Anda di halaman 1dari 19

TUGAS KELOMPOK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2

KOLELITIASIS

DISUSUN OLEH :

1. Arif Rahman S. 17100


2. Evin Dinda 17100
3. Mareta Dwi A. 1710055
4. Nia Rahmawati A. 1710069
5. Nurul Isnaeni A. 17100
6. Fibria Adisty Y. 1710083

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “KOLELITIASIS”.
Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah 2.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, maka segala
kritik dan saran membangun dari para pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir
kata penyusun mengucapkan terima kasih, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Surabaya, 2 Mei 2019


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 definisi
2.2 etiologi kolelitiasis
2.3 patofisiologi
2.4 klasifikasi
2.5 komplikasi
2.6 faktor resiko
2.7 pemeriksaan penunjang
2.8 penatalaksanaan
BAB III KASUS
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
5.1 kesimpulan
5.2 saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit batu empedu sudah merupakan masalah kesehatan yang penting di negara barat
(Sudoyo,2006). Angka kejadiannya lebih dari 20% populasi dan insiden meningkat dengan
bertambahnya usia (Keshav,2004). Di negara Barat, batu empedu mengenai 10% orang dewasa. Angka
prevalensi orang dewasa lebih tinggi di negara Amerika Latin (20%-40%) dan rendah di negara Asi a
(3%-4%). (Robbins,2007)
Di Amerika Serikat, terhitung lebih dari 20 juta orang Amerika dengan batu empedu dan dari
hasil otopsi menunjukkan angka kejadian batu empedu paling sedikit 20% pada wanita dan 8% pada laki-
laki di atas umur empat puluhan. Di Inggris, sekitar 5,5 juta orang dengan batu empedu dan dilakukan
lebih dari 50 ribu kolesistektomi tiap tahunnya. (Beckingham,2001)
Sedangkan di Indonesia baru mendapatkan perhatian di klinis, sementara publikasi penelitian batu
empedu masih terbatas. Sebagian besar pasien dengan batu empedu tidak mempunyai keluhan. Risiko
penyandang batu empedu untuk mengalami gejala dan komplikasi relatif kecil. Walaupun demikian,
sekali batu empedu mulai menimbulkan serangan nyeri kolik yang spesifik maka resiko untuk
mengalami masalah dan penyulit akan terus meningkat. (Sudoyo,2006)
Sekitar 1 juta pasien baru terdiagnosis mengidap batu empedu per tahun, dengan dua pertiganya
menjalani pembedahan. Angka kematian akibat pembedahan untuk bedah saluran empedu secara
keseluruhan sangat rendah, tetapi sekitar 1000 pasien meninggal setiap tahun akibat penyakit batu
empedu atau penyulit pembedahan. (Robbins,2007)
Dengan perkembangan peralatan dan teknik diagnosis yang baru Ultrasonografi (USG) maka
banyak penderita batu kandung empedu yang ditemukan secara dini sehingga dapat dicegah
kemungkinan terjadinya komplikasi. Semakin canggihnya peralatan dan semakin kurang invasifnya
tindakan pengobatan sangat mengurangi morbiditas dan moralitas. (Sabiston,1994)

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian dari Kolelitiasis
2. Jelaskan Etiologi dari Kolelitiasis
3. Jelaskan Patofisiologi dari Kolelitiasis
4. Jelaskan Klasifikasi dari Kolelitiasis
5. Jelaskan Komplikasi dari Kolelitiasis
6. Jelaskan Faktor Resiko dari Kolelitiasis
7. Apa Pemeriksaan Penunjang dari Kolelitiasis
8. Apa Penelatalaksanaan dari Kolelitiasis

1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian dari Kolelitiasis
2. Untuk Mengetahui Etiologi dari Kolelitiasis
3. Untuk Mengetahui Patofisiologi dari Kolelitiasis
4. Untuk Mengetahui Klasifikasi dari Kolelitiasis
5. Untuk Mengetahui Komplikasi dari Kolelitiasis
6. Untuk Mengetahui Faktor Resiko dari Kolelitiasi
7. Untuk Mengetahui Pemeriksaan Penunjang dari Kolelitiasis
8. Untuk Mengetahui Penelatalaksanaan dari Kolelitiasis

1.4 Manfaat
1. Masyarakat
Untuk mengetahui bagaimana penyebab penyakit Kolelitiasis dan bagaimana mencegah penyakit
Kolelitiasis
2. Mahasiswa Keperawatan
Untuk mengetahui dan memahami penyakit Kolelitiasis serta asuhan keperawatan sehingga dapat
menjadi bekal dalam persiapan praktik di rumah sakit.
3. Perawat
Sebagai bahan kajian dan informasi bagi mahasiswa serta menambah wawasan tentang Kolelitiasis

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi

Kolelitiasis disebut juga Sinonimnya adalah batu empedu, gallstones, biliary calculus. Istilah
kolelitiasis dimaksudkan untuk pembentukan batu di dalam kandung empedu. Batu kandung empedu
merupakan gabungan beberapa unsur yang membentuk suatu material mi rip batu yang terbentuk di
dalam kandung empedu. (Sjamsuhidajat,2005).
Kolelitiasis atau koledokolitiasis merupakan adanya batu di kandung empedu, atau saluran
kandung empedu yang pada umumnya komposisi utamanya adalah kolestrol (Williams, 2003)

Kolelitiasis adalah penyakit batu empedu yang dapat ditemukan di dalam kandung empedu atau
di dalam saluran empedu, atau pada kedua-duanya. Sebagian besar batu empedu, terutama batu
kolesterol, terbentuk di dalam kandung empedu.

2.2 Etiologi Kolelitiasis

Etiologi batu empedu masih belum diketahui dengan sempurna namun yang paling penting adalah
gangguan metabolisme yang disebabkan oleh perubahan susunan empedu, stasis empedu dan infeksi
kandung empedu. (Sjamsuhidajat,2005)

Sementara itu, komponen utama dari batu empedu adalah kolesterol yang biasanya tetap
berbentuk cairan. Jika cairan empedu menjadi jenuh karena kolesterol, maka kolesterol bisa menjadi
tidak larut dan membentuk endapan di luar empedu.

2.3 Patofisiologi Kolelitiasis

Pembentukan batu empedu dibagi menjadi tiga tahap: (1) pembentukan empedu yang
supersaturasi, (2) nukleasi atau pembentukan inti batu, dan (3) berkembang karena bertambahnya
pengendapan. Kelarutan kolesterol merupakan masalah yang terpenting dalam pembentukan semua batu,
kecuali batu pigmen. Supersaturasi empedu dengan kolesterol terjadi bila perbandingan asam empedu
dan fosfolipid (terutama lesitin) dengan kolesterol turun di bawah harga tertentu. Secara normal
kolesterol tidak larut dalam media yang mengandung air. Empedu dipertahankan dalam bentuk cair oleh
pembentukan koloid yang mempunyai inti sentral kolesterol, dikelilingi oleh mantel yang hidrofilik dari
garam empedu dan lesitin. Jadi sekresi kolesterol yang berlebihan, atau kadar asam empedu rendah, atau
terjadi sekresi lesitin, me rupakan keadaan yang litogenik. (Schwartz,2000)

Pembentukan batu dimulai hanya bila terdapat suatu nidus atau inti pengendapan kolesterol. Pada
tingkat supersaturasi kolesterol, kristal kolesterol keluar dari larutan membentuk suatu nidus, dan
membentuk suatu pengendapan. Pada tingkat saturasi yang lebih rendah, mungkin bakteri, fragmen
parasit, epitel sel yang lepas, atau partikel debris yang lain diperlukan untuk dipakai sebagai benih
pengkristalan. (Schwartz,2000)

2.4 Klasifikasi Kolelitiasis

Menurut gambaran makroskopis dan komposisi kimianya, batu empedu di

golongkankan atas 3 (tiga) golongan yaitu :


1. Batu kolesterol
Berbentuk oval, multifokal atau mulberry dan mengandung lebih dari 70% kolesterol. Lebih dari
90% batu empedu adalah kolesterol (batu yang mengandung > 50% kolesterol). Untuk terbentuknya
batu kolesterol diperlukan 3 faktor utama :
a. Supersaturasi kolesterol
b. Hipomotilitas kandung empedu
c. Nukleasi/ pembentukan nidus cepat.
2. Batu pigmen
Batu pigmen merupakan 10% dari total jenis baru empedu yang mengandung <20% kolesterol.
Jenisnya antara lain:
a. Batu pigmen kalsium bilirubinan (pigmen coklat)
Berwarna coklat atau coklat tua, lunak, mudah dihancurkan dan mengandung kalsium-
bilirubinat sebagai komponen utama. Batu pigmen cokelat terbentuk akibat adanya faktor stasis
dan infeksi saluran empedu. Stasis dapat disebabkan oleh adanya disfungsi sfingter Oddi, striktur,
operasi bilier, dan infeksi parasit. Bila terjadi infeksi saluran empedu, khususnya E. Coli, kadar
enzim B-glukoronidase yang berasal dari bakteri akan dihidrolisasi menjadi bilirubin bebas dan
asam glukoronat. Kalsium mengikat bilirubin menjadi kalsium bilirubinat yang tidak larut. Dari
penelitian yang dilakukan didapatkan adanya hubungan erat antara infeksi bakteri dan
terbentuknya batu pigmen cokelat.umumnya batu pigmen cokelat ini terbentuk di
saluran empedu dalam empedu yang terinfeksi.
b. Batu pigmen hitam
Berwarna hitam atau hitam kecoklatan, tidak berbentuk, seperti bubuk dan kaya akan sisa
zat hitam yang tak terekstraksi.1 Batu pigmen hitam adalah tipe batu yang banyak ditemukan
pada pasien dengan h emolisis kronik atau sirosis hati. Batu pigmen hitam ini terutama terdiri dari
derivat polymerized bilirubin. Potogenesis terbentuknya batu ini belum jelas. Umumnya batu
pigmen hitam terbentuk dalam kandung empedu dengan empedu yang steril.
3. Batu campuran
Batu campuran antara kolesterol dan pigmen dimana mengandung 20-50% kolesterol

2.5 Komplikasi Kolelitiasis

Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita kolelitiasis : (Sjamsuhidajat,2005)

a. Kolesistisis
Kolesistisis adalah Peradangan kandung empedu, saluran kandung empedu tersumbat oleh batu
empedu, menyebabkan infeksi dan peradangan kandung empedu.
b. Kolangitis
Kolangitis adalah peradangan pada saluran empedu, terjadi karena infeksi yang menyebar melalui
saluran-saluran dari usus kecil setelah saluran-saluran menjadi terhalang oleh sebuah batu empedu.
c. Hidrops
Obstruksi kronis dari kandung empedu dapat menimbulkan hidrops kandung empedu. Dalam
keadaan ini, tidak ada peradangan akut dan sindrom yang berkaitan dengannya. Hidrops biasanya
disebabkan oleh obstruksi duktus sistikus sehingga tidak dapat diisi lagi empedu pada kandung
empedu yang normal. Kolesistektomi bersifat kuratif.
d. Empiema
Pada empiema, kandung empedu berisi nanah. Komplikasi ini dapat membahayakan jiwa dan
membutuhkan kolesistektomi darurat segera.

2.6 Faktor Resiko Kolelitiasis

Kolelitiasis dapat terjadi dengan atau tanpa faktor risiko di bawah ini. Namun, semakin banyak
faktor resiko yang dimiliki seseorang, semakin besar kemungkinan untuk terjadinya kolelitiasis. Faktor
resiko tersebut antara lain :
a. Jenis kelamin
Wanita memiliki resiko 3 kali lipat terkena kolitiasis dibandingkan pria. Ini dikarenakan hormon
estrogen berpengaruh terhadap peningkatan ekskresi kolesterol oleh kandung empedu. Kehamilan,
yang meningkatkan kadar estrogen juga meningkatkan resiko terkena kolelitiasis. Penggunaan pil
kontrasepsi dan terapi hormon (estrogen) dapat meningkatkan kolesterol dalam kandung empedu dan
penurunan aktivitas pengosongan kandung empedu.
b. Usia
Resiko untuk terkena kolelitiasis meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. Orang dengan usia
>60 tahun lebih cenderung untuk terkena kolelitiasis dibandingkan dengan orang usia yang lebih
muda.
c. Berat badan (BMI)
Orang dengan Body Mass Index (BMI) tinggi, mempunyai resiko lebih tinggi untuk terjadi
kolelitiasis. Ini dikarenakan dengan tingginya BMI maka kadar kolesterol dalam kandung empedu
pun tinggi, dan juga mengurasi garam empedu serta mengurangi kontraksi/pengosongan kandung
empedu.
d. Makanan
Intake rendah klorida, kehilangan berat badan yang cepat (seperti setelah operasi gastrointestinal)
mengakibatkan gangguan terhadap unsur kimia dari empedu dan dapat menyebabkan penurunan
kontraksi kandung empedu.
e. Riwayat keluarga
Orang dengan riwayat keluarga kolelitiasis mempunyai resiko lebih besar dibandingkan dengan
tanpa riwayat keluarga.
f. Aktivitas fisik
Kurangnya aktivitas fisik berhubungan dengan peningkatan resiko terjadinya kolelitiasis. Ini
mungkin disebabkan oleh kandung empedu lebih sedikit berkontraksi.
g. Penyakit usus halus
Penyakit yang dilaporkan berhubungan dengan kolelitiasis adalah crohn disease, diabetes, anemia sel
sabit, trauma, dan ileus paralitik.
h. Nutrisi intravena jangka lama
Nutrisi intravena jangka lama mengakibatkan kandung empedu tidak terstimulasi untuk berkontraksi,
karena tidak ada makanan/nutrisi yang melewati intestinal. Sehingga resiko untuk terbentuknya batu
menjadi meningkat dalam kandung empedu.

2.7 Pemeriksaan Penunjang dari Kolelitiasis

1. Pemeriksaan laboratorium
2. Pemeriksaan radiologi

3. USG, kolesistografi

4. Foto polos abdomen

2.8 Penelatalaksanaan dari Kolelitiasis

Penanganan non bedah

1. Disolusi medis
Harus memenuhi kriteria terapi non operatif, seperti batu kolestrol diameternya <20mm dan batu <4
batu, fungsi kandung empedu baik, dan duktus sistik paten.
2. Endoscopic Retrograde Cholangia Pancreatography (ERCP)
Batu di dalam saluran empedu dikeluarkan dengan basket kawat atau balon ekstraksi melalui muara
yang sudah besar menuju lumen duodenum sehingga batu dapat keluar bersama tinja. Untuk batu
besar, batu yang terjepit di saluran empedu atau batu yang terletak di atas saluran empedu yang
sempit diperlukan prosedur endoskopik tambahan sesudah sfingterotomi seperti pemecahan batu
dengan litotripsi mekanik dan litotripsi leser.
3. Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL)
Merupakan pemecahan batu dengan gelombang suara.

Penanganan Bedah

1. Kolesistektomi
Operasi ini merupakan standar terbaik untuk penanganan pasien dengan kolelitiasis sistomatik.
Indikasi paling umum untuk kolesistektomi adalah kolik bilaris rekuren, diikuti oleh kolesistitis akut.
2. Kolesistektomi
Indikasi pembedahan karena menandakan stadium lanjut, atau kandung empedu dengan batu besar,
berdiameter lebuh dari 2 cm, kelebihan yang diperoleh pasien luka operasi kecil (2-10mm) sehingga
nyeri paska bedah minimal.
BAB III

KASUS

Tn. A datang dengan keluhan panas dan perut nyeri pada kanan atas sejak 5 tahun yang lalu, nyeri seperti
ditusuk-tusuk menjalar sampai ke pinggang, nyeri dirasakan hilang timbul kadang nyeri hilang sendiri,
kemudian kemudian pasien memeriksakan diri ke dokter di USG dan di diagnosa batu empedu. Pasien menolak
untuk operasi dan minta pulang, selama 5 tahun nyeri sering kumat-kumatan, setiap kumat pasien memeriksakan
ke dokter dan diberi obat pengurang nyeri, dalam 1 tahun terakhir kumat 2 kali, terakhir kumat 3 bulan yang
lalu, kurang lebih 3 hari yang lalu sebelum masuk RS pasien mendadak panas, panas hilang timbul di periksakan
ke dokter pada 1hari di RS di USG di diagnosa batu empedu, diberi obat penurun panas dan penggurang nyeri,
tetapi sakit tidak berkurang.
BAB IV PEM/
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (Adult Nursing Assessment)

Tanggal dan jam pengkajian : 01 Mei 2019 Tanggal & Jam MRS : 01 Mei 2019
Ruang/kelas : No RM : 00xxx
Dx. Medis : kolelitiasis

Nama : Tn. A Suku bangsa : Jawa


Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : SMA
Umur : 48 thn Pekerjaan : Swasta
/
Agama : Islam Penanggung biaya : BPJS
Status : Menikah
Alamat : Surabaya

Keluhan Utama :
Tn. A datang dengan keluhan panas dan perut nyeri pada kanan atas sejak 5 tahun yang lalu, nyeri
seperti ditusuk-tusuk menjalar sampai ke pinggang, nyeri dirasakan hilang timbul kadang nyeri
hilang sendiri

Riwayat Penyakit Sekarang :


Tn. A datang dengan keluhan panas dan perut nyeri pada kanan atas sejak 5 tahun yang lalu, nyeri
seperti ditusuk-tusuk menjalar sampai ke pinggang, nyeri dirasakan hilang timbul kadang nyeri
hilang sendiri, kemudian kemudian pasien memeriksakan diri ke dokter di USG dan di diagnosa
batu empedu.
TD : 130/80 mmHg
Suhu : 38 ̊C
RR : 20 x/mnt
Nadi : 92x/ mnt

/ Riwayat Penyakit Dahulu :


Pasien pernah mengalami penyakit kolelitiasis

Riwayat Kesehatan Keluarga :


Tidak ada riwayat penyakit keluarga

Genogram :

Riwayat alergi : tidak ada riwayat alergi


OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK (Review of system)
Keadaan Umum : Lemah kesadaran : Composmentis
/
Tanda vital TD :130/80 Nadi : 92x/mnt Suhu : 38oC RR : 20 x/mnt
mmHg
Antropometri TB : 172 cm BB sebelum sakit : 69 kg BB setelah sakit : 64 kg

B1 Bentuk dada : Normo chest Pergerakan : Simetris


BREATH Otot bantu nafas tambahan : Tidak Jika ada, jelaskan : Tidak ada
/ ada Kelainan : tidak ada
Irama nafas : Reguler Taktil/vocal fremitus : teraba simetris
Pola nafas : Normal Suara nafas tambahan : Tidak ada
Suara nafas : Vesikuler Batuk : Tidak ada
Sesak nafas : tidak ada Warna : Tidak ada
Sputum : Tidak ada Jika ada, lokasi : Tidak Ada
Sianosis : Tidak ada
Kemampuan aktivitas : Sesak Napas
MASALAH TIDAK ADA MASALAH KEPERAWATAN

B2 Ictus cordis : Normal IC4-IC 5 Irama jantung : Reguler


BLOOD Nyeri dada : Tidak ada jika ya, jelaskan (PQRST) : Tidak ada
/

Bunyi jantung : S1,S2 Tunggal Bunyi jantung tambahan : Tidak ada


CRT : 2 Detik Akral : Dingin, Basah, Pucat
Oedema : Tidak ada jika ya, jelaskan : Tidak ada
Pembesaran kelenjar getah bening : Tidak ada jika ada, jelaskan dimana : Tidak ada

Perdarahan : Tidak ada


MASALAH : TIDAK ADA MASALAH KEPERWATAN

B3 GCS : Eye : 4 verbal : 5 motorik : 6 total : 15


BRAIN Refleks fisiologis : Biceps (+), Triceps (+), Patela (+)
/ Refleks patologis : Babinski (+), Laseque (+), kernig(+)
Nervus kranial I : dapat mengidentifikasi bau Nervus kranial VII : dapat mengerutkan dahi
dan alis, senyum simetris
Nervus kranial II : dapat melihat baik Nervus kranial VIII : berjalan normal
Nervus kranial III : pergerakan pupil simetris Nervus kranial IX : dapat menelan
Nervus kranial IV : pergerakan pupil atas bawah, Nervus kranial X : ada reflek muntah
kanan kiri baik
Nervus kranial V : dapat membuka mulut, Nervus kranial XI : mempu menolehkan leher
mengunyah tanpa menggerakan bahu
Nervus kranial VI : pergerakan mata arah lateral Nervus kranial XII : bicara normal, tidak ada
(kanan-kiri) baik nyeri telan
Kepala : kepala bersih, tidak ada benjolan
Nyeri kepala : Tidak ada jika ya, jelaskan : Tidak ada
Paralisis : Tidak ada

Penciuman : Bentuk hidung : Simetris


Septum :Simetris Polip : Tidak ada
Gangguan/kelainan : Tidak ada

Wajah & Mata : Simetris Kelainan : Tidak ada


penglihatan
Pupil : Isokor 2mm/2mm Reflex cahaya : Kanak kiri baik
Konjungtiva : Anemis Sklera : An ikterik
lapang pandang : Normal Gangguan/kelainan : Tidak ada
Pendengaran Telinga : Simetris Kelainan : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
Gangguan : Tidak ada alat bantu : Tidak ada
Lidah Kebersihan : Bersih
Kesulitan telan : Tidak ada Berbicara : Mampu
MASALAH TIDAK ADA MASALAH KEPERAWATAN

B4 Kebersihan : Bersih
BLED Kandung kemih : tidak Keras Nyeri tekan : Tidak Ada
DER/ Eliminasi uri
SMRS Frek : 5-7 kali jumlah : ± 2000 cc warna : Kuning Jernih

Eliminasi uri MRS Frek : 3-4 kali jumlah : ± 1200 cc warna : Kuning

Alat bantu : Tidak Ada

Gangguan : Tidak Ada

MASALAH TIDAK ADA MASALAH KEPERAWATAN

B5 Mulut : Bersih Membran mukosa : Normal


BOWE Gigi /gigi palsu : Tidak Ada
L/
Pola makan & minum SMRS : Makan : Nasi , lauk
Minum : air mineral, teh Pantangan : Tidak Ada
Pola makan & minum di RS Diit : Tidak Ada frekuensi : 3 kali sehari
nafsu makan : Menurun
Muntah : Tidak Ada mual : Ada
Jenis : Nasi, lauk, sayur NGT : Tidak Ada
Porsi : Sedang
Frekuensi minum : 4 kali Jumlah : 700-1500 cc Jenis : Air mineral
Abdomen Bentuk perut : normal Peristaltik : 12 kali/ menit
Kelainan abdomen : Tidak ada asites
Hepar : Tidak Ada pemebesaran hepar
Lien : Tidak Ada pembesaran lien
Nyeri abdomen : Ada nyeri
Rectum dan anus : Tidak Ada haemoroid
Eliminasi alvi Frekuensi : 1 kali dalam 3 hari Warna : kuning
SMRS Konsistensi : padat dan lunak
Eliminasi alvi MRS Frekuensi : 1 kali dalam 2 hari Warna : kuning
Konsistensi : lunak Colostomi : Tidak Ada
1.NYERI BERHUBUNGAN DENGAN INFLAMASI
MASALAH 2. RESIKO KEKURANGAN NUTRISI BERHUBUNGAN DENGAN
MENURUNNYA NAFSU MAKAN DAN NYERI
B6 Rambut, kulit kepala : penyebaran rambut rata, kulit kepala tidak ada lesi
BONE/ Warna kulit : kuning langsat Kuku : bersih
Turgor kulit : tidak elastis
ROM : Bebas jika terbatas, pada sendi : Tidak Ada
//Kekuatan 5555 5555 otot
5555 5555

Tulang : Tidak Ada fraktur


Kelainan jaringan/trauma : Tidak Ada

Lain-lain : Tidak ada

MASALAH TIDAK ADA MASALAH KEPERAWATAN

/ Thyroid : Tidak ada pembesaran kelenjar


Hiperglikemia : Tidak ada
Hipoglikemia : Tidak ada

MASALAH TIDAK ADA MASALAH KEPERAWATAN


/

Menstruasi terakhir : Tidak ada


Masalah menstruasi : Tidak ada
Pap Smear terakhir : Tidak ada
Pemeriksaan payudara/testis sendiri tiap bulan : tidak rutin
Masalah seksual yang berhubungan dengan penyakit : Tidak ada
MASALAH TIDAK ADA MASALAH KEPERAWATAN

/ SMRS MRS Skor :


Mandi 1 1 1 : Mandiri
Berpakaian/dandan 1 1 2 : Alat bantu
Toileting/eliminasi 1 1 3 : Dibantu orang lain dan alat
Mobilitas di tempat tidur 1 1 4 : Tergantung/tidak mampu
Berpindah 1 1
Berjalan 1 1
Naik tangga 1
Berbelanja 1
Memasak 1
Pemeliharaan rumah 1
Alat bantu berupa : Tidak ada
MASALAH TIDAK ADA MASALAH KEPERAWATAN
/ Mandi SMRS : Mandi MRS :
Keramas : 2 kali seminggu Keramas : belum keramas sejak 1 hari yang lalu
Ganti pakaian : 2 kali sehari Ganti pakaian : 1 kali sehari
Menyikat gigi : 3 kali sehari Menyikat gigi : tidak melakukan
Memotong kuku : 1 kali seminggu Memotong kuku : tidak melakukan

MASALAH TIDAK ADA MASALAH KEPERAWATAN

/ Istirahat tidur SMRS :


Siang : tidak tidur Malam : 22.00-04.00 WIB
Jam tidur malam MRS: - jam tidur siang : - jumlah : lebih dari 8 jam
Kualitas tidur : Baik, dapat tidur Kebiasaan sebelum tidur : Tidak ada
nyenyak
Masalah : Tidak ada Penyebab : Tidak ada

MASALAH TIDAK ADA MASALAH KEPERAWATAN

/ Laboratorium :

Pemeriksaan DL (Darah Lengkap)


1. WBC (Leukosit) : 3200 /mm3 (Normal 4.000-10.000 /mm3)
2. PLT (Trombosit) : 65000 /mm3. (Normal 150.000-400.000 /mm3)
3. HGB (Hemoglobin) : 5,6 gr% (Normal L: 13-17 gr%)

Photo : Tidak ada


Lain-lain : Tidak ada

/ Terapi/tindakan lain :
a. Terapi
Na Dosis Indikasi
m
a
Tgl.

b. Tindakan lain
BAB V

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Nurarif, Amin Huda, Hardhi Kusuma. 2015. NANDA NIC-NOC Jilid 2. Jogjakarta. Mediaction

No Name. 2011. Gambaran Penderita Batu Empedu (Kolelitiasis) Di Rumah Sakit Abdul
Moeloek Bandar Lampung Periode Januari 2010-2011 (Karya Tulis Ilmiah). Universitas
Malahayati: Fakultas Kedokteran, Bandar Lampung.

Utami, Deni. 2014. Kolelitiasis (Batu Empedu). Online:


https://www.academia.edu/11898947/Kolelitiasis_Batu_Empedu_

Perdana, Hayu. Laporan Pendahuluan Kolelitiasis. Online:


https://www.academia.edu/19742301/LAPORAN_PENDAHULUAN_KOLELITIASIS

Anda mungkin juga menyukai