Anda di halaman 1dari 6

SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

SURVEILANS PENYAKIT TIDAK MENULAR

Dosen Pengampu

Moh. Ichsan, SKM, M.Epid

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 5

2D3A

Alfinda Kusuma Wardani (P21345119005)

Anis Rahmania (P21345119011)

Dinda Dwi Mu’ariffah (P21345119020)

Fildzah Natasya Wahyuningrum (P21345119027)

PROGRAM STUDI D3 SANITASI

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA II

Jl. Hang Jebat III No.8, RT.4/RW.8, Gunung, Kby.Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta 12120

2020
PEMBAHASAN

A. Pengertian Surveiilans Penyakit Tidak Menular


a. Pengertian Penyakit Tidak Menular
Penyakit tidak menular (PTM) merupakan salah satu atau masalah kesehatan
dunia dan Indonesia yang sampai saat ini masih menjadi perhatian dalam dunia
kesehatan karena merupakan salah satu penyebab dari kematian (Jansje & Samodra
2012). Penyakit tidak menular (PTM), juga dikenal sebagai penyakit kronis, tidak
ditularkan dari orang ke orang, mereka memiliki durasi yang panjang dan pada
umumnya berkembang secara lambat (Riskesdas, 2013). Menurut Bustan (2007),
dalam Buku Epidemiologi Penyakit Tidak Menular mengatakan bahwa yang
tergolong ke dalam PTM antara lain adalah; Penyakit kardiovaskuler (jantung,
atherosklerosis, hipertensi, penyakit jantung koroner dan stroke), diabetes melitus
serta kanker.
b. Pengertian Surveilans Penyakit Tidak Menular
Surveilans adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan analisis, interpretasi data,
dan diseminasi data dan diseminasi informasi secara teratur dan berkesinambungan
untuk mengundang aksi kesehatan masyarakat. Perkembangan surveilans
epidemiologi dimulai dari penyakit menular dan meluas ke penyakit tidak menular.
Surveilans epidemiologi penyakit tidak menular merupakan analisis terus menerus
dan sistematis terhadap penyakit tidak menular dan faktor resiko untuk mendukung
upaya pemberantasan penyakit. Penyakit tidak menular (PTM) adalah penyakit
yang diderita oleh seseorang bukan disebabkan infeksi mikroorganisme tetapi juga
bisa terjadi karena proses degenaratif.
Sistem surveilans (penyakit tidak menular/PTM) terdiri dari jaringan kerja sama
dengan lembaga penelitian, lembaga pendidikan, lembaga sosial masyarakat, serta
organisasi profesi yang bergerak di bidang PTM. Tujuan surveilans PTM adalah
memberikan informasi tentang kondisi penyakit tidak menular kepada para pengambil
keputusan dalam perencanaan dan pertimbangan.
B. Tujuan Surveilans Penyakit Tidak Menular
Surveilans Penyakit Tidak Menular bertujuan untuk memperoleh informasi
tentang situasi, kecenderungan penyakit, dan faktor risikonya sebagai bahan pengambilan
keputusan dalam rangka pelaksanaan program penanggulangan secara efektif dan efisien.
Surveilans Penyakit Tidak Menular dilakukan melalui kegiatan pengumpulan data,
pengolahan dan analisis data, intepretasi data, serta diseminasi informasi terhadap faktor
risiko, penyakit, dan penyebab kematian.

C. Pelaksanaan Surveilans Penyakit Tidak Menular


Penyelenggaraan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular diprioritaskan pada jenis
Penyakit Tidak Menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, dengan kriteria
sebagai berikut:
a. Tingginya angka kematian atau kecacatan;
b. Tingginya angka kesakitan atau tingginya beban biaya pengobatan; dan
c. Memiliki faktor risiko yang dapat diubah.
Faktor risiko perilaku yang dapat diubah, meliputi:
a. Merokok;
a. Kurang aktifitas fisik;
b. Diet yang tidak sehat;
c. Konsumsi minuman beralkohol; dan
d. Lingkungan yang tidak sehat.
Pencegahan dan pengendalian surveilans penyakit tidak menular yaitu:
1) Pencegahan
Dilaksanakan melalui kegiatan promosi kesehatan, deteksi dini faktor risiko, dan
perlindungan khusus.
 Promosi Kesehatan
1. Promosi kesehatan bertujuan untuk mewujudkan PHBS dengan menciptakan
dan mentradisikan perilaku CERDIK masyarakat, yaitu; Cek kesehatan secara
berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet sehat dan gizi
seimbang, Istirahat yang cukup, dan Kelola stress.
2. Promosi kesehatan dilakukan dengan strategi advokasi, pemberdayaan
masyarakat, dan kemitraan yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
3. Promosi kesehatan dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi
di bidang promosi kesehatan dan/atau Penanggulangan Penyakit Tidak
Menular.
4. Tenaga kesehatan dalam melaksanakan promosi kesehatan dapat
mendayagunakan kader kesehatan.
 Deteksi Dini
1. Deteksi dini dilakukan untuk menemukan faktor risiko Penyakit Tidak
Menular sedini mungkin.
2. Deteksi dini dilakukan terhadap individu dan/atau kelompok yang berisiko
atau tidak berisiko secara rutin melalui:
a. Wawancara;
b. Pengukuran; dan
c. Pemeriksaan.
3. Deteksi dini dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas/tempat
dilaksanakan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM).
4. Dalam hal berdasarkan hasil deteksi dini positif berisiko Penyakit Tidak
Menular, harus ditindaklanjuti dengan pengendalian faktor risiko.
 Perlindungan Khusus
1. Perlindungan khusus dilakukan untuk pencegahan penyakit dengan pemberian
kekebalan/imunisasi.
2. Pemberian kekebalan/imunisasi hanya dapat dilakukan terhadap jenis
Penyakit Tidak Menular yang memungkinkan secara keilmuan di bidang
kesehatan dan harus berdasarkan bukti ilmiah.
3. Pemberian kekebalan/imunisasi terhadap jenis Penyakit Tidak Menular
diselenggarakan setelah mendapatkan rekomendasi komite ahli imunisasi
dan/atau komite ahli Penanggulangan Penyakit Tidak Menular.
2) Pengendalian
Dilaksanakan melalui kegiatan penemuan dini kasus dan tata laksana dini.
Penyelenggaraan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular melalui Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) dilaksanakan dengan penanganan kasus.
1. Penyelenggaraan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular dilakukan secara
komprehensif dan terintegrasi antarasatuan kerja atau unit pengelola di tingkat
pusat dan daerah.
2. Penyelenggaraan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular dilaksanakan dengan
menerapkan pendekatan tuntas, pendekatan pemerataan, dan pendekatan lainnya.
3. Dalam rangka pelaksanaan TM secara komprehensif dan terintegrasi Pemerintah
Pusat dapat memberikan dukungan sesuai kebutuhan daerah.
4. Dukungan dilakukan secara berjenjang sesuai dengan hasil musyawarah
perencanaan pembangunan daerah.
5. Untuk mendapatkan dukungan dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah melalui
Kepala Dinas Kesehatan mengajukan surat permohonan sesuai kebutuhan.

Surveilans Penyakit Tidak Menular dilaksanakan melalui kegiatan:

a. Surveilans faktor risiko;


b. Registri penyakit; dan
c. Surveilans kematian.

1. Surveilans Penyakit Tidak Menular dilaksanakan oleh petugas yang memiliki


kompetensi dan kewenangan dalam surveilans.
2. Kegiatan surveilans faktor risiko dilakukan dalam kegiatan Upaya Kesehatan
Berbasis Masyarakat (UKBM).
3. Kegiatan registri penyakit dilakukan dalam kegiatan pelayanan di fasilitas
pelayanan kesehatan terhadap penyakit tertentu sesuai dengan jenis, dampak, dan
besaran penyakit.
Kegiatan surveilans kematian dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan terhadap
penyebab kematian akibat Penyakit Tidak Menular
DAFTAR PUSTAKA

http://www.depkes.go.id/development/site/depkes/index.php?cid=1637&id=penyakit-tidak-
menular-ptm-penyebab-kematian-terbanyak-di-indonesia.html

http://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/2016/10/Peraturan-Menteri-Kesehatan-Republik-Indonesia-
Nomor-71-Tahun-2015-Tentang-Penanggulangan-Penyakit-Tidak-Menular.pdf

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/2461/BAB%20II.pdf

http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/download/1082/922

Anda mungkin juga menyukai