Nama Lain
Paru Patek
Frambusia
Pertemuan Sosialisasi Kegiatan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Frambusia Tahun 2016
Footer Text
Epidemiologi Frambusia
• Penyakit infeksi kronik berulang (Tidak ada kekebalan tubuh yang menetap)
disebabkan Treponema pallidum subsp. Pertenue. Masa inkubasi rata-rata 9-90
hari.
• Banyak ditemukan di daerah tropis & lembab, terutama menyerang anak < 15
tahun yg tinggal di daerah dengan higiene buruk dan sosio ekonomi rendah.
Pertemuan Sosialisasi Kegiatan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Frambusia Tahun 2016
Footer Text
Treponema Pertenue
Pertemuan Sosialisasi Kegiatan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Frambusia Tahun 2016
Footer Text
Faktor Risiko Penularan
• Bergantian memakai pakaian yang sama dengan kasus
Pertemuan Sosialisasi Kegiatan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Frambusia Tahun 2016
Footer Text
Faktor Resiko Penularan
Kuman:
Treponema Kontak langsung
pertenue melalui luka
Penyediaan AB,
kebersihan perorangan
Perjalanan penyakit
Kronik, dan dapat menyebabkan destruksi (kerusakan)
jaringan sembuh dengan deformitas (kelainan
bentuk/cacat)
Masa inkubasi 9 – 90 hari (rerata 21 hari)
Bakteri tidak dapat menembus kulit utuh, tetapi
masuk melalui luka lecet, goresan, atau luka infeksi
kulit lain.
Terbagi dalam 3 stadium
Pertemuan Sosialisasi Kegiatan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Frambusia Tahun 2016
Footer Text
Stadium frambusia
Dlm 5 th
6-16 mgg, lesi dpt Setelah
memanjang muncul 5-10 th
3-6 bln 2 th > 6 bln kembali laten
Stadium III:
Stadium I:
Stadium II: destruksi
lesi primer
Laten awal lesi Laten lanjut tulang, sendi,
pada daerah
diseminata dan jaringan
infeksi
lunak
Pertemuan Sosialisasi Kegiatan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Frambusia Tahun 2016
Footer Text
Stad 1: mother Yaws, buba madre
Pertemuan Sosialisasi Kegiatan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Frambusia Tahun 2016
Footer Text
Mother yaws
Pertemuan Sosialisasi Kegiatan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Frambusia Tahun 2016
Footer Text
Krustopapilomata
Papul yang berkumpul
menjadi papilomata.
Basah bergetah, mengandung
banyak kuman
Getah dapat mengering
membentuk keropeng/krusta
yang menutup papiloma
Krusta papilomata
Dasar ulkus: raspberry like
(frambesial), tertutup krusta
kekuningan yang mudah
berdarah jika krusta diangkat
Pertemuan Sosialisasi Kegiatan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Frambusia Tahun 2016
Footer Text
Ulseropapiloma
• Beberapa papul
bersatu menjadi plak,
dapat menjadi ulkus
disebut sebagai
chancre of yaws,
frambesioma.
• Kadang ada lesi
satelit berupa papul-
papul kecil
Pertemuan Sosialisasi Kegiatan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Frambusia Tahun 2016
Footer Text
Lesi primer: ulseropapiloma
• Ulkus tidak nyeri, tepi meninggi, bau anyir, penuh dengan lalat yang sukar
diusir
EHDP
• 3-6 bulan, Lesi
dapat sembuh
spontan, masuk ke
dalam fase laten I.
• Gejala sisa berupa
sikatriks atrofi
(cigarette paper)
dengan
hipopigmentasi
sentral
Pertemuan Sosialisasi Kegiatan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Frambusia Tahun 2016
Footer Text
Laten awal dan stadium II
Mother yaws biasanya diikuti dg
periode laten selama 6 – 16 minggu
(dapat memanjang sampai 2
tahun), kmdn masuk ke stadium II.
Timbul karena penyebaran bakteri
ke peredaran darah dan jaringan
getah bening
Lesi kulit diseminata (tersebar)
dengan limfadenopati generalisata.
Sering disertai gejala konstitusi:
malaise, demam, anoreksia
Sembuh tanpa meninggalkan
jaringan parut
Pertemuan Sosialisasi Kegiatan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Frambusia Tahun 2016
Footer Text
Daughter yaws, piamomas
Pertemuan Sosialisasi Kegiatan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Frambusia Tahun 2016
Footer Text
Stadium II
Lesi kulit dapat muncul dimana saja (termasuk daerah lipatan
dan membran mukosa)
Pada daerah aksila, lipatan kulit, dan permukaan mukosa, lebih
byk ditemukan lesi papiloma
Lesi terjadi di telapak kaki, permukaan mengalami penebalan
(hiperkeratosis), pecah-pecah (fisurasi) dan nyeri.
Karena nyeri, penderita berjalan dg posisi aneh, ini disebut crab
yaws.
Dapat mengenai tulang muka, rahang, tungkai bawah:
peradangan tulang (osteoperiotitis)
Pertemuan Sosialisasi Kegiatan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Frambusia Tahun 2016
Footer Text
Crab yaws
Pertemuan Sosialisasi Kegiatan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Frambusia Tahun 2016
Footer Text
Stadium II
Morfologi dan jumlah lesi dipengaruhi iklim.
Musim kemarau: lesi sedikit dan lebih macular.
Lesi stadium II dapat bertahan lebih dari 6 bulan dan
sembuh secara spontan
Pertemuan Sosialisasi Kegiatan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Frambusia Tahun 2016
Footer Text
Laten lanjut
Pasien dapat memasuki periode laten lanjut tanpa
gejala (namun dg uji serologik reaktif)
Semua lesi membaik tanpa skar, namun dapat muncul
kembali dalam 5 tahun pertama infeksi
Pada kasus relaps lesi cenderung lebih terbatas di
daerah perioral
Pertemuan Sosialisasi Kegiatan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Frambusia Tahun 2016
Footer Text
Stadium III
Articular nodul
Gumma
Gangosa: lesi
destruktif osteitis
pada hidung,
sentral wajah, bisa
sampai perforasi
tulang hidung,
palatum , dan
nodul juxta-articular nasofaring
Pertemuan Sosialisasi Kegiatan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Frambusia Tahun 2016
doc:Subdit Kusta &Footer
Framb.
Text
Gejala Klinis Menurut Stadium
Stadium I Stadium II Stadium III
Gejala klinik: Gejala klinik: Gejala klinik:
a.Papul: Sama seperti stadium I, - Gumma(benjolan:perlunakan
Pertemuan Sosialisasi Kegiatan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Frambusia Tahun 2016
Footer Text
DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan melalui 2 cara:
1. Pemeriksaan Klinis
Kondisi membantu menetapkan diagnosis:
Anak umur < 15 tahun
Gejala klinis berupa lesi pada kulit/tulang
Ciri dan lokasi lesi terjadi pada tungkai, kaki,
bisa di lengan dan muka
Pertemuan Sosialisasi Kegiatan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Frambusia Tahun 2016
Footer Text
Gejala klinis selama > 2 minggu:
Papul atau Papilloma
Ulkus frambusia (terdapat krusta dan tidak sakit)
Makula papula
Hiperkeratosis di telapak tangan dan kaki
Perubahan pada tulang dan sendi
a. Treponemal test
di antaranya :
TPHA (Treponema palidum haemagglutination test)
RDT (Rapid Diagnosis Test)
Pertemuan Sosialisasi Kegiatan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Frambusia Tahun 2016
Footer Text
2. Pemeriksaan Serologis
Pertemuan Sosialisasi Kegiatan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Frambusia Tahun 2016
Footer Text
Kriteria Penegakkan Kasus
Pemeriksaan RDT dg
sensitivitas 85-98% dan
spesifisitas 93-98%.
Tidak dapat
membedakan antara
infeksi aktif dan yg sudah
mendapat pengobatan.
Apabila didapat RDT (+),
diuji kembali dg RPR utk
mengetahui apakah
penyakit masih aktif
Pertemuan Sosialisasi Kegiatan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Frambusia Tahun 2016
Footer Text
DEFINISI KASUS
Kasus suspek adalah seseorang yang menunjukkan satu atau lebih gejala/tanda klinis selama >
2 minggu, yaitu papul atau papilloma, ulkus fambusia (terdapat krusta, dan tidak sakit), makula papula,
hiperkeratosis di telapak tangan atau kaki (early), perubahan pada tulang dan sendi (early)
Kasus probable adalah kasus suspek yang memiliki kontak erat dengan kasus frambusia.
kontak lebih dari 20 jam per minggu
waktu kontak antara 9-90 hari sebelum munculnya lesi frambusia
Kasus konfirmasi adalah kasus suspek atau kasus probable frambusia dengan hasil positif pada uji
serologi (Rapid Diagnostic Test/RDT). Jika hasil tes tersebut meragukan, dapat dilakukan tes Rapid
Plasma Reagen (RPR).
Kasus suspek/probable RDT (-) yang kemudian disebut kasus RDT (-) adalah kasus suspek atau
kasus probable dengan hasil pengujian RDT negatif (-).
Pertemuan Sosialisasi Kegiatan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Frambusia Tahun 2016
Footer Text
Diagnosis banding
Pertemuan Sosialisasi Kegiatan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Frambusia Tahun 2016
Footer Text
Diagnosis banding
Coccidioidomycosis
Pertemuan Sosialisasi Kegiatan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Frambusia Tahun 2016
Footer Text
Diagnosis banding
Ektima
Pertemuan Sosialisasi Kegiatan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Frambusia Tahun 2016
Footer Text
Diagnosis banding
PIODERMA
Pertemuan Sosialisasi Kegiatan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Frambusia Tahun 2016
Footer Text
Diagnosis banding
TBC Kutis
Pertemuan Sosialisasi Kegiatan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Frambusia Tahun 2016
Footer Text
Diagnosis banding
Skabies
Pertemuan Sosialisasi Kegiatan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Frambusia Tahun 2016
Footer Text
Diagnosis banding
Molluscum
Impetigo
Contagiosum
Pertemuan Sosialisasi Kegiatan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Frambusia Tahun 2016
Footer Text
Diagnosis banding
Pertemuan Sosialisasi Kegiatan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Frambusia Tahun 2016
Footer Text
Diagnosis banding
Psoriasis
Pertemuan Sosialisasi Kegiatan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Frambusia Tahun 2016
Footer Text
Pengobatan
Pertemuan Sosialisasi Kegiatan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Frambusia Tahun 2016
Footer Text
Dosis Obat Frambusia
Cara
No. Nama Obat Umur (tahun) Dosis Lama Pemberian
Pemberian
1. Azitromisin 2-5 th 500 mg Oral Dosis tunggal
tablet 1x sehari
6–9 th 1000 mg Oral Dosis tunggal
1x sehari
10-15 th 1500 mg Oral Dosis tunggal
1x sehari
‚*Kasus < 2 tahun dan > 69 tahun, wanita hamil, warga sakit berat,
atau alergi obat azitromisin, pengobatannya konsultasikan ke dokter
Kontraindikasi, Toksisitas & Efek Samping
Kontraindikasi: Riwayat alergi dengan azitromisin sebelumnya,
gangguan hati, dan jaundice (kuning) karena gangguan aliran
empedu.
Efek samping obat dengan manifestasi diare, mual, muntah, sakit
perut, dan reaksi kulit berat.
Tidak ada efek samping yang menyebabkan fatal/meninggal yang
terdokumentasikan.
Bila ada bradikardi relatif diberikan sulfas atropine dengan
catatan denyut nadi sebelum pemberian harus dihitung dengan
cermat.
Perhatian khusus:
Tidak boleh diberikan pada ibu hamil dan orang dengan
gangguan fungsi hati.
Efek samping obat
Efek samping yang sering terjadi terutama pada sal
cerna dengan gejala Mual, muntah dan diare, nyeri
abdomen.
2 Sedang Rujuk ke RS
3 Berat Rujuk ke RS
Obat Antisipasi KIPO
Disediakan di fasilitas pelayanan kesehatan (puksesmas/RS) :
Epinefrin/adrenalin injeksi
Kortikosteroid injeksi (Deksametason/metil prednisolon)
Difenhidramin injeksi
Cairan infus Ringer Laktat atau natrium clorida (Nacl) 0,9%
CTM
Prednison, tablet Deksametason
Tablet Antasida
Tablet Paracetamol
Tablet Ranitidin
Tablet Domperidon
Pengobatan dg azitromisin
Sebelum
diobati
Setelah
diobati
Sebelum diobati Setelah 15 hari diobati
Pertemuan Sosialisasi Kegiatan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Frambusia Tahun 2016
Footer Text
Frambusia ……
Dengan pengobatan yang tepat, kecacatan
dapat dihindari
xcast0ne
Pertemuan Sosialisasi Kegiatan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Frambusia Tahun 2016
Footer Text
DAFTAR PUSTAKA