Anda di halaman 1dari 4

NEONATUS DENGAN

ASFIKSIA
No. Dokumen :
No. Revisi : 01
SOP TanggalTerbit :
Halaman : 1/4

UPTD dr. JeniArniHarli. T


PuskesmasPoasia NIP. 19780125 200803 2 001

1. Pengertian Kegagalan bernafas secara spontan dan teratur setelah segera lahir
2. Tujuan Sebagai acuan untuk dalam penatalaksanaan neonatus dengan asfiksia
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Poasia No. 060/PUSK/II/2019
tentang kebijakan klinis
4. Referensi Hidayat, A.Aziz Alimul.2006. Ketrampilan Dasar Praktik Klinik
kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Kamarullah, munir. Asfiksia neonatorum.http ://pjmpkt.tripod.com: 8
april 2008.
EkoKaryuni, Pamilih. 2007.Buku Saku Manajemen Masalah Bayi Baru
Lahir. Jakarta: EGC
5. Prosedur/ I. Persiapan alat dan bahan
langkah- Selimut hangat/tebal yang bersih/ popok serta kain penyeka muka.
langkah Sungkup no.1 untuk bayi cukup bulan dan no.0 untuk bayi kurang
bulan
Penghisap lendir.slym dan penekan lidah 1 set
Meja kering, bersih dan hangat
Pemotong dan pengikat talipusat 1 set
Timer (jam tangan yang ada detik)
Jelly
II. Langkah-langkah
1. Petugas melakukan inform consent
2. Petugas menggunakan APD
3. Petugas mencuci tangan
4. Petugas memakai handscoen
5. Petugas Melakukan Penanganan Umum
a. Keringkan bayi, ganti kain yang basah dan bungkus dengan kain
yang hangat yang kering.
b. Jika belum dilakukan, segera klem dan potong tali pusat
c. Letakan bayi ditempat keras dan hangat( dibawah radiant -
heater) untuk resusitasi
d. Kebijakan pedoman pencegahan infeksi dalam melakukan
tindakan perawatan dan resusitasi
6. Petugas Melakukan Resusitasi.
Perlunya resusitasi harus ditentukan sebelum akhir menit pertama
kehidupan. Indikator terpenting bahwa diperlukan resusitasi adalah
kegagalan nafas setelah bayi lahir.
7. Petugas Membuka jalan nafas/mengatur posisi bayi sebagai berikut:
Posisi bayi:
a. Terlentang
b. Kepala lurus dan sedikit tengadah/ekstensi( posisi mencium bau)

1/4
c. Bayi diselimuti, kecuaIi muka dan dada
d. Bersihkan jalan nafas dengan menghisap mulut lalu hidung, jika
terdapat darah/meconium dimulut atau hidung, hisap segera
untuk menghindari aspirasi.
Catatan : Jangan menghisap terlalu dalam ditenggorokan, karena
dapat mengakibatkan turunnya frekuensi pernapasan
e. Tetap jaga kehangatan tubuh bayi.
f. Nilai kembali keadaan bayi
 Jika bayi mulai menangis atau bernafas lanjutkan dengan asuhan
awal bayi baru lahir.
 Jika bayi tetap tidak bernafas lanjutkan dengan ventilasi.
8. Ventilasi bayi baru lahir.
a. Cek kernbali posisi bayi (kepala sedikit ekstensi)
b. Posisi sungkup dan cek perlekatannya
c. Pasang sungkup diwajah, menutupi pipi, mulut dan hidung
d. Rapatkan perlekatan sungkup dengan wajah
e. Remas balon dengan 2 jari atau seluruh tangan tergantung
besamya balon.
9. Ventilasi bayi jika perlekatan baik dan terjadi pengembangan dada.
Pertahankan frekuensi(sekitar 40x/menit) dan tekanan (amati dada
mudah naik dan turun).
a. Jika dada naik rnaka kemungkinan tekanan adekuat
b. Jika dada tidak naik:
 Cek kembali dan koreksi posisi bayi
 Reposisi sungkup untuk pelekatan lebih baik
 Remas balon lebih kuat untuk mukus, darah/mekonium
10. Lakukan ventilasi selama 1 menit, berhenti dan nilai apakah terjadi
nafas spontan
a. Jika pemafasan normal (frekuensi 30—60x/menit), tidak ada
tarikan dinding dada dan suara merintih dalam 1 menit, resusitasi
tidak diperlukan lanjutkan dengan asuhan awal bayi baru lahir.
b. Jika bayi belum bernafas atau nafas lemah, lanjutkan ventilasi
sampai nafas spontan terjadi.
11. Jika bayi mulai menangis, hentikan ventilasi dan amati nafas selama
5 menit setelah tangis berhenti. Jika pernafasan normal (frekwensi30
—60x/menit), tidak ada tarikan dinding dada dan suara merintih
dalam 1 menit resusitasi
a. Tidak diperlukan. Lanjutkan dengan asuhan awal bayi baru lahir.
b. Jika frekwensi 30x/menit, lanjutkan ventilasi.
c. Jika terjadi tarikan dinding dada yang kuat, ventilasi dengan
oksigen, jika tersedia, rujuk kekamar bayi atau tempat pelayanan
yang dituju.
12. Jika nafas sebelum teratur setelah 20 menit ventilasi:
a. Rujuk ke pelayanan yang dituju.
b. Selama dirujuk, jaga bayi tetap hangat dan berikan ventilasi jka
diperlukan.
13. Jika tidak ada usaha bernafas, megap-megap atau tidak ada nafas

2/4
setelah 20 menit ventilasi, hentikan ventilasi, bayi lahir mati, berikan
dukungan psikologis kepada Keluarga

6. BaganAlir Petugas melakukan inform consent

Petugas menggunakan APD

Petugas mencuci tangan

Petugas memakai handscoen

Petugas MelakukanPenangananUmum

Petugas MelakukanResusitasi.

Ventilasibayibarulahir.

Ventilasibayijikaperlekatanbaikdanterjad
ipengembangandada.Pertahankanfrekuen
si(sekita40x/menit)dantekanan (amati
dada mudahnaikdanturun).

Lakukanventilasiselama1 menit,
berhentidannilaiapakahterjadinafasspont
an

Jikabayimulaimenangis,
hentikanventilasidanamatinafasselama 5
menitsetelahtangisberhenti. Jikapernafasan
normal (frekwensi30—60x/menit),
tidakadatarikandinding dada
dansuaramerintihdalam 1 menitresusitasi

Jikanafasbelumteratursetelah20
menitventilasi:

Jikatidakadausahabernafas, megap-
megapatautidakadanafassetelah 20
menitventilasi, hentikanventilasi,
bayilahirmati,
berikandukunganpsikologiskepadaKeluarg
a
7. Hal-hal yang Menjaga suhu bayi
perlu

3/4
diperhatikan
8. Unit terkait PONED
9. Dokumenter Rawat Jalan, Buku Register Bayi,
kait
10. Rekamanhist NO Yang Diubah Isi Perubahan
TanggalMulaiDiberlaku
orisperubaha kan
n 1 Format SOP MengikutiPedoman Januari 2019
Tahun 2017
2 NamaPuskesmas PuskesmasPoasiam Januari 2019
enjadi UPTD

4/4

Anda mungkin juga menyukai