Anda di halaman 1dari 3

ASFIKSIA

No Dokumen : P/ /SOP/PKM-SI/ /2017


Tanggal Terbit : / / 2017
S N0.Revisi :0
O Halaman : 1/3
P

UPT Samini, S.S.T


Puskesmas NIP. 19681007
Serupa Indah 198711 2 001

1.Pengertian Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas
secara spontan dan teratur. usaha dalam memberikan ventilasi yang
adekuat,pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup untuk
menyalurkan oksigen kepada otak,jantung dan alat alat vital
lainnya.
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memberikan
ventilasi yang adekuat,membatasi kerusakan serebi,memberikan
oksigen dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan oksigen
kepada otak,jantung yang cukup.
3.Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Serupa Indah No: A/ /SK/PKM
SI/I/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis
4.Referensi 1. Pedoman persalinan/PONED UPT Puskesmas Serupa Indah
2. Pedoman Pelayanan Rawat Inap UPT Puskesmas Serupa Indah
3. Pedoman pelayanan KIA/KB/MTBS UPT Puskesmas Serupa Indah
5.Prosedur 1. Sebelum bayi lahir, sesudah ketuban pecah:Apakah air ketuban
2. bercampur mekonium (warna kehijauan) pada presentasi kepala.
Segera setelah bayi lahir Apakah bayi menangis, bernapas spontan
dan tertatur, bernapas megap-megap atau tidak bernapas Apakah
bayi lemas atau lunglai
3. Putuskan perlu dilakukan tindakan resusitasi apabila: Air ketuban
bercampur mekonium.
4. Bayi tidak bernapas atau bernapas megap-megap.Bayi lemas atau
lunglai
5. Segera lakukan tindakan apabila: Bayi tidak bernapas atau megap-
megap atau lemas
6. Lakukan langkah-langkah resusitasi BBL
7. Sambil melakukan langkah awal:
8. Beritahu ibu dan keluarganya bahwa bayinya memerlukan bantuan
untuk memulai bernapas.
9. Minta keluarga mendampingi ibu (memberi dukungan moral,
menjaga dan melaporkan kepada penolong apabila terjadi
perdarahan).
10. Langkah awal perlu dilakukan secara cepat (dalam waktu 30 detik).
Secara umum, 6 langkah awal di bawah ini cukup untuk
merangsang bayi baru lahir untuk bernapas spontan dan teratur.
11. Langkah awal (dilakukan dalam 30 detik): Jaga bayi tetap hangat.
12. Atur posisi bayi,Isap lender,keringkan dan rangsang taktil
13. Penilaian apakah bayi menangis atau bernapas spontan dan teratur
14. Jaga bayi tetap hangat: Letakkan bayi di atas kain yang ada di
atas perut ibu atau dekat perineum
15. Selimuti bayi dengan kain tersebut, potong tali pusat.
Pindahkan bayi ke atas kain ke tempat resusitasi.
16. Baringkan bayi terlentang dengan kepala di dekat penolong.
Ganjal bahu agar kepala sedikit ekstensi.
17. Isap lender gunakan alat pengisap lendir DeLee atau bola karet.
Pertama, isap lendir di dalam mulut, kemudian baru isap lendir di
hidung.Hisap lendir sambil menarik keluar pengisap (bukan pada
saat memasukkan).
18. Bila menggunakan pengisap lendir DeLee, jangan memasukkan
ujung pengisap terlalu dalam (lebih dari 5 cm ke dalam mulut atau
lebih dari 3 cm ke dalam hidung) karena dapat menyebabkan
denyut jantung bayi melambat atau henti napas bayi.
Keringkan dan rangsang bayiKeringkan bayi mulai dari muka,
kepala dan bagian tubuh lainnya dengan sedikit tekanan.
Rangsangan ini dapat memulai pernapasan bayi atau bernapas
lebih baik.
19. Lakukan rangsangan taktil dengan beberapa cara di bawah ini:
Menepuk atau menyentil telapak kaki.
20. Menggosok punggung, perut, dada atau tungkai bayi dengan telapak
tangan
21. Berbagai bentuk rangsangan taktil yang dulu pernah dilakukan,
sebagian besar tak dilakukan lagi karena membahayakan kondisi
bayi baru lahir
22. Rangsangan yang kasar, keras atau terus menerus, tidak akan
banyak menolong dan malahan dapat membahayakan bayi.
Atur kembali posisi kepala dan selimuti bayi.
Ganti kain yang telah basah dengan kain bersih dan kering yang
baru (disiapkan).
23. Selimuti bayi dengan kain tersebut, jangan tutupi bagian muka dan
dada agar pemantauan pernapasan bayi dapat diteruskan.Atur
kembali posisi terbaik kepala bayi (sedikit ekstensi).
Lakukan penilaian bayi.
24. Lakukan penilaian apakah bayi bernapas normal, megap-megap
atau tidak bernapas.
25. Bila bayi bernapas normal, berikan pada ibunya:
Letakkan bayi di atas dada ibu dan selimuti keduanya untuk
menjaga kehangatan tubuh bayi melalui persentuhan kulit ibu-bayi.
Anjurkan ibu untuk menyusukan bayi sambil membelainya.
Bila bayi tak bernapas atau megap-megap: segera lakukan tindakan
ventilasi.
26. Pemasangan sungkup
27. Pasang dan pegang sungkup agar menutupi mulut dan hidung bayi.
Ventilasi percobaan (2 kali)
28. Lakukan tiupan udara dengan tekanan 30 cm air
Tiupan awal ini sangat penting untuk membuka alveloli paru agar
bayi bisa mulai bernapas dan sekaligus menguji apakah jalan napas
terbuka atau bebas.
29. Lihat apakah dada bayi mengembang bila tidak mengembang
Periksa posisi kepala,pastikan posisinya sudah benar.
Periksa pemasangan sungkup dan pastikan tidak terjadi kebocoran.
Periksa ulang apakah jalan napas tersumbat cairan atau lendir (isap
kembali).
30. Bila dada mengembang, lakukan tahap berikutnya.
Ventilasi definitif (20 kali dalam 30 detik).
31. Lakukan tiupan dengan tekanan 20 cm air, 20 kali dalam 30 detik.
Pastikan udara masuk (dada mengembang) dalam 30 detik tindakan
Lakukan penilaian
32. Bila bayi sudah bernapas normal, hentikan ventilasi dan pantau
bayi.Bayi diberikan asuhan pasca resusitasi.
Bila bayi belum bernapas atau megap-megap, lanjutkan ventilasi.
Lanjutkan ventilasi dengan tekanan 20 cm air, 20x untuk 30 detik
berikutnya.
33. Evaluasi hasil ventilasi setiap 30 detik.
34. Lakukan penilaian bayi apakah bernapas, tidak bernapas atau
megap-megap.
35. Bila bayi sudah mulai bernapas normal, hentikan ventilasi dan
pantau bayi dengan seksama, berikan asuhan pascaresusitasi.
Bila bayi tidak bernapas atau megap-megap, teruskan ventilasi
dengan tekanan 20 cm air, 20x untuk 30 detik berikutnya dan nilai
hasilnya setiap 30 detik
36. Siapkan rujukan bila bayi belum bernapas normal sesudah 2 menit
diventilasi.
37. Mintalah keluarga membantu persiapan rujukan.
Teruskan resusitasi sementara persiapan rujukan dilakukan
38. Bila bayi tidak bisa dirujuk
39. Lanjutkan ventilasi sampai 20 menit
40. Pertimbangkan untuk menghentikan tindakan resusitasi jika
setelah 20 menit, upaya ventilasi tidak berhasil.
41. Bayi yang tidak bernapas normal setelah 20 menit diresusitasi akan
mengalami kerusakan otak sehingga bayi akan menderita kecacatan
yang berat atau meninggal.
6.Diagram
Alir
7.Unit terkait 1. UGD
2. Rawat Inap
3. Persalinan/PONED
4. KIA/KB/MTBS
8.Rekaman Histori Perubahan
No Yang dirubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan
1.
2.

Anda mungkin juga menyukai