Anda di halaman 1dari 9

PENAGANAN ASFIKSIA PADA BAYI

BARU LAHIR
No. Dokumen :
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal terbit : 10 Januari 2017
Halaman :1/3
UPTD PUSKESMAS DARSALAM,SKM
MALANGKE NIP.19621231 199103 1 116

1. Pengertian Penanganan Asfiksia pada bayi baru lahir adalah tindakan yang dilakukan
untuk menangani bayi yang mengalami kegagalan bernafas secara spontan
dan teratur segera setelah lahir.

2. Tujuan Tujuan dari penanganan asfiksia pada bayi baru lahir adalah memberikan
asuhan/penanganan langsung kepada bayi baru lahir yang mengalami
kegagalan bernafas secara spontan segera setelah lahir sehingga dapat lagi
bernafas dengan normal yang akan mengurangi angka kesakitan dan
kematian bayi.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Nomor: Tahun 2017 tentang
Kebijakan Pelayanan Klinis di UPTD Puskesmas Malangke
4. Referensi Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu da Anak, Buku Saku
Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial, Pedoman Teknis Pelayanan
Kesehatan Dasar, KEMENTERIAN KESEHATAN RI, 2012, Jakarta : 5

Winkjosastro.H, dkk, Pelayanan Obstetri Dan Neonatal Emergensi Dasar


(PONED), JNPK-KR, 2008, Jakarta : 9-1, 9-5

5. Prosedur/langkah- 1.Persiapan alat dan bahan


langkah 1. Sarung tangan steril
2. Infus set mikro
3. Abbocat no 24 atau no 26
4. Tourniket
5. Tiang infus
6. Spalak
7. Verban gulung
8. Kasa steril sesuai kebutuhan
9. Spoit 1 cc
10. Alat resusitasi
11. Oksigen + kanula nasal/sungkup untuk bayi
12. Gunting verban
13. Alat tulis
14. Kapas alcohol
15. Plester
16 .Cairan (RL, Dextrose)
17 Obat antibiotik (jika perlu)
2. petugas yang melaksanakan
a.dokter
b. bidan
3.langkah-langkah

a. Petugas menyiapkan peralatan yang dibutuhkan


b. Petugas menjelaskan kepada ibu / keluarga tentang tindakan yang
dilakukan dan tujuannya.
c. Petugas mencuci tangan
d. Petugas melakukan penilaian secara cepat tentang :
1. Apakah bayi lahir cukup bulan ?
2. Apakah bayi segera menangis/bernafas atau tidak megap-megap
setelah lahir ?
3. Apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif ?
e. Jika bayi tidak cukup bulan dan atau tidak bernafas atau megap-megap
dan atau lemas, maka segera potong tali pusat
f. Jika ar ketuban bercampur mekonium nilai nafas, jika bayi menangis
atau bernafas normal segera potong tali pusat, jika tidak segera buka
mulut lebar, usap dan isap lendir dari mulut kemudian potong tali pusat
g. Petugas melakukan Langkah Awal resusitasi, yaitu :
1. Jaga agar bayi tetap hangat dengan meletakkan bayi di bawah
pemancar panas atau lampu 60 watt dengan jarak 60 cm
2. Posisikan kepala bayi sedikit ekstensi
3. Isap lendir dari mulut kemudian hidung bayi
4. Keringkan bayi sambil melakukan rangsangan taktil dengan
menggosok punggung atau menyentil ujung jari kakidan ganti kain
yang basah dengan yang kering.
5. Reposisi kepala bayi
h. Petugas melakukan penilaian terhadap pernafasan, warna kulit dan
denyut jantung bayi
i. Bila bayi tidak bernafas lakukan Ventilasi tekanan positif (VTP) dengan
memakai balon dan sungkup selama 30 detik dengan kecepatan 40-60
x/menit
j. Petugas melakukan lagi penilaian terhadap pernafasan, warna kulit dan
denyut jantung bayi
k. Bila belum bernafas, maka ulangi kembali ventilasi sebanyak 20 X selama
30 detik
l. Kemudian lakukan penilaian terhadap pernafasan, warna kulit dan
denyut jantung bayi
m. Jika bayi tidak bernafas spontan setelah 2 menit resusitasi, siapkan
rujukan dan nilai denyut jantung
n. Jika bayi mulai bernafas normal, maka hentikan resusitasi dan lakukan
Asuhan Pasca Resusitasi, yaitu :
1. Pemantauan tanda bahaya pada bayi
2. Melakukan perawatan tali pusat
3. Melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
4. Mencegah terjadinya hipotermi pada bayi
5. Pemberian Vitamin K1
6. Pemberian salep mata profilaksis
7. Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
8. Melakukan pencatatan dan pelaporan
o. Jika bayi dirujuk, maka :
1. Lakukan konseling terlebih dahulu
2. Lanjutkan resusitasi sampai ketempat Rujukan
3. Lakukan pemantauan tanda bahaya
4. Lakukan perawatan tali pusat
5. Cegah terjadinya Hipotermi
6. Pemberian vitamin K1
7. Pemberian salep/tetes mata
8. Lakukan pencatatan/pelaporan
p. Jika tidak mau dirujuk & tidak berhasil, maka bila sudah 10 menit bayi
tidak bernafas spontan dan tidak terdengar denyut jantung
pertimbangkan untuk menghentikan resusitasi. Kemudian lakukan
konseling kepada keluarga tentang keadaan bayi setelah itu lakukan
pelaporan/pencatatan.
1. Bagan Air
PENILAIAN :
Sebelum Bayi Lahir :
1. Apakah kehamilan cukup bulan ?

Segera setelah bayi lahir :


2. Apakah bayi menangis atau bernafas/tidak megap-megap ?
3. Apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif ?

Jika bayi tidak cukup bulan dan atau Jika air ketuban bercampur mekonium
tidak bernafas atau megap-megapdan
atau lemas Nilai nafas

Potong Tali Pusat


Jika bayi menangis Jika bayi tidak
atau bernafas normal bernafas atau
LANGKAH AWAL megap-megap
1. Jaga bayi tetap hangat
2. Atur posisi bayi Buka mulut lebar
3. Isap lendir Potong tali pusat
isap lendir dari
4. Keringkan dan rangsang taktil
mulut
5. Reposisi

NILAI NAFAS

2. Hal-hal Yang Perlu Hindari mengeringkan punggung tangan bayi, bau cairan amnion pada
Diperhatikan tangan bayi akan membantu bayi mencari puting susu ibunya yang
berbau sama
3. Unit Terkait PUSTU/POSKESDES/POLINDES
10.Dokumen Terkait 1. RekamMedis
2. Buku Kunjungan Pasien Ruang Bersalin
3. Buku monitoring pelaksanaan IMD
11.Rekaman Historis
perubahan Tgl. Mulai
No Hal yang diubah Isi Perubahan
Perubahan
STERILISASI
No. Dokumen :
No. Revisi : 00
DAFTAR
Tanggal terbit :
UPTD
TILIK
PUSKESMAS BELOPA
Halaman : 1/2

Tidak
No Uraian Kegiatan Ya Tidak
Berlaku
A. Metode Autoclave
1. Apakah petugas mempersiapkan alat dan bahan?
2. Apakah petugas menuangkan air secukupnya ke dalam
autoclave (sampai batas tertentu)?
3. Apakah petugas menata tabung reaksi atau peralatan gelas lain
di dalam wadah alumunium bagian dalam?
4. Apakah petugas meletakkan tutup sterilisator pada tubuh
sterilisator?
5. Apakah petugas meletakkan baut-baut penahan ke atas tempat
yang sesuai dengan tutup sterilisator?
6. Apakah petugas mengencangkan masing-masing murnya
secara bersama pada tempat yang berlawanan?
7. Apakah petugas membuka pengatur klep pengaman, dalam
keadaan terbuka penahan tersebut letaknya lurus?
8. Apakah petugas memasang pemanasnya?
9. Apakah petugas menutup klep pengaman bila uap air mulai
keluar dengan deras (menimbulkan bunyi mendesis)?
10 Apakah petugas mengatur tekanan pada suhu 1210C, dengan
cara mengurangi pemanasan seperlunya?
11
Apakah petugas mempertahankan tekanan 1 atm selama 15-20
menit dengan cara : membiarkan alat bekerja selama 15-20
menit sambil terus diawasi pada tekanan 1 atm?
12 Apakah petugas mematikan pemanasan?
13
Apakah petugas menunggu sampai tekanan kembali nol
dengan cara mematikan alat dengan cara mencabut steker
listrik?
14 Apakahpetugas mendiamkannya selama 15 menit sambil
dibuka penutupnya?
15
Apakah petugas membuka pengatur klep pengaman bila
tekanan sudah nol dan suhu sudah jauh dibawah 100 derajat
celsius?
16 Apakah petugas membuang air yang tersisa di dalam
sterilisator?
17 Apakah petugas mengeringkan semua bagiannya dengan cara
menunggu sampai alatnya dingin kemudian membersihkan air
yang tersisa sebanyak kurang lebih 1 cm dengan lap yang
bersih sampai kering?
18 Apakah petugas membereskan semua peralatan?
B. Metode Sterilisasi Panas Kering (Oven)
1. Apakah petugas mempersiapkan alat dan bahan?
2. Apakah petugas membuka pintu oven?
3. Apakah petugas meletakkan alat-alat yang akan disterilisasi
dengan rapi. Bila memungkinkan letakkan dalam nampan
sesuai dengan klasifikasi penggunaannya ( misal : heacting set,
partus set, THT set dan lain-lain ) dengan cara :
a. Menyusun alat yang akan disterilkan dalam bak instrument
tertutup dengan posisi yang sama (searah)?
b. Memasukkan bak instrumen yang telah disusun ke dalam
oven?
4. Apakah petugas menutup pintu oven?
5. Apakah petugas menunggu sampai suhu mencapai 1700 C dan
biarkan selama 60 menit?
6. Apakah petugas membuka pintu oven, bila suhu sudah turun?
7. Apakah petugas mengeluarkan alat-alat yang sudah steril
dengan menggunakan korentang steril?
8. Apakah petugas membereskan semua peralatan?
C. Sterilisasi Rebus atau Kukus
1. Apakah petugas mempersiapkan alat dan bahan?
2. Apakah petugas mengambil panci dengan penutup yang rapat?
3. Apakah petugas menaruh panci di tempat yang datar
berdekatan dengan alat pemanas?
4. Apakah petugas mengisi panci dengan alat yang akan
disterilkan?
5. Apakah petugas menambahkan air setinggi kurang lebih 2,5
cm di atas alat yang akan direbus?
6. Apakah petugas memastikan semua alat yg akan di rebus telah
di penuhi air?
7. Apakah petugas menutup rapat panci?
8. Apakah petugas memulai memanaskan air ?
9. Apakah petugas menghitung waktu saat air mulai mendidih
selama 20 menit, jangan tambahkan benda apapun ke dalam air
mendidih setelah penghitungan waktu mulai?
10 Apakah petugas merebus selama 20 menit?
11 Apakah petugas mencatat lama waktu perebusan di dalam
buku khusus?
12 Apakah petugas mengeringkan peralatan diangin-anginkan
sebelum digunakan atau disimpan?
13 Apakah petugas membuang sisa air?
14 Apakah petugas membereskan semua peralatan?
D. Menggunakan Uap Panas (Bahan Karet/Sarung Tangan).
1. Apakah petugas mempersiapkan alat dan bahan?
2. Apakah petugas mengambil panci perebus dengan tiga susun
nampan pengukus?
3. Apakah petugas menggulung sarung tangan dimulai dari ujung
jari sarung tangan ke arah lubang sarung tangan?
4. Apakah petugas melipat sarung tangan sedemikian rupa
sehingga bagian dalam sarung tangan berada di luar?
5. Apakah petugas meletakkan bahan yang akan disterilisasi pada
nampan pengukus yang berlubang di bawahnya?
6. Apakah petugas mengulangi proses tersebut hingga semua
nampan terisi?
7. Apakah petugas menyusun tiga nampan pengukus di atas panci
perebus berisi air?
8. Apakah petugas meletakkan panci perebus kosong di sebelah
kompor?
9. Apakah petugas meletakkan penutup di atas nampan pengukus
paling atas?
10 Apakah petugas menghitung waktu mulai dari uap air keluar
dari celah-celah diantara panci pengukus?
11 Apakah petugas mencatat lamanya pengukusan?
12 Apakah petugas membuka tutup panci setelah 20 menit?
13 Apakah petugas meletakkan tutup dalam posisi terbalik?
14 Apakah petugas mengangkat nampan pengukus paling atas
yang berisi sarung tangan?
15 Apakah petugas menggoyangkan nampan perlahan-lahan agar
air yang tersisa dapat menetes keluar?
16 Apakah petugas menyiapkan panci kosong dengan ukuran
yang sama dengan panci pengukus?
17 Apakah petugas meletakkan nampan pengukus yang sudah
ditiriskan di atas panci perebus kosong?
18 Apakah petugas mengeringkan dengan di angin-anginkan
sampai kering dalam nampan selama 4-6 jam?
19 Apakah petugas meletakkan alat yang sudah kering dalam
wadah DTT lalu tutup rapat, bisa bertahan sampai satu
minggu?
20 Apakah petugas membereskan semua peralatan?
CR : …………………………%.
Belopa,……………………..

Pelaksana / Auditor

(……………………..)

STERILISASI
No. Dokumen :
No. Revisi : 00
DAFTAR
Tanggal terbit :
UPTD
TILIK
PUSKESMAS BELOPA
Halaman : 1/2

Tidak
No Uraian Kegiatan Ya Tidak
Berlaku
A. Metode Autoclave Rebus atau Kukus
1. Apakah petugas mempersiapkan dan bahan
2. Apakah petugas mengambil panci dengan penutup yang rapat?
3. Apakah petugas menaruh panci di tempat yang datar
berdekatan dengan alat pemanas?
4. Apakah petugas mengisi panci dengan alat yang akan
disterilkan?
5. Apakah petugas menambahkan air setinggi kurang lebih 2,5
cm di atas alat yang akan direbus?
6. Apakah petugas memastikan semua alat yg akan di rebus telah
di penuhi air?
7. Apakah petugas menutup rapat panci?
8. Apakah petugas memulai memanaskan air ?
9. Apakah petugas menghitung waktu saat air mulai mendidih
selama 20 menit, jangan tambahkan benda apapun ke dalam air
mendidih setelah penghitungan waktu mulai?
10
Apakah petugas merebus selama 20 menit?

11 Apakah petugas mencatat lama waktu perebusan di dalam


buku khusus?

Apakah petugas mengeringkan peralatan diangin-anginkan


12 sebelum digunakan atau disimpan?

13 Apakah petugas membuang sisa air?

14 Apakah petugas membereskan semua peralatan?

CR ................................................... %

Belopa.............................
Pelaksana / Auditor

(..................................... ...)

Anda mungkin juga menyukai