Anda di halaman 1dari 5

ASFIKSIA

No. Dokumen : 440/566 – SOP/


Pusk.Rumpin/2023
SOP No. Revisi 00
Tanggal Terbit : 4 januari 2023
Halaman : 1/5

UPT Puskesmas dr. Kuncahyo S.H.M. NIP.


Rumpin 198212072012111001

1. Pengertian Asfiksia adalah suatu keadaan bayi tidak bernafas secara spontan dan teratur
segera setelah lahiran
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-lankah petugas utuk menegakkan
diagnose dan penatalaksanaan asfiksia sesuai SOP
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas 440/233-SK/Pusk.Rumpin/I/2023 tentang Triase
Pasien Gawat Darurat Di UPT Puskesmas Rumpin .
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 46 Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik
Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Tempat Praktik Mandiri Dokter
Gigi
3. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar
Dan Rujukan, 2014, hal.72
5. Prosedur/ 1. Penilaian keputusan tindakan BBL
Langkah- a. Penilaian resusitasi sebelum bayi lahir
Langkah 1) Apakah kehamilan cukup bulan? Sebelum bayi lahir, sesudah
ketuban pecah
b. Penilaian resusitasi sesudah bayi lahir
1) Menilai apakah menangis atau bernafas/megap-megap
2) Menilai pakah tonus otot baik/tidak baik
c. Keputusan resusitasi BBL
1) Memutuskan resusitasi bila air ketuban bercampur mekonium
2) Memutuskan resusitasi bila kehamilan tidak cukup bulan dan atau
bayi megap-megap/tidak bernafas dan atau tonus otot tidak baik
d. Tindakan resusitasi BBL
1) Memtotong tali pusar dengan cepat, tidak diikat atau dibubuhi
apapun
2) Memberitahu keluarga untk meminta menjaga ibu dan siap
memulai resusitasi
2. Tindakan resusitasi BBL : Langkah awal
Bila bayi tidak bernafas atau megap-megap lakukan langkah berikut:

a. Jaga bayi tetap hangat


1) Menyelimuti bayi dengan kain kering
2) Memindahkan bayi terselimut ke tempat resusitasi yang
disiapkan
b. Atur posisi bayi
1) Meletakkan bayi telentang dengan ganjal kain di bawah
bahunya
2) Mengatur posisi kepala bayi sedikit ekstensi agar jalan nafas terbuka
c. Isap lendir
1) Menghisap lendir dengan alat penghisap lendir aau bola karet
2) Melakukan penghisapan lendir pada mulut dulu sedalam 5 cm
3) Melakukan penghisapan lendir pada hidung sampai batas cuping
hidung
4) Menghisap lendir saat ujung kateter di dalam mulut dan saat
menarik kateter keluar, tidak waktu memasukkannya
d. Keringkan dan rangsang bayi
1) Mengeringkan bayi mulai dari muka, kepl, tubuh dengan sediki
tekanan
2) Menepuk dan menyentil telapak kaki bayi atau menggosok
punggung atau perut/dada/tungkai bayi/ dengan telapak tangan
3) Menyelimuti bayi dengan kain kering, muka dan dada terbuka
e. Atur posisi kepala bayi
1) Mengatur kembali posisi kepala bayi agar sedikit ekstensi
2) Seluruh kegiatan langkah awal dilakukan dalam 30 detik
f. Lakukan Penilaian - Keputusan - Tindakan BBL
1) Menilai apakah bayi bernafas normal, megap-megap, atau tidak
bernafas
2) Melakukan asuhan pasca resusitasi jika bernafas normal
3) Memulai ventilasi jika megap-megap atau tak bernafas

Bila air ketuban bercampur mekonium, lakukan langkah-langkah berikut:


a. Setelah seluruh badan bayi lahir
1) Menilai apakah menangis atau bernafas/bernafas
normal/megap-megap/tak bernafas
b. Jika menangis atau bernafas normal
1) Memotong tali pusar dengan cepat, tidak diikat atau dibubuhi
apapun, dilanjutkan dengan langkah awal
c. Jika bayi megap-megap atau tidak bernafas
1) Membuka lebar mulut bayi, usap mulut bayi, isap lendir, memotong
tali pusar dengan cepat, dilanjutkan dengan langkah awal
3. Langkah awal
a. Ventilasi
1) Pasang sungkup
 Memasang sungkup pada muka bayi, menutup hidung, mulut
dan dagu
2) Lakukan ventilasi 2 kali
 Meniup udara melalui alat tabung dan sungkup atau memompa
alat balon dan sungkup ke mulut dan hidung bayi 2 kali
 Melihat apakah dada bayi mengembang saat ditiup atau
dipompa
 Memeriksa posisi sungkup dan pastikan tidak ada udara bocor
 memeriksa posisi kepala dan membetulkan agar posisi sedikit
ekstensi
 Memeriksa apakah ada cairan atau lendir di mulut
3) Lakukan ventilasi 20 kali dalam 30 detik
 Mlakukan ventilasi sebanyak 20 kali dalam 30 detik
 Menilai usaha nafas
 Menghentikan ventilasi bertahap
 Melakukan asuhan pasca resusitasi jika tidak bernafas
 Mengulangi ventilasi sebanyak 20 kali dalam 30 detik
4) Hentikan ventilasi dan nilai bayi setiap 30 detik
 Menghentikan ventilasi setiap 30 detik
 Menilai usaha nafas jika bernafas spontan
 Menghentikan ventilasi bertahap
 Melakukan asuhan pasca resusitasi jika tidak bernafas
 Mengulangi resusitasi sebanyak 20 kali dalam 30 detik
 Hentikan ventilasi dan nilai frekuensi jantung, nafas tiap
ventilasi 30 detik
5) Jika megap-megap atau tidak bernafas sesudah 2 ment
resusitasi
 Meneruskan ventilasi 20 kali dalam 30 detik
 Hentikan ventilasi dan nilai nafas tiap 30 detik
 Menyiapkan rujukan bayi bersama ibunya
6) Bila tidak bernafas setelah 10 menit resusitasi
Pertimbangkan menghentikan ventilasi sesudah resusitasi 10 menit
dan tidak terdengar denyut jantung
b. Membuat catatan resusitasi
1) Tanggal dan jam lahir
2) Kondisi bayi saat baru lahir
3) Jam mulai resusitasi
4) Tindakan resusitasi yang dilakukan
5) Hasil resusitasi
c. Pemantauan dan dukungan
Asuhan pasca resusitasi bila berhasil
1) Lakukan pemantauan tanda bahaya pada bayi
2) Lakukan pemantauan dan perawatan tali pusar
3) Bila nafas bai dan warna kulit normal, berikan bayi kepada
ibunya
4) Pencegahan hipotermia
5) Pemberian Vitamin K
6) Pencegahan infeksi
7) Pemeriksaan fisik
8) Pencatatan dan pelaporan

Asuhan pasca resusitasi bila tidak berhasil


1) Melakukan konseling kepada ibu dan keluarga
2) Memberikan petunjuk perawatan payudara
3) Melakukan pencatatan dan pelaporan kasus

Asuhan pasca lahir (2 - 24 jam)


1) Lakukan pemantauan tanda bahaya
2) Lakukan pemantauan dan perawatan tali pusar
3) Pencegahan hipotermia
4) Konseling menyusui
5) Pencatatan dan pelaporan kasus
6. Diagram Alir

7. Hal-hal
Yang Perlu
Diperhatikan
8. Unit Terkait 1. PONED
2. UGD

9. Rekaman Historis Perubahan

No Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai