Anda di halaman 1dari 31

Program Keluarga Berencana

Yehiel Flavius Kabanga*


10-2011-063
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510
No. Telp (021) 5694-2061, e-mail: hilflavius@yahoo.

Pendahuluan
Dalam upaya pembangunan kesehatan dan menekan jumlah kelahiran penduduk di
Indonesia, diperlukan peran serta berbagai pihak, salah satunya melalui Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas). Perhatian khusus harus diberikan terhadap peningkatan kesehatan
ibu, bayi baru lahir dan anak dengan melaksanakan berbagai upaya percepatan penurunan
Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi dan upaya-upaya lain yang ada di Puskesmas.
Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu program Puskesmas
dan mempunyai indikator di dalam SPM yang harus dilaksanakan oleh setiap
Kabupaten/Kota. Target pelayanan KB Kemenkes 2014 yaitu memberikan pelayanan KB
sesuai standar sebesar 100%, Contraceptive Prevalance Rate sebesar 65% dan cakupan
peserta KB pasca persalinan sebesar 60%.
Di Indonesia saat ini dari jenis metode kontrasepsi yang banyak dipilih/paling populer adalah
suntik, pil dan alat kontrasepsi dalam lahir (AKDR). Cara lain yang meningkat peminatnya
adalah susuk KB dan pengguna metoda operasi wanita atau sterilisasi. Pada makalah tugas ini
akan diuraikan lebih dalam mengenai analisis program pelayanan Keluarga Berencana
berdasarakan sasaran, tujuan, dampak, manfaat, peran dan tugas dari instansi-instansi yang
terkait dengan pelaksanaan program keluarga berencana baik dari nasional, puskesmas, dan
posyandu.1

Pengertian KB

Upaya peningkatkan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil yang


bahagia sejahtera (Undang-undang No. 10/1992).

Keluarga Berencana (Family Planning, Planned Parenthood) : suatu usaha untuk


menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai
kontrasepsi.

WHO (Expert Committe, 1970), tindakan yg membantu individu/ pasutri untuk:


Mendapatkan objektif-obketif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,
mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan dan
menentukan jumlah anak dalam keluarga.

Tujuan Program KB

Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekutan sosial
ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu
keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan,


peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.

Kesimpulan dari tujuan program KB adalah: Memperbaiki kesehatan dan


kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa; Mengurangi angka kelahiran untuk
menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa; Memenuhi permintaan masyarakat akan
pelayanan KB dan KR yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka
kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.

Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi:


1. Keluarga dengan anak ideal
2. Keluarga sehat
3. Keluarga berpendidikan
4. Keluarga sejahtera
5. Keluarga berketahanan
6. Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
7. Penduduk tumbuh seimbang (PTS)
2

Sasaran Program KB
Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi:
1. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen per
tahun.
2. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan.
3. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan kelahiran
berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi (unmet need) menjadi 6%.
4. Meningkatnya pesertaKB laki-laki menjadi 4,5persen.
5. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan efisien.
6. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun. 1
7. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak.
8. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 yang aktif dalam
usaha ekonomi produktif.
9. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan
Program KB Nasional.
Ruang Lingkup KB
Ruang lingkup KB antara lain: Keluarga berencana; Kesehatan reproduksi remaja; Ketahanan
dan pemberdayaan keluarga; Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas; Keserasian
kebijakan kependudukan; Pengelolaan SDM aparatur; Penyelenggaran pimpinan kenegaraan
dan kepemerintahan; Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara.
Strategi Program KB
Strategi program KB terbagi dalam dua hal yaitu:
1. Strategi dasar
2. Strategi operasional

Strategi Dasar

Meneguhkan kembali program di daerah

Menjamin kesinambungan program

Strategi operasional

Peningkatan kapasitas sistem pelayanan Program KB Nasional

Peningkatan kualitas dan prioritas program

Penggalangan dan pemantapan komitmen

Dukungan regulasi dan kebijakan

Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan

Dampak Program KB
Program keluarga berencana memberikan dampak, yaitu penurunan angka kematian ibu dan
anak; Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi; Peningkatan kesejahteraan keluarga;
Peningkatan derajat kesehatan; Peningkatan mutu dan layanan KB-KR; Peningkatan sistem
pengelolaan dan kapasitas SDM; Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam
penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar. 1
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemakaian Kontrasepsi IUD
1. Ekonomi
Ekonomi adalah sebuah kegiatan yang biasa menghasilkan uang. Ekonomi juga cakupan
urusan keuangan rumah tangga (Depdiknas, 2002). Tingkat ekonomi mempengaruhi
pemilihan jenis kontrasepsi. Hal ini disebabkan karena untuk mendapatkan pelayanan
kontrasepsi yang diperlukan akseptor harus menyediakan dana yang diperlukan.
Penggolongan Masyarakat dalam stratifikasi berdasarkan dalam Stratifikasi berdasarkan
status sosial ekonomi dibedakan 3 tingkatan yaitu: Upper class (Tingkat atas), Meddlo class
(Tingkat Menengah), Lower class (Tingkat Bawah).
2. Usia

Usia adalah lama waktu hidup sejak dilahirkan. Usia yang dimaksud disini adalah usia
akseptor KB. Usia mempengaruhi akseptor dalam penggunaan alat kontrasepsi. Dari faktorfaktor usia dapat ditentukan fase-fase. Usia kurang 20 tahun; fase menunda kehamilan, usia
antara 20-30 tahun; fase menjarangkan kehamilan. Usia antara 30 tahun lebih; fase
mengakhiri kehamilan.

3. Paritas
Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang diteliti seseorang wanita (Kamus Besar
Indonesia 1990). Berdasarkan pengertian tersebut maka paritas mempengaruhi pemilihan
jenis alat kontrasepsi. Paritas yang diteliti adalah paritas 1-2, paritas 2-4, paritas > 4. Hal ini
dikarenakan akseptor yaitu mempunyai anak lebih dari empat cenderung mengalami resiko
tinggi persalinan. Apabila terjadi kehamilan tersebut digolongkan dalam kehamilan resiko
tinggi.
4. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. (Kamus
Besar Bahasa Indonesia 2000). Adapun jenjang pendidikan akseptor yang diteliti :
a.Pendidikan Dasar (SD)
b.Pendidikan Menengah (SMP dan SMA)
c. Pendidikan Tinggi Diseluruh dunia terdapat 6000 juta penduduk buta huruf, sekalipun
mesin otak telah ditemukan 500 tahun yang lalu. Hampir dapat dipastikan kemampuan
menyediakan fasilitas pendidikan semakin terbatas menyediakan fasilitas terbatas maka
seharusnya jumlah yang memanfaatkan harus terkendali dengan jalan Keluarga Berencana. 1,2
Kontrasepsi
Pengertian Kontrasepsi

Kontrasepsi sesuai dengan makna asal katanya dapat didefinisikan sebagai tindakan atau
usaha yang bertujuan untuk mencegah terjadinya konsepsi atau pembuahan. Pembuahan
dapat terjadi bila beberapa syarat berikut terpenuhi yaitu adanya sel telur dan sel sperma yang
subur, kemudian cairan sperma harus ada di dalam vagina, sehingga sel sperma yang ada di
dalam vagina dapat berenang menuju ke serviks kemudian ke rahim lalu ke saluran oviduk
untuk membuahi sel telur. Sel telur yang telah dibuahi harus mampu bergerak dan turun ke
rahim yang akan melakukan nidasi, endometrium atau dinding rahim harus dalam keadaan
siap untuk menerima nidasi.
Cara Kerja Kontrasepsi
Cara kerja dari alat kontrasepsi adalah untuk :
1. Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi.
2. Melumpuhkan sperma.
3. Menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma.

Efektifitas Kontrasepsi
Suatu metode kontrasepsi dikatakan efektif bila memang mampu menghalangi terjadinya
pembuahan. Ada dua cara untuk mengukur efektifitas suatu kontrasepsi, yaitu :

1) Efektifitas Teoritis
Efektifitas teoritis adalah suatu alat kontrasepsi atau metode kontasepsi jika kontrasepsi
tersebut dipakai secara tepat sesuai dengan petunjuknya selama produk tersebut sesuai
dengan standar yang ditetapkan, maka variasi efektifitas uatu kontrasepsi hanyalah karena
perberdaan fisiologis dari para penggunaanya, misalnya berbedaan umur.

2) Efektifitas Pengguna
6

Efektifitas pengguna ini memperhitungkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh para


pengguna kontrasepsi tesebut dan angkanya menjadi sangat bervariasi, tergantung banyak
faktor, seperti tingkat pendidikan dan informasi yang di dapatkan oleh pengguna. Semua
kontrasepsi kecuali sterilisasi dan IUD, efektifitas keberhasilannya sangat tergantung pada
para penggunanya, efektifitas pengguna biasanya dihitung berdasarkan angka kegagalan per
100 wanita yang memakai pertahun. 2,3

Metode KB Alamiah

Metode Kalender: dengan menghitung masa subur berdasarkan perhitungan kalender

Metode suhu basal: suhu basal adalah suhu badan asli.Suhu basal wanita lebih tinggi
setelah terjadi ovulasi daripada sebelum masa ovulasi.Bila suhu basal tubuh lebih
tinggi 3 hari berturut-turut daripada 6 hari sebelumnya maka masa subur telah
berakhir.

Metode pengamatan lendir: Bila di sekitar alat kelamin terasa basah memasuki masa
subur dan bila terasa kering maka memasuki masa tidak subur

Metode Keefe: Wanita meraba sendiri leher rahim dengan memasukan 2 jari ke
vagina.Akan terjadi perbedaan pada leher rahim waktu masa subur dan masa tidak
subur. 1,2

Metode Simpto-termal: Metode yang mengabungkan metode pengamatan lendir dan


metode Keefe

Metode menyusui tanpa haid: khusus digunakan untuk menunda kehamilan selama 6
bulan setelah melahirkan dengan memberikan ASI eksklusif

Metode KB Buatan

Alat kontrasepsi mekanis terdiri dari kondom dan diafragma.Kondom merupakan


sarung untuk alat kelamin pria sedangkan diafragma digunakan oleh wanita berupa
katert berbentuk seperti topi.

Alat kontrasepsi Kimiawi: Contohnya adalah spermisidal yaitu bahan atau zat
kimiawi yang digunakan untuk membunuh sperma seperti tablet busa,krim jelly dan
tisu KB

Alat kontrasepsi hormonal: terdiri dari Pil KB,Suntikan KB dan Susuk KB

Alat kontrasepsi dalam rahim: IUD atau spiral

Alat kontrasepsi Mantap: Tubektomi adalah pencegahan kehamilan dengan memotong atau
mengikat kedua saluran telur pada wanita sedangkan vasektomi adalah mengikat atau
memotong saluran mani pada pria. 3
Program pokok puskesmas
Program pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang wajib di
laksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Ada 6 Program Pokok pelayanan kesehatan
di Puskesmas yaitu :
1. Program pengobatan (kuratif dan rehabilitatif) yaitu bentuk pelayanan kesehatan
untuk mendiagnosa, melakukan tindakan pengobatan pada seseorang pasien dilakukan
oleh seorang dokter secara ilmiah berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh
selama anamnesis dan pemeriksaan
2. Promosi Kesehatan yaitu program pelayanan kesehatan puskesmas yang diarahkan
untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara optimal melalui kegiatan
penyuluhan (induvidu, kelompok maupun masyarakat).
3. Pelayanan KIA dan KB yaitu program pelayanan kesehatan KIA dan KB di
Puskesmas yang ditujuhkan untuk memberikan pelayanan kepada PUS (Pasangan
Usia Subur) untuk ber KB, pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan
bayi dan balita.
4. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular yaitu program
pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan mengendalikan penular
penyakit menular/infeksi (misalnya TB, DBD, Kusta dll).
5. Kesehatan Lingkungan yaitu program pelayanan kesehatan lingkungan di puskesmas
untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi dasar,
8

pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum termasuk pengendalian pencemaran


lingkungan dengan peningkatan peran serta masyarakat,
6. Perbaikan Gizi Masyarakat yaitu program kegiatan pelayanan kesehatan, perbaikan
gizi masyarakat di Puskesmas yang meliputi peningkatan pendidikan gizi,
penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat
Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih,
Peningkatan

Survailans

Gizi,

dan

Perberdayaan

Usaha

Perbaikan

Gizi

Keluarga/Masyarakat.
Program Keluarga Berencana Nasional
Program Keluarga Berencana Nasional adalah program untuk membantu keluarga termasuk
individu anggota keluarga untuk merencanakan kehidupan berkeluarga yang baik sehingga
dapat mencapai keluarga berkualitas.

Dengan terbentuknya keluarga berkualitas maka

generasi mendatang sebagai sumber daya manusia yang berkualitas akan dapat melanjutkan
pembangunan.

Program Keluarga Berencana dalam pembangunan berkelanjutan yang berwawasan


kependudukan dapat memberikan kontribusi dalam hal mengendalikan jumlah dan
pertumbuhan penduduk juga diikuti dengan peningkatan kualitas penduduk . 1

Untuk mewujudkan usaha program KB dalam upaya mempercepat penurunan angka


kelahiran dan kematian, kebijakan yang telah dilakukan oleh Depkes mengacu pada
intervensi strategi 4 pilar safe motherhood, yang menjadi pilar utamanya adalah pelayanan
KB, sebab setiap orang atau pasangan yang telah mendapat informasi dan pelayanan KB
dapat merencanakan waktu yang tepat untuk kehamilannya dan jarak kehamilan serta jumlah
anak. 1,2
Pembagian Tugas
Sistem Pencatatan dan Pelaporan pelayanan KB ini dekembangkan berdasarkan konsep
wilayah. Ini berarti laporan yang dihasilkan mencerminkan gambaran proses dan pencapaian
hasil kegiatan dalam suatu wilayah puskesmas, sehingga akan tercakup hasil pelayanan yang
diberikan oleh Bidan di desa dan Bidan praktek swasta. Oleh karena itu semua FPK (Fasilitas

Pelayanan KB) di wilayah kerja Puskesmas harus tercakup datanya dalam system informasi
KB Puskesmas.
Untuk itu Puskesmas perlu menunjuk stafnya yang berfungsi sebagai penghubung,
antara Puskesmas dengan Fasilitas Pelayanan KB yang ada di wilayahnya untuk
mengumpulkan data hasil pelayanan KB.
Data indikator-indikator cakupan pelayanan KB di Puskesmas, seperti persentase KB
aktif, kejadian komplikasi, persentase PUS ber-KB dan pasangan pasca melahirkan ber-KB
dilaporkan secara bulanan. Sedangkan indikator ketenagaan, alakon dan BHP dilaporkan
secara tahunan.
Telah diketahui bahwa tim pelayanan KB terdiri dari Kepala Puskesmas dan
Petugas KIA serta KB yang memiliki beberapa tugas tersendiri, yaitu :
1. Ketua (Kepala Puskesmas) sebagai atasan langsung di Puskesmas bertanggung
jawab atas pelaksanaan kegiatan dan keuangan pelayanan kesehatan KB di
Puskesmas dan jaringannya. Mempunyai tugas :
a. Menyelenggarakan fungsi-fungsi Puskesmas dalam wilayah kerja dengan
sebaik-baiknya
b. Mengkoordinir dan membimbing pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen
puskesmas untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
c. Mengkoordinir dan membimbing pembinaan peran serta masyarakat, dan
penyuluhan kesehatan masyarakat oleh Tim pelaksana Puskesmas
d. Menyampaikan POA tahunan hasil Lokmin di awal tahun anggaran kepada
KPA/PPK.
e. Membuat Surat Permintaan Uang (SPU) kepada KPA Dinkes Kab/Kota dengan
melampirkan POA hasil lokmin bulanan atau tribulanan.
f. Menandatangani semua kuitansi pengeluaran.
2. Petugas KB Puskesmas bertugas :
a. Menyelenggarakan pelayanan KIA dan KB di Puskesmas
b. Mencatat kartu KB
c. Mencatat register kunjungan dan register KIA dan KB
d. Memasang IUD dan memberikan pil serta alakon lainnya
e. Menyusun laporan KIA dan KB
3. Bidan di luar gedung bertugas:
a. Membina kegiatan KB di luar gedung Puskesmas
b. Melakukan bimbingan teknis KIA-KB yang sesuai standar pelayanan
c. Melaporkan hasil kegiatan bulanan ke Puskesmas. 2,3

Kepala
Puskesmas

Koordinator KIA
& KB
Petugas KB 2
Petugas KB 1

10

Bidan Praktik
Swasta
Bagan pembagian tugas pelayanan KB di puskesmas. 2
Posyandu
Posyandu (pos pelayanan terpadu) adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh, dari, dan untuk
masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pada umumnya
serta kesehatan ibu dan anak pada khususnya. 8 Posyandu merupakan bagian dari
pembangunan untuk mencapai keluarga kecil bahagia dan sejahtera, dilaksanakan oleh
keluarga bersama dengan masyarakat di bawah bimbingan petugas kesehatan dari puskesmas
setempat.

Sasaran utama kegiatan posyandu ini adalah bayi, anak balita, ibu hamil, ibu nifas dan ibu
menyusui serta pasangan usia subur (PUS). Sedangkan yang bertindak sebagai pelaksana
posyandu adalah kader. 1,2
Kedudukan Posyandu terhadap Puskesmas adalah sebagai wadah pemberdayaan masyarakat
di bidang kesehatan yang secara teknis medis dibina oleh Puskesmas.Puskesmas itu sendiri
adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab
melaksanakan pembangunan kesehatan di kecamatan. Manfaat posyandu bagi puskesmas
yang pertamanya adalah optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan
kesehatan perorangan primer dan pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer.Keduanya,
dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan sesuai
kondisi setempat.Ketiganya, mendekatkan akses pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat.

11

Tujuan pembinaan posyandu terbagi kepada dua yaitu umum dan khusus.Tujuan umum
adalah untuk menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian
Bayi (AKB) dan Angka Kematian Anak Balita (AKABA) di Indonesia melalui upaya
pemberdayaan masyarakat.Tujuan khusus adalah meningkatnya peran masyarakat dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI,
AKB dan AKABA serta meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaraan Posyandu,
terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.

Pembentukan posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan puskesmas agar pendekatan
pelayanan kesehatan terhadap masyarakat lebih tercapai sedangkan satu posyandu melayani
100 balita. 2

Langkah langkah pembentukan:


1. Pertemuan lintas program dan lintas sektoral tingkat kecamatan.
2. Survey mawas diri yang dilaksanakan oleh kader Posyandu di bawah bimbingan
teknis unsur kesehatan dan KB .
3. Musyawarah masyarakat desa membicarakan hasil survey mawas diri, sarana dan
prasarana posyandu, biaya posyandu
4. Pemilihan kader posyandu.
5. Pelatihan kader posyandu.
6. Pembinaan.
Struktur organisasi Posyandu ditetapkan oleh musyawarah masyarakat pada saat
pembentukan Posyandu. Struktur organisasi tersebut bersifat fleksibel, sehingga dapat
dikembangkan

sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan dan kemampuan

sumberdaya.

Struktur organisasi minimal terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara serta kader Posyandu
yang merangkap sebagai anggota. Kemudian dari beberapa Posyandu yang ada di suatu
wilayah (desa/kelurahan atau dengan sebutan lain), selayaknya dikelola oleh suatu
Unit/Kelompok Pengelola Posyandu yang keanggotaannya dipilih dari kalangan masyarakat
setempat.Unit Pengelola Posyandu tersebut dipimpin oleh seorang ketua, yang dipilih dari
12

para anggotanya. Bentuk organisasi Unit Pengelola Posyandu, tugas dan tanggung jawab
masing-masing unsur Pengelola Posyandu, disepakati dalam Unit/Kelompok Pengelola
Posyandu bersama masyarakat setempat.

Kepala
Desa/Kelurahan

Unit/Kelompok

(Nama

lain)

Pengelola Posyandu

Posyandu A
Posyandu B
( Struktur organisasi disesuaikan dengan kondisi wilayah setempat). 1

13

Penyelenggara Posyandu terdiri dari


1. Penanggungjawab umum : kades/lurah
2. Penggungjawab operasional : tokoh masyarakat
3. Ketua pelaksana : ketua tim penggerak PKK
4. Sekretaris : ketua pokja iv kelurahan/desa
5. Pelaksana: kader Posyandu, yang dibantu petugas KB-KES (Puskesmas).

Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh kader, tim penggerak PKK
desa/kelurahan serta petugas kesehatan dari puskesmas, dilakukan pelayanan masyarakat
dengan system 5 meja yaitu :8
1. meja 1 : pendaftaran.
2. meja 2 : penimbangan
3. meja 3 : pengisian kms
4. meja 4 : penyuluhan perorangan berdasarkan kms.
5. meja 5 : pelayanan KB dan; Kesehatan. 2

Pelayanan di meja 5 berupa:


1. Imunisasi
2. Pemberian vitamin a dosis tinggi berupa obat tetes ke mulut tiap bulan februari dan
agustus.
3. Pembagian pil atau kondom
4. Pengobatan ringan.
5. Konsultasi KB-kesehatan
Petugas pada meja 1 s/d 4 dilaksanakan oleh kader Posyandu sedangkan meja 5 merupakan
meja pelayanan (kader, jurim, bindes, perawat dan petugas

Beberapa kegiatan diposyandu diantaranya terdiri dari lima kegiatan Posyandu (Panca Krida
Posyandu), antara lain:
1. Kesehatan Ibu dan Anak
14

Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi, anak balita
dan anak prasekolah

Memberikan nasehat tentang makanan guna mancegah gizi buruk karena kekurangan
protein dan kalori, serta bila ada pemberian makanan tambahan vitamin dan mineral

Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimilasinya

Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA.

2. Keluarga Berencana

Pelayanan keluarga berencana kepada pasangan usia subur dengan perhatian khusus
kepada mereka yang dalam keadaan bahaya karena melahirkan anak berkali-kali dan
golongan ibu beresiko tinggi

Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diberikan oleh kader adalah pemberian


kondom dan pemberian pil ulangan.

Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dapat dilakukan pelayanan suntikan KB dan
konseling KB.

Apabila tersedia ruangan dan peralatan yang menunjang serta tenaga yang terlatih
dapat dilakukan pemasangan IUD dan implant. 1,2

3. Immunisasi

Imunisasi tetanus toksoid 2 kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3x, polio 3x, dan
campak 1x pada bayi.

4.

Peningkatan gizi

Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat

Pemberian makanan tambahan yang mengandung protein dan kalori cukup kepada
anak-anak dibawah umur 5 tahun dan kepada ibu yang menyusui

Memberikan kapsul vitamin A kepada anak-anak dibawah umur 5 tahun

Apabila ditemukan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK), balita yang berat
badannya tidak naik 2 kali berturut-turut atau berada di bawah garis merah (BGM),
kader wajib segera melakukan rujukan ke Puskesmas atau Poskesdes.

5. Penanggulangan Diare

Pencegahan diare di Posyandu dilakukan dengan penyuluhan Perilaku Hidup Bersih


dan Sehat (PHBS)

Penanggulangan diare di Posyandu dilakukan melalui pemberian oralit. Apabila


diperlukan penanganan lebih lanjut akan diberikan obat Zinc oleh petugas kesehatan.
1,2

15

Lima kegiatan Posyandu selanjutnya dikembangkan menjadi tujuh kegiatan Posyandu (Sapta
Krida Posyandu), yaitu:
1. Kesehatan Ibu dan Anak
2. Keluarga Berencana
3. Immunisasi
4. Peningkatan gizi
5. Penanggulangan Diare
6. Sanitasi dasar. Cara-cara pengadaan air bersih, pembuangan kotoran dan air limbah yang
benar, pengolahan makanan dan minuman
7. Penyediaan Obat essensial.

Kegiatan rutin Posyandu diselenggarakan dan digerakkan oleh Kader Posyandu dengan
bimbingan teknis dari Puskesmas dan sektor terkait. Pada saat penyelenggaraan Posyandu
minimal jumlah kader adalah 5 (lima) orang. Jumlah ini sesuai dengan jumlah langkah yang
dilaksanakan oleh Posyandu, yakni yang mengacu pada sistim 5 langkah.

Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk masyarakat, yang
bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan. Keberadaan kader sering dikaitkan
dengan pelayanan rutin di posyandu. Sehingga seorang kader posyandu harus mau bekerja
secara sukarela dan ikhlas, mau dan sanggup melaksanakan kegiatan posyandu, serta mau dan
sanggup menggerakkan

masyarakat

untuk melaksanakan

dan mengikuti

kegiatan

posyandu.Direktorat Bina Peran Serta Masyarakat Depkes RI memberikan batasan kader :


Kader adalah warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau oleh masyarakat dan
dapat bekerja secara sukarela (Zulkifli, 2003).Pembentukan kader merupakan salah satu
metode pendekatan edukatif, untuk mengaktifkan masyarakat dalam pembangunan
khususnya dalam bidang kesehatan. Disamping itu pula diharapkan menjadi pelopor
pembaharuan dalam pembangunan bidang kesehatan. Untuk meningkatkan peran serta
masyarakat tersebut, maka dilakukan latihan dalam upaya memberikan keterampilan dan
pengetahuan tentang pelayanan kesehatan disesuaikan dengan tugas yang diembannya. 1,3

16

Syarat Menjadi Kader Posyandu


1. Dapat membaca dan menulis
2. Berjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan
3. Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat
4. Mempunyai waktu yang cukup
5. Bertempat tinggal di wilayah posyandu
6. Berpenampilan ramah dan simpatik
7. Mengikuti pelatihan-pelatihan sebelum menjadi kader posyandu. 4
Tugas dan peran Kader Posyandu
Mengingat bahwa pada umumnya kader bukanlah tenaga profesional melainkan hanya
membantudalam pelayanan kesehatan untuk itu pula perlu adanya pembatasan tugas yang
diemban baik menyangkut jumlah maupun jenis pelayanan.
Adapun yang menjadi tugas kader pada kegiatan Posyandu adalah:
1.

sebelum hari pelaksanaan Posyandu meliputi kegiatan pencatatan sasaran yaitu pada bayi
dan balita, ibu hamil, ibu menyusui dan PUS, pemberitahuan sasaran kegiatan Posyandu pada
ibu yang mempunyai bayi dan balita, ibu hamil, ibu menyusui dan PUS.

2.

kegiatan pada hari Posyandu meliputi kegiatan pendaftaran pada pengunjung, penimbangan
terhadap bayi dan balita, pencatatan KMS bayi dan balita, penyuluhan pada ibu yang
mempunyai bayi dan balita, ibu hamil dan menyusui dan PUS, pemberian alat kontrasepsi,
pemberian vitamin.

3.

kegiatan sesudah hari Posyandu meliputi kegiatan pencatatan dan pelaporan, mendatangi
sasaran yang tidak hadir, mendatangi sasaran yang mempunyai masalah untuk diberikan
penyuluhan, menentukan tidak lanjut kasus (rujukan) yang mempunyai masalah setelah
diperiksa dan tidak bisa ditangani oleh kader.
Kegiatan kader akan ditentukan, mengingat bahwa pada umumnya kader bukanlah tenaga
profesional melainkan hanya membantu dalam pelayanan kesehatan. Dalam hal ini perlu
17

adanya pembatasan tugas yang diemban, baik menyangkut jumlah maupun jenis pelayanan.
Adapun kegiatan pokok yang perlu diketahui oleh dokter kader dan semua pihak dalam
rangka melaksanakan kegiatan-kegiatan baik yang menyangkut didalam maupun diluar
Posyandu antara lain yaitu :
1. kegiatan yang dapat dilakukan kader di Posyandu adalah melaksanakan pendaftaran,
melaksanakan penimbangan bayi dan balita, melaksanakan pencatatan hasil penimbangan,
memberikan penyuluhan, memberi dan membantu pelayanan. dan merujuk.
2. kegiatan yang dapat dilakukan kader diluar Posyandu KB-kesehatan adalah bersifat yang
menunjang pelayanan KB, KIA, Imunisasi, Gizi dan penanggulangan diare.
3. Mengajak ibu-ibu untuk datang para hari kegiatan Posyandu.
4. Kegiatan yang menunjang upaya kesehatan lainnya yang sesuai dengan permasalahan yang
ada yaitu ; pemberantasan penyakit menular, penyehatan rumah, pembersihan sarang
nyamuk, pembuangan sampah, penyediaan sarana air bersih, menyediakan sarana jamban
keluarga, pembuatan sarana pembuangan air limbah, pemberian pertolongan pertama pada
penyakit dan P3K, dana sehat dan kegiatan pengembangan lainnya yang berkaitan dengan
kesehatan. 4

Melaksanakan kegiatan di luar posyandu :


a. Melaksanakan kunjungan rumah
b. Menggerakkan masyarakat untuk menghadiri dan ikut serta dalam kegiatan Posyandu
c. Membantu petugas kesehatandalam pendaftaran, penyuluhan, dan berbagai usaha
kesehatan masyarakat.
Peranan kader diluar posyandu KB-kesehatan yaitu :
1. Merencanakan kegiatan, antara lain: menyiapkan dan melaksanakan survei mawas diri,
membahas hasil survei, menentukan masalah dan kebutuhan kesehatan masyarakat desa,
menentukan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan bersama masyarakat, membahas
pembagian tugas menurut jadwal kerja. 4
18

2. Melakukan komunikasi, informasi dan motivasi tatap muka (kunjungan), alat peraga dan
percontohan.
3. Menggerakkan masyarakat dengan mendorong masyarakat untuk gotong royong, memberikan
informasi dan mengadakan kesepakatan kegiatan apa yang akan dilaksanakan dan lain-lain.
4. Memberikan pelayanan seperti membagi obat, membantu mengumpulkan bahan
pemeriksaan, mengawasi pendatang didesanya

dan melapor, memberikan

pertolongan pemantauan penyakit, memberikan pertolongan pada kecelakaan dan


lainnya, melakukan pencatatan, yaitu; KB atau jumlah PUS, jumlah peserta aktif ,
KIA ,jumlah ibu hamil, vitamin A yang dibagikan, Imunisasi untuk mengetahui
jumlah imunisasi TT bagi ibu hamil dan jumlah bayi dan balita yang
diimunisasikan, gizi jumlah bayi yang ada, mempunyai KMS, balita yang ditimbang
dan yang naik timbangan, diare jumlah oralit yang dibagikan, penderita yang
ditemukan dan dirujuk, melakukan pembinaan mengenai program keterpaduan KBkesehatan dan upanya kesehatan lainnya. 4
Problem solving cycle
Problem Solving
Cycle
Masalah

Kesenjangan antara apa yang ditemukan


dengan apa yang semestinya (standar)

Menetapkan prioritas
masalah
Kesepakatan
kelompok

Kajian data
(Kualitatif)

(Kuantitatif)

Brain storming
Delphi
technique
Delbecq

Mengkaji objek
masalah
Pemilihan prioritas
(Teknik Kriteria
Matrik)

19

Pentingnya masalah

Prevelance
Severity
Rate of increase
Degree of unmeet
need
\
Public
concern
Political climate
Social benefit

Kelayakan
teknologi

Ilmu
Teknologi

Sumber daya

Dana
Sarana
Tenaga

Lokakarya Mini
Penerapan manajemen penggerakan pelaksanaan dalam bentuk forum pertemuan dikenal
dengan Lokakarya Mini.
Tujuan Umum
Meningkatkan fungsi Puskesmas melalui penggalangan kerja sama tim baik lintas program
maupun sektor serta terlaksannya kegiatan Puskesmas sesuai dengan perencanaan. 5
Khusus
-tergalangnya kerjasama tim baik lintas program maupun lintas sektor
- terpantaunya hasil kegiatan Puskesmas sesuai dengan perencanaan
- teridentifikasinya masalah dan hambatan dalam pelaksanaan kegiatan Puskesmas
- teridentifikasinya penyebab masalah serta diupayakannya pemecahan masalah
Ruang Lingkup
Keberhasilan pembanguinan kesehatan memerlukan keterpaduan baik lintas program
maupun lintas sektor. Penyelenggaraan program kesehatan memerlukan dukungan lintas
sektor terkait. Olehkarenanya Puskesmas harus melakukan kerjasama dengan lintas sektor
agar diperoleh dukungan dalam pelaksanaan berbagai kegiatannya. Salah satu bentuk upaya
20

untuk penggalangan dan pemantauan berbagai kegiatan adalah melalui pertemuan, dalam hal
ini adalah melalui Lokakarya Mini. Pada dasarnya ruang lingkup lokakarya mini meliputi dua
hal pokok yaitu : 5
Lintas Program
Tujuan umum :
Tergalangnya kerjasama lintas program, lintas sektor, masyarakat dan swasta dalam
pelaksanaan kegiatan.
Khusus :

Ditetapkannya penanggungjawab program.


Ditetapkannya daerah binaan dan penanggungjawabnya.
Tersusunnya tim pelayanan terpadu dalam rangka pelayanan dan pembinaan

masyarakat.
Tergalangnya partisipasi masyarakat, swasta dan LSM dalam pelaksanaan kegiatan.

Lintas program yang dilakukan oleh puskemas didasari oleh sasaran dan tujuan yang sama
dari program yang dilakukan diantaranya : 5
-KIA
-KB
-Gizi anak
-Imunisasi
Lintas Sektor
Tujuan Umum
Memantau hasil kegiatan Puskesmas, memecahkan masalah yang dihadapi serta tersusunnya
rencana kerja baru.
Tujuan Khusus:

Diketahuinya hasil kegiatan Puskesmas baik mutu maupun cakupan


Disampaikannya hasil rapat/ pertemuan, umpan balik pemantauan pelaksanaan

kegiatan
Diketahuinya hambatan dan masalah dalam pelaksanaan kegiatan secara periodik
Diupayakan pemecahan masalahnya
Disusunnya rencana kerja secara periodik
Diberikannya tambahan pengetahuan dan ketrampilan dari hasil pelatihan, dll. 5

Program keluarga berencana merupakan program lintas sektoral karena di layani oleh
BKKBN, Pemda, dan Puskesmas dimana tiap sektor diberikan program agar tidak saling
tumpah tindi. 6
21

Komunikasi informasi edukasi tingkat nasional/provinsi dilakukan oleh BKKBN


Komunikasi informasi edukasi tingkat kota/kabupaten/kecamatan dilakukan oleh

puskesmas
Pembinaan kesadaran bela negara membantu pelaksanaan program KB dengan cara

bersosialisasi di lapangan.
Pemda dan BKKBN melakukan pembinaan agar aseptor tetap menggunakan alat

kontrasepsi
Puskemas juga sebagai pelayanan alat kontrasepsi.

Evaluasi Program
Fungsi pengawasan perlu dibedakan dengan evaluasi program. Perbedaannya pada sifat,
sumber data, siapa yang melaksanakannya dan waktu pelaksanaan. Antara evvaluasi dan
pengawasan memiliki persamaan yaitu keduanya bertujuan untuk memperbaiki efisiensi dan
efektifitas pelaksanaan program melalui perbaikan fungsi manajemen.
Prinsip prinsip evaluasi :
1. Evaluasi pekerja sebaiknya didasarkan pada standar pelaksanaan kerja, orientasi tingkah
laku untuk posisi yang ditempati.
2. Sample tingkah laku perawat yang cukup representative
3. Perawat sebaiknya diberi salinan deskripsi kerja, standar pelaksanaan kerjadan bentuk
valuasi untuk peninjauan ulang.
4. Terdapat strategi pelaksanaan kerja yang memuaskan dan strategi perbaikan yang
diperlukan.
5. Manajer menjelaskan area mana yang dijadiakn prioritas
6. Pertemuan evaluasi antara perawat dan menajer sebaiknya dilakukan dalam waktu yang
tepat.
7. Laporan evaluasi maupun pertemuan tersusun secara rapih sehingga membantu dalam
pelaksanaan kerja.
Alat evalausi :
1. laporan tanggapan bebas
2. Pengurutan yang sederhana
3. Checklist pelaksanaan kerja
4. Penilian grafik (Henderson, 1984)

22

Formatif

Evaluasi terhadap input biasanya dilaksanakan sebelum kegiatan program dimulai untuk
mengetahui apakah pemilihan sumber daya sudah sesuai dengan kebutuhan. Kegiatan ini juga
bersifat pencegahan.

Promotif

Evaluasi proses dilaksanakan pada saat kegiatan yang sering berlangsung untuk mengetahui
apakah metode yang dipilih sudah efektif, apakah motivasi dan komunikasi antar staf sudah
berkembang dengan baik.

Summative

Evaluasi terhadap output dilaksakan setelah program selesai untuk mengetahui apakah out
put effect atau out program sudah sesuai dengan target yang ditetapkan sebelumnya. 2
Perbandingan evaluasi dan pengawasan
Criteria
Sumber data
Pelaksana

Evaluasi
Pengawasan
Data primer dan sekunder
Data primer
Pihak luar (agar lebih Pihak dalam (manajer)

Waktu

objektif)
Biasanya
setelah

dilaksanakan Setiap saat sesuai dengan


kegiatan

selesai fungsi seorang manajer

dilaksanakan. Evaluasi juga


sering dilakukan sebelum
(evaluasi terhadap input atau

Sifat

selama

kegiatan

berlangsung/

evaluasi

proses)
Formatif: evaluasi proses

Formatif

Sumatif: evaluasi terhadap Sebagai bagian dari upaya


hasil/dampak

manajer

untuk

perbaiki

tugas-tugas staf, kualitas dan


produktifitas kerjanya
Tabel perbedaan evaluasi dan pengawasan. 2
Vital Statistik
Definisi

23

Statistik vital adalah statistik mengenai kesehatan dan bertujuan mempublikasikan data
kesehatan yang berguna sekali bagi evaluasi aktivitas, perencanaan, dasar tindak lanjut suatu
pemantauan dan penelitian. 7
Fungsi vital statistik
- Menilai dan membandingkan tingkat kesehatan masyarakat.
- Menentukan masalah dan penyebab masalah kesehatan masyarakat.
- Menentukan kontrol dan pemeliharaan selama pelaksanaan program kesehatan.
- Menentukan prioritas program kesehatan suatu daerah.
- Menentukan keberhasilan program suatu daerah.
- Mengembangkan prosedur, klasifikasi, indeks dan teknik evaluasi seperti sistim pencatatan
dan pelaporan.
- Menyebarluaskan informasi tentang situasi kesehatan dan program kesehatan
kejadian yang dinilai dalam vital statistik6
- Kejadian kematian
- Kelahiran
- Perkawinan
- Perceraian
- Adopsi Penyakit
Klasifikasi vital statistik
StatistikVital :
Terkait dgndata kehidupan manusia
morbiditas
mortalitas
Macam Macam Statistik Statistik Vital:
1) Tingkat kematian karena berbagai penyakit akibat gizi kurang
2) Kematian Kematian maternal maternal dan dan perinatal perinatal
3) Usia Usia harapan harapan hidup hidup
4) Status Status kesehatan kesehatan lain. 7
Angka Kelahiran
Jumlah Kelahiran
Definisi
Jumlah kelahiran adalah banyaknya kelahiran hidup yang terjadi pada waktu tertentu di
wilayah tertentu.
Cara Menghitung
Menjumlahkan seluruh kelahiran hidup yang terjadi di suatu wilayah dalam satu tahun
tertentu.
Data yang diperlukan
24

Jumlah kelahiran hidup dalam suatu wilayah tertentu pada tahun tertentu.
Angka Kelahiran Kasar
Definisi
Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR) adalah angka yang menunjukkan banyaknya
kelahiran pada tahun tertentu per 1000 penduduk pada pertengahan tahun yang sama.
Cara Menghitung
Angka Kelahiran Kasar (CBR) dihitung dengan membagi jumlah kelahiran pada tahun
tertentu (B) dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama (P). 7
Rumus

CBR= Angka Kelahiran Kasar


B = Jumlah kelahiran
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun, P = (P0 + P1)/2,
Po = jumlah penduduk pada awal tahun dan
P1 = jumlah penduduk pada akhir tahun.
Angka Kelahiran Umur
Definisi
Angka Kelahiran Menurut Umur (Age Specific Fertility Rate/ASFR) adalah angka yang
menunjukkan banyaknya kelahiran per 1000 perempuan pada kelompok umur tertentu antara
15-49 tahun.
Cara Menghitung
Membagi jumlah kelahiran yang terjadi pada perempuan pada kelompok umur tertentu (i),
dengan jumlah perempuan kelompok umur tersebut kemudian dikalikan dengan konstanta k
(1000).
25

Rumus :

dimana
ASFRi = Age Specific Fertility Rate untuk perempuan pada kelompok umur i, i = 1 untuk
umur 15-19 tahun, yakni: 7
i = 2 untuk umur 20-24 tahun,
i = 3 untuk umur 25-29 tahun,
i = 4 untuk umur 30-34 tahun,
i = 5 untuk umur 35-9 tahun,
i = 6 untuk umur 40-44 tahun,
i = 7 untuk umur 45-49 tahun.
Bi = Jumlah kelahiran dari perempuan pada kelompok umur i.
Pif = Jumlah penduduk perempuan pada kelompok umur i.
Data yang Diperlukan
Untuk dapat melakukan perhitungan ASFR, data yang diperlukan adalah data tentang
banyaknya bayi yang lahir dari ibu menurut umur tertentu misalnya Ibu usia 20-24 tahun
pada suatu daerah dan suatu tahun tertentu dan banyaknya Ibu pada umur tersebut (20-24
tahun) pada daerah dan tahun yang sama.
1. Angka Fertilitas Total
Definisi
Angka Fertilitas Total (Total Fertility Rate/TFR) adalah rata-rata anak yang dilahirkan
seorang wanita selama masa usia suburnya.
Kegunaan : TFR merupakan gambaran mengenai rata-rata jumlah anak yang dilahirkan
seorang perempuan dari usia 15 sampai 49 tahun. Perbandingan angka TFR antar negara atau
antar daerah dapat menunjukkan keberhasilan daerah dalam melaksanakan pembangunan
sosial ekonominya. Angka TFR yang tinggi dapat merupakan cerminan rata-rata usia kawin
26

yang rendah,

tingkat pendidikan yang rendah terutama perempuannya, tingkat sosial

ekonomi rendah atau tingkat kemiskinan yang tinggi. Selain itu tentu saja menunjukkan
tingkat keberhasilan program KB yang dilaksanakan selama tiga dekade ini.
Diketahunya TFR untuk suatu daerah akan membantu para perencana program pembangunan
untuk meningkatkan rata-rata usia kawin, meningkatkan program pelayanan kesehatan yang
berkaitan dengan pelayanan Ibu hamil dan perawatan anak, serta untuk mengembangkan
program penurunan tingkat. 7
Cara Menghitung
Menjumlahkan ASFR seluruh kelompok umur pada tahun tertentu dan wilayah tertentu,
kemudian dikalikan dengan lima. Pengalian dengan bilangan lima dilakukan karena
pengelompokan umur lima tahunan, dan diasumsikan bahwa setiap 1000 orang perempuan
pada kelompok umur yang sama secara rata-rata akan mempunyai jumlah anak yang sama.
Rumus

dimana:
TFR

= Total Fertility Rate

ASFRi = ASFR kelompok umur i.


i

= Kelompok umur, yaitu 15-19, 20-24,...,45-49. 7

Adapun faktor-faktor yang dapat mendorong angka kelahiran :


1) kawin usia muda;
2) adanya beberapa anggapan di masyarakat, seperti:
a) anak sebagai penentu status sosial;
b) punya banyak anak merasa terpandang di mata masyarakat;
c) anak sebagai penerus keturunan;
d) banyak anak banyak rezeki.

27

faktor-faktor penghambat angka kelahiran, di antaranya yaitu:


1) pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB);
2) alasan ekonomi atau pendidikan, orang menunda perkawinan;
3) wanita karier, merasa repot jika mempunyai anak banyak;
4) karena suatu penyakit tertentu yang diderita perempuan, seperti kangker rahim, atau
keguguran ketika melahirkan;
5) adanya ketentuan Undang-Undang Pokok Perkawinan No.1 Tahun 1974 yang menentukan
umur minimal kawin seorang laki-laki 19 tahun dan wanita 16 tahun.
Angka prevalensi penggunaan KB ( CPR )
Angka Prevalensi Pemakaian Kontrasepsi adalah angka yang menunjukkan berapa
banyaknya PUS yang sedang memakai kontrasepsi pada saat pencacahan dibandingkan
dengan seluruh PUS. Angka Prevelensi Kontrasepsi ini sering disebut dengan CPR
Kegunaan: Informasi tentang besarnya CPR sangat bermanfaat untuk menetapkan kebijakan
pengendalian kependudukan, serta penyediaan pelayanan KB baik dalam bentuk
mempersiapkan pelayanan kontrasepsi seperti sterilisasi, pemasangan IUD, persiapan alat dan
obat kontrasepsi, serta pelayanan konseling untuk menampung kebutuhan dan menanggapi
keluhan pemakaian kontrasepsi. 7

Angka tidak terpenuhinya kebutuhan KB (Unmet-need)


Kegunaanya: Cakupan PUS yang ingin ber KB tapi tidak terpenuhi
Rumus :
PUS (tak KB) iat+tial
Persentase Unmet Need = x 100 %
PUS 15-49 th
Keterangan:

28

- Pembilang : PUS (tak KB) = Jumlah PUS yang ingin anak ditunda atau tidak ingin anak
lagi dan tidak menggunakan alat kontrasepsi.
- Penyebut : PUS 15-49 th = Jumlah PUS di wilayah tersebut
- Satuan Indikator : Persentase (%).
Demografi
Demografi adalah sebuah ilmu yang mempelajari penduduk yang berkenaan dengan struktur
penduduk dan prosesnya. Struktur penduduk meliputi: jumlah, persebaran, dan komposisi
penduduk. Struktur penduduk di suatu wilayah selalu berubah ubah dan perubahan tersebut
disebabkan oleh karena adanya proses demografi yaitu kelahiran (natalitas= natality),
kematian (mortalitas = morality) dan perpindahan penduduk (migrasi= migration). 8
Demografi dan kependudukan sama-sama mempelajari penduduk sebagai suatu kumpulan
(agregates atau collection), bukan mempelajari

penduduk sebagai individu.

Dengan

demikian yang dimaksud dengan penduduk adalah sekelompok orang yang bertempat tinggal

29

di

suatu

wilayah.

Kesimpulan
Program KB merupakan salah satu program yang diluncurkan pemerintah dalam rangka
pembangunan kesehatan di Indonesia. Khususnya di Puskesmas Sei Baung, perhatian khusus
30

harus diberikan terhadap peningkatan kesehatan ibu, bayi baru lahir dan anak dengan
melaksanakan berbagai upaya percepatan penurunan Angka Kematian Ibu, Angka Kematian
Bayi dan upaya-upaya lain yang ada di Puskesmas.
Dilihat dari sisi input (masukan) di Puskesmas Sei Baung, beberapa unsur masukan
seperti man (ketenagaan), money (dana), material, dan method (metode), memiliki kontribusi
tersendiri bagi terlaksananya program KB. Dari pembahasan pada bab terdahulu, dapat
disimpulkan bahwa Puskesmas Sei Baung sudah memiliki input yang baik dari segi
ketenagaan, dana, material dan metode, .
Dilihat dari sisi proses terlaksananya program KB di Puskesmas Sei Baung, masih
terdapat kekurangan pada proses organizing (pengorganisasian) dan proses actuating
(pergerakan-pelaksanaan). Berdasarkan seluruh informasi yang diperoleh, kekurangan
terletak di pencatatan dan pelaporan serta pengawasan yb belum berjalan dengan baik.
Dari sisi output (keluaran), dapat disimpulkan bahwa program KB di Puskesmas Sei
Baung membawa hasil positif untuk penurunan angka kematian Ibu dan angka kematian bayi.
Hal ini tercermin dari kenaikan angka capaian sebagian besar program Kemenkes 2010-2014
yang menjadi indikator keberhasilan..
Daftar Pustaka
1. Azrul Azwar.Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta; Binarupa;2001.h.78-90
2. Azwar A. Pengantar administrasi kesehatan. Edisi 3. Jakarta: Binarupa Aksara;
1996.h.17-25,38-9,125-34.
3. Keluarga Berencana.Diunduh dari http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/2014 Juni 29
4. Zulkifli.Posyandu dan Kader Kesehatan.2003.
Diunduh dari http://library.usu.ac.id/index.php/component/journals/index. 2014 Juni 29
5. Pedoman Lokakarya Mini Puskesmas. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat
Departemen kesehatan RI. Jakarta. 2006; 1-30
6. Prawirohardjo, Sarwono.Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP-SP;2006.h.111-121
7. Chandra Budiman. Biostatistik. Jakarta: EGC;2009.h.6-12.
8. Tjiptoherijanto, prijono, Said Z. Abidin, Dasar-dasar demografi Nasional 1993. Universitas
Indonesia:Jakarta; h 44-6.

31

Anda mungkin juga menyukai