Anda di halaman 1dari 30

PENILAIAN

ELIMINASI MALARIA
DAFTAR ISI
1. Pendahuluan
2. Tujuan
3. Kriteria
4. Instrumen penilaian eliminasi malaria
PETA ENDEMISITAS MALARIA PER KAB/KOTA
INDONESIA -TAHUN 2017

Populasi Kabupaten/Kota
No Kategori
# % # %
1 Bebas Malaria 187.968.543 72.0 % 266 52 %

2 Endemis Rendah (API < 1 per 1000) 62.888.849 24 % 172 33 %

3 Endemis Menengah (API 1-5 per 1000) 5.442.232 2% 37 7%

4 Endemis Tinggi (API > 5 per 1000) 4,264.081 2% 39 8%

Total 255,881,112 100.0 % 514 100.0 %


Persentase Kab/Kota yang Mencapai Eliminasi Malaria s.d 2017

Keterangan:

≥ 80%
80%-50%
≤ 50%
0%
SKEMA PENTAHAPAN ELIMINASI MALARIA
MASUK TAHAP PEMELIHARAAN

MASUK TAHAP PRA ELIMINASI MASUK TAHAP ELIMINASI

Kasus
Indigenous nol
SPR < 5% < 1 kasus/1000
dari malaria penduduk berisiko
kllinis
3 Tahun

Pemberantasan Pra Eliminasi Eliminasi Pemeliharaan

Reorientasi Reorientasi
program menuju program menuju
eliminasi pemeliharaan
Eliminasi malaria adalah suatu upaya untuk menghentikan
penularan malaria setempat dalam satu wilayah geografi
tertentu, dan bukan berarti tidak ada kasus malaria impor
serta sudah tidak ada vektor di wilayah tersebut, sehingga
tetap dibutuhkan kegiatan kewaspadaan untuk mencegah
penularan kembali
TUJUAN PENILAIAN ELIMINASI MALARIA

Menilai kelayakan kabupaten/kota dan atau provinsi


untuk mendapat sertifikat eliminasi malaria dari
pemerintah (Kementerian Kesehatan RI)
Kegiatan Spesifik per Tahapan Eliminasi Malaria
Tahap Tujuan Sasaran Kegiatan utama

Akselerasi Menurunkan jumlah Kab/kota endemis - Kampanye kelambu massal


kasus secepat mungkin tinggi - IRS di desa dg API > 20 dan pengendalian vektor lain sesuai bukti lokal
- Perluasan diagnosis dini dan pengobatan tepat
- Promosi dengan pemberdayaan masyarakat
- Skrining malaria pada semua Bumil pada K1 dan beri kelambu
- MTBS  semua balita sakit diperiksa malaria

Intensifikasi Menghilangkan daerah Kab/kota endemis - Stratifikasi sampai tingkat desa


fokus sedang - Pembagian kelambu untuk populasi berisiko/fokus
- IRS pada situasi peningkatan kasus dan pengendalian vektor lain sesuai
bukti lokal
- Penemuan kasus aktif
- Promosi dengan pemberdayaan masyarakat
Menghentikan penularan Kab/kota endemis - Penyelidikan Epidemiologi dan respons kasus 1-2-5 pada setiap
setempat/kasus rendah kasus positif
Pembebasan indigenus - Penemuan dini dan pengobatan tepat serta jejaringnya
- Pengamatan daerah reseptif dan pengendalian vektor sesuai bukti lokal
(termasuk faktor risiko setempat)
- Penemuan kasus aktif
Pemeliharaan Mencegah munculnya Kab/kota endemis - Surveilans migrasi
penularan malaria yang sudah eliminasi - PE 1-2-5
kembali - Penguatan jejaring tatalaksana kasus
- Pengamatan daerah reseptif dan pengendalian vektor sesuai bukti lokal
Kriteria pengusulan
penilaian eliminasi malaria

Kabupaten/kota yang dapat diusulkan untuk disertifikasi


eliminasi malaria adalah kabupaten/kota endemis dan non
endemis malaria dengan kriteria :
• Tidak ada kasus penularan setempat (kasus indigenous) ,
• SPR < 5 %
• API < 1 per 1000 penduduk selama tiga tahun terakhir
Kriteria penetapan penilaian eliminasi malaria

Kabupaten/kota yang dapat diusulkan oleh Komisi Penilaian Eliminasi


Malaria untuk ditetapkan oleh Menkes RI sebagai penerima sertifikat
eliminasi adalah :
• Kabupaten/kota yang tidak terdapat penularan setempat
(indigenous) minimal 3 tahun berturut-turut
• Melaksanakan kegiatan pemeliharaan meliputi :
1. Surveilans epidemiologi dan penanggulangan wabah
2. Pencegahan dan penanggulangan faktor risiko
3. Peningkatan Sumber Daya Manusia
4. Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
5. Penemuan dan Tatalaksana Penderita
1. SURVEILANS EPID DAN
PENANGGULANGAN KLB
a. Reseptifitas dan vulnerabilitas rendah :
 Passive case detection (PCD)
 Penyelidikan epidemiologi
 Follow up pengobatan
 Surveilans migrasi

b. Reseptifitas dan vulnerabilitas tinggi :


 Kegiatan a
 Active case detection (ACD)
 Pengendalian vektor
1. Reseptif
 Adanya vektor malaria dalam jumlah besar
(> 1 gigitan per orang per malam)
 Terdapatnya faktor ekologi dan iklim yang memudahkan
penularan

2. Vulnerable
 Kedekatan dengan daerah malaria
 Kemungkinan masuknya penderita
 Kemungkinan masuknya vektor yang terinfeksi
c. Segera melaporkan kasus positif yang
ditemukan
d. Mempertahankan sistem informasi yang baik
 RR semua kasus dan kegiatan
e. Mencatat semua kasus dalam buku register
f. Pemeriksaan genotype isolate parasit
g. Melakukan PE terhadap fokus malaria
h. Membuat peta GIS berdasar fokus, kasus,
genotype, vektor dan kegiatan intervensi
2. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
FAKTOR RISIKO

 Reseptifitas dan vulnerabilitas tinggi :


Pengendalian vektor : larvasidasi,manajemen
lingkungan

 Lokasi indigenous dan atau interoduce :


Pengendalian vektor : IRS, kelambu berinsektisida
3. PENINGKATAN SDM

Refreshing dan motivasi mikroskopis untuk menjaga


kualitas dalam pemeriksaan sediaan darah

 Refreshing mikroskopis
 Bimbingan teknis
 Cross check
 PME
4. PENINGKATAN KIE

 Meningkatkan promkes untuk mencegah


penularan dan keterlambatan penemuan kasus
import
 Menggalang kemitraan
 Integrasi dengan program lain
 Advokasi dan sosialisasi untuk mendapat
dukungan politik dan jaminan penyediaan dana
5. PENEMUAN DAN TATA LAKSANA

 Rendah : PCD
 Tinggi : ACD dan PCD
 Cross check semua sediaan darah
 Pengobatan kasus positif dengan OAM yang
ditetapkan Kemenkes (ACT)
 FU (Pf 7,28 ; Pv 14,28,90)
Kegiatan utama tahap eliminasi
• Penemuan dini : PCD semua faskes, ACD: prioritas daerah penularan aktif
• Pengobatan tepat : Pengobatan radikal (ACT-PQ) dan follow up kasus.
• PE kasus : klasifikasi kasus dan kontak survey pd kasus import
• PE fokus : Kasus indigenous  Fokus aktif penularan: MBS/kontak
survey, pemetaan sasaran, breeding site, perilaku pddk
• Penangl. fokus aktif : LLIN/IRS, larvasida cakupan 80-100% sasaran didusun
• Pengamatan ento : Pemetaan daerah reseptif dan pengamatan jentik/nyamuk
• Monitoring - Evaluasi:
• Sumber daya: melakukan pemantauan ketepatan, kecepatan,
kelengkapan pendekatan 1-2-5
• Pencatatan: kasus pada kartu penderita; PE kasus dan fokus dicatat
dalam form tersedia
• Penanggulangan fokus: tiap fokus cakupan > 80% sasaran penduduk.
• Dampak: tak terdapat kasus indigenous pada tahun berikutnya
Instrumen penilaian eliminasi malaria
1. Unit pelayanan kesehatan setempat baik pemerintah maupun swasta
mampu mendeteksi kasus secara dini dan mengobati secara tepat.
2. Puskesmas dan dinas kesehatan setempat mampu menindaklanjuti kasus
impor yang ditemukan.
3. Tersedianya mikroskopis dengan kualitas pemeriksaan sediaan darah
yang baik terutama di wilayah reseptif.
4. Adanya register kasus malaria yang mencakup wilayah eliminasi secara
lengkap.
5. Surveilans dilaksanakan dengan baik termasuk surveilans migrasi dan
dapat menjangkau seluruh wilayah eliminasi.
6. Di wilayah yang reseptivitasnya tinggi dilakukan surveilans vektor,
termasuk effikasi insektisida dan resistensi vektor.
Instrumen penilaian eliminasi malaria-2
7. Berfungsinya SKD – KLB dan mampu melakukan penanggulangan secara
cepat bila terjadi KLB.
8. Setiap kasus positif dilakukan penyelidikan epidemiologi untuk
menentukan asal penularan.
9. Adanya peraturan daerah atau peraturan perundangan lain yang
mendukung dan menjamin tersedianya dana secara berkesinambungan
untuk pemeliharaan eliminasi malaria(mencegah penularan kembali).
10. Adanya sosialisasi/penyuluhan yang berkesinambungan tentang
pencegahan malaria kepada wisatawan/pendatang untuk menghindari
penularan malaria, antara lain dengan menggunakan kelambu
berinsektisida, repellent, pengobatan profilaksis.
11. Bila diperlukan adanya koordinasi lintas batas kabupaten/kota dan
provinsi.
TINDAK LANJUT

1. Persiapan yang harus dilakukan Kabupaten dan


Faskes untuk penilaian eliminasi malaria
2. Dukungan yang diperlukan dalam
mempersiapkan penilaian eliminasi
3. Merencanakan upaya pemeliharaan eliminasi
malaria
PERAN KECAMATAN
DALAM MENDUKUNG ELIMINASI MALARIA

• Mengkoordinasikan perencanaan pembiayaan kegiatan Desa dalam


mendukung kegiatan eliminasi Malaria dalam Musrenbang.
• Melasanakan kegiatan pertemuan Lintas sektor dalam mendukung
kegiatan eliminasi Malaria dalam Minilokakarya 3 bulanan.
• Mengawasi pelaksanaan kegiatan dan pembiayaan kegiatan eliminasi
Malaria.
• Membentuk forum di Kecamatan dalam mendukung kegiatan
eliminasi Malaria.
PERAN PUSKESMAS
MENDUKUNG ELIMINASI MALARIA

• Mengkoordinasikan perencanaan (RUK/RPK) pembiayaan kegiatan


petugas kesehatan di Desa dalam mendukung kegiatan eliminasi
Malaria dalam Dana Kesehatan
• Melaksanakan kegiatan pertemuan minilkokarya bulanan mendukung
kegiatan eliminasi Malaria.
• Melakukan Penilaian/Evaluasi Kinerja petugas kesehatan dalam
kegiatan eliminasi Malaria.
• Mengawasi pelaksanaan kegiatan dan pembiayaan kegiatan eliminasi
Malaria sesuai indikator yang ada.
PERAN DESA
DALAM MENDUKUNG ELIMINASI MALARIA
• Pemetaan pddk bermigrasi dan bermalam dlm 1 bulan terakir
ke Kampung aktif penularan malaria di Kab/Kota atau daerah
lainnya.
• Pemeriksaan RDT bagi pddk diduga mengandung parasit oleh
Nakes
• Pengobatan kasus positif malaria dgn obat anti malaria segera
setelah hasil positif malaria oleh Nakes.
• Mendorong anggota keluarga yang diduga menderita malaria
untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan oleh kader.
• Mendorong anggota kelurga yang positif malaria untuk minum
obat malaria sampai tuntas oleh kader
PELUANG
MENU DAK NON FISIK (BOK) 2018 - 2019

Advokasi, Sosialisasi, Monitoring dan Evaluasi dalam


Sweeping dan Skrining pada ibu hamil/Balita panas
upaya pencegahan dan pengendalian Tular Vektor
dan populasi berisiko (surveilans migrasi)
dan Zoonotik

Penemuan kasus secara dini/penyelidikan PE 1-2-5 (kegiatan PE kasus malaria sesuai Pedoman
epidemiologi (termasuk Mass Blood Survey 1-2-5) termasuk survey faktor risiko malaria.
(MBS)/Mass Fever Survey (MFS))

Pengambilan, pengiriman dan pemeriksaan Pemberantasan larva (larvasidasi)


specimen/slide sediaan darah

Pengendalian vektor (IRS)


Kunjungan rumah untuk follow up tata laksana
PELUANG DI DESA DALAM MEMBEBASKAN
MASYARAKAT DARI PENULARAN MALARIA (1)
PELUANG DI DESA DALAM MEMBEBASKAN
MASYARAKAT DARI PENULARAN MALARIA (2)
• Pengendalian Malaria merupakan
Prioritas Pembangunan Nasional
(masuk dalam RPJMN, RKP)
• Sesuai dg UU ttg Desa, maka terhadap
upaya Pengendalian Malaria yg menjadi
prioritas nasional sangat
memungkinkan bagi Desa untuk
menyusun kegiata-kegiatan yg relevan
dalam skala desa melalui APBDes
• Rujukan belanja desa untuk
pengendalian malaria diperkuat dengan
dikeluarkannya Permendesa No 19
Tahun 2017 ttg Prioritas Penggunaan
Dana Desa 2018
Terima Kasih....... 30

Anda mungkin juga menyukai