Oleh:
NUR MEGAWATI
I4B017037
STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
SEMESTER I
mengalami distensi dan akhirnya infeksi. Pasien akan menderita panas dan
mungkin teraba massa padat pada perut. Pasien dapat menampung kolik
bilier disertai sakit hebat pada abdomen kuadaran kanan atas yang menjalar
ke punggung atau bahu kanan0 rasa sakit ini biasanya disertai mual dan
muntah dan bertambah hebat dalam makan makanan dalam porsi besar. Pada
sebagian pasien rasa sakit bukan kolik pelunakan persisten. Serangan kolik
bilier semacam ini disebabkan kontraksi kandung empedu yang tidak dapat
mengalirkan empedu keluar akibat tersumbatnya saluran oleh batu. Dalam
keadaan distensi, bagian fundus kandung empedu akan menyentuh dinding
abdomen pada daerah kartilago kosta 9 dan 10 kanan. Sentuhan ini
menimbulkan nyeri tekan yang mencolok pada kuadran kanan atas ketika
pasien melakukan inspirasi dalam dan menghambat pengembangan rongga
dada.
b. Ikterus obstruksi pengaliran getah empedu ke dalam dudodenum akan
menimbulkan gejala yang khas, yaitu gatah empedu yang tidak lagi dibawa
kedalam duodenum akan diserap oleh darah dan penyerapan empedu ini
membuat kulit dan menbran mukosa berwarna kuning. Keadaan ini sering
c. Perubahan Warna urine dan feses. Ekskresi pigmen empedu oleh ginjal akan
membuat urine berwarna sangat gelap. Feses yang tidak lagi diwarnai oleh
pigmen empedu aka tampak kelabu, dan biasanya pekat yang disebut Clay-
colored
d. Defisiensi vitamin
yang larut lemak. Karena itu pasien dapat memperlihatkan gejala defisiensi
Risiko Infeksi dengan NOC: Risk Control NOC: Infection Control 1. Mencegah kuman
faktor risiko prosedur Setelah dilakukan tindakan 1. Bersihkan lingkungan berkembangbiak
invasif perawatan 3x24 jam, 2. Ajarkan cuci tangan yang 2. Untuk membersihkan
diharapkan infeksi tidak terjadi benar kepada pasien dan tangan dari kuman
dengan kriteria hasil: keluarga penyebab infeksi
Indikator Awal Akhir 3. Instruksikan keluarga dan 3. Mencegah penularan
Menunju 2 4 pengunjung untuk cuci tangan kuman dari pengunjung
kka
sebelum dan sesudah kontak ke pasien atau
kemampu
an untuk dengan pasien sebaliknya
mencega 4. Gunakan sabun antimikroba 4. Desinfeksi
h untuk cuci tangan 5. Mencegah penularan
timbulny 5. Cuci tangan setiap sebelum kuman
a infeksi
dan sesudah tindakan 6. Mempercepat proses
Pasien 2 4
bebas
keperawatan penyembuhan luka
dari tanda 6. Dorong masukan nutrisi dan 7. Mempercepat proses
dan cairan yang cukup penyembuhan
gejala 7. Dorong pasien untuk istirahat
infeksi 8. Kolaborasi pemberian
Menunju 2 4 antibiotic
kkan
perilaku
hidup
sehat
Bulechek, Gloria. M, et al., 2013, Nursing Intervention Classification (NIC) Sixth Edition.,
Elsevier, United States of America.
Guyton, A.C., dan Hall, J.E., 2008, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11, EGC, Jakarta
Herdman, T.H. & Kamitsuru, S., 2014, NANDA International Nursing Diagnosis: Definitions
& Classification, 2015-2017. 10nd ed. Oxford: Wiley Blackwell.
Lesmana, L., 2006, Penyakit Batu Empedu, Edisi ke IV, Jakarta, Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas Indonesia.
Moorhead, Sue, et al., 2013, Nursing Outcomes Classification (NOC) Sixth Edition. United
States of America: Elsevier.
Nuhadi M., 2011, Perbedaan Komposisi Batu Kandung Empedu Dengan Batu Saluran
Empedu pada Penderita yang dilakukan Eksplorasi Saluran Empedu, Universitas
Padjajaran. RS Hasan Sadikin, Bandung.
Price, Sylvia Anderson., 2005, Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi 6. :
EGC, Jakarta
Sjamsuhidayat Wim de Jong., 2005, Buku ajar ilmu bedah edisi 2, EGC, Jakarta
Sjamsuhidajat dan Wim De Jong., 2010, Buku Ajar Ilmu Bedah Vol 3, EGC, Jakarta
Smeltzer C. Suzanne, Bare G. Brendo., 2002, Keperawatan medikal bedah vol. 3, EGC,
Jakarta
Sudoyo, Aru W, dkk., 2007, Buku Ajar Ilmu penyakit Dalam. Edisi 4, Jilid 1, Jakarta,
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.