Disampaikan oleh:
dr. Lusi Darmayanti,MPH
Kepala Bidang P2P
Dinas Kesehatan Provinsi Lampung
Target 15
Target 12 Kab/Kota
Kab/Kota
Target :11
kab/kota
2023 2025
2021 Target 14
Target : 7 Kab/Kota
kab/kota 2019
2018
Target : 5 Target : 10
kab/kota 2017 kab/kota
2015
Surveilans dan sistem informasi malaria merupakan
bagian integral dari sistem surveilans epidemiologi
nasional untuk mendukung tersedianya data dan
informasi yang cepat dan akurat sebagai dasar
pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program
pengendalian malaria, termasuk SKD-KLB
Surveilans Sebagai Intervensi Utama Menuju Eliminasi
Surveilans yang efektif dapat
memberikan gambaran tentang:
1.Target daerah serta kelompok
penduduk berisiko, sehingga
dapat dilakukan intervensi dan
advokasi yang efektif
2.Menilai dampak tindakan
intervensi dan kemajuan dalam
pengendalian malaria serta
membantu memutuskan apakah
penyesuaian atau kombinasi
intervensi diperlukan untuk
mengurangi penularan
3.Merespon dan mendeteksi kasus
secara cepat
Kebijakan Teknis Surveilans Malaria
1. Surveilans dan sistem informasi malaria merupakan bagian integral dari sistem surveilans
epidemiologi nasional untuk mendukung tersedianya data dan informasi yang cepat dan akurat
2. Penyelenggaraan surveilans dan sistem informasi malaria sesuai dengan tahapan eliminasi masing-
masing wilayah
3. Seluruh suspek malaria harus diperiksa secara laboratorium dengan menggunakan mikroskop atau
Rapid diagnostic Test (RDT). Penemuan kasus dilakukan secara pasif maupun aktif untuk menjamin
cakupan penemuan yang tinggi sehingga data yang didapatkan menggambarkan keadaan yang
sesungguhnya
4. Surveilans kasus malaria berdasarkan kepada hasil diagnostik yang akurat dengan memantau
kualitas mutu diagnostik secara mikroskopis maupun Rapid diagnostic Test (RDT).
5. Seluruh layanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta yang melakukan pemeriksaan malaria
harus melaporkan secara rutin kepada dinas kesehatan setempat.
6. Kemenkes dan Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota/Puskesmas melakukan analisis data secara
rutin untuk menghasilkan informasi strategis malaria, antara lain mengenai endemisitas, distribusi
kasus, fokus, faktor risiko termasuk pemetaannya; analisis tren dan kewaspadaan KLB di wilayah
kerja masing-masing.
7. Setiap daerah yang telah masuk tahap eliminasi (API < 1 per 1000 penduduk) harus melakukan
penyelidikan epidemiologi untuk setiap kasus dan fokus.
Penyelenggaraan surveilans dan sistem informasi malaria sesuai dengan tahapan eliminasi
masing-masing wilayah
Penyelidikan Epidemiologi Peningkatan Kasus Peningkatan Kasus Setiap kasus Setiap kasus
kasus dan fokus
0.9
0.8 0.8
0.7
0.6 0.6
0.54
0.5
0.38 0.45 API
0.4 0.4
0.33
0.3
0.23 0.24
0.2 0.2 0.19
0.1
0 0.02
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 jan s.d
juni
2020
Capaian indikator kinerja program malaria s.d agustus 2020
100%
Kasus daerah Endemis dan Eliminasi yang di PE
100%
100%
Pengobatan Standar
95%
97%
Suspek dikonfirmasi oleh lab
95%
1%
Positivy Rate
5%
Capaian Target
Desa Endemis Malaria di Provinsi Lampung sampai dengan JUNI 2020
( Jumlah Desa Endemis 37 Desa dari 2.435 atau 1,4% )
2020 2019
342
171
145
111
96 94
59 51 42
14 11 14
JAN FEB MAR APR MEI JUN
PERBANDINGAN KASUS POSITIF MALARIA KABUPATEN
PESAWARAN
PERIODE JAN S.D JUNI TAHUN 2019 DAN 2020
2020 2019
168
104
93
74 68
61
37
27 25
9 8 7
JAN FEB MAR APR MEI JUN
Distribusi Angka Kesakitan Malaria (MOPI) per 1.000 penduduk
Berdasarkan Kabupaten/Kota Provinsi Lampung semester 1 ( data
januari s.d juni Tahun 2020
0.3 0.25
0.2
0.1 0.05 0.03
0.01 0.01 0.01 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 Peissir Barat
Tulang Bawang
Metro
Lampung Tengah
Lampung Timur
Bandar Lampung
Lampung Barat
Mesuji
Pesawaran
Pringsewu
Way Kanan
Lampung Utara
Tanggamus
97% 95% 98% 96% 98% 96% 97% 100% 98% 100%
Target > 95%
100%
90%
78%
80%
70%
57%
60%
50%
40% 32%
30%
20% 14% 11%
10%
0%
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Jan
s.d
Juni
2020
0%
100%
50%
Kota Metro 100%
Tanggamus 100%
Pringsewu 100%
Pesawaran 100%
( Data Januari s.d Juni )
Lampung 100%
95%
Mesuji 100%
Prosentase Kasus Malaria Positif yang diobati ACT
di Provinsi Lampung Tahun 2006 – 2020 ( Data Update
Jan – Mei )
98% 95% 93% 94% 97% 98% 99% 98% 97% 99%
100%
78%
80% Target >
57% 90%
60%
40% 32%
20% 14% 11%
0%
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Jan
s.d
Juni
2020
Proporsi Kasus Malaria Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia
di Provinsi Lampung Semester 1 Tahun 2020
( Data Jan s.d Juni 2020 )
Laki-
Laki; 15-64 th;
65% 81.0%
Prosentase Kasus Malaria Berdasarkan Jenis Parasit
di Provinsi Lampung Tahun 2020 ( Data Update Jan s.d Mei )
Plasmodium
Vivax; 82.0%
1. Penemuan Penderita
A. Dari ditetapkanya Pandemi COVID-19, penemuan kasus sebagian
besar dilakukan dengan pasif case detection. Kegiatan aktif case
detection dilakukan dengan pemantauan demam di daerah
endemis sedang, seperti di Kabupaten Pesawaran, dimana
pelaporannya melalui group Whatsapp yang didalamnya terdapat
kader malaria. Grup ini dibuat oleh bidan desa masing-masing.
Jika ada masyarakat dengan gejala demam, maka segera di
tindaklanjuti dengan pemeriksaan Rapid Test Diagnostic.
B. Seluruh Pelayanan Kesehatan telah menerapkan physical
distancing atau jaga jarak fisik antar pasien dengan memberikan
tanda silang pada kursi tempat tunggu pasien berobat,
mengharuskan kepada pasien yang berobat untuk memakai
LANJUTAN
2. Penyelidikan Epidemiologi
A.Penyelidikan Epidemiologi Malaria sangat perlu dilakukan sebagai
antispasi pemutus rantai penyebaran penularan serta memonitor
tidak adanya kasus indigenous di daerah eliminasi.
B.Karena itu kegiatan Penyelidikan Epidemiologi tidak dihentikan,
namun tetap mengutamakan protokol pencegahan penularan
COVID 19. Petugas yang melakukan PE memakai APD seperti
masker, kacamata, sarung tangan, dan membawa hand sanitizer
serta menjaga jarak fisik kurang lebih 1 meter saat melakukan
wawancara. Namun jika di daerah tersebut terindikasi adanya PDP
dan Kasus Postif maka PE di lakukan melalui telepon atau Whatsapp
LANJUTAN