Anda di halaman 1dari 60

SISTEM KEWASPADAAN DINI

& RESPON KEJADIAN LUAR BIASA


(SKDR-KLB)

Disampaikan Oleh :
Acep Effendi, SKM, M.Si
Dinas Kesehatan Provinsi NTT

Pelatihan Surveilans Epidemiologi dan Pengendalian Vektor


bagi Tenaga Puskesmas Kab. Nagekeo
Mbay, 5 – 9 Maret 2018
1
Merupakan sistem surveilans epidemiologi thd
penyakit berpotensi KLB beserta faktor2 yg
mempengaruhinya yg dimanfaatkan utk
meningkatkan sikap tanggap kesiapsiagaan, upaya2
pencegahan & tindakan penanggulangan KLB yg
cepat & tepat.

2
PRINSIP PENANGGULANGAN KLB DI PROV. NTT

1.SEGERA
2. PRIORITAS
3. TERPADU
4. TERKOORDINIR
 TANGGUNG JAWAB BERSAMA DINKES/PEMDA,
MASYARAKAT & SEKTOR TERKAIT

 ALASAN POLITIS

 KETERPADUAN PENANGGULANGAN KLB


KLB Keracunan ( BLK, BTKL, BPOM & Dinkes Kab)
KLB DBD (Pemda, Kebersihan, Masy. DinKes.
KLB Malaria (KLH, Pemda, Masy. DinKes)
KLB Diare (PU, Pemda, Masy, DinKes)
1. Menurunnya frekuensi KLB penyakit menular
2. Menurunnya angka kesakitan pada setiap KLB
penyakit menular
3. Menurunnya angka kematian pada setiap KLB
penyakit menular
4. Menurunnya periode waktu KLB penyakit
menular
5. Terbatasnya daerah yang terserang KLB penyakit
menular
Jejaring LP dan LS di NTT
Sesuai Perannya & Fungsinya ;

Lintas Program :
KLB - PD3I (Campak) :
- Prog. KIA, Imunisasi, Surveilans,
Kesling, Laboratorium..dll.
KLB - Malaria :
- Surveilans, P2P, Kesling, Promkes, Laboratorium.

Lintas Sektor :
- KLB - Zoonosis
(Antraks, Rabies, .. dll)
- Dinkes, Disnak, Lab, Balitbang...dll. 6
 Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota, kepala dinas kesehatan
provi atau Menteri dapat menetapkan daerah dalam keadaan KLB,
apabila suatu daerah memenuhi kriteria KLB.
(Pasal 7 ayat 1)
 Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota, atau kepala dinas
kesehatan provinsi, menetapkan suatu daerah dalam keadaan KLB,
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di wilayah kerjanya masing-
masing dengan menerbitkan laporan KLB sesuai formulir W1.
(Pasal 7 ayat 2)
 Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota, kepala dinas kesehatan
provinsi, atau Menteri harus mencabut penetapan daerah dalam
Keadaan KLB berdasarkan pertimbangan keadaan daerah tersebut
tidak sesuai kriteria KLB (Pasal 9)
Wabah dan KLB Penyakit Menular

• UU. No. 4, 1984, Bab I, Pasal 1 : Wabah Penyakit


Menular adalah kejadian berjangkitnya suatu
penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah
penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari
pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah
tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka

• PP 40, 1991, Bab I, pasal 1 (7) : KLB adalah


timbulnya atau meningkatnya kejadian
kesakitan/kematian yang bermakna secara
epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun
waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang
dapat menjurus pada terjadinya wabah
8
PP No.40 Pasal 20
(1) Upaya penanggulangan penyakit menular yg dapat
menimbulkan wabah dilaksanakan secara dini.
(2) Penanggulangan secara dini sebagaimana dimaksud
dlm ayat (1) meliputi upaya penanggulangan untuk
mengatasi KLB yg dapat mengarah pada terjadinya
wabah.
(3) Upaya penanggulangan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2) dilakukan sama dalam penanggulangan wabah

9
PERMENKES
NO.949/MENKES/SK/VIII/2004
26 AGUSTUS 2004

Tentang

PEDOMAN PENYELENGGARAAN
SKD-KLB

10
UU No 36 thun 2009 (Kesehatan)
Pasal 154
(1) Pemerintah secara berkala menetapkan dan mengumumkan
jenis dan persebaran penyakit yang berpotensi menular
dan/atau menyebar dalam waktu yang singkat, serta
menyebutkan daerah yang dapat menjadi sumber penularan 
PerMenkes 1501 thn 2010

Pasal 155
(1) Pemerintah daerah secara berkala menetapkan dan
mengumumkanjenis dan persebaran penyakit yang berpotensi
menular dan/atau menyebar dalam waktu yang singkat, serta
menyebutkan daerah yang dapat menjadi sumber penularan
PerMenkes No 1501 thn 2010
(Jenis Penyakit tertentu yang dapat menimbulkan wabah
dan upaya penanggulangannya)

1. Ditetapkan 17 jenis penyakit menular potensial KLB,


namun masih terbuka untuk penyakit lain
2. Ditetapkan 7 kriteria kerja KLB
3. Penetapan wabah & KLB
4. Penanggulangan wabah/KLB
5. Pelaporan
6. Pendanaan
7. Ketenagaan
8. Sarana & Prasarana
9. Pembinaan & Pengawasan
10. Penutup
Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa
(SKD-KLB)

Merupakan sistem surveilans epidemiologi thd


penyakit berpotensi KLB beserta faktor2 yg
mempengaruhinya yg dimanfaatkan utk
meningkatkan sikap tanggap kesiapsiagaan,
upaya2 penceg dan tindakan penangg.KLB yg
cepat dan tepat.

13
Apa SKD ?
• Suatu tatanan pengamatan yang cermat dan teliti
terhadap distribusi dan faktor-faktor resiko kejadian
yang memungkinkan terbangunnya sikap tanggap
terhadap perubahan sehingga dapat dilakukan
antisipasi seperlunya .

• Inti SKD adalah surveilans


• Kegiatan ini mencakup :
• Pengumpulan data, pengolahan, Analisis data dan
penyebarluasan informasi.

27 November 2018 14
TUJUAN

1.UMUM
 Terselenggaranya Kewaspadaan &
Kesiapsiagaan terhadap kemungkinan
terjadinya KLB.

2.KHUSUS
 Teridentifikasinya adanya ancaman KLB.
 Terlaksananya pemantauan, tanggap /respons
peningkatan kesakitan, kematian, penurunan
kinerja yankes, memburuknya Sanitasi,
lemahnya pengamatan kesehatan makanan &
penurunan status kesh/imunitas calon /jemaah
haji.
15
SASARAN
• Penyakit potensi KLB & Kondisi rentan KLB thd :
 Kesakitan, Kematian, penurunan kinerja yankes,
memburuknya sanitasi, lemahnya pengamatan
kesehatan makanan & penurunan status kesh/
Imunitas calon/jemaah haji.

16
Penanggung Jawab Penanggulangan KLB

• UU. No. 4, 1984, Bab VI, pasal 10 :


Pemerintah bertanggungjawab untuk
melaksanakan upaya penanggulangan wabah
sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 (1)

• UU. No. 4, 1984, Bab VI, pasal 12 (1) : Kepala


Wilayah/Daerah setempat yg mengetahui
adanya tersangka wabah di wilayahnya /
adanya tersangka pend. Peny. menular yg dpt
menimbulkan wabah, wajib segera melakukan
tindakan2 penangg seperlunya 17
KLB/Wabah
• KLB adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian
kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologi dalam
kurun waktu dan pada daerah tertentu  Kadinkes Kab/Kota
berdasarkan laporan dr Pusk. Ka. Pusk. membuat W1 atau
didahului telp ke Dinas Kesehatan Kab/Kota setempat.

• Wabah adalah suatu peningkatan kejadian


kesakitan/kematian yg telah meluas secara cepat baik jumlah
kasus maupun luas daerah terjangkit.  Dinyatakan oleh
Menteri Kesehatan

• Mudah terdeteksi bila SKD Jalan dengan baik.


• Antisipasi
• Pembatasan
• Kurangi kerugian
27 November 2018 18
Kriteria KERJA KLB
KRITERIA KERJA KLB
1. Timbulnya suatu penyakit/menular yang sebelumnya tidak ada
/ tidak dikenal.
2. Peningkatan kejadian penyakit/ kematian terus-menerus selama
3 kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya ( jam,
hari, minggu …..)
3. Peningkatan kejadian penyakit/kematian , 2 kali atau lebih
dibandingkan dengan periode sebelumnya ( jam , hari,
minggu, bulan, tahun )
4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukan kenaikan
2 kali lipat atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata
perbulan dalam tahun sebelumnya.
lanjutan…….KRITERIA KERJA KLB

5. Angka rata-rata perbulan selama satu tahun menunjukan


kenaikan dua kali lipat atau lebih dibanding dengan angka rata-
rata perbulan dari tahun sebelumnya.
6. Case Fatality Rate ( CFR ) dari suatu penyakit dalam satu kurun
waktu tertentu menunjukan kenaikan 50 % atau lebih, dibanding
dengan CFR dari periode sebelumnya.
7. Proporsional Rate ( PR ) penderita baru dari suatu periode
tertentu menunjukan kenaikan dua kali atau lebih dibanding
periode yang sama dan kurun waktu/tahun sebelumnya.

27 November 2018 20
lanjutan…….KRITERIA KERJA KLB

8. Beberapa penyakit khusus : Kholera, DHF


a. Setiap peningkatan khusus dari periode sebelumnya ( pada
daerah endemis )
b. Terdapat satu atau lebih penderita baru dimana pada periode 4
minggu sebelumnya daerah tersebut dinyatakan bebas dari
penyakit yang bersangkutan.
9. Beberapa penyakit yang dialami 1 atau lebih penderita :
a. Keracunan makanan
b. Keracunan pestisida

27 November 2018 21
Pelaksanaan SKD
1. Surveilans epidemiologi rutin

• Statistik morbiditas & mortalitas dikumpulkan oleh semua jenjang


pelayanan kesehatan, sehingga idealnya wabah dapat terdeteksi oleh
jenjang pelayanan terkecil.

• Namun mungkin sulit karena jumlah pasien yang diperiksa sedikit


dengan wilayah terbatas. Mana kala ada satu atau dua pasien dengan
gejala tertentu tidak memperoleh perhatian dan tidak disadari
sebenarnya wabah sedang mulai berlangsung.

• Biasanya terdeteksi pada level Kabupaten , sehingga perlu kriteria


lokal dan tiap kasus diplot bersama dengan data dasar dari surveilans
rutin tahun sebelumnya misalnya saja variasi musiman. Kriteria nilai
ambang epidemik perlu ditetapkan , sehingga unit pelayanan
kesehatan di bawah tahu persis kapan harus lapor segera tentang
adanya kejadian penyakit .
27 November 2018 22
Pelaksanaan SKD
1. Surveilans epidemiologi rutin

• Statistik morbiditas & mortalitas dikumpulkan oleh semua jenjang


pelayanan kesehatan, sehingga idealnya wabah dapat terdeteksi oleh
jenjang pelayanan terkecil.

• Namun mungkin sulit karena jumlah pasien yang diperiksa sedikit


dengan wilayah terbatas. Mana kala ada satu atau dua pasien dengan
gejala tertentu tidak memperoleh perhatian dan tidak disadari
sebenarnya wabah sedang mulai berlangsung.

• Biasanya terdeteksi pada level Kabupaten , sehingga perlu kriteria


lokal dan tiap kasus diplot bersama dengan data dasar dari surveilans
rutin tahun sebelumnya misalnya saja variasi musiman. Kriteria nilai
ambang epidemik perlu ditetapkan , sehingga unit pelayanan
kesehatan di bawah tahu persis kapan harus lapor segera tentang
adanya kejadian penyakit .
27 November 2018 23
Pelaksanaan SKD
2. Surveilans epidemiologi aktif

• Pencarian kasus-kasus tertentu secara tuntas.


• Pengaturan permanen diperlukan agar kasus yang dicurigai dapat
segera diselidiki lebih lanjut, dan harus dinilai dengan selang waktu
tertentu melalui pemeriksaan kasus, laboratorium atau reservoir bila
ada.
• Hal ini penting dari sisi kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan
endemisitas atau berkaitan fokus aktif di wilayah lain.
• Juga pada daerah dimana dimungkinkan tingkat kekebalan penduduk
belum baik, atau adanya serangga penular yang berperan.
• Basis surveilans biasanya pada lembaga kesehatan dan masyarakat.
• Contoh nyata pelaksanaan ini adalah SURVEILANS AKTIF AFP.

27 November 2018 24
Pelaksanaan SKD
3.Surveilans epidemiologi Mobile / lapangan

• Lazim dikenal sebagai PE


• Pencarian kasus-kasus tambahan
• Sifat-sifat penyebab
• Faktor yang mempengaruhi kejadian
• Tindakan seperlunya

27 November 2018 25
Instrumen SKD
Indikator yang diwujudkan dalam :
• Tabel misalnya SKD malaria.
• PWS misalnya PWS Imunisasi.
• Grafik misalnya Pola maksimal, Minimal, atau
rata-rata dengan Standart Deviasi sebagai Nilai
ambang Batas Epidemik.

27 November 2018 26
UPAYA …
PUSKESMAS
 Pengolahan data, pembuatan laporan: W1,
W2, STP, LB1, LB3
 Kemitraan dengan masyarakat
 Kader, tokoh masy, tokoh agama

 Menerapkan pedoman surveilans


 Konsultasi ke Kab./Kota

27 November 2018 27
Program Penanggulangan KLB

4
Perbaikan Kondisi Rentan
Kajian Epidemiologi

Masaslah KesMas
Tidak Menjadi
2
SKDKLB Penang-
gulang-
an KLB
Kesiapsiagaan 3
menghadapi
1 KLB
28
KLB dengan SKD

Deteksi Tindakan
Dini cepat

90
80
70
Potensi
60 Kasus Terhindarkan
KASUS
50
40
30
20
10
0
1
3
5
7
9
11
13
15
17
19
21
23
25
27
29
31
33
35
37
39
29
Hari
KLB tanpa SKD
Kasus Reaksi
Deteksi
awal lambat
lambat

90
80
70
60
KASUS
50 Kesempatan
penanggulangan
40
30
20
10
0
1
3
5
7
9
11
13
15
17
19
21
23
25
27
29
31
33
35
37
39
30
Hari
SKD-KLB
Deteksi Dini
Gerakan kondisi rentan
Masyarakat KLB (PWS)
Deteksi Dini
Unit Kesehatan KLB (PWS)

Deteksi dini
Kewas laporan
padaan Kewaspadaan kewaspadaan
KLB antar daerah
Kesiapsiagaan
Menghadapi
KLB
Kewaspadaan
Propinsi/ Tindakan
Nasional penanggulang
an KLB cepat
& tepat
31
KLB dengan SKD KLB
Kajian Epidemiologi
Rawan KLB
90
80
70 Peringatan Dini Penang
60 Ancaman KLB gulangan
50
40
KLB
30 Kewaspadaan dan
20 Kesiapsiagaan KLB
10
0

32
HARI
SKD-KLB
Peran dan Mekanisme

• Kemenkes , Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas


Kesehatan Kab./Kota, Unit Pelayanan
Kesehatan dan anggota masyarakat
perorangan dan atau berkelompok,
berperan dalam penyelenggaraan SKD-KLB

• Bekerjasama dengan sektor terkait di


wilayahnya

33
Jenis-Jenis Penyakit
Yang Dapat Menimbulkan KLB
• Penyakit menular berpotensi KLB
• Keracunan
• Penyakit atau masalah kesehatan lainnya
– Kekurangan gizi / buruk
– KIPI
• Penyakit yang tidak jelas etiologinya

34
Jenis-jenis Penyakit Yang Dapat Menimbulkan KLB
Penyakit Menular Berpotensi KLB

• Diare • Tifus perut


• Malaria • Meningitis
• Demam kuning • Ensefalitis
• Demam bolak balik • Antraks
• DD dan DBD • Leptospirosis
• Tifus bercak wabah • SARS
• Polio dan AFP • Legionellosis
• Difteri • Chikungunya
• Pertusis • Tetanus neonatorum
• Rabies • Frambusia
• Malaria • Infeksi nosokomial
• Influensa • Campak
• Hepatitis • Penyakit menular baru
• Ebola 35
Jenis-jenis Penyakit Yang Dapat Menimbulkan KLB
Penyakit Menular Berpotensi KLB yg diamati EWARS
1. DiareAkut 12.Tersangka Pertussis
2. Malaria Konfirmasi 13.AFP (LumpuhLayuhMendadak)*)
3. Tersangka Demam Dengue 14.Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies
4. Pneumonia (GHPR)*)
5. DiareBerdarah 15. Tersangka Antrax*)
6.TersangkaDemamTifoid 16. Demam yg tdk diketahui sebabnya
7. Jaundice Akut 17. Tersangka Kolera*)
8. Tersangka DBD 18. Kluster Penyakit yg tdk diketahui
9. Tersangka Flu Burung pada Manusia*) 19. Tersangka Meningitis/Encephalitis
10.TersangkaCampak*) 20. Tersangka Tetanus Neaonatorum*)
11.TersangkaDifteri*) 21. Tersangka Tetanus
22. ILI (Influenza Like Illness)

*) Penyakit/sindrom yang harusdilaporkan segera<24 jam (W1)atau via telpon dan segera diverivikasi dan
direspons cepat oleh surveilans maupun pengelola program terkait Tetapit tetap dilaporkan dalam laporan
mingguan (PWS KLB).
36
Tatacara Pelaporan KLB
Jenis Pelaporan KLB

• Laporan Kewaspadaan KLB


• Laporan KLB/Wabah (W1)
• Laporan Penyelidikan KLB
• Laporan Perkembangan KLB
• Laporan Akhir Penanggulangan KLB
 Data STP berbasis KLB
37
Pelaporan
(Permenkes No. 1501 th.2010 2010 Pasal 16)

• Seluruh Kejadian penyakit yang muncul di


masyarakat dan berpotensi untuk menimbulkan
KLB/Wabah, wajib dilaporkan secara berjenjang
oleh masyarakat, tenaga kesehatan, hingga ke
tingkat menteri selambat-lambatnya kurang dari
24 jam sejak diketahui oleh yang bersangkutan
Penanggulangan KLB
Kegiatan :
• Penyelidikan KLB
• Upaya
Pelaksana : pengobatan
• Dinkes Kab/Kota, • Upaya
(termasuk RS dan pencegahan
Puskesmas) • Surveilans ketat
• Dinkes Provinsi dg
kriteria
• Depkes dg kriteria

39
27 November 2018 40
27 November 2018 41
Lampiran 28a LAPORAN KEJADIAN LUAR BIASA/WABAH W1 -
(dilaporkan dalam 24 jam) Puskesmas

No. : ……………………………………………………………….
Kepada Yth : ……………………………………………………………….

Pada tanggal/bulan/tahun : ................/……………../…………..


Desa/kelurahan : ……………………………………..
Di Kecamatan : ……………………………………..
Telah terjadi sejumlah : …………………..penderita
Dan sejumlah :...............................kematian tersangka penyakit :...............

Diare Campak Tetanus Neonatorum Hepatitis Rabies

Kholera Dipteri Polio/AFP Encephalitis Pes/Anx

DHF Pertusis Malaria Meningitis Keracunan

DSS Tetanus Frambusia Typhus Abd ................

Dengan gejala-gejala :

Muntah Panas/demam Mulut sukar dibuka

Berak-berak Batuk Bercak putih pada pharinx

Mengigil Pilek Meringkil pd lipatan paha/ketiak

Turgor jelek Pusing Pendarahan

Kaku kuduk Kesadaran menurun Gatal-gatal

Sakit perut Pingsan

Hydro phoby Bercak merah di kulit

Kejang-kejang Lumpuh

Shock Icterus

Batuk beruntun
Tindakan yang telah diambil :

27 November 2018 42
27 November 2018 43
27 November 2018 44
Sistem Kewaspadaan Dini dan
Respon
(SKD & R)

Terkomputerisasi
EWARS
SKD & Respon
Early Warning Allert & Response System
(EWARS)
• Sistem kewaspadaan dini:
– Fungsi sistem surveilans yang bertujuan untuk mendeteksi
kejadian yang luar biasa yang dapat memicu terlaksana-
nya intervensi/upaya kesehatan masyarakat
SKD dan Respons Di Indonesia
Sebelum
SST Puskesmas & RS
Tahun 2003

STP RS Tahun 2003


STP Puskesmas (Kepmenkes
STP Laboratoium 1479)
PWS KLB (W2)

EWARS
Tahun 2009
Merupakan
pengembangan dari
PWS KLB (W2)
Jenis Sistem Metoda Pelaporan Kekurangan dan Kelebihan

1. SST Pelaporan penyakit • Adanya peningkatan kasus atau KLB


(Sistem Surveilans menular dilakukan secara terlambat diketahui.
Terpadu manual • Respon tidak secara cepat dilakukan.
• Outbreak terjadi secara luas.
Kelengkapan & Ketepatan laporan hanya
2. STP termonitor di tingkat Kabupaten/ Kota.
(Surveilans Terpadu
Penyakit)

EWARS Pelaporan penyakit menular • Trend penyakit potensial KLB dapat diketahui
berbasis SMS (Pustu ke setiap minggu.
Puskesmas ke Kab/Kota) • Adanya Alert (peringatan dini) KLB dapat
diketahui secara cepat (mingguan).
• Respon secara cepat dilakukan.
Dijalankan secara • KLB dapat dicegah atau tidak terjadi secara
Komputerise (software luas. Dalam waktu bersamaan Kelengkapan &
EWARS) Ketepatan laporan termonitor langsung mulai
dari Kab/Kota, Provinsi dan Pusat.
• Dapat dimanfaatkan untuk evaluasi program
baik di tingkat Kab/Kota, Provinsi, Pusat secara
otomatis dan cepat (sistem aplikasi).
• EWARS bekerja sebelum terjadi KLB signal
PASAL 4
1) Jenis-jenis penyakit menular ttt yg dpt menimbulkan wabah adalah
sbb :
a. Kolera g. Pertusis m. Meningitis
b. Pes h. Rabies n. Yellow Fever
c. DBD i. Malaria o. Chikungunya
d. Campak j. Hepatitis q. Leptospirosis
e. Polio k. AI H5N1
f. Difteri l. Influenza A baru (H1N1)/Pandemi 2009
2) Penyakit menular ttt lainnya yg dapat menimbulkan
wabah ditetapkan oleh Menteri
PENYAKIT DAN SINDROME APA SAJA
YANG ADA DALAM SISTEM INI?
 Diare Akut
 Malaria Konfirmasi • AFP (Lumpuh Layuh Mendadak)
 Tersangka Demam Dengue • Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies
 Pneumonia • Tersangka Antrax
 Diare Berdarah
• Demam yg tdk diketahui sebabnya
 Tersangka Demam Tifoid
• Tersangka Kolera
 Jaundice Akut
• Kluster Penyakit yg tdk diketahui
 Tersangka DBD
 Tersangka Flu Burung pada • Tersangka Meningitis/Encephalitis
Manusia • Tersangka Tetanus Neaonatorum
 Tersangka Campak • Tersangka Tetanus
 Tersangka Difteri • ILLI
 Tersangka Pertussis
Diagram Konsep SKD & Respon
Upaya
Respon Segera (+) Penanggulangan
PWS
“Sinyal” Kesiapsiagaan
(-) Laporan Propinsi &
(dibantu peralatan) STOP
Umpan Balik Pusat

Dinkes Evaluasi Pasca


Kabupaten/Kota KLB
EMAIL
Masuk dalam Form
Laporan Mingguan

SMS
Puskesmas/RS Puskesmas/RS
Seleksi Penyakit Menular Diagnosis Untuk Kepentingan Lain
Potensial KLB (Klinis atau Konfirm) Sesuai Tupoksi

Puskesmas/RS
(Register Harian)

Masyarakat dengan Keluhan


Komponen System EWARS

• Data collection (Pengumpulan data)


– Data entry
– Data import from an existing system
• Data analysis (Analisis Data)
• Generation of signals (Pembuatan sinyal)
• Presentation of results (Presentasi hasil)
• Generation of reports (Pembuatan laporan)
Kenapa EWARS?

• Standardization (Standardisasi)
– Data collection (Pengumpulan data)
– Data flow (Aliran data)
– Data exchange (Pertukaran data)

Better data quality (Kualitas data lebih baik dan tepat


Faster data availability (Ketersediaan data lebih cepat
Kenapa EWARS? (2)

• Laporan secara otomatis dan ter update


• Interactive browsing/exploration of data
• Informasi sesuai kebutuhan (Information on
demand)
Easier, faster feedback
Kenapa EWARS? (3)

• (Analisis lebih tepat) Improved analysis


• Analisis data lebih banyak, (Larger datasets can be analysed Use
of different algorithms (Penggunaan beragam algorithma)
• Analisi lebih cepat (Faster analysis)
• Pembuatan sinyal pada situasi yang membutuhkan perhatian
segera, (Automated signal generation and flagging of situation
for immediate attention)

Rapid response (Respon Cepat)


Signals (Sinyal)

A signal is something that could indicate the impending


occurrence of an event.

Sinyal merupakan peringatan/notifikasi yang


mengindikasi dapat terjadinya kejadian luar
biasa/tidak selazimnya di kemudian hari.
Thresholds (Ambang batas)

Local epidemiology of the disease (epidemiology penyakit)


• Endemic/hyper-endemic/epidemic
• Seasonal/non seasonal (pola musiman)
• Rare/common (jarang/umum terjadi)
• Outbreak distribution type (eg. point source rather than persistent or propagated
source)
Thresholds can be based on

 Absolute numbers (kasus mutlak)


 Rates (peningkatan kasus)
 Relative changes over time (peningkatan kasus pada
periode waktu tertentu)
Pelaporan Menggunakan SMS
2,pustu mainang ,A10,B15,H3,T4,X110

Artinya
Minggu epidemiologi ke 2, nama unit pelapor
adalah pustu mainang, jumlah kasus diare= 10,
jumlah kasus malaria = 15, jumlah kasus
tersangka DBD = 3, jumlah kasus kluster
penyakit yg tidak diketahui = 4, Jumlah
kunjungan = 110
Pelaporan Menggunakan E-mail
60

Anda mungkin juga menyukai