Anda di halaman 1dari 3

ASFIKSIA

No.Dokumen : 440/SOP/UKP/PKM/GM/V/2016
No. Revisi : 0/0
Tanggal Terbit : Mei 2016

Pemerintah Kabupaten
SOP Halaman : 1/3

Indragiri Hilir UPT Puskesmas


Gajah Mada

Ditetapkan Kepala UPT. Subowo Radiyanto, SKM.M.Kes


Puskesmas Gajah Mada NIP. 19680529 199503 1 002

1. Pengertian
Asfiksia adalah kegagalan napas secara spontan dan teratur segera setelah lahir
2. Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan rujukan neonatus pada bayi asfiksia
3. Kebijakan SK Kepala UPT. Puskesmas Gajah Mada Nomor. Kpts. 03/PKM/TU-IV/2015 tentang
Penanggungjawab Program UPT. Puskesmas Gajah Mada
4. Referensi Buku Acuan Pelayanan Obstetri Dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED)
5. Alat dan Bahan - Alat Resusitasi
- Stetoskop
- Arloji

6. Langkah - langkah 1. Persiapan keluarga


Sebelum menolong persalinan, bicarakan dengan keluarga mengenai
kemungkinan-kemungkinan yang dapat pada ibu dan bayinya.
2. Persiapan tempat
Persiapan yang diperlukan meliputi ruang bersalin dan tempat resusitasi gunakan
ruangan yang hangat dan terang. Tempat resusitasi hendaknya rata keras, bersih
dan kering, misalnya meja, dipan atau di atas lantai beralas tikar kondisi yang rata
diperlukan untuk mengatur posisi kepala bayi tempat resusitasi sebaiknya didekat
sumber pemanas (misal : lampu sorot) dan tidak banyak tiupan angin (jendela atau
pintu yang terbuka biasanya digunakan lampu sorot atau bahkan berdaya 60 watt
3. Persiapan alat
Sebelum menolong persalinan, selain peralatan persalinan, siapkan juga alat-alat
resusitasi dalam keadaan siap pakai, yaitu :
a. 2 helai kain / handuk
b. Bahan ganjal bahu bayi, berupa kain, kaos, selendang, handuk kecil/bantul
kecil
c. Alat penghisap lendir delle atau bulu karet
d. Termometer
e. Oksigen
f. Kotak alat resusitasi
g. Jam atau pencatat waktu
Langkah-langkah
I. Penanganan Awal
1. Menjelaskan tujuan pada ibu
2. Meminta persetujuan pada ibu
3. Mencuci tangan dengan sabun
4. Petugas memakai sarung tangan
II Penanganan Umum
1. Langkah awal
Sambil melakukan langkah awal beritahu ibu dan keluarganya bahwa bayinya
memerlukan bantuan untuk memulai bernafas dan minta keluarga
mendampingi ibu. Langkah awal perlu dilakukan secara cepat (dalam waktu
30 detik) secara umum 6 langkah awal dibawah ini cakup untuk merangsang
bayi baru lahir.
2. Jaga bayi tetap hangat
a. Alat pemancar panas telah diaktifkan sebelumnya sehingga tempat
meletakkan bayi hanya.
b. Letakkan bayi di atas kain yang ada di atas perut ibu atau dekat perineum
dan selimuti bayi dengan kain tersebut, potong tali pusat.
c. Pindahkan bayi keatas kain ke tempat resusitasi di bawah alat pemancar
panas tubuh dan kepala bayi dikeringkan dengan menggunakan handuk dan
selimut hangat (apabila diperlukan penghisapan mekonium, dianjurkan
menunda pengeringan tubuh yaitu setelah mekonium dihisap dari trakea).
3. Atur posisi bayi
a. Baringkan bayi terlentang di alas yang di atas dengan kepala didekat
penolong
b. Ganjal bahu agar kepala sedikit ekstensi, sehingga bahu terangkat ¾
sampai 1 inci (2-3 cm).
4. Isap Lendir / Bersihkan jalan nafas
a. Kepala bayi dimirngkan agar cairan berkumpul di mulut dan tidak difaring
bagian belakang
b. Mulut dibersihkan terlebih dahulu dengan maksud.Cairan tidak teraspirasi
c. Hisapan pada hidung akan menimbulkan pernafasan megap-megap
d. Apabila mekonium kental dan bayi mengalami depresi harus dilakukan
penghisapan dari trakea dengan menggunakan pipa endotrakea (pipa et)
5. Keringkan dan rangsang bayi
a. Lakukan rangsangan taktil dengan beberapa cara di bawah ini :
b. Keringkan bayi mulai dari mulut kepala dan bagian tubuh lainnya dengan
sedikit tekanan rangsangan ini dapat memulai pernafasan bayi atau
pernafasan lebih baik.
1) Menepuk atau menyentil telapak kaki
2) Menggosok punggung, perut, dada, atau tungkai bayi dengan telapaN
tangan.
6. Atur kembali posisi kepala dan selimuti bayi
a. Ganti kain yang telah basah dengan kain bersih dan kering yang baru
b. Selimuti bayi dengan kain tersebut, jangan tutupi bagian muka dan dada
agar pemantauan pernafasan bayi dapat diteruskan
c. Atur kembali posisi terbalik kepala bayi sedikit ekstensi
7. Lakukan penilaian bayi.
a. Lakukan penilaian apakah bayi bernafas normal, megap-megap atau tidak
bernafas
b. Letakkan bayi diatas dada ibu dan selimuti keduanya untuk menjaga
kehangatan tubuh bayi melalui persentuhan kulit ibu-bayi.
c. Anjurkan ibu untuk menyusukan bayi sambil membelainya
8. Bila bayi tidak bernafas atau megap-megap segera lakukan tindakan ventilasi.
III Ventilasi
Ventilasi adalah bagian dari tindakan resusitasi untuk memasukkan sejumlah
udara ke dalam paru-paru dengan tekanan positif yang memadai untuk membuka,
alveoli paru agar bayi bisa bernafas spontan dan teratur.
1. Pasang Sungkup
pasang sungkup agar menutupi mulut dan hidung bayi
2. Ventilasi percobaan (2 x)
a. Lakukan tiupan udara dengan tekanan 30 cm air.
b. Tiupan awal ini sangat penting untuk membuka alveoli paru agar bayi
bisa memulai bernafas dan sekaligus menguji apakah jalan nafas terbuka
dan bebas.
c. Lihat apakah dada bayi mengembang
d. Bila tidak mengembang maka :
e. Periksa posisi kepala, pastikan posisinya sudah benar
f. Perksa pemasangan sungkup dan pastikan tidak terjadi kebocoran
g. Periksa ulang apakah jalan napas tersumbat cairan atau lendir (isap
kembali)
3. Ventilasi Definitif (20 kali dalam 30 detik)
Lakukan tiupan dengan tekanan 20 cm air,m 20 kali dalam 30 detik. Pastikan
udara masuk (dada mengembang) dalam 30 detik tindakan.
4. Lakukan penilaian
a. Bila bayi sudah bernapas normal, hentikan ventilasi dan pantau bayi, bayi
diberikan asuhan pasca resusitasi
b. Bila bayi belum bernapas atau megap-megap, lanjutkan ventilasi
c. Lakukan ventilasi dengan tekanan 20 cm air, 20x untuk 30 detik
berikutnya
d. Evaluasi hasil ventlasi setiap 30 detik
e. Lakukan penilaian bayi apakah bernafas, tidak bernafas atau megak-
megap. Bila bayi sudah mulai bernapas normal, hentikan ventlasi dan
pantau bayi dengna seksama, berikan asuhan pasca resusitasi.
f. Bila bayi tidak bernapas atau megap-megap, teruskan ventilasi dengan
tekanan 20 cm air, 20 x untuk 30 detik berikutnya dan nailai hasilnya
setiap 30 detik.
g. Siapkan rujukan bila bayi belum bernapas normal sesudah 2 menit di
ventilasi
h. Minta keluarga membantu persiapan rujukan
i. Teruskan resusitasi sementara persiapan rujukan dilakukan
j. Bila bayi tidak dirujuk Lanjutkan ventilasi sampai 20
menit  Pertimbangkan untuk menghentikan tindakan resusitasi jika
setelah 20 menit, upaya ventilasi tidak berhasil.
k. Bayi yang tidak bernapas normal setelah 20 menit diresusitasi akan
mengalami kerusakan otak. Sehingga akan menderita kecacatan yang
berat/meninggal.
l. Dampingi keluarga merujuk bayi ke rumah sakit
m. Cuci tangan dengan sabun
n. Dekontaminasi alat

7. Hal-hal yang perlu Tetap jaga kehangatan tubuh bayi


diperhatikan

8. Unit Terkait 1. Pos Kesehatan Desa ( POSKESDES)


2. Puskesmas Pembantu (Pustu)
9. Dokumen Terkait 1. Register
2. SOAP
10. Rekaman Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggalmulai diberlakukan
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai