PENDAHULUAN
1
Masalah tersebut akan berdampak negatif pada tingkat kesehatan
masyarakat misalnya remaja yang menderita gizi kurang akan berpengaruh pada
kemampuan dan juga konsentrasi belajar, menghambat perkembangan dan
kecerdasan otak serta meningkatkan risiko menderita penyakit infeksi karena daya
tahan tubuh menurun. Akibat kekurangan gizi remaja putri menjadi kurus,
pendek, dan pertumbuhan tulang menjadi tidak proposional khususnya dibagian
panggul dan pelvis yang berpotensi melahirkan bayi dengan BBLR (<2,5 kg)
(Pratiwi, 2015).
Untuk mengatasi masalah KEK pada remaja putri diperlukan KIE
(Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) mengenai KEK dan faktor yang
mempengaruhi serta bagaimana menanggulanginya. Bentuk KIE salah satunya
adalah penyuluhan, yaitu kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara
menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja
sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang
ada hubungannya dengan kesehatan. Untuk mempermudah penerimaan pesan
yang disampaikan dalam penyuluhan dapat digunakan sarana guna menampilkan
informasi. Sarana tersebut biasa disebut dengan alat peraga atau media
penyuluhan berupa benda, pamphlet atau gambar yang diproyeksikan (slide film,
film strip, movie film).
4
5
2.2.3 Remaja akhir (late adolesence) 17-20 tahun Tahap ini adalah masa
konsolidasi menuju periode dewasa yang ditandai dengan pencapaian 5
hal, yaitu :
1. Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.
2. Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang dan dalam
pengalaman-pengalaman yang baru.
3. Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.
4. Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri.
5. Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan
publik.
2.3 Karakteristik Perkembangan Sifat Remaja
Menurut Ali (2011), karakteristik perkembangan sifat remaja yaitu:
2.3.1 Kegelisahan. Sesuai dengan masa perkembangannya, remaja mempunyai
banyak angan-angan, dan keinginan yang ingin diwujudkan di masa depan.
Hal ini menyebabkan remaja mempunyai anganangan yang sangat tinggi,
namun kemampuan yang dimiliki remaja belum memadai sehingga remaja
diliputi oleh perasaan gelisah.
2.3.2 Pertentangan Pada umumnya, remaja sering mengalami kebingungan karena
sering mengalami pertentangan antara diri sendiri dan orang tua. Pertentangan
yang sering terjadi ini akan menimbulkan kebingungan dalam diri remaja
tersebut.
2.3.3 Mengkhayal Keinginan dan angan-angan remaja tidak tersalurkan, akibatnya
remaja akan mengkhayal, mencari kepuasan, bahkan menyalurkan khayalan
mereka melalui dunia fantasi. Tidak semua khayalan remaja bersifat negatif.
Terkadang khayalan remaja bisa bersifat positif, misalnya menimbulkan ide-
ide tertentu yang dapat direalisasikan.
2.3.4 Akitivitas berkelompok Adanya bermacam-macam larangan dari orangtua
akan mengakibatkan kekecewaan pada remaja bahkan mematahkan semangat
para remaja. Kebanyakan remaja mencari jalan keluar dari kesulitan yang
dihadapi dengan berkumpul bersama teman sebaya. Mereka akan melakukan
6
mempunyai uang berarti semakin baik makanan yang diperoleh, dengan kata lain
semakin tinggi penghasilan, semakin besar pula presentase dari penghasilan
tersebut untuk membeli buah, sayuran dan beberapa jenis makanan lainnya.
2.5.2 Pendidikan
Latar belakang pendidikan seseorang merupakan salah satu unsur penting yang
dapat mempengaruhi keadaan gizinya, karena dengan tingkat pendidikan tinggi
diharapkan informasi yang diperoleh lebih banyak.
2.5.3 Faktor pola konsumsi
Pola makanan masyarakat Indonesia pada umumnya mengandung sumber besi
hewani yang rendah dan tinggi sumber besi nabati, menu makanan juga banyak
mengandung serat yang merupakan faktor penghambat penyerapan besi dalam
tubuh.
2.5.4 Beban kerja/aktivitas
Yaitu aktifitas dan gerakan seseorang berbeda-beda, seorang dengan gerak yang
otomatis memerlukan energi yang lebih besar dari pada mereka yang hanya duduk
diam saja. Setiap aktifitas memerlukan energi, maka apabila semakin banyak
aktifitas yang dilakukan, energi yang dibutuhkan juga semakin banyak. Namun
pada seorang ibu hamil kebutuhan zat gizi berbeda karena zat-zat gizi yang
dikonsumsi selain untuk aktifitas/ kerja zat-zat gizi juga digunakan untuk
perkembangan janin yang ada dikandungan ibu hamil tersebut. Kebutuhan energi
rata-rata pada saat hamil dapat ditentukan sebesar 203 sampai 263 kkal/hari, yang
mengosumsikan pertambahan berat badan 10-12 kg dan tidak ada perubahan
tingkat kegiatan.
2.5.5 Penyakit/infeksi
Malnutrisi dapat mempermudah tubuh terkena penyakit infeksi dan juga infeksi
akan mempermudah status gizi dan mempercepat malnutrisi. Mekanismenya
yaitu: Penurunan asupan gizi akibat kurang nafsu makan, menurunnya absorbsi
dan kebiasaan mengurangi makanan pada waktu sakit, peningkatan kehilangan
cairan atau zat gizi akibat diare, mual, muntah dan perdarahan yang terus
menerus,meningkatnya kebutuhan, baik dari peningkatan kebutuhan akibat sakit
atau parasit yang terdapat pada tubuh.
8
2.6 Patofisiologi
Kurang energi pada remaja akan terjadi jika kebutuhan tubuh akan energi tidak
tercukupi oleh diet. Proses terjadinya KEK merupakan akibat dari faktor lingkungan
dan faktor manusia yang didukung oleh kekurangan asupan zat-zat gizi, maka
simpanan zat gizi pada tubuh digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Apabila keadaan
ini berlangsung lama maka simpan zat gizi akan habis dan akhirnya terjadi
kemerosotan jaringan. Karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh
sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat
sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi kekurangan. Sehingga jika
keadaan ini berlanjut terus menerus, maka tubuh akan menggunakan cadangan lemak
dan protein amino yang digunakan untuk diubah menjadi karbohidrat. Jika keadaan ini
terus menerus terjadi maka tubuh akan mengalami kekurangan zat gizi
(Sulistyoningsih, 2012).
2.7 Dampak KEK
Gizi sangat penting dalam menjaga kondisi kesehatan remaja. Kebutuhan gizi
remaja yang sudah terpenuhi mereka bisa tumbuh dan berkembang secara normal.
Pola makan yang sehat juga dapat membantu remaja lebih aktif dalam berpartisipasi di
sekolah dan aktivitas fisiknyapun menjadi lebih berenergi
Remaja yang menderita gizi kurang akan berpengaruh pada kemampuan dan juga
konsentrasi belajar, menghambat perkembangan dan kecerdasan otak serta
meningkatkan risiko menderita penyakit infeksi karena daya tahan tubuh menurun.
Akibat kekurangan gizi remaja putri menjadi kurus, pendek, dan pertumbuhan tulang
menjadi tidak proposional khususnya dibagian panggul dan pelvis yang berpotensi
melahirkan bayi dengan BBLR (<2,5 kg) (Pratiwi, 2015).
2.8 Tanda-tanda KEK
Menurut Kemenkes RI (2017) tanda tanda KEK antara lain Berat badan <40 kg,
IMT <18,5 (Kurus), LILA (Lingkar Lengan Atas) <23,5 cm, anemia sedang (8,0-10,9
gr/dL) atau anemia berat (<8,0 gr/dL)
9
image tidak puas dikarenakan berbagai alas an anatara lain merasa malu diejek
teman sebayanya yang dianggap kurang gizi dan penyakitan.
5. Riwayat menstruasi
Setelah dilakukan analisis lanjut mengenai status gizi dan usia menarche,
diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaaan rata-rata usia menarche menurut
status gizi. Rata-rata usia menarche siswi yang berstatus gizi obesitas dan gemuk
adalah 11,08±1,3 tahun dan 11,75±0,8 tahun. Pada siswi yang status gizinya
normal rata-rata usia menarchenya adalah 12,33±0,9 tahun. Siswi dengan status
gizi kurus dan sangat kurus rata-rata usia menarchenya adalah 12,75±0,6 tahun
dan 12,92 tahun (Prabasiwi, 2016). Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa status
gizi yang kurang dapat memperlambat remaja mendapat haid pertama/menarche.
2.10.2 Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum baik, kesadaran composmentis sampai menurun ke apatis.
b. Tanda-tanda vital
Tekanan darah pada remaja usia 13–18 tahun, batas normal tekanan
sistoliknya berkisar antara 112–128 mmHg dan diastolik berkisar antara 66–
80 mmHg. Pemeriksaan nadi normalnya 60-80x/menit, jika denyut nadi lebih
dari 100x/menit mungkin klien dalam keadaan tegang, ketakutan, atau cemas.
Normalnya suhu tubuh 36,5-37,50C, suhu >38oC adalah salah satu tanda
infeksi. Normalnya pernapasan 16-24 kali per menit
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Pertumbuhan, warna, kekuatan rambut, mudah rontok atau tidak. Rambut
yang mudah dicabut menandakan kekurangan gizi.
b. Muka
Mata simetris, konjungtiva merah muda, jika pucat menunjukkan anemia.
3. Pemeriksaan antropometri
Ciri-ciri KEK: BB <40 kg, IMT <18,5 (Kurus), LILA (Lingkar Lengan Atas)
<23,5 cm
12
4. Pemeriksaan penunjang
Di lakukan jika ada indikas Anemia sedang (8,0-10,9 gr/dL) atau anemia berat
(<8,0 gr/dL)
2.10.3 Assesment
Nn. X usia ... tahun dengan KEK , keadaan umum baik/buruk, prognosa
baik/buruk. (Kemenkes RI, 2011)
2.10.4 Penatalaksanaan
1. Jelaskan pada klien tentang hasil pemeriksaan dan menyampaikan bahwa status
gizinya dapat diperbaiki.
Rasional : untuk memberikan pemahaman mengenai keadaannya, membantu
memecahkan masalah yang dialami, serta meningkatkan keefektifan remaja
dalam pengambilan keputusan secara tepat
2. Menjelaskan KIE tentang KEK.
Rasional : Pengetahuan kurang baik yang dimiliki responden tentang gizi
selama masa remaja akan berisiko terhadap timbulnya masalah mengenai gizi
diakibatkan karena ketidaktahuan atau kurangnya informasi yang diperoleh
remaja.
3. Jelaskan kebutuhan dasar pada remaja meliputi nutrisi, eliminasi,personal
hygiene, aktivitas, istirahat/tidur.
Rasional : Meningkatkan pengetahuan klien, sehingga klien mampu
berapdatasi dan mengatasi masalahnya.
4. Pemberian TTD.
Rasional : Remaja putri (rematri) rentan menderita anemia karena banyak
kehilangan darah pada saat menstruasi, rematri yang memasuki masa pubertas
mengalami pertumbuhan pesat sehingga kebutuhan zat besi juga meningkat
serta diet yang kadang keliru di kalangan rematri.
5. Memantau BB, IMT, LILA setelah di berikan asuhan
Rasional : Lingkar lengan atas (LiLA) telah digunakan sebagai indikator proksi
terhadap risiko kekurangan energi kronis (KEK) untuk remaja di Indonesia.
Selama ini, ambang batas LiLA yang digunakan adalah 23,5 cm. Penelitian ini
13
bertujuan untuk menguji validitas LiLA terhadap indeks massa tubuh (IMT)
yang merupakan indikator yang lebih baik untuk mengetahui status gizi remaja.
6. Menjadwalkan kunjungan ulang.
Rasional : Memantau kesehatan klien.
BAB III
TINJAUAN KASUS
14
15
3.3 Asessment
Nn. U usia 18 tahun remaja dengan masalah KEK keadaan umum baik,
prognosa baik.
3.2 Penatalaksanaan
1. Memberitahu remaja bahwa remaja mengalami kekurangan energi kronik
atau KEK. Kekurangan Energi Kronik merupakan keadaan dimana
penderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronik) yang
mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan. Kurang gizi akut
disebabkan oleh tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup
atau makanan yang baik (dari segi kandungan gizi) untuk satu periode
tertentu untuk mendapatkan tambahan kalori dan protein (untuk melawan)
muntah dan mencret (muntaber) dan infeksi lainnya. Gizi kurang kronik
disebabkan karena tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang -
cukup atau makanan yang baik dalam periode/kurun waktu yang lama untuk
mendapatkan kalori dan protein dalam jumlah yang cukup
Remaja mengerti dan mampu mengulangi informasi yg disampaikan
2. Memberitahu remaja tentang hasil yang diberikan terdapat tanda-tanda KEK
yaitu tanda tanda KEK antara lain Berat badan <40 kg, IMT <18,5 (Kurus),
LILA (Lingkar Lengan Atas) <23,5 cm, anemia sedang (8,0-10,9 gr/dL)
atau anemia berat (<8,0 gr/dL)
Remaja mengerti dan mampu mengulangi penjelasan yg di berikan.
3. Mejelaskan dampak yang akan terjadi pada remaja yang mengalami KEK.
Remaja yang menderita gizi kurang akan berpengaruh pada kemampuan dan
juga konsentrasi belajar, menghambat perkembangan dan kecerdasan otak
serta meningkatkan risiko menderita penyakit infeksi karena daya tahan
tubuh menurun. Akibat kekurangan gizi remaja putri menjadi kurus, pendek,
17
Sri Wahyuni
18
Sri Wahyuni
19
Sri Wahyuni
21
BAB 4
PEMBAHASAN
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Masa remaja adalah masa transisi antara anak dan dewasa yang terjadi
pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan
terjadi perubahan-perubahan psikologik serta kognitif Fe.
Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah salah satu keadaan
malnutrisi.Salah satu penyebab terjadinya KEK pada remaja yaitu perilaku
diet yang berlebihan pada remaja berkaitan dengan perhatian kepada tubuh
yang berlebihan dan ketidakpuasan pada citra tubuh remaja itu sendiri.
Remaja yang menderita KEK akan mengalami berat badan kurang atau
rendah, serta produktivitasnya akan terganggu karena tidak dapat begerak
aktif sebab kekurangan gizi. Kondisi remaja KEK meningkatkan risiko
berbagai penyakit infeksi dan gangguan hormonal yang berdampak buruk di
kesehatan
5.2 Saran
Penulisan laporan ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
informasi serta memberikan manfaat bagi petugas kesehatan khususnya
bidan dalam pemberian asuhan kebidanan pada remaja dengan KEK serta
dapat mengatasi masalah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
23
Adiyanti, M. G., & Sofia, A. (2013). Hubungan Pola Asuh Otoritaf Orang
Tua Dan Konformitas Teman Sebaya Terhadap Kecerdasan Moral.
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/j pp/article/download/7760/pdf_6.
Diakses tanggal 8 Desember 2021 pukul 19.00 WIB
Alam, S., Ansyar, D. I., & Satrianegara, M. F. (2020). Eating pattern and
educational history in women of childbearing age. Al-Sihah : Public
Health Science Journal Volume 12, Nomor 1, Januari-Juni 2020, 81-91.
Sumber: https://www.scribd.com/document/525000068/Nur-Afifah-
Baharuddin-054-kek-Pada-Wanita-Usia-Subur . Diakses pada tanggal 20
Desember 2021 pukul 06.30 WIB
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI.(2010).Gizi dan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: Raja Gravindo Persada. Sumber:
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/1200/3/BAB
%202%20MELINA.pdf. Diakses pada tanggal 20 Desember 2021 pukul
07.26 WIB
Fatonah, S. (2016). Gizi & Kesehatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Penerbit Erlangga.
Sumber: https://www.scribd.com/document/517830726/158-Article-Text-
444-1-10-20200425. Diakses pada tanggal 20 Desember 2021 pukul 06.55
WIB
Prabasiwi, A. (2016). Hubungan Antara Status Gizi Dengan Status Menarche
Pada Siswi Smp Negeri 10 Kota Tegal. Prosiding Seminar Nasional
IPTEK Terapan (SENIT) 2016, 106-111. Sumber:
https://media.neliti.com/media/publications/171336-ID-hubungan-antara-
status-gizi-dengan-statu.pdf. Diakses pada tanggal 20 Desember 2021
pukul 07.36 WIB
Pratiwi, S. K. (2018). Hubungan Pendapatan Keluarga dan Tingkat Pendidikan
Ibu dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil
di Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Provinsi Sulawesi
Tenggara. Kendari: Poltekkes Kemenkes Kendari. Sumber:
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20200124/0232834/gizi-
saat-remaja-tentukan-kualitas-keturunan/ diakses pada tanggal
20 Desember 2021 pukul 06.19 WIB
Proverawati, A dan Wati, E K. 2011. Ilmu Gizi untuk Perawat dan Gizi
Kesehatan. Yulia Medika. Yogyakarta. Sumber:
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/832/3/BAB%20II.pdf diakses
pada tanggal 19 Desember 2021 pukul 22.52 WIB
24