Anda di halaman 1dari 19

UPTD PUSKESMAS ANJATAN

PEMERINTAH KABUPATEN
INDRAMAYU
DINAS KESEHATAN

STANDAR OPRASIONAL No. Dokumen No. Revisi Halaman : 2,4,16


PROSEDUR ( SOP )
Tanggal terbit Ditetapkan
PENATALAKSANAAN 19 April 2013 Kepala Puskesmas
BAYI BARU LAHIR

H.ACO SUDIARTO SKM


NIP. 19740502 199503 1 003
Pengertian Asuhan bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada
bayi baru lahir selama dua jam pertama setelah kelahiran,
sampai sebelum penolong meninggalkan ibu dan bayinya.
Tujuan Tujuan :
Mengetahui derajat vitalitas dan mengukur reaksi bayi
terhadap tindakan resusitasi. Derajat vitalitas bayi adalah
kemampuan sejumlah fungsi tubuh yang bersifat
esensial dan kompleks untuk berlangsungnya
kelangsungan hidup bayi seperti pernapasan, denyut
jantung, sirkulasi darah dan refleks – refleks primitive
seperti menghisap dan mencari puting susu.
Kebijakan 1. Penolong sudah pelatihan APN
2. Tersedianya Buku Pedoman Bayi Baru Lahir
3. Tersedianya Kartu Bayi
Prosedur 1. Persiapan alat
A. Lampu, berfungsi untukpenerangan dan
memberikan kehangatan
B. Sarung tangan bersih
C. Kain bersih
D. Stetoskop
E. Jam dengan jarum detik
F. Termometer
G. Timbangan bayi
H. Pengukur panjang bayi
I. Pengukur lingkar kepala
J. Tempat datar, rata, keras, kering hangat
dan terang
K. Mencuci tangan dengan sabun air
mengalir, keringkan dengan kain bersih
kenakan sarung tangan yang berih
2. Pemeriksaan
A. Amati bayi dan ibu sebelum menyentuh
bayi jelaskan pada ibu bahwa sebaiknya
dia melakukan kontak mata dengan
bayinya dan membelai bayinya seluruh
bagian tangan.mintalah ibu untuk
membuka baju bayinya
B. Lihatlahpostur dam tonus aktifitas
bayinya
C. Lihat kulit bayi jelaskan pada ibunya
wajah bibir dan selaput lender dada
harus berwarna merah muda tanpa
bintik2 bisul
D. Hitung pernafasan dan lihat tarikan
dinding dada bahwa bayi ketika sedang
tidak menangis.jelaskan pada ibunya
bahwa bfrekuensi nafas normal 40-60
x/menit
E. Stetoskop diletakan didada bayi sebelah
kiri setinggi aspeks kordis.jantung
normal 120-160 x/m
F. Lakukan suhu normal 36,5-37,5◦C
G. Mengukur lingkar kepala 31-35 cm
H. Lihat mata bahwa tidak kotoran atau
secret
I. Periksa telinga apakah simetris bisa
mudah kembali setelah dilipat
J. Periksa hidung ada lubang,lubang
simetris atau secret/kotoran
K. Lihat bagian mulut apakah ada labiokisis
dan palatokisis
L. Periksa reflek hisap ( sucking , rooting
dan swallowing )
M. Periksa Dada,bentuk tarikan dinding
dada dan ukur lingkar dada(30,5-33 cm )
N. Perut lihat apakah ada kemerhan pada
dinding perut dan raba bagian perut
untuk memastikan bahwa perutnya
terasa lemas, lihat tali pusat
O. Periksa eksterimatas atas gerkan fleksi
atau tidak, ada polidaktili atau sindaktili,
reflek plantar grap, babinsky.
P. Lihat punggung dan raba tulang
belakang panjang badan normalnya 48-
52 cm
Q. Lihat lubang anus.pastikan dalam 24 jam
pertma bayi sudah buang air besar atau
kecil
R. Lihat alat kelamin( Perempuan : labia
mayora sudah menutupi labio minora,
Laki-laki: testis sudah turun ke skrotum,
lubang uretra berada diujung tengah
glans penis terdapat rugai )
S. Pemeriksaan reflek moro
T. Timbang berat bayi normalnay 2500-
4000 gr
U. Cuci tangan dengan sabun di air
mengalir

3. Konseling Menyusi Bayi


A. Jelaskan posisi yang baik : kepala dan
badan dalam garis lurus, wajah bayi
menghadap payudara, ibu mendekatkan
bayi ketubuhnya
B. Jelaskan perekatan yang benar: bibir
bawah melengkung keluar, sebagian
besar areolaberada didalam mulut bayi
C. Jelaskan tanda-tanda menghisap yang
baik:menghisap dalam pelan tidak
terdengar suara kecuali menelan
4. Menjelaskan tanda-tanda bahaya nifas
A. Tidak mau minum atau memuntahkan
semuanya
B. Tidak BAB dalam 24 jam pertama
C. Kejang
D. Bayi bergerak jika hanya dirangsang
E. Kecepatan nafas > 60 x/m
F. Tarikan dinding dada bawah kedalam
G. Merintih
H. Demam suhu 37< r atau hipotermi suhu
36,5
I. Mata bernanah
J. Pustur dikulit
K. Diare
L. Kuning
M. Sianosis
Unit terkait Dinas Kesehatan, Dokter, Bidan Dr Sp.A, Petugas MTBM
dan MTBS
Dokumen terkait Laporan KIB
Rujukan Daftar Tilik Stikes Indramayu
Saifuddin, 2009 : 133
UPTD PUSKESMAS ANJATAN

PEMERINTAH KABUPATEN
INDRAMAYU
DINAS KESEHATAN

STANDAR OPRASIONAL No. Dokumen No. Revisi Halaman :


PROSEDUR ( SOP )
Tanggal terbit
PERAWATAN TALI PUSAT JANUARI 2018 Ditetapkan
Kepala Puskesmas

H.ACO SUDIARTO
NIP. 19740502 199503 1 003
Pengertian Asuhan bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada
bayi baru lahir selama dua jam pertama setelah kelahiran,
sampai sebelum penolong meninggalkan ibu dan bayinya.
Tujuan Tujuan :
Mengetahui derajat vitalitas dan mengukur reaksi bayi
terhadap tindakan resusitasi. Derajat vitalitas bayi adalah
kemampuan sejumlah fungsi tubuh yang bersifat esensial
dan kompleks untuk berlangsungnya kelangsungan hidup
bayi seperti pernapasan, denyut jantung, sirkulasi darah dan
refleks – refleks primitive seperti menghisap dan mencari
puting susu.

Kebijakan 1. Penolong sudah pelatihan APN


2. Tersedianya Buku Pedoman Bayi Baru Lahir
3. Tersedianya Kartu Bayi
Prosedur PERAWATAN TALI PUSAT :
A. Cuci tangan
B. Cuci tali pusat dengan air bersih dan sabun, bilas
dan keringkan betul-betul
C. Pertahankan tali pusat dalam keadaan terbuka
D. Lihatlah popk dibawah tali pusat
E. Jika tali pusat terkena kotoran atau tinja, cuci tangan
dengan sabun dan air bersih dan keringkan betul-
betul
F. Cuci tangan kembali setelah membersihkan tali
pusat
Unit terkait Dinas Kesehatan, Dokter, Bidan Dr Sp.A, Petugas MTBM
dan MTBS
Dokumen terkait Laporan KIB

Rujukan Daftar Tilik Stikes Indramayu


Saifuddin, 2009 : 133
UPTD PUSKESMAS ANJATAN

PEMERINTAH KABUPATEN
INDRAMAYU
DINAS KESEHATAN

STANDAR OPRASIONAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman :
PROSEDUR ( SOP )
Tanggal terbit Ditetapkan
MEMANDIKANBAYI
Januari 2018 Kepala Puskesmas
SETELAH 6 JAM
KELAHIRAN DAN
MENGENAKAN POPOK
H.ACO SUDIARTO SKM
NIP. 19740502 199503 1 003

Pengertian Asuhan bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada
bayi baru lahir selama dua jam pertama setelah kelahiran,
sampai sebelum penolong meninggalkan ibu dan bayinya.
Tujuan Tujuan :
Mengetahui derajat vitalitas dan mengukur reaksi bayi
terhadap tindakan resusitasi. Derajat vitalitas bayi
adalah kemampuan sejumlah fungsi tubuh yang bersifat
esensial dan kompleks untuk berlangsungnya
kelangsungan hidup bayi seperti pernapasan, denyut
jantung, sirkulasi darah dan refleks – refleks primitive
seperti menghisap dan mencari puting susu.
Kebijakan 1. Penolong sudah pelatihan APN
2. Tersedianya Buku Pedoman Bayi Baru
Lahir
3. Tersedianya Kartu Bayi
Prosedur 1. Persiapan Alat
A. Cuci tangan
B. Keperluan Mandi : Pakaian bersih,
popok, sabun,handuk dan selimut
C. Pastikan ruangan dalam keadaan bersih
D. Siapkan air hangat
E. Lepas pakaian bayi
F. Bersihkan tinja didaerah pantat sebelum
memandikan dengan kapas DTT
2. Memandikan
A. Letakkan bayi pada selembar handuk
B. Sanggah bayi sambil mengusap muka
C. Memberi sabunj pada muka, cuci
mukanya/ usap muka dengan waslap yang
sudah dibasahi air DTT
D. Jika bayi laki-laki tarik kulup kebelkang
dan cuci
E. Celupkan bayi dalam bak mandi dan
singgah
F. Bilas dengan air dan tidak perlu
menghilangkan vernik yaitu zat berwarna
putih dan lengket pada bayi terutama
lipatan-lipatan kulit
G. Keringakn betul-betul bayi dengan
sebuah handuk yang hangat dan kering
H. Tempatkan bayi pada alas dan popok
yang hangat dan kering
3. Mengenakan Popok
A. Kenakan popok dengan pas, tidak terlalu
ketat
B. Yakinkan bahwa ujung ats popk berada
dibawah tali pusat
C. Kenakan pakaian yang bersih dan kering
D. Serta bungkuslah dengan selimut
Unit terkait Dinas Kesehatan, Dokter, Bidan Dr Sp.A, Petugas MTBM
dan MTBS
Dokumen terkait Laporan KIB

Rujukan Daftar Tilik Stikes Indramayu


Saifuddin, 2009 : 133
UPTD PUSKESMAS ANJATAN

PEMERINTAH KABUPATEN
INDRAMAYU
DINAS KESEHATAN

STANDAR OPRASIONAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman :
PROSEDUR (SOP )
Tanggal terbit Ditetapkan
PENATALAKSANAAN
JANUARI 2018 Kepala Puskesmas
BAYI ASFIKSIA

H ACO SUDIARTO SKM


NIP. 19740502 199503 1 003
Pengertian Asfiksia adalah keadaan bayi baru lahir tidak bernafas
secara spontan dan teraturseringkali bayi yang sebelumnya
mengalami gawat janin akan mengalami asfiksia sesudah
persalinan. Masalah ini mungkin berkaitan dengan keadaan
ibu, tali pusat, atau masalah pada bayi selama dan sesudah
persalinan,
Tujuan Tujuan :
Untuk mencegah dan mengatasi penyebab utama kematian
bbl karena asfiksia , persalinan harus dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki kemampuan dan ketrampilan
menejemen asfiksi pada bbl .
Kebijakan 1.Penolong sudah pelatihan APN
2.Tersedianya Buku Pedoman Bayi Baru Lahir
3.Tersedianya Kartu Bayi
Prosedur 1. Persiapan Alat
a. Perlengkapan resusitasi bayi baru lahir harus
selalu tersedia dan harus tersedia dan siap
digunakan pada setiap persalinan.Pastikan
penolong menggunakan sarung tangan
sebelum melakukan resusitasi
b. Tempat datar rata keras kering dan hangat
c. Tiga lembar handuk kain bersih dan kering
d. Alat penghisap dee lee
e. Alat ventiliasi : tabung dan sungkup atau
bulan atu sungkup
f. Lampu 60 watt dengan jarak 60 cm
g. Cuci tangan
2. Penilaian bayi sebelum lahir dan setelah lahir
a. Lakukan penilaian bayi baru lahir sbb :
Sebelum bayi lahir :
Apakah kehamilan cukup bulan ?
Apakah air ketuban jernih, tidak tercampur
mekonium ( warna kehijauan )
Setelah bayi lahir :
Apakah bayi menangis atau megap-megap ?
Apakah tonus bayi aktif
b. Keputusan untuk melakukan resusitasi
c. Lakukian resusitasi jika pada penilaian
terdapat keadaan :
d. jika bayi tidak cukup bulan atau bayi
megap-meap, tidak bernafas,bayi lemas
e. Potong tali pusat, lakukan langkah awal
f. Jika air ketuban bercampur mekonium :
sebelum memulai langkah awal resusitasi
lakukan penilaian apakah bayi menangis
atau bernafas
g. Jika menangis atau bernafas klem dan
potong tali pusat dengan cepat kemudian
lakukan langkah awal resusitasi
h. Jika megap-megap atau tidak bernafas,
lakukan penghisapan terlebih dahulu
tindakan resusitasi dengan membuka lebar
usap dan isap lendir yang dimulit < 5 cm
klem dan potong tali pusat dengan cepat
tidak diikat dan dibubuhi apapun kemudian
lakukan langkah awal resusitasi
Tindakan Resusitasi, Langkah Awal
i. Memotong tali pusat, beritahu keluarga
siapkan rujukan
j. Selimuti bayi dengan handuk bagian wajah
dan dada pada bayi tetap terbuka
k. Posisikan kepala bayi posisi menghidu yaitu
kepala sedikit ekstensi dengan mengganjal
bahu
l. Bersihkan jalan nafas dengan mengisap
lendir dimulut sedalam < 5cm dan kemudian
hidung ( jangan melewati cuping hidung )
m. Keringkan bayi gosok muka dada prut
punggung bayi sebagai rangsangan taktil
untuk merangsang pernafasan. Ganti kain
yang basah dengan kain bersih dan kering.
Selimuti bayi dengan kain kering bagian
wajah dan dada terbuka
n. Reposisikan kepala bayi perhatikan langkah
awal dilakukian dalam waktu 30 detik
o. Nilai hasil langkah awal buat keputusan dan
lakukan tindakan jika bayi bernafas normal
dan menangis lakukan asuhan pasca
resusitasi
p. Jika bayi tidak bernafas spontan atau
megap-megap lakukan resusitasi
Ventilasi
q. Ventilasi dapat dilakukan dengan tabung
dan sungkup.langkahnya : udara sekitar
harus dihirup kedalam mulut dan hidung
penolong dihembuskan lagi kejalan napas
bayi melalui mulut tabung sungkup
r. Untuk memasukan udara baru , penolong
harus melepaskan mulut dari pangkal tabung
untuk menghirup udara baru dan
memasukian kembali kejalan napas bayi,
pemenuhan frekuensi 20 kali dalam 30 detik
mwnjadi sulit karena penghisapan udara
s. Pastikan dada bayi mengembang
t. Uji tabung dan sungkuh apakah bocor atau
tidak
u. Pasang sungkup melingkupi hidung, mulut
dan dagu
Ventilasi percobaan
v. Remas balon 2 kali dengan tekanan 30 cm ,
perhatiakn gerakan dinding dada JIKA
mengembang udara masuk dengan baik
JIKA tidak mengembang cek balon sungkup
apakah ada kebocoran, posisi kepala
menghidu, afa sumbatan jalan nafas pada
mulut dan hidung. Lakukan ulang ventilasi
percobaan.
Ventilasi definitif / percobaan
w. Setelah ventilasi percobaan berhasil maka
lakukan nentilasi definif dengan jalan
meniupkan udara pada tabung atau meremas
balon dengan tekanan 20 cm air frekuensi
20 kali dalam waktu 30 detik
x. Lakukan penilaian hasil ventilasi JIKA
setelah 30 detik pertama bayi menangis
maka selimuti bayi dan jaga kehangatan
tubuh dsn IMD, JIKA setelah 30 detik
belum bernafas maka tetap lakukan ventilasi
jika bayi mulai bernafas tetapi dinding dada
kebawah maka segera rujuk ke fasilitas
rujukan sambil tetap diberikan ventilasi
JIKA bayi belum bernafas lanjutkan
ventilasi 20 kali dalam 30 detik selanjutnya
penilanian ulang JIKA bayi tidak bernafas
dan telah diresusitasi selama 2 menit
siapkan rujukan , nilai denyut jantung
lanjutkan ventilasi.pada penilaian ulang
hasil ventilasi berikutnya selain penilaian
nafas lakukan juga penialan denyut jantung
bayi JIKA bayi tidak bernafas ventilasi tetap
lanjutkan tetapi jika hingga 10 menit
kemudian bayi tetap tidak bernafas dan
jantung tetap tidak ada ( o ) hentikan
resusitasi
3. Tindakan Pasca Resusitasi
Jika Resusitasi berhasil, lakukan :
a. Pemantuan tanda bahaya
b. Perawatan tali pusat
c. Inisiasi Menyusui Dini
d. Pencegahan Hipotermi
e. Pemberian VIT K1
f. Pencegahan infeksi( Pemberian salep
mata, imunisasi HEP B )
g. Pemeriksaan fisik
h. Pencatatan dan pelaporan
Jika Perlu Rujukan, lakukan :
a. Melakukan konseling untuk merujuk
bayi
b. Melanjutkan Resusitasi
c. Pemantauan tanda bahaya
d. Perwatan tali pusat
e. Pencegahan hipotermi
f. Pembuatan surat rujukan
g. Pencatatan dan pelaporan JIKA saat
dirujuk keadaan bayi membaik tidak perlu
resusitasi dan berikan vit K serta salep mata
Jika resusitasi tidak berhasil :
a. Melakukan konseling pada ibu dan
keluarga
b. Memberikan perawatan payudara
c. Pencatatan dan pelaporan
d. Melakukan PI
e. Dekontaminasi, pencucian DTT
pada seluruh peralatan resusitasi
f. Dekontaminasi alat dan tempat
Rekam medik tindakan resusitasi
a. Catat kondisi saat lahir
b. Waktu dan langkah resusitasi
c. Hasil resusitasi
d. Keterangan rujuk juka dirujuk
e. Pemantauan 2 jam pasca resusitas
seperti :
Respirasi 40-60 x /m
Nadi 100x/m
Suhu 36,5 – 37,5
Sianosis atau tidak
Tangisan merinth atau tidakwarna
kulit kemerahan

Unit terkait Dinas Kesehatan, Dokter, Bidan Dr Sp.A, Petugas MTBM


dan MTBS
Dokumen terkait Laporan KIB

Rujukan Daftar Tilik Stikes Indramayu


Manajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir,Departemen
Kesehatan RI tahun 2006.
APN 2008.

UPTD PUSKESMAS ANJATAN

PEMERINTAH KABUPATEN
INDRAMAYU
DINAS KESEHATAN No. Dokumen No. Revisi Halaman :

STANDAR OPRASIONAL Tanggal terbit Ditetapkan


PROSEDUR ( SOP ) JANUARI 2018 Kepala Puskesmas

20 PENAPISAN
H ACO SUDIARTO SKM
NIP. 19740502 199503 1 003

Pengertian Penapisan adalah timbulnya masalah atau penyulit bagi ibu


bersalin
Tujuan Tujuan
Menunda pemberian asuhan kegawatdaruratan akan
menghasilkan resiko kematian dan kesakitan ibu dan bayi
baru lahir

Kebijakan 1. Petugas mengikuti pelatihan manajemen pelayanan


KIA
2. Petugas mengikuti pelatihan manajemen pelayanan
APN
3. Tersedianya format penapisan

Prosedur 20 PENAPISAN :

1. Riwayat bedah sesar


2. Perdarahan per vaginaan selain lendir
bercampur darah
3. Kurang dari 37 minggu
4. Ketuban pecah disertai dengan keluarnya
mekonium kental
5. Ketuban pecah dan air ketuban bercampur
dengan sedikit mekonium desertai tanda-
tanda gawat janin
6. Ketuban pecah lebih dari 24 jam
7. Tanda gejala infeksi
8. Tekanan darah lebih dari 160/110 atau
terdapat protein dalam urine
9. Tinggi fundus 40 cm atau lebih (makrsomia,
polihidroamnion, kehamilan ganda )
10. DJJ kurang dari100 atau lebih dari 180
x/menit
11. Primipara dalam fase aktif kala satu
persalinan dengan penurunan kepala janin
5/5
12. Presentasi Bukan kepala
13. Presentasi ganda (majemuk)
14. Tali pusat menumbung
15. Tanda dan gejala syok
16. Fase laten berkepanjangan
17. Ikterus
18. Anemia berat

Unit terkait Dinas Kesehatan, Dokter, Bidan Dr Sp.OG .


Dokumen terkait Laporan KIB
Rujukan APN 2008.
UPTD PUSKESMAS ANJATAN

PEMERINTAHAH
KABUPATEN INDRAMAYU
DINAS KESEHATAN

STANDAR OPRASIONAL No. Dokumen No. Revisi Halama :


PROSEDUR ( SOP )
Tanggal terbit Ditetapkan
Januari 2018 Kepala Puskesmas
PENCEGAHAN INFEKSI

H.ACO SUDIARTO
NIP. 19740502 199503 1 003

Pengertian Pencegahan infeksi bagian esensial dari semua asuhan yang


diberikan kepada ibu dan bayi baru lahir dan harus
dilaksanakan secara rutin pada saat menolong persalinan dan
kelahiran bayi, saat memberikan sedlama kunjungan
antenatal atau paska persalinan bbl atau saat
menatalaksanaan penyulit.

Tujuan Tujuan :
Meminimalkan infeksi yang disebabkan oleh
mikroorganisme dan menurunkan resiko penularan penyakit
yang mengancam jiwa seperti hepatitis dan HIV/AIDS.

Kebijakan 1.Petugas mengikuti pelatihan manajemen pelayanan KIA


2.Petugas mengikuti pelatihan manajemen pelayanan APN
3.Petugas mengikuti pelatihan PI.

Prosedur Tindakan PI :
1. Cuci tangan
 Lepaskan perhiasan di tangan dan pergelangan.
 Basahi tangan dengan air bersih dan mengalir.
 Gosok kedua tangan dengan kuat menggunakan
sabun biasa atau yang mengandung anti septic
selama 10-15 detik.
 Bilas tangan dengan air bersih yang mengalir.
 Biarkan tangan kering dengan cara diangin-
anginkan atau keringkan dengan kertas (tissue)
atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
2. Memakai sarung tangan
 Gunakan sarung tangan steril atau disinfeksi
tingkat tinggi untuk prosedur apapun yang akan
mengakibatkan kontak dengan jaringan dibawah
kulit seperti persalinan, penjahitan vagina dan
pengambilan darah.
 Gunakan sarung tangan priksa yang bersih untuk
menangani darah atau cairan tubuh.
 Gunakan sarung tangan rumah tangga atau tebal
untuk mencuci peralatan,menangani sampah,juga
membersihkan darah dan cairan tubuh.
3. Menggunakan teknik aseptic
 Penggunaan perlengkapan pelindung pribadi.
 Antisepsis.
 Menjaga tingkat sterilitas atau disinfeksi tingkat
tinggi.
4. Memproses alat bekas pakai
 Dekontaminasi.
 Cuci dan bilas.
 Disenfeksi tingkat tinggi atau sterilisasi.
5. Penggunaan peralatan tajam secara aman
 Letakkan benda-benda tajam diatas baki steril
atau disenfeksi tingkat tinggi atau dengan
menggunakan “daerah aman” yang sudah
ditentukan (daerah khusus untuk meletakkan dan
mengambil peralatan tajam.
 Hati-hati saat melakukan penjahitan agar
terhindar dari luka tusuk secara sengaja.
 Gunakan pemegang jarum dan pinset pada saat
menjahit.jangan pernah meraba ujung atau
memegang jarum jahit dengan tangan .
 Jangan menutup
kembali,melengkungkan,mematahkan atau
melepaskan jarum yang akan di buang.
 Buang benda-benda tajam dalam wadah tahan
bocor dan segel dengan perekat jika dua per tiga
penuh.jangan memindahkan benda-benda tajam
tersebut ke wadah lain.wadah benda tajam yang
sudah disegel tadi harus dibakar di dalam
insinator.
 Jika benda-benda tajam tidak bisa dibuang secara
aman dengan cara insinerasi,bilas tiga kali dengan
larutan klorin 0,5% (dekontaminasi), tutup
kembali menggunakan teknik satu tangan dan
kemudian kuburkan :
Cara melakukan teknik satu tangan :
 Letakkan penutup jarum pada permukaan yang
keras dan rata.
 Pegang tabung suntik dengan satu tangan,
gunakan ujung jarum untuk “mengait” penutup
jarum. Jangan memegang penutup jarum dengan
tangan lainnya.
 Jika jarum sudah tertutup seluruhnya, pegang
bagian bawah jarum dan gunakan tangan yang
lain untuk merapatkan penutupnya.
6. Pengelolaan sampah dan mengatur kebersihan dan
kerapian
 Menempatkan benda-benda tersebut dalam wadah
tahan bocor (misalnya, botol plastic air mineral
atau botol infuse). Maupun kotak karton yang
tebal, kaleng atau wadah yang terbuat dari bahan
logam.
 Singkirkan sampah yang terkontaminasi dengan
cara dibakar. Jika hal ini tidak memungkinkan,
kuburkan bersama wadahnya. Sampah yang tidak
terkontaminasi bisa dibuang ke dalam wadah
sampah biasa.

Unit terkait Dinas Kesehatan, Dokter, Bidan .


Dokumen terkait Laporan KIB

Rujukan APN 2008.


UPTD PUSKESMAS ANJATAN

PEMERINTAH
KABUPATEN INDRAMAYU
DINAS KESEHATAN

STANDAR OPRASIONAL No. Dokumen No. Revisi Halaman :


PROSEDUR ( SOP )
Tanggal terbit Ditetapkan
PENATALAKSAAN Januari 2018 Kepala Puskesmas
PREEKLAMSI RINGAN

H.ACO SUDIARTO SKM


NIP. 19740502 199503 1 003

Pengertian Pre – eklampsi adalah suatu sindrom klinik dalam


kehamilan viable / usia kehamilan > 20 minggu dan atau
berat janin 500 gram yang ditandai dengan hypertensi,
protein urine dan oedema. Dimana Tekanan darah 140 /
90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisis berabaring
telentang atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih
atau kenaikan siastolik 30 mmHg atau lebih.,
Oedema umum, kaki, jari tangan dan muka atau kenaikan
berat badan 1 kg atau lebih per minggu.

Tujuan Tujuan :
Untuk mencegah terjadinya pre eklampsi dan eklampsi,
janin lahir hidup, dan Trauma pada janin seminimal mungkin.

Kebijakan 1. Petugas mengikuti pelatihan manajemen


pelayanan KIA
2. Petugas mengikuti pelatihan manajemen
pelayanan APN

Prosedur Penanganan Pre Eklampsi ringan :

1 . Kehamilan kurang dari 37 minggu

Lakukan penilaian 2 kali seminggu secara rawat jalan

a. Pantau tekanan darah, priotein urine, refleks dan


kondisi janin

b. Konseling pasien dengan tanda-tanda bahaya dan


gejala preeklampsi dan eklampsi

c. Lebih banyak istirahat

d. Diet biasa

e. Jika tekanan darah naik maka pasien perlu dirawat

f. Jika terdapat tanda2 pertumbuhan janin terhambat,


pertimbangkan terminasi kehamilan, jika tidak
rawat sampai aterm

g. Jika protein urine meningkat tangani sebagai


preeklampsi berat.

2. Kehamilan lebih dari 37 minggu :

a. Jika serviks matang pecahkan ketuban dan induksi


persalinan dengan oksitosin atau prostaglndin

b. Jika serviks belum matang, lakukam pematangan


dengan prostaglandin atau sectio sesaria.

Unit terkait Dinas Kesehatan, Bidan , Dokter.


Dokumen terkait Laporan KIB

Rujukan http://rskartinimjk.blogspot.com/2010/05/sop-preeklampsia-
dan-eklampsia.htm
UPTD PUSKESMAS ANJATAN

PEMERINTAH KABUPATEN
INDRAMAYU
DINAS KESEHATAN

STANDAR OPRASIONAL
PROSEDUR( SOP ) No. Dokumen No. Revisi Halaman :
PENATALAKSANAAN
PREEKLAMSI BERAT Tanggal terbit Ditetapkan
JANUARI 2018 Kepala Puskesmas

H.ACO SUDIARTO SKM


NIP. 19740502 199503 1 003

Pengertian Pre – eklampsi adalah suatu sindrom klinik dalam kehamilan


viable / usia kehamilan > 20 minggu dan atau berat janin 500
gram yang ditandai dengan hypertensi, protein urine dan oedema
Tekanan darah  ≥ 160 / 110 mmHg,Protein urin ≥5 gr / l.
Tujuan Tujuan :
Untuk mencegah terjadinya pre eklampsi dan eklampsi, janin
lahir hidup,Trauma pada janin seminimal mungkin.

Kebijakan 1. Petugas mengikuti pelatihan manajemen pelayanan


KIA
2. Petugas mengikuti pelatihan manajemen pelayanan
APN
Prosedur Rencana untuk asuhan atau perawatan
1. Baringkan ibu miring ke kiri
2. Pasang infuse menggunakan jarum berdiameter
besar ( 16-18 ) dan berikan ringer laktat atau garam
fisiologis (NS)
3. Berikan dosis awal 4 gram MgSO4 20% .1V
SELAMA 20 menit.
4. Suntikan 10 gram MgSO4 50% (5 gram IM pada
bokong kiri dan kanan .
5. Segera rujuk ke fasilitas yang memiliki kemampuan
penatalaksanaan gawat darurat obstetri dan bbl.
6. Dampingi ibu ke tempat rujukan .
7. Berikan dukungan dan semangat.
Unit terkait Dinas Kesehatan, Bidan, Dokter.

Dokumen terkait Laporan KIB

Rujukan http://rskartinimjk.blogspot.com/2010/05/sop-preeklampsia-
dan-eklampsia.htm

Anda mungkin juga menyukai