Anda di halaman 1dari 2

1.

Sejarah surveilans gizi


Surveilans Gizi pada awalnya dikembangkan untuk mampu memprediksi situasi pangan
dan gizi secara teratur dan terus-menerus sehingga setiap perubahan situasi dapat
dideteksi lebih awal (dini) untuk segera dilakukan tindakan pencegahan. Sistem tersebut
dikenal dengan Sistem Isyarat Tepat Waktu untuk Intervensi atau dalam bahasa Inggris
disebut Timely Warning Information and Intervention System (TWIIS), yang kemudian
lebih dikenal dengan nama Sistem Isyarat Dini untuk Intervensi (SIDI). Pada periode
1986-1990 SIDI dikembangkan di beberapa provinsi dan pada periode 1990-1997
berkembang mencakup aspek yang lebih luas, dengan pertimbangan bahwa masalah gizi
dapat terjadi setiap saat tidak hanya diakibatkan oleh kegagalan produksi pertanian.
Sistem yang dikembangkan ini disebut Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG)
yang kegiatannya meliputi: SIDI, Pemantauan Status Gizi, dan Jejaring Informasi Pangan
dan Gizi. Pada periode 1990-an kegiatan SKPG sudah ada di seluruh provinsi, tetapi
pamornya memudar. Akhirnya, pada saat Indonesia mengalami krisis multidimensi pada
tahun 1998 dilakukan upaya revitalisasi sehingga SKPG meliputi:
(1) pemetaan situasi pangan dan gizi tingkat kabupaten/kota, provinsi dan nasional,
(2) memperkirakan situasi pangan dan gizi di tingkat kecamatan,
(3) pemantauan status gizi kelompok rentan serta kegiatan Pemantauan Status Gizi (PSG)
dan Pemantauan Konsumsi Gizi (PKG), dan
(4) Surveilans Gizi Buruk. Pada awal millennium ketiga (tahun 2000-an) Kementerian
Kesehatan melalui Direktorat Bina Gizi, lebih memfokuskan pada Surveilans Gizi yang
pada saat itu lebih ditujukan untuk penanganan masalah balita gizi buruk. Saat ini
masalah gizi (“malnutrition”) bukan hanya masalah kekurangan gizi (“undernutrition”)
tetapi sudah terjadi juga masalah kelebihan gizi (“overnutrition”) atau dikenal dengan
istilah masalah gizi ganda (“double burden”).

2. Pengertian surveilans dan surveilans gizi


SURVEILANS
a. Menurut German (2001), surveilans kesehatan masyarakat (public health
surveillance) adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara terus¬ menerus berupa
pengumpulan data secara sistematik, analisis dan interpretasi data mengenai suatu
peristiwa yang terkait dengan kesehatan untuk digunakan dalam tindakan kesehatan
masyarakat dalam upaya mengurangi angka kesakitan dan kematian, dan
meningkatkan status kesehatan.
b. Menurut Thacker (2000), surveilans epidemiologi adalah suatu rangkaian yang
dilakukan secara terus menerus dan sistematik dalam mengumpul, mengolah,
menganalisis dan menginterpretasi data peristiwa kesehatan yang bermutu untuk
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian terhadap upaya pelayanaan kesehatan
masyarakat disertai dengan penyebarluasan informasi tersebut kepada pihak lintas
terkait.
c. Menurut Abramson (1991), Buehler (1998), Surveilans adalah pengamatan secara
terus menerus dan sistematik melalui pengumpulan, analisa, interpretasi dan
diseminasi penyampaian informasi status kesehatan, ancaman lingkungan atau faktor-
faktor lain yang dapat mempengaruhi kesehatan.
d. Menurut WHO surveilans adalah Suatu proses pengumpulan, pengolahan, analisis
dan interpretasi data kesehatan secara sistematis, terus menerus dan penyebarluasan
informasi kepada pihak terkait untuk melakukan tindakan.
e. Menurut CDC (Center of Disease Control) surveilans adalah pengumpulan, analisis
dan interpretasi data kesehatan secara sistematis dan terus menerus, yang diperlukan
untuk perencanaan, implementasi dan evaluasi upaya kesehatan masyarakat,
dipadukan dengan diseminasi data secara tepat waktu kepada pihak-pihak yang perlu
mengetahuinya.

SURVEILANS GIZI

a. Surveilans gizi yang dimaksud dalam petunjuk pelaksanaan ini adalah suatu proses
pengumpulan, pengolahan dan diseminasi informasi hasil pengolahan data secara
terus menerus dan teratur tentang indikator yang terkait dengan kinerja pembinaan
gizi masyarakat.
b. Surveilans gizi adalah proses pengamatan masalah dan program gizi secara terus
menerus baik situasi normal maupun darurat, meliputi : pengumpulan, pengolahan,
analisis dan pengkajian data secara sistematis serta penyebarluasan informasi untuk
pengambilan tindakan sebagai respon segera dan terencana.
c. survailans gizi, merupakan kegiatan pengamatan keadaan gizi, dalam rangka untuk
membuat keputusan yang berdampak pada perbaikan gizi penduduk dengan
menyediakan informasi yang terus menerus tentang keadaan gizi penduduk,
berdasarkan pengumpulan data langsung sesuai sumber yang ada, termasuk data hasil
survei dan data yang sudah ada. (menurut WHO)
3. visi misi
Visi dan Misi Surveilans
VISI
Manajemen kesehatan berbasis fakta yang cepat, tepat dan akurat
MISI
1. Memperkuat sistem surveilans di setiap unit pelaksana program kesehatan
2. Meningkatkan kemampuan analisis dan rekomendasi epidemiologi yang berkualitas dan
bermanfat
3. Meningkatkan kerjasama dan kemitraan unit surveilans dlm pertukaran serta penyebaran
informasi
4. Memperkuat sumberdaya manusia di bidang epidemiologi utk manajer dan fungsional

Anda mungkin juga menyukai