Anda di halaman 1dari 111

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TERHADAP DAMPAK

PERNIKAHAN DINI DI DESA BOJONG KECAMATAN BOJONG

KABUPATEN TEGAL TAHUN 2019

Karya Tulis Ilmiah

KTI ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Diploma III

Kebidanan

Disusun Oleh:

VIKA NURHALIZA

NIM. 16070056

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL

TAHUN 2019
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya Tulis Ilmiah dengan judul:

“Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Terhadap Dampak Pernikahan dini di

Desa Bojong Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal Tahun 2019”

Adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip telah saya

nyatakan dengan benar.

Nama : VIKA NURHALIZA

NIM : 16070056

Tegal, ……………………………

Penulis

(Vika Nurhaliza)

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah dengan Judul :

“Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Terhadap Dampak Pernikahan dini di

Desa Bojong Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal Tahun 2019”

Disusun oleh :

Nama : Vika Nurhaliza

NIM : 16070056

Telah mendapat persetujuan pembimbing dan siap dipertahankan didepan tim

penguji karya tulis ilmiah Program Studi D III Kebidanan Politeknik Harapan

Bersama Tegal.

Tegal, ……………………

Pembimbing I : Iroma Maulida, SKM, M.Epid (…………………..)

Pembimbing II : Nora Rahmanindar, S.SiT, M.Keb (…………………..)

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :

Nama : Vika Nurhaliza

NIM : 16070056

Program Studi : D III Kebidanan

Judul : “Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Terhadap Dampak

Pernikahan dini di Desa Bojong Kecamatan Bojong Kabupaten

Tegal Tahun 2019”

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai

bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya

Kebidanan pada Program Studi D III Kebidanan Politeknik Harapan Bersama

Tegal.

Tegal, ………………….

DEWAN PENGUJI

Penguji I : Ulfatul Latifah, SKM, M.Kes (………………………..)

Penguji II : Iroma Maulida, SKM, M.Epid (………………………..)

Penguji III : Nora Rahmanindar, S.SiT, M.Keb (………………………..)

Ketua Program Studi D III Kebidanan

Politeknik Harapan Bersama Tegal

(Nilatul Izah, S.ST, M.Keb)

iii
MOTTO

Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya

bersama kesulitan itu ada kemudahan.

Saat masalahmu jadi terlalu berat untuk ditangani, beristirahatlah dan hitung

berkah yang sudah kau dapatkan.

Seseorang yang bertindak tanpa ilmu ibarat bepergian tanpa petunjuk. Dan sudah

banyak yang tahu kalau orang seperti itu sekiranya akan hancur, bukan selamat.

Tidak ada keberhasilan tanpa perjuangan dan tidak ada perjuangan tanpa

pengorbanan.

Ilmu pengetahuan itu bukanlah yang dihafal, melainkan yang memberi manfaat.

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya.

iv
HALAMAN PERSEMBAHAN

Bismillahhirahmannirahim

Alhamdulillah, sujud syukurku kusembahkan pada Allah SWT atas segala nikmat

dan karunia yang telah diberikan selama ini.

1. Kupersembahkan sebuah karya kecil ini untuk Ayahanda dan Ibundaku tercinta,

yang tiada pernah hentinya selama ini memberiku semangat, doa, dorongan,

nasehat dan kasih sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan hingga aku

selalu kuat menjalani setiap rintangan yang ada didepanku.

2. Terimakasih kepada ibu Iroma Maulida, SKM, M.Epid dan ibu Nora

Rahmanindar, S.SiT, M.Keb yang penuh dengan kesabaran telah membimbing

dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Terimakasih kepada Kepala Desa Bojong dan seperangkat desa yang telah

mengijinkan penelitian di Desa Bojong dan bersedia membantu saya dalam

melancarkan penelitian ini.

4. Terimakasih kepada teman-teman seperjuangan juga sahabat-sahabatku yang

telah sabar menerima keluh kesahku dan turut ikut membantu dalam penyusunan

Karya Tulis Ilmiah ini.

Untuk ribuan tujuan yang harus dicapai, untuk jutaan impian yang akan dikejar,

untuk sebuah pengharapan, agar hidup jauh lebih bermakna, hidup tanpa mimpi

ibarat arus sungai. Mengalir tanpa tujuan. Teruslah belajar, berusaha, dan berdoa

untuk menggapainya.

Hanya sebuah karya kecil dan untaian kata-kata ini yang dapat kupersembahkan

kepada kalian semua,, Terimakasih beribu terimakasih kuucapkan.

v
POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA
KARYA TULIS ILMIAH, APRIL 2019

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TERHADAP DAMPAK


PERNIKAHAN DINI DI DESA BOJONG KECAMATAN BOJONG
KABUPATEN TEGAL 2019

VIKA NURHALIZA, DI BAWAH BIMBINGAN IROMA MAULIDA, SKM,


M.EPID DAN NORA RAHMANINDAR, S.SIT, M.KEB
Xv, 5 bab, 66 halaman, 9 tabel, 18 lampiran

ABSTRAK

Jumlah kasus pernikahan dini di Indonesia mencapai 50 juta penduduk


dengan rata-rata usia perkawinan 19,1 tahun. Di Jawa Timur, Kalimantan Selatan,
Jambi, dan Jawa Barat, angka kejadian pernikahan dini berturut-turut 39,4%,
35,5%, 30,6%, dan 36%. Kehamilan remaja akan meningkatkan risiko kematian 2-
4 kli lebih tinggi dibandingkan hamil pada usia > 20 tahun karena akan
membahayakan kesehatan ibu dan bayinya, seperti kematian ibu dan bayi, risiko
komplikasi kehamilan, komplikasi persalinan, terjadinya perdarahan post partum,
risiko terjadinya abortus, berat badan lahir rendah (BBLR) dan kanker serviks
adalah kasus yang dialami oleh wanita yang menikah dini.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Remaja
Terhadap Dampak Pernikahan dini di Desa Bojong Kecamatan Bojong Kabupaten
Tegal Tahun 2019.
Rancangan dan jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan
pendekatan cross sectional dan pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
purposive sampling. Jumlah sampel yang digunakan penelitin ini adalah 78
responden.
Hasil penelitian ini di dapat adalah remaja putri yang diwawancarai oleh
peneliti sebagian besar berumur 16 tahun sebanyak 47.4%, berpendidikan Sekolah
Menengah Pertama (SMP) sebanyak 55.1% dan tidak bekerja sebanyak 75.6%.
Gambaran pengetahuan remaja putri terhadap dampak pernikahan dini sebagian
besar termasuk dalam kategori baik yaitu sebanyak 91%.Gambaran pengetahuan
remaja putri yang baik terhadap dampak pernikahan dini paling banyak terdapat
pada remaja umur 17 tahun yaitu sebanyak 17 responden (94.6%), pendidikan
Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 41 responden (95.3%), dan tidak
bekerja sebanyak 53 responden (89.8%).
Kata Kunci : Remaja Putri, Pernikahan dini
Daftar Pustaka : 22 (2009-2017)
Daftar Bacaan : 20 buku + 2 jurnal

vi
KATA PENGANTAR

Saya memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “

Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Terhadap Dampak Pernikahan dini di Desa

Bojong Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal Tahun 2019”.

Penulis menyadari dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini banyak sekali

kesalahan dan kekeliruan, tapi berkat bimbingan dan arahan dari semua pihak

akhirnya Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :

1. MC. Chambali, B.Eng, EE, M.Kom selaku Direktur Politeknik Harapan

Bersama Tegal.

2. Nilatul Izah, S.ST, M.Keb selaku Ka. Prodi DIII Kebidanan Politeknik

Harapan Bersama Tegal

3. Iroma Maulida, SKM, M.Epid selaku Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah

4. Nora Rahmanindar, S.SiT, M.Keb selaku Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah

5. Kedua orangtua dan keluarga tercinta yang telah mendukung , memberikan

semangat, terimakasih atas do’a dan restunya.

6. Kepala Desa Bojong dan seperangkat desa yang telah mengijinkan penelitian

di Desa Bojong , juga remaja putri Desa Bojong yang telah bersedia menjadi

responden dalam penelitian ini.

vii
7. Teman-teman, sahabat, juga seluruh pihak yang telah membantu juga

memberikan dukungan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini

masih jauh dari sempurna,disebabkan keterbatasan pengetahuan penulis. Semoga

Karya Tulis Ilmiah ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Tegal, ………………….

Penulis

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ..................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
MOTTO.................................................................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................................. v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv
BAB I . PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah.............................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian................................................................................ 4
E. Keaslian Penelitian ............................................................................... 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ...................................................................................... 7
B. Kerangka Teori ................................................................................... 35
C. Kerangka Konsep ............................................................................... 35
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 36
B. Rancangan dan Jenis Penelitian ......................................................... 36
C. Populasi dan Sampel .......................................................................... 37
D. Variabel Penelitian ............................................................................. 39
E. Definisi Operasional (DO) ................................................................. 39
F. Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 41
G. Validitas dan Reliabilitas ................................................................... 43
H. Pengolahan dan Analisa Data ............................................................. 46
I. Etika Penelitian .................................................................................. 47

ix
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian ............................................................................... 49
B. Pembahasan ..................................................................................... 57
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 65
B. Saran ................................................................................................ 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian gambaran pengetahuan remaja putri tentang dampak

pernikahan dini di Desa Bojong Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal

Tahun 2019 ..............................................................................................6

Tabel 3.1 Definisi operasional gambaran pengetahuan remaja putri tentang dampak

pernikahan dini di Desa Bojong Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal

Tahun 2019 ............................................................................................40

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur di Desa Bojong

Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal Tahun 2019 ................................50

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan di Desa Bojong

Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal tahun 2019 ................................51

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan di Desa Bojong

Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal tahun 2019 .................................52

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan di Desa Bojong

Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal tahun 2019 .................................53

Tabel 4.5 Tabel gambaran pengetahuan remaja putri terhadap dampak pernikahan

dini berdasarkan karakteristik umur di Desa Bojong Kecamatan Bojong

Kabupaten Tegal Tahun 2019................................................................54

Tabel 4.6 Tabel gambaran pengetahuan remaja putri terhadap dampak pernikahan

dini berdasarkan karakteristik pendidikan di Desa Bojong Kecamatan

Bojong Kabupaten Tegal Tahun 2019 ...................................................55

xi
Tabel 4.7 Tabel gambaran pengetahuan remaja putri terhadap dampak pernikahan

dini berdasarkan karakteristik pekerjaan di Desa Bojong Kecamatan

Bojong Kabupaten Tegal Tahun 2019 ...................................................56

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori Gambaran Pengetahuan Remaja Terhadap Dampak

Pernikahan dini di Desa Bojong Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal

Tahun 2019 .......................................................................................35

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Gambaran Pengetahuan Remaja Terhadap Dampak

Pernikahan dini di Desa Bojong Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal

Tahun 2019 .......................................................................................35

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Pengambilan Data dari Politeknik Harapan Bersama

Lampiran 2 Data Reproduksi Remaja dari Puskesmas Bojong

Lampiran 3 Surat Ijin Uji Validitas dari Politeknik Harapan Bersama

Lampiran 4 Surat Ijin Penelitian dari Politeknik Harapan Bersama

Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian dari KESBANGPOL DAN LINMAS

Lampiran 6 Surat Ijin Penelitian dari BAPPEDA Kab. Tegal

Lampiran 7 Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 8 Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 9 Kuesioner

Lampiran 10 Kunci Jawaban Kuesioner

Lampiran 11 Kisi-kisi Jawaban Kuesioner

Lampiran 12 Tabel Product Moment

Lampiran 13 Data Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 14 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas dengan SPSS

Lampiran 15 Data Hasil Penelitian

Lampiran 16 Data Hasil Penelitian dengan SPSS

Lampiran 17 Dokumentasi

Lampiran 18 Lembar Konsul

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakukan remaja dibawah

usia 20 tahun yang belum siap melaksanakan pernikahan (Kusmiran, 2011).

Pada tipe orang usia di bawah 20 tahun keadaan organ reproduksi belum

sepenuhnya matang dan masih dalam tahap pertumbuhan (Nukman, 2009).

Kasus pernikahan usia dini banyak terjadi di berbagai penjuru dunia dengan

berbagai latar belakang. Telah menjadi perhatian komunitas internasional

mengingat risiko yang timbul akibat pernikahan yang dipaksakan,

hubungan seksual pada usia dini, kehamilan pada usia muda, dan infeksi

penyakit menular seksual. Kemiskinan bukanlah satu-satunya faktor

penting yang berperan dalam pernikahan usia dini. Hal lain yang perlu

diperhatikan yaitu risiko komplikasi yang terjadi di saat kehamilan dan saat

persalinan pada usia muda, sehingga berperan meningkatkan angka

kematian ibu dan bayi, terjadinya Intra Uterin Fetal Death, bayi lahir

premature, terjadinya perdarahan saat persalinan, risiko terjadinya abortus

juga kanker serviks.

Berdasarkan Survei Data Kependudukan Indonesia (SDKI), di

beberapa daerah didapatkan bahwa sepertiga dari jumlah pernikahan terdata

dilakukan oleh pasangan usia di bawah 16 tahun. Jumlah kasus pernikahan

dini di Indonesia mencapai 50 juta penduduk dengan rata-rata usia

perkawinan 19,1 tahun. Di Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Jambi, dan

Jawa Barat, angka kejadian pernikahan dini berturut-turut 39,4%, 35,5%,


2

30,6%, dan 36%. Bahkan di sejumlah pedesaan, pernikahan seringkali

dilakukan segera setelah anak perempuan mendapat haid pertama. (Sari

Pediatri, 2009)

Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) mendesak dikeluarkan

peraturan gubernur (pergub) tentang penghentian pernikahan anak di Jateng.

Usulan itu sebagai tindak lanjut banyaknya perempuan menikah pada usia

di bawah umur. Tahun 2017 pernikahan anak paling tinggi di Brebes,

Pekalongan dan Grobogan. Pada tahun 2017 sendiri banyak warga Jateng

mengusulkan menikah di bawah usia 16 tahun. Padahal berdasar pasal 7

ayat 1 Undang-undang Nomor 1 tahun 1975 tentang perkawinan bahwa

ketentuan batas pernikahan untuk perempuan yakni 16 tahun dan 19 untuk

pria. Di antaranya alasan menikah dini yaitu kehendak orangtua dan bisa

lebih memperbaiki kehidupan.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal jumlah

remaja putri usia 10-14 tahun yaitu 65.805 orang dan usia 15-17 tahun

sebanyak 60.536 orang. Untuk jumlah remaja laki-laki sebanyak 144.967

orang dan remaja putri sebanyak 151.321 orang. Dilihat dari jumlah yang

ada, perlu adanya upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk mencegah

terjadinya pernikahan di usia dini.

Berdasarkan pengamatan peneliti juga hasil wawancara yang

didapat saat praktik di Puskesmas Bojong, diperoleh data bahwa terjadinya

hubungan seksual diluar nikah akibat pengaruh media massa. Rendahnya

pengetahuan dan pendidikan sehingga memicu terjadinya pernikahan dini

yang dilakukan beberapa remaja. Untuk menutupi aib dalam keluarga maka
3

pernikahan tersebut dilakukan tanpa mengetahui dampak pernikahan dini di

masa depan.

Berdasarkan keterangan yang diperoleh, setiap tahun terdapat

remaja putri hamil diluar nikah dan melakukan pernikahan usia dini. Dilihat

dari data yang ada di puskesmas, beberapa remaja putri yang akan menikah

ketika di PP Test hasilnya positif. Minimnya pengetahuan remaja putri

mengenai dampak reproduksi pernikahan usia dini, membuat remaja putri

salah dalam pergaulan. Pencegahan pernikahan dini dapat dilakukan salah

satunya dengan memberikan informasi seks sejak dini serta dampak

pernikahan dibawah umur. Dari hasil data yang didapat dari Dinas

Kesehatan Kabupaten Tegal terdapat remaja putri sebanyak 4.056 orang di

Kecamatan Bojong. Oleh karena itu peneliti ingin melihat bagaimana

pengetahuan remaja tentang dampak pernikahan dini. Seberapa jauhkah

remaja putri di Desa Bojong mengerti mengenai dampak pernikahan dini

bagi kesehatan reeproduksi, psikis remaja, kehidupan sosial dan

lingkungannya juga yang lainnya.

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas peneliti dapat

merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: “Bagaimanakah

Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Terhadap Dampak Pernikahan dini di

Desa Bojong Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal Tahun 2019?


4

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Remaja Terhadap

Dampak Pernikahan dini di Desa Bojong Kecamatan Bojong

Kabupaten Tegal Tahun 2019.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui gambaran karakteristik remaja yang meliputi

umur, pendidikan dan pekerjaan di Desa Bojong Kecamatan Bojong

Kabupaten Tegal Tahun 2019.

b. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja terhadap

pengertian, penyebab, dampak pernikahan dini terhadap kesehatan

ibu dan bayi juga upaya pencegahan pernikahan dini di Desa Bojong

Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal Tahun 2019.

D. Manfaat Penelitian

1. Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Hasil pengetahuan ini dapat menambah pengetahuan mengenai

pengetahuan remaja terhadap dampak pernikahan dini. Penelitian ini

juga merupakan salah satu metode melatih proses berpikir ilmiah dan

sebagai bekal awal untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Dan

diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan dijadikan

sumber bagi peneliti berikutnya.


5

2. Pengembangan Institusi

Sebagai referensi atau bahan pustaka yang digunakan dalam

melakukan pengembangan ilmu pengetahuan atau digunakan dalam

penelitian berikutnya khususnya kebidanan.

3. Profesi Kebidanan

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan informasi

kepada tenaga kesehatan setempat khususnya di Puskesmas Bojong

mengenai kesehatan reproduksi remaja, sehingga tercipta remaja sehat

yang dapat mencegah terjadinya pernikahan di usia dini.

4. Kesehatan Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan

pengetahuan yang lebih baik untuk menunda keinginan menikah dini

dan informasi mengenai dampak menikah usia dini.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian tentang gambaran pengetahuan remaja terhadap dampak

pernikahan dini belum pernah dilakukan, sedangkan penelitian yang

hamper mirip adalah penelitian yang dilakukan oleh:


6

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Pembeda
No
Peneliti Tahun Judul Desain Variabel Hasil Penelitian
1. Ira 2012 Gambaran Jenis penelitian variabel Pengetahuan
Damayanti Pengetahuan adalah deskriptif tunggal yaitu remaja putri
Remaja P kuantitatif, gambaran tentang dampak
utri tentang teknik pengetahuan pernikaha
Dampak pengambilan remaja putri n dini pada
Pernikahan sampel tentang kesehatan
Dini pada menggunakan dampak reproduksi
Kesehatan teknik pernikahan sebanyak 16
Reproduksi Simple Random dini pada responden
Siswi Kelas Sampling. kesehatan (26,67%)
XI Alat reproduksi. berpengetahuan
di SMK pengumpulan baik, 35
Batik 2 data adalah responden
Surakarta kuesioner. (58,33%)
Tahun 2012. berpengetahuan
cukup, serta 9
resp
onden (15%)
berpengetahuan
kurang.
7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang

mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan

terhadap objek terjadi melalui panca indera manusia yakni panca indra

penglihatan, pendengaran, penciuma, rasa dan raba dengan sendiri. Pada

waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitasperhatian persepsi terhadap obyek. Sebagian

bekas pengetahuan manusia diperoleh mata dan telinga. (Wawan dkk,

2011)

Pengetahuan merupakan hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap suatu objek melalui indra yang dimilikinya (mata,

hidung, telinga dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu

pengindraan sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipegaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek

(Notoatmodjo, 2010)

Menurut Sunaryo (2013), pengetahuan adalah hasil dari “tahu” yang

terjadi melalui proses sensoris atau pengindraan terhadap obyek tertentu dan

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku

terbuka (overt behavior). Pengindraan terjadi melalui panca indra yaitu :


8

indra pendengaran, penglihatan, penciuman, dan perabaan. Pengetahuan

merupakan domain dalam terbentuknya suatu tindakan atau perilaku

manusia (Notoatmodjo, 2010).

1) Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan seseorang terhadap obyek tertentu memilki tingkatan yang

berbeda-beda. Menurut Notoatmodjo (2010),

ada 6 tingkat pengetahuan, yaitu :

a) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai recall (memanggil) memori atau ingatan yang

telah ada sebelumnya setelah mengamati obyek tertentu. Tahu

merupakan tingkat pengetahuan paling rendah yang dapat diukur

dengan kata kerja : menyebutkan, menguraikan, mendefisinikan,

menyatakan, dan sebagainya.

b) Memahami (comprehention)

Memahami lebih dari sekedar tahu. Memahami tidak hanya sekedar

dapat menyebutkan atau mendefisinikan sesuatu, tetapi seseorang

yang memahami dapat menginterpretasikan secara benar obyek yang

diketahuinya.

c) Aplikasi (aplication)

Aplikasi merupakan tingkatan lebih tinggi dari memahami. Aplikasi

dapat diartikan apabila seseorang yang telah memahami dapat

mengaplikasikan atau menerapkan prinsip yang telah diketahui

sebelumnya dalam situasi tertentu.


9

d) Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang dalam menjabarkan dan

mengelompokkan, serta mencari hubungan dari komponen-

komponen yang terdapat dalam suatu obyek tertentu. Indikasi bahwa

pengetahuan telah mencapai tingkat analisis adalah ketika seseorang

dapat membedakan bahkan mengelompokkan dan membuat diagram

(bahan) terhadap pengetahuan atau obyek tertentu yang telah

diketahui sebelumnya.

e) Sintesis (synthesis)

Sintesis merupakan kemampuan seseorang untuk merangkum atau

meletakkan komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki dalam

satu hubungan yang logis sehingga dapat terbentuknya formulasi

baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.

f) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi adalah tingkat pengetahuan paling tinggi. Evaluasi dapat

diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk melakukan penilaian

terhadap suatu obyek tertentu. Penilaian ini berdasarkan pada suatu

kriteria yang ditentukan sendiri.

b. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2008), ada beberapa cara untuk memperoleh

pengetahuan, yaitu:
10

1) Cara Coba-Salah (Trial and Error)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan

kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan

tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila

kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba dengan kemungkinan

ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan

keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.

Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and error

(gagal atau salah) atau metode coba salah coba-coba.

2) Cara Kekuasaan atau Otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-

kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui

penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-

kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi ke

generasi berikutnya, dengan kata lain pengetahuan tersebut diperoleh

berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas

pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli-ahli ilmu

pengetahuan. Prinsip ini adalah orang lain menerima pendapat yang

dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu

menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta

empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan

karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa

yang dikemukannya adalah benar.


11

3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah,

pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan

sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk

memperoleh pengetahuan.

4) Melalui Jalan Pikiran

Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir

manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu

menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya.

Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia

telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun

deduksi.

5) Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih

sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian

ilmiah”, atau lebih popular disebut metodelogi penelitian (research

methodology).

c) Faktor-faktor penyebab pernikahan dini

1) Faktor Internal

a) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu

yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan


12

untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan

diperlukan untuk mendapatkan informasi, misalnya hal-hal yang

menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.

Menurt YB Mantra, pendidikan dapat mempengaruhi seseorang

termasuk juga perilaku akan pola hidup terutama dalam memotivasi

untuk sikap berperan serta dalam pembangunan. Pada umumnya

makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima

informasi (Wawan dkk, 2011)

Dari berbagai penelitian didapatkan bahwa korelasi antara

tingkat pendidikan dan usia saat menikah, semakin tinggi usia anak

saat menikah maka pendidikan anak relative lebih tinggi dan

demikian sebaliknya. Pernikahan di usia dini menurut penelitian

UNICEF tahun 2006 tampaknya berhubungan pula dengan derajat

pendidikan yang rendah. Menunda usia pernikahan merupakan salah

satu cara untuk mengenyam pendidikan lebih tinggi (Fadlyana,

2009).

Hasil penelitian yang dilakukan Eddy Fadlyana dan Shinta

Larasaty dapat disimpulkan bahwa semakin muda usia menikah,

maka semakin rendah tingkat pendidikan yang dicapai oleh sang

anak. Pernikahan anak seringkali menyebabkan anak tidak lagi

bersekolah, karena kini ia mempunyai tanggung jawab baru yaitu

sebagai istri dan calon ibu, atau kepala keluarga dan calon ayah,

yang diharapkan berperan lebih banyak mengurus rumah tangga

maupun menjadi tulang punggung keluarga dan keharusan mencari


13

nafkah. Pola lainnya yaitu karena biaya pendidikan yang tak

terjangkau, anak berhenti sekolah dan kemudian dinikahkan untuk

mengalihkan beban tanggungjawab orangtua menghidupi anak

tersebut kepada pasangannya. Dapat disimpulkan bahwa semakin

rendah pendidikan remaja, semakin berpeluang menikah usia dini.

b) Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama

untuk menunjang kehidupan dan kehidupan keluarga. Pekerjaan

bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara

mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak

tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatanyang

menyita waktu (Wawan dkk, 2011).

Hasil penelitian yang dilakukan Eddy Fadlyana dan Shinta

Larasaty dapat disimpulkan bahwa motif ekonomi, harapan

tercapainya keamanan sosial dan finansial setelah menikah

menyebabkan banyak orangtua menyetujui pernikahan usia dini.

Alasan orangtua menyetujui pernikahan anak ini seringkali dilandasi

pula oleh ketakutan akan terjadinya kehamilan di luar nikah akibat

pergaulan bebas atau untuk mempererat tali kekeluargaan. Dari hasil

penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa remaja yang

mempunyai motif ekonomi rendah (tidak bekerja), berpeluang lebih

besar menikah usia dini untuk menopang hidupnya dari penghasilan

suami.
14

c) Umur

Menurut Elisabeth BH yang dikutip Nursalam, usia adalah

umur individu yang terhitung mulai sat dilahirkan sampai berulang

tahun. Sedangkan menurut Huclock, semakin cukur umur, tingkat

kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam

berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang

yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi

kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan

kematangan jiwa (Wawan dkk, 2011).

2) Faktor Eksternal

a) Faktor Lingkungan

Menurut Ann. Mariner yang dikutip dari Nursalam,

lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia

dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan

perilaku orang atau kelompok. Faktor lingkungan ini bisa

dipengaruhi oleh pergaulan remaja dan teman-teman

sepermainannya. Dapat mempengaruhi perilaku remaja tersebut

(Wawan dkk, 2011)

Menurut analisis Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS)

2005 dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

(BKKBN) didapatkan angka pernikahan di perkotaan lebih rendah

disbanding di pedesaan, untuk kelompok umur 15-19 tahun

perbedaannya cukup tinggi yaitu 5,28% di perkotaan dan 11,88% di


15

pedesaan. Hal ini menunjukkan bahwa wanita usia muda di

pedesaan lebih banyak yang melakukan perkawinan pada usia muda.

b) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada di masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi. Adat istiadat

yang melekat pada masing-masing daerah dapat mempengaruhi

terhadap perilaku seseorang. Misalnya menikah muda yang

merupakan tradisi turun temurun (Wawan dkk, 2011).

Menurut analisis Hadi Supeno, tradisi lama yang sudah turun

temurun yang menganggap pernikahan pada usia anak-anak sebagai

suatu hal yang wajar. Dalam masyarakat Indonesia, bila anak

gadisnya tidak segera memperoleh jodoh, orang tua merasa malu

karena anak gadisnya belum menikah. Dapat disimpulkan bahwa

semakin melekatnya adat istiadat suatu daerah mengenai menikah

usia dini, semakin tinggi peluang wanita.

2. Remaja

a. Pengertian Remaja

Remaja (Adolescence) yang berarti tumbuh ke arah kematangan.

Kematangan yang dimaksud adalah bukan hanya kematangan fisik, tetapi

juga kematangan sosial dan psikologis. Masa remaja adalah masa transisi

yang ditandai oleh adanya perubahan fisik emosi dan psikis. Masa remaja

yakni antara usia 10 – 19 tahun adalah suatu periode masa pematangan


16

organ reproduksi manusia dan sering disebut masa pubertas (Widyastuti

dkk, 2009).

Masa Remaja dibedakan dalam :

1) Masa remaja awal : 10 – 13 tahun

2) Masa remaja tengah : 14 – 16 tahun

3) Masa remaja akhir : 17 – 19 tahun

(Depkes RI, 2007).

Masa remaja merupakan masa yang begitu penting dalam hidup

manusia, karena pada masa tersebut terjadi proses awal kematangan organ

reproduksi manusia yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal

dari kata pubercere yang berarti menjadi matang, sedangkan remaja atau

adolescence berasal dari kata adolescere yang berarti dewasa (Depkes RI,

2007).

Masa remaja juga merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju

dewasa. Pada masa ini banyak terjadi perubahan baik dalam hal fisik

maupun psikis. Perubahan-perubahan tersebut dapat mengganggu batin

remaja. Kondisi ini menyebabkan remaja dalam kondisi rawan dalam

menjalani proses pertumbuhan dan perkembangannya. Kondisi ini juga

diperberat dengan adanya globalisasi yang ditandai dengan makin

derasnya arus informasi. (Imelda, 2006)


17

b. Perubahan Fisik Pada Remaja

Bila pubertas terjadi sebelum usia 9 tahun, atau belum juga terjadi

sampai usia 13 – 15 tahun, harus dikonsultasikan ke dokter untuk

memastikan ada tidaknya kelainan (Manuaba, 2008).

Pada saat pubertas terjadi perubahan fisik yang bermakna sampai

pubertas terakhir dan berhenti pada saat dewasa, keadaan ini terjadi pada

semua remaja normal. Yang berbeda adalah awal mulainya. Mungkin ada

remaja laki-laki yang sudah tumbuh kumis tipis, sementara yang lainnya

belum. Seringkali perkembangan yang berbeda dengan sebayanya

membuat remaja risau, akan tetapi bila tidak terlalu jauh dengan temannya

masih bisa dianggap normal dan akan mengejar ketinggalan pertumbuhan

tersebut. Harus diingat bahwa seorang anak berkembang pada saat yang

berbeda dan dengan kecepatan yang berbeda pula (Manuaba, 2008).

Perubahan Fisik Remaja Putri:

1. Pinggul melebar

2. Pertumbuhan rahim dan vagina

3. Menstruasi awal

4. Pertumbuhan rambut kelamin dan ketiak

5. Payudara membesar

6. Pertumbuhan lemak dan keringat (jerawat)

7. Pertambahan berat badan dan tinggi badan

Pada pertumbuhan fisik remaja baik laki-laki maupun perempuan

adalah kecepatan tumbuhnya (growth spurt). Pada saat ini pertumbuhan


18

tinggi badan (linier) terjadi amat cepat. Perbedaan pertumbuhan fisik laki-

laki dan perempuan adalah pada pertumbuhan organ reproduksinya, di

mana akan diproduksi hormon yang berbeda, penampilan yang berbeda,

serta bentuk tubuh yang berbeda akibat berkembangnya tanda seks

sekunder (Depkes RI, 2007).

Anak perempuan mulai tumbuh pesat fisiknya pada usia 10 tahun dan

paling cepat terjadi pada usia 12 tahun. Sedangkan pada laki-laki, 2 tahun

lebih lambat mulainya, namun setelah itu bertambah tinggi 12 – 15 cm

dalam tempo 1 tahun pada usia 13 tahun sampai menjelang 14 tahun.

Pertumbuhan fisik perempuan dan laki-laki tidak sejalan dengan

perkembangan emosionalnya. Seorang remaja yang badannya tinggi besar

belum tentu mempunyai emosi yang matang, sebaliknya yang bertubuh

biasa saja mempunyai emosi yang lebih matang (Depkes RI, 2007).

Pertumbuhan tinggi remaja dipengaruhi tiga faktor yaitu :

Genetik (faktor keturunan), gizi dan variasi individu. Secara genetic

orang tua yang tubuhnya tinggi, punya anak remaja yang juga tinggi.

Faktor gizi juga sangat berpengaruh, remaja dengan status gizi yang

baik akan tumbuh lebih tinggi dibanding dengan remaja yang dengan

status gizi kurang. (Depkes RI, 2007).

Pertumbuhan pesat umumnya pada usia 10-11 tahun. Perkembangan

payudara merupakan tanda awal dari pubertas, di mana daerah puting susu

dan sekitarnya mulai membesar, kemudian rambut pubis muncul. Pada

sepertiga anak remaja, pertumbuhan rambut pubis terjadi sebelum


19

tumbuhnya payudara rambut ketiak dan badan mulai tumbuh pada usia (12

– 13) tahun. Tumbuhnya rambut badan bervariasi luas. Pengeluaran sekret

vagina terjadi pada usia 10 – 13 tahun. Keringat ketiak mulai diproduksi

pada usia 12 – 13 tahun, karena berkembangnya kelenjar apokrin yang juga

menyebabkan keringat ketiak mempunyai bau yang khas. Menstruasi

terjadi pada usia 11 – 14 tahun. Pematangan seksual penuh remaja

perempuan terjadi pada usia 16 tahun, sedang pada laki-laki pematangan

seksual penuh terjadi pada usia 17 – 18 tahun (Manuaba, 2008).

c. Perkembangan Jiwa Pada Remaja

Pada usia 12-15 tahun, pencarian identitas diri masih berada pada

tahap permulaan. Dimulai pada pengukuhan kemampuan yang sering

diungkapkan dalam bentuk kemauan yang tidak dapat dikompromikan

sehingga mungkin berlawanan dengan kemauan orang lain. Bila kemauan

itu ditentang, mereka akan memaksa agar kemauannya dipenuhi.

Psikososial merupakan manifestasi perubahan faktor-faktor emosi, sosial

dan intelektual. Depkes RI (2007) menyatakan, bahwa akibat perubahan

tersebut, maka karakteristik psikososial remaja dapat dikelompokkan

menjadi 3 (tiga), yaitu :

1) Remaja Awal (10-13 tahun)

a) Cemas terhadap penampilan badannya yang berdampak pada

meningkatnya kesadaran diri (self consciousness)


20

b) Perubahan hormonal berdampak sebagai individu yang mudah

berubah-ubah emosinya seperti mudah marah, mudah tersinggung

atau menjadi agresif

c) Menyatakan kebebasan berdampak bereksperimen dalam berpakaian,

berdandan trendi dan lain-lain.

d) Perilaku memberontak membuat remaja sering konflik dengan

lingkungannya.

e) Kawan lebih penting sehingga remaja berusaha menyesuaikan dengan

mode teman sebayanya.

f) Perasaan memiliki terhadap teman sebaya berdampak punya

gang/kelompok sahabat, remaja tidak mau berbeda dengan teman

sebayanya.

g) Sangat menuntut keadilan dari sisi pandangnya sendiri dengan

membandingkan segala sesuatunya sebagai buruk/hitam atau

baik/putih berdampak sulit bertoleransi dan sulit berkompromi.

2) Remaja Pertengahan (14 – 16 tahun)

a) Lebih mampu untuk berkompromi, berdampak tenang, sabra dan

lebih toleran untuk menerima pendapat orang lain.

b) Belajar berfikir independen dan memutuskan sendiri berdampak

menolak mencampur tangan orang lain termasuk orang tua.

c) Bereksperimen untuk mendapatkan citra diri yang dirasa nyaman

berdampak baju, gaya rambut, sikap dan pendapat berubah-ubah.


21

d) Merasa perlu mengumpulkan pengalaman baru walaupun beresiko

berdampak mulai bereksperimen dengan merokok, alkohol, seks

bebas dan mungkin NAPZA.

e) Tidak lagi terfokus pada diri sendiri berdampak lebih bersosialisasi

dan tidak lagi pemalu.

f) Membangun nilai, norma dan moralitas berdampak mempertanyakan

kebenaran ide, norma yang dianut keluarga.

g) Mulai membutuhkan lebih banyak teman dan solidaritas berdampak

ingin banyak menghabiskan waktu untuk berkumpul dengan teman-

teman.

h) Mulai membina hubungan dengan lawan jenis berdampak berpacaran

tetapi tidak menjurus serius.

i) Mampu berfikir secara abstrak mulai berhipotesa berdampak mulai

peduli yang sebelumnya tidak terkesan dan ingin mendiskusikan atau

berdebat.

3) Remaja Akhir (17 – 19 tahun)

a) Ideal berdampak cenderung menggeluti masalah sosial politik

termasuk agama.

b) Terlibat dalam kehidupan, pekerjaan dan hubungan di luar stress yang

keluarga berdampak mulai belajar mengatasi dihadapi dansulit diajak

berkumpul dengan keluarga.

c) Belajar mencapai kemandirian secara finansial maupun emosional

berdampak kecemasan dan ketidak pastian masa depan yang dapat

merusak keyakinan diri.


22

d) Lebih mampu membuat hubungan yang stabil dengan lawan jenis

berdampak mempunyai pasangan yang lebih serius dan banyak

menyita waktu.

e) Merasa sebagai orang dewasa berdampak cenderung mengemukakan

pengalaman yang berbeda dengan orangtuanya.

f) Hampir siap menjadi orang dewasa yang mandiri berdampak mulai

nampak ingin meninggalkan rumah atau hidup sendiri. Pergaulan

dengan lawan jenisnya juga dapat menjadi sesuatu yang mengesankan

bagi remaja. Bila mengalami hambatan, maka remaja akan menarik

diri dari lingkungan sosialnya. Akibat perkembangan kelenjar

kelamin remaja, maka mulai timbul perhatian pada remaja terhadap

lawan jenisnya, bahkan hal ini merupakan tanda yang khas bahwa

masa remaja sudah dimulai. Depkes RI (2007) menyatakan, bahwa

proses percintaan remaja dimulai dari :

(1) Crush

Ditandai dengan adanya saling membenci antara anak laki-laki

dan perempuan. Penyaluran cinta pada saat ini adalah memuja

orang yang lebih tua dan sejenis. Bentuknya misalnya memuja

pahlawan dalam cerita film.

(2) Hero-worshping

Mempunyai persamaan dengan crush, yaitu pemujaan terhadap

orang yang lebih tua tetapi yang berlawanan. Kadang yang

dikagumi tidak juga dikenal.


23

(3) Boy Crazy dan Girl Crazy

Pada masa ini kasih sayang remaja ditujukan kepada teman- teman

sebaya, kadang saling perhatian antara anak laki-laki dengan anak

perempuan.

(4) Puppy Love (Cinta Monyet)

Cinta remaja sudah mulai tertuju pada satu orang, tetapi sifatnya

belum stabil sehingga kadang-kadang masih ganti-ganti pasangan.

(5) Romantic Love

Cinta remaja menemukan sasarannya dan percintaannya sudah

stabil dan tidak jarang berakhir dengan perkawinan.

3. Dampak Pernikahan Dini Dilihat Dari Kesehatan Reproduksi

Perubahan perilaku remaja yang makin dapat menerima hubungan seksual

pranikah sebagai cerminan fungsi rekreasi, ketika hubungan seksual telah

menghasilkan janin dapat mempengaruhi psikologis dan fisik. (Manuaba, 2008)

a. Dampak Psikologis

Pada usia pernikahan dini yang terjadi dibawah usia 20 tahun dalam

keadaan belum matangnya mental seseorang remaja akan mempengaruhi

penerimaan kehamilannya, dimana alat reproduksi remaja yang belum siap

menerima kehamilan, merasa tersisih dari pergaulan karena dianggap belum

mampu membawa diri, terkadang perasaan tertekan karena mendapat cercaan

dari keluarga, teman atau lingkungan masyarakat (Sarwono, 2006).

Sejatinya, anak berusia di bawah umur belum paham benar mengenai

hubungan seks dan apa tujuannya. Mereka hanya melakukan apa yang
24

diharuskan pasangan terhadapnya tanpa memikirkan hal yang

melatarbelakanginya melakukan itu. Jika sudah demikian, anak akan

merasakan penyesalan mendalam dalam hidupnya. (Sarwono, 2006)

Akibatnya, remaja sering murung dan tidak bersemangat. Bahkan

remaja akan merasa minder untuk bergaul dengan anak-anak seusianya

mengingat statusnya sebagai istri. Hal ini biasa disebut depresi berat atau

neoritis depresi akibat pernikahan dini. Dimana terdapat dua jenis depresi

kepribadian yaitu pribadi introvert dan ekstrovert (Manuaba, 2008).

Pada pribadi introvert (tertutup) akan membuat si remaja menarik diri

dari pergaulan. Dia menjadi pendiam, tidak mau bergaul, bahkan menjadi

seorang yang schizofrenia atau dalam bahasa awam yang dikenal orang

adalah gila. Sedang depresi berat pada pribadi ekstrovert (terbuka) sejak kecil,

remaja terdorong melakukan hal-hal aneh untuk melampiaskan amarahnya,

seperti perang piring, anak dicekik dan sebagainya. Dengan kata lain, secara

psikologis kedua bentuk depresi sama-sama berbahaya khususnya dalam

kasus pernikahan dini tersebut (Manuaba, 2008)

Pada sisi lain, pernikahan dini juga berdampak negatif pada

keharmonisan keluarga. Hal ini disebabkan oleh kondisi psikologis yang

belum matang, sehingga cenderung labil dan emosional. Pada usia yang

belum matang ini biasanya remaja masih kurang mampu untuk bersosialisasi

dan adaptasi, dikarenakan ego remaja yang masih tinggi serta belum

matangnya sisi kedewasaan untuk berkeluarga sehingga banyak ditemukanya


25

kasus perceraian yang merupakan dampak dari mudanya usia untuk menikah

(Sarwono, 2006).

b. Dampak Fisik

Fisik atau dalam bahasa Inggris "Body" adalah sebuah kata yang

berarti badan/benda dan dapat terlihat oleh mata juga terdefinisi oleh

pikiran. Kata fisik biasanya digunakan untuk suatu benda / badan yang

terlihat oleh mata. Dampak fisik dalam pernikahan dini memang sangatlah

besar baik dalam melakukan hubungan seksual ataupun dalam persalinan.

Perkawinan Dini yang berlanjut menjadi kehamilan sangat berdampak

negatif pada status kesehatan reproduksinya. Proses kehamilan yang dapat

terjadi anemi yang berdampak berat badan bayi lahir rendah, intra uteri fetal

death, premature, abortus berulang, perdarahan, untuk proses bersalin

terkadang belum matangnya alat reproduksi membuat keadaan panggul

masih sempit dan sebagainya untuk itu perlu pemantauan dan pemeriksaan

ekstra yang lebih lengkap (Manuaba, 2008). Pada remaja putra dampak dari

pernikahan dini dipandang dari kesehatan reproduksi akan berpotensi terjadi

impotensi, ejakulasi dini dan disfungsi ereksi, efek yang ditimbulkan dari

pernikahan dini yang menganggu kesehatan reproduksi paling banyak

terjadi pada perempuan (Iwan, 2006).

Selain itu dampak pernikahan dini apabila dilihat dari sisi fisik dan

biologis, juga ditemukan berbagai efek negatif yang bisa dikatakan

berbahaya seperti banyaknya seorang ibu yang menderita anemia selagi


26

hamil dan melahirkan, sehingga menyebabkan tingginya angka kematian

ibu dan bayi akibat pernikahan dini (Manuaba, 2008).

Secara medis usia bagus untuk hamil yaitu pada usia 21-35 tahun,

maka bila usia kurang meski secara fisik telah menstruasi dan bisa dibuahi,

namun bukan berarti siap untuk hamil dan melahirkan serta memiliki

kematangan mental, yakni berpikir dan dapat menanggulangi resiko-resiko

yang akan terjadi pada saat kehamilan dan persalinan. Seperti misalnya

terlambat memutuskan mencari pertolongan jika terjadi kegawatdaruratan

pada saat persalinan karena minimnya informasi sehingga terlambat

mendapat perawatan yang semestinya (Manuaba, 2008).

Menurut Manuaba (2008), dampak fisik dari pernikahan diusia

muda dapat digolongkan menjadi 2 yaitu:

a. Dampak bagi ibu

1) Intra Uterin Fetal Death

Intra Uterin Fetal Death atau kematian janin dalam kandungan

adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam

kandungan. Keadaan ini sering di jumpai pada kehamilan di bawah 20

minggu dan sesudah 20 minggu, yaitu ditandai kematian janin bila ibu

tidak merasakan gerakan janin, biasanya berakhir dengan abortus.

2) Perdarahan

Perdarahan pada saat melahirkan antara lain disebabkan karena

otot rahim yang terlalu lemah dalam proses involusi.


27

3) Kematian ibu

Kematian ibu saat melahirkan disebabkan oleh perdarahan dan

infeksi. Penting untuk diketahui bahwa kehamilan pada usia kurang

dari 17 tahun meningkatkan risiko komplikasi medis, baik pada ibu

maupun pada anak. Kehamilan di usia yang sangat muda ini ternyata

berkorelasi dengan angka kematian dan kesakitan ibu. Disebutkan

bahwa anak perempuan berusia 10-14 tahun berisiko lima kali lipat

meninggal saat hamil maupun bersalin dibandingkan kelompok usia

20-24 tahun.

4) Risiko terjadinya abortus

a) Pengertian Abortus

Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat

tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu

atau buah kehamilan belum mampu hidup di luar ruangan

(Romauli, 2011).

b) Jenis-jenis abortus

abortus terbagi menjadi:

1) Abortus spontaneous

Adalah aborsi yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor

mekanis ataupun medicinalis semata-mata disebabkan oleh

faktor alamiah.
28

a) Abortus completes (keguguran lengkap) artinya seluruh hasil

konsepsi dikeluarkan sehingga rongga Rahim kosong.

b) Abortus inkompletus (keguguran bersisa) artinya hanya ada

sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan yang tertinggal

adalah decidus dan plasenta.

c) Abortus iminens yaitu keguguran yang membakat dan akan

terjadi dalam hal ini keluarnya fetus masih dapat dicegah

dengan memberikan obat-obat hormonal dan anti pasmodic.

d) Missed abortion yaitu keadaan janin sudah mati tetapi tetap

berada dalam Rahim dan tidak dikeluarkan selama dua bulan

atau lebih.

e) Abortus habitualis atau keguguran berulang adalah keadaan

dimana penderita mengalami keguguran berturut-turut 3 kali

atau lebih.

f) Abortus infeksious adalah abortus yang disertai infeksi genital.

2) Abortus provokatus

Adalah aborsi yang disengaja baik dengan memakan obat-obatan

maupun alat-alat, ini terbagi menjadi dua:

a) Abortus provokatus medicinalis adalah aborsi yang dilakukan

oleh dokter atas dasar indikasi medis, yaitu apabila tindakan

aborsi tidak diambil akan membahayakan jiwa ibu.

b) Abortus provokatus criminalis adalah aborsi yang terjadi karena

tindakan-tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan

indikasi medis (Marni,2015).


29

5) Kanker Serviks

a. Definisi

Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah

serviks atau leher rahim sebagai akibat adanya pertumbuhan jaringan

yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal disekitarnya

(Kumalasari, dkk 2012).

b. Faktor Risiko

Beberapa faktor risiko dan predisposisi yang menyebabkan

perempuan terpapar HPV (sebagai etiologi dari kanker serviks)

diantaranya sebagai berikut :

1) Menikah atau memulai aktivitas seksual di usia muda. Penelitian

menunjukkan bahwa semakin muda perempuan melakukan

hubungan seksual semakin besar terkena kanker serviks.

2) Perilaku seksual pada remaja yaitu hubungan seks pertama pada

usia muda (kurang dari 15 tahun).

3) Riwayat infeksi di daerah kelamin dan radang panggul. Infeksi

Menular Seksual (IMS) dapat menjadi peluang meningkatnya

risiko terkena kanker serviks.

c. Gejala

Kanker serviks pada stadium dini sering tidak menunjukkan

gejala atau tanda-tanda yang khas, bahkan tidak ada tanda-tanda

gejala sama sekali. Gejala yang mungkin timbul sebagai berikut :

1) Nyeri pada waktu senggama dan perdarahan sesudah senggama.


30

2) Keluar keputihan atau cairan encer dari vagina.

3) Perdarahan sesudah mati menstruasi.

4) Pada tahap lanjut dapat keluar cairan kekuningan, berbau dan

dapat bercampur dengan darah.

Apabila gejala sudah muncul, biasanya kanker sudah dalam

stadium lanjut. Untuk itu perlu segera diperiksakan ke dokter karena

makin dini penyakit didiagnosis dan diobati, makin besar

kemungkinan untuk disembuhkan (Kumalasari dkk, 2012).

b. Dampak bagi bayi

1) Kemungkinan janin lahir belum cukup usia kehamilan atau kurang dari

37 minggu, pada umur kehamilan tersebut pertumbuhan janin belum

sempurna.

2) BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) yaitu, bayi yang lahir dengan berat

badan kurang dari 2.500 gram. Kebanyakan hal ini dipengaruhi oleh

umur ibu saat hamil kurang dari 20 tahun dan ibu kurang gizi (Manuaba,

2008).

3) Premature

Persalinan prematur adalah suatu proses kelahiran bayi sebelum usia

kehamilan 37 minggu atau sebelum 3 minggu dari waktu perkiraan

persalinan. Risiko terjadinya kehamilan premature, antara lain : usia ibu

saat hamil kurang dari 20 tahun, wanita dengan gizi yang kurang atau

anemia, lemahnya serviks.


31

4. Pernikahan

a. Pengertian

Pernikahan merupakan ikatan yang terbentuk antara pria dan wanita

yang didalamnya terdapat unsur keintiman, pertemuan, persahabatan, kasih

sayang, pemenuhan hasrat seksual dan menjadi lebih matang. Pernikahan

merupakan awal dari terbentuknya keluarga dengan penyatuan dua individu

yang berlainan jenis serta lahirnya anak-anak (Nastiti, 2006).

Pernikahan menurut Dariyo (2008) adalah ikatan kudus antara

pasangan dari seseorang laki-laki dan seorang perempuan yang telah

menginjak atau dianggap telah memiliki umur cukup dewasa. Pernikahan

dianggap sebagai ikatan kudus (holy relationship) karena hubungan pasangan

antara laki-laki dan perempuan telah diakui secara sah dalam Negara atau

agama. Salah satu tujuan perkawinan adalah untuk mendapatkan keturunan.

Keturunan diperoleh dari kehamilan dalam masa reproduksi yang sehat yaitu

umur istri antara 20-30 tahun usia tersebut merupakan usia terbaik karena

organ-organ reproduksi dalam tubuh perempuan telah tumbuh sempurna.

Pernikahan atau perkawinan menurut Undang-Undang Perkawinan

No.1 tahun 1974 adalah Ikatan lahir batin antara seseorang pria dan wanita

sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang

bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Pemerintah

menganggap Pasal 7 ayat (1) UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan yang

mengatur batas usia pernikahan sebagai kesepakatan nasional yang

merupakan kebijakan (open legal policy) pembentuk undang-undang. Sebab,


32

dalam hukum Islam maupun hukum adat tidak menyebut batas usia minimum

seseorang diperbolehkan menikah.

Faktanya, batas usia lebih rendah bagi seorang wanita untuk kawin

mengakibatkan laju kelahiran lebih tinggi. Atas dasar itu, UU Perkawinan

menentukan batas usia untuk kawin bagi pria 19 tahun dan bagi wanita 16

tahun. ”Pembatasan ini hakikatnya mencegah perkawinan di bawah umur

(dini) dan menunjang keberhasilan program nasional Keluarga Berencana.

b. Pernikahan Dini

Istilah pernikahan dini atau pernikahan muda ini sebenarnya tidak

dikenal dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) tetapi yang lebih

popular adalah pernikahan di bawah umur yaitu pernikahan pada usia

dimana seseorang tersebut belum mencapai dewasa (Koro, 2012: 72).

Umumnya pernikahan ini dilakukan oleh pemuda dan pemudi yang belum

mencapai taraf ideal untuk melangsungkan suatu pernikahan. Bisa

dikatakan mereka belum mapan secara emosioal, finansial, serta belum

siap secara fisik dan psikis.

Perkawinan dini adalah perkawinan yang telah terjadi pada seseorang

wanita dengan status umur dibawah 20 tahun. Pada tipe orang usia di

bawah 20 tahun keadaan organ reproduksi belum sepenuhnya matang dan

masih dalam tahap pertumbuhan. Masa ini disebut dengan istilah masa

reproduksi muda artinya meskipun dapat hamil dan melahirkan akan tetapi

sebenarnya tubuh belum siap untuk hamil (Manuaba, 2008).


33

Pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakukan oleh salah satu

pasangan yang memiliki usia di bawah umur yang biasanya di bawah 17

tahun. Baik pria atau wanita jika belum cukup umur (17 Tahun) jika

melangsungkan pernikahan dapat dikatakan sebagai pernikahan usia dini.

Di Indonesia sendiri pernikahan belum cukup umur ini marak terjadi, tidak

hanya di desa melainkan juga di kota. Ada banyak faktor negatif dan

positif yang harus di hadapi ketika melakukan pernikahan jika belum

cukup usia ini. Namun persiapan pernikahan bagi anak di bawah 17 tahun

tentu harus perhatikan sebaik baiknya. Hal ini dikarenakan dapat

menyebabkan mental anak menjadi berubah serta kehilangan masa

remajanya.

Pernikahan dini memiliki dampak yang cukup berbahaya bagi yang

melakukannya baik pria ataupun bagi wanita, dan dalam berbagai aspek

seperti kesehatan, psikologi, dan mental. Walaupun pernikahan usia dini

ini memiliki dampak positif, namun dibandingkan dengan faktor

negatifnya tentu sangat tidak seimbang. Bayangan malam pertama yang

indah tentu nantinya akan sangat tidak bermanfaat jika kedepan hanya ada

kekhawatiran dan tidak bahagia.

Ada berbagai alasan yang menyebabkan terjadinya pernikahan dini,

terkadang tidak di sengaja atau yang sudah di rencanakan, berikut adalah

alasannya. Faktor Ekonomi, faktor ekonomi menyebabkan orang tua

menikahkan anaknya pada pria/keluarga yang lebih mapan atau hanya

untuk mengurangi biaya hidup sehari hari. Perjodohan, mungkin faktor ini

sudah sangat kecil yang menyebabkan pernikahan dini, namun beberapa


34

kasus terutama di desa dan kampung, ini masih terjadi. MBA (married by

accident), penyebab yang paling banyak terjadinya pernikahan usia dini,

terutama terjadi di daerah perkotaan. Cinta Sejati, faktor cinta sejati

mungkin menjadi alasan terakhir, dimana pasangan ini memang benar

benar mencintai dan ingin segera bersatu. Pernikahan dini ini memiliki

dampak negatif dan dampak positif, namun tentu perlu kita ketahui

pastinya pernikahan usia dini ini sangat dilarang.

5) Upaya Pencegahan

Ada beberapa upaya untuk menanggulangin terjadinya pernikahan usia dini,

antara lain:

1. Meningkatkan pendidikan anak dapat mengurangi keinginan untuk menikah

di usia dini.

2. Memberikan penyuluhan risiko pernikahan dini guna mendorong anak untuk

tidak melakukan pernikahan dini.

3. Orangtua lebih baik tidak melaksanakan kehendak pada anak untuk menikah

di usia dini juga memantau pergaulannya.

4. Menetapkan usia perkawinan diatas 20 tahun dapat mengurangi angka

kesakitan dan kematian saat hamil, melahirkan dan nifas.

5. Menambah aktivitas yang bermanfaat seperti kegiatan olahraga, aktif di

ekstrakurikuler sekolah, kegiatan sosial yang lainnya.


35

B. Kerangka Teori

Faktor Internal: Faktor Eksternal:


 Umur  Faktor
 Pendidikan Lingkungan
 Pekerjaan  Sosial Budaya

Pengetahuan tentang
Dampak Pernikahan Dini:
 Pengertian
 Faktor Penyebab
 Dampak
 Upaya Penanggulangan

Gambar 2.1 Gambaran Pengetahuan Remaja tentang Dampak Pernikahan Dini

Sumber: Wawan dkk, 2011

C. Kerangka Konsep

Faktor Internal:
Pengetahuan tentang dampak
 Umur pernikahan dini pada ibu dan
 Pendidikan bayi
 Pekerjaan

Gambar 2.2 Gambaran Pengetahuan Remaja tentang Dampak Pernikahan Dini

Sumber : Wawan dkk, 2011


36

BAB III

Metodologi Penelitian

A. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian kebidanan, karena berkaitan

dengan permasalahan kesehatan reproduksi.

2. Ruang Lingkup Masalah

Masalah yang diteliti pada penelitian ini adalah gambaran pengetahuan

remaja putri tentang dampak pernikahan dini.

3. Ruang Lingkup Sasaran

Sasaran dalam penelitian ini adalah remaja putri usia 15-17 tahun.

4. Ruang Lingkup Tempat

Penelitian ini dilakukan di Desa Bojong Kecamatan Bojong Kabupaten

Tegal.

5. Ruang Lingkup Waktu

Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2019.

B. Rancangan dan Jenis Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini dirancang dengan menggunakan pendekatan

cross sectional, yaitu metode pengambilan data yang dilakukan pada

waktu yang sama. Tujuan dari metode ini agar diperoleh data yang

lengkap dalam waktu yang relative cepat (Arikunto, 2010).


37

2. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan dengan tujuan

memaparkan data secara sederhana sehingga dapat dibaca dan

dianalisis secara sederhana (Riwidikdo, 2009). Penelitian ini

mendeskripsikan tentang gambaran pengetahuan remaja putri

tentang dampak pernikahan dini di Desa Bojong Kecamatan Bojong

Kabupaten Tegal Tahun 2019.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan

dalam suatu penelitian (Saryono, 2011). Populasi dalam penelitian

ini adalah remaja putri usia 15-17 tahun di Desa Bojong Kecamatan

Bojong Kabupaten Tegal pada bulan februari tahun 2019 sebanyak

350 orang.

2. Sampel

Yang dimaksud sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang

diteliti (Arikunto, 2010).

a. Besar sampel

Besar sampel dalam penelitian diambil menggunakan rumus

Slovin yang diambil dari jumlah populasi yaitu sebesar 350

remaja putri. Perhitungan jumlah besar sampel dalam penelitian


38

ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin dengan

perhitungan sebagai berikut:


𝑁
n = 1+𝑁 (𝑒2 )

Keterangan :

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

e = standart eror (10%)

Maka diperoleh perhitungan seperti berikut


𝑁
n = 1+𝑁 (𝑒2 )

350
n = 1+350 (0.12 )

520
n = 4,5

n = 78 sampel

Dari perhitungan di atas maka jumlah sampel yang harus ada

dalam penelitian ini adalah 78 remaja putri usia 15-17 tahun di

Desa Bojong Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal 2019.

b. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling yaitu

metode penetapan sampel dengan memilih beberapa sampel tertentu

yang dinilai sesuai dengan tujuan atau masalah penelitian dalam

sebuah populasi. Desa bojong memiliki 3 RW dan 25 RT. Sampel

diambil dengan membuat daftar elemen atau anggota populasi (RW


39

1, RW 2, RW 3). Teknik dipilih dikarenakan populasi memiliki

kesempatan yang sama untuk menjadi responden. Pengambilan

sampel sebanyak 78 remaja putri dari seluruh remaja putri disetiap

RW diambil 26 remaja. Adapun cara pengambilan responden setiap

RW ditentukan oleh ketua RW sesuai dengan kriteria sampel yang

akan diteliti. Kriteria-kriteria nya adalah remaja putri usia 15-17

tahun, domisili di Desa Bojong dan belum menikah.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut (Sugiyono, 2010).

Penelitian ini merupakan penelitian dengan variabel tunggal yaitu

gambaran pengetahuan remaja putri terhadap dampak pernikahan dini

di desa bojong kecamatan bojong kabupaten tegal tahun 2019, meliputi:

umur, pekerjaan, pendidikan dan pengetahuan remaja putri tentang

dampak pernikahan dini.

E. Definisi Operasional (DO)

Definisi operasional merupakan definisi variabel-variabel yang

akan diteliti secara operasional di lapangan. Definisi operasional

bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan

terhadap variabel-variabel yang akan diteliti serta untuk instrument

(Riyanto, 2011).
40

Tabel 3.1 Definisi operasional gambaran pengetahuan remaja putri tentang

dampak pernikahan dini di Desa Bojong Kecamatan Bojong

Kabupaten Tegal Tahun 2019

No Variabel DO Cara Skala Kategori


Ukur Data
1 Umur Lamanya Kuesioner Ordinal 1. 15 tahun
hidup 2. 16 tahun
dihitung sejak 3. 17 tahun
lahir sampai
saat
dilakukan
penelitian
2 Pendidikan Jenjang Kuesioner Ordinal 1. Belum
pendidikan tamat
remaja putri Sekolah
sesuai ijazah Dasar (SD)
terakhir pada 2. Tamat
saat Sekolah
dilakukan Dasar (SD)
penelitian 3. Sekolah
Menengah
Pertama
(SMP)
3 Pekerjaan Merupakan Kuesioner Nominal 1. Tidak
aktivitas bekerja
sehari-hari 2. Bekerja
remaja putri
untuk
memenuhi
kebutuhan
hidup
4 Pengetahuan Hasil tahu Kuesioner Ordinal 1. Baik 76%-
seseorang 100%
terhadap 2. Cukup
objek melalui 56%-76%
indra yang 3. Kurang
dimiliki oleh <56%
remaja putri
tentang
dampak
menikah usia
dini
41

F. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan :

a. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari subyek

penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat

pengambil data, langsung pada subyek sebagai sumber informasi

yang dicari. Jenis data primer yang dikumpulkan dalam penelitian

ini yaitu diukur secara langsung pada responden dengan

menggunakan kuesioner, yang isinya meliputi umur,

pendididikan, pekerjaan, pengetahuan tentang dampak

pernikahan dini.

b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh lewat pihak lain,

tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya.

Data sekunder penelitian ini didapat peneliti berupa data

dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia misalnya data

remaja 15-17 tahun, profil desa yang diteliti dan daftar nama

remaja (Saryono, 2011).


42

2. Cara Pengumpulan Data

Data pengetahuan remaja putri dikumpulkan dengan cara

menyebarkan kuesioner dengan pengisian angket kepada responden

yang berisi tentang kisi-kisi pertanyaan mengenai umur, pendidikan,

pekerjaan dan pengetahuan tentang dampak pernikahan dini.

a. Tahap Persiapan

Pada tahap ini peneliti melakukan kontrak waktu dengan

responden sebelum diberikan kuesioner. Kemudian memastikan

responden mengerti maksud dan tujuan pengisian kuesioner

kemudian bersedia menandatangani informed consent. Memberikan

lembar kuesioner yang telah dipersiapkan jika responden

menyetujui.

b. Pelaksanaan

Penelitian dilakukan pada bulan April 2019. Dalam

penelitian ini pengambilan sampel menggunakan yaitu diambil 26

responden tiap RW. Remaja putri yang sudah menjadi sampel dari

setiap RW dikumpulkan. Pemilihan responden dari setiap RW

dengan cara menggunakan undian. Setelah terkumpul semua

responden sejumlah 26 responden, peneliti memberikan kuesioner

kepada responden kemudian menjelaskan prosedur cara pengisian,

setelah kuesioner terisi maka peneliti mengambil kuesionernya.

3. Instrument Penelitian atau Alat Penelitian

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

angket atau kuesioner dengan pertanyaan tertutup yaitu dimana angket


43

tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga responden hanya tinggal

memilih atau menjawab pada jawaban yang sudah ada (Hidayat, 2010).

Kuesioner yang digunakan untuk mengukur pengetahuan remaja putri

tentang dampak pernikahan dini terbagi menjadi 2 bagian yaitu:

a. Kuesioner yang membahas tentang identitas responden (umur,

pendidikan dan pekerjaan).

b. Kuesioner yang membahas pertanyaan tentang dampak pernikahan

dini.

G. Validitas dan Reliabilitas

Penelitian ini menggunakan kuesioner yang dapat digunakan

sebagai alat ukur penelitian. Sebelum kuesioner digunakan perlu uji

validitas dan reliabilitas.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-

tingkat kevalidan atau kesahihahan suatu instrument. Suatu

instrument yang valid atau sahih memiliki tingkat validitas tinggi.

Sebaliknya instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas

rendah (Arikunto,2010).

Kuesioner dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian perlu

ditambahkan uji validitas dan reliabilitas, yaitu untuk mengetahui

apakah kuesioner yang kita susun tersebut mampu mengukur apa

yang kita harapkan. Uji validitas kuesioner dalam penelitian ini

menggunakan rumus Product moment sebagai berikut :


44

𝑛 Σ XY−ΣX ΣY
r=
√(𝑛 Σ𝑋 2 −(Σ𝑋)2 )(𝑛 Σ𝑌 2 −(Σ𝑌)2 )

Keterangan:

r= Koefisien korelasi product moment

X= Nilai dari jawaban kuesioner

Y = Nilai dari total jawaban kuesioner

n= Jumlah sampel (Riwidikdo, 2009).

Jika rhitung lebih besar dari rtabel untuk taraf kesalahan 5%

diperoleh 0,444 maka dapat disimpulkan instrument kemampuan kerja

tersebut reliabel dan dapat dipergunakan untuk penelitian/valid

(Sugiyono, 2010).

Uji validitas pada penelitian ini yaitu peneliti laksanakan di Desa

Lengkong Kecamatan bojong Kabupaten Tegal sebanyak 20 responden.

Hasil dari uji validitas didapatkan kuesioner yang valid (rhitung > 0,444)

terdapat pada soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 18, 19,

20, 21, 22, 24 dan 25 sedangkan tidak ada kuesioner yang tidak valid

rhitung < 0,444 terdapat pada nomor 7, 9, 13, 17 dan 23. Kesimpulan

dari uji validitas dari 25 pertanyaan pada kuesioner, terdapat 20

pertanyaan yang valid atau dapat digunakan untuk kuesioner saat

penelitian. Sedangkan 5 pertanyaan yang tidak valid, 4 pertanyaan tidak

dicantumkan atau tidak digunakan untuk kuesioner penelitian. Namun 1

pertanyaan diperbaiki dan bisa dijadikan kuesioner penelitian.


45

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau diandalkan (Notoadmodjo, 2010).

Pengujian reliabilitas dapat dilakukan secara eksternal maupun internal.

Secara eksternal pengujian dapat dilakukan test retest (stability),

equivalent dan gabungan keduanya.

Secara internal reliabilitas instrument dapat di uji reliabilitas yang

digunakan:

2 𝑟𝑏
ri = 1+𝑟𝑏

Keterangan:

ri= reliabilitas internal instrument

rb= korelasi product moment antara belahan

Dalam penggunaan metode ini sebaiknya banyaknya pertanyaan

adalah berjumlah genap sehingga memudahkan dibelah (Sugiyono,

2010).

Untuk menguji reliabilitas digunakan Cronbach Alpha dengan

bantuan Software SPSS for windows 15. Menurut Riyanto (2011), nilai

Cronbach Alpha dapat dikatakan reliabel apabila nilainya > 0,6. Dan uji

reliabilitas untuk kuesioner pengetahuan remaja putri tentang dampak

menikah dini pada kesehatan reproduksi didapatkan hasil nilai Cronbach

Alpha 0,903 yang artinya reliabel yang menunjukkan bahwa kuesioner

tersebut dapat dipercaya atau dapat diandalkan untuk melakukan

penelitian mengenai gambaran pengetahuan remaja putri tentang


46

dampak menikah usia dini di Desa Bojong Kecamatan Bojong

Kabupaten Tegal 2019.

H. Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan

a. Editing

Upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan (Hidayat, 2010). Memeriksa

jawaban dari kuesioner yang telah diisi oleh responden apakah

sudah sesuai seperti yang diharapkan oleh peneliti lalu diberikan

nomor urut responden.

b. Coding

Dilakukan setelah editing berupa pemberian nilai untuk

memudahkan pengolahan data dalam penelitian ini memberikan

kode jawaban dengan angka. Jawaban benar = 1 (satu) dan salah

(0).

c. Transferring

Memindahkan jawaban atau kode kedalam master tabel.

d. Tabulating

Dari data mentah dilakukan penataan dan kemudian

menyusun dalam bentuk tabel.

2. Analisa Data

a. Analisa Univariate

Pengukuran pengetahuan untuk analisa data pada penelitian

ini menggunakan analisa univariate (analisa deskriptif) yang


47

bertujuan menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap

variabel penelitian. Bentuk analisa univariate tergantung dari

jenis datanya.

Pada umumnya dalam analisa ini hanya menghasilkan

distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel

(Notoatmodjo, 2010) dengan menggunakan rumus :


𝐹
P = 𝑁 × 100%

Keterangan :

P : Persentase nilai pengetahuan responden

F : Frekuensi jawaban yang benar

N : Jumlah soal

Penelitian ini memberikan kode jawaban dengan angka. Jawaban

benar = 1 (satu) dan salah (0).

I. Etika Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian , peneliti menyebarkan lembar

kuesioner ke subyek yang akan diteliti dengan menekankan masalah

etika meliputi :

1. Informed Consent

Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan dan

diberikan sebelum penelitian dilakukan memberikan lembar

persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent

adalah agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian,

mengetahui dampaknya. Jika subyek bersedia, maka mereka harus


48

menandatangani lembar persetujuan. Jika responden bersedia, maka

peneliti harus menghormati hak pasien.

2. Anonymity (tanpa nama)

Nama responden tidak perlu dicantumkan dalam lembar

pengumpulan data, untuk mengetahui keikutsertannya cukup

menuliskan nama kode pada masing-masing lembar kuesioner atau

lembar pengumpulan data.

3. Kerahasiaan (confidentiality)

Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari

responden dijamin kerahasiaannya oleh peneliti (Hidayat, 2010).


49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Penelitian tentang Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang

Dampak Pernikahan Dini Di Desa Bojong Kecamatan Bojong Kabupaten

Tegal 2019.

Desa Bojong Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal dikepalai oleh

seorang kepala desa yang bernama Bapak Komaruddin. Desa Bojong

mempunyai luas wilayah ± 2.580.63 m² dengan jumlah penduduk

sebanyak 8242 jiwa, yang terdiri dari 4193 jiwa laki-laki dan 4049 jiwa

perempuan.

Desa Bojong merupakan salah satu desa dari Sembilan desa yang

ada di Kecamatan Bojong seperti Buniwah, Karangmulya, Rembul,

Tuwel, Kedawung, Dukuh Tengah, Suniarsih dan Lengkong. Adapun

batas-batas kecamatan bojong sendiri sebagai berikut :

a. Sebelah utara : Kecamatan Jatinegara dan Lebaksiu

b. Sebelah selatan : Kabupaten Brebes dan Banyumas

c. Sebelah barat : Bumijawa

d. Sebelah timur : Kabupaten Pemalang

Data remaja putri 15-17 tahun yang tercatat di Desa Bojong

Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal sebanyak 350 remaja putri.


50

2. Analisis Univariat

Hasil penelitian ini disajikan dalam satu tingkatan analisis yaitu

analisis univariate yang menggambarkan distribusi frekuensi dari setiap

variabel penelitian yang meliputi:

a. Karakteristik remaja putri

Responden penelitian ini adalah remaja putri usia 15-17 tahun

Desa Bojong Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal pada mulai April

tahun 2019 sebanyak 78 responden. Karakteristik responden dalam

penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

meliputi umur, pendidikan dan pekerjaan.

1) Umur

Distribusi umur responden dalam penelitian ini dikategorikan

menjadi umur 15 tahun, 16 tahun dan 17 tahun. Berdasarkan hasil

penelitian yang telah dilakukan, dapat dibuat tabulasi umur

responden di Desa Bojong Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal

tahun 2019 sebagai berikut :

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur di

Desa Bojong Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal

Tahun 2019

Umur Frekuensi Prosentase (%)


15 tahun 23 29.5%
16 tahun 37 47.4%
17 tahun 18 23.1%
Total 78 100
Sumber : Data Primer Penelitian
51

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa sebagian

besar responden yang berumur 16 tahun yaitu sebanyak 37 orang

(47.4%). Dan yang paling sedikit responden berumur 17 tahun

sebanyak 18 orang (23.1%).

2) Pendidikan

Distribusi pendidikan responden dalam penelitian ini

dikategorikan menjadi Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah

Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Perguruan

Tinggi (Diploma, Sarja, Master, dll). Berdasarkan hasil penelitian

yang telah dilakukan, dapat dibuat tabulasi pendidikan responden

di Desa Bojong Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal tahun 2019

sebagai berikut:

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan

di Desa Bojong Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal

tahun 2019

Pendidikan Frekuensi Prosentase (%)


Sekolah Dasar (SD) 35 44.9%

Sekolah Menengah 43 55.1%


Pertama (SMP)

Sekolah Menengah 0 0%
Atas (SMA)

Perguruan Tinggi 0 0%
(Diploma, Sarjana,
Master, dll)

Total 78 100
Sumber : Data Primer Penelitian
52

Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa sebagian

besar responden yang berpendidikan Sekolah Menengah Pertama

sebanyak 43 orang (55.1%) dan yang paling sedikit responden yang

berpendidikan Sekolah Dasar sebanyak 35 orang (44.9%).

3) Pekerjaan

Distribusi pekerjaan responden dalam penelitian ini

dikategorikan menjadi tidak bekerja dan bekerja. Berdasarkan hasil

penelitian yang telah dilakukan, dapat dibuat tabulasi pekerjaan

responden di Desa Bojong Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal

tahun 2019 sebagai berikut:

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan di

Desa Bojong Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal tahun

2019

Pekerjaan Frekuensi Prosentase (%)


Tidak bekerja 59 75.6%
Bekerja 19 24.4%
Total 78 100
Sumber : Data Primer Penelitian

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa sebagian

besar responden yang tidak bekerja sebanyak 59 orang (75.6%) dan

yang paling sedikit responden yang bekerja sebanyak 19 orang

(24.4%).
53

b. Pengetahuan Remaja Putri Terhadap Dampak Pernikahan dini

Distribusi pengetahuan responden dalam penelitian ini

dikategorikan menjadi pengetahuan baik, cukup dan kurang.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat dibuat tabulasi

pengetahuan responden di Desa Bojong Kecamatan Bojong

Kabupaten Tegal tahun 2019 sebagai berikut:

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan di

Desa Bojong Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal tahun

2019

Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%)


Baik 71 91%
Cukup 7 9%
Total 78 100
Sumber: Data Primer Penelitian

Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar

responden berpengetahuan baik sebanyak 71 remaja putri (91%).

c. Pengetahuan Remaja Putri Terhadap Dampak Pernikahan dini

berdasarkan karakteristik:

1) Umur

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri tentang

dampak pernikahan dini berdasarkan karakteristik umur di Desa

Bojong Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal Tahun 2019 disajikan

pada tabel 4.5.


54

Tabel 4.5 Tabel gambaran pengetahuan remaja putri terhadap dampak

pernikahan dini berdasarkan karakteristik umur di Desa

Bojong Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal Tahun 2019.

Pengetahuan

Umur Baik Cukup Total

Frek % Frek % Frek %

15 tahun 19 82.6 4 17.4 23 100

16 tahun 35 94.4 2 5.6 37 100

17 tahun 17 94.6 1 5.4 18 100

Total 71 7 78

Sumber : Data Primer Penelitian

Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa pengetahuan

baik paling banyak yaitu remaja umur 17 tahun sebanyak 17

responden (94.6%), pengetahuan cukup paling banyak yaitu remaja

umur 15 tahun sebanyak 4 responden (17.4%) Kemungkinan ada

hubungan antara umur remaja putri dengan pengetahuan remaja

putri tentang dampak pernikahan dini di Desa Bojong Kecamatan

Bojong Kabupaten Tegal.

2) Pendidikan

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri tentang

dampak pernikahan dini berdasarkan karakteristik pendidikan di


55

Desa Bojong Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal Tahun 2019

disajikan pada tabel 4.6.

Tabel 4.6 Tabel gambaran pengetahuan remaja putri terhadap dampak

pernikahan dini berdasarkan karakteristik pendidikan di Desa

Bojong Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal Tahun 2019

Pengetahuan

Pendidikan Baik Cukup Total

Frek % Frek % Frek %

Sekolah Dasar (SD) 30 85.7 5 14.3 35 100

Sekolah Menengah 41 95.3 2 4.7 43 100

Pertama (SMP)

Total 71 7 78

Sumber: Data Primer Penelitian

Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa pengetahuan baik

paling banyak yaitu responden yang sekolah menengah pertama sebanyak

41 responden (95.3%), pengetahuan cukup paling banyak yaitu sekolah

dasar sebanyak 5 responden (14.3%). Kemungkinan ada hubungan antara

pendidikan remaja putri dengan pengetahuan remaja putri tentang dampak

pernikahan dini di Desa Bojong Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal.

3) Pekerjaan

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri terhadap

dampak pernikahan dini berdasarkan karakteristik pekerjaan di Desa


56

Bojong Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal Tahun 2019 disajikan pada

tabel 4.7.

Tabel 4.7 Tabel gambaran pengetahuan remaja putri terhadap dampak

pernikahan dini berdasarkan karakteristik pekerjaan di Desa

Bojong Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal Tahun 2019

Pengetahuan

Pekerjaan Baik Cukup Total

Frek % Frek % Frek %

Tidak bekerja 53 89.8 6 10.2 59 100

Bekerja 18 94.7 1 5.3 19 100

Total 71 7 78

Sumber: Data Primer Penelitian

Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa

pengetahuan baik paling banyak yaitu responden yang tidak bekerja

sebanyak 53 responden (89.8%), pengetahuan cukup paling banyak

yaitu responden yang tidak bekerja sebanyak 6 responden (10.2%).

Kemungkinan tidak ada hubungan antara pekerjaan remaja putri

dengan pengetahuan remaja putri tentang dampak pernikahan dini di

Desa Bojong Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal.


57

B. Pembahasan

1. Karakteristik remaja putri

a. Umur

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang telah dilakukan

diketahui karakteristik remaja putri di Desa Bojong berdasarkan umur

yang terbanyak berumur 16 tahun.

Menurut Huclock yang dikutip Wawan dkk (2011), semakin cukup

umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang

dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat

seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi

kedewasaannya. Hal ini sebagai pengalaman dan kematangan jiwa. Hal

ini menunjukkan kesesuaian antar umur dan pengetahuan, semakin tua

umur seseorang semakin matang pola pikirnya. Ini dikarenakan

banyaknya pengalaman yang didapat dan kematangan jiwa individu

tersebut sehingga informasi yang didapat lebih mudah dicerna daripada

yang berumur muda.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan Eddy Fadlyana dan Shinta

Larasaty dapat disimpulkan bahwa kehamilan pada usia kurang dari 17

tahun meningkatkan risiko komplikasi medis, baik pada ibu maupun

pada anak. Kehamilan di usia yang sangat muda ini ternyata berkorelasi

dengan angka kematian dan kesakitan ibu. Disebutkan bahwa anak

perempuan berusia 10-14 tahun berisiko lima kali lipat meninggal saat

hamil maupun bersalin dibandingkan kelompok usia 20-24 tahun,

sementara risiko ini meningkat dua kali lipat pada kelompok usia 15-19
58

tahun. Dapat disimpulkan semakin rendah umur untuk menikah,

semakin meningkatkan risiko terhadap kehamilan, persalinan dan nifas

(Pediatri, 2009).

b. Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui

karakteristik berdasarkan tingkat pendidikan yang terbanyak yaitu

Sekolah Menengah Pertama (SMP), dikarenakan kurangnya keinginan

untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi dengan alasan

orang tua mereka tidak mampu menyekolahkan karena biaya yang

mahal dan sarana yang kurang memadai (tidak mempunyai kendaraan)

sehingga banyak alasan yang timbul untuk tidak ingin sekolah dan

menyebabkan tingkat pendidikan remaja putri rendah.

Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi, misalnya

hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan

kualitas hidup. Tingkatan pendidikan menunjukkan perubahan korelasi

positif dengan terjadinya perilaku positif yang meningkat (Suharso dkk,

2012). Dari berbagai penelitian didapatkan bahwa terdapat korelasi

antara tingkat pendidikan dan usia saat menikah, semakin tinggi usia

anak saat menikah maka pendidikan anak relative lebih tinggi dan

demikian pula sebaliknya. Pernikahan di usia dini menurut penelitian

UNICEF tahun 2016 tampaknya berhubungan pula dengan derajat

pendidikan yang rendah. Menunda usia pernikahan merupakan salah

satu cara agar anak dapat mengeyam pendidikan lebih tinggi (Fadlyana,

2009).
59

Menurut YB Mantra yang dikutip Wawan dkk (2011), pendidikan

dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan

pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta

dalam pembangunan. Pada umumnya makin tinggi pendidikan

seseorang makin mudah menerima informasi. Hal ini menunjukkan

adanya kesesuaian antara pendidikan dengan cara seseorang

menangkap dan mencerna informasi yang diperoleh.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan Eddy Fadlyana dan Shinta

Larasaty (2009), dapat disimpulkan bahwa semakin muda usia

menikah, maka semakin rendah tingkat pendidikan yang dicapai oleh

sang anak. Pernikahan anak seringkali menyebabkan anak tidak lagi

bersekolah, karena kini ia mempunyai tanggung jawab baru, yaitu

sebagai seorang istri dan calon ibu, atau kepala keluarga dan calon ayah,

yang diharapkan berperan lebih banyak mengurus rumah tangga

maupun menjadi tulang punggung keluarga dan keharusan mencari

nafkah. Pola lainnya yaitu karena biaya pendidikan yang tak terjangkau,

anak berhenti sekolah dan kemudian dinikahkan untuk mengalihkan

beban tanggungjawab orangtua menghidupi anak tersebut kepada

pasangannya. Dapat disimpulkan bahwa semakin rendah pendidikan

remaja, semakin berpeluang menikah usia dini (Pediatri, 2009).`

c. Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui

karakteristik berdasarkan pekerjaan yang terbanyak yaitu tidak bekerja


60

dengan alasan remaja putri di Desa Bojong Kecamatan Bojong

Kabupaten Tegal sebagian besar masih bersekolah.

Menurut Wawan dkk (2011), pekerjaan bukanlah sumber

kesenangan, tetapi lebih banyak cara mencari nafkah yang

membosankan, berulang dan banyak tantangan. Sedangkan pekerjaan

umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Hal ini

menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara pekerjaan dengan

pengetahuan, karena bekerja mempunyai banyak tantangan sehingga

otak terbiasa berpikir sehingga mudah mencerna hal-hal baru dan

disaring dari pengalaman yang didapat.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan Eddy Fadlyana dan Shinta

Larasaty dapat disimpulkan bahwa motif ekonomi, harapan tercapainya

keamanan sosial dan finansial setelah menikah menyebabkan banyak

orangtua menyetujui pernikahan anak ini seringkali dilandasi pula oleh

ketakutan akan terjadinya kehamilan diluar nikah akibat pergaulan

bebas. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa remaja

yang mempunyai motif ekonomi rendah (tidak bekerja), berpeluang

menikah usia dini untuk menopang hidupnya dari penghasilan suami

(Pediatri, 2009).

2. Pengetahuan remaja putri terhadap dampak pernikahan dini

Dari hasil penelitian 78 responden didapatkan hasil sebagian besar

responden mempunyai pengetahuan baik terhadap dampak pernikahan

dini yaitu sebanyak 71 responden (91%), berpengetahuan cukup

sebanyak 7 responden (9%). Hal ini dipengaruhi karena pengetahuan


61

sangat berhubungan erat dengan pendidikan,sedangkan pendidikan

merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang sangat dibutuhkan

untuk mengembangkan diri. Semakin tinggi pendidikan, semakin

mudah menerima serta mengembangkan pengetahuan dan

kesejahteraan reproduksinya. Oleh karena itu diharapkan responden

lebih meningkatkan pengetahuannya baik dari media elektronik

maupun media massa.

Menurut Notoatmodjo yang dikutip Wawan dkk (2011),

pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang

mengadakan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan

terhadap objek terjadi melalui panca indera manusia yakni penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

3. Pengetahuan remaja putri terhadap dampak pernikahan dini

berdasarkan karakteristik:

a. Umur

Dari hasil penelitian terhadap 78 responden didapatkan hasil

responden yang berpengetahuan baik paling banyak berumur 17

tahun sebanyak 17 responden (94.6%), berpengetahuan cukup paling

banyak remaja umur 15 tahun sebanyak 4 responden (17.4%) . Jadi

hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kemungkinan ada

hubungan antara pengetahuan dengan umur. Menurut teori Huclock

yang dikutip Wawan dkk (2011), semakin cukup umur, tingkat

kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam

berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang


62

yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi

kedewasaannya. Hal ini merupakan bagian dari pengalaman dan

kematangan jiwa.

Remaja umur 15 tahun berpengetahuan cukup sebanyak 4 responden

(17.4%), hal ini dikarenakan remaja putri pada usia ini sudah

mencari identitas diri dan sudah mulai mengembangkan kemapuan

berpikir sehingga informasi mengenai kesehatan reproduksinya

sedikit-sedikit dia mengetahui baik melalui teman sebaya nya.

Remaja umur 17 tahun berpengetahuan baik sebanyak 17 responden

(94.6%), hal ini dikarenakan remaja putri pada usia ini sudah lebih

selektif dalam mencari teman sebaya dan pergaulan yang semakin

luas serta tingginya ketertarikan lawan jenis. Semakin maraknya

perkembangan teknologi yaitu sosial media dan gencarnya

penyuluhan mengenai dampak pernikahan dini, memudahkan

remaja untuk mendapatkan informasi.

b. Pendidikan

Dari hasil penelitian terhadap 78 responden didapatkan hasil

responden yang berpengetahuan baik paling banyak berpendidikan

Sekolah Menengah Pertama sebanyak 41 responden (95.3%),

berpengetahuan cukup paling banyak berpendidikan Sekolah Dasar

sebanyak 5 responden (14.3%). Jadi hasil penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa kemungkinan ada hubungan antara pengetahuan

dengan pendidikan.
63

Menurut YB Mantra yang dikutip Wawan dkk (2011), pendidikan

dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang

akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk siap berperan

serta dalam pembangunan. Pada umumnya makin tinggi pendidikan

seseorang makin mudah menerima informasi.

Kelompok responden yang pendidikan sekolah dasar (SD)

mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 5 responden (14.3%), hal

ini dikarenakan jelas sekali mengapa pengetahuan cukup, selain

tingkat pendidikannya yang rendah bisa juga dikarenakan mereka

kurang memahami isi soal yang diberikan.

Kelompok responden yang pendidikan sekolah menengah pertama

(SMP) mempunyai pengetahuan baik sebanyak 41 responden

(95.3%), hal ini dikarenakan pengetahuan dan informasi yang sudah

mulai didapatkan oleh remaja putri mengenai dampak pernikahan

dini.

c. Pekerjaan

Dari hasil penelitian terhadap 78 responden didapatkan hasil

responden yang berpengetahuan baik paling banyak tidak bekerja

sebanyak 53 responden (89.8%), berpengetahuan cukup paling

banyak tidak bekerja sebanyak 6 responden (10.2%). Jadi hasil

penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kemungkinan tidak ada

hubungan antara pengetahuan dengan pekerjaan. Menurut Wawan

dkk (2011), pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih

banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan,


64

berulang dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja umumnya

merupakan kegiatan yang menyita waktu.

Kelompok responden yang tidak bekerja sebagian besar

berpengetahuan baik sebanyak 53 responden (89.8%), hal ini

dikarenakan sebagian besar remaja putri ini masih bersekolah dan

rajin mengikuti organisasi kesehatan seperti Palang Merah Remaja

(PMR) maupun seringnya mendapatkan penyuluhan kesehatan

terutama mengenai dampak pernikahan dini.

Sedangkan pada kelompok responden yang tidak bekerja sebagian

besar berpengetahuan cukup sebanyak 6 responden (10.2%), hal ini

dikarenakan sebagian remaja putri sudah aktif bekerja dan tidak aktif

dalam organisasi masyarakat juga cenderung kurang mendapatkan

informasi sehingga sulit untuk menerima informasi.


65

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis mengenai

Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Terhadap Dampak Pernikahan dini di

Desa Bojong Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal Tahun 2019, makan

dapat penulis simpulkan bahwa:

1. Remaja putri yang diwawancarai oleh peneliti sebagian besar berumur

16 tahun sebanyak 47.4%, berpendidikan Sekolah Menengah Pertama

(SMP) sebanyak 55.1% dan tidak bekerja sebanyak 75.6%.

2. Gambaran pengetahuan remaja putri terhadap dampak pernikahan dini

sebagian besar termasuk dalam kategori baik yaitu sebanyak 91%.

3. Gambaran pengetahuan remaja putri yang baik terhadap dampak

pernikahan dini paling banyak terdapat pada remaja umur 17 tahun yaitu

sebanyak 17 responden (94.6%), pendidikan Sekolah Menengah Pertama

(SMP) sebanyak 41 responden (95.3%), dan tidak bekerja sebanyak 53

responden (89.8%).

B. Saran

1. Bagi Profesi Kebidanan

Diharapkan dengan hasil penelitian ini dapat digunakan untuk

memberikan informasi, pengetahuan dan meningkatkan mutu pelayanan

yang dilakukan oleh tenaga kesehatan kepada remaja putri mengenai


66

dampak pernikahan dini, sehingga tercipta remaja sehat yang dapat

mencegah terjadinya pernikahan di usia dini.

2. Bagi Institusi Pendidikan Politeknik Harapan Bersama

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi manfaat serta

menambah wawasan bagi para pembaca, sebagai referensi atau bahan

pustaka yang digunakan dalam melakukan pengembangan ilmu

pengetahuan atau digunakan dalam penelitian berikutnya khususnya

mahasiswa kebidanan yang mayoritas remaja putri tentang dampak

pernikahan dini.

3. Bagi Masyarakat

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan

pengetahuan yang lebih baik kepada remaja putri dan orangtua agar

mengetahui dampak pernikahan dini dan bisa menunda keinginan untuk

menikah dini sehingga bisa terciptanya remaja putri yang lebih

berkualitas.

4. Bagi Penelitian Oranglain

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi

atau bahan pustaka untuk pengembangan ilmu pengetahuan untuk

penelitian yang akan datang meneliti tentang faktor penyebab

pernikahan dini.
67

DAFTAR PUSTAKA

Ananta. 2010 . Psikologi Perkembangan Remaja. Jakarta : PT Grasindo.

Benson. 2008. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Edisi 9. Jakarta : EGC

Erfandi,2009. Pengetahuan. Perilaku. Jakarta : Penebar Plus

Fadlyana, Eddy dan Shinta Larasaty, Agustus 2009, “Pernikahan Usia Dini dan
Permasalahannya”. Volume 11, No. 2
Gunarsah . 2006. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta : PT BPK
Gunung Mulya
Imron, 2012. Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media
Januar. 2007. Kesehatan Reproduksi. Jakarta : EGC

Junaidi. 2010. Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Salemba Medika.

Kartono, 2006. Perilaku Manusia. Jakarta : ISBN

Kumala Sari, 2012. Kesehatan Reproduksi Untuk Mahasiswa Kebidanan dan


Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Kusmiran, Eny. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba
Medika.
Kusmiran. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta : Salemba Medika

Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komuinitas Teori dan Praktik dalam


Keperawatan. Jakarta:Salemba Medika
Manuaba, I. Bagus Gede. 2007. Buku Ajar: Patologi Obstetri – Untuk Mahasiswa
Kebidanan. Jakarta:EGC.
Manuaba, I. Bagus Gede. 2009. Kapita Selekta Pelaksanaan Rutin Obstetri .
Ginekologi, Kedokteran EGC. Jakarta.
Riyanto, Agus. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:
Nuha Medika
Riwidikdo, Handoko. 2009. Statistik Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendekia

Syafrudin, Hamidah. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC


68

Saryono, 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendekia

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Tukiran, dkk. 2010. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar
Wawan, A dan Dewi M. 2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika.
Widyastuti, 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Fitra Maya
69

LEMBAR KUESIONER

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK

PERNIKAHAN DINI DI DESA BOJONG KECAMATAN BOJONG

KABUPATEN TEGAL TAHUN 2019

Kode : ………………. (diisi peneliti)

A. IDENTITAS RESPONDEN

Berilah tanda checklist (√) pada salah satu kolom dibawah ini:

1. Umur : tahun

2. Pendidikan : Belum tamat Sekolah Dasar (SD)

Tamat Sekolah Dasar (SD)

Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Sekolah Menengah Atas (SMA)

3. Pekerjaan : Bekerja, yaitu………………

Tidak Bekerja

B. PERTANYAAN TENTANG PENGETAHUAN DAMPAK

PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN IBU DAN ANAK

No. PERTANYAAN BENAR SALAH


1. Pernikahan dini adalah pernikahan yang
dilakukan remaja diatas usia 20 tahun
2. Pernikahan dini dilakukan karena mengetahui
dampaknya pada kesehatan reproduksi
3. Rahim baru siap menerima bayi setelah umur
20 tahun
4. Menunda menikah di usia dini bisa mencegah
terjadinya masalah pada kesehatan reproduksi
70

5. Remaja dianjurkan menikah di usia 20 tahun


keatas
6. Pernikahan dini bisa menyebabkan Intra
Uterin Fetal Death atau kematian janin dalam
kandungan
7. Pernikahan dini tidak dapat menyebabkan
terjadinya keguguran
8. Keguguran adalah berakhirnya kehamilan
pada usia kehamilan kurang dari/sama dengan
22 minggu
9. Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor
ganas pada daerah serviks atau leher rahim
sebagai akibat adanya pertumbuhan jaringan
yang tidak terkontrol dan merusak jaringan
normal disekitarnya
10. Usia kehamilan terlalu dini dapat
mengakibatkan terjadinya kanker leher rahim
di kemudian hari
11. Gejala kanker serviks yang mungkin timbul
seperti nyeri pada waktu berhubungan
seksual, keluar keputihan atau cairan encer
dari vagina.
12. Bayi premature adalah bayi yang lahir kurang
bulan
13. Bayi premature biasa lahir dengan berat
badan diatas 4 kg
14. Ibu kurang gizi bisa melahirkan bayi kecil
15. Berat badan lahir rendah (BBLR) diakibatkan
karena terjadi perebutan makanan antara janin
dan ibu
71

16. Pertumbuhan yang terhambat pada remaja


putri, mengakibatkan panggul menjadi lebar
saat melahirkan
17. Pada usia remaja perkembangan otot-otot
rahim belum cukup baik kekuatan dan
kontraksinya sehingga jika terjadi kehamilan
rahim akan robek
18. Ibu yang kurang gizi akan melahirkan bayi
yang BBLR (berat bayi lahir rendah)
19. Kerusakan pada organ kewanitaan yang
menyebabkan kebocoran, air seni atau tinja ke
dalam alat kelamin akibat dari pernikahan
usia muda.
20. Pada usia remaja siklus menstruasi nya sudah
teratur
21. Kematian janin dalam kandungan salah
satunya akibat dari kekurangan zat-zat asam
folat dan vitamin B12
72

JAWABAN PERTANYAAN TENTANG PENGETAHUAN

DAMPAK PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN IBU DAN

ANAK

1. Salah

2. Salah

3. Benar

4. Benar

5. Benar

6. Benar

7. Salah

8. Benar

9. Benar

10. Benar

11. Benar

12. Benar

13. Salah

14. Benar

15. Benar

16. Salah

17. Benar

18. Benar

19. Benar

20. Salah

21. Benar
73

KISI-KISI JAWABAN KUESIONER

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK

PERNIKAHAN DINI DI DESA BOJONG KECAMATAN BOJONG

KABUPATEN TEGAL TAHUN 2019

No Sub Variabel Jumlah No Item

1. Pernikahan Dini 3 1,2, 4

2. Menikah dini menyebakan kematin bayi 3 6,25

3. Menikah dini menyebabkan kematian ibu 2 8, 22

4. Menikah dini menyebabkan komplikasi 2 3, 20

kehamilan

5. Menikah dini menyebabkan komplikasi 3 16, 19

persalinan

6. Menikah dini menyebabkan risiko terjadinya 2 8, 9

abortus

7. Menikah dini menyebabkan risiko terjadinya 2 18, 21

berat bayi lahir rendah (BBLR)

8. Menikah dini menyebabkan risiko terjadinya 2 14, 15

bayi premature

9. Menikah dini menyebabkan risiko terjadinya 6 10, 11, 12,

kanker serviks 24

Total 21
74
75
76
77
78
79

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Hal : Permohonan menjadi responden


Lampiran :

Kepada
Yth. Responden

Di Tempat

Dengan hormat,

Sehubung dengan pelaksanaan penelitian yang peneliti lakukan dalam rangka


menyusun Karya Tulis Ilmiah (KTI) untuk memenuhi persyaratan memperoleh
gelar Ahli Madya Kebidanan pada program studi Diploma III Kebidanan Politeknik
Harapan Bersama Tegal yang berjudul “Gambaran Pengetahuan Remaja Putri
Terhadap Dampak Pernikahan dini di Desa Bojong Kecamatan Bojong
Kabupaten Tegal Tahun 2019”. Peneliti bermaksud untuk mengumpulkan data
dalam bentuk pertanyaan.
Untuk itu dengan segala kerendahan hati, peneliti mohon bantuan berupa kesediaan
dan kerelaan hati anda untuk menjadi responden serta membantu pelaksaan
penelitian ini dengan cara mengisi daftar pertanyaan yang telah tersedia dengan
sejujur-jujurnya demi kelancaran penelitian ini. Informasi yang anda berikan hanya
untuk kepentingan penelitian.

Atas kehadirannya, peneliti ucapkan terimakasih dan peneliti mohon maaf yang
setulus-tulusnya apabila terdapat hal-hal yang kurang berkenan dihati anda
sekalian.

Tegal, April 2019

Hormat saya

Vika Nurhaliza
80

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Setelah mendengar dan memahami penjelasan yang diberikan oleh peneliti, saya
yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama:
Alamat:
Bersedia untuk berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian yang dilakukan
oleh saudari Vika Nurhaliza, mahasiswi Program Studi Diploma III Kebidanan
Politeknik Harapan Bersama dengan judul “Gambaran Pengetahuan Remaja
Putri Terhadap Dampak Pernikahan dini di Desa Bojong Kecamatan Bojong
Kabupaten Tegal Tahun 2019”. Saya memahami bahwa penelitian ini tidak dapat
berakibat negatif terhadap saya dan keluarga, oleh karena itu saya bersedia menjadi
responden dalam penelitian ini.

Tegal, April 2019


Hormat saya

(...........................)
81

LEMBAR KUESIONER

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK

PERNIKAHAN DINI DI DESA BOJONG KECAMATAN BOJONG

KABUPATEN TEGAL TAHUN 2019

Kode : ………………. (diisi peneliti)

C. IDENTITAS RESPONDEN

Berilah tanda checklist (√) pada salah satu kolom dibawah ini:

4. Umur : tahun

5. Pendidikan : Belum tamat Sekolah Dasar (SD)

Tamat Sekolah Dasar (SD)

Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Sekolah Menengah Atas (SMA)

6. Pekerjaan : Bekerja, yaitu………………

Tidak Bekerja

D. PERTANYAAN TENTANG PENGETAHUAN DAMPAK

PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN IBU DAN ANAK

No. PERTANYAAN BENAR SALAH


1. Pernikahan dini adalah pernikahan yang
dilakukan remaja diatas usia 20 tahun
2. Pernikahan dini dilakukan karena mengetahui
dampaknya pada kesehatan reproduksi
3. Rahim baru siap menerima bayi setelah umur
20 tahun
4. Menunda menikah di usia dini bisa mencegah
terjadinya masalah pada kesehatan reproduksi
82

5. Remaja dianjurkan menikah di usia 20 tahun


keatas
6. Pernikahan dini bisa menyebabkan Intra
Uterin Fetal Death atau kematian janin dalam
kandungan
7. Pernikahan dini tidak dapat menyebabkan
terjadinya keguguran
8. Keguguran adalah berakhirnya kehamilan
pada usia kehamilan kurang dari/sama dengan
22 minggu
9. Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor
ganas pada daerah serviks atau leher rahim
sebagai akibat adanya pertumbuhan jaringan
yang tidak terkontrol dan merusak jaringan
normal disekitarnya
10. Usia kehamilan terlalu dini dapat
mengakibatkan terjadinya kanker leher rahim
di kemudian hari
11. Gejala kanker serviks yang mungkin timbul
seperti nyeri pada waktu berhubungan
seksual, keluar keputihan atau cairan encer
dari vagina.
12. Bayi premature adalah bayi yang lahir kurang
bulan
13. Bayi premature biasa lahir dengan berat
badan diatas 4 kg
14. Ibu kurang gizi bisa melahirkan bayi kecil
15. Berat badan lahir rendah (BBLR) diakibatkan
karena terjadi perebutan makanan antara janin
dan ibu
83

16. Pertumbuhan yang terhambat pada remaja


putri, mengakibatkan panggul menjadi lebar
saat melahirkan
17. Pada usia remaja perkembangan otot-otot
rahim belum cukup baik kekuatan dan
kontraksinya sehingga jika terjadi kehamilan
rahim akan robek
18. Ibu yang kurang gizi akan melahirkan bayi
yang BBLR (berat bayi lahir rendah)
19. Kerusakan pada organ kewanitaan yang
menyebabkan kebocoran, air seni atau tinja ke
dalam alat kelamin akibat dari pernikahan
usia muda.
20. Pada usia remaja siklus menstruasi nya sudah
teratur
21. Kematian janin dalam kandungan salah
satunya akibat dari kekurangan zat-zat asam
folat dan vitamin B12
84

JAWABAN PERTANYAAN TENTANG PENGETAHUAN

DAMPAK PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN IBU DAN

ANAK

22. Salah

23. Salah

24. Benar

25. Benar

26. Benar

27. Benar

28. Salah

29. Benar

30. Benar

31. Benar

32. Benar

33. Benar

34. Salah

35. Benar

36. Benar

37. Salah

38. Benar

39. Benar

40. Benar

41. Salah

42. Benar
85

KISI-KISI JAWABAN KUESIONER

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK

PERNIKAHAN DINI DI DESA BOJONG KECAMATAN BOJONG

KABUPATEN TEGAL TAHUN 2019

No Sub Variabel Jumlah No Item

1. Pernikahan Dini 3 1,2, 4

2. Menikah dini menyebakan kematin bayi 3 6,25

3. Menikah dini menyebabkan kematian ibu 2 8, 22

4. Menikah dini menyebabkan komplikasi 2 3, 20

kehamilan

5. Menikah dini menyebabkan komplikasi 3 16, 19

persalinan

6. Menikah dini menyebabkan risiko terjadinya 2 8, 9

abortus

7. Menikah dini menyebabkan risiko terjadinya 2 18, 21

berat bayi lahir rendah (BBLR)

8. Menikah dini menyebabkan risiko terjadinya 2 14, 15

bayi premature

9. Menikah dini menyebabkan risiko terjadinya 6 10, 11, 12,

kanker serviks 24

Total 21
86

HASIL UJI VALIDITAS RELIABILITAS

CORRELATIONS
/VARIABLES=P01 P02 P03 P04 P05 P06 P07 P08 P09 P10 P11 P12 P13
P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 total
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.

Correlations

Correlations
total
P01 Pearson Correlation .554*
Sig. (2-tailed) .011
N 20
P02 Pearson Correlation .590**
Sig. (2-tailed) .006
N 20
P03 Pearson Correlation .581**
Sig. (2-tailed) .007
N 20
P04 Pearson Correlation .628**
Sig. (2-tailed) .003
N 20
P05 Pearson Correlation .594**
Sig. (2-tailed) .006
N 20
P06 Pearson Correlation .571**
Sig. (2-tailed) .009
N 20
P07 Pearson Correlation .021
Sig. (2-tailed) .929
N 20
P08 Pearson Correlation .571**
Sig. (2-tailed) .009
N 20
P09 Pearson Correlation .132
Sig. (2-tailed) .580
N 20
P10 Pearson Correlation .607**
Sig. (2-tailed) .005
N 20
P11 Pearson Correlation .602**
Sig. (2-tailed) .005
N 20
P12 Pearson Correlation .635**
Sig. (2-tailed) .003
N 20
P13 Pearson Correlation -.062
Sig. (2-tailed) .796
N 20
87

P14 Pearson Correlation .549*


Sig. (2-tailed) .012
N 20
P15 Pearson Correlation .542*
Sig. (2-tailed) .013
N 20
P16 Pearson Correlation .607**
Sig. (2-tailed) .005
N 20
P17 Pearson Correlation .176
Sig. (2-tailed) .458
N 20
P18 Pearson Correlation .582**
Sig. (2-tailed) .007
N 20
P19 Pearson Correlation .656**
Sig. (2-tailed) .002
N 20
P20 Pearson Correlation .656**
Sig. (2-tailed) .002
N 20
P21 Pearson Correlation .581**
Sig. (2-tailed) .007
N 20
P22 Pearson Correlation .602**
Sig. (2-tailed) .005
N 20
P23 Pearson Correlation .199
Sig. (2-tailed) .400
N 20
P24 Pearson Correlation .571**
Sig. (2-tailed) .009
N 20
P25 Pearson Correlation .527*
Sig. (2-tailed) .017
N 20
total Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed)
N 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
88

RELIABILITY
/VARIABLES=P01 P02 P03 P04 P05 P06 P08 P10 P11 P12 P14 P15 P16
P18 P19 P20 P21 P22 P24 P25
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA.

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.903 20
89

HASIL PENELITIAN
FREQUENCIES VARIABLES=umur pend pekerj Penget
/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

Statistics

Umur Pendidikan Pekerjaan Pengetahun

N Valid 78 78 78 78

Missing 0 0 0 0

Frequency Table

Umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 15 tahun 23 29.5 29.5 29.5

16 tahun 37 47.4 47.4 76.9

17 tahun 18 23.1 23.1 100.0

Total 78 100.0 100.0

Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SD 35 44.9 44.9 44.9

SMP 43 55.1 55.1 100.0

Total 78 100.0 100.0

Pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tdk Bekerja 59 75.6 75.6 75.6

Bekerja 19 24.4 24.4 100.0

Total 78 100.0 100.0


90

Pengetahun

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 71 91.0 91.0 91.0

Cukup 7 9.0 9.0 100.0

Total 78 100.0 100.0

CROSSTABS
/TABLES=umur pend pekerj BY Penget
/FORMAT=AVALUE TABLES
/CELLS=COUNT ROW TOTAL
/COUNT ROUND CELL.

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Umur * Pengetahun 78 100.0% 0 0.0% 78 100.0%


Pendidikan * Pengetahun 78 100.0% 0 0.0% 78 100.0%
Pekerjaan * Pengetahun 78 100.0% 0 0.0% 78 100.0%

Umur * Pengetahun Crosstabulation

Pengetahun

Baik Cukup Total

Umur 15 tahun Count 19 4 23

% within Umur 82.6% 17.4% 100.0%

% of Total 24.4% 5.1% 29.5%

16 tahun Count 35 2 37

% within Umur 94.6% 5.4% 100.0%

% of Total 44.9% 2.6% 47.4%

17 tahun Count 17 1 18

% within Umur 94.4% 5.6% 100.0%

% of Total 21.8% 1.3% 23.1%


91

Total Count 71 7 78

% within Umur 91.0% 9.0% 100.0%

% of Total 91.0% 9.0% 100.0%

Pendidikan * Pengetahun Crosstabulation

Pengetahun

Baik Cukup Total

Pendidikan SD Count 30 5 35

% within Pendidikan 85.7% 14.3% 100.0%

% of Total 38.5% 6.4% 44.9%

SMP Count 41 2 43

% within Pendidikan 95.3% 4.7% 100.0%

% of Total 52.6% 2.6% 55.1%


Total Count 71 7 78

% within Pendidikan 91.0% 9.0% 100.0%

% of Total 91.0% 9.0% 100.0%

Pekerjaan * Pengetahun Crosstabulation

Pengetahun

Baik Cukup Total

Pekerjaan Tdk Bekerja Count 53 6 59

% within Pekerjaan 89.8% 10.2% 100.0%

% of Total 67.9% 7.7% 75.6%

Bekerja Count 18 1 19

% within Pekerjaan 94.7% 5.3% 100.0%

% of Total 23.1% 1.3% 24.4%


Total Count 71 7 78

% within Pekerjaan 91.0% 9.0% 100.0%

% of Total 91.0% 9.0% 100.0%


92

DOKUMENTASI
93
94
95
96

Anda mungkin juga menyukai