Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KERJA

PEMANTAUAN STATUS GIZI


TAHUN 2018

A. PENDAHULUAN
Masalah gizi merupakan masalah yang ada di tiap-tiap negara, baik negara
miskin, negara berkembang dan negara maju. Negara miskin cenderung dengan
masalah gizi kurang, hubungan dengan penyakit infeksi dan negara maju cenderung
dengan masalah gizi lebih.
Saat ini di dalam era globalisasi dimana terjadi perubahan gaya hidup dan
pola makan, Indonesia menghadapi permasalahan gizi ganda. Di satu pihak masalah
gizi kurang yang pada umumunya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya
persediaan pangan, pola asuh keluarga, kurang baiknya kualitas lingkungan,
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi. Selain itu masalah gizi lebih yang
disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu disertai
dengan kurangnya pengetahuan gizi.
Penanganan gizi buruk sangat terkait dengan strategi sebuah bangsa dalam
menciptakan sumber daya manusia yang sehat, cerdas dan produktif. Upaya
peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas dimulai dengan cara
penanganan pertumbuhan anak sebagai bagian dari keluarga dengan asupan gizi
dan perawatan yang baik. Dengan lingkungan keluarga yang sehat, maka hadirnya
infeksi menular ataupun penyakit masyarakat lainnya dapat dihindari. Ditingkat
masyarakat faktor-faktor seperti lingkungan yang higienis, ketahanan pangan
keluarga, pola asuh anak dan pelayanan kesehatan yang primer sangat menentukan
dan membentuk anak yang tahan gizi buruk.

B. LATAR BELAKANG
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukan prevalensi balita gizi
kurang berhasil diturunkan dari 18,4% tahun 2007 menjadi 17,9% tahun 2010,
namun pada tahun 2013 sedikit meningkat menjadi 19,6%. Prevalensi balita pendek
turun dari 36,8% tahun 2007 menjadi 35,6% tahun 2010, namun pada tahun 2013
sedikit meningkat menjadi 37,2%.
Riskesdas yang hasilnya menjadi salah satu dasar untuk menetapkan kebijakan
berbasis bukti hanya dilakukan antara 3-5 tahun sekali. Sehingga untuk memperoleh
informasi situasi status gizi dan capaian kegiatan pembinaan gizi di suatu wilayah kerja
Puskesmas secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan, perlu dilaksanakan
Pemantauan Status Gizi secara periodik dan berkesinambungan.
Pelaksanaan Pemantauan Status Gizi merupakan bagian dari kegiatan
monitoring dan evaluasi program gizi. Data dan informasi yang dihasilkan dari kegiatan
Pemantauan Status Gizi dapat dijadikan bahan pengambilan keputusan dan penyusunan
rencana kegiatan pembinaan gizi di Wilayah Kerja Puskesmas Tebing Bulang.

C. TUJUAN UMUM
Tujuan umum pelaksanaan Pemantauan Status Gizi adalah untuk
menyediakan data dan memperoleh informasi status gizi balita.

D. TUJUAN KHUSUS :
 Untuk memperoleh status gizi balita dengan indeks BB/U, PB/U – TB/U,
BB/TB.
 Sebagai data dan informasi bahan pengambilan keputusan rencana kegiatan di
Wilayah Kerja Puskesmas Tebing Bulang.

E. TATA NILAI
Tata Nilai Puskesmas Tebing Bulang
 Terbaik : Selalu memberikan pelayanan yang terbaik, bermutu dan
memuaskan.
 Empati : Memberikan pelayanan dengan sepenuh hati, tulus,
ramah dan sopan santun.
 Bersih : Selalu memperhatikan dan memelihara kebersihan dan
kerapian baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan.
 Inisiatif : Senantiasa melakukan tindakan penanganan,
pengendalian dan perbaikan secara terus menerus tanpa menunggu
perintah.
 Nyaman : Memberikan rasa nyaman, tenang, damai dan kondusif.
 Gesit : Memberikan pelayanan, penanganan, pengendalian dan
perbaikan dengan cekatan, terprosedur dan tepat.

F. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Kegiatan pokok Pemantauan Status Gizi meliputi penimbangan BB dan
pengukuran PB/ TB kepada kelompok sasaran yakni Balita 0-59 Bulan kemudian
ditentukan status gizinya.
Pemantauan Status Gizi dimulai dari menentukan populasi dan sampel.
Populasi adalah semua Rumah Tangga yang mempunyai balita usia 0-59 bulan,
sedangkan sampel adalah Rumah Tangga yang terpilih dari populasi.
Setelah di dapatkan data BB dan TB kemudian petugas gizi mengolah data
tersebut dan mengkategorikan status gizi balita berdasarkan BB/ U, PB-TB/ U, BB/
PB-TB

G. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Kegiatan Pemantauan Status Gizi dilaksanakan pada bulan Agustus. Ada 5 tahapan
pelaksanaan Pemantauan Status Gizi, yang meliputi:

1. Tahap Persiapan
a. Menetapkan tujuan survei.
b. Menetapkan desain, Populasi dan Sampel
1) Pemantauan Status Gizi dilakukan dengan desain potong lintang
(Cross Sectional Survey).
2) Populasi adalah semua Rumah Tangga (RT) yang mempunyai balita
usia 0-59 bulan.
3) Sampel adalah Rumah Tangga (RT) yang terpilih dari populasi.
c. Penentuan Sampel
Penentuan sampel dilakukan dengan 3 (tiga) tahap, yaitu:
1) Tahap pertama memilih sampel untuk setiap desa dipilih 30% dari
jumlah dusun yang ada disetiap desa;
2) Tahap kedua memilih dusun yang akan dijadikan sampel dengan cara
acak sistematik berdasarkan Probability Proportional to Size (PPS);
3) Tahap ketiga pemilihan sampel Rumah Tangga pada klaster terpilih
sebagai responden sebanyak 10 (sepuluh) rumah tangga untuk setiap
klaster dengan cara purposive dengan model lingkaran anti nyamuk.
d. Menyediakan Instrumen dan Peralatan
Instrumen Pemantauan Status Gizi terdiri dari formulir yang akan diisi
oleh petugas gizi di lapangan.
a) Formulir akan berisis data:
1) Nama Balita
2) Nama Orang Tua Balita
3) Tanggal lahir Balita
4) Berat Badan (BB)
5) Tinggi Badan (TB)
b) Peralatan dan bahan yang dibutuhkan antara lain:
1) Timbangan bayi (Baby Scale)
2) Timbangan injak (digital)
3) Alat ukur panjang badan (Infantometer) untuk anak usia 0-24
bulan
4) Microtoice untuk anak usia 24-59 bulan
5) Buku Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak
6) Aplikasi data entry
7) Daftar jumlah balita menurut desa dan dusun

H. SASARAN
Sasaran Pemantauan Status Gizi ini adalah balita usia 0-59 bulan.

I. WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN


Pemantauan Status Gizi ini dilaksanakan 1 kali yakni pada bulan Mei

J. PERAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTOR


Bayi dan Balita yang menjadi sampel Pemantauan Status Gizi dikumpulkan
di satu tempat yang sudah ditentukan sesuai jadwal, kegiatan ini dibantu bidan dan
kader (Lintas Program Kesehatan Ibu dan Anak). Kegiatan ini sebelumnya telah
mendapat dukungan dari Kades dan Perangkat Desa (Lintas Sektor)

K. EVALUASI PELAKSANAAN DAN PELAPORAN


Evaluasi dilakukan oleh petugas gizi pada saat pelaksanaan kegiatan
Pemantauan Status Gizi di tiap desa. Dilakukan pencatatan dan pelaporan mengenai
jumlah balita yang berstatus gizi baik, berstatus gizi kurang/ buruk, dan berstatus
gizi lebih.
L. PEMBIAYAAN
Sumber pendanaan kegiatan Pemantauan Status Gizi (PSG) di dapatkan dari
anggaran Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), dengan rincian sebagai berikut:
- Uang harian petugas (2 orang x 11 desa x 1 kali) = Rp. 3.300.000,-

M. PENUTUP
Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan oleh pelaksana kegiatan yaitu petugas
gizi diteruskan kepada kepala puskesmas dan dinas kesehatan. Evaluasi kegiatan
dilakukan oleh penangung jawab program menggunakan bukti pencatatan dan
pelaporan dari pelaksana kegiatan.

Mengetahui, Tebing Bulang, Mei 2018


Ketua Pokja UKM Pemegang Program Gizi

Mia Utami Putri, SKM Irma Marlina, S.Gz

Anda mungkin juga menyukai