Disampaikan Oleh :
Acep Effendi, SKM, M.Si
Dinas Kesehatan Provinsi NTT
2
PRINSIP PENANGGULANGAN KLB DI PROV. NTT
1.SEGERA
2. PRIORITAS
3. TERPADU
4. TERKOORDINIR
TANGGUNG JAWAB BERSAMA DINKES/PEMDA,
MASYARAKAT & SEKTOR TERKAIT
ALASAN POLITIS
Lintas Program :
KLB - PD3I (Campak) :
- Prog. KIA, Imunisasi, Surveilans,
Kesling, Laboratorium..dll.
KLB - Malaria :
- Surveilans, P2P, Kesling, Promkes, Laboratorium.
Lintas Sektor :
- KLB - Zoonosis
(Antraks, Rabies, .. dll)
- Dinkes, Disnak, Lab, Balitbang...dll. 6
Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota, kepala dinas kesehatan
provi atau Menteri dapat menetapkan daerah dalam keadaan KLB,
apabila suatu daerah memenuhi kriteria KLB.
(Pasal 7 ayat 1)
Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota, atau kepala dinas
kesehatan provinsi, menetapkan suatu daerah dalam keadaan KLB,
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di wilayah kerjanya masing-
masing dengan menerbitkan laporan KLB sesuai formulir W1.
(Pasal 7 ayat 2)
Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota, kepala dinas kesehatan
provinsi, atau Menteri harus mencabut penetapan daerah dalam
Keadaan KLB berdasarkan pertimbangan keadaan daerah tersebut
tidak sesuai kriteria KLB (Pasal 9)
Wabah dan KLB Penyakit Menular
9
PERMENKES
NO.949/MENKES/SK/VIII/2004
26 AGUSTUS 2004
Tentang
PEDOMAN PENYELENGGARAAN
SKD-KLB
10
UU No 36 thun 2009 (Kesehatan)
Pasal 154
(1) Pemerintah secara berkala menetapkan dan mengumumkan
jenis dan persebaran penyakit yang berpotensi menular
dan/atau menyebar dalam waktu yang singkat, serta
menyebutkan daerah yang dapat menjadi sumber penularan
PerMenkes 1501 thn 2010
Pasal 155
(1) Pemerintah daerah secara berkala menetapkan dan
mengumumkanjenis dan persebaran penyakit yang berpotensi
menular dan/atau menyebar dalam waktu yang singkat, serta
menyebutkan daerah yang dapat menjadi sumber penularan
PerMenkes No 1501 thn 2010
(Jenis Penyakit tertentu yang dapat menimbulkan wabah
dan upaya penanggulangannya)
13
Apa SKD ?
• Suatu tatanan pengamatan yang cermat dan teliti
terhadap distribusi dan faktor-faktor resiko kejadian
yang memungkinkan terbangunnya sikap tanggap
terhadap perubahan sehingga dapat dilakukan
antisipasi seperlunya .
27 November 2018 14
TUJUAN
1.UMUM
Terselenggaranya Kewaspadaan &
Kesiapsiagaan terhadap kemungkinan
terjadinya KLB.
2.KHUSUS
Teridentifikasinya adanya ancaman KLB.
Terlaksananya pemantauan, tanggap /respons
peningkatan kesakitan, kematian, penurunan
kinerja yankes, memburuknya Sanitasi,
lemahnya pengamatan kesehatan makanan &
penurunan status kesh/imunitas calon /jemaah
haji.
15
SASARAN
• Penyakit potensi KLB & Kondisi rentan KLB thd :
Kesakitan, Kematian, penurunan kinerja yankes,
memburuknya sanitasi, lemahnya pengamatan
kesehatan makanan & penurunan status kesh/
Imunitas calon/jemaah haji.
16
Penanggung Jawab Penanggulangan KLB
27 November 2018 20
lanjutan…….KRITERIA KERJA KLB
27 November 2018 21
Pelaksanaan SKD
1. Surveilans epidemiologi rutin
27 November 2018 24
Pelaksanaan SKD
3.Surveilans epidemiologi Mobile / lapangan
27 November 2018 25
Instrumen SKD
Indikator yang diwujudkan dalam :
• Tabel misalnya SKD malaria.
• PWS misalnya PWS Imunisasi.
• Grafik misalnya Pola maksimal, Minimal, atau
rata-rata dengan Standart Deviasi sebagai Nilai
ambang Batas Epidemik.
27 November 2018 26
UPAYA …
PUSKESMAS
Pengolahan data, pembuatan laporan: W1,
W2, STP, LB1, LB3
Kemitraan dengan masyarakat
Kader, tokoh masy, tokoh agama
27 November 2018 27
Program Penanggulangan KLB
4
Perbaikan Kondisi Rentan
Kajian Epidemiologi
Masaslah KesMas
Tidak Menjadi
2
SKDKLB Penang-
gulang-
an KLB
Kesiapsiagaan 3
menghadapi
1 KLB
28
KLB dengan SKD
Deteksi Tindakan
Dini cepat
90
80
70
Potensi
60 Kasus Terhindarkan
KASUS
50
40
30
20
10
0
1
3
5
7
9
11
13
15
17
19
21
23
25
27
29
31
33
35
37
39
29
Hari
KLB tanpa SKD
Kasus Reaksi
Deteksi
awal lambat
lambat
90
80
70
60
KASUS
50 Kesempatan
penanggulangan
40
30
20
10
0
1
3
5
7
9
11
13
15
17
19
21
23
25
27
29
31
33
35
37
39
30
Hari
SKD-KLB
Deteksi Dini
Gerakan kondisi rentan
Masyarakat KLB (PWS)
Deteksi Dini
Unit Kesehatan KLB (PWS)
Deteksi dini
Kewas laporan
padaan Kewaspadaan kewaspadaan
KLB antar daerah
Kesiapsiagaan
Menghadapi
KLB
Kewaspadaan
Propinsi/ Tindakan
Nasional penanggulang
an KLB cepat
& tepat
31
KLB dengan SKD KLB
Kajian Epidemiologi
Rawan KLB
90
80
70 Peringatan Dini Penang
60 Ancaman KLB gulangan
50
40
KLB
30 Kewaspadaan dan
20 Kesiapsiagaan KLB
10
0
32
HARI
SKD-KLB
Peran dan Mekanisme
33
Jenis-Jenis Penyakit
Yang Dapat Menimbulkan KLB
• Penyakit menular berpotensi KLB
• Keracunan
• Penyakit atau masalah kesehatan lainnya
– Kekurangan gizi / buruk
– KIPI
• Penyakit yang tidak jelas etiologinya
34
Jenis-jenis Penyakit Yang Dapat Menimbulkan KLB
Penyakit Menular Berpotensi KLB
*) Penyakit/sindrom yang harusdilaporkan segera<24 jam (W1)atau via telpon dan segera diverivikasi dan
direspons cepat oleh surveilans maupun pengelola program terkait Tetapit tetap dilaporkan dalam laporan
mingguan (PWS KLB).
36
Tatacara Pelaporan KLB
Jenis Pelaporan KLB
39
27 November 2018 40
27 November 2018 41
Lampiran 28a LAPORAN KEJADIAN LUAR BIASA/WABAH W1 -
(dilaporkan dalam 24 jam) Puskesmas
No. : ……………………………………………………………….
Kepada Yth : ……………………………………………………………….
Dengan gejala-gejala :
Kejang-kejang Lumpuh
Shock Icterus
Batuk beruntun
Tindakan yang telah diambil :
27 November 2018 42
27 November 2018 43
27 November 2018 44
Sistem Kewaspadaan Dini dan
Respon
(SKD & R)
Terkomputerisasi
EWARS
SKD & Respon
Early Warning Allert & Response System
(EWARS)
• Sistem kewaspadaan dini:
– Fungsi sistem surveilans yang bertujuan untuk mendeteksi
kejadian yang luar biasa yang dapat memicu terlaksana-
nya intervensi/upaya kesehatan masyarakat
SKD dan Respons Di Indonesia
Sebelum
SST Puskesmas & RS
Tahun 2003
EWARS
Tahun 2009
Merupakan
pengembangan dari
PWS KLB (W2)
Jenis Sistem Metoda Pelaporan Kekurangan dan Kelebihan
EWARS Pelaporan penyakit menular • Trend penyakit potensial KLB dapat diketahui
berbasis SMS (Pustu ke setiap minggu.
Puskesmas ke Kab/Kota) • Adanya Alert (peringatan dini) KLB dapat
diketahui secara cepat (mingguan).
• Respon secara cepat dilakukan.
Dijalankan secara • KLB dapat dicegah atau tidak terjadi secara
Komputerise (software luas. Dalam waktu bersamaan Kelengkapan &
EWARS) Ketepatan laporan termonitor langsung mulai
dari Kab/Kota, Provinsi dan Pusat.
• Dapat dimanfaatkan untuk evaluasi program
baik di tingkat Kab/Kota, Provinsi, Pusat secara
otomatis dan cepat (sistem aplikasi).
• EWARS bekerja sebelum terjadi KLB signal
PASAL 4
1) Jenis-jenis penyakit menular ttt yg dpt menimbulkan wabah adalah
sbb :
a. Kolera g. Pertusis m. Meningitis
b. Pes h. Rabies n. Yellow Fever
c. DBD i. Malaria o. Chikungunya
d. Campak j. Hepatitis q. Leptospirosis
e. Polio k. AI H5N1
f. Difteri l. Influenza A baru (H1N1)/Pandemi 2009
2) Penyakit menular ttt lainnya yg dapat menimbulkan
wabah ditetapkan oleh Menteri
PENYAKIT DAN SINDROME APA SAJA
YANG ADA DALAM SISTEM INI?
Diare Akut
Malaria Konfirmasi • AFP (Lumpuh Layuh Mendadak)
Tersangka Demam Dengue • Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies
Pneumonia • Tersangka Antrax
Diare Berdarah
• Demam yg tdk diketahui sebabnya
Tersangka Demam Tifoid
• Tersangka Kolera
Jaundice Akut
• Kluster Penyakit yg tdk diketahui
Tersangka DBD
Tersangka Flu Burung pada • Tersangka Meningitis/Encephalitis
Manusia • Tersangka Tetanus Neaonatorum
Tersangka Campak • Tersangka Tetanus
Tersangka Difteri • ILLI
Tersangka Pertussis
Diagram Konsep SKD & Respon
Upaya
Respon Segera (+) Penanggulangan
PWS
“Sinyal” Kesiapsiagaan
(-) Laporan Propinsi &
(dibantu peralatan) STOP
Umpan Balik Pusat
SMS
Puskesmas/RS Puskesmas/RS
Seleksi Penyakit Menular Diagnosis Untuk Kepentingan Lain
Potensial KLB (Klinis atau Konfirm) Sesuai Tupoksi
Puskesmas/RS
(Register Harian)
• Standardization (Standardisasi)
– Data collection (Pengumpulan data)
– Data flow (Aliran data)
– Data exchange (Pertukaran data)
Artinya
Minggu epidemiologi ke 2, nama unit pelapor
adalah pustu mainang, jumlah kasus diare= 10,
jumlah kasus malaria = 15, jumlah kasus
tersangka DBD = 3, jumlah kasus kluster
penyakit yg tidak diketahui = 4, Jumlah
kunjungan = 110
Pelaporan Menggunakan E-mail
60