DISUSUN OLEH :
Petugas Promosi Kesehatan
DINAS KESEHATAN
1
LEMBAR OTENTIKASI
Laporan ini disusun oleh : L. Moh. Said Ramadlan, S.KM (Petugas Promosi Kesehatan)
Dan dipergunakan di Puskesmas Belanting, sebagai laporan hasil kegiatan SMD dan
MMD desa Dara Kunci Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa
Tenggara Barat Tahun 2022.
2
i
i
KATA PENGANTAR
Segala Puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kepada kita untuk senantiasa mensyukuri nikmat dan menjalankan segala
perintahnya. Sholawat serta salam tetap tercurah kepada junjungan alam Nabi
Muhammad SAW.
Syukur yang tak terhingga, bahwa kami, “Tim Promkes Puskesmas
Belanting“, dapat melaksanakan salah satu tugas Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) yaitu dengan menyusun laporan Hasil kegiatan SMD dan MMD Tahun
2022, dan laporan ini akan menjadi bahan pertimbangan kami dalam Rencana
Usulan Kegiatan (RUK).
Laporan Hasil kegiatan SMD dan MMD ini masih jauh dari kata sempurna
namun untuk menyelesaikan segala permasalahan kesehatan di wilayah kerja, kami
tetap seoptimal mungkin dan berusaha untuk sebaik mungkin.
Saran dan masukan akan sangat membantu bagi kami untuk penyusunan
laporan yang lebih baik lagi. Khusus ucapan terima kasih kepada berbagai pihak
yang telah membantu kami dalam proses kegiatan SMD dan MMD sampai pada
penyusunan laporan ini, dan semoga penyusunan laporan ini bisa bermanfaat bagi
kita semua.Amin.
Tim Penyusun
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Survei Mawas Diri (SMD) yaitu Survey Berbasis Masyarakat merupakan
kegiatan pengenalan, pengumpulan dan pengkajian masalah kesehatan oleh tokoh
masyarakat dan kader setempat dibawah bimbingan petugas kesehatan atau perawat
di desa (Depkes RI, 2007). Tujuan Survei Mawas Diri (SMD)/Survey Berbasis
Masyarakat adalah masyarakat lebih mengenal kesehatan yang ada di desa/ kelurahan
dan menimbulkan minat atau kesadaran untuk mengetahui masalah kesehatan dan
pentingnya permasalahan tersebut untuk diatasi.
Puskesmas Belanting memandang perlu untuk melaksanakan kegiatan SMD dan
MMD diwilayah kerjanya dalam rangka mewujudkan visi pembangunan nasional kita
(Indonesia Yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur) dengan saling kerjasama antara
beberapa komponen, mulai dari masyarakat sampai dengan penentu kebijakan. Salah
satu upaya yang bisa dilakukan oleh Puskesmas Belanting adalah pelaksanaan Survey
Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD), dimana masyarakat
mampu menggali/mendeteksi hingga mengatasi masalah kesehatan di wilayahnya
masing-masing.
Masyarakat desa harus mampu menggali/mendeteksi permasalahan kesehatan
sekaligus mencari jalan keluar dalam menanggulanginya. Survey Mawas Diri (SMD) dan
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) yang diselenggarakan oleh Puskesmas Belanting
bersama pemerintahan desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, kader kesehatan adalah
salah satu cara yang baik dalam menjawab persoalan tersebut.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penyusunan laporan hasil kegiatan SMD dan MMD desa Dara
Kunci Tahun 2022 ini adalah untuk memberikan bahan acuan/masukan dan
pertimbangan dalam penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) Puskesmas Belanting Tahun 2023.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui permasalahan yang berkaitan dengan Program Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) melalui hasil kegiatan SMD dan MMD Tahun 2022
b. Dapat tersusunnya Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) Puskesmas Belanting tahun 2023 dalam upaya mengatasi
masalah kesehatan masyarakat.
2
C. Mekanisme Pelaksanaan Survey Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah
Masyarakat Desa (MMD)
Sebelum kita melangkah pada prosedur pelaksanaan SMD dan MMD, maka kita
harus pahami dulu warga secara menyeluruh, menghimpun dan mengukur seluruh
informasi dasar mengenai masyarakat baik latar belakang warga, kemampuan bertahan
hidup termasuk pendangan hidup yang dianutnya, data fisik geografi (lokasi,
lingkungan sekitar, wilayah, dsb), latar belakang sejarah, sarana angkutan, sumber mata
air, sarana umum (listrik, air minum), sumber daya alam milik umum, karakteristik
penduduk, tingkat pendidikan sekolah, lembaga keagamaan, tingkat kesehatan dan
kebersihan lingkungan, kepemilikan tanah, data sosial, kepemimpinan politik, ekonomi
dan pola kekerabatan, pemerintahan, adat dan budaya kehidupan, data ekonomi
(pekerjaan pencaharian, pendapatan, permodalan/investasi, pengeluaran, produksi,
penyaluran/distribusi dst).
Setelah kita memahami warga secara menyeluruh sebagaimana yang disebutkan
diatas, maka kita harus memahami prosedur pelaksanaan SMD dan MMD. Setelah
diadakannya pertemuan kecil tingkat SMD maka Tim Surveyor Pelaksana Kegiatan
SMD Puskesmas Belanting mengadakan koordinasi baik lintas program maupun lintas
sektoral untuk membahas rencana pertemuan/kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa
(MMD).
Musyawarah masyarakat desa (MMD) adalah musyawarah yang dihadiri
oleh perwakilan masyarakat, untuk membahas masalah-masalah terutama yang erat
kaitannya dengan kemungkinan KLB, kegawatdaruratan dan bencana yang ada didesa,
serta merencanakan penanggulangan topik yang membahas dari hasil pelaksanaan
SMD.
3
Tabel 1.1 Prosedur SMD dan MMD
4
6 Pelaksanaan No metode pertemuan MMD ini, Tim Surveyor
MMD v Pelaksana Kegiatan SMD Puskesmas Belanting
202 menggunakan Teknik PRA (Participatory Rural
2 Apraisal) dan FGD.
5
BAB II
ANALISIS SITUASI
A. Analisis Situasi
Puskesmas Belanting merupakan salah satu Puskesmas di wilayah Kecamatan
Sambelia, Kabupaten Lombok Timur dengan luas wilayah 12.647 KM 2. Puskesmas
Belanting terdiri dari 4 desa yang ada di Kecamatan Sambelia yaitu:
Tabel 2.1 Luas Wilayah Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Belanting
2 Belanting 5.186
3 Obel-Obel 4.506
4 Madayin 1.135
Jumlah 12.647
Desa Belanting merupakan desa yang paling luas yaitu 5.186 km2. Sedangkan desa
Madayin merupakan desa yang paling kecil yaitu 1.135 km2.
Letak geografis Puskesmas Belanting Berbatasan dengan wilayah, yaitu :
Sebelah Utara : Wilayah Puskesmas Sembalun
Sebelah Selatan : Wilayah Puskesmas Sambelia
Sebelah Barat : Wilayah Kabupaten Lombok Utara
Sebelah Timur : Laut Jawa
Jarak Puskesmas Belanting dengan ibu kota kecamatan ± 15 km, dengan ibu kota
kabupaten ± 77 km dan dengan ibu kota provinsi ± 115 km, sedangkan jarak terjauh dari
pusat pelayanan kesehatan ± 18 km dan semua perkampungan bisa terjangkau dengan
kendaraan roda dua maupun roda empat.
A. KEPENDUDUKAN
1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk di wilayah Kerja Puskesmas Belanting adalah 14.906 jiwa.
Penduduk terbanyak di Desa Belanting yaitu 6.711 jiwa dan jumlah penduduk yang paling
sedikit di desa Obel-Obel yaitu 2.263 Jiwa.
6
Sumber: Profil Puskesmas Belanting, Tahun 2022
7
4 Madayin 834 3,4
B. PENDIDIKAN
1. Kondisi Sosial Ekonomi
Mata pencaharian penduduk di wilayah Puskesmas Belanting mayoritas di bidang
pertanian dengan proporsi terbanyak di desa Belanting dan terendah di Dara Kunci.
Tabel 2.3 Penduduk menurut lapangan pekerjaan di wilayah kerja Puskesmas Belanting
N Desa Pertani Peternakan Perke Nelaya
o an bunan n
1 Dara Kunci 702 20 30 32
4 Madayin 593 31 27 16
Sumber: Profil Desa Dara Kunci, Belanting, Obel-Obel, dan Madayin Tahun, 2022
2. Tingkat Pendidikan
Penduduk yang berpendidikan tinggi dapat mempercepat proses mengadopsi perilaku
sehat. Hal ini dikarenakan mereka memiliki pengetahuan, kesadaran, dan sikap positif yang
membuat perilaku tersebut langgeng.
Tabel 2.4 Penduduk menurut pendidikan di wilayah kerja Puskesmas 1 Baturraden
8
N Tama
Desa Tama D-
o Tamat t
t D-III IV/
SD SLT
SMA S-1
P
1 Dara 619 618 385 13 88
Kunci
2 522 1086 995 29 38
Belanting
3 Obel- 655 312 14 3 27
Obel
4 Madayin 795 162 192 214 27
Sumber: Profil Desa Dara Kunci, Belanting, Obel-Obel, dan Madayin Tahun 2022
3. Pencarian Pelayanan Kesehatan
Pola pencarian pelayanan kesehatan masyarakat selain dipengaruhi oleh budaya setempat
juga sangat dipengaruhi oleh ketersediaan pelayanan, jarak antar pelayanan, transportasi
menuju pelayanan. Di wilayah kerja Puskesmas Belanting terdapat, 1 Puskesmas, 1
Puskesmas Pembantu, 3 poliklinik desa, 34 psoyandu.
Semua fasilitas pelayanan kesehatan tersebut relatif mudah diakses baik dengan
kendaraan umum maupun pribadi, dan terletak di daerah strategis seperti dekat keramaian
ataupun di tengah pemukiman penduduk.
4. Akses Informasi
Sumber informasi berperan penting bagi seseorang dalam menentukan sikap atau
keputusan bertindak. Banyak media seperti media massa baik media cetak seperti surat kabar
dan majalah, ataupun elektronik seperti televisi dan radio; dan pemuka pendapat yang
dianggap cukup efektif untuk menciptakan konsensus sosial.
Dalam penyebarluasan informasi kesehatan, Puskesmas Belanting telah bekerja sama
dengan kaderisasi kader posyandu dalam bentuk peningkatan pemahaman dan pelatihan
keterampilan penyuluhan bidang kesehatan.
Selain itu Puskesmas Belanting memiliki akun media sosial resmi yang dapat diakses
oleh masyarakat luas berisikan informasi kesehatan terkini, serta publikasi kegiatan
pendukung pencapaian program kesehatan.
9
10
6. Organisasi Masyarakat dan Kelompok Masyarakat Lain yang Memiliki Potensi sebagai
Agent of Change dalam Bidang Kesehatan
Untuk mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan tidak dapat
dilakukan oleh Puskesmas 1 Baturraden saja, membutuhkan peran serta dari berbagai pihak
termasuk peran serta dari organisasi kemasyarakatan. Diharapkan melalui peran organisasi
tersebut, upaya menyehatkan masyarakat dapat ditingkatkan karena organisasinya bersumber
dari masyarakat.
Organisasi yang bermitra dalam promosi kesehatan di wilayah kerja Puskesmas 1
Baturraden antara lain muslimat NU, karang taruna,dan juga LSM.
11
BAB III
HASIL SURVEY MAWAS DIRI
A. IDENTIFIKASI MASALAH
Kuesioner Survey Mawas Diri (SMD) ini terdiri dari 8 bagian yaitu :
1. Akses Pelayanan dan Pembiayaan Kesehatan
Masyarakat sudah memilih berobat di tenaga kesehatan dari pada berobat tradisional
Akses
120 Pelayanan dan Pembiayaan Kesehatan
20 14 14
4 1 3 7
2 0 0 0
0
Jarak ke Faskes Kemudahan Kepeserta JKN an
Tempat Pengobatan
Akses
A 98 65 82 79
B 2 30 3 7
C 0 4 14 14
D 0 1 0
a k
n s
a
a
n
12
A 9 2 9 8 1 1 6
9 7 8 2 0 9
0
B 1 7 2 2 0 9 3 7
3 8 9 1 .
C 0 0 0 0 0 0 0
D 0 0 0 0 0 0 0
13
Dari 27% sampel yang memiliki balita
KIA (Imunisasi) didapatkan hasil sebagai berikut:
Seluruh balita yang menjadi 120 1.
sampel telah mendapatkan imunisasi sesuai umurnya Hampir seluruh ibu balita mengetahui manfaat imunisasi Sebagian besar ibu khawatir ketika anaknya mendap
Hampir seluruh ibu balita100
mengetahui manfaat posyandu Hampir seluruh ibu balita memantau pertumbuhan balita di posyandu satu tahun > 8 kali Terdapat 5% dari
99 99
Sebagian besar ibu balita mengaku memeberikan ASI Eksklusif,96
100 namun 95
pada saat ditanya waktu2.pemberiaan MPASI 45% menjawab
86 3.
82
80
60 55 4.
45
5.
40
6.
18
20 14
4 5 7.
0 1 1
0
manfaa khawat manfaa Frekue
ASI
Imunis t ir t nsi
BGM Eksklus MP ASI if
asi imunis imunis posyan posyan
a a d d memberikan
s s u u makan pada usia
i i
A 1 9 1 9 4 5 8 4 < 6 bulan
0 9 8 9 6 5
0
B 0 1 8 1 9 9 1 5
2 6 5 4 5
14
KIA (KB)
80
69
70
60 Sebagian besar keluarga
1. sudah
50 mengikut program KB, namun belum sesuai target.
40 Jenis KB yang paling diminati yaitu KB suntik dan yang paling sedikit yaitu kondom.
37 2.
30 31
20 26
10 18
0 26% IUD
7 8
4 37% suntik
7% pil
ber KB Jenis Alkon 4% kondom
A 69 26 18% susuk
B 31 37 8% steril
CDE 7
F 4
18
8
15
3. UKBM
Dari 32% sampel terdapat anggota keluarga lansia. Dimana Sebagian besar
94 mengetahui adanya poslansia. Namun Kehadiran di poslansia masih belum mencapai tar
100
90 POSLANSIA
Dari seluruh sampel yang ditanya mengenai posbindu, 80 sebagian dan POSBINDU
mengetahu ada/tidaknya posbindu di desanya. Namun kehadiran masyarakat di posbindu di de
70
70
60
50 52
40 48
34 42
30
20 30
25
10
0
6
Pengetahua n tentang
Kehadiran
poslansia
di poslansia
Keberadaan posbindu
Kehadiran di posbindu
A 70 25 48 6
B 30 34 52 94
C 42
4. Penyakit Menular
a s
Y 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0
a 4 0
T 7 9 1 1 1 1 1 1 1 1
i 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0
d 0 0 0 0 0 0 0 0
a
k
16
5. Penyakit Tidak Menular
o
b
at
r
u
ti
n
Y 1 7 4 3 1
a 9. 3
5
T 8 9 9 6 9
i 0. 5 6 7 9
d 5
a
k
6.
17
7. Perilaku dan Kesehatan Lingkungan
Ya Tidak
18
BAB III ANALISIS MASALAH
A. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil Kegiatan Survey Mawas Diri (SMD) pada bulan Juni-September di
wilayah kerja Puskesmas Baturraden I dengan teknis wawancara, pengamatan dan kuesioner.
Didapatkan beberapa masalah kesehatan sebagai berikut:
N Kategori Masalah
o
1 Akses Pelayanan dan Kepesertaan JKN belum sesuai target
Pembiayaan
Kesehatan
2 KIA Masih ada ibu hamil yang belum
mengetahui
resiko tinggu kehamilan
Ibu balita masih merasa khawatir
ketika
anaknya diimunisasi
Keikutsertaan program KB belum maksimal
Masih banyak ibu hamil resti
(86/224
38,39%)
3 UKBM Kehadiran poslansia rendah
Kehadiran posbindu rendah
4 Penyakit Menular Diare
ISPA
HIV positif (21 kasus) (Data Programmer)
TBC (18 kasus) (Data Programmer)
5 Penyakit Tidak Masih ada penderita hipertensi tidak
Menular minum
obat teratur
Masih ada penderita DM tidak minum
obat
secara teratur
Sebagian ODGJ tidak melakukan pengobatan
6 Perilaku dan Kesling Perilaku merokok tinggi
Aktifitas fisik maksimal
Jamban tidak sehat masih tinggi
Pembuangan-pengelolaan sampah
PSN tiap minggu belum maksimal
19
B. Menetapkan Urutan Prioritas Masalah
Untuk menentukan prioritas masalah sebagaimana yang tercantum dalam tabel
mengenai Identifikasi Masalah. Kegiatan Survey Mawas Diri (SMD) di 6 Desa wilayah
Puskesmas Baturraden I Kec.Baturraden Kab.Banyumas Tahun 2018, maka surveyor
menggunakan metode kriteria matriks USG (Urgent,Serious,Growth) Berdasarkan skala
likert masing- masing kriteria ditetapkan dengan nila 1-5.(5=sangat besar, 4=besar,
3=sedang, 2=kecil, 1=sangat kecil) Nilai semakin besar jika tingkat urgensinya sangat
mendesak, atau tingkat keseriusannya, atau tingkat perkembanganya semakin
memperhatin. Kemudian kalikan tingkat urgensi
(U) dengan tingkat Keseriusan (S) dan tingkat Perkembangan (G). Prioritas masalah
diurutkan berdasarkan hasil total USG.
N Masalah Ur Ser Gr T U
o ge iou ow o ru
nt s th t ta
a n
(U (S) (G)
l
)
1 Kepesertaan JKN 2 2 2 8
belum sesuai target
2 Masih ada ibu 3 2 4 2 4
hamil yang 4
belum
mengetahui resiko
tinggu kehamilan
terdapat 38,39%
ibu
hamil resti
3 Ibu balita 2 2 3 1
masih 2
merasa khawatir
ketika
anaknya
diimunisasi
4 Keikutsertaan 3 2 3 1
program KB 8
belum
maksimal
5 Kehadiran 2 2 3 1
2
poslansia
rendah
6 Kehadiran 2 3 3 1
20
8
posbindu
rendah
7 Diare 2 2 2 8
8 ISPA 3 2 2 1
0
9 HIV Positif (21 3 3 2 1 5
kasus) 8
1 TBC (18 kasus) 3 3 3 2 2
0 7
1 Masih ada 3 2 3 1
1 penderita 8
hipertensi tidak
minum
obat teratur
1 Masih ada 2 2 3 1
2 penderita 2
DM tidak minum
obat secara teratur
1 Sebagian ODGJ 3 2 3 1
3 tidak 8
melakukan
pengobatan
1 Perilaku 3 3 3 2 3
4 7
merokok
tinggi
1 Aktifitas fisik 2 2 2 8
5 maksimal
1 Jamban tidak 3 3 4 3 1
6 sehat 6
masih tinggi
1 Pembuangan- 3 3 2 1
7 8
pengelolaan
sampah
1 PSN tiap 3 3 2 1
8 minggu 8
belum maksimal
Frekuensi pemicuan kurang intens Jarak yang dekat dengan sumur/sumber mata air
Advokasi, monitoring dan evaluasi kurang Pemukiman dekat dengan sungai dan kolam ikan
Metode Lingkungan
21
D. Menetapkan Cara-Cara Pemecahan Masalah
1
dekat masyarakat masyarakat
- Pemukiman dekat untuk untuk
dengan sungan dan membuat membuat
kolam ikan septic tank septic tank
semi komunal semi komunal
(3 rumah 1 (3 rumah 1
septictank) septictank)
2
Sebagaimana uraian diatas bahwa pemecahan masalah terpilih adalah:
- Mengadakan orientasi kader kesling
- Meningkatkan anggaran jambanisasi dari DD
- Meningkatkan frekuensi pemicuan dan monev pemicuan
- Menyediakan bahan/material dari DD ataupun swadaya
- Memberi alternative kepada masyarakat untuk membuat septic tank semi komunal (3
rumah 1 septictank)
Berdasarkan pemecahan masalah terpilih, maka perlu adanya Rencana Tindak Lanjut
(RTL) dari permasalahan tersebut.
3
Rencana Tindak Lanjut (RTL) Dari Pemecahan Masalah Terpilih
24
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kegiatan Survey Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah Mayarakat Desa (MMD)
Kec.Baturraden Kab.Banyumas telah dilaksanakan sesuai dengan SOP
dan rencana baik waktu, tempat, tenaga surveyor dan penyusunan laporan. Kegiatan ini
sangat bermanfaat karena merupakan pembelajaran oleh masyarakat untuk masyarakat.
Sementara Puskesmas hanya sebagai pendamping dan nara sumber.
Masyarakat dapat mengetahui masalah kesehatan diwilayahnya sehingga bisa
menyusun program untuk mengatasinya dan menyambut program pengentasan
wilayah dari masalah kesehatan menjadi gerakan masyarakat sehat, Puskesmas bisa
memberi masukan program apa saja untuk mengatasi masalah kesehatan sesuai
dengan harapan dan kebutuhan rasional masyarakat desa.
Salah satu pembelajaran yang penting dalam kegiatan ini adalah dapat
membedakan antara, keinginan terhadap suatu pelayanan kesehatan, dan kebutuhan
pelayanan kesehatan karena adanya masalah kesehatan di wilayahnya. Contoh
pelayanan diare akan dibutuhkan masyarakat jika memang masih sering terjadi KLB
diare, tetapi pelayanan bedah kosmetik mungkin hanya keinginan beberapa orang saja.
Kegiatan SMD dan MMD merupakan satu rangkaian dengan kegiatan
Musrenbang Desa, Musrenbang Kecamatan dan seterusnya. Karena itu keluaran dari
hasil kegiatan itu harus valid dan dapat dipertanggung jawabakan, kegiatan SMD
dan MMD diketahui bahwa prioritas masalah pada masing-masing program adalah
program “Kesling”.
25
B. Saran
1. Bagi Masyarakat Desa
a. Berdasarkan hasil kegiatan SMD dan MMD berkaitan dengan masaah
kesehatan dimasyarakat desa Kec.Baturraden Kab.Banyumas, maka
surveyor menyarankan sebagaimana berikut: Masalah kesehatan
masyarakat berkaitan dengan Rumah dan Lingkungan, Perilaku Anggota
Keluarga, Gzi, Surveilan, Lansia, KIA
dan Imunisasi.
b. Berdasarkan data hasil kegiatan SMD dan MMD bahwa ditemukan enam
masalah terkait Rumah dan Lingkungan, dengan nilai total Adapun salah
satu jalan untuk meningkatan kemampuan pengetahuan dan sikap
adalah masyarakat harus merespon setiap ada kegiatan penyuluhan
tentang kesehatan, baik yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, kader
disamping itu masyarakat harus rajin melihat, membaca atau
mendengarkan lewat TV, Medsos, Radio, majalah kesehatan dan buku-
buku kesehatan. Dengan motivasi yang kuat ingin meningkatan
kemampuan pengetahuan dan sikap berkaian dengan kesehatan, maka
masyarakat tidak akan ditemukan lagi masyarakat dengan kategori
pengetahuan dan sikap kurang terhadap masalah kesehatan.
2. Bagi Pemerintahan Desa
Sehubungan dengan adanya data hasil kegiatan SMD dan MMD bahwa
pemerintahan desa, kurang peran aktif dalam memberikan penyuluhan
kesehatan karena masih menganggap bahwa tugas penyuluhan kesehatan harus
atau cukup dari tenaga kesehatan dan kader. Dengan demikian perlu adanya
perhatian bagi pemerintahan desa agar lebih bisa meningkatan peran aktif dalam
memberikan penyuluhan kesehatan karena masalah kesehatan adalah tanggung
jawab kita bersama.
3. Bagi Puskesmas Puskesmas
Puskesmas bertanggung jawab atas terselenggaranya pembangunan kesehatan
diwilayah kerjanya, baik didalam gedung
1
maupun diluar gedung. Salah satu tanggung jawab Puskesmas dalam
pembangunan kesehatan adalah berhsil tidaknya pelayanan preventif dan
promotif. Meskipun dalaM data sekunder bahwa pelayanan preventif dan
promotif sudah berjalan dengan baik namun dari data primer (SMD dan
MMD) masih ditemukan bahwa pelayanan preventif dan promotif ternyata
masih kurang, ini terlihat sebagaimana data hasil kegiatan SMD dan MMD
bahwa masih banyak masalah kesehatan.
Dengan adanya data tersebut maka pembangunan kesehatan masyrakat diwilayah
kerja Puskesmas khususnya dibidang pelayanan preventif dan promotif masih harus
ditingkatan. Adapun persoalan diatas surveyor menyarankan agar Puskesmas harus lebih
meningkatan fungsi dan peranan dalam peningkatan pelayanan preventif dan promotif,
diantaranya Puskesmas harus banyak koordinasi baik melalui lintas sektoral maupun
dilingkungan Puskesmas sendiri.
2
DAFTAR LAMPIRAN
Catatan
Daftar lampiran diatas harus disertakan lampiran dokumen aslinya
3
39