Oleh:
Oleh:
ii
iii
iv
v
DATA RIWAYAT HIDUP
A. Data Diri
4. Agama : Islam
B. Riwayat Pendidikan
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat dan karunia-Nya, sehingga KTI saya dengan judul “Asuhan Keperawatan
Balikpapan Tahun 2023” dapat terselesaikan. KTI ini di susun dalam rangka
Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini tersusun atas upaya maksimal saya sebagai
penulis dan petunjuk pembimbing, serta arahan berbagai pihak yang telah
membantu saya dalam penulisan KTI ini. Bersama dengan ini perkenankan saya
Kalimantan Timur.
2. Dr. Edy Iskandar, Sp.Pd., FINASIM., MARS, selaku Direktur RSUD Dr.
3. Hj. Umi Kalsum, S.Pd., M.Kes, selaku Ketua Jurusan Keperawatan Poltekkes
4. Ns. Andi Lis Arming Gandini, M.Kep, selaku Ketua Program Studi D-III
Timur.
vii
6. Ns. Rus Andraini, A.Kp.,MPH, selaku pembimbing Utama dalam penyelesaian
KTI.
penyelesaian KTI.
Timur yang telah mendidik dan membimbing saya dalam masa pendidikan.
9. Ayah Edi, Ibu Dwi dan Deika yang selalu mendukung dan mendoakan saya
Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu
masukan, saran serta kritik sangat diharapkan guna kesempurnaan KTI. Akhirnya
hanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala kita kembalikan semua urusan dan
semoga memberikan manfaat dan kebaikan bagi banyak pihak dan bernilai ibadah
dihadapan Tuhan.
Penulis
viii
ABSTRAK
Kesimpulan dan Saran : Didapatkan respon yang berbeda dari 2 Klien anak
terhadap gastroenteritis setalah dilakukan pengkajian, penegakkan diagnosa,
intervensi, implementasi, hingga evaluasi. Diharapkan perawat lebih mampu
melakukan Asuhan Keperawatan secara komprehensif, serta meningkatkan
kemampuan dan pengetahuan dalam melakukan Asuhan Keperawatan pada anak
dengan gastroenteritis.
ix
ABSTRACT
Method : This study used a case study method of Nursing Care approach with 2
cases as an analysis of gastroenteritis children. The research location was carried
out at Dr. Kanujoso Djatiwibowo Hospital Balikpapan on March 8-11, 2023. Data
collection methods include interviews, observations, physical examinations,
documentation studies and supporting examinations.
Results and Discussion : Based on the results of the assessment of Client 1 and
Client 2, 5 of the same diagnoses were established, namely diarrhea, nausea, acute
pain, knowledge deficit, risk of electrolyte imbalance and hyperthermia in Client 1
and ansietas in Client 2, in accordance with SDKI. Planning and execution are
adjusted based on client needs, with evaluations carried out on 2 clients obtained
diagnoses resolved during 3 days of treatment.
x
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. IX
ABSTRACT ............................................................................................................ X
DAFTAR ISI.......................................................................................................... XI
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 6
xi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 8
1. Definisi ........................................................................................................... 8
2. Etiologi........................................................................................................... 8
4. Klasifikasi .................................................................................................... 15
5. Patofisiologi ................................................................................................. 17
6. Pathway ........................................................................................................ 19
9. Komplikasi ................................................................................................... 21
xii
5. Peran Perawat Anak ..................................................................................... 49
6. Hospitalisasi ................................................................................................. 50
8. Autramatic Care........................................................................................... 53
A. Pendekatan/Desain Penelitian.......................................................................... 54
1. Gastroenteritis .............................................................................................. 55
H. Analisis Data.................................................................................................... 59
B. Pembahasan ........................................................................................................ 93
1. Pengkajian .................................................................................................... 94
xiii
2. Diagnosa Keperawatan ................................................................................ 96
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.5 Monitoring Balance Cairan Klien Anak Gastroenteritis di RSUD Dr.
Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2023….……...……………70
Tabel 4.6 Data Fokus Klien Anak Gastroenteritis di RSUD Dr. Kanujoso
Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2023….……..................……………71
Tabel 4.7 Analisa Data Klien Anak Gastroenteritis di RSUD Dr. Kanujoso
Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2023……………..……...……………73
xv
Tabel 4.8 Diagnosa Keperawatan Klien Anak Gastroenteritis di RSUD Dr.
Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2023….……...……………77
xvi
DAFTAR GAMBAR
xvii
DAFTAR BAGAN
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
xix
BAB I
PENDAHULUAN
sosial dan spiritual (Damanik & Sitorus, 2019). Perkembangan konsep diri
menurut Yuliastati dan Arnis (2016), sudah ada sejak bayi dan akan mengalami
penting dalam perubahan status kesehatan anak, dan terbagi menjadi linkungan
internal (anak lahir dengan kelainan) serta lingkungan ekstrenal (gizi buruk,
yang sulit dan sistem kekebalan tubuh yang belum terbentuk secara sempurna,
menyebabkan anak lebih rentan terkena virus, bakteri ataupun parasit yang
akan menyebabkan berbagai macam infeksi pada anak seperti pilek, infeksi
telinga, bronkitis, penyakit kulit, mata merah, cacar air, sinusitis, radang
(2021), salah satu infeksi virus yang sering terjadi pada anak yaitu
dengan kata lain peningkatan frekuensi buang air besar dengan atau tanpa
muntah, demam dan nyeri perut. Peningkatan frekuensi buang air besar
1
2
anak setiap tahun. Amerika Serikat, menyumbangkan lebih dari 350 juta kasus
menjadi penyebab 48 juta kasus (Sattar & Singh, 2022). World Health
terbanyak yaitu 14% pada post neonatal setelah pneumonia. Sedangkan pada
balita, diare menjadi penyumbang kematian dengan 10,3% dan diikuti oleh
salah satu sekolah di kota Depok terdapat Panganan Jajanan Anak Sekolah
diikuti oleh perilaku tidak bersih dan sehat seperti 44,2% siswa tidak biasa
mencuci tangan sebelum makan, 29% siswa tidak biasa mencuci tangan setelah
buang air besar, 40,8% siswa mengkonsumsi PJAS dari penjamah yang tidak
penderita diare terbanyak pada balita dengan 32,6%. Kalimantan Timur sendiri,
kasus pada diare menyebabkan kematian balita sebanyak 7 jiwa dan pada post
semua umur dan 21,4% pada balita. Menurut hasil Badan Pusat Statistik (BPS)
75% - 90% penyebab dari gastroenteritis dengan sekitar 20% kasus disebabkan
oleh bakteri dan diare yang bertahan setidaknya selama 14 hari lebih sering
menurut musim dan iklim (Hartman, et,al, 2019). Diare sebagai tanda utama
seorang anak terkena gastroenteritis yang kemudian diikuti dengan mual dan
muntah dalam jumlah yang melebihi batas output anak, menjadikan dehidrasi
dehidrasi, paling baik dinilai dari persentase kehilangan berat badan sehingga
diderita oleh pasien. Pada pasien dengan diare akan menyebabkan hipovolemia,
defisit nutrisi karena mual dan muntah, gangguan integritas kulit karena iritasi,
dibutuhkan, karena anak tidak bisa jauh dari orang tua dan orang tua
mempunyai sumber daya yang bisa membantu penyembuhan anak yang biasa
penatalaksanaan diare dengan atau tanpa dehidrasi dibutuhkan orang tua yang
dilakukan dengan memantau intake dan output cairan. Anak dengan terapi
mengajurkan makan sedikit tapi sering pada anak, serta memonitor tanda-tanda
vital (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018). Dalam melakukan asuhan
meminimalkan nyeri dan cidera pada tubuh (Damanik & Sitorus, 2019).
berdasarkan jenis dehidrasi yang dialami, seperti dengan atau tanpa dehidrasi,
dehidrasi ringan, sedang dan berat (Oktiawati & Julianti, 2019). Dari jenis
berlangsung, menyusui yang terus berlanjut dan diet yang sesuai usia dimulai
Cidera Kepala Ringan 23 pasien, ASMA 17 paisen dan Anemia 10 pasien serta
B. Rumusan Masalah
2023?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Tahun 2023.
Tahun 2023.
7
Tahun 2023.
Tahun 2023.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
gastroenteritis.
Gastroenteritis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Kata “Gastroenteritis” berasal dari kata Yunani gastron (perut) dan
penyakit diare, dengan kata lain peningkatan frekuensi buang air besar
dengan atau tanpa muntah, demam dan nyeri perut. Peningkatan frekuensi
buang air besar didefinisikan oleh tiga atau lebih buang air besar encer
dalam 24 jam atau setidaknya 200 g fases per hari (Sattar & Singh, 2022).
5-7 hari dan sebagian besar berhenti dalam 2 minggu, sedangkan muntah
biasanya berlangsung selama 1-2 hari dan sebagian besar berhenti dalam 3
2. Etiologi
(2016).
1) Infeksi Virus
8
9
2) Infeksi bakteri
2-5 hari. Tanda dari infeksi ini yaitu demam, terjadi mukoid,
berbulan-bulan lamanya.
oxyuris.
disebabkan oleh toksin bakteri yang telah terbentuk oleh makanan itu
sendiri.
3. Anatomi Fisiologi
Gambar 2.1
Anatomi Fisiologi Pencernaan
Sumber: Mardalena, 2018
mencerna makanan dari awal masuk sampai bisa diserap tubuh ada sistem
pencernaan ini terdiri dari beberapa organ yang mempunyai tugas dan
2021)
a. Menerima makanan
a. Mulut
langit mulut seperti palatum durum (langit mulut keras) yang terletak
Faring terletak pada rongga mulut bagian belakang dan rongga hidung.
terdiri dari 3 bagian, diantaranya yaitu : bagian atas terdiri dari otot
rangka, bagian tengah terdiri dari otot rangka dan otot halus, sedangkan
d. Lambung
dari jumlah makanan yang ada di lambung sekitar 1,5 L atau lebih.
e. Usus Halus
usus halus antara 5 M, yang dikelilingi dengan usus besar. Usus halus
14
pada bagian tengah usus dengan panjang 2 cm dan terdapat jonjot atau
f. Usus Besar
dengan rektum dan saluran anus di pelvis. Lebar lumen usus besar
sekitar 6,5 cm yang lebih besar dari usus halus. Usus besar terdiri dari
buntu pada bagian ujungnya dan memiliki panjang 8-9 cm, kolon
transversum dan kolon yang keatas dari sekum menuju kejati, kolon
4. Klasifikasi
akut (Dominguez & Wars, 2022). Seseorang dapat dikatakan diare menurut
a. Bayi dan anak dengan buang air besar > 3 kali perhari
sendiri, seperti:
a. Diare cair akut yang ditandai keluarnya tinja encer dan mungkin ada
b. Disentri atau diare akut, bila ada darah dalam fases, frekuensi BAB
c. Diare persisten yang dimulai dari diare akut dan berakhir dalam ≥ 14
hari.
golongan, yaitu:
16
25% ml/kg BB
Tabel 2.1
Derajat Dehidrasi Kehilangan Air
Tabel 2.2
Derajat Dehidrasi Dengan Skor WHO
Komponen Yang Skor
Dinilai A B C
Keadaan umum Sehat Gelisah, cengeng, Mengigau, koma atau
apatis, ngantuk syok
Mata Biasa Cekung Sangat cekung
Turgor Baik Kurang Jelek
Mulut Biasa Kering Sangat kering
Kriteria:
Tabel 2.3
Derajat Dehidrasi Bedasar Tanda Klinis
Derajat
No. Ringan Sedang Berat
dehidrasi
1. Defisit cairan 3-5% 6-8% >10%
2. Hemodinamik Takikardia, Takikardia, nadi Takikardia, nadi tidak
nadi lemah lemah, volume taraba, akral dingin,
kolaps, hipotensi sianosis
orostatik
3. Jaringan Lidah Lidah keriput, Antonia, turgor buruk
kering, turgor kurang
turgor turun
4. Urin Pekat Jumlah turun Oliguria
5. Patofisiologi
Cytotoksin dimana akan merusak sel dan melekat pada dinding usus.
usus yang kemudian akan menyebabkan diare jika isi dalam rongga usus
dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat, serta gangguan
usus untuk menyerap makanan dan air hingga terjadi diare dan
memunculkan diare.
sirkulasi darah.
19
6. Pathway
Bagan 2.2
Pathway Gastroenteritis
Sumber: Muttaqin 2011, TIM POKJA DPP SDKI PPNI 2017
20
7. Manifestasi Klinis
d. Perut kembung
g. Diare
h. Demam
i. Lemah
j. Fontanel cekung.
p. Takikardi
s. Urine pekat
8. Pemeriksaan Penunjang
gastroenteritis meliputi :
a. Pemeriksaan Tinja
2) pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet
b. Pemeriksaan Darah
c. Intubasi Duodenum
9. Komplikasi
a. Dehidrasi
b. Rentan hipovolemi
c. Kejang
d. Bakterimia
e. Malnutrisi
f. Hipogikemia
22
10. Penatalaksanaan
gastroenteritis yaitu:
1) Antibiotik
cairan.
Tabel 2.4
Balance Cairan
Sumber: Instalasi Promosi Kesehatan Rumah Sakit RSUD Dr. Soetomo, 2022.
23
a. Cairan masuk
2) Injeksi cairan yang tidak terlihat biasa disebut metabolisme air yang
b. Cairan keluar
d) Muntah
e) Drain
2) Cairan keluar yang tidak dapat dilihat berupa Insenible Water Loss
a) Neonatus = 30 ml/kgBB/hari
X kgBB)+(suhu – 36,8°C)
cc – 1 cc/kgBB/hari).
ibu untuk penanganan dirumah dan kapan harus kembali segera, lalu
segera, lalu lakukan kunjungan ulang dalam waktu 5 hari jika tidak
membaik
1) Beri cairan tambahan sebanyak anak mau, seperti ASI dan jika anak
air tajin) atau air matang dan oralit setiap anak buang air besar
25
tahum
Tabel 2.5
Pemberian Oralit Sesuai Takaran
hal berikut:
terapi A
26
c. Rencana terapi C
Tabel 2.6
Pemberian Cairan Intravena Pada Dehidrasi
Setalah itu periksa anak setiap 15-30 menit. Jika nadi tidak
segera setelah anak mau minum dan periksa kembali sesudah 3-6
jam.
rencana
5) Berikan tablet Zinc untuk semua penderita diare sesuai dengan dosis
b) ≥ 6 bulan = 1 tablet/hari.
27
2014).
1. Pengkajian Keperawatan
beberapa data yang harus dikaji pada anak gastroenteritis dengan dehidrasi,
yaitu:
a. Identitas pasien
anoreksia, diare
2) Keluhan utama: fases cair, muntah, bila kehilangan banyak air dan
e. Kebutuhan dasar
28
terjadi penurunan BB
koma, suhu tubuh tinggi, nadi cepat dan lemah, pernapasan agak cepat
dan kualitatif.
29
2. Diagnosa Keperawatan
masalah kesehatan atau proses kehidupan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,
2017). Pada anak dengan gastroenteritis Muttaqin (2011) dan Tim Pokja
SDKI DPP PNNI (2017) menyatakan diagnosa yang sering muncul, yaitu:
Tabel 2.7
Konsep Diagnosa Keperawatan Gastroenteritis
Objektif:
a) Tampak meringis
b) Bersikap protektif
(mis. Waspada,
menghindari posisi
nyeri)
c) Gelisah
d) Frekuensi nadi
meningkat
e) Sulit tidur
a) Merasa lemah
b) Mengeluh haus
Objektif:
a) Pengisian vena
menurun
b) Status mental
berubah
c) Suhu tubuh
meningkat
d) Konsentrasi urin
meningkat
e) Berat badan turun
tiba-tiba
5 Hipertermia (D.0130) a) Dehidrasi a) Proses infeksi
b) Terpapar lingkungan b) Hipertiroid
Definisi: suhu tubuh panas c) Stroke
meningkat diatas rentang c) Proses penyakit d) Dehidrasi
normal tubuh. (mis. Infeksi, e) Trauma
kanker) f) Prematuritas
Gejala dan Tanda d) Ketidaksesuaian
Mayor : pakaian dengan
Subjektif: - suhu lingkungan
Objektif: e) Peningkatan laju
a) Suhu tubuh normal metabolism
diatas nilai normal f) Respon trauma
g) Aktivitas berlebihan
Gejala dan Tanda h) Penggunaan
Minor : incubator
Subjektif: -
Objektif:
a) Kulit merah
b) Kejang
c) Takikardi
d) Takipnea
e) Kulit terasa hangat
6 Defisit nutrisi (D.0019) a) Ketidakmampuan a) Stroke
menelan makanan b) Parkinson
Definisi: asupan nutrisi b) Ketidakmampuan c) Mobius syndrome
tidak cukup untuk mencerna makanan d) Cerebral palsy
memenuhi kebutuhan c) Ketidakmampuan e) Cleft lip
metabolisme. mengabsorbsi f) Cleft palate
nutrien g) Amytropic lateral
Gejala dan Tanda d) Peningkatan sclerosis
Mayor : kebutuhan h) Kerusakan
Subjektif: - metabolism neuromuscular
Objektif: e) Faktor ekonomi i) Luka bakar
a) Berat badan (mis. Finansial tidak j) Infeksi
menurun minimal mencukupi) k) AIDS
10% dibawah f) Faktor psikologis l) Penyakit Crhon’s
rentang ideal (mis. Stress, m) Enterokolitis
keenganan untuk n) Fluorosis kistik.
Gejala dan Tanda makan)
Minor :
Subjektif:
a) Cepat kenyang
33
setelah makan
b) Kramnyeri abdomen
c) Nafsu makan
menurun
Objektif:
a) Bising usus
hiperaktif
b) Otot pengunyah
kemah
c) Otot menelah lemah
d) Membrane mukosa
pucat
e) Sariawan
f) Serum albumin
turun
g) Rambut rontok
berlebihan
h) Diare
7 Ansietas (D.0080) a) Krisis situasional a) Penyakit kronis
b) Kebutuhan tidak progresif
Definisi: kondisi emosi terpenuhi b) Penyakit akut
dan pengetahuan c) Krisis maturasional c) Hospitalisasi
subjektif individu d) Krisis situasional d) Rencana operasi
terhadap objek yang e) Ancaman terhadap e) Kondisi diagnosis
tidak jelas dan spesifik kematian penyakit belum jelas
akibat antisipasi bahaya f) Kekhawatiran f) Penyakit neurologis
yang memungkinkan menghadapi g) Tahap tumbuh
individu melakukan kegagalan kembang
tindakan untuk g) Disfungsi system
menghadapi ancaman keluarga
h) Hubungan orang
Gejala dan Tanda tua-anak tidak
Mayor : memuaskan
Subjektif i) Faktor keturunan
a) Merasa bingung (tempramen
b) Merasa khawatir teragitasi sejak
akibat kondisi yang lahir)
dihadapi j) Penyalahgunaan zat
c) Sulit berkonsentrasi k) Terpapar bahaya
lingkungan
Objektif l) Kurang terpapar
a) Tampak gelisah informasi
b) Tampak tegang
c) Sulit tidur
Objektif
a) Frekuensi napas
34
meningkat
b) Frekuensi nadi
meningkat
c) Tekanan darah
meningkat
d) Diaphoresis
e) Tremor
f) Muka tampak pucat
g) Suara bergetar
h) Kontak mata buruk
i) Sering berkemih
j) Berorientasi pada
masa lalu
3. Intervensi Keperawatan
klien individu, keluarga dan komunitas (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018).
Dari diagnosa yang sudah ditegakkan, maka akan terbentuk intervensi yang
Tabel 2.8
Konsep Intervensi Keperawatan Gastroenteritis
Diagnosa
No. SLKI SIKI
Keperawatan
Terapuetik
1) Berikan asupan cairan oral
2) Pasang jalur intravena
3) Berikan cairan intravena
(mis. ringer asetat, ringer
laktat), jika perlu
4) Ambil sampel darah untuk
pemeriksaan darah
lengkap dan elektrolit
5) Ambil sampel fases untuk
kultur, jika perlu
Edukasi
1) Anjurkan makan porsi
kecil dan sering secara
bertahap
2) Anjurkan melanjutkan
pemberian ASI
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian
obat antimotilitas (mis.
loperamide, difenoksilat)
2) Kolaborasi pemberian
obat
antispasmodic/spasmolitik
(mis. papaverin, ekstak
belladonna, mebeverine)
3) Kolaborasi pemberian
obat pengeras fases (mis.
atapulgit, smektit, kaolin-
pektin)
Nyeri akut Tingkat Nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri (I.08238)
2. (D.0077)
Tujuan: setelah dilakukan Observasi
intervensi keperawatan 1) Identifikasi lokasi,
diharapkan tingkat nyeri menurun karateristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
Kriteria hasil: intensitas nyeri
1) Kemampuan menuntaskan 2) Identifikasi skala nyeri
aktivitas meningkat 3) Identifikasi respons nyeri
2) Keluhan nyeri menurun non verbal
3) Meringis menurun 4) Identifikasi faktor yang
37
Terapeutik
1) Berikan terapi
nonfarmakologi untuk
menguramgi rasa nyeri
2) Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
3) Fasilitas istirahat dan tidur
4) Pertimbangankan jenis
dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
1) Jelaskan penyebab,
periode dan pemicu nyeri
2) Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3) Anjurkan monitor nyeri
secara mandiri
4) Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
5) Ajarkan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
3. Nausea Tingkat Nausea (L.08065) Manajemen mual (I.03117)
(D.0076)
Tujuan: setelah dilakukan Observasi
intervensi keperawatan 1) Identifikasi pengalaman
diharapakan tingkat nausea mual
menurun 2) Identifikasi isyarat
nonverbal
Kriteria hasil: ketidaknyamanan
1) Nafsu makan meningkat 3) Identifikasi dampak mual
2) Keluhan mual menurun terhadap kualitas hidup
3) Perasaan ingin muntah 4) Identifikasi faktor
38
Edukasi
1) Anjurkan istirahat dan
tidur cukup
2) Anjurkan sering
membersihkan mulut,
kecuali jika merangsang
mual
3) Anjurkan makanan tinggi
karbohidrat dan rendah
lemak
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian
antiemetic, jika perlu
Terapeutik
1) Kontrol faktor lingkungan
penyebab muntah
39
Edukasi
1) Anjurkan membawa
kantong plastic untuk
menampung muntah
2) Anjurkan memperbanyak
istirahat
3) Ajarkan penggunaan
teknik nonfarmakologi
untuk mengelola muntah
Kolabrasi
1) Kolaborasi pemberian
antiemetic, jika perlu
4. Hipovolemia Status Cairan (L.03028) Manajemen Hipovolemia
(D.0023) (I.03116)
Tujuan: setelah dilakukan
intervensi keperawatan Observasi
diharapkan status cairan membaik 1) Periksa tanda dan gejala
hipovolemia
Kriteria hasil: 2) Monitor intake dan ouput
1) Kekuatan nadi meningkat cairan
2) Turgor kulit meningkat
3) Output urine meningkat Terapeutik
4) Perasaan lemah menurun 1) Hitung kebutuhan cairan
5) Keluhan haus menurun 2) Berikan posisi modilifed
6) Frekuensi nadi membaik trendelenburg
7) Tekanan darah membaik 3) Berikan asupan cairan oral
8) Tekanan nadi membaik
9) Kadar Hb membaik Edukasi
10) Kadar Ht membaik 1) Anjurkan memperbanyak
11) Berat badan membaik asupan cairan oral
12) Intake cairan membaik 2) Anjurkan menghindari
13) Suhu tubuh membaik perubahan posisi
mendadak
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian
cairan IV isotonis (mis.
NaCl, RL)
40
2) Kolaborasi pemberian
cairan IV hipotonis (mis.
glukosa 2,5%, NaCl 0,4%)
3) Kolaborasi pemberian
cairan koloid (mis.
albumin, plasmanate)
5. Hipertermia Termogulasi (L.14134) Manajemen Hipertermia
(D.0130) (I.15506)
Tujuan: setelah dilakukan
intervensi keperawatan Observasi
diharapkan termogulasi membaik 1) Identifikasi penyebab
hipertermia
Kriteria hasil: 2) Monitor suhu tubuh
1) Kulit merah menurun 3) Monitor kadar elektrolit
2) Kejang menurun 4) Monitor haluaran urine
3) Akrosianosis menurun 5) Monitor komplikasi akibat
4) Konsumsi oksigen menurun hipertermia
5) Pucat menurun
6) Suhu tubuh membaik Terapeutik
7) Suhu kulit membaik 1) Sediakan lingkungan yang
8) Pengisian kapiler membaik dingin
9) Tekanan darah membaik 2) Longgarkan
lingkunganyang dingin
3) Basahi dan kipasi
permukaan tubuh
4) Berikan cairan oral
5) Ganti linen setiap hari
atau lebih sering jika
mengalami hyperhidrosis
6) Lakukan pendinginan
eksternal
7) Berikan pemberian
antipiretik atau aspirin
Edukasi
1) Ajurkan tirah baring
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian
Cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu
6. Defisit nutrisi Status Nutrisi (L.03030) Manajemen Nutrisi (I.03119)
(D.0019)
Tujuan: setelah dilakukan Observasi
intervensi keperawatan 1) Identifikasi status nutrisi
diharapkan status nutrisi membaik 2) Indentifikasi alergi dan
intoleransi makanan
Kriteria hasil: 3) Identifikasi makanan yang
1) Porsi makan yang dihabiskan disukai
meningkat 4) Identifikasi kebutuhan
keinginan untuk kalori dan jenis natrium
meningkatkan nutrisi 5) Identifikasi perlunya
meningkat penggunaan selang
2) Pengetahuan tentang pilihan nasogatrik
makanan yang sehat 6) Monitor asupan makanan
meningkat Pengetahuan 7) Monitor berat badan
41
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan,
jika perlu
2) Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan,
jika perlu
7. Ansietas Tingkat Ansietas (L.09093) Terapi Relaksasi (I.09326)
(D.00
Tujuan: setelah dilakukan Observasi
intervensi keperawatan 1) Identifikasi penurunan
diharapkan tingkat ansietas tingkat energi,
menurun ketidakmampuan
berkonsentrasi, atau gejala
Kriteria Hasil: lain yang menganggu
1) Konsentrasi membaik kemampuan kognitif
2) Pola tidur membaik 2) Identifikasi teknik
3) Perilaku gelisah menurun relaksasi yang mampu
4) Verbalisasi kebingungan digunakan
menurun 3) Monitor respons terhadap
5) Verbalisasi khawatir akibat teknik relaksasi
kondisi yang dihadapi
menurun Terapeutik
6) Perilaku tegang menurun 1) Gunakan pakaian longgar
2) Gunakan nada suara
lembut dengan irama
lambat dan berirama
Edukasi
1) Jelaskan tujuan, manfaat,
batasan dan jenis relaksasi
yang tersedia
42
2) Anjurkan mengambil
posisi nyamna
3) Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi
relaksasi
4) Demonstrasikan dan latih
teknik relaksasi
8. Defisit Tingkat Pengetahuan (L.12111) Edukasi Kesehatan (I.12383)
Pengetahuan
(D.0111) Tujuan: setelah dilakukan Observasi
intervemsi keperawaran 1) Identifikasi kesiapan dan
diharapkan tingkat pengetahuan kemampuan menerima
membaik informasi
2) Identifikasi faktor yang
Kriteria Hasil: dapat meningkatkan dan
1) Perilaku sesuai anjuran menurunkan motivasi
meningkat perilaku hidup bersih dan
2) Kemampuan menjelaskan sehat
pengetahuan suatu topik
meningkat Terapeutik
3) Pernyataan tentang masalah 1) Sediakan materi dan
yang dihadapi menurun media pendidikan
4) Presepsi yang keliru terhadap kesehatan
masalah menurun 2) Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
3) Berikan kesempatan untuk
bertanya
Edukasi
1) Jelaskan faktor dan risiko
yang dapat mempengaruhi
kesehatan
2) Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
3) Ajarkan strategi yang
dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat
9. Risiko Integritas Kulit dan Jaringan Perawatan Integritas Kulit
Gangguan (L.14125) (I.11353)
Integritas
Kulit/Jaringan Tujuan: setelah dilakukan Observasi
(D.0139) intervensi keperawatan 1) Identifikasi penyebab
diharapkan integritas kulit dan gangguan integritas kulit
jarigan meningkat (mis. Perubahan sirkulasi,
perubahan status nutrisi,
Kriteria hasil penurunan kelembapan,
1) Elastisitas meningkat suhu lingkungan ekstrem,
2) Kerusakan jaringan menurun penurunan mobilitas)
3) Kerusakan lapisan kulit
menurun Terapeutik
4) Nyeri menurun 1) Ubah posisi tiap 2 jam jika
5) Kemerahan menurun tirah baring
6) Suhu kulit membaik 2) Bersihkan perineal dengan
7) Sensasi membaik air hangat, terutama
8) Tekstur membaik selama periode diare
43
Edukasi
1) Anjurkan minum air yang
cukup
2) Anjurkan meningkatkan
nutrisi
3) Anjurkan meningkatkan
buah dan sayur
Sumber: Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019 dan Tim Pokja SIKI DPP PPNI,
2018
4. Implementasi Keperawatan
Hal ini terdiri dari aktivitas perawat dalam membantu pasien mengatasi
masalah kesehatan dan juga untuk mencapai hasil yang diharapkan dari
perawatan.
5. Evaluasi Keperawatan
Gambar 2.3
Empat komponen paradigma keperawatan anak
Sumber: Yuliastati dan Arnis, 2016
a. Manusia (Anak)
anak yang menjadi individu (klien) adalah anak yang diartikan sebagai
proses berkembang anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola
koping dan perilaku sosial. Ciri fisik pada semua anak tidak mungkin
anak.
b. Sehat-Sakit
dalam status kesehatan sejahtera, sehat optimal, sehat, sakit, sakit kronis
dan meninggal. Rentang ini merupakan suatu alat ukur dalam menilai
umum dapat diartikan menjadi suatu keadaan yang sempurna baik fisik,
46
mental dan sosial, serta bebas dari penyakit dan kelemahan (Damanik &
Sitorus, 2019).
c. Lingkungan
lingkungan eksternal seperti gizi buruk, peran orang tua, saudara, teman
d. Keperawatan
dimaksud anak adalah setiap orang yang berusia dibawah 18 tahun, kecuali
yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.
WHO, memberikan penjelasan bahwa batasan usia anak antara 0-19 tahun
prinsip dasar, yaitu kepentingan yang terbaik bagi anak, hak untuk hidup,
dengan begitu perawatan yang tidak optimal akan berdampak tidak baik
secara fisiologis maupun psikologis pada anak itu sendiri. Maka perawat
a. anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik,
artinya bahwa tidak boleh memandang anak dari segi fisiknya saja
tahap perkembangannya.
maturasi atau kematangan yang sehat bagi anak dan remaja sebagai
masyarakat.
psikologis.
d. Perawat sebagai pembuat keputusan etik dengan berdasar pada nilai dan
norma yang diyakini dengan penekanan hak pada hak pasien untuk
6. Hospitalisasi
asing, peralatan asing dan juga tindakan yang menyakitkan, sehingga hal
terbatas dan mekanisme koping anak dalam mengatasi stress selama anak
gelisah dan akan berdampak buruk saat anak merasa lapar, perilkau anak
semakin keras, menangis sulit dihentikan, lelah serta tidak enak badan.
Anak memiliki respon dirinya sendiri saat dilakukan rawat inap, menurut
Kartika, et.al, (2021) respon dapat dilihat dari usia anak, yaitu:
a. Masa bayi (0-1 tahun), dengan masalah utama dampak dari perpisahan
dan kasih sayang. Reaksi yang sering muncul ialah menangis, marah
menyenangkan.
kooperatif.
Sitorus, 2019).
8. Autramatic Care
Perhatian khusus pada anak sebagai individu yang masih dalam usia
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan/Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah desktriptif kualitatif dalam bentuk studi kasus
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan
1. Subjek anak terdiri dari 2 (dua) orang anak laki-laki atau perempuan
54
55
kata-kata dengan penggambaran perilaku dan gejala yang diamati dan diuji
kebenrannya (Sugiyono,2017).
1. Gastroenteritis
atau usus berupa diare dengan atau tanpa muntah, demam dan nyeri perut.
Frekuensi diare biasa berlangsung selama 5-7 hari dengan lebih dari 3 kali
buang air besar dalam 1 hari dengan konsistensi cair. Pada kasus ini untuk
medis dan laporan medik yang dapat dilihat pada catatan rekam medik
pasien.
2. Asuhan Keperawatan
Mawar, RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo pada tahun 2023. Waktu penelitian
E. Prosedur Penelitian
kasus.
Balikpapan.
telah ditemukan.
dan wawancara.
menegakkan diagnosa.
pasien 2.
G. Keabsahan Data
validasi tinggi. Keabsahan data pada penelitian ini berdasarkan pada integritas
pasien anak dengan gastroenteritis, orang tua anak dan perawat yang berkaitan
59
dengan masalah yang diteliti, serta catatan rekam medis pasien anak dengan
gastroenteritis.
H. Analisis Data
dan dituangkan dalam opini pembahasan. Teknik analisis data yang digunakan
oleh peneliti dan studi dokumentasi yang menggunakan data untuk selanjutnya
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan studi kasus
Balikpapan 76126 Telp : (0542) 873901 Fax : (0542) 873836. RSUD Dr.
Sakit Umum Balikpapan ini dibuka tanggal 12 September 1949. RSUD Dr.
instalasi bedah dan UGD 24 jam. Dalam penelitian ini peneliti melakukan
60
61
ASI dan tempat untuk memandikan neonatus, ruang tindakan, pantry, dan
ruang perawat.
Pada ruang Mawar ditetapkan sebagai instalasi rawat inap ibu dan
ruang rawat inap khusu stroke, sebelah utara berbatasan dengan Kemuning,
Gambar 4.1
Gambaran Lokasi RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo
Sumber: Google Maps
62
a. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan menjadi dasar utama dalam proses
1) Anamnesa
Tabel 4.1
Pengkajian Keperawatan Klien Anak Gastroenteritis di RSUD
Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2023
No Identitas
Klien 1 Klien 2
Anak
1. Nama An. Ab An. An
2. No. RM 87.02.xx 81.63.xx
3. Tanggal 29/09/2015 (7 Tahun) 16/07/2020 (2 Tahun)
Lahir /
Umur
4. Jenis Laki-Laki Perempuan
Kelamin
5. Nama :
Ayah Tn. E Tn. A
Ibu Ny. M Ny. S
6. Umur :
Ayah 36 Tahun 35 Tahun
Ibu 37 Tahun 34 Tahun
7. Pekerjaan :
Ayah Karyawan Swasta Karyawan Swasta
Ibu Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga
8. Pendidikan:
Ayah SLTA SLTA
Ibu SLTA S1
9. Alamat Jl. Inpres No. 20 Perum. Prusda
10. No. Tlp Tidak ada data Tidak ada data
11. Agama Islam Islam
12. Suku / Jawa / WNI Jawa / WNI
Bangsa
13. Masuk RS 7/3/2023 (19.26 WITA) 8/3/2023 (21.32 WITA)
14. Tanggal 8 Maret 2023 9 Maret 2023
Pengkajian (09.30 WITA) (09.15 WITA)
15. Di Rawat di Flamboyan C Mawar
Ruangan
63
Maret 2023 dari jam 15.00 WITA, yang diikuti dengan BAB cair.
didapatkan data dari masa prenatal, natal, post natal, sampai dengan
diagnosa gastroenteritis.
dengan porsi sedikit namun sering. Status cairan pada Klien 1 yaitu
minum air putih 7-9x dalam sehari, terpasang cairan kristaloid (RL)
65 CC/jam, dan terapi saat ini berupa paracetamol 240 mg/8 jam
putih 7-8x dalam sehari dan susu formula 4-5x dalam sehari,
1 x 20 mg (oral).
Data lainn yang diperoleh dari hasil pengkajian yaitu pada Klien
mereka.
2) Pemeriksaan Fisik
Tabel 4.2
Pemeriksaan Fisik Klien Anak Gastroenteritis di RSUD Dr.
Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2023
Pemeriksaan Umum
No Pemeriksaan Klien 1 Klien 2
1 Keadaan Umum Sedang Sedang
2 Kesadaran Compos Mentis Compos Mentis
3 Tanda – Tanda TD : 116/65 mmHg TD : - mmHg
Vital N : 124 x/menit N : 123 x/menit
S : 38,3°C S : 36,8 °C
RR : 21x/menit RR : 31 x/menit
SPO2 : 98% SPO2 : 99%
4 Status Gizi BB : 22 Kg BB : 10 Kg
TB : 110 Cm TB : 80 Cm
IMT : 18 IMT : -
5 Kulit Tanpak memerah Baik
karena suhu tubuh yang
tinngi
6 Kuku Bersih Bersih
Pemeriksaan Fisik
No Pemeriksaan Klien 1 Klien 2
Inspeksi
1 Kepala Kepala : Kepala :
Ukuran kepala normal Ukuran kepala normal
dengan bentuk wajah dengan bentuk wajah
simetris. Warna rambut simetris. Warna rambut
hitam, tersebar secara hitam, tersebar secara
merata dan tidak rontok merata dan tidak rontok
Telinga: Telinga:
Terdapat serumen Terdapat serumen
Mata : Mata :
Cekung dan berair, Cekung dan berair,
tidak mengalami tidak mengalami
konjungtivitis, pupil konjungtivitis, pupil
mata isokor, reflek mata isokor, reflek
cahaya normal, sclera cahaya normal, sclera
tidak anemis, tidak anemis,
konjungtiva tidak konjungtiva tidak
ikterus ikterus
Hidung : Hidung :
Tidak ada pernapasan Tidak ada pernapasan
cuping hidung cuping hidung
Bibir : Bibir :
Bibir kering dan pucat, Bibir kering dan pucat,
tidak mengalami tidak mengalami
stomatis, gigi tidak stomatis, gigi tidak
68
3) Pemeriksaan Penunjang
Tabel 4.3
Pemeriksaan Penunjang Klien Anak Gastroenteritis di RSUD
Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2023
Pemeriksaan
Penunjang
Klien 1 Klien 2
Laboratorium 8 Maret 2023 9 Maret 2023
Hematologi Lengkap Hematologi Lengkap
Haemoglobin (12.4 g/Dl) Haemoglobin (14.4 g/Dl)
Leukosit (7.86 10³/uL) Leukosit (17.9 10³/uL)
Eritrosit (4.85 106/uL) Eritrosit (5.17 106/uL)
Hematokrit (35.2%) Hematokrit (42.3%)
Trombosit (208 10³/uL) Trombosit (367 10³/uL)
Indeks Eritrosit Indeks Eritrosit
MCV (72.6 fL) (L) MCV (81.8 fL)
MCH (25.6 pg) MCH (27.9 pg)
MCHC (35.2 g/L) MCHC (34 g/L)
RDW.CV (13.2%) RDW.CV (12.6%)
Hitung Jenis Leukosit Hitung Jenis Leukosit
Basotil (0.1%) Basotil (0.2%)
Eosinophil (0.1%) Eosinophil (0.7%)
Neutrofil (46.6%) Neutrofil (73.4%)
Limfosit (43.0%) Limfosit (16.1%)
Monosit (10.2%) Monosit (9.6%)
IG (0.3%) IG (1.4%)
Jumlah Neutrofil Jumlah Neutrofil
(3.66 10³/uL) (13.21 10³/uL)
Jumlah Limfosit Jumlah Limfosit
(3.38 10³/uL) (2.89 10³/uL)
NLR (1.08) NLR (4.57)
NRBC (0.0%) NRBC (0.0%)
4) Terapi Farmakologi
Tabel 4.4
Terapi Farmakologis Klien Anak Gastroenteritis di RSUD Dr.
Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2023
No Klien 1 Klien 2
1 Paracetamol (Infus) Ondansentron 4 MG/2 ML (IV)
(240 MG/8 Jam) (3 X 1 MG)
2 Ondancentron 4 MG/2 ML (IV) Laktat Ringer 500 ML (Infus)
(3 X 2 MG) (kalau perlu) (44 CC/Jam)
3 Laktat Ringer 500 ML (Infus) Cefixime 100 MG/5 ML (Oral)
(65 CC/Jam) (2 X 2,5 ML)
4 Zincpro 60 ML (Oral) Zincpro 60 ML (Oral)
(1 X 20 MG PO) (1 X 20 MG PO)
5) Balance Cairan
Tabel 4.5
Monitoring Balance Cairan Klien Anak Gastroenteritis di
RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2023
6) Data Fokus
Tabel 4.6
Data Fokus Klien Anak Gastroenteritis di RSUD Dr. Kanujoso
Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2023
No Klien 1 Klien 2
Data Subjektif
1 An. Ab mengatakan nyeri An. An mengatakan nyeri
P : bergerak P : bergerak
Q : diperas Q : diperas
R : abdomen R : abdomen
S:4 S:5
T : hilang timbul T : hilang timbul
2 Ibu mengatakan pagi ini An. Ab Ibu mengatakan An. An sering kali
sudah muntah sebanyak 2x ingin mengeluarkan sesuatu dari
72
Data Objektif
1 TTV TTV
TD : 116/65 mmHg TD : - mmHg
N : 124 x/menit N : 123 x/menit
S : 38,3°C S : 36,2°C
RR : 21x/menit RR : 31x/menit
SPO2 : 98% SPO2 : 99%
2 An. Ab sudah 4x BAB dari jam An. An sudah 3x BAB dari jam
20.00 WITA kemarin malam – 20.00 WITA kemarin malam –
09.00 WITA pagi ini dengan 09.00 WITA pagi ini dengan
konsistensi cair konsistensi cair
7) Analisa Data
Tabel 4.7
Analisa Data Klien Anak Gastroenteritis di RSUD Dr.
Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2023
2 DS : Inflamasi Diare
a. An. Ab mengatakan nyeri gatrointestinal
P : bergerak
Q : diperas
R : abdomen
S:4
T : hilang timbul
DO :
a. An. Ab sudah 4x BAB dari
jam 20.00 WITA kemarin
malam – 09.00 WITA pagi
ini
b. An. Ab BAB dengan
konsistensi cair
c. Bising usus pada An. Ab
hiperaktif dengan 35x /
menit
d. Frekuensi peristaltik pada
An. Ab meningkat
DO :
a. Terdapat peningkatan saliva
pada An. Ab, karena sering
melakukan gerakan menelan
b. An. An kadang tampak
mengalami keringat dingin
c. An. Ab tampak pucat dan
lemas
d. Frekuensi nadi meningkat
(124x / menit)
DO :
a. An. Ab tampak meringis
b. An. Ab tampak gelisah
c. An. Ab tampak bersikap
protektif (menhindar dari
nyeri)
d. An. Ab kesulitan saat mau
tidur karena mencari posisi
nyaman agar tidak nyeri
e. An. Ab tampak menarik diri
(banyak bermain
handphone)
f. An. Ab tampak malas untuk
berbicara dengan siapapun
g. Frekuensi nadi meningkat
(124x / menit)
DO :
a. An. Ab menunjukkan
perilaku tidak sesuai
anjuran (malas makan)
b. An. Ab tampak menarik diri
(banyak bermain
handphone)
6 DS : Risiko
a. Ibu mengatakan pagi ini An. ketidakseimban
75
DO :
a. An. Ab sudah 4x BAB dari
jam 20.00 WITA kemarin
malam – 09.00 WITA pagi
ini
Klien 2
1 DS : Iritasi lambung Nausea
a. Ibu mengatakan An. An
sering kali ingin
mengeluarkan sesuatu dari
dalam mulutnya seperti
ingin muntah
b. Ibu mengatakan An. An
susah untuk disuruh makan
c. Ibu mengatakan An. An
sering kali terlihat seperti
menelan sesuatu padahal
tidak sedang memakan
apapun
d. Ibu mengatakan An. An
kadang mengeluh
merasakan asam pada
mulutnya
e. Ibu mengatakan An. An
pagi ini sudah muntah 2x
DO :
a. An. An tampak pucat
b. Terdapat peningkatan saliva
pada An. An, karena sering
melakukan gerakan menelan
c. An. An kadang tampak
mengalami keringat dingin
d. Frekuensi nadi An. An
mengalami peningkatan
(123x / menit)
2 DS : Inflamasi Diare
a. An. An mengatakan nyeri gastrointestinal
P : bergerak
Q : diperas
R : abdomen
S:5
T : hilang timbul
DO :
a. An. An sudah 3x BAB dari
jam 20.00 WITA kemarin
malam – 09.00 WITA pagi
ini
b. An. An BAB dengan
konsistensi cair
76
DO :
a. An. An tampak meringis
b. An. An tampak gelisah
c. An. An tampak bersikap
protektif dan tegang
d. An. An tampak kesulitan
saat akan mau tidur (mis.
Menangis)
e. Frekuensi nadi An. An
meningkat (123x / menit)
f. An. An tampak tidak mau
didekati oleh siapapun /
menarik diri
g. An. An tampak tidak ingin
diajak berbicara dengan
siapapun / focus terhadap
dirinya sendiri
h. An. An kadang tampak
mengalami keringat dingin
DO :
a. An. An tampak
menunujukkan perilaku
tidak sesuai anjuran (mis.
Sulit makan)
b. An. An tampak tidak mau
didekati oleh siapapun /
menarik diri
An. An
b. Ibu An. An awalnya
berpikir hanya mual muntah
biasa
c. Ibu mengatakan An. An
sering mengeluh lemas
d. Ibu mengatakan An. An
sulit diajak berbicara
DO :
a. An. An tampak gelisah
b. An. An kadang tampak
mengalami keringat dingin
c. Frekuensi nadi An. An
meningkat (123x / menit)
d. An. An tampak pucat dan
lemas
e. An. An tampak kesulitan
saat akan mau tidur (mis.
Menangis)
f. An. An tampak bersikap
protektif dan tegang
g. An. An mengeluarkan suara
bergetar karena sering
menangis
h. Saat perawat atau dokter
dating An. An cenderung
menghindar dan tidak mau
menatap
6 DS : Risiko
a. Ibu mengatakan An. An ketidakseimban
pagi ini sudah muntah 2x gan elekrolit
DO :
a. An. An sudah 3x BAB dari
jam 20.00 WITA kemarin
malam – 09.00 WITA pagi
ini
b. Diagnosa Keperawatan
Tabel 4.8
Diagnosa Keperawatan Klien Anak Gastroenteritis di RSUD Dr.
Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2023
Klien 1 Klien 2
No Hari / tanggal Ditemukan Hari / tanggal Ditemukan
Rabu, 9 Maret 2023 Kamis, 10 Maret 2023
1 Hipertermi b.d proses penyakit d.d Nausea b.d iritasi lambung d.d muntah
suhu diatas normal (D.0130) (D.0076)
2 Diare b.d proses inflamasi Diare b.d proses inflamasi
gastrointestinal d.d defekasi lebih dari gastrointestinal d.d defekasi lebih dari
3x dalam 24 jam (D. 0020) 3x dalam 24 jam (D. 0020)
78
3 Nausea b.d iritasi lambung d.d muntah Nyeri akut b.d agen pencedera
(D.0076) fisiologis d.d mengeluh nyeri (D.0077)
4 Nyeri akut b.d agen pencedera Defisit pengetahuan b.d kurang
fisiologis d.d mengeluh nyeri (D.0077) terpapar informasi d.d menanyakan
masalah yang terjadi (D.0111)
5 Defisit pengetahuan b.d kurang Ansietas b.d krisis situasional d.d
terpapar informasi d.d menanyakan merasa bingung (D.0080)
masalah yang terjadi (D.0111)
6 Risiko ketidakseimbangan eletrolit d.d Risiko ketidakseimbangan eletrolit d.d
diare dan muntah diare dan muntah
(D.0037) (D.0037)
c. Intervensi Keperawatan
Tabel 4.9
Intervensi Keperawatan Klien Anak Gastroenteritis di RSUD Dr.
Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2023
intervensi penyebab
keperawatan 3 x 10 hipertermia
jam diharapkan 1.2 Monitor suhu tubu
termogulasi 1.3 Monitor komplikasi
membaik akibat hipertermia
Terapeutik
Kriteria hasil: 1.4 Sediakan
a. Kulit merah lingkungan yang
menurun dingin
b. Pucat menurun 1.5 Berikan cairan oral
c. Suhu tubuh 1.6 Ajurkan tirah baring
membaik Kolaborasi
d. Suhu kulit 1.7 Kolaborasi
membaik pemberian Cairan
dan elektrolit
intravena, jika perlu
2 Rabu, Diare b.d proses Elminasi Fekal Manajemen Diare
9/3/2023 inflamasi (L.04033) (I.03101)
gastrointestinal
d.d defekasi Tujuan: setelah Observasi
lebih dari 4x dilakukan 2.1 Identifikasi
dalam 24 jam intervensi penyebab diare
(D. 0020) keperawatan 3 x 10 2.2 Identifikasi riwayat
jam diharapkan pemberian makanan
eliminasi fekal 2.3 Monitor warna,
membaik volume, frekuensi
dan konsistensi tinja
Kriteria hasil: 2.4 Monitor jumlah
a. Kontrol pengeluaran diare
pengeluaran Terapuetik
fases 2.5 Berikan asupan
meningkat cairan oral
b. Nyeri abdomen 2.6 Berikan cairan
menurun intravena (mis.
c. Kram abdomen ringer asetat, ringer
d. Konsistensi laktat), jika perlu
fases membaik 2.7 Ambil sampel darah
e. Frekuensi untuk pemeriksaan
defekasi darah lengkap dan
membaik elektrolit
f. Peristaltik usus 2.8 Ambil sampel fases
membaik untuk kultur, jika
perlu
Edukasi
2.9 Anjurkan makan
porsi kecil dan
sering secara
bertahap
Kolaborasi
2.10 Kolaborasi
pemberian obat
antimotilitas (mis.
loperamide,
difenoksilat)
2.11 Kolaborasi
pemberian obat
80
antispasmodic/
spasmolitik (mis.
papaverin, ekstak
belladonna,
mebeverine)
2.12 Kolaborasi
pemberian obat
pengeras fases (mis.
atapulgit, smektit,
kaolin-pektin)
3 Rabu, Nausea b.d Tingkat Nausea Manajemen muntah
9/3/2023 iritasi lambung (L.08065) (I.03118)
d.d muntah
(D.0076) Tujuan: setelah Observasi
dilakukan 3.1 Identifikasi
intervensi karateristik muntah
keperawatan 3 x 10 3.2 Periksa volume
jam diharapakan muntah
tingkat nausea Terapeutik
menurun 3.3 Atur posisi untuk
mencegah aspirasi
Kriteria hasil: Edukasi
a. Nafsu makan 3.4 Anjurkan
meningkat memperbanyak
b. Keluhan mual istirahat
menurun Kolaborasi
c. Perasaan ingin 3.5 Kolaborasi
muntah pemberian
menurun antiemetic, jika
d. Perasaan asam perlu
dimulut
menurun
e. Frekuensi
menelan
menurun
f. Diaphoresis
menurun
g. Jumlah saliva
menurun
h. Pucat membaik
4 Rabu, Nyeri akut b.d Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri
9/3/2023 agen pencedera (L.08066) (I.08238)
fisiologis d.d
mengeluh nyeri Tujuan: setelah Observasi
(D.0077) dilakukan 4.1. Identifikasi lokasi,
intervensi karateristik, durasi,
keperawatan 3 x 10 frekuensi, kualitas,
jam diharapkan intensitas nyeri
tingkat nyeri 4.2. Identifikasi skala
menurun nyeri
4.3. Identifikasi faktor
Kriteria hasil: yang memperberat
a. Kemampuan dan memperingan
menuntaskan nyeri
aktivitas Terapeutik
meningkat 4.4. Berikan terapi
81
masalah
menurun
5 Kamis, Ansietas b.d Tingkat Ansietas Terapi Relaksasi
10/3/202 krisis (L.09093) (I.09326)
3 situasional d.d
merasa bingung Tujuan: setelah Observasi
(D.0080) dilakukan 5.1. Identifikasi teknik
intervensi relaksasi yang
keperawatan 3 x 10 mampu digunakan
jam diharapkan 5.2. Monitor respons
tingkat ansietas terhadap teknik
menurun relaksasi
5.3. Gunakan nada suara
Kriteria Hasil: lembut dengan
a. Konsentrasi irama lambat dan
membaik berirama
b. Pola tidur Edukasi
membaik 5.4. Anjurkan
c. Perilaku mengambil posisi
gelisah nyaman
menurun 5.5. Anjurkan rileks dan
d. Verbalisasi merasakan sensasi
kebingungan relaksasi
menurun
e. Verbalisasi
khawatir akibat
kondisi yang
dihadapi
menurun
f. Perilaku tegang
menurun
6 Kamis, Risiko Keseimbangan Pemantauan elektrolit
10/3/202 ketidakseimban cairan (L.03020) (I.03122)
3 gan eletrolit d.d
diare dan Tujuan: setelah Observasi
muntah dilakukan 6.1. Monitor mual,
(D.0037) intervensi muntah, diare
keperawatan 3 x 10 Terapeutik
jam diharapkan 6.2. Atur interval waktu
keseimbangan pemantauan sesuai
cairan meningkat dengan kondisi
Kriteria Hasil: pasien
a. Asupan cairan Edukasi
meningkat 6.3. Informasikan hasil
b. Asupan pemantauan, jika
makanan perlu
meningkat
c. Dehidrasi
menurun
d. Denyut nadi
membaik
berdasarkan Tim Pokja SLKI (2019) dan Tim Pokja SIKI (2018) dan
86
akan diberikan pada Klien 1 dan Klien 2 selama masa perawatan sesuai
d. Implementasi Keperawatan
Tabel 4.10
Implementasi Keperawatan Klien Anak Gastroenteritis di RSUD
Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2023
Waktu
No Tindakan Keperawatan Evaluasi Paraf
Pelaksanaan
Klien 1
1 8 Maret 2023
e. Evaluasi Keperawatan
Tabel 4.11
Evaluasi Keperawatan Klien Anak Gastroenteritis di RSUD Dr.
Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2023
Hari Diagnosa
Evaluasi (SOAP) Paraf
/ Jam Keperawatan
Klien 1
Hipertermia b.d S : ibu mengatakan An. Ab sudah tidak
proses penyakit demam lagi
(D.0130) O : T (36,5°C)
91
B. Pembahasan
maupun kesenjangan antara teori dan hasil asuhan keperawatan pada Klien 1
1. Pengkajian
Hasil pengkajian pada Klien 1 usia 7 tahun dan Klien 2 usia 2 tahun
tersebut bermula saat sang ibu menjaga saudara Klien 1 yang dirawat
(2022), bahwa typhoid dan gastroenteritis adalah infeksi yang berasal dari
x/hari dengan menggunakan botol susu yang dicuci rutin menggunakan air
bersih namun tidak disikat dengan sikat khusus sehabis pemakaian dan
dicuci dengan air panas 2-3 x/minggu, dimana menurut Rothstein, et.al,
susu anak adalah penyikatan dengan air dan detergen selama 30-60 detik.
hidup bersih dan sehat suatu keluarga dapat mengakibatkan penyakit yang
dimana Klien 1 mengalami demam tinggi saat malam hari. Muttaqin (2011),
95
pada Klien 2 ditemukan mual dan muntah yang sesuai dengan teori
pada defisit nutrisi. Pada pengkajian kasus Klien 2 ditemuka mual dan
ditemukan mual, muntah, nafsu makan yang menurun, gelisah, warna bibir
pucat, nyeri pada abdomen, serta diare dan demam yang hanya terjadi pada
(2016), bahwa manifestasi klinis dari gastroenteritis pada Anak yaitu nyeri
pada abdomen, diare dengan konsistensi cair, mual, muntah, demam, nafsu
makan berkurang, gelisah dan warna bibir pucat. Dengan begitu pada
keadaan Klien 2 saat didatangi oleh perawat maupun dokter yaitu menangis
hospitalisasi adalah stress yang ditimbulkan anak selama rawat inap dimana
pada usia 2-3 tahun mereka memiliki respon perilaku dengan 3 tahap
seperti protes dengan menangis kuat, putus asa yang ditunjukkan dengan
pengkajian kedua klien tidak hanya dilihat dari keadaan kesehatan anak
saja, namun psikologis anak juga harus diperhatikan, dimana ketika seorang
Oleh karena itu perawat harus dapat melakukan pengkajian lebih dalam
2. Diagnosa Keperawatan
yang mengacu pada standar Tim Pokja SDKI DPP PNNI (2017), terdapat 9
sebagai berikut :
97
objektif berupa BAB sudah 4x dalam konsistensi cair dari jam 20.00
nyeri pada abdomen dengan skala 5 dan data objektif BAB 3x dengan
atau setidaknya 200 g fases/ hari (Sattar & Singh, 2022). Menurut
sekitar 80% - 100% dari tanda mayor dan minor serta dibuktikan dari
malas makan, mulutnya terasa asam, sering menelan dan data objektif
98
subjektif berupa sering menelan, susah makan, asam pada mulut, mual
dan muntah 2x sejak pagi hari. Sedangka data objektif berupa pucat,
biasa berlangsung selama 1-2 hari dan biasa berhenti di hari ke-3 yang
sekitar 80% - 100% dari tanda mayor dan minor serta dibuktikan dari
keluhan nyeri dengan skala 4 pada abdomen, susah makan dan data
menit, menarik diri serta malas untuk berbicara dengan siapapun. Pada
susah untuk disuruh makan, serta data objektif yang diteumukan berupa
menjadi 123x / menit, menarik diri, tidak mau diajak bicara dan
99
100% dari tanda mayor dan minor, yang disertai dengan terjadinya
salah karena berpikir hanya demam biasa, serta data objektif berupa
perilaku tidak sesuai anjuran dan menarik diri. Pada Klien 2 didapati
muntah biasa, dengan data objektif berupa perilaku yang tidak sesuai
hidup bersih dan sehat yang sulit diterapkan dan sistem kekebakan
100
sekitar 80% - 100% dari tanda mayor dan minor serta dibuktikan dari
perilaku hidup bersih dan sehat yang belum diterapkan dengan baik
sebagai berikut :
objektif berupa suhu tinggi 38,3°C, kulit terasa hangat dan tampak
suhu tubuh menjadi meningkat dan dengan suhu tubuh yang meningkat
menjadikan replikasi virus atau bakteri menjadi lebih sulit (Nall, 2022).
Klien diare mengalami demam dan 47,4% lainnya tidak demam, yang
demam tidak berbeda jauh, namun hasil penelitian ini juga bisa
dipengaruhi oleh aspek lain, seperti gejala demam yang belum muncul,
101
suhu tubuh yang tidak terlalu tinggi atau bahkan sudah hilang saat klien
SDKI (PPNI, 2017), yaitu sekitar 80% - 100% dari tanda mayor dan
atau bakteri.
dengan data subjektif berupa orang tua khawatir akan kondisi anak
karena pada awalnya hanya mengira mual dan muntah biasa, orang tua
SDKI (PPNI, 2017), yaitu sekitar 80% - 100% dari tanda mayor dan
terjadi kecemasan.
penegakkan diagnosa dan terjadi pada Klien 1 dan Klien 2, yaitu sebagai
berikut :
berupa muntah 2x sejak pagi dengan konsistensi cair, serta data objektif
berupa BAB cair sebanyak 4x dalam kurun waktu 13 jam. Pada Klien 2
didaptkan data subjektif berupa muntah 2x sejak pagi dan data objektif
SDKI, PPNI (2017), bahwa risiko ini dapat terjadi apabila mengalami
3. Intervensi Keperawatan
membaik dengan kriteria hasil kulit merah menurun, pucat menurun, suhu
104
lingkungan dingin, berikan cairan oral, edukasi : anjurkan tirah baring, dan
tubuh, berikan cairan oral, ganti linen setiap hari atau lebih sering jika
ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah lengkap dan elekrolit, ambil
sampel fases, edukasi : anjurkan makan porsi kecil dan sering secara
monitor warna, volume, frekuensi, dan konsistensi tinja, monitor tanda dan
dan elekrolit, ambil sampel fases, edukasi : anjurkan makan porsi kecil dan
pengeras fases.
pemberian antiemtic.
maka intervensi yang sesuai pada nyeri akut berhubungan dengan agen
fasilitas istirahat dan tidur, pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
sensasi relaksasi.
longgar, gunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan berirama,
sehat.
dan sehat
4. Implementasi Keperawatan
memantau intake dan output cairan pada klien, sehingga dalam tinjauan
atau selama 3 hari, sedangkan pada Klien 2 di tanggal 9-11 Maret 2023
pada Klien 1 selama 3 hari dan Klien 2 selama 2 hari, diberikan tindakan
dan sehat.
semua tindakan yang telah direncanakan dengan baik, namun ada beberapa
kebutuhan klien.
5. Evaluasi Keperawatan
hipertemi berhubungan dengan proses penyakit, dapat teratasi pada hari ke-
2023 pada Klien 1 dan 9 Maret 2023 pada Klien 2. Sesuai dengan yang
teratasi pada hari ke-1 implementasi di tanggal 9 Maret 2023 pada Klien 2
dan teratasi pada hari ke-2 impelementasi di tanggal 9 Maret 2023 pada
teratasi pada hari ke-2 implementasi di tanggal 9 Maret 2023 pada Klien 1
dan tanggal 10 Maret 2023 pada Klien 2. Sesuai dengan yang diharapkan
hari ke-2 implementasi di tanggal 10 Maret 2023 oleh Klien 2 dan dapat
teratasi pada hari ke-3 implementasi di tanggal 10 Maret 2023 oleh Klien 1.
ansietas berhubungan dengan krisis situasional, dapat teratasi pada hari ke-
menurun.
membaik.
Dari uraian diatas penulis berasumsi bahwa pada Klien1 dan Klien
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
cair, penurunan nafsu makan, mual, muntah, serta nyeri pada abdomen.
tampak dari tingkah laku Klien saat didatangi oleh dokter atau perawat.
2. Diagnosa Keperawatan
yang dimana pada tinjauan kasus terdapat kesenjangan. Pada Klien 1 dan
sama dengan teori dan kedua klien yaitu diare, nausea, myeri akut dan
elektrolit.
118
119
3. Intervensi Keperawatan
sesuai dengan diagnosa yang muncul dan disesuaikan dengan teori yang
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
B. Saran
1. Bagi Peneliti
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. Kebutuhan Dasar Anak untuk Tumbuh Kembang Yang Optimal.
Jakarta, Februari 11, 2011.
122
Oktiawati, Julianti. Buku Ajar Konsep dan Aplikasi Keperawatan Anak. Jakarta:
Trans Info Media, 2019.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia edisi 1
cetakan III. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia, 2017.
123
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia edisi 1
cetakan II. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia, 2018.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. Standar Luaran Keperawatan Indonesia edisi 1
cetakan II. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia, 2019.