Anda di halaman 1dari 20

SURVEILANS MALARIA

PERTEMUAN 11
Latar belakang
• Insiden Malaria pada penduduk Indonesia tahun 2013 adalah 1,9 persen
menurun dibanding tahun 2007 (2,9%), tetapi di Papua Barat mengalami
peningkatan tajam jumlah penderita malaria
• Prevalensi malaria tahun 2013 adalah 6,0 persen.
• Lima provinsi dengan insiden dan prevalensi tertinggi adalah Papua (9,8%
dan 28,6%), Nusa Tenggara Timur (6,8% dan 23,3%), Papua Barat (6,7%
dan 19,4%), Sulawesi Tengah (5,1% dan 12,5%), dan Maluku (3,8% dan
10,7%).
• Angka kesakitan malaria penduduk >1 tahun dengan pemeriksaan RDT
ditemukan sebesar 1,3 persen dengan infeksi P. falciparum dominan
dibandingkan spesies lainnya
Kriteria KLB Malaria
• Meningkatnya jumlah kesakitan baru dua kali atau lebih
dibandingkan bulan yang sama dalam tahun lalu atau satu
bulan sebelumnya pada tahun yang sama di suatu wilayah
• Kasus melebihi pola maksimun minimum
• Dan konfirmasi MFS (Mass Fever Survey) parasit rate >20%
dan P. Falciparum dominan
Defenisi kasus
• Kasus malaria adalah semua penderita malaria dan semua
penderita tersangka malaria atau malaria klinis
• Penyakit malaria diketahui berdasarkan :
1. Diagnosa tersangka malaria yang disebut malaria klinis, yaitu
penyakit malaria yang diketahui hanya berdasarkan gejala
klinis yang timbul tanpa pemeriksaan laboratorium
2. Diagnosa laboratorium yang disebut positif malaria atau
penderita malaria, yaitu penyakit malaria yang diketahui
berdasarkan pemeriksaan mikroskopis terhadap sediaan
darah, dinyatakan positif jika pada pemeriksaan tersebut
ditemukan Plasmodium
Surveilans Malaria
• Surveilans malaria kegiatan yang terus-menerus, teratur dan
sistematis dalam pengumpulan, pengolahan, analisis dan
interpretasi data malaria untuk menghasilkan informasi yang
akurat yang dapat disebarluaskan dan digunakan sebagai
dasar untuk melaksanakan tingkat penanggulangan yang
cepat dan tepat disesuaikan dengan kondisi setempat
Tujuan
Surveilans dalam program pemberantasan malaria bertujuan :
1. Melakukan pengamatan dini (SKD) malaria di Puskesmas dan unit
pelayanan kesehatan lainnya dalam rangka mencegah KLB malaria
2. Menghasilkan informasi yang cepat dan akurat yang dapat
disebarluaskan dan digunakan sebagai dasar penanggulangan
malaria yang cepat dan tepat. Melakukan perencanaan yang sesuai
dengan permasalahannya
3. Penanggulangan KLB malaria secara dini
4. Mendapatkan trend penyakit malaria dari waktu ke waktu
5. Mendapatkan gambaran distribusi penyakit malaria menurut orang,
tempat dan waktu
Sasaran
1. Tersangka penderita malaria (klinis) dan positif malaria,
populasi dan wilayah yang terkena resiko penularan (sumber
dan wilayah penularan)
2. Waktu atau periode penularan
Kegiatan surveilans malaria
Terbagi menjadi 3 periode :
1. Surveilans periode kewaspadaan sebelum kejadian luar biasa
(KLB) atau Surveilans Periode Peringatan Dini (PPD)
2. Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB)
3. Surveilans pasca KLB
Surveilans Periode Peringatan Dini (PPD)
• Adalah suatu kegiatan untuk memantau secara teratur
perkembangan penyakit malaria di suatu wilayah dan mengambil
tindakan pendahuluan untuk mencegah timbulnya KLB
• Kegiatan surveilans pada periode peringatan dini :
A. Pengumpulan data kasus di masing-masing jenjang
B. Pengolahan dan analisis data
C. Pelaporan
D. Visualisasi data
E. Tindakan saat terjadi peningkatan kasus
F. Peningkatan jenjang kemitraan
(A) Pengumpulan data kasus di masing-masing jenjang

Data kasus malaria dikumpulkan di setiap jenjang baik di tingkat


Puskesmas, Kabupaten, propinsi dan Pusat
DI PUSKESMAS  1. Data kasus :
Data kematian per desa/ dusun per minggu
Diperoleh dari :
Pengamatan kasus malaria klinis per desa per minggu
1.Buku registrasi pustu
Pengamatan kasus malaria positif dan spesiesnya per
2.Buku registrasi dan
desa per minggu
pemeriksaan laboratorium
Kelompok umur penderita (bayi, balita, anak sekolah
Puskesmas
dan dewasa) per desa per minggu
3.Laporan Juru Malaria Desa
Penyelidikan epidemiologi pada semua penderita
(JMD)
malaria positif
4.Pencatatan kader malaria
Penderita malaria diobati klinis dan radikal
serta pencatatan penderita
Penderita yang masih positif setelah diberi
yang memperoleh pengobatan
pengobatan
B. Pengolahan dan analisis data
• Data kasus malaria dan yang berhubungan dengan kasus
tersebut diolah dan dianalisa dengan memeperhatikan
variabel-variabel berikut :
1. Indikasi situasi malaria
2. Indikasi perubahan lingkungan
3. Tingkat reseptivitas daerah
4. Situasi lingkungan
C. Visualisasi
• Untuk memudahkan pengamatan, maka semua data disajikan
atau divisualisasikan dalam bentuk yang mudah dipahami
yaitu diubah dalam bentuk : tabel, Grafik, Peta dsb
D. Tindak lanjut
Bila terjadi kecendrungan peningkatan penderita malaria, dilakukan upaya
penanggulangan sebagai berikut :
1. Mass Fever Survey (MFS)
a. Pemeriksaan spesimen darah tersangka malaria pada semua penderita
demam dan dilakukan pengobatan klinis atau pengobatan radikal
terhadap semua penderita malaria positif
b. Penyelidikan Epidemiologi (PE) yang dilakukan untuk mengetahui apakah
kasus yang terhjadi indegenous atau import serta untuk mengetahui
sampai sejauh mana penyebaran kasus. PE dilakukan pada semua kasus
malaria positif
2. Pengamatan vektoruntuk mengetahui jenis vektor yang sudah
dikonfirmasi maupun suspek vektor dan perilaku vektor
3. Pemberantasan vektor
Surveilans pada periode KLB
• Kegiatan surveilans yang dilakukan dalam periode dimana kasus malaria
menunjukkan proporsi kenaikan dua kali atau lebih dari biasanya/
sebelumnya dan terjadi peningkatan yang bermakna baik penedrita
malaria klinis maupun penderita malaria positif atau dijumpai keadaan
penderita P. Falciparum dominan atau ada kasus bayi positif baik disertai
ada kematian karena atau diduga malaria dan adanya keresahan
masyarakat karena malaria
Surveilans Paska KLB
Data Surveilans Malaria
• Berdasarkan data STP puskesmas non sentinel yang
dilaporkan, didapatkan insiden kumulatif ( per 100.000) di
Indonesia untuk malaria klinis adalah 79,77, malaria vivax
3,88, malaria falcifarum 38,54 dan malaria campuran 31,13
• Insiden terbesar untuk keempat jenis kasus malaria ini
didominasi oleh provinsi Papua, Kepulauan Bangka Belitung,
dan Maluku
Daftar Pustaka
• Kemenkes RI. 2009. Pedoman Surveilans
Malaria.

Anda mungkin juga menyukai