup intra uterin, letak memanjang,

punggung kanan, presentasi kepala, divergen dengan kehamilan anemia

211
212

sedang, grandemultipara, faktor umur >35 tahun dan serotinus .

Kunjungan ketiga : Ny. R umur 36 tahun G5P4A0 umur kehamilan 40

minggu lebih 4 hari janin tunggal, hidup, intra uterin, letak memanjang,

punggung kanan, presentasi kepala, divergen dengan dengan kehamilan

anemia sedang, grandemultipara, faktor umur >35 tahun dan serotinus.

b. Persalinan : Ny. R umur 36 tahun G5P4A0 hamil 42 minggu lebih 5 hari,

janin tunggal, hidup intra uterin, letak memanjang, punggung kanan,

presentasi kepala, divergen dengan inpartu kala I fase laten,

grandemultipara dan serotinus.

c. Nifas : Ny. R umur 36 tahun P5A0 post partum 2 hari, 8 hari, 15 hari

dengan nifas normal.

d. Bayi baru lahir : Bayi Ny. R umur 2 hari, 8 hari, 15 hari dengan bayi baru

lahir normal.

3. Pada langkah diagnosa potensial pada Ny. R terdapat diagnosa potensial

karena pada saat pemeriksaan kehamilan ditemukan masalah yaitu ibu hamil

dengan anemia sedang, grandemultipara, fakto resiko usia > 35 tahun dan

serotinus. Diagnosa potensial yang ditegakkan pada kasus ini adalah pada

ibu terjadi : anemia berat, partus prematur. Pada janin terjadi : asfiksia, cacat

bawaan, IUFD. Namun dari diagnosa potensial tersebut tidak ada yang

terjadi pada kasus ini.

4. Pada langkah antisipasi penanganan segera diperlukan karena pada

kehamilan ditemukan masalah atau diagnosa. Antisipasi penanganan yang

dilakukan pada kasus ini yaitu dengan melakukan kolaborasi dengan dokter

Sp.OG yaitu rujukan ke rumah sakit.


213

5. Pada langkah perencanaan atau asuhan kebidanan pada kehamilan,

persalinan, nifas, bayi baru lahir pada Ny. R sudah sesuai memberikan

perencanaan sesuai dengan kebutuhan pasien. Sehingga pada langkah

perencanaan ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

6. Pada langkah pelaksanaan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. R

dengan anemia sedang, grandemultipara, faktor resiko usia > 35 tahun dan

serotinus sudah dilakukan sesuai dengan langkah pelaksanaan. Sehingga

tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

7. Evaluasi tindakan yang telah dilakukan yaitu evaluasi akhir yang didapat

keadaan ibu maupun bayinya baik, pada Hb belum ada peningkatan dari Hb

hamil sampai Hb post partum yaitu 9,9 gr% menjadi 10 gr%. Dalam hal ini

ada kesenjangan antara teori dan kasus karna belum sesuai dengan harapan.

B. Saran

Ada beberapa saran yang disampaikan penulis untuk lebih

mengoptimalkan dalam pelaksanaan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu

hamil, bersalin, nifas sampai bayi baru lahir dimasa mendatang antara lain :

1. Bagi Penulis

Dapat mengikuti perkembangan pasien pada ibu hamil, persalinan,

nifas sampai bayi baru lahir dengan faktor resiko tinggi dengan program

One Student One Client (OSOC) sehingga mahasiswa mendapatkan

pengalaman dengan mempelajari kasus-kasus pada saat praktek dalam

bentuk Varney atau SOAP serta menerapkan asuhan sesuai standar

pelayanan kebidanan yang telah diterapkan sesuai dengan kewenangan


214

bidan serta diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan

dalam melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif.

2. Bagi Institusi

Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa

dengan penyediaan fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung

peningkatan kompetensi mahasiswa sehingga dapat menghasilkan bidan

yang terampil.

3. Bagi Tenaga Kesehatan

Bagi tenaga kesehatan terutama bidan perlu meningkatkan kualitas

pelayanan ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir agar pelayanan yang

maksimal dapat diperoleh. Diperbanyak pengadaan media seperti leaflet,

poster dan lembar balik agar masyarakat bisa mengerti. Bimbingan dan

pemanatuan ibu hamil dengn resiko tinggi agar tidak terjadi kematian ibu

dan janin sehingga dapat menurunkan AKI dan AKB. Serta bimbingan

tehadap mahasiswa dilahan praktek lebih ditingkatkan agar mahasiswa lebih

terampil dalam memecahkan masalah yang ada pada pengambilan kasus

maupun dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah.

4. Bagi Masyarakat

Diharapkan untuk masyarakat agar lebih memahami akan bahaya hamil

dengan faktor resiko tinggi serta diharapkan pula untuk ibu hamil selalu

memantau perkembangan kehamilannya dengan melakukan pemeriksaan

yang rutin dan selalu menjaga keadaannya sehingga tidak terdapat resiko

yang membahayakan bagi ibu dan janinnya.


215

5. Bagi Pasien

Diharapkan pasien untuk lebih memperhatikan kondisinya dengan

mengkonsumsi makanan yang bergizi dan mengonsumsi tablet penambah

darah setiap hari agar tidak terjadi anemia, menjaga kebersihan personal

hygiennya agar tidak terjadi infeksi dan melakukan pemeriksaan secara rutin

sehingga jika terjadi komplikasi dapat dideteksi sejak dini.


DAFTAR PUSTAKA

Amelia, Rizqi, dkk. 2016 Buku Acuan Midwifery Update 2016. Jakarta : Pengurus
Pusat IKATAN BIDAN INDONESIA

Anggasari, Yasi, dkk. 2014. Buku Ajar Kehamilan. Jakarta : Salemba Medika

Anggraini, Yetti. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta. Pustaka


Rihama

Asfuah, Siti dan Proverawati, Atikah. 2009. Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan.
Yogyakarta : Nuha Medika

Astuti, Sri, dkk. 2015. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Jakarta : Erlangga

Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : EGC

Budiarti, Tri, dkk. 2011. Buku Ajar Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta : CV,
Trans Info Media

Dewi, Vivian. 2013. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta : Salemba
Medika

Dewi, Vivian. 2011. Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba


Medika

Dewi, Vivian. 2012. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba


Medika

Dewi, Vivian. 2013. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Salemba
Medika

Dinkes Kabupaten Tegal. 2017. Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi
Kabupaten Tegal. Dinkes Kabupaten Tegal

216
217

Dinkes Provinsi Jateng. 2018. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.


http://www.dinkesjatengprof.co.id/dokumen/profil/prof/2018/RAR%20
V1%2020.11.pdf

Hani, Ummi. 2014.Asuhan Kehamilan. Jakarta : Erlangga.

Hutahaean, Serri. 2013. Perawatan Antenatal. Jakarta : Salemba Medika

Http://www.stikesmuhla.ac.id/wp-content/uploads/jurnalsurya/nol/11.pdf

JNPK-KR. 2008. Asuhan Esensial Pencegahan dan Penanggulangan Segera


Komplikasi Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta : Jaringan
Nasional Pelatihan Klinik-Kesehatan Reproduksi

JNPK-KR. 2008. Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta :
Jaringan Nasional Pelatihan Klinik-Kesehatan Reproduksi

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Buku Saku Pelayanan


Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta : EGC

Marmi, dkk. 2015. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Marjiati, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta :


Salemba Medika

Marliandiani, Yefi, dkk. 2015. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas
dan Menyusui. Jakarta : Salemba Medika

Maryunani, Anik. 2010. Biologi Reproduksi Dalam Kebidanan. Jakarta : CV.


Trans Info Media

Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo.

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan dan


Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
218

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo

Proverawati, Atikah. 2011. Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta : Nuha


Medika

Profil Indonesia. 2016. Profil Indonesia tahun 2016.


http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2016.pdf

Puskesmas Dukuhwaru. 2018. Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi


Wilayah Puskesmas Dukuhwaru

Rukiyah, Ai, dkk. 2009. Asuhan Kebidanan Kehamilan (Edisi Revisi). Jakarta :
Trans Info Media

Rukiyah, Ai, dkk. 2009. Asuhan Kebidanan II Persalinan. Jakarta : CV. Trans
Info Media

Rukiyah, Ai, dan Yulianti, Lia. 2013. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.
Jakarta : CV. Trans Info Media

Saifuddin. 2002. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Patologis. Jakarta Salemba


Medika.

Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba
Medika

Siwi, Elisabeth, dkk. 2015. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Jakarta :


Salemba Medika.

Sondakh, Jenny. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta : Erlangga

Sulistyawati, Ari, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta :
Salemba Medika
219

Sulistyawati, Ari, dkk. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Masa Bersalin. Jakarta :
Salemba Medika

Sumarah, dkk. 2009. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Bersalin). Yogyakarta : Fitramaya

Tarwoto, Ns, dkk. 2013. Buku Saku Anemia Pada Ibu Hamil Konsep dan
Penatalaksanaan. Jakarta : Trans Info Medika

Walyunani. 2015. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Jakarta : Salemba Medika.

Warung bidan. 2016. 4 terlalu dalam kehamilan (Terlalu : Muda, Tua, Dekat,
Banyak). http://warungbidan.blogspot.co.id/2016/03/4-terlalu-dalam-
kehamilan-terlalu-muda.html

Yanti. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta : Pustaka


Rihama

Yulifah, Rita, dkk. 2014. Konsep Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika


ANEMIA SSEDANG, GRANDE MULTIPARA, FAKTOR
RESIKO DENGAN USIA > 35 TAHUN DAN SEROTINUS
( Studi kasus terhadap Ny. R di Puskesmas Dukuhwaru Kabupaten Tegal)

Amelia Risqa1 , Umriaty2, Titin Winingsih3


Email : ameliarisqa49@gmail.com
Diploma III Kebidanan, Politeknik Harapan Bersama
Puskesmas Dukuhwaru Kabupaten Tegal

Abstrak
Kematian maternal (maternal mortality), umumnya ukuran yang dipakai untuk menilai baik
buruknya keadaan pelayanan kebidanan (maternity care) dalam suatu Negara atau Daerah.
Sebab-sebab kematian ini dapat dibagi dalam 2 golongan, yakni yang langsung disebabkan
oleh komplikasi-komplikasi kehamilan , persalinan, nifas dan sebab yang lain seperti
penyakit jantung, kanker dan sebagainya.
Tujuan umum dilakukannya studi kasus ini adalah agar mampu melaksanakan asuhan
kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas dan BBL secara komprehensif dengan
menggunakan manajemen asuhan kebidanan menurut Varney dan pendokumentasian dengan
metode SOAP.
Obyek studi kasus ini adalah Ny. R G5 P4 A0 umur > 35 tahun dengan hamil, bersalin, nifas
dan BBL (Anemia Sedang, Multi Gravida, Faktor Resiko Dengan Usia > 35 Tahun dan
Serotinus). Studi kasus ini dilaksanakan pada bulan September - Oktober 2018 di Puskesmas
Dukuhwaru. Asuhan tersebut dilakukan secara menyeluruh dimulai sejak pasien hamil TM
III (39 minggu lebih 6 hari), bersalin (42 minggu lebih 5 hari) dan nifas (2 hari post partum
sampai 15 hari) dan BBL (2 hari BBL sampai 15 hari).
Dari data yang diperoleh penulis menyimpulkan bahwa pemantauan sejak kehamilan hingga
nifas dan BBL tidak ditemukan komplikasi yang menyebabkan kegawat daruratan.

Kata Kunci : Asuhan Kebidanan Komprehensif, Anemia Sedang, Multi Gravida, Faktor
Resiko Dengan Usia >35 Tahun dan Serotinus

Kasus : Seorang ibu hamil (Ny. R) usia 36 tahun dengan umur kehamilan 39 minggu
lebih 6 hari G5P4A0 dengan Anemia sedang, Multi gravida, Faktor resiko
dengan usia > 35 tahun dan Serotinus.

1. PENDAHULUAN banyak anak yaitu lebih dari 4 dan


sebagainya.[1]
Tingginya Angka Kematian Ibu Berdasarkan dari data Dinas
(AKI) menunjukan keadan sosial Kesehatan Jawa Tengah, profil angka
ekonomi yang rendah, pengetahuan ibu kematian ibu dan bayi masih signifikan.
yang rendah bahkan dengan pelayanan Pada tahun 2016 terdapat 173 kematian
kesehatannya yang kurang nyaman. per 1.000 kelahiran hidup. Pada tahun
Ada beberapa penyebab kematian 2017 dan sekarang (tahun 2018) turun
resiko pada kehamilan yaitu Ibu hamil hingga 52,7 kematian per 1.000
terlalu muda yaitu kurang dari 20 tahun, kelahiran hidup. AKI (angka kematian
Ibu hamil diatas >35 tahun, Terlalu ibu) dan AKB (angka kematian bayi)
220
221

yang menurun signifikan dari 9,6 di awal pada kehamilan dapat dijadikan
tahun 2014 menjadi 7,8 di tahun 2017. sebagai salah satu upaya untuk
AKB (angka kematian bayi) mencegah kehamilan resiko tinggi ibu
mengalami penurunan setiap tahunnya. hamil. Kehamilan dengan faktor resiko
Mulai dari tahun 2015 terdapat 33 diantaranya primi muda, primi tua,
kasus, kemudian berkurang menjadi 27 primi sekunder, anak terkecil < 2 tahun,
kasus di tahun 2016. Pada tahun 2017, grande multi, umur > 35 tahun, tinggi
AKI (angka kematian ibu) kembali badan < 145 cm.[5]
berkurang menjadi 14 kasus. Faktor ini menjadi masalah karena
Sedangkan pada AKB (angka kematian dengan bertambahnya umur maka akan
bayi) berkurang mulai 263 kasus terjadi penurunan fungsi dari organ
kematian bayi di tahun 2016 menjadi yaitu melalui proses penuaan. Adanya
209 di tahun 2017.[2] kehamilan membuat seseorang ibu
Angka Kematian Ibu (AKI) yang memerlukan ekstra energi untuk
diperoleh dari Dinas Kesehatan kehidupannya dan juga kehidupan janin
Kabupaten Tegal Tahun 2017 terdapat yang sedang dikandungnya.
14 kasus kematian dari total kasus Anemia pada kehamilan adalah
keseluruhan AKI di Jawa Tengah yaitu anemia karena kekurangan zat besi dan
dari jumlah 337 kasus per 100.000 merupakan jenis anemia yang
keseluruh hidup. Sedangkan Angka pengobatannya relatif mudah bahkan
Kematian Bayi (0-1 tahun) di murah. Anemia kehamilan disebut
Kabupaten Tegal Tahun 2017 masih “potential danger to mother and child”
tinggi yaitu 164 kematian dari 3503 (potensial membahayakan ibu dan
total kasus per 1000 kelahiran hidup di anak).[6]
Provinsi Jawa Tengah.[3] Penyebab anemia secara umum,
Berdasarkan data yang diperoleh seperti kekurangan zat gizi dalam
dari Puskesmas Dukuhwaru pada tahun makanan yang dikonsumsi, misalnya
2017, Angka Kematian Ibu (AKI) faktor kemiskinan, penyerapan zat besi
terdapat 2 orang dari 1048 ibu hamil yang tidak optimal, misalnya karena
dengan riwayat pendarahan postpartum diare, kehilangan darah yang yang
dan penyakit jantung. Jumlah ibu hamil disebabkan oleh perdarahan menstruasi
dengan faktor resiko dan resiko tinggi yang banyak, perdarahan akibat luka.[7]
terdapat 115 kasus resti paritas 1.7%,
resiko tinggi umur 13.3%, KEK 8.6%, 2. METODE
anemia berat 0.3%, pre eklamsi 1.4%. Penelitian ini menggunakan
Sedangkan jumlah Angka Kematian pendekatan studi kasus yaitu mengkaji
Bayi (AKB) sebanyak 7 bayi dari 956 kasus kebidanan patologis. Peneliti
kelahiran hidup yang disebabkan karena dalam melakukan penelitian mengacu
4 bayi dengan kelainan congenital, 2 pada asuhan kebidanan 7 langkah
bayi dengan BBLR dan 1 bayi dengan varney. Kasus dalam penelitian ini
Asfiksia[4] . berfokus pada kasus ibu hamil dengan
Kehamilan resiko tinggi Anemia sedang, multi gravida, faktor
merupakan suatu kehamilan yang resiko dengan usia >35 tahun dan
memiliki resiko lebih besar dari serotinus. Subjek saat penelitian
biasanya baik bagi ibu maupun bayinya dilakukan memiliki riwayat kehamilan
yang dapat mengakibatkan terjadinya G5 P4 A0. Asuhan kebidanan dilakukan
penyakit atau kematian sebelum sejak bulan September yaitu saat ibu
maupun sesudah persalinan. Deteksi hamil 39 minggu lebih 6 hari. Peneliti
222

terus melakukan pendampingan selama hemoglobin kurang dari 9,5 gr%dl


kehamilan, persalinan, nifas dan bayi dalam tubuh ibu hamil (Hb normal > 11
baru lahir yang berakhir pada bulan gr%dl). Anemia disebabkan karena
Oktober 2018. beberapa faktor seperti faktor dasar
Pengumpulan data dilakukan dengan (sosial ekonomi, pengetahuan,
melakukan anamnesa (wawancara), pendidikan, faktor tidak langsung
observasi partisipatif (pemeriksaan (ANC, umur ibu), faktor langsung
fisik, pemeriksaan penunjang, (kecukupan konsumsi tablet besi, jarak
observasi perilaku selama kehamilan kehamilan, paritas).[9]
hingga nifas), studi analisis dokumen Kehamilan dengan faktor resiko
(KIA, RM, dll). Data yang didapatkan diantaranya primi muda, primi tua,
kemudian didokumentasikan kedalam primi sekunder, anak terkecil < 2 tahun,
laporan asuhan kebidanan komprehensif grande multi, umur >35 tahun, tinggi
dengan teknik 7 langkah varney yaitu badan >145cm. Faktor ini menjadi
mulai dari pengumpulan data, masalah karena umur ibu 36 tahun
interpretasi data, diagnosa potensial, karena kehamilan dengan faktor uisa
antisipasi penanganan segera, >35 tahun akan terjadi penurunan
intervensi, implementasi dan evaluasi fungsi dari organ yaitu melalui
pada asuhan kebidanan kehamilan. penuaan. Adanya kehamilan membuat
Selain itu, asuhan kebidanan ini seseorang ibu memerlukan ekstra energi
menggunakan sistem subyektif, untuk kehidupannya dan juga
obyektif, analisis, planning (SOAP). kehidupan janin yag sedang
dikandungnya.[10]
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu faktor penyebab anemia
Penelitian ini dilakukan untuk pada ibu hamil adalah usia ibu
mengkaji kasus kebidanan patologis dikarenakan usia merupakan faktor
dengan tujuan memberikan asuhan resiko terjadinya anemia pada ibu
secara komprehensif sehingga dapat hamil. Umur seorang ibu berkaitan
dideteksi secara dini komplikasi dengan alat-alat reproduksi wanita.
kehamilan dan dapat segera dilakukan Umur reproduksi yang sehat dan aman
penatalaksanaan kasus. adalah umur 20-35 tahun. Kehamilan di
Dari hasil penelitian didapatkan usia > 35 tahun dapat menyebabkan
bahwa ibu mengalami Anemia sedang anemia, disamping itu akan terjadi
pada kehamilan trimester III, umur ibu kompetisi makanan antar janin dan
36 tahun dan serotinus sehingga ibu ibunya sendiri yang masih dalam
megalami kehamilan beresiko, hal ini pertumbuhan hormonal yang terjadi
kemungkinan disebabkan karena selama kehamilan. Pada usia > 35 tahun
beberapa faktor seperti faktor dasar, ini terkait dengan kemunduran dan
faktor tidak langsung maupun faktor penurunan daya tahan tubuh serta
langsung. berbagai penyakit yang sering menimpa
Kehamilan adalah masa dimulai di usia ini.[11]
dari konsepsi sampai lahirnya janin. Dari hasil penelitian yang
Lamanya hamil normal adalah 40 dilakukan pada tanggal 30 September
minggu atau 9 bulan 7 hari dihitung 2018 pada kunjungan antenatal care
dari hari pertama haid terakhir.[8] (ANC) ke 1 didapatkan ibu mengalami
Anemia dalam kehamilan adalah Anemia Sedang dengan hasil 9,9 gr%dl
keadaan dimana terjadi kekurangan sel dan usia ibu 36 tahun dengan kehamilan
darah merah dan menurunnya beresiko di usia > 35 tahun. Anemia
223

yang disebabkan karena pola nutrisi dan Sedang, Multi Gravida, Faktor Resiko
pola istirahat terbukti pola makan Dengan Usia > 35 Tahun dan Serotinus
sebelum hamil dan selama hamil, ibu di Wilayah Puskesmas Dukuhwaru
tidak terlalu suka mengkonsumsi Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten
sayuran dan pola istirahat kurang Tegal, sejak tanggal 30 September
sehingga ibu mengalami kecapean dan 2018 – 20 Oktober 2018, maka penulis
mengakibatkan ibu sering lemas dan menyimpulkan bahwa :
pusing. Kunjungan ANC ke 2 masih a. Pada langkah pengumpulan data
mengalami Anemia Sedang dan ibu dasar baik data subyektif dan
mengayakan tidak ada keluhan. obyektif yang diperoleh mulai dari
Kunjungan ANC ke 3 ibu masih kehamilan, bersalin, nifas dan bayi
mengalami Anemia Sedang. baru lahir pada kasus Ny. R penulis
Persalinan adalah proses pengeluaran tidak mengalami kesulitan karena
hasil konsepsi ibu melalui jalan lahir kerja sama dengan baik antara
atau dengan jalan lain, yang kemudian pasien. Pada Ny. R ditemukan
janin dapat hidup kedunia diluar.[12] komplikasi sehingga ada
Ibu bersalin pada tanggal 20 Oktober kesenjangan antara teori dan kasus.
2018 pukul 18:50 WIB, umur b. Pada langkah interpretasi data sesuai
kehamilan 42 minggu lebih 5 hari dengan data subyektif dan obyektif
dilakukan dengan cara persalinan yang diperoleh pada kasus Ny. R di
induksi di Rumah Sakit Adella, bayi dapatkan diagnosa: Data Kehamilan
lahir berjenis kelamin perempuan. kunjungan pertama: Ny. R umur 36
Masa nifas atau puerpurium dimulai tahun G5P4A0 hamil 39 minggu
sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta lebih 6 hari, janin tunggal, hidup
sampai dengan 6 minggu (40 hari) intra uterin, letak memanjang,
setelah itu.[13] punggung kanan, presentasi kepala,
Pada masa nifas ibu tidak ada konvergen dengan kehamilan anemia
keluhan dan masih dalam batas normal, sedang, multi gravida, resiko tinggi
selama masa nifas ibu mengurus karena umur ibu dan serotinus.
bayinya dengan baik dan memberikan Kunjungan kedua: Ny. R umur 36
ASI ekslusif. tahun G5P4A0, umur kehamilan 40
Bayi baru lahir normal adalah bayi minggu lebih 1 hari janin tunggal,
yang baru lahir pada usia kehamilan 37- hidup intra uterin, letak memanjang,
40 minggu dan berat badannya 2500- punggung kanan, presentasi kepala,
4000 gram.[14] divergen dengan kehamilan anemia
Dari hasil pemeriksaan, bayi lahir sedang, multi gravida, resiko tinggi
spontan tanggal 20 Oktober 2018 pukul karena umur ibu dan serotinus.
18:50 WIB dengan berat 3000 gram, Kunjungan ketiga: Ny. R umur 36
jenis kelamin perempuan, menangis tahun G5P4A0, umur kehamilan 40
kuat, AS 9/10/10. PB : 48 cm, LIKA : minggu lebih 4 hari janin tunggal,
34 cm, LIDA : 33 cm dan bayi tidak ada hidup, intra uterin, letak memanjang,
kecacatan / kelainan. punggung kanan, presentasi kepala,
divergen dengan kehamilan anemia
4. KESIMPULAN sedang, multi gravida, resiko tinggi
Setelah melakukan Asuhan karena umur ibu dan serotinus. Data
Kebidanan Komprehensif pada ibu Persalinan: Ny. R umur 36 tahun
hamil, bersalin, nifas dan bayi baru G5P4A0 hamil 42 minggu lebih 5
lahir pada Ny. R dengan Anemia hari, janin tunggal, hidup intra
224

uterin, letak memanjang, punggung g. Evaluasi tindakan yang telah


kanan, presentasi kepala, divergen dilakukan yaitu evaluasi akhir yang
dengan inpartu kala I fase laten. Data didapat keadaan ibu maupun bayinya
Nifas : Ny. R umur 36 tahun P5A0 baik, pada Hb belum ada
post partum 2 hari, 8 hari, 15 hari peningkatan dari Hb hamil sampai
dengan nifas normal dan pada data Hb post partum yaitu 9,9 gr%
Bayi baru lahir : Bayi Ny. R umur 2 menjadi 10 gr%. Dalam hal ini ada
hari, 8 hari, 15 hari dengan bayi baru kesenjangan antara teori dan kasus
lahir normal. karena belum sesuai dengan harapan.
c. Pada langkah diagnosa potensial pada
Ny. R terdapat diagnosa potensial 5. DAFTAR PUSTAKA
karena pada saat pemeriksaan
kehamilan ditemukan masalah yaitu [1] Anggasari, Yasi, dkk. 2014. Buku
ibu hamil dengan anemia sedang, Ajar Kehamilan. Jakarta : Salemba
multi gravida, fakto resiko usia > 35 Medika
tahun dan serotinus. Diagnosa [2] Bahiyatun. 2009. Buku Ajar
potensial yang ditegakkan pada Asuhan Kebidanan Nifas Normal.
kasus ini adalah pada ibu terjadi : Jakarta : EGC
anemia berat, partus prematur. Pada [3] Dewi, Vivian. 2013. Asuhan
janin terjadi : asfiksia, cacat bawaan, Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta :
IUFD. Namun dari diagnosa Salemba Medika
potensial tersebut tidak ada yang
terjadi pada kasus ini.
d. Pada langkah antisipasi penanganan [4] Dinkes Kabupaten Tegal. 2017.
segera diperlukan karena pada Angka Kematian Ibu, Angka
kehamilan ditemukan masalah atau Kematian Bayi Kabupaten
diagnosa. Antisipasi penanganan Tegal.Dinkes Kabupaten Tegal
yang dilakukan pada kasus ini yaitu [5] Manuaba. 2010.Ilmu Kebidanan,
dengan melakukan kolaborasi Penyakit Kandungan dan KB.
dengan dokter Sp.OG yaitu rujukan Jakarta : EGC
ke rumah sakit [6] Marmi, dkk. 2015. Asuhan
e. Pada langkah perencanaan atau Kebidanan Patologi. Yogyakarta :
asuhan kebidanan pada kehamilan, Pustaka Pelajar
persalinan, nifas, bayi baru lahir [7] Prawirohardjo, Sarwono.
pada Ny. R sudah sesuai 2010.Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT
memberikan perencanaan sesuai Bina Pusaka Sarwono
dengan kebutuhan pasien. Sehingga Prawirohardjo
pada langkah perencanaan ini tidak [8] Proverawati, Atikah. 2011. Anemia
ada kesenjangan antara teori dan dan Anemia Kehamilan.
kasus. Yogyakarta : Nuha Medika
f. Pada langkah pelaksanaan asuhan [9] Puskesmas Dukuhwaru. 2018.
kebidanan komprehensif pada Ny. R Angka Kematian Ibu, Angka
dengan anemia sedang, multi gravida Kematian Bayi Wilayah Puskesmas
faktor resiko dengan usia > 35 tahun Dukuhwaru
dan serotinus, sudah dilakukan [10] Rukiyah, Ai, dkk. 2009. Asuhan
sesuai dengan langkah pelaksanaan. Kebidanan II Persalinan. Jakarta :
Sehingga tidak ada kesenjangan CV. Trans Info Media
antara teori dan kasus.
225

[11] Sulistyawati, Ari, dkk. 2012. [12] Yulifah, Rita, dkk. 2014. Konsep
Asuhan Kebidanan pada Masa Kebidanan. Jakarta : Salemba
Bersalin. Jakarta : Salemba Medika Medika
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236

Anda mungkin juga menyukai