Anda di halaman 1dari 29

HIDROKEL

DAN
VARIKOKEL
RANDY MIKEN
FAA 11 0021
Hidrokel
Hidrokel adalah penumpukan cairan
yang berlebihan di antara lapisan
parietalis dan viseralis tunika vaginalis.
Dalam keadaan normal, cairan yang
berada di dalam rongga itu memang
ada dan berada dalam keseimbangan
antara produksi dan reabsorbsi oleh
sistem limfatik di sekitarnya
Etiologi
Pada anak-anak atau bayi baru lahir
(1) Belum sempurnanya penutupan prosesus vaginalis sehingga
terjadi aliran cairan peritoneum ke prosesus vaginalis
(2) Belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum dalam
melakukan reabsorbsi cairan hidrokel.

Pada orang dewasa :


idiopatik (primer) dan sekunder.
Penyebab sekunder terjadi karena didapatkan kelainan pada
testis atau epididimis yang menyebabkan terganggunya sistem
sekresi atau reabsorbsi cairan di kantong hidrokel.
Kelainan pada testis itu mungkin suatu tumor, infeksi, atau
trauma pada testis/epididimis.
Gambaran Klinis
Pasien mengeluh adanya benjolan di
kantong skrotum yang tidak nyeri.
Pada pemeriksaan fisis didapatkan adanya
benjolan di kantong skrotum dengan
konsistensi kistus dan pada pemeriksaan
penerawangan menunjukkan adanya
transiluminasi.
Pada hidrokel yang terinfeksi atau kulit
skrotum yang sangat tebal kadang-kadang
sulit melakukan pemeriksaan ini, sehingga
harus dibantu dengan pemeriksaan
ultrasonografi.
Menurut letak kantong hidrokel terhadap testis,
secara klinis dibedakan beberapa macam
hidrokel, yaitu
(1) hidrokel testis,
(2) hidrokel funikulus,
(3) hidrokel komunikan
Gambaran USG Hidrokel
Testis
Gambaran USG Hidrokel
Testis
Terapi
Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu
hingga anak mencapai usia 1 tahun dengan
harapan setelah prosesus vaginalis menutup,
hidrokel akan sembuh sendiri; tetapi jika
hidrokel masih tetap ada atau bertambah
besar perlu difikirkan untuk dilakukan koreksi.
Tindakan untuk mengatasi cairan hidrokel
adalah dengan aspirasi dan operasi. Aspirasi
cairan hidrokel tidak dianjurkan karena selain
angka kekambuhannya tinggi, juga dapat
menimbulkan penyulit berupa infeksi
Beberapa indikasi untuk melakukan
operasi pada hidrokel adalah:
(1) hidrokel yang besar sehingga dapat
menekan pembuluh darah,
(2) indikasi kosmetik,
(3) hidrokel permagna
VARIKOKEL
Varikokel dilatasi
abnormal dari vena
pada pleksus
pampiniformis
penumpukan darah
di sekitar testis suhu
daerah skrotum
meningkat
mematikan sperma

Tingkat Kasus
Varikokel
1,08 - 45 % pada pria
sehat
11-22 % pada pria
tidak subur
Etiologi dan anatomi

Hingga sekarang masih belum diketahui secara


pasti penyebab varikokel, tetapi dari
pengamatan membuktikan bahwa varikokel
sebelah kiri lebih sering dijumpai daripada sebelah
kanan (varikokel sebelah kiri 7093 %).
Hal ini disebabkan karena vena spermatika
interna kiri bermuara pada vena renalis kiri
dengan arah tegak lurus, sedangkan yang kanan
bermuara pada vena kava dengan arah miring.
Vena spermatika interna kiri lebih panjang
daripada yang kanan dan katupnya lebih sedikit
dan inkompeten
Patogenesis
Varikokel dapat menimbulkan gangguan proses
spermatogenesis melalui beberapa cara,antara lain:
1. Terjadi stagnasi darah balik pada sirkulasi testis
sehingga testis mengalami hipoksia karena
kekurangan oksigen.
2. Refluks hasil metabolit ginjal dan adrenal (antara lain
katekolamin dan prostaglandin) melalui vena
spermatika interna ke testis.
3. Peningkatan suhu testis.
4. Adanya anastomosis antara pleksus pampiniformis kiri
dan kanan, memungkinkan zat-zat hasil metabolit tadi
dapat dialirkan dari testis kiri ke testis kanan sehingga
menyebabkan gangguan spermatogenesis testis kanan
dan pada akhirnya terjadi infertilitas
Gambaran Klinis
Pemeriksaan dilakukan dalam posisi berdiri,
dengan memperhatikan keadaan skrotum
kemudian dilakukan palpasi. Jika diperlukan,
pasien diminta untuk melakukan manuver
valsava atau mengedan.
Jika terdapat varikokel, pada inspeksi dan
papasi terdapat bentukan seperti kumpulan
cacing-cacing di dalam kantung yang
berada di sebelah kranial testis
Pemeriksaan fisik
1. Posisi berdiri
2. Posisi supinasi

+ Valsava Manuever

Vena > 3.5 mm terdeteksi oleh pemeriksaan fisik


Vena < 2.7 mm subklinis USG
Secara klinis varikokel dibedakan dalam 3
tingkatan/derajat:
1. Derajat kecil: adalah varikokel yang dapat
dipalpasi setelah pasien melakukan manuver
valsava
2. Derajat sedang: adalah varikokel yang dapat
dipalpasi tanpa melakukan manuver valsava
3. Derajat besar: adalah varikokel yang sudah dapat
dilihat bentuknya tanpa melakukan manuver
valsava.

Pemeriksaan Tambahan :
USG Doppler
Stetoskop Doppler
Pemeriksaan Penunjang
Angiografi/venografi
USG
Colour Doppler
MRI
Angiografi atau Venografi
Gold standart

Selective Venography pada Vena Spermatika


Interna yang menunjukkan adanya dilatasi dari
pleksus pampiniformis pada varikokel
usg

Gambaran Dilatasi Vena Spermatika Interna pada


Pleksus Pampiniformis Sinistra pada Pemeriksaan
USG dengan Grey Scale
Gambaran Dilatasi Vena Spermatika Interna, T:
testis, V: varikokel
Usg colour doppler

Gambaran Dilatasi Vena Spermatika Interna pada Pleksus


Pampiniformis Sinistra pada Pemeriksaan dengan USG Doppler
Grade 1

a b
.

Gambaran USG Doppler pada Varikokel Grade 1,


(a) tanpa manuver valsava, (b) dengan manuver valsava

STATIS
Grade 2

a b
.

Gambaran USG Doppler pada Varikokel Grade 2


(a) tanpa manuver valsava, (b) dengan manuver valsava

INTERMITEN
Grade 3
bag of worms

Varikokel Grade 3, (a) tanpa manuver valsava sudah terlihat dari inspeksi (b) USG
grey scale tanpa manuver valsava, (c) USG Doppler dengan manuver valsava

KONTINU
Tindakan yang dikerjakan adalah:
(1) ligasi tinggi vena spermatika interna secara
Palomo melalui operasi terbuka atau bedah
laparoskopi,
(2) varikokelektomi cara Ivanisevich,
(3) secara perkutan dengan memasukkan bahan
sklerosing ke dalam vena spermatika interna.
Evaluasi
Pasca tindakan dilakukan evaluasi keberhasilan
terapi, dengan melihat beberapa indikator
(1) bertambahnya volume testis,
(2) perbaikan hasil analisis semen (yang dikerjakan setiap 3
bulan),
(3) pasangan itu menjadi hamil.

Pada kerusakan testis yang belum parah, evaluasi


pasca bedah vasoligasi tinggi dari Palomo
didapatkan 80% terjadi perbaikan volume testis,
60-80% terjadi perbaikan analisis semen, dan 50%
pasangan menjadi hamil.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai