Anda di halaman 1dari 49

Peran Surveilans Gizi

Dalam Kegiatan Pembinaan Gizi

website:
http://www.gizi.depkes.go.id/

Sistem Informasi Gizi (Sigizi):


http://www.gizi.depkes.go.id/sigizi/

email: SMS:
@BinaGizi Bina Gizi subditbkg@yahoo.com 08118893335
UU 36/2009 tentang Kesehatan Pasal 141:
Upaya perbaikan gizi masyarakat ditujukan untuk
peningkatan mutu gizi perseorangan dan masyarakat.
perbaikan pola konsumsi makanan yang sesuai
dengan gizi seimbang;
perbaikan perilaku sadar gizi, aktivitas fisik, dan
kesehatan;
peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi yang
sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi; dan
peningkatan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi
(SKPG)
PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan
Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota
Salah satu kewajiban Pemerintah
Daerah Provinsi dan Kabupaten dan Kota
adalah melaksanakan surveilans.
Pemerintah Daerah (Dinas Kesehatan
kabupaten/Kota dan Puskesmas) selaku
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
dan Unit Pelaksana Teknis Daerah
(UPTD) wajib menyelenggarakan
surveilans gizi.
PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan
Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota
Sub Bidang Sub Sub Pemerintah Pemda Propinsi Pemda Kab/Kota
Bidang
Upaya Perbaikan Pengelolaan Penyelenggaraan Penyelenggaraan
Kesehatan Gizi survailans survailans gizi survailans gizi
Masyarakat kewaspadaan buruk skala buruk skala
pangan dan gizi provinsi kabupaten/ kota
buruk skala
nasional
Pengelolaan Pemantauan Penyelenggaraan
penanggulangan penanggulangan penanggulangan
gizi buruk skala gizi buruk skala gizi buruk skala
nasional provinsi kabupaten/kota.

Perbaikan gizi
keluarga dan
masyarakat
SKPG adalah ALAT penyedia informasi melalui serangkaian
proses untuk mengantisipasi kejadian kerawanan pangan
dan gizi, melalui pengumpulan data indikator, pemrosesan,
penyimpanan, analisis, dan penyebaran informasi situasi
pangan dan gizi.

Sumber Data
1. Laporan rutin dari program gizi dan lintas sektor
2. Hasil-hasil survei nasional: Riskesdas, Rifaskes, SDT,
Susenas, SDKI dan lain-lain
3. Survei-survei khusus yang dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan informasi (PSG, PKG, TBABS, dsb)
Menyediakan informasi pangan dan gizi UNTUK pengambilan
tindakan segera, perencanaan jangka pendek, menengah dan
panjang, serta untuk perumusan kebijakan dalam rangka
KETAHANAN GIZI masyarakat

SURVEILANS GIZI KETAHANAN GIZI


Surveilans Gizi, secara umum sama dengan SKPG.
Nutrition Surveillance atau secara
luas disebut Food and Nutrition Surveillance yang kita kenal
sebagai SKPG.
K egiatan pengamatan secara teratur dan terus-menerus terhadap status
gizi masyarakat sebagai dasar untuk membuat keputusan dalam upaya
meningkatkan status gizi masyarakat .

Ketahanan gizi adalah adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan gizi yang


cukup baik jumlah dan mutunya, aman, beragam, serta tidak bertentangan
dengan agama, keyakinan, budaya masyarakat untuk dapat hidup sehat
aktif dan produktif secara berkelanjutan
Surveilans Gizi
(Penyediaan Informasi)
- Penyajian informasi
- Diseminasi
- Advokasi - Pengumpulan data
- Analisis data (pemetaan,
peramalan & pengamatan)

- Perumusan kebijakan dan Strategi


- Pengambilan keputusan
-Kerja sama pemangku kepentingan

Tindakan (kegiatan) intervensi:


- Darurat
- Jangka pendek
Ketahanan Gizi - Jangka panjang
(Pemanfaatan Informasi)
Kegiatan Tindakan (Intervensi)
Sistem Kewaspadaan Gizi Proses Bila ada Indikasi

Peramalan Lakukan pengamatan


(Contoh: Indikator konsumsi Rumah Tangga
Pertanian) Rekomendasikan
untuk pencegahan

Pemantauan Lakukan invesitigasi


(Contoh: Indikator untuk konfirmasi
Pertumbuhan Informasikan untuk
Balita (SKDN) penanggulangan

Pemantauan Lakukan invesitigasi


Contoh: Indikator Sosial untuk konfirmasi
Ekonomi (dari laporan) Informasikan untuk
penanggulangan

Pengamatan Lakukan invesitigasi


(Contoh: Indikator Lokal, untuk konfirmasi
Kasus Balita Gizi Buruk) Informasikan untuk
penanggulangan
Kegiatan Kewaspadaan Gizi (1)

1. Penyediaan Data/Informasi.
a. Pengumpulan data gizi dan faktor terkait
secara terus menerus dan teratur, termasuk
pelacakan balita gizi buruk
b.Melakukan analisis data tentang keadaan gizi
masyarakat (pemetaan), kecenderungannya
(trend), penyebab, dan faktor-faktor yang
terkait
c. Diseminasi data melalui advokasi kepada para
pengambil keputusan, melalui penyebaran
informasi, pelaporan atau melalui publikasi
Kegiatan Kewaspadaan Gizi (2)
2. Pemanfaatan Informasi

Perumusan kebijakan, strategi dan pokok-


pokok kegiatan
Pengambilan keputusan tindakan intervensi
baik darurat, jangka pendek dan menengah
dan panjang.
Koordinasi dengan Pemangku Kepentingan
Monitoring dan Evaluasi
1. SKPG adalah ALAT penyedia informasi bukan
program
2. Dilakukan secara rutin dan teratur berkala (bulanan,
tengah tahunan, tahunan atau 5 tahunan)
3. Hasil SKPG didiseminasikan melalui publikasi,
sosialisasi, dan advokasi
4. Hasil SKPG direspon oleh Stakeholder untuk tujuan:
a. Kewaspadaan dini
b. Prediksi keadaan gizi masyarakat dan masalah
terkait
c. Melakukan tindakan segera
d. Perencanaan program perbaikan gizi
e. Perumusan atau modifikasi kebijakan, dan
f. Evaluasi program
Sesuai dengan pengertian SKPG, maka komponen
kegiatan SKPG terdiri atas:

1. Pengumpulan data indikator dari berbagai sumber


data atau melalui survei khusus yang dilakukan
secara rutin, teratur dan berkala
2.Pengolahan dan analisis data indikator
3.Interpretasi hasil olah dan penyajian informasi
rekomendasi tindakan
4.Diseminasi informasi secara berkala atau segera
bila dianggap penting kepada Stakeholder atau
pihak-pihak yang terkait
5.Respon atau tindakan terhadap informasi yang
dihasilkan
1. Masalah gizi di Indonesia masih tinggi dan diperlukan
peningkatan upaya perbaikan gizi masyarakat secara
terus menerus
2. Pemenuhan kebutuhan informasi perkembangan Status
Gizi dan kinerja kegiatan pembinaan gizi masyarakat dari
tahun ke tahun berbasis komunitas secara nasional
maupun regional
3. Informasi dari hasil surveilans diperlukan untuk: evaluasi
kinerja program pembinaan gizi masyarakat, perumusan
atau modifikasi kebijakan, dan perencanaan tahunan
program perbaikan gizi masyarakat
4. Survei-survei besar (nasional) yang ada hanya memberikan
informasi gizi dalam selang sekitar 3-5 tahun sekali
(Riskesdas, Rifaskes, SDT, SDKI, Susenas, dsb)
1. Memenuhi kebutuhan daerah akan data dan
informasi berbasis bukti dan spesifik wilayah

2. Pengambilan tindakan intervensi sebagai respon


terhadap informasi yang dihasilkan, baik tindakan
segera (quick response) maupun tindakan rutin.

3. Tersedianya data dan informasi yang dibutuhkan


secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan
untuk perencanaan, penentuan kebijakan dan
evaluasi.

14
1. Quality Assurance (Penjaminan mutu data
a. Perencanaan survei: sampling, penyiapan
instrumen (kuesioner), pedoman, peralatan,
software
b. Pelatihan tenaga pengumpul data dan tenaga
manajemen data

2. Quality Control (Pengawasan kualitas data)


a. Supervisi atau pendampingan saat proses
pengumpulan data
b. Editing dan Cleaning data
SASARAN DAN INDIKATOR
PEMBINAAN GIZI MASYARAKAT

Pengumpulan, pengolahan dan


penyajian indikator kinerja yang
cepat, akurat dan berkelanjutan
(Surveilans Gizi)
Kegiatan Surveilans Gizi
(Pengumpulan Data)
Data Sumber Data Instrumen Pengumpul Data Waktu
Gizi Buruk RS Form KLB-Gizi di RS Tenaga Setiap bulan
Puskesmas Form laporan bulanan Pelaksana Gizi dan setiap
Masyarakat kasus gizi buruk (TPG) RS ada kasus
TPG Puskesmas
D/S Laporan Puskesmas LB3 atau FIII Gizi TPG Puskesmas Setiap bulan
ASI Laporan Puskesmas Form ASI Eksklusif TPG Puskesmas Februari dan
Eksklusif Agustus
Garam Laporan Puskesmas Form Pemantauan Garam Guru Sekolah Dasar Minimal 1
Beriodium beriodium dan TPG Puskesmas kali dalam
setahun
Distribusi Laporan Puskesmas LB3 atau FIII Gizi TPG Puskesmas Februari dan
Kapsul Agustus
Vitamin A
Balita
Distribusi Laporan Puskesmas LB3 atau FIII Gizi Bidan Koordinator Setiap bulan
Tablet dan TPG Puskesmas
Tambah
Darah
(TTD)
Alur Pelaporan dan Umpan Balik serta Koordinasi
Lampiran Template Bulanan

: Diisi nama provinsi


Provinsi
: Diisi nama kabupaten/kota
Kabupaten
: Diisi tahun yang dikehendaki
Tahun
Bulan : Diisi setiap bulan

ID VARIABEL PENJELASAN PENGISIAN


62 Jumlah ibu hamil mendapatkan 90 tablet Fe3 pada BULAN INI Diisi setiap bulan dengan data riil maupun proyeksi
64 Ibu nifas yang mendapat kapsul vitamin A Diisi setiap bulan dengan data riil maupun proyeksi
67 Jumlah bayi 0-5 bulan yang ada di wilayah kerja pada BULAN INI Diisi setiap bulan dengan data Riil atau proyeksi
68 Jumlah bayi 6-11 bulan yang ada di wilayah kerja pada BULAN INI Diisi setiap bulan dengan data Riil atau proyeksi
69 Jumlah anak 12-23 bulan yang ada di wilayah kerja pada BULAN INI Diisi setiap bulan dengan data Riil atau proyeksi
70 Jumlah anak 24-59 bulan yang ada di wilayah kerja pada BULAN INI Diisi setiap bulan dengan data Riil atau proyeksi
87 Jumlah anak 0-23 bulan yang ada di wilayah kerja Perhitungan otomatis ID (67+68+69)
92 Jumlah anak 12-59 bulan yang ada di wilayah kerja pada BULAN INI Perhitungan otomatis ID (69+70)
93 Jumlah anak 6-59 bulan yang ada di wilayah kerja pada BULAN INI Perhitungan otomatis ID (68+69+70)
71 Jumlah anak 0-59 bulan yang ada di wilayah kerja pada BULAN INI Perhitungan otomatis ID (67+68+69+70)
33 Jumlah posyandu yang ada Diisi jumlah posyandu yang ada
91 Jumlah posyandu yang melapor pada BULAN INI Diisi setiap bulan dengan jumlah posyandu melapor
103 Jumlah (S) anak 0-23 bulan dari posyandu yang melapor pada BULAN INI Diisi setiap bulan jumlah anak 0-23 bulan dengan data riil atau proyeksi
104 Jumlah anak (S) 24-59 bulan dari posyandu yang melapor pada BULAN INI Diisi setiap bulan jumlah anak 24-59 bulan dengan data riil atau proyeksi
105 Jumlah (S) anak 0-59 bulan dari posyandu yang melapor pada BULAN INI Perhitungan otomatis ID (103+105)
72 Jumlah (K) anak 0-23 bulan memiliki KMS dari posyandu yang melapor pada BULAN INI Diisi jumlah anak 0-23 bln yang memiliki Kartu KMS dengan data riil atau proyeksi
106 Jumlah anak (K) 24-59 bulan memiliki KMS dari posyandu yang melapor pada BULAN INI Diisi jumlah anak 24-59 bln yang memiliki Kartu KMS dengan data riil atau proyeksi
107 Jumlah (K) anak 0-59 bulan memiliki KMS dari posyandu yang melapor Perhitungan otomatis ID (72+106)
73 Jumlah (D) anak 0-23 bulan ditimbang pada BULAN INI Diisi jumlah anak 0-23 bln yang datang dan ditimbang
108 Jumlah (D) anak 24-59 bulan ditimbang pada BULAN INI Diisi jumlah anak 24-59 bln yang datang dan dtimbang
109 Jumlah (D) anak 0-59 bulan ditimbang pada BULAN INI Perhitungan otomatis ID (73+108)
74 jumlah (O) anak 0-59 bulan yang ditimbang bulan ini TETAPI bulan lalu tidak datang Diisi jumlah anak 0-59 bln yang datang ditimbang tetapi bulan lalu tidak datang
75 Jumlah (B) anak 0-59 bulan yang baru ditimbang pada bulan ini Diisi jumlah anak 0-59 bln yang baru ditimbang
76 Jumlah (D') anak 0-59 bulan yang ditimbang BULAN LALU dan hadir pada BULAN INI Perhitungan otomatis ID 109-(74+75)
77 Jumlah (N) anak 0-59 bulan yang naik berat badannya pada BULAN INI Diisi jumlah anak 0-59 bln yang naik berat badannya
78 Jumlah (T) anak 0-59 bulan yang tidak naik berat badannya pada BULAN INI Diisi jumlah anak 0-59 bln yang tidak naik berat badannya
79 Jumlah (2T) anak 0-59 bulan yang dua kali tidak naik berat badannya pada BULAN INI Diisi jumlah anak 0-59 bln yang DUA KALI tidak naik berat badannya
80 Jumlah (BGM) anak 0-59 bulan yang berada di bawah garis merah pada BULAN INI Diisi jumlah anak 0-59 bln yang berada dibawah garis merah
89 Kasus gizi buruk baru pada BULAN INI Diisi jumlah kasus gizi buruk baru yang ditemukan pada bulan ini
101 Kasus gizi buruk baru yang dirawat pada BULAN INI Perhitungan otomatis jumlah kasus gizi buruk baru yang dirawat = ID 89
158 Kasus gizi buruk LAMA yang meninggal pada BULAN INI Diisi jumlah gizi buruk yang ditemukan bulan lalu meninggal bulan ini
159 Kasus gizi buruk BARU yang meninggal pada BULAN INI Diisi jumlah gizi buruk yang ditemukan bulan ini dan meninggal bulan ini
115 Kasus gizi buruk yang meninggal pada BULAN INI Perhitungan otomatis Penjumlahan ID (158+159)
160 Kasus gizi buruk LAMA yang masih dirawat sampai pada BULAN INI Diisi jumlah kasus gizi buruk yang ditemukan bulan lalu dan masih dirawat sampai bulan ini
161 Kasus gizi buruk BARU yang masih dirawat pada BULAN INI Diisi jumlah kasus gizi buruk yang ditemukan bulan ini dan masih dirawat sampai bulan ini
140 Kasus gizi buruk yang masih dirawat pada BULAN INI Perhitungan otomatis Penjumlahan ID (160+161)
143 Jumlah bayi kasus gizi kurang (KURUS: -3 BB/PB sampai < -2 BB/PB) umur 0-5 bulan pada BULAN INI Diisi jumlah anak kurus umur 0-5 bln di wilayah kerja posyandu
42 Jumlah bayi kasus gizi kurang (KURUS: -3 BB/PB sampai < -2 BB/PB) umur 6-11 bulan pada BULAN INI Diisi jumlah anak kurus umur 6-11 bln di wilayah kerja posyandu
43 Jumlah anak kasus gizi kurang (KURUS: -3 BB/PB sampai < -2 BB/PB)) umur 12-23 bulan pada BULAN INI Diisi jumlah anak kurus umur 12-23 bln di wilayah kerja posyandu
44 Jumlah anak kasus gizi kurang (KURUS: -3 BB/PB sampai < -2 BB/PB) umur 6-23 bulan pada BULAN INI Perhitungan otomatis Penjumlahan ID (143+42+43)
144 Jumlah anak kasus gizi kurang (KURUS: -3 BB/TB sampai < -2 BB/TB) umur 24-59 bulan pada BULAN INI Diisi jumlah anak kurus umur 24-59 bln di wilayah kerja posyandu
145 Jumlah anak kasus gizi kurang (KURUS: -3 BB/PB atau BB/TB sampai < -2 BB/PB atau BB/TB) umur 6-59 bulan pada BULAN INI Perhitungan otomatis ID (42+43+144)
146 Jumlah anak kasus gizi kurang (KURUS: -3 BB/PB atau BB/TB sampai < -2 BB/PB atau BB/TB) umur 0-59 bulan pada BULAN INI Perhitungan otomatis ID (143+145)
52 Jumlah bayi kasus gizi kurang (KURUS: -3 BB/PB sampai < -2 BB/PB) umur 6-11 bulan mendapat PMT pada BULAN INI Diisi jumlah anak kurus umur 6-11 bln di wilayah kerja posyandu yang mendapatkan PMT
53 Jumlah anak kasus gizi kurang (KURUS: -3 BB/PB sampai < -2 BB/PB) 12-23 bulan mendapat PMT pada BULAN INI Diisi jumlah anak kurus umur 12-23 bln di wilayah kerja posyandu yang mendapatkan PMT
141 Jumlah balita kasus gizi kurang (KURUS: -3 BB/PB sampai < -2 BB/PB) umur 6-23 bulan mendapat PMT pada BULAN INI Perhitungan otomatis ID (52+53)
142 Jumlah anak kasus gizi kurang (KURUS: -3 BB/TB sampai < -2 BB/TB) umur 24-59 bulan mendapat PMT pada BULAN INI Diisi jumlah anak kurus umur 24-59 bln di wilayah kerja yang mendapatkan PMT
54 Jumlah balita kasus gizi kurang (KURUS: -3 BB/PB atau BB/TB sampai < -2 BB/PB atau BB/TB) umur 6-59 bln mendapat PMT pada BULAN INI Perhitungan otomatis = ID (141+142) atau (52+53+142)
163 Jumlah Ibu Hamil risiko Kurang Energi Kronis (KEK) dengan Lingkar Lengan Atas (LiLA) < 23,5 cm pada BULAN INI Diisi jumlah bumil Risiko KEK dgn LiLA <23.5 cm
164 Jumlah Ibu Hamil risiko Kurang Energi Kronis (KEK) dengan Lingkar Lengan Atas (LiLA) < 23,5 cm yang mendapat PMT pada BULAN INI Diisi jumlah bumil Risiko KEK dgn LiLA <23.5 cm yang mendapat PMT
166 Jumlah anak Balita 6-23 bulan yang mendapat taburia Diisi jumlah anak balita umur 6-23 bln yang mendapat taburia
Contoh Template Lap Bulanan
Contoh Template Lap Semester
Contoh Template Lap.Tahunan
Contoh Output SIGIZI
GRAFIK KECENDERUNGAN
CAKUPAN KUNJUNGAN BALITA KE POSYANDU (D/S)
DAN KASUS BALITA GIZI BURUK MENDAPAT PERAWATAN
DI INDONESIA TAHUN 2005 2013

Balita Gibur dirawat


% D/S
GRAFIK KECENDERUNGAN CAKUPAN IBU HAMIL
MENDAPAT 90 TABLET TAMBAH DARAH
DI INDONESIA TAHUN 2005-2013
Grafik Kecenderungan Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A

Pada Balita (6-59 Bulan) Di Indonesia


Tahun 2005 2013
GRAFIK KECENDERUNGAN PERSENTASE BAYI 0-6 BULAN
YANG MENDAPAT ASI EKSKLUSIF DI INDONESIA 2004-2012

Sumber : Susenas 2004 2012.


GRAFIK KECENDERUNGAN KONSUMSI GARAM BERIODIUM
DI INDONESIA TAHUN 2000 2013

Sumber : Susenas 2000-2005


Riskesdas 2007 dan 2013
Persentase Capaian D/S Menurut Provinsi
Tahun 2013
Target 2013 : 80%

Sumber: Laporan Provinsi 2013


Jumlah Kasus Gizi Buruk Menurut Provinsi
di Indonesia Tahun2013 (N= 40.755)

Sumber: Laporan Provinsi 2013


Persentase Capaian Vit A Menurut Provinsi
Tahun 2013
Target 2013 : 83%

Sumber: Laporan Provinsi 2013


Persentase Cakupan ASI Eksklusif Menurut
Provinsi Tahun 2013
Target 2013 : 75%

Sumber: Laporan Provinsi 2013


Persentase Cakupan TTD Menurut Provinsi
Tahun 2013

Target 2013 : 93%

Sumber: Laporan Provinsi 2013


Cakupan RT Mengonsumsi Garam Beriodium Menurut Provinsi
Tahun 2013

Target 2013 : 85%

Sumber: Laporan Provinsi 2013


Jumlah Puskesmas
Melaporkan Kasus Gizi Buruk Dengan SIGIZI
Provinsi Kalbar (Jan-Jun 2014)
Jumlah Puskesmas
Melaporkan D/S Dengan SIGIZI
Provinsi Kalbar (Jan-Jun 2014)
Jumlah Puskesmas
Melaporkan TTD Dengan SIGIZI
Provinsi Kalbar (Jan-Jun 2014)
Jumlah Puskesmas
Melaporkan Vitamin A Dengan SIGIZI
Provinsi Kalbar (Jan-Jun 2014)
Jumlah Puskesmas
Melaporkan Garam Beriodium Dengan SIGIZI
Provinsi Kalbar (Jan-Jun 2014)
Jumlah Puskesmas
Melaporkan ASI Eksklusif Dengan SIGIZI
Provinsi Kalbar (Jan-Jun 2014)
Persen D/S Prov. Kalbar
(B06 2014)
Jumlah Kasus Gizi Buruk Dirawat
Prov. Kalbar(B06 2014) --- n=98
Burung Irian,
Burung Cendrawasih
Cukup Sekian,
Terima Kasih 49

Anda mungkin juga menyukai