Anda di halaman 1dari 27

Kebijakan

Penanggulangan
Penyakit Menular KLB
dan Wabah
di Indonesia

Dr. Nurmawati
Kabid. P2P Dinkes Papua Barat

Pelatihan Penanggulangan KLB dan Wabah untuk TGC Puskesmas


Angkatan I dan II
Bleended Meeting, 24 Okt-2 Nov 2022
Tujuan
Pembelajaran
Umum (TPU)

Setelah mempelajari
materi, peserta mampu
menjelaskan Kebijakan
Penanggulangan
Penyakit KLB dan Wabah
di Indonesia
2
Tujuan
Pembelajaran
Khusus (TPK)

Peserta mampu:
a) Menjelaskan kebijakan
Penanggulangan KLB/Wabah
b) Menjelaskan Strategi
penanggulangan KLB/Wabah

3
Pengertian
• Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah:
meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara
epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu dan
merupakan keadaan yang menjurus wabah  pernyataan oleh
Kepala Daerah Kab/Kota
• Wabah yaitu:
kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat
yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari
pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta
dapat menimbulkan malapetaka  pernyataan oleh Kepala Negara
POKOK BAHASAN

Kebijakan
1
Penanggulangan
KLB/Wabah
Penyakit menular
di Indonesia
Penyakit menular Potensial KLB tidak mengenal batas
#1 administrasi. Mobilisasi manusia, hewan, barang sangat
cepat menyebabkan transmisi penyakit antar wilayah
semakin cepat.
#2
Perubahan Iklim
dapat berdampak
meningkatnya
penyakit infeksi dan
menimbulkan
dampak terhadap
kesehatan manusia
#3
Interaksi/ kontak antara
manusia dan hewan
yang semakin dekat dan
intens berpotensi
menimbulkan penyakit
zoonosis semakin besar
More than infectious disease hazards: 1980-2021

ZIKA Covid-19

Impact on health, economy, security


Faktor Risiko Munculnya Penyakit PIE
Penyakit Potensial KLB
(PMK 1501/2010)
1. Kholera 10. Avian Influenza H5N1
2. Pes 11. Antraks
3. DBD 12. Leptospirosis
4. Campak 13. Hepatitis
5. Polio 14. Influenza A (H1N1)
6. Difteri 15 Meningitis
7. Pertusis 16. Yellow Fever
8. Rabies 17. Chikungunya
9. Malaria
POKOK BAHASAN

2
Kebijakan Yang
Mendasari
Penanggulangan
KLB / Wabah
#1. IHR
Tujuan Peraturan Kesehatan
Internasional (2005) adalah " “prevent,
protect against, control dan
memberikan respons kesehatan
masyarakat terhadap penyebaran
penyakit internasional dengan cara yang
sepadan dalam:
• membatasi risiko kesehatan masyarakat;
• menghindari gangguan yang tidak perlu
akibat lalu lintas dan perdagangan
internasional"
#2. Global Health Security Agenda

GHSA bertujuan untuk mencegah,


mendeteksi dan merespon cepat berbagai
ancaman penyakit infeksi di tingkat global,
baik yang terjadi secara alamiah maupun
karena adanya unsur kesengajaan ataupun
musibah. GHSA melibatkan multi-
stakeholders, bersifat multi-sektoral serta di
dukung badan-badan dunia di bawah PBB,
antara lain: 
World Health Organisation (WHO), Food and
Agriculture Organisation (FAO), dan World
Organisation for Animal Health (OIE).
#3 JEE
Joint External Evaluation yaitu evaluasi pada setiap member
country terkait kapasitas negara dalam hal prevent, detect and
respons dimana salah satu indikator yang dinilai adalah REAL
TIME SURVEILLANCE.

Tujuan :
menilai kemampuan suatu negara dalam preparedness dan
respon terhadap ancaman public health emergency of
international.

Dalam evaluasi ini suatu negara diberikan hak untuk menilai


kapasitasnya sendiri sesuai dengan kondisi/keadaan yang
selanjutnya tim penilai external akan menilai apakah hasil self
assessment tersebut sesuai atau tidak dengan bukti yang ada.
Dasar Hukum
UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 949/Menkes/SK/VIII/ 2004 tentang Pedoman Penyelenggaraan


Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 658/MENKES/PER/VIII/2009 tentang Jejaring Laboratorium


Diagnosis Penyakit Infeksi New-Emerging dan Re-emerging

Peraturan Menteri kesehatan Nomor 1501/Menkes/Per/X/2010 tentang Jenis Penyakit Menular


Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 45 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 82 Tahun 2014 tentang Penanggulangan Penyakit Menular

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 92 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Komunikasi Data
Dalam Sistem Informasi Kesehatan Terintegrasi

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1479/Menkes/SK/ X/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan


Sistem Surveilans Epidemologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Terpadu
POKOK BAHASAN

Strategi
Penanggulangan 3
KLB/Wabah
Reguler

• Epidemiologi
• Lab. Mikrobiologi
(apabila diperlukan)
Kejadian

PE / Investigasi
I C S Respon
Dini
Penanggulangan

• Tatalaksana kasus
• Disposal
• ORI atau Vaksinasi
terbatas
• Biosecurity dan
Biokontainment
• Pembatasan mobilitas
Darurat
PMK 82/2014
Tentang Penanggulangan Penyakit Menular
• Penanggulangan Penyakit Menular dilakukan melalui upaya
pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan
• Upaya pencegahan dilakukan untuk memutus mata rantai
penularan, perlindungan spesifik, pengendalian faktor risiko,
perbaikan gizi masyarakat dan upaya lain sesuai dengan ancaman
Penyakit Menular.
• Upaya pengendalian dilakukan untuk mengurangi atau
menghilangkan faktor risiko penyakit dan/atau gangguan
kesehatan.
• Upaya pemberantasan dilakukan untuk meniadakan sumber atau
agen penularan, baik secara fisik, kimiawi dan biologi
Prioritas Penanggulangan
Mengingat banyaknya jenis penyakit menular dan setiap wilayah di Indonesia
memiliki masalah penyakit yang berbeda-beda maka prioritas program
penanggulangan baik di tingkat nasional maupun daerah ditetapkan dengan
kriteria sebagai berikut:
• Penyakit endemis lokal
• Penyakit menular potensial wabah
• Penyakit dengan tingkat fatalitas tinggi/angka kematian tinggi
• Memiliki dampak sosial, ekonomi, politik dan ketahanan yang luas; dan atau
• Menjadi sasaran reduksi, eliminasi dan eradikasi global
Kegiatan Penanggulangan Penyakit Menular
• Promosi kesehatan
• Surveilans kesehatan Upaya penanggulangan wabah:
• Pengendalian faktor risiko • Penyelidikan epidemiologis
• Penemuan kasus
• Pemeriksaan, pengobatan,
perawatan, dan isolasi penderita
• Penanganan kasus
termasuk tindakan karantina
• Pemberian kekebalan (imunisasi) • Pencegahan dan pengebalan
• Pemberian obat pencegahan • Pemusnahan penyebab penyakit
massal • Penanganan jenazah akibat
wabah
• Penyuluhan kepada masyarakat
Strategi Pengendalian KLB/Wabah
1. Penatalaksanaan kasus pada manusia
2. Perlindungan pada kelompok risiko tinggi (vaksinasi, profilaksis, APD, dll)
3. Surveilans Epidemiologi pada hewan dan manusia (SKDR, Surveilans
berbasis lab, dll)
4. Komunikasi resiko, edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat
5. Penguatan dukungan peraturan
6. Peningkatan kapasitas
7. Penelitian kaji tindak
8. Monitoring dan evaluasi
Standar Pelayanan Minimal (SPM)
• Setiap orang pada kondisi Kejadian Luar Biasa (KLB) di
Provinsi wajib mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar berdasarkan jenis penyakit atau keracunan
pangan.
• Suatu KLB dinyatakan sebagai KLB Provinsi jika
memenuhi kriteria sebagai berikut:
• KLB yang terjadi pada suatu wilayah Kabupaten/Kota di satu
provinsi yang meluas ke Kabupaten/kota lainnya dan
memiliki hubungan epidemiologi
• KLB yang terjadi pada suatu wilayah Kabupaten/Kota di satu
provinsi berpotensi meluas ke Kabupaten/Kota lainnya
berdasarkan hasil analisis dan evaluasi
• Pemerintah daerah Kabupaten/kota terdampak KLB
tidak/kurang mampu dan mengajukan permintaan bantuan
dalam penanggulangan KLB kepada Pemerintah Daerah
Provinsi.
Koordinasi, Jejaring Kerja dan Kemitraan

Diarahkan untuk:
• Pemberian advokasi
• Pencegahan, pengendalian dan pemberantasan penyakit menular
• Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia
• Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi
• Meningkatkan kemampuan kewaspadaan dini dan kesiapsiagaan serta
penanggulangan KLB/wabah
Pencatatan dan Pelaporan
• Fasilitas pelayanan kesehatan wajib melakukan pencatatan kasus
penyakit menular dan upaya penanggulangannya kemudian Pkm
melaporkan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.
• Dinas kesehatan kabupaten/kota melakukan kompilasi laporan dan
melakukan analisis untuk pengambilan kebijakan dan tindak lanjut Dinkes
serta melaporkannya ke dinas kesehatan provinsi. Kab/Kota

• Dinas kesehatan provinsi melakukan kompilasi laporan dan melakukan


analisis untuk pengambilan kebijakan dan tindak lanjut serta
Dinkes Prov
melaporkannya ke Menteri dengan tembusan.
• Direktur Jenderal P2P melakukan kompilasi laporan dan melakukan
analisis untuk pengambilan kebijakan dan tindak lanjut serta
memberikan umpan balik ke dinas kesehatan provinsi dan Kemenkes
menyampaikan laporan ke Menteri
Pemantauan dan Evaluasi
INDIKATOR PEMANTAUAN EVALUASI
Pencegahan Tidak ditemukan kasus baru pada Penyakit menular tidak menjadi
wilayah tertentu masalah kesehatan di masyarakat

Pengendalian Tidak ada penambahan kasus baru


Pemberantasan Berkurang atau hilangnya penyakit Tidak ditemukan lagi penyakit atau
penyakit tidak menjadi masalah
kesehatan

Penanggulangan Dapat ditanggulangi dalam waktu


paling lama 2 (dua) kali masa
inkubasi terpanjang.

Anda mungkin juga menyukai