Anda di halaman 1dari 14

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PUSKESMAS BELANTING
Jl. Bhayangkara 1 desa belanting Kec. Sambelia Kab. Lombok Timur

Kode Pos : 83656

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan kabupaten/Kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Secara nasional standar wilayah kerja Puskesmas adalah satu kecamatan. Apabila di
satu kecamatan terdapat lebih dari satu Puskesmas, maka tanggung jawab wilayah
kerja dibagi antar Puskesmas dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah yaitu
desa / kelurahan atau dusun / rukun warga (RW).

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah


tercapainya kecamatan sehat. Kecamatan sehat mencakup 4 indikator utama, yaitu
lingkungan sehat, perilaku sehat, cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu dan derajat
kesehatan penduduk. Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan Puskesmas
adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat mandiri dalam hidup sehat. Untuk mencapai visi tersebut,
Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat. Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat, Puskesmas perlu ditunjang dengan pelayanan
program malaria yang bermutu.

Malaria juga merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang dapat
menyebabkan kematian terutama pada kelompok risiko tinggi yaitu bayi, anak balita, ibu
hamil, selain itu malaria secara langsung dapat menyebabkan anemia dan juga dapat
menurunkan produktivitas kerja.

Usaha preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah
teradinya sesuatu yang tidak diinginkan. Usaha preventif bertujuan untuk mencegah
terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Usaha-usaha preventif pencegahan malaria yang dilakukan antara lain : Pemberantasan
vektor, menghilangkan tempat perindukan nyamuk, menganjurkan masyarakat untuk
memakai kelambu bila tidur. Usaha kuratif bertujuan untuk merawat dan mengobati anggota
keluarga, kelompok yang menderita penyakit. Pemerintah memberikan obat anti malaria
kepada puskesmas dimana obat itu akan digunakan dalam memberikan pengobatan pada
masyarakat yang terkena malaria. Usaha rehabilitasi merupakan upaya pemulihan
kesehatan bagi penderita-penderita yang dirawat dirumah maupun terhadap kelompok-
kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama. Usaha promotif merupakan usaha

1
mempromosikan kepada masyarakat. Usaha-usaha promotif yang dilakukan antara lain
dengan adanya kebijakan desentralisasi bidang kesehatan melalui adanya promosi
kesehatan pencegahan malaria melalui organisasi masyarakat yang ada melalui program
pos malaria desa (POSMALDES)

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum : Tersedianya pedoman pelayanan program malaria di Puskesmas
Belanting.

2. Tujuan Khusus :

a) Terlaksananya pelayanan program malaria yang bermutu, efektif, dan efisien.


b) Terlaksananya pelayanan program malaria yang mengutamakan keselamatan
masyarakat.

C. SASARAN PEDOMAN
Sasaran pembuatan pedoman pelayanan malaria adalah penanggung jawab program
malaria yang ada di Puskesmas Belanting sebagai acuan dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat.

D. RUANG LINGKUP
Pelayanan program malaria di Puskesmas Belanting meliputi 7 (dua) kegiatan, yaitu
1. skrining malaria (ACD) meliputi kegiatan pengambilan sampel darah pada
masyarakat baik yang memiliki gejala ataupun tidak menunjukkan gejala malaria.
2. yang dilakukan untuk mengenal sifat-sifat penyebab, sumber dan cara penularan
serta faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya penyakit.
3. penanganan malaria meliputi kegiatan pengobatan malaria sesuai dengan jenis
parasitnya.
4. follow up kasus malaria meliputi kegiatan melihat apakah parasit yang menimbulkan
penyakit masih ada sudah hilang, dimana kegiatan ini di lakukan pada hari ke 3, 7,
14 dan hari ke 28.
5. survey jentik meliputi kegiatan pemeriksaan kontainer-kontainer air untuk
mengetahui jenis dan tempat perindukan yang potensial, mengukur indeks jentik dan
mencari cara pemberantasan yang cocok
6. pembersihan lagoon potensial meliputi kegiatan memberantas vektor dengan
membersihkan tempat perkembangbiakan jentik nyamuk malaria.

2
E. BATASAN OPERASIONAL
Batasan operasional dari unit farmasi mencakup proses:
1. Pelayanan program Malaria adalah pelayanan langsung dan bertanggungjawab
kepada masyarakat yang berkaitan mencegah terjadinya penyakit malaria dengan
maksud meningkatkan mutu hidup masyarakat.
2. Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi kepada apoteker baik
bentuk kertas maupun elektronik untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi
pasien sesuai dengan peraturan yang berlaku
3. Perbekalan program malaria adalah alat kesehatan (RDT), reagensia, mikroskopis,
kapas alkohol, spuit, botol edta.
4. Alat kesehatan adalah instrumen, sparatus, yang tidak mengandung obat yang
digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan
penyakit, merawat orang sakit, serta pemulihan kesehatan, pada menusia dan atau
membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh
5. Program malaria adalah pelaksana fungsional yang menyelenggarakan seluruh
kegiatan pelayanan di masyarakat.
6. Perawat adalah sarjana perawat yang telah lulus sebagai perawat dan sudah
mengucap sumpah jabatan perawat.

F. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

a. Bab VI pasal 52 (1) Pelayanan kesehatan terdiri atas:

a) pelayanan kesehatan perseorangan; dan

b) pelayanan kesehatan masyarakat

b. Bab VI pasal 52 (2) Pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

c. Bab VI pasal 53 (2) Pelayanan kesehatan masyarakat ditujukan untuk memelihara


dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit suatu kelompok dan
masyarakat.

d. Bab X pasal 152 Upaya pencegahan, pengendalian, dan penanganan penyakit


menular sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui kegiatan promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif bagi individu atau masyarakat.

e. Bab X pasal 157 Dalam pelaksanaan penanggulangan penyakit menular, tenaga


kesehatan yang berwenang dapat memeriksa tempat-tempat yang dicurigai
berkembangnya vektor dan sumber penyakit lain.

2. Permenkes no.5 Tahun 2013 tentang tata laksana malaria

3. Kepmenkes no.293 Tahun 2009 tentang Eliminasi Malaria

4. Permenkes no.22 Tahun 2022 tentang penaggulangan malaria

3
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Distribusi ketenagaan Petugas program malaria Puskesmas Belanting adalah


sebagai berikut:
B. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA
NO NAMA JABATAN KUALIFIKASI STANDAR JUMLAH
PENDIDIKAN
KOMPETENSI

1. Penanggungjawab Profesi Ners 1


program malaria

C. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Penanggungjawab UKM : Ibu. Nahdiyatun, S.Kep

Dengan tupoksi:

1. Bertanggungjawab dan mengkoordinir atas pekerjaan staf program malaria dan


program lainnya.
2. Mengkoordinir Penyusunan dan Perencanaan Kegiatan UKM di Puskesmas
Belanting
3. Pelaporan berkala yang disampaikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten
Lombok Timur
4. Berkoordinasi dan menjalin komunikasi dengan unit kerja lainnya di
Puskesmas
5. Menyampaikan usulan pemecahan masalah yang berkaitan denga nkegiatan
Instalasi Farmasi kepada Kepala Puskesmas sebagai masukan dalam
pemecahan masalah yang timbul.
6. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan dalam rangka memperlancar
pelaksanaan kegiatan di Puskesmas.

Penanggungjawab Program Malaria : Iqadatul Islamiyah, S.Kep.,Ners

Dengan tupoksi :

1. Merencanakan kegiatan yang akan di lakukan

4
2. Membuat laporan bulanan.

3. turun skrining malaria setiap bulan

4. survey jentik di lagoon sesuai jadwal

5. membersihkan lagoon potensial bersama masyarakat dan bekerjasama dengan


surveilans

6. melakukan penyelidikan epidemiologi apabila ada kasus

7. memantau pengobatan pada pasien yang positif malaria

8. melalukan follow up pada pasien yang positif malaria.

D. JADWAL KEGIATAN
Sistem pelayanan program malaria di Puskesmas Belanting adalah dengan pengaturan jadwal
pelayanan sebagai berikut:

KEGIATAN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES
MBS (mass      
Lood
Survey)
Survey      
Lagoon

STRUKTUR ORGANISASI PETUGAS MALARIA PUSKESMAS BELANTING

KEPALA PUSKESMAS
KEPALA PUSKESMAS
Ns. Mansur, SKM
Ns. Mansur, SKM

PENANGGUNG JAWAB UKM


PENANGGUNG JAWAB UKM
Nahdiyatun,S.Kep
Nahdiyatun,S.Kep

PENANGGUNG JAWAB PROGRAM MALARIA

Iqadatul Islamiyah, S.Kep.,Ners

5
BAB III

STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG PROGRAM

b
c
d
e
f

g
a

i
h

Ket :

a. Meja program indra


b. Meja Program promkes
c. Meja Program kesling
d. Lemari
e. Meja Program malaria
f. Meja Program Jiwa
g. Meja Program
h. Meja Program Gizi
i. Meja Program
j. Meja Program

6
BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

JENIS-JENIS OBAT-OBATAN MALARIA DI APOTIK

DI PUSKESMAS BELANTING

NamaObat Indikasi Jumlah

ORAL

1. DHP Obat malaria 27

2. PRIMAQUIN Obat malaria 100

JENIS ALAT PROGRAM MALARIA

DI PUSKESMAS BELANTING

NamaObat Indikasi Jumlah

ALAT MALARIA

a. RDT Pemeriksaan malaria 0

b. SLIDE Pemeriksaan malaria 20 BOX

Mekanisme pengelolaan obat malaria adalah sebagai berikut:

a) Obat malaria, disimpan dalam gudang apotik untuk menghindari obat hilang atau tidak
tersedia saat dibutuhkan.
b) Obat malaria segera diambil pada saat ada kasus malaria.

A. Pelayanan malaria
pelayanan malaria adalah pelayanan dimana petugas berinteraksi langsung dengan
masyarakat, baik yang memili gejala malaria ataupun tidak..Kegiatan pelayanan program
malaria di puskesmas Belanting meliputi :

a. Skrining malaria
skrining malaria adalah pengambilan sampel darah pada pasien yang memili gejala

7
malaria maupun yang tidak memiliki gejala, langkah-langkah dalam pelayanan skrining
malaria adalah sebagai berikut:
1. pemeriksaan di lakukan dengan meggunakan RDT dan menggunakan slide untuk di
periksa menggunakan mikroskopis.
2. apabila ditemukan pasien yang positif segera melakukan penyelidikan epidemiologi.
3. di konsulkan kepada dokter untuk mendapatkan penanganan dan pengobatan yang
tepat sesuai dengan plasmodiumnya.
4. survey kontak pasien yang positif malaria
5. follow up kasus malaria dilakukan di hari ke 3, 7, 14 dan 28.

b. Massal Blodd Survey


Pengambilan dan pemeriksaan sediaan darah secara mikroskopis yang dilakukan secara
massal.
langkah-langkah dalam pelayanan skrining malaria adalah sebagai berikut:
1. pemeriksaan di lakukan dengan meggunakan RDT dan menggunakan slide untuk di
periksa menggunakan mikroskopis.
2. apabila ditemukan pasien yang positif segera melakukan penyelidikan epidemiologi.
3. di konsulkan kepada dokter untuk mendapatkan penanganan dan pengobatan yang
tepat sesuai dengan plasmodiumnya.
4. survey kontak pasien yang positif malaria
5. follow up kasus malaria dilakukan di hari ke 3, 7, 14 dan 28.

c. Survey Jentik Lagoon


Kegiatan untuk mengetahui kepadatan jentik anopheles di lagoon
langkah-langkah dalam pelayanan skrining malaria adalah sebagai berikut:
1. Petugas menentukan jadwal pelaksanaan kegiatan
2. Petugas berangkat kelokasi yang telah ditentukan
3. Petugas melakukan pencidukan jentik dilakukan pada tempat-tempat perindukan yang
telah ditentukan dengan menggunakan alat penciduk dengan kemiringan 45 derajat
kearah kumpulan jentik.
4. Petugas melakukan pencidukan 10 kali
5. Petugas menghitung jumlah yang tertangkap dari setiap cidukan.
6. Petugas Menggunakan pipet plastic untuk mengambil jentik yang tertangka dan
dipindahkan kedalam botol plastic
7. Petugas menempelkan kertas label yang telah dicata tjenis tempat perindukannya dan
tangga lpengambilan.
8. Petugas melakukan pengukuran terhadap salinitas, pH dan suhu air padasetiap jenis
perindukan
9. Petugas mencatatdalam Form survey.

8
BAB V

LOGISTIK

Untuk menunjang terselenggaranya pelayanan yang bermutu, maka perlu didukung oleh
penyediaan logistik yang memadai dan optimal, melalui perencanaan yang baik dan berdasarkan
kebutuhan dan. Ketersediaan logistik harus dijamin kecukupannya dan pemeliharaan yang sudah
dianggarkan dan dijadwalkan.Pengadaan alat dan bahan dalam pelaksanaan upaya Puskesmas
diselenggarakan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Prasarana terutama pemenuhan kebutuhan alat
tulis kantor, prasarana untuk dibutuhkan antara lain :

NO Nama alat untuk kegiatan MBS Nama alat untuk kegiatan survey lagoon

1. Bolpoint Bolpoint

2. Buku Format survey lagoon

2. Alat RDT / SLIDE Cedokan

3. handscoon Pipet penyedot jentik

4. Plastik Kresek Tabung penambpung jentik

5. Blood Lancet

6. Alkohol Swab

9
BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan pasien puskesmas adalah suatu sistem dimana puskesmas membuat


asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan.

1. TIDAK TERJADI KESALAHAN PROSEDUR TINDAKAN ( BEKERJA SESUAI SOP )


Dalam melaksanakan pelayanan dan pemeriksaan, petugas harus selalu
melaksanakannya sesuai prosedur yang telah ditetapkan. proses mengidentifikasi pasien
yang akan mendapatkan pelayanan kesehatan perlu dilakukan sehingga tidak terjadi
kesalahan dalam pemberian pelayanan kesehatan.

2. PENGURANGAN RISIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN


Indikator Usaha Menurunkan Infeksi Nosokomial:

a. Menggunakan panduan hand hygiene terbaru yang diakui umum.


b. Mengimplementasikan program kebersihan tangan yang efektif.

Semua petugas di puskesmas termasuk dokter melakukan kebersihan tangan

Ada 2 cara cuci tangan yaitu :

a. HANDWASH : dengan air mengalir, waktunya : 40 – 60 detik


b. HANDRUB : dengan gel berbasis alcohol, waktunya : 20 – 30 detik
c. Alat Pelindung Diri
Alat yang digunakan untuk melindungi petugas dari pajanan darah, cairan tubuh,
ekskreta, dan selaput lendir pasien seperti sarung tangan, masker.

10
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dengan meningkatnya pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh pasien dan keluarga


pasien maka tuntutan pengelolaan program Keselamatan Kerja semakin tinggi, karena Sumber
Daya Manusia (SDM) puskesmas,.Puskesmas sebagai institusi pelayanan kesehatan bagi
masyarakat dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu
pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang
harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh
masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Tujuan umum :

Sehat dan produktif untuk SDM, aman dan sehat bagi pasien dan masyarakat, dan lingkungan
sekitar sehingga proses pelayanan program malaria berjalan baik dan lancar.

Tujuan khusus :

1. Terlindunginya pekerja dan mencegah terjadinya PAK (Penyakit Akibat Kerja) dan KAK
(Kecelakaan Akibat Kerja).
2. Peningkatan mutu, citra dan program malaria.

Alat Keselamatan Kerja :

1. Handscoon
2. Masker

11
BAB VIII

PENUTUP

Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan


kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.
Konsep kesatuan upaya kesehatan (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) menjadi pedoman
dan pegangan bagi semua fasilitas kesehatan termasuk Puskesmas yang merupakan unit
pelaksana kesehatan tingkat pertama (primary health care). Pelayanan kesehatan tingkat
pertama adalah pelayanan yang bersifat pokok (basic health services) yang sangat
dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat termasuk didalamnya pelayanan di program malaria
di Puskesmas. Disamping itu pula diharapkan pedoman ini bermanfaat bagi penanggungjawab
program malaria yang bertugas di Puskesmas dalam memberikan pelayanan kepada masayarakat
yang bermutu agar terhindar dari penyakit malaria.

KEPALA PUSKESMAS BELANTING

Ns.Mansur,SKM

12
13

Anda mungkin juga menyukai