0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
22 tayangan2 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Ekonomi Indonesia tumbuh 3,51% didukung ekspor, meski tersendat pandemi tetapi tetap tumbuh positif
2. Petani kedelai Amerika Serikat berfokus pada pertanian berkelanjutan dengan mengurangi dampak lingkungan tanpa mengurangi hasil
3. Penggunaan benih kedelai tahan herbisida memungkinkan praktik tanpa membajak tanah sehingga mengurangi erosi tanah dan emisi gas
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Ekonomi Indonesia tumbuh 3,51% didukung ekspor, meski tersendat pandemi tetapi tetap tumbuh positif
2. Petani kedelai Amerika Serikat berfokus pada pertanian berkelanjutan dengan mengurangi dampak lingkungan tanpa mengurangi hasil
3. Penggunaan benih kedelai tahan herbisida memungkinkan praktik tanpa membajak tanah sehingga mengurangi erosi tanah dan emisi gas
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Ekonomi Indonesia tumbuh 3,51% didukung ekspor, meski tersendat pandemi tetapi tetap tumbuh positif
2. Petani kedelai Amerika Serikat berfokus pada pertanian berkelanjutan dengan mengurangi dampak lingkungan tanpa mengurangi hasil
3. Penggunaan benih kedelai tahan herbisida memungkinkan praktik tanpa membajak tanah sehingga mengurangi erosi tanah dan emisi gas
Ibnu Edy Wiyono, S.E, M.SE Indonesia Country Director U.S. Soybean Export Council
Ekonomi Indonesia Tumbuh sebesar 3,51%, perkembangan tersebut
terutama di topang oleh kinerja ekspor sejalan dengan tetap kuatnya permintaan mitra dagang utama. Meski tersendat perekonomian Indonesia mencatat pertumbuhan positif selama dua triwulan terakhir di tahun 2021. Indikator ekonomi jangka panjang menunjukan trend yang positif, prevalensi anemia meningkat tajam.
Sekilas Pertanian Kedelai Di Amerika Serikat
IIinois dan lowa merupakan negrara bagian yang menghasilkan
kedelai terbesar di AS. Lahan tanap kedelai sekitas 36 jt hektar dengan total 300,000 petani kedelai, yang artinya satu orang petani memiliki lahan rata- rata sebesar 120 hektar.
Kerangka Kerja Untuk Pertanian Berkelanjutan ( a framework for
sustainable farming )
Petani kedelai A.S bertujuan mengurangi dampak penggunaan
tanah ( hectare per gantang ) sebesar 10% Mengurangi erosi tanah ( ton per gantang ) sebanyak 25% Meningkatkan efesiensi penggunaan energi sebesar 10% (BTU per gantang) Mengurangi total emisi gas rumah kaca sebesar 10% Mengapa tanah perlu dibjak sebelum menanam kedelai ? Dikarenakan gulma merupakan musuh utama petani karena dapat menghambat laju pertumbuhan tanaman kedelai akibat berebut unsur hara tanah, dengan adanya membajak tanah sebelum penanaman keelai akan membantu mencabut semua gulma di lading dan memberikan ruang yang lebih besar untuk benih kedelai dapat berkecambah.
Dampak lingkungan akibat membajak tanah, yaitu :
1. Akan menyebabkan erosi tanah dan limpasan air
2. Memungkinkan gas rumah kaca keluar akibat terlepasnya nitrous oxide 3. Menggunakan lebih banyak bahan bakar karena membajak tanah dilakukan dengan traktor 4. Tanah yang rusak pada gilirannya membutuhkan lebih banyak pupuk dan residu pupuk kimia akan mengalir ke sungai dan saluran air
Praktek tidak membajak tanah & kedelai PRG toleran herbisida
Dengan menggunakan benih kedelai PRG toleran terhadap
herbisida, petani kedelai di Amerika tidak perlu membajak tanah namun tetap dapat mengendalikan pertumbuhan gulma dengan penggunaan herbisida (glyphosate) secara tepat dosis. Pengunaan kedelai PRG toleran terhadap herbisida telah membantu petani Amerika mengamankan tanaman kedelainya tanpa menimbulkan dampak lingkungan yang besar serta timbul dari praktek membajak lading.
Praktek berkelanjutan diterapkan sistem transportasi kedelai :
Transportasi kedelai dari lading kekonsumen domestic dan
pelabuhan ekspor menggunakan modal transportasu dengan load faktor tinggi yaitu tongkang dan gerbong kereta cargo. Untuk sistem logistic yang focus memindahkan komoditas bukan memindahkan truck.