i
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN MASALAH
DEMENSIA (GANGGUAN KOGNITIF) DI PANTI KARYA ASIH
LAWANG
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persayaratan menyelesaikan
program pendidikan Diploma III Keperawatan di Program Studi Keperawatan
Lawang Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
ii
LEMBAR PESETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan
oleh:
NIM : 1401200073
Pembimbing
iii
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 1401200073
Dewan Penguji
Mengetahui,
Ketua Jurusan Keperawatan
Politekknik Kesehatan Kemenkes Malang
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH
NIM : 1401200073
Dengan ini menyatakan bahwa proposal karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan
working paper atau bentuk lain yang dipublikasikan secara umun. Karya tulis
ilmiah ini sepenuhnya merupakan karya intelektual saya dan seluruh sumber yang
menjadi rujukan dalam karya ilmiah ini telah saya sebutkan sesuai kaidah
akademik yang berlaku umum, termasuk para pihak yang telah memberikan
kontribusi pemikiran pada isi, kecuali yang menyangkut ekpresi kalimat dan
disain penulisan.
v
KATA PENGANTAR
Karya Asih Lawang” dengan baik. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah
satu syarat untuk memenuhi Tugas Akhir dan sebagai salah satu persyaratan
Malang.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis telah banyak mendapat
bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk
3. Budiono, S.Kep, M.Kes selaku Ketua Program Studi D-III dan D-IV
vi
4. Ibu Christina Andriani selaku Kepala Panti Karya Asih Lawang yang telah
6. Nurul Hidayah, S.Kep, Ns, M.Kep selaku dosen penguji yang memberikan
8. Papa, Mama, Adik, Kakek, Nenek, Om, Tante, tercinta yang telah
memberi dukungan secara moril dan materiil yang sangat berarti demi
banyak kekurangan dan belum sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dalam rangka membantu memperbaiki
penyusunan Karya Tulis Ilmiah dan demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini
dan yang akan datang. Penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
Penulis
vii
ABSTRAK
Viangella, K.,Z., 2019. Asuhan Keperawatan Pada Lansia dengan Masalah
Demensia (Gangguan Kognitif) Di Panti Karya Asih Lawang Kab. Malang. Karya
Tulis Ilmiah, Program Studi DIII Keperawatan Lawang, Jurusan Keperawatan,
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang.
Pembimbing Agus Setyo Utomo, A. M.Kes
Lansia sering mengalami masalah kesehatan salah satunya yaitu demensia. Gejala
yang sering muncul pada penderita demensia adalah penurunan pola berfikir dan
daya ingat. Salah satu terapi untuk mengurangi atau mengatasi masalah kesehatan
pada lansia ini adalah dengan terapi kelompok ataupun braingym. Tujuan
penelitian ini adalah untuk melakukan asuhan keperawatan pada lansia dengan
masalah demensia. Metode penelitian ini adalah deskriptif studi kasus asuhan
keperawatan yang meliputi pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Berdasarkan hasil penelitian setelah
diberikan terapi kelompok maupun braingym skala pola bepikir dan pola daya
ingat pasien meningkat hingga pada skala sedang. Daya ingat dialami pasien tidak
sepenuhnya kembali normal karena faktor dari usia, dimana dengan bertambahnya
usia terjadi penurunan kemampuan untuk berfungsi secara efisien. Oleh karena itu
pendekatan terhadap pasien sangat penting untuk mewujudkan lansia yang
mandiri, sehat, dan produktif untuk mengurangi maupun hingga dapat mengatasi
masalah tersebut. Saran untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan
dan menemukan terapi lain bagi pasien yang mengalami demensia (gangguan
kognitif).
Kata kunci: asuhan keperawatan, lansia, demensia, penurunan pola pikir
viii
ABSTRACT
ix
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM........................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN..........................................................................................ii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH...........................................iii
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................iv
KATA PENGANTAR...................................................................................................v
ABSTRAK...................................................................................................................vii
ABTRACT...................................................................................................................viii
DAFTAR ISI................................................................................................................ix
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................4
1.3.1 Tujuan Umum........................................................................................4
1.3.2 Tujuan Khusus.......................................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan...........................................................................................5
1.4.1 Manfaat teoritis......................................................................................5
1.4.2 Manfaat Praktis......................................................................................5
x
2.2.10 Diagnosa Keperawatan......................................................................18
2.3 Konsep Kognitif ...........................................................................................21
2.3.1 Definisi ................................................................................................21
2.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fungsi Kognitif .........................22
2.3.3 Penyebab Gangguan Kognitif .............................................................22
2.3.3.1 Faktor Predisposisi.......................................................................22
2.3.3.2 Faktor Presipitasi ..........................................................................23
2.3.4 Penatalaksanaan Gangguan Kognitif ..................................................23
2.3.5 Pemeriksaan Gangguan Kognitif ........................................................24
Tabel 2.1 Pengkajian MMSE...............................................................25
2.4 Konsep Keperawatan ...................................................................................29
Tabel 2.2 Pengkajian KATZ................................................................30
Tabel 2.3 Pengkajian ADL...................................................................33
2.4.1 Pengkajian ...........................................................................................29
2.4.2 Implementasi ......................................................................................37
2.4.3 Evaluasi ...............................................................................................39
BAB 5 PEMBAHASAN.............................................................................................65
5.1 Pengkajian.....................................................................................................65
5.2 Diagnosa Keperawatan.................................................................................66
5.3 Intervensi Keperawatan................................................................................66
5.4 Implementasi Keperawatan...........................................................................67
5.5 Evaluasi Keperawatan...................................................................................67
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................71
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Lansia dapat
dua jenis, yaitu: lansia potensial jika mampu melakukan pekerjaan atau kegiatan
yang dapat menghasilkan barang atau jasa, dan lansia tidak potensial jika lansia
tidak berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang
diprediksi meningkat lebih tinggi dari pada populasi lansia di wilayah Asia dan
global setelah tahun 2050. Hasil sensus penduduk tahun 2010, menyatakan bahwa
Indonesia saat ini termasuk ke dalam 5 besar negara dengan jumlah penduduk
selama 30 tahun terakhir dengan populasi 5,30 juta jiwa (sekitar 4,48%) pada
tahun 1970 dan meningkat menjadi 18,10 juta jiwa pada tahun 2010, di mana
tahun 2014 penduduk lansia berjumlah 20,7 juta jiwa (sekitar 8,2%) dan
lansia juga meningkat. Hal ini di satu sisi merupakan indikator keberhasilan
1
2
kesejahteraan dengan baik. Di balik keberhasilan ini terselip tantangan yang harus
diwaspadai, yaitu ke depan Indonesia akan menghadapi beban tiga (triple burden)
yaitu meningkatnya angka kelahiran dan beban penyakit (menular dan tidak
kelompok usia produktif (umur 15-64 tahun) terhadap kelompok usia tidak
produktif (usia <15 tahun dan >65 tahun) yang mencerminkan besarnya beban
bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan ilmu dan kiat
yang sakit maupun yang sehat, keperawatan pada dasarnya adalah human science
and human care and caring menyangkut upaya memperlakukan klien secara
manusiawi dan utuh sebagai manusia yang berbeda dari manusia lainnya dan kita
ketahui manusia terdiri dari berbagai sistem yang saling menunjang, di antara
juga perubahan perilaku dan tidak disebabkan oleh delirium maupun gangguan
telah menunjukkan bahwa dua jenis perubahan sel otak biasanya terjadi pada
biasanya tidak berbahaya yang disebut beta-amiloid) dan kusut (serat yang kusut,
3
terdiri dari protein abnormal). Keduanya bisa menyebabkan kematian sel otak.
Namun, penyebab kondisi ini masih belum diketahui hingga saat ini. Selain itu,
demensia bisa terjadi ketika pembuluh darah di otak rusak, baik karena tersumbat
atau pecah, yang menghalangi pasokan darah ke otak. Orang yang mengalami
stroke ringan (berskala kecil atau bersifat sementara) mungkin tidak menyadari
bahwa pembuluh darah dan sel-sel otak mereka sudah rusak, dan memiliki faktor
resiko terkena demensia yang lebih tinggi. Beberapa demensia, seperti yang
disebabkan oleh kurangnya vitamin B12 karena menjadi vegetarian untuk jangka
mengurus diri sendiri dan sangat tergantung kepada orang lain, hingga hanya bisa
terbaring di tempat tidur. Para penderita demensia mengalami pola masalah dan
dipadatkan jumlah lanjut usia yang tinggal di panti sebanyak 16 orang lanjut usia,
terapi. Salah satunya adalah terapi aktifitas kelompok, dengan melibatkan setiap
penelitian dengan judul asuhan keperawatan pada klien lanjut usia dengan
kesehatan.
TINJAUAN PUSTAKA
Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang telah memasuki tahapan akhir dari
fase kehidupan. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan mengalami suatu
adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua
merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu
tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses
alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan yaitu anak,
Lansia merupakan tahap akhir dari proses penuaan. proses menjadi tua akan
dialami oleh setiap orang. masa tua merupakan masa hidup manusia yang
mental dan social secara bertahap sehingga tidak dapat melakukan tugasnya
jaringan tubuh lainya. Dengan kemampuan regeneratif yang terbatas, mereka lebih
6
7
2.2 Demensia
Demensia adalah penurunan memori yang paling jelas terjadi pada saat
belajar informasi baru, meskipun dalam. pada kasus yang lebih parah memori
terjadi pada materi verbal dan non verbal. Penuruna ini juga harus didapatkan
Bersamanya, atau pun dari tes neuropsikologi atau pengukuran status kognitif.
Penurunan daya ingat dan daya pikir lain yang secara nyata menggangu aktivitas
Aktivitas sehari-hari,sosial,emosional.
2.2.2 Klasifikasi
kematian
Kemampuan membuat keputusan dan juga penurunan proses berpikir. Sekitar 50-
5) Kehilangan inisiatif.
deteorisasi
Intelektual :
a) Stadium I (Amnesia)
2. Amnesia menonjol
b) Stadium II (bingung)
2. Episode psikotik
3. Agresif
4. Inkontinesia urin
di otak dan setiap penyebab atau faktor resiko stroke dapat berakibat
akibat gangguan sirkulasi darah otak, sehingga depresi dapat diduga sebagai
lewy body Di dalam otak. Lewy body adalah gumpalan gumpalan protein
normal dan kemudian menjadi sangat kebingungan dalam waktu yang pendek
saja. Halusinasi visual (melihat hal-hal yang tidak ada) juga merupakan gejala
temporal dari lobus (cuping) otak. gejalagejalanya sering muncul ketika orang
berusia 50-an, 60- an dan kadang-kadang lebih awal dari itu. ada dua
65 tahun. biasanya terjadi akibat perubahan dan degenerasi jaringan otak yang
golongan umur lebih muda (onset dini) yaitu umur 40-59 tahun dan dapat
jaringan otak (penyakit degeneratif pada sistem saraf pusat, penyebab intra
a. Ringan : walaupun terdapat gangguan berat daya kerja dan aktivitas sosial,
Kapasitas untuk hidup mandiri tetap dengan higiene personal cukup dan
penilaian
Berkesinambungan, inkoheren.
1. Mild
meskipun tidak begitu parah, tapi tidak dapat hidup mandiri. Fungsi utama
pada orang lain tidak dapat melakukantugas sehari-hari yang lebih rumit
2. Moderat
mandiri. Hanya hal-hal yang sangat penting yang masih dapat diingat.
informasi baru disimpan hanya sesekali dan sangat singkat. Individu tidak
12
dapat mengingat informasi dasar tentang di mana dia tinggal, apa telah
3. Severe
ditandai dengan ada atau tidak adanya pemikiran yang dapat dimengerti.
Hal- hal tersebut tadi ada minimal 6 bulan baru dapat dikatakan demensia.
gejala
Demensia adalah :
dilakukan orang lain, rasa takut dan gugup yang tak beralasan.
tersebut muncul.
gelisah
(Hurley,2012).
14
yang dilakukan orang lain, rasa takut dan gugup yang tak
2012)
2.2.5 Patofisiologi
saraf pusat yaitu berat otak akan menurun sebanyak sekitar 10% pada penuaan
antara umur 30 sampai 70 tahun, berbagai faktor etiologi yang telah disebutkan di
serta gangguan nutrisi, metabolik dan secara langsung maupun tak langsung
samping itu, kadar neurotransmiter di otak yang diperlukan untuk proses konduksi
saraf juga akan berkurang. Hal ini akan menimbulkan gangguan fungsi kognitif
(daya inga, daya pikir dan belajar) gangguan sensorium (perhatian, kesadaran),
15
persepsi, isi pikir, emosi dan mood. fungsi yang mengalami gangguan tergantung
lokasi area yang terkena (kortikal atau subkortikal) atau penyebabnya, karena
manifestasinya dapat berbeda. keadaan patologis dari hal tersebut akan memicu
2.2.6 Komplikasi
demensia adalah :
a) Ulkus diabetikus
c) Pneumonia
2. Thromboemboli,Infarkmiokardium
3. Kejang
4. Kontraktur sendi
peralatan
Awal bisa berlangsung sekitar 3 tahun dan stadium menengah bisa berlangsung
Selama 3 tahun.
baru
5. Masalah berbahasa
11. Tidak bisa melakukan kegiatan biasa sehari-hari,seperti makan dan mandi
2.2.7.2 Imaging
Sebagian besar hasilnya normal. Pada Alzherimer stadium lannjut dapat memberi
kasus yang sangat ringan untuk membedakan proses ketuaan atau proses depresi.
(Nugroho, 2013)
tetap memiliki orientasi . kalender yang besar, cahaya yang terang, jam dinding
a.Diet
Hal yang dapat kita lakukan untuk menurunkan resiko terjadinya demensia
c. Melakukan kegiatan yang dapat membuat mental kita sehat dan aktif
e. Mengurangi stress dalam pekerjaan dan berusaha untuk tetap relaks dalam
Dan pemeriksaan fisik klien. Riwayat keperawatan meliputi status kesehatan masa
yang berarti, kerusakan fungsi tubuh, tidak dapat melakukan aktifitas sehari-hari
secara mandiri
dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual dan potensial, sebagai dasar
halusinasi.
dengan keluhan verbal tentang kesulitan tidur, terus menerus terjaga, tidak
2.3.1 Definisi
kemampuan berfikir seseorang. Individu dengan masalah seperti itu akan memiliki
kemampuan seseorang untuk belajar dan akhirnya hidup sehat dan normal
mental secara sadar seperti berpikir, mengingat, belajar dan menggunakan bahasa.
yaitu proses penuaan pada otak dan pertambahan usia. Sebagian besar bagian otak
seseorang maka akan semakin banyak terjadi perubahan pada berbagai sistem
dalam tubuh yang cenderung mengarah pada penurunan fungsi. Pada fungsi
21
memori (Pranarka,2014).
susunan saraf pusat. Susunan saraf pusat memerlukan untuk nutrisi sebagai
fungsi,jika ada gangguan dalam pengiriman nutrisi maka hal ini akan
mengakibatkan gangguan pada fungsi susunan saraf pusat.salah satu faktor yang
dapat menyebabkan yaitu adalah suatu keadaan penyakit seperti infeksi sistematik,
faktor lain yang menurut beberapa ahli dapat menimbulkan gangguan kognitif,
Karena tidak ada penyebab secara yang pasti dari gangguan kognitif dan
gejalanya pun berbeda-beda dari setiap penderitanya, maka tak ada obat
penyembuh utama.
layanan kesehatan yang berbeda, mulai dari dokter sampai pekerja social (Elias
FM, 2013).
2. Obat-obatan seperti penguat suasana hati dan obat yang menghalangi atau
tertentu.
ingatan.
pleh Morris pada tahun 1994, dengan 5 bentuk pengukuran. Dimana bentuk-
makan (eating). Tiap kategori di bagi dalam 7 grup, dimana pada skala nol (0)
dinyatakan intact sampai skala enam (6) dinyatakan sebagai gangguan fungsi
kognitif yang sangat berat (very severe impairmeent). Penelitian yang ada
dan penuh arti pada populasi dalam suatu institusi (hartmaier dkk.2015). skor
makan (eating)
2.4.1 pengkajian
1.aktifitas istirahat
yang telah biasa yang dilakukannya, gerakan yang sangat bermanfaat. Untuk
berdasarkan pada evaluasi fungsi mandiri atau bergantung dari klien dalam hal
berpakaian.
3. Ke Kamar Kecil
Mandiri :
Masuk dan keluar dari kamar
Kecil kemudian membersihkan
genetalia sendiri
Tergantung : Menerima
bantuan untuk masuk ke kamar
kecil dan menggunakan
pispot,memakai pempers
4. Berpindah
Mandiri :
Berpindah ke dan dari tempat
tidur untuk duduk,bangkit dari
kursi sendiri
Bergantung :
Bantuan dalam naik atau turun
Dari tempat
Tidur atau kursi,tidak
melakukan satu, atau lebih
perpindahan
5. Kontinen
Mandiri :
BAK dan BAB seluruhnya
Dikontrol sendiri
Tergantung
Inkontinesia parsial atau total ;
Penggunakan
kateter,pispot,enama dan
pembalut (pampers)
26
Makanan
Mandiri :
Mengambil makanan
dari piring dan
menyuapinya sendiri
Bergantung :
Bantuan dalam hal
mengambil makanan
dari piring dan
menyuapinya,tidak
makan sama sekali,
dan makanan
parenteral (NGT)
Keterangan :
Beri tanda (v) pada point yang sesuai kondisi klien
b) Barthel ADL (Activitief of Daily Living) Indeks
ADL (Activity of Daily Living) adalah aktivitas pokok bagi perawatan diri. ADL
(Activity of Daily Living) meliputi antara lain ke
toilet,makan,berpakaian,berpindah tempat dan mandi(Ediwati,2013)
27
sendiri
2 Mandiri
5. Makan 0 Tidak mampu
1 Butuh pertolongan orang
lain penuh
2 Bantuan minimal
3 Mandiri
6. Berpindah dari 0 Tidak mampu
kursi ke tempat
tidur 1 Perlu pertolongan untuk
dapat duduk
2 Bantuan minimal 2 orang
28
3 Mandiri
12 – 19 : Ketergantungan ringan
9 – 11 : Ketergantungan sdang
5 – 8 : Ketergantungan berat
0 – 4 : Ketergantungan total
29
2. Sirkulasi
3. Integritas ego
objek ; meyakini bahwa objek yang salah penempatan nya telah di curi.kehilangan
membaca nya), duduk dan menonton yang lain ,aktivitas pertama mungkin
menumpuk benda tidak bergerak dan emosi stabil, gerakan berulang (melipat
jalan.
1. Eliminasi
2. Hygene
kurang berminat pada atau lupa pada waktu makan : tergantung pada orang lain
makan.
30
3. Neurosensori
atau bagian tubuh dalam ruang tertentu). Dan adanya riwayat penyakit serebral
kerusakan otak).
4. Kenyamanan
Gejala : adanya riwayat trauma kepala yang serius (mungkin menjadi factor
sebagainya).
5. Interaksi sosial
personal dan individu yang muncul mengubah pola tingkah laku yang
2.4.2 Implementasi
kesehatan. Implementasi meliputi klien,perawat dan staf lain nya yang akan
ini .didalam konsep konsep asuhan keperawatan ini klin melakukan intervensi
atau perncanaan yang sudah di susun kepada para klien lansia seperti mlakukan
keempat dari proses kperawatan .tahap ini muncul jika perencanaan yang di buat
dilakukan pada klien akan berbda ,disesuaikan dengan kondisi klien saat itu dan
rncanakan.
Jenis-jenis Implementasi
secara mandiri oleh perawat tanpa petunjuk dari tenaga kesehatan lainnya.
mengatasi masalahnya sesuai dengan kebutuhan klien itu sendiri, seperti contoh :
waktu, jeneis obat, ketepatan cara, ketepatan klien,efek samping dan respon klien
lain dalam hal memberikan nutrisi kepda klien sesuai dengan diet yang telah di
buat oleh ahli gizi dan latihan fisik sesuai dengan anjuran bagian fisioterapi.
33
2.4.3 Evaluasi
Klien atau tidak. Kriteria proses yaitu menilai pelaksanaan proses keperawatan
diri klien, membantu klien dalam keefektifan koping dan mencegah resiko jatuh
pada klien.
perawat membandingkan hasil tindakan yang telah dilakukan dengan kriteria hasil
yang sudah di tetapkan serta menialai apakah masalah yang terjadi sudah teratasi
adalah proses yang bekelanjutan yaitu suatu proses yang digunakan mengukur
rujuk pada tempat kesaehatan lainnya dan apakah perlu menyusun ulang prioritas
METODE PENELITIAN
keperawatan yaitu penelitian dengan cara mengumpulkan data yang dimulai dari
pada lansia dengan demensia di Panti Karya Asih Lawang. Pendekatan asuhan
Penerapan studi kasus dengan asuhan keperawatan dilakukan pada lanjut usia
yaitu klien dengan usia diatas 60 tahun dengan demensia (gangguan kognitif).
Demensia adalah gangguan kognitif yang diakibatkan oleh penurunan fungsi otak
34
35
3.3 Partisipan
dengan demensia (gangguan kognitif). Peneliti tidak membatasi umur dan tidak
menentukan jenis kelamin klien yang akan diteliti, serta peneliti tidak melakukan
Asih Lawang selama 2 minggu pada bulan Desember 2018 sampai Januari 2019
data untuk memperkuat hasil dari sebuah penelitian. Pengumpulan data dilakukan
selama 2 (dua) minggu pada pagi hari kecuali hari minggu dan hari libur. Peneliti
1. Wawancara
2. Observasi
3. Pemeriksaan fisik
36
dilakukan pengkajian.
4. Dokumentasi
5. Alat-alat
dikumpulkan sudah merupakan data yang valid dan aktual atau belum. Pada
mulai awal pengkajian dan dilakukan pendokumentasian pada setiap hari untuk
mengetahui perkembangan dari pasien. Teknik analisis data yang dipakai oleh
peneliti adalah dengan cara pengumpulan data dengan wawancara dan observasi
1. Pengumpulan data
tindakan.
2. Mengolah Data
3. Penyajian Data
4. Kesimpulan
diperhatikan. Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut :
1. Justice (keadilan)
Justice adalah suatu prinsip dimana seorang tenaga kesehatan wajib memberikan
3. Autonomy
Dalam prinsip ini, tenaga kesehatan wajib menghormati martabat dan hak
manusia, terutama hak untuk menentukan nasibnya sendiri. Pasien diberi hak
untuk berfikir secara logis dan membuat keputusan sesuai dengan keinginannya
sendiri. Autonomy pasien harus dihormati secara etik, dan di sebagain besar
negara dihormati secara legal. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa dibutuhkan
39
pasien yang dapat berkomunikasi dan pasien yang sudah dewasa untuk dapat
menerima dan memahami informasi yang akurat tentang kondisi mereka, jenis
tindakan medik yang diusulkan, resiko, dan juga manfaat dari tindakan medis
tersebut.
BAB 4
ASUHAN KEPERAWATAN
Pada bab 4 karya tulis ilmiah ini, membahas tentang proses asuhan
implementasi dan evaluasi. Penelitian ini dilakukan di Panti Karya Asih Lawang.
Panti ini dihuni oleh lansia sebanyak 16 orang dan 7 orang diantaranya mengalami
4.1 Pengkajian
4.1.1Pengumpulan Data
Klien seorang lansia bernama Tn. S berumur 73 tahun yang berasal dari
bisa dihubungi adalah Ny. N yang merupakan adik klien dan tinggal di
Surabaya.
Tn. S mengatakan tidak bisa tidur dan mengeluh hanya ingin pulang
Klien memiliki berat badan 53 kg dan tinggi badan 160 cm dan berdasarkan
klien baik. Untuk pola eliminasi, klien mengatakan BAB 1 kali sehari dan
65
66
BAK 7-8 kali sehari. Klien juga mengatakan sering BAK dimalam hari
Tn. S mengatakan mempunyai kebiasaan tidur 2-3 jam sehari dan tidak
pernah tidur siang. Klien mengatakan juga mengeluh sulit untuk memulai
tidur. Hal ini disebabkan karena klien merasa tidak nyaman berada di panti
dan hanya ingin pulang. Klien memiliki masalah pada emosionalnya, hal ini
lebih dari satu pada form pengkajian. Pertanyaan yang memiliki jawaban “ya”
yaitu :
Pada tahap 1 :
Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih 1 bulan 1 kali dalam 1 bulan
gangguan kognitif sedang pada klien. Klien sudah lansia, pendengaran dan
dengan di rawat di panti yaitu klien mengatakan bahwa kedua orang tuanya
sudah meninggal dan adik-adiknya sibuk berkerja dan tidak bisa menemani
67
klien setiap waktu, sehingga klien mengatakan adiknya yang bernama Ny. N
keyakinan yang dianutnya, dan klien mengikuti aktivitas yang ada di panti.
Peran saat ini yang dijalankan Tn. S adalah seorang lansia panti yang
sehubungan dengan sakit. Klien juga cukup mampu berinteraksi dengan orang
bernama Ny. N Dan dari pengkajian fungsi social dengan apgar keluarga
Pada pengkajian fisik didapatkan data yaitu keadaan umum klien baik,
darah 110/80 mmHg dan RR 18 x/menit. Klien mengatakan tidak sesak dan
tidak batuk, juga tidak terdapat pembesaran vena jugularis. Intergumen klien
dalam batas normal dengan hasil klien tidak mengeluh gatal-gatal, tidak
terdapat edema, kemerahan atau memar. Mulut klien bersih, gusi dalam batas
Pada abdomen bising usus ada, tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat
ascites dan tidak teraba massa. Pada neuro sensori, pupil sama dan keduanya
4.1.2Analisis Data
Pada pola istirahat dan tidur di peroleh data subyektif yaitu klien
mengatakan hanya bisa 2-3 jam pada malam hari, klien mengatakan sering
terbangun pada malam hari karena sering buang air kecil, klien mengatakan
saat sudah terbangun pada malam hari klien sulit untuk memulai tidur
kembali, klien mengatakan saat bangun tidur kepalanya terasa sedikit pusing
dan selalu berpikiran hanya ingin cepat pulang. Sedangkan, data obyektifnya
yaitu klien tampak lelah dan tidak bersemangat saat beraktivitas di pagi dan
siang hari, klien terkadang terlihat tertidur di pagi hari saat lansia yang lain
x/menit, S: 36,3oC.
neuron ireversibel).
Tujuan :
Kriteria hasil :
tentang dirinya.
yang negative.
Intervensi :
yg terapeutik.
emosional.
gangguan neuron.
perceptual.
pada klien.
demi tahap).
koping klien.
Tujuan :
klien efektif.
Kriteria hasil :
Intervensi :
7. Beri edukasi untuk tidak makan dan minum yang dapat menganggu
dilakukan penulis:
72
S:
Klien mengatakan saat sudah terbangun pada malam hari klien sulit
O:
Tanda-tanda vital :
A:
P:
I:
2. Mengkaji pola, kualitas dan rutinitas tidur klien dengan hasil klien
mengatakan hanya bisa kira-kira 2-3 jam pada malam hari, klien
air kecil, klien mengatakan saat sudah terbangun pada malam hari
Klien mengatakan kita-kira hanya bisa 2-3 jam pada malam hari,
terasa pegal-pegal.
x/menit
S:
tidurnya masih 2-3 jam setelah itu sulit untuk memulai tidur
kembali
O:
Tanda-tanda vital :
A:
P:
7. Beri edukasi untuk tidak makan dan minum yang dapat menganggu
I:
malam hari karena sering buang air kecil, klien mengatakan saat
sudah terbangun pada malam hari klien sulit untuk memulai tidur
pusing
jam 8 malam dan terbangun jam 10 malam, klien belum bisa tidur
jam 4 pagi.
E:
malam hari karena sering buang air kecil, klien mengatakan saat
sudah terbangun pada malam hari klien sulit untuk memulai tidur
Klien belum bisa tidur jam 9 atau 10 malam dan terbangun kira-
diberikan.
36,1oC RR : 18 x/menit
S:
Klien mengatakan hal yang sama hanya bisa 2-3 jam pada malam
hari
Klien mengatakan saat sudah terbangun pada malam hari klien sulit
O:
Tanda-tanda vital :
A:
P:
7. Beri edukasi untuk tidak makan dan minum yang dapat menganggu
I:
1. Mengkaji pola, kualitas dan rutinitas tidur klien dengan hasil klien
mengatakan kira-kira sudah tidur 3-4 jam pada malam hari, klien
nyaman untuk tidur seperti mematikan lampu jika tidak bisa tidur
jika dan pakaian yang hangat jika udara terlalu dingin dengan hasil
anjuran dengan tidak minum sebelum tidur dan buang air kecil
sebelum tidur, tetapi saat malam hari masih terbangun karena untuk
dengan baik yang diajarkan dan klien sudah mulai hafal gerakan-
gerakan diawal
E:
buang air kecil, klien mengatakan masih sulit untuk tidur kembali
sebelum tidur dan buang air kecil sebelum tidur, tetapi saat malam
36,3oC RR : 18 x/menit
insomnia diperoleh hasil yaitu klien sudah mulai tidur dengan jumlah jam
tidur klien 6 jam, pola tidur klien baik yaitu klien tidur dimalam hari, kualitas
tidur klien baik dengan hasil klien mengatakan tidurnya nyenyak tetapi masih
terbangun di malam hari untuk buang air kecil dan klien mengatakan sudah
bisa tidur kembali setalah terbangun di malam hari, ritunitas tidur mulai
PEMBAHASAN
Pada bab 5 ini, penulis akan membahas Asuhan Keperawatan pada Lansia
Lawang Kabupaten Malang yang dilakukan pada tanggal 20 Mei – 24 Mei 2019.
dengan
pada Tn.S tanggal 20 Mei 2019. Data yang diperoleh penulis dari klien, catatan
status klien, dan tim kesehatan ( perawat ruangan ) dengan wawancara langsung,
pemeriksaan fisik. Pada pengkajian Tn.S umur 73 tahun Tn.S mengatakan tidak
bisa tidur dan mengeluh hanya ingin pulang bertemu dengan keluarganya. Saat di
tanya klien tidak bisa menjelaskan pengertian, penyebab, tanda gejala dan
klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri. Klien memiliki berat
nutrisi pada lansia diperoleh skore 2 dimana nutrisi klien baik. Untuk pola
eliminasi, klien mengatakan BAB 1 kali sehari dan BAK 7-8 kali sehari. Klien
81
82
mengatakan mempunyai kebiasaan tidur 2-3 jam sehari dan tidak pernah tidur
siang. Klien mengatakan juga mengeluh sulit untuk memulai tidur. Hal ini
disebabkan karena klien merasa tidak nyaman berada di panti dan hanya ingin
pulang.
tidak
melakukan terapi review kehidupan, brain gym, latihan kognitif dengan cara
subyek. Implementasi ada yang dimodifikasi dari intervensi yang ada. Ada
hambatan pada saat implementasi yaitu dua hari pertama tidak mau mengikuti
bercerita.
awalnya nilai SPMSQ 7 menjadi 8 dan MMSE yang awalnya 20 menjadi 27.
kemampuannya dengan mengisi TTS dan membaca Koran. Pada diagnosa ke dua,
yang awalnya masih sering terbangun pada malam hari frekuensinya sudah
berkurang.
84
BAB 6
6.1 Kesimpulan
1. Pengkajian Keperawatan
2. Diagnosa Keperawatan
sebagai berikut:
3. Intervensi Keperawatan
yang ada.
4. Implementasi Keperawatan
pada subyek. Implementasi ada yang dimodifikasi dari intervensi yang ada. Ada
85
hambatan pada saat implementasi yaitu satu hari pertama tidak mengikuti
tindakan keperawatan, selain itu klien biasanya tidak nyambung diajak berita.
5. Evaluasi Keperawatan
awalnya nilai SPMSQ 7 menjadi 8 dan MMSE yang awalnya 20 menjadi 27.
6.2 Saran
saran yang dapat terjadi bahan pertimbangan dan masukan sebagai berikut :
mengalami gangguan demensia harus sabar dan telaten, maka disarankan jika
diharapkan tidak hanya memeriksa kondisi fisik subyek namun juga harus
DAFTAR PUSTAKA
Anam Ong, P. Et al., 2015. Panduan Nasional Praktik Klinik Diagnosis dan
Skripsi.Universitas Indonesia
Maryam, R. Siti, dk. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:
Salemba Medika.
dimentia.
Pratiwi. 2013. Pola konsumsi pangan, aktivitas fisik, riwayat penyakit, riwayat
Pratowo, Edy.2015. Panduan penyusunan karya tulis ilmiah : studi kasus program
dementia.
Verhey & de vugt. 2013. The impact of early dementia diagnosis and intervention
on informal caregives.
89
90
Lampiran 2
INFORMASI PENELITIAN
Keperawatan
Lawang :
NIM : 1401200073
( Gangguan Kognitif ) di Panti Karya Asih Lawang Kab. Malang”. Untuk maksud
diatas, maka kami mohon Bapak / Ibu untuk menjadi responden dalam penelitian
2. Selama penelitian ini Bapak / Ibu tidak akan mengalami/resiko apapun yang
3. Identitas Bapak / Ibu akan dirahasiakan sepenuhnya oleh peneliti, dan hanya
data yang Bapak / Ibu isikan yang akan digunakan demi kepentingan
penelitian.
4. Penelitian ini tidak akan memungut biaya sedikitpun kepada Bapak / Ibu.
91
5. Jika kemudian Bapak / Ibu keberatan meneruskan penelitian ini, Bapak / Ibu
Saksi Peneliti
Lampiran 3
INFORMED CONSENT
Nama : ..............................................................................................
Umur : ..............................................................................................
Alamat : .....................................................................................................
Pendidikan : .............................................................................................
Pekerjaan : .....................................................................................................
Setelah mendapatkan keterangan manfaat dan resiko dari penelitian yang akan
catatan bila sewaktu-waktu saya merasa dirugikan dalam bentuk apapun berhak
membatalkan persetujuan ini. Saya percaya dengan apa yang saya informasikan ini
Malang, ..........................2019
Peneliti Pasien