Anda di halaman 1dari 42

No.

Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD
dr.Dwi Fenti Atri
PUSKESMAS
NIP
PENINJAUAN
198505122014122005

Pengertian Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama
kelahiran
Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 4000 gram,
cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan
congenital (cacat bawaan) yang berat

Tujuan
TUJUAN : Menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu terlaksananya pernafasan
sponton serta mencengah Hypotermi.

Kebijakan Standar pelanyanan kebidanan tahun 2000

Persiapan 1. Delee
2. Klem 2 buah
3. Penjepit tali pusat
4. Gelas steril
5. Handuk kering
6. Salep mata
7. Metelin
8. Penimbangan bayi
9. Kartu bayi
10.Pakaian bayi 1 set
Prosedur 1. Menyiapkan alat dan ruangan yang hangat dan bersih
2. Menyiapkan pakaian bayi lengkap,handuk lembut yang bersih,kain
bersih dan kering untuk bayi
3.Menyiapkan obat tetes mata / salep mata
4.Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih
5.Segera setelah bayi lahir, menilai apakah bayi bernafas. Bila bayi tidak
menangis, cepat bersihkan jalan nafas dengan delee, jika tetap tidak
menangis segera lakukan tindakan sesuai penanganan asfiksia pada
bayi baru lahir
6.Segera keringkan bayi dengan handuk kering, bersih,dan hangat.
Kemudian pakaikan kain kering yang hangat,berikan bayi kepada
ibunya untuk didekap di dadanya serta diberi ASI karena akan
membantu pelepasan placenta
7.Jaga agar bayi tetap hangat ( berikan tutup kepala untuk mencegah bayi
kehilangan panas tubuh )
8.Memotong dan mengikat tali pusat
9.Memeriksa tali pusat yang dipotong untuk memastikan tadak ada
perdarahan
10.Menutup tali pusat dengan gaas kering
11.Melengkapi surat keterngan lahir bayi
12.Sesudah 5 menit lakukan penilaian keadaan umum bayi dengan AS
13.Melakukan pemeriksaan fisik bayi
14.Mengukur BB / PB
15.Megukur tanda vital bayi, ukur dulu dengan termometer yang diletakkan
di ketiak atau lipat paha
16.Mengenakan pakaian bayi dan menyelimuti bayi
17.Memberikan salep mata
18.Memberikan bayi pada ibunya untuk disusui segera setelah lahir paling
lambat 2 jam pertama
19.Pastikan bayi tetap terbungkus/mengenakan pakaian hangat dan tutup
kepala
20.Membantu ibu untuk menyusui bayi
21.Mencuci tangan
22.Memperhatikan pengeluaran urine dan mekonium
23.Melakukan pencatatan semua yang ditemukan di kartu ibu dan bayi
serta lakukan kolaborasi bila ada kelainan.
Unit terkait Ruang Bersalin
PENANGANAN ASFIKSIA
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD
dr.Dwi Fenti Atri
PUSKESMAS
NIP
PENINJAUAN
198505122014122005
Pengertian Asfiksia adalah kegagalan bayi baru lahir untuk bernapas secara spontan dan
teratur sehingga menimbulkan gangguan metabolisme tubuhnya dan dapat
mengakibatkan kematian.

Tujuan
TUJUAN : Menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu terlaksananya pernafasan
sponton serta mencengah Hypotermi.

Kebijakan -
Persiapan 1. 2 helai kain / handuk.

2. Bahan ganjal bahu bayi. Bahan ganjal dapat berupa kain, kaos,
selendang, handuk kecil, digulung setinggi 5 cm dan mudah
disesuaikan untuk mengatur posisi kepala bayi.

3. Alat penghisap lendir de lee atau bola karet.

4. Tabung dan sungkup atau balon dan sungkup neonatal.

5. Kotak alat resusitasi.

6. Jam atau pencatat waktu.

7. - Alat pemanas siap pakai Oksigen

8. - Alat pengisap

PENANGANAN 9. Alat sungkup dan balon resusitasi

10. - Alat intubasi

11. - Obat-obatan

1. Memastikan saluran pernafasa terbuka


- Meletakkan bayi dalam posisi kepala defleksi bahu diganjal 2-3
cm.
- Menghisap mulut, hidung dan kadang trachea.
- Bila perlu masukkan pipa endo trachel (pipa ET) untuk
memastikan saluran pernafasan terbuka.

2. Memulai pernafasan
- Memakai rangsangan taksil untuk memulai pernafasan
- Memakai VTP bila perlu seperti : sungkup dan balon pipa ETdan
balon atau mulut ke mulut (hindari paparan infeksi).

3. Mempertahankan sirkulasi
- Rangsangan dan pertahankan sirkulasi darah dengan cara
- Kompresi dada.
- Pengobatan
Prosedur 1. Letakkan bayi di lingkungan yang hangat kemudian keringkan
tubuh bayi dan selimuti tubuh bayi untuk mengurangi evaporasi.

2. Sisihkan kain yang basah kemudian tidurkan bayi terlentang


pada alas yang datar.

3. Ganjal bahu dengan kain setinggi 1 cm (snifing positor).

4. Hisap lendir dengan penghisap lendir de lee dari mulut, apabila


mulut sudah bersih kemudian lanjutkan ke hidung.

5. Lakukan rangsangan taktil dengan cara menyentil telapak kaki


bayi dan mengusap-usap punggung bayi.

6. Nilai pernafasanJika nafas spontan lakukan penilaian denyut


jantung selama 6 detik, hasil kalikan 10. Denyut jantung > 100
x / menit, nilai warna kulit jika merah / sinosis penfer lakukan
observasi, apabila biru beri oksigen. Denyut jantung < 100 x /
menit, lakukan ventilasi tekanan positif.

1. Jika pernapasan sulit (megap-megap) lakukan ventilasi


tekanan positif.

2. Ventilasi tekanan positif / PPV dengan memberikan O 2 100


% melalui ambubag atau masker, masker harus menutupi
hidung dan mulut tetapi tidak menutupi mata, jika tidak ada
ambubag beri bantuan dari mulur ke mulut, kecepatan
PPV 40 60 x / menit.

3. Setelah 30 detik lakukan penilaian denyut jantung selama


6 detik, hasil kalikan 10.

1. 100 hentikan bantuan nafas, observasi nafas spontan.

2. 60 100 ada peningkatan denyut jantung teruskan pemberian


PPV.

3. 60 100 dan tidak ada peningkatan denyut jantung, lakukan


PPV, disertai kompresi jantung.

4. < 10 x / menit, lakukan PPV disertai kompresi jantung


Unit terkait Ruang Bersalin
KUNJUNGAN NEONATUS
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD
dr.Dwi Fenti Atri
PUSKESMAS
NIP
PENINJAUAN
198505122014122005

Pengertian pelayanan kesehatan sesuai standart yang di berikan oleh


tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatus sedikitnya 3
kali,selama periode 0 sampai 28 hari setelah lahir,baik di fasilitas
maupun melalui kunjungan rumah.

Tujuan Untuk meningkatkan akses neonatus terhadap pelayanan


kesehatan dasar.
Mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan atau
masalah kesehatan pada neonatus.

Kebijakan -

Persiapan Jelaskan kepada ibu dan keluarga tentang apa yang akan
dilakukan dan kemudian hasilnya setelah selesai.

Prosedur Tanyakan kepada ibu tentang :


1. Keluhan tentang bayinya
2. Penyakit ibu yang mungkin berdampak pada bayi (TBC, demam
saat persalinan, KPD > 18 jam, hepatitis B atau C, siphilis,
HIV/AIDS, penggunaan obat).
3. Cara, waktu, tempat bersalin, kondisi bayi saat lahir (langsung
menangis /tidak) dan tindakan yang diberikan pada bayi jika ada.
4. Warna air ketuban
5. Riwayat bayi buang air kecil dan besar
6. Frekuensi bayi menyusu dan kemampuan menghisap

Unit terkait Ruang Bersalin


IMUNISASI 0 7 HARI ( HB 0 )
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD
dr.Dwi Fenti Atri
PUSKESMAS
NIP
PENINJAUAN
198505122014122005

Pengertian Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja


memasukkan antigen lemah agar merangsang antibodi keluar
sehingga tubuh dapat resisten terhadap penyakit tertentu.

Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan


anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh
membuat zat anti untuk mencegah terhada penyakit tertentu.
Tujuan Untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit hepatitis B

Rekombinan DNA sel ragi tidak infeksius

Pencegahan dapat diberikan dengan imunisasi pasif ataupun


imunisasi akti
Kebijakan -

Persiapan Letakkan bayi dengan posisi punggung di bawah


Lakukan desinfeksi pada bagian tubuh bayi yang akan diberi suntikan
IM :
Muskulus Kuadriseps pada bagian antero-lateral paha (lebih
dipilih karena risiko kecil terinjeksi secara IV atau mengenai
tulang femur dan jejas pada nervus skiatikus)
Muskulus deltoideus (mengandung sedikit lemak atau jaringan
subkutan sehingga memudahkan penyuntikan). Area ini
digunakan hanya untuk pemberian imunisasi bukan untuk
pemberian obat lain
Prosedur Buka kotak wadah Uniject dan periksa:
Label jenis vaksin untuk memastikan bahwa Uniject tersebut
memang berisi vaksin Hepatitis B

Tanggal kedaluwarsa

Warna pada tanda pemantau paparan panas (VVM = vaccine vial


monitor) yang tertera atau menempel pada pembungkus Uniject
(aluminium foil).

Selama VVM tetap berwarna PUTIH atau LEBIH TERANG dari


warna dalam lingkaran rujukan, maka vaksin Hepatitis B dalam
Uniject masih layak dipakai.

Bila warna VVM sudah SAMA atau LEBIH TUA dari warna lingkaran
rujukan, maka vaksin dalam Uniject tersebut sudah tidak layak
pakai.

Buka kantong aluminium/plastik dan keluarkan Uniject.

Pegang Uniject pada bagian leher dan bagian tutup jarum. Aktifkan
Uniject dengan cara mendorong tutup jarum ke arah leher dengan
tekanan dan gerakan cepat.

Saat Uniject diaktifkan akan terasa hambatan dan rasa menembus


lapisan.

Buka tutup jarum.

Selanjutnya tetap pegang Uniject pada bagian leher dan tusukkan


jarum pada pertengahan paha bayi secara intra muskular (IM). Tidak
perlu dilakukan aspirasi.

Pijat reservoir dengan kuat untuk menyuntikkan vaksin Hepatitis B.


Jangan memasang kembali tutup jarum.

Buang Uniject yang telah dipakai tersebut kedalam wadah alat


suntik bekas yang telah tersedia (safety box)
Unit terkait Ruang Bersalin
PENANGANAN BAYI BBLR
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD
dr.Dwi Fenti Atri
PUSKESMAS
NIP
PENINJAUAN
198505122014122005

Pengertian Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir
kurang dari 2.500 gram tanpa memandang masa gestasi.
Tujuan

Kebijakan -

Persiapan Letakkan bayi dengan posisi punggung di bawah


Lakukan desinfeksi pada bagian tubuh bayi yang akan diberi
suntikan IM :
Muskulus Kuadriseps pada bagian antero-lateral paha
(lebih dipilih karena risiko kecil terinjeksi secara IV atau
mengenai tulang femur dan jejas pada nervus skiatikus)
Muskulus deltoideus (mengandung sedikit lemak atau
jaringan subkutan sehingga memudahkan penyuntikan).
Area ini digunakan hanya untuk pemberian imunisasi
bukan untuk pemberian obat lain
Prosedur Buka kotak wadah Uniject dan periksa:
Label jenis vaksin untuk memastikan bahwa Uniject tersebut
memang berisi vaksin Hepatitis B
Tanggal kedaluwarsa
Warna pada tanda pemantau paparan panas (VVM = vaccine
vial monitor) yang tertera atau menempel pada pembungkus
Uniject (aluminium foil).
Selama VVM tetap berwarna PUTIH atau LEBIH TERANG
dari warna dalam lingkaran rujukan, maka vaksin Hepatitis B
dalam Uniject masih layak dipakai.
Bila warna VVM sudah SAMA atau LEBIH TUA dari warna
lingkaran rujukan, maka vaksin dalam Uniject tersebut sudah
tidak layak pakai.
Buka kantong aluminium/plastik dan keluarkan Uniject.
Pegang Uniject pada bagian leher dan bagian tutup jarum.
Aktifkan Uniject dengan cara mendorong tutup jarum ke arah
leher dengan tekanan dan gerakan cepat. Saat Uniject
diaktifkan akan terasa hambatan dan rasa menembus
lapisan.
Buka tutup jarum.
Selanjutnya tetap pegang Uniject pada bagian leher dan
tusukkan jarum pada pertengahan paha bayi secara intra
muskular (IM). Tidak perlu dilakukan aspirasi.
Pijat reservoir dengan kuat untuk menyuntikkan vaksin
Hepatitis B. Jangan memasang kembali tutup jarum.
Buang Uniject yang telah dipakai tersebut kedalam wadah alat
suntik bekas yang telah tersedia (safety box)
Unit terkait Ruang Bersalin
ANC ( ANTE NATAL CARE )
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 01 Februari 2016
Halaman :

UPTD
dr.Dwi Fenti Atri
PUSKESMAS
NIP
PENINJAUAN
198505122014122005
1.Pengertian ANC adalah pelayanan kesehatan yang diberikan pada ibu
hamil dan selama kehamilannya.
Mempersiapkan ibu agar memahami pentingnya pemeliharaan
kesehatan selama hamil, bersalin dan nifas.
Mendeteksi dini faktor resiko dan menangani masalah tersebut
secara dini.

2.Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan pemeriksaan Ante Natal Care


( ANC ), sehingga dapat menyelesaikannya dengan baik,
melahirkan bayi yang sehat dan memperoleh kesehatan yang
optimal pada masa nifas serta dapat menyusui dengan baik
dan benar.

3.Kebijakan Nomor SK ......

4.Referensi Buku Kesehatan Maternal dan Neonatus, Yayasan Bina Pustaka,


Sarwono Prawiroharjo, Jakarta, 2002.

5.Prosedur A. PERSIAPAN.
1.Mempersiapkan alat dan bahan medis yang diperlukan.
2.Mempersiapkan Bumil mengosongkan kandung kemih.
3.Petugas mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan bilas
dengan air mengalir dan keringkan.
B. PELAKSANAAN:
Anamnesa:
1 Riwayat perkawinan.
2 Riwayat penyakit ibu dan keluarga.
3 Status wayat Haid, HPHT.
4 Riwayat imunisasi Ibu saat ini
5 Kebiasaan ibu.
6 Riwayat persalinan terdahulu
Dari anamnesa haid tersebut, tentukan Usia kehamilan dan buat
taksiran persalinan.
Pemeriksaan
1 Pemeriksaan Umum.
Keadaan umum Bumil
Ukur TB, BB, Lila.
Tanda vital : tensi, Nadi, RR, HR
Pemeriksaan fisik menyeluruh ( dari kepala sampai
ekstremitas).
Mata : conjungtiva, ikterus ; Gigi ,
Kaki :Oedema kaki , dst.
Pemeriksaan khusus.

UMUR KEHAMILAN <20 mgg :


a). Inspeksi.
1. Tinggi fundus
2. Hyperpigmentasi (pada areola mammae,
Linea
nigra).
3. Striae.
b) Palpasi.
1. Tinggi fundus uteri
2. Keadaan perut
c) Auskultasi.

UMUR KEHAMILAN > 20 mgg:


a). Inspeksi.
1. Tinggi fundus uteri
2. Hypergigmentasi dan striae
3. Keadaan dinding perut
b). Palpasi.
Lakukan pemeriksaan Leopold dan intruksi kerjanya sbb :
Pemeriksa berada disisi kanan bumil, menghadap bagian
lateral kanan.
c). Auskultasi.
- Pemeriksaan bunyi dan frekuensi jantung janin.
d). Pemeriksaan Tambahan.
- Laboratorium rutin : Hb, Albumin
- USG

6.Unit Terkait Ruang Bersalin


SUNTIK KB
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 01 Februari
2016
Halaman :

UPTD
dr.Dwi Fenti Atri
PUSKESMAS
NIP
PENINJAUAN
198505122014122005

Pengertian Penggunaan alat kontrasepsi suntik merupakan tindakan invasiv


karena menembus pelindung kulit, penyuntikan harus dilakukan hati-
hati dengan teknik antiseptik mencegah infeksi
Tujuan sebagai acuan dalam melakukan suntikan KB

Referensi Kurnia, Ike 2016. Buku Acuan Midwifery Update,jakarta : Pengurus


Pusat Ikatan Bidan Indonesia.
Prosedur Alat
1) Obat yang akan disuntikkan (depo provera, cyclofem)
2) Semprit suntik dan jarumnya (sekali pakai)
3) Alkohol 60 90 %

Instruksi kerja
Cuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air mengalir,
keringkan dengan handuk
Buka dan buang tutup kaleng pada vial yang menutupi karet,
hapus karet yang ada dibagian atas vial dengan kapas yang
telah dibasahi dengan alkohol 60 90 %, biarkan kering
Bila menggunakan jarum atau semprit sekali pakai, segera
buka plastiknya Bila menggunakan jarum atau semprit yang
telah disterilkan dengan DTT, pakai korentang yang telah di
DTT untuk mengambilnya
Pasang jarum pada semprit suntik dengan memasukkan jarum
pada mulut semprit penghubung
Balikkan vial dengan mulut vial ke bawah. Masukkan cairan
suntik dalam semprit, gunakan jarum yang sama untuk
menghisap kontrasepsi suntik yang menyuntikkn klien

Teknik suntikan
Kocok botol dengan baik, hindarkan terjadinya gelembung-
gelembung udara (pada depo provera / cyclofem), keluarkan
isinya
Suntikkan secara intra muskular dalam di daerah pantat
(daerah gluteal). Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal,
penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak
bekerja segera dan efektif
Depo provera (3 ml / 150 mg atau 1 ml / 150 mg) diberikan
setiap 3 bulan (12 minggu)
Noristerat diberikan setiap 2 bulan (8 minggu)
Cyclofem 25 mg medroksi progesteron asetat dan 5 mg
estrogen sipionat diberikan setiap bulan
Unit terkait Ruang Bersalin
IMUNISASI TT
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD
dr.Dwi Fenti Atri
PUSKESMAS
NIP
PENINJAUAN
198505122014122005

Pengertian Imunisasin TetanuS Toxoid terbukti sebagai


upaya pencegahan penyakit Tetanus.
Diberikan pada usia kehamilan trimester pertama,
dengan interval waktu 4minggu.
Disuntikan pada lengan atas secara intra muscular (im)
sebanyak 0,5 ml,Intra Muskular atau subcutan
Sebelumnya lengan dibersihkan dengan kapas steril (air
panas).
Kontra indikasi : gejala gejala berat karena dosis pertama TT
Referensi : pedoman teknis Imunisasi tingkat Puskesmas.
Tujuan Sebagai acuan untuk melaksanakan suntikan TT untuk
pemberian kekebalan aktif terhadap tetanus.
Kebijakan -
Prosedur a. Lakukan identifikasi dan anamnesa dengan menanyakan
pada pasien :
Nama, Umur dan alamat
Apakah ada alergi terhadap obat-obatan
b Pastikan kondisi pasien dalam keadaan sehat
c Siapkan bahan dan alat suntik
d Ambil vaksin dengan jarum dan semprit disposible
sebanyak 0,5 ml
e Persilahkan pasien duduk
f Oleskan kapas alkohol pada lengan kiri bagian atas
g Suntik pada lengan kiri bagian atas secara intra musculer
h Buang jarum bekas suntikan ke dalam kotak
i Persilahkan pasien menunggu 15 menit di luar, dan jika
tidak terjadi efek samping pasien boleh pulang
j Catat pada buku status dan KMS ibu hamil

Unit terkait Ruang Bersalin


PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN
(HB)
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD
dr.Dwi Fenti Atri
PUSKESMAS
NIP
PENINJAUAN
198505122014122005

Pengertian Tindakan keperawatan yang di lakukan pada klien untuk


mengetahui kadar Hb dalam darah. Hemoglobin oleh asam
klorida diubah menjadi hematin asam yang berwarna coklat tua.
Penambahan aquadest sampai warnanya sama dengan
standart warna, kadar Hb dibaca dalam satuan gram/dl.
Tujuan 1. Untuk mengetahui kadar hemoglobin didalam darah.
2. Menetapkan kadar hemoglobin dalam darah
Indikasi Pemeriksaan darah lengkap
Petugas Perawat
Persiapan alat 1. Hemoglobinometer (hemometer), Sahli terdiri dari :
a. Gelas berwarna sebagai warna standard
b. Tabung hemometer dengan pembagian skala putih 2
sampai dengan 22 Skala merah untuk hematokrit.
c. Pengaduk dari gelas
d. Pipet Sahli yang merupakan kapiler dan mempunyai
volume 20/ul
e. Pipet pasteur.
f. Kertas saring/tissue/kain kassa kering
2. Reagen
a. Larutan HCL 0,1 N
b. Aquades
Prosedur A. Tahap PraInteraksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar

B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
keluarga/pasien
3. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk
bertanya
4. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan
dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Masukkan kira-kira 5 tetes (angka 2) HC1 0,1 n ke dalam
tabung pengencer hemometer Darah kapiler/vena dihisap
sebanyak 20l dengan pipet sahli,
2. Bersihkan ujung luar pipet dengan kertas tissue secara
hati-hati
jangan sampai darah dari dalam pipet berkurang.
3. Lalu dimasukkan ke dalam tabung Hb yang telah berisi
larutan HCl 0,1 N.
4. Darah dan HCl 0,1 N dicampur, dibilas pipet sampai
bersih, dan jangan sampai terjadi gelembung udara.
5. Angkatlah pipet itu sedikit, lalu isap asam HC1 yang jernih
itu ke dalam pipet 2 atau 3 kali untuk membersihkan darah
yang masih tinggal dalam pipet.
6. Isi tabung dikocok sampai homogen supaya terjadi
hematin asam yang berwarna coklat tua (dalam waktu 3-5
menit)
7. Aquadest ditambahkan setetes demi setetes diaduk
dengan batang pengaduk yang tersedia sampai warna
sama dengan standart warna. Setiap kali penambahan
aquadest harus dikocok sampai homogen.
8. Kadar Hb dibaca dalam satuan gram/dl.
9. Nilai normal :
Pria : 14- 16 g/dl
Wanita : 12- 14 g/d
D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5.Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan
Referensi Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas, Jakarta,
Departemen Kesehatan RI, 1991
Unit Terkait Anali laboratorium
PEMBERIAN VIT.A BUPAS
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD
dr.Dwi Fenti Atri
PUSKESMAS
NIP
PENINJAUAN
198505122014122005

Pengertian Pemberian Kapsul Vitamin A dosis Tinggi (200.000 IU) pada ibu
nifas, satu kapsul diminum setelah melahirkan dan satu kapsul
diminum pada hari berikutnya paling lambat pada hari ke 42 hari
setelah melahirkan

Tujuan Sebagai acuan untuk melaksanakan suntikan TT untuk


pemberian kekebalan aktif terhadap tetanus.

Kebijakan Semua Ibu Nifas di wilayah kerja Puskesmas Garawangi


mendapatkan Kapsul Vitamin A dosis Tinggi 2 kali setelah
melahirkan

Sasaran Ibu Nifas yang ada di wilayah kerja Puskesmas penyandingan

Unit terkait Ruang Bersalin


HYPEREMESIS GRAVIDARUM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD
dr.Dwi Fenti Atri
PUSKESMAS
NIP
PENINJAUAN
198505122014122005
Pengertian Adalah dimana penderita muntah muntah yang berlebihan lebih
dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga
mengganggu kesehatan penderita.

Tujuan Memahami anatomi dan fisiologis sistem reproduksi dan


hormonal ibu hamil
Memahami defenisi hiperemesis gravidarum
Mengetahui tanda dan gejala hiperemesis gravidarum
Mengetahui terjadinya dari heperemsis gravidarum
Mengetahui komplikasi hiperemesis gravidarum
Bagaimana pengobatan hiperemesis gravidarum
Mengetahui asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum.
Kriteria diagnosa Muntah muntah sering sekali
Perasaan tenggorokan kering dan haus
Kulit dapat menjadi kering (tanda dehidrasi )
Berat badan turun dengan cepat.
Pada keadaan yang berat timbul ikterus dan gangguan
sarap.
Pemeriksaan Urine
Penunjang Pemeriksaan Hemoglobin dalam Darah.
Pemeriksaan Lingkar lengan Atas ( LILA )
Golongan Darah

Standar Tenaga Dokter umum, Bidan , analis laboratorium.

Terapi Segera penderita dirawat, berikan cairan perinfus ( glukose


5-10 % dan NACL psikologik )
Obat anti emetik, intramuskuler / perinfus.penderita
dipuaskan sampai muntah telah berkurang, di ukur jumlah
muntah ( cairan yang di muntahkan ) dan cairan yang di
berikan dan di uresis dalam 24 jam. Ukur balans cairan
setiap hari.

Penyulit Bila tidak berat tidak ada


Bila berat dehidrasi , gangguan fungsi hepad dan fibris
Infomend Perlu
counsent

Refrensi Lab/ bag kebidanan dan penyakit kandungan RSU dr soetomo


surabaya . Pedoman diagnosis dan terapi edisi III 2008
Cunningham MD macdonal PC gamt NF hypertensiv disorder in
pregnancy. William obstetric 20 th Ed 718-723 1997
Unit terkait Ruang Bersalin
PEMERIKSAAN DALAM ( VT )
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD
dr.Dwi Fenti Atri
PUSKESMAS
NIP
PENINJAUAN
198505122014122005
Pengertian Periksaan dalam adalah tindakan kebidana yang dilakukan
untuk mengetahui seberapa banyak pembukaan servik
menjelang persalinan.

Tujuan 1. Untuk mendeteksi dini adanya penyulit.


2. Memantau jalanya persalinan, apakah fisiologis atau sudah
termasuk fatologis.
3. Menilai keadaan, pembukaan dan evacement dari serviks.
4. Menilai kapasitas panggul , CPD atau tidak.
5. Menilai keadaan Selaput ketuban.
6. Mengidentipikasi letak dan presentasi janin.
7. Menilai penurunan bagian terbawah janin
8. Mengidentipikasi denominator.

Kebijakan Mengatur tanggung jawab bidan dalam melakukan pemeriksaan


dalam di ruang kebinanan ( VK )

Refrensi Jnpk -krdkk,2008,asuhan persalinan normal ( APN ), hsp,


jakarta .
Prosedur 1. Tutupi badan ibu dengan selimut
2. Meminta ibu berbaring terlentang dengan lutut ditekuk dan
paha di bentangkan ( mungkin akan membantu jika ibu
menempelkan kedua kakinya satu sama lain )
3. Menggunakan sarung tangan DTT / steril saat melakukan
pemeriksaan
4. Gunakan kasa / gulungan kasa DTT yg di celupkan ke air DTT /
larutan antiseptik, basu labia secara hati- hati, seka dari bagian
depan ke belakang untuk menghidari kontaminasi feses atau
ninja
5. Periksa genetalia eksterna, perhatikan apa ada luka atau masa
( benjolan termaksuk kondilomata, parikosistas vulva / rektum,
atau luka parut di perenium.
Langkah langkah Melakukan penilaian terhadap :
1. Cairan vagina dan tentukan apakah ada bercak darah,
perdarahan vervaginam atau mekonium
2. Jika ada perdarahan pervaginam jangan lakukan pemeriksaan
dalam
3. Bila ketuban sudah pecah, lihat warna dan bau air ketuban, jika
terlihat warna mekonium nilai apakah kental atau encer dan
periksa DJJ.
4. Jika mekonium encer dan DJJ normal, teruskan pemantauan
DJJ, dengan seksama menurut petunjuk pada fartograf..
5. Jika ada tanda tanda akan terjadi gawat janin, lakukan rujukan
segera.
6. Jika mekonium kental , nilai DJJ dan rujuk Segera.
7. Jika tercium bau busuk, mungkin telah terjadi infeksi
8. Hati hati vilahkan labia minora dengan jari manis dan ibu jari
( gunakan Tangan lalu periksa )
9. Masukan ( hati- hati jari telunjuk yang di ikuti jari tengah,
10. Jangan menggeluarkan ke dua jari samapi pemeriksaan
selesai di lakukan
11. Jika selaput ketuban lum pecah, jangan melakukan tindakan
amniotomii ( merobeknya ). Alasanya amniotomi sebelum
waktunya dapat meningkatkan resiko infeksi terhadap ibu dan
bayi serta gawat janin.
12. Nilai vagina, luka parut di vagina mengidentifikasikan adanya
riwayat robekan verinium atau tindakan spisiotomi sebelumnya.
13. Nila vorsio uteri : konsistensi ( lunak, kaku dan posisi )
14. Nilai pembukaan serviks dan penipisan serviks.
15. Pastikan tali pusat dan bagian-bagian kecil ( tangan atau
kaki ) tidak teraba saat pemeriksaan dalam, jika teraba maka ikuti
langkah-langka gawat darurat dan segera rujuk.
16. Nilai penurunan bagian terbawa janin dan tentukan apakah
bagian tersebut telah masuk kedalam rongga panggul
17. Jika terbawa adalah kepala pastikan penunjuknya
Unit Terkait Ruang Bersalin
MERAWAT KLIEN DALAM
PERSALINAN KALA I
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD
dr.Dwi Fenti Atri
PUSKESMAS
NIP
PENINJAUAN
198505122014122005

Pengertian Proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus
ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
kehamilan cukup bulan ( Setelah 37 minggu ) tanpa disertai penyulit.
Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan
menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan
berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum dapat
dikatagorikan in partu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan
perubahan atau pembukaan serviks.
Tujuan Mengenali secara dini berbagai masalah dan penyulit yang mungkin
terjadi pada kala satu persalinan.

Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No ,,


Tentang (sk berhubungan Judul)

Referensi JNPK-KR, 2017. Asuhan Persalinan Normal . Jakarta : Buku Acuan

Unit terkait Ruang Bersalin


MERAWAT KLIEN DALAM
PERSALINAN KALA II
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD
dr.Dwi Fenti Atri
PUSKESMAS
NIP
PENINJAUAN
198505122014122005

Pengertian Kala Dua Persalinan dimulai dari pembukaan lengkap serviks (10cm),
dilanjutkan dengan upaya mendorong bayi keluar dari jalan lahir dan
berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua persalinan disebut juga
sebagai kala pengeluaran bayi.
Tujuan Menjelaskan indikasi dab jenis tindakan yang diperlukan pada kala
dua persalinan disebut juga sebagai kala pengeluara bayi.

Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No ,,


Tentang (sk berhubungan Judul)

Referensi JNPK-KR, 2017. Asuhan Persalinan Normal . Jakarta : Buku Acuan

Unit terkait Ruang Bersalin


MERAWAT KLIEN DALAM
PERSALINAN KALA III
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD
dr.Dwi Fenti Atri
PUSKESMAS
NIP
PENINJAUAN
198505122014122005

Pengertian Kala III persalinan dimulai setelah bayi lahir dan berakhir dengan
lahirnya plasenta dan selaput ketuban.

Tujuan Menjelaskan cara mengenali dan menatalaksana penyulit lain selama


kala tiga dan empat persalinan.

Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No ,,


Tentang (sk berhubungan Judul)

Referensi JNPK-KR, 2017. Asuhan Persalinan Normal . Jakarta : Buku Acuan

Unit terkait Ruang Bersalin


MERAWAT KLIEN DALAM
PERSALINAN KALA IV
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD
dr.Dwi Fenti Atri
PUSKESMAS
NIP
PENINJAUAN
198505122014122005

Pengertian Kala IV persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua
jam setelah itu.

Tujuan Untuk memantau terjadinya perdarahan atau tidak pada ibu.

Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No ,,


Tentang (sk berhubungan Judul)

Referensi JNPK-KR, 2017. Asuhan Persalinan Normal . Jakarta : Buku Acuan

Unit terkait Ruang Bersalin


STERILISASI
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD
dr.Dwi Fenti Atri
PUSKESMAS
NIP
PENINJAUAN
198505122014122005
Pengertian Merupakan prosedur untuk membunuh kuman pathogen dan apathogen
beserta sporanya pada peralatan perawatan dan kedokteran dengan
cara merebus , stroom , panas tinggi atau menggunakan bahan kimia

Tujuan Sebagai acuan tindakan sterilisasi peralatan ,perawatan dan


kedokteran.

Kebijakan Surat keputusan kepala UPTD puskesmas No / / / tahun 2017


tentang peningkatan mutu puskesmas dan keselamatan pasien.

Refrensi 1. Pedoman rujukan medik puskesmas, depkes RI, 1991


2. Permenkes No 001 tahun 2012 tentang sistem rujukan pelayanan
kesehatan perorangan.
Prosedur 1. Siapkan peralatan yang akan di sterilkan
2. Peralatan yang sudah di pergunakan, di bilas dengan air mengalir
3. Bersihkan kotoran yang melekat.
4. Jangan meletakan sterilisator di dekat dengan bahan bahan yang
muda terbakar.
5. Masukan kasa / alat tenun yang suda siap begitu juga dengan alat
alat logam / stenlisteel yang sudah bersih dan kering dimasukan
kedalam sterilitator.
6. Buka katup pengairan untuk aliri air pada bagian bawah lempengan
sterilitator sebagai media pemanas.
7. Tutup sterilitator dan lubang udara jangan di tutup.
8. Untuk menghidupkan mesin tekan tombol power kemudian atur
waktu menseterilkan.
9. Peralatan yang sudah di setrerilkan , di angkata, atau di pindahkan
dengan korentang ketempat penyimpanan steril.
10. Setelah selesai peralatan di bersihkan, di bereskan dan di
kembalikan ketempat semula.
Unit terkait Ruang kebidanan ( VK )
UGD
KIA
CUCI TANGAN ( BIASA DAN
ANTISEPTIK )
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD
dr.Dwi Fenti Atri
PUSKESMAS
NIP
PENINJAUAN
198505122014122005
Pengertian Membersihkan tangan dari kotoran dari ujung jari sampai siku dan
lengan dengan menggunakan sabun atau antiseptik dan di bilas
dengan air yang mengalir.

Tujuan 1. Menjaga kebersihan perorangan


2. Membebaskan tangan dari kuman dan kontaminasi.
3. Mencegah terjadinya infeksi
Kebijakan Sebelum dan sesudah melakuakna tindakan.

Peralatan 1. Bak cuci tangan dan air mengalir.


2. Sabun atau antiseptik.
3. Handuk bersih.
Prosedur 1. Melepaskan semua asesoris pada tangan dan gulung engan baju
sampai siku.
2. Melakukan inspeksi tangan dan jari, adanya luka / sayatan .
3. Menjaga agar tangan dan pakaian tidak menyentuh wastapel ( jika
tangan menyentu wastapel cucit angan di ulang ).
4. Mengalirkan air, hindari percikab pada pakain.
5. Membasahi tangan dan lengan bawah mempertahankannya lebih
rendah dari siku.
6. Menaruh sedikit sabun / antiseptik ( 2-4 cc ).
7. Menggosok ke dua lengan dengan cepat , selama 10 - 15 detik.
8. Menggosok punggung tangan , dan sela sela jari.
9. Menggosok sela sela jari secara melingkar minimal 5 kali.
10. Menggosok ujung ujung jari ketelapak tangan yang lain
11. Membilas lengan dan tangan sampai bersi.
12. Menutup keran dengan siku. ( bila kerar harus di tutup dengan
tangan, cuci keran dengan sabun terlebih dahulku sebelum membilas
tangan.
13. Mengerinkan tangan dengan haduk yang bersi.
Unit terkait Ruang kebidanan ( VK )
UGD
KIA
INFORMED CONSENT
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD
dr.Dwi Fenti Atri
PUSKESMAS
NIP
PENINJAUAN
198505122014122005
Pengertian Informed consent adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau
keluarga terdekat atas dasar penjelasan mengenai tindakan medik
yang akan dilakukan terhadap pasien serta resiko yang mungkin
terjadi.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah -langkah untuk:
Melindungi pasien secara hukum dari segala tindakan medis yang
di lakukan tanpa sepengetahuannya,
memberikan perlindungan hukum terhadap pelaksana tindakan
medis dari tuntutan-tuntutan pihak pasien yang tidak wajar serta
akibat tindakan medis yang tidak terduga dan bersifat negatif.
Kebijakan Surat keputusan kepala puskesmas
No................Tahun.................tentang pemberlakuan standar
operasional prosedur UPTD puskesmas Peninjauan.
Refrensi Peraturan Mentri Kesehatan No 290/MENKES/PER/III/2008,
Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No 75 tahun 2014
tentang pusat kesehatan Masyarakat

Langkah- langkah Petugas menjelaskan pengertian,prosedur,tindakan yang akan di


lakukan.
petugas memberikan kesempatan pasien untuk bertanya tentang
prosedur yang akan di lakukan
Petugas memberikan lembar informed consent untuk dibaca
secara teliti lembar informed counsent tindakan yang akan
dilakukan.
Pasien diberi kesempatan untuk memberikan keputusan setuju atau
tindakan yang akan dilakukan .
Pasien mengisi informed counsent dengan cara melingkari
persetujuan apabila setuju dilakukan tindakan atau melingkari
penolakan apabila tidak bersedia / menolak dilakukan tindakan
Pasien memberikan tanda tangan pada blangko informed counsent
bersama saksi dari keluarga ( untuk pasien di bawa 18 tahun
informed counsent ditanda tangani oleh arang tua/keluarga )
Petugas memberikan tanda tangan pada informed counsent,
Petugas menyimpan lembar informed counsent dalam rekam medis
pasien
Petugas melaksanakan prosedur selanjutnya,
Unit Terkait BP Umum
BP Gigi
MTBS
KIA
Laboratorium
UGD / VK
PEMBERIAN NEO K PADA BAYI
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD
dr.Dwi Fenti Atri
PUSKESMAS
NIP
PENINJAUAN
198505122014122005
Pengertian Memberikan Neo K melalui suntikan secara intra muskuler pada paha
kiri pada bayi baru lahir.

Tujuan Untuk mencegah terjadinya perdarahan pada bayi baru lahir.

Kebijakan Surat keputusan kepala puskesmas


No................Tahun.................tentang pemberlakuan standar
operasional prosedur UPTD puskesmas Peninjauan.
Refrensi JNPK, 2017. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : Buku Acuan
WHO, 2012. Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial, Jakarta :
Pedoman Teknis Pelayanan Keehatan Dasar

Pelaksana KIA dan Bidan Desa

Prosedur Peralatan :
1. Neo K
2. Disposible 1 cc
3. Kapas alkohol
4. Plester
5. Bengkok
Langkah - 1. siapkan alat dan obat
langkah 2. Perawat atau bidan cuci tangan
3. Siapkan bayi yang akan di suntik
4. Masukan obat Neo K kedalam disposible 1 cc dengan dosis 1 mg
5. Tentukan daerah yang akan di suntik di paha kiri (intra muskuler)
6. Desinfektan daerah yang akan di suntik
7. Posisi jarum tegak lurus
8. Aspirasi terlebih dahulu setelah jarum masuk apakah ada darah atau
tidak
9. Jika tidak ada darah masukan obat secara perlahan dan hati-hati
10. Jika ada darah jarum di cabut kembali dan di tusuk di daerah
lainnya
11. Setelah obat masuk jarum di cabut dan bekas tusukannya di tekan
dengan kapas alkohol dan kemudian di plester
12. Rapikan kembali pakaian bayi, masukan bayi ke box atau incubator
13. Rapikan alat- alat
14. Petugas mencuci tangan
15. Catan di dalam buku ibu
16. Observasi bayi
Unit Terkait 1. perawat atau bidan
2. Dokter
ALURAN PELAYANAN

UPTD PUSKESMAS PENINJAUAN KEC. PENINJAUAN RUANG KIBIDANAN

LABORATORIUM

RAWAT INAP
RUJUK
PASIEN
DATANG UGD
APOTIK

Ruang Bersalin
PULANG
PONED

Anda mungkin juga menyukai