SKRIPSI
Oleh :
DIKI IBRAHIM
NPM : 123 050 914 032
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Pemenuhan Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana
Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Maluku Husada
Oleh :
DIKI IBRAHIM
NPM : 123 050 914 032
MENJADI IMPIAN
KATA PENGANTAR
karena atas rahmat dan Inayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi
HUAMUAL BELAKANG TAHUN 2018” dengan lancar dan baik. Skripsi ini
dibuat untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjan
memperoleh arahan, bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak terutama dari
bimbingan peneliti saya, untuk itu saya mengucapakan begitu banyak terimakasih
.S.kep.,M.Kep, selaku pembimbing satu dan juga ibu Ns. Fathmy F. Soulissa,
S.Kep, selaku pembimbing dua yang telah meluangkan begitu banyak waktunya
dalam proses penyusunan skripsi ini hingga akhirnya dapat saya selesaikan tepat
pada waktunya.
Tak lupa pula perkenakan juga saya menyampaikan rasa terimakasih dan
terimakasih atas kasih sayang selama ini, doa dan dukungannya baik
secara material dan spiritual yang telah di berikan selama ini, serta
terbaikku. Sesorang ahli Suhfi pernah berkata” Jika Apa yang kau
yang di dengar tapi Doa mereka kedua orang tuamu maka berbaktila
kalian.
Husada
4. Ibu Ira Sandi Tunny, S.Si.,M.Kes, selaku Ketua Program Studi Ilmu
Yang telah banyak memberikan inspirasi bagi saya hingga dapat terus
5. Staf Dosen STIKes Maluku Husada yang selama ini banyak berjasa
10. Bagi semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah
Allah akan di catat sebagai amal baik oleh ALLAH SWT. Akhirnya kata
kritik saran dan tanggapan yang bersifat membangun begitu saya harapkan
Wassalam’alaiqum Wr.Wb.
Peneliti
Pengaruh Edukasi Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Upaya Pencegahan
Stunting Anak Usia Balita Pada Orang Tua Di Dusun Ulusadar
Kecamatan Huamual Belakang
Tahun 2018
1
Ibrahim Diki, 2Hidayati S Waliulu, 3Fathmy F. Soulissa
Email :dikiibrahim81@gmail.com
1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Maluku Husada
2
Dosen STIKes Maluku Husada
3
Dosen STIKes Maluku Husada
ABSTRAK
Stunting adalah masalah gizi utama yang akan berdampak pada kehidupan sosial dan ekonomi
dalam masyarakat. Selain itu, stunting dapat berpengaruh pada anak balita pada jangka panjang
yaitu mengganggu kesehatan, pendidikan serta produktifitasnya di kemudian hari. Anak balita
stunting cenderung akan sulit mencapai potensi pertumbuhan dan perkembangan yang optimal
baik secara fisik maupun psikomotorik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh edukasi terhadap tingkat pengetahuan dan upaya pencegahan stunting anak usia Balita.
Desain penelitian menggunakan quasy experimental non equivalent control group dengan jumlah
sampel sebanyak 40 yang diperoleh dengan consecutive sampling. Pengambilan data
menggunakan intrumen penelitian berupa kuesioner yang terdiri dari data demografi, pengetahuan
orang tua dan upaya orang tua tua terhadap stunting. Hipotesis dianalisa dengan cara uji beda
mean antra kelompok sebelum dan sesudah edukasi dengan menggunakan uji wilcoxon. Hasil
penelitian menunjukan bahwa edukasi efektif terhadap pengetahuan dan upaya pencegahan
stunting dengan p value=0,000. Berdasarkan hasil tersebut diharapkan upaya preventif di
masyarakat dapat dilakukan dengan optimal dan berkesinambungan.
ABSTRACT
Stunting is a primary nutrition problem that give impact to social and economy society.
Furthermore, stunting can give long term effect to children under five years are health
problem, education, and their productivity future. Children under five years with stunting
disposed will be hard to get growth and optimal development in physically or
psycomotor. This study aimed to know effect of education to knowledge and prevention
stunting on children under five years. Design this study has used quasy experimental one
group pre and post test without control group with twenty respondents who got by
consecutive sampling. Data has taken using questionnaire that consist of demography
data, knowledge parent and prevention of stunting. Hypotesis has analyzed by wilcoxon
test. Result of statistic test showed that education effect to knowledge and prevention
stunting with p value = 0,000. Based on the result, prevention stunting more increased to
society optimaly and continued.
Tabel Halaman
Gambar Halaman
Lampiran
Lampiran1 kuesoner…………………………………………………
PENDAHULUAN
perkembangan anak dari tahap awal konsepsi sampai tahun ketiga atau
keempat kehidupan, dimana gizi ibu dan anak merupakan penentu penting
pertumbuhan hampir 200 juta anak dibawah umur 5 tahun (Branca dan
Ferrari, 2013).
yang memiliki tinggi badan lebih rendah dari standar tinggi badan balita
menjadi masalah gizi yang berulang dan dalam waktu yang lama. Stunting
motorik, dan integrasi neuro sensorik yang lebih rendah. Stunting pada
dan berisiko untuk tumbuh pendek pada usia remaja. Anak yang tumbuh
pendek pada usia dini (0-2 tahun) dan tetap pendek pada usia 4-6 tahun
memiliki risiko 27 kali untuk tetap pendek sebelum memasuki usia
pubertas sebaliknya anak yang tumbuh normal pada usia dini dapat
mengalami growth faltering pada usia 4-6 tahun memiliki risiko 14 kali
besar dipengaruhi oleh asupan nutrisi yang tidak adekuat dan infeksi
diperkirakan sekitar 171 juta sampai 314 juta yang terjadi pada anak
oleh World Bank 2012 menunjukkan bahwa dampak stunting pada balita
adalah 42,1%, dan wilayah perkotaan sebesar 32,5%. Stunting pada anak
Stunting adalah masalah gizi utama yang akan berdampak pada kehidupan
(Kesuma, 2015 ).
orang tua terhadap pentingnya asupan nutrisi yang baik pada anak,
terutama pada kabupaten seram bagian barat sesuai dengan data awal yang
di Peroleh peneliti pada tanggal 27 mei 2018 dari salah satu bidan
yang ada pada Dusun Ulusadar, Di dapat 10 orang tua yang memiliki anak
masyarakat dusun ulusadar, Selain pemenuhan zat gizi yang baik pada
anak, orang tua juga perlu di dasari dengan pengetahuan yang cukup.
dengan demikian orang tua mampu memahami dan mengetahui apa itu
dan orang tua terkhususnya dalam hal untuk mengatasi masalah tersebut.
upaya pencegahan stunting anak usia balita pada orang tua di Dusun
tingkat pengetahuan dan upaya pencegahan stunting anak usia balita pada
2018?”.
2018.
1.4.1 Teoritis
1.4.2 Praktis
Huamual Belakang.
balita.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
asupan zat gizi (Milman et al., 2014). Balita Pendek (Stunting) adalah
status gizi yang didasarkan pada indeks PB/U atau TB/U dimana dalam
yang sudah terjadi sejak lama, bukan seperti kurang gizi akut. Anak yang
kumulatif dan disebabkan oleh asupan zat-zat gizi yang tidak cukup atau
terjadi sebelum kelahiran dan disebabkan oleh asupan gizi yang sangat
kurang saat masa kehamilan, pola asuh makan yang sangat kurang,
rendahnya kualitas makanan sejalan dengan frekuensi infeksi sehingga
dengan stunting di dapat dengan rumus yaitu: PB/U atau TB/U: indeks ini
pendek.
status gizi anak, hasil pengukuran tersebut berada pada ambang batas (Z-
riwayat kurang gizi anak dalam jangka waktu lama sehingga kejadian ini
pada anak. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari diri anak itu sendiri
maupun dari luar diri anak tersebut. Faktor penyebab stunting ini dapat
langsung dari kejadian stunting adalah asupan gizi dan adanya penyakit
factor Gen dan masih banyak lagi faktor lainnya (Bappenas R.I, 2013).
A. Faktor Langsung
asupan zat gizi yang lebih sedikit dari kebutuhan seperti gizi
kurang dan buruk, pendek, kurus dan sangat kurus (Depkes R.I,
2009).
Asupan gizi yang adekuat sangat diperlukan untuk
kejadian balita pendek, selain itu pada level rumah tangga konsumsi
bayi dan anak telah dikembangkan standar emas makanan bayi dalam
R.I, 2011).
menyebabkan stunting.
2. Penyakit Infeksi
Penyakit infeksi akan ikut menambah kebutuhan akan zat gizi untuk
gizi yang sudah sesuai dengan kebutuhan namun penyakit infeksi yang
kesehatan dan status gizi anak balita. Untuk itu penanganan terhadap
bahwa diare merupakan salah satu faktor risiko kejadian stunting pada
anak usia dibawah 5 tahun (Taguri et all, 2007; Paudel et all, 2012).
1. Ketersediaan Pangan
ketersediaan ini tidak hanya terkait masalah daya beli namun juga
dimakan mencakup jenis dan jumlah dan frekuensi dan jangka waktu
tertentu.
lebih pendek dari pada standar rujukan WHO 2005 (Bappenas R.I,
2011). Oleh karena itu penanganan masalah gizi ini tidak hanya
sektor lainnya.
a. Pengukuran LILA
hamil dapat berbahaya baik bagi ibu maupun bayi, risiko pada saat
prsalinan dan keadaan yang lemah dan cepat lelah saat hamil sering
dialami oleh ibu yang mengalami KEK (Direktorat Bina Gizi dan
KIA, 2012)
pengukur LILA.
zat gizi yang dibutuhkan oleh janin dalam kandungan tidak adekuat
Selain itu, ibu hamil dengan KEK berisiko melahirkan bayi dengan
berat badan lahir rendah (BBLR). Panjang badan lahir rendah dan
Hubungan antara
yang dialami ibu saat hamil. Anemia pada saat kehamilan merupakan
predisposisi dari anemia tersebut yaitu diet rendah zat besi, vitamin
dkk, 2005). Nilai cut-off anemia ibu hamil adalah bila hasil
kekurangan asam folat dan vitamin, menjalankan diet miskin zat besi
dan pola makan yang kurang baik ataupun karena kelainan pada
(Direktorat Bina Gizi dan KIA, 2012). Kadar hemoglobin saat ibu
energi dari pada ibu yang tidak hamil, penambahan tersebut dibedakan
kal/hari.
kal/hari.
saat sebelum ibu belum hamil. Apabila IMT ibu sebelum hamil dalam
(Direktorat Bina Gizi dan KIA, 2012). Pada penelitian yang dilakukan
berat badan kurang dari 2500 gram, bayi dengan berat badan lahir
intelektualnya selain itu bayi lebih rentan terkena infeksi dan terjadi
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu <48 cm, 48-52 cm, dan >52 cm,
panjang badan lahir pendek adalah bayi yang lahir dengan panjang <48
f. ASI Eksklusif
R.I, 2013). Pemenuhan kebutuhan bayi 0-6 bulan telah dapat terpenuhi
pada usia ini, makanan selain ASI belum mampu dicerna oleh enzim-
enzim yang ada di dalam usus selain itu pengeluaran sisa pembakaran
batin antara ibu dan anak. Penelitian yang dilakukan di Kota Banda
Aceh menyatakan bahwa kejadian stunting disebabkan oleh rendahnya
MP-ASI yang kurang baik, imunisasi yang tidak lengkap dengan faktor
dipengaruhi oleh berat badan saat lahir, asupan gizi balita, pemberian
stunting pada balita, hal ini juga tertuang pada gerakan 1000 HPK
( Kemenkes RI 2013 ) :
A. Intervensi Spesifik
berencana (KB).
penglihatan (mata).
a. Tahu (Know)
b. Memahami (Comprehension)
c. Aplikasi (Application)
e. Sintesis (Synthesis)
f. Evaluasi (Evaluation)
(Notoatmodjo, 2014).
berikut :
SP
N= x 100%
SM
Keterangan :
N : Nilai pengetahuan
yang bersangkutan.
a. Faktor internal
1) Pendidikan
banyak tantangan.
3) Usia
b. Faktor eksternal
1) Faktor lingkungan
2) Sosial Budaya
a. Dimensi Sasaran
1. Individu
b) Wawancara
2. Kelompok
a) Diskusi kelompok
dengan cara tukar pikiran antara dua orang atau lebih dalam
teretentu.
c) Bermain peran
e) Simulasi
3. Masyarakat luas
a) Seminar
b) Ceramah
pasien
a) Peningkatan kesehatan
d) Pembatasan kecacatan
e) Rehabilitasi
lain:
balik,
lihat (visual), alat bantu dengar (audio) atau alat bantu dengar dan
lihat (audio visual) serta alat bantu media tulis seperti poster, leaflet,
Edukasi
Pengetahuan
Stunting
Perilaku upaya
pencegahan
Normal
konsep :
Pengetahuan dan
Independen Upaya pencegahan
Stunting anak usia
EDUKASI balita pada Orang
Tua di Dusun
Ulusadar setelah Di
Keterangan : Berikan Edukasi
Pada Kelompok
intervensi dan
kontrol
= Garis Penghubung
Gambar 2.1
Kerangka Konsep
Pengaruh Edukasi Terhadap Perubahan Tingkat
Pengetahun Dan Upaya pencegahan pada orang tua tentang stunting
2.7 Hipotesis
Ha :
Ho :
kontrol.
BAB III
METODO PENELITIAN
K O1 I O3
K O2 - O4
Keterangan :
mengasuh anak)
I : Intervensi (edukasi)
- : Non Intervensi
kelompok control
informed consent.
eduakasi.
3.2 Tempat Penelitian
Huamual Belakang.
3.4.1 Populasi
dalam penelitian ini adalah semua orang tua di Dusun Ulusadar yang
berjumlah 50 orang.
3.4.2 Sampel
tahun
b) Ibu atau yang mengasuh anak bisa menulis dan membaca dengan
baik
2) Kriteria eksklusi
b. Besar sampel
Oleh karena itu, hasil penelitian eksperimen ini diolah dan dianalisis
kontrol.
Tingkat pengetahuan
Score :
(Arikunto 2013 )
Dependen : Informasi yang Kuesioner Skor Upaya Ordinal
Upaya diketahui orang Pencegahan
pencegahan tua mengenai
stunting tindakannya 10 pertanyaan dan
dalam pilihan jawaban.
penanggulangan
stunting Nilai 1 : Tidak pernah
Nilai 2 : Kadang -
kadang
Nilai 3 : Sering
Nilai 4 : Selalu
Upaya Pencegahan
Score :
Baik :
- jika distribusi
data normal >
mean (nilai rata
rata).
- jika distribusi
data tidak normal
> median ( nilai
tengah ).
Kurang :
- jika distribusi
data normal <
mean (nilai rata
rata).
- jika distribusi
data tidak normal
< median ( nilai
tengah ).
korelasi pada taraf 0,05. Artinya suatu item dianggap valid jika
2) Item pertanyaan dikatakan Tidak valid jika nilai r hitung < r table
penilitian ini.
yang telah di uji validitas ini dapat di jadikan sebagai alat ukur
dari data berupa skor hasil persepsi suatu variabel baik variabel bebas
a. Persiapan administrasi
b. Persiapan instrumen
Stunting.
jelas.
kelompok intervensi).
kelompok kontrol.
h. Edukasi diberikan pada kelompok intervensi pada hari ke dua
i. Tahap terahir data post diambil pada waktu yang berbeda pada
pemberian edukasi.
dengan cara:
terhadap data.
5. Cleaning : membersihkan data dan melihat variabel yang di
1. Uji syarat
kelompok.
2. Analisa univariat
3. Analisa bivariat
control dan kelompok intervensi dengan hasil nilai p Value > 0,05 Ho
di terima Ha di tolak.
(2012) meliputi :
kode.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
peneliti.
BAB IV
Belakang Kabupaten Seram Bagian Barat. Dusun Ulusadar terdiri dari 217
2018.
yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis dan disajikan dalam bentuk tabel
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur,
Tingkat Pendidikan, Jumlah Anak Dan Status Pekerjaan,
Pada Kelompok Kontrol Dan Kelompok Intervensi
Di Dusun Ulusadar Kecamatan
Huamual Belakang
Tahun 2018
intervensi.
dengan presentasi 35% dan yang terendah adalah jumlah anak 5 orang
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Dan Upaya Pencegahan
Sebelum dan sesudah di berikan edukasi Pada
kelompok kontrol dan kelompok intervensi
Tabel 4.2
Berdasarkan tabel 4.2 di peroleh nilai normalitas data dari kedua variabel
p < 0.05. karena syarat untuk data normal adalah p > 0.05.
4.2.2 Analisis Bivariat
Tabel 4.3
perlakuan didapatkan nilai mean 65.50, nilai terendah adalah 40 dan tertinggi
sebelum perlakuan adalah 26.20, nilai terendah adalah 23 dan tertinggi adalah
perlakuan di dapat rata rata nilai upaya pencegahan adalah 32.20, nilai
tingkat pengetahuan dan upaya pencegahan stunting anak usia balita pada
orang tua.
pada kelompok intervensi yaitu 33,8% dan terjadi peningkatan pada variabel
22,6%.
Whitney).
Tabel 4.4
post dari kelompok kontrol di ketahui nilai 87.00, nilai terendah adalah 70 dan
tertinggi adalah 100. Sedangkan pada data post upaya pencegahan baik
yang tidak di berikan edukasi di dapatkan nilai mean 32.68, nilai terendah 26
dan kelompok kontrol baik pengetahuan dan upaya pencegahan adalah 0.573
untuk pengetahuan dan 0.110 untuk upaya pencegahan karena (p > 0.05),
4.3 Pembahasan
berikan edukasi dengan nilai p < 0,05 . dengan demikian perlakuan yang di
berikan dari peniliti kepada responden terbilang berhasil karena apa yang di
memberikan materi dalam bentuk leaflet (selebaran) agar isi materi bisa
balita pada orang tua . maka orang tua yang mendapatkan edukasi akan
2009).
perlakuan atau edukasi yang di berikan bersifat sederhana baik tutur kata
nilai p > 0,05 hal ini di karenakan responden yang ada pada kelompok
partum.
tidak ada perbedaan yang signifikan hal ini di karenakan pengetahuan dan
upaya pencegahan pada data pre – test untuk kelompok kontrol terbilang
1. Pembagian data Pre Test tidak sesuai dengan waktu (target) peneliti.
dari peniliti.
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
1. Peneliti Selanjutnya
Pencegahan Stunting Anak Usia Balita Pada Orang Tua Di Dusun Ulusadar
responden, lokasi dan jumlah sampel yang lebih luas sehingga diharapkan
tentang Pengobatan dan Pencegahan secara umum secara benar dan tepat, baik
dapat digunakan sebagai bahan atau sumber data penelitian yang lebih lanjut.
4. Masyarakat
orang tua dan masyarakat umum lainya dalam menanggulangi Stunting pada
anak.
DAFTAR PUSTAKA
Alrahmat (2013). Model Pengendalian Faktor Risiko Stunting pada Anak Usia
di Bawah Tiga Tahun. Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman.
Anugraheni dan kartasurya (2012). kejadian stunting pada balita usia 3-5 tahun
di desa sidorejo jetis mojokerto : Prodi Keperawatan STIKes Bina
Sehat PPNI Mojokerto, Jawa Timur
Arifin (2013) upaya pencegahan dan penanggulangan batita stunting :
systematic review 1Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya
Kesehatan Masyarakat, Balitbangkes, Jakarta
BAPPENAS RI (2013), penanggulangan stunting di indonesia,:
jakarta
Budiman (2013), dalam bahtiar ( 2017 ), factor factor yang berhubungan
dengan kejadian sex pranika di sma negeri 2 masohi : kabupaten
maluku tengah
Branca dan ferari (2013), hubungan pemberian asi esklusif dengan kejadian
stunting pada anak usia 2-3 tahun di desa karangrejek wonosari
gunungkidul, program studi bidan pendidik jenjang diploma iv
fakultas ilmu kesehatan universitas „aisyiyah yogyakarta
PetunjukPengisian :
A. Data Demografi
1. Nama Responden :
2. Tanggal Pengisian :
3. Umur :
4. Tingkat pendidikan :
5. Pekerjaan :
6. Penghasilan :
7. Mendapatkan informasi tentang pengetahuan stunting anak usia balita :
a. Pernah
b. Tidak pernah
8. Jika pernah Mendapatkan informasi tentang pengetahuan stunting anak
usia balita, dari :
a. Media cetak
b. Media elektronik
c. Tenaga kesehatan
d. Saudara atau teman
B. Kuesoner pengatuhuan
1. Menurut anda anak dengan tubuh pendek termasuk ?
a. Gizi baik
b. Gizi buruk
2. Apa penyebab anak dengan tubuh pendek ?
a. Factor keturunan
b. Tidak mengkonsumsi makanan yang bergizi
3. Anak bertubuh pendek dengan kategori gizi buruk dapat berdampak pada
?
a. Penurunan Kecerdasan
b. cacingan
4. Apakah anda mengetahui usia balita ?
a. 1 -5 tahun
b. 2 – 5 tahun
5. Apakah gizi buruk (bertubuh pendek) dapat terjadi pada saat Hamil ?
a. Iya
b. Tidak
6. Bagaimana caranya anda dapat mengetahui bahwa tinggi badan anda tidak
sesuai dengan usia ?
a. Pola makan
b. Control secara berkala
7. Pemberian makanan pada anak sebaiknya disesuaikan dengan?
a. Usia dan kebutuhan gizi anak
b. Kesenangan anak
8. Zat – zat gizi yang terdapat dalam makanan terdiri dari?
a. Karbohidrat, protein, vitamin, mineral dan air
b. Karbohidrat, protein, lemak, vitamin, air
9. Apa saja makanan gizi seimbang ?
a. Makanan pokok, lauk pauk, buah, vitamin
b. Makanan pokok, sayur, lauk pauk, buah, susu
10. Bagaimana cara mencegah kejadian gizi buruk ( bertubuh pendek ) pada
anak?
a. Menjaga pola makan, olahraga dan pola istirahat saat hamil
b. Menjaga kebersihan diri dan keluarga
C. Kuesoner Perilaku Upaya Pencegahan
Berilah tanda chek list () pada jawaban yang anda anggap benar.
No Pertanyaan Selalu Sering Kadang Tidak
– pernah
kadang
1 Apakah anak anda menggunaka
kelambu pada saat tidur
2 Apakah anak anda mengkonsumsi
susu setiap pagi.
3 Apakah anak anda mengkonsumsi
(-) minuman yang bersoda ( popice,
segar sari, frenta, dan lain lain ).
4 Sebelum makan apakah anak anda
mencuci tangan terlebih dulu
5 Apakah anak anda mengikuti
posyandu setiap bulan.
6 Apakah anak anda mengkonsumsi
(-) jajanan (snack ringan).
7 Pemberian makanan untuk anak di
lakukan secara teratur sesuai dengan
jadwal makan yaitu ( pagi, siang dan
malam )
8 Apakah anak anda bermain di
(-) lingkungan yang kotor atau tidak
layak untuk anak.
9 Apakh anak anda mengkonsumsi
(-) makanan pokok daerah anda (kasbi,
sagu, suami, papeda).
10 Apakah anak anda madi 2 kali dalam
sehari dan menggunakan sabun serta
menggosok gigi.
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
(Informed Consent)
Assalamua‟laikum. Wr. Wb
Dengan Hormat
NPM : 123-050-914-032
kegiatan tersebut, Saya mohon kesediaan Saudari untuk berpartisipasi dengan cara
mengisi kuesioner berikut. Jawaban saudari akan saya jamin kerahasiaannya dan
mengisi kuesioner yang terlampir , mohon kiranya saudari terlebih dahulu bersedia
Wassalamu‟alaikum Wr. Wb
Peneliti
Diki Ibrahim
tingkat pendidikan
1 : dasar
2 : menengah
3 : atas
pekerjaan
1 : ibu rumah tangga
2 : petani
3 : PNS
4 : Wirausaha
jumlah anak
1 : 1 orang
2 : 2 orang
3 : orang
4 : orang
5 : 5 orang
Keterangan :
Pengetahuan PRE TESET - POST TEST
1 : 76% - 100% ( BAIK)
2 : 56% - 75% (CUKUP)
3 : < 40% - 55% ( KURANG)
Keterangan :
Frequency Table
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
tingkat pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
jumlah anak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
status pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
pengetahuan sebelum
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
pengetahuan setelah
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
upaya setelah
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Frequency Table
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
jumlah anak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
status pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
pengetahuan sebelum
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
pengetahuan setelah
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
upaya sebelum
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
PENGETAHUAN
Explore
Cases
Descriptives
Median 2.00
Variance .305
Minimum 1
Maximum 3
Range 2
Interquartile Range 0
Median 1.00
Variance .095
Minimum 1
Maximum 2
Range 1
Interquartile Range 0
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Stem width: 10
Each leaf: 1 case(s)
UPAYA PENCEGAHAN
Explore
Cases
a
Descriptives
Median 1.00
Variance .134
Minimum 1
Maximum 2
Range 1
Interquartile Range 0
b
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
upaya sebelum
upaya sebelum Stem-and-Leaf Plot
17,00 1 . 00000000000000000
3,00 Extremes (>=2,0)
Stem width: 1
Each leaf: 1 case(s)
WILCOXON KELOMPOK INTERVENSI PENGETAHUAN
NPar Tests
Descriptive Statistics
Ranks
Total 20
pengetahuan
setelah -
pengetahuan
sebelum
a
Z -4.055
UPAYA PENCEGAHAN
NPar Tests
Descriptive Statistics
Ranks
Total 20
a. upaya setelah < upaya sebelum
b
Test Statistics
upaya setelah -
upaya sebelum
a
Z -3.874