dengan adanya divertikula, biasanya pada usus besar. PATOGENESIS
Divertikula bisa muncul di setiap bagian dari usus besar,
tetapi paling sering terdapat di kolon sigmoid, yaitu bagian terakhir dari usus besar tepat sebelum rektum. Sebuah divertikulum merupakan penonjolan pada titik-titik yang lemah, biasanya pada titik dimana pembuluh nadi (arteri) masuk ke dalam lapisan otot dari usus besar. Kejang (spasme) diduga menyebabkan bertambahnya tekanan dalam usus besar, sehingga akan menyebabkan terjadinya lebih banyak divertikula dan memperbesar divertikula yang sudah ada. Ukuran divertikula bermacam-macam, mulai dari 0,25-2,5 cm. Jarang timbul sebelum usia 40 tahun. Pada usia 90 tahun, seseorang bisa memiliki lebih dari satu divertikula.
Divertikula raksasa memiliki ukuran sekitar 2,5-15
cm, jarang membentuk kantong yang menonjol keluar. Seseorang bisa hanya memiliki satu divertikula raksasa. ETIOLOGI
Penyebab utama dari penyakit divertikulum adalah
makanan rendah serat.
Serat merupakan bagian dari buah-buahan, sayuran
dan gandum yang tidak dapat dicerna oleh tubuh. Terdapat 2 jenis serat: Serat yang larut dalam air, di dalam usus terdapat dalam bentuk yang menyerupai agar-agar yang lembut Serat yang tidak larut dalam air, melewati usus tanpa mengalami perubahan bentuk. Kedua jenis serat tersebut membantu memperlunak tinja sehingga mudah melewati usus. Serat juga mencegah sembelit (konstipasi). Sembelit menyebabkan otot-otot menjadi tegang karena tinja yang terdapat di dalam usus terlalu keras. Hal ini merupakan penyebab utama dari meningkatnya tekanan di dalam usus besar. Tekanan yang berlebihan menyebabkan titik-titik lemah pada usus besar menonjol dan membentuk divertikula. GEJALA KLINIS
Kebanyakan penderita divertikulosis tidak menunjukan
gejala. Tetapi beberapa ahli yakin bahwa bila seseorang mengalami nyeri kram, diare dan gangguan pencernaan lainnya, yang tidak diketahui penyebabnya, bisa dipastikan penyebabnya adalah divertikulosis. Pintu divertikulum bisa mengalami perdarahan, yang akan masuk ke dalam usus dan keluar melalui rektum. Perdarahan bisa terjadi jika tinja terjepit di dalam divertikulum dan merusak pembuluh darahnya. Perdarahan lebih sering terjadi pada divertikula yang terletak di kolon asendens. Divertikulanya sendiri tidak berbahaya. Tetapi tinja yang terperangkap di dalam divertikulum, bukan saja bisa menyebabkan perdarahan, tetapi juga menyebabkan peradangan dan infeksi, sehingga timbul divertikulitis.
Sumber perdarahan bisa diketahui melalui
pemeriksaan kolonoskopi. DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil
pemeriksaaan fisik. Pada pemeriksaan fisik dilakukan colok dubur ke dalam rektum untuk mengetahui adanya nyeri tekan, penyumbatan maupun darah.
Pemeriksaan terhadap contoh tinja dilakukan untuk
mengetahui adanya tanda-tanda perdarahan dan pemeriksaan darah dilakukan untuk mencari tanda- tanda infeksi.
Jika terjadi perdarahan, maka untuk mengetahui
sumbernya dilakukan pemeriksaan kolonoskopi. PENATALAKSANAAN
Mengkonsumsi makanan yang kaya akan serat (sayuran,
buah-buahan dan sereal) bisa mengurangi gejala dan mencegah terjadinya komplikasi. Bila diet tinggi serat saja tidak akan efektif, bisa ditambah dengan bekatul giling atau mengkonsumsi 3,5 gram psillium dalam 8 ons air 1-2 kali/hari. Metil seluclosa juga dapat membantu. Diet rendah serat sebaiknya dihindari karena akan lebih banyak membutuhkan tekanan untuk mendorong isi usus. Divertikulosis tidak membutuhkan pembedahan. Tetapi divertikula raksasa harus diangkat, karena mereka lebih sering mengalami infeksi dan perforasi (perlubangan).