Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN MOTORIK KASAR

DAN MOTORIK HALUS BAYI USIA 3-24 BULAN DI KLINIK


FISIOTERAPI SUDIANG MAKASSAR

Suharto, Suriani, Arpandjam’an


Jurusan Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar

ABSTRAK
Saat ini masalah yang dihadapi anak usia kurang 1 tahun adalah masalah perkembangan geraknya, seperti keterlambatan
perkembangan motorik. Oleh karenanya perkembangan anak perlu mendapat perhatian lebih, utamanya bagi para orang tua sejak
usia dalam kandungan hingga usia dewasa. Jenis penelitian ini adalah penelitian pra eksperimen dengan desain penelitian one
group pre-test dan post-test yang dilaksanakan di Klinik Fisioterapi Sudiang Makassar. Populasi penelitian ini adalah semua bayi
3 – 24 bulan yang berkunjung di Klinik Fisioterapi Sudiang selama periode penelitian dan sampel penelitian dengan cara
accidental sampling selama penelirtian sebanyak 20 orang. Hasil penelitian diperoleh keemampuan mengontrol lengan dengan
nilai p= 0.000, kemampuan mengontrol badan dengan nilai p= 0.001, kemampuan mengontrol tungkai diperoleh nilai p= 0.004
dan kemampuan koordinasi jari tangan diperoleh nilai p= 0.004. Kesimpulan penelitian ini bahwa pemijatan bayi usia 3 – 24 bulan
berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan mengontrol lengan, badan, tungkai bawah dan koordinasi jari tangan

Kata Kunci : Pijat Bayi, Perkembangan motorik

PENDAHULUAN faktor pendukung, baik itu faktor genetik


Setiap anak adalah individu yang unik, maupun faktor lingkungan.
karena faktor bawaan dan lingkungan yang Menurut Soetdjiningsih (2012),
berbeda, maka pencapaian kemampuan perkembangan merupakan periode penting
perkembangannya juga berbeda tetapi tetap dalam kehidupan anak khususnya setelah
akan mengikuti pola umum perkembangan. melewati masa perkembangan sangat pesat
Diperkirakan lebih dari 20 juta anak balita di pada usia tiga tahun. Usia tiga tahun
Negara berkembang gagal mencapai potensi merupakan batas telah melewati perkembangan
perkembangan optimalnya karena masalah sangat cepat atau sering disebut masa kritis
kemiskinan, malnutrisi, atau lingkungan yang perkembangan. Setelah masa ini perkembangan
tidak mendukung, sehingga mempengaruhi akan berlangsung secara kontinyu, maka perlu
perkembangan kognitif, motorik, emosi, dan dilakukan deteksi dini pertumbuhan dan
sosial anak. ( Rahmita P. Soendjojo, 2010). perkembangan seorang anak usia tiga tahun
Pembentukan kualitas SDM yang agar cepat terdeteksi gangguan
optimal, baik sehat secara fisik maupun perkembangannya untuk landasan
psikologis sangat bergantung dari proses perkembangan selanjutnya.
tumbuh dan kembang pada usia dini. Anak Data angka kejadian keterlambatan
yang sehat akan menunjukkan tumbuh perkembangan umum belum diketahui dengan
kembang yang optimal apabila diberikan pasti, namun diperkirakan sekitar 1-3% anak di
lingkungan bio–fisiko-psikososial yang bawah usia 6 tahun mengalami keterlambatan
adekuat, namun sebagian besar masyarakat perkembangan umum. Pada tahun 2010 sekitar
belum memahami hal ini terutama mereka yang 35,4% anak balita di Indonesia menderita
mempunyai tingkat pendidikan dan sosial penyimpangan perkembangan seperti
ekonomi yang relatif rendah (Nursalam, 2005). penyimpangan dalam motorik kasar, motorik
Saat ini masalah yang dihadapi anak usia halus, serta penyimpangan mental emosional.
kurang 1 tahun adalah masalah perkembangan Pada tahun 2011 berdasarkan pemantauan
geraknya, seperti keterlambatan perkembangan status tumbuh kembang balita, prevalensi
motorik. Oleh karenanya perkembangan anak tumbuh kembang turun menjadi 23,1%. Hal ini
perlu mendapat perhatian lebih, utamanya bagi disebabkan karena Indonesia mengalami
para orang tua sejak usia dalam kandungan kemajuan dalam program. ( Riskesdas, 2013).
hingga usia dewasa. Dimana proses ini berbeda Untuk mengatasi permasalahan
antara satu dengan yang lainnya tergantung dari keterlambatan perkembangan motorik ini,

34
dapat diberikan pijat bayi anggota gerak anak dengan menggunakan skala bayley. Pada tahap
untuk menstimulasi perkembangan motoriknya pelaksanaan setiap anak diukur nilai
agar perkembangannya sesuai dengan usianya, perkembangan motoriknya kemudian
karena pijat bayi dapat merangsang otot – otot, diberikan pijat bayi. Setelah 8 kali perlakuan
tulang dan sistem organ untuk berfungsi secara lalu diukur lagi perkembangan motoriknya.
maksimal.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, HASIL PENELITIAN
maka dilakukan penelitian lebih lanjut untuk 1.Karakteristik Subjek Penelitian
mengetahui Pengaruh Pijat Bayi terhadap Sampel yang didapatkan memiliki rentang
Peningkatan Motorik Kasar dan Motorik Halus umur 6 – 18 bulan dengan jenis kelamin
Bayi Usia 3-24 Bulan Di Klinik Fisioterapi laki-laki sebanyak 9 orang (45%) dan
Sudiang Makassar. perempuan sebanyak 11 orang (55%).
2. Kemampuan Motorik Kasar dan halus
METODE PENELITIAN setelah diberikan Pijat Bayi
Jenis penelitian ini adalah penelitian pra
eksperimen dengan desain penelitian one group Data yang diperoleh adalah nilai
pre-test dan post-test yang dilaksanakan di perkembangan motorik berupa kemampuan
Klinik Fisioterapi Sudiang Makassar. Populasi mengontrol lengan sebelum dan sesudah
penelitian ini adalah semua bayi 3 – 24 bulan pemijatan. Pengukuran kemampuan
yang berkunjung di Klinik Fisioterapi Sudiang mengontrol lengan dilakukan dua kali
selama periode penelitian dan sampel penelitian dengan menggunakan skala Bayley. Untuk
dengan cara accidental sampling selama lebih jelasnya hasil penelitian kemampuan
penelirtian sebanyak 20 orang. motorik kasar dan halus pada subjek
Pengumpulan data dilakukan dengan penelitian dapat dilihat pada tabel . di bawah
cara mencatat identitas subjek penelitian anak ini.
kemudian diukur perkembangan motorik anak

Tabel .Kemampuan Motorik Kasar dan halus setelah diberikan Pijat Bayi

Mean SD P
Variabel Pretest Postest Pretest Postest

Kemampuan mengontrol 4,70 7,85 1,13 2,92 0,000


Lengan
Kemampuan mengontrol Badan 2.85 5.05 3.63 3.94 0.001
Kemampuan mengontrol 2.05 3.65 1.28 1.60 0,001
Tungkai
Kemampuan Mengontrol 1.60 2.55 1.08 1.39 0,004
Koordinasi Jari Tangan

P = wilcoxon test

PEMBAHASAN tangan atau jari berupa gerakan secara


1. Analisis Kemampuan Mengontrol Lengan teratur dan berirama pada daerah tubuh dan
Sebelum dan Sesudah Pemijatan anggota gerak mempunyai pengaruh
Analisis data menunjukkan adanya terhadap penambahan kemampuan
perbedaan kemampuan mengontrol lengan mengontrol lengan pada bayi.
sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Hasil analisis terhadap selisih rata-
Hasil uji dapat disimpulkan bahwa rata kemampuan mengontrol lengan
pemberian perlakuan pemijatan dengan cara sebelum dan sesudah pemberian pemijatan
stimulasi dengan tekanan ringan atau memperlihatkan adanya selisih yang besar
berupa elusan dengan menggunakan telapak sehingga pemberian pemijatan pada bayi

35
sangat efektif untuk menambah sangat efektif untuk menambah
kemampuan mengontrol lengan. Hal kemampuan mengontrol badan. Hal
tersebut dapat dicapai karena dengan tersebut dapat dicapai karena pada
pemberian pemijatan akan merangsang pemijatan dapat mempengaruhi sisten saraf
peredaran darah dan merubah energi karena baik saraf tepi maupun pusat. Tekanan pada
adanya gelombang oksigen yang segar akan saraf di kulit akan menyebabkan pelebaran
lebih banyak dikirim ke otak dan keseluruh vena, arteri dan kapiler sehingga akan
tubuh. Pemijatan dapat pula menghasilkan menghambat penyempitan, merileksasikan
efek biokimia berupa peningkatan kadar otot, memperlambat denyut jantung dan
serotin yang dapat menghasilkan efek fisik meningkatkan gerakan usus di saluran
pada bayi berupa pertumbuhan yang cerna. Pemijatan juga akan meningkatkan
optimal sehingga kemampuan mengontrol hormon katekolamin(epinefrin dan
lengan bertambah. Hal tersebut sejalan norepinefrin yang berfungsi memacu
dengan pendapat Ina Rosalina (2007) yang pertumbuhan bayi sehingga bayi akan lebih
menyatakan bahwa pijat dapat cepat menyesuaikan diri dengan
mempengaruhi sistem saraf dari tepi sampai lingkungannya sehingga lebih mudah untuk
ke pusat. Adanya tekanan pada reseptor melakukan kontrol terhadap badannya.
saraf di kulit akan menyebabkan pelebaran Pemijatan juga memberikan pengaruh
vena, arteri dan kapiler sehingga akan terhadap otot, yaitu terjadinya penarikan ke
menghambat penyempitan, merileksasikan arah samping dan memanjang. Keadaan
ketegangan otot, melambatkan detak tersebut akan meningkatkan mikrosirkulasi
jantung dan meningkatkan gerakan usus di yang menyebabkan otot menjadi rileks,
saluran cerna. Akibat reaksi pemijatan fleksibilitas meningkat dan integritas
tersebut akan menyebabkan kebutuhan jaringan bertambah serta mudah
nutrisi meningkat sehingga terjadi melepaskan racun sebagai sisa pembakaran
pertumbuhan organ dengan optimal sehingga kerja otot semakin baik terutama
terutama sistem motorik sehingga dalam membantu dan mengarahkan anggota
kemampuan bayi untuk mengontrol gerak dan tubuh dalam bergerak sehingga
lengannya bertambah. Dengan demikian mudah terkontrol (Ina Rosalina, 2007).
dapat disimpulkan bahwa pemberian Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pemijatan dapat mengoptimalkan pemberian pemijatan dapat meningkatkan
pertumbuhan fisik bayi secara tidak kemampuan mengontrol badan bayi.
langsung khususnya kemampuan 3. Analisis Kemampuan Mengontrol Tungkai
mengontrol lengan. Sebelum dan Sesudah Pemberian Pemijatan
2. Analisis Kemampuan Mengontrol Badan Analisis data menunjukkan adanya
Sebelum dan Sesudah Pemberian Pemijatan perbedaan kemampuan mengontrol tungkai
Analisis data diperoleh adanya sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.
perbedaan kemampuan mengontrol badan Hasil uji analisis terhadap selisih rata-rata
sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. kemampuan mengontrol tungkai sebelum
Hasil uji dapat menunjukkan pemberian dan sesudah pemberian pemijatan
intervensi pemijatan dengan cara stimulasi memperlihatkan adanya selisih yang besar
dengan tekanan ringan atau berupa elusan sehingga pemberian pemijatan pada bayi
dengan menggunakan telapak tangan atau usia 3 – 24 bulan sangat efektif untuk
jari berupa gerakan secara teratur dan menambah kemampuan mengontrol
berirama pada daerah tubuh dan anggota tungkai. Hal tersebut di atas dapat dicapai
gerak selama 15 menit berpengaruh karena pemijatan dapat mempengaruhi
terhadap penambahan kemampuan motor learning. Pada dasarnya bahwa
mengontrol badan pada bayi berusia 4 – 24 proses perkembangan dipengaruhi oleh 4
ulan. faktor yakni genetic, maturasi, lingkungan
Hasil analisis terhadap selisih rata- dan kultur. Salah satu factor yang
rata kemampuan mengontrol badan mempengaruhi maturasi adalah reflex dan
sebelum dan sesudah pemberian pemijatan reaksi motor learning, komponen ini
memperlihatkan adanya selisih yang besar merangsang kematangan atau maturasi pada
sehingga pemberian pemijatan pada bayi system saraf ( Donna Cech, 1995). Faktor

36
lain yang sangat berpengaruh terhadap dibutuhkan dalam keterampilan motorik
pertumbuhan bayi adalah faktor hormonal seseorang bayi yang pada prinsipnya
seperti hipofisis yang akan berpengaruh berkembang sejalan dengan kematangan
terhadap pertumbuhan jumlah sel tulang saraf dan otot. Terhadap otot, yaitu
dan hormon tiroid yang berpengaruh terjadinya penarikan ke arah samping dan
terhadap pertumbuhan dan kematangan memanjang. Keadaan tersebut akan
tulang. Pernyataan tersebut sejalan dengan meningkatkan mikrosirkulasi yang
pendapat Bambang Trijaya (2008) yang menyebabkan otot menjadi rileks,
menyatakan bahwa perubahan tubuh fleksibilitas meningkat dan integritas
berlangsung karena pengaruh hormon jaringan bertambah. Selain itu pemijatan
kelamin dan hipofisi yang pada permulaan menyebabkan bertambahnya
terdapat penambahan berat badan disertai ukuran/dimensi otot akibat bertambahnya
dengan penambahan panjang badan. sel-sel dan bertambah besarnya sel-sel serta
Adanya pertumbuhan terhadap tulang di bertambahnya jaringan interseluler (Edwin
atas, akan mempengaruhi pada kemampuan Tohaga, 2008). Bertambahnya
anak untuk melakukan aktivitasnya dengan pertumbuhan otot-otot dan saraf pada
menggunakan tungkai. Penggunaan tungkai tangan bayi akan meningkatkan
pada bayi dengan pertumbuhan tulang yang kemampuan koordinasinya sehingga
baik dengan disertai pertumbuhan dan gerakan yang terjadi pada jari tangan dapat
perkembangan pada jaringan otot akan dikontrol dengan baik karena adanya pola
memudahkan anak untuk melakukan interaksi yang kompleks dari bagian dan
gerakan pada tungkainya sehingga bayi sistem dalam tubuh seperti otot dan sistem
tersebut dengan mudah dapat melakukan tulang/rangka yang di kontrol oleh otak.
kontrol terhadap gerakan-gerakan tungkai. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemberian pemijatan akan memberikan
pemberian pemijatan akan memberikan manfaat yang besar terhadap kemampuan
manfaat yang besar terhadap kemampuan mengontrol koordinasi jari tangan pada
mengontrol tungkai pada bayi usia 6 – 12 bayi.
bulan.
4. Analis Kemampuan Mengontrol Koordinasi KESIMPULAN
Jari Tangan Sebelum dan Sesudah Pemberian pemijatan bayi usia 3 – 24
Pemberian Pemijatan bulan berpengaruh terhadap peningkatan
Data yang diperoleh menunjukkan kemampuan mengontrol lengan, badan, tungkai
adanya perbedaan kemampuan mengontrol bawah dan koordinasi jari tangan
koordinasi jari tangan sebelum dan sesudah
diberikan perlakuan. Hasil analisis terhadap UCAPAN TERIMA KASIH
selisih rata-rata kemampuan mengontrol Terima kasih kami sampaikan kepada
koordinasi jari tangan sebelum dan sesudah Bapak Direktur Poltekkes Makassar, Ketua
pemberian pemijatan memperlihatkan Jurusan Fisioterapi dan para dosen dan Klinik
adanya selisih yang cukup signifikan fisioterapi Sudiang Makassar yang telah
sehingga pemberian pemijatan pada bayi memberikan kesempatan untuk melaksanakan
usia 3 – 24 bulan sangat efektif untuk penelitian ini, serta orang tua subjek penelitian
menambah kemampuan mengontrol yang bersedia menjadi responden penelitian ini.
koordinasi jari tangan. Hasil analisis
tersebut di atas dicapai karena pada DAFTAR PUSTAKA
pemijatan akan memberikan pengaruh pada Amelia Amir, 2008, Pengaruh Senam Bayi
anak khususnya pada sistem saraf dan otot. Terhadap Perkembangan Motorik
Kemampuan mengontrol koordinasi jari Kasar Pada Bayi Usia 3 – 12 Bulan di
tangan adalah suatu gerakan yang sangat Rsia Sitti Khadijah I Makassar.
rumit mengingat gerakan pada jari tangan
melibatkan banyaknya komponen otot yang Arisman, 2004, Gizi Dalam Daur Kehidupan.
bekerja. Pemberian pemijatan pada anak Penerbit buku Kedokteran EGC.
akan mempengaruhi sistem tulang dan otot Jakarta
yang mana kedua sistem tersebut sangat

37
Bambang Tridjaya, Si Jangkung dan Si
Pendek, www.ayahbunda-online.com Neswroom, Latihan Menulis Untuk
<Acces at May 4 2016> Mengembangkan Motorik Halus
Anak. www.Mediakita.com <acces at
Elizabeth B. Hurlock, 1998, Perkembangan Februari 15, 2016>
Anak, Penerbit Erlangga, Jakarta, hlm.
115-116 Radiarjuni, 2007. Pengaruh Baby Massage
terhadap Frekuensi Permintaan ASI
Erwin Tohaga, Deteksi Dini Tumbuh Kembang Usia 0-6 bulan di Posyandu
Anak Kita, www.TripAdvisor.com Cendrawasih Desa Lipukasi
<Access at April, 3 2016>. Kecamatan Tanete Rilau Kabupaten
Barru tahun 2007. Makassar
F.J. Monks dkk, 2004. Psikologi
Perkembangan. Penerbit ; Gajah Mada Soekidjo Notoatmaojo, 1993. Metodologi
University Press. Yogyakarta. Penelitian Kesehatan. Penerbit ;
Rhineka Cipta. Jakarta.
Ina Rosalina, 2007, Fisiologi Pijat bayi,
Trikarsa Multi Media, Bandung. Soetjiningsih. 1992. Tumbuh Kembang Anak.
EGC. Jakarta
Irawan, 2006. Perkembangan Motorik Halus
dan Kasar, www. Dokteranakku Suharsimi Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian.
.com.Diakses Sunday, July 30, 2016. Penerbit ; Rhiineka Cipta. Jakarta.
Irwan Perkembangan Motorik Halus. Tiffany Field, 2004, Touch and Massage in
www.DokterAnakku.com, < acces at Early Child Development, Johnson &
September, 2016> Johnson Pediatric Institute, Miami.
Moersintowarti B.N, 2002, Tumbuh Kembang Utami Roesli, 2001. Pedoman Pijat Bayi.
Anak dan Remaja. Edisi I. IDAI Trubus Agriwidya. Jakarta
Sagung Seto, Jakarta

38

Anda mungkin juga menyukai