Anda di halaman 1dari 26

NEFROTIK SYNDROME DAN

GAGAL GINJAL

KELOMPOK 10
HELEN ESRA DEBORA
SAFRON LINDENIA PRICILLA
SALMA TANIA SYIFA
APA ITU SINDROM NEFROTIK?

Menurut Ngastiyah(1997), Sindrom nefrotik adalah penyakit dengan


gejala edema, proteinuria, hipoalbuminemia dan hiperkolesterolemia.
Kadang-kadang terdapat hematuria, hipertensi dan penurunan fungsi ginjal.
Menurut Suryadi(2001), Nephrotic Syndrome merupakan kumpulan
gejala yang disebabkan oleh adanya injury glomerular yang terjadi pada
anak dengan karakteristik : proteinuria, hypoproteinuria,
hypoalbuminemia, hyperlipidemia dan edema.
TIPE-TIPE SINDROM NEFROTIK

1. Sindroma Nefrotik lesi minimal (MCNS : Minimal Change Nefrotik Sindroma)


Merupakan kondisi yang tersering yang menyebabkan sindroma nefrotik pada
anak usia sekolah.

2. Sindroma Nefrotik Sekunder


Terjadi selama perjalanan penyakit vaskuler kolagen, seperti lupus eritematosus
sistemik dan purpura anafilaktoid, glomerulonefritis, infeksi sistem endokarditis,
bakterialis dan neoplasma limfoproliferatif.
3. Sindroma Nefirotik Kongenital
Faktor herediter sindroma nefrotik disebabkan oleh gen resesif
autosomal. Bayi yang terkena sindroma nefrotik, usia gestasinya pendek dan
gejala awalnya adalah edema dan proteinuria. Penyakit ini resisten terhadap
semua pengobatan dan kematian dapat terjadi pada tahun-tahun pertama
kehidupan bayi jika tidak dilakukan dialisis.
ANATOMI FISIOLOGI

• Ginjal merupakan salah satu bagian saluran kemih yang terletak


retroperitoneal dengan panjang lebih kurang 11-12 cm, disamping kiri
kanan vertebra. Pada umumnya, ginjal kanan lebih rendah dari ginjal kiri
oleh karena adanya hepar dan lebih dekat ke garis tengah tubuh. Batas
atas ginjal kiri setinggi batas atas vertebra thorakalis XII dan batas bawah
ginjal setinggi batas bawah vertebra lumbalis III.
Parenkim ginjal terdiri atas korteks dan medula. Medula terdiri atas piramid-
piramid yang berjumlah kira-kira 8-18 buah, rata-rata 12 buah. Tiap-tiap piramid
dipisahkan oleh kolumna bertini. Dasar piramid ini ditutup oleh korteks, sedang
puncaknya (papilla marginalis) menonjol ke dalam kaliks minor. Beberapa kaliks
minor bersatu menjadi kaliks mayor yang berjumlah 2 atau 3 ditiap ginjal. Kaliks
mayor/minor ini bersatu menjadi pelvis renalis dan di pelvis renalis inilah keluar
ureter.
Korteks sendiri terdiri atas glomeruli dan tubuli, sedangkan pada medula
hanya terdapat tubuli. Glomeruli dari tubuli ini akan membentuk Nefron. Satu unit
nefron terdiri dari glomerolus, tubulus proksimal, loop of henle, tubulus distal
(kadang-kadang dimasukkan pula duktus koligentes). Tiap ginjal mempunyai lebih
kurang 1,5-2 juta nefron berarti pula lebih kurang 1,5-2 juta glomeruli.
Ginjal berfungsi sebagai salah satu alat ekskresi yang sangat penting melalui
ultrafiltrat yang terbentuk dalam glomerulus. Terbentuknya ultrafiltrat ini sangat
dipengaruhi oleh sirkulasi ginjal yang mendapat darah 20% dari seluruh cardiac
output.
1. FAAL GLOMEROLUS

Fungsi terpenting dari glomerolus adalah membentuk ultrafiltrat


yang dapat masuk ke tubulus akibat tekanan hidrostatik kapiler yang lebih
besar dibanding tekanan hidrostatik intra kapiler dan tekanan koloid
osmotik.Volume ultrafiltrat tiap menit per luas permukaan tubuh disebut
glomerula filtration rate (GFR). GFR normal dewasa : 120 cc/menit/1,73
m2 (luas pemukaan tubuh). GFR normal umur 2-12 tahun : 30-90
cc/menit/luas permukaan tubuh anak.
2. TUBULUS

Fungsi utama dari tubulus adalah melakukan reabsorbsi dan


sekresi dari zat-zat yang ada dalam ultrafiltrat yang terbentuk di
glomerolus.

a. Tubulus Proksimal
Tubulus proksimal merupakan bagian nefron yang paling banyak
melakukan reabsorbsi yaitu ± 60-80 % dari ultrafiltrat yang terbentuk di
glomerolus. Zat-zat yang direabsorbsi adalah protein, asam amino dan
glukosa yang direabsorbsi sempurna. Begitu pula dengan elektrolit (Na, K,
Cl, Bikarbonat), endogenus organic ion (citrat, malat, asam karbonat),
H2O dan urea. Zat-zat yang diekskresi asam dan basa organik.
b. Loop of henle
Loop of henle yang terdiri atas decending thick limb, thin limb dan ascending
thick limb itu berfungsi untuk membuat cairan intratubuler lebih hipotonik.

c. Tubulus distalis
Mengatur keseimbangan asam basa dan keseimbangan elektrolit dengan cara
reabsorbsi Na dan H2O dan ekskresi Na, K, Amonium dan ion hidrogen.

d. Duktus koligentis
• Mereabsorbsi dan menyekresi kalium. Ekskresi aktif kalium dilakukan pada duktus
koligen kortikal dan dikendalikan oleh aldosteron.
ETIOLOGI

Menurut Arif Mansjoer sebab pasti belum diketahui. Sindrom nefrotik umumnya
dibagi menjadi :
1. Sindrom nefrotik bawaan
Diturunkan sebagai resesif autosom atau karena reaksi fetomaternal
2. Sindrom nefrotik sekunder
Disebabkan oleh parasit malaria, penyakit kolagen, glomerulonefritis akut,
glomerulonefrits kronik, trombosis vena renalis, bahan kimia (trimetadion, paradion,
penisilamin, garam emas, raksa), amiloidosis, dan lain-lain.
3. Sindrom nefrotik idiopatik (tidak diketahui penyebabnya)
PATOFISIOLOGI

• Ø Meningkatnya permeabilitas dinding kapiler glomerular akan berakibat pada


hilangnya protein plasma dan kemudian akan terjadi proteinuria. Lanjutan dari
proteinuria menyebabkan hipoalbuminemia. Dengan menurunnya albumin,
tekanan osmotik plasma menurun sehingga cairan intravaskuler berpindah ke
dalam interstitial. Perpindahan cairan tersebut menjadikan volume cairan
intravaskuler berkurang, sehingga menurunkan jumlah aliran darah ke renal
karena hypovolemi.
• Ø Menurunnya aliran darah ke renal, ginjal akan melakukan kompensasi dengan
merangsang produksi renin – angiotensin dan peningkatan sekresi anti diuretik
hormon (ADH) dan sekresi aldosteron yang kemudian terjadi retensi kalium dan
air. Dengan retensi natrium dan air akan menyebabkan edema.
• Ø Terjadi peningkatan kolesterol dan trigliserida serum akibat dari peningkatan
stimulasi produksi lipoprotein karena penurunan plasma albumin dan penurunan
onkotik plasma
• Ø Adanya hiper lipidemia juga akibat dari meningkatnya produksi lipopprtein
dalam hati yang timbul oleh karena kompensasi hilangnya protein, dan lemak akan
banyak dalam urin (lipiduria)
• Ø Menurunya respon imun karena sel imun tertekan, kemungkinan disebabkan
oleh karena hipoalbuminemia, hiperlipidemia, atau defesiensi seng
MANFESTASI KLINIS

• Retensi cairan dan edema yang menambah berat badan,


edema periorbital, edema dependen, pembengkakan
genitelia eksterna, edema fasial, asites dan distensi
abdomen.
• Anorexia
• Penambahan berat badan
• Kulit pucat
• Malese
• Keletihan
KOMPLIKASI

• Hypovolemia
• Hilangnya protein dalam urin
• Dehidrasi
• Infeksi
• Anorexia
• Voleme urine menurun, kadang-kadang berwarna pekat dan
berbusa
PENATALAKSANAAN

1. TUJUAN DIET
Tujuan Diet Sindroma Nefrotik adalah untuk :
• 1. Mengganti kehilangan protein terutama albumin.
• 2. Mengurangi edema dan menjaga keseimbangan cairan
tubuh.
• 3. Memonitor hiperkolesterolemia dan penumpukan
trigiserida.
• 4. Mengontrol hipertensi.
• 5. Mengatasi anoreksia.
2. SYARAT DIET
Syarat-syarat Diet Sindroma Nefrotik adalah :
• 1. Energi cukup untuk mempertahankan keseimbangan
nitroge positif, yaitu 35 kkal/kgBB per hari.
• 2. Protein sedang, yaitu 1,0 g/kg BB, atau 0,8 g/kgBB
ditambah jumlah protein yang dikeluarkan melalui urin.
Utamakan penggunaan protein bernilai biologik tinggi.
• 3. Lemak sedang, yaitu 15 – 20% dari kebutuhan energi
total. Perbandingan lemak jenuh, lemak jenuh tunggal, dan
lemak jenuh ganda adalah 1 : 1 : 1.
• 4. Karbohidrat sebagai sisa kebutuhan energi. Utamakan
penggunaan karbohidrat kompleks.
• 5. Natrium dibatasi, yaitu 1 – 4 g sehari, tergantung berat
ringannya edema.
• 6. Kolesterol dibatasi kurang lebih.
• 7. Cairan disesuaikan dengan banyaknya cairan yang
dikeluarkan melalui urin ditambah 500 ml pengganti cairan
yang dikeluarkan melalui kulit dan pernafasan.
APA ITU GAGAL GINJAL?

• Ginjal merupakan organ penting dari tubuh manusia karena


ginjal mempunyai fungsi regulasi dan ekskresi, serta
mengekskresikan kelebihannya (sisa metabolisme) sebagai
kemih. Ginjal juga mengeluarkan sisa metabolisme (seperti
urea, kreatinin, dan asam urat) dan zat kimia asing. Akibat
suatu hal ginjal dapat mengalami ganguan fisiologis, salah
satunya adalah gagal ginjal.
Gagal ginjal dapat terjadi secara langsung (akut)
atau dalam jangka waktu yang lama (kronis). Gagal
ginjal akut terjadi akibat penurunan fungsi
glomerular dan tubular yang terjadi secara
mendadak, berakibat pada kegagalan ginjal untuk
mengekresikan produk sisa nitrogen dan menjaga
homeostasis cairan dan elektrolit.
GINJAL AKUT

Penyebabnya :
Penurunan Aliran Darah yang dapat merupakan akibat dari, yaitu :
1. Infeksi yang parah ( Serious Injury )
2. Dehidrasi
3. Daya pompa jantung yag menurun ( Kegagalan Jantung )
4. Tekanan darah yang sangat rendah ( Shock )
5. Kegalalan Hati ( Sindroma Hepatorenalis )

Faktor lainnya juga dapat disebabkan oleh adanya zat- zat uang menyebabkan
kerusakan atau trauma pada ginjal, seperti KRISTAL, PROTEIN atau Bahan
Lainnya dalam ginjal.
Berdasarkan penyebabnya ginjal akut dibagi menjaadi 3, yaitu :
 Perenal
Akibat turunnya aliran darah yang mendadak ke ginjal seperti gagal
jantung, shock atau kehilangan darah akibat lesi atau trauma.
 Intrarenal
Dapat menyebabkan gagal ginjal akut antara lain infeksi, racun, obat atau
trauma langsung yang dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan ginjal.
 Postrenal
Dapat menyebabkan gagal ginjal akut adalah berbagai faktor yang dapat
mencegah pengeluaran urin (retensi urin) akibat dari obstruksi (sumbatan) pada
saluran kencing.
GAGAL GINJAL KRONIS

Kerusakan ginjal yang terjadi selama lebih dari 3


bulan, berdasarkan kelainan patologis atau petanda
kerusakan ginjal seperti proteinuria. Jika tidak ada
tanda kerusakan ginjal, diagnosis penyakit ginjal
kronik ditegakkan jika nilai laju filtrasi glomerulus
kurang dari 60 ml/menit/1,73 m2
BATASAN GINJAL KRONIK

1. Kerusakan ginjal > 3 bulan, yaitu kelainan struktur atau fungsi ginjal,
dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus berdasarkan :
• Kelainan patologik
• Petanda kerusakan ginjal seperti proteinuria, atau kelainan pada
pemeriksaan pencitraan
2. Laju filtrasi glomerulus kurang lebih 3 bulan, dengan atau tanpa
kerusakan ginjal.
Penyebabnya :
1. Diabtetes Milletus
2. Hipertensi

Faktor lain yang menyebabkan gagal ginjal kronis adalah


adanya inflamasi (radang), immunological (autoimmun) atau
penyakit keturunan yang berhubungan dengan ginjal.
MALNUTRISI

• Prevalensi pasien yang mengalami gagal ginjal dengan malnutrisi menunjukan prevlensi
sebesar 40% terutama PROTEIN – ENERGI – manlnutrisi.
• Penyebabnya adalah : Intake Makanan yang kurang dan masa otot merupakan salah satu
penyebab secara independent terhadap kematian 12 bulan lebih ini. Intake Makanan dan
malnutrisi sering terjadi pada pasien yang memiliki komplikasi GASTROINTERAL (
saluran cerna ).
• Faktor lainnya juga bisa disebabkan oleh Pengaturan Diet yang terlalu ketat pada pasien
gagal ginjal. Diet ginjal yang membatasi aspan Protein, Garam, Kalium, Phosphor, dan air,
semakin memnyebabkan malnutrisi daan rendahnya intake makanan.
DIALISIS PADA GAGAL GINJAL

Anda mungkin juga menyukai