Anda di halaman 1dari 29

SKENARIO 3

1. M.M STATUS GIZI PADA IBU HAMIL


• Status gizi ibu hamil adalah suatu keadaan
keseimbangan dalam tubuh ibu hamil sebagai akibat
pemasukan konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat
gizi yang digunakan oleh tubuh untuk kelangsungan
hidup dalam mempertahankan fungsi-fungsi organ
tubuh (Supariasa, 2001).
PENGUKURAN STATUS GIZI IBU HAMIL

• Penilaian secara klinis


• Penilaian secara biokimia
• Penilaian secara biofisik
• Penilaian secara antropometri
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
STATUS GIZI IBU HAMIL
• Pengetahuan
• Pendidikan
• Pekerjaan
• Umur
2. M.M KEK PADA IBU HAMIL

• Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah salah satu keadaan


malnutrisi. Ibu KEK menderita kekurangan makanan yang
berlangsung menahun (kronik) yang mengakibatkan timbulnya
gangguan kesehatan pada ibu secara relatif atau absolut satu atau
lebih zat gizi (Sipahutar, dkk., 2013).
TANDA DAN GEJALA KEK

• Kekurangan Energi Kronis (KEK) memberikan tanda dan


gejala yang dapat dilihat dan diukur. Tanda dan gejala KEK
yaitu Lingkar Lengan Atas (LILA) kurang dari 23,5 cm
(Supariasa, 2013).
PENGUKURAN ANTROPOMETRI
LINGKAR LENGAN ATAS
• Pengertian LILA Lingkar Lengan Atas (LILA) adalah pengukuran
antropometri yang dapat menggambarkan keadaan status gizi ibu hamil dan
untuk mengetahui risiko KEK atau gizi kurang. Kategori KEK adalah LILA
kurang dari 23,5 cm atau dibagian merah pita LILA (Supariasa, 2013).
TUJUAN PENGUKURAN LILA
• 1) Mengetahui risiko KEK Wanita Usia Subur (WUS), baik ibu hamil maupun calon ibu, untuk
menapis wanita yang mempunyai risiko melahirkan bayi berat lahir rendah.
• 2) Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan dalam pencegahan
dan penanggulangan KEK.
• 3) Mengembangkan gagasan baru dikalangan masyarakat dengan tujuan meningkatakan
kesejahteraan ibu dan anak.
• 4) Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang menderita KEK5)
Meningkatkan peran dalam upaya perbaikan gizi WUS yang menderita KEK (Supariasa, 2013).
AMBANG BATAS UKURAN LILA

• Ambang batas atau cut off point ukuran LILA WUS dengan risiko KEK
diIndonesia adalah 23,5 cm. Apabila ukuran LILA kurang dari 23,5 cm
atau dibagian merah pita LILA, artinya wanita tersebut mempunyai risiko
KEK (Supariasa, 2013).
PENGUKURAN LILA

• Terdapat 7 urutan pengukuran LILA yaitu:


• 1) Tetapkan posisi bahu dan siku, yang diukur adalah pertengahan lengan atas sebelah kiri dan
lengan dalam keadaan tidak tertutup kain/pakaian.
• 2) Letakkan pita antara bahu dan siku.
• 3) Tentukan titik tengah lengan, beri tanda.
• 4) Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan.
• 5) Pita jangan terlalu kekat atau longgar.
• 6) Cara pembacaan sesuai dengan skala yang benar.
• 7) Catat hasil pengukuran LILA (Supariasa, 2013).
PENGARUH KEK PADA KEHAMILAN

• Terhadap ibu dapat menyebabkan risiko dan komplikasi antara lain : anemia, perdarahan, berat
badan tidak bertambah secara normal dan terkena penyakit infeksi.
• Terhadap persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum
waktunya (prematur), perdarahan.
• Terhadap janin dapat mengakibatkan keguguran/abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal,
cacat bawaan, anemia pada bayi, bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) (Waryana,
2016).
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEK

• Umur ibu
• Pendidikan
• Status ekonomi
• Status anemia
LANGKAH PENANGANAN KEK

• Menganjurkan kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang


berpedoman umum gizi seimbang.
• Hidup sehat.
• Tunda kehamilan.
• Memberikan penyuluhan mengenai gizi seimbang yang diperlukan
oleh ibuhamil (Supariasa, 2013).
3. M.M IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA ANAK DAN
IBU HAMIL
IMUNISASI PADA IBU HAMIL

Imunisasi TT adalah antigen yang sangat aman untuk wanita hamil, tidak berbahaya bagi janin
apabila ibu hamil mendapatkan imunisasi TT (Saifuddin dkk, 2001).
Tujuan imunisasi TT
a. Memberikan kekebalan pasif kepada ibu hamil terhadap tetanus, karena vaksinasi selama
hamil juga ikut membantu bayinya menghindari tetanus selama beberapa minggu setelah
lahir.
b. Mencegah terjadinya penyakit tetanus pada ibu saat hamil, bersalin dan nifas
c. Melindungi bayi baru lahir dari tetanus neonatorum misalnya akibat infeksi tali pusat pada
proses persalinan
WAKTU, JUMLAH DAN DOSIS
PEMBERIAN IMUNISASI TT
Seorang perempuan yang tidak pernah mendapatkan imunisasi TT, pada saat
hamil harus mendapatkan paling sedikitnya 2 kali injeksi TT, dengan selang
waktu 4 minggu dari TT pertama. Apabila ibu pernah mendapatkan sebelumnya
imunisasi TT, satu kali boster masih diperlukan selama kehamilan. Berikan 16
satu suntikan pada kunjungan antenatal pertama, paling lambat 2 minggu
sebelum persalinan (Mandriwati, 2012). Imunisasi TT diberikan dengan dosis 0,5
cc untuk satu kali penyuntikan. Cara pemberian dengan suntikan intramuscular
atau subkutan dalam pada muskulus deltoideus
EFEK SAMPING TT
Efek samping pemberian imunisasi TT jarang terjadi dan bersifat
ringan. Biasanya berupa gejala ringan seperti nyeri, kemerahan dan
pembengkakan pada tempat suntikan. Efek samping tersebut
berlangsung 1-2 hari, ini akan sembuh sendiri dan tidak perlukan
tindakan/pengobatan Adapun gejala seperti lemas dan kemerahan
pada lokasi suntikan yang bersifat sementara dan kadang-kadang
timbul gejala demam. Untuk mengantisipasi reaksi vaksin setelah
imunisasi TT, ibu jangan segera dipulangkan. menunggu 10-20 menit
setelah di imunisasi (Kurniasih, 2006).
TEMPAT PELAYANAN IMUNISASI TT
Imunisasi TT dapat diperoleh di bidan praktek Mandiri (BPM),
puskesmas, puskesmas pembantu, posyandu, dokter praktik, rumah
sakit, rumah bersalin, . Pelayanan statis, vaksin TT yang telah dibuka
hanya boleh digunakan selama 4 minggu dengan ketentuan vaksin
belum kadaluarsa, vaksin disimpan dalam suhu + 200C, tidak pernah
terendam air dan sterilitas terjaga. Imunisasi TT yang diberikan di
tempat pelayanan milik pemerintah diberikan dengan gratis.
M.M RISKEDAS

Badan Litbangkes setiap lima tahun sekali melakukan pengumpulan data berbasis komunitas di
seluruh Indonesia, dengan tujuan menilai capaian hasil pembangunan kesehatan dalam kurun
waktu lima tahun terakhir. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) merupakan penelitian bidang
kesehatan berbasis komunitas yang indikatornya dapat menggambarkan tingkat nasional sampai
dengan tingkat kabupaten/kota. Pelaksanaan lima tahun sekali dianggap interval yang tepat untuk
menilai perkembangan status kesehatan masyarakat, faktor risiko, dan perkembangan upaya
pembangunan kesehatan.
TUJUAN RISKESDAS
Tujuan Umum:
Menyediakan informasi derajat kesehatan yang telah dicapai selama kurun waktu 5 tahun terakhir
dan informasi besaran masalah faktor risiko terkait derajat kesehatan yang diukur, sebagai bahan
pertimbangan dalam merumuskan kebijakan pembangunan kesehatan di Indonesia.
Tujuan Khusus:
1. Menyediakan informasi terkait indikator morbiditas, disabilitas, dan status gizi yang dicapai
dari hasil pelaksanaan program selama kurun waktu 5 tahun terakhir pada tingkat nasional,
provinsi, dan kabupaten/ kota.
2. Menyediakan informasi besaran masalah berdasarkan faktor risiko dari indikator morbiditas,
disabilitas, dan status gizi pada tingkat nasional, provinsi, kabupaten/ kota.
3. Memberikan gambaran permasalahan morbiditas dan faktor risiko pada tingkat nasional
berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium.
POPULASI DAN SAMPEL POPULASI
adalah seluruh rumah tangga di Indonesia. Sampel Riskesdas 2018 menggunakan kerangka sampel
Susenas 2018 yang dilaksanakan pada bulan Maret 2018. Target sampel yang dikunjungi 300.000
rumah tangga dari 30.000 Blok Sensus (BS) Susenas yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS)
dengan metode PPS (probability proportional to size) menggunakan linear systematic sampling,
dengan Two Stage Sampling:
Kriteria sampel masing-masing pemeriksaan:
1. Kadar hemoglobin dilakukan pada responden semua umur.
2. RDT malaria dilakukan pada responden semua umur.
3. Glukosa darah pada responden umur ≥ 15 tahun.
4. Kimia klinis (profil lipid dan kreatinin) pada responden umur ≥ 15 tahun.
5. Mikroskopis malaria dilakukan pada responden semua umur dengan kriteria riwayat demam dalam 2
hari terakhir dan/atau hasil RDT malaria positif.
6. Kesehatan gigi dan mulut pada responden umur > 3 tahun.
PENJAMIN MUTU DATA RISKESDAS 2018
Kegiatan untuk menjaga kualitas hasil survei yaitu:
1. Penentuan indikator dilaksanakan bersama pemegang program Kemenkes, Bapenas, dan
BPS. Indikator tersebut dituangkan menjadi pertanyaan yang disusun dalam instrumen
bersama pakar bidang kesehatan (organisasi profesi, perguruan tinggi, dan peneliti senior
Badan Litbangkes), serta mendapatkan masukan dari organisasi internasional (WHO,
UNICEF, dan World Bank).
2. Melaksanakan uji coba untuk mendapatkan ketepatan
3. Menyelenggarakan seleksi terbuka untuk pelatih utama dan pelatih nasional melalui sistem
online dan wawancara.
4. Menyelenggarakan pelatihan secara berjenjang.
5. Melakukan supervisi teknis maupun manajemen pelaksanaan.
6. Validasi eksternal bersifat independen dilakukan oleh Asosiasi Peneliti Kesehatan Indonesia
(APKESI).
7. Kualitas pengumpulan sangat dipengaruhi faktor kemampuan dan integritas enumerator
(tenaga pengumpul data),
INDIKATOR
Pemilihan indikator berdasarkan:
(1) SDGs;
(2) RPJMN;
(3) Renstra;
(4) SPM;
(5) IPKM;
(6) PIS-PK;
(7) Germas.
Indikator-indikator utama yang diukur berkaitan dengan: 1. Akses pelayanan kesehatan 2. Pelayanan
Kesehatan Tradisional 3. Kesehatan dan Gangguan Jiwa 4. Kesehatan Lingkungan 5. Penyakit Menular
6. Penyakit Tidak Menular 7. Kesehatan Gigi Mulut Riskesdas 2018 dalam angka, Indonesia 15 8.
Disabilitas dan Cedera 9. Perilaku 10. Kesehatan Ibu dan Reproduksi 11. Gizi 12. Kesehatan anak
MANAJEMEN DATA
Pemrosesan data dimulai dari edit kuesioner dan pemberian kode di lokasi penelitian yang
dilakukan oleh enumerator. Kuesioner yang telah dilakukan edit dan pemberian kode dengan
benar, dilanjutkan dengan memasukkan data ke dalam aplikasi yang sudah ditentukan. Setelah
data dientri kemudian data dikirim melalui email ditujukan kepada tim manajemen data Badan
Litbangkes untuk dilakukan penggabungan data dan cleaning data. Cleaning data memperhatikan
data yang tidak konsisten dan data outlier. Data yang tidak Riskesdas 2018 dalam angka,
Indonesia 18 konsisten dan outlier ditelusuri kembali ke kuesioner untuk melakukan cek
kebenaran dari data yang dihasilkan. Dari data yang telah “bersih” (konsisten dan bebas dari
outlier) diberi nilai penimbang oleh BPS. Raw data yang sudah bersih dan diberi nilai penimbang
merupakan data final yang dapat digunakan analisis. Analisis dapat menggunakan modifikasi data
yaitu mellakukan komposit beberapa variabel atau mengelompokkan jawaban dari pertanyaan
tersebut. Komposit variabel digunakan untuk indikator pengetahuan akses pelayanan kesehatan.
Indikator diukur melalui indeks yang dihitung dengan menggunakan Principal Component
Analysis (PCA) yaitu salah satu teknik statistik yang menyatukan beberapa variabel menjadi
indikator tunggal. Metode PCA digunakan untuk menyederhanakan banyak variabel menjadi satu
dengan membuat skor variabel-variabel tersebut, skor variabel dibentuk berdasarkan kekuatan
M.M CAKUPAN DAN MUTU
PELAYANAN KESEHATAN
• Mutu adalah kesesuaian terhadap kebutuhan, bila mutu rendah merupakan hasil dari
ketidaksesuaian. Mutu merujuk pada tingkat kesempurnaan dalam memberikan kepuasan pada
pengguna layanan. Program menjaga mutu adalah suatu upaya yang dilakukan secara
berkesinambungan, sistematis, objektif dan terpadu dalam menetapkan masalah dan penyebab
masalah mutu pelayanan kesehatan berdasarkan standar yang telah ditetapkan, menetapkan dan
melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang tersedia, serta
menilai hasil yang dicapai dan menyusun saran-saran tindak lanjut untuk lebih 
• Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau bersama-
sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok
maupun masyarakat. Mutu pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang dapat
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan yang sesuai dengan tingkat kepuasan
rata-rata penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi.
M.M PANDANGAN ISLAM MENGENAI
PENCEGAHAN PENYAKIT
• ›1. Cara untuk mencegah sebuah penyakit salah satunya adalah cuci tangan sebelum makan
dengan air mengalir dan sabun atau antiseptik.

Dijelaskan dalam hadist dari Aisyah Radhiallahu’anha, beliau berkata: “Rasullullah SAW jika
beliau ingin tidur dalam keadaan junub, beliau berwudhu dahulu. Dan ketika beliau ingin makan
atau minum beliau mencuci kedua tangannya, baru setelah itu beliau makan atau minum.” (HR.
Abu Daud no.222, An Nasa’i no.257, dishahihkan Al Albani dalam Shahih An Nasa’i).
›2. Cara mencegah sebuah penyakit adalah dengan meditasi.

Seseorang lebih mudah terkena penyakit karena sistem imunnya rendah. Dalam rangka
meningkatkan sistem imun maka dapat dilakukan cara yaitu meditasi atau relaksasi agar pikiran
selalu positif  sehingga mengakibatkan organ tubuh menjadi rileks melakukan meditasi dalm
islam adalah dengan berdzikir maupun dengan menjalankan shalat.

Sayyid Gutbh dalam (Tafsir Fi Zhilalih Qur’an jilid 1:171) dengan melakukan shalat maka akan
memunculkan kesabaran yang akan tetap ada dan tidak akan terputus. Selain mempertebal
keimanan dan kesabaran, shalat juga menjadikan seorang muslim lebih ridha, tenang, teguh dan
yakin. (suparman, 2015).
Cara Mencegah penyakit adalah dengan rutin olahraga.
Menurut (Joko, 2011), olahraga yang cukup dapat membantu mengurangi ketegangan, membuat
lebih sehat, meningkatkan energi dan stamina, membuat pikiran lebih fresh dan membuat tidur
lebih pulas.

Rasulullah SAW sendiri adalah pribadi yang gemar berolahraga. Beliau sering mengadakan adu
lari cepat dan adu ketangkasan berkuda dengan para sahabat sebagaimana dapat kita baca dalam
hadist-hadist.

Dalam pandangan ulama fikih, olahraga (Bahasa Arab: Al-Riyadhat) termasuk bidang ijtihadiyat.
Secara umum hukum melakukannya adalah mubah, bahkan bisa bernilai ibadah, jika diniati
ibadah atau agar mampu melakukannya melakukan ibadah dengan sempurna dan pelaksanaannya
tidak bertentangan dengan norma islam.

Anda mungkin juga menyukai