Anda di halaman 1dari 13

Latar Belakang

Prevalensi anemia di unit perawatan intensif telah digambarkan dengan baik. Namun prevalensi dari anemia pada pasien rawat inap dengan keparahan penyakit yang lebih rendah atau tanpa disfungsi organ masih kurang diketahui . Communityacquired pneumonia (CAP) adalah salah satu penyebab paling sering untuk perawatan rumah sakit di Amerika Serikat, mempengaruhi baik pasien sehat maupun pasien dengan penyakit komorbid, dan biasanya tidak berhubungan dengan kehilangan darah akut. Tujuan peneliti adalah untuk memeriksa perkembangan dan pregresifitas dari anemia dan hubungannya dengan mortalitas 90 hari pada 1893 subyek dengan CAP yang datang ke bagian gawat darurat di 28 rumah sakit akademik dan masyarakat US .

Metode:
Peneliti menggunakan nilai hemoglobin yang diperoleh untuk tujuan klinis, mengelompokkan subjek ke dalam kategori yang terdiri dari : tidak ada anemia (hemoglobin> 13 g / dL), borderline ( 13 g / dL), ringan ( 12 g / dL), moderate ( 10 g / dL), dan anemia parah ( 8 g / dL). Peneliti menstratifikasi hasilnya berdasarkan jenis kelamin, komorbiditas, perawatan ICU ,dan perkembangan sepsis berat. Penliti menggunakan regresi logistik multivariabel untuk menentukan faktor independen yang terkait dengan perkembangan anemia moderate hingga anemia parah dan untuk menguji hubungan

Hemoglobin Level as a Risk Factor for Lower Respiratory Tract Infections

Latar belakang
Infeksi saluran pernafasan rendah yang terkait dengan anemia terjadi lebih sering pada anak-anak dibandingkan orang dewasa. Seorang anak dianggap anemia, jika kadar hemoglobin (Hb) di bawah 11g/dL3 . Tapi kadar hemoglobin rendah karena etiologi apapun, sebagai faktor risiko terhadap berkembangnya LRTI belum sepenuhnya dievaluasi. Oleh karena itu penelitian prospektif dilakukan untuk menilai kadar hemoglobin rendah, sebagai faktor risiko untuk berkembangnya LRTI pada anakanak.

Tujuan : Studi prospektif ini dilakukan untuk mengevaluasi peran kadar hemoglobin, sebagai faktor risiko untuk infeksi saluran pernapasan bawah pada anak-anak (LRTI). Metode : 100 anak-anak yang datang ke departemen rawat jalan karena LRTI dimasukkan dalam penelitian ini. 100 anak dengan usia dan jenis kelamin-cocok, tidak memiliki penyakit pernapasan apapun, diambil sebagai kontrol. Mereka menjadi subyek untuk complete blood count (CBC), C-reaktif protein estimation (CRP), tes Mantoux, dan X-ray thorax. Apusan darah tepi, serum ferritin dan serum iron binding capacity dilakukan untuk semua anak anemia.

Hasil : Bukti radiologis pneumonia tampak di 63 anak (63%). Hyper inlfated lung terlihat pada 27 anak(27%). Mantoux positif pada 22 anak (22%) dari kelompok studi dan tidak ada satupun kelompok kontrol. CRP> 6mg / L tercatat pada 45 anak (45%) dari kelompok studi dan 14 (14%) dari kelompok kontrol. Tujuh puluh empat kelompok studi (74%) dan 33 kelompok kontrol (33%) mempunyai anemia. Dari anak-anak anemia, 60 (60%) memiliki defisiensi zat besi, 10 (10%) peradangan kronis dan 4 (4%) mempunyai anemia hemolitik. Kadar hemoglobin

Kesimpulan : Anak dengan anemia adalah 5,75 kali lebih rentan terhadap LRTI dibandingkan dengan kelompok kontrol. Pencegahan anemia, karena etiologi apa pun, akan mengurangi kejadian LRTI.

DISKUSI :
Beberapa laporan yang tersedia dalam literatur mengenai peranan tingkat hemoglobin rendah, sebagai faktor risiko terhadap berkembangnya LRTI. Peneliti telah menemukan bahwa kadar hemoglobin berkurang akibat etiologi apapun merupakan faktor risiko yang signifikan terhadap berkembangnya LRTI. Hal ini sangat mungkin , mengingat fungsi normal dari Hb, memfasilitasi transportasi oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2). Membawa dan menginaktivasi oksida nitrat (NO) dan juga memainkan peran fungsi buffer' .

Buffer oksigen Jaringan adalah salah satu yang sangat penting dari sistem hemoglobin. Hemoglobin dalam darah terutama bertanggung jawab untuk menstabilkan tekanan oksigen di jaringan. Penurunan kuantitatif dan / atau kualitatif dalam Hb, dapat mempengaruhi fungsi normal. Mungkin itu bisa menjadi alasan untuk tingkat hemoglobin rendah ditemukan sebagai faktor risiko yang serius untuk mengembangkan LRTI, 5,75 kali lebih Hemoglobin Level as a Risk Factor for Lower Respiratory Tract Infections. K. rentan and P.S. Harish Ramakrishnan dibandingkan dengan kontrol.

Hubungan antara anemia dan pneumonia telah dikenal sejak setidaknya sejak tahun 1925.Defisit patofisiologi sentral pada pneumonia adalah oksigenasi jaringan yang buruk. Anemia dan saturasi hemoglobin oksigen yang rendah secara independen menurunkan distribusi oksigen. Hipoksia meningkatkan angka mortalitas pada pneumonia sebanyak 2-5 kali lipat. Anak dengan anemia memiliki kapatitas pembawa oksigen yang kurang dan menderita Anemia as Risk Factors forlebih hebat selama hipoksia yan Pneumonia in Ecuadorian Children: A Air Pollution and Retrospective pneumonia dibanding Cohort Analysis anak normal. Aaron M Harris, Fernando Semprtegui, Bertha Estrella, Ximena Narvez, Juan Egas, Mark Woodin, John
L Durant, Elena N Naumova and Jeffrey K Griffiths

Anda mungkin juga menyukai