Anda di halaman 1dari 22

KEBIJAKAN & EVALUASI PROGRAM

PENANGULANGAN MALARIA

Oleh
dr. Hellen Dewi Prameswari, MARS

Disampaikan :
Pelatihan Managemen Dasar Program Bagi Tenaga Pengelola Malaria
11 September 2023
Kebijakan & Strategi Program Penanggulangan Malaria
Analisis Situasi Malaria & Capaian Program Malaria
KOMITMEN TERKAIT MALARIA

Komitmen Global Komitmen


Regional Komitmen
Nasional

 Asia Pasific Leader’s Malaria Komitmen pimpinan negara


 Tahun 2007 : Resolusi WHA 60  Alliance (APLMA) : eliminasi malaria  Tahun 1959 Presiden Soekarno
Eliminasi Malaria di kawasan Asia Pasific tahun 2030 membentuk KOPEM (Komando
 Tahun 2015 : WHA 68  Global  Tahun 2014 East Asia Summit ke-9 Pembasmian Malaria)
Technical Strategy for Malaria 2016- Eliminasi Malaria di Kawasan Asia  Tahun 2008 saat HMS I Presiden SBY
2030 Pasifik menyatakan untuk Eliminasi Malaria
 SDGs : menghentikan epidemi  Tahun 2018 East Asia Summit ke- 2030
malaria tahun 2030 13 Eliminasi Malaria di Kawasan  Program Prioritas Janji Presiden 2020-
Asia Pasifik 2024
 Indikator dalam RPJMN 2020-2024
 Indikator Renstra 2020-2024
Kebijakan Program Malaria
Mengembangkan upaya Deteksi, Surveilans
Pencegahan dan Respon • Peningkatan penemuan di daerah endemis
malaria
• Gold Standar secara • Penyelidikan epidemiologi (PE 1-2-5) dan
mikroskopis dan RDT, PCR surveilans migrasi di daerah rendah dan
pada situasi tertentu bebas
• Ditunjang dengan jejaring • Menyediakan dan meningkatkan kualitas data
pemantapan mutu disetiap level dan informasi pendukung Pencegahan dan
Pengendendalian Penyakit
Mengutamakan pendekatan Pengendalian
faktor risiko
Pengobatan sesuai Standar
• Distribusi kelambu di daerah tinggi dan fokus
Program
• Surveilans vector dan pemetaan reseptivitas
• Pengobatan standar lini
pertama menggunakan ACT Memperkuat pemberdayaan dan peningkatan
dan Primaquin (tanpa peran swasta dan masyarakat
komplikasi)
• Pengobatan dengan artesunate • Interpersonal Komunikasi Perubahan perilaku
inj (malaria berat dengan • Advokasi peningkatan komitmen
komplikasi)
INTERVENSI SPESIFIK PENANGGULANGAN MALARIA PER TAHAPAN

Tahapan Tujuan Sasaran Kegiatan utama


Akselerasi Menurunkan jumlah Kab/kota - Pembagian kelambu massal
kasus secepat mungkin endemis tinggi - IRS pada desa dengan API > 20
API >5‰ - Skrining malaria pada semua Bumil & pembagian kelambu
rutin
- Skrining malaria : MTBS & semua balita sakit
Intensifikasi Menghilangkan daerah Kab/kota - Pembagian kelambu pada populasi khusus atau di daerah
fokus endemis sedang fokus
API 1-5 ‰ - Penemuan aktif kasus yg masif
- IRS pada situasi peningkatan kasus dan pengendalian vektor
lain sesuai bukti lokal
Pembebasan Menghentikan penularan Kab/kota - Surveilans migrasi malaria
setempat/kasus endemis rendah - PE 1-2-5 pada setiap kasus positif
indigeneous API < 1‰ - Pemetaan & pengamatan daerah reseptif
- Peguatan jejaring diagnosis dan tatalaksana

Pemeliharaan Mencegah munculnya Kab/kota bebas - Surveilans migrasi malaria


penularan malaria malaria - PE 1-2-5 pada setiap kasus positif
kembali - Pemetaan & pengamatan daerah reseptif
- Surveilans Vektor
- Peguatan jejaring diagnosis dan tatalaksana
5
Strategi Penanggulangan Malaria

Kebijakan yang Pemberdayaan


1 Universal Akses 2 Surveilans 3 4
mendukung Masyarakat
• Penjaminan mutu
diagnostic • Peningkatan penemuan • komitmen
• Diagnosis dan kasus malaria
Pemerintah Pusat • Penemuan kasus
Pengobatan sesuai • sistem dan manajemen
dan Daerah eliminasi secara aktif oleh
standar data
• • Penyelidikan
malaria serta kader malaria
Penguatan public Private
Mix epidemiologi pencegahan • Perubahan perilaku
• Integrasi pelayanan • Sistem Kewaspadaaan penularan kembali
malaria dengan Dini dan KLB-Bencana • Penguatan dukungan
Kesehatan Ibu dan Anak • Surveilans migrasi lintas program dan
• Pengendalian vektor • Surveilans vektor lintas sektor
terpadu (kelambu • Malaria pada populasi termasuk swasta
berinsektisida, IRS
khusus

5 Penguatan sistem kesehatan


• Penguatan manajemen program
• Penguatan manajemen dalam upaya sertifikasi eliminasi • Peningkatan koordinasi lintas batas wilayah
malaria
6 Pengembangan Penelitian dan Inovasi
6
• Pengembangan vaksin Malaria • Percepatan penurunan kasus dengan MDA

6
Penanggulangan Vektor
Malaria
Perlindungan menyeluruh (universal protection)
Pencegahan dengan kelambu berinsektisida (LLIN) di daerah
penularan malaria penularan malaria
melalui
Manajemen
Vektor Perlindungan dengan IRS/Penyemperotan
Terpadu dan dinding rumah di daerah terpilih
upaya lain yang
terbukti efektif,
efisien, praktis dan Pengendalian vektor berbasis masyarakat
aman
termasuk integrated vector management seperti
penggunaan repellent, larvasidasi dan
manajemen lingkungan
Capaian Distribusi Kelambu Massal Tahun 2022 - 2023

• Tahun 2022
Akan dilakukan kembali
Distribusi Kelambu Massal total
& Massal Fokus di 67 Kab/kota
dengan alokasi kelambu ± 2,4
Juta LLINs, 61% LLINs
dialokasika untuk wilayah
Papua.

Capaian Distrbusi Kelambu


S.D September 2023 sebesar
88% dari target 2,380,702
distribusi kelambu massal.
Kebijakan & Strategi Program Penanggulangan Malaria
Analisis Situasi Malaria & Capaian Indikator Program
SITUASI MALARIA GLOBAL
95%
Sekitar 234 juta (95%) dari 247
juta kasus malaria global
berasal dari Afrika pada tahun
2021

Indonesia menyumbangkan kasus


terbesar ke-2 setelah India di
Asia dengan estimasi kasus
sebesar 811.636 kasus positif
pada tahun 2021 (WHO, 2022)

Indonesia merupakan salah satu dari 9


2% negara endemik malaria di wilayah Asia
Tenggara yang menyumbang sekitar
2% dari beban negara malaria secara
global.
10
Capaian Eliminasi Malaria Per Regional di Indonesia Tahun 2023*

Regional Sumatera, Sulawesi,


Regional Kalimantan-North National: 381 dari 514
NTB: 196 dari 245 kab/Kota
(80%)
Maluku: Kab/kota (74%) merupakan
44 dari of 66 Kab/Kota (66%)
wilayah Eliminasi

Regional Papua:
1 dari 42 kab/Kota (2%)
1. Regional Jawa-Bali 2023

2. Regional Sumatera,
Sulawesi, NTB 2025

3. Regional Kalimantan
& Malut
2027

4. Regional Maluku & NTT


2028

5. Regional Papua
& Papua Barat
2029
Regional Jawa-Bali:
ELIMINASI MALARIA
127 dari 128 kab/kota Regional Maluku, NTT:
NASIONAL
2030
(99%) 10 dari of 33 kab/kota (30%)
CAPAIAN INDIKATOR PROGRAM MALARIA TAHUN 2022*
Indikator Sasaran Strategis (ISS) 2020 2021 2022 2023* 2024
Jumlah Kabupaten/Kota Mencapai Eliminasi Malaria
Target 325 345 365 385 405

Capaian 318 347 372 - -

Indikator Kinerja Kegiatan (IKP) 2020 2021 2022 2023 2024


Jumlah Kabupaten/Kota Mencapai API < 1 Per 1000 penduduk
Target 466 475 484 495 500

Capaian 467 471 455 - -

Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) 2021 2022 2023 2024


Jumlah Kabupaten/Kota Mencapai Positivity Rate (PR) malaria < 5% Baseline

Target 374 394 414


Capaian 354 348 - -

Indikator KSP Program Malaria 2020 2021 2022 2023 2024


Tercapainya > 95% Kasus positif malaria yang diobati standar

Target > 95% > 95% > 95% > 95% > 95%
Capaian 95% 98% 93%* - - 12
Perubahan Endemisitas 2020 – 2023* (1)
Jumlah Kab/Kota Jumlah Kab/Kota Jumlah Kab/Kota Jumlah Kab/Kota
Endemisitas Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023*

Eliminasi 318 347 372 381


Endemis rendah 149 124 83 74
Endemis sedang 23 17 30 30
Endemis tinggi 24 26 29 39
Total 514 514 514 514

• Terdapat peningkatan jumlah Kab/ko endemis tinggi dan Kab/Ko endemis


sedang dibanding tahun 2020 dan 2021 seiring dengan peningkatan
penemuan kasus dan kelengkapan laporan
Estimasi Jumlah Kasus Malaria Berdasarkan WHO
tahun 2010-2030

Tren Estimasi
Jumlah Kasus
Malaria
Nasional jika
tidak dilakukan
percepatan
kasus malaria
terutama di
Papua
Estimasi Pemeriksaan dan Kasus Positif Tahun 2023*
Perbandingan Jumlah Pemeriksaan dan Kasus Positif
by Estimasi WHO dan Laporan SISMAL Estimasi kasus positif di
5,000,000 Indonesia berdasarkan
hitungan WHO tahun 2023
4,500,000 4,329,068
terdapat 495,652 kasus
4,000,000 positif dan yang
3,500,000 terlaporkan s.d Agustus
2023 222,905 ( 44%)
3,000,000

2,500,000

2,000,000
1,612,894
1,500,000 perlu peningkatan
1,000,000 penemuan kasus dan
495,652 deteksi dini malaria dan
500,000
222,905 system pencatatan &
-
Estimasi Penemuan Penemuan By SISMAL Estimasi Kasus By Kasus By SISMAL V3
pelaporan malaria baik
By WH0 2023 2023 Who 2023 faskes pemerintah
maupun swasta

Data Januari – Agustus 2023* 15


Dari total 222.905
Situasi Malaria di Indonesia 2023 kasus malaria (2023*),
Eliminasi 192.495 (86%)
Malaria di PPU Percepatan Eliminasi berasal dari Prov Papua
Kaltim Malaria di Papua
Upaya Akselerasi Malaria di Kabko
Endemis Tinggi

1. Pencanangan kelambu massal


malaria
2. Intermittent preventive treatment
(IPT) in pregnancy - Pencegahan
Malaria dengan obat malaria pada
Ibu Hamil
3. Chemoprevention pada populasi
berisiko MMP dan cemoprofilaksis
pada TNI/POLRI
Percepatan 4. Mass drug administration -
Eliminasi di Sumba Pengobatan Malaria secara massal di
NTT daerah endemis malaria.
 5. Social and behavior change (SBC)
381 kab/ko bebas malaria
advokasi, komunikasi, dan
Kriteria Endemisitas:
Kriteria Eliminasi:  74 kab/ko endemis rendah mobilisasi sosial yang berhubungan
Rendah: API <1/1.000 • 3 tahun tanpa kasus  30 kab/ko endemis sedang dengan intervensi untuk pencegahan
Sedang: API 1-5/1.000 indigenous  29 kab/ko endemis tinggi malaria
Tinggi: I : API 5-49/1.000 • Positivity Rate (PR) <5% 6. Perluasan deteksni dini dan
II : API 50-100/1.000
• API <1/1000 pengobatan malaria melalui kader
III : API >100/1.000
Kasus malaria meningkat pada 2018-2022 selaras dengan peningkatan
penemuan kasus pelaporan malaria via Sistem Informasi Malaria (SISMAL)
Jumlah Kasus Pos Malaria

Kasus Positif Malaria; sumber: data SISMAL PAPUA 192,495


PAPUA BARAT 10,758
465,764 NUSA TENGGARA TIMUR 5,179
443,530
422,447 417,819 SUMATERA UTARA 2,511
KALIMANTAN TIMUR 2,221
343,527 RIAU 1,622
304,607 SULAWESI SELATAN 1,315 86% kasus malaria
261,617 MALUKU 1,142 Nasional berasal
252,027 250,644 254,055
217,025 218,450 222,085 222,905 LAMPUNG 784 dari Provinsi
SULAWESI UTARA 722 Papua
GORONTALO 524
SULAWESI TENGGARA 414
JAWA TIMUR 410
SULAWESI TENGAH 321
JAWA BARAT 313
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023* JAWA TENGAH 296
SULAWESI BARAT 225
NUSA TENGGARA BARAT 218
KALIMANTAN SELATAN 207
Annual Parasite Index (API); target: <1 per 1.000 penduduk DKI JAKARTA 165
JAMBI 159
1.96 MALUKU UTARA 150
1.75 1.69 ACEH 117
1.61
1.38 KALIMANTAN UTARA 116
1.12 BANTEN 110
0.99 0.99 0.93 0.94 KALIMANTAN TENGAH 84
0.85 0.84 0.84
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 66
SUMATERA BARAT 61
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 53
BALI 48
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 SUMATERA SELATAN 39
BENGKULU 24
KEPULAUAN RIAU 18
KALIMANTAN BARAT 18 17
- 200,000 400,000
Tren Peningkatan
Penemuan kasus
malaria secara Tren Positivity Rate (PR) 2014-2023*
fluktuaktif tertinggi
pada tahun 2022 4,000,000 20.00
sebesar 3,358,447. 18.00
3,500,000
18.15
Capaian Penemuan 16.00
16.31
kasus malaria Jan – 3,000,000
14.93 14.00
Agustus 2023 sebesar 13.95
14.69
13.94 14.00
2,500,000
1,612,894 dengan 13.21 13.21 12.00
Capaian Positivity Rate 2,000,000 10.00
sebesar 14,00%. 10.00
Target nasional 1,500,000
8.00

Positivity Rate (PR) 6.00


malaria < 5%. 1,000,000

443,530
304,607
261,617

254,055
252,027

250,644
4.00

222,905
222,085
218,450
217,025
1,544,970

1,487,470

1,441,679

1,681,093

2,505,626

1,823,104

2,040,292

3,358,447

1,612,894
peningkatan

155,572
Perlu 500,000
2.00
penemuan kasus
- -
baik aktif dan pasif baik 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023*
di daerah endemis Pemeriksaan Positif Positivity Rate
maupun di daerah
bebas malaria yang
berisiko
12 provinsi (35%) belum mencapai target positivity rate
(PR) malaria <5%
Kasus Kasus
No Provinsi Jumlah Tes PR (%) No Provinsi Jumlah Tes PR (%)
Malaria Malaria
1 PAPUA 563.340 192.495 34,17% 18 GORONTALO 21.105 524 2,48%
2 BANTEN 357 110 30,81% 19 SULAWESI BARAT 10.326 225 2,18%
3 SUMATERA UTARA 9.956 2.511 25,22% 20 MALUKU 52.661 1.142 2,17%
4 KALIMANTAN TIMUR 9.432 2.221 23,55% 21 KALIMANTAN TENGAH 5.898 84 1,42%
5 RIAU 9.699 1.622 16,72% 22 MALUKU UTARA 11.101 150 1,35%
6 DKI JAKARTA 1.602 165 10,30% 23 JAMBI 12.193 159 1,30%
7 JAWA TIMUR 5.064 410 8,10% 24 SUMATERA BARAT 5.135 61 1,19%
8 SULAWESI SELATAN 16.355 1.315 8,04% 25 NUSA TENGGARA TIMUR 500.168 5.179 1,04%
9 PAPUA BARAT 146.927 10.758 7,32% 26 KEPULAUAN BANGKA
BELITUNG 5.479 53 0,97%
10 LAMPUNG 12.122 784 6,47%
27 BALI 5.667 48 0,85%
11 SULAWESI TENGAH 5.656 321 5,68% DAERAH ISTIMEWA
28 YOGYAKARTA 8.911 66 0,74%
12 JAWA BARAT 5.958 313 5,25%
29 BENGKULU 3.673 24 0,65%
13 SULAWESI UTARA 16.511 722 4,37%
30 ACEH 26.192 117 0,45%
14 KALIMANTAN UTARA 2.918 116 3,98%
31 KEPULAUAN RIAU 4.505 18 0,40%
15 SULAWESI TENGGARA 12.354 414 3,35%
32 SUMATERA SELATAN 13.132 39 0,30%
16 JAWA TENGAH 9.564 296 3,09%
33 NUSA TENGGARA BARAT 73.996 218 0,29%
17 KALIMANTAN SELATAN 7.517 207 2,75%
34 KALIMANTAN BARAT 17.420 18 0,10%

Mencapai target (<5%) Belum mencapai target

19
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
GORONTALO 100%

JAMBI 97%

KALIMANTAN SELATAN 94%

≥95%
LAMPUNG 93%

NUSA TENGGARA TIMUR 92%

MALUKU UTARA 91%

50-94%
NUSA TENGGARA BARAT 91%

SULAWESI TENGGARA 90%

ACEH 90%

KEP. BANGKA BELITUNG 89%

<50%
PAPUA 88%

BENGKULU 88%

SUMATERA SELATAN 87%

SUMATERA BARAT 85%

SUMATERA UTARA 84%

SULAWESI SELATAN 83%

KALIMANTAN TIMUR 80%

MALUKU 80%

JAWA TIMUR 79%

RIAU 79%

KEPULAUAN RIAU 78%

DKI JAKARTA 78%


32 provinsi (94%) belum mencapai target
% Pengobatan Standar Malaria per Provinsi Tahun 2023*

SULAWESI UTARA 78%

PAPUA BARAT 77%


tahun 2023* ( Data Jan – Agustus )

KALIMANTAN TENGAH 74%

BANTEN 74%

KALIMANTAN BARAT 72%

JAWA TENGAH 68%

BALI 65%

SULAWESI BARAT 64%


Capaian penemuan kasus malaria dan kasus yang diobati

KALIMANTAN UTARA 60%

SULAWESI TENGAH 48%


Target: 95%

JAWA BARAT 46%


20

D.I YOGYAKARTA 32%


Cakupan pengobatan standar malaria; % berdasarkan jumlah kasus malaria
Meningkatnya jumlah Kabupaten/Kota Bebas Malaria dari 371
Kabupaten/Kota pada tahun 2020 menjadi 405 Kabupaten/Kota
pada akhir tahun 2024.
Tantangan: Kegiatan:
1. Malaria masuk pada nomenklatur SIPD
1. Komitmen dalam pembiayaan program malaria
belum merata di seluruh daerah kemendagri
2. Reorientasi pada petugas malaria di
2. Kabupaten/Kota stagnan mencapai eliminasi daerah stagnan
malaria 3. Advokasi komitmen daerah melalui
3. Terbatasnya peran Lintas Sektor/Lintas Program Kerjasama dengan Kemendagri dan
dalam penanggulangan malaria termasuk Adinkes
swasta 4. Pelatihan kader malaria di daeah endemis
4. Wilayah geografi yang sulit dan terpencil tinggi dan populasi khusus untuk
khususnya di wilayah timur Indonesia melakukan penemuan dan deteksi dini
5. Kegiatan PE 1-2-5 dan surveilans migrasi belum 5. Penyediaan RDT dan Larvasida dalam
optimal Pemetaan Vulnerable dan menu DAK
penaggulangan focus malaria 6. Distribusi kelambu massal dan focus
6. Penanggulangan Vektor Terpadu belum optimal 7. Mendorong komoditas OAM untuk masuk
7. Kesinambungan (kontinuitas) ketersediaan ke dalam e-katalog
beberapa jenis obat
TERIMAKASIH
22

Anda mungkin juga menyukai