Anda di halaman 1dari 9

KONSEP DASAR

NEONATUS

A. Pengertian Neonatus
Neonatus adalah bayi yang baru lahir 28 hari pertama kehidupan (Rudolph, 2015).
Neonatus adalah usia bayi sejak lahir hingga akhir bulan pertama (Koizer, 2011). Neonatus
adalah bulan pertama kelahiran. Neonatus normal memiliki berat 2.700 sampai 4.000 gram,
panjang 48-53 cm, lingkar kepala 33-35cm (Potter & Perry, 2009).
Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari) sesudah
kelahiran. Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia 28 hari. Neonatus
dini adalah bayi berusia 0-7 hari. Neonatus lanjut adalah bayi berusia 8-28 hari. (Wafi Nur
Muslihatun, 2010).
B. Ciri Neonatus
Menurut Dewi, (2011) ciri-ciri bayi baru lahir normal adalah :
1. Lahir aterm antara 37-42 minggu.
2. Berat badan 2.500-4.000 gram.
3. Panjang badan 48-52 cm.
4. Lingkar dada 30-33 cm.
5. Lingkar kepala 33-35 cm.
6. Lingkar lengan 11-12 cm.
7. Frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit.
8. Pernapasan ± 40-60 x/menit.
9. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup.
10. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna.
11. Kuku agak panjang dan lemas.
12. Nilai APGAR >7.
13. Gerak aktif.
14. Bayi lahir langsung menangis kuat.
15. Refleks rooting (mencari puting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan daerah
mulut) sudah terebntuk dengan baik.
16. Refleks sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik.
17. Refleks morro (gerakan memeluk bila dikagetkan) sudan terbentuk dengan baik.
18. Refleks grasping (menggenggam) sudah baik.
19. Genetalia:
a. Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada skrotum
dan penis yang berlubang.
b. Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uretra yang
berlubang, serta adanya labia minora dan mayora.
20. Eliminasi yang baik ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24 jam pertama dan
berwarna hitam kecokelatan
C. Klasifikasi Neonatus
Klasifikasi neonatus menurut Marmi (2015) :
1. Neonatus menurut masa gestasinya
a. Kurang bulan (preterm infan) : <259 hari ( 37 minggu)
b. Cukup bulan (term infant) : 259- 294 hari (37-42 minggu)
c. Lebih bulan( postterm infant) :>294hari (42 minggu)
2. Neonatus menurut berat lahir
a. Berat lahir rendah : <2500 gram.
b. Berat lahir cukup : 2500-4000 gram.
c. Berat lahir lebih : >4000 gram.

3. Neonatus menurut berat lahir terhadap masa gestasi (masa gestasi dan ukuran berat
lahir yang sesuai untuk masa kehamilan :
a. Neonatus menurut berat lahir terhadap masa gestasi Neonatus cukup/ kurang/
lebih bulan.
b. Sesuai/ kecil/ besar ukuran masa kehamilan.

D. Penilaian Segera Bayi Baru Lahir

Indikator 0 1 2

A : Appearance colour Biru atau pucat Tubuh kemerahan, Seluruh tubuh


(warnakulit) ekstremitas biru kemerahan

P : Pulse (Heart Rate) Tidak ada Dibawah 100x/m Diatas 100x/m


frekuensi jantung

G : Grimace (reaksi terhadap Tidak ada Sedikit gerakan Menangis, baik atau
rangsangan) mimik bersin

A : Activity (Tonus otot) Lumpuh Ekstremitas dalam Gerak aktif


fleksi sedikit

R : Respiration (usaha nafas) Tidak ada Lemah, tidak teratur Menangis kuat

Dari hasil penilaian tersebut terdapat diketahui apakah bayi tersebut normal atau
asfiksia.
1. Bayi normal : Nilai Apgar 7-10
2. Asfiksia sedang ringan : Nilai Apgar 4-6
3. Asfiksia berat : Nilai Apgar 0-3

E. Refleks Wajib Pada Bayi


1. Refleks Moro
Bayi baru lahir dikejutkan, tangan dan kakinya akan terentang kedepan, tubuhnya
seperti mencari pegangan, dengan jari-jari terbuka.
2. Refleks Mencucu
Bila salah satu sudut mulut bayi disentuh, bayi akan memalingkan kepalanya ke sisi
tersebut. Refleks ini membantu bayi baru lahir untuk menetukan putting.
3. Refleks Menghisap
Bila suatu benda diletakkan kedalam mulut bayi, maka bayi akan segera
menghisapnya.
4. Refleks mencari putting (Rooting)
Bila sudut bibir dan pipi bayi disentuh dengan tangan anda, si bayi akan langsung
memiringkan kepalanya kearah datangnya sentuhan dengan mulut yang membuka..
5. Refleks menggenggam (Babinski)
Kalau jari anda diletakkan di tengah telapak tangan atau dibawah jari kakinya, secara
otomotis ia akan meneguk dan mengerutkan jari-jarinya seolah-olah ingin
menggenggam atau menjepit dengan erat.

F. Penanganan Segera Bayi Baru Lahir


Menurut JNPK-KR (2012) asuhan segera, aman dan bersih untuk bayi baru lahir, yaitu :
1. Pencegahan Infeksi
a. Cuci tangan sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi.
b. Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan.
c. Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting,
penghisap lendir (De Lee) dan benang tali pusat telah di disenfeksi tingkat tinggi
atau steril.
d. Pastika semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi telah
dalam keadaan bersih. Demikian pula dengan timbangan, pita pengukur,
termometer dan stetoskop.
2. Melakukan Penilaian
a. Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan.
b. Apakah bayi bergerak aktif atau lemah.
c. Jika bayi tidak bernafas atau bernafas megap-megap atau lemah maka segera
lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir.
3. Mencegah Kehilangan Panas
a. Keringkan bayi dengan seksama. Menegeringkan dengan cara menyeka tubuh
bayi, juga merupakan rangsangan taktil untuk membantu bayi memulai
pernafasannya.
b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat. Ganti handuk atau kain
yang telah basah oleh cairan ketuban dengan selimut atau kain yang baru (hangat,
bersih, dan kering).
c. Selimuti bagian kepala bayi. Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yang
relatif luas dan bayi akan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak
tertutup.
d. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya.
e. Jangan ssegera menimbang atau memandikan bayi baru lahir.
f. Tempatkan bai dilingkungan yang hangat.
g. Idealnya bayi baru lahir ditempatkan di tempat tidur yang sama dengan ibunya,
untuk menjaga bayi tetap hangat dan mendorong ibu untuk segera memberikan
ASI.
4. Membebaskan Jalan Nafas
Dengan cara sebagai berikut yaitu bayi normal akan menangis spontan segera
setelah lahir, apabila bayi tidak langsung menangis penolong segera membersihkan
jalan nafas dengan cara sebagai berikut:
a. Letakkan bayi pada posisi telentang ditempat yang datar, hangat, dan bersih.
b. Gulung sepotong kain dan letakkan dibawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus
dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.
c. Bersihkan hidung, rongga mulut, dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang
dibungkus kassa steril.
d. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan
kain kering dan kasar.
e. Alat penghisap lendir mulut (De Lee) atu alat penghisap lainnya yang steril,
tabung oksigen dengan selangnya harus sudah ditempat.
f. Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung.
g. Memantau dan mencatat usaha bernafas bayi yang pertama (APGAR score).
h. Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau mulut harus
diperhatikan.
5. Merawat Tali Pusat
a. Setelah plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil, ikat atau jepotkan
klem plastik tali pusat pada puntung tali pusat.
b. Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam larutan klorin
0,5% untuk membersihkan darah dan sekresi tubuh lainnya.
c. Bilas tangan dengan air matang atau disenfeksi tingkat tinggi.
d. Keringkan tangan (menggunakan sarung tangan) tersebut dengan handuk atau kain
bersih dan kering.
e. Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan menggunakan benang
disenfeksi tingkat tinggi atau klem plastik tali pusat steril. Lakukan simpul kunci
atau jepitkan klem tali pusat tersebut.
f. Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung tali pusat
dan dilakukan pengikatan kedua tangan simpul kunci dibagian tali pusat pada sisi
yang berlawanan.
g. Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan didalam larutan klorin 0,5%.
h. Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering, pastiksn bahwa bagian kepala
bayi tertutup dengan baik.
6. Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi
Pada waktu lahir bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya, dan
membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir
harus dibungkus hangat. Suhu tubuh bayi merupakan tolak ukur kebutuhan akan
tempat tidur yang hangat sampai suhu tubuhnya sudah stabil. Bayi yang mengalami
kehilangan panas (hipotermi) beresiko tinggi untuk jatuh sakit atau meninggal. Jika
bayi dalam keadaan basah atau tidak diselimuti mungkin akan mengalami hipotermi,
meskipun berada dalam ruangan yang relatif hangat. Bayi prematur atau berat badan
lahir rendah sangat rentan terhadap terjadinya hipotermi.
Pencegahan terjadinya kehilangan panas yaitu dengan:
a. Keringkan bayi dengan seksama.
b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat.
c. Tutup bagian kepala bayi.
d. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusukan bayinya.
e. Lakukan penimbangan setelah bayi mengenakan pakaian.
f. Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat.
7. Pencegahan Infeksi pada Bayi
a. Memberikan vitamin K . Untuk mencegah terjandinya pendarahan karena
defisiensi vitamin K, semua bayi baru lahir normal atau cukup bulan perlu diberi
vitamin K peroral 1 mg/hari selma 3 hari dan bayi beresiko tinggi diberi vitamin K
parental (diluar saluran cerna) dengan dosis 0,5 mg secara IM.
b. Memberikan obat tetes / salep mata. Untuk pecegaahan penyakit mata karena
klamidia (penyakit menular seksual) perlu diberikan obat mata pada jam pertama
persalinan, yaitu pemberian obat mata eritromesin 0,5% atau tetrasiklin 1%
sedangkan salep mata biasanya diberikan 5 jam setelah lahir.
8. Identifikasi Bayi
a. Alat pengenal untuk memudahkan identifikasi bayi perlu dipasang segera
pasca persalinan. Alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada bayi
setiap bayi baru lahir dan harus tetap ditempatnya sampai bayi dipulangkan.
b. Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia ditempat
penerimaan pasien, dikamar bersalin dan diruang rawat bayi.
c. Pada alat atau gelang identifikasi harus tercantum nama (bayi, ibunya).
d. Disetiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama,
tanggal lahir, nomer identifikasi
G. Kontak Dini dengan Ibu
1. Berikan Bayi kepada ibu secepat mungkin. Kontak dini ibu dan bayi penting untuk :
a. Kehangatan, mempertahankan panas yang benar pada bayi baru lahir.
b. Ikatan batin dan pemberian ASI
2. Dorongan ibu untuk menyusui bayinya apabila bayi telah “siap” (dengan menunjukan
refleks rooting). Jangan paksa bayi untuk menyusui.
H. Pemantauan Bayi Baru Lahir
Tujuan pemantaun bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktifitas bayi normal atau
tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian
keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan. Hal-hal yang perlu
diketahui dinilai waktu pemantauan adalah :
1. Tanda Vital
2. Kemampuan menghisap kuat atau lemah
3. Bayi nampak aktif atau lunglai
4. Bayi kemerahan atau biru
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN
PADA NEONATUS ATERM USIA 2 MINGGU FISIOLOGIS DI PMB A

PENGKAJIAN
Hari / Tanggal : Jum'at, 21 Februari 2020
Tempat. : PMB A
Waktu. : 19.30 WITA

IDENTITAS
a. Identitas Bayi
Nama. : By. Ny. N
Tanggal Lahir : 07 Februari 2020
Waktu Lahir. : 18.20 WITA
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Anak ke- : 2 (Dua)
Alamat : Mataraman RT.04, banjar
b. Identitas Orang Tua
Biodata Istri Suami

Nama Ny. N Tn. M

Umur 32 Tahun 42 Tahun

Agama Islam Islam

Pendidikan S1 SMU

Pekerjaan Guru kontrak Karyawan PTP

Suku/Bangsa Banjar/Indonesia Banjar/Indonesia

Alamat Mataraman RT.04, banjar Mataraman RT.04, banjar

PROLOG
Ny. N 32 tahun pada tanggal 21 Februari 2020 pukul 19.30 WITA datang ke PMB A. Ibu mengatakan
melahirkan bayinya tanggal 07 Februari 2020 Jam 18.20 WITA, jenis kelamin laki-laki berat badan
3150 gram dan panjang badan 49 cm, bayi menyusu kuat. Tali pusat bayi sudah terlepas saat usia bayi
8 hari. BAK 6-7x/hari, warna kuning jernih, BAB 5x/hari, warna kuning.

SUBJEKTIF
Ibu mengatakan ingin memeriksakan keadaan bayinya.

OBJEKTIF
Keadaan Umum baik, Tangis bayi kuat, Tonus otot kuat, Nadi 124 x/menit, Pernafasan 42 x/menit,
Suhu 36,7 °C, Mata simetris, sklera tidak ikterus, konjungtiva tidak anemis, Hidung tidak terdapat
pernafasan cuping hidung, Mulut bibir lembab, tidak tampak stomatitis, lidah bersih, Dada simetris,
tidak ada ronchi dan wheezing, Abdomen tidak tampak benjolan abnormal, tali pusat sudah lepas,
Ekstremitas atas dan bawah tidak ikterus, Pemeriksaan Penunjang (-).

ANALISA
Neonatus Aterm Usia 2 Minggu Fisiologis

PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pada bayiya bahwa
keadaan bayinya sehat. Ibu mengerti.
2. Memastikan pada ibu apakah bayinya mendapatkan ASI cukup tanpa diberikan pendamping
ASI atau susu formula. Ibu mengerti.
3. Mengingatkan kembali tentang tanda–tanda bahaya yang dapat terjadi pada bayi baru lahir.
Diantaranya bayi rewel, tali pusat bau, bengkak dan berwarna merah, bayi kuning dan tidak
mau menyusu. Jika terjadi tanda–tanda tersebut, diharapkan ibu menghubungi petugas
kesehatan secepatnya. Ibu mengerti.
4. Mengingatkan kembali pada ibu untuk kunjungan ulang sebulan kemudian untuk
penimbangan bayi dan imunisasi BCG serta polio tanggal 15-06-2015. Ibu bersedia
5. Mengingatkan kembali pada ibu menjaga kehangatan bayi sehingga bayi tidak hipotermi. Ibu
mengerti
6. Mendokumentasikan asuhan yang diberikan dalam bentuk SOAP. Asuhan yang diberikan
telah di dokumentasikan dalam bentuk SOAP
DAFTAR PUSTAKA

Potter & Perry. 2009. Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Jakarta : Salemba Medika
Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta : Fitramaya

Kozier Barbara, D. (2011). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep Proses & Praktik (1st ed.).
Jakarta: EGC.
Rukiyah, Aiyeyeh, dan Lia Yulianti. 2012. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : TIM

JNPK-KR/POGI. 2012. Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusu Dini: Buku Acuan dan
Panduan. Edisi ke-3. Jakarta : Jaringan Nasional Pelatihan Klinik.
Dewi, VNL. 2013. Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika

Marmi, K, R,. 2015. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Rudolph, A. M. (2015). Buku Ajar Pediatri Rudolph (Volume1). Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai