PENYAKIT KOLELITIASIS
STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Oleh :
Fina Susantri
NIM. 20300017
A. Tinjauan Teoritis
1. Konsep Penyakit
a. Definisi
unsur yang membentuk suatu material mirip batu yang terbentuk di dalam
2015).
Kolelithiasis adalah batu empedu yang terletak pada saluran empedu
b. Penyebab (etiologi)
batu empedu adalah batu pigmen. Batu pigmen tersusun oleh kalsium
2012) :
dihydroxy bile acids adalah kurang polar dari pada asam trihidroksi.
Jadi dengan bertambahnya kadar asam empedu dihidroksi mungkin
2. Kolesterol empedu
3. Substansia mucus
4. Pigmen empedu
5. Infeksi
1) Anatomi
Normal Cholelithiasis
(Meylinda, 2020)
empedu.
a) Struktur empedu
quadratus hati
b) Empedu terdiri dari
c) Cairan empedu
e) Saluran empedu
d. Klasifikasi
1) Batu kolestrol
Berbentuk oval, multifokal atau mulberry dan mengandung lebih dari
70% kolesterol
2) Batu kalsium bilirubinan (pigmen coklat)
Berwarna coklat atau coklat tua, lunak, mudah dihancurkan dan
mengandung kalsium-bilirubinat sebagai komponen utama
3) Batu pigmen hitam
Berwarna hitam atau hitam kecoklatan, tidak berbentuk seperti bubuk
dan kaya akan zat hitam yang tak terekstraksi
1) Perut atas, epigastric, atau sakit abdominal kanan atas yang dapat
5) Demam.
aliran empedu)
berubah warna.
mata)
11) Urine warna gelap dan berbusa karena ginjal berusaha membersihkan
bilirubin.
normal kolesterol tidak larut dalam media yang mengandung air. Empedu
dipertahankan dalam bentuk cair oleh pembentukan koloid yang
dari garam empedu dan lesitin. Jadi sekresi kolesterol yang berlebihan,
atau kadar asam empedu rendah, atau terjadi sekresi lesitin, merupakan
bakteri, fragmen parasit, epitel sel yang lepas, atau partikel debris yang
2000).
Pathway Cholelithiasis (Nurarif & Kusuma, 2015).
Menyumbat aliran
getah pankreas
Termostrat di
Hasilkan substansi P hipotalamus Enzim SGOT &
SGPT
Serabut saraf eferen
di hipotalamus
Peningkatan suhu Bersifat iriatif di
saluran cerna
Nyeri hebat pada kuadran atas
dan nyeri tekan daerah Hipertermi
epigastrium Merangsang nervus
vagal
Permeabilitas
Nyeri Akut Menekan saraf
Cairan shif ke
parasimpatis
peritonium
Penurunan
Risiko peristaltik
Hipovolemia
Makanan tertahan di
lambung
Defisit
Nutrisi
g. Komplikasi
2019) :
1) Kolesistitis
2) Kolangitis
3) Hidrops
sehingga tidak dapat diisi lagi empedu pada kandung empedu yang
4) Empiema
segera
h. Pemeriksaan diagnostik/penunjang
hasil yang paling akurat jika pasien sudah berpuasa pada malam
3) Kolesistografi digunakan bila USG tidak tersedia atau bila hasil USG
pankreas terlibat atau bila ada batu di duktus utama (Normal: 17 - 115
unit/100ml)
i. Penatalaksanaan medis/pengobatan
Manajemen terapi :
mengatasi syok.
2) Disolusi medis
dilakukan pada penderita batu saluran empedu yang lebih tua, yang
Penanganan bedah:
1) Kolesistektomi terbuka
kolesisitis akut.
2) Kolesistektomi laparoskopik
cm. kelebihan yang diperoleh pasien luka operasi kecil (2-10 mm)
1. Pengkajian
meliputi :
a. Identitas
1) Identitas klien
dan alamat.
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
Merupakan keluhan yang paling utama yang dirasakan oleh klien saat
PQRST, paliatif atau provokatif (P) yaitu focus utama keluhan klien,
quality atau kualitas (Q) yaitu bagaimana nyeri/gatal dirasakan oleh
klien, regional (R) yaitu nyeri/gatal menjalar kemana, Safety (S) yaitu
merasa nyaman dan Time (T) yaitu sejak kapan klien merasakan
nyeri/gatal tersebut.
Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit sama atau pernah
di riwayat sebelumnya.
kolelitiasis
c. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan Umum
a) Penampilan Umum
b) Kesadaran
klien.
c) Tanda-tanda Vital
(TPRS)
2) Sistem endokrin
pada penyakit ini kantung empedu dapat terlihat dan teraba oleh
d. Pola aktivitas
1) Nutrisi
Dikaji tentang porsi makan, nafsu makan
2) Aktivitas
anjuran bedrest
3) Aspek Psikologis
4) Aspek penunjang
meningkat)
2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut
Definisi
jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
Penyebab
Subjektif Objektif
b) Bersikap protekti
c) Gelisah
d) Frekuensi nadi meningkat
e) Sulit tidur
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif Objektif
e) Menarik diri
g) Diaforesis
Kondisi klinis terkait
a) Kondisi pembedahan
b) Cedera traumatis
c) Infeksi
e) Glaukoma
b. Hipertermia
Definisi
Penyebab
1) Dehidrasi
6) Respon trauma
7) Aktivitas berlebihan
8) Penggunaan inkubator
Subjektif Objektif
Subjektif Objektif
a) Kulit merah
b) Kejang
c) Takikardi
d) Takipnea
a) Proses infeksi
b) Hipertiroid
c) Stroke
d) Dehidrasi
e) Trauma
f) Prematuritas
c. Defisit Nutrisi
Definisi
Penyebab
6) Faktor psikologis
Subjektif Objektif
Subjektif Objektif
h) Diare
Kondisi klinis terkait
a) Stroke
b) Parkinson
c) Kaker
d) Infeksi
e) Aids
f) Penyakit crohn’s
g) Enterocolitis
h) Fibrosis Kistik
3. Intervensi keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. (2014). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
M.Clevo Rendi & Margareth TH. (2010). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Penyakit Dalam. Yogyakarta : Nuha Medika
Meylinda. (2020). Asuhan Keperawatan pada Pasien Pre dan Post Operasi
Cholelitiasis yang dirawat di Rumah Sakit. (Skripsi). Samarinda :
POLTEKKES Samarinda
Nabu. (2019). Asuhan Keperawatan pada Nn. E.S dengan Kolelitiasis di Ruang
Cendana Rumah Sakit Bhayangkara Drs. Titus Ully Kupang. (Skripsi).
Kupang : POLTEKKES Kupang
Nurarif & Kusuma. (2015). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnose
medis nanda NIC NOC Jilid 2. Yogjakarta : MediAction
Nanda International. (2015). Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC
Nucleus Prescise Newsletter. (2011). Batu Empedu. Jakarta : PT Nucleus Precise
PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI