PENGERTIAN
Kolostomi adalah membuat ostomi di kolon, dibentuk bila usus tersumbat oleh tumor
(Mansjoer, 2010). Kolostomi adalah Sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli
bedah pada dinding abdomen untuk mengeluarkan feses (Bare & Suzanne,
2008). Kolostomi adalah suatu operasi untuk membentuk suatu hubungan buatan antara
colon dengan permukaan kulit pada dinding perut. Hubungan ini dapat bersifat sementara
atau menetap selamanya (Sjamsuhidayat dan Jong, 2012).
Kolostomi merupakan suatu membuatan lubang di dinding perut dengan tujuan untuk
mengeluarkan faces dapat bersifat sementara ataupun permanen. Kolostomi merupakan
Suatu tindakan membuat lubang pada kolon tranversum kanan maupun kiri Atau
kolonutaneustomi yang disebut juga anus prenaturalis yang dibuat sementara atau
menetap. Kolostomy pada bayi dan anak hampir selalu merupakan tindakan gawat
darurat, sedang pada orang dewasa merupakan keadaan yang pathologis. Kolostomy pada
bayi dan anak biasanya bersifat sementara. Kolostomi dapat menimbulkan komplikasi
dan perubahan konsep diri pasien. Colostomy adalah pembuatan lubang (stoma) pada
kolon secara bedah. (Bare & Suzanne, 2008). Colostomy adalah prosedur pembedahan
dimana sebagian dari usus besar dibawa keluar melewati dinding abdomen untuk
mengeluarkan feses atau kotoran dari tubuh. Colostomy adalah pengalihan isi kolon yang
dapat permanen atau sementara (Mansjoer, 2010).
Usus besar adalah bagian dari sistem pencernaan. Sebagaimana kita ketahui sistem
pencernaan dimulai dari mulut, lalu kerongkongan (esofagus), lambung, usus halus
(duodenum, yeyunum,ileum), usus besar (kolon), rektum dan berakhir di dubur. (Adil
Pasaribu, 2008). Usus besar merupakan bagian akhir dari proses pencernaan, karena
sebagai tempat pembuangan, maka di usus besar sebagian nutrien telah dicerna dan di
absorbsi dan hanya menyisakan zat-zat yang tidak tercerna (Mansjoer, 2010).
Kolon adalah bagian usus besar antara usus buntu dan poros usus, yang terdiri dari
kolon ascending, tranversum, descending, dan sigmoid. Rectum adalah ujung usus besar
sebagai kelanjutan usus besar sigmoid sampai ke dubur Sjamsuhidayat dan Jong, (2012).
Anatomi usus besar manusia dimulai dari katup ileocecal ke anus dan rata-rata
panjangnya 1,5 m dan lebarnya 5-6 cm.Usus besar terbagi kedalam cecum, colon, dan
rectum. Vermiform appendix berada pada bagian distal dari cecum. Colon terbagi
menjadi colon ascending, colon transversal, colon descending, dan bagian sigmoid.
Bagian akhir dari usus besar adalah rectum dan anus. Sphincter internal dan eksternal
pada anus berfungsi untuk mengontrol pembukaan anus (Mansjoer, 2010).
Usus besar merupakan tabung muscular berongga dengan panjang sekitar 5 kaki
(sekitar 1,5 m) yang terbentang dari sekum sampai kanalisani. Diameter usus besar sudah
pasti lebih besar daripada usus kecil. Rata-rata sekitar 2,5 inci (sekitar 6,5 cm), tetapi
makin dekat anus diameternya semakin kecil.23 Lapisan-lapisan usus besar dari dalam ke
a. Sekum.
Merupakan kantong yang terletak di bawah muara ileum pada usus besar. Panjang dan
lebarnya kurang lebih 6 cm dan 7,5 cm. Saekum terletak pada fossa iliaka kanan di
atas setengah bagian lateralis ligamentum inguinale. Biasanya saekum seluruhnya
dibungkus oleh peritoneum sehingga dapat bergerak bebas, tetapi tidak mempunyai
mesenterium. Terdapat perlekatan ke fossa iliaka di sebelah medial dan lateral melalui
lipatan peritoneum yaitu plika caecalis, menghasilkan suatu kantong peritoneum kecil,
recessus retrocaecalis.
b. Kolon asenden.
Bagian ini memanjang dari saekum ke fossa iliaka kanan sampai ke sebelah kanan
abdomen.Panjangnya 13 cm, terletak di bawah abdomen sebelah kanan dan di hati
membelok ke kiri.Lengkungan ini disebut fleksura hepatika (fleksura coli dextra) dan
dilanjutkan dengan kolon transversum.
c. Kolon transversum.
Terletak tepat di bagian bawah perut dan menjalar dari kanan ke arah kiri. Kolon
transversum melekat pada perut akibat adanya kerja dari sekelompok jaringan yang
disebut sebagai omentum.
d. Kolon desenden.
Terletak di bagian kiri perut dan berakhir pada kolon sigmoid.
e. Kolon sigmoid
Sering disebut juga kolon pelvinum. Panjangnya kurang lebih 40 cm dan berbentuk
lengkungan huruf S. Terbentang mulai dari apertura pelvis superior (pelvic brim)
sampai peralihan menjadi rektum di depan vertebra S-3. Tempat peralihan ini ditandai
2. Fisiologi
Persarafan usus besar dilakukan oleh sistem saraf otonom dengan perkecualian
sfingter eksterna yang berada di bawah kontrol volunter. Perangsangan simpatis
menyebabkan penghambatan sekresi dan kontraksi, serta perangsangan sfingter
rektum, sedangkan perangsangan parasimpatis mempunyai efek yang berlawanan.
Usus besar mempunyai berbagai fungsi yang semuanya berkaitan dengan proses akhir
isi usus. Fungsi usus besar yang paling penting adalah mengabsorbsi air dan elektrolit,
yang sudah hampir lengkap pada kolon bagian kanan. Kolon sigmoid berfungsi
sebagai reservoir yang menampung massa feses yang sudah dehidrasi sampai defekasi
berlangsung. Kolon mengabsorpsi sekitar 600 ml air per hari, bandingkan dengan
usus halus yang mengabsorpsi sekitar 8.000 ml. Kapasitas absorpsi usus besar adalah
sekitar 2.000 ml/hari. Sedikitnya pencernaan yang terjadi di usus besar terutama
diakibatkan oleh bakteri dan bukan karena kerja enzim (Bare & Suzanne, 2008).
Fungsi usus besar ialah menyerap air, vitamin, dan elektrolit, ekskresi mukus,
serta menyimpan feses, dan kemudian mendorongnya keluar. Dari 700-1000 ml cairan
usus halus yang diterima oleh kolon. 150-200 ml sehari dikeluarkan sebagai feses.
Udara ditelan sewaktu makan, minum, atau menelan ludah. Oksigen dan
karbondioksida didalamnya diserap diusus sedangkan nitrogen bersama dengan gas
hasil pencernaan dan peragian dikeluarkan sebagai flatus. Jumlah gas didalam usus
mencapai 500 ml sehari. Pada infeksi usus produksi gas meningkat dan bila mendapat
obstruksi usus gas tertimbun dijalan cerna yang menimbulkan flatulensi (Bare &
Suzanne, 2008).
D. KLASIFIKASI
Klasifikasi kolostomy yaitu sebagai berikut:
a. Jenis Kolostomi Berdasarkan Bentuk Kolostomi
1. Loop Colostomy
Biasanya dilakukan dalam kondisi kedaruratan medis yang nantinya kolostomi
tersebut akan ditutup. Jenis kolostomi ini biasanya mempunyai stoma yang
berukuran besar, dibentuk di kolon transversal, dan bersifat sementara.
Colostomy ini dibuat dengan membawa lengkungan usus besar (loop of
bowel) melalui sebuah sayatan di dinding perut. Lengkungan usus ditahan dengan
diluar dinding perut dengan sebuah batang plastik yang diselipkan dibawahnya.
Sebuah sayatan dibuat di usus sehingga memungkinkan aliran kotoran melewati
colostomy. Tangkai penahan diangkat (diambil) setelah kira-kira 7-10 hari setelah
pembedahan, bila telah sembuh maka usus tidak akan tertarik kedalam perut.
Loop colostomy paling sering adalah untuk stoma yang temporer yang
berguna untuk diversi kotoran agar tidak melewati daerah usus yang obstruksi
atau adanya sepsis pelvis karena kanker usus, diverticulitis, trauma kolorektal,
trauma radiasi atau komplikasi penyakit peradangan usus besar. Dapat pula
2. End Colostomy
Terdiri dari satu stoma, yang dibentuk dari ujung proksimal usus dengan
bagian distal saluran GI dapat dibuang atau dijahit tertutup (disebut Kantong
Hartman) dan dibiarkan didalam rongga abdomen, end colostomy merupakan
hasil terapi bedah pada kanker kolorektal.
Fungsi ujung akhir dari usus dibawa keluar ke permukaan perut, pembuatan
stoma dilakukan dengan membalik usus dan dijahitkan kekulit, permukaan stoma
biasanya tampak lembab dan berwarna merah muda. Bagian distal dari usus besar
diangkat atau ditutup dengan dijahit dan ditinggalkan didalam perut. End
colostomy biasanya adalah stoma yang permanen, ini biasanya disebabkan oleh
karena trauma, kanker atau penyakit yang lain (Tambayong, 2009).
3. Double-Barrel Colostomy
Terdiri dari dua stoma yang berbeda yaitu stoma proksimal yang berfungsi dan
stoma distal yang tidak berfungsi. Colostomy ini termasuk pembuatan dua stoma
yang terpisah di dinding perut. Stoma yang proksimal adalah stoma yang
berfungsi mengeluarkan kotoran dan berhubungan dengan saluran pencernaan
bagian atas. Stoma yang distal berhubungan dengan rectum dan disebut mucous
fistula, mengalirkan sedikit material lendir. Stoma ini sering merupakan stoma
yang temporer yang dibuat untuk mengistirahatkan sebagian dari usus dan
nantinya ditutup (Tambayong, 2009).
b. Kolostomi Permanen
Pembuatan kolostomi permanen biasanya dilakukan apabila pasien sudah tidak
memungkinkan untuk defekasi secara normal karena adanya keganasan, perlengketan,
atau pengangkatan kolon sigmoid atau rectum sehingga tidak memungkinkan feses
melalui anus. Kolostomi permanen biasanya berupa kolostomi single barrel ( dengan
satu ujung lubang) (Ganong W. F., 2011).
E. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis pada pasien dengan Colostomy yaitu sebagai berikut:
a. Nyeri abdomen
F. KOMPLIKASI
Komplikasi yang terjadi pada pasien dengan Colostomy adalah sebagai berikut:
a. Prolaps
Merupakan penonjolan mukosa colon 6 cm atau lebih dari permukaan kulit
Prolaps dapat dibagi 3 tingkatan yaitu:
1. Penonjolan seluruh dinding colon termasuk peritonium kadang-kadang sampat
loop ilium.
2. Adanya strangulasi dan nekrosis pada usus yang mengalami penonjolan.
3. Prolaps dapat terjadi oleh adanya faktor-faktor peristaltik usus meningkat, fixasi
usus tidak sempurna, mesocolon yang panjang, tekanan intra abdominal tinggi,
dinding abdomen tipis dan tonusnya yang lemah serta kemungkinan omentum
yang pendek dan tipis.
b. Iritasi Kulit
Hal ini terutama pada colostomy sebelah kanan karena feces yang keluar mengandung
enzim pencernaan yang bersifat iritatif. Juga terjadi karena cara membersihkan kulit
yang kasar, salah memasang kantong dan tidak tahan akan plaster.
c. Diare
Makin ke proksimal colostominya makin encer feces yang keluar. Pada sigmoid
biasanya normal.
d. Stenosis Stoma
Kontraktur lumen terjadi penyempitan dari celahnya yang akan mengganggu pasase
normal feses.
e. Eviserasi
Dinding stoma terlepas dari dinding abdomen sehingga organ intra abdomen keluar
melalui celah.
f. Obstruksi/ penyumbatan
Penyumbatan dapat disebabkan oleh adanya perlengketan usus atau adanya
pengerasan feses yang sulit dikeluarkan. Untuk menghindari terjadinya sumbatan,
pasien perlu dilakukan irigasi kolostomi secara teratur. Pada pasien dengan kolostomi
G. PATOFISIOLOGI
Proses perjalanan penyakit klien yang mengalami kelainan pada usus seperti:
obstruksi usus, kanker kolon,kolitis ulceratif, penyakit Divertikuler akan dilakukan
pembedahan yang disebut dengan kolostomi yaitu lubang dibuat dari segmen kolon
(asecenden, tranversum dan sigmoid). Lubang tersebut ada yang bersifat sementara dan
permanen. Kolostomi asenden dan transversum bersifat sementara, sedangkan kolostomi
sigmoid bersifat permanen. Kolostomi yang bersifat sementara akan dilakukan penutupan
(Ganong W. F., 2011).
Nekrosis
Feses tidak dapat pada Nekrosis
dikeluarkan jaringan Struktur Abses jaringan
usus Perikolik
Peningkatan Obstruksi
Obstruksi usus
tekanan Intra
Abdomen
Kerusakan
Anxietas Kurang Nyeri Intoleransi Integritas
Pengetahuan Aktivitas Kulit
J. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Foto sinar X Pemeriksaan radiologis dengan barium enema dianjurkan sebagai
pemeriksaan rutin sebelum dilakukan pemeriksaan lain. Pada pemeriksaan ini akan
tampak filling defect biasanya sepanjang 5 – 6 cm berbentuk anular atau apple core.
Dinding usus tampak rigid dan gambaran mukosa rusak.
2. Pemeriksaan antigen karsinoembrionik (CEA)Pemeriksaan CEA dapat dilakukan,
meskipun antigen CEA mungkin bukan indikator yang dapat dipercaya dalam
mendiagnosa kanker karena tidak semua lesi menyekresi CEA.
3. Tes-tes Khusus
a. Proktosigmoidoskopi Dilakukan pada setiap pasien yang dicurigai menderita
karsinoma usus besar. Jika tumor terletak di bawah, bisa terlihat langsung.
Karsinoma kolon di bagian proksimal sering berhubungan dengan adanya polip
pada daerah rektosigmoid.
b. Koloskopi Diperiksa dengan alat yang sekaligus dapat digunakan untuk biopsi
tumor.
K. PENGKAJIAN
1. Pengkajian
a. Keadaan stoma :
1) Warna stoma (normal warna kemerahan).
2) Tanda-tanda perdarahan (perdarahan luka operasi).
3) Tanda-tanda peradangan (tumor, rubor, color, dolor, fungsi laese).
4) Posisi stoma.
b. Apakah ada perubahan eliminasi tinja :
1) Konsistensi, bau, warna feces.
2) Apakah ada konstipasi / diare ?
3) Apakah feces tertampung dengan baik ?
4) Apakah pasien/ keluarga dapat mengurus feces sendiri ?
c. Apakah ada gangguan rasa nyeri :
1) Keluhan nyeri ada/ tidak.
2) Hal-hal yang menyebabkan nyeri.
3) Kualitas nyeri.
4) Kapan nyeri timbul (terus menerus / berulang).
5) Apakah pasien gelisah atau tidak.
d. Apakah kebutuhan istirahat dan tidur terpenuhi
1) Tidur nyenyak/ tidak.
2) Apakah stoma mengganggu tidur/tidak.
3) Adakah faktor lingkungan mempersulit tidur.
4) Adakah faktor psikologis mempersulit tidur ?
e. Bagaimana konsep diri pasien ?
1) Bagaimana persepsi pasien terhadap: identitas diri, harga diri, ideal diri,
gambaran diri, & peran.
f. Apakah ada gangguan nutrisi :
1) Bagaimana nafsu makan klien.
2) BB normal atau tidak.
3) Bagaimana kebiasaan makan pasien.
4) Makanan yang menyebabkan diare.
L. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pecedera biologis.
2. Kerusakan intregitas kulit berhubungan dengan pemasangan kolostomi
3. Gangguan konsep diri/citra diri berhubungan dengan perubahan anatomis
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan adanya luka pasca bedah di abdomen
5. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan nutrisi tidak adekuat
6. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.
M. INTERVENSI KEPERAWATAN
Nutrition Monitoring
a. BB pasien dalam batas normal
b. Monitor adanya penurunan berat badan
c. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang
biasa dilakukan
d. Monitor interaksi anak atau orangtua
selama makan
e. Monitor lingkungan selama makan
f. Jadwalkan pengobatan dan tindakan
tidak selama jam makan
g. Monitor kulit kering dan perubahan
pigmentasi
h. Monitor turgor kulit
i. Monitor kekeringan, rambut kusam, dan
mudah patah
j. Monitor mual dan muntah
k. Monitor kadar albumin, total protein,
Hb, dan kadar Ht
l. Monitor makanan kesukaan