Anda di halaman 1dari 4

C.

Makna Keutuhan Bangsa dan NKRI

Pertama adalah anasir dari luar yang digambarkan oleh Negara tetangga kita, Malaysia. Anasir kedua
adalah anasir yang muncul dari dalam NKRI sendiri. Anasir itu ada yang sudah berwujud gerakan yang
secara terang-terangan berani melakukan terorisme seperti Gerakan Aceh Merdeka, Republik Maluku
Selatan dan Gerakan Papua Merdeka, ada juga yang berupa kelompok kecil yang belum kelihatan. Kasus-
kasus pesengketaan antar warga atau antar instansi pemerintah patut juga diwaspadai. Sekecil apapun
perselisihan tersebut akan menggangu kerukunan dan persatuan bangsa jika tidak disikapi secara
bijaksana. Memperhatikan diskripsi dan pengalaman di atas terlihat bahwa pemahaman tentang
keutuhan NKRI mencakup makna keutuhan wilayah, meliputi seluruh pulau dengan segenap tanah, air
dan udara yang terbentang dari Sabang sampai Meraukee, keutuhan budaya meliputi adat istiadat, karya
cipta dan hasil pemikiran Bangsa Indonesia dan suku-suku di seluruh wilyah NKRI, keutuhan sumber daya
alam, meliputi seluruh kekayaan alam berupa barang tambang, beserta flora dan fauna, keutuhan
penduduk atau sumber daya manusia, meliputi keutuhan orangnya, statusnya, keselamatan bahkan
kesejahteraannya. Menyadari luasnya cakupan makna keutuhan NKRI maka menjadi berat dan luas pula
tugas menjaganya. Penjagaan atau pembelaan tidak cukup dilakukan dengan menyampaikan aspirasi
oleh pejabat negara atau demonstrasi oleh rakyat dan mahasiswa, lebih penting dari itu adalah
merenungkan apa penyebab kasus-kasus ancaman tersebut terjadi, untuk kemudian melakukan langkah-
langkah pencegahannya.

D. Peran serta Pemuda dalam Menjaga Keutuhan NKRI

Pemuda juga dikenal dengan sebutan generasi muda dan kaum muda yang memiliki pemikiran yang
beragam. Mereka adalah generasi yang ditempatkan sebagai subjek pemberdayaan yang memiliki
kualifikasi efektif dengan kemampuan dan keterampilan yang didukung penguasaan ilmu pengetahuan
untuk dapat maju dan berdiri dalam keterlibatannya secara aktif bersama kekuatan efektif lainnya untuk
penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi bangsa.

Meskipun tidak pula dipungkiri bahwa pemuda sebagai objek pemberdayaan, yaitu mereka yang masih
memerlukan bantuan, dukungan dan pengembangan ke arah pertumbuhan potensi dan kemampuan
efektif ke tingkat yang lebih baik untuk dapat bersikap mandiri dan bijaksana.

Sebaliknya generasi muda tidak bisa melepaskan diri dari kewajiban untuk memelihara dan membangun
masyarakat dan negara. Pemuda memiliki peran yang lebih berat karena merekalah yang akan hidup dan
menikmati masa depan. Sejarah memperlihatkan bahwa pemuda selalu mengikuti setiap tapak-tapak
penting sejarah. Pemuda sering tampil sebagai kekuatan utama dalam proses modernisasi dan
perubahan. Dan biasanya pula pemuda jenis ini adalah para pemuda yang terdidik yang mempunyai
kelebihan dalam pemikiran ilmiah, selain semangat mudanya, sifat kritisnya, dan kematangan logikanya.

Angkatan 1908 mendapat inspirasi dari kebangkitan bangsa-bangsa Asia akibat kemenangan Jepang
terhadap Rusia pada tahun 1904-1905, sehingga mulai tumbuh kesadaran sebagai bangsa. Melalui
Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928, para pemuda berikrar untuk mengakui satu bangsa
Indonesia. Angkatan 1945 menjadi angkatan yang mendorong lahirnya negara baru bernama Indonesia
melalui proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Angkatan 1966 melakukan koreksi terhadap
kepemimpinan nasional yang dipicu oleh pemberontakan PKI. Angkatan 1966 juga dianggap sebagai
penyelamat atas keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Melihat peran pemuda tersebut, posisi pemuda sebagai salah satu elemen bangsa adalah sangat
penting. Krisis ekonomi yang merembet ke krisis multidimensi ini belum berakhir. Pemuda yang menjadi
penggerak pada setiap zamannya, kembali dituntut untuk tampil, meski tantangan yang dihadapi selalu
berbeda.

E. Sikap Pemuda terhadap Persoalan Bangsa

Potensi yang dimiliki oleh generasi muda diharapkan mampu meningkatkan peran dan memberikan
kontribusi dalam mengatasi persoalan bangsa, bahkan menuju pada makin memudarnya semangat
bangsa.

Berbagai gejala sosial dengan mudah dapat dilihat, mulai dari rapuhnya kehidupan masyarakat,
memudarnya etika, lemahnya penghargaan nilai-nilai kemanusiaan, kedudukan dan jabatan bukan lagi
sebagai amanah penderitaan rakyat, tak ada lagi jaminan rasa aman, mahalnya menegakkan keadilan
dan masih banyak lagi masalah sosial yang kita harus selesaikan.

Hal ini harus menjadi catatan agar pemuda lebih memiliki ilmu pengetahuan, karena bangsa ini
sesungguhnya sedang menghadapi masalah yang serius, dan harus dituntaskan secara menyeluruh. Oleh
karena itu, mari generasi muda persiapkan dirimu untuk membangun dan menjaga nagara kesatuan
republik indonesia(NKRI) menjadi negara yang lebih maju dari sebelumnya.

F. Strategi Pemuda dalam Memperkuat Ketahanan Nasional

Strategi yang perlu dilakukan untuk mewujudkan pemuda Indonesia yang berwawasan kebangsaan,
cerdas, terampil, kreatif, memiliki daya saing dan berakhlak mulia adalah:

1. Pemberdayaan generasi muda yang dilaksanakan harus terencana, menyeluruh, terpadu, terarah,
bertahap dan berlanjut untuk memacu tumbuh kembangnya wawasan generasi muda dalam
mewujudkan kehidupan yang sejajar dengan generasi muda bangsa-bangsa lain. Usaha pengembangan
ini merupakan pemerataan serta perluasan dari tahap sebelumnya dan merupakan rangkaian yang
berkelanjutan.

2. Pemberdayaan generasi muda merupakan program pembangunan yang bersifat lintas bidang dan
lintas sektoral, harus dikoordinasikan sedini mungkin dari perumusan kebijaksanaan, perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian dan pengawasanserta melibatkan peran serta masyarakat.

3. Menempatkan posisi generasi muda sebagai subjek dibanding sebagai objek dan pada tingkat tertentu
diharapkan agar generasi muda dapat berperan secara lebih aktif, produktif dalam membangun jati diri
secara bertanggung jawab dan efektif.

Dalam pelaksanaan strtategi ini, perlu dirancang rumusan hak dan kewajiban yang merupakan proses
gradual semenjak kanak-kanak hingga mencapai usia dewasa. Proses gradual ini secara sosiologis
merupakan proses penanaman nilai dan norma masyarakat sesuai dengan tahapan usianya. Proses ini
dapat dikelompokkan sesuai usia; 0-6 tahun, 6-18 tahun, 18-21 tahun dan 21-35 tahun. Kelompok 6-18
tahun harus mulai melakukan interaksi sosial dalam rangka memperoleh keterampilan sosial sebagai
bekal untuk menjadi orang dewasa sehingga ketika mereka mencapai usia kelompok berikutnya (usia 21-
35 tahun), diharapkan mampu mencapai tingkat kematangan pemikiran sekaligus mampu
menerapkannya dalam lingkungannya.

Namun demikian, perlu sarana kondusif untuk mencapai puncak kematangan sebuah generasi. Pemuda,
dan masyarakat umumnya, memerlukan fasilitas untuk mencapai kemandirian. Pertama, harus
diciptakan suasana yang kondusif agar para generasi muda dapat mengaktualisasikan segenap potensi,
bakat, dan minat yang dimilikinya. Dengan pernyataan ini maka berarti kita memiliki pandangan yang
positif dan optimis tentang para generasi muda, yaitu bahwa setiap generasi muda memiliki potensi,
bakat, dan minat masing-masing. Kedua, pemberdayaan generasi muda membutuhkan suatu strategi
kebudayaan, bukan strategi kekuasaan. Dengan strategi kebudayaan berarti kita harus menempatkan
generasi muda bukan lagi sebagai obyek, melainkan sebagai subyek. Para generasi muda harus diberikan
otoritas untuk melakukan proses pembelajaran sendiri agar mereka menjadi lebih berdaya dan
diberdayakan. Ketiga, memberikan kesempatan dan kebebasan kepada para generasi muda untuk
mengorganisasikan dirinya secara bebas dan merdeka. Ini dimaksudkan agar etos kompetisi tumbuh dan
berkembang dengan baik. Kecenderungan untuk menyeragamkan mereka dalam suatu wadah tunggal
seperti kebiasaan lama ternyata justru menumbuhkan semangat berkompetisi.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemuda memiliki potensi yang besar dalam menyelesaikan persoalan bangsa, terutama persoalan yang
menyangkut keutuhan NKRI, meski tidak dipungkiri bahwa persoalan dalam diri pemuda juga banyak.
Yang terpenting adalah kesadaran pemuda untuk mampu merubah dirinya dari objek pembangunan
menjadi subjek pembangunan dan mampu tampil untuk memajukan bangsa ini.

Persoalan bangsa memang tidak dapat segera diselesaikan, tetapi setidaknya dengan membangun
kesadaran bagi pemuda, maka masalah keutuhan NKRI memiliki harapan untuk makin diperkokoh.
Cara untuk menjaga keutuhan negara, antara lain:

a. bangga sebagai bangsa Indonesia,

b. menjaga persatuan dan kesatuan wilayah bangsa,

c. menjaga kekayaan budaya dan keragaman suku bangsa dengan saling menghormati perbedaan,

d. menjaga kekayaan alam Indonesia sebagai warisan untuk digunakan generasi bangsa di masa
mendatang,

e. menghargai jasa-jasa pahlawan yang telah berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

B. Saran

Seorang pemuda mempunyai tugas untuk menjaga dan mempertahankan keutuhan NKRI diperlukan
kesadaran yang tinggi. Rasa cinta Tanah Air perlu ditanamkan sejak dini oleh karena itu pendidikan
kewarganegaraan sangat dibutuhkan untuk membentuk karakter pemuda bangsa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

http://sttmultimedia.multiply.com/journal/item/30/Peranan_Warga_Dalam_Mempertahankan_NKRI

http://rachmadrevanz.com/pentingnya-persatuan-dan-kesatuan-bangsa-indonesia.html

Anda mungkin juga menyukai