Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Program P2 malaria yaitu program pelayanan kesehatan di
Puskesmas untuk pengendalian penyebaran dan dampak penyakit
malaria melalui upaya pencegahan dan meningkatkan kualitas
pelayanan serta meningkatkan jangkauan program P2 malaria. Program
P2 malaria merupakan upaya kesehatan meliputi kegiatan penemuan
dan pengobatan penderita malaria. Pemerintah memandang malaria
sebagai ancaman terhadap status kesehatan masyarakat,
Dimana malaria termasuk penyakit prioritas yang perlu di
tanggulangi salah satu tantangan terbesar dalam upaya pengobatan
malaria di Indonesia adalah terjadinya penurunan efikasi pada
pengggunaan beberapa obat anti malaria, sejak tahun 2004 obat pilihan
utama untuk malaria falsifarum,antiminisin.
UPT Puskesmas Anjatan merupakan bagian dari Dins Kesehatan
Kabupaten Indramayu. Sebagai tombak pelayanan masyarakat,
Puskesmas telah berupaya menigkatkan derajat kesehatan masyarakat
antara lain dengan melaksanakan program P2 malaria, Program ini
dilaksanakan oleh salah satu petugas kesehatan yang ditunjuk oleh
instansi terkait yaitu untuk pemegang P2 malaria,
Oleh karena itu perlu disusun kerangka acuan program yang
diharapkan, sehingga kegiatan program P2 malaria ke depan akan lebih
baik, efisien dan efektif guna mewujudkan visi UPTD Puskesmas
Anjatan yaitu: Menjadikan Puskesmas Anjatan sebagai pusat
pembangunan kesehatan yang bermutu dengan Misi:
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang prima dan profesional
2. Memberdayakan potensi keluarga dan masyarakat dalam
mewujudkan keluarga sehat dan mandiri
3. Meningkatkan kerja sama lintas program dan Sektoral

B. Tujuan Pedoman
B.1. Tujuan Umum
Sebagai pedoman dalam upaya pengendalian malaria,menuju
periode mempertahankan eliminasi malaria di wilayah kerja UPTD
puskesmas anjatan,
B.2. Tujuan Khusus
1. Menurunkan kasus secara dini agar segara di lakukan
pengobatan yang cepat dan mencegah terjadinya penularan;
2. Terlaksananya tatalaksana malaria sesuai standar;
3. Alat bantu untuk menentukan musim penularan;
4. Menilai hasil kegiatan pengendalian di suatu wilayah dan
peringatan dini terhadap kemungkinan terjadinya KLB.
C. Sasaran Pedoman

Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Anjatan.

D. Ruang Lingkup Pedoman


Ruang lingkup pengendalian malaria adalah tatalaksana penderita
malaria yang sesuai standar.
E. Batasan Operasional
1. Penemuan penderita malaria yang diobati dipuskesmas dan kader.
2. Cakupan pelayanan malaria
3. Angka penggunaan RL.
4. Proporsi penderita malaria pengambilan sediaan darah
5. KLB malaria
F. Landasan Hukum
1. Undang – undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan,
2. Peraturan menteri kesehatan no 1501/MENKES/PR/X/2010 tentang
jenis penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan wabah dan
upaya penanggulangan ,
3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem
Informasi Kesehatan dan Peraturan mentri kesehataan nomor 14
Tahun 2014
4. Peraturan Mentri Kesehatan RI No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
5. Peraturan Menteri Kesehatan No 41 tahun 2018 tentang pelaksanaan
deteksi dini dan pemberian obat anti malaria
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Keberhasilan dan keberlangsungan suatu program sangat di


tentukan oleh kemampuan pelaksanaanya yaitu kompetensi yang di
miliki,karena itu pengembangan SDM akan menjadi sesuatu yang sangat
trategis bagi tujuan program dan menjadi kegiatan prioritas.
Penyusunan kebutuhan tenaga malaria perlu memperhatikan
kekuatan dan kelemahannya,mempertimbangkan kebutuhan
epidemiologi,permintaan akibat beban pelayanan kesehatan,srana upaya
pelayanan yang di tetapkan,dan standar atau nilai tertentu.dalam
penyusunan perencanaan tenaga malaria harus memperhatikan factor –
faktor :
1.jenis ,kualifikasi,jumlah, pengadaan, dan distribusi tenaga
Kesehatan.
2.penyelenggaraan upaya kesehatan
3.kemampuan pembiayaan
4.dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai standar kebijakan program
5.pelatihan parasitology malaria { mikroskopis dari pusat }
6.pelatihan case manajemen bagi paramedic {bidan,perawat}
7.pelatihan case manajemen bagi dokter
8.pelatihan manajemen dan epidemologi malaria
9.pelatihan juru malaria desa / kader

B. Tugas Pokok dan Fungsi Ketenagaan


B.1. Tugas Pokok
Tugas pokok Tenaga Pelaksana malaria adalah membantu kepala
puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
melalui peningkatan motivasi tenaga malaria untuk mempermudah
standar kompetensi yang di harapkan pelayanan kesehatan kepada
seluruh masyarakat.

B.2. Fungsi
Fungsi Tenaga Pelaksana malaria adalah merencanakan,
menyiapkan, melaksanakan, memantau, menganalisa,dan mengevaluasi
program malaria di wilayah kerja puskesmas dan di bantu oleh tenaga
pelaksana lainnya, ( Dokter, petugas malaria ,survailans laboratorium,
perawat atau bidan ) yang
menempati ruang pelayanan di wilayah kerja puskesmas. Pelaksanaan
rapat koordinasi di lakukan di aula ruang rapat puskesmas anjatan.

C. Jadwal Kegiatan
N Uraian Bulan
O Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1 Pemeriksaa
n darah
malaria
2 Penyuluhan
tentang
malaria
3 Screening
malaria
pada pasien
positif
4 Pertemuan
berkala
/laporan v
Aplikasi
e-sismail v3
5 Pe kasus
positif
malaria
6 Pengelohan
pemberian
abate pada
jentik
nyamuk
7 Pemantaua
n yang
positif
malaria
8 Kerjasama
lintas sektor
dan lintas
program

BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Fasilitas

1. Buku pedoman buku saku penatalaksanaan


2. Mikroskop binokuler
3. Buku pedoman manajemen malaria
4. Uji diagnosis cepat dalam jumlah sesuai pemakaian.
5. Suku cadang mikroskop
6. Kit pewarnaan
7. Slide box
8. Giemsa
9. Minyak imersi
10. Object glass
11. Vaccinostyle
12. Obat anti malaria
13. Buku register malaria

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan
a.1. kegiatan program malaria di bagi menjadi 3 kelompok
kegiatan :
1.kelompok kegiatan tata laksana kasus dan pencegahan
kelompok kegiatan ini merupakan kegiatan utama program yang
merupakan “ core bussines “
_ penemuan dan diagnosis malaria
_ pengobatan malaria dan pemantauanya
_ tata laksana kasus malaria di masyarakat
_ pengendalian vector
_ pencegahan malaria
2. kelompok kegiatan pendukung : manajemen program kelompok
Kegiatan ini merupakan kelompok pendukung bagi terlaksannya
Kegiatan.
_ perencanaan pembiayaan program
_ pengorganisasian program
_pengolalohan logistic malaria
_ pengembangan ketenagaan program malaria.
_ promosi program
_ monitoring dan evaluasi program
4. kelompok kegiatan expansi
_ kemitraan program malaria
_ jejaring laboratorium malaria
_ eksapansi layanan kesehatan
_ kolaborasi malaria .imunisasi,kesehatan ibu dan anak
_monitoring mutu obat malaria
_ pendekatan tata laksana malaria terpadu
a.2. Pelayanan Gizi di Luar gedung
Secara utuh kegiatan pelayanan program malariadi luar gedung
tidak sepenuhnya dilakukan hanya di luar gedung, melainkan tahap
perencanaan dilakukan di dalam gedung. Kegiatan pelayanan malaria di
luar gedung ditekankan kearah promotif, preventif serta sasarannya
adalah masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.

B. Langkah –langkah kegiatan


b.1. Pelayanan dalam gedung
Tahapan pelayanan pengobatan malaria rawat jalan diawali
dengan skirining oleh tenaga kesehatan di puskesmas untuk
menetapkan pasien beresiko masalah yang positif malaria Apabila tenaga
kesehatan menemukan pasien berisiko masalah yang positif malaria
maka pasien akan dirujuk untuk memperoleh asuhan gizi, dengan
langkah-langkah sebagai berikut
1). Pengkajian kasus malaria
Tujuan : menemukan kasus secara dini, agar segara di lakukan
pengobatan sesuai standard an mencegah penularan.memantau
fluktuasi malaria,menilai hasil kegiatan pendelaian di suatu wilayah
peringatan dini terhdap kemungkinan terjadimnya KLB.

2). Penentuan Diagnosis MALARIA


Manisfestasi klinis malaria dapat bervariasi dari ringan sampai
membahayakan jiwa.gejala utama demam typoid,demama
dengue,leptospirosis,cikunggunya,dan infeksi saluran nafas.adanya
trombositopenia sering di diagnose dengan lepopirosis ,demama dengue
atau typoid,penurunabn kesadaran dengan demam sering juga di
diagnosiskan sebagai infeksi otak atau bahkan struk ,penbderita dangan
demam harus di lakukan dengan diagnosis malaria di tegakan seperti
diagnosis penyakit lainya..berdasarkan anemis ,pemeriksaan
fisik ,danpemeriksaan laboratorium,
Untuk anak kurang dari 5 thaun diagnosis menggunakan mtbs
namun pada daerah edemis rendah pada mtbs di perhatiakan gejala
atau demam atau pucat untuk di lakukan pemeriksaan sediaan darah
atau uji diagnostic cepat.
Untuk malaria berat diagnosis di tegakan berdasarkan keriteria
WHO.

3). Pengobatan malaria


Pengobatan malaria yang di anurklan oleh program saat ini adalah
dengan ACT ( arteminisin,based combination therapy )
Pemberian kombinasi untuk mencegah resistensi ,malaria tanpa
komplikasi di obati dengan ACT oral malaria berat di obati denganinjeksi
artesunat / artemeter kemuadian di lanjutkan dengan ACT :
a. Penentuan dosis ACT untuk malaria falciparumsma dengan malaria
vivak hanya di berikan pada hari 1 dosis 0,75 mg/kg BB selama 14
hari dengan dosis 0,25mg /kg BB.
b. PENGOBATAN MALARIA OVAL
DHP atau kombinasi artesunat dan amodiakun dosis sama dengan
malaria vivak
c. Konseling dan pengobatan pada ibu hamil
Konseling yang diberikan sesuai dengan kondisi pasien / klien
meliputi konseling terkait penyakit, konseling pengobatan, Konseling
Pemberian pemberian abate pada jentik nyamuk, konseling aktifitas
fisik, dan konseling factor resiko penyakit tidak menular ( PTM ) dan
konseling kebersihan lingkungan halaman rumah . Tujuan konseling
adalah untuk mengubah prilaku dengan cara meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman mengenai masalah penyakit menular
malaria yang dihadapi.
4). Pengobatan malaria berat
Semua kasus malaria berat harus di tanganai di rumah sakit atau
di puskesmas perawatan bila fasilitas kurang memadai maka harus di
rujuk n kerumah sakit dengan fasilitas yang lkebih lenkap;
1. Menilai pemahaman dan kepatuhan pasien / klien terhadap intervensi
mencegahnya penularan penaykit malaria.
2. Menentukan apakah intervensi yang dilaksanakan sesuai dengan
rencana pengobatan yang telah ditetapkan.
3. Mengidentifikasi hasil yang positif maupun negative.
4. Menginformasikan yang menyebabkan tujuan intervensi tidak
tercapai.
5. Menetapkan kesimpulan yang berbasis fakta.
Evaluasi hasil :
a. Membandingkan data hasil monitoring dengan tujuan rencana atau
standar rujukan untuk mengkaji perkembangan dan menentukan
tindakan selanjutnya.
b. Mengevaluasi dampak dari keseluruhan intervensi terhadap hasil
kesehatan pasien secara menyeluruh, meliputi perkembangan
penyakit, data hasil pemeriksaan laboratorium,
Hal-hal yang dimonitor dan dievaluasi dalam pelaksanaan memutuskan
rantai penularan malaria antara adalah :
i. Pemantauan pengobatan baik rawat jalan atau rawat inap
ii. Perkembangan data hasil pemeriksaan laboratorium
iii. Pengendalian vector melakukan penyemprotan rumah dengan
insektisida
iv. Perkembangan data pengobatan jalan
v. Perkembangan diagnosis penyembuhan penyakit malaria
vi. Modifikasi lingkungan
vii. Manipulasi lingkungan
b.2. Pelayanan di Luar Gedung
Beberapa kegiatan pelayanan malaria di luar gedung dalam rangka
upaya perbaikan mata rantai penularan yang dilakukan oleh Puskesmas
antara lain :
1. Pencegahan penularan malaria
Tujuan pencegahan agar terhindar dari penularan malaria, antara
lain :
 Menggunakan klambu biasa.
 Menggunakan insektisida rumah tangga
 Pemasangan kawat kasa.
 Penggunaan repelan.
 Penutup badan
Sasaran penularan penyakit malaria adalah kelompok dan masyarakat
di wilayah kerja puskesmas.Sedangkan lokasinya antara lain :
posyandu, Pusling, Institusi pendidikan, Kelas Ibu, Kegiatan
Keagamaan dll.

2. Perencanaan dan pembiayaan


Dengan pendekatan pemecahan masalah melalui pembahasan
secara lintas program dan lintas sector pada lokakarya mini di
puskesmas.
3. Pelaporan dan evaluasi
Secara berkaladi laukan monitoring dan evaluasi terhdap seluruh
kegiatan yang berhubungan dengan upaya pencepatan eliminasi
malaria,
a. Rumusan masalah pengendalian malaria
 dibantu oleh kader.
b. Pemecahan maslah yang di hadapi
c. Keterlibatan dan kontribusi aktif lintas program ,lintas sector,
masyarakat terkait dalam pemecahan masalah
d. Hasil yang sudah di capai
e. Membuat laporan melalui apilasi E-SISMAL

4. Surveilans Gizi
Kegiatan surveilans malaria meliputi kegiatan pengumpulan
dan pengolahan data yang dilakukan secara terus
menerus,penyajian serta diseminasi informasi bagi kepala
puskesmas serta lintas program dan sektor terkait di tingkat
kecamatan. Informasi dari surveilans malaria dimanfaatkan untuk
melakukan tindakan segera maupun perencanaan program jangka
pendek,menengah,maupun jangka panjang sebagai acuan bagi
petugas malaria puskesmas dalam melakukan surveilans malaria
bisa menggunakan buku Surveians malaria.Kementrian Kesehatan
RI,2014.                                 
a. Tujuan:
1. Tersedianya  informasi  berkala  dan  terus  menerustentang  b
esaran masalah penyakit menular malaria dan
perkembangan di masyarakat.
2. Tersedianya  informasi  yang  dapat  digunakan  untuk 
mengetahui penyebab masalah penyakit menular dan faktor-
faktor terkait
3. Tersedianya informasi kecenderungan masalah penyakit
malaria di suatu daerah
4. Menyediakan informasi intervensi yang paling tepat untukdil
akukan (bentuk, sasaran, dan tempat)
b. Lingkup data surveilans malaria antara lain:
1. Data kasus malaria
2. Data rujukan dari rumah sakit kasus malaria
3. Data cakupan program malaria
f. Sasaran: bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, WUS, ibuha
mil, ibu menyusui, pekerja serta lansia.
g. Dalam pelaksanaan surveilans malaria, tenaga malaria puskes
mas berkoordinasi dengan tenaga surveilans di Puskesmas
dengan fungsi antara lain:
1. Merencanakan surveilans mulai dari lokasi, metode/
caramelakukan, dan penggunanaan data
2. Melakukan surveilans malaria meliputi mengumpulkan data
,mengolah data, menganalisa data, melaksanakan diseminasi
informasi
3. Membina kader posyandu dalam pencatatan danpelaporan k
egiatan yang positif malria di posyandu
4. Melaksanakan intervensi malaria yang tepat
5. Membuat laporan surveilans malaria
h. Contoh Kegiatan dalam Survilans malaria antara lain:
1. Pemantauan Status kasus malaria
a. Tujuan : mengetahui status kasus malaria yang positif di
masyarakat sebagai bahan perencanaan
b. Sasaran : disesuaikan dengan kebutuhan setempat (bayi,
balita, anak usia sekolah, remaja, WUS, ibuhamil, ibu
menyusui, pekerja serta lansia.
2. Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)
a. Tujuan:
1).Tersedianya informasi secara terus menerus, cepat,
tepat dan akurat sebagai dasar penentuan tindakan dalam
upaya untuk pencegahan dan penanggulangan masalah
kasus malaria
2).Memantau situasi pangan dan malariaantar desa/
kelurahandalam1 kecamatan
b. Sasaran: Lintas program dan lintas sektor di tingkatkecam
atan di wilayah kerja Puskesmas.
3. Sistem  Kewaspadaan  Dini  -  Kejadian  Luar  Biasa/SKD-
KLB
a. Tujuan: mengantisipasi kejadian luar biasa malaria
berat disuatu wilayah pada kurun waktu tertentu
b. Sasaran: balita dan keluarganya, posyandu
4. Pemantauan  menguras bak mandi 2 minggu x
di rumah tangga
Tujuan :
memperoleh  gambaran  berkala  tentang  cakupan 
agar terhindar dari penyakit malaria menular syarat
dimasyarakat. Dilaksananakan setiap satu tahun sekali.
Sasaran : rumah tangga

8. Kerjasama lintas sektor dan lintas program


a.Tujuan
  meningkatkan  pencapaian  indikator  perbaikan  penularan
penyakit
malaria  ditingkatpuskesmas melalui kerjasama lintas sektor da
n lintasprogram.
b.Sasaran
  seksi   pemberdayaan   masyarakat   kantor   camat,   PenyuluhPer
tanian   Lapangan,   juru   penerang   kecamatan,   TP   PKK,   Din
as
Pendidikan, Kepala Desa/Kelurahan, program KIA, bidan koordin
ator, tenaga sanitarian, tenaga promosi kesehatan, perawat, sani
tarian, juru imunisasi, dan lain-lain.

C. Metode
Merupakan cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan
kegiatan Pelayanan penyakit menular malaria. Ada tiga strategi yaitu :
1.    Strategi advokasi .
Merupakan kegiatan untuk meyakinkan orang lain agar membantu
atau mendukung pelaksanaan program. Advokasi adalah
pendekatan kepada pengambil keputusan dari berbagai tingkat dan
sektor terkait dengan kesehatan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk
meyakinan  para pejabat pembuat keputusan atau penentu
kebijakan bahwa program kesehatan yang akan dilaksanakan
tersebut sangat penting oleh sebab itu perlu dukungan kebijakan
atau keputusan dari pejabat tersebut. Dukungan dari pejabat
pembuat keputusan dapat berupa kebijakan-kebijakan yang
dikeluarkan dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah,
surat keputusan, surat instruksi, dana atau fasilitas lain..
2.    Strategi kemitraan.
Tujuan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dapat tercapai
apabila ada dukungan dari berbagai elemen yang ada di masyarakat.
Dukungan dari masyarakat dapat berasal dari unsur informal (tokoh
agama dan tokoh adat) yang mempunyai pengaruh dimasyarakat.
Tujuannnya adalah agar para tokoh masyarakat menjadi jembatan
antara sektor kesehatan sebagai pelaksana program dengan
masyarakat sebagai penerima program kesehatan. Strategi ini dapat
dikatanan sebagai upaya membina suasana yang kondusif terhadap
kesehatan. Bentuk kegiatan dapat berupa pelatihan tokoh
masyarakat, seminar, lokakarya, bimbingan kepada tokoh
masyarakat dan sebagainya.
3.    Strategi pemberdayaan masyarakat.
Adalah strategi yang ditujukan kepada masyarakat secara
langsung. Tujuan utama pemberdayaan adalah mewujudkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan mereka sendiri. Bentuk kegiatan pemberdayaan ini dapat
diwujudkan dengan berbagai kegiatan antara lain penyuluhan
kesehatan, pengorganisasian dan pengembangan masyarakat dalam
bentuk usaha untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Dengan
meningkatkan kemampuan ekonomi keluarga akan berdampak
terhadap kemampuan dalam pemeliharaan kesehatan. Misalnya
terbentuk dana sehat, terbentuk pos obat desa, dan sebagainya.

BAB V
LOGISTIK

A. Pelayanan penularan penyakit malaria di Dalam Gedung

N KETERSEDIAA KEBUTUHAN
JENIS LOGISTIK STANDAR USULAN
O N 1 THN

1 Seleksi spanduk 1 paket - 1 paket 1 paket

Perencanaan dan
2 - - - -
pengadaan
3 Pengelolaan persediaan - - - -
Pemakaian yang
4 - - - -
rasional
5 Obat anti malaria 1 unit 1 unit 1 unit -
Alat dan bahan
6 1 buah 1 buah 1 buah -
diagnosis
Mikroskop,binokuler,suk
7 u cadang mikroskop,kit 1 buah 1 buah 1 buah -
pewarnaan ,slide bok
Bahan : giemsa minyak
emersi ,objek
8 1 buah 1 buah 1 buah -
glass,vaccinostyle,rapid
diagnotics test,
Inteksida penyemprotan
9 1 buah 1 buah 1 buah -
massal rumah tangga
10 Standar WHO 2005 1 buah 1 buah 1 buah -
Alat spraycan,
11     1 buah 1 buah
mistblower
12 Komputer 1 buah - 1 buah 1 buah

13 Buku tulis 1 buah 30 buah 1 buah -


B. Pelayanan penularan penyakit malaria di Luar Gedung

N KETERSEDIAA KEBUTUHAN
JENIS LOGISTIK STANDAR USULAN
O N 1 THN

1 Seleksi spanduk 1 buah 1 buah I buah -

2 Stiker kunjungan PE 1 paket - I paket -

3 OBAT Anti malaria 1 buah 1 buah 1 buah -


4 1 buah 2 buah 1 buah -
5 Lembar Balik 1 buah 1 buah 1 buah

6 Buku tulis 1 buah 1 buah 1 buah -

BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN / PROGRAM

Adapun penerapan keselamatan pasien / klien sampai dengan pelaksanaan


kegiatan program malaria di puskesmas anjatan perlu di perhatikan, tidak terlepas dari 6
( enam ) Standar Keselamatan Pasien ( SKP ) sebagaimana yang telah ditetapkan
dalam PMK No. 1691 tentang Keselamatan Pasien sebagai berikut :
1. Ketepatan Identifikasi Pasien;
2. Peningkatan Komunikasi yang efektif;
3. Peningkatan Keamanan Obat yang perlu diwaspadai;
4. Kepastian tepat – lokasi, tepat prosedur;
5. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan;
6. Pengurangan resiko pasien jatuh.

Dalam menerapkan Standar Keselamatan Pasien tersebut tenaga pelaksana


malariai puskesmas harus berkoordinasi dengan tenaga kesehatan lainnya seperti
dokter, perawat, bidan, analis kesehatan dan petugas obat.

B VII
KESELAMATAN KERJA

Agar program penanggulangan resiko dalam keselamatan kerja


berlangsung efektif :

1. Telaah secara berkala apakah ada perubahan, dampak terhadap


kerugian/bahaya dan upaya penanggulangannya yang menyangkut
biaya, program keselamatan, pencegahan kerugian dan sebagainya.
2. Dokumen kerugian harus selalu diperiksa untuk mengetahui
perkembangan.

Hal-hal umum terjadinya resiko :

1. Lantai licin sehingga pasien / keluarga jatuh;


2. Listrik, kabel yang terbuka / terkelupas :
3. Pemeliharaan ; alat- alat tidak siap pakai :
4. Tanda peringatan : DILARANG MEROKOK, DILARANG MASUK, AWAS
TEGANGAN TINGGI, dll.
5. Jarang membersihkan linkungan sehingga banyak nyamuk.
6. Tenaga kesehatan sering kontak dengan suspekmaupun penderita
yang positif malaria,
7. Kedisiplinan kebersihan bak mandi / menguras 2 minggu x dengan
kasih obat abate agar tidak banyak jentik nyamuk mengakibatkan
pasien terkena penyakit malaria,
8. Dan kebersihan diri dengan 7 lanka cuci tangan dengan benar
9. Mengomsumsi makana 5 sehat 4 sempurna

Karena klien positif atau suspek malaria adalah manusia ( yang unik ) ,
upaya menjaga mutu meliputi :

1. Mutu prilaku : memperlakukan pelanggan berdasarkan penghargaan


hubungan manusiawi yang lebih baik.
2. Mutu prosedur.

Sasaran / tujuan manajemen risiko :

1. Mengidentifikasi berbagai variable kualitas asuhan yang


membahayakan
2. Mengoreksi atau meminimalkan sehingga mencegah terjadinya
masalah

Langkah-langkah proses manajemen resiko :

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan program malaria di puskesmas di monitor


dan di evaluasi dengan menggunakan indicator sebagai berikut :

1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jenis dan jadwal


2. Keseuaian petugas yang melaksanakan kegiatan..
3. Tercapainya indicator tiap kegiatan pelayanan di puskesmas
4. Permaslahan di bahas pada tiap lokarya mini bulanan di puskesmas
5. Pencatatan dan pelaporan melalui system E- SISMAL yang di
laporkan setiap bulannya.

rakyat sehat. Untuk mencapai visi dan misi tersebut


dikembangkan 4 ( empat ) strategi yaitu :

1. Menggerakkan dan membudayakan masyarakat hidup sehat


2. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang
berkualitas
3. Meningkatkan system surveilans monitoring dan informasi kesehatan
4. Meningkatkan pembiayaan kesehatan

BAB IX
PENUTUP

Pedoman ini di gunakan sebagai acuan bagi tenaga kesehatan program


malaria,di puskesmas dan lintas sector terkait dalam rangka meningkatkan kualitas
pelayanan di puskesmas anjatan.untuk meningkatkan efektifitas pemanfatan pedoman
pelayanan program puskesmas ini ,hendaknya tenaga kesehatan puskesmas anjatan
dapat menjabarkan nya dalam prosedur tetap yang berisi lankah – lankah dari setiap
kegiatan sesuai kondisi puskesmas, kelompok dan masyarakat dalam bentuk promotif,
dan preventif.

Selain itu dengan pedoman ini di harapkan dapat di gunakan sebagai dasar
advokasi bagi pemegang kebijakan untuk peningkatan mutu pelayanan di UPTD
Puskesmas Anjatan. Untuk meningkatkan efektifitas pemanfaatan pedoman ini, Tenaga
malariai puskesmas dalam Standar Operasional Prosedur ( SOP ) yang berisi langkah-
langkah dari setiap kegiatan.

Anda mungkin juga menyukai