CHOLELITHIASIS
Oleh:
DINA LINDA PRATIWI
I4B019042
A. Latar belakang
Kolelitiasis adalah batu empedu yang terletak pada saluran empedu
yang disebabkan oleh faktor metabolik antara lain terdapat garam-garam
empedu, pigmen empedu, dan kolestrol serta timbulnya peradangan pada
kandung empedu (Barbara C. Long, 1996). Penyakit batu empedu
(cholelithiasis) sudah merupakan masalah kesehatan yang penting di negara
barat sedangkan di Indonesia baru mendapatkan perhatian di klinis, sementara
publikasi penelitian batu empedu masih terbatas (Sudoyo, 2007). Dalam
“Third National Health and Nutrition Examination Survey” (NHANES III),
prevalensi cholelithiasis di Amerika Serikat pada usia pasien 30-69 tahun
adalah 7,9% pria dan 16,6% wanita, dengan peningkatan yang progresif
setelah 20 tahun. Sedangkan Asia merupakan benua dengan angka kejadian
cholelithiasis rendah, yaitu antara 3% hingga 15%, dan sangat rendah pada
benua Afrika, yaitu kurang dari 5% (Greenberger, 2009).
Kolelitiasis banyak ditemukan pada wanita dan makin bertambah
dengan meningkatnya usia. Prevalensi kolelitiasis bervariasi secara luas di
berbagai negara dan diantara kelompok-kelompok etnik yang berbeda-beda
pada satu negara. Faktor gaya hidup seperti diet, obesitas, penurunan berat
badan dan aktivitas tubuh yang rendah juga berpengaruh (Nurman dalam
Sulaiman, et al, 2007). Prevalensi kolelitiasis lebih rendah dari kejadian
sebenarnya, sebab sekitar 90% bersifat asimtomatik (Patrick, 2003). Sebagian
besar kolelitiasis tidak bertanda dan bergejala. Sedangkan di Indonesia angka
kejadian kolelitiasis tidak jauh berbeda dengan angka kejadian di negara lain
di Asia Tenggara, dan sejak tahun 1980 kolelitiasis identik dengan
pemeriksaan ultrasonografi (De Jong, Syamsuhidajat, 2005). Di Indonesia
kolelitiasis banyak ditemukan mulai dari usia muda di bawah 30 tahun,
meskipun rata-rata tersering ialah 40-50 tahun. Pada usia diatas 60 tahun,
insidensi kolelitiasis meningkat (De Jong, Syamsuhidajat, 2005).
B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat menjelaskan definisi dari kolelitiasis
2. Mahasiswa dapat menjelaskan etiologi dari kolelitiasis
3. Mahasiswa dapat menjelaskan patofisiologi dari kolelitiasis
4. Mahasiswa dapat menjelaskan tanda dan gejala dari kolelitiasis
5. Mahasiswa dapat menjelaskan pathway dari kolelitiasis
6. Mahasiswa dapat menjelaskan pemeriksaan penunjang dari kolelitiasis
7. Mengetahui pengkajian dari kolelitiasis
8. Mengetahui diagnosis keperawatan pada pasien kolelitiasis
9. Mengetahui fokus intervensi pada pasien kolelitiasis
A. Definisi kolelitiasis
Kolelitiasis disebut juga batu empedu, gallstones, biliary calculus.
Istilah kolelitiasis dimaksudkan untuk pembentukan batu di dalam kandung
empedu. Batu kandung empedu merupakan gabungan beberapa unsur yang
membentuk suatu material mirip batu yang terbentuk di dalam kandung
empedu. Batu Empedu adalah timbunan kristal di dalam kandung empedu
atau di dalam saluran empedu. Batu empedu merupakan endapan satu atau
lebih komponen empedu kolesterol, bilirubin, garam empedu, kalsium,
protein, asam lemak & fosfolipid (Price & Wilson, 2006). Batu yang
ditemukan di dalam kandung empedu disebut kolelitiasis, sedangkan batu di
dalam saluran empedu disebut koledokolitiasis (Nucleus Precise Newsletter,
edisi 72, 2011). Kolelitiasis adalah batu terbentuk oleh colesterol, kalsium,
bilirubinat atau campuran yang disebabkan oleh perubahan pada komposisi
empedu ( Marlyn E Doengoes, 2002).
Kolelitiatis (kalkulus/kalkuli, batu empedu) biasanya terbentuk dalam
kantung empedu dari unsur-unsur padat yang membentuk cairan empedu,
batu empedu memilki ukuran, bentuk, dan komposisi yang sangat bervariasi.
Batu empedu tidak lazim dijumpai pada anak-anak dan dewasa muda tetapi
insidensnya semakin sering pada individu berusia diatas 40 tahun. Sesudah
itu, insidens kolelitiasis semakin meningkat hingga suatu tingkat yang
diperkirakan bahwa pada usia 75 tahun satu dari 3 orang akan memiliki batu
empedu (Brunner, 2003).
B. Etiologi
Empedu normal terdiri dari 70% garam empedu (terutama kolik dan
asam chenodeoxycholic), 22% fosfolipid (lesitin), 4% kolesterol, 3% protein
dan 0,3% bilirubin. Etiologi batu empedu masih belum diketahui dengan
sempurna namun yang paling penting adalah gangguan metabolisme yang
C. Patofisiologi
Pembentukan batu empedu dibagi menjadi tiga tahap: (1)
pembentukan empedu yang supersaturasi, (2) nukleasi atau pembentukan inti
batu, dan (3) berkembang karena bertambahnya pengendapan. Kelarutan
kolesterol merupakan masalah yang terpenting dalam pembentukan semua
E. Pemeriksaan penunjang
1. Radiologi
Pemeriksaan USG telah menggantikan kolesistografi oral sebagai
prosedur diagnostik pilihan karena pemeriksaan ini dapat dilakukan
dengan cepat dan akurat, dan dapat digunakan pada penderita disfungsi
hati dan ikterus. Disamping itu, pemeriksaan USG tidak membuat pasien
terpajan radiasi inisasi. Prosedur ini akan memberikan hasil yang paling
Kolestrol
Pembentukan empedu
Berperan sebagai penunjang iritan pada kandung empedu supersaturasi (kejenuhan)getah empedu oleh
kolestrol
Pengendapan kolestrol
Batu empedu
Menekan rangsangan
Gangguan rasa system saraf parasimpatis
nyaman:nyeri
Menurunya peristaltic
usus dilambung
Risiko Pemenuhan
Gangguan Integritas Kulit Nutrisi:kurang dari
kebutuhan tubuh
H. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan obstruksi atau
spasmeduktus, proses inflamasi
I. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
. Kriteria hasil
1. Nyeri dan Tj: a. Observasi Membantu
gangguan rasa dan catat membedakan
Nyeri pada perut
nyaman (nyeri) lokasi,beratn penyebab nyeri
kuadran kanan
berhubungan ya (skala 1- dan memberikan
terkontrol
dengan obstruksi 0) dan informasi tentang
atau spasmeduktus, KH : karakter kemajuan
proses inflamasi. nyeri penyakit
- Pasien
Tanda & gejala (menetap, terjadinya
merasa
yang biasanya hilang komplikasi dan
nyaman
muncul: timbul, keefetifan
dan tidak
Subjektif: kolik) intervensi
merasa
- Pasien b. Jelaskan klien dapat
nyeri
mengatakan pada klien mengerti tentang
- Klien
merasakan tentang sebab nyeri yang
melapork
sakit perut akibat dialamiya dan
an
pada terjadinya bagaimana
nyerinya
kuadran nyeri dan mengatasinya.
berkuran
kanan atas cara
g dan
Objektif mengatasi
atau
nyeri
- Klien hilang
c. Tingkatkan
terlihat (skala 0- Berikan posisi
mobilisasi
meringis 3) fowler rendah ini
dan beri