Anda di halaman 1dari 4

ASFIKSIA PADA BBL

No. Dokumen : 440/…./SOP.C/311.39/2022


No. Revisi :0
SOP Tanggal Terbit : 19 Mei 2022
Halaman : 1/2

UPTD dr. Delin Mayasari


PUSKESMAS
TEMBOKREJO NIP. 198706242019032013

1. Pengertian Asfiksia adalah keadaan bayi tidak bernafas secara spontan dan teratur segera
setelah lahir
2. Tujuan Sebagai pedoman petugas di Puskesmas Tembokrejo dalam menangani bayi yang
mengalami asfiksia sehingga petugas untuk menegakkan diagnose dan
penatalaksanaan sesuai SOP
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Tembokrejo Nomor:
440/A/SK/003/311.39/2022 tentang jenis-jenis layanan
4. Referensi  PMK No. 75 Tentang Pelayanan Kesehatan Puskesmas
 PMK No. 46 Tentang Akreditasi Puskesmas, klinik Pratama, Tempat
Praktik Mandiri Dokter dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi.
 Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas
Kesehatan Dasar Dan Rujukan,2014,hal 72
5. Prosedur 1. Petugas melakukan cuci tangan
2. Menggunakan APD
3. Penilaian keputusan Tindakan BBL
a. Penilaian resusitasi BBL
Penilaian resusitasi BBL sebelum lahir, Apakah kehamilan cukup bulan ?
sebelum bayi lahir, sesudah ketuban pecah
Penilaian resusitasi sesuadah bayi lahir
1) Menilai apakah menangis atau bernafas / megap-megap
2) Menilai apakah tonus otot baik / tidak baik

b. Keputusan resusitasi BBL


1) Memutuskan resusitasi bila air ketuban bercampus meconium
2) Memutuskan resusitasi bila kehamilan tidak cukup bulan dan
atau bayi megap-megap / tidak bernafas dan atau tonus otot
tidak baik
c. Tindakan resusitasi BBL
1) Memotong tali pusat dengan cepat, tidak diika t atau
dibubuhi apapun
2) Memberi tahu keluarga minta jaga ibu, dan siap
memulairesusitasi
4. Tindakan resusitasi BBL :
Langkah awal bila bayi tidak bernafas atau megap – megap lakukan langakah
berikut:
a. Jaga bayi tetap hangat
1) Menyelimuti bayi dengan kain kering
2) Memindahkan bayi terselimuti ke tempat resusitasi yang disiapkan
b. Atur posisi bayi
1) Meletakkan bayi terlentang dengan ganjal kain dibawah bahunya
2) Mengatur posisi kepala bayi sedikit ekstensi agar jalan nafas terbuka
c. Isap lendir
1) Menghisap lendir dengan alat penghisap lendir de lee atau bola karet
2) Melakukan penghisapan lendir pada mulut dulu sedalam 5 cm
3) Melakukan hisap lendir pada hidung sampai batas cuping hidung
4) Menghisap lendir saat ujung kateter didalam mulut dan saat menarik
kateter keluar, tidak ada waktu memasukkannya
5) Menghisap lendir saat ujung khateter didalam mulut dan saat khateter
Page 1 of 4
keluar, tidak waktu memasukkannya
d. Keringkan dan rangsang bayi
1) Mengeringkan bayi mulai muka ,kepala, tubuh dengan sedikit tekanan
2) Menepuk dan menyentil telapak kaki bayi atau menggosok punggung
atau perut/dada/tungkai bayi dengan dengan telapak tangan
3) Menyelimuti bayi dengan kain kering, muka dan dada terbuka
e. Atur posisi kepala bayi
1) Mengatur kembali posisi kepala bayi agar sedikit ekstensi
2) Seluruh kegiatan langkah awal dilakukan 30 detik
f. Lakukan penilaian – keputusan – tindakan BBL
1) Menilai apakah bayi bernafas normal, megap – megap, atau tidak
bernafas
2) Melakukan asuhan pasca resusitasi jika tidak bernafas normal
3) Memulai ventilasi jika megap – megap atau bernafas
Bila air ketuban bercampur mekonium lakukan langkah berikut :
a. Setelah seluruh badan bayi lahir
Menilai apakah menangis atau bernafas / bernafas normal / megap –
megap/ tak bernafas
b. Jika menangis atau bernafas normal
Memotong tali pusat dengan cepat, tidak diikat dan dibubuhi apapun
dilanjutkan dengan langkah awal
c. Jika bayi megap – megap atau tidak bernafas
Membuka lebar mulut bayi, usap mulut bayi, isap lendir, memotong tali
pusat dengan cepat
5. Ventilasi
a. Pasang sungkup
1) Memasang sungkup pada muka bayi, menutup hidung,mulut, dagu
b. Lakukan ventilasi 2x
1) Meniup udara melalui alat tabung dan sungkup atau memompa alat balon
dan sungkup kemulut dan hidung bayi 2x ( dengan tekanan 30cm air)
2) Melihat apakah dada bayi mengembang saat ditiup atau dipompa, jika dada
bayi tidak berkembang
3) Memeriksaan posisi sungkup dan pastikan tidak ada udara bocor
4) Memeriksa apakah ada cair / lendir dimulut dan menghisap bila ada
5) Memeriksa apakah ada cairan / lendir dimulut dan menghisap bila ada
6) Meniup udara melalui alat tabung dan sungkup / memompa alat balon dan
sungkup kemulut dan hidung 2x dengan tekanan 30 cm air, jika dada bayi
mengembang
7) Melanjutkan langkah ventilasi jika dada bayi mengembang
c. Lakukan ventilasi 20x dalam 30 detik
1) Melakukan ventilasi sebanyak 20x dalam 30 detik ( tekanan 20 cm air )
2) Menilai usaha nafas jika bernafas spontan
3) Menghentikan ventilasi bertahap
4) Melakukan asuhan pasca resusitasi jika megap – megap / tidak bernafas
5) Mengulangi ventilasi sebanyak 20x dalam 30 detik
d. Hentikan ventilasi dan nilai bayi tiap 30 detik
1) Menghentikan ventilasi setyiap 30 detik
2) Menilai usaha nafas jika bernfas spontan
3) Menghentikan ventilasi bertahap
4) Melakukan asuhan pascaresusitasi jika megap -megap / tidak bernafas
5) Mengulangi resusitasi sebanyak 20x dalam 30 detik
6) Hentikan ventilasi dan nilai frekuensi jantung, nfas tiap ventilsi 30 detik
e. Jika megap – megap atau tidask bernafas sesudah 2 menit resusitasi
1) Meneruskan ventilasi 20x dalam 30 detik
2) Hentikan ventilasi dan nilai nafas tiap 30 detik
3) Menyiapkan rujukan bayi bersama ibunya sesuai dengan pedoman
f. Bila tidak bernafas setelah 10 menit resusitasi pertimbangkan menghentikan
ventilasi sesudah resusitasi 10 menit dan tidak terdengar denyut jantung

Page 2 of 4
6. Membuat catatan resusitasi
a. Tanggal dan jam lahir
b. Kondisi bayi saat baru lahir
c. Jam mulai resusitasi
d. Tidakan resusitasi yang dilakukan
e. Hasil resusitasi
7. Pemantauan dan dukungan
Asuhan pasca resusitasi
Bila resusitasi berhasil
a. Lakukan pemantauan tanda bahaya pada bayi
1) Mengamati adanya nafas megap – megap
2) Mengamati pakah bayi merintih
3) Mengamati adanya tarikan dinding dada
4) Mengamati apakah tubuh dan bibir biru
5) Menghitung frekuensi nafas, apakah <40x permenit atau >60x permenit
6) Menghitung frekuensi jantung apakah <120x / menit atau > 160x/menit
7) Mengamati apakah tubuh bayi pucat
8) Mengamati apakah tubuh bayi kuning
9) Mengamati apakah bayi lemas
10) Mengamati apakah bayi kejang
11) Merujuk segera bila ada satu tanda – tanda bahaya
12) Melakukan tindakan pra rujukan
8. Bila resusitasi tidak berhasil
Melakukan konseling kepada ibu dan keluarga
9. Melakukan pencatatan dan pelaporan kasus

10. Bagan Alir Penilaian Tindakan ventilasi


Petugas melakukan cuci
keputusan
tangan resusitasi BBL

Petugas melakukan
cuci tangan Pemantauan dan Membuat catatan
dukungan resusitasi

11. Unit Kamar bersalin


Terkait
12. Dokumen a) Kartu Status Pasien
Terkait b) Resep Obat

13. Rekaman Histori Perubahan

No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal mulai


diberlakukan

Page 3 of 4
ASFIKSIA PADA BBL
No. Dokumen :

No. Revisi :
DAFTAR
TILIK
TanggalTerbit :

Halaman :
UPT
PUSKESMAS dr. Delin Mayasari
TEMBOKREJO NIP. 198706242019032013

Unit :
Nama Petugas :
Tanggal Pelaksanaan :

No Langkah Kegiatan Ya Tidak

1. Apakah petugas langsung siaga untuk melakukan tindakan


penilaian asfiksia pada BBL ?
2. Apakah petugas langsung resusitasi BBL ?

3. Apakah petugas langsung memutuskan resusitasi ?

4. Apakah petugas langsung melakukan Tindakan resusitasi BBL?

Compliance Rate .............................%

Auditor

.....................................

Page 4 of 4

Anda mungkin juga menyukai