Disusun Oleh :
Fajeria
NIM 2207053002
2 Filariasis
Filariasis adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing filaria yang
menyerang saluran dan kelenjar getah bening. Penyakitini dapat merusak sistem limfe,
menimbulkan pembengkakan pada tangan, kaki, payudara, dan scrotum, menimbulkan cacat
seumur hidup serta stigma sosial bagi penderita dan keluarganya. Secara tidak langsung,
penyakit yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk, dapat berdampak pada penurunan
produktivitas kerja penderita, beban keluarga dan menimbulkan kerugian ekonomi bagi
negara yang tidak sedikit. Di Indonesia, berdasarkan laporan dari kabupaten/kota, sampai
tahun2016 13.009 kasus kronis filariasis. Berdasarkan rekapitulasi data kabupaten/kota
selama 7 tahun terakhir, peningkatan jumlah kasus kronis terjadi pada periode 2010 – 2014,
peningkatan ini terjadi karena adanya kasus kronis filariasis lama yang baru ditemukan
dengan adanya kegiatan penemuan kasus oleh kader dan tenaga kesehatan. Kemudian di
tahun 2015 – 2016 terjadi penurunan jumlah kasus kronis filariasis dibeberapa provinsi
antara lain yaitu di Provinsi Papua Barat, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timur, Riau dan
Jawa Timur. Kriteria Kejadian Luar Biasa yang mengacu pada PERMENKES Nomor
1501/Menkes/PER/X/2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu yang dapat
Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan, yaitu rata-rata jumlah kesakitan per bulan
selama satu tahun menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata
jumlah kesakitan per bulan pada tahun sebelumnya.
a. Kejadian Luar Biasa Kasus Klinis Filariasis dan Penanggulangannya
Kejadian luar biasa kasus klinis filariasis terjadi bila rata-rata jumlah penderita kronis
filariasis baru (kasus usia kurang 15 tahun), perbulan selama 1 (satu) tahun menunjukkan
kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah penderita kronis
filariasis baru perbulan pada tahun sebelumnya.Bila kriteria KLB tersebut terpenuhi,
penyelidikan epidemiologi dilaksanakan untuk menegakkan diagnosis, memastikan
terjadinya KLB dan menemukan kasus tambahan. Langkah penanggulangan meliputi :
1) Upaya penatalaksanaan kasus Pemberianobat DEC 6mg/kg BBsehari, diberikan
terbagi dalam 3dosis selama12 hari pada penderita.
2) Upaya membatasi penularan filariasis disekitar rumah penderita.
Upaya ini dilakukan pada kabupaten/kota yang endemis maupun tidak endemis
filariasis, dengan memberikan obat DEC 6 mg/kgBB sehari, diberikan terbagi dalam
3 dosis selama 12 hari pada kontak serumah dan sekitarnya yang pemeriksaan
laboratoriumnya positif. Pengobatan ini harus dilakukan dibawah pengawasan tenaga
kesehatan.
b. Sistem Kewaspadaan Dini KLB
Bila ditemukan penderita filariasis kronis, maka dilakukan surveillans aktif untuk
mencari kasus kronis tambahan. Puskesmas harus melaporkan setiap kasus kronis
tambahan setiap bulan. Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan apus tebal darah
jari atau dengan menggunakan Rapid Diagnostic Test (RDT) pada penderita, kontak
serumah dan sekitarnya untuk memastikan diagnosis dan mengetahui adanya
penularan.