Anda di halaman 1dari 221

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.

DI PUSKESMAS PAGERBARANG KABUPATEN TEGAL

(Studi Kasus Resiko Tinggi Umur > 35 Tahun, Obesitas dan Hipertensi)

Tahun 2019

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun Oleh :

RAHMITA

NIM. 17070033

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL

TAHUN 2020

i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya Tulis Ilmiah dengan judul :

“ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. S DI PUSKESMAS


PAGERBARANG KABUPATEN TEGAL TAHUN 2019

(Studi Kasus Resiko Tinggi Umur > 35 Tahun, Obesitas dan Hipertensi)”

Adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip telah
saya nyatakan dengan benar.

Nama : RAHMITA

NIM : 17070033

Tegal, 23 April 2020


Penulis

(Rahmita)

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah dengan judul :

“ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. S DI


PUSKESMAS PAGERBARANG KABUPATEN TEGAL TAHUN 2019

(Studi Kasus Resiko Tinggi Umur > 35 Tahun, Obesitas dan Hipertensi)”

Disusun oleh :

Nama : RAHMITA

NIM : 17070033

Telah mendapat persetujuan pembimbing dan siap dipertahankan didepan tim


penguji karya tulis ilmiah Program Studi D III Kebidanan Politeknik Harapan
Bersama Tegal.

Tegal, 23 April 2020

Pembimbing I : Nilatul Izah, S.ST, M. Keb (..................................)

Pembimbing II : Sri Lestari, S.ST (.................................)

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh

Nama : Rahmita

NIM : 17070033

Program Studi : D III Kebidanan

Judul :“ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. S DI


PUSKESMAS PAGERBARANG KABUPATEN TEGAL
TAHUN 2019 (Studi Kasus Resiko Tinggi Umur > 35 Tahun,
Obesitas dan Hipertensi)”

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima


sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ahli
Madya Kebidanan pada Program Studi D III Kebidanan Politeknik Harapan
Bersama Tegal.

Tegal, 23 April 2020

DEWAN PENGUJI

Penguji I : Seventina NH, S.SiT, M.Kes (.....................................)

Penguji II : Nilatul Izah, S.ST, M. Keb (.....................................)

Penguji III : Sri Lestari, S.ST (.....................................)

Ketua Program Studi D III Kebidanan


Politeknik Harapan Bersama Tegal

(NilatulIzah, S.ST., M.Keb)

iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Politeknik Harapan Bersama Tegal, saya yang


bertandatangan dibawah ini :

Nama : Rahmita

Nim : 17070033

Jurusan/Program Studi : DIII Kebidanan

Jenis Karya : Karya Tulis Ilmiah

Dengan ini menyetujui untuk memberikan kepada Politeknik Harapan Bersama


Tegal Hak Bebas Royalty Noneksklusif ( None Exclusive Royalty Free Righ)
atas Karya Tulis Ilmiah saya yang berjudul :

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.S DI PUSKESMAS


PAGERBARANG KABUPATEN TEGAL (Studi Kasus : Resiko Tinggi Umur >
35 Tahun, Obesitas dan Hipertensi) TAHUN 2020.

Beserta perangkat yang ada (jika di perlukan). Dengan Hak bebas


Royalty/Noneksklusif ini Politeknik Harapan Bersama Tegal berhak menyimpan,
mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat dan mempublikasikan Karya Tulis Ilmiah saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis atau pecipta dan pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Di buat di : Tegal

Pada tanggal : 23 April 2020

Yang menyatakan

RAHMITA

v
MOTTO

Saya datang, saya bimbingan, saya revisi, saya ujian, dan saya menang

Keluarga adalah semangat dan motivasiku untuk tidak mudah berputus asa.

Percaya diri adalah kunci utama untuk menjadi diri sendiri lebih dari
siapapun, jangan biarkan mereka yang tidak suka dengan caramu menjadi
hambatan untuk terus maju.

Teman yang paling setia hanyalah kebenaran dan keyakinan yang teguh

Teman sejati adalah ia yang meraih tangan anda dan menyentuh hati anda

Berhenti mencemaskan masa lalumu ataupun masa depanmu, fokuskan


dirimu untuk saat ini, karena ia yang menciptakan masa depanmu

Belajarlah disaat orang lain tidur, bekerjalah disaat orang lain bermalas-
malasan , mempersiapkan disaat oran bermain dan bermimpilah saat orang
lain berharap

Hari ini saya berjuang, besok raih kemenangan

Tiada doa yanng paling indah selain doa agar karya tulis ini cepat selesai
dan bermamfaat untuk banyak orang

SEMANGAT!!!

MANJADDA WAJADA

vi
PERSEMBAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini saya persembahkan untuk :

 Allah SWT yang selalu memberikan kesehatan,

kekuatan dan keselamatan serta kemudahan yang

Engkau berikan dan selalu saya syukuri

 Kedua orangtua saya dan keluarga saya, pakde bude

yang senantiasa memberikan kasih sayang dan

mendoakan saya tiada hentinya. Tanpa doa kalian,

sayalah bukan apa-apa

 Kedua adik-adik saya Rahmayanti dan Aina

Althapunnisa yang selalu menjadi alasan saya untuk

harus berjuang tanpa memyerah, dan terimakasih

telah menjadi kekuatan untuk selalu tersenyum

menghadapi berbagai masalah yang terjadi

 Dosen Pembimbing Akademik saya, Ibu Novia Ludha.A,

S.ST dan Ibu Juhrotun nisa, S,ST, MPH terimakasih

karena selalu membimbing dan memberikan semangat

 Dosen-dosen yang telah memberikan ilmunya kepada

kami semua

 Terimakasih yang terdalam saya sampaikan kepada

pembimbing I yaitu ibu Nilatul Izah, S.ST, M. Keb

dan pembimbing II ibu Sri Lestari, S.ST atas

bimbingan, arahan dan waktunya selama proses

vii
penyusunan KTI ini. Jasa engkau takkan pernah saya

lupakan dan akan saya kenang sepanjang hidup saya.

 Diriku sendiri Rahmita, jangan puas hanya sampai

disini, terus kejar mimpi-mimpi itu, bahagiakan

orangtua, adik-adik, dan orang yang menyayangimu.

Jangan mudah menyerah! Semangat!

 Kepada kamu yang selalu memberikan dukungan dan

semangat tiada hentinya, terimakasih atas

segalanya sekali lagi terimakasih banyak karena

telah membantu penulisan Karya Tulis Ilmiah ini

 Suryani Alfajri sahabat lama saya sejak bersama-

sama duduk dibangku Mts yang selalu memberikan

nasehat disela-sela kesibukan pekerjaannya. Semoga

persahabatan ini erat sampai nanti kita menua

 Teruntuk (Khususon) teman-teman yang paling beda

tingkahnya dari yang lain, Himdya Aldina yang

pertama kali saya temui didepan pintu gerbang

kampus orangnya galak tapi sering bantuin hhe,

Triani Mar’atussholika yang super cerewet tapi

kadang diam-diam suka perhatian, Siti Nur Kholifah

orang yang gampang sekali ketawa dan Febrianti

Wulandari yang selalu ngajak pulang bareng kalau

dari kos padahal loksi tempat tinggal beda.

Terimakasih untuk ksegala hal yang telah dilalui

bersama dan mohon maaf atas tingkah ami baik

viii
disengaja atau tidak, sayaang sama kalian. Sukses

selalu untuk kita semua dan dipermudah selalu

jalan menuju cita-cita untuk membagiakan orang-

orang tercinta

 Keluarga besar kebidanan angkatan 2017,

terimakasih atas suka dan duka yang telah dilalui

bersama. Sukses selalu buat kita semua!

ix
RESIKO TINGGI UMUR >35 TAHUN, OBESITAS DAN HIPERTENSI
(Studi kasus terhadap Ny. S di Puskesmas Pagerbarang Kabupaten Tegal)

Rahmita¹, Nilatul Izah, S.ST, M.Keb², Sri Lestari, S.ST³


Email: rahmitaamin99@gmail.com
¹,²Diploma III Kebidanan, Politeknik Harapan Bersama Tegal
³Puskesmas Pagerbarang Kabupaten Tegal

ABSTRAK
Sebagai upaya menurunkan kematian ibu dan kematian anak, Kementerian
Kesehatan menetapkan indikator persentase puskesmas melaksanakan kelas ibu hamil
dan persentase puskesmas melaksanakan orientasi Program Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan Komplikasi (P4K).
Tujuan dilakukannya studi kasus ini adalah dapat melaksanakan asuhan kebidanan
komprehensif pada Ny. S di Puskesmas Pagerbarang Kecamatan Pagerbarang
Kabupaten Tegal Tahun 2019 (Studi Kasus Resiko Tinggi Umur > 35 Tahun, Obesitas
dan Hipertensi) saat hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir dengan menerapkan
managemen asuhan kebidanan 7 langkah varney dan SOAP.
Objek penelitian adalah Ny. S G4P3A0 umur 45 tahun dengan hamil Resti Umur
>35 tahun, Obesitas dan Hipertensi, bersalin dan nifas normal. Studi kasus ini
dilaksanakan pada tanggal 03 September 2019 di wilayah kerja Puskesmas Pagerbarang
Kabupaten Tegal. Asuhan tersebut dijabarkan secara menyeluruh, dimulai sejak pasien
hamil TM III (38 minggu lebih 1 hari dan 39 minggu lebih 2 hari) dan nifas normal (6
jam post partum sampai 42 hari post partum).
Dari semua data yang diperoleh dapat disimpulkan selama kehamilan objek
mengalami kenaikan tekanan darah, sehingga saat persalinan perlu adanya kolaborasi
dengan dokter untuk dilakukannya rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih
memadai,namun pada saat nifas tekanan darah ibu perlahan normal kembali.

Kata Kunci : Asuhan Kebidanan Komprehensif (hamil,bersalin, nifas)

Daftar Pustaka : 29 (2009-2018)

x
KATA PENGANTAR

Seraya memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
dengan Judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. Sdi Puskesmas
Pagerbarang Kabupaten Tegal Tahun 2019 (Studi Kasus Resiko Tinggi Umur >
35 Tahun, Obesitas dan Hipertensi)”.
Penulis menyadari dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini banyak sekali
kesalahan dan kekeliruan, tapi berkat bimbingan dan arahan dari semua pihak
akhirnya Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1. MC. Chambali, B.Eng EE,M.Kom selaku Direktur Politeknik Harapan
Bersama Tegal.
2. NilatulIzah, S.ST., M.Keb selaku Ka. Prodi DIII Kebidanan Politeknik
Harapan Bersama Tegal dan selaku Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
3. Sri Lestari, S.ST selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan
dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Keluarga Ny. S yang sudah bersedia dan menyempatkan waktu untuk menjadi
bagian dalam Praktek Kebidanan di Desa Randusari, wilayah Puskesmas
Pagerbarang Kabupaten Tegal.
5. Kedua orang tua dan keluarga tercinta serta pakde dan bude yang telah
mendukung, memberikan semangat, terimakasih atas do’a dan restunya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah
ini masih jauh dari sempurna, disebabkan keterbatasan pengetahuan penulis.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Tegal, 23 April 2020

Rahmita
NIM. 17070033

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN ............................................................................................. i


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................. v
MOTTO ................................................................................................................ vi
PERSEMBAHAN ................................................................................................ vii
ABSTRAK ............................................................................................................... x
KATA PENGANTAR .......................................................................................... xi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 8
C. Tujuan ...................................................................................................... 8
D. Manfaat .................................................................................................... 9
E. Ruang Lingkup ...................................................................................... 10
F. Metode Memperoleh Data......................................................................... 11
G. Sistematika Penulisan Karya Tulis Ilmiah ............................................ 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 14
A. Tinjauan Teori Medis ............................................................................ 14
1. Kompetensi Kehamilan...................................................................... 14
2. Kompetensi Persalinan ...................................................................... 50
3. Kompetensi Nifas .............................................................................. 69
4. Kompetensi Bayi Baru Lahir ............................................................. 79
B. Teori Asuhan Kebidanan ....................................................................... 84
1. Pengertian .......................................................................................... 84
2. Proses Manajemen Kebidanan ........................................................... 85
3. Manajemen Kebidanan dengan Metode SOAP ................................. 94

xii
C. Landasan Hukum Kewenangan Bidan .................................................. 95
1. Peraturan Menteri Kesehatan ............................................................. 95
2. Standar Pelayanan Kebidanan ........................................................... 99
3. Kompetensi Bidan............................................................................ 101
BAB III TINJAUAN KASUS........................................................................... 104
A. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan ................................................... 104
B. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan .................................................... 121
C. Asuhan kebidanan pada Nifas ............................................................. 128
D. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir ........................................... 139
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................. 144
A. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan ................................................... 144
B. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan .................................................... 162
C. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas .................................................. 165
D. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Normal.............................. 175
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 181
A. Kesimpulan .......................................................................................... 181
B. Saran .................................................................................................... 183
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Usia Kehamilan Berdasarkan Tinggi Fundus Uteri ....... 32

Tabel 2.2 Rentang waktu pemberian imunisasi TT dan lama


perlindungannya ....................................................................... 33

Tabel 2.3 Klasifikasi BMI menurut WHO ............................................... 37

Tabel 2.4 Waktu Persalinan ...................................................................... 61

Tabel 2.5 Penilaian APGAR SCORE ....................................................... 80

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Pengambilan Data Klien di RSUD Soesilo


Slawi

Lampiran 2 Lembar Konsul Proposal dan KTI Mahasiswa

Lampiran 3 Lembar buku KIA Responden

Lampiran 4 Lembar Catatan Kesehatan Ibu Hamil

Lampiran 5 Bukti Komunikasi dengan Responden

Lampiran 6 Lembar Dokumentasi

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional (FOGI)

kehamilan merupakan fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan

ovum yang dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Jika dihitung mulai

dari fertilisasi sampai lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung

dalam 40 minggu/10 bulan/9 bulan menurut kalender internasional.

Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester, dimana trimester I berlangsung

selama 12 minggu, trimester II 15 minggu (minggu ke-13 sampai ke-27),

dan trimester III 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40 minggu)

(Prawirohardjo S, 2014: 213).

Keberhasilan upaya kesehatan ibu, dapat dilihat dari indikator Angka

Kematian Ibu (AKI). Menurut definisi World Health Organzation (WHO)

“Kematian maternal ialah kematian seorang wanita hamil bersalin dan

sampai 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas

dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri

kehamilan”. Sebab-sebab kematian ini dapat dibagi dalam 2 golongan,

yakni yang langsung disebabkan oleh komplikasi-komplikasi kehamilan,

persalinan dan nifas, dan sebab tidak langsung seperti penyakit jantung,

kanker, dan sebagainya (Associated cause) (Prawirohardjo, 2010) AKI

adalah rasio kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan dan nifas

yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas atau

1
2

pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan

atau terjatuh di setiap 100.000 kelahiran hidup. Selain untuk menilai

program kesehatan ibu, indikator ini juga mampu menilai derajat

kesehatan masyarakat, karena sensitifitasnya terhadap perbaikan pelayanan

kesehatan, baik dari sisi aksesibilitas maupun kualitas. (Profil Kesehatan

Indonesia, 2018).

Masalah-masalah kematian pada maternal yang terjadi karena 3 T

dan 4 terlalu yaitu 3 terlambat adalah tiga kalimat yang mengingatkan

semua pihak agar lebih perduli terhadap perempuan yang sedang hamil

dan menunggu persalinan.untuk menyelamatkan ibu bersalin dan anaknya,

maka harus dihindari 3 terlambat ini yaitu terlambat mengenal tanda

bahaya, terlambat mengambil keputusan dan terlambat mencapai fasilitas

kesehatan untuk mendapat pertolongan di fasilitas kesehatan. Sedangkan

4 terlalu adalah kalimat antisipatif bagi pasangan usia subur dalam

merencanakan kehamilan. 4 terlalu ini sebisa mungkin harus dihindari

dalam merencanakan kehamilan yaitu Terlalu muda punya anak (< 20

tahun), Terlalu tua untuk mempunyai anak (>35 tahun, Terlalu banyak

melahirkan anak (jumlah anak lebih dari 3) dan yang terakhir Terlalu rapat

jarak melahirkan (< 2 tahun). Dengan mengenali 3 terlambat dan 4 terlau

ini diharapkan pasangan usia subur (suami dan istri) dapat merencanakan

kehamilan dengan tepat. (Hadisome, 2012).


3

Jumlah kematian ibu Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2018

sebanyak 421 kasus, mengalami penurunan dibandingkan jumlah kasus

kematian ibu tahun 2017 sebanyak 475 kasus. Dengan demikian Angka

Kematian Ibu Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan dari 88,05 per

100.000 kelahiran hidup pada tahun 2017 menjadi 78,60 per 100.000

kelahiran hidup pada tahun 2018. Kabupaten atau kota dengan kasus

kematian ibu tertinggi adalah Kabupaten Grobogan yaitu 31 kasus, dan

Kabupaten atau kota dengan kasus kematian terendah adalah Kota Tegal

yaitu 2 kasus.

Penyebab kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah yaitu Pre-Eklamsi

atau Eklamsi sebesar 36,80%, lain-lain sebesar 35,40%, perdarahan

sebesar 22,60%, infeksi 5,20% (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah,

2018).

Upaya kesehatan anak telah menunjukkan hasil yang baik terlihat

dari angka kematian anak dari tahun ke tahun yang menunjukkan

penurunan. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

tahun 2017 menunjukkan AKN sebesar 15 per 1.000 kelahiran hidup,

AKB 24 per 1.000 kelahiran hidup, dan AKABA 32 per 1.000 kelahiran

hidup. Angka Kematian Balita telah mencapai Target Pembangunan

Berkelanjutan (TPB/SDGs) 2030 yaitu sebesar 25/1.000 kelahiran hidup

dan diharapkan AKN juga dapat mencapai target yaitu 12/1.000 kelahiran

hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2018)

Angka kematian bayi (AKB) di Provinsi Jawa Tengah tahun 2018

sebesar 8,37 per 1.000 kelahiran hidup, mengalami penurunan


4

dibandingkan jumlah AKB tahun 2017 yaitu yaitu sebesar 8,9 per 1.000

kelahiran hidup. Kabupaten/kota dengan AKB tertinggi adalah Rembang

yaitu 17 per 1.000 kelahiran hidup dan Kabupaten/kota dengan AKB

terendah adalah kota Surakarta yaitu 2,8 per 1.000 kelahiran hidup (Profil

Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2018).

Sebagai upaya menurunkan kematian ibu dan kematian anak,

Kementerian Kesehatan menetapkan indikator persentase puskesmas

melaksanakan kelas ibu hamil dan persentase puskesmas melaksanakan

orientasi Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi

(P4K) (Profil Kesehatan RI, 2017).

Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) yang diperoleh dari Dinas

Kesehatan Kabupaten Tegal tahun 2017 terdapat 14 kasus kematian,

Penyebab kematian tertinggi yaitu karna Pre Eklamsi Berat sebanyak 4

kasus, diikuti oleh perdarahan dan jantung yang masing-masing 3 kasus

dari total kasus keseluruhan AKI di Jawa Tengah yaitu 88,58 per 100.000

kelahiran hidup. Sedangkan Angka Kematian Bayi (0-1 tahun) di

Kabupaten Tegal tahun 2017 masih tinggi yaitu 212 kasus kematian dari

26.580 kelahiran hidup. (Profil Kesehatan Kabupaten Tegal tahun 2017).

Mengalami penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) yang diperoleh

dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal tahun 2018 terdapat 9 kasus

kematian, penyebab kematian tertinggi yaitu Pre Eklamsi Berat dan

Emboli Air Ketuban yang masing-masing sebanyak 3 kasus, sama halnya

dengan Angka Kematian Bayi (0-1 tahun) di Kabupaten Tegal tahun 2018,
5

sebanyak 179 kasus kematian dari 26.916 kelahiran hidup. (Dinas

Kesehatan Kabupaten Tegal tahun 2018).

Data ibu hamil Puskesmas Pagerbarang Kabupaten Tegal pada bulan

Januari - Desember 2017 sebanyak 1.211 di Wilayah Kerja Puskesmas

Pagerbarang. Jumlah ibu hamil dengan Risiko Tinggi sebanyak 422 orang.

Jumlah ibu bersalin sebanyak 1.121 orang. Jumlah ibu nifas sebanyak

1.121 orang. Jumlah bayi baru lahir hidup sebanyak 1.112 bayi. Jumlah

Angka Kematian Ibu (AKI) tidak ada dan jumlah Angka Kematian Bayi

(AKB) sebanyak 6 bayi diantaranya 2 bayi dengan BBLR, 3 bayi dengan

Asfiksia, 1 bayi dengan Hipotermi. Jumlah ibu hamil faktor resiko tinggi

yang ada di Puskesmas Pagerbarang pada tahun 2017 terdapat 422

orang,diantaranya faktor resiko umur <20 tahun sebanyak 51 orang, faktor

resiko umur >35 tahun sebanyak 48 orang, faktor resiko jarak kelahiran

yang terlalu dekat sebnayak 39 orang, faktor resiko tinggi hipertensi dalam

kehamilan sebanyak 57 orang, KEK sebanyak 26 orang, HbsAg sebanyak

17 orang, TB paru sebanyak 2 orang, penyakit jantung sebanyak 2

orang,asma sebanyak 13 orang, riwayat SC sebanyak 28 orang , dan

riwayat obstetri jelek sebanyak 12 orang (Puskesmas Pagerbarang, 2017).

Data ibu hamil Puskesmas Pagerbarang Kabupaten Tegal pada bulan

Januari - Desember 2018 sebanyak 1.186 orang di Wilayah Kerja

Puskesmas Pagerbarang. Jumlah ibu hamil dengan Risiko Tinggi sebanyak

387 orang. Jumlah ibu bersalin sebanyak 1.138 orang. Jumlah ibu nifas

sebnayak 1.121 orang. Jumlah bayi baru lahir hidup sebanyak 1.026 bayi.

Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) tidak ada dan Angka Kematian Bayi
6

(AKB) yang mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, yaitu sebanyak

5 kasus yang disebabkan oleh BBLR 2 orang, Asfiksia 1 orang, Kelainan

Konginetal 1 orang, dan lain-lain 1 orang. Jumlah ibu hamil faktor resiko

tinggi yang ada di Puskesmas Pagerbarang pada tahun 2018 terdapat 481

orang,diantaranya, faktor resiko tinggi umur < 20 tahun 45 orang, dan > 35

tahun 70 orang, jarak persalinan < 2 tahun 17 orang, KEK 104 orang,

preeklamsia berat 32 orang, anemia sebanyak 41 orang, riwayat Sc 33

orang, Riwayat Asma 15 orang, HbsAg Reaktif 14 orang, Grande

Multipara 10 orang, tinggi badan <145 16 orang, kelainan letak presentasi

bokong 15 orang dan kelainan letak lintang 4 orang, serotinus 18 orang,

sifilis 2 orang, HIV 3 orang, obesitas 5 orang, gemeli 9 orang, jantung 2

orang, TBC 2 orang, DM 2 orang, lain-lain 4 orang (Puskesmas

Pagerbarang, 2018).

Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15 % penyulit kehamilan

dan merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan

mordibitas ibu bersalin. Di Indonoesia mortalitas dan morbiditas hipertensi

dalam kehamilan juga masih cukup tinggi. Hal ini disebabkan selain oleh

etiologi tidak jelas, juga oleh perawatan dalam persalinan masih ditangani

oleh tenaga non medik dan sistem rujukan yang belum sempurna.

Hipertensi dalam kehamilan bisa dialami oleh semua ibu hamil sehingga

pengetahuan tentang pengelolaan hipersi dalam kehamilan harus bener-

benar dipahami oleh semua tenaga medis (Prawiriharjo, 2011).

Puskesmas Pagerbarang memang tidak menyumbang AKI di

Kabupaten Tegal. Namun di Wilayah Puskesmas Pagerabarang masih


7

banyak terdapat ibu hamil dengan faktor resiko usia > 35 tahun yang

merupakan salah satu faktor dari penyebab kematian ibu, karena kesehatan

ibu sudah menurun pada usia > 35 tahun, dan mempenyai resiko untuk

terjadi preeklamsia, perdaraha, persalinan preterm, atonia utaeri, resiko

meningkatkan hpertensi kronik, diabetes gestasional, kehamilan ektopik,

Intra Uterin Growth Retardation (IUGR), pada janin abnormalitas

kromosom, kematian jani (IUFD) (Sulistyawati, 2012).

Pada kasus ini selain masalah hipertensi, faktor umur > 35 tahun,

penulis juga menemukan adanya masalah obesitas. Ibu hamil dengan

obesitas diketahui sangat beresiko menderita penyakit-penyakit dalam

kehamilan, seperti hipertansi, diabetes gestasional, gangguan pernafasan

dan tromboemboli, serta beresiko pada janin seperti makrosomia, IUFD,

kelainan konginetal (Sanjaya, 2015).

Program One Student One Client (OSOC) merupakan salah satu

program yang diluncurkan pemerintah provinsi jawa tengah dalam upaya

penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan anak di jawa tengah yang

masih cukup tinggi. Program OSOC ini merupakan kegiatan

pendampingan ibu mulai dinyatakan hamil sampai masa nifas selesai

bahkan memungkinkan dimulai sejak persiapan calon ibu sehingga

mengarah pada pendampingan kesehatan bagi keluarga (Prabowo, 2015).

Berdasarkan data yang diperoleh, maka penulis tertarik untuk menyusun

karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif

pada Ny. S dengan Studi Kasus Resiko Tinggi Umur > 35 Tahun,

Obesitas dan Hipertensi di Wilayah Puskesmas Pagerbarang


8

Kecamatan Pagerbarang Kabupaten Tegal Tahun 2019”. Dengan cara

pendekatan Ibu dalam Asuhan Kebidanan mulai dari kehamilan,

persalinan, nifas, dan BBL, diharapkan ibu bisa melalui masa

kehamilannya dengan sehat dan selamat serta bayi yang dilahirkan sehat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dapat diambil rumusan masalah

yaitu : “Bagaimana Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. S di

Puskesmas Pagerbarang Kecamatan Pagerbarang Kabupaten Tegal Tahun

2019 (Studi Kasus Resiko Tinggi Umur > 35 Tahun, Obesitas dan

Hipertensi)”.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Penulis mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan Komprehensif pada

Ny. S di Puskesmas Pagerbarang Kecamatan Pagerbarang Kabupaten

Tegal Tahun 2019 (Studi Kasus Resiko Tinggi Umur > 35 Tahun,

Obesitas dan Hipertensi) dengan menerapkan managemen asuhan

kebidanan 7 langkah varney dan SOAP.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melaksanakan pengkajian data pada Ny. S hamil dengan

Resiko Tinggi Umur > 35 Tahun, Obesitas dan Hipertensi


9

b. Mampu menginterprestasi data meliputi diagnosa masalah dan

kebutuhan pada Ny. S hamil dengan Resiko Tinggi Umur > 35

Tahun, Obesitas dan Hipertensi

c. Mampu menegakkan diagnosa potensial pada Ny. S dengan

Resiko Tinggi Umur > 35 Tahun, Obesitas dan Hipertensi

d. Mampu melaksanakan antisipasi/tindakan segera terhadap masalah

yang muncul pada kasus Resiko Tinggi Umur > 35 Tahun,

Obesitas dan Hipertensi

e. Mampu merencanakan asuhan pada Ny. S dengan Resiko Tinggi

Umur > 35 Tahun, Obesitas dan Hipertensi

f. Mampu mengimplementasikan asuhan pada Ny. S dengan Resiko

Tinggi Umur > 35 Tahun, Obesitas dan Hipertensi

g. Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikanpada

Ny. S dengan Resiko Tinggi Umur > 35 Tahun, Obesitas dan

Hipertensi

h. Mampu mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah

diberikan pada Ny. S dengan Resiko Tinggi Umur > 35 Tahun,

Obesitas dan Hipertensi di Puskesmas Pagerbarang

D. Manfaat

1. Bagi Penulis

Menambah wawasan dan pengetahuan tentang asuhan kebidanan

komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan BBL serta dapat

mengaplikasi teori yang telah didapat selama masa pendidikan.


10

2. Bagi Lahan Praktek

Sebagai masukan dan pertimbangan dalam upaya meningkatkan

mutu pelayanan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil,

bersalin, nifas dan bayi baru lahir.

3. Bagi Institusi

Dapat dijadikan sebagai bahan kajian pustaka bagi kemajuan ilmu

pengetahuan tentang asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil,

bersalin, nifas dan bayi baru lahir.

4. Manfaat bagi Masyarakat

Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang

kehamilan dan faktor resiko kehamilan serta meningkatkan kesadaran

masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan selama hamil,

persalinan dan nifas di fasilitas pelayanan kesehatan yang bertujuan

untuk menurunkan AKI/AKB.

E. Ruang Lingkup

1) Sasaran

Penulis mengambil kasus ini dengan sasaran Ny. S umur 45 tahun

G4P3A0 dengan Resiko Tinggi Umur > 35 Tahun, Obesitas dan

Hipertensi

2) Tempat

Penulis mengambil kasus asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan

Resiko Tinggi Umur > 35 Tahun, Obesitas dan Hipertensi di

Puskesmas Pagerbarang Kabupaten Tegal


11

3) Waktu

a) Waktu pengambilan kasus : 03 September 2019 sampai dengan

27 Oktober 2019

b) Waktu penyusunan KTI : Dimulai dari penyusunan proposal

s/d berakhir penyusunan KTI.

F. Metode Memperoleh Data

1. Data Primer

a. Wawancara

Yaitu suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan

data, dimana peneliti mendapat keterangan atau pendirian secara

lisan dari seorang secara pencutian atau responden (Notoatmodjo,

2010).

b. Observasi

Observasi adalah suatu hasil pembuatan jiwa secara aktif dan

penuh perhatian untuk menyadari adanya rangsangan. Mula-mula

rangsangan dan luar mengenai indra, dan terjadilah penginderaan,

kemudian apabila rangsangan tersebut menarik perhatian akan

dilanjutkan dengan adanya pengamatan (Notoatmodjo, 2010).

c. Pemeriksaan Fisik

Suatu pengkajian yang dapat dipandang sebagai bagian tahap

pengkajian pada proses keperawatan atau tahap pengkajian atau

pemeriksaan klinis dari sistem pelayanan berintegrasi, yang


12

prinsipnya menggunakan cara-cara yang sama dengan pengkajian

fisik kedokteran, yaitu inspeksi, palpasi, dan aukultasi.

2. Data Sekunder

a. Studi Pustaka

Adalah metode pengumpulan data dengan mempelajari catatan

tentang pasien yang ada.

b. Studi Dokumenter

Adalah semua bentuk dokumen baik yang diterbitkan maupun

yang tidak diterbitkan, yang ada dibawah tanggug jawab instansi

resmi, misalnya laporan, statistic, catatan-catatan dibawah kartu

klinik.

G. Sistematika Penulisan Karya Tulis Ilmiah

Karya Tulis Ilmiah ini disusun secara sistematis terdiri dari :

1. BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pendahuluan yang memberikan gambaran

pada pembaca, peneliti, dan pemerhati tulisan karya tulis ilmiah

komprehensif tentang permasalahan yang akan dikupas dan diberikan

solusinya oleh penulis.

Bab pendahuluan ini terdiri atas : latar belakang, rumusan

masalah, tujuan, manfaat, ruang lingkup, metode memperoleh data dan

sistematika penulisan proposal.

2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA


13

Landasan teori yang digunakan oleh penulis untuk

mengembangkan konsep sedemikian rupa dari berbagai sumber yang

relevan, autentik, dan actual. Meliputi tinjauan teori medis, tinjauan

teori asuhan kebidanan, landasan hukum kewenangan bidan.

3. BAB III TINJAUAN KASUS

Berisi tentang Asuhan Kebidanan pada kehamilan dengan Resiko

Tinggi Umur > 35 Tahun, Obesitas dan Hipertensi dengan 7 langkah

varney dan untuk data perkembangan menggunakan metode SOAP

pada Ny. S G4P3A0.

4. BAB IV PEMBAHASAN

Dengan menggunakan 7 langkah varney yang meliputi

pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial, kebutuhan tindakan

segera, perencanaan, implementasi, evaluasi dan meliputi tentang

kesamaan dan kesenjangan teori dan praktek di lapangan dan

pembahasan.

5. BAB V PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan dan saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori Medis

1. Kompetensi Kehamilan

a. Pengertian Kehamilan

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional (FOGI)

kehamilan merupakan fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa

dan ovum yang dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Jika

dihitung mulai dari fertilisasi sampai lahirnya bayi, kehamilan

normal akan berlangsung dalam 40 minggu/10 bulan/9 bulan

menurut kalender internasional. Kehamilan dibagi menjadi 3

trimester, dimana trimester I berlangsung selama 12 minggu,

trimester II 15 minggu (minggu ke-13 sampai ke-27), dan trimester

III 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40 minggu) (Prawirohardjo

S, 2014: 213).

b. Proses Terjadinya Kehamilan

Proses kehamilan menurut (Sulistyawati, 2012: 35-38) :

1. Konsepsi

Konsepsi adalah pertemuan antara ovum matang dan

sperma sehat yang memungkinkan terjadinya kehamilan.

Konsepsi dapat terjadi jika terpenuhi beberapa kriteria, yaitu

sebagai berikut :

14
15

a. Senggama harus terjadi pada bagian siklus reproduksi

wanita yang tepat.

b. Ovarium wanita harus melepaskan ovum yang sehat pada

saat ovulasi.

c. Pria harus mengeluarkan sperma yang cukup normal dan

sehat selama ejakulasi.

d. Tidak ada barrier atau hambatan yang mencegah sperma

mencapai, melakukan penetrasi, dan sampai akhirnya

membuahi ovum.

Agar tetap terjadi kehamilan sebaiknya senggama

dilakukan sebelum tepat di hari wanita ovulasi karena sperma

dapat hidup sampai tiga hari di dalam vagina, sedangkan ovum

hanya bertahan 12-24 jam setelah di keluarkan dari ovarium

(ovulasi). Kapan wanita mengalami ovulasi dapat dikenali

melalui bentuk cairan vagina yang keluar. Jika terlihat bening,

banyak dan licin, maka kemungkinan besar wanita dalam

keadaan subur, cairan vagina secara bertahap akan menjadi

kental dan berwarna putih keruh setelah melewati masa ovulasi.

Selain mengamati karakter cairan vagina, ovulasi dapat juga

diprediksi melalui perhitungan siklus menstruasi, namun cara ini

kurang dapat digunakan pada wanita dengan siklus menstruasi

yang tidak teratur. Diperkirakan ada 300 juta sperma yang

dikeluarkan saat ejakulasi dan yang dapat ditampung oleh bagian


16

belakang vagina, namun dalam perjalanannya hanya beberapa

ribu saja yang dapat mencapai tuba falopi, lingkungan vagina

yang asam dan adanya daya fagosit dari uterus membuat

sebagian besar sperma tidak mampu untuk bertahan hidup, yang

akhirnya dikeluarkan lagi melalui vagina.

2. Fertilisasi

Fertilisasi adalah terjadinya dan persenyawaan antara

sperma dan ovum. Fertilisasi terjadi diampula tuba. Syarat dari

setiap kehamilan adalah harus ada : spermatozoa, ovum,

pembuahan ovum (konsepsi) dan nidasi hasil konsepsi.

3. Implantasi / Nidasi

Nidasi adalah peristiwa tertanamnya atau bersarangnya

sel telur yang dibuahi ke dalam endometrium. Sel telur yang

dibuahi (zigot) akan membelah diri membentuk bola yang terdiri

dari sel – sel anak yang lebih kecil yang disebut blastomer. Pada

hari ke-3, bola terdiri dari 16 sel blastomer dan disebut morula.

Pada hari ke-14, didalam bola tersebut mulai terbentuk rongga,

bangunan ini disebut blastula. Dua struktur penting

didalamblastula :

a) Lapisan luar yang disebut trofoblas yang akan menjadi

plasenta

b) Emnbrioblas yang kelak akan menjadi janin.

Pada hari ke-4, blastula masuk kedalam endometrium dan

pada hari ke-6 menempel pada endometrium. Pada hari ke-10,


17

seluruh blastula (blastokis) sudah terbenam dalam endometrium

dan dengan demikian nidasi sudah selesai.

c. Tanda – tanda Kehamilan

Tanda-tanda kehamilan digolongkan menjadi tanda pasti dan

tanda tidak pasti, kemungkinan dan pasti adalah sebagai berikut

(Sulistyawati, 2012:83-85).

a. Gejala kehamilan tidak pasti (keluhan pasien)

1) Amenorhea (terlambat haid)

Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi

pembentukan folikel degraaf dan ovulasi, gejala ini

sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak

haid lagi.

2) Mual dan muntah

Pengaruh estrogen dan progesterone terjadi

pengeluaran asam lambung yang berlebihan,

menimbulkan mual muntah terutama pada pagi hari

yang disebut morningsickness, akibat mual dan

muntah nafsu makan berkurang.

3) Mengidam

Mengidam (menginginkan makanan/minuman

tertentu), sering terjadi pada bulan-bulan pertama akan

tertapi menghilang makin tuanya kehamilan.

4) Pingsan
18

Sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat ramai.

Dianjurkan untuk tidak pergi ke tempat-tempat ramai

pada bulan-bulan pertama kehamilan dan akan hilang

pada kehamilan 16 minggu.

5) Mamae menjadi tegang dan membesar

Mamae menjadi tegang dan membesar, keadaan ini

disebabkan pengaruh estrogen dan progesterone yang

merangsang duktuli dan alveoli di mammae.

6) Anoreksia

Anoreksia (tidak nafsu makan), pada bulan-bulan

pertama kehamilan setelah itu nafsu makan timbul

lagi.

7) Sering miksi

Frekuensi kencing bertambah dan sering kencing

disebabkan karena desakan uterus yang membesar

menekan kandung kemih.

8) Konstipasi

Obstipasi terjadi karena tonus otot menurun

disebabkan oleh hormon steroid.

9) Epulis

Pembengkakan pada gusi disebabkan oleh peningkatan

jumlah pembuluh darah.

10) Pada perut


19

Uterus tetap berada pada rongga panggul sampai

minggu ke 12 setelah uterus mulai diraba di atas

simfisis pubis.

11) Leukore (keputihan)

Tanda peningkatan jumlah cairan vagina pengaruh

cairan tersebut tidak menimbulkan rasa gatal,

warnanya jernih dan jumlahnya tidak banyak.

b. Tanda-tanda kemungkinan hamil

1) Perubahan temperature basal, kenaikan temperature basal

tinggi antara 37,20C sampai 37,80C biasanya tanda telah

terjadinya kehamilan.

2) Tanda Hegar yaitu segmen bawah rahim melunak.

3) Tanda Chadwick, Warna apa vagina dan vulva menjadi lebih

merah dan agak kebiruan.

4) Tanda Goodel, Serviks menjadi lebih lunak dan jika dilakukan

pemeriksaan dengan speculum, serviks terlihat berwarna lebih

kelabu kehitaman.

5) Tanda piscaseks, dimana uterus membesar ke salah satu

jurusan hingga menonjol ke uterus yang dekat dengan

implantasi plasenta.

6) Tanda Braxtonhick, Tanda Braxtonhicks, bila uterus

dirangsang mudah berkontraksi.

7) Pemeriksaan tentang biologis kehamilan jika hasil positif

c. Tanda pasti (positive sign)


20

Tanda pasti adalah yang menunjukkan langsung keberadaan

janin, yang dapat dilihat langsung oleh pemeriksa. Tanda pasti

kehamilan terdiri atas hal-hal berikut ini :

1) Gerakan janin dalam Rahim

Gerakan janin ini dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa.

Gerakan janin baru dapat dirasakan pada usia kehamilan

sekitar 20 minggu.

2) Denyut jantung janin

Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat

fetalelectrocardiograf (misalnya dopler). Dengan stetoskop

Laenec, DJJ baru dapat di dengar pada usia kehamilan 18-20

minggu.

3) Bagian-bagian janin

Bagian-bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala dan

bokong) serta bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba

dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimester terakhir).

Bagian janin ini dapat dilihat lebih sempurna lagi

menggunakan USG.

4) Kerangka janin

Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun

USG.

d. Perubahan Anatomi Dan Fisiologis Pada Ibu Hamil

1) Perubahan Fisiologis menurut (Sulistyawati, 2012: 59-66).

a) Uterus
21

Pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah 30 x

25 x 20 cm dengan kapasitas lebih dari 4.000 cc. Hal ini

memungkinkan bagi adekuatnya akomodasi pertumbuhan

janin. Pada saat ini rahim membesar akibat hipertropi otot

polos rahim, serabut-serabut kolagennya menjadi

higroskopik, dan endometrium menjadi desidua.

b) Ovarium

Ovulasi berhenti namun masih terdapat korpus

luteumgraviditas sampai terbentuknya plasenta yang akan

mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesteron.

c) Vagina dan Vulva

Oleh karena pengaruh estrogen, terjadi

hipervaskularisasi pada vagina dan vulva, sehingga pada

bagian tersebut terlihat lebih merah atau kebiruan, kondisi

ini disebut dengan tanda Chadwick.

d) Kulit

Topeng kehamilan (cloasma gravidarum) adalah bintik-

bintik pigmen kecoklatan yang tampak di kulit kening dan

pipi. Peningkatan pigmentasi juga terjadi di sekeliling

puting susu, sedangkan di perut bawah bagian tengah

biasanya tampak garis gelap, yaitu spider angioma

(pembuluh darah kecil yang memberi gambaran seperti

laba-laba) bisa muncul di kulit, dan biasanya di atas


22

pinggang. Pelebaran pembuluh darah kecil yang berdinding

tipis sering kali tampak di tungkai bawah.

Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan

menyebabkan robeknya serabut elastis di bawah kulit,

sehingga menimbulkan striae gravidarum/striae lividae.

Bila terjadi peregangan yang hebat, misalnya pada

hidramnion dan gimeli, dapat terjadi diastasis rekti bahkan

hernia. Kulit perut pada linea alba bertambah

pigmentasinya dan disebut sebagai linea nigra. Adanya

vasodilatasi kulit menyebabkan ibu mudah berkeringat.

e) Payudara

Payudara sebagai organ target untuk proses laktasi

mengalami banyak perubahan sebagai persiapan setelah

janin lahir. Beberapa perubahan yang dapat diamati oleh

ibuadalah sebagai berikut :

(1) Selama kehamilan payudara bertambah besar, tegang

dan berat.

(2) Dapat teraba nodul-nodul, akibat hipertropi kelenjar

alveoli.

(3) Bayangan vena-vena lebih membiru.

(4) Hiperpigmentasi pada areola dan puting susu.

(5) Kalau diperas akan keluar air susu jolong (kolostrum)

berwarna kuning.
23

f) Berat badan dan Indeks Massa Tubuh (IMT)

Cara yang dipakai untuk menentukan berat berat badan

menurut tinggi badan adalah dengan menggunakan indeks

massa tubuh (IMT) dengan rumus berat badan dibagi tinggi

badan pangkat 2. Contoh, wanita dengan berat badan sebelum

hamil 51 kg dan tinggi badan 1,57 meter. Maka IMT-nya

adalah 51/(1,57)² = 20,7. Nilai IMT mempunyai rentang

sebagai berikut.

(1) 19,8-26,6 : Normal

(2) <19,8 : Undeweight

(3) 26,6-29,0 : Overweight

(4) >29,0 : Obese

Pertambahan berat badan ibu hamil menggambarkan status

gizi selama hamil, oleh karena itu perlu dipantau setiap

bulan.jika terdapat kelambatan dalam penambahan berat badan

ibu, ini dapat mengindikasikan adanya malnutrisi sehingga

dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan janin intra-uteri

(Intra-Unterin Growth Retardation-IUGR).

e. Perubahan Psikologis pada Ibu Hamil.

1) Perubahan Peran selama Kehamilan

Seiring dengan bertanbahnya usia kehamilan, ibu akan

mengalami perubahan psikologis dan pada saat ini pula wanita

akan mencoba untuk beradaptasi terhadap peran barunya melalui

tahapan sebagai berikut :


24

a) Tahap antisipasi

Dalam tahap ini wanita akan mengawali adaptasi perannya

dengan merubah peran sosialnya melalui latihan formal

(misalnya kelas-kelas khusus kehamilan) dan informal melalui

model peran (rolemedel). Meningkatnya frekuensi interaksi

dengan wanita hamil dan ibu muda lainnya akan mempercepat

proses adaptasi untuk mencapai penerimaan peran barunya

sebagai seorang ibu.

b) Tahap honeymoon (menerima peran mencoba menyesuaikan

diri)

Pada tahap ini wanita sudah mulai menerima peran barunya

dengan cara mencoba menyesuaikan diri. Secara internal

wanita akan mengubah posisinya sebagai penerima kasih

sayang dari ibunya menjadi pemberi kasih sayang terhadap

bayinya. Untuk memenuhi kebutuhan akan kasih sayang,

wanita akan menuntut dari pasangannya. Ia akan mencoba

menggambarkan figur ibunya di masa kecilnya dan membuat

suatu daftar hal-hal yang positif dari ibunya untuk kemudian ia

adaptasi dan terpkan kepada bayinya nanti. Aspek lain yang

berpengaruh dalam tahap ini adalah seiring dengan sudah

mapannya beberapa persiapan yang berhubungan dengan

kelahiran bayi, termasuk dukungan semangat dari orang-orang

terdekatnya.
25

c) Tahap stabil (bagaimana mereka dapat melihat penampilan

dalam peran)

Tahap sebelumnya mengalami peningkatan sampai ia

mengalami suatu titik stabil dalam penerimaan peran barunya.

Ia akan melakukan aktivitas-aktivitas yang bersifat positif dan

berfokus untuk kehamilannya, seperti mencari tahu tentang

informasi seputar persiapan kelahiran, cara mendidik dan cara

merawat anak, serta hal yang berguna untuk menjaga kondisi

kesehatan keluarga.

d) Tahap akhir (perjanjian)

Meskipun ia sudah cukup stabil dalam menerima pesannya,

namun ia tetap mengadakan “perjanjian” dengan dirinya sendiri

untuk sedapat mungkin “menepati janji” mengenai

kesepakatan-kesepakatan internal yang telah ia buat berkaitan

dengan apa yang akan ia perankan sejak saat ini sampai

bayinya lahir kelak (Sulistyawati, 2012: 75-76).

2) Perubahan Psikologis pada Ibu Hamil.

a) Trimester I (1-3 bulan)

Segera setelah konsepsi, kadar hormone progesteron dan

estrogen dalam kehamilan akan meningkat. Hal ini akan

menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi hari,

lemah, lelah, dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak

sehat dan sering kali membenci kehamilannya. Banyak ibu

yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan, dan


26

kesedihan. Sering kali pada awal kehamilannya ibu berharap

untuk tidak hamil.

Pada trimester pertama, seorang ibu akan selalu mencari

tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang

hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan

selalu diperhatikan dengan seksama. Oleh karena perutnya

masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang

mungkin diberitahukannya kepada orang lain atau

dirahasiakannya.

Hasrat untuk melakukan hubungan seksual pada wanita

trimester pertama ini berbeda. Walaupun beberapa wanita

mengalami gairah seksual yang lebih tinggi, kebanyakan

mereka mengalami penurunan libido selama periode ini.

Keadaan ini menciptakan kebutuhan untuk berkomunikasi

secara terbuka dan jujur dengan suami. Banyak wanita merasa

butuh untuk dicintai dan merasakan kuat untuk mencintai,

namun tanpa melakukan hubungan seksual. Libido sangat

dipengaruhi oleh kelelahan, rasa mual, pembesaran payudara,

keprihatinan, dan kekhawatiran. Semua ini merupakan bagian

normal dari proses kehamilan pada trimester pertama.

Reaksi pertama seorang pria ketika mengetahui bahwa

dirinya akan menjadi ayah adalah timbulnya kebanggaan atas

kemampuannya mempunyai keturunan bercampur dengan

keprihatinan akan kesiapan untuk menjadi seorang ayah dan


27

mencari nafkah untuk keluarganya. Seorang calon ayah

mungkin akan sangat memperhatikan keadaan ibu yang sedang

mulai hamil dan menghindari hubungan seksual karena takut

akan mencederai bayinya. Adapula pria yang hasrat seksualnya

terhadap wanita hamil relative lebih besar. Disamping respons

yang diperlihatkannya, seorang ayah perlu dapat memahami

keadaan ini dan menerimanya.

b) Trimester II (4-6 bulan)

Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat.

Tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang lebih

tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah berkurang.

Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasakan sebagai

beban.Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat

menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif.

Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan bayinya

dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya sebagi seorang di

luar dari dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari

rasa kecemasan, rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya

pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido.

Ibu merasa lebih stabil, kesanggupan mengatur diri lebih

baik, kondisi atau keadaan ibu lebih menyenangkan, ibu mulai

terbiasa dengan perubahan fisik tubuhnya, janin belum terlalu

besar sehingga belum menimbulkan ketidaknyamanan.Ibu

sudah mulai menerima dan mengerti tentang kehamilannya.


28

c) Trimester III (7-9 bulan)

Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu dan

waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu

kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut

merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan bayinya.

Terkadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir

sewaktu-waktu. Keadaan ini menyebabkan ibu meningkatkan

kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala terjadinya

persalinan. Sering kali ibu merasa khawatir atau takut apabila

bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu

juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari

orang atau benda apa saja yang dianggapnya membahayakan

bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa

sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu

melahirkan.

Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada

trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan

jelek. Disamping itu, ibu mulai merasa sedih karena akan

berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang

diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan

keterangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan.

Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk

kelahiran bayi dan menjadi orang tua. Keluarga mulai

menduga-duga jenis kelamin bayinya (apakah laki-laki atau


29

perempuan) dan akan mirip siapa. Bahkan mereka mungkin

juga sudah memilih sebuah nama untuk bayinya.

Berat badan ibu meningkat, adanya tekanan pada organ

dalam, adanya perasaan tidak nyaman karena janinnya semakin

besar, adanya perubahan gambaran diri (konsep diri, tidak

mantap, merasa terasing, tidak dicintai, merasa tidak pasti,

takut, juga senang karena kelahiran sang bayi.

f. Tanda-tanda Bahaya Pada Ibu Hamil

Tanda bahaya dalam kehamilan menurut (Sulistyawati, 2012: 163).

a) Perdarahan

(1) Perdarahan pada saat hamil muda dapat menyebabkan

keguguran

(2) Perdarahan pada saat hamil tua dapat membahayakan

keselamatan ibu dan janin dalam kandungan

b) Bengkak pada kaki, tangan, dan wajah, atau sakit kepala kadang

kala disertai kejang. Bengkak atau sakit kepala pada ibu hamil

dapat membahayakan keselamatan ibu dan bayi dalam kandungan

c) Demam tinggi, biasanya kondisi ini disebabkan oleh infeksi atau

malaria. Demam tinggi dapat membahayakan keselamatan ibu,

menyebabkan keguguran atau kelahiran kurang bulan.

d) Keluar air ketuban sebelum waktunya. Merupakan tanda adanya

gangguan pada kehamilan dan dapat membahayakan bayi dalam

kandungan
30

e) Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak.

Keadaan ini merupakan tanda bahaya pada janin

f) Ibu muntah terus dan tidak mau makan. Keadaan ini akan

membahayakan kesehatan ibu.

g. Pelayanan Antenatal Care

Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama

ditujukan kepada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim

(Maryunani, 2013: 129)

Menurut Kemenkes (2015), standar periksa kehamilan paling

sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu : satu kali pada usia kandungan

sebelum 3 bulan, satu kali pada usia kandungan 4-6 bulan, 2 kali pada

usia kandungan 7-9 bulan.

Dalam melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan

harus memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai standar 10 T

terdiri dari :

1) Pengukuran tinggi badan cukup satu kali, bila tinggi

badan < 145 cm, maka faktor risiko panggul sempit,

kemungkinan sulit melahirkan secara normal.

Penimbangan berat badan setiap kali periksa, sejak bulan

keempat pertambahan berat badan paling sedikit 1

kg/bulan.

2) Pengukuran tekanan darah (Tensi)


31

Tekanan darah normal 120/80 mmhg. Bila tekanan darah

lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg, ada faktor

resiko hipertensi (tekanan darah tinggi) dalam kehamilan.

3) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)

Bila < 23,5 cm menunjukan ibu hamil menderita kurang

energi kronis (KEK) dan berisiko melahirkan bayi berat

lahir rendah (BBLR).

4) Pengukuran tinggi rahim (TFU)

Pengukuran tinggi rahim berguna untuk melihat pertumbuhan

janin apakah sesuai dengan usia kehamilan.

Apabila usia kehamilan dibawah 24 minggu pengukuran

dilakukan dengan jari menurut teori Leopold, tetapi apabila

kehamilan diatas 24 minggu memakai pengukuran Mc. Donald

yaitu dengan cara mengukur tinggi fundus memakai metlin

dengan skala cm dari atas simfisis ke fundus uteri.

Usia Kehamilan Berdasarkan Tinggi Fundus Uteri


menggunakan jari menurut (Hani, 2011: 81) pada Tabel 2.1 :
Tinggi Fundus Uteri (TFU) Usia Kehamilan
3 di atas simfisis 12 minggu
5) P
Pertengahan simfisis dan pusat 16 minggu
3ejari di bawahpusat 20 minggu

n Setinggi pusat 24 minggu


3 jari diatas pusat 28 minggu
e
Pertengahan antara pusat
34 minggu
danprosesus
n xifoideus
Setinggi prosesus xifoideus 36 minggu
t
Dua jari (4 cm) di bawah
40 minggu
prosesus xifoideus
32

uan letak janin (presentasi janin) dan penghitungan denyut

jantung janin (DJJ)

Apabila trimester III bagian bawah janin bukan kepala

atau kepala belum masuk panggul, kemungkinan ada

kelainan letak atau ada masalah lain. Bila denyut jantung

janin kurang dari 120 kali/menit atau lebih dari 160

kali/menit menunjukkan ada tanda gawat janin, dan segera

rujuk.

6) Penentuan status imunisasi Tetanus Toksoid (TT)

Oleh petugas untuk selanjutnya bilamana diperlukan

mendapatkan suntikan tetanus toksoid sesuai anjuran

petugas kesehatan untuk mencegah tetanus pada ibu dan

bayi.

Tabel 2.2 Rentang waktu pemberian imunisasi TT dan lama


perlindungannya :

Selang Waktu
Imunisasi TT Lama Perlindungan
Minimal

Langkah awal pembentukan


TT 1 kekebalan tubuh terhadap
penyakit Tetanus

TT 2 1 bulan setelah TT 1 3 tahun


TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun
TT 4 12 bulan setelah TT 3 10 tahun
TT 5 12 bulan setelah TT 4 >25 tahun
33

7) Pemberian tablet tambah darah

Ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet tambah

darah setiap hari minimal selama 90 hari. Tablet tambah

darah di minum pada malam hari untuk mengurangi rasa

mual.

8) Tes Laboratorium

a) Tes golongan darah, untuk mempersiapkan donor bagi

ibu hamil bila diperlukan.

b) Tes hemoglobin, untuk mengetahui apakah ibu

kekurangan darah (anemia).

c) Tes pemeriksaan urine (air kencing), untuk mendeteksi

terhadap berbagai penyakit dan kondisi yang di derita

pasien/ Penyakit Menular Seksual (PMS)

d) Tes pemeriksaan darah lainnya, sesuai indikasi seperti

malaria, HIV, sifilis dan lain-lain.

9) Konseling atau penjelasan

Tenaga kesehatan memberi penjelasan mengenai perawatan

kehamilan, pencegahan kelainan bawaan, persalinan dan

inisiasi menyusui dini (IMD), nifas, perawatan bayi baru

lahir, ASI eksklusif, keluarga berencana dan imunisasi

pada bayi. Penjelasan ini diberikan secara bertahap pada

saat kunjungan ibu hamil.

10) Tatalaksana atau mendapatkan pengobatan


34

Jika ibu mempunyai masalah kesehatan pada saat hamil

(Buku KIA Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal, 2017).

h. Ibu Hamil Dengan Faktor Risiko Umur >35 tahun

1) Teori kehamilan dengan Faktor resiko umur >35 tahun

Wanita yang berusia 35 tahun atau lebih, lebih rentan

terhadap tekanan darah tinggi, diabetes atau fibroid didalam

rahim serta lebih rentan terhadap gangguan persalinan. Diatas 35

tahun, resiko memilik bayi dengan kelainan kromosom (misal

Sindroma Down) semakin meningkat. Pada wanita hamil yang

berusia diatas 35 tahun bisa dilakukan pemeriksaan cairan

ketuban (amniosintesis) untuk menilai kromosom janin. (Nugroho

& Utama, 2014)

Faktor ini menjadi masalah karena dengan bertambahnya

umur maka akan terjadi penurunan fungsi dari organ yaitu melalu

proses penuaan. Adanya kehamilan membuat seorang ibu

memerlukan ekstra energi untuk kehidupannya dan juga

kehidupan janin yang sedang dikandungnya (Proverawati, 2009)

2) Segi negatif kehamilan diusia tua (Sulistyawati, 2012: 99) :

a) Kondisi fisik ibu hamil dengan usia 35 tahun akan sangat

menentukan proses kelahirannya. Hal ini pun turut

mempengaruhi kondisi janin.

b) Pada proses pembuahan, kualitas sel telur wanita usia ini

sudah menurun jika dibandingkan dengan sel telur pada

wanita dengan usia reproduksi sehat (20-35 tahun). Jika pada


35

proses pembuahan, ibu mengalami gangguan sehingga

menyebabkan terjadinya gangguan pertumbuhan dan

perkembangan buah kehamilan, maka kemungkinan akan

menyebabkan terjadinya Intra-Uterine Growth Retardation

(IUGR) yang berakibat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).

c) Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik

ibu. Jika ibu mengalami penurunan kondisi, maka keadaan ini

harus benar-benar diwaspadai.

3) Segi positif hamil di usia tua (Sulistyawati, 2012: 99) :

Kepuasan peran sebagai ibu, merasa lebih siap,

pengetahuan mengenai kehamilan dan bayi baik, mampu

mengambil keputusan, toleransi terhadap kelahiran lebih besar.

4) Resiko yang akan terjadi pada bayi

a) Kehamilan diatas usia 40 itu berisiko melahirkan bayi yang

cacat. Kecacatan yang paling umum adalah Down Syndrome

(kelemahan motorik, IQ rendah) atau bisa juga cacat fisik.

b) Adanya kelainan kromosom dipercaya sebagai resiko

kehamilan di usia 40 tahun. Pertambahan usia dapat

menyebabkan terjadinya kelainan terutama pada pembelahan

kromosom. Pembelahan kromosom abnormal menyebabkan

adanya peristiwa gagal berpisah yang menimbulkan kelainan

pada individu yang dilahirkan. Terjadinya kelahiran anak

dengan Sindrome Down, kembar siam, autisme sering

disangkut pautkan dengan masalah kelainan kromosom yang


36

diakibatkan oleh usia ibu yang sudah terlalu tua untuk hamil.

Akan tetapi ini pun masih berada di dalam penelitian lanjut

mengenai kebenarannya.

c) Seiring bertambah usia maka resiko kelahiran bayi dengan

down syndrome cukup tinggi yakni 1:50. Hal ini berbeda

pada kehamilan 20-30 tahun dengan rasio 1:1500.

d) Kebanyakan akan mengalami penurunan stamina. Pada ibu

hamil dengan usia 40 tahun keatas kebanyakan tidak kuat

mengejan karena nafas yang pendek. Akibatnya bayi bisa

mengalami stress karena saat proses persalinan pembukaan

mulut rahim akan terasa sulit. Kebanyakan kasus kehamilan

di usia 40 tahun ke atas akan mengalami kesulitan saat

melahirkan secara normal. Apalagi untuk ibu hamil yang

hipertensi, maka sangat dianjurkan untuk melakukan

persalinan dengan opersi Caesar. Untuk menyelamatkan ibu

dan juga bayi.

i. Obesitas Dalam Kehamilan

1) Pengertian

Obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana

Body Mass Indeks (IMT) ≥30 kg/m2 dimana angka tersebut

diperoleh dari rumus yaitu berat badan dalam kilogram

dibagi tinggi badan dalam satuan meter persegi (Davies,

2010).
37

Tabel2.3 Klasifikasi BMI menurut WHO


S Tingkat
Klasifikasi IMT (kg/m2)
Obesitas
u
Berat badan kurang <18.5 -
m
Normal 18.5 - 24.9 -
bBerat badan lebih/Gemuk 25.0 - 29.9 -
e 30.0 - 34.9 I
Obesitas 35.0 – 39.9 II
: Obesitas berat ≥40.0 III

Banyak faktor yang berperan terhadap terjadinya

obesitas, diantaranya faktor lingkungan, gaya hidup,

genetik, dan sosial ekonomi. Obesitas merupakan suatu

keadaan gangguan keseimbangan antara asupan kalori dan

penggunaanya. Oleh karena itu banyak komplikasi yang

ditimbulkan oleh keadaan obesitas baik itu bagi ibu maupun

terhadap janinnya (Sanjaya, 2015).

2) Komplikasi Medis menurut Sanjaya (2015) :

a) Obesitas meningkatkan resiko terjadinya kelainan

medis dalam kehamilan seperti diabetes gestasional, pre

eklamsia, obstruksi saluran nafas.

b) Obesitas meningkatkan resiko terjadinya perdarahan

dan infeksi post partum, termasuk kegagalan dalam

proses laktasi, hal tersebut mungkin disebabkan oleh

respon prolaktin pada wanita dengan obesitas.

c) Komplikasi yang ditimbulkan oleh obesitas terhadap

hasil konsepsi dimulai sejak awal konsepsi, antenatal,

intrapartum dan postpartum bahkan sampai pada saat


38

dewasa. Komplikasinya antara lain : kelainan

konginetal, makrosomia, prematuritas, mordibitas

perinatal, dan obesitas pada anak kelak.

3) Manajemen Obesitas dalam kehamilan (Sanjaya, 2015: 35-

48)

a) Trimester I : Dilakukan pemeriksaan USG untuk

menentukan usia kehamilan dan keadaan hasil

konsepsi. Pemeriksaan fisik yang menyeluruh,

pemeriksaan laboratorium, konseling tentang diet

nutrisi.

b) Trimester II : Melanjutkan apa telah yang dilakukan

pada trimester I. Apabila ditemukan suatu kelainan,

maka segera rujuk pada dokter atau fasilitas kesehatan

yang lebih memadai.

c) Manajemen antenatal pada Trimester III : Melanjutkan

apa yang telah dilakukan pada trimester sebelumnya,

dan selalu memonitoring dan mengevaluasi

perkembangan janin melalui TFU atau dianjurkan

untuk USG.

d) Persalinan : dilakukan persalinan spontan, pervaginam,

atau sesar atas indikasi BMI >40 kg/m2. Pantau

perkembangan janin.

e) Masa nifas : Anjurkan pemberian ASI Eksklusif.


39

j. Hipertensi

1. Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik dan diastolik ≥

140/90 mmHg. Signifikansi setiap pengukuran tekanan darah

berhubungan dengan usia gestasi dalam kehamilan dan

umumnya semakin awal hipertensi terjadi dalam kehamilan,

semakin besar kemungkinan hipertensi tersebut menjadi kronis

(Elizabeth Robson, 2015: 28)

Beberapa definisi untuk hipertensi dalam kehamilan, menurut

(Elizabeth Robson, 2015: 28-37) adalah sebagai berikut :

a) Hipertensi kronik

Hipertensi yang timbul sebelum umur 20 minggu atau

hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah umur

kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap atau tidak

hilang setelah 12 minggu pasca persalinan. (Nugroho,

2012).

1) Kriteria hipertensi kronik adalah sebagai berikut :

a) Tekanan darah 140/90 mmHg sebelum kehamilan

atau didiagnosis sebelum gestasi 20 minggu.

b) Hipertensi yang pertama didiagnosis setelah

gestasi 20 minggu dan menetap setelah 12

minggu post partum.

2) Pencegahan

a. Non-medis
40

1) Restriksi garam : tidak terbukti dapat mencegah

terjadinya preeklamsi.

2) Suplementasi diet yang mengandung hal-hal

berikut :

a) Minyak ikan yang kayabdengan asam

lemak tidak jenuh, misalnya omega - 3

PUFA.

b) Antioksida : vitamin C, E, B-carotene

c) Elemen logam berat : zinc, magnesium,

kalsium.

3) Tirah baring tidak terbukti untuk mencegah

persalinan preterm.

b. Medis

1) Diuretika : tidak terbukti mencegah terjadinya

preeklamsi bahkan memperberat hipovolemia.

2) Anti-hipertensi tidak terbuksi mencegah

terjadinya preeklamsia.

3) Obat-obatan antioksidan :

a) Kalsium : 1.500 - 2.000 mg/hari

b) Magnesium 365 mg/hari

c) Zinc : 200 mg/hari

c. Etiologi Hipertensi Kronik

Hipertensi kronik dapat disebabkan oleh faktor

primer : idiopatik : 90 % dan sekunder : 10 %,


41

berhubungan dengan penyakit ginjal, vaskular

kolagen, endokrin, dan pembuluh darah.

(Prawirohardjo, 2010)

d. Dampak Hipertensi kronik pada kehamilan :

1) Dampak pada ibu :

Bila perempuan hamil mendapat

menoterap untuk hipertensimya, dan hipertensi

dapat terkendali, maka hipertensi kronik tidak

berpengaruh buruk pada kehamilan, meski tetep

mempunyai resiko terjadinya solusio plasenta,

ataupun superimposed preeklamsia.

Hipertensi kronik yang diperberat oleh

kehamilan akan memberi tanda (a) pada

kenaikan mendadak tekanan darah, yang

akhirnya akan disusul proteinuria dan (b)

tekanan darah sistolik > 200 mmHg diastolik

130 mmHg, dengan akibat segera terjadi

oliguria dan gangguan ginjal.

Penyulit hipertensi kronik pada kehamilan ialah

(a) solusio plasenta : resiko terjadinya solusio

plasenta 2 - 3 kali pada hipertensi dab (b)

superimposed preeklamsia.

2) Dampak pada janin


42

Dampak hipertensi kronik pada janin ialah

pertumbuhan janin terhambat atau intra uterine

growth restriction(IUGR). berbanding lansung

dengan derajat hipertensi yang disebabkan

menurunnya insufisiensi plasenta. Dampak lain

pada ajnin ialah peningkatan persalinan preterm

(Prawirohardjo, 2010)

b) Preeklamsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu

kehamilan disertai dengan proteinuria.

Preeklamsi merupakan penyulit kehamilan yang akut dan

dapat terjadi ante, intra, dan postpartum. Dari gejala – gejala

klinik preeklamsi dapat dibagi menjadi preeklamsi ringan dan

preeklamsi berat.

1) Preeklamsi ringan

a) Definisi

Preeklamsi ringan adalah suatu sindroma spesifik

kehamilan dengan menurunnya perfusi organ yang

berakibat terjadinya vasospasme pembuluh darah dam

aktivasi endotel.

b) Diagnosis

Diagnosis preeklamsi ringan ditegakkan berdasar

atas timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan/atau

edema setelah kehamilan 20 minggu, dengan ketentuan

sebagai berikut :
43

(1) Hipertensi : sistolik/diastolik ≥ 140/90 mmHg.

(2) Proteinuria : ≥ 300 mg/24 jam atau ≥ 1 + dipstik.

(3) Edema : edema lokal tidak dimasukan dalam

kriteria preeklamsi, kecuali edema pada lengan,

muka dan perut, dan dema generalisata.

c) Manajemen Umum Preeklamsi Ringan

Pada setiap kehamilan disertai penyulit suatu

penyakit, maka selalu dipertanyakan bagaimana :

(1) Sikap terhadap penyakitnya, berarti pemberian obat

– obatan atau terapi mendikamentosa

(2) Sikap terhadap kehamilannya, berarti mau

diapakan kehamilan ini.

(a) Apakah kehamilan akan diteruskan sampai

aterm ?

Disebut perawatan kehamilan “konservatif”

atau “ekspektatif”.

(b) Apakah kehamilan akan diakiri (diterminasi)?

Disebut perawatan kehamilan “aktif” atau

“agresif”.

d) Tujuan Perawatan Preeklamsi

(1) Mencegah terjadinya kejang.

(2) Mencegah terjadinya perdarahan intrakranial.

(3) Mencegah gangguan fungsi organ vital.

(4) Melahirkan bayi yang sehat.


44

2) Preeklamsi Berat

a) Definisi

Preeklamsi berat ialah preeklamsi dengan tekanan

sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah sistolik ≥ 110

mmHg disertai proteinuria lebih 5 g/24 jam. (Angsar,

2009).

b) Diagnosis

Menurut (Angsar, 2009) preeklamsia dapat

digolongkan preeklamsi berat bila ditemukan satu atau

lebih gejala sebagai berikut :

(1) Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan

darah diastolik ≥ 110 mmHg.

(2) Proteinuria lebih 5 g/24 jam atau 4 + dalam

pemeriksaan kualitatif.

(3) Oliguria, yaitu produksi urin kurang dari 500

cc/24 jam.

(4) Kenaikan kadar kreatinin plasma.

(5) Penurunan kesadaran, nyeri kepala, skotoma dan

pandangan kabur.

(6) Nyeri epigastrium.

(7) Edema paru dan sianosias.

(8) Hemolisis mikroangiopatik.

(9) Trombositopenia berat.

(10) Gangguan fungsi hepar


45

(11) Pertumbuahan janin intrauterin yang terhambat.

(12) Sindrom HELLP.

c) Menejemen stabilisasi pasien dengan preeklamsia berat

Menurut (Fadlun, 2011) menejemen stabilisasi

pasien dengan preeklamsi berat adalah sebagai berikut:

(1) Jika diastolik > 100 mmHg, berikan antihipertensi

sampai tekanan darah diastolik menjadi 90-100

mmHg.

(2) Pasang Infus RL

(3) Kateterisasi urine untuk mengukur volume dan

pemeriksaan protein urine

(4) Observasi tanda – tanda vital, refleks, dan DJJ.

d) Pemberian Obat MgSO4

Cara pemberian MgSO4 menurut (Kemenkes,

2013) adalah sebagai berikut :

(1) Cara pemberian MgSO4 dosis awal :

(a) Berikan 4 gram MgSO4 (10 cc MgSO4 40% +

10 cc Aquades atau 20 cc MgSO4 20%)

diberikan IV secara perlahan 10-20 menit.

(b) Jika akses intravena sulit, berikan 5 gram

MgSO4 40% (12,5 cc MgSO4 40%) IM di

bokong kanan atau kiri.


46

(2) Cara pemberian dosis rumatan MgSO4 :

(a) 6 gram MgSO4 40% (15 cc MgSO4 40%) dan

larutkan dalam 500 cc larutan RL, lalu berikan

melalui infus 28 tpm selama 6 jam (1

gram/jam).

(b) Diberikan hingga 24 jam setelah persalinan

atau setelah kejang terakhir pada eklamsi.

(3) Syarat pemberian MgSO4

(a) Frekuensi nafas < 16 x/menit

(b) Reflek patela positif

(c) Jumlah urine minimal 0,5 cc/kgBB/jam

(d) Tersedia Ca Glukonas 10 %

e) Kontraindikasi

1) Riwayat alergi atau hipersensitivitas terhadap

magnesium sulfate atau zat lain yang terdapat

dalam obat

2) Mengalami gangguan/kerusakan otot jantung,

koma diabetes, atau gangguan irama jantung

seperti heart block

3) Hipermagnesemia (tingginya kadar magnesium

dalam darah)

4) Hiperkalsemia (tingginya kadar kalsium dalam

darah)
47

5) Tidak boleh diberikan 2 jam sebelum

persalinan pada ibu yang mengalami toksemia

pada kehamilan.

3) Eklamsia adalah pre-eklamsia yang disertai kejang-kejang

sampai dengan koma.

4) Hipertensi yang ditimbulkan atau diperberat oleh kehamilan

lebih mungkin terjadi pada wanita yang :

1) Terpapar vili korialis untuk pertama kalinya

2) Terpapar vili korialis yang terdapat jumlah yang

banyak seperti pada kehamilan kembar atau

molanhidatidosa

3) Mempunyai riwayat penyakit vaskuler

4) Mempunyai kecenderungan genetik untuk menderita

Hipertensi dalam kehamilan

2. Faktor Resiko

Menurut Katsiki N et al (2010) hipertensi dalam

kehamilan merupakan gangguan multifaktoral. Beberapa

faktor resiko dari hipertansi dalam kehamilan sebagai berikut:

a) Faktor maternal

1) Usia maternal

Usia yang aman untuk kehamilan dan

persalinan adalah usia 20 - 30 tahun. Komplikasi

maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada

usia di bawah 20 tahun ternyata 2 - 5 kali lebih


48

tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi pada

usia 20 - 29 tahun. Dampak dari usia yang kurang

dari dapat menimbulkan komplikasi selama

kehamilan. Setiap remaja primigravida mempunyai

resiko yang lebih besar mengalami hipertensi dalam

kehamilan dan meningkat lagi saat usia 35 tahun

(Manuaba, 2010).

2) Primigravida

Sekitar 85% hipertensi dalam kehamilan

terjadi pada kehamilan pertama. Jika ditinjau dari

kejadian hipertensi dalam kehamilan, graviditas

paling aman adalah kehamilan kedua sampai ketiga

(Kat et al, 2010).

3) Riwayat keluarga

Terdapat peranan genetik pada hipertansi

dalam kehamilan. Hal tersebut dapat terjadi karena

terdapat riwayat keluarga dengan hipertensi dalam

kehamilan (Muflihan FA, 2012).

4) Riwayat hipertensi

Riwayat hipertensi kronik yang dialami selama

kehamilan dapat meningkatakan resiko terjadinya

hipertensi dalam kehamilan, dimana komplikasi

tersebut dapat mengakibatkan superimposed


49

preeclamsi dan hipertensi kronis dalam kehamilan

(Manuaba, 2010).

5) Tingginya indeks massa tubuh

Tingginya indeks massa tubuh merupakan

masalah gizi karena kelebihan kalori, kelebihan gula

dan garam yang bisa menjadi faktor resiko

terjadinya beberapa jenis penyakit degenaratif,

seperti diabetes mellitus, hipertensi dalam

kehamilan, penyakit jantung koroner, reumatik dan

berbagai jenis keganasan (kanker) dan gangguan

kesehatan lain. Hal tersebut berkaitan dengan

adanya timbunan lemak berlebihan dalam tubuh

(Muflihah FA, 2012).

6) Gangguan ginjal

Penyakit ginjal seperti gagal ginjal akut yang

diderita pada ibu hamil dapat menyebabkan

hipertensi dalam kehamilan. Hal tersebut

berhubungan dengan kerusakan glomerulus yang

menimbulkan gangguan filtrasi dan vasokontriksi

pembuluh darah (Muflihah FA, 2012).

b) Faktor kehamilan

Faktor kehamilan seoerti molahidatidosa, hydops

fetalis dan kehamilan ganda berhubungan dengan

hipertensi dalam kehamilan. Preeklamsia dan eklamsia


50

mempunyai resiko 3 kali lebih sering terjadi pada

kehamilan ganda. Dari 105 kasus bayi kembar dua,

didapatkan 28,6% kejadian preeklamsia dan satu kasus

kematian ibu karena eklamsia (Manuaba, 2010).

3. Penatalaksanaan Umum (Kementrian Kesehatan RI, 2013)

a) Tantau tekanan darah, urin (untuk proteinuria) dan

kondisi janin setiap minggu.

b) Jika tekanan darah meningkat, tangani sebagai

preeklamsia.

c) Jika kondisi janin memburuk dan terjadi pertumbuhan

janin terhambat, rawat untuk penilaian kesehatan janin.

d) Beritahu pasien dan keluarga tanda bahaya dan gejala

preeklamsia dan eklamsia.

e) Jika tekanan darah stabil dapat dilahirkan secara normal.

2. Kompetensi Persalinan

a. Pengertian Persalinan

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin

dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar

kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan

bantuan atau tanpa bantuan (Sondakh, 2013, hal. 2).

Persalinan adalah proses dimulai dengan adanya kontrakssi

persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks secara

progresif dan diakhiri dengan kelahiran plasenta (Sulistyawati,

2010, hal.4).
51

b. Sebab-sebab dan Tanda-tanda TerjadinyaPersalinan

Terdapat beberapa teori yang berkaitan dengan mulai

terjadinya kekuatan his sehingga menjadi awal mula terjadinya

proses persalinan, walaupun hingga kini belum dapat diketahui

dengan pasti penyebab terjadinya persalinan (Sondakh, 2013, hal.

2-3)

Teori Sebab terjadinya persalianan:

1) Teori Penurunan Progesteron

Terjadinya kontraks otot polos uterus pada persalinan

akan menyebabkan rasa nyeri yang hebat yang belum diketahui

secara pasti penyebabnya, tetapi terdapat beberapa

kemungkinan, yaitu:

a. Hipoksia pad miometrium yang sedang berkontraksi.

b. Adanya penekanan ganglia saraf di serviks dan uterus

bagian bawah otot-otot yang saling bertautan.

c. Peregangan serviks pada saat dilatasi atau pendataran

serviks, yaitu pemendekan saluran serviks dari panjang

sekitar 2 cm menjadi hanya berupa muara melingkar

dengan tepi hampir setipis kertas.

d. Peritoneum yang berada diatas fundus mengalami

peregangan.
52

2) Teori Keregangan

Ukuran uterus yang makin membesar dan mengalami

penegangan akan mengakibatkan otot-otot uterus mengalami

iskemia sehingga mungkin dapat menjadi faktor yang dapat

mengganggu sirkulasi uteroplasenta yang pada akhirnya

membuat plasenta mengalami degenerasi. Ketika uterus

berkontraksi dan menimbulkan tekanan pada selaput ketuban,

tekanan hidrostatik kantong amnion akan melebarkan saluran

serviks.

3) Teori Oksitosin

Hipofisis posterior menghasilkan hormon oksitosin.

Adanya perubahan keseimbangan antara esterogen dan

progesteron dapat mengubah tingkat sensitivitas oto rahim

dan akan mengakibatkan terjadinya kontraksi uterus yang

disebut Braxton Hicks. Penurunan kadar progesteron karena

usia kehamilan yang sudah tua akan mengakibatkan aktivitas

oksitosin meningkat.

Tanda-tanda terjadinya proses persalinan:

1. Terjadinya His Persalinan

Sifat his persalinan adalah:

a. Punggung terasa sakit dan menjalar ke depan

b. Sifatnya teratur, interval makin pendek, dan kekuatan

makin besar.
53

c. Makin beraktivitas (jalan), kekuatan akan makin

bertambah.

2. Pengeluaran lendir dengan darah

Terjadinya his persalinan mengakibatkan terjadinya

perubahan pada serviks yang akan menimbulkan:

a. Pendataran dan pembukaan

b. Pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada

kanalis servikalis lepas.

c. Terjadi perdarahan karena kapile pembuluh darah

pecah.

3. Pengeluaran Cairan

Pada beberapa kasus persalinan akan terjadi pecah

ketuban. Sebagian besar, keadaan ini terjadi menjelang

pembukaan lengkap. Setelah adanya pecah ketuban,

diharapkan proses persalinan akan berlangsung kurang

dari 24 jam.

4. Hasil-Hasil yang didapatkan pada Pemeriksaan Dalam

a. Perlunakan serviks

b. Pendataran serviks

c. Pembukaan serviks

c. Bentuk-bentuk persalinan

Menurut (Sondakh, 2013) bentuk-bentuk persalinan dapat

digolongkan menjadi:
54

1) Persalinan spontan, yaitu bila persalinan berlangsung dengan

tenaga sendiri. Bayi lahir melalui vagina dengan letak belakang

kepala/ubun-ubun kecil, tanpa memakai alat bantu, serta tidak

melukai ibu maupun bayi (kecuali episiotomi) sejak awal hingga

akhir hanya dengan tenaga ibu serta melalui jalan lahir ke dunia

luar.

2) Persalinan buatan, yaitu bila persalinan dengan merangsang

sehingga terdapat kekuatan untuk persalinan. Misalnya terjadi

obstruksi dengan melakukan tindakan bedah Sectio Caesaria atau

Vacum Ektrasi.

3) Persalinan anjuran, yaitu persalinan yang baru dapat berlangsung

setelah permulaannya dianjurkan dengan suatu perbuatan atau

tindakan. Misalnya, dengan pemecahan ketuban atau induksi

persalinan.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jalannya Proses

Persalinan

Menurut (Sondakh, 2013, hal. 4-5) :

1) Penumpang (passenger)

Penumpang dalam persalinan adalah janin dan plasenta.

Hal-hal yang perlu diperhatikan menganai janin adalah ukuran

kepala janin, presentasi, letak-letak, sikap, dan posisi janin,

sedangkan yang perlu di perhatikan pada plasenta adalha letak,

besar, dan luasnya.


55

2) Jalan lahir (Passage)

Jalan lahir terbagi atau dua, yaitu jalan lahir keras dan

jalan lahir lunak, hal-hal yang perlu diperhhatikan dari jalan

lahir keras adalah ukuran dan bentuk tulang panggul, sedangkan

yang perlu diperhatikan pada jalan lahir lunak adalah segmen

bawh rahim yang dapat meregang, serviks, otot dasarpanggul,

vagina, dan intoitus vagina.

3) Kekuatan (Power)

Faktor kekuatan dalam persalinan terbagi atas dua, yaitu :

a) Kekuatan primer (kontraksi involuter)

Kontraksi berasal dari segmen atas uterus yang menebal dan

dihantarkan ke uterus bawah dalam bentuk gelombang.

Istilah yang digunakan untuk menggambarkan kontraksi

involuter ini antara lain frekuensi, durasi, dan intensitas

kontraksi. Kekuatan primer ini mengakibatkan serviks

menipis (affacement) dan berdilatasi sehingga janin turun.

b) Kekuatan sekunder (kontraksi volunter)

Pada kekuatan ini, otot-otot diafragma dan abdomen ibu

berkontraksi dan mendorong keluar isi ke jalan lahir

sehingga menimbulkan tekanan intra abdomen. Tekanan ini

menekan uterus pada semua sisi dan menambah kekuatan

dalam mendorong keluar. Kekuatan sekunder tidak

mempengaruhi dilatasi serviks, tetapi setelah dilatasi serviks


56

lengkap kekuatan ini cukup penting dalam usaha untuk

mendorong keluar uterus dan vagina.

4) Posisi Ibu (Positioning)

Posisi ibu dapat mempengaruhi adaptasi anatomi dan

fisiologi persalinan. Perubahan posisi yang diberikan pada ibu

bertujuan untuk menghilangkan rasa letih, memberi rasa

nyaman, dan memperbaiki sirkulasi. Psisi tegak (contoh: posisi

berdiri, berjalan, duduk, dan jongkok) memberi sejumlah

keuntungan, salah satunya adalah memungkinkan gaya gravitasi

membantu penurunan janin. Selain itu, posisi ini dianggap dapat

mengurangi kejadian penekanan tali pusat.

5) Respon Psikologi (Psychology Response)

Respon psikologi ibu dapat dipengaruhi oleh:

a. Dukungan ayah bayi/pasangan selama proses persalinan

b. Dukungan kakek-nenek (saudara dekat) selama persalinan

c. Saudara kandung bayi selama persalinan

e. Tahapan persalinan

Menurut (Sondakh, 2013, hal. 5-7)

1. Kala I ( Kala Pembukaan )

Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah

karena servik mulai membuka dan mendatar. Darah beraal dari

pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis sevikaslis

karena pergeseran-pergeseran, ketika serviks mendatar dan

membuka.
57

Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus

dan pembukaan serviks, hingga mencapai pembukaan lengkap (10

cm).

a) Persalinan kala I dibagi menjadi dua fase:

1. Fase laten, dimana pembukaan serviks berlangsung lambat

dimulai sejak awal kontraksi menyebabkan penipisan dan

pembukaan secaa bertahap sampai pembukaan 3 cm,

berlangsung dalam 7-8 jam.

2. Fase aktif (pembukaan aktif 4-10 cm), berlangsung

selama 6 jam dan dibagi dalam 3 fase:

a. Periode akselerasi: berlangsung selama 2 jam,

pembukaan 4 cm

b. Periode dilatasi maksimal: berlangsung selama 2 jam,

pembukaan beralngsung cepat menjadi 9 cm.

c. Periode deselerasi: berlangsung lambat, dalam 2 jam

pembukaan jadi 10 cm atau lengkap.

Pada fase aktif persalinan, frekuensi dan lama

kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap

adekuat jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10

menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih ) dan

terjadi penurunan bagian terbawah janin. Berdasarkan

kurve Friedman, diperhitungkan pembukaan pada

primigravida 1 cm/jam dan pembukaan multigravuda 2

cm/jam.
58

Mekanisme membukanya serviks berbeda antara

primigravida dan multigravida. Pada primigravida, ostium

uteriinternum akan membuka lebih dulu, sehingga serviks

akan mendatar dan menipis, kemudian ostium suda sedikit

terbuka. Ostium uteri internum dan esternum serta

penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam waktu

yang sama.

b) Perubahan fisiologis pada Kala I

1. Tekanan darah

Tekanan darah meningkat selama terjadinya kontraksi

(sitol rata-rata naik) 10-20 mmHg, diastol naik 5-10

mmHg.Antara kontraksi, tekanan darah kembali seperti saat

sebelum persalinan. Rasa sakit, takut, dan cemas juga akan

meningkatkan tekanan darah

2. Metabolisme

Metabolisme karbohidrat aerob akan meningka secara

berangsur-angsur disebabkan karena kecemasan dan

aktivitas otot skeletal, peningkatan ini ditandai dengan

adanya peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, curah jantung

(cardiac output), pernapasan, dan kehilangan cairan.

3. Suhu tubuh

Oleh karena adanya peningkatan metabolisme, maka

subu tubuh sedikit meningkat selama persalinan. Selama dan


59

setelah persalinan akan terjadi peningkatan, jaga agar

peningkatan suhu tidak lebih dari 0,5-1°C

4. Detak jantung

Berhubungan dengan peningkatan metabolisme, maka

terjadi sedikit peningkatan lau pernapasan dan dianggap

normal, hiperventilasi yang lama dianggap tidak normal dan

bisa menyebabkan alkalosis

5. Ginjal

Poliuri sering terjadi selama proses persalinan, mungkin

dikarenakan adanya peningkatan cardiac output,

peningkatan filtrasi glomerulus, dan peningkatan aliran

plasma ginjal. Protein uria yang sedikit dianggap normal

dalam persalinan.

6. Gastrointestinal

Motilitas lambung dan absorpsi makanan padat secara

subtansi berkurang sangat banyak selama proses persalinan.

Selain itu, berkurangnya pengeluaran getah lambung

menyebabkan aktivitas pencegahan hampir berhenti dan

pengosongan lambung menjadi sangat lambat, cairan tidak

berpengaruh dan meninggalkan perut dalam waktu

biasa.Mual dan muntah bisa terjadi sampai ibu mencapai

kehamilan kala I.

7. Hematologi
60

Hemoglobin meningkat sampai 1,2 gr/100 ml selama

persalinan dan akan kembali sebelum persalinan sehari

pascapersalinan, kecuali terdapat perdarahan postpartum.

c) Perubahan Psikologis pada kala I

Asuhan yang bersifat mendukung selama persalinan

merupakan suatu standar pelayanan kebidanan. Ibu yang

bersalin biasanya mengalami perubahan emosional yang tidak

stabil.

2. Kala II (kala pengeluaran janin)

Menurut Rohani, dkk (2013) kala II persalinan dimulai

ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir

dengan lahirnya bayi. Kala II pada primipara berlangsung selama 2

jam dan pada multipara berlangsung 1 jam.

a. Tanda dan gejala kala II

1) His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit

2) Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya

kontraksi

3) Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum

dan/atau vagina

4) Perinium terlihat menonjol

5) Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka

6) Peningkatan pengeluaran lendir dan darah

b. Diagnosis kala II ditegakkan atas dasar pemeriksaan dalam

yang menunjukan:
61

1) Pembukaan serviks telah lengkap

2) Terlihat bagian kepala bayi pada introitus vagina

c. Lamanya persalinan

Tabel 2.4 Waktu persalinan


Kala I 13 Jam 7 jam
Kala II 1 jam ½ jam
Kala III ½ jam ¼ jam
TOTAL 14 ½ jam 7 ¾ jam

d. Penatalaksanaan Fisiologis kala II

Penatalaksanaan didasarkan pada prinsip bahwa kala II

merupakan peristiwa normal yang diakhiri dengan kelahiran

normal tanpa adanya intervensi. Saat pembukaan sudah

lengkap, anjurkan ibu untuk meneran sesuai dengan dorongan

alamiahnya dan beristirahat diantara dua kontraksi. Jika

menginginkan, ibu dapat mengubah posisinya, biarkan ibu

mengeluarkan suara selama persalinan dan kelahiran

berlangsung.

Biasanya ibu akan dibimbing untuk meneran tanpa

berhenti selama 10 detik atau lebih, tiga sampai empat kali per

kontraksi (Sagady, 1995). Meneran dengan cara ini dikenal

sebagai meneran dengan tenggorokan terkatup atau vulsava

manuver. Pada banyak penelitian, meneran dengan cara ini

berhubungan dengan kejadian menurunnya DJJ dan

rendahnya nilai APGAR (Enkin, etal. 2000). Oleh karena cara


62

ini berkaitan dengan buruknya keluaran janin, maka cara ini

tidak dianjurkan.

e. Perubahan psikolgis kala II

Pada kala II, histerkoordinasi kuat, cepat, dan lebih

lama; kira-kira 2-3 menit sekali.Kepada janin telah turun dan

masuk ruang panggul, sehingga terjadilah tekanan pada otot-

otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa

ingin meneran.Karena tekanan rektum, ibu merasa seperti

mau buang air besar, dengan tanda anus terbuka. Pada waktu

terjadinya his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka,

dan perinium meregang, dengan his meneran yang terpimpin,

maka akan lahir kepala diikuti oleh seluruh badan janin.

3. Kala III (kala pengeluaran plasenta)

Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir

dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Seluruh proses

biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir.

a. Perubahan fisiologis kala III

Pada kala III persalinan, otot uterus menyebabkan

berkurangnya ukran rongga uterus secara tiba-tiba setelah

lahirnya bayi.Penyusunan ukuran rongga uterus ini

menyebabkan implantasi plasenta karena tempat implantasi

menjadi semkainecil, sedangkan ukuran plasenta tidak

berubah. Oleh karena itu plasenta akan menekuk, menebal,


63

kemudian terlepas dari dinding uterus. Setelah lepas, plasenta

akan turun ke bagian bawah uterus atau bagian atas vagina.

b. Perubahan psikologis kala III :

1) Ibu ingin melihat, dan memeluk bayinya

2) Merasa gembira, lega, dan bangga akan dirinya, juga

merasa sangat lelah

3) Memusatkan diri dan kerap bertanya apakah vaginanya

perlu dijahit

4) Menaruh perhatian terhadap plasenta.

4. Kala IV (kala pengawasan)

Menurut Rohani, dkk (2013) observasi yang harus dilakukan

pada kala Iv yaitu tingkat kesadaran, pemeriksaan tanda-tanda vital

yaitu tekanan darah, nadi, dan pernapasan, kontraksi uterus,

terjadinya perdarahan. Perdarahan masih dianggap normal jika

jumlahnya tidak melebihi 400 sampai 500 cc.

a. Asuhan dan pemantauan pada kala IV

1) Lakukan rangsangan taktil (seperti pemijatan) pada uterus,

unuk merangsang uterus berkontraksi

2) Evaluasi tinggi fundus dengan meletakan jari tanga secara

melintang antara pusat dan fundusuteri

3) Pekirakan kehilangan secara keseluruhan

4) Periksa perinium dari perdarahan aktif (misalnya apakah

ada laserasi atau episiotopi)

5) Evakusi kondisi ibu secara umum


64

6) Dokumentasikan semua asuhan dan temukan selama kala

IV persalinan di halaman belakang patograf segera setelah

asuhan diberikan atau setelah penilaian dilakukan.

b. Pemantauan Keadaan Umum Ibu pada Kala IV

Sebagian besar kejadian kesakitan dan kematian ibu

disebabkan oleh perdarahan pasca persalinan dan terjadi

dalam 4 jam pertama setelah kelahian bayi. Kaena alasan ini,

penting sekali untuk memantau ibu secara ketat segera setelah

setiap tahapan atau kala persalinan diselesaikan.

Hal-hal yang perlu dipantau setelah dua jam pertama

pascapersalianan :

a) Pantau tekanan darah, nadi, tinggi fundus, kandung kemih,

dan perdarahan setiap 15 menit dalam satu jam pertama

dan setiap 30 menit dalam satu jam kedua pada kala IV

b) Pemijatan uterus unuk memastikan uterus menjadi keras,

setiap 15 menit dalam satu jam pertama dan setiap 30

menit pada jam kedua kala IV

c) Pantau suhu ibu satu kali dalam jam pertama dan satu kali

pada jam kedua pasca persalinan

d) Nilai perdarahan, periksa perinium dan vaginasetiap 15

menut dalam satu jam perama dan setiap 30 menit pada

jam kedua.
65

Ajarkan ibu dan keluarganya bagaimana menilai tonus

dan perdarah uterus, juga bagaimana melakukan pemijatan

jika uterus menjadi lembek (Rohanidkk, 2013).

f. Lima Benang Merah dalam Asuhan Persalinan

Menurut JNPK – KR (2008), ada lima aspek dasar atau

lima benang merah, yang penting dan saling terkait dalam asuhan

persalinan yang bersih dan aman. Berbagai aspek tersebut

melekat pada setiap pada setiap persalinan, baik normal maupun

patologis. Lima benang merah tersebut adalah :

1. Membuat keputusan klinik

Membuat keputusan klinik merupakan proses yang

menentukan untuk menyelesaikan masalah dan menetukan

asuhan yang diperlukan oleh pasien. Keputusan itu harus

akurat, komprehensif dan aman, baik bagi pasien dan

keluarganya maupun petugas yang memberikan pertolongan.

Tujuan langkah dalam membuat keputusan klinik adalah

sebagai berikut :

a. Pengumpulan data utama yang relevan untuk membuat

keputusan.

b. Menginterprestasikan data dan mengidentifikasi masalah.

c. Membuat diagnosis atau menentukan masalah yang terjadi

atau dihadapi.

d. Menilai adanya kebutuhan dan kesiapan intervensi untuk

mengatasi masalah.
66

e. Menyusun rencana pemberian asuhan atau intervensi untuk

solusi masalah.

f. Melaksanakan asuhan atau intevensi terpilih.

g. Memantau dan mengevaluasi efektifitas asuhan atau

intervensi.

2. Asuhan sayang ibu

Asuhan sayang ibu adalah asuhan yang menghargai budaya,

kepercayaan dan keinginan sang ibu. Beberapa prinsip dasar

asuhan sayang ibu adalah dengan mengikut sertakan suami dan

keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi.

3. Pencegahan Infeksi

Tindakan Pencegahan Infeksi (PI) tidak terpisah dari

komponen – komponen lain dalam asuhan selama persalinan dan

kelahiran bayi. Tindakan ini harus diterapkan dalam setiap aspek

asuhan untuk melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong

persalinan dan tenaga kesehatan lainnya dengan mengurangi

infeksi karena bakteri, virus dan jamur. Dilakukan pula upaya

untuk menurunkan resikopenuluran penyakit – penyakit

berbahaya yang hingga kini belum ditemukan pengobatannya,

seperti hepatitis dan HIV/AIDS.

4. Pencatatan (dokumentasi)

Pencatatan adalah bagian penting dari proses membuat

keputusan klinik karena memungkinkan penolong persalinan


67

untuk terus menerus memperhatikan asuhan yang diberikan

selama proses persalinan dan kelahiran bayi.

5. Rujukan

Rujukan adalah kondisi optimal dan tepat waktu ke fasilitas

yang memiliki sarana lebih lengkap, diharapkan mampu

menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi baru lahir. Sangat sulit

untuk menduga kapan penyulit akan terjadi sehingga kesiapan

untuk merujuk ibu atau bayinya ke fasilitas rujukan secara

optimal dan tepat waktu (jika penyulit terjadi) menjadi syarat

bagi keberhasilan upaya penyelamatan.

Rujukan efektif adalah rujukan prinsip BAKSO KUDA Menurut

Anggraini (2010), yaitu :

B (Bidan) : Pastikan bahwa ibu dan bayi baru lahir didampingi

oleh penolong persalinan yang kompeten untuk

memiliki kemampuan menatalaksanakan

kedaruratan obstetrik dan bayi baru lahir untuk

dibawa ke fasilitas rujukan.

A (Alat) : Bawakan perlengkapan dan bahan-bahan untuk

asuhan persalinan, nifas, dan bayi baru lahir (tabung

suntik, selang IV, alat resusitasi dan lain-lain)

bersama ibu ke tempat rujukan. Perlengkapan dan

bahan-bahan tersebut mungkin diperlukan jika ibu

melahirkan dalam perjalanan.


68

K(Keluarga) : Beritahu ibu dan keluarga mengenai kondisi

terakhir ibu atau bayi dan mengapa ibu atau bayi

perlu dirujuk. Jelaskan pada mereka alasan dan

tujuan merujuk ibu ke fasilitas rujukan

tersebut.Suami atau keluarga harus menemani ke

tempat rujukan.

S (Surat) : Berikan surat ke tempat rujukan. Surat ini

menggambarkan identifikasi mengenai ibu atau bayi

baru lahir, cantumkan alasan rujukan dan uraikan

hasil pemeriksaan, asuhan atau obat yang diterima

ibu atau bayi baru lahir. Lampirkan patograf

kemajuan persalinan ibu saat rujukan.

O (Obat) : Bawa obat – obatan yang diperlukan saat merujuk.

K (Kendaraan): Siapkan kendaraan yang paling memungkinkan

untuk merujuk ibu dalam kondisi cukup nyaman.

Selain itu, pastikan kondisi kendaraan cukup baik

untuk mencapai tujuan pada waktu yang tepat.

U (Uang) : Ingkatkan keluarga untuk membawa uajng dalam

jumlah yang cukup untuk membeli obat – obatan

yang diperlukan dan bahan – bahan kesehatan lain

yang diperlukan selama ibu atau bayi baru lahir

berada di fasilitas kesehatan rujukan.

DA (Darah) : Ingatkan keluarga untuk menyiapkan darah demi

keselamatan dan mengharap pertolongan dari Allah.


69

3. Kompetensi Nifas

a. Pengertian Nifas

Masa nifas (puerperium) merupakan masa pemulihan setelah

melalui masa kehamilan dan persalinan yang dimulai sejak setelah

lahirnya plasenta dab berakhir ketika alat-alat reproduksi kembali

dalam kondisi wanita yang tidak hamil, rata-rata berlangsung

selama 6 minggu atau 42 hari (Estihandayani & Wahyu Pujiastuti,

2016, hal. 1)

Masa nifas (puerperium) adalah masa pemulihan setelah

melalui masa kehamilan dan persalinan yang dimulai sejak setelah

lahirnya plasenta dan berakhir ketika alat – alat reproduksi kembali

dalam kondisi wanita yang tidak hamil, rata – hata berlangsung

selama 6 minggu atau 42 hari (Handayani. 2016)

b. Tujuan Asuhan Masa Nifas

Menurut (Estihandayani & Wahyu Pujiastuti, 2016, hal. 1) :

1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun

psikologi

2) Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi

masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada

ibu maupun bayinya.

3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan

dini, nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi pada bayi dan

perawatan bayi sehat.

4) Memberikan pelayanan KB
70

5) Mendapatkan kesehatan emosi

c. Tahapan Masa Nifas

Nifas dibagi menjadi 3 tahapan menurut Estihandayani & Wahyu

Pujiastuti (2016, hal. 2), yaitu :

1) Periode nifas (berdasarkan tingkat kepulihan):

a) Puerperium Dini (immediate puerperium)

Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan

berjalan – jalan. Dalam agama islam dianggap telah bersih

dan diperbolehkan bekerja setelah 40 hari.

b) Puerperium intermedial (early puerperium)

Kepulihan menyeluruh alat – alat genetalia yang lamanya 6 –

8 minggu.

c) Remote puerpurium (later puerperium)

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna

terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai

komplikasi. Waktu untk sehat dan sempurna bisa berminggu

– minggu, bulanan, tahunan.

2) Tahapan masa nifas (berdasarkan waktu):

a) Immediate puerperium merupakan sampai dengan 24 jam

pasca melahirkan

b) Early puerperium merupakan masa setelah 24 jam sampai

dengan 1 minggu pertama

c) Late puerperium merupakan setelah 1 minggu sampai selesai


71

d. Perubahan Fisiologis Masa Nifas

Menurut (Estihandayani & Wahyu Pujiastuti 2016, hal. 6-20),

1) Perubahan Integumen

Setelah melahirkan akan terjadi penurunan hormon

Estrogen, progesteron dan melanosit stimulasing hormon

sehingga akan terjadi penurunan kadar warna pada cloasma

gravidarum (melasma) dan line nigra. Striae gravidarum

(stretch marks) secara bertahap akan berubah menjadi garis

berwarna keperakan namun tidak bisa menghilang. Akibat

perubahan hormonal dapat menyebabkan rambut mudah rontok

mulai minggu ke 4 sampai minggu ke 20 dan akan kembali

tumbuh pada bulan ke empat sampai ke 6 bagi sebagian ibu.

2) Perubahan uterus

Involusi uteri adalah proses kembalinya uterus ke keadaan

sebelum hamil setelah melahirkan, merupakan perubahan

retrogresif pada uterus, meliputi reorganisasi dan pengeluaran

decidua dan eksfoliasi tempat perekatan plasenta sehingga

terjadi penurunan ukuran dan berat serta perubahan pada lokasi

uterus yang juga ditandai dengan warna dan jumlah lokhea.

Pada hari ke-2 pasca persalinan TFU 1 cm di bawah puast,

hari ke- 3 dan hari k- 4 TFU 2 cm di bawah pusat, hari ke- 5

samapai hari ke- 7 TFU setengah pusat simfisis, pada hari ke-

10 TFU tidak teraba. Lochea Sanguilenta muncul pada hari


72

pertama sampai hari ke 3 – 7 post partum yang berwarna merah

kecoklatan dan berlendir.

3) Perubahan vagina

Vagina mengalami edema dan dapat mengalami lecet, hymen

menjadi tidak teratur. Setelah persalinan, vagina meregang dan

membentuk lorong berdinding lunak dan luas yang ukurannya

secara perlahan mengecil, tapi jarang kembali ke ukuran

nillipara.

Dalam waktu 3 sampai 4 minggu mukosa vagina akan

sembuh dan ruggae pulih, namun diperlukan waktu 6 sampai 10

minggu untuk involusi dan mencapai ukuran wanita hamil.

4) Sistem Endokrin

Setelah persalinan akan terjadi penurunan kadar hormon

estrogen, progesteron dan human placental lactogen akan

menurun secara cepat. Hormon HCG akan kembali ke kadar

tidak hamil dalam waktu 1 sampai 2 minggu. Penurunan

hormon plasenta (human placental lactogen) akan membalikkan

efek diabetogenik kehamilan sehingga menyebabkan kadar gula

darah menurun pada masa nifas.

Waktu rata-rata kembalinya siklus menstruasi pada ibu

yang tidak menyusui terjadi pada minggu ke 7 sampai ke 9 masa

nifas. Menstruasi yang terjadi dalam 6 minggu pertama pasca

persalinan biasanya tanpa disertai ovulasi, namun 25% wanita

mengalami ovulasi sebelum menstruasi pertama. Menyusui


73

dapat menunda terjadinya ovulasi dan menstruasi sampai dua

belas minggu sampai delapan belas bulan.

5) Sistem Urinaria

Pelvis ginjal dan ureter yang teregang dan berdilatasi selama

kehamilan kembali normal pada akhir minggu ke- 4 setelah

melahirkan.Diuresis yang normal dimulai segera setalah bersalin

sampai hari ke- 5 setelah persalinan. Ureter dan pelvis renalis

yang mengalami distensi akan kembali normal pada 2 – 8

minggu setelah persalinan.

6) Perubahan tanda – tanda vital

a. Suhu

Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,20C.

Sesudah partus akan naik kurang lebih 0,50C dari keadaan

normal. Sesudah 2 jam pertama melahirkan umunya suhu

badan akan kembali normal. Bila suhu lebih dari 38 0C,

mungkin terjadi infeksi pada pasien.

b. Nadi

Dalam nadi ibu berkisaran antara 60 – 80 x/menit,

yakni pada waktu habis persalinan karena ibu dalam

keadaan istirahat penuh. Ini terjadi pada minggu pertama

postpartum.Denyut nadi yang melebihi 100 x/menit, harus

waspada kemungkinan infeksi atau pendarahan postpartum.


74

c. Pernafasan

Frekuensi pernapasan normal pada orang dewasa

adalah 16 – 24 x/menit.Pada ibu postpartum umumnya

pernafasan lambat atau normal. Hal ini dikarenakan ibu

dalam keadaan pemulihan atau keadaan istirahat.

d. Tekanan Darah

Tekanan darah < 140/90 mmHg. Tekanan darah

tersebut bisa meningkat dari pra persalinan pada 1 – 3 hari

postpartum.

e. Adaptasi Psikologis Ibu pada Masa Nifas

Perubahan emosi dan psikologi ibu pada masa nifas terjadi

karena perubahan peran, tugas dan tanggung jawab menjadi

orangtua.Suami istri mengalami perubahan peran menjadi orang

tua sejak masa kehamilan.Dalam periode masa nifas, muncul tugas

orangtua dan tanggung jawab baru yang disertai dengan perubahan

– perubahan perilaku.

Periode masa nifas merupakan masa perubahan besar bagi

ibu baru dan keluarganya. Peran dan harapan seiring berubah

sebagai keluarga yang menyesuaikan dengan tambahnya keluarga

baru mereka dan mereka belajar untuk “menjadi ibu”.

Banyak perubahan psikologis terjadi pada ibu selama waktu

ini. Asuhan kebidanan harus berfokus pada membantu ibu dan

keluarganya untuk menyeseuaikan diri dengan perubahan ini dan

meringankan transisi ke peran orangtua.


75

Penyesuai dilakukan terhadap semua perubahan baru.

Keluarga memulai peran baru, pada beberapa ibu dapat

menyebabkan gangguan psikologis, seperti post partum blues dan

bila tidak ditangani dapat berlanjut menjadi depresi postpartum.

Adaptasi psikologis pastpartum yaitu ibu biasanya

mengalami penyesuaian psikologis selama postpartum. Reva Rubin

meneliti adaptasi ibu melahirkan pada tahun 1960, yang

menidentifikasi tiga fase yang dapat membantu bidan memahami

perilaku ibu setelah melahirkan. Dikemukakan bahwa setiap fase

meliputi rentang waktu tertentu dan berkembang melalui fase

secara berurutan (Astutidkk, 2015).

Tahapan Rubin dalam Adaptasi Psikologis Ibu :

1) Fase takingin (fase ketergantungan)

Lamanya 3 hari setelah melahirkan. Fokus pada diri ibu

sendiri, tidak pada bayi, ibu membutuhkan waktu untuk tidur

dan istirahat. Pasif, ibu mempunyai ketergantungan dan tidak

bisa mengambil keputusan. Ibu memerlukan bimbingan

dalam merawat bayi dan mempunyai perasaan takjub ketika

melihat bayinya yang baru lahir.

2) Fase takinghold (fase independen)

Akhir hari ke-3 sampai hari ke-10 aktif, mandiri, dan

bisa membuat keputusan. Memulai aktivitas perawatan diri,

fokus pada perut, dan kandung kemih. Fokus pada bayi dan

menyusui. Merespons intruksi tenang perawatan bayi dan


76

perawatan diri,dapat mengungkapkan kurangnya kepercayaan

diri dalam merawat bayi.

3) Lettinggo (fase interdependen)

Terakhir hari ke-10 sampai 6 minggu postpartum. Ibu

sudah mengubah peran barunya. Menyadari bayi merupakan

bagian dari dirinya. Ibu sudah dapat menjalankan perannya.

f. Macam – macam Lochea

1) Lochea rubra atau merah, keluar pada hari ke-1 sampai hari ke-4

masa postpartum. Cairan yang keluar berwarna merah karena

terisi darah yang segar, jaringan sisa – sisa plasenta, dinding

rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi), dan meconium. Jika

lochea tidak berubah, hal ini menunjukan adanya tanda – tanda

perdarahan sekunder yang mungkin disebabkan oleh

tertinggalnya sisa atau selamput plasenta.

2) Lochea sanguinolenta, berwarna merah kecokelatan dan juga

berlendir. Lochea ini berlangsung dari hari ke-4 sampai hari ke-

7 postpartum.

3) Lochea serosa, berwarna kuning kecokelatan karena

mengandung serum, leukosit, dan robekan atau laserasi plasenta.

Lochea ini keluar pada hari ke-7 sampai hari ke-14.

4) Lochea alba atau putih, mengandung leukosit, sel desidua, sel

epitel, selaput lendir serviks, dan serabut jaringan yang mati,

lochea alba ini dapat berlangsung selama 2-6 minggu

postpartum (Astuti dkk, 2015).


77

g. Kunjungan Nifas (KF)

Menurut Astuti (2015), Asuhan masa nifas paling sedikit dilakukan

4 kali kunjungan yang bertujuan untuk mencegah, mendeteksi dan

masalah-masalah pada ibu dan bayi baru lahir

1) Kunjungan Nifas 1 (KF 1)

Menurut (Purwoastuti, 2015), pada kunjungan pertama 6-8

jam setelah persalinan bertujuan untuk mencegah terjadinya

perdarahan pada masa nifas, mendeteksi dan merawat penyebab

lain perdarahan dan memberikan konseling kepada ibu atau

salah satu anggota keluarga mengenai bagaimana mencegah

perdarahan masa nifas karena atoniauteri, pemberian ASI pada

masa awal menjadi ibu, mengajarkan ibu untuk mempercepat

hubungan antara ibu dan bayi baru lahir, menjaga bayi tetap

sehat dengan cara mencegah hipotermi.

2) Kunjungan Nifas 2 (KF 2)

Menurut (Purwoastuti, 2015), Pada 6 hari setelah persalinan

dilakukan pemeriksaan dengan tujuan memastikan involusi uteri

berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilicus

tidak ada perdarahan abnormal, dan tidak ada bau, manilai

adanya tanda-tanda demam, infeksi atau kelainan pasca

melahirkan, memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak

ada tanda-tanda penyulit, memberikan konseling kepada ibu

mengenai asuhan pada bayi, cara merawat tali pusat dan

menjaga bayi agar tetap hangat.


78

Menurut buku yang ditulis oleh (Vivian, 2011), Pada hari

ke 3-7 setelah kelahiran pengeluaran pervaginam berwarna agak

coklat berisi sisa darah bercampur lendir yaitu lochea

sanguelenta dan pada 1 minggu post partum tinggi fundus uteri

teraba pertengahan pusat dan simpisis.

Menurut Yetti (2010), Kebiajakan program pemerintah

dalam asuhan masa nifas paling sedikit 4 kali kunjungan masa

nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir,

untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah

yang terjadi. Kunjungan masa nifas 6 hari setalah persalinan

yaitu memastikan involusi uterus berjalan normal uterus

berkontraksi fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan

abnormal, tidak berbau, menilai adanya tanda-tanda demam,

memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak

memperlihatkan tanda-tanda penyulit pada bagian payudara ibu

3) Kunjungan Nifas 3 (KF 3)

Menurut (Purwoastuti, 2015), Kunjungan 2 minggu

postpartum penilaian 2 minggu setelah persalinan yaitu

memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi,

fundus dibawah umbilikus tidak ada perdarahan abnormal, dan

tidak ada bau. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau

kelainan pasca melahirkan. Memastikan ibu dapat cukup

makanan, cairan dan istirahat. Memastikan ibu menyusui

dengan baik dan tidak ada tanda-tanda penyulit. Memberikan


79

konsseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, cara

merawat tali pusat, dan menjaga bayi agar tetap hangat.

Menurut buku yang ditulis oleh (Vivian, 2011). Pada hari

ke 8–14 setelah melahirkan pengeluaran pervaginam berwana

agak kuning berisi leukosit dan robekan laserasi plasenta yaitu

lochea serosa dan tinggi fundus uteri setinggi simpisis.

4) Kunjungan Nifas 4 (KF 4)

Menurut (Purwoastuti, 2015), kunjungan 6 minggu setelah

persalinan dilakukan dengan tujuan menanyakan pada ibu

tentang penyulit-penyuit yang dialami atau bayinya.

Memberikan konseling untuk ber KB secara dini.

4. Kompetensi Bayi Baru Lahir

a. Pengertian Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia

kehamilan 37-42 minggu dengan berat badan lahir antara 2500-4000

gram, reflek baik dan dapat melakukan eliminasi dalam 24 pertama

(Vidia, 2016 hal.1)

Bayi lahir normal adalah bayi yang lahir cukup bulan, 37-42

minggu dengan berat badan sekitar 2500-3000 gram dan panjang

sekitar 50-55 cm (Dewi Lia Nanny Vivian, 2013)

Bayi baru lahir juga dengan neonatus merupakan individu yang

sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta

harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin

kehidupan ekstrauterin (Sondakh, 2013, hal. 150)


80

Sebagian besar bayi baru lahir berkemih 24 jam pertama setelah

persalinan dan 2-6 kali sehari 1-2 hari pertama, setelah itu mereka

berkemih 5-20 kali dalam 24 jam(Sondakh, 2013)

Dalam setiap persalinan, penatalaksanaan bayi baru lahir

menganut beberapa prinsip yang penting diantaranya jaga bayi tetap

hangat, pemantauan tanda bahaya, beri suntikan vitamin K1 Beri

salep mata antibiotika tetrasiklin 5% pada kedua mata, pemeriksaan

fisik, beri imunisasi hepatitis (Vidia, 2016 hal.9)

b. Kriteria Bayi Baru Lahir Normal

Menurut Sondakh (2013, hal. 150).

Bayi baru lahir normal jika termasuk dalam kriteria sebagai berikut:

1. Berat badan bayi lahir antara 2500-4000 gram.

2. Panjang badan bayi 48-50 cm.

3. Lingkar dada bayi 32-34 cm.

4. Lingkar kepala bayi 33-35 cm.

5. Bunyi jantung dalam menit pertama ± 180 kali/menit, kemudian

turun sampai 120-140 kali/menit pada bayi berumur 30 menit.

6. Pernapasan cepat pada menit-menit pertama kira-kira 80

kali/menit disertai pernapasan cuping hidung, retraksi

suprasternal dan interkostal, serta rintihan hanya berlangsung

10-15 menit.

7. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan

cukup terbentuk dan dilapisi verniks kaseosa.

8. Rambut lanugo telah hilang, rambut kepala tumbuh baik.


81

9. Kuku telah agak panjang dan lemas.

10. Genetali : testis sudah turun (pada bayi laki-laki) dan labia

mayora telah menutupi labia minora (pada bayi perempuan).

11. Reflek isap, menelan dan moro telah terbentuk

12. Eliminasi, urin, dan mekonium normalnya keluar padaa 24.00

jam pertama. Mekonium memiliki karakteristik hitam kehijauan

dan lengket.

c. Penilaian APGAR

Penilaian keadaan umum bayi dimulai satu menit setelah

lahir dengan menggunakan nilai APGAR, penulisan berikutnya

dilakukan pada menit ke lima dan ke sepuluh. Penilaian ini perlu

untuk mengetahui apakah bayi menderita asfiksia atau tidak.

Tabel 2.5 Penilaian APGAR SCORE


0 1 2
Appearance Pucat Badan merah, Seluruh tubuh
(warna kulit) ekstermitas kemerah-
biru merahan
Pulserate Tidak ada Kurang dari Lebih dari 100
(frekuensi nadi) 100
Grimance Tidak ada Sedikit gerakan Batuk/bersin
(reaksi mimik
rangsang)
Activity (tonus Tidak ada Ekstermitas Gerakan aktif
otot) dalam sedikit
fleksi
Respiration Tidak ada Lemah/tidak Baik/menangis
(pernafasan) teratur

Setiap variabel diberi nilai 0,1,2, atau sehingga nilai tertinggi

adalah 10. Nilai 7-10 pada menit pertama menunjukan bahwa bayi

berada dalam kondisi baik. Nilai 4-6 menunjukan adanya depresi


82

sedang dan membutuhkan beberapa jenis tindakan resusitasi. Bayi

dengan nilai 0-3 menunjukan depresi serius dan membutuhkan

resusitasi segera dan mungkin memerlukan ventilasi (Sondakh, 2013,

hal. 158).

d. Mengkaji nilai APGAR

Cara mengkaji Nilai APGAR adalah sebagai berikut :

1) Observasi tampilan bayi, misalnya apakah seluruh tubuh bayi

berwarna merah muda (2), apakah tubuhnya merah muda, tetapi

ekstermitas biru (1), atau seluruh tubuh bayi pucat atau biru (0).

2) Hitung frekuensi jantung dengan mempalpasi umbilikus atau

meraba bagian atas dada bayi di bagian aspek 2 jari. Hitung

denyutan selama 6 detik, kemudian dikalikan 10. Tentukan

apakah frekuensi jantung >100 (10 denyut atau lebih pada

periode 6 detik kedua) (2), <100 (<10 denyutan dalam 6 detik)

(1), atau tidak ada ada denyut (0). Bayi yang berwarna merah

muda, aktif, dan bernafas cenderung memiliki frekuensi jantung

>100.

3) Respon bayi terhadap stimulasi juga harus diperiksa, yaitu

respon terhadap rasa haus atau sentuhan. Pada bayi yang sedang

diresusitasi, dapat berupa respon terhadap penggunaan kateter

oksigen atau pengisapan. Tentukan apakah bayi menangis

sebagai respon terhadap stimulus (2), apakah bayi mencoba

untuk menangis tetapi hanya dapat merintih (1), atau tidak ada

respon sama sekali (0).


83

4) Observasi tonus otot bayi dengan mengobservasi jumlah

aktivitas dan tingkat fleksi ekstermitas. Adakah gerakan aktif

yang menggunakan fleksi ekstermitas yang baik (2), adakah

fleksi ekstermitas (1), atau apakah bayi lemas (0).

5) Observasi upaya bernafas yang dilakukan bayi. Apakah baik dan

kuat, biasanya di lihat dari tangisan bayi (2), apakah pernapasan

bayi lambat dan tidak teratur (1), atau tidak ada pernapasan

sama sekali (0) (Sondakh, 2013, hal. 159).

e. Kunjungan Neonatal

1) Kunjungan neonatal 1 (KN 1)

Kunjunan dilakukan dalan kurun waktu 6-48 jam setelah bayi

lahir. Menurut (Depkes RI, 2009), Mempertahankan suhu tubuh

bayi, hindari memandikan bayi hingga sedikitnya enam jam dan

hanya setelah itu jika terjadi masalah medis dan jika suhunya

36,5ºc, bungkus bayi dengan kain yang kering dan hangat, kepala

bayi harus tertutup, pemeriksaan fisik bayi, pemeriksaan fisik bayi

dilakukan dengan menggunakan tempat tidur yang hangat dan

bersih, cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pemeriksaan,

konseling jaga kehangatan, pemberian ASI, perawatan tali pusat,

agar ibu mengawasi tanda-tanda bahay bayi.

2) Kunjungan Neonatal 2 (KN 2)

Menurut (Depkes RI, 2009), Kunjungan neonatal 2 (KN 2)

dilakukan pada kurun waktu 3-7 hari setelah bayi lahir.

Penatalaksanaan pada KN 2 adalah menjaga tali pusat dalam


84

keadaan bersih dan kering, menjaga kebersihan bayi, pemeriksaan

tanda bahaya pada bayi, menjaga suhu tubuh bayi, konseling ASI

eksklusif, menatalaksanakan perawatan bayi baru lahir dirumah

dengan menggunakan buku KIA.

3) Kunjungan Neonatal 3 (KN 3)

Menurut (Depkes RI, 2009), Kunjungan Neonatal 3 (KN 3)

dilakukan pada kurun waktu hari ke 8-28 setelah bayi lahir.

Menjaga kebersihan bayi, memberitahu ibu tanda-tanda bahaya

pada bayi baru lahir, menjaga keamanan bayi, menjaga suhu tubuh

bayi, koonseling ASI Eksklusif, memberitahu ibu untuk imunisasi

BCG dan Polio 1.

B. Teori Asuhan Kebidanan

1. Pengertian

a. Asuhan kebidanan

Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi, kegiatan dan

tanggung jawab bidan dalam pelayanan yang diberikan kepada

klien yang memiliki kebutuhan dan atau masalah kebidanan

(kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, keluarga berencana,

kesehatan reproduksi wanita, dan pelayanan kesehatan

masyarakat) (Margiyati, 2014).

b. Manajemen kebidanan

Manajemen kebidanan adalah pendekatan dan kerangka pikir

yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan


85

masalah secara sistematis dari pengumpulan data, analisa data,

diagnosa kebidanan, perencanaan dan evaluasi.

2. Proses Manajemen Kebidanan

Proses manajemen kebidanan merupakan sebuah metode

dengan pengorganisasian pemikiran dan tindakan-tindakan dengan

urutan yang logis dan menguntungkan baik bagi pasien maupun bagi

tenaga kesehatan. Proses manajemen terdiri dari tujuh langkah yang

berurutan dimana setiap langkah disempurnakan secara periodik.

Proses dimulai dari pengumpulan data dassar dan berakhir dengan

evaluasi.

a. Langkah I yaitu pengumpulan data dasar

Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi

yang akurat dan dari semua yang berkaitan dengan kondisi klien.

Untuk memperoleh data yang dapat dilakukan dengan cara

anamnesis, pemeriksaan fisik sesuai kebutuhan dan pemeriksaan

tanda- tanda vital, pemeriksaan khusus dan pemeriksaan

penunjang.

Menurut (Varney, 2007), Mengumpulkan data adalah

menghimpun informasi tentang klien/orang yang meminta asuhan.

1) Data Subyektif

Menurut teori Sulistyawati (2010) , Mengemukakan bahwa

data subyektif adalah data yang didapat dari klien sebagai suatu

pendapat terhadap situasi data kejadian

a). Biodata, menyangkut biodata pasien atau klien meliputi :


86

(1) Nama

Sebagai identitas, serta upaya bidan untuk

membangun komunikasi dengan pasien menjadi lebih

akrab (Sulistyawati, 2010)

(2) Umur/Usia

Usia yang aman untuk kehamilan dan persalinan

adalah usia 20 - 30 tahun. Komplikasi maternal pada

wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20

tahun ternyata 2 - 5 kali lebih tinggi dari pada kematian

maternal yang terjadi pada usia 20 - 29 tahun. Dampak

dari usia yang kurang dari dapat menimbulkan

komplikasi selama kehamilan. Setiap remaja

primigravida mempunyai resiko yang lebih besar

mengalami hipertensi dalam kehamilan dan meningkat

lagi saat usia 35 tahun, (Manuaba, 2010).

(3) Agama

Dikaji untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut

untuk membimbing atau mengarahkan pasien untuk

berdoa (Ambarwati,2008)

(4) Pendidikan

Menurut (Manuaba, 2010), Untuk mengetahui

tingkat pengetahuan ibu/suami sebagai dasar

memberikan konseling sehingga memudahkan klien

dapat menerima konseling yang diberikan bidan.


87

(5) Pekerjaan

Menurut (Sulistyawati, 2012), Pekerjaan seseorang

akan menggambarkan aktivitas dan tingkat

kesejahteraan ekonomi yang didapatkan.

(6) Alamat

Alamat pasien dikaji untuk mengetahui keadaan

lingkungan pasien dan kunjungan rumah bila diperlukan

(Ambarwati, 2009).

b). Keluhan utama/Alasan datang

Menurut Rukiah (2009), Ditanyakan keluhan yang

sedang dirasakan sehingga mengganggu kesehatan dan

mendorong klien untuk memeriksakannya.

c). Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

Untuk mengetahui berapa kali ibu pernah hamil,

melahirkan dan adakah komplikasinya.

d). Riwayat Kehamilan Sekarang

Menurut Sulistyawati (2012), Kunjungan Antenatal Care

(ANC) minimal satu kali pada trimester I (usia kehamilam 0-13

minggu), satu kali pada trimester II (usia kehamilan 14-27

minggu), dua kali pada trimester III (usia kehamilan 28-40

minggu). Dalam hal ini ditemukan kesenjangan antara teori dan

kasus, sebab ibu tidak memeriksakan kehamilannya pada

trimester I.
88

Menurut Sulistyawati (2010), Imunisasi TT perlu

diberikan pada ibu hamil guna memberikan kekebalan pada

janin terhadap infeksi tetanus pada saat persalinan, maupun

post natal. Lama perlindungan imunisasi TT yaitu TT1 tidak

ada, TT2 lama perlindungan 3 tahun, TT3 lama perlindungan 5

tahun, TT4 lama perlindungan 10 tahun, TT5 lama

perlindungan 25 tahun/seumur hidup.

Dalam kasus ini ibu tidak mendapatkan imunisasi TT

(Tetanus Toxoid), karena telah mendapat Imunsasi TT5 pada

anak ke tiga. Imunisasi yang diberikan sudah lengkap yaitu

sampai dengan TT5, sehingga tidak ada kesenjangan antara

teori dan praktek.

Menurut (Fadlun, 2011), pemberian tablet Fe sebanyak

90 tablet selama kehamilan atau paling sedikit minum 1 tablet

setiap hari dan 40 hari setelah melahirkan.

e). Riwayat Obstetri

Menurut (Margiyati, 2014), Riwayat obstetri dan

ginekologi untuk mengetahui riwayat persalinan dan kehamilan

yang lalu. Jika riwayat persalinan lalu buruk maka kehamilan

saat ini harus diwaspadai.

f). Riwayat Menstruasi

Menurut (Suistyawati, 2010), Menarche adalah usia

pertama kali mengalami menstruasi, untuk wanita Indonesia

menarche terjadi pada usia sekitar 12-16 tahun.


89

Menurut Sulistyawati (2010), Siklus menstruasi adalah

jarak antara menstruasi yang dialami dengan menstruasi

berikutnya dalam hitungan hari, biasanya sekitar 23-32 hari.

Menurut buku yang ditulis (Manuaba, 2010), bahwa

idealnya lama menstruasi terjadi selama 4-7 hari. Banyaknya

pemakaian pembalut antara 1-3 kali ganti pembalut dalam

sehari, dan adanya dismenorea disebabkan oleh faktor anatomis

maupun adanya kelainan ginekologis..

g). Riwayat Kontrasepsi

Menurut Hani (2010), Riwayat kontrasepsi perlu

ditanyakan seperti kontrasepsi terakhir yang digunakan jika

pada kehamilan dan rencana kontrasepsi setelah melahirkan.

h). Riwayat Kesehatan

Menurut Sulistyawati (2012), Riwayat digunakan

sebagai penanda akan adanya penyulit masa hamil. Adanya

perubahan fisiologis pada masa hamil yang melibatkan seluruh

sistem dalam tubuh akan mempengaruhi organ yang

mengalami gangguan. Riwayat kesehatan sekarang

(1) Riwayat keehatan yang lalu

(2) Riwayat kesehatan keluarga

i). Lingkungan tempat tinggal

Untuk mengetahui klien tinggal dengan siapa saja dan

hewan peliharaan yang di miliki.

j). Pola kebutuhan sehari-hari


90

(1) Nutrisi

(2) Eliminasi

(3) Istirahat

(4) Aktivitas

(5) Personal hygiene

(6) Pola seksual

k). Riwayat psikologis

Untuk mengetahui tanggapan klien terhadap kondisi

yang dialami, saat menjalankan ibadah atau tidak, pengetahuan

ibu tentang kondisi yang di alami, mekanisme pemecahan

masalah.

l). Riwayat perkawinan

Ditanyakan kepada klien untuk mengetahui apakah klien

sudah berkeluarga atau belum, sebab ini berpengaruh pada

kondisi pasien.

2) Data Obyektif

Menurut buku yang ditulis Sulistyawati (2010), Data ini

dikumpulkan guna melengkapi data untuk menegakkan diagnosa.

Bidan melakukan pengkajian data obyektif melalui pemeriksaan

inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi dan pemeriksaan penunjang.

(a) Inspeksi

Menurut Prawirohardjo (2010), Pada dinding kulit perut

akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam dan

kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha.


91

Perubahan ini dikenal dengan nama striae gravidarum. Pada

banyak perempuan kulit digaris pertengahan perutnya (linea

alba) akan berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut

linea nigra. Selain itu, pada areola dan daerah genital juga

akan terlihat pigmentasi yang berlebihan.

(b) Palpasi

Menurut (Suryati, 2011), Palpasi merupakan pemeriksaan

dengan cara memegang dan meraba anggota tubuh klien, agar

mengetahui adanya kelainan atau gejala lain.

(c) Auskultasi

Menurut (Manuaba, 2010), Auskultasi berarti

mendengarkan detak jantung janin dalam rahim. Untuk dapat

mendengarkan detak jantung janin dapat dipergunakan

stetoskop, laennec, atau alat dopton/doppler.

(d) Perkusi

Menurut (Manuaba, 2010), Perkusi berarti pukulan atau

ketukan, biasanya untuk menentukan reflek tonus pada klien.

(e) Pemeriksaan penunjang

Menurut (Manuaba, 2010), Pemeriksaan penunjang

adalah salah satu upaya untuk mendeteksi adanya penyakit-

penyakit yang diperlukan data penunjang

b. Langkah II yaitu interpretasi data

Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga

dapat menentukan diagnosa atau masalah yang spesifik. Rumusan


92

diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak dapat

didefinisikan seperti diagnosa tetapi membutuhkan penanganan.

Masalah sering berkaitan dengan hasil pengkajian.

1) Diagnosa Nomenklatur

Nomenklarut diagnosa kebidanan adalah suatu sistem nama

yang telah terklarifikasikan dan di akui serta di syahkan oleh

profesi, di gunakan untuk menegakan diagnosa sehingga

memudahkan pengambilan keputusannya. Dalam nomenklatur

kebidanan mampunyai standar yang harus di penuhi.

2) Diagnosa Masalah

Data dasar yang sudah di kumpulkan di interpretasikan

sehingga dapat merumuskan diagnosa atau masalah yang spesifik.

Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena

masalah tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi

membutuhkan penanganan.

3) Diagnosa Kebutuhan

Data dasar yang sudah dikumpulkan di interpretasikan

sehingga dapat merumuskan kebutuhan penanganan segera.

c. Langkah III yaitu mengidentifikasi diagnosa potensial dan

mengantisipasi penanganan

Mengidentifikasi masalah atau mendiagnosa potensial

berdasarkan potensi yang sudah di identifikasi. Langkah ini

membutuhkan antisipasi atau pencegahan jika kemungkinan di lakukan

pencegahan.
93

d. Langkah IV yaitu mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang

memerlukan penanganan segera dan kolaborasi.

Menurut buku yang ditulis oleh Anggraini (2010), Langkah ini

memerlukan kesinambungan dari manajemen kebidanan, identifikasi,

dan menetapkan perlunya tindakan segera.

Menurut Siwi (2016), Mengantisipasi perlunya tindakan segera

oleh bidan dan/dokter untuk konsultasi atau tangani bersama dengan

anggota tim kesehatan lain.

e. Langkah V merencanakan asuhan yang menyeluruh

Menurut Sulistyawati (2010), Pada langkah ini direncanakan

asuhan yang menyeluruh berdasarkan langkah sebelumnya.

Dalammenyusun perencanaan sebaiknya pasien dilibatkan, karena

pada akhirnya pengambilan keputusan untuk dilaksanakan suatu

rencana asuhan harus disetujui oleh pasien.

f. Langkah VI yaitu penatalaksanaan asuhan

Menurut buku yang ditulis oleh (Nurhayati, 2012), Pada langkah

keenam yaitu pelaksanaan dilakukan oleh bidan sesuai dengan rencana

yang diterapkan. Pada langkah ini bidan melakukan secara mandiri,

pada penanganan kasus yang didalamnya memerlukan tindakan diluar

kewenangan bidan, perlu dilakukan kegiatan kolaborasi atau rujukan.

g. Langkah VII yaitu evaluasi

Menurut buku yang ditulis oleh Anggraini (2010), Langkah ini

merupakan langkah terakhir guna mengetahui yang telah dilakukan

bidan, mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan,


94

mengulangi kembali proses manajemen dengan benar terhadap setiap

aspek asuhan yang sudah dilaksanakan

3. Manajemen Kebidanan dengan Metode SOAP

Dalam metode SOAP, S adalah data subyektif, O adalah data

obyektif, A adalah Analysis/Assesment, dan P adalah Planning

merupakan catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis, dan singkat.

Prinsip dari metode SOAP ini merupakan proses pemikiran

penatalaksanaan manajemen kebidanan.

a. Data Subyektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut

pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan

keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan

yang akan berhubungan langsung dengan diagnosa. Data subyektif

ini nantinya akan menguatkan diagnosis yang akan disusun.

b. Data Obyektif merupakan pendokumentasian hasil observasi yang

jujur, hasil pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan

laboratorium/pemeriksaan diagnostic lain. Catatan medik dan

informasi dari keluar atau orang lain dapat dimasukkan dalam data

obyektif ini sebagai data penunjang. Data ini akan memberikan

bukti gejala klinis pasien dan fakta yang berhubungan dengan

diagnosis.

c. Analysis/Assesment merupakan pendokumentasian hasil analisis

dan interpretasi (kesimpulan) dari data subyektif dan data obyektif.

Karena keadaan pasien yang setiap saat bisa mengalami perubahan,

dan akan ditemukan informasi baru dalam data subyektif maupun


95

data obyektif, maka proses pengkajian data akan menjadi sangat

dinamis. Hal ini juga menuntut bidan untuk melakukan analisis

data yang dinamis tersebut dalam rangka mengikuti perkembangan

data pasien. Analisis data adalah melakukan interpretasi data yang

telah dikumpulkan, mencakup : diagnosis atau masalah potensial

serta perlunya antisipasi diagnosa/masalah potensial dan tindakan

segera.

d. Planning / perencanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini

dan yang akan datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil

analisis dan interpretasi data (Muslikhatun,2009).

C. Landasan Hukum Kewenangan Bidan

1. PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 28 TAHUN 2017

tentang izin praktik bidan dan penyelenggaraan praktik bidan yaitu :

a. Pasal 18

Dalam penyelenggaraan Praktik Kebidanan, Bidan memiliki

kewenangan untuk memberikan:

1) pelayanan kesehatan ibu;

2) pelayanan kesehatan anak; dan

3) pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga

berencana.

b. Pasal 19

1) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18

huruf a diberikan pada masa sebelum hamil, masa hamil, masa


96

persalinan, masa nifas, masa menyusui, dan masa antara dua

kehamilan.

2) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi pelayanan:

a) konseling pada masa sebelum hamil;

b) antenatal pada kehamilan normal;

c) persalinan normal;

d) ibu nifas normal;

e) ibu menyusui; dan

f) konseling pada masa antara dua kehamilan.

3) Dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu sebagaimana

dimaksud pada ayat (2), Bidan berwenang melakukan:

a) episiotomi;

b) pertolongan persalinan normal;

c) penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II;

d) penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan;

e) pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil;

f) pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas;

g) fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini dan promosi air susu

ibu eksklusif;

h) pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan

postpartum;
97

i) penyuluhan dan konseling;

j) bimbingan pada kelompok ibu hamil; dan

k) pemberian surat keterangan kehamilan dan kelahiran.

c. Pasal 20

1) Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18

huruf b diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak

prasekolah.

2) Dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), Bidan berwenang melakukan:

a) pelayanan neonatal esensial;

b) penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan;

c) pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan anak

prasekolah; dan

d) konseling dan penyuluhan.

3) Pelayanan noenatal esensial sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf a meliputi inisiasi menyusui dini, pemotongan dan perawatan

tali pusat, pemberian suntikan Vit K1, pemberian imunisasi B0,

pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pemantauan tanda bahaya,

pemberian tanda identitas diri, dan merujuk kasus yang tidak dapat

ditangani dalam kondisi stabil dan tepat waktu ke Fasilitas Pelayanan

Kesehatan yang lebih mampu.

4) Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b meliputi:


98

a) penanganan awal asfiksia bayi baru lahir melalui pembersihan

jalan nafas, ventilasi tekanan positif, dan/atau kompresi jantung;

b) penanganan awal hipotermia pada bayi baru lahir dengan BBLR

melalui penggunaan selimut atau fasilitasi dengan cara

menghangatkan tubuh bayi dengan metode kangguru;

c) penanganan awal infeksi tali pusat dengan mengoleskan alkohol

atau povidoniodine serta menjaga luka tali pusat tetap bersih dan

kering; dan

d) membersihkan dan pemberian salep mata pada bayi baru lahir

dengan infeksi gonore (GO).

5) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan anak prasekolah

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c meliputi kegiatan

penimbangan berat badan, pengukuran lingkar kepala, pengukuran

tinggi badan, stimulasi deteksi dini, dan intervensi dini peyimpangan

tumbuh kembang balita dengan menggunakan Kuesioner Pra

Skrining Perkembangan (KPSP)

6) Konseling dan penyuluhan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf d meliputi pemberian komunikasi, informasi, edukasi (KIE)

kepada ibu dan keluarga tentang perawatan bayi baru lahir, ASI

eksklusif, tanda bahaya pada bayi baru lahir, pelayanan kesehatan,

imunisasi, gizi seimbang, PHBS, dan tumbuh kembang.


99

a. Pasal 21

Dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan

keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 huruf c, Bidan

berwenang memberikan:

1. penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan

keluarga berencana; dan

2. pelayanan kontrasepsi oral, kondom, dan suntikan.

2. Standar Pelayanan Kebidanan

Menurut (MidwiferyUpdate, 2016), Adapun ruang lingkup standar

pelayanan kebidanan meliputi 31 standar yang dikelompokan sebagai

berikut:

a. Standar praktik bidan secara umum (2 standar)

Standar 1 : persiapan Kehamilan, Persalinan, dan Periode Nifas yang

sehat

Standar 2 : Pendokumentasian

b. Standar praktik bidan pada kesehatan ibu dan anak (13 standar)

1) Standar praktik Bidan pada pelayanan ibu hamil (5 standar)

Standar 3 : Identifikasi Ibu hamil

Standar 4 : pemeriksaan antenatal dan deteksi dini komplikasi

Standar 5 : penatalaksanaan anemia pada kehamilan

Standar 6 : persiapan persalinan

Standar 7 : pencegahan HIV dari Ibu dan Ayah ke Anak

2) Standar praktik bidan pada pelayanan Ibu Bersalin (3 standar)

Standar 8 : penatalaksanaan persalinan


100

Standar 9 : Asuhan Ibu PostPartum

Standar 10 : Asuhan Ibu dan Bayi selama masa postnatal

3) Standar praktik bidan pada kesehatan anak (5 standar)

Standar 11 : Asuhan segera pada Bayi Baru Lahir Normal

Standar 12 : Asuhan Neonatus

Standar 13 : Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap

Standar 14 : pemantauan tumbuh kembang Bayi, Anak Balita dan

anak pra sekolah

Standar 15 : Manajemen Bayi Berat Lahir Rendah

c. Standar praktik kesehatan reproduksi perempuan dan KB (5 standar)

Standar 16 : kesehatan reproduksi perempuan

Standar 17 : konseling dan persetujuan tindakan medis

Standar 18 : pelayanan kontrasepsi pil

Standar 19 : pelayanan kontrasepsi suntik

Standar 20 : pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK/Implant)

Standar 21 : pelayanan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)

d. Standar praktik bidan pada kegawatdaruratan maternal dan neonatal

(10 standar)

Standar 22 : penanganan perdarahan pada kehamilan muda (< 22

minggu)

Standar 23 : penanganan perdarahan dalam kehamilan (> 22

mingguu)

Standar 24 : penanganan preeklampsia dan eklampsia

Standar 25 : penanganan partus lama atau macet


101

Standar 26 : penanganan gawat janin

Standar 27 : penanganan retensio plasenta

Standar 28 : penanganan perdarahan postpartum primer

Standar 29 : penanganan perdarahan postpartum sekunder

Standar 30 : penanganan sepsispuerperalis

Standar 31 : penanganan asfiksianeonatorum

Standar pelayanan kebidanan pada penanganan anemia dalam

kehamilan adalah sesuai standar 5 yaitu penatalaksanaan anemia

dalam kehamilan. Bidan menemukan perubahan kadar Hbpada

kehamilan dan mengambil tindakan yang tepat. Tujuan dari

dilakukannya standar ini yaitu bidan dapat mengenali dan

menemukan secara dini adanya anemia pada kehamilan dan

melakukan tindakan yang diperlukan. Adapun tindakan yang dapat

dilakukan bidan yaitu rutin memeriksa kadar Hb ibu setiap 1 minggu

sekali menjelang persalinan dan mencatatnya. Jika terdapat kadar Hb

<11g% maka dilakukan tindakan yang diperlukan. Hasil yang

diharapkan dari penatalaksanaan standar ini adalah ibu hamil dengan

anemia mendapat perawatan yang memadai dan tepat waktu.

3. Kompetensi Bidan

Menurut (Aticeh, dkk., 2014), kompetensi bidan adalah :

a. Kompetensi ke 1 : Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan

ketrampilan dari ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat dan etik

yang dapat membentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggi sesuai

dengan budaya, untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarganya.


102

b. Kompetensi ke 2 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,

untuk mengoptimalkan kesehatan yang tanggap terhadap budaya dan

pelayanan menyeluruh di masyarakat untuk meningkatkan kehidupan

keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan dan kesiapan menjadi

orang tua.

c. Kompetensi ke 3 : Bidan memberikan asuhan antenatal bermutu

tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang

meliputi : deteksi dini, pengobatan atau rujukan.

d. Kompetensi ke 4 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tingggi,

tanggap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan,

memimpin suatu persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi

kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita

dan bayinya yang baru lahir.

e. Kompetensi ke 5 : Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan

menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap terhadap budaya

setempat.

f. Kompetensi ke 6 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,

komprehensif pada bayi baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan.

g. Kompetensi ke 7 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,

komprehensif pada bayi dan balita sehat (1 bulan – 5 tahun).

h. Kompetensi ke 8 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,

komprehensif pada keluarga, kelmpok dan masyarakat sesuai dengan

budaya setempat.
103

i. Kompetensi ke 9 : Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita atau

ibu dengan gangguan sistem reproduksi.


BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPADA NY. S

DI PUSKESMAS PAGERBARANG KABUPATEN TEGAL TAHUN 2019

(Studi Kasus Resiko Tinggi Umur > 35 Tahun, Obesitas dan Hipertensi)

A. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan


Pada perkembangan kasus ini penulis menguraikan tentang asuhan

kebidanan yang telah dilakukan pada Ny. S di Puskesmas Pagerbarang.

Untuk melengkapi data, penulis langsung mengadakan wawancara

dengan klien, data disajikan pada pengkajian sebagai berikut : pada hari

Selasa, 03 September 2019 pukul 08.50 WIB, di Rumah klien, Desa

Randusari, RT/RW 08/06, Pagerbarang.

1. Pengkajian Data

a. Data Subyektif

1) Biodata

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan maka

didapatkan data : Ny. S umur 45 tahun, Agama Islam, Suku

bangsa jawa, Pendidikan SD, Pekerjaan Ibu Rumah Tangga,

Alamat di Desa Randusari, Kecamatan Pagerbarang, Suami

Ny. S bernama Tn. S, umur 49 tahun, Agama Islam, Suku

bangsa jawa, Pendidikan SD, Pekerjaan sebagai Cleaning

Servis, dan tinggal di desa Randusari RT 08 RW 06

Kecamatan Pagerbarang.

104
105

2) Keluhan Utama

Ibu mengatakan merasa kesemutan pada tangannya

3) Riwayat obstetri dan ginekologi

a) Riwayat kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu

Ibu mengatakan ini kehamilan ke Empat, anak

pertama usia kehamilan aterm lahir spontan di bidan berat

badan lahir 2800 gram jenis kelamin laki-laki usia 20

tahun, anak kedua usia kehamilan aterm lahir spontan di

bidan berat badan lahir 3000 gram jenis kelamin

perempuan usia 17 tahun, anak ketiga usia kehamilan

aterm lahir spontan di bidan berat badan lahir 3000 gram

jenis laki-laki usia 14 tahun.

b) Riwayat kehamilan sekarang

Ibu mengatakan ini kehamilan yang keempat dan

tidak pernah mengalami keguguran. Ibu mengatakan

melakukan pemeriksaan pertama kali di Klinik Gumayun

pada usia kehamilan 24 minggu 5 hari dan tidak ada

keluhan. Sampai saat ini Ny. S sudah melakukan

pemeriksaan sebanyak 5 kali.Saat trimester I tidak

melakuan pemeriksaan, trimester II sebanyak 4 kali, dan

pada trimester III 1 kali.Selama kehamilan ini ibu

mengkonsumsi tablet tambah darah, kalsium laktak, asam

folat, dan amlodipin. Ibu mengatakan keluhan saat ini

kesemutan pada tangannya


106

c) Riwayat Haid

Ny. S pertama kali haid (menarche) pada usia 12

tahun, siklus 28 hari, teratur, lamanya 3-4 hari, banyaknya

2 kali ganti pembalut dalam sehari, dan merasa nyeri haid

sebelum menstruasi. Mengalami keputihan 1-2 hari

sebelum menstruasi, tidak berbau dan tidak gatal. Hari

Pertama Haid Terakhir (HPHT) : 10 Desember 2018,

taksiran persalinan 17 September 2019.

d) Riwayat Penggunaan Kontrasepsi

Ibu mengatakan sebelumnya pernah menggunakan

KB suntik 3 bulan selama 10 tahun, ibu mengatakan

terakhir menggunakan KB pil kombinasi selama 4 tahun.

Untuk rencana kedepannya ibu mengatakan ingin

menggunakan KB implant dikarenakan praktis dan efisien.

4) Riwayat Kesehatan

Ibu mengatakan pada saat ini dan sebelumnya tidak pernah

menderita penyakit seperti batuk yang tidak sembuh lebih dari

2 minggu, batuk bercampur darah, keringat dingin pada malam

hari, BB menurun (TBC). Kulit tubuh, kuku, dan sclera mata

berwarna kuning, demam, air seni seperti teh (Hepatitis).

Demam, dari alat kelamin keluar cairan kental/encer berwarna

susu/kuning/hijau, berbau dan gatal (IMS). Sering haus, mudah

lapar, sering kencing pada malam hari, mudah mengantuk, BB

menurun (DM). Sesak nafas pada saat udara dingin, mudah


107

lelah, nafas berbunyi mengik (Asma). Ibu mengatakan

mengalami tekanan darah tinggi, tapi tidak pusing dan tidak

merasakan sakit pada daerah tengkuk (Hipertensi). Ibu tidak

pernah kecelakaan/trauma, dan penyakit yang dioperasi. Ibu

mengatakan didalam keluarga tidak ada yang mengalami

gejala seperti tekanan darah tinggi, pusing, sakit pada daerah

tengkuk (Hipertensi). Dan ibu mengatakan bahwa didalam

keluarganya tidak ada keturunan kembar.

5) Kebiasaan

Ibu mengatakan tidak ada pantangan makan, tidak pernah

minum jamu selama hamil, hanya meminum obat dari tenaga

kesehatan, tidak pernah merokok dan meminum-minuman

keras, tidak pernah memelihara seperti kucing dan lain-lain.

6) Kebutuhan Sehari-hari

Ibu mengatakan sebelum hamil frekuensi makan 3 x/hari,

dengan menu nasi, lauk, sayur, buah sedangkan frekuensi

minum 7-8 gelas/hari, dengan minum air putih dan air teh.Ibu

mengatakan ada perubahan pola makan selama hamil dengan

frekuensi makan, 3-4 x/hari, frekuensi minum 9-10 gelas/hari,

dan tidak ada gangguan. Ibu mengatakan sebelum ataupun

selama hamil frekuensi BAB 1 kali dengan warna kuning

kecoklatan, konsistensi lembek, tidak ada gangguan.Namun

ada perubahan pada pola BAK ibu yang semula 3-4 x/hari

menjadi lebih sering menjadi 5-6 x/hari. Ibu mengatakan


108

istirahat tidur siang 1-2 jam dan tidur malam 8 jam. Ibu

mengatakan sebelum dan hingga usia kehamilan 38 minggu,

ibu beraktivitas seperti biasa yaitu melakukan pekerjaan ibu

rumah tangga. Ibu mengatakan tidak ada perubahan seksual

selama hamil yaitu 1 kali dalam sebulan.

7) Data Psikologis

Ibu mengatakan walaupun ini anak yang tidak diharapkan

ibu tetap merasa senang dengan kehamilannya saat ini, suami

dan keluarga juga senang dengan kehamilannya saat ini dan

ibu sudah siap menjalani proses kehamilannya ini sampai bayi

lahir.

8) Data Sosial Ekonomi

Ibu mengatakan penghasilan keluarganya cukup untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari, tanggung jawab

perekonomian ditanggung oleh suami dan pengambil

keputusan oleh suami istri. Ibu mengatakan dirinya sudah

terdaftar dalam anggota BPJS.

9) Data Perkawinan

Ibu mengatakan status perkawinannya sah, tercatat di KUA,

ini perkawinan yang pertama, lama perkawinan 28 tahun, usia

ibu saat pertama kali menikah umur 17 tahun.


109

10) Data Spiritual

Ibu mengatakan menjalankan ibadah sesuai dengan

ajaran islam dan selalu berdo’a untuk kesehatan janinnya dan

kelancaran persalinannya.

11) Data Sosial Budaya

Ibu mengatakan tidak mempercayai budaya setempat

seperti membawa gunting lipat dibaju pada saat ibu keluar dari

rumah.

12) Data Pengetahuan ibu

Ibu mengatakan belum mengetahui tanda bahaya TM III.

b. Data Obyektif

Dari hasil pemeriksaaan yang telah dilakukan terdapat hasil

keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tekanan darah

150/100 mmHg, nadi 82 x/menit, suhu 36,7ºc, pernafasan 22

x/menit, tinggi badan 157 cm, berat badan ibu sebelum hamil 118

kg, berat badan ibu saat ini 129 kg, jadi kenaikan berat badan ibu

11 kg. IMT 129/(1,49)2 = 52.43 (Obese Berat). Lingkar Lengan

Atas (LILA) 45 cm.

Pada pemeriksaan secara inspeksi, kepala atau rambut bersih,

tidak rontok, muka tidak oedema, mata simetris, konjungtiva

merah muda, sclera putih.Hidung bersih tidak ada pembesaran

polip. Mulut/bibir lembab, caries pada gigi tidak ada, tidak ada

stomatitis. Telinga simetris, pendengaran baik, serumen dalam

batas normal, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena


110

jugularis pada leher, tidak ada pembesaran kelenjar limfe pada

aksila, tidak ada benjolan abnormal pada payudara, bentuk

simetris, kedua puting susu menonjol. Abdomen membesar sesuai

dengan usia kehamilan, tidak ada luka bekas operasi SC, tidak

terdapat garis linea nigra dan strea gravidarum. Genetalia tidak

oedem dan tidak ada varises, tidak ada pembesaran kelenjar

bartolini.Pada anus tidak ada hemoroid dan pada ekstermitas atas

simetris, tidak ada oedem, kuku tidak pucat, ekstermitas bawah

simetris, ada oedema, kuku tidak pucat.

Pada pemeriksaan palpasi, Leopod I : 2 jari dibawah px,

bagian atas perut ibu teraba bulat, lunak, tidak melenting yaitu

bokong janin. Leopod II : bagian kanan teraba keras, memanjang,

ada tekanan yaitu punggung janin, bagian kiri perut ibu teraba

bagian-bagian kecil yaitu ekstermitas janin. Leopod III : pada

Segmen Bawah Rahim teraba bulat, kerasyaitu kepala janin, kepala

tidak dapat digoyangkan, kepala sudah masuk panggul (Divergen).

Leopod IV : 5/5. Tinggi Fundus Uteri (TFU) : 34 cm dan taksiran

berat badan janin (TBBJ) dengan menggunakan rumus Mc. Donald

yaitu : (34-11) x 155 = 3.565 gram, HPL : 17 september 2019 dan

umur kehamilan 38 minggu 1 hari.

Pada pemeriksaan auskultasi DJJ : 132 x/menit reguler, pada

pemeriksaan perkusi reflek patella kanan (+) positif dan reflek

patella kiri (+) positif. Pemeriksaan laboratorium pada tanggal 20

Juli 2019 di Puskesmas Pagerbarang menggunakan HB stick


111

dengan hasil Hb : 14 gr %, GDS : , Golongan darah : B(+), VCT :

Non Reaktif, sifilis : Non Reaktif, HbsAg : Non Reaktif, Protein

Urine : Negatif.

2. Interpretasi Data

a) Diagnose (Nomenklatur)

Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan maka terdapat

diagnosa : Ny. S umur 45 tahun G4 P3 A0 hamil 38 minggu 1 hari,

janin tunggal, hidup intra uterin, letak memanjang, punggung

kanan, presentasi kepala, divergen dengan Resiko Tinggi Umur >

35 Tahun, Obesitas.

1) Data Subyektif

Ibu mengatakan bernama Ny. S umur 45 tahun.Ibu

mengatakan ini kehamilan yang keempat. Ibu mengatakan

merasa kesemutan pada ibu jari tangan.

2) Data Obyektif

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tanda vital :

tekanan darah 150/100 mmHg, nadi 82 x/menit, suhu 36,7ºC,

Respirasi 22 x/menit.

Palpasi, Leopold I : 2jari dibawah px, bagian atas perut ibu

teraba bulat, lunak, tidak melenting yaitu bokong janin.

Leopold II : bagian kanan perut ibu teraba memanjang, ada

tekanan, yaitu punggung janin, bagian kiri perut ibu teraba

bagian-bagian kecil, yaitu ekstermitas janin. Leopold III : pada

segmen bawah rahim ibu teraba bulat, keras, melenting yaitu


112

kepala, kepala tidak dapat digoyangkan serta kepala sudah

masuk PAP (Divergen). Leopoid IV : 5/5. Tinggi Fundus Uteri

(TFU) : 34 cm, DJJ : 132 x/menit regular.

b) Masalah

Ibu mengatakan cemas

c) Kebutuhan

Beri support mental pada ibu

3. Diagnosa Potensial

Bagi Ibu : Pre eklamsia, resiko meningkatkan hipertensi kronik,

diabetes gestasional, plasenta previa, obstruksi saluran nafas,

persalinan lama, atonia uteri, perdarahan.

Bagi Janin : Intra Uterin Growth Retardation (IUGR), pada janin

abnormalitas kromosom, kematian janin (IUFD), kelainan kongenital,

makrosomia, mordibitas perinatal.

4. Antisipasi Penanganan Segera

Kolaborasi dengan dokter SpOG.

5. Intervensi

a. Beritahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

b. Beritahu ibu tentang gizi seimbang untuk ibu hamil dengan

obesitas

c. Beritahu ibu untuk tidak melakukan aktivitas yang berat

d. Beritahu ibu tentang keluhan yang dirasakan

e. Beritahu ibu tentang tanda bahaya TM III

f. Beritahu ibu tentang persiapan persalinan


113

g. Berikan ibu penjelasan mengenai KB

h. Berikan ibu support mental

i. Beritahu ibu untuk istirahat yang cukup

j. Anjurkan ibu untuk kunjungan ke puskesmas atau posyandu

6. Implementasi

a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

Kondisi ibu dalam keadaan baiksesuai dengan usia kehamilan,

yaitu :

TTV : TD : 150/100 mmHg N : 82 x/menit

S : 36,7ºC RR : 22 x/menit

LILA : 45 cm Hb : 14gr%

Dan kondisi janin juga dalam keadaan baik sesuai dengan usia

kehamilan, yaitu : Letak janin sudah bagus yaitu memanjang

dengan posisi kepala berada dibawah perut ibu dan kepala sudah

masuk panggul.

DJJ : 132x/m TBBJ : (34-11) 155 = 3565 gram

b. Memberitahu ibu gizi seimbang untuk ibu hamil dengan obesitas

paling utama ialah makanan berserat, tinggi protein dan rendah

kandungan lemak, gula, dan rendah karbohidrat. Ibu bisa

mengganti nasi dengan jagung atau gandum, konsumsi sayuran

seperti bayam, wortel dan labu sebagai tambahan makanan utama.

c. Memberitahu ibu untuk tidak melakukan aktivitas berat seperti

mengangkat barang berat, kurangi pekerjaan rumah yang terlalu

berat.
114

d. Memberitahu ibu tentang keluhan yang dirasakan yaitu sering

merasa kesemutan. Hal ini dapat terjadi karena perubahan fisiologis

ibu yang dapat dilihat dari perubahan berat badan ibu dari sebelum

hamil sampai dengan sekarang sehingga dapat terjadi sumbatan

peredaran darah yang mengakibatkan sirkulasi darah di tubuh ibu

menjadi tidak lancar. Untuk mengatasi rasa kesemutan, dapat

dilakukan dengan olahraga yang teratur, berendam air hangat dan

memijat pada bagian yang mudah kesemutan.

e. Memberitahu ibu tanda bahaya TM III yaitu Perdarahan

pervaginam, sakit kepala yang hebat, bengkak di wajah dan jari

tangan, penglihatan kabur,gerakan janin berkurang, nyeri perut

yang hebat, demam tinggi, ketuban pecah dini, jika ibu mendapati

salah satu dari tanda-tanda tersebut, maka segera untuk

memeriksakan diri fasilitas kesehatan terdekat.

f. Memberitahu ibu tentang persiapan persalinan yaitu :

1) Taksiran persalinan

2) Penolong persalinan

3) Tempat persalinan

4) Pendamping persalinan

5) Transportasi/ambulan desa

6) Calon pendonor darah

7) Dana

8) KB

g. Menjelaskan ibu mengenai KB (Keluarga Berencana)


115

1) Pentingnya ber KB karena :

a) Mengatur jarak dan mencegah kehamilan agar tidak terlalu

rapat (minimal 2 tahun setelah melahirkan)

b) Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan

c) Menjaga dan meningkatkan kesehatan ibu, bayi dan balita

d) Ibu memiliki waktu dan perhatian yang cukup untuk diri

sendiri, anak dan keluarga

2) Metode kontrasepsi jangka panjang

a) Metode operasi wanita (MOW), metode Operasi Pria

(MOP)

b) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)/spiral, dalam

waktu jangka penggunaan bisa sampai 10 tahun

c) Implan (alat kontrasepsi bawah kulit), jangka waktu

penggunaan 3 tahun

3) Metode kontrasepsi jangka pendek

a) Suntik, terdapat 2 jenis suntikan yaitu suntikan 1 bulan dan

suntikan 3 bulan. Untuk ibu menyusui, tidak disarankan

menggunakan suntikan 1 bulan, karena akan mengganggu

produksi ASI

b) Pil KB

c) Kondom

h. Memberikan support mental kepada ibu dengan meyakinkan bahwa

ibu dan janinnya akan baik-baik saja, bila ibu rajin memeriksakan

kehamilannya ke tenaga kesehatan.


116

i. Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup yaitu pada siang hari ±

1 jam, malam hari ± 8 jam.

j. Menganjurkan ibu untuk memeriksakan diri ke

puskesmas/posyandu pada tanggal 10-09-2019 atau setelah obat

habis/jika ada keluhan.

7. Evaluasi

a. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya

b. Ibu sudah mengetahui tentang makanan seimbang untuk ibu hamil

dengan obesitas

c. Ibu bersedia tidak melakukan aktivitas yang berat

d. Ibu sudah mengetahui penyebab dan cara mengatasi kesemutan

e. Ibu sudah mengetahui tanda bahaya TM III dan bersedia akan

segera ke fasilitas kesehatan jika mendapat tanda bahaya yang

telah dijelaskan oleh petugas

f. Ibu sudah mengetahui tentang persiapan persalinan

g. Ibu sudah diberikan penjelasan mengenai KB

h. Ibu sudah diberikan support mental

i. Ibu bersedia untuk istirahat yang cukup

j. Ibu mengatakan terhambat kendala dengan berat badan jika ingin

periksa ke puskesmas
117

DATA PERKEMBANGAN I

( KUNJUNGAN KE 2)

Tanggal : 11-09-2019

Jam :13.00 WIB

Tempat : Rumah Ny. S

1. Data Subyektif

Ny. S umur 45 tahun. Ibu mengatakan ini kehamilan yang

keempat. Ibu mengatakan sering buang air kecil (BAK).

2. Data Obyektif

Dari hasil pemeriksaaan yang telah dilakukan terdapat hasil

keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 140/100

mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 36,5ºc, pernafasan 20 x/menit, tinggi

badan 157 cm, berat badan ibu sebelum hamil 118 kg, berat badan ibu

saat ini 129 kg, jadi kenaikan berat badan ibu 11 kg. Lingkar Lengan

Atas (LILA) 45 cm.

Pada pemeriksaan secara inspeksi, kepala atau rambut bersih, tidak

rontok, muka tidak oedema, mata simetris, konjungtiva pucat, sclera

putih. Hidung bersih tidak ada pembesaran polip. Mulut/bibir lembab,

caries pada gigi tidak ada, tidak ada stomatitis. Telinga simetris,

pendengaran baik, serumen dalam batas normal, tidak ada pembesaran

kelenjar tyroid dan vena jugularis pada leher, tidak ada pembesaran

kelenjar limfe pada aksila, tidak ada benjolan abnormal pada payudara,

bentuk simetris, puting susu sebelah kanan menonjol, puting susu

sebelah kiri tidak menonjol. Abdomen membesar sesuai dengan usia


118

kehamilan, tidak ada luka bekas operasi, terdapat garis linea nigra dan

strea gravidarum.Genetalia tidak oedem dan tidak ada varises, tidak

ada pembesaran kelenjar bartolini.Pada anus tidak ada hemoroid dan

pada ekstermitas atas simetris, tidak ada oedem, kuku tidak pucat,

ekstermitas bawah simetris, ada oedema, tidak varises, kuku tidak

pucat.

Pada pemeriksaan palpasi. Leopod I : 2 jari dibawah px, bagian

atas perut ibu teraba bulat, lunak, tidak melenting yaitu bokong janin.

Leopod II : bagian kanan teraba memanjang, ada tekanan yaitu

punggung janin, bagian kiri perut ibu teraba bagian-bagian kecil yaitu

ekstermitas janin. Leopod III : pada Segmen Bawah Rahim teraba

bulat, keras, yaitu kepala janin, kepala tidak dapat digoyangkan serta

kepala sudah masuk PAP (Divergen). Leopod IV : 5/5. Tinggi Fundus

Uteri (TFU) : 34 cm dan dari TFU yang di temukan Taksiran Berat

Badan Janin (TBBJ) dengan menggunakan rumus Mc. Donald yaitu :

(34-11) x 155 = 3565 gram, DJJ : 137 x/menit, HPL : 17 September

2019 dan umur kehamilan 39 minggu 2 hari.

3. Assesment

Ny. S umur 45 tahun G4 P3 A0 hamil 39 minggu 2 hari, janin

tunggal, hidup intra uteri, letak memanjang, punggung kanan,

presentasi kepala, divergen, dengan Resiko Tinggi Umur > 35 Tahun,

dan Obesitas.
119

4. Planning

a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.

Kondisi ibu dalam keadaan baik sesuai dengan usia kehamilan,

yaitu :

TTV : TD : 140/100 mmHg N : 80 x/menit

S : 36,5ºC RR : 20 x/menit

LILA : 45 cm

Dan kondisi janin juga dalam keadaan baik sesuai dengan usia

kehamilan, yaitu : Letak janin sudah bagus yaitu memanjang

dengan posisi kepala berada dibawah perut ibu dan kepala sudah

masuk panggul.

DJJ : 133x/m TBBJ : (34-11) 155 = 3.565 gram

Evaluasi : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan yang

telahdilakukan.

b. Memberitahu ibu penyebab dari sering kencing dikarenakan usia

kehamilan ibu yang semakin bertambah besar menyebabkan

kepala bayi turun dan menekan kandung kemih.

Evaluasi :Ibu sudah mengetahui penyebab dari sering buang air

kecil.

c. Memberitahu ibu untuk mengurangi minuman yang banyak

mengandung kafein dan makanan yang terlalu asin (kurangi

penggunaan garam)

Evaluasi : Ibu bersedia untuk mengurangi minuman yang banyak

mengandung kafein dan mengurangi penggunaan garam


120

d. Memberitahu ibu sumber bahan makanan diet obesitas yaitu beras

merah, ubi, kentang, ikan, putih telur, tahu tempe, bayam dan

wortel.

Evaluasi :Ibu sudah mengetahui sumber bahan makanan diet

obesitas

e. Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup siang ± 1 jam dan

malam ±8 jam.

Evaluasi : Ibu bersedia untuk istirahat yang cukup.

f. Memberitahu ibu tanda-tanda persalinan yaitu keluar lendir dan

darah dari jalan lahir, his atau perut kencang - kencang teratur

semakin kuat dan sering, keluar air ketubah atau air kawah dari

jalan lahir.

Evaluasi : Ibu sudah mengetahui tanda-tanda persalinan

g. Menganjurkan ibu untuk persiapan persalinan yaitu :

a) Menyiapkan baju bayi, popok, gurita, bedong, topi, dan

sarung tangan bayi.

b) Menyiapakan baju ibu, kain, gurita ibu, pembalut, celana

dalam, dan lain-lain

Evaluasi : ibu bersedia menyiapkan persalinannya

h. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk tetap mengkonsumsi

vitamin dan tablet tambah darah/tablet Fe (1x1) yang diberikan

oleh bidan, diminum pada malam hari saat sebelum tidur, dan

diminum sebaiknya dengan air jeruk jika tidak ada bisa


121

menggunakan air putih, jangan menggunakan air teh/susu karena

dapat mempengaruhi penyerapan zat besi terhadap tubuh.

Evaluasi : ibu mengerti yang dengan apa yang telah di jelaskan

i. Menganjurkan ibu untuk ke fasilitas kesehatan apabila ada tanda-

tanda persalinan

Evaluasi : ibu bersedia melakukan anjuran yang diberikan

B. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan

Pada perkembangan kasus ini penulis menguraikan kembali tentang

asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada Ny. S di Puskesmas

Pagerbarang Kabupaten Tegal. Setelah data yang diperolah saat hamil

lengkap, penulis melanjutkan kembali pengkajian untuk melengkapi data

persalinan, penulis melakukan observasi kemajuan persalinan dengan

klien sebagai catatan dan hasil yang ada serta status data ibu bersalin,

data disajikan pada pengkajian sebagai berikut : pada hari minggu,

tanggal 15 September 2019 pukul 21.00 WIB, Ny. S datang ke

Puskesmas Pagerbarang, dijemput menggunakan kendaraan Ambulance

puskesmas keliling untuk memeriksakan kehamilannya. Ibu mengatakan

mules sejak pukul 18.00 WIB dan keluar lendir bercampur dengan darah

sejak jam 20.00 WIB tanggal 15 September 2019.

1. Kala I tanggal 15 September 2019, jam 21.00 WIB

a. Subyektif

Ibu mengatakan kenceng-kenceng sudah teratur. Ibu

mengatakan kenceng-kenceng terasa sejak jam 18.00 WIB

tanggal 15 September 2019.


122

b. Obyektif

Pada pemeriksaan fisik didapatkan, keadaan umum baik,

kesadaran composmentis. Tekanan darah 160/90 mmHg, nadi

82 x/menit, suhu 36,8ºc, pernafasan 22 x/menit. LILA 45 cm,

konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterik, pada ekstermitas

atas simetris, tidak ada oedema, kuku tidak pucat, ekstermitas

bawah simetris, ada oedema,tidak varises, kuku tidak pucat.

Pada pemeriksaan palpasi Leopod I :2 jari dibawah px,

bagian atas perut ibu teraba bulat, lunak, tidak melenting yaitu

bokong janin. Leopod II : bagian kanan teraba memanjang, ada

tekanan yaitu punggung janin, bagian kiri perut ibu teraba

bagian-bagian kecil yaitu ekstermitas janin. Leopod III : pada

Segmen Bawah Rahim teraba bulat, keras, yaitu kepala janin.

kepala tidak dapat digoyangkan serta kepala sudah masuk

panggul (Divergen). Leopod IV : 4/5. TFU 34 cm, TBBJ:

3.565 gram, DJJ : 143 x/menit regular, gerakan janin aktif,

terdapat kontraksi 3x dalam 10 menit 30 detik, vesika urinaria

kosong, vulva vagina tidak ada kelainan, tidak oedema, tidak

ada pembesaran kelenjar bartolini dan varises. Pada anus tidak

ada hemoroid.

Dilakukan pemeriksaan dalam atas indikasi adanya

kenceng-kenceng, keluar lendir bercampur darah, hasil

pemeriksaan dalam (vaginal toucher), didapat keadaan portio

lunak, tebal, penipisan 20 %, pembukaan 2 cm, ketuban (+)


123

positif, tidak ada bagian yang terkemuka, bagian terendah

kepala, titik penunjuk ubun-ubun kecil, penurunan kepala 3/5

atau hodge 1.

c. Assesment

Ny. S umur 45 tahun G4 P3 A0 hamil 39 minggu lebih 6

hari, janin tunggal, hidup intra uterin, letak memanjang,

punggung kanan, presentasi kepala, divergen, dengan inpartu

kala I fase laten dengan Resiko Tinggi Umur > 35 Tahun,

Obesitas.

d. Penatalaksanaan

1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan,

yaitu :

TD : 160/90 mmHg BB : 129 kg

S : 36,8℃ DJJ : 143 x/menit

N : 82 x/menit pembukaan : 2 cm

RR : 22 x/menit ketuban : (+)

Tfu : 34 cm

Evaluasi : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan yang

telah dilakukan.

2) Memberitahu ibu bahwa keadaannya harus segera dirujuk

agar mendapatkan penanganan yang intensif dan optimal

dari tenaga medis yang lebih ahli yaitu di Rumah Sakit

dengan fasilitas yang lebih memadai.


124

Evaluasi : Ibu dan keluarga sudah menyetujui tindakan

rujukan

3) Memberi motivasi dan dukungan sepenuhnya kepada ibu

dan keluarga bahwa perawatan medis yang ditangani oleh

tenaga yang lebih ahli akan jauh lebih baik.

Evaluasi : Ibu terlihat masih khawatir walaupun telah

diberikan dukungan mental

4) Mengkonsultasikan pada dokter puskesmas untuk tindakan

pra rujukan

Evaluasi : Telah dilakukan konsultasi kepada dokter

5) Memberitahu keluarga untuk menyiapkan kebutuhan

bersalin bagi ibu, yaitu : pakaian ganti ibu, kain, pembalut.

Dan kebutuhan untuk bayi : popok, penutup kepala,

pakaian, selimut, dan kain bedong.

Evaluasi : Keluarga ibu mengerti untuk menyiapkan

kebutuhan persalinan.

6) Menerapkan BAKSO KUDA dalam tindakan pra rujukan

a) B (Bidan) : Pastikan ibu didampingi oleh bidan saat

merujuk

b) A (Alat) : Pastikan bahwa alat dan perlengkapan

persalinan mungkin diperlukan jika ibu melahirkan

dalam perjalanan menuju tempat rujukan


125

c) K (Keluarga) : Memberitahu ibu dan keluarga

mengenai kondisi terakhir ibu, dan keluarga diharuskan

ikut saat merujuk.

d) S (Surat) : Siapkan surat – surat yang dibutuhkan

untuk merujuk.

e) O (Obat) : Siapkan obat yang akan dibawa saat merujuk

f) K (Kendaraan) : Siapkan kendaraan untuk merujuk

g) U (Uang) : Ingatkan keluarga untuk membawa uang

dalam jumlah yang cukup

h) DA (Darah) : Pastikan ada golongan darah yang sama

dengan ibu dan siap mendonorkan apabila sewaktu-

waktu dibutuhkan.

Evaluasi : Telah diterapkan BAKSO KUDA dalam

tindakan pra rujukan

7) Melakukan stabilisasi pasien pra rujukan sesuai dengan

advice dokter, yaitu :

a) Memasang dower cateter dan urine bag

b) Memasang infus dengan cairan ringer laktat 500 cc

c) Memeriksa protein urine dan hasilnya (-)

d) Memberikan terapi Nifedipine 10 mg secara oral

e) Memberikan dosis awal 4 gr larutan MgSO4 (10 ml

larutan MgSO4 40%) dan larutkan dengan 10 ml

akuades, berikan secara bolus intravena dalam 20

menit, mengambil MgSO4 6 gr & larutkan kedalam


126

500 ml RL diberikan dengan kecepatan 28 tetes/menit

selama 6 jam dan oksigen 3 liter.

Evaluasi : Telah dilakukan stabilisasi pada pasien pra

rujukan

8) Melakukan rujukan pasien ke RSUD dr. Soeselo Slawi pada

pukul 22.50 WIB.

Evaluasi : Pasien telah dirujuk ke RSUD dr. Soeselo

Slawi pada pukul 22.50 WIB.

2. Catatan Persalinan kala II

Setelah mendapatkan hasil pemeriksaan, maka dokter

menganjurkan untuk observasi kemajuan persalinan normal

(tanpa induksi) . Dan pada tanggal 16 September 2019, pukul

03.20 WIB ketuban pecah secara spontan jernih, tidak ada

mekonium. His ibu semakin ade kuat sehingga pada pukul

03.30 WIB bayi lahir secara spontan, menangis kuat, warna kulit

kemerahan, dengan jenis kelamin laki-laki, berat badan 3.500

gram, panjang badan 51 cm, lingkar kepala 34 cm, lingkar dada

33 cm, dengan apgar skor 9/10/10.

3. Catatan persalinan kala III

Setelah bayi lahir, bidan memberikan injeksi oksitosin 10

UI untuk mempercepat pengeluaran plasenta. Lima menit

kemudian yaitu pada pukul 03.35 WIB plasenta lahir lengkap,

tidak ada laserasi pada jalan lahir, keadaan ibu baik, kontraksi

keras, perdarahan ±100 cc.


127

4. Catatan Persalinan kala IV

Setelah plasenta lahir dan ibu sudah bersih serta rapih,

kemudian dilakukan pemantauan kala IV selama 2 jam post

partum, sementara bayi diletakkan di atas dada ibu untuk IMD

selama 1 jam.

Hasil pemantauan kala IV pada 15 menit pertama pukul 03.50

WIB didapatkan hasil pemantauan tekanan darah 140/90

mmHg, nadi 81 x/menit, suhu 36,6 °C, TFU 2 jari dibawah

pusat, kontraksi uterus keras, kandung kemih kosong,

perdarahan 10 cc.

Hasil pemantauan kala IV pada 15 menit kedua pukul 04.05

WIB didapatkan hasil pemantauan tekanan darah 140/90

mmHg, nadi 81 x/menit, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi

uterus keras, kandung kemih kosong, perdarahan 5cc.

Hasil pemantauan kala IV pada 15 menit ketiga pukul 04.20

WIB didapatkan hasil pemantauan tekanan darah 140/90

mmHg, nadi: 81 x/menit, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi

uterus keras, kandung kemih kosong, perdarahan 5 cc.

Hasil pemantauan kala IV pada 15 menit keempat pukul 04.35

WIB didapatkan hasil pemantauan tekanan darah 140/90

mmHg, nadi: 81 x/menit, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi

uterus keras, kandung kemih kosong, perdarahan 5 cc.

Hasil pemantauan kala IV pukul 05.05 WIB didapatkan hasil

pemantauan tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 81 x/menit,


128

TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus keras, kandung

kemih kosong, perdarahan 5 cc.

Hasil pemantauan kala IV pukul 05.35 WIB didapatkan hasil

pemantauan tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 81 x/menit,

suhu 36,5 °C, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus keras,

kandung kemih kosong, perdarahan 5 cc.

C. Asuhan kebidanan pada Nifas

Pada perkembangan kasus ini penulis menguraikan kembali tentang

asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada Ny. S di RSUD dr. Soeselo

Kabupaten Tegal. Setelah data yang diperoleh saat hamil dan bersalin

kini penulis melanjutkan kembali pengkajian untuk melengkapi data pada

saat nifas, penulis melakukan pengkajian dan observasi dengan klien

sebagai catatan dan hasil yang ada serta status data ibu nifas, data

disajikan pada pengkajian sebagai berikut : pada 6 jam post partum (16

September 2019), 6 hari post partum (21 September 2019), 2 minggu

post partum (29 September 2019), yang didapatkankan di RSUD dr.

soeselo dan dilakukan di rumah Ny. S di Desa Randusari Kecamatan

Pagerbarang Kabupaten Tegal.

Catatan medik Post Partum 6 jam pada Ny. S di RSUD dr. Soeselo

Slawi sebagai berikut :

Tanggal: 16 September 2019

Waktu: 11.35 WIB

Tempat: RSUD dr. Soeselo Slawi


129

Ibu sudah bisa miring kanan dan kiri, duduk serta berjalan ke kamar

mandi, ASI sudah keluar. Ibu sudah BAK frekuensi 1x, warna kuning

jernih dan belum BAB.

Catatan data pemeriksaan, TD : 130/90 mmHg, N : 80 x/menit, RR : 20

x/menit, S : 36,6℃, TFU : 2 jari di bawah pusat, PPV : darah, Lochea :

Rubra

1. Asuhan 6 hari post partum

Tanggal : 21 September 2019

Waktu : 15.00 WIB

Tempat : Rumah Ny. S

a. Subyektif

Ibu mengatakan ini hari ke 6 hari setelah melahirkan, ASI

nya sudah keluar lancar, ibu mengatakan sudah dapat melakukan

aktifitas seperti biasanya.

b. Obyektif

Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis. Tekanan

darah 130/80 mmHg, suhu 36,5℃, nadi 80 x/menit, pernafasan 20

x/menit. Berat badan 125 kg. Muka tidak pucat dan tidak oedema,

konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, payudara simetris,

puting susu menonjol, ASI sudah keluar banyak. Pada pemeriksaan

palpasi didapat TFU pertengahan sympisis-pusat, lochea

sanguelenta, pengeluaran pervaginam darah.


130

c. Assessment

Ny. S umur 45 tahun P4 A0 post partum 6 hari dengan nifas

normal

d. Penatalaksanaan

1) Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan, yaitu :

TTV : TD : 130/80 mmHg N : 80 x/menit

S : 36,5℃ RR : 20 x/menit

PPV : Lochea Sanguinolenta

TFU : Pertengahan sympisis-pusat

Kandung kemih : Kosong

Evaluasi : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan

2) Mengingatkan kepada ibu untuk tetap pertahankan

mengkonsumsi makanan rendah karbohidrat dan perbanyak

makan-makanan yang mengandung zat besi dan nabati serta

protein tinggi (bayam, kangkung, kacang-kacangan, telur, ikan,

daging dan lain-lain)

Evaluasi : Ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan

3) Memastikan ibu tidak ada tanda-tanda bahaya nifas seperti :

a) Demam lebih dari 2 hari

b) Keluar cairan berbau dari jalan lahir

c) Perdarahan lewat jalan lahir

d) Payudara bengkak, merah disertai rasa sakit


131

Evaluasi : Tidak ditemukan tanda bahaya nifas, dan ibu

bersedia ke tenaga kesehatan apabila ditemukan tanda bahaya

tersebut

4) Mengingatkan kembali kepada ibu untuk menyusui bayinya

sesering mungkin (on demand) setiap 2 jam sekali dan jangan

di jadwal dan disusui secara bergantian antara payudara kanan

dan kiri.

Evaluasi : Ibu bersedia menyusui bayinya sesering mungkin

5) Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup yaitu jika bayinya

tertidur ibu ikut tidur.

Evaluasi : Ibu bersedia untuk istirahat yang cukup

6) Memberitahu ibu untuk menjaga personal hygiene dengan

mandi minimal 2 kali sehari dan mengganti celana dalam 2-3

kali sehari.

Evaluasi : Ibu bersedia untuk menjaga personal hygiene

7) Mengingatkan ibu untuk meminum obatnya sesuai dosis yang

dianjurkan seperti tablet fe 1x1,

Evaluasi : Ibu bersedia untuk meminum obat sesuai yang

dianjurkan

2. Asuhan Kebidanan 14 hari post partum

Tanggal : 29 September 2019

Waktu : 14.50 WIB

Tempat : Rumah Ny. S


132

a. Subyektif

Ibu mengatakan ini hari ke 14 hari setelah melahirkan, ASI

nya keluar lancar, ibu mengatakan sudah melakukan aktifitas

seperti biasanya.

b. Obyektif

Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis. Tekanan

darah 130/90 mmHg, suhu 36,5ºc, nadi 80 x/menit, pernafasan 20

x/menit. Muka tidak pucat dan tidak Oedema, konjungtiva tidak

anemis, sclera tidak ikterik, payudara simetris, puting susu

menonjol, ASI sudah keluar banyak. Pada pemeriksaan palpasi

didapat TFU tidak teraba, PPV : lochea serosa, kandung kemih

kosong, tidak ada tanda-tanda infeksi.

c. Assessment

Ny. S umur 45 tahun P4 A0 post partum 14 hari dengan nifas

normal

d. Penatalaksanaan

1) Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan

TTV : TD : 130/90 mmHg N : 80 x/menit

S : 36,5ºc RR : 20 x/menit

TFU : Tidak teraba

Lochea : Alba

Kandung kemih : Kosong

Evaluasi : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan


133

2) Mengingatkan kepada ibu untuk tetap pertahankan

mengkonsumsi makanan rendah karbohidrat dan perbanyak

makan-makanan yang mengandung zat besi dan nabati serta

protein tinggi (bayam, kangkung, kacang-kacangan, telur, ikan,

daging dan lain-lain)

Evaluasi : Ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan

3) Memastikan kembali ibu untuk menyusui bayinya sesering

mungkin (on demand) setiap 2 jam sekali dan jangan di jadwal

dan disusui secara bergantian antara payudara kanan dan kiri.

Evaluasi : Ibu bersedia menyusui bayinya sesering mungkin

4) Mengajarkan ibu cara perawatan payudara yang benar yaitu:

a) Tempelkan/kompres puting susu ibu dengan kapas / kassa

yang sudah diberi baby oil selama 5 menit, kemudian

puting dibersihkan

b) Melakukan pengurutan pada payudara dengan cara licinkan

tangan dengan baby oil secukupnya, tempatkan kedua

tangan ibu diantara kedua payudara ibu, kemudian diurut

kearah atas, terus kesamping, kebawah, melintang sehingga

tangan menyangga payudara (mengangkat payudara)

kemudian lepaskan tangan dari payudara.

c) Menyokong payudara kiri, kemudian 3 jari tangan kanan

membuat gerakan memutar sambil menekan mulai dari

pangkal payudara berakhir pada puting susu. Lakukan


134

tahap yang sama padapayudara kanan. Lakukan 2 kali

gerakan pada setiap payudara.

d) Menyokong payudara kiri dengan tangan kiri. Telapak

tangan kiri menopang payudara kiri dan jari-jari tangan sisi

kelingking mengurut payudara kearah puting susu, gerakan

diulang sebanyak 30 kali untuk tiap payudara.

e) Telapak tangan kiri menopang payudara, tangan dikepalkan

kemudian buku-buku jari tangan mengurut payudara mulai

dari pangkal kearah puting susu, gerakan ini di ulang

sebanyak 30 kali untuk setiap payudara.

f) Selesai pengurutan, kedua payudara dikompres dengan

waslap hangat selama 2 menit, kemudian ganti dengan

kompres waslap dingin selama 1 menit.

g) Keringkan payudara dengan handuk kering dan memakai

bra kembali.

Evaluasi : Ibu sudah mengetahui cara perawatan payudara

yang benar

5) Menganjurkan ibu untuk mengurangi aktivitas yang

melelahkan dan pertahankan pola istirahat saat bayi sedang

tidur sebaiknya ibu juga ikut tidur.

Evaluasi : Ibu bersedia melakukannya

6) Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri dan

genetalia, dengan cara mandi secara teratur, membersihkan alat

genetalia dengan air bersih dari bagian atas ke bawah, rajin


135

mengganti pembalut dan celana dalam setiap kali sudah terasa

penuh atau basah

Evaluasi : ibu sudah mengerti dan bersedia melakukannya

7) Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang jika ada keluhan.

Evaluasi : Ibu bersedia untuk kunjungan ulang jika ada keluhan

3. Asuhan Kebidanan 42 hari post partum

Tanggal : 27 Oktober 2019

Waktu : 16.20 WIB

Tempat : Rumah Ny. S

a. Subyektif

Ibu mengatakan ini hari ke 42 hari setelah melahirkan, ASI

nya keluar lancar, ibu mengatakan sudah melakukan aktifitas

seperti biasanya.

b. Obyektif

Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis. Tekanan

darah 130/80 mmHg, Suhu: 36,7ºc, Nadi: 84 x/menit, Pernafasan:

22 x/menit. Muka tidak pucat dan tidak Oedema, onjungtiva tidak

anemis, sclera tidak ikterik, payudara simetris, puting susu

menonjol, ASI sudah keluar banyak. Pada pemeriksaan palpasi

didapat TFU tidak teraba, PPV : lochea alba, kandung kemih

kosong, tidak ada tanda-tanda infeksi.

c. Assessment

Ny. S umur 45 tahun P4 A0 post partum 42 hari dengan nifas

normal.
136

d. Penatalaksanaan

1) Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan

TTV : TD : 130/80 mmHg N : 84 x/menit

S : 36,7ºc RR : 22 x/menit

TFU : Tidak teraba

Lochea : Alba

Kandung kemih : Kosong

Evaluasi : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan

2) Mengingatkan kepada ibu untuk tetap pertahankan

mengkonsumsi makanan rendah karbohidrat dan perbanyak

makan-makanan yang mengandung zat besi dan nabati serta

protein tinggi (bayam, kangkung, kacang-kacangan, telur, ikan,

daging dan lain-lain)

Evaluasi : Ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan

3) Memastikan kembali ibu untuk menyusui bayinya sesering

mungkin (on demand) setiap 2 jam sekali dan jangan di jadwal

dan disusui secara bergantian antara payudara kanan dan kiri.

Evaluasi : Ibu bersedia menyusui bayinya sesering mungkin

4) Mengajarkan ibu cara perawatan payudara yang benar yaitu:

a) Tempelkan/kompres puting susu ibu dengan kapas/kassa

yang sudah diberi baby oil selama 5 menit, kemudian

puting dibersihkan
137

b) Melakukan pengurutan pada payudara dengan cara licinkan

tangan dengan baby oil secukupnya, tempatkan kedua

tangan ibu diantara kedua payudara ibu, kemudian diurut

kearah atas, terus kesamping, kebawah, melintang sehingga

tangan menyangga payudara (mengangkat payudara)

kemudian lepaskan tangan dari payudara.

c) Menyokong payudara kiri, kemudian 3 jari tangan kanan

membuat gerakan memutar sambil menekan mulai dari

pangkal payudara berakhir pada puting susu. Lakukan

tahap yang sama padapayudara kanan. Lakukan 2 kali

gerakan pada setiap payudara.

d) Menyokong payudara kiri dengan tangan kiri. Telapak

tangan kiri menopang payudara kiri dan jari-jari tangan sisi

kelingking mengurut payudara kearah puting susu, gerakan

diulang sebanyak 30 kali untuk tiap payudara.

e) Telapak tangan kiri menopang payudara, tangan dikepalkan

kemudian buku-buku jari tangan mengurut payudara mulai

dari pangkal kearah puting susu, gerakan ini di ulang

sebanyak 30 kali untuk setiap payudara.

f) Selesai pengurutan, kedua payudara dikompres dengan

waslap hangat selama 2 menit, kemudian ganti dengan

kompres waslap dingin selama 1 menit.

g) Keringkan payudara dengan handuk kering dan memakai

bra kembali.
138

Evaluasi : Ibu sudah mengetahui cara perawatan payudara yang

benar

5) Menganjurkan ibu untuk mengurangi aktivitas yang

melelahkan dan pertahankan pola istirahat saat bayi sedang

tidur sebaiknya ibu juga ikut tidur.

Evaluasi : Ibu bersedia melakukannya

6) Memberitahu ibu mengenai KB, yaitu:

Pentingnya ber KB karena :

a) Mengatur jarak dan mencegah kehamilan agar tidak terlalu

rapat (minimal 2 tahun setelah melahirkan)

b) Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan

c) Menjaga dan meningkatkan kesehatan ibu, bayi dan balita

d) Ibu memiliki waktu dan perhatian yang cukup untuk diri

sendiri, anak dan keluarga

Jenis-jenis KB :

1) Metode kontrasepsi jangka panjang

a) Metode operasi wanita (MOW), metode Operasi Pria

(MOP)

b) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)/spiral, dalam

waktu jangka penggunaan bisa sampai 10 tahun

c) Implan (alat kontrasepsi bawah kulit), jangka waktu

penggunaan 3 tahun

2) Metode kontrasepsi jangka pendek


139

a) Suntik, terdapat 2 jenis suntikan yaitu suntikan 1

bulan dan suntikan 3 bulan. Untuk ibu menyusui,

tidak disarankan menggunakan suntikan 1 bulan,

karena akan mengganggu produksi ASI

b) Pil KB

c) Kondom

Evaluasi : Ibu mengerti mengenai KB dan berencana

menggunakan KB Implant

7) Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang jika ada keluhan.

Evaluasi : Ibu bersedia untuk kunjungan ulang jika ada keluhan

D. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

Pada perkembangan kasus ini penulis menguraikan tentang Asuhan

Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Ny. S yang telah dilakukan di RSUD dr.

Soeselo Kabupaten Tegal dan kediaman Ny. S di Desa Randusari

Kecamatan Pagerbarang Kabupaten Tegal. Setelah data yang diperoleh

pada Ny. S saat hamil, bersalin dan nifas, kini penulis melanjutkan

kembali pengkajian pada bayi Ny. S. Untuk melengkapi data pada bayi

Ny. S, penulis melakukan pengkajian dan observasi dengan klien sebagai

catatan dan hasil yang ada serta status data bayi Ny. S, data disajikan pada

pengkajian sebagai berikut : pada neonatus 8 jam, neonatus 6 hari dan

neonatus 14 hari di RSUD dr. Soeselo dan Rumah Ny. S di Desa

Randusari Kecamatan Pagerbarang Kabupaten Tegal.

Catatan medik Neonatus 8 jam pada Bayi Ny. S di RSUD dr.

Soeselo Slawi, sebagai berikut :


140

Tanggal : 16 September 2019

Waktu : 09.35 WIB

Tempat : Ruang Nifas RSUD dr. Soeselo

Bayi lahir spontan pada jam 03.30 WIB menangis kuat, gerakan aktif,

warna kulit kemerahan, dengan jenis kelamin laki-laki, BB 3.500 gram,

PB 51 cm, LIKA/LIDA 34/33 cm, APGAR score 9/10/10.

Bayi sudah BAB frekuensi 1x warna hitam dan konsistensi lembek, dan

BAK frekuensi 3x dengan warna jernih.

Asuhan pada bayi baru lahir telah diberikan salep mata, Vit K, dan

Imunisasi Hb0.

1. Catatan 6 hari neonatus

Tanggal : 21 September 2019

Waktu : 15.00 WIB

Tempat : Rumah Ny. S

a. Subyektif

Ibu mengatakan bayinya lahir 6 hari yang lalu, jenis kelamin

laki-laki, ibu mengatakan bayinya menghisap kuat, ibu mengatakn

bayinya sehat BAB dan BAK.

b. Obyektif

Pada pemeriksaan fisik bayi didapatkan hasil keadaan umum

bayi baik, suhu 36,6℃, nadi 122 x/menit, pernafasan 42 x/menit,

BB 3.800 gram, PB : 52 cm, LIKA/LIDA 35/33 cm.Pemeriksaan

head to toe dalam keadaan normal.


141

c. Assessment

Bayi Ny. S umur 6 hari, jenis kelamin laki-laki dengan bayi

baru lahir normal.

d. Penatalaksanaan

1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bayinya yang telah

dilakukan yaitu :

TTV :S : 36,6℃ RR : 42 x/menit

N : 122 x/menit

Antropometri : BB : 3.700 gram LIKA : 35 cm

PB : 52 cm LIDA : 33 cm

Tali Pusat : Sudah lepas

Evaluasi : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan bayinya

2) Memeriksa tali pusat bayi

Evaluasi : Tali pusat sudah kering dan sudah lepas

3) Memberitahu ibu tanda bayi mendapat ASI cukup yaitu:

a). Buang air kecil bayi sebanyak 6x/24 jam

b). Buang air besar bayi berwarna kekuningan “berbiji”

c). Bayi tampak puas setelah minum ASI

d). Payudara terasa lembut dan kosong setelah menyusui

e). Berat badan bayi bertambah.

Evaluasi : Ibu mengetahui tanda bayi cukup ASI

4) Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayi agar

tidak terjadi hipotermi, seperti mengganti popok jika basah,

membedong bayi dan menjemur bayi pada pagi hari dari jam
142

07.00 WIB selama ± 5 menit untuk menjaga kehangatan dan

mendapat vitamin D, serta jauhkan bayi dari paparan angin

ataupun AC

Evaluasi : Ibu bersedia menjaga kehangatan bayinya

5) Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang setelah bayi berusia

14 hari atau jika ada keluhan

Evaluasi : Ibu bersedia membawa bayinya kunjungan ulang.

2. Catatan 14 hari neonatus

Tanggal : 29 September 2019

Waktu : 14.50 WIB

Tempat : Rumah Ny. S

a. Subyektif

Ibu mengatakan bayinya umur 14 hari, tidak ada keluhan,

menyusunya kuat, BAB 2-3 kali/ hari dan BAK 6-8 kali/hari

b. Obyektif

Pada pemeriksaan fisik bayi didapatkan hasil keadaan umum

bayi baik, suhu 36,8 ℃, nadi 134 x/menit, pernafasan 40 x/menit,

BB 4.000 gram, PB : 52 cm, LIKA/LIDA 35/33 cm.

c. Assessment

Bayi Ny. S umur 14 hari, jenis kelamin laki-laki dengan bayi

baru lahir normal.

d. Planning

1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bayinya yang telah

dilakukan
143

TTV :S : 36,8℃ RR : 40 x/menit

N : 134 x/menit

Atropometri : BB : 4.000 gram LIKA : 33 cm

PB : 52 cm

Evaluasi : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan bayinya

2) Memberitahu ibu untuk sering mengganti diapers/popok/baju

bayi jika terkena keringat atau basah karena kulit bayi sangat

sensitif dengan bagian yang lembab/basah karena

keringat/cairan dapat menimbulkan ruam merah/gatal sehingga

bayi menjadi rewel

Evaluasi : Ibu bersedia untuk lebih memperhatikan kebersihan

bayinya

3) Memberitahu ibu untuk tetap memerikan ASI saja sampai bayi

berusia 6 bulan, jangan diberi makan/minum dulu agar usus

bayi tetap sehat dan bayi mendapatkan nutrisi dan kekebalan

lebih dari ASI

Evaluasi : Ibu masih memberikan ASI saja ke bayinya

4) Mengingatkan ibu untuk datang ke posyandu untuk menimbang

dan mengimunisasi bayinya pada umur 1 bulan yaitu iminusasi

BCG dan polio 1.

Evaluasi : Ibu bersedia datang ke posyandu


BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas perbandingan antara teori dengan hasil

penatalaksanaan studi kasus dengan konsep teori yang diuraikan dalam bab II

dengan harapan untuk memperoleh gambaran secara nyata dan sejauh mana

asuhan kebidanan komprehensif yang diberikan. Selain itu juga untuk mengetahui

dan membandingkan adanya kesesuaian dan kesenjangan selama memberikan

asuhan kebidanan dengan teori yang ada.

Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. S di Puskesmas

Pagerbarang Kabupaten Tegal Tahun 2019 yang dilakukan sejak tanggal

03September 2019 sampai 27 Oktober 2019 yaitu sejak usia kehamilan 38 minggu

lebih 1 hari sampai dengan 6 minggu postpartum dan BBL dengan menggunakan

pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah Varney dan SOAP. Adapun kasus

yang ditemukan pembahasannya akan dijelaskan satu persatu dimulai dari

kehamilan, persalinan, nifas, dan BBL yaitu sebagai berikut

A. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan

1. Pengumpulan Data

Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat

dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.

Pengkajian data wanita hamil terdiri atas anamnesa, pemeriksaan fisik, dan

pemeriksaan penunjang (Hani, 2010).

144
145

a) Data Subyektif

Menurut teori Sulistyawati (2010), Mengemukakan bahwa data

subyektif adalah data yang didapat dari klien sebagai suatu pendapat

terhadap situasi data kejadian.

1) Identitas

Pada kasus yang penulis buat, didapatkan data pasien dengan

inisial nama Ny. S umur 45 tahun, Agama Islam, Suku bangsa

jawa, Pendidikan SD, Pekerjaan Ibu Rumah Tangga, Alamat di

Desa Randusari, Kecamatan Pagerbarang, Suami Ny. S bernama

Tn. S, umur 49 tahun, Agama Islam, Suku bangsa jawa,

Pendidikan SD, Pekerjaan sebagai Cleaning Servis, dan tinggal di

desa Randusari RT 08 RW 06 Kecamatan Pagerbarang.

Menurut buku yang di tulis oleh Manuaba (2010), Usia yang

aman untuk kehamilan dan persalinan adalah usia 20 - 30 tahun.

Komplikasi maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia

di bawah 20 tahun ternyata 2 - 5 kali lebih tinggi dari pada

kematian maternal yang terjadi pada usia 20 - 29 tahun. Dampak

dari usia yang kurang dari dapat menimbulkan komplikasi selama

kehamilan. Setiap remaja primigravida mempunyai resiko yang

lebih besar mengalami hipertensi dalam kehamilan dan meningkat

lagi saat usia 35 tahun (Manuaba, 2010).

Pada pengkajian yang dilakukan pada Ny. S umur 45 tahun

yang sesuai dengan teori bahwa usia aman untuk kehamilan dan
146

persalinan adalah 20 – 35 tahun. Sehingga dalam hal ini tidak ada

kesenjangan antara teori dan kasus.

2) Alasan Datang / Keluhan

Pada data yang diperoleh dalam kasus, alasan datang Ny. S

adalah untuk memeriksakan kehamilanya karena ibu mengeluh

tangannya sering kesemutan.

Menurut Rukiah (2009), Alasan datang ditanyakan apakah

alasan kunjungan ini karena ada keluhan atau hanya untuk

memeriksakan kehamilannya.

Pada pengkajian yang dilakukan pada Ny. S didapatkan hasil

bahwa ibu mengeluh tangannya sering kesemutan yang merupakan

alasan ibu memeriksakan kehamilannya sehingga dalam hal ini

tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus.

3) Riwayat Obstetrik dan Ginekologi

Menurut (Margiyati, 2014), Riwayat obstetri dan ginekologi

untuk mengetahui riwayat persalinan dan kehamilan yang lalu. Jika

riwayat persalinan lalu buruk maka kehamilan saat ini harus

diwaspadai.

a) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Ibu mengatakan ini kehamilan ke empat, anak pertama

usia kehamilan aterm lahir spontan di bidan berat badan lahir

2800 gram jenis kelamin laki-laki usia 20 tahun, anak kedua

usia kehamilan aterm lahir spontan di bidan berat badan lahir

3000 gram jenis kelamin perempuan usia 17 tahun, anak ketiga


147

usia kehamilan aterm lahir spontan di bidan berat badan lahir

3000 gram jenis laki-laki usia 14 tahun, dan ibu mengatakan

tidak pernah mengalami keguguran. Dalam hal ini tidak

terdapat suatu kesenjangan antara teori dan praktek.

b) Riwayat Kehamilan Sekarang

Data yang didapat dari buku kesehatan ibu dan anak

(KIA) Ny. S sudah melakukan pemeriksaan kehamilan 5 kali

yaitu di posyandu, puskesmas dan klinik. Pada trimester I tidak

melakuan pemeriksaan, trimester II sebanyak 4 kali, dan pada

trimester III 1 kali.

Menurut Sulistyawati (2012) kunjungan Antenatal Care

(ANC) minimal satu kali pada trimester I (usia kehamilam 0-13

minggu), satu kali pada trimester II (usia kehamilan 14-27

minggu), dua kali pada trimester III (usia kehamilan 28-40

minggu). Dalam hal ini ditemukan kesenjangan antara teori dan

kasus, sebab ibu tidak memeriksakan kehamilannya pada

trimester I.

Menurut Sulistyawati (2010), Imunisasi TT perlu diberikan

pada ibu hamil guna memberikan kekebalan pada janin

terhadap infeksi tetanus pada saat persalinan, maupun post

natal. Lama perlindungan imunisasi TT yaitu TT1 tidak ada,

TT2 lama perlindungan 3 tahun, TT3 lama perlindungan 5

tahun, TT4 lama perlindungan 10 tahun, TT5 lama

perlindungan 25 tahun/seumur hidup.


148

Dalam kasus ini ibu tidak mendapatkan imunisasi TT

(Tetanus Toxoid), karena telah mendapat Imunsasi TT5 pada

anak ke tiga. Imunisasi yang diberikan sudah lengkap yaitu

sampai dengan TT5, sehingga tidak ada kesenjangan antara

teori dan praktek.

Menurut (Fadlun, 2011), Pemberian tablet Fe sebanyak

90 tablet selama kehamilan atau paling sedikit minum 1 tablet

setiap hari dan 40 hari setelah melahirkan.

Tujuan pemberian tablet Fe pada ibu hamil dan nifas

karena pada masa kehamilan kebutuhannya meningkat seiring

dengan pertumbuhan janin.

Pada kasus Ny. S sudah mendapatkan tablet Fe 1 x 60

mg. Selama kehamilan ibu mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 1

tablet/hari (jika melakukan pemeriksaan).

Sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan teori dan

praktek.

c) Riwayat Menstruasi

Dari data yang didapatkan pada kasus Ny. S mengatakan

perama kali menstruasi (menarche) pada usia 12 tahun, siklus

28 hari, teratur, lamanya 3-4 hari, banyaknya 2 kali ganti

pembalut dalam sehari, dan merasa nyeri haid sebelum

menstruasi. Mengalami keputihan 1-2 hari sebelum menstruasi,

tidak berbau dan tidak gatal. Hari Pertama Haid Terakhir


149

(HPHT) : 10 Desember 2018, taksiran persalinan 17 September

2019.

Menurut (Suistyawati, 2010), Menarche adalah usia

pertama kali mengalami menstruasi, untuk wanita Indonesia

menarche terjadi pada usia sekitar 12-16 tahun.

Menurut Sulistyawati (2010), Siklus menstruasi adalah

jarak antara menstruasi yang dialami dengan menstruasi

berikutnya dalam hitungan hari, biasanya sekitar 23-32 hari.

Menurut buku yang ditulis (Manuaba, 2010), Bahwa

idealnya lama menstruasi terjadi selama 4-7 hari. Banyaknya

pemakaian pembalut antara 1-3 kali ganti pembalut dalam

sehari, dan adanya dismenorea disebabkan oleh faktor anatomis

maupun adanya kelainan ginekologis. Sehingga dalam hal ini

tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus.

4) Riwayat Penggunaan Kontrasepsi

Ibu mengatakan sebelumnya pernah menggunakan KB

suntik 3 bulan selama 10 tahun, ibu mengatakan terakhir

menggunakan KB pil kombinasi selama 4 tahun. Untuk rencana

kedepannya ibu mengatakan ingin menggunakan KB implant

dikarenakan praktis dan efisien.

Menurut Hani (2010), Riwayat kontrasepsi perlu ditanyakan

seperti kontrasepsi terakhir yang digunakan jika pada kehamilan

dan rencana kontrasepsi setelah melahirkan.


150

Berdasarkan kasus Ny. S tidak ada kesenjangan antara teori

dan kasus, sebab riwayat kontrasepsi yang digunakan yaitu KB pil

kombinasi dan ibu berencana menggunakan KB implant.

5) Riwayat Kesehatan

Ny. S tidak sedang menderita penyakit infeksi (TBC,

Hepatitis, IMS), Ny. S mengatakan mengalami tekanan darah

tinggi, tapi tidak pusing dan tidak merasakan sakit pada daerah

tengkuk (Hipertensi). Ny. S mengatakan tidak pernah

kecelakaan/trauma, dan penyakit yang dioperasi. Ny. S

mengatakan didalam keluarga tidak ada yang mengalami

hipertensi. Dan Ny. S mengatakan bahwa didalam keluarganya

tidak ada keturunan kembar.

Menurut Sulistyawati (2012), Riwayat digunakan sebagai

penanda akan adanya penyulit masa hamil. Adanya perubahan

fisiologis pada masa hamil yang melibatkan seluruh sistem dalam

tubuh akan mempengaruhi organ yang mengalami gangguan.

Tekanan darah normal pada ibu hamil 120/80 mmhg. Bila

tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg,

ada faktor resiko hipertensi (tekanan darah tinggi) dalam

kehamilan. Pengkajian yang dilakukan pada Ny. S didapatkan ada

gangguan kesehatan pada Ny. S yang dapat mempengaruhi

kehamilan yaitu hipertensi. Sehingga dalam hal ini tidak ada

kesenjangan antara teori dan kasus.


151

b) Data Obyektif

Menurut buku yang ditulis Sulistyawati (2010), Data ini

dikumpulkan guna melengkapi data untuk menegakkan diagnosa.

Bidan melakukan pengkajian data obyektif melalui pemeriksaan

inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi dan pemeriksaan penunjang.

1) Pemeriksaan Fisik

Dari hasil pemeriksaaan yang telah dilakukan terdapat hasil

keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tekanan darah

150/100 mmHg, nadi 82 x/menit, suhu 36,7ºc, pernafasan 22

x/menit, tinggi badan 157 cm, berat badan ibu sebelum hamil 118

kg, berat badan ibu saat ini 129 kg, jadi kenaikan berat badan ibu

11 kg. IMT 129/(1,49)2 = 52.43 (Obese Berat). Lingkar Lengan

Atas (LILA) 45 cm.

Tekanan darah pada ibu hamil tidak boleh mencapai 140

mmHg sistolik antau 90 diastolik. Perubahan 30 mmHg sistolik

dan 15 mmHg diastolik diatas tekanan darah sebelum hamil,

menandakan toxaemia gravidarum (keracunan kehamilan) (Hani,

2010). Dari data yang diperoleh tekanan darah Ny. S 150/100

mmHg, sehingga dalam hal ini ada kesenjangan antara teori dengan

kasus (Manuaba, 2010).

Menurut Sulistyawati (2012), Pada wanita hamil, terjadi

penambahan berat badan. Perkiraan penimbangan berat badan yang

dianjurkan 4 kg pada kehamilan trimester I, 0,5 kg/minggu pada

kehamilan trimester II sampai III totalnya sekitar 15-16 kg.


152

Pada pengkajian data yang dilakukan pada Ny. S didapatkan

berat badan ibu normal yaitu 11 kg sehingga dalam hal ini tidak

ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus.

Menurut Davies (2010), Obesitas didefinisikan sebagai suatu

keadaan dimana Body Mass Indeks (IMT) ≥30 kg/m2 dimana angka

tersebut diperoleh dari rumus yaitu berat badan dalam kilogram

dibagi tinggi badan dalam satuan meter persegi.

Sehingga dalam hal ini penulis menemukan ada kesenjangan

antara teori dan kasus sebab sudah dihitung BMI dan ditemukan

jumlah 52,43 kg/m2.

2) Pemeriksaan Obstetri

a) Inspeksi

Menurut Prawirohardjo (2010), Pada dinding kulit perut akan

terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam dan kadang-

kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha. Perubahan

ini dikenal dengan nama striae gravidarum. Pada banyak

perempuan kulit digaris pertengahan perutnya (linea alba) akan

berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut linea nigra. Selain

itu, pada areola dan daerah genital juga akan terlihat pigmentasi

yang berlebihan.

Pada pemeriksaan didapat hasil, kepala atau rambut bersih,

tidak rontok, muka tidak oedema, mata simetris, konjungtiva

merah muda, sclera putih. Hidung bersih tidak ada pembesaran

polip. Mulut/bibir lembab, caries pada gigi tidak ada, tidak ada
153

stomatitis. Telinga simetris, pendengaran baik, serumen dalam

batas normal, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena

jugularis pada leher, tidak ada pembesaran kelenjar limfe pada

aksila, tidak ada benjolan abnormal pada payudara, bentuk

simetris, kedua puting susu menonjol. Abdomen membesar sesuai

dengan usia kehamilan, tidak ada luka bekas operasi SC, tidak

terdapat garis linea nigra dan strea gravidarum. Genetalia tidak

oedem dan tidak ada varises, tidak ada pembesaran kelenjar

bartolini. Pada anus tidak ada hemoroid dan pada ekstermitas atas

simetris, tidak ada oedem, kuku tidak pucat, ekstermitas bawah

simetris, ada oedema, kuku tidak pucat.

b) Palpasi

Hasil pemeriksaan palpasi yang telah dilakukan pada Ny. S

adalah sebagai berikut: Leopod I :2 jari dibawah px, bagian atas

perut ibu teraba bulat, lunak, tidak melenting yaitu bokong janin.

Leopod II : bagian kanan teraba keras, memanjang, ada tekanan

yaitu punggung janin, bagian kiri perut ibu teraba bagian-bagian

kecil yaitu ekstermitas janin. Leopod III : pada Segmen Bawah

Rahim teraba bulat, kerasyaitu kepala janin, kepala tidak dapat

digoyangkan, kepala sudah masuk panggul (Divergen). Leopod IV

: 5/5. Tinggi Fundus Uteri (TFU) :34 cm dan taksiran berat badan

janin (TBBJ) dengan menggunakan rumus Mc. Donald yaitu : (34-

11) x 155 = 3.565 gram, HPL : 17 september 2019 dan umur

kehamilan 38 minggu 1 hari.


154

Menurut Sofian (2011), Untuk menentukan letak dan

presentasi dapat diukur dengan menggunakan palpasi. Salah satu

palpasi yang dapat digunakan adalah menurut leopold dan untuk

tinggi fundus uteri (TFU) dapat dilakukan dengan cara Mc. Donald

dengan menggunakan pita ukur, kemudian dilakukan perhitungan

tafsiran berat badan janin dengan rumus TFU = n x 155 = gram,

bila kepala belum masuk panggul n = 12, bila sudah masuk

panggul n = 11 dan untuk menghitung taksiran tanggal persalinan

dapat dihitung dengan menggunakan rumus dari Naegele: TTP =

(hari HT + 7), (bulan HT – 3) dan (tahun HT + 1). Sehingga tidak

ada kesenjangan antara teori dan kasus.

c) Auskultasi

Menurut Manuaba (2010), Auskultasi berarti mendengarkan

detak jantung janin dalam rahim. Untuk dapat mendengar detak

janjtung janin dapat dipergunakan stetoskop, Laennec atau alat

dopton/Doppler. Detak jantung janin (DJJ) normalnya yaitu 120-

160 x/menit. Jika kurang dari 120 x/menit disebut Bradikardi dan

apabila lebih dari 160 x/menit disebut Takikardi.

Pada pemeriksaan detak jantung janin (DJJ) pada Ny. S

adalah 132 x/menit, sehingga tidak ada kesenjangan antara teori

dan kasus.
155

d) Pemeriksaan Penunjang

Menurut Manuaba (2011), Pemeriksaan penunjang dilakukan

dengan lengkap saat pertama datang sehingga dapat gambaran

umum. Berdasarkan hasilnya, nasehat diet dan tambahan vitamin

atau Fe lainnya dapat dijadwalkan.

Pada kasus ini dilakukan pemeriksaan laboratorium hasil Hb

:14 gr %, GDS : , Golongan darah :B(+), VCT : Non Reaktif,

sifilis : Non Reaktif, HbsAg : Non Reaktif, Protein Urine : Negatif.

2. Interprestasi Data

Pada kasus ini interprestasi data berdasarkan data subyektif dan

data obyektif didapatkan diagnosa kebidanan (nomeklatur) sebagai

berikut, Ny. S umur 45 tahun G4 P3 A0 hamil 38 minggu 1 hari, janin

tunggal, hidup intra uterin, letak memanjang, punggung kanan,

presentasi kepala, divergen dengan Resiko Tinggi Umur > 35 Tahun,

Obesitas.Dan Hipertensi.

Menurut Elizabeth Robson (2015), Hipertensi adalah tekanan

darah sistolik dan diastolik ≥ 140/90 mmHg. Signifikansi setiap

pengukuran tekanan darah berhubungan dengan usia gestasi dalam

kehamilan dan umumnya semakin awal hipertensi terjadi dalam

kehamilan, semakin besar kemungkinan hipertensi tersebut menjadi

kronis.

Pada kasus ini diagnosa kebidanan yang dilakukan pada Ny.S

sudah sesuai dengan tinjauan teori sehingga tidak terdapat kesenjangan

antara teori dan kasus.


156

3. Diagnosa Potensial

Dalam kasus ini ditemukan adanya masalah pada kehamilan,

yaitu kehamilan dengan Resiko Tinggi Umur > 35 Tahun, Obesitas

dan Hipertensi.

Menurut buku yang ditulis oleh Prawirohardjo (2010), Ibu

dengan faktor resiko Tinggi Umur > 35 Tahun, Obesitas dan

Hipertensi akan berpotensi pada ibu terjadinya : Pre eklamsia, risiko

meningkatkan hipertensi kronik, diabetes gestasional, plasenta previa,

obstruksi saluran nafas, persalinan lama, atonia uteri, perdarahan. Pada

janin : Intra Uterin Growth Retardation (IUGR), pada janin

abnormalitas kromosom, kematian janin (IUFD), kelainan kongenital,

makrosomia, mordibitas perinatal.

Dalam kasus ini tidak terjadi diagnosa potensial pada Ny.S dan

bayi, sehingga ada kesenjangan antara teori dan kasus.

4. Antisipasi Penanganan Segera

Menurut buku yang ditulis oleh Anggraini (2010), Langkah ini

memerlukan kesinambungan dari manajemen kebidanan, identifikasi,

dan menetapkan perlunya tindakan segera.

Pada kasus ini ditemukan adanya diagnosa potensial sehingga

diperlukan antisipasi penanganan segera yaitu berupa kolaborasi

dengan dokter puskesmas.

Menurut Siwi (2016), Mengantisipasi perlunya tindakan segera

oleh bidan dan/dokter untuk konsultasi atau tangani bersama dengan

anggota tim kesehatan lain.


157

Dengan demikian tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

5. Intervensi

Menurut Sulistyawati (2010), Pada langkah ini direncanakan

asuhan yang menyeluruh berdasarkan langkah sebelumnya.

Dalammenyusun perencanaan sebaiknya pasien dilibatkan, karena

pada akhirnya pengambilan keputusan untuk dilaksanakan suatu

rencana asuhan harus disetujui oleh pasien.

Pada langkah ini penulis melakukan intervensi sesuai kebutuhan

Ny. S yaitu Beritahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.

Beritahu ibu tentang gizi seimbang untuk ibu hamil dengan obesitas.

Beritahu ibu untuk tidak melakukan aktivitas yang berat. Beritahu ibu

tentang keluhan yang dirasakan. Beritahu ibu tentang tanda bahaya TM

III. Beritahu ibu tentang persiapan persalinan. Berikan ibu penjelasan

mengenai KB. Berikan ibu support mental. Beritahu ibu untuk istirahat

yang cukup. Anjurkan ibu untuk kunjungan ke puskesmas atau

posyandu.

Menurut buku yang ditulis oleh (Sulistyawati, 2010), Asuhan ibu

hamil saat ANC yang diberikan antaranya monitor kemajuan

kehamilan guna memastikan kesehatan ibu dan perkembangan bayi

yang normal, mengenali secara dini penyimpangan dari normal dan

memberikan penatalaksanan yang diberikan, mempersiapkan ibu dan

keluarga secara fisik, emosional, dan logis untuk menghadapi

kelahiran serta adanya komplikasi.


158

Dalam merencanakan pemberian asuhan kebidanan yang

menyeluruh ini penulis tidak menemukan kesulitan, karena klien dapat

bekerjasama dan tidak ada hambatan yang dijumpai, sehingga dalam

hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus.

6. Implementasi

Menurut buku yang ditulis oleh (Nurhayati, 2012), Pada langkah

keenam yaitu pelaksanaan dilakukan oleh bidan sesuai dengan rencana

yang diterapkan. Pada langkah ini bidan melakukan secara mandiri,

pada penanganan kasus yang didalamnya memerlukan tindakan diluar

kewenangan bidan, perlu dilakukan kegiatan kolaborasi atau rujukan.

Pada langkah ini penulis memberikan asuhan sebagai berikut :

Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, kondisi ibu

dalam keadaan baiksesuai dengan usia kehamilan, yaitu :TD 150/100

mmHg, nadi 82 x/menit, suhu 36,7ºC, pernapasan 22 x/menit, LILA45

cm, Hb14gr% dan kondisi janin juga dalam keadaan baik sesuai

dengan usia kehamilan, yaitu : Letak janin sudah bagus yaitu

memanjang dengan posisi kepala berada dibawah perut ibu dan kepala

sudah masuk panggul, DJJ : 132x/m, TBBJ : (34-11) 155 = 3565 gram.

Memberitahu ibu gizi seimbang untuk ibu hamil dengan obesitas

paling utama ialah makanan berserat, tinggi protein dan rendah

kandungan lemak, gula, dan rendah karbohidrat. Ibu bisa mengganti

nasi dengan jagung atau gandum, konsumsi sayuran seperti bayam,

wortel dan labu sebagai tambahan makanan utama. Memberitahu ibu

untuk tidak melakukan aktivitas berat seperti mengangkat barang


159

berat, kurangi pekerjaan rumah yang terlalu berat. Memberitahu ibu

tentang keluhan yang dirasakan yaitu sering merasa kesemutan. Hal ini

dapat terjadi karena perubahan fisiologis ibu yang dapat dilihat dari

perubahan berat badan ibu dari sebelum hamil sampai dengan sekarang

sehingga dapat terjadi sumbatan peredaran darah yang mengakibatkan

sirkulasi darah di tubuh ibu menjadi tidak lancar. Untuk mengatasi rasa

kesemutan, dapat dilakukan dengan olahraga yang teratur, berendam

air hangat dan memijat pada bagian yang mudah

kesemutan.Memberitahu ibu tanda bahaya TM III yaitu Perdarahan

pervaginam, sakit kepala yang hebat, bengkak di wajah dan jari

tangan, penglihatan kabur,gerakan janin berkurang, nyeri perut yang

hebat, demam tinggi, ketuban pecah dini, jika ibu mendapati salah satu

dari tanda-tanda tersebut, maka segera untuk memeriksakan diri

fasilitas kesehatan terdekat. Memberitahu ibu tentang persiapan

persalinan yaitu :taksiran persalinan, penolong persalinan, tempat

persalinan, pendamping persalinan, transportasi/ambulan desa, calon

pendonor darah, dana, kb. Menjelaskan ibu mengenai KB (Keluarga

Berencana) Pentingnya ber KB karena : Mengatur jarak dan mencegah

kehamilan agar tidak terlalu rapat (minimal 2 tahun setelah

melahirkan), Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, Menjaga

dan meningkatkan kesehatan ibu, bayi dan balita, Ibu memiliki waktu

dan perhatian yang cukup untuk diri sendiri, anak dan keluarga.

Metode kontrasepsi jangka panjang yaitu : Metode operasi wanita

(MOW), metode Operasi Pria (MOP), Alat Kontrasepsi Dalam Rahim


160

(AKDR)/spiral, dalam waktu jangka penggunaan bisa sampai 10 tahun,

Implan (alat kontrasepsi bawah kulit), jangka waktu penggunaan 3

tahun. Metode kontrasepsi jangka pendek yaitu : Suntik, terdapat 2

jenis suntikan yaitu suntikan 1 bulan dan suntikan 3 bulan. Untuk ibu

menyusui, tidak disarankan menggunakan suntikan 1 bulan, karena

akan mengganggu produksi ASI, Pil KB, Kondom. Memberikan

support mental kepada ibu dengan meyakinkan bahwa ibu dan

janinnya akan baik-baik saja, bila ibu rajin memeriksakan

kehamilannya ke tenaga kesehatan. Memberitahu ibu untuk istirahat

yang cukup yaitu pada siang hari ± 1 jam, malam hari ± 8 jam.

Menganjurkan ibu untuk memeriksakan diri ke puskesmas/posyandu

pada tanggal 10-09-2019 atau setelah obat habis/jika ada keluhan.

Menurut Pantiawati (2010), Asuhan ibu hamil saat ANC pada

trimester III yang diberikan diantaranya memonitoring kemajuan

kehamilan guna memastikan kesehatan ibu dan perkembangan bayi

yang normal, mengenali secara dini penyimpangan dari normal dan

memberikan penatalaksanaan yang diberikan, mempersiapkan ibu dan

keluarga secara fisik, emosional dan logis untuk menghadapi kelahiran

serta kemungkinan adanya komplikasi.

Berdasarkan kasus diatas penulis sudah melaksanakan asuhan

kebidanan berdasarkan rencana asuhan yang diberikan karena sesuai

dengan kebutuhan dan landasan hukum. Sehingga dalam hal ini tidak

ada kesenjangan antara teori dan kasus.


161

7. Evaluasi

Dari evaluasi Ny. S didapatkan hasil, Ibu sudah mengetahui hasil

pemeriksaannya. Ibu sudah mengetahui tentang makanan seimbang

untuk ibu hamil dengan obesitas. Ibu bersedia tidak melakukan

aktivitas yang berat. Ibu sudah mengetahui penyebab dan cara

mengatasi kesemutan. Ibu sudah mengetahui tanda bahaya TM III dan

bersedia akan segera ke fasilitas kesehatan jika mendapat tanda

bahaya yang telah dijelaskan oleh petugas. Ibu sudah mengetahui

tentang persiapan persalinan. Ibu sudah diberikan penjelasan

mengenai KB. Ibu sudah diberikan support mental. Ibu bersedia untuk

istirahat yang cukup. Ibu mengatakan terhambat kendala dengan berat

badan jika ingin periksa ke puskesmas

Menurut buku yang ditulis oleh Anggraini (2010), Langkah ini

merupakan langkah terakhir guna mengetahui yang telah dilakukan

bidan, mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan,

mengulangi kembali proses manajemen dengan benar terhadap setiap

aspek asuhan yang sudah dilaksanakan.

Dengan demikian tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus

karena kebutuhan telah terpenuhi secara efektif dalam pelaksanaannya.


162

B. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan

Menurut buku yang ditulis oleh Sondakh (2013), Persalinan adalah

proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup

bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui

jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan.

1. Catatan Persalinan kala II di RSUD dr. Soeselo Slawi

Pada tanggal 15 September 2019 pukul 22.50 WIB Ny. S dirujuk ke

RSUD dr. Soeselo dengan indikasi Tekanan darah tinggi (Hipertensi),

sebelum merujuk telah dilakukan stabilisasi rujukan sesuai dengan advis

dokter di Puskesmas Pagerbarang.

Pada pukul 23.22 WIB Ny. S telah tiba di IGD RSUD dr. Soeselo

dan dilakukan pemeriksaan dengan hasil TD : 160/90 mmHg, Suhu : 370C,

Nadi : 86 x/menit, Respirasi : 20 x/menit, TFU : 34 cm, DJJ : 140 x/menit,

His : 4x10 menit 45 detik, pembukaan : 5 cm, leopold I : bokong, leopold

II : punggung kanan, leopold III: kepala, leopold IV : divergen, protein

urine (-) negatif. Setelah mendapatkan hasil pemeriksaan, maka dokter

menganjurkan untuk observasi kemajuan persalinan normal (tanpa

induksi)

Menurut Elizabeth Robson (2015), Hipertensi adalah tekanan darah

sistolik dan diastolik ≥ 140/90 mmHg. Signifikansi setiap pengukuran

tekanan darah berhubungan dengan usia gestasi dalam kehamilan dan

umumnya semakin awal hipertensi terjadi dalam kehamilan, semakin besar

kemungkinan hipertensi tersebut menjadi kronis.


163

Pada tanggal 16 September 2019, pukul 03.20 WIB ketuban pecah

secara spontan jernih, tidak ada mekonium. His ibu semakin ade kuat

sehingga pada pukul 03.30 WIB bayi lahir secara spontan, menangis kuat,

warna kulit kemerahan, dengan jenis kelamin laki-laki, berat badan 3.500

gram, panjang badan 51 cm, lingkar kepala 34 cm, lingkar dada 33 cm,

dengan apgar skor 9/10/10.

Menurut Rohani, dkk (2013) kala II persalinan dimulai ketika

pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya

bayi. Kala II pada primipara berlangsung selama 2 jam dan pada multipara

berlangsung 1 jam. Sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara

teori dan kasus, sebab persalinan berlangsung normal sesuai dengan yang

telah ditentukan.

2. Catatan persalinan kala III di RSUD dr. Soeselo Slawi

Setelah bayi lahir, bidan memberikan injeksi oksitosin 10 UI untuk

mempercepat pengeluaran plasenta. Lima menit kemudian yaitu pada

pukul 03.35 WIB plasenta lahir lengkap, tidak ada laserasi pada jalan lahir,

keadaan ibu baik, kontraksi keras, perdarahan ±100 cc.

Menurut Rohani, dkk (2013), Kala III dimulai setelah lahirnya

plasenta dan selaput ketuban, seluruh proses biasanya berlangsung 5-10

menit setelah bayi lahir.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus, sebab

plasenta lahir 5 menit setelah bayi lahir.


164

3. Catatan Pemantauan Kala IV

Setelah plasenta lahir dan ibu sudah bersih serta rapih, kemudian

dilakukan pemantauan kala IV selama 2 jam post partum, sementara bayi

diletakkan di atas dada ibu untuk IMD selama 1 jam.

Hasil pemantauan kala IV pada 15 menit pertama pukul 03.50 WIB

didapatkan hasil pemantauan tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 81

x/menit, suhu 36,6 °C, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus keras,

kandung kemih kosong, perdarahan 10 cc.

Hasil pemantauan kala IV pada 15 menit kedua pukul 04.05 WIB

didapatkan hasil pemantauan tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 81

x/menit, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus keras, kandung kemih

kosong, perdarahan 5cc.

Hasil pemantauan kala IV pada 15 menit ketiga pukul 04.20 WIB

didapatkan hasil pemantauan tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 81

x/menit, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus keras, kandung kemih

kosong, perdarahan 5 cc.

Hasil pemantauan kala IV pada 15 menit keempat pukul 04.35 WIB

didapatkan hasil pemantauan tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 81

x/menit, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus keras, kandung kemih

kosong, perdarahan 5 cc.

Hasil pemantauan kala IV pukul 05.05 WIB didapatkan hasil

pemantauan tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 81 x/menit, TFU 2 jari

dibawah pusat, kontraksi uterus keras, kandung kemih kosong, perdarahan

5 cc.
165

Hasil pemantauan kala IV pukul 05.35 WIB didapatkan hasil

pemantauan tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 81 x/menit, suhu 36,5 °C,

TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus keras, kandung kemih kosong,

perdarahan 5 cc.

Menurut Rohani, dkk (2013), observasi yang harus dilakukan pada

kala Iv yaitu tingkat kesadaran, pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu

tekanan darah, nadi, dan pernapasan, kontraksi uterus, terjadinya

perdarahan. Perdarahan masih dianggap normal jika jumlahnya tidak

melebihi 400 sampai 500 cc.

Pemeriksaan yang dilakukan pada Ny. S dilakukan pemeriksaan

seperti dalam teori, sehingga dalam hal ini tidak ditemukan adanya

kesenjangan antara teori dan kasus.

C. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

Masa nifas (puerperium) merupakan masa pemulihan setelah melalui

masa kehamilan dan persalinan yang dimulai sejak setelah lahirnya

plasenta dab berakhir ketika alat-alat reproduksi kembali dalam kondisi

wanita yang tidak hamil, rata-rata berlangsung selama 6 minggu atau 42

hari (Estihandayani & Wahyu Pujiastuti, 2016)

1. Catatan Nifas 6 jam post partum di RSUD dr. Soeselo Slawi

Tanggal : 16 September 2019

Waktu : 11.35 WIB

Tempat : RSUD dr. Soeselo Slawi


166

Ibu sudah bisa miring kanan dan kiri, duduk serta berjalan ke

kamar mandi, ASI sudah keluar. Ibu sudah BAK frekuensi 1x, warna

kuning jernih dan belum BAB.

Catatan data pemeriksaan, TD : 130/90 mmHg, N : 80 x/menit, RR : 20

x/menit, S : 36,6℃, TFU : 2 jari di bawah pusat, PPV : darah, Lochea :

Rubra

Menurut Marliandiani (2015), Memastikan involusi uterus berjalan

dengan normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada

perdarahan abnormal dan tidak ada bau.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus, sebab

hasil pemeriksaan dalam batas normal, kontraksi uterus keras, TFU 2 jari

dibawah pusat.

2. Kunjungan Nifas 6 Hari Post Partum

a. Pengkajian Data

Tanggal : 21 September 2019

Waktu : 15.00 WIB

Tempat : Rumah Ny.S

1) Data Subjektif

Pada kasus yang penulis ambil didapatkan data subjektif Ny.

S mengatakan ini hari ke 6 hari setelah melahirkan, ASI nya sudah

keluar lancar, BAB dan BAK lancar, ibu mengatakan sudah dapat

melakukan aktifitas seperti biasanya.

Menurut buku yang ditulis oleh (Handayani. 2016), Masa

nifas (puerperium) adalah masa pemulihan setelah melalui masa


167

kehamilan dan persalinan yang dimulai sejak setelah lahirnya

plasenta dan berakhir ketika alat – alat reproduksi kembali dalam

kondisi wanita yang tidak hamil, rata – hata berlangsung selama 6

minggu atau 42 hari.

Pada hasil yang didapatkan pada Ny. S tidak ditemukan

adanya kesenjangan antara teori dan kasus.

2) Data Objektif

Pada kasus yang penulis ambil didapat data objektif sebagai

berikut : Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis.

Tekanan darah 130/80 mmHg, suhu 36,5℃, nadi 80 x/menit,

pernafasan 20 x/menit. Muka tidak pucat dan tidak oedema,

konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, payudara simetris,

puting susu menonjol, ASI sudah keluar banyak. Pada pemeriksaan

palpasi didapat TFU pertengahan sympisis-pusat, lochea

sanguelenta, pengeluaran pervaginam darah

Menurut buku yang ditulis oleh (Vivian, 2011), Pada hari ke

3-7 setelah kelahiran pengeluaran pervaginam berwarna agak

coklat berisi sisa darah bercampur lendir yaitu lochea sanguilenta

dan pada 1 minggu postpartum tinggi fundus uteri teraba

pertengahan pusat dan simpisis.

3) Assessement

Ny. S umur 45 tahun P4 A0 post partum 6 hari dengan nifas

normal
168

Menurut (Purwoastuti, 2015), Pada 6 hari setelah persalinan

dilakukan pemeriksaan dengan tujuan memastikan involusi uteri

berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilicus

tidak ada perdarahan abnormal, dan tidak ada bau, manilai adanya

tanda-tanda demam, infeksi atau kelainan pasca melahirkan,

memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda-tanda

penyulit, memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada

bayi, cara merawat tali pusat dan menjaga bayi agar tetap hangat.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

4) Penatalaksanaan

Pada kasus ini penulis memberikan asuhan berupa

Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan,

Mengingatkan kepada ibu untuk tetap pertahankan mengkonsumsi

makanan rendah karbohidrat dan perbanyak makan-makanan yang

mengandung zat besi dan nabati serta protein tinggi (bayam,

kangkung, kacang-kacangan, telur, ikan, daging dan lain-lain),

Memastikan ibu tidak ada tanda-tanda bahaya nifas, Mengingatkan

kembali kepada ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin (on

demand) setiap 2 jam sekali dan jangan di jadwal dan disusui

secara bergantian antara payudara kanan dan kiri, Memberitahu ibu

untuk istirahat yang cukup yaitu jika bayinya tertidur ibu ikut tidur,

Memberitahu ibu untuk menjaga personal hygiene dengan mandi

minimal 2 kali sehari dan mengganti celana dalam 2-3 kali sehari,
169

Mengingatkan ibu untuk meminum obatnya sesuai dosis yang

dianjurkan seperti tablet fe 1x1.

Menurut Yetti (2010), Kebiajakan program pemerintah dalam

asuhan masa nifas paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas

dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir, untuk

mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang

terjadi. Kunjungan masa nifas 6 hari setalah persalinan yaitu

memastikan involusi uterus berjalan normal uterus berkontraksi

fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak

berbau, menilai adanya tanda-tanda demam, memastikan ibu

menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda

penyulit pada bagian payudara ibu.

Pada kasus ini, tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

3. Kunjungan Nifas 14 Hari Post Partum

a. Pengkajian Data

Tanggal : 30 September 2019

Waktu : 14.50 WIB

Tempat : Rumah Ny. S

1) Data Subjektif

Didapatkan data Ibu mengatakan ini hari ke 14 hari setelah

melahirkan, ASI nya keluar lancar, ibu mengatakan sudah

melakukan aktifitas seperti biasanya


170

2) Data Objektif

Hasil pemerikasaan tanda-tanda vital didapatkan keadaan

umum ibu baik, kesadaran composmentis. Tekanan darah 130/90

mmHg, suhu 36,5ºc, nadi 80 x/menit, pernafasan 20 x/menit..

Muka tidak pucat dan tidak oedema, konjungtiva tidak anemis,

sclera tidak ikterik, payudara simetris, puting susu menonjol, ASI

sudah keluar banyak. Pada pemeriksaan palpasi didapat TFU tidak

teraba, ppv : lochea serosa, kandung kemih kosong, tidak ada

tanda-tanda infeksi.

Menurut buku yang ditulis oleh (Vivian, 2011), Pada hari ke

8–14 setelah melahirkan pengeluaran pervaginam berwana agak

kuning berisi leukosit dan robekan laserasi plasenta yaitu lochea

serosa dan tinggi fundus uteri setinggi simpisis.

Pada hasil pemeriksaan terdapat lochea serosa serta TFU

sehingga dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan

kasus.

3) Assessment

Ny. S umur 45 tahun P4 A0 post partum 14 hari dengan nifas

normal

Menurut buku yang ditulis oleh (Handayani. 2016), Masa

nifas (puerperium) adalah masa pemulihan setelah melalui masa

kehamilan dan persalinan yang dimulai sejak setelah lahirnya

plasenta dan berakhir ketika alat – alat reproduksi kembali dalam


171

kondisi wanita yang tidak hamil, rata – hata berlangsung selama 6

minggu atau 42 hari.

Pada assessment kasus yang penulis ambil sudah sesuai

dengan teori sehingga dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan

antara teori dan kasus.

4) Penatalaksanaan

Pada kasus yang penulis ambil memberi asuhan antara lain:

memberitahu ibu hasil pemeriksaan, mengingatkan kepada ibu

untuk tetap pertahankan mengkonsumsi makanan rendah

karbohidrat dan perbanyak makan-makanan yang mengandung zat

besi dan nabati serta protein tinggi (bayam, kangkung, kacang-

kacangan, telur, ikan, daging dan lain-lain), memastikan kembali

ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin (on demand) setiap

2 jam sekali dan jangan di jadwal dan disusui secara bergantian

antara payudara kanan dan kiri, mengajarkan ibu cara perawatan

payudara yang benar, menganjurkan ibu untuk mengurangi

aktivitas yang melelahkan dan pertahankan pola istirahat saat bayi

sedang tidur sebaiknya ibu juga ikut tidur, menganjurkan ibu untuk

menjaga kebersihan diri dan genetalia, memberitahu ibu untuk

kunjungan ulang jika ada keluhan.

Menurut (Purwoastuti, 2015), Kunjungan 2 minggu

postpartum penilaian 2 minggu setelah persalinan yaitu

memastikan involusiuteri berjalan normal, uterus berkontraksi,

fundus dibawah umbilikus tidak ada perdarahan abnormal, dan


172

tidak ada bau. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau

kelainan pasca melahirkan. Memastikan ibu dapat cukup makanan,

cairan dan istirahat. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan

tidak ada tanda-tanda penyulit. Memberikan konsseling kepada ibu

mengenai asuhan pada bayi, cara merawat tali pusat, dan menjaga

bayi agar tetap hangat.

Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan

kasus.

4. Kunjungan Nifas 42 hari/ 6 Minggu Post Partum

a. Pengkajian Data

Tanggal : 27 oktober 2019

Waktu : 16.20 WIB

Tempat : Rumah Ny. S

1) Data Subjektif

Ibu mengatakan ini hari ke 42 hari setelah melahirkan, ASI

nya keluar lancar, ibu mengatakan sudah melakukan aktifitas

seperti biasanya.

Menurut buku yang ditulis oleh Sofian (2011), Setelah

persalinan pengaruh supresi estrogen dan progestrone hilang

sehingga timbul pengaruh hormon LH (luteinizing hormone) atau

prolaktin yang akan merangsang air susu. Disamping itu pengaruh

oksitosin menyebabkan mio-epitel kelenjar susu berkontraksi

sehingga air susu keluar.


173

Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan

kasus.

2) Data Objektif

Pada pemeriksaan tanda-tanda vital penulis mendapatkan

data sebagai berikut : keadaan umum ibu baik, kesadaran

composmenthis, tekanan darah 130/80 mmHg, suhu 36,7ºc, nadi 84

x/menit, pernafasan 22 x/menit. Muka tidak pucat dan tidak

oedema, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, payudara

simetris, puting susu menonjol, ASI sudah keluar banyak. Pada

pemeriksaan palpasi didapat TFU tidak teraba, ppv : lochea alba,

kandung kemih kosong, tidak ada tanda-tanda infeksi..

Menurut Vivian (2011), Tinggi fundus uterus (TFU) pada

masa nifas adalah bayi lahir : setinggi pusat, uri lahir : 2 jari di

bawah pusat, 1 minggu : pertengahan pusat sympisis, 2 minggu :

diatas sympisis, 6 minggu : bertambah kecil/tak teraba, 8 minggu :

sebesar ukuran normal. Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan

antara teori dan kasus.

3) Assessement

Ny. S umur 45 tahun P4 A0 post partum 42 hari dengan nifas

normal.

Menurut Estihandayani & Wahyu Pujiastuti (2016), Masa

nifas (puerperium) merupakan masa pemulihan setelah melalui

masa kehamilan dan persalinan yang dimulai sejak setelah lahirnya

plasenta dab berakhir ketika alat-alat reproduksi kembali dalam


174

kondisi wanita yang tidak hamil, rata-rata berlangsung selama 6

minggu atau 42 hari. Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan

antara teori dan kasus.

4) Penatalaksanaan

Menurut Astuti (2015), Asuhan masa nifas paling sedikit

dilakukan 4 kali kunjungan yang bertujuan untuk mencegah,

mendeteksi dan masalah-masalah pada ibu dan bayi baru lahir.

Pada kasus yang penulis ambil memberi asuhan antara lain:

memberitahu ibu hasil pemeriksaan, mengingatkan kepada ibu

untuk tetap pertahankan mengkonsumsi makanan rendah

karbohidrat dan perbanyak makan-makanan yang mengandung zat

besi dan nabati serta protein tinggi (bayam, kangkung, kacang-

kacangan, telur, ikan, daging dan lain-lain), memastikan kembali

ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin (on demand) setiap

2 jam sekali dan jangan di jadwal dan disusui secara bergantian

antara payudara kanan dan kiri, mengajarkan ibu cara perawatan

payudara yang benar, menganjurkan ibu untuk mengurangi

aktivitas yang melelahkan dan pertahankan pola istirahat saat bayi

sedang tidur sebaiknya ibu juga ikut tidur, memberitahu ibu

mengenai kb, memberitahu ibu untuk kunjungan ulang jika ada

keluhan.

Menurut (Purwoastuti, 2015), Kunjungan 6 minggu setelah

persalinan dilakukan dengan tujuan menanyakan pada ibu tentang


175

penyulit-penyuit yang dialami atau bayinya. Memberikan

konseling untuk ber KB secara dini.

Sehingga dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara

teori dan kasus.

D. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Normal

1. Catatan Asuhan 8 jam Neonatus di RSUD dr. Soeselo Slawi

Tanggal : 16 September 2019

Waktu : 09.35 WIB

Tempat : Ruang Nifas RSUD dr. Soeselo

Bayi lahir spontan pada jam 03.30 WIB menangis kuat, gerakan

aktif, warna kulit kemerahan, dengan jenis kelamin laki-laki, BB 3.500

gram, PB 51 cm, LIKA/LIDA 34/33 cm, APGAR score 9/10/10.

Bayi sudah BAB frekuensi 1x warna hitam dan konsistensi lembek, dan

BAK frekuensi 3x dengan warna jernih.

Asuhan pada bayi baru lahir telah diberikan salep mata, Vit K, dan

Imunisasi Hb0.

Menurut Vidia (2016), Dalam setiap persalinan, penatalaksanaan

bayi baru lahir menganut beberapa prinsip yang penting diantaranya jaga

bayi tetap hangat, pemantauan tanda bahaya, beri suntikan vitamin K1 Beri

salep mata antibiotika tetrasiklin 5% pada kedua mata, pemeriksaan fisik,

beri imunisasi hepatitis.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus. Sebab,

asuhan yang diberikan telah sesuai dengan yang telah ditentukan dalam

teori.
176

2. Asuhan kebidanan pada BBL 6 hari.

Tanggal : 21 September 2019

Waktu : 15.00 WIB

Tempat : Rumah Ny. S

a. Data Subjektif

Pada kasus ini, ibu mengatakan bayinya lahir 6 hari yang lalu,

jenis kelamin laki-laki, ibu mengatakan bayinya menghisap kuat, ibu

mengatakn bayinya sehat dapat BAB dan BAK.

Menurut buku yang ditulis oleh Vidia (2016), Bayi baru lahir

normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu

dengan berat badan lahir antara 2500-4000 gram, reflek baik dan dapat

melakukan eliminasi dalam 24 pertama.

Pada kasus ini data subjektif sudah sesuai dengan teori sehingga

dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kaus.

b. Data Objektif

Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan didapatkan keadaan

bayi baik,suhu 36,6℃, nadi 122 x/menit, pernafasan 42 x/menit, BB

3.800 gram, PB : 52 cm, LIKA/LIDA 35/33 cm. Pemeriksaan head to

toe dalam keadaan normal.

Menurut Sondakh (2013), Bayi baru lahir dikatakan normal jika

termasuk dalam kriteria sebagai berikut: BBL : 250-4000 gram, PB :

48-52 cm, LD : 32-34 cm, LK : 33-35 cm, denyut jantung 120-140

x/menit, respirasi : 30-60 x/menit, dan reflek primitif aktif,. Dalam hal

ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus.


177

c. Assessment

Dalam kasus bayi Ny. S interpretasi data dibuat dari hasil analisis dari

data subjektif maupun data objektif. Diagnosa pada bayi Ny. S umur 6

hari dengan bayi baru lahir normal.

Menurut Dewi Lia Nanny Vivian (2013), Bayi lahir normal

adalah bayi yang lahir cukup bulan, 37-42 minggu dengan berat badan

sekitar 2500-3000 gram dan panjang sekitar 50-55 cm. Dalam hal ini

tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus.

d. Penatalaksanaan

Pada kasus yang penulis ambil memberikan asuhan antara lain :

memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pada

bayinya, memeriksa tali pusat, memberitahu ibu tanda bayi mendapat

ASI cukup, memberitahu ibu tanda bayi mendapat ASI cukup,

menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayi agar tidak

terjadi hipotermi seperti mengganti popok jika basah, membedong bayi

dan menjemur bayi pada pagi hari dari jam 07.00 WIB selama ± 5

menit untuk menjaga kehangatan dan mendapat vitamin D, serta

jauhkan bayi dari paparan angin ataupun AC, memberitahu ibu untuk

kunjungan ulang setelah bayi berusia 14 hari atau jika ada keluhan.

Menurut (Vidia 2016), Dalam setiap persalinan, penatalaksanaan

menganut beberapa prinsip yang penting diantaranya : jaga bayi tetap

hangat, pemantauan tanda bahaya, beri suntikan vitamin K1 Beri salep

mata antibiotika tetrasiklin 5% pada kedua mata, pemeriksaan fisik,


178

beri imunisasi hepatitis. Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan

antara teori dan praktek

3. Asuhan kebidanan pada BBL 14 hari.

Tanggal : 29 September 2019

Jam : 14.50 WIB

Tempat : Rumah Ny. S

a. Data Subjektif

Ibu mengatakan bayinya umur 14 hari, tidak ada keluhan,

menyusunya kuat, BAB 2-3 kali/ hari dan BAK 6-8 kali/hari

Menurut buku yang ditulis oleh (Sondakh, 2013), Sebagian besar

bayi baru lahir berkemih 24 jam pertama setelah persalinan dan 2-6

kali sehari 1-2 hari pertama, setelah itu mereka berkemih 5-20 kali

dalam 24 jam.

Dalam hal ini asuhan yang diberikan oleh penulis tidak ada

kesenjangan antara teori dan kasus.

b. Data Objektif

Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan didapatkan keadaan

bayi baik,suhu 36,8 ℃, nadi 134 x/menit, pernafasan 40 x/menit, BB

4.000 gram, PB : 52 cm, LIKA/LIDA 35/33 cm.

Menurut buku yang ditulis oleh Sondakh (2013), Menunjukan

bahwa menifestasi klinis bayi baru lahir normal diantaranya yaitu berat

badan lahir bayi antara 2.500-4.000 gram panjang badan 48-50, lingkar

kepala 32-35 cm, bunyi jantung 120-140 x/menit, pernafasan kira-kira

60 x/menit, seluruh reflek telah terbentuk.


179

Pada pemeriksaan yang telah dilakukan pada bayi Ny. S

didapatkan hasil yang sesuai dengan tinjauan teori, sehingga dalam hal

ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

c. Assessment

Pada kasus yang penulis ambil di dapat assesment sebagai

berikutbayi Ny. S umur 14 hari dengan bayi baru lahir normal.

Menurut buku yang ditulis Sondakh (2013), Masa neonatal

adalah masa sejak lahir sampai 4 minggu (28 hari) setelah melahirkan.

Neonatal adalah bayi berumur 0 hari (baru lahir) sampai dengan usia

satu bulan sesudah lahir. Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari.

Neonatus lanjut adalah bayi berusia7-28 hari.

Pada kasus ini assessment sudah sesuai dengan teori sehingga

dalam hal ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan

kasus.

d. Penatalaksanaan

Dalam kasus ini penulis memberikan asuhan seperti memberitahu

ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pada bayinya,

Memberitahu ibu untuk sering mengganti diapers/popok/baju bayi jika

terkena keringat atau basah, ibu tanda-tanda bahaya pada bayi baru

lahir, memberitahu ibu untuk tetap memerikan ASI saja sampai bayi

berusia 6 bulan, jangan diberi makan/minum dulu agar usus bayi tetap

sehat dan bayi mendapatkan nutrisi dan kekebalan lebih dari ASI,

mengingatkan ibu untuk datang ke posyandu untuk menimbang dan


180

mengimunisasi bayinya pada umur 1 bulan yaitu iminusasi BCG dan

polio 1

Menurut (Depkes RI, 2009), Kunjungan Neonatal 3 (KN 3)

dilakukan pada kurun waktu hari ke 8-28 setelah bayi lahir. Menjaga

kebersihan bayi, memberitahu ibu tanda-tanda bahaya pada bayi baru

lahir, menjaga keamanan bayi, menjaga suhu tubuh bayi, koonseling

ASI Eksklusif, memberitahu ibu untuk imunisasi BCG dan Polio 1.

Pada pemeriksaan yang dilakukan pada Ny. S dilakukan asuhan yang

sesuai dengan teori, sehingga dalam hal ini tidak ditemukan adanya

kesenjangan antara teori dan kasus.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil,

bersalin, nifas dan bayi baru lahir sejak tanggal 03 September 2019 sampai

dengan 27 Oktober 2019, hasil yang didapatkan sesuai dengan yang

diharapkan pada Ny. S yaitu:

1. Pengumpulan Data Dasar

Pada langkah pengumpulan data dasar baik data subyektif seperti

identitas didapatkan data pasien dengan inisial nama Ny. S usia 45 tahun.

Data objektif yang diperoleh dari kehamilan yaitu tekanan darah

150/100 mmHg, ekstremitas odema, tinggi badan 157 cm, divergen, TFU

34 cm, usia kehamilan 38 minggu lebih 1 hari dengan .

Pada saat persalinan bertempatdi RSUD dr. Soeselo Slawi secara

Spontan pada tanggal 16 september 2019, pukul 03.30 WIB

2. Interprestasi Data

Pada langkah interprestasi data sesuai dengan data subjektif dan

objektif yang diperoleh pada kasus Ny. S didapatkan diagnosa :

a. Kehamilan

Ny. S umur 45 tahun G4P3A0 hamil 38 minggu lebih 1 hari, janin

tunggal hidup intra uterin, letak memanjang, punggung kanan,

presentasi kepala, divergen, hamil dengan Resiko Tinggi Umur>35

tahun, Obesitas dan Hipertensi

181
182

b. Persalinan

Interprestasi data pada persalinan adalah Ny. S umur 45 tahun

G4P3A0 hamil 38 minggu lebih 1 hari, janin tunggal, hidup, inter

uterin, letak memanjang, punggung kanan, persentasi kepala, divergen,

dengan persalinan normal.

c. Nifas

Interprestasi data pada masa nifas adalah Ny. S umur 45 tahun P4A0

dengan nifas 6 jam, 6 hari, 14 hari, dan 6 minggu post partum dengan

nifas normal.

d. Bayi Baru Lahir

Interprestasi data pada bayi baru lahir adalah bayi Ny. S 8 jam, 6 hari,

dan 14 hari dengan bayi baru lahir normal.

3. Diagnosa Potensial

Pada langkah diagnosa potensial catatan perkembangan Ny. S pada

kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir tidak ditemukan

komplikasi maupun penyulit.

4. Antisipasi Penanganan Segera

Pada langkah antisipasi penanganan segera dilakukan karena adanya

diagnosa potensial. Dalam hal dilakukan kolaborasi dengan dokter

puskesmas untuk melakukan asuhan yang diberikan seperti tindakan

stabilisasi pasien, persiapan pra rujukan, dan rujukan pasien, serta

kolaborasi dengan dr. SpOG.


183

5. Intervensi (perencanaan)

Pada langkah perencanaan atau asuhan kebidanan pada kehamilan,

persalinan dan nifas pada Ny. S sudah sesuai dengan teori yaitu asuhan

kebidanan sesuai kebutuhan pasien sehingga kehamilan, persalinan, nifas,

dan bayi baru lahir sudah sesuai dengan perencanaan.

6. Implementasi (pelaksanaan)

Pada langkah ini pelaksanaan asuhan komprehensif adalah pada

asuhan kehamilan patologis dengan dilakukanya mulai dari anamnesa

kemudian pemeriksaan dengan inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi.

Persalinan normal (spontan), nifas normal dan bayi baru lahir normal

dilakukan dengan pemberian asuhan, pemeriksaan pada kunjungan rumah.

7. Evaluasi

Pada langkah pelaksanaan evaluasi terhadap tindakan asuhan

kebidanan dalam kehamilan, persalinan dan nifas pada Ny. S yang

dilaksanakan juga sesuai dengan harapan kondisi ibu dan bayi dalam

keadaan baik dan sehat tidak ada komplikasi atau penyulit.

B. Saran

1. Untuk Tenaga Kesehatan

Bagi tenaga kesehatan untuk tetap menjaga kualitas dalam

melakukan asuhan kebidanan komprehensif yang telah diberikan pada

ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir.

Asuhan kebidanan komrehensif yang telah dilakukan dengan baik

diharapkan dapat lebih dikembangkan menjadi asuhan kebidanan

komrehensif yang sesuai dengan teori dan cara terbaru dalam


184

memberikan pelayanan kesehatan demi asuhan yang lebih baik lagi

serta lebih meningkatkan penyuluhan dan konseling pada saat antenatal

agar dapat meningkatkan pengetahuan ibu akan dirinya.

2. Untuk Institusi

Diharapkan dapat memberikan masukan bagi institusi sebagai bahan

evaluasi bagi akademik kepada mahasiswa dalam menerapkan teori

terhadap asuhan kebidanan komprehensif dengan kehamilan Resiko

Tinggi Umur>35 tahun, Obesitas dan Hipertensi serta dapat menambah

referensi di akademik sebagai bahan penelitian selanjutnya.

3. Untuk Mahasiswa

Dengan adanya pembuatan Karya Tullis Ilmiah ini, mahasiswa

diharapkan bisa menjadi motivasi untuk peningkatan pengetahuan dan

keterampilan terutama dalam memberikan pelayanan ibu hamil, bersalin,

nifas dan bayi baru lahir yang terbaik di masyarakat dalam rangka

menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

Dengan adanya One Student One Client (OSOC) yang bertujuan

untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi, juga menjadikan program

baru untuk mahasiswa kebidanan dengan konsep pembelajaran di luar

lingkungan kampus agar mahasiswa lebih mengetahui kondisi di lahan dan

juga diharapkan mahasiswa mampu mengaplikasikan jiwa pengabdiannya

sebagai bidan di masa yang akan datang, serta menjadi pendamping

maupun penolong ibu hamil di masa kehamilan, bersalin, masa nifas, dan

bayi baru lahir.


185

4. Untuk Masyarakat

Diharapkan masyarakat lebih tahu akan pentingnya kesehatan ibu

hamil dan memeriksakan kehamilan sendiri mungkin ke tenaga kesehatan

untuk mendeteksi adanya faktor resiko tinggi pada ibu hamil serta memilih

tempat persalinan di tenaga kesehatan agar proses persalinan dapat

berjalan lancar dan ibu maupun bayinya sehat.


DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Yetti. 2010. Asuhan Pada Masa Nifas . Yogyakarta : Pustaka Rihama.
. 2013. Asuhan Pada Ibu Bersalin). Yogyakarta: Fitramaya

Astuti, S., & dkk. 2015. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui.Jakarta :

Erlangga.

Data Puskesmas Pagerbarang. 2018. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian

Bayi. Puskesmas Pagerbarang

Depkes. 2018. Profil kesehatan Indonesia 2018. http://www.depkes.go.id/

resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-

indonesia-2016.pdf.Akses:10/03/2018

Dinkes Kabupaten Tegal. 2018. Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi

Kabupaten Tegal. Dinkes Kabupaten Tegal.

Dinkes Kabupaten Tegal, 2017. Buku Kesehatan Ibu dan Anak.

Estihandayani & Wahyu Pujiastuti, 2016. Asuhan Holistik Masa Nifas dan

Menyusui. Yogyakarta : Trans Medika

Fadlun, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta : Salemba Medika

Hani, Ummi, dkk. 2014 . Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta:
Info Media

Junaidi, Iskandar. 2010. Hipertensi, Pengenalan, Pencegahan, dan Pengobatan.

Jakarta : PT Buana Ilmu Populer

Mangkuji, Betty, dkk., 2013. Asuhan Kebidanan 7 Langkah SOAP. Jakarta :

Penerbit Buku Kedokteran EGC.


Manuaba, 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta : Penerbit

Buku Kedokteran EGC.

Margiyati. 2014. Konsep Kebidanan. Malang : Pustaka Pelajar


Muflihan, FA. 2012. Analisis Faktor - Faktor Terjadinya Pre Eklamsi Berat di

RSUD Tegorejo Tahun 2011 (Skripsi). Semarang : Universitas

Muhamdiyah Semarang

Muslikhatun, Wafi Nur, dkk., 2009. Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta :


Fitramaya.
.
Nugroho, T., & Utama, B. I. 2014. Masalah Kesehatan Reproduksi

Wanita.Yogyakarta : Nuha Medika.

Nugroho, T., & Utama, B. I. 2012. Obgsygn Obstetr Ginekologi Untuk Kebidanan
dan Keperawatan.Yogyakarta: Nuha Medika.
Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kandungan. Jakarta : PT

BinaPustakaSarwonoPrawirohardjo.

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kandungan. Jakarta : PT. Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo.

Proverawati, Atikah, & Asfuah, S., 2009. Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan.

Yogyakarta : Nuha Medika.

Rukiyah, Ai yeyeh, dkk.2009. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan) Jakarta: Trans.


.2009. Asuhan Kebidanan II (Persalinan) Jakarta: Trans.

Saleha, S. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika.
Sanjaya, Inyoman Hariyasa. 2015. Obesitas Dalam Kehamilan. Google Scholar.

Diunduh pada tanggal 5 April 2018.


Sulistyawati, A. 2012. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta :

Salemba Medika.

Sulistyawati, A., & Nugraheny, E. 2010. Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin. Jakarta
: Salemba Medika.
Sunarsih, T., & Dewi, V. N. 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta :

Salemba Medika

Sondakh, J. J. S.2013. Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir. Jakarta:
Erlangga.
Varney, Helen, dkk. 2007. Buku Ajar AsuhanKebidanan. Jakarta : EGC.

Yanti. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan.Yogyakarta : Pustaka


Rihama.
RESTI UMUR >35 TAHUN, OBESITAS DAN HIPERTENSI
(Studi kasus terhadap Ny. S di Puskesmas Pagerbarang Kabupaten Tegal)

Rahmita¹, Nilatul Izah, S.ST, M.Keb², Sri Lestari, S.ST³


Email: rahmitaamin99@gmail.com
¹,²Diploma III Kebidanan, Politeknik Harapan Bersama Tegal
³Puskesmas Pagerbarang Kabupaten Tegal

ABSTRAK
Sebagai upaya menurunkan kematian ibu dan kematian anak, Kementerian Kesehatan
menetapkan indikator persentase puskesmas melaksanakan kelas ibu hamil dan persentase
puskesmas melaksanakan orientasi Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K).
Tujuan dilakukannya studi kasus ini adalah dapat melaksanakan asuhan kebidanan
komprehensif pada Ny. S di Puskesmas Pagerbarang Kecamatan Pagerbarang Kabupaten Tegal
Tahun 2019 (Studi Kasus Resiko Tinggi Umur > 35 Tahun, Obesitas dan Hipertensi) saat hamil,
bersalin, nifas dan bayi baru lahir dengan menerapkan managemen asuhan kebidanan 7 langkah
varney dan SOAP.
Objek penelitian adalah Ny. S G4P3A0 umur 45 tahun dengan hamil Resti Umur >35
tahun, Obesitas dan Hipertensi, bersalin dan nifas normal. Studi kasus ini dilaksanakan pada
tanggal 03 September 2019 di wilayah kerja Puskesmas Pagerbarang Kabupaten Tegal. Asuhan
tersebut dijabarkan secara menyeluruh, dimulai sejak pasien hamil TM III (38 minggu lebih 1 hari
dan 39 minggu lebih 2 hari) dan nifas normal (6 jam post partum sampai 42 hari post partum).
Dari semua data yang diperoleh dapat disimpulkan selama kehamilan objek mengalami
kenaikan tekanan darah, sehingga saat persalinan perlu adanya kolaborasi dengan dokter untuk
dilakukannya rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih memadai,namun pada saat nifas tekanan
darah ibu perlahan normal kembali.

Kata Kunci : Asuhan Kebidanan Komprehensif (hamil,bersalin, nifas)


Daftar Pustaka : 29 (2009-2018)

1. Pendahuluan Kesehatan Kabupaten Tegal tahun


Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) 2017)1.
yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Mengalami penurunan Angka
Kabupaten Tegal tahun 2017 terdapat 14 Kematian Ibu (AKI) yang diperoleh dari
kasus kematian, Penyebab kematian Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal tahun
tertinggi yaitu karna Pre Eklamsi Berat 2018 terdapat 9 kasus kematian,
sebanyak 4 kasus, diikuti oleh penyebab kematian tertinggi yaitu Pre
perdarahan dan jantung yang masing- Eklamsi Berat dan Emboli Air Ketuban
masing 3 kasusdari total kasus yang masing-masing sebanyak 3 kasus,
keseluruhan AKI di Jawa Tengah yaitu sama halnya dengan Angka Kematian
88,58 per 100.000 kelahiran hidup. Bayi (0-1 tahun) di Kabupaten Tegal
Sedangkan Angka Kematian Bayi (0-1 tahun 2018, sebanyak 179 kasus
tahun) di Kabupaten Tegal tahun 2017 kematian dari 26.916 kelahiran hidup.
masih tinggi yaitu 212 kasuskematian (Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal
dari 26.580 kelahiran hidup. (Profil tahun 2018)2.
Data ibu hamil Puskesmas Asfiksia 1 orang, Kelainan Konginetal 1
Pagerbarang Kabupaten Tegal pada orang, dan lain-lain 1 orang. Jumlah ibu
bulan Januari-Desember 2017 sebanyak hamil faktor resiko tinggi yang ada di
1.211 di Wilayah Kerja Puskesmas Puskesmas Pagerbarang pada tahun
Pagerbarang. Jumlah ibu hamil dengan 2018 terdapat 481 orang, diantaranya,
Risiko Tinggi sebanyak 422 orang. faktor resiko tinggi umur < 20 tahun 45
Jumlah ibu bersalin sebanyak 1.121 orang, dan > 35 tahun 70 orang, jarak
orang. Jumlah ibu nifas sebnayak 1.121 persalinan < 2 tahun 17 orang, KEK 104
orang. Jumlah bayi baru lahir hidup orang, preeklamsia berat 32 orang,
sebanyak 1.112 bayi. Jumlah Angka anemia sebanyak 41 orang, riwayat Sc
Kematian Ibu (AKI) tidak ada dan 33 orang, Riwayat Asma 15 orang,
jumlah Angka Kematian Bayi (AKB) HbsAg Reaktif 14 orang, Grande
sebanyak 6 bayi diantaranya 2 bayi Multipara 10 orang, tinggi badan <145
dengan BBLR, 3 bayi dengan Asfiksia, 16 orang, kelainan letak presentasi
1 bayi dengan Hipotermi. Jumlah ibu bokong 15 orang dan kelainan letak
hamil faktor resiko tinggi yang ada di lintang 4 orang, serotinus 18 orang,
Puskesmas Pagerbarang pada tahun sifilis 2 orang, HIV 3 orang, obesitas 5
2017 terdapat 422 orang,diantaranya orang, gemeli 9 orang, jantung 2 orang,
faktor resiko umur <20 tahun sebanyak TBC 2 orang, DM 2 orang, lain-lain 4
51 orang, faktor resiko umur >35 tahun orang (Puskesmas Pagerbarang, 2018)4.
sebanyak 48 orang, faktor resiko jarak Hipertensi dalam kehamilan
kelahiran yang terlalu dekat sebnayak 39 merupakan 5-15 % penyulit kehamilan
orang, faktor resiko tinggi hipertensi dan merupakan salah satu dari tiga
dalam kehamilan sebanyak 57 orang, penyebab tertinggi mortalitas dan
KEK sebanyak 26 orang, HbsAg mordibitas ibu bersalin. Di Indonoesia
sebanyak 17 orang, TB paru sebanyak 2 mortalitas dan morbiditas hipertensi
orang, penyakit jantung sebanyak 2 dalam kehamilan juga masih cukup
orang,asma sebanyak 13 orang, riwayat tinggi. Hal ini disebabkan selain oleh
SC sebanyak 28 orang , dan riwayat etiologi tidak jelas, juga oleh perawatan
obstetri jelek sebanyak 12 orang dalam persalinan masih ditangani oleh
(Puskesmas Pagerbarang, 2017)3. tenaga non medik dan sistem rujukan
Data ibu hamil Puskesmas yang belum sempurna. Hipertensi dalam
Pagerbarang Kabupaten Tegal pada kehamilan bisa dialami oleh semua ibu
bulan Januari-Desember 2018 sebanyak hamil sehingga pengetahuan tentang
1.186 orang di Wilayah Kerja pengelolaan hipersi dalam kehamilan
Puskesmas Pagerbarang. Jumlah ibu harus bener-benar dipahami oleh semua
hamil dengan Risiko Tinggi sebanyak tenaga medi (Prawiriharjo, 2011)5.
387 orang. Jumlah ibu bersalin sebanyak Puskesmas Pagerbarang memang
1.138 orang. Jumlah ibu nifas sebanyak tidak menyumbang AKI di Kabupaten
1.121 orang. Jumlah bayi baru lahir Tegal. Namun di Wilayah Puskesmas
hidup sebanyak 1.026 bayi. Jumlah Pagerabarang masih banyak terdapat ibu
Angka Kematian Ibu (AKI) tidak ada hamil dengan faktor resiko usia > 35
dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang tahun yang merupakan salah satu faktor
mengalami penurunan dari tahun dari penyebab kematian ibu, karena
sebelumnya, yaitu sebanyak 5 kasus kesehatan ibu sudah menurun pada usia
yang disebabkan oleh BBLR 2 orang, > 35 tahun, dan mempenyai resiko untuk
terjadi preeklamsia, perdaraha, Pagerbarang Kabupaten Tegal dengan
persalinan preterm, atonia utaeri, resiko studi kasus kehamilan dengan faktor
meningkatkan hpertensi kronik, diabetes resiko tinggi Umur > 35 Tahun, Obesitas
gestasional, kehamilan ektopik, Intra dan Hipertensi dengan menerapkan
Uterin Growth Retardation (IUGR), asuhan kebidanan tujuh langkah Varney
pada janinabnormalitas kromosom, dan SOAP.
kematian jani (IUFD) (Sulistyawati, Pengumpulan data dilakukan dengan
2012)6. wawancara, observasi, pemeriksaan
Pada kasus ini selain masalah fisik, dokumentasi, dan kepustakaan.
hipertensi, faktor umur > 35 tahun, Data yang didapatkan kemudaian
penulis juga menemukan adanya didokumentasikan dengan menggunakan
masalah obesitas. Ibu hamil dengan managemen asuhan kebidanan 7 langkah
obesitas diketahui sangat beresiko Varney dan SOAP
menderita penyakit-penyakit dalam
kehamilan, seperti hipertansi, diabetes 3. Hasil dan Pembahasan
gestasional, gangguan pernafasan dan Berdasarkan hasil penelitian
tromboemboli, serta beresiko pada janin didapatkan bahwa Ny. S berumur 45
seperti makrosomia, IUFD, kelainan tahun G4P3A0 hamil 38 minggu lebih 1
konginetal (Sanjaya, 2015)7. hari, janin tunggal hidup, intra uterin,
Berdasarkan uraian di atas maka letak memanjang, punggung kanan,
penulis mengambil judul “Asuhan presentasi kepala, divergen dengan Resti
Kebidanan Komprehensif Pada Ny. S umur >35 tahun, Obesitas dan
dengan Studi Kasus Resiko Tinggi Hipertensi.
Umur > 35 Tahun, Obesitas dan Dimulai dengan pengumpulan data
Hipertensi di Wilayah Puskesmas anamnesa, pemeriksaan fisik,
Pagerbarang Kecamatan Pagerbarang pemeriksaan obstetric, dsn pemeriksaan
Kabupaten Tegal Tahun 2019”. penunjang..
Pada saat pertama kali penulis
2. Metode melakukan kunjungan ANC pada Ny.S,
Penelitian ini menggunakan hasil pemeriksaan tekanan darah
pendekatan studi kasus dengan subyek 150/100 mmHg , terdapat odema pada
penelitian pada kasus ini adalah ibu kaki, serta ibu mengeluhkan sering
hamil Ny. S umur 45 tahun G4 P3 A0 mengalami kesemutan pada tangannya.
dengan Umur > 35 Tahun, Obesitas dan Teori mengatakan Usia yang aman
Hipertensi mulai dari kehamilan, untuk kehamilan dan persalinan adalah
persalinan, nifas, sampai dengan bayi usia 20 - 30 tahun. Komplikasi maternal
baru lahir. pada wanita hamil dan melahirkan pada
Pengambilan data dilakukan sejak usia di bawah 20 tahun ternyata 2 - 5
tanggal 03 September sampai dengan 27 kali lebih tinggi dari pada kematian
Oktober 2019. Tempat pengambilan data maternal yang terjadi pada usia 20 - 29
di Puskesmas Pagerbarang dan di rumah tahun. Dampak dari usia yang kurang
Ny.S yaitu di desa Randusari. dari dapat menimbulkan komplikasi
Tujuan dilakukannya studi kasus ini selama kehamilan. Setiap remaja
yaitu diharapkan penulis mampu primigravida mempunyai resiko yang
memberikan asuhan kebidanan lebih besar mengalami hipertensi dalam
komprehensif pada Ny. S di Puskesmas
kehamilan dan meningkat lagi saat usia gambaran dan pengalaman secara nyata
35 tahun8. mengenai asuhan kebidanan patologis,
Pada tanggal 15 September 2019 meliputi asuhan kehamilan, persalinan,
pukul 22.50 WIB Ny.S dirujuk ke nifas, serta bayi baru lahir pada kasus
RSUD dr. Soeselo dengan indikasi Ny. S yang dlaksanakan pada tanggal 03
Tekanan darah tinggi (Hipertensi), September sampai dengan 27 Oktober
sebelum merujuk telah dilakukan 2019.
stabilisasi rujukan sesuai dengan advis Penulis mampu memberikan asuhan
dokter di Puskesmas Pagerbarang. kebidanan pada Ny. S dengan Umur >35
Pada tanggal 16 September 2019, tahun, Obesitas dan Hipertensi secara
pukul 03.20 WIB ketuban pecah secara komprehensif di Puskesmas Pagerbarang
spontan jernih, tidak ada mekonium. His Kabupaten Tegal dengan menerapkan
ibu semakin ade kuat sehingga pada managemen asuhan kebidanan 7 langkah
pukul 03.30 WIB bayi lahir secara Varney dan SOAP.
spontan, menangis kuat, warna kulit
kemerahan, dengan jenis kelamin laki- 5. Daftar Pustaka
laki, berat badan 3.500 gram, panjang [1] Dinkes Kabupaten Tegal, 2017.
badan 51 cm, lingkar kepala 34 cm, Buku Kesehatan Ibu dan Anak
lingkar dada 33 cm, dengan apgar skor [2] Dinkes Kabupaten Tegal. 2018.
9/10/10. Angka Kematian Ibu, Angka
Teori mengatakan ibu dengan faktor Kematian Bayi Kabupaten Tegal.
resiko Tinggi Umur > 35 Tahun, Dinkes Kabupaten Tegal
Obesitas dan Hipertensi akan berpotensi [3] Data Puskesmas Pagerbarang. 2017.
pada ibu terjadinya : Pre eklamsia, risiko Angka Kematian Ibu dan Angka
meningkatkan hipertensi kronik,
Kematian Bayi. Puskesmas
diabetes gestasional, plasenta previa,
obstruksi saluran nafas, persalinan lama, Pagerbarang Dinkes Kabupaten
atonia uteri, perdarahan. Pada janin : Tegal, 2017. Buku Kesehatan Ibu
Intra Uterin Growth Retardation
dan Anak.
(IUGR), pada janin abnormalitas
kromosom, kematian janin (IUFD), [4] Data Puskesmas Pagerbarang. 2018.
kelainan kongenital, makrosomia, Angka Kematian Ibu dan Angka
8
mordibitas perinatal . Namun saat
Kematian Bayi. Puskesmas
persalinan, nifas dan pada bayi baru
lahir berusia 6 minggu tidak terjadi Pagerbarang
masalah dan semuanya normal. [5] Prawirohardjo, Sarwono. 2011.
IlmuKandungan. Jakarta : PT Bina
4. Kesimpulan
Berdasarkan data yang telah Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
didapatkan oleh penulis pada saat [6] Sulistyawati, A. 2012. Asuhan
melakukan asuhan kebidanan Kebidanan pada Masa Kehamilan.
komprehensif, penulis mendapatkan
Jakarta : Salemba Medika
[7] Sanjaya, Inyoman Hariyasa. 2015. Google Scholar. Diunduh pada
Obesitas Dalam Kehamilan. tanggal 5 April 2018
[8] Manuaba, 2010. Ilmu Kebidanan
Penyakit Kandungan dan KB.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC

Anda mungkin juga menyukai